• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERILAKU SISWA SD NEGERI TENTANG PENGGUNAAN DAN BAHAYA KANTONG PLASTIK KRESEK DI KECAMATAN MEDAN JOHOR KOTA MEDAN TAHUN 2018 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PERILAKU SISWA SD NEGERI TENTANG PENGGUNAAN DAN BAHAYA KANTONG PLASTIK KRESEK DI KECAMATAN MEDAN JOHOR KOTA MEDAN TAHUN 2018 SKRIPSI"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERILAKU SISWA SD NEGERI TENTANG PENGGUNAAN DAN BAHAYA KANTONG

PLASTIK KRESEK DI KECAMATAN MEDAN JOHOR KOTA MEDAN

TAHUN 2018

SKRIPSI

Oleh

NUR JAMILAH NIM: 131000301

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2018

(2)

ANALISIS PERILAKU SISWA SD NEGERI TENTANG PENGGUNAAN DAN BAHAYA KANTONG

PLASTIK KRESEK DI KECAMATAN MEDAN JOHOR KOTA MEDAN

TAHUN 2018 SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh

NUR JAMILAH NIM: 131000301

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2018

(3)

Pernyataan Keaslian Skripsi

Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Perilaku Siswa SD Negeri Tentang Penggunaan Dan Bahaya Kantong Plastik Kresek Di Kecamatan Medan Johor Kota Medan” beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap karya saya ini.

Medan, November 2018

Nur Jamilah

(4)
(5)

Telah di uji dan dipertahankan Pada tanggal : 07 November 2018

TIM PENGUJI SKRIPSI

Ketua : dr. Devi Nuraini Santi, M.Kes Anggota : 1. dr. Surya Dharma, M.P.H

2. Dr. dr. Taufik Ashar, MKM

(6)

Abstrak

Kantong plastik merupakan plastik yang termasuk ke dalam jenis plastik LDPE (Low Density Polyethylene). Sifat LDPE ini kuat, tembus cahaya, fleksibel dan daya proteksi terhadap uap air tergolong baik. LDPE dapat didaur ulang tetapi sulit dihancurkan alami oleh alam sehingga dalam jangka panjang dapat

menimbulkan pencemaran bagi lingkungan. Tujuan penelitian untuk mengetahui Perilaku siswa SD Negeri tentang penggunaan dan bahaya kantong plastik kresek di Kecamatan Medan Johor Kota Medan tahun 2018. Jenis penelitian ini adalah penelitian bersifat deskriptif dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah terdiri dari siswa kelas IV,V, dan VI di SD Negeri 060930 dan SD Negeri 067259 Kecamatan Medan Johor Kota Medan yang berjumlah 418 orang siswa. Besar sampel adalah 81 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur responden tertinggi adalah 11 tahun yaitu 28 siswa (34,6%), sedangkan kelompok umur terendah adalah 10 tahun yaitu 26 siswa (32,1 %). Berdasarkan jenis kelamin yang tertinggi adalah perempuan dengan jumlah 48 siswa (59,3%) dan terendah yaitu laki – laki dengan jumlah 33 siswa (40,7%). Kategori tingkat pengetahuan berada pada kategori baik tetapi masih banyak siswa yang kurang dalam pengetahuan seperti pada pertanyaan tentang dampak bahaya yang di timbulkan oleh kantong plastik kresek dengan jawaban tidak tahu 71 siswa

(87,7%).Kategori sikap berada pada kategori baik tetapi masih banyak siswa yang kurang dalam sikap seperti pada pertanyaan kantong plastik kresek yang

digunakan sebagai kemasan makanan panas itu berbahaya bagi kesehatan dengan jawaban tidak setuju 78 siswa (96,3%).Kategori tindakan berada pada kategori kurang dilihat dari pertanyaan menyimpan dan menggunakan kembali kantong plastik kresek yang masih dipakai dengan jawaban tidak sebanyak 62 siswa (76,5%).Diharapkan kepada Kepala Sekolah agar menerapkan adanya penyuluhan serta media informasi lainnya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan kepedulian siswa agar mengurangi atau membatasi penggunaan kantong plastik kresek.

Kata Kunci: Karakteristik, Kantong Plastik, Perilaku Siswa

(7)

Abstrak

Plastic bags are plastics which are included in the type of plastic LDPE (Low Density Polyethylene). LDPE properties are strong, translucent, flexible and the protection of water vapor is good. LDPE can be recycled but is difficult to destroy naturally by nature so that in the long run it can cause pollution to the

environment. The purpose of reasearch to knowing was behavior of public elementary school students about use and danger of plastic bag crackers in Medan Johor District in 2018. This type of research is a descriptive study with cross sectional design. Population in this study consisted of students in grades IV, V, and VI in Public Elementary School 060930 and SD Negeri 067259 in Medan Johor District, Medan, totaling 418 students. The sample size is 81 students. The results showed that the highest respondent age was 11 years, namely 28 people (34.6%), while the lowest age group was 10 years, which was 26 student (32.1%).

Based on the highest gender, women were 48 (59.3%) and the lowest were men with a total of 33 student (40.7%). The knowledge level category is good category but there are still many students who are lacking in knowledge as in the question of the impact of hazards caused by plastic bags with answers not knowing 71 students (87.7%). The attitude category is good category but there are still many students who are lacking in attitudes such as the question of the plastic bag used as hot food packaging that is harmful to health with disagreeing answers of 78 students (96.3%). The action categories are category of less seen from the question of storing and reusing plastic bags which are still used with no answers as many as 62 students (76.5%). It is expected that the Principal will implement counseling and other information media to increase students' knowledge, attitudes and concerns in order to reduce or limit the use of plastic bags.

Keywords: Characteristics, Plastic Bags, Student Behavior

(8)

Kata Pengantar

Puji syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT, atas semua berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Perilaku Siswa SD Negeri Tentang Penggunaan Dan Bahaya Kantong

Plastik Kresek Di Kecamatan Medan Johor Kota Medan Pada Tahun 2018”

yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan.

Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan terima kasih setulusnya kepada:

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Mayarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. dr. Taufik Ashar, MKM selaku Ketua Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

4. Ir. Etti Sudaryati, M.K.M., Ph.D selaku Dosen Penasehat Akademik.

5. dr. Devi Nuraini Santi, M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam mendidik, membimbing dan

memberikan masukan, saran serta kritikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

(9)

6. dr. Surya Dharma, M.P.H selaku Dosen Penguji I dan Dr. dr. taufik Ashar, MKM selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan masukan, kritik dan saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

7. Seluruh Dosen dan Pegawai di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

8. Kepala Sekolah SD Negeri yang telah membantu penulis dalam proses pengumpulan data.

9. Orang tua saya tercinta, Abdullah Nasution dan Nur Asliana Hasibuan yang telah membesarkan, membimbing, mendidik, yang selalu senantiasa

memberikan doa kepada penulis.

10. Anwar Saleh Nasution dan Tongku Halomoan Nasution selaku adik penulis yang menjadi motivasi penulis untuk terus melanjutkan kuliah.

11. Zul fadli Rahim, Rahma Sri Indriani Hasibuan, Aslamiah Simatupang, Nur jannah, Ika Apriani, Nurlida Hayati, Rina herianti, Mei Intan, Rina Herianti selaku sahabat penulis yang telah membantu memberi semangat, dukungan, dan doa untuk menyelesaikan skripsi ini.

12. Terima kasih kepada Futri Wahyuni Nasution selaku teman seperjuangan dari SMA yang telah memberi semangat dan dukungan kepada penulis.

13. Terima kasih kepada teman – teman PBL yang telah memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

14. Nur Lida Hayati, Baqia Desi, Futri Wahyuni selaku teman – teman LKP penulis.

(10)

15. Teman-teman seperjuangan Kesehatan Lingkungan 2013 atas bantuan, semangat dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

16. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Terima kasih untuk bantuan dan semangatnya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki dan menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, November 2018

Nur Jamilah

(11)

Daftar Isi

Halaman Pernyataan i

Halaman Persetujuan ii

Abstrak iv

Abstract v

Kata Pengantar vi

Daftar Isi ix

Daftar Tabel xi

Daftar Gambar xii

Daftar Lampiran xiii

Daftar Istilah xiv

Riwayat Hidup xv

Pendahuluan

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 6

Tujuan Penelitian 7

Tujuan Umum 7

Tujuan Khusus 7

Manfaat Penelitian

Tinjauan Pustaka 8

Sampah 8

Pengertian 9

Jenis-jenis Sampah 9

Sumber-Sumber Sampah 13

Sampah Plastik 13

Cara Pembuangan 14

Pengolahan Sampah 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle) 17 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sampah Plastik 20 Faktor yang Mempengaruhi Pengolahan Sampah 21

Kantong Plastik Kresek 23

Pengertian 23

Jenis Plastik 25

Dampak Penggunaan Plastik 29

Perilaku 32

Pengetahuan 32

Sikap 35

Tindakan 37

(12)

Kerangka Konsep 38

Metode Penelitian 39

Jenis Penelitian 39

Lokasi dan Waktu Penelitian 39

Lokasi Penelitian 39

Waktu Penelitian 39

Populasi dan Sampel 39

Populasi Penelitian 39

Sampel Penelitian 40

Metode Pengumpulan Data 41

Data Primer 41

Data Sekunder 41

Defenisi Operasional 42

Aspek Pengukuran 42

Teknik Pengolahan dan Analisis Data 43

Teknik Pengolahan Data 43

Metode Analisis Data 44

Hasil Penelitian 45

Gambaran umum Lokasi Penelitian 45

Identitas Responden 45

Penggunaan kantong Plastik kresek 46

Pengetahuan 47

Sikap 50

Tindakan 52

Pembahasan 55

Umur dan Jenis Kelamin 55

Penggunaan kantong plastik Kresek 56

Pengetahuan 57

Sikap 58

Tindakan 60

Kesimpulan Dan Saran 62

Kesimpulan 62

Saran 62

Daftar Pustaka 64

Daftar Lampiran 66

(13)

Daftar Tabel

No Judul Halaman

1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

di Sekolah Dasar Negeri Medan Johor 45

2. Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Kantong

Plastik Kresek di Sekolah Dasar Negeri Medan Johor 46 3. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang

Kantong Plastik Kresek di Sekolah Dasar Negeri Medan Johor 47 4. Kategori Pengetahuan Kantong Plastik Kresek di Sekolah

Dasar Negeri Medan Johor 50

5. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap pada Kantong

Plastik Kresek di Sekolah Dasar Negeri Medan Johor 50 6. Kategori Sikap pada Kantong Plastik Kresek di Sekolah

Dasar Negeri Medan Johor 52

7. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan pada Kantong

Plastik Kresek di Sekolah Dasar Negeri Medan Johor 52 8. Kategori Tindakan pada Kantong Plastik Kresek di Sekolah

Dasar Negeri Medan Johor 54

(14)

Daftar Gambar

No Judul Halaman

9. Kerangka Konsep Penelitian 38

(15)

Daftar Lampiran

Lampiran Judul Halaman 1 Kuesioner Penelitian... ... 66 2 Master Data... ... 69 3 Hasil Pengolahan Data... ... 69 4 Surat Keterangan Selesai Penelitian 72 5 Dokumentasi Penelitian ... 74

(16)

Daftar Istilah

MDGs Milenium Development Goals SDGs Sustainable Development Goals

KLH Kementerian Negara Lingkungan Hidup PET Polietilen tereftalat

PVC Polivinil klorida PE Polietilen PP Polipropilen PS Polistirena PC Polikarbonat

WHO World Health Organization TPA Tempat Pembuangan Akhir LDPE Low Density Polyethylene HDPE High Density Polyethylene PVC Polyvinyl Chloride

(17)

Riwayat Hidup

Penulis bernama Nur jamilah berumur 24 tahun, dilahirkan di Gunung Manobot pada tanggal 14 Desember 1994. Penulis beragama Islam, anak pertama dari Tiga bersaudara dari pasangan Bapak Abdullah Nasution dan Ibu Nur Asliana Hasibuan.

Pendidikan formal penulis dimulai di SD Negeri 142560 Pintu Padang Julu Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2000-2006, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 4 Simangambat Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal tahun 2006-2009, Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Siabu Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal tahun 2009-2012.

Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara melalui dan mengambil peminatan Kesehatan Lingkungan.

Medan, November 2018

Nur jamilah

(18)

Pendahuluan

Latar Belakang

Milenium Development Goals (MDGs) telah membawa dampak positif terhadap sektor kesehatan dunia yang ditandai dengan meningkatnya kesadaran isu kesehatan global, meningkatnya alokasi anggaran kesehatan, serta menyatunya arah pembangunan kesehatan. Tahun 2015 telah berlalu, maka berakhirlah salah satu program pembangunan dunia yang dikenal dengan Milenium Development Goals (MDGs). Sebagai penggantinya maka diluncurkan suatu sistem

pembangunan baru yang bernama Sustainable Development Goals (SDGs) yang memiliki 17 Goals dan 169 target (Litbang Depkes RI, 2016).

Sustainable Development Goals (SDGs) diantaranya adalah goals ke dua belas yang berbunyi “Menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan”

dengan 11 target yang ingin dicapai, salah satu targetnya adalah “mengurangi produksi limbah secara substansi melalui pencegahan, pengurangan, daur ulang dan penggunaan kembali” yang terjadi di Dunia, khususnya di tempat-tempat yang sangat beresiko terjadinya pencemaran lingkungan karena penggunaan kantong plastik kresek yang berlebihan, misalnya di berbagai Negara - negara di Dunia.

Penggunaan kantong plastik yang berlebihan dapat berdampak buruk baik terhadap kesehatan maupun lingkungan. Secara kesehatan, kantong plastik ada yang mengandung dioxin yang bersifat karsinogenik. Jika dibakar, akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika proses

(19)

2

sangat berbahaya bila terhirup manusia. Secara lingkungan, kantong plastik memiliki tekstur dan sifat yang tidak dapat membusuk, tidak terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, tidak dapat berkarat, dan pada akhirnya menjadi

masalah bagi lingkungan. Saat terurai, partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air dalam tanah. Jika dibuang ke sungai, sampah kantong plastik dapat menyumbat aliran air yang berakibat pada pendangkalan sungai sehingga

berpotensi menyebabkan terjadinya banjir. Dibutuhkan waktu 500-1000 tahun bagi sampah plastik untuk dapat terdegradasi dengan sempurna oleh

mikroorganisme tanah. (Yustia, 2013).

Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia menyatakan

konsumsi plastik penduduk Indonesia setiap harinya mencapai 23.600 ton. Data tahun 2008 dari Deputi Pengendalian Pencemaran Kementerian Negara

Lingkungan Hidup (KLH) menyebutkan, setiap individu rata-rata menghasilkan 8 kilogram sampah dalam satu hari dengan kadar 15 persennya adalah plastik.

Dengan asumsi ada sekitar 220 juta penduduk di Indonesia, maka sampah plastik yang tertimbun mencapai 26.500 ton/hari, Masyarakat Indonesia kurang

mengetahui bahwa plastik berdampak buruk bagi kesehatan. Kemasan plastik tersebut yaitu Polietilen tereftalat (PET), Polivinil klorida (PVC), Polietilen (PE), Polipropilen (PP), Polistirena (PS), Polikarbonat (PC) dan Melamin. Diantara kemasan plastik tersebut, salah satu jenis yang cukup populer di kalangan masyarakat produsen maupun konsumen pada saat ini adalah jenis polistirena (BPOM, 2008). Dunia bisa menghasilkan sampah plastik dalam satu hari dengan

(20)

3

jumlah yang sangat besar. Konsumsi plastik di dunia sekitar 1 trilyun kantong plastik dalam satu tahunnya.

Data dunia pada tahun 2004, tingkat konsumsi plastik tertinggi di dunia adalah Eropa Barat (14,1 kg per kapita) dan Amerika Serikat (15,5 kg per kapita).

Menurut data kelautan research foundation, ribuan ton sampah plastik yang berasal dari AS mengapung di Samudera Pasifik, sampah - sampah plastik ini membunuh ribuan ton ikan dan merusak biota laut. Ribuan ton sampah plastik menjadi polutan yang mengancam pencemaran lingkungan di dunia (Silitonga, 2008). Beberapa negara sudah mempunyai dan melakukan usaha untuk

mengurangi penggunaan kantong plastik diantaranya, Denmark menerapkan pajak kepada usaha ritel sejak tahun 1994. Taiwan melarang penggunaan kantong plastik serta memberlakukan pajak kantong plastik sejak tahun 2003 dan menerapkan standar

Produksi kantong plastik yang aman bagi lingkungan. Jepang pada tahun 2006, mampu memeningkatkan pemanfaatan tingkat efektifitas sebanyak 72%

sampah plastik diolah dengan baik, 20% dari sampah plastik dikelola dengan mendaur ulang sedangkan 52% di bakar untuk tujuan pemulihan energi yaitu pembangkit listrik atau pembangkit tenaga panas. Hongkong mengkampanyekan

”No Plastic Bag Day” atau ”Hari Tanpa Kantong Plastik” sejak 2006. Singapura mengkampanyekan ”Bring Your Own Bag” atau ”Bawa Kantong Anda Sendiri”

sejak April 2007, konsumen harus mengeluarkan biaya tambahan jika

menggunakan kantong plastik sehingga menurunnya konsumsi kantong plastik sampai dengan 60%. Belanda hanya memperbolehkan toko ritel non makanan

(21)

4

yang memberikan kantong plastik secara gratis sedangkan untuk toko ritel makanan harus mengenakan biaya ekstra bagi konsumen yang menginginkan kantong plastik. Belgia menerapkan pajak kepada usaha ritel atas kantong plastik sejak tahun 2007. China mengenakan sanksi kepada usaha ritel yang memberikan kantong plastik secara gratis sejak bulan Juni 2008. India menerapkan pelarangan penggunaan kantong plastik serta penerapan pajak kantong plastik pada usaha ritel sejak januari 2009 serta kriteria standar untuk produksi kantong plastik yang aman bagi lingkungan (Amhariputra, 2014).

Sampah menjadi masalah penting saat ini, terutama untuk kota-kota besar yang padat penduduknya. Bahkan sampah bisa menjadi persoalan krusial, jika tidak ditangani serius. Sebab dampaknya bisa mengganggu infrastruktur kota, termasuk kerawanan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup.

Masyarakat Indonesia kurang mengetahui bahwa plastik berdampak buruk bagi kesehatan. Kemasan plastik tersebut yaitu Polietilen tereftalat (PET),

Polivinil klorida (PVC), Polietilen (PE), Polipropilen (PP), Polistirena (PS), Polikarbonat (PC) dan Melamin. Diantara kemasan plastik tersebut, salah satu jenis yang cukup populer di kalangan masyarakat produsen maupun konsumen pada saat ini adalah jenis polistirena (BPOM, 2008).

Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Jakarta tahun 2005 (BBPOM), mengungkapkan bahwa zat-zat pengawet mayat (formalin) juga ditemukan pada plastik kemasan makanan. Pengemas berbahan dasar resin atau plastik rata-rata mengandung 5 ppm formalin. Formalin pada plastik merupakan senyawa-senyawa yang secara inheren terkandung dalam bahan ini.

(22)

Beberapa tahun terakhir sering terjadi banjir diberbagai daerah di Indonesia yang akan berdampak kepada timbulnya beberapa penyakit seperti diare, kolera, dan penyakit kulit. Hal ini terjadi karena masih banyak masyarakat yang membuang sampah plastik sembarangan kesungai, dimana sampah kantong plastik dapat menyumbat saluran perairan, mempercepat proses pendangkalan sungai dan dapat merusak turbin sebagai alat pengendali badan air.

Ketidaktahuan sebagian besar masyarakat Indonesia membuat penggunaan plastik terus meningkat di dalam kehidupan sehari-hari.

Kecendrungan pengurangan penggunaan kantong plastik belum banyak terjadi di Indonesia. Salah satu program penangan masalah persampahan adalah prinsip Reduse dan Reuse. Dimana program tersebut menjalankan prinsip Reduce yaitu suatu konsep mengurangi pemakaian, minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan. Reuse yaitu Re-use (memakai kembali) sebisamungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.

(Hadiwiyoto, 1983).

Kondisi ini memunculkan suatu wacana dimana kantong plastik yang biasa digunakan konsumen di pasaran diganti dengan tas belanja yang dibawa sendiri oleh konsumen dari rumah yang lebih ramah lingkungan. Konversi

penggunaan Tas belanja sebagai pengganti kantong plastik sudah sering dilakukan aktivis peduli lingkungan.

(23)

6

Kampanye ini tentu saja mengalami beberapa hambatan seperti kurangnya tingkat kesadaran masyarakat, ketidaktahuan Masyarakat mengenai bahaya

kantong plastik, serta pihak pedagang/toko/retailer menyediakan kantong plastik secara gratis sebagai salah suatu upaya promosi. Tas belanja ini lebih menekankan pada fungsi penggunaan tas yang berulang-ulang (reuse) dalam jangka waktu yang panjang, sehingga mengurangi volume sampah kantong plastik yang merupakan prinsip reduce.

Berdasarkan hasil survey pendahuluan peneliti dengan beberapa siswa SD Negeri yang ada di kota Medan khususnya dikecamatan Medan Johor, kantong plastik kresek disukai karena meiliki sifat praktis, ringan, dan mudah didapat.

Penggunaan plastik dalam kehidupan kita sehari-hari seperti pada saat berbelanja kita diberi kantong plastik sebagai tempat untuk menaruh belanjaan secara cuma- cuma, harganya yang relatif murah membuat pengelola toko memilih plastik sebagai media kemasan untuk menaruh barang belanjaan konsumen.

Hal diatas melatar belakangi ketertarikan penulis untuk mengambil judul analisis perilaku siswa SD Negeri tentang penggunaan dan bahaya kantong plastik kresek di kecamatan Medan Johor kota Medan.

Rumusan Masalah

Penggunaan kantong plastik kresek yang tinggi dan sudah menjadi

kebiasaan gaya hidup bagi masyarakat. Adanya kenyataan bahwa kantong plastik kresek merupakan salah satu ancaman besar bagi kesehatan dan lingkungan kita, dikarenakan dalam proses pembuatannya telah dicampurkan berbagai macam bahan kimia yang berbahaya. Kantong plastik sekali pakai juga menjadi ancaman

(24)

pencemaran lingkungan karena bila dibuang di sembarang tempat bisa

menyumbat saluran air seperti selokan, sungai dan juga membutuhkan waktu yang lama untuk dapat terurai.

Tujuan Penelitian

Tujuan umum. Mengetahui perilaku siswa SD Negeri tentang

penggunaan dan bahaya kantong plastik kresek di Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2018.

Tujuan khusus.

1. Mengetahui pengetahuan Siswa SD Negeri tentang penggunaan dan bahaya kantong plastik kresek terhadap lingkungan

2. Mengetahui sikap Siswa SD Negeri tentang peggunaan dan bahaya kantong plastik kresek terhadap lingkungan

3. Mengetahui tindakan Siswa SD Negeri tentang penggunaan dan bahaya kantong plastik kresek terhadap lingkungan

Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan untuk masyarakat khususnya di kalangan siswa SD Negeri, agar mengetahui bahaya penggunaan kantong plastik kresek, sehingga timbul kesadaran untuk meminimalisir penggunaanya atau mengganti dengan bahan yang lebih aman.

2. Menambah wawasan dan pengalaman bagi penulis.

3. Sebagai bahan referensi untuk penulis lain yang ingin meneliti tentang analisis perilaku Siswa SD Negeri tentang penggunaan dan bahaya kantong plastik kresek.

(25)

8

Tinjauan Pustaka

Sampah

Pengertian sampah. Sampah adalah setiap bahan/material yang untuk sementara tidak dapat di pergunakan lagi dan harus dibuang atau dimusnahkan.

Defenisi ini pada dasarnya belum baku, disebabkan banyak sampah organik masih mungkin digunakan kembali/pendaur ulangan (re-using), walaupun akhirnya akan tetap merupakan bahan/material yang tak dapat digunakan kembali (Dainur 1995).

Sampah adalah sesuatu bahan dan benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan, sampah adalah (waste) adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak

dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan sendirinya.

Batasan ini jelas bahwa sampah adalah merupakan hasil suatu kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna. Sehingga bukan semua benda padat yang tidak digunakan dan dibuang disebut sampah, misalnya: benda- benda alam, benda-benda yang keluar dari bumi akibat dari gunung meletus, banjir pohon dihutan yang tumbang akibat angin ribut, dan sebagainya.

Dengan demikian sampah mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut:

(26)

a. Adanya sesuatu benda atau bahan padat.

b. Adanya hubungan langsung/tak langsung dengan kegiatan manusia.

c. Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi.

Sampah merupakan hasil suatu kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna. Berdasarkan jenisnya, sampah terbagi 3 yaitu sampah padat, sampah cair, dan sampah dalam bentuk gas (fuume, noke). Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2006).

Undang-Undang Pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun 2008 menyatakan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat.

Jenis sampah. Jenis sampah terdiri atas:

1. Sampah berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya sampah anorganik

a. Sampah Anorganik

Sampah anorganik adalah sampah yang umumnya tidak dapat membusuk, misalnya : logam/besi, pecahan gelas, plastik dan sebagainya.

b. Sampah Organik

(27)

10

Sampah organik adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk, misalnya : sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan dan

sebagainya.

2. Sampah berdasarkan dapat dan tidaknya terbakar

3. Sampah yang mudah terbakar, misalnya : kertas, karet, kayu, plastik, kain bekas dan sebagainya.

4. Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya: kaleng-kaleng bekas,

besi/logam bekas, pecahan gelas, kaca, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).

5. Sampah berdasarkan karakteristiknya 6. Abu (Ashes)

Merupakan sisa pembakaran dari bahan yang mudah terbakar, baik di rumah, di kantor maupun industri.

7. Sampah Jalanan (Street Sweeping) Berasal dari pembersihan jalan dan trotoar, terdiri dari kertas-kertas, kotoran dan daun-daunan.

8. Bangkai Binatang (Dead Animal)

Yaitu bangkai binatang yang mati karena bencana alam, penyakit atau kecelakaan.

9. Sampah pemukiman (Household refuse)

Yaitu sampah campuran yang berasal dari daerah perumahan.

10. Bangkai Kendaraan (Abandoned vehicles)

Yang termasuk jenis sampah ini adalah bangkai mobil, truk, kereta api, satelit, kapal laut dan alat transportas lainnya.

11. Sampah industri

(28)

Terdiri dari sampah padat yang berasal dari industri pengolahan hasil bumi, tumbuh-tumbuhan dan industri lainnya.

12. Sampah hasil penghancuran gedung/bangunan (Demolotion waste) Yaitu sampah yang berasal dari perombakan gedung/bangunan.

13. Sampah dari daerah pembangunan

Yaitu sampah yang berasal dari sisa pembangunan gedung, perbaikan dan pembaharuan gedung. Sampah dari daerah ini mengandung tanah batu- batuan, potongan kayu, alat perekat, kertas dan lain-lain.

14. Sampah Padat Pada Air Buangan (Sewage Solid)

Sampah yang terdiri dari benda yang umumnya zat organik hasil saringan pada pintu masuk suatu pusat pengolahan air buangan.

15. Sampah Khusus

Yaitu sampah yang memerlukan penanganan khusus dalam pengelolaannya, misalnya kaleng cat, film bekas, zat radioaktif dan zat yang toksis. (Mukono, 2006).

Sumber-sumber sampah. Sumber-sumber sampah berasal dari:

a. Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes) Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah tangga yang sudah dipakai dan dibuang, seperti sisa-sisa makanan baik yang sudah dimasak atau belum, bekas pembungkus baik kertas, plastik, daun, dan sebagainya,

pakaian-pakaian bekas, bahan-bahan bacaan, perabot rumah tangga, daun- daunan dari kebun atau taman.

(29)

12

b. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum sampah ini berasal dari tempat tempat umum, seperti pasar, tempat tempat hiburan, terminal bus, stasiun kereta api, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas, plastik, botol, daun, dan sebagainya.

c. Sampah yang berasal dari perkantoran

Sampah ini dari perkantoran baik perkantoran pendidikan, perdagangan, departemen, perusahaan, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas-kertas, plastik, karbon, klip dan sebagainya. Umumnya sampah ini bersifat

anorganik, dan mudah terbakar (rubbish).

d. Sampah yang berasal dari jalan raya

Sampah ini berasal dari pembersihan jalan, yang umumnya terdiri dari:

kertas-kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban, onderdil- onderdil kendaraan yang jatuh, daun-daunan, plastik, dan sebagainya.

e. Sampah yang berasal dari industri (industrial wastes)

Sampah ini berasal dari kawasan industri, termasuk sampah yang berasal dari pembangunan industri, dan segala sampah yang berasal dari proses produksi, misalnya : sampah-sampah pengepakan barang, logam, plastik, kayu,

potongan tekstil, kaleng, dan sebagainya.

f. Sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan

Sampah ini sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian misalnya: jerami, sisa sayur-mayur, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah, dan sebagainya.

g. Sampah yang berasal dari pertambangan

(30)

Sampah ini berasal dari daerah pertambangan, dan jenisnya tergantung dari jenis usaha pertambangan itu sendiri, maisalnya: batu-batuan, tanah/cadas, pasir, sisa-sisa pembakaran (arang), dan sebagainya.

h. Sampah yang berasal dari petenakan dan perikanan

Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan ini, berupa : kotoran- kotoran ternak, sisa-sisa makanan bangkai binatang, dan sebagainya (Notoatmojo, 2003).

Sampah Plastik

Plastik merupakan kemasan makanan yang sangat populer dan menjadi pilihan bagi konsumen. Sejak ditemukan oleh seorang peneliti dari Amerika Serikat pada tahun 1968 yang bernama John Wesley Hyatt, plastik menjadi pilihan bagi dunia industry dan berkembang secara luar biasa penggunaannya dari hanya beberapa ratus ton pada tahun 1930-an, menjadi 220 juta ton/tahun pada tahun 2005 (Kadir, 2012).

Plastik mempunyai karakteristik mudah dibentuk, tahan lama (durable), dan dapat mengikuti trend permintaan pasar. Plastik telah mampu menggeser kedudukan bahan-bahan tradisional dimana permintaan dari tahun ketahunnya selalu menunjukkan peningkatan. Kelebihan dari kemasan plastik yang ringan, fleksibel, multiguna, kuat, tidak berkarat, dapat diberi warna dan harganya yang murah seakan membutakan masyarakat tentang dampak yang ditimbulkan, seperti terjadinya perpindahan zat-zat penyusun dari plastik ke dalam makanan, terutama jika makanan tersebut tidak cocok dengan plastik yang mengemasnya. Zat-zat

(31)

14

penyusun tersebut cukup tinggi potensinya untuk menimbulkan penyakit kanker pada manusia (Koswara, 2006).

Data statistik persampahan domestik Indonesia menyebutkan jenis sampah plastik menduduki peringkat kedua sebesar 5,4 juta ton per tahun atau 14 persen dari total produksi sampah. Dengan demikian, plastik telah mampu menggeser sampah jenis kertas yang tadinya di peringkat kedua menjadi peringkat ketiga dengan jumlah 3,6 juta ton per tahun atau 9 persen dari jumlah total produksi sampah (Indonesia Solid Waste Association, 2013).

Cara pembuangan/pemusnahan sampah. Sampah organik maupun anorganik yang belum mampu didaur ulang dengan teknologi yang ada, tentunya harus dibuang atau dimusnahkan. Cara pembuangan sampah, antara lain :

1. Pembuangan sampah di tanah terbuka.

Cara ini biasanya dilakukan dengan memperhatikan resiko-resiko akibat pencemaran lingkungan oleh sampah tersebut. Cara ini disebut juga sanitary landfill: sampah ditumpuk serta diratakan diareal tanah tempat pembuangan.

Dianjurkan daerah yang terletak jauh dari pemukiman penduduk, yaitu

berjarak sekitar 10-15 km. Sampah yang telah diratakan kemudian dipadatkan dan ditimbun dengan lapisan pasir setinggi 15 cm, atau dengan tanah setinggi 15 cm. Tujuannya agar timbunan sampah tidak mudah terjangkau oleh binatang, terutama oleh binatang pengesat seperti tikus dan sebagainya, dan juga agar jasad renik dalam timbunan sampah dapat berkembang biak untuk memungkinkan proses dekomposisi (penghancuran) sampah.

(32)

2. Modifikasi cara pertama.

Sampah ditanam dalam tanah, dengan menggali tanah, sampai kedalaman yang dibutuhkan, selanjunya sampah ditumpuk dan diratakan dalam lobang galian tersebut. Kemudian sampah dipadatkan, dan ditimbun dengan pasir demikian seterusnya sampai lobang galian menjadi penuh. Dengan modifikasi diatas, dekomposisi sampah akan berlangsung lebih cepat dan lebih mudah, sehingga pelapukan sampah (terutama sampah organik) semakin cepat terjadi.

Setelah beberapa saat lamanya, pelapukan telah berlangsung sempurna, dan areal tersebut dapat digunakan kembali untuk pembuangan sampah

berikutnya.

3. Pembuangan sampah secara “composting” :

Sampah ditumbuk pada tempat tertentu dengan persyaratan sama seperti cara 1 dan, selanjutnya tanpa diratakan dan dipadatkan, sampah ditimbun dengan pasir setinggi 15 cm. Hasil dekomposisi sampah dapat berupa pupuk

(fertilizer) yang dikenal dengan pupuk hijau dan sebagainya. Cara 1 dan 2 biasanya dilakukan untuk pembuangan sampah besar-besaran, sehingga memerlukan areal tanah cukup luas dan berbagai perlengkapan. Hal tersebut tentunya memerlukan biaya yang cukup besar. Tetapi areal tanah yang telah ditimbun dapat dimanfaatkan untuk areal pemukiman dan perkantoran, setelah areal tersebut cukup padat memenuhi persyaratan teknis bangunan tertentu. Cara ketiga, juga merupakan cara pembuangan/pemusnahan sampah secara besar-besaran yang dapat menghasilkan manfaat sampingan berupa

(33)

16

kompos (pupuk hijau), namun upaya tersebut masih tergantung pada penyediaan area pembuangan untuk menghasilkan pupuk tersebut.

4. Pembakaran sampah

Cara ini bertujuan menyusutkan volume sampah. Sampah dibakar sempurna, dapat dilakukan secara kecil-kecilan dirumah tangga. Namun cara ini dapat menimbulkan bahaya kebakaran, pencemaran udara dan sebagainya.

Pembakaran sampah besar-besaran dapat dilakukan dengan sistem

incinerator. Sampah dibakar dalam tungku pembakar pada suhu yang tinggi, sehingga pembakaran berlangsung sempurna. Cara ini tergolong mahal, karen itu lazim dipergunakan untuk pemusnahan sampah diperkotaan (Dainur 1995).

Pembuangan akhir sampah diatas permukaan tanah, apabila tidak dilakukan dengan perencanaan yang baik serta pengawasan pada lokasi landfill akan menimbulkan permasalahan pada daerah sekitarnya. Agar pembuangan sampah tidak menimbulkan permasalah maka, menurut Azwar (1979) tempat pembuangan sampah harus memenuhi syarat yaitu :

a. Tidak dekat dengan sumber air minum atau sumber lain yang dipergunakan manusia (mandi, mencuci dan sebagainya).

b. Tidak pada tempat yang sering terkena banjir

c. Di tempat yang jauh dari tempat yang tinggi manusia, jarak yang dipakai sebagai pedoman adalah sekitar 2 km dari perumahan penduduk atau sekitar 15 km dari laut (Dainur, 1995).

(34)

Pengelolaan sampah. Menurut Reksosoebroto (1985) dalam Efrianof (2001) pengelolaan sampah sangat penting untuk mencapai kualitas lingkungan yang bersih dan sehat, dengan demikian sampah harus dikelola dengan sebaik- baiknya sedemikian rupa sehingga hal-hal yang negatif bagi kehidupan tidak sampai terjadi. Dalam ilmu kesehatan lingkungan, suatu pengelolaan sampah dianggap baik jika sampah tersebut tidak menjadi tempat berkembangbiaknya bibit penyakit serta sampah tersebut tidak menjadi media perantara menyebar luasnya suatu penyakit. Syarat lainnya yang harus terpenuhi dalam pengelolaan sampah ialah tidak mencemari udara, air, dan tanah, tidak menimbulkan bau (segi estetis), tidak menimbulkan kebakaran dan lain sebagainya.

Pengolahan sampah 3R (reduce, reuse, recycle). Tingkat kerusakan lingkungan menjadi salah satu faktor penting yang menentukan tinggi rendahnya risiko bencana di suatu kawasan, terutama di Negera-negara kepulauan seperti Indonesia. World Risk Report mencatat sepanjang 2002 hingga 2011, telah terjadi 4.130 bencana di seluruh dunia yang mengakibatkan lebih dari 1 juta meninggal dunia dan kerugian material mencapai US$1,195 triliun. Laporan Risiko Dunia ini juga membuat World Risk Index (Indeks Risiko Dunia) yang memeringkatkan 173 negara berdasarkan risiko menjadi korban bencana sebagai akibat dari bencana alam.

Hal ini menunjukkan bahwa makhluk hidup khususnya merupakan pihak yang selalu memanfaatkan lingkungan hidupnya, baik dalam hal respirasi, pemenuhan kebutuhan pangan, papan dan lain-lain. Dan, manusia sebagai makhluk yang paling unggul di dalam ekosistemnya, memiliki daya dalam

(35)

18

mengkreasi dan mengkonsumsi berbagai sumber-sumber daya alam bagi

kebutuhan hidupnya. Kerusakan lingkungan yang terjadi juga didominasi dengan sampah- sampah yang tidak sepenuhnya dapat diolah oleh masyarakat Indonesia.

Untuk itu perlu adanya kesadaran dari masyarakat untuk mencegah

peningkatan kerusakan lingkungan ini. Penerapan sistem 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle) menjadi salah satu solusi dalam menjaga lingkungan di sekitar kita yang murah dan mudah untuk dilakukan di samping mengolah sampah menjadi kompos atau meanfaatkan sampah menjadi sumber listrik (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah).

Selain itu, penerapan 3R ini juga dapat dilakukan oleh setiap orang dalam kegiatan sehari-hari. 3R terdiri dari Reuse, Reduce, dan Recycle. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang)

sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.

1. Reduce

Reduce berarti kita mengurangi penggunaan bahan-bahan yang bisa merusak lingkungan. Reduce juga berarti mengurangi belanja barang-barang yang anda tidak “terlalu” di butuhkan seperti baju baru, aksesoris tambahan atau apa pun yang intinya adalah pengurangan kebutuhan. Kurangi juga penggunaan kertas tissue dengan sapu tangan, kurangi penggunaan kertas di kantor dengan print preview sebelum mencetak agar tidak salah, baca koran online, dan lainnya.

Contoh kegiatan reduce sehari-hari:

(36)

a. Memilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang.

b. Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar.

c. Menggunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya alat tulis yang bisa diisi ulang kembali.

d. Mengurangi penggunaan bahan sekali pakai.

e. Menggunakan email (surat elektronik) untuk berkirim surat 2. Reuse

Reuse sendiri berarti pemakaian kembali seperti contohnya memberikan baju- baju bekas anda ke yatim piatu. Tapi yang paling dekat adalah memberikan baju yang kekecilan pada adik atau saudara anda, selain itu baju-baju bayi yang hanya beberapa bulan dipakai masih bagus dan bisa diberikan pada saudara yang membutuhkan. Contoh kegiatan reuse sehari-hari:

a. Memilih wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau berulang-ulang. Misalnya, menggunakan sapu tangan dari pada menggunakan tissue, menggunakan tas belanja dari kain dari pada menggunakan kantong plastik

b. Menggunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.

c. Menggunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis.

3. Recycle

Recycle adalah mendaur ulang barang. Paling mudah adalah mendaur ulang sampah organik di rumah anda, menggunakan bekas botol plastik air minum

(37)

20

atau apapun sebagai pot tanaman, sampai mendaur ulang kertas bekas untuk menjadi kertas kembali. Daur ulang secara besar-besaran belum menjadi kebiasaan di Indonesia. Tempat sampah yang membedakan antara organik dan non-organik saja tidak jalan. Malah akhirnya lebih banyak gerilyawan lingkungan yang melakukan daur ulang secara kreatif dan menularkannya pada banyak orang dibandingkan pemerintah. Contoh kegiatan recycle sehari- hari:

a. Memilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai.

b. Mengolah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali.

c. Melakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos.

d. Lakukan pengolahan sampah non organik menjadi barang yang bermanfaat dan bahkan memiliki nilai jual (Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Madiun, 2015).

Faktor-faktor yang mempengaruhi sampah plastik. Sampah, baik kuantitas maupun kualitasnya sangat dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Beberapa faktor yang penting antara lain adalah :

a. Jumlah penduduk. Dapat dipahami dengan mudah bahwa semakin banyak penduduk, semakin banyak pula sampahnya, pengolah sampah ini berpacu dengan laju pertambahan penduduk.

b. Keadaan sosial ekonomi. Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, semakin banyak jumlah per kapita sampah yang dibuang kualitas

sampahnyapun semakin banyak bersifat tidak dapat membusuk perubahan kualitas sampah ini, tergantung pada bahan yang tersedia, peraturan yang

(38)

berlaku serta kesadaran masyarakat akan persoalan persampahan. Kenaikan kesejahteraan ini pun akan meningkatkan kegiatan konstruksi dan

pembaharuan bangunan-bangunan, trasportasipun bertambah, dan produk pertanian, industri, dan lain-lain akan bertambah dengan konsekuensi bertambahnya volume dan jenis sampah.

c. Kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas sampah, karena pemakaian bahan baku yang semakin beragan, cara pengepakan dan produk manufaktur yang semakin beragam pula.

Faktor- faktor yang mempengaruhi pengelolaan sampah. Kenyataan yang ada saat ini, sampah menjadi sulit dikelola oleh karena berbagai hal : 1. Pesatnya perkembangan teknologi, lebih cepat dari kemampuan masyarakat

untuk mengelola dan memahami masalah persampahan

2. Meningkatnya tingkat hidup masyarakat yang tidak disertai dengan keselarasan pengetahuan tentang persampahan

3. Meningkatnya biaya operasi, pengelolaan dan konstruksi di segala bidang termasuk bidang persampahan

4. Kebiasaan pengelolaan sampah yang tidak efisien, tidak benar, menimbulkan pencemaran air, udara dan tanah, sehingga juga memperbanyak populasi vector pembawa penyakit seperti lalat dan tikus

5. Kegagalan dalam daur ulang maupun pemanfaatan kembali barang bekas juga ketidakmampuan masyarakat dalam memelihara barangnya sehingga cepat rusak, ataupun produk manufaktur yang sangat rendah mutunya, sehingga cepat menjadi sampah pengolahan tahap akhir :

(39)

22

a. Sanitary landfill (penimbunan berlapis) b. Incenaration (pembakaran)

c. Open dumping 6. Pengolahan tahap awal :

a. Reduce (mengurangi)

b. Reuse (menggunakan kembali) c. Recycle (mendaur ulang)

7. Semakin sulitnya mendapatkan lahan sebagai Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, selain tanah serta formasi tanah yang tidak cocok bagi pembuangan sampah juga terjadi kompetisi yang semakin rumit akan penggunaan tanah

8. Semakin banyaknya masyarakat yang berkeberatan bahwa daerahnya dipakai sebagai tempat pembuangan sampah

9. Kurangnya pengawasan dan pelaksanaan peraturan

10. Sulitnya menyimpan sampah sementara yang cepat busuk, karena cuaca yang semakin panas

11. Sulitnya mencari partisipasi masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya dan memelihara kebersihan

12. Pembiayaan yang tidak memadai, mengingat bahwa sampai saat ini kebanyakan sampah dikelola oleh pemerintah

13. Pengelolaan sampah di masa lalu dan saat sekarang kurang memperhatikan faktor non teknis dan non teknis seperti partisipasi masyarakat dan

(40)

penyuluhan tentang hidup sehat dan bersih menjadi pupuk (Notoatmodjo, 2011).

Kantong Plastik Kresek

Pengertian. Kantong plastik merupakan plastik yang termasuk ke dalam jenis plastik LDPE (Low Density Polyethylene) sifat LDPE ini kuat, tembus cahaya, fleksibel dan daya proteksi terhadap uap air tergolong baik. LDPE dapat didaur ulang tetapi sulit dihancurkan alami oleh alam sehingga dalam jangka panjang dapat menimbulkan pencemaran bagi lingkungan.

Kantong plastik terbuat dari penyulingan gas dan minyak yang disebut ethylene. Kantong plastik yang beredar di masyarakat memiliki bagian ukuran dari mulai 15 cm, 17 cm, 24 cm, 28 cm, 40 cm hingga 50 cm dengan ketebalan 0,01 mm dan 0,03 mm. Kantong plastik pun memiliki berbagai warna yaitu hitam, putih, biru, merah, kuning, merah putih dan hitam putih

Kantong plastik pada umumnya berbahaya bagi lingkungan, kantong plastik berwarna memiliki ketebalan yang lebih tipis dibandingkan kantong plastik berwarna hitam. Sehingga, kantong plastik berwarna lebih memungkinkan untuk hancur degan cepat dibandingkan kantong plastik hitam. Tetapi, dalam kehidupan sehari-hari kantong plastik yang sangat sering digunakan oleh masyarakat adalah kantong plastik hitam karena lebih kuat, ini disebabkan karena kandungan zat kimia dan pewarna yang tedapat pada kantong plastik hitam lebih banyak dibandingkan kantong plastik berwarna, sehingga kantong plastik hitam tidak mudah robek dan sangat berbau plastik. Kantong plastik yang paling sering digunakan adalah kantong keresek hitam, sehingga kantong plastik jenis ini yang

(41)

24

paling banyak menumpuk di tempat sampah. Kantong plastik dapat mencemari lingkungan karena kandungan zat kimia yang terdapat pada kantong plastik ini dapat diserap lingkungan (Rinrin, 2009).

Dilihat dari sifatnya, plastik dapat dibagi menjadi dua (Saptono, 2008) : 1. Plastik Termoset

Jenis plastik ini mengalami perubahan yang bersifat irreversible. Pada suhu tinggi jenis plastik termoset berubah menjadi arang. Hal ini disebabkan struktur kimianya bersifat 3 dimensi dan cukup kompleks. Pemakaian termoset dalam industri pangan terutama untuk membuat tutup botol. Plastik tidak akan kontak langsung dengan produk karena tutup selalu diberi lapisan perapat yang

sekaligus berfungsi sebagai pelindung. Contohnya poliviniliden klorida (PVdC), akrilik yang sering digunakan untuk botol-botol minuman, politetra fluoroetilen (PTFE) yang terdapat pada peralatan dapur seperti Teflon dan Ediblefilm dari amilosa pati jagung untuk kemasan permen dan sosis yang dapat dimakan.

2. Plastik Termoplastik

Sebagian besar polimer yang dipakai untuk mengemas atau kontak dengan bahan makanan adalah jenis termoplastik. Plastik ini dapat menjadi lunak jika dipanaskan dan mengeras lagi setelah dingin. Hal ini dapat terjadi berulang - ulang tanpa terjadi perubahan khusus. Termoplastik termasuk turunan etilena 15 (CH2 = CH2). Dinamakan plastik vynil karena mengandung gugus vynil (CHz=CHz) atau polyolefin. Salah satu contohnya adalah plastik kresek.

(42)

Jenis plastik. Menurut victor (2012) secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua jenis, yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan bersifat thermoset. Tetapi, plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah bentuk thermoplastic.

1. Thermoplastic

Merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang atau dicetak lagi dengan proses pemanasan ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS), polikarbonat (PC).

2. Thermoset

Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur ulang atau dicetak lagi.

Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya.

Contoh: resin epoksi, bakelit, resin melamin, urea-formaldehida.

Untuk memudahkan proses daur ulang maka plastik dibagi kembali menjadi beberapa jenis dengan diberikan nomor pada tiap-tiap jenis plastiknya.

Kode plastik terdiri atas nomor 1 sampai dengan 7 yang terletak di tengah segitiga panah. Simbol kode ini didesain oleh Society of the Plastics Industry (SPI) tahun 1988. Pengkodean plastik bertujuan untuk:

1. Memudahkan kosumen dan pedaur ulang dalam menyortir jenis plastik yang akan didaur ulang.

2. Menyediakan sistem pengkodean plastik yang seragam bagi produsen plastik.

Kandungan kimia yang terdapat pada plastik : 1. PETE (Polyethylene Terephthalate)

(43)

26

Merupakan resin polyester yang tahan lama, kuat, ringan dan mudah dibentuk ketika panas. Biasanya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 1 ditengahnya dan tulisan PETE dibawah segitiga.

a. PETE dapat ditemukan pada botol minuman, botol soda, botol minyak goreng, kemasan makanan, dan digunakan untuk botol plastik yang jernih atau trasparan.

b. Tidak disarankan untuk mewadahi pangan dengan suhu > 60° C, hal ini akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik.

2. HDPE ( High Density Polyethylene)

Merupakan resin yang kuat dan kaku yang berasal dari minyak bumi. HDPE dapat ditemukan pada botol susu, botol detergen, galon air minum, botol obat, botol oli mesin, botol shampoo, botol sabun cair, dan botol sabun bayi.

a. Plastik dengan label nomor 2 dapat didaur-ulang.

b. HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya.

c. HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras hingga semi fleksibel, buram, lebih tahan terhadap bahan kimia, dan kelembapan.

3. PVC (Polyvinyl Chloride)

Tertera logo daur ulang dengan angka 3 di tengahnya, dan merupakan jenis plastik yang paling sulit didaur ulang.

(44)

a. PVC ini merupakan resin yang keras yang tidak terpengaruh oleh zat kimia lain.

b. PVC dapat dijumpai pada tanda lalu lintas, kabel listrik, botol pembersih kaca, pipa air, dan kemasan makanan cepat saji.

4. LDPE (Low Density Polyethylene)

a. Tertera logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya.

b. Sifat dari jenis plastik LDPE adalah kuat, fleksibel, kedap air tetapi tembus cahaya.

c. Plastik berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.

d. LDPE adalah plastik yang mudah dibentuk ketika panas, yang terbuat dari minyak bumi.

e. LDPE dapat dijumpai pada kantong plastik, botol, kotak penyimpanan, mainan, perangkat komputer dan wadah yang dicetak.

5. PP (polyprophylene)

a. Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP.

b. PP adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik, terutama untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi.

3. Polypropylene merupakan plastik polymer yang mudah dibentuk ketika panas, yang lentur, keras dan resisten terhadap lemak.

(45)

28

4. Polypropylene dapat dijumpai pada wadah makanan, kemasan, pot tanaman, tutup botol obat, tutup margarin, sedotan, mainan, tali, dan berbagai macam botol.

5. Karakteristik dari plastik ini adalah botolnya transparan yang tidak jernih atau berawan, keras tetapi fleksibel. Poliprophylene lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, minyak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap.

6. PS (polystryrene)

a. Polystyrene adalah plastik polymer yang mudah dibentuk bila dipanaskan.

Sangat kaku dalam suhu ruangan.

b. Tertera logo daur ulang dengan angka 6 ditengahnya, serta tulisan PS di tengahnya, dan terdapat dua macam PS yaitu yang kaku dan

lunak/berbentuk foam.

c. Polystyrene dapat dijumpai pada perkakas dari plastik, kotak CD, gelas plastik, wadah makanan.

d. PS yang kaku biasanya jernih seperti kaca, kaku, mudah terpengaruh lemak dan pelarut (seperti alkohol), mudah dibentuk, contohnya wadah plastik bening berbentuk kotak untuk wadah makanan.

e. PS yang lunak berbentuk seperti busa, biasanya berwarna putih, lunak, mudah terpengaruh lemak dan pelarut lain (seperti alkohol). Bahan ini dapat melepaskan styrene jika kontak dengan pangan. Contohnya yang sudah sangat terkenal Styrofoam.

(46)

f. Kemasan Styrofoam biasanya digunakan sebagai wadah makanan atau minuman sekali pakai, karton wadah telur.

g. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan, selain itu styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung.

h. Jenis plastik ini dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak tertera kode angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar. Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api bewarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga.

7. OTHER

a. Tertera logo daur ulang dengan angka 7 ditengahnya, serta tulisan other (SAN/ styrene acrylonitrile, ABS/acrylonitrile butadiene styrene, PC/

polycarbonate, nylon)

b. Dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, alat-alat rumah tangga, peralatan makan bayi.

c. SAN dan ABS memiliki resitensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu serta biasanya terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring dan alat makan.

Dampak Penggunaan Plastik

Dampak Plastik Terhadap Lingkungan. Sampah kantong plastik merupakan limbah yang membahayakan lingkungan karena materialnya sulit diurai oleh alam. Dibutuhkan waktu 500 sampai 1000 tahun agar sampah kantong plastik

(47)

30

terurai secara alami. Berikut adalah dampak sampah plastik terhadap lingkungan.

Adapun beberapa akibatnya menurut Chandra (2009) adalah antara lain:

1. Kantong plastik dapat menganggu kesuburan tanah karena dapat menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah.

2. Kantong plastik dapat menganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah.

3. Tercemarnya tanah, dan air dalam tanah.

4. Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai akan mengakibatkan pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yg menyebabkan banjir.

5. Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, ringan dan mudah diterbangkan angin.

6. Hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut & anjing laut menganggap plastik tersebut makanan dan mati karena tidak dapat mencernanya.

7. PCB (Polychlorinated Biphenyl) tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang dan akan menjadi pembunuh berantai sesuai urutan rantai makanan.

8. Racun dari partikel plastik ketika masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan-hewan pengurai seperti cacing.

Dampak Plastik Bagi Kesehatan. Adapun zat-zat penyusun plastik yang berbahaya bagi kesehatan adalah (Yanti, 2011) :

1. Monomer vinil klorida, dapat bereaksi dengan sitosin pada DNA dan

mengalami metabolisme dalam tubuh, sehingga memiliki potensi yang cukup tinggi untuk menimbulkan tumor dan kanker pada manusia terutama kanker hati.

(48)

2. Monomer vinil asetat, telah terbukti pada hewan percobaan yaitu menimbulkan kanker tiroid, uterus dan hati (liver) pada hewan.

3. Monomer lainnya, seperti akrilat, stirena, metakriat dan senyawa turunannya seperti vinil asetat, polivinil klorida, kaprolaktam, formaldehida, kresol, isosianat organic, heksa metilandiamin, melamin, epodilokkloridin, bispenol dan akrilonitril yang dapat menimbulkan iritasi pada saluran pencernaan terutama mulut, tenggorokan dan lambung.

Selain monomer, zat aditif yang berbahaya bagi kesehatan diantaranya:

4. Dibutil ptalat (DBP) dan Dioktil ptalat (DOP), merupakan zat aditif yang popular digunakan dalam proses plastisasi, namun di balik ke pepuleran itu ternyata DBP dan DOP ternyata menyimpan suatu zat kimia yaitu zat benzen.

Benzen termasuk larutan kimia yang sulit di cerna oleh sistem pencernaan.

Benzen juga tidak dapat dikeluarkan melalui feses atau urin. Akibatnya, zat ini semakin lama semakin menumpuk dan berbalut lemak. Hal tersebut bisa memicu kanker pada darah atau leukemia

5. Timbal (Pb) merupakan racun bagi ginjal dan cadmium (Cd) yang merupakan pemicu kanker dan racun bai ginjal dimana keduanya merupakan bahan adiktif untuk mencegah kerusakan pada plastik.

6. Senyawa nitrosamine, yang timbul akibat reaksi antara komponen dalam plastik yang bersifat karsinogenik.

7. Ester ptalat, yang digunakan untuk melenturkan ternyata dapat mengganggu system endokrin.

(49)

32

8. Bisphenol -A (BPA) yang terdapat pada plastik polikarbonat (PC) merupakan zat aditif yang dapat merangsang pertumbuhan sel kanker dan memperbesar resiko pada kehamilan.

9. Bahan aditif senyawa penta kloro bifenil (PCB) yang di tambahkan sebagai bahan pelembut. PCB berfungsi sebagai agent dan ikut menentukan kualitas plastik. Bahan pelembut seperti PCB sekarang sudah di larang pemakaiannya karena dapat menimbulkan kematian jaringan dan kanker pada manusia (karsinogenik). Tanda dan gejala keracunan PCB ini berupa pigmentasi pada kulit dan benjolan-benjolan, gangguan pencernaan, serta tangan dan kaki lemas. pada wanita hamil PCB dapat mengakibatkan kematian bayi dalam kandungan serta bayi lahir cacat. pada keracunan menahun, PC dapat menyebabkan kematian jaringan hati dan kanker hati.

Perilaku

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang

mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan menusia diperoleh

(50)

melalui mata dan telinga. Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman juga dapat diperoleh dari informasi yang disampaikan orang lain, di dapat dari buku, surat kabar, atau media massa, elektronik. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour) (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kongnitif mempunyai 6 tingkat, yakni :

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengigat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengigat kembali (recail) terdapat suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang pelajari atau rangsangan yang harus diterima. Oleh sebab itu, ”tahu” ini adalah merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain:

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprentasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan

sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan

(51)

34

mengapa harus melakukan tindakan reuse dan reduse dalam penggunaan plastik.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum - hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat

melakukan tindakan reuse reduse dalam kehidupan sehari – hari dengan benar.

4. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen - komponen, tetapi masih didalam suatu struktur

organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata - kata kerja : dapat

mengambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompok dan sebagainya.

5. Sintesis (synthensisi)

Analisis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian - bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintensis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi - formulasi yang ada.

Misalnya : dapat menyusun dapat merencanakan, dapat merigankan, dapat menyusuaikan, dapat meringkaskan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan - rumusan yang telah ada.

(52)

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justipikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian - penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria- kriteria yang telah ada. Misalnya : dapat menafsirkan sebab - sebab tingginya jumlah konsumsi plastik.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.

Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo, 2007).

Sikap. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari- hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.

Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau ketersediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek

dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Menurut Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen kelompok.

1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.

(53)

36

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to bahave).

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan terhadap

responden terhadap suatu objek. Secara langsung dapat dilakukan dengan pernyataan - pernyataan hipotesis kemudian ditanyakan pendapat responden (Notoatmodjo, 2003). Ketiga komponen diatas secara bersama - sama membentuk sikap yang utuh. Dalam penentuan sikap ini, pengetahuan, pemikiran, keyakinan, emosi memegang peran pentin. Menurut Notoatmodjo (2007), sama halnya dengan pengetahuan, sikap juga terdiri dari berbagai tingkatan antara lain adalah : 1. Menerima (riceiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan rangsangan atau stimulus yang diberikan (objek).

2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban atau menanggapi apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan merupakan indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan, menggapai atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atu salah, sudah

menunjukkan bahwa orang (subjek) menerima ide tersebut.

3. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

4. Bertanggung jawab (responsible)

(54)

Tingkat sikap yang paling tinggi ialah bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko.

Tindakan. Suatu sikap belum tentu otomatis terwujud dalam suatu tindakan (over behaviour). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas serta diperlukan faktor dukungan (support) dari berbagai pihak.

Tindakan (practice) memiliki beberapa tingkatan, yaitu :

1. Persepsi (percestion) mengenal dan memilih sebagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.

2. Respon terpimpin (Guided Response) dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh.

3. Mekanisme (mecanism) dapat diartikan apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.

4. Adopsi (Adoption) adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi

kebenaran tindakan tersebut (Notoatmodjo, 2003).

(55)

38

Kerangka konsep

Gambar 1. Kerangka Konsep Perilaku Siswa SD

tentang penggunaan dan bayaha kantong plastik kresek meliputi :

1. Pengetahuan 2. Sikap

3. Tindakan

Karakteristik Responden Usia

Jenis Kelamin

Baik

Tidak Baik

(56)

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian bersifat deskriptif dengan desain cross sectional yang bertujuan untuk mengatahui gambaran perilaku siswa SD Negeri tentang penggunaan dan bahaya kantong plastik kresek di Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2018.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian. Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri di Kecamatan Medan Johor dengan alasan :

1. Berdasarkan hasil survey pendahuluan dengan beberapa siswa SD Negeri di Kecamatan Medan Johor merupakan salah satu daerah yang siswanya masih banyak menggunakan kantong plastik kresek.

2. Belum pernah dilakukan penelitian mengenai analisis perilaku siswa SD Negeri tentang penggunaan dan bahaya kantong plastik kresek di Kecamatan Medan Johor Kota Medan

Waktu penelitian. Adapun penelitian ini akan dilakukan pada bulan Februari 2017 – November 2018.

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah terdiri dari siswa kelas IV, V, dan VI di SD Negeri 060930 dan SD Negeri 067952 Kecamatan Medan Johor Kota Medan yang berjumlah 418 siswa.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Konsep Perilaku Siswa SD

Referensi

Dokumen terkait

201410225204, Fakultas Teknik Informatika Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, dengan judul skripsi “Sistem Informasi Geografis Panti Sosial Berbasis Android” Studi Kasus :

LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 4© fA-K^t-J 1-j>i^ TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS ANGKA KREDIT KUMULATIF

Selain itu, tingkat keterampilan menulis karangan bahasa Jerman juga dapat dilihat dari perolehan skor yang diperoleh oleh siswa berdasarkan kriteria penilaian pada dua

Menurut Pasal 1 butir 1 UU Perkawinan menyebutkan bahwa, “Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seoarang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan

Agar masalah penerangan yang muncul dapat ditangani dengan baik, faktor-faktor yang harus diperhitungkan adalah sumber penerangan, pekerja dalam melakukan pekerjaannya,

Pekerja yang melakukan aplikasi penyemprotan herbisida setiap harinya ≥ 7 jam, meskipun tidak terdapat hubungan antara lama kerja dengan anemia, kondisi ini dapat

Di dalam rapat tersebut, tidak ada perbedaan perlakuan baik bagi pemegang saham mayoritas dan pemegang saham minoritas, karena para pemegang saham saling percaya

Dengan perkataan lain, dalam pandangan studi hukum kritis, hukum di dalam kebijakan formulasi sebagai bentuk dari pembaruan hukum, hingga pada ranah kebijakan aplikasinya