• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PEMBUKTIAN TERHADAP TINDAK PIDANA PERLINDUNGAN KONSUMEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SISTEM PEMBUKTIAN TERHADAP TINDAK PIDANA PERLINDUNGAN KONSUMEN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

21

t / ;?fc

i

. f-..

SISTEM PEMBUKTIAN TERHADAP TINDAK PIDANA PERLINDUNGAN KONSUMEN

** > . >

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Huk<n Pada Bagian Hukum dan Sietem Peradilan Pida?

Fakultas Hukum Universitas

ENASTY PUTRtANA SARI 020S3100247

UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS HUKUM

PALEMBANG

r

2010

(2)

.1 '

U'

SISTEM PEMBUKTIAN TERHADAP TINDAK R PERLINDUNGAN KONSUMEN /

H Ljst / y,

•S C.V-'O

vl

SU*5.

U)—.

Jc/i

ivjJ,

SKRIPSI

DiajukanSebagai Persyaratan

Untuk MemperolehGelar Sarjana Hukum Pada Bagian Kukum dan Sistem Peradilan Pidana

Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya

Oleh:

ENASTY PUTRIANA SARI 02053100247

UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS HUKUM

PALEMBANG

2010

(3)

UNIVERSITASSRIWIJAYA FAKULTASHUKUM

PERSETUJUANSKRIPSI

ENASTYPUTRIANASARI

02053100247

ILMUHUKUM

STUDIHUKUMDAN SISTEMPERADILAN PIDANA

: SISTEMPEMBUKTIANTERHADAPTINDAK PIDANAPERLINDUNGANKONSUMEN

Nama NIM

ProgramStudi

ProgramKekhususan JudulSkripsi

Palembang, 9Februari2010 DisetujuiOleh:

PembimbingUtama PembimbingPembantu

MalkianEIvani.S.HJM.Hum

NIP.195412031985031001 Arfianna Novem.S.EL^LHum NIP.195711031988032001

(4)

Telahmengikutiujianskripsipada:

: Selasa

: 9Februari2010 Hari

Tanggal

: EnastyPutrianaSari : 02053100247

ProgramKekhususan : StudiHukumdanSistemPeradilanPidana

JudulSkripsi : SISTEMPEMBUKTIANTERHADAPTINDAKPIDANA PERLINDUNGANKONSUMEN

Nama NIM

TIMPENGUJI

: Prof.Dr.JoniEmirzon, S.H,M.Hum 1. Ketua

: WahyuEmaningsih,S.H,M.Hum 2. Sekretaris

: MalkianElvani,S.H,M.Hum 3. Anggota

Palembang, 9 Februari 2010 Mengetahui:

^DekanFakultasHukum

S SRTWTJAYA

rm

_________,v^o Rifai. S.H.I.l'.M PhD

*^$I^'64120219900310003

111

I

(5)

MOTTODANPERSEMBAHAN

”Belajarketikaoranglaintidur,bekeijaketikaoranglainbermalasan,danbermimpi ketikaoranglainberharap”.

(WilliamA. Ward)

Skripsiinisaya persembahkan kepada: 1. Papa(Dr. Ir.Nasruddin. M.si)danMama

(Hj.NettyNilawatiS.H)yangkucintai 2. SaudarakuPrimansyahAtmajaS.Tdan

EnastyPratiwiS.Tyangkusayangi 3. KakekdanNenek kutengsdoanya 4. Teman-temanFakultasHukum.Sore

IV

(6)

KATAPENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini serta Pendidikan di FakultasHukum UniversitasSriwijaya.

Penulis sebagai seorang mahasiswatingkatakhir, telah diberikan kesempatan untuk membuat skripsi dengan judul : SISTEM PEMBUKTIAN TERHADAP TINDAK PIDANA PERLINDUNGAN KONSUMEN. Pilihan judul ini, karena penulismengambiljurusanHukumPidana.

Penulis yakin bahwa sekripsi ini masih dijumpai banyaknya kekurangan, karenaterbatasnyakemampuanyangadapadadiripenulis.

Tiada kata-kata yang dapat dipilih, untuk mengungkapkan rasaterima kasih penulisyangtiada terhinggakepadaBapakProf. Amzulian Rifai, S.H. LLM., Ph.D., sebagaiDekanFakultasHukumUniversitasSriwijaya.

Bapak Malkian Elvani, S.H., M.Hum sebagai pembimbing utama dan Ibu ArfiannaNovera, S.H., M.Hum sebagai pembimbing pembantu serta semua dosen- dosenkutercintadi FakultasHukumPalembang.

Selanjutnyatiada terlupaucapan terima kasih kepada seluruh pendidik yang membina sejak TK, SD, SLTP, SMU hingga membuat penulis mampu sampai ke PerguruanTinggi.

Akhir kata penulis banyak mengucapkan banyak terima kasih kepada semuanya.

Palembang, Februari2010

EnastvPutrianasari 02053100247

v

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...

i

HALAMAN PERSETUJUAN...

HALAMAN PENGESAHAN...

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR...

DAFTARISI...

ii m iv v

VI

BABI PENDAHULUAN A. LatarBelakang B. Permasalahan...

1 7 C. TujuanPenulisan.. 7

D. ManfaatPenulisan 7

E. MetodePenelitian 8

BABII TINJAUANPUSTAKA A. PerlindunganKonsumen

1. TinjauanTentangKonsumen...

1.1. PengertianKonsumen...

1.2. Asas-AsasperlindunganKonsumen...

1.3. Prinsip-prinsiptanggungjawabPerlindunganKonsumen....

1.4. SistemPertanggungjawabanPublikProdusensebagaiPelaku Usaha...

10 12 14 15

20

. UPT

perpustakaan

ONIVEKStTAS s ;< r.v*

jaya

lte.il; "T-W: 110811

f- : Jp'O /YVG\

VI

(8)

f

B. Teori Pembuktian

1. TanggungJawabMutlak(StrictLiability)....

2. TanggungJawabProduk{ProductLiability) 3. SistemPembuktian...

3.1. BeberapaTeori SistemPembuktian...

3.2. PembuktianmenurutKUHAP...

21 23 25 25 31

C. TindakPidanadibidangperlindunganKonsumen

1. TindakPidanadiBidangPerlindunganKonsumenmenurut UUPKNomor8 Tahun 1999 ...

2. TindakPidanadi BidangPerlindunganKonsumensebagaimana yangdiaturdidalamKUHPidana...

32

33

BABIII SistemPembuktianTindakPidanaPerlindunganKonsumen A.RumusanTindakPidanaterhadapperlindunganKonsumen...

B.PertanggungjawabantindakPidanaperlindunganKonsumen...

C.BentukSanksidalamTindakPidanaperlindunganKonsumen....

D.SistemPembuktianterhadaptindakpidanaperlindungankonsumen menurutPasal22UUPKTahun 1999...

37 42 51

57

BABIV KesimpulandanSaran A. Kesimpulan...

B.Saran...

73 74

DAFTARPUSTAKA

vu

(9)

1

.PID/K^y^

BABI PENDAHULUAN

' a

**('.J'TAK**

A. LatarBelakang

Dalam kegiatan bisnis terdapat hubungan yang saling membutuhkan pelaku usaha dan konsumen. Kepentingan pelaku usaha adalah memperoleh laba (profit) dari transaksi dengan konsumen, sedangkan kepentingan konsumen adalah memperoleh kepuasan melalui pemenuhan kebutuhannya terhadap produk tertentu. Dalam hubungannya dengan kepentingan para pelaku usaha tersebut, konsumen merupakan golongan yang rentan dieksploitasi oleh para pelaku usaha.1Para produsen atau pelaku usaha akan mencari keuntungan yang setingi - tingginya sesuai dengan prinsip ekonomi. Dalam rangka mencapai untung yang setinggi - tingginya itu, para produsen atau pelaku usaha harus bersaing antar sesama mereka dengan perilakubisnisnyasendiri—sendiri yangdapat merugikankonsumen. Ketatnya persaingan dapatmengubahperilakukearahpersainganyangtidaksehatkarena para pelaku usaha memiliki kepentingan yang saling berbenturan di antara mereka. Persaingan yang tidak sehat ini pada gilirannya dapat merugikan antara

1AAA Ngr. Sri Rahayu GordaPelaku Usaha dan Eksploitasi Konsumen.,-4 Agustus 2007;http://en-us.www.mozilla.com/en-US/firefox/central/.,diakses31 Juli2009

(10)

2

konsumen.2Tindakan produsen ataupelaku usahayang menimbulkan kerugian kepada konsumen dan atau mengganggu pembangunan perekonomian

dalam tingkat kompleksitas tertentu dapat dikategorikan sebagai perbuatanpidanaj.

secara

umum,

Berkaitan dengan hal - hal di atas, maka konsumen perlu dilindungi hukum dari kemungkinan kerugian yang dialaminya karena praktik bisnis curang tersebut. Perlindungan terhadap konsumen dipandang

material maupun formal makin terasasangat penting, mengingatmakinlajunya ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan motor penggerak bagi produktivitas dan efisiensi produsen atas barang dan jasa yang dihasilkannya dalam rangka mencapai sasaran usaha. Dalam rangka mengejar dan mencapai keduahal tersebut, akhirnya baik langsung atau tidak langsung, konsumenlah yang pada umumnya akan merasakan dampaknya. 4 Perlindungan atas kepentingan konsumen tersebut diperlukan, mengingat bahwa dalam kenyataannyapadaumumnyakonsumenselaluberadadipihakdirugikan.

secara

secara

Seiring dengan kenginan untuk memberikan perlindungan terhadap kepentingan konsumen, makamualailah dipikirkan kepentingan- kepentingan

2 Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti,Bandung,2006, hal2.

3Ibid,hal 163.

4CelinaTriSiwiK,S.H.,M.Hum,HukumPerlindunganKonsumen,PenerbitSinar Grafika,Jakarta,2008,hal5

(11)

3

dari konsumen yang perlu mendapat perlindungan. Kepentingan apa

kepentinganitudapatdirumuskandalambentukhak.

Hak-hak Konsumen di Indonesia telah diatur dalam Undang -Undang tentangPerlindunganKonsumenPasal4,yaitu:

a. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barangdan/ataujasa;

b. Hakuntukmemilihbarangdan/ataujasasertamendapatkanbarang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;

c. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminanbarangdan/ataujasa;

d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yangdigunakan;

e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketaperlindungankonsumensecarapatut;

f. Hakuntukmendapatpembinaandanpendidikankonsumen;

g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;

h. Hakuntukmendapatkankompensasi, gantirugi/penggantian,apabilabarang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimanamestinya;

i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

Kewajiban dasar produsen atau penjual adalah menjamin produk barang yang dipasarkan bermutu. Dalam dunia produksi ada 2 (dua) macamjaminan yaituexpresswarrantydan impliedwarranty. Expresswarranty(jaminantegas), terwujud melalui kartujaminan atau dengan iklan. Dengan propaganda iklan, seakan memberikan ketegasan bahwa kualitas produk barang bermutu.

Konsekuensinya, jika barang tsb. ternyata palsu, rusak dan cacat, maka

5Ibid,hal.37

(12)

4

produsen ataupenjualotomatis bertanggungjawab. Sayang, kenyataannyajauh dari harapan di mana masih saja ditemukan barang palsu, kadaluarsa, rusak, beredardi pasaran, sehingga perludisikapi secara tegas olehpemerintah dalam menangkal permainan "kotor" produsen atau penjual. Implied warranty (jaminan yang dianggap harus diberikan kepada konsumen). Karena diatur dalamundang-undang, walau tanpakartujaminan atau iklan, produsen/penjual otomatis bertanggung jawab, jika barang palsu, rusak, cacat, apalagi sampai merugikankonsumen.6

Adanyatransaksijual-beliprodukbarangyangdipasarkan,berartisecara terang-terang maupun diam-diam, produsen/penjual sepakatdengankonsumen, bahwabarang yangdibeli konsumentersebutbermutu. Di sisi lain,tidak boleh ada pemaksaan, kekhilafan, terlebih penipuan produsen/penjual terhadap konsumen. Konsekuensinya, jika terjadi penipuan berupa pemalsuan merek produkbarang, konsumendapatmenggugatganti rugi, berdasarkan wanprestasi atau perbuatanmelanggar hukum(onrechtmatige daad).7Tetapi kesulitan akan timbul, jika konsumen (penggugat), harus membuktikan dirinya mengalami kerugian. Melihat problematika tersebut, perlu peraturan sebagai "payung"

dalammengaturperlindungankonsumenberupa RUUPerlindungan Konsumen yang sekarang sudahdiajukan ke Mensesneg, harus berisikan: Pertama, Sistem beban pembuktian terbalik. Dimana, produsen atau penjual, yang harus

‘AdrianSutedi,TanggungJawabProduk,GhaliaIndonesia,Bogor,2008,hlm.75.

www.google.co.id, UpayaPerlindunganHukumBagiKonsumen,diaksestel25 November2009.

(13)

5

membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah, bukan konsumen. Kedua, Konsumen bisa perorangan/ bersama-sama (Class actiori) dapat menggugat kolektif terhadap produsen, penjual, melalui pengadilan. Di sisi lain, harus adapolitical willpemerintah, untuk tegas menerapkan sanksi pidana. Di produsen atau penjual terbukti melakukan penipuan/palsumerek produk barang tertentu atau merek milik orang lain untuk diperdagangkan dengan penjarapalinglamatujuhtahundandendapaling banyakRp 100juta. (Pasal79 UUMerek).

secara

mana

Masalah perlindungan konsumen sudah sejak lama menjadi pokok perhatian meskipun tidak secara spesifik dibicarakan. Umumnya, di negara maju, alasan utama yang dipandang sebagai penyebab lahirnya bagian hukum perlindungankonsumenini adalahkarenaberkembangnyaindustri secaracepat dan menunjukkankompleksitas yang tinggi sehingga perluditampung, sebagai salah satu akibat negatif industrialisasi yang menimbulkan banyak korban karena memakai atau mengonsumsi produk - produk industri. Di Indonesia sendiri sudah ada Undang-undangNo. 8 tahun 1999 yang mengatur mengenai perlindungankonsumen(UUPK). Meskipundalam UUPK sudah diaturtentang syarat produksi dan distribusi suatu produk, dalam praktiknya masih banyak di

(14)

6

masyarakatberedarprodukbarang danjasayangtidakmemenuhisyarat/standar yangtelahditetapkan.8

Konsumen di Indonesia masih cenderung pasif meskipun sudah ada Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang mengatur tentang hak-hak konsumen, kewajiban pelaku usaha serta memberikan bentuk-bentuk perlindungan hukum yang diberikan kepada konsumen. Konsumen masih belum sepenuhnya menyadari hak-hak mereka, sedangkan pelaku usaha juga belum sepenuhnya memenuhi kewajibannya.

Kondisi tersebut cenderung untuk mendorong lahirnya berbagai bentuk pelanggaran pelaku usaha terhadap hak konsumen namun pelaku usaha yang bersangkutantidakmemperolehsanksihukumyangmengikat.

Berdasarkanuraiandi atasmakapenulismenyusunpenulisaninidengan judul ”Sistem Pembuktian Terhadap Tindak Pidana Perlindungan Konsumen”.

8AAANgr.SriRahayuGorda..MbUsahadanEksploitasiKonsumen-Agustus2007;http^/en-us.www.mozilla.com/en- US/firefox/ccntral/.,diakses31Juli2009

(15)

7

B. Permasalahan

Berdasarkanlatarbelakangpermaslahandiataspenulismenarikbeberapapokok permaslahan,yaitu:

1. Bagaimana instrumen hukum pidana dalam melindungi konsumen sebagai korbanpelanggaranUUPKsebagaiakibatkesalahanpelakuusaha?

2. Bagaimana sistem pembuktian terbalik terhadap tindak pidana perkara perlindungankonsumenmenurutUUPKNo. 8 Tahun 1999?

TujuanPenulisan C.

1. Untuk mengetahui instrumen hukum pidana dalam melindungi konsumen sebagaikorbanpelanggaranUUPKsebagai akibatkesalahan pelakuusaha 2. Untuk mengetahui sistem pembuktian terbalik terhadap tindak pidana

perkaraperlindungankonsumenmenurutUUPKNo. 8 Tahun 1999

D. ManfaatPenulisan

Penulisini diharapkanuntukdapatmemberikanmanfaatbaik, manfaat secarateoritismaupunmanfaatpraktis.

a. ManfaatTeoritis

Secara teoritis penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada disiplin ilmu hukum khususnya tentang studi hukum dan perkara tindakpidanaPerlindunganKonsumen.

(16)

I

8

b. ManfaatPraktis

Secara praktis penulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan/pedoman serta sumbangan pemikiran bagi para pihakterkait dengan perlindungan konsumen terutama tentang dampak sistem pembuktian terbalikterhadaptindakpidanaperlindungankonsumen.

E. MetodePenelitian 1.JenisPenelitian

Dalam pembahasan permasalahan skripsi ini, penulis melakukan penelitian hukum deskriptif analitis dengan pendekatan yuridis normatif.

Artinya bahwa penelitian ini bertitik tolak dari pendekatan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini dilakukan dengan guna mempelajari apakah permasalahan hukum yang diangkat mempunyai konsistensidankesesuaianmengenaitindakpidanaperlindungankonsumen.

2.PendekatanPermasalahan

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan pendekatan yuridis normatifyang bersumber padakepustakaan, yaitu menelusuri bahan- bahan hukum, doktrin, yurisprudensi dan lain - lain yang ada kaitannya dengan penerapan sanksi pidanadalam UUNo. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

(17)

9

3.TeknikPengumpulanData

Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder, adalah data yangdidapatataubersumeberdari kepustakaan, datasekunderterdiridari:

1. Bahan HukumPrimer, yaitubahanhukum yangmengikat danterdiri dan KUHP, KUHAP, Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang tindak pidanadibidangperlindungankonsumen.

2. Bahanhukum Sekunder,yaitu bahanhukumyangmemberikanpenjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti Rancangan Undang-Undang (RUU), hasil-hasil penelitian, hasil karya dari kalangan hukum yang ada relevansinyadengantemapenelitian.

3. Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, yaitu kamushukum,ensiklopedia,internetdanlainsebagainya.

4. AnalisisData

Analisis terhadap bahan-bahanhukum yangtelah diperoleh, diolah dalam bentukanalisis kualitatif,yaituanalisisdatayang berasal daridatatertulisdan dianalisis, yang kemudian disusun secara sistematis untuk dapat menjawab permasalahanyangadadalamskripsiini.

(18)

75

DAFTARPUSTAKA

Buku-Buku

Az.Nasution,1994,“Iklan danKonsumen(Tinjauan dariSudutHukum Perlindungan Konsumen)”, dalam manajemendan UsahawanIndonesia, Nomor3 Thn.

XXIII,LPMFE-UI,Jakarta

Ahmadi Miru dan Sutarman Yoda, ‘ Hukum Perlindungan Konsumen’, PT. Raja GrafindoPersada, Jakarta,2007

Celina Tri Siwi K,S.H.,M.Hum, Hukum Perlindungan Konsumen, Penerbit Sinar Grafika,Jakarta,2008.

Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti,Bandung,2006.

Mariam Darus, Perlindungan Terhadap Konsumen Ditinjau dari Segi Standar Kontrak (Baku), makalah pada simposium Aspek - Aspek Hukum PerlindunganKonsumen,BPHN-Banacipta,1980.

Moeljatno,Azas-AzasHukumPidana,BinaAksara,Jakarta,1987.

Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori - Teori dan Kebijakan Pidana, Penerbit Alumni,Bandung,2000.

Munir Fuadi, Teori Hukum Pembuktian (Pidana dan Perdata), PT.Citra Aditya Bakti,Bandung,2006.

(19)

76

M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, Peninjauan Kembail,

SinarGrafika,Jakarta,2008.

Rasyid A. & Fahmi R., “ Kapita Selekta Perbandingan Hukum Pidana” UNSRI, Palembang,2006.

Shidarta,HukumPerlindunganKonsumen,Jakarta: Grasindo,2000.

Shidarta,“PemetaanKelembagaanPerlindunganKonsumen”,Bandung, 2005.

SudiknoMertukusumo,MengenalHukum: SuatuPengantar,Liberty, Yogyakarta,1986.

Peraturan Perundangan

KitabUndang-UndangHukumPidana KitabUndang-UndangHukumAcaraPidana

Undang-UndangNomor8Tahun 1999TentangPerlindunganKonsumen

SumberLain

AAANgr. Sri Rahayu GordaPelaku Usaha dan EksploitasiKonsumen.A Agustus 2007;http://en-us.www.mozilla.com/en-US/firefox/central/

Anonim, “Konsumen Belum Sadari Hak dan Kewajibannya” (On-line), tersedia di http://www.balipost.co.id.

Paramita Damayanti., Bahan Berbahaya Masih di Sekitar Kita., (dimuatdi Majalah InvestigasiEKSPOS, September2005)

(20)

77

http://m33th4.multiply.com/joumal/item/ll/Bahan_Berbahaya_Masihdi__Sekitar_Kita

Makanan Kita., health/ 1895629- dalam

Sarah Handayani, Bahan Berbahaya

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public bahan-berbahaya-dalam-makanan-kita/

J

Referensi

Dokumen terkait

“Proses perencanaan, implementasi dan pengendalian aliran barang masuk (inbound flow) secara efektif dan efisien serta penyimpanan barang bekas (secondary goods) dan

Umumnya limbah elektronik dikategorikan sebagai limbah B3 karena mengandung komponen atau bagian yang memiliki sifat berbahaya dan beracun seperti misalnya

Saat ini sudah di era digital, perkembangan teknologi yang sudah semakin modern, maka untuk memudahkan dalam proses wawancara atau calon mahasiswa dalam memilih

Menurut saya yang membedakan dengan hotel lain itu dari pelayanannya, karena disini orangnya ramah- ramah, suasananya nyaman, murah, Saya mengetahuinya sejak awal Le

c) Setelan proteksi saluran utama dari hubung pendek bila sirkit cabang itu disuplai oleh satu saluran utama yang juga menyuplai motor rotor lilit dengan arus pengenal beban penuh

Data Tabel 4 mengidikasikan bahwa kerja dari kontrol pengaman lebur baik se- kali, sebab kalau ada salah satu pengaman lebur yang putus, baik pengaman lebur fa- sa R, pengaman

Perlindungan konsumen atas hak informasi sudah dijamin didalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, namun pada kenyataannya masih banyak

Klausula eksonerasi menurut Undang-Undang Perlindungan Konsumen dilarang (pasal 18 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen). Pencantuman