• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN ALTERNATIF ROTASI PEKERJAAN BEKISTING PADA GEDUNG APARTEMEN BALE HINGGIL SURABAYA DARI SEGI BIAYA DAN WAKTU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERBANDINGAN ALTERNATIF ROTASI PEKERJAAN BEKISTING PADA GEDUNG APARTEMEN BALE HINGGIL SURABAYA DARI SEGI BIAYA DAN WAKTU"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (201

Abstrak— Perkembangan dunia konstruksi semakin maju, salah satunya adalah pembangunan apartemen. Hal ini menuntut adanya inovasi teknologi untuk menekan biaya produksi dan mempercepat penyelesaian suatu proyek konstruksi gedung bertingkat tinggi. Salah satunya adalah rotasi pekerjaan bekisting. Tujuan dari tugas akhir ini ialah untuk mengetahui alternatif rotasi pekerjaan bekisting material bekisting yang optimal sehingga dapat menghasilkan waktu dan biaya terbaik untuk proyek konstruksi Apartemen Bale Hinggil Surabaya.

Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan beberapa kombinasi rotasi pekerjaan bekisting dengan

yaitu multiplek phenolic dan non phenolic yang

segi biaya dan waktu. Dan metode pelaksanaan yang digunakan adalah bekisting semi sistem mengunakan bes hollow dengan rotasi bekisting 1 lantai, 1,5 lantai dan 2 lantai dengan pembagian 4 dan 5 zona .

Dari perhitungan biaya dan waktu pekerjaan bekisting berdasarkan beberapa alternatif rotasi bekisting diketahui biaya dan waktu yang paling optimal untuk

bekisting plat dan balok proyek Apartemen Bale Hinggil Surabaya dengan metode bekisting semi sistem yaitu menggunakan rotasi bekisting 1,5 lantai dengan pembagian zona 4 dengan biaya sebesar Rp. 3.282.228.312,00 dan durasi pelaksanaan bekisting 159 hari .

Kata Kunci : Bale hinggil, Biaya, Rotasi Bekisting, Waktu I. PENDAHULUAN

Kebutuhan Infrastruktur untuk mendukung berkembangnya kota dan tempat tinggal sangat dibutuhkan. Salah satu infrastruktur tersebut adalah apartemen sebagai sarana tempat tinggal yang dinilai tepat. Hal ini tentunya akan membuat pembangunan apartemen menjadi meluas pada daerah perkotaan, sehingga dalam pembangunannya memerlukan inovasi untuk menekan biaya produksi dan mepercepat penyelesaian suatu proyek khususnya gedung bertingkat tinggi (high rise building

Pemilihan strategi dan metode pelaksanaan yang tepat akan berdampak terhadap kecepatan pelaksanaan dan biaya yang ditimbulkan.Pemilihan strategi rotasi bekisting yang tepat diharapkan mampu menekan biaya dan waktu dalam pelaksanaan sebuah proyek kontruksi demi tercapainya suatu target penyelesaian proyek dengan tepat dan bermutu tinggi.

Maka dari itu pada tugas akhir ini akan membahas

perbandingan alternatif rotasi penggunaan bekisting menggunakan metode semi sistem dengan perkuatan besi hollow untuk pekerjaan bekisting pelat dan balok dengan strategi rotasi bekisting 1 lantai, 1,5 lantai dan strategi rotasi bekisting 2 lantai ditinjau dari aspek biaya dan waktu. Pada penelitian ini digunakan Apartemen Bale Hinggil yang berlokasi di

PERBANDINGAN ALTERNATIF ROTASI PEKERJAAN BEKISTING PADA GEDUNG APARTEMEN BALE HINGGIL SURABAYA

DITINJAU DARI SEGI BIAYA DAN WAKTU

Muhammad Ilham Aditya Jurusan S1 Teknik Sipil

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl.

E-mail: m.ilham.aditya@gmail

.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6

Perkembangan dunia konstruksi semakin salah satunya adalah pembangunan apartemen. Hal ini

untuk menekan biaya dan mempercepat penyelesaian suatu proyek

Salah satunya adalah dari tugas akhir ini ialah rotasi pekerjaan bekisting dan sehingga dapat menghasilkan waktu dan biaya terbaik untuk proyek konstruksi Apartemen ngan membandingkan beberapa material bekisting yang ditinjau dari segi biaya dan waktu. Dan metode pelaksanaan yang digunakan adalah bekisting semi sistem mengunakan besi hollow dengan rotasi bekisting 1 lantai, 1,5 lantai dan 2 lantai

Dari perhitungan biaya dan waktu pekerjaan bekisting berdasarkan beberapa alternatif rotasi bekisting diketahui biaya dan waktu yang paling optimal untuk pekerjaan bekisting plat dan balok proyek Apartemen Bale Hinggil Surabaya dengan metode bekisting semi sistem yaitu menggunakan rotasi bekisting 1,5 lantai dengan pembagian 8.312,00 dan durasi

Rotasi Bekisting, Waktu

Infrastruktur untuk mendukung berkembangnya kota dan tempat tinggal sangat dibutuhkan. Salah satu infrastruktur tersebut adalah apartemen sebagai sarana tempat dinilai tepat. Hal ini tentunya akan membuat pembangunan apartemen menjadi meluas pada daerah perkotaan, sehingga dalam pembangunannya memerlukan inovasi untuk menekan biaya produksi dan mepercepat penyelesaian suatu

high rise building).

metode pelaksanaan yang tepat akan berdampak terhadap kecepatan pelaksanaan dan biaya yang Pemilihan strategi rotasi bekisting yang tepat waktu dalam pelaksanaan sebuah proyek kontruksi demi tercapainya suatu target penyelesaian proyek dengan tepat dan bermutu tinggi.

membahas mengenai rotasi penggunaan bekisting ode semi sistem dengan perkuatan besi hollow untuk pekerjaan bekisting pelat dan balok dengan strategi rotasi lantai dan strategi rotasi bekisting 2 lantai

Pada penelitian ini yang berlokasi di Surabaya.

I. TINJAUAN

A. Bekisting Semi Sistem

Pengertian dari bekisting semi sistem disini adalah bekisting kontak terdiri dari kayu papan dengan perkuatan besi hollow

Bekisting semi sistem adalah bekisting yang

proyek yang ukurannya disesuaikan dengan bentuk beton yang diinginkan. Pada umumnya bekisting semi sistem ini terdiri dari material baja dan gelagar-gelagar kayu.

Penggunaan dari bekisting ini disebabkan karena adanya kemungkinan untuk digunakan secara berulang

pada gambar 1.

Gambar 1. Sketsa Potongan Melintang Bekisting Semi Sistem (sumber : pengamatan lapangan

B. Bekisting Konvensional

Pengertian dari bekisting konvensional adalah bekisting kontak terdiri dari kayu papan dengan perkuatan kayu kaso.

Bekisting konvensional adalah bekisting yang terdiri dari papan dan kayu balok yang dikerjakan di tempat. Bekisting jenis ini adalah bekisting yang setiap kali setelah dilepas dan dibongkar menjadi bagian-bagian dasar, dapat disusun kembali menjadi sebuah bentuk lain.

Penggunaan material pada sistem ini hanya beberapa kali pengulangan dan untuk konstruksi yang rumit harus banyak diadakan penggergajian sehingga pelaksanaan jenis bekisting ini akan memakan waktu, bahan, dan ongkos kerja.

dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah ini:

PERBANDINGAN ALTERNATIF ROTASI PEKERJAAN BEKISTING PADA GEDUNG APARTEMEN BALE HINGGIL SURABAYA

DITINJAU DARI SEGI BIAYA DAN WAKTU

Muhammad Ilham Aditya,Tri Joko Wahyu Adi, Yusronia Eka Putri S1 Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

m.ilham.aditya@gmail.com ; trijoko_w@yahoo.com; yusroniya.putri@gmail

1

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian dari bekisting semi sistem disini adalah bekisting kontak terdiri dari kayu papan dengan perkuatan besi hollow.

Bekisting semi sistem adalah bekisting yang dirancang untuk suatu proyek yang ukurannya disesuaikan dengan bentuk beton yang diinginkan. Pada umumnya bekisting semi sistem ini terdiri dari

gelagar kayu.

Penggunaan dari bekisting ini disebabkan karena adanya k digunakan secara berulang-ulang. Dapat dilihat

1. Sketsa Potongan Melintang Bekisting Semi Sistem pengamatan lapangan)

Pengertian dari bekisting konvensional adalah bekisting kontak terdiri dari kayu papan dengan perkuatan kayu kaso.

Bekisting konvensional adalah bekisting yang terdiri dari papan dan kayu balok yang dikerjakan di tempat. Bekisting jenis ini adalah bekisting yang setiap kali setelah dilepas dan bagian dasar, dapat disusun kembali Penggunaan material pada sistem ini hanya beberapa kali pengulangan dan untuk konstruksi yang rumit harus banyak diadakan penggergajian sehingga pelaksanaan jenis bekisting ini makan waktu, bahan, dan ongkos kerja.Sketsa bekisting dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah ini:

PERBANDINGAN ALTERNATIF ROTASI PEKERJAAN BEKISTING PADA GEDUNG APARTEMEN BALE HINGGIL SURABAYA

DITINJAU DARI SEGI BIAYA DAN WAKTU

, Yusronia Eka Putri Teknik Sipil dan Perencanaan

putri@gmail.com

Hollow 50.50.2,0

(2)

Gambar 2. Sketsa Potongan Melintang Bekisting Konvensional (sumber : pengamatan lapangan

C. Spesifikasi Bekisting

Pada umumnya sebuah bekisting serta alat

merupakan sebuah konstruksi yang bersifat sementara dengan tiga fungsi utama, yaitu[1]:

1. Untuk memberikan bentuk kepada sebuah konstuksi beton 2. Untuk memperoleh struktur permukaan yang diharapkan 3. Untuk memikul beton, hingga konstruksi

keras untuk dapat memikul diri sendiri, peralatan dan tenaga kerja

Konstruksi-konstruksi bekisting sebaiknya direncanakan dan dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga konstruksi beton yang dihasilkan dapat memenuhi persyaratan seperti :

a. Kualitas

 Ukuran harus sesuai dengan yang diinginkan

 Posisi letak acuan dan perancah harus sesuai rencana

 Hasil akhir permukaan beton harus baik, tidak ada acuan yang bocor

b. Keamanan

 Acuan dan perancah harus stabil pada posisinya

 Kokoh yang berarti acuan dan perancah harus kuat menahan beban yang bekerja

 Acuan dan perancah harus kaku tidak bergerak dan bergeser dari posisinya

c. Ekonomis

 Mudah dikerjakan dengan tidak banyak membutuhkan tenaga kerja

 Mudah dipasang atau dirangkai untuk menghemat waktu

 Dapat menghemat biaya

Pada perencanaan sebuah bekisting hal yang perlu ditekankan adalah pembuatan sebuah bekisting ekonomis yang meliputi biaya kerja dan biaya peralatan yang diperlukan pada suatu perencanaan bekisting tertentu. Untuk mencapai keserasian secara ekonomis sebuah bekisting (biaya kerja dan alat) maka kita perlu mengadakan perbandingan antara biaya yang diperlukan untuk metode bekisting yang berbeda

sebuah objek tertentu.

II. METODE PENELITIAN

Tahap penelitian dimulai dengan identifikasi latar belaka dan perumusan masalah kemudin dilanjutkan dengan kegiatan sebagai berikut :

1. Studi Literatur

Penggunaan literatur-literatur yang menunjang antara lain . Sketsa Potongan Melintang

pengamatan lapangan)

alat-alat penopangnya merupakan sebuah konstruksi yang bersifat sementara dengan

Untuk memberikan bentuk kepada sebuah konstuksi beton Untuk memperoleh struktur permukaan yang diharapkan Untuk memikul beton, hingga konstruksi tersebut cukup keras untuk dapat memikul diri sendiri, peralatan dan tenaga konstruksi bekisting sebaiknya direncanakan dan dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga konstruksi beton yang dihasilkan dapat memenuhi persyaratan seperti :

Ukuran harus sesuai dengan yang diinginkan Posisi letak acuan dan perancah harus sesuai rencana Hasil akhir permukaan beton harus baik, tidak ada acuan

Acuan dan perancah harus stabil pada posisinya

perancah harus kuat Acuan dan perancah harus kaku tidak bergerak dan

Mudah dikerjakan dengan tidak banyak membutuhkan Mudah dipasang atau dirangkai untuk menghemat waktu Pada perencanaan sebuah bekisting hal yang perlu ditekankan adalah pembuatan sebuah bekisting ekonomis yang meliputi biaya kerja dan biaya peralatan yang diperlukan pada suatu perencanaan bekisting tertentu. Untuk mencapai keserasian is sebuah bekisting (biaya kerja dan alat) maka kita perlu mengadakan perbandingan antara biaya yang diperlukan untuk metode bekisting yang berbeda-beda bagi

PENELITIAN

Tahap penelitian dimulai dengan identifikasi latar belakang dan perumusan masalah kemudin dilanjutkan dengan kegiatan

literatur yang menunjang antara lain

buku tentang konstruksi kayu, besi hollow, buku petunjuk rotasi pemasangan dan pembongkaran bekisting

sehingga diharapkan mampu mendukung penyelesaian permasalahan yang dibahas seperti Bekisting (Kotak Cetak), pengarang F. Wigbout, PKKI,dan lain

2. Pengumpulan Data Proyek

Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari penulisan proyek akhir ini, maka diperlukan data-

a. Gambar struktur gedung

b. Daftar harga material untuk bekisting c. Spesifikasi bekisting yang digunakan

Material yang digunakan pada penelitian ini adalah a. Multiplek Phenolic

b. Multiplek Non Phenolic d. Metode kerja bekisting yang digunakan 3. Perhitungan Perkuatan Bekisting

Perhitungaan perkuatan bekisting meliputi perhitungan perkuatan pada metode bekisting

50.50.2.

Perhitungan perkuatan ini hanya pada komponen perkuatan bekisting semi sistem yaitu besi hollow 50.50.

15mm. balok suri 6/12 dan balok gelagar 6/12. Kontrol perhitunganannya meliputi momen, kontrol tegangan lentur dan kontrol lendutan yang terjadi.

digunakan dapat dilihat pada tabel 2 di halaman berikutnya . Tabel 2. Rumus Dasar Perhitungan Perkuatan Bekisting

Kontrol Hitungan

Balok 2 Tumpuan

Momen =1

Tegangan 8

Lentur =

Lendutan = 5

384 ×

× ×

4. Penggunaan Beberapa Alternatif Strategi Rotasi Bekisting dan alternatife zona.

Penentuan alternatif strategi rotasi bekisting ini direncanakan dibuat sebanyak 3 alternatif yaitu rotasi 1 lantai, rot

lantai. Dalam tiap lantainya akan dibagi menjadi sektor/zona. Seperti gambar 3 dan 4 dibawah ini :

Gambar 3. Siklus Bekisting 2

3

buku tentang konstruksi kayu, besi hollow, buku petunjuk rotasi pemasangan dan pembongkaran bekisting dengan cara dipelajari sehingga diharapkan mampu mendukung penyelesaian permasalahan yang dibahas seperti Bekisting (Kotak Cetak),

dan lain-lain.

Pengumpulan Data Proyek

Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari penulisan proyek -data sekunder sebagai berikut : Daftar harga material untuk bekisting

Spesifikasi bekisting yang digunakan

Material yang digunakan pada penelitian ini adalah : Multiplek Phenolic

Phenolic Metode kerja bekisting yang digunakan Perhitungan Perkuatan Bekisting

Perhitungaan perkuatan bekisting meliputi perhitungan perkuatan pada metode bekisting semi sistem dengan hollow Perhitungan perkuatan ini hanya pada komponen perkuatan

stem yaitu besi hollow 50.50.2, multiplek 15mm. balok suri 6/12 dan balok gelagar 6/12. Kontrol perhitunganannya meliputi momen, kontrol tegangan lentur dan Sedangkan rumus-rumus [2] yang ihat pada tabel 2 di halaman berikutnya . . Rumus Dasar Perhitungan Perkuatan Bekisting

Balok Menerus

Balok Kantilever

= 1

10 =1

2

= =

= 1 145 ×

× ×

=1 8 ×

× ×

Penggunaan Beberapa Alternatif Strategi Rotasi Bekisting dan alternatife zona.

Penentuan alternatif strategi rotasi bekisting ini direncanakan dibuat sebanyak 3 alternatif yaitu rotasi 1 lantai, rotasi 1,5 lantai, dan 2 lantai. Dalam tiap lantainya akan dibagi menjadi 4 dan 5

Seperti gambar 3 dan 4 dibawah ini :

. Siklus Bekisting 4 zona 1

4

(3)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 3 Berikut gambar metode bekisting 5 zona :

Gambar 4. Siklus Bekisting 5 zona

5. Contoh Alternatif Strategi Rotasi Bekisting a. Alternatif Rotasi Bekisting 1,5 Lantai

Pada rotasi bekisting 1,5 lantai perlu disiapkan bekisting 1,5 lantai penuh. pemasangan bekisting pada lantai sama seperti pemasangan bekisting alternatif 1. Perbedaannya pada pemasangan bekisting zona 1, zona 2 dan ½ zona 3 lantai 2 tidak perlu menunggu pembongkaran bekisting lantai 1 zona 1, zona 2, dan ½ zona 3. Dan bekisting pada lantai akan dipindahkan ke lantai 3. Pada lantai 2 bekisting zona 1, zona 2 dan ½ zona 3 akan dipindahkan pada lantai 2 yang belum terpasang bekisting. Siklus pemasangan bekisting, pengecoran dan pembongkaran akan berlanjut seperti ini hingga lantai akhir. Dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5. Konsep rotasi bekisting 1,5 lantai 6. Perhitungan Kebutuhan Material

Perhitungan kebutuhan material pada masing-masing komponen bekisting tiap alternatife rotasi.

 Metode Bekisting Semi Sistem

Perhitungan volume meliputi perhitungan seluruh komponen bekisting semi sistem 1 lantai kemudian dikalikan dengan alternative rotasi yang sudah ditetapkan

7. Analisa Produktivitas dan Durasi

Analisa produktivitas dan durasi berdasarkan pengamatan lapangan pekerjaan bekisting pada tiap alternative rotasi dan pembagian zona.

Untuk perhitungan durasi dibuat dengan menggunakan penjadwalan tiap zona berdasarkan alternatife rotasi dan pembagian zona yang digunakan.

8. Analisa Biaya

Perhitungan estimasi biaya pekerjaan bekisting pada setiap alternative rotasi dan pembagian zona.

Biaya pekerjaan bekisting dihitung berdasarkan kebutuhan material pekerjaan bekisting semi sistem setiap alternative dan upah pelaksanaan pekerjaan bekisting semi sistem per m2.

Selanjutnya dijumlahkan untuk mendapatkan estimasi biaya pekerjaan.Untuk pekerjaan bekisting pembagian zona berpengaruh terhadap biaya upah pekerja.

III. ANALISA PEMBAHASAN A. Analisa Perkuatan Bekisting

Sebelum dilaksanakan pekerjaan bekisting terlebih dahulu dilakukan beberapa analisa yang dapat menunjang kelancaran pekerjaan tersebut. Analisa yang dilakukan adalah analisa perkuatan bekisting, metode pelaksanaan, analisa kebutuhan material, analisa produktivitas dan durasi, serta analisa biaya bekisting. Pada sub bab ini dilakukan analisa perkuatan bekisting untuk mengetahui kekuatan bekisting tersebut saat menerima beban sendiri dan pada waktu dilakukan pengecoran. Analisa perkuatan bekisting meliputi perhitungan sebagai berikut : a. Hasil perhitungan perkuatan bekisting balok semi sistem

dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini :

Tabel 3. Hasil Perhitungan Perkuatan Bekisting Balok Semi Sistem

Material Tegangan Lentur Lendutan

Multiplek 15mm OK OK

Hollow 50.50.2 OK OK

Balok suri 6/12 OK OK

Balok gelagar 6/12 OK OK

b. Hasil perhitungan perkuatan bekisting pelat semi sistem dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini :

Tabel 4. Hasil Perhitungan Perkuatan Bekisting Pelat Semi Sistem

Material Tegangan Lentur Lendutan

Multiplek 15mm OK OK

Hollow 50.50.2 OK OK

Balok gelagar 6/12 OK OK

B. Analisa Kebutuhan Material

Setelah melakukan perhitungan perkuatan beiksting, selanjutnya dilakukan analisa kebutuhan material. Analisa ini dimaksudkan untuk mengetahui jumlah kebutuhan material yang digunakan dengan tepat. Dari jumlah kebutuhan material yang dihasilkan, dapat menunjang keakuratan perhitungan biaya pekerjaan bekisting secara keseluruhan. Analisa kebutuhan material bekisting meliputi perhitungan sebagai berikut :

a. Perhitungan kebutuhan material bekisting balok semi sistemuntuk satu lantai ditabelkan pada tabel 5 dibawah ini : Tabel 5. Hasil Perhitungan Kebutuhan Material Bekisting Balok Semi Sistem untuk satu lantai

Material Kebutuhan Satuan

Multiplek bodeman 309 m2

Multiplek tembereng 842 m2

Hollow bodeman 2003 m

Hollow tembereng 4007 m

Balok gelagar 1708 m

Balok suri 1236 batang

1 2

3

4 5

1 1

: Pek. Bekisting : Arah Rotasi

(4)

Perancah 475 buah

Base jack 949 buah

U-head 949 buah

Cross brace 949 buah

Support 164 buah

Besi siku 2472 m

Skrup 6 doz

Paku 62 kg

b. Perhitungan kebutuhan material bekisting balok semi sistem berdasarkan tiap alternatife rotasi dapat dilihat pada Tabel 6:

Tabel 6. Hasil Perhitungan kebutuhan material bekisting balok semi sistem berdasarkan tiap alternatife rotasi

Perhitungan kebutuhan material bekisting pelat semi sistem untuk satu lantai pada Tabel 7

Tabel 7. Hasil Perhitungan Kebutuhan Material Bekisting Pelat Phenolic Semi Sistem untuk satu lantai

Material Kebutuhan Satuan

Multiplek bodeman 309 m2

Multiplek tembereng 842 m2

Hollow bodeman 2003 m

Hollow tembereng 4007 m

Balok gelagar 1708 m

Balok suri 1236 batang

Perancah 475 buah

Base jack 949 buah

c. Perhitungan kebutuhan material bekisting pelat semi sistem berdasarkan tiap alternatife rotasi dapat dilihat pada tabel 8 :

Tabel 8. Hasil Perhitungan kebutuhan material bekisting pelat semi sistem berdasarkan tiap alternatife rotasi

C. Analisa Produktivitas dan Durasi

Analisa produktivitas dan durasi pada penelitian ini dilakukan melalui pengamatan lapangan. Pertimbangan lain yang mendasari pengamatan lapangan adalah karena data yang didapatkan lebih akurat sesuaidengan kondisi lapangan.

a. Pekerjaan Bekisting Plat 4 zona

Dalam hal ini untuk produktivitas tiap zona adalah : Volume = 367,6 m2( zona 2 dan 3 )

Untuk kapasitas sumberdaya dari referensi dan pengalaman di lapangan untuk 1 hari kerja atau 8 jam kerja, kapasitas 1 orang tukang 3 m2/hari/orang.(SNI 7394:2008 (6.24)) Kondisi ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti: kondisi lapangan, cuaca, ataupun skill dari sumberdaya itu sendiri.

Kebutuhan sumberdaya untuk 1 pekerja adalah :

= Volume 1 zona : Kapasitas sumberdaya

= 367,6 m2:3 m2/hari

= 122,53 hari Kebutuhan Tukang :

Asumsi per zone diselesaikan dalam waktu 3 hari.

Kebutuhan tukang = 122,53 hari/3 hari = 41 orang Untuk durasinya adalah :

Jadi untuk 1 lantai dengan menggunakan skenario 4 zona diperoleh durasi = 3 hari x 4 = 12 hari.

b. Pekerjaan Bekisting Balok 4 zona

Untuk kapasitas sumberdaya dari referensi dan pengalaman di lapangan untuk 1 hari kerja atau 8 jam kerja, kapasitas 1 orang tukang 3 m2/hari/orang.(SNI 7394:2008 (6.23))

Dalam hal ini untuk produktivitas tiap zona adalah : Volume = 300,425 m2( zona 1 dan 4 )

Kebutuhan sumberdaya untuk 1 pekerja adalah :

= Volume 1 zona : Kapasitas sumberdaya

= 300,425 m2: 3 m2/hari

= 100,14 hari Kebutuhan Tukang :

Asumsi per zone diselesaikan dalam waktu 3 hari.

Kebutuhan tukang = 100,14 hari/3 hari = 34 orang Untuk durasinya adalah :

Jadi untuk 1 lantai dengan menggunakan skenario 4 zona diperoleh durasi = 3 hari x 4 = 12 hari.

Tabel 9. Durasi Tiap alternative rotasi dengan scenario 4 zona

D. Analisa Biaya

Analisa biaya pekerjaan bekisting dilakukan dengan menjumlahkan keseluruhan total biaya bekisting tiap alternatife dengan total upah pekerja. Analisa biaya bekisting meliputi perhitungan sebagai berikut : a. Cotoh perhitungan biaya balok semi sitem

Perhitungan biaya yang ditinjau adalah meliputi material perancah, base jack, u-head, cross brace, support, balok gelagar, balok suri, multiplek, hollow, pengunci balok dan skrup dan paku

Terdapat beberapa material yang tidak bisa dipakai terus-menerus dalam pekerjaan bekisting karena memiliki masa pakai tertentu seperti Tabel 10 dibawah ini.

Tabel 10. Masa Pakai Material Bekisting Balok Semi Sistem

Material Masa Pakai

Phenolic 15mm 6 kali pakai Non Phenolic 15mm 3 kali pakai Hollow 50.50.2 selamanya

Kayu 6/12 tereduksi 10% tiap lantai Skrup tiap pergantian multiplek

Paku sekali pakai

Material 1 1.5 2 Satuan

Multiplek 15mm 399.5 599.3 799.0 lembar

Hollow 50.50.1,6 1001.7 1502.6 2003.5 batang

Kayu 6/12 21.2 31.8 42.4 m3

Perancah 474.5 711.8 949.0 buah

Cross brace 949.0 1423.5 1898.1 buah

U-head 949.0 1423.5 1898.1 buah

Base jack 949.0 1423.5 1898.1 buah

Support 164.0 246.0 328.0 buah

Material 1 1,5 2 sat

Multiplek

15mm 399.5 599.3 799.0 lembar

Hollow

50.50.1,6 1001.7 1502.6 2003.5 batang

Kayu 6/12 21.2 31.8 42.4 m3

Perancah 474.5 711.8 949.0 buah Cross brace 949.0 1423.5 1898.1 buah U-head 949.0 1423.5 1898.1 buah Base jack 949.0 1423.5 1898.1 buah

Support 164.0 246.0 328.0 buah

besi siku 2471.6 3707.4 4943.1 buah

paku 62.1 93.2 124.3 kg

skrup 6.5 9.7 13.0 kg

Skenario 4 zona

Rotasi Durasi

1 Lantai 229 Hari

1,5 Lantai 159 Hari

2 Lantai 123 Hari

(5)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 5 Dan berikut contoh perhitungan biaya bekisting balok semi system

dengan rotasi 1,5 lantai dengan skenario 4 zona:

a) Kebutuhan multiplek phenolic dan non phenolic15mm sesuai perhitungan volume material 1,5 lantai = 799 lembar b) Harga untuk multiplek phenolic

Biaya = kebutuhan material x harga material

= 599 lembar x Rp. 290.000,00

= Rp. 173.791.826,00 c) Harga untuk multiplek non phenolic

Biaya = kebutuhan material x harga material

= 599 lembar x Rp. 180.000,00 = Rp. 107.870.789,00

Berikut tabel hasil perhitungan biaya bekisting balok rotasi 1,5 lantai pada tabel 11dan 12 :

Tabel 11. Hasil Perhitungan Biaya Material Bekisting Balok Semi Sistem Rotasi 1,5 Lantai Multiplek Phenolic

material harga satuan Volume 1,5 lantai total harga

multiplek 15mm Rp 290,000 /lembar 599.2821615 Rp 173,791,827 hollow 50.50.2 Rp 180,000 /batang (@6m) 1502.5875 Rp 270,465,750

kayu 6/12 Rp 1,800,000 /m3 31.79556 Rp 57,232,008

besi siku Rp 55,000 /buah 3707.35 Rp 203,904,250

perancah Rp 6,500 /buah/bulan 711.7708333 Rp 4,626,510 cross brace Rp 4,250 /buah/bulan 1423.541667 Rp 6,050,052 u-head Rp 3,750 /buah/bulan 1423.541667 Rp 5,338,281 base jack Rp 3,500 /buah/bulan 1423.541667 Rp 4,982,396

skrup Rp 150,000 /doz 9.734260005 Rp 1,460,139

paku Rp 9,800 /kg 93.20036175 Rp 913,364

support Rp 8,500 /buah/bulan 246 Rp 2,091,000

730,855,577 Rp Total Keseluruhan

Tabel 12. Hasil Perhitungan Biaya Material Bekisting Balok Semi Sistem Rotasi 1,5 Lantai Multiplek Non Phenolic

material harga satuan Volume 1,5 lantai Total Harga

multiplek 15mm Rp 180,000 /lembar 599.3 Rp 107,870,789 hollow 50.50.2 Rp 180,000 /batang (@6m) 1,502.6 Rp 270,465,750 kayu 6/12 Rp 1,800,000 /m3 31.8 Rp 57,232,008 besi siku Rp 55,000 /buah 3,707.4 Rp 203,904,250 perancah Rp 6,500 /buah/bulan 711.8 Rp 4,626,510 cross brace Rp 4,250 /buah/bulan 1,423.5 Rp 6,050,052 u-head Rp 3,750 /buah/bulan 1,423.5 Rp 5,338,281 base jack Rp 3,500 /buah/bulan 1,423.5 Rp 4,982,396 skrup Rp 150,000 /doz 9.7 Rp 1,460,139 paku Rp 9,800 /kg 93.2 Rp 913,364 support Rp 8,500 /buah/bulan 246.0 Rp 2,091,000 664,934,539 Rp Total Keseluruhan

a) Biaya Upah = volume pek. 1,5 lantai x upah per m2 = 1725,9 m2x Rp 33.099,84

= Rp. 57.150.00,00

Total Biaya 22 lantai dapat dilihat pada Tabel 12 dan 13.

Tabel 12. Total Biaya Bekisting 22 lantai balok Semi Sistem dengan Rotasi 1,5 Lantai skenario 4 zona dengan multiplek phenolic

lantai Material upah total

lt2-3,5 Rp 730,855,577 Rp 57,150,000 Rp 788,005,577 lt3,5-4 Rp 6,636,564 Rp 57,150,000 Rp 63,786,564 lt5-6,5 Rp 6,636,564 Rp 57,150,000 Rp 63,786,564 lt6,5-7 Rp 6,636,564 Rp 57,150,000 Rp 63,786,564 lt8-9,5 Rp 6,636,564 Rp 57,150,000 Rp 63,786,564 lt9,5-10 Rp 6,636,564 Rp 57,150,000 Rp 63,786,564 lt11-12,5 Rp 181,888,530 Rp 57,150,000 Rp 239,038,530 lt12,5-14 Rp 6,636,564 Rp 57,150,000 Rp 63,786,564 lt15-16,5 Rp 6,636,564 Rp 57,150,000 Rp 63,786,564 16,5-17 Rp 6,636,564 Rp 57,150,000 Rp 63,786,564 lt18-19,5 Rp 6,636,564 Rp 57,150,000 Rp 63,786,564 lt19,5-21 Rp 6,636,564 Rp 57,150,000 Rp 63,786,564 lt22 Rp 123,471,208 Rp 57,150,000 Rp 180,621,208 1,845,530,959 Rp

Total Keseluruhan

Tabel 13. Total Biaya Bekisting 22 lantai balok Semi Sistem dengan Rotasi 1,5 Lantai skenario 4 zona dengan multiplek non phenolic

lantai Material Upah Total Harga

lt2-3,5 664,934,539.19 57,150,000.00 Rp 722,084,539 lt3,5-4 6,636,564.35 57,150,000.00 Rp 63,786,564 lt5-6,5 6,636,564.35 57,150,000.00 Rp 63,786,564 lt6,5-7 115,967,492.41 57,150,000.00 Rp 173,117,492 lt8-9,5 6,636,564.35 57,150,000.00 Rp 63,786,564 lt9,5-10 6,636,564.35 57,150,000.00 Rp 63,786,564 lt11-12,5 115,967,492.41 57,150,000.00 Rp 173,117,492 lt12,5-14 6,636,564.35 57,150,000.00 Rp 63,786,564 lt15-16,5 6,636,564.35 57,150,000.00 Rp 63,786,564 16,5-17 115,967,492.41 57,150,000.00 Rp 173,117,492 lt18-19,5 6,636,564.35 57,150,000.00 Rp 63,786,564 lt19,5-21 6,636,564.35 57,150,000.00 Rp 63,786,564 lt22 79,523,849.72 38,100,000.00 Rp 117,623,850 1,869,353,381 Rp

Total Keseluruhan

b. Cotoh perhitungan biaya pelat semi sitem

Perhitungan biaya yang ditinjau adalah meliputi material perancah, base jack, u-head, cross brace, support, balok gelagar, multiplek, hollow, paku.

Terdapat beberapa material yang tidak bisa dipakai terus- menerus dalam pekerjaan bekisting karena memiliki masa pakai tertentu seperti Tabel 13dibawah ini.

Tabel 13. Masa pakai material

Material Masa Pakai

Phenolic 15mm 6 kali pakai Non Phenolic 15mm 3 kali pakai Hollow 50.50.2 selamanya

Kayu 6/12 tereduksi 10% tiap lantai

Paku sekali pakai

Dan berikut contoh perhitungan biaya bekisting pelat semi sistem dengan rotasi 1,5 lantai dengan skenario 4 zona:

a) Kebutuhan multiplek 15mm sesuai perhitungan volume material 1,5 lantai = 742,9 lembar

Biaya = kebutuhan material x harga material

= 742,9 lembar x Rp. 290.000,00 = Rp. 143.633.375,00

Berikut tabel hasil perhitungan biaya bekisting pelat rotasi 1,5 lantai pada tabel 14.

Tabel 14. Hasil Biaya bekisting plat rotasi 1,5 lantai multiplek penolic

material harga satuan Volume 1,5 lantai Total Harga

multiplek 15mm Rp 290,000 /lembar 495.29 Rp 143,633,375 hollow 50.50.2 Rp 180,000 /batang (@6m) 516.00 Rp 92,880,000 kayu 6/12 Rp 1,800,000 /m3 9.33 Rp 16,796,160 perancah Rp 6,500 /buah/bulan 950.95 Rp 6,181,188 cross brace Rp 4,250 /buah/bulan 1,901.90 Rp 8,083,092 u-head Rp 3,750 /buah/bulan 1,901.90 Rp 7,132,140 base jack Rp 3,500 /buah/bulan 1,901.90 Rp 6,656,664 paku Rp 9,800 /kg 116.00 Rp 1,136,800 support Rp 8,500 /buah/bulan 294.00 Rp 2,499,000 284,998,419 Rp

Total Harga

a) Biaya Upah = volume pek. 1,5 lantai x upah per m2

= 2139,6 m2x Rp. 23.093,10

= Rp. 49.410.00,00

b) Total Biaya 22 lantai dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Total Biaya Bekisting Pelat Semi Sistem dengan Rotasi 1,5 Lantai skenario 4 zona multiplek phenolic

(6)

lantai Material Upah Total Harga lt2-3,5 Rp 426,929,229 Rp 49,410,000 Rp 476,339,229 lt3,5-4 Rp 3,656,224 Rp 49,410,000 Rp 53,066,224 lt5-6,5 Rp 3,656,224 Rp 49,410,000 Rp 53,066,224 lt6,5-7 Rp 3,656,224 Rp 49,410,000 Rp 53,066,224 lt8-9,5 Rp 3,656,224 Rp 49,410,000 Rp 53,066,224 lt9,5-10 Rp 3,656,224 Rp 49,410,000 Rp 53,066,224 lt11-12,5 Rp 219,106,287 Rp 49,410,000 Rp 268,516,287 lt12,5-14 Rp 3,656,224 Rp 49,410,000 Rp 53,066,224 lt15-16,5 Rp 3,656,224 Rp 49,410,000 Rp 53,066,224 16,5-17 Rp 3,656,224 Rp 49,410,000 Rp 53,066,224 lt18-19,5 Rp 3,656,224 Rp 49,410,000 Rp 53,066,224 lt19,5-21 Rp 3,656,224 Rp 49,410,000 Rp 53,066,224 lt22 Rp 147,289,599 Rp 32,940,000 Rp 180,229,599 1,455,747,354 Rp

Total Keseluruhan

Berikut Tabel hasil biaya rotasi 1,5 lantai skenario 4 zona dengan bekisting non phenolic 22 lantai , dapat dilihat pada tabel 14 :

Tabel 14. hasil biaya rotasi 1,5 lantai skenario 4 zona dengan bekisting non phenolic 22 lantai

lantai Material Upah Total Harga

lt2-3,5 Rp 345,206,791 Rp 49,410,000 Rp 394,616,791 lt3,5-4 Rp 3,656,224 Rp 49,410,000 Rp 53,066,224 lt5-6,5 Rp 3,656,224 Rp 49,410,000 Rp 53,066,224 lt6,5-7 Rp 137,383,849 Rp 49,410,000 Rp 186,793,849 lt8-9,5 Rp 3,656,224 Rp 49,410,000 Rp 53,066,224 lt9,5-10 Rp 3,656,224 Rp 49,410,000 Rp 53,066,224 lt11-12,5 Rp 137,383,849 Rp 49,410,000 Rp 186,793,849 lt12,5-14 Rp 3,656,224 Rp 49,410,000 Rp 53,066,224 lt15-16,5 Rp 3,656,224 Rp 49,410,000 Rp 53,066,224 16,5-17 Rp 137,383,849 Rp 49,410,000 Rp 186,793,849 lt18-19,5 Rp 3,656,224 Rp 49,410,000 Rp 53,066,224 lt19,5-21 Rp 3,656,224 Rp 49,410,000 Rp 53,066,224 lt22 Rp 92,807,974 Rp 32,940,000 Rp 125,747,974 1,505,276,104 Rp

Total Harga

E. Perbandingan Metode

Berdasarkan analisa perhitungan diatas, dapat dibandingkan total akumulasi biaya dan waktu tiap alternatife rotasi dan skenario zona pekerjaan bekisting balok dan pelat. Dan dapat dilihat dalam bentuk tabel dibawah ini pada Tabel 15.

Tabel 16 & 17. Perbandingan Total Biaya dan Waktu Bekisting Balok Pelat tiap alternative rotasi bekisting dan skenario zona

Tabel 16. Perbandingan Total Biaya dan Waktu Bekisting Balok Pelat tiap alternative rotasi bekisting dan skenario 4 zona

Multiplek Phenolic ( 6x pakai) Non Phenolic ( 3x pakai) 1 1 lantai 229 Rp 3,150,880,304.88 Rp 3,271,750,065.65 2 1,5 lantai 159 Rp 3,282,228,312.80 Rp 3,374,629,484.90 3 2 lantai 123 Rp 3,693,654,422.97 Rp 3,948,094,630.44

Biaya Durasi

Rotasi no

4 Zona

Tabel 17. Tabel 16. Perbandingan Total Biaya dan Waktu Bekisting Balok Pelat tiap alternative rotasi bekisting dan skenario 5 zona

Multiplek Phenolic ( 6x pakai) Non Phenolic ( 3x pakai) 1 1 lantai 232 Rp 3,504,940,304.88 Rp 3,625,810,065.65 2 1,5 lantai 232 Rp 3,602,568,312.80 Rp 3,694,969,484.90 3 2 lantai 126 Rp 4,047,714,422.97 Rp 4,302,154,630.44

5 Zona

no Rotasi Durasi Biaya

Dari tabel 16. Dapat dibuatkan grafik biaya dan waktu seperti dibawah ini gambar 5 :

Gambar 5.Grafik biaya dan waktu

IV. KESIMPULAN

Dari analisa perhitungan berdasarkan strategi rotasi dan skenario zona pekerjaan bekisting semi sistem Proyek Apartemen Bale Hinggil ( 22 lantai ) dapat disimpulkan bahwa : Untuk perlu diketahui bahwa terdapat perbedaan waktu dan biaya yang significant antara alternative dengan pembagian 4 zona dan pembagian 5 zona.

Untuk pekerjaan bekisting gedung 22 lantai, dari analisa perhitungan dan perbandingan berbagai alternatife pelaksanaan diperoleh pelaksanaan bekisting dengan biaya dan waktu yang paling optimal adalah :

menggunakan rotasi 1,5 lantai menggunakan 4 zona pembagi yaitu dengan biaya sebesar Rp. 3.282.228.312,00 dan durasi waktu pelaksanaan bekisting 159 Hari.

DAFTAR PUSTAKA

Awad, Hanna S. 1999. Concrete Construction Engineering Handbook. University Wisconsin

Badan Standardisasi Nasional Indonesia. 1989. Tata Cara Perhitungan Pembebanan untuk Bangunan Rumah dan Gedung. RSNI-3 03- 1727-1989.

Clark, J.E. 1983. Structural Concrete Cost Estimating. McGraw Hill Book Company. New York

Illingworth, J. R. 1993. Construction Method & Planning. London Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia. Jakarta. 1961.

Standar Nasional Indonesia (SNI 03-2847-2002). 2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. Surabaya : ITS Press.

Wigbout, F. Ing. 1992. Bekisting (Kotak Cetak). Jakarta : Penerbit Erlangga.

Gambar

Gambar 1. Sketsa Potongan Melintang Bekisting Semi Sistem (sumber : pengamatan lapangan
Gambar 2. Sketsa Potongan Melintang Bekisting Konvensional (sumber : pengamatan lapangan
Gambar 4. Siklus Bekisting 5 zona
Tabel  6.  Hasil  Perhitungan  kebutuhan  material  bekisting  balok semi sistem berdasarkan tiap alternatife rotasi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penyusunan laporan tugas akhir yang berjudul “ Pengelolaan Limbah Konstruksi Pekerjaan Beton pada Proyek Pembangunan Gedung Tinggi ” ini merupakan hasil akhir dari

Ruang lingkup studi lapangan dalam Tugas Akhir ini adalah perbandingan biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan dinding Blok hebel dengan pekerjaan dinding bata merah pada

Setelah penulis melaksanakan penelitian tugas akhir tentang analisis perbandingan biaya dan waktu pekerjaan dinding menggunakan pasangan bata merah dan bata ringan

Dalam penelitian ini, alternatif jumlah pembagian zona yang digunakan adalah 3 zona, 4 zona, dan 5 zona dengan rotasi bekisting setiap 2 lantai untuk lantai 5-22 proyek

Dalam Tugas Akhir ini akan membahas penjadwalan waktu pelaksanan pekerjaan dan rencana anggaran biaya pelaksanaan pada pembangunan proyek Transmart Carrefour

Yang dimaksud dengan biaya langsung (direct cost) dalam biaya proyek adalah seluruh biaya yang berkaitan langsung dengan fisik proyek, yaitu meliputi seluruh

Perhitungan perbandingan dua metode pekerjaan pembekistingan plat dilakukan berdasarkan waktu dan biaya proyek (biaya langsung dan tak langsung), sesuai dengan bar chart

Metode konstruksi yang umum digunakan pada struktur basement adalah metode bottom-up (pekerjaan dimulai dari galian pondasi basement menerus sampai ke lantai atas) namun