Yth. 1. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di seluruh Indonesia u.p. Kepala Divisi Keimigrasian
2. Atase/Staf Teknis Imigrasi dan Pejabat Dinas Luar Negeri di Perwakilan RI 3. Kepala Kantor Imigrasi di seluruh Indonesia
SURAT EDARAN
NOMOR IMI-0954.GR.01.01 TAHUN 2020 TENTANG
PENGHENTIAN SEMENTARA BEBAS VISA KUNJUNGAN, VISA KUNJUNGAN SAAT KEDATANGAN DAN PEMBERIAN IZIN TINGGAL KEADAAN TERPAKSA BAGI WARGA
NEGARA REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK
1. Umum
Dengan ditetapkannya Virus Corona (2019-nCoV) yang berasal dari Negara Tiongkok sebagai penyakit dengan status Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) pada tanggal 30 Januari 2020 oleh World Health Organization (WHO), maka untuk meminimalisir potensi kerugian dan masalah yang lebih besar, perlu dilakukan upaya penyeleksian dan pengetatan terhadap masuknya Warga Negara Tiongkok dan Orang Asing yang pernah berada dan/atau berkunjung di Wilayah Negara Tiongkok pada kurun waktu tertentu.
Dengan berlakunya Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penghentian Sementara Bebas Visa Kunjungan, Visa Kunjungan Saat Kedatangan dan Pemberian Izin Tinggal Keadaan Terpaksa Bagi Warga Negara Republik Rakyat Tiongkok yang diundangkan tanggal 4 Februari 2020 maka dipandang perlu membuat Surat Edaran Direktur Jenderal Imigrasi sebagai pedoman bagi petugas pelaksana, memberikan kejelasan informasi kepada masyarakat berkaitan dengan substansi Penghentian Sementara Bebas Visa Kunjungan, Visa Kunjungan Saat Kedatangan dan Pemberian Izin Tinggal Keadaan Terpaksa Bagi Warga Negara Republik Rakyat Tiongkok.
2. Maksud dan Tujuan
a. Maksud diterbitkannya Surat Edaran ini sebagai tindak lanjut atas telah ditetapkannya Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penghentian Sementara Bebas Visa Kunjungan, Visa Kunjungan Saat Kedatangan dan Pemberian Izin Tinggal Keadaan Terpaksa Bagi Warga Negara Republik Rakyat Tiongkok.
b. Tujuan diterbitkan Surat Edaran ini adalah untuk memberikan pemahaman dan/atau menjadikan pedoman bagi petugas pelaksana, memberikan kejelasan informasi kepada masyarakat berkaitan dengan substansi Penghentian Sementara Bebas Visa Kunjungan, Visa Kunjungan Saat Kedatangan dan Pemberian Izin Tinggal Keadaan Terpaksa Bagi Warga Negara Republik Rakyat Tiongkok.
REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
Jalan H.R. Rasuna Said Kav. X-6 No. 8, Jakarta Selatan Telepon: 021-5224658, Faksimili: 021-5225032
Laman: www.imigrasi.go.id
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Surat Edaran ini memberikan kejelasan informasi bagi masyarakat/publik berkaitan dengan substansi Pemberian Visa kunjungan dan Visa tinggal terbatas bagi Orang Asing dan warga Negara Republik Rakyat Tiongkok.
4. Dasar
a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5038);
b. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5216);
c. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5409) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2016;
d. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 27 Tahun 2014 tentang Prosedur Teknis Pemberian, Perpanjangan, Penolakan, Pembatalan dan Berakhirnya Izin Tinggal Kunjungan, Izin Tinggal Terbatas, dan Izin Tinggal Tetap Serta Pengecualian Dari Kewajiban Memiliki Izin Tinggal (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1697) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 21 Tahun 2018;
e. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 44 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pemeriksaan Masuk dan Keluar Wilayah Indonesia di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1834);
f. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Prosedur Teknis Permohonan dan Pemberian Visa Kunjungan dan Visa Tinggal Terbatas (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1052) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 51 Tahun 2016; dan
g. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 04 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pengawasan Keimigrasian (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 641).
5. Isi Surat Edaran
a. Dengan berlakunya Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penghentian Sementara Bebas Visa Kunjungan, Visa Kunjungan Saat Kedatangan dan Pemberian Izin Tinggal Keadaan Terpaksa Bagi Warga Negara Republik Rakyat Tiongkok, agar:
1) Tidak melakukan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);
2) Melakukan pelayanan prima terhadap masyarakat;
3) Melakukan pengawasan secara berjenjang dalam pelaksanaannya.
b. Kepala Divisi Keimigrasian:
Dengan berlakunya Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penghentian Sementara Bebas Visa Kunjungan, Visa Kunjungan Saat Kedatangan dan Pemberian Izin Tinggal Keadaan Terpaksa Bagi Warga Negara Republik Rakyat Tiongkok agar melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan di unit pelaksana teknis imigrasi secara langsung dengan memberikan petunjuk dan arahan
kepada petugas, dan menindak dengan tegas apabila terjadi penyalahgunaan wewenang dalam pelaksanaan Surat Edaran ini.
c. Atase/Staf Teknis Imigrasi dan Pejabat Dinas Luar Negeri di Perwakilan RI:
1) menolak semua permohonan Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas dan Visa Tinggal Terbatas Saat Kedatangan kepada Orang Asing yang pernah tinggal dan/atau mengunjungi wilayah Republik Rakyat Tiongkok dalam kurun waktu 14 (empat belas) hari sebelum permohonan diajukan.
2) Dalam hal warga negara Tiongkok dan Orang Asing pemegang Izin Tinggal Tetap yang Izin Masuk Kembalinya habis masa berlaku, tidak dapat diberikan Entry Permit untuk masuk Wilayah Indonesia apabila pernah tinggal dan/atau mengunjungi wilayah Republik Rakyat Tiongkok dalam kurun waktu 14 (empat belas) hari sebelum permohonan diajukan.
d. Kepala Kantor Imigrasi yang membawahi Tempat Pemeriksaan Imigrasi:
1) Pemohon Visa tinggal terbatas saat kedatangan bagi Calon TKA dan Orang Asing pemegang Izin Masuk Kembali atau Multiple Re-Entry Permit tidak dapat diberikan izin masuk apabila pernah tinggal dan/atau mengunjungi wilayah Republik Rakyat Tiongkok dalam kurun waktu 14 (empat belas) hari sebelum permohonan diajukan.
2) Agar dilakukan penolakan izin masuk terhadap Orang Asing Pemegang Kartu Perjalanan Pebisnis APEC dan Tenaga Kerja Asing serta Orang Asing pemegang Izin Tinggal Terbatas dan/atau Izin Tinggal Tetap yang memiliki Izin Masuk Kembali apabila pernah tinggal dan/atau mengunjungi wilayah Republik Rakyat Tiongkok dalam kurun waktu 14 (empat belas) hari sebelum masuk Wilayah Indonesia.
3) Agar dilakukan penolakan izin masuk terhadap Orang Asing pemegang Izin Tinggal Dinas dan/atau Izin Tinggal Diplomatik yang pernah tinggal dan/atau mengunjungi wilayah Republik Rakyat Tiongkok dalam kurun waktu 14 (empat belas) hari sebelum masuk Wilayah Indonesia.
4) Orang Asing tidak diizinkan masuk ke Wilayah Indonesia apabila pernah tinggal dan/atau mengunjungi wilayah Republik Rakyat Tiongkok dalam kurun waktu 14 (empat belas) hari sebelum masuk Wilayah Indonesia dengan memeriksa cap keberangkatan terakhir dari negara Republik Rakyat Tiongkok.
5) Bagi Orang Asing yang keluar dari negara Republik Rakyat Tiongkok melalui autogate dan tidak tertera cap keberangkatan pada paspor kebangsaan dan/atau dokumen perjalanan yang sah dan masih berlaku agar pejabat/petugas imigrasi melakukan koordinasi serta aktif mencari informasi tentang riwayat perjalanan orang asing yang masuk wilayah Indonesia dengan stakeholder terkait.
6) Apabila setelah dilakukan pemeriksaan diperoleh informasi dari stakeholder terkait bahwa Orang Asing tersebut pernah tinggal atau terjangkit virus Corona (2019-nCoV) agar dilakukan penolakan.
7) Penolakan masuk Orang Asing ke wilayah Indonesia dilaksanakan dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 44 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pemeriksaan Masuk dan Keluar Wilayah Indonesia di Tempat Pemeriksaan Imigrasi.
8) Melakukan sosialisasi kepada maskapai penerbangan dan agen perkapalan terkait substansi dari Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penghentian Sementara Bebas Visa Kunjungan, Visa Kunjungan Saat Kedatangan dan Pemberian Izin Tinggal Keadaan Terpaksa Bagi Warga Negara Republik Rakyat Tiongkok.
e. Kepala Kantor Imigrasi di seluruh Indonesia:
1) Memberikan Izin Tinggal Keadaan Terpaksa sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang Prosedur Teknis Pemberian, Perpanjangan, Penolakan, Pembatalan dan Berakhirnya Izin Tinggal Kunjungan, Izin Tinggal Terbatas, dan Izin Tinggal Tetap Serta Pengecualian dari Kewajiban Memiliki Izin Tinggal, dengan melampirkan persyaratan:
a) Paspor kebangsaan atau dokumen perjalanan yang sah dan masih berlaku, b) Visa, dan/atau
c) Izin Tinggal yang dimiliki.
2) Izin Tinggal keadaan terpaksa sebagaimana dimaksud pada Angka 1) diberikan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal.
3) Kepala Kantor Imigrasi melakukan pendataan Orang Asing yang akan diberikan Izin Tinggal keadaan terpaksa sebagaimana dimaksud pada Angka 1).
4) Pendataan sebagaimana dimaksud pada Angka 3) dilakukan terhadap:
a) Paspor Kebangsaan atau Dokumen Perjalanan yang bersangkutan b) yang sah dan masih berlaku;
c) Visa; dan/atau
d) Izin Tinggal yang dimiliki.
5) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk memberikan Izin Tinggal keadaan terpaksa dengan menerakan cap Izin Tinggal keadaan terpaksa pada Dokumen Perjalanan Orang Asing.
6) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk melakukan pemutakhiran data terhadap Orang Asing yang telah diberikan Izin Tinggal keadaan terpaksa.
7) Izin Tinggal keadaan terpaksa sebagaimana dimaksud pada Angka 1) diberikan untuk jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari dan dapat diperpanjang paling lama 30 (tiga puluh) hari untuk setiap kali perpanjangan.
8) Terhadap warga negara Tiongkok pemohon Izin Tinggal Keadaan Terpaksa yang tinggal di Indonesia melampaui Izin Tinggal Keimigrasiannya, maka tetap dikenakan biaya beban sesuai peraturan perundang-undangan sebelum diberikannya Izin Tinggal keadaan terpaksa.
9) Setiap pemberian dan penolakan masuk wilayah Indonesia serta pemberian Izin Tinggal keadaan terpaksa sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penghentian Sementara Bebas Visa Kunjungan, Visa Kunjungan Saat Kedatangan dan Pemberian Izin Tinggal Keadaan Terpaksa Bagi Warga Negara Republik Tiongkok untuk dilaporkan kepada Direktur Jenderal Imigrasi c.q. Direktur Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian dengan tembusan kepada Sekretaris dan Para Direktur di Lingkungan Direktorat Jenderal Imigrasi.
10) Melakukan pengawasan terhadap orang asing pemegang Izin Tinggal Keadaan Terpaksa sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pengawasan Keimigrasian.
11) Untuk efektivitas pelaksanaan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penghentian Sementara Bebas Visa Kunjungan, Visa Kunjungan Saat Kedatangan dan Pemberian Izin Tinggal Keadaan Terpaksa Bagi Warga Negara Republik Tiongkok agar dilakukan koordinasi dengan stakeholder terkait.
12) Dalam rangka penyebaran informasi kepada masyarakat/stakeholder, agar dilakukan sosialisasi atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penghentian Sementara Bebas Visa Kunjungan, Visa Kunjungan Saat Kedatangan dan Pemberian Izin Tinggal Keadaan Terpaksa Bagi Warga Negara Republik Tiongkok dan implementasinya.
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Direktur Lalu Lintas Keimigrasian Direktorat Jenderal Imigrasi (hotline: 08118484005).
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 05 Februari 2020 Plh. Direktur Jenderal Imigrasi,
Jhoni Ginting
NIP. 19610612 198903 1 003 Tembusan:
1. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;
2. Menteri Luar Negeri;
3. Kepala Perwakilan RI di Luar Negeri;
4. Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan HAM;
5. Inspektur Jenderal Kementerian Hukum dan HAM;
6. Sekretaris dan Direktur di Direktorat Jenderal Imigrasi;
7. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM;
8. A r s i p ---