BAB
VIKESIMPULAN DAN SARAN
L Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian, penelitian ini menghasilkan 3 buah kesimpulan untuk menjawab permasalahan yang terdapat pada bagian awal penelitian ini, yaitu:
1.
Karakteristik utama kepemilikanpada
paten serupa dengan bentuk kepemilikan benda pada umumnya, sehingga esensi kepemilikan pada benda pada umumnya sama dengan esensi kepemilikanpada paten. Esensi
kepemilikanadalah
hak individu untuk menikmati hak bebas dari gangguan orang lain.Sekalipun demikan, kenikmatan dalam penggunaan hak milik tidak berlaku mutlak. Dalam hal tertentu, hak pemilik dibatasi
oleh
kepentingan masyarakatbila
masyarakat benar-benar membutuhkanobjek yang berada dalam
kekuasaan/hak pemilik. Bahkan pemerintah dapat mengambilhak
millk demi kepentinganumum disertai
pemberiangantí rugi
kepada pemilik. Oleh karena hak mìlik yang dibatasi oleh kepentingan umum merupakan sifat hakìki dari kepemilikan, maka sifat inijuga
merupakan suatu asas hukum.Asas
hukumini
bersifat universal.Hak
pemegang paten merupakanhak milik.
Sejak awal masa perlindungan paten hinggapada
masa berlakunya isif]AB vI KESIMPULAN DAN SARAN 3t2
persetujuan
TRlPs,
perlindungan hukum kepada pemegang paten yang terdapat pada sistem hukum paten tidak bersifat mutlak. Ada pembatasan hak berupa pemberian perlindungan kepada masyarakat. Oleh karena itu, konsep dan asas fungsi sosial sebagai hal yang membatasi hak milik, ada pada sistem hukumpaten
khususnyapada
undang undang paten yang berlaku saat ini, yaitu UU Paten 2001 .Esensi
sifai
kepemilikan pada paten adalah kepemilikanyang tidak
mutlak, karena dibatasioleh
aspek kepentinganmasyarakat. Esensi seperti ini kemudian
diformulasikan sebagai asas fungsi sosial pada paten atau asas kepentingan masyarakatpada
paten. Oleh karenasifat
bendadan
sifat kepemilikan pada paten tidak sama dengan kepemilikan pada umumnya,maka
substansifungsi sosial pada
kepemilikan paten juga memiliki karakteristik yang khas.Secara umum
rumusanyang
sekaligus memperlihatkan substansi dari asas fungsi sosial pada paten, adalah:Untuk
mewujudkan keadilanbagi
pemegangpaten
dan masyarakat, pemegangpaten harus dapat
menikmati hak kepemilikan atas benda sebagai buah dari kreativitas intelektual yang dihasilkan, namun di sisi lain dibatasi jangan sampai hakyang
dimiliki melanggar kepentìngan masyarakatyang
perlu dilrndungr hukum,yang
meliputÌ kepentingan sebelum patendiberikan, berupa
pembatasanjangan sampai
terdapalBAB VI K]ìSIMPUI-ÂN DAN SAIìAN 3 t3
penemuan
yang
bertentangandengan
kepentingan umumdapat dimiliki
pemegangpaten,
kepentingan selama patendilindungi, berupa pembatasan agar individu
tidakmelaksanakan kewenangan dengan
cara
yang bertentangandengan hak
masyarakat,dan
kepentingansetelah
masaperlindungan paten berakhir, berupa pembatasan
agar informasi yang dimiliki dibuka (drsc/osure) sehingga berguna bagi masyarakat banyak.lsi UU Paten 2001 tidak lepas dari isi persetujuan TRIPs yang
merupakan hasil negosiasi dari rangkaian
perundingan multilateral berbagai negaradengan
kepentingan beragam.Kewajiban untuk membuat peraturan nasional dengan standar
yang telah ditentukan dari hasil negosiasi
tersebut,menimbulkan persoalan, apakah isi UU Paten
2OO1memperhatikan kepentingan
masyarakat atau
sebaliknya,bertentangan atau setidaknya kurang
memperhatikan kepentingan masyarakat lndonesia.Dengan berpatokan pada substansi asas fungsi sosial yang kiranya
perlu
menjadi patokanbagi
sistem hukum paten dilndonesia, diketahui beberapa
pasal pada UU
Paten 2001memiliki potens¡ masalah terhadap aspek
kepentingan masyarakat.I]AI] VI KESIMPULAN DAN SAIIÂN 3t4
Beberapa pasal yang memiliki potensi bermasalah terhadap kepentingan masyarakat, adalah:
Pasal 55 juncto Pasal 51 dan Pasal 7, berpotensi
mengakibatkan pemberian paten atas objek yang semestinya tidak dapat dimiliki secara pribadi. Hal ini dapat terjadi karena
ada kalanya tidak mudah bagi pemegang paten
untukmenentukan apakah objek yang diajukan permohonan paten, dapat dianugerahi paten atau t¡dak. objektifitas atas substansi pemeriksaan paten tidak bersifat mutlak. Objektivitas semakin pelik dalam menetapkan apakah invensi tertentu bertentangan dengan moralitas dan kepentingan publik atau tidak.
Pemeriksa paten memiliki peran sentral dalam menentukan apakah suatu invensi dapat diberi paten atau tidak. Pemeriksa
paten dapat meminta bantuan pemeriksa asing
untukmemeriksa aspek substansif objek yang dapat
diberi perlindungan paten, namun pembatasan hak pemeriksa paten termasuk pemeriksa paten asing tidak diatur, dengan ditambah isi Pasal 7 yang tidak membatasi produk farmasi dan jasat renikyang tidak dapat
dipatenkan, pematenanatas objek
yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat potensial terjadi.Pasal 16 juncto Pasal '17, Pasal 75 dan Pasal 96 berpotensi
mengakibatkan
ketidak-1elasansejauh apa kewajiban
pemegang paten dalam melaksanakan patennya di
lndonesia,
ini
berakrbatpada
ketidak-jelasan apakah pemegang patenBAI] VI KIìSIMPULAN DAN SAIIAN 315
sudah termasuk dalam kategori melakukan perbuatan melawan hukum (abuse of power) dalam pelaksanaan kewaiibannya atau
tidak. Selanjutnya pasal-pasal tersebut juga
berpotensi mengakibatkan sempitnya kesempatan untuk penerapan lisensiwajib, suatu
mekanismehukum yang dibutuhkan
olehmasyarakat untuk menjamin ketersediaan produk paten akibat pemegang paten tidak meiaksanakan kewajibannya.
Pasal 71
berpotens¡ mengakibatkanisi
perjanjian yang mempengaruhi hak masyarakat untuk memperoleh akses atas produk paten, hal ini terjadi karena kriteria isi perjanjian yang merugikan masyarakat dan bagaimana peran pemerintah untuk menanggulangi hal tersebut tidak jelas/ tidak diatur.Pasal
99
berpotensi mengakibatkan tidak adanya produkyang dapat
dilaksanakansendiri oleh
pemerintah meski masyarakat amat membutuhkan. Halini
potensial terjadi, bila pemerintah tidak membuat kebijakan yang dibutuhkan.Pasal 111 mengatur mengenai kewajiban pemerintah dalam menyediakan informasi mengenai paten
dan
PP No 31/1 991 mengatur hal yang perlu ada pada spesifikas¡ paten (dokumen paten). Secara normatif kedua peraturan perundang-undangan cukup memenuhi aspek kepentingan masyarakat, namun isi peraturan tersebut menjadi tidak berguna bila pemerintah tidak melaksanakandengan
baik perintah. Dengan kata lain, jika perintah yang ada pada peraturan tersebut tidak dilaksanakan'BAI] VI K]]SIMPULAN DAN SARAN 3I6
aspek
kepentingan masyarakatbisa terabaikan
sehingga masyarakat kurang dapat menikmati hasil teknologi yang sudahada
untuk perkembanganteknologi baik
secara ekonomis maupun bagi perkembangan teknologi pada umumnya.Di samping pasal-pasal tersebut di atas, terdapat beberapa prinsip dan aturan pada Persetujuan TRIPs yang juga menjadi substansi pada UU Paten 2001, di antaranya adalah mengenai asas nat¡onal treatment, prinsip bahwa semua teknologi dapat diberi paten, dan prinsip bahwa teknologi itu dapat dilakukan dengan pelaksanaan atau impor, yang bila diterapkan secara ketat
justru akan
menimbulkan ketidak-adilan.Hal ini
tidakberarti bahwa
prinsip tersebutpada masa
sekarang perlu ditinggalkan, namun tetap perlu ada kehati-hatian supaya tidak diterapkan secara mutlak, karenajustru
dapat menimbulkan ketidak-adilan. Prinsip-prinsip tersebut potensial bermasalahatau
justru memperlihatkan indikasi bahwa isi TRIPs memang lebih condong memperhatikan kepentingan pemegang paten sehingga penerapan nya pada masyarakat lndonesia aiau pada masyarakatdunia
berkembangjustru akan
menyebabkan ketidak adilan.Asas
fungsi sosial pada patenyang
mengandung nilai etis berupa keadilan antara hak individu dengan hak masyarakat,dapat
dÌmanfaatkanbagi
penerapandan
pengembanganBAB vI KF-SIMPUI.AN DAN SAIìAN
3ll
hukum paten di lndonesia bahkan dalam pembuatan kebijakan untuk mewujudkan sistem hukum paten yang lebih adil dalam dunia internasional.
Pemanfaatan
asas fungsi sosial pada paten di dalam
penerapan pasal-pasal
UU
Paten 2001, menempatkan asashukum sebagai
pedomansupaya
penerapanpasal
pasal tersebut lebih adil sehingga tidak terjadi pemberian paten atas objek yang tidak dipatenkan (mencegah penguasaan individuatas objek yang semestinya dalam
kontrol/penguasaanmasyarakat), pelaksanaan paten tídak menyalahi
hak masyarakat,dan
informasi paten diungkapkan dengan jelas (dengan standar dapat dilaksanakan oleh orang yang ahli dibidangnya), sehingga berguna bagi masyarakat.
lmplementasi penggunaan asas fungsi sosial pada paten pada
penerapan UU Paten 2001 antara lain pada
pembuatankeputusan pemberian paten kepada pemohon
paten (mengeluarkansertifikat paten) dan
pembuatan berbagai peraturan pelaksanaan atas UU Paten 2001.Pemanfaatan asas fungsi sosial pada paten
bagi pengembanganhukum paten lndonesia
bertujuan supaya dengan berlandaskan asas tersebut, pengembangan hukum patendi
satu sìsi perlu dìberi slfat "modern" sehingga sesuaidengan peraturan dan kebiasaan yang berlaku
secaTainternasionaf,
namun bagaimanapun peraturan perundang-BAIJ VI KI.^SIMI'UI-AN DAN SARAN 318
2. Saran
undangan dibuat untuk manusia dan bukan
sebaliknya, sehingga keberadaan peraturan perundang-undangan terutama ditujukan bagi keadilan dan kebahagiaan seluruh manusia.lmplementasi
dari
pemanfaatanasas
fungsi sosial padapaten bagi
pengembangan hukumpaten antara lain
dapat dilakukan ketika melakukan telaah secara mendalam prinsip- prinsip/asas-asas, melakukan revisidan
membuat pemahaman baru atas peraturan paten yang berlaku saat ini.Hasil
kajianpada
penelitianini
memperlihatkan bagaimanasubstansi fungsi sosial yang perlu ada pada
sistemperlindungan paten, atau setidaknya penelitian
inimemperlihatkan bahwa
nilai
keadilan diperolehtidak
hanya dengan membaca perumusan perundang-undangan yang telahada dan
menerapkanpada kasus kongkrit (cara
berpikirlegalistlk). Keadilan terdapat pada asas hukum
yangtersembunyi dibalik perumusan undang-undang
atau
bahkan pada tata nilai di luar hukum positif,Oleh karena
itu
disarankanagar
pemerintah, hakim dan para pencari keadilan dapat memperhatikan dan menggunakan rumusan asas fungsi soslal pada paten sebagai acuan dalammenerapkan isi pasal UU Paten 2001, atau
dalammengembangkan sistem hukum paten
di
lndonesia, sehinggaBA]] VI KESIMPULAN DAN SARÁN 319
penerapan dan pengembangan hukum
yang
dihasilkan adilbaik bagi
pemegang paten maupunbagi
masyarakat pada umumnya.Setidaknya
jika
penggunaan rumusan asasfungsi
sosialpada paten dianggap kurang tepat, disarankan
agar pemerintah, hakimdan
pencari keadilan senantiasa berpikir secara mendalam hingga hakikat atau asas hukum dari sistem hukumpaten/HKl
ketika meneraokanUU
Paten2001
atau membuat kebijakan baru bagi pengembangan hukum paten di lndonesia,dan tidak
hanya bersikap legalistikatau
sekedar menggunakan TRIPs sebagai pedoman tunggal.Perlu
diperhatikanbahwa melakukan penerapan
atau membuat hukum dengan mengacupada asas
hukum akan mendekatkankebijakan atau penerapan peraturan
pada keadilan.2.
Peraturan Paten lndonesia tidak lepasdari
sistem peraturanpaten yang berlaku secara internasional. Persetujuan TRIPs
sebagai standar minimal peraturan HKI termasuk
patenmemberikan perlindungan yang lebih
memperhatikan kepentingan pemegang paten, sehingga potensial bermasalah bagi kepentingan masyarakat.Oleh karena itu disarankan agar para akademisi, legislator dan pelaksana peraturan memiliki pandangan kritis mengenai dampak implernentasi Persetujuan
TRIPs bagi
l<epentinganBAI] VI KËSIM)ULAN DAN S,ARAN 320
masyarakat lndonesia. Disarankan
pula agar
lndonesia aktif menggalang persatuan dengan sesama negara berkembang untuk kritis terhadap dampak dari Persetujuan TRIPs sehinggadapat
bersama-samamelakukan revisi dan
amandementerhadap isi peraturan dan prinsip-prinsip dasar
yangbermasalah bagí kepentingan masyarakai dan keadilan.
3.
Sistem hukum HKI tidak lahir dari budaya bangsa lndonesia, disisi lain dengan
kemajuan perdagangandan
teknologi, menyebabkan kehadiran sistem hukum ini semakin diperlukan.Untuk membentuk sistem hukum HKI dan peraturan bidang
HKI
yang sesuaidan
adil bagi bangsa lndonesia, disarankan supaya dilakukan banyak penelitian dan pengkajian kritis dan mendalam pada bidang paten/HKl. Pengkajian yang kritis dan mendalam antara lain dapat memperlihatkan akar persoalan,akar
ketidak-adilan,tata nilai yang perlu ada pada
sistem hukum HKl, hingga model peraturan yang diharapkan.4.
Peraturan perundang-undangan Paten dan bidang HKI lainnyatidak
lahirdari
kesadaran hukum bangsa lndonesia. Sistem hukumini
berasaldari
pengalamandan
kesadaran hukumbangsa Eropa. Hal ini
mengakibatkan prinsip-prinsip yang melandasi sistem hukum paten/HKl hingga kesadaran hukumbangsa
lndonesia mengenai perlunya perlindungan hukum kepada individu dan aspek kepentingan masyarakat seperti apayang perlu ada dalam membatasi hak individu
belumIIAB VI KDSIÀIPULAN DAN SARAN 321
terinternalisasi
padahal bidang hukum ini tidak
mungkindihindari pada masa globalisasi sekarang ini.
Oleh karena itu disarankan supaya pengenalan mengenai sistem hukum
dan
peraturan paten/HKl terus dilakukan oleh pemerintah(sudah lebih dari 10 tahun
pemerintah aktif melakukan introduksiisi
peraturan-peraturan bidangHKI
di seluruh lndonesia). Sekalipun demikian, hendaknya introduksitidak sekedar
pengenalan ("sosialisasi")atas isi
peraturanperundang-undangan saja. Disarankan agar bentuk introduksi tersebut lebih dominan pada justifikasi dan urgensi keberadaan peraturan
ini, oleh
karenahal tersebut lebih
membangun penalaran dan kesadaran atas pentingnya keberadaan sistem hukum HKI di lndonesia.DAFTAR PUSTAKA
A.
BukuAbdulkadir Muhammad, Kaiian Hukum Ekonomi Hak
Kekayaan lntelektual, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001.Hukum
dan
Penelitían Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004Achmad
Zen Umar
Purba,Hak
Kekayaanlntelektual
Pasca TRlPs, Alumni, Bandung, 2005.Ade Maman Suherman, Aspek
llukum
Dalam Ekonomi Global, Ghalia Indonesia, Bogor, 2004.Adrian Sutedi,
tmplementasiPrinsip Kepentingan Umum
Dalam Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan, SinarGrafíka,
Jakarta,2007
Agus Sardjono, Hak Kekayaan lntelektual Dan Pengetahuan Tradisional, PT Alumni, Bandung, 2006.
Ahkam Subroto, M dan Supraedi, Eksplorasi Konsep
Kekayaan tntelektual lJntuk Penumbuhan lnovasi, Sentra HaKl LlPl, Jakarta, 2005Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum (Suatu Kaiian
Filosofis danSoslo/ogrs), Chandra Pratama, Jakaria, 1996.
Apeldoorn,L.J. Pengantar llmu Hukum, aliah bahasa Oetarid Sadino, P.T.
Pradnya Paramita, Jakarta, cetakan keduapuluhenam, 1996
Artidjo Alkostar (editor),
ldentitas
Hukum Nasional, Fakultas Hukum Universitas lslam lndonesia, Yogyakarta, 1997A
Sonny Kera'n, Etika Brsnls, Kanisius, Yogyakarta, 1998Bambang
Kesowo, Lisensi Waiib di bidang Hak Atas
Kekayaan lntelektual(HAKI)Dan Prospek
Penerapannyadi
lndonesia,Disertasi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 2005.
Bernard
Arief
Siclharta, Ref/eÅsi TentangStruktur llmu
llukum,
CV Mandar Maju, Bandung, 2000Bradley, Stephen
P, (et al) (editor),
Globaltzation Technology, and Competition, Harvard Business School Press Boston, 1984323
Bruggink,J.J.H. Refleksi Tentang Hukum,
alih bahasa
Bernard Arief Sidharta, PT Ciha Aditya Bakti, Bandung, cetakan kedua, 1999.Budiono Kusumohamidj ojo, F i I s afat H u ku m P roble m ati
k
Kete rti b a n ya ng Ad¡ I, P.T. Grasindo, Jakarta, 2004.Budi Harsono, Hukum Agraria /ndonesla,
Jilid I, Penerbit Djambatan,
Jakarta, Cetakan kesepuluh, 2005
Bushar Muhammad, Asas-a
sas
HukumAdat
Suatu Pengantar, P.T .Pradnya Paramita, Jakarta, Cetakan kesepuluh, 1983.
C.F.G.
Sunarjati Hartono,Apakah The Rule Of Law /fa?,
Alumni, Bandung, 1976.Politik Hukum Menuju Safu Slsfem Hukum Nasional, Alumni, Bandung, 1991.
---,Kapita Selekta Perbandingan Hukum,
PT
Citra Aditya Bakti, Bandung, 1991.Penelitian
Hukum Di
lndonesÌaPada Akhir Abad
Ke-20, Alumni, Bandung, 1994.Bhineka Tunggal
lka
Sebagai Asas Hukum bagi Pembangunan Hukum Nasional PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006.Colston,
Catherine,
Principles of'lntellectual PropeñyLaw,
Cavendish Publishing Limited, Great Brítain,1999.Djaren Saragih dalam Pengantar Hukum Adat, Penerbit Tarsito, Bandung, cetakan kedua, 1984
Darji Darmodihardjo dan Shidarta, dalam Pokok-pokok Filsafat Hukum,
Apa dan Bagaimana Filsafat Hukum Indonesia, PT Gramedia, Jakarla, 2004.
David R.
Koepsell, The Ontologyof
Cyberspace Philosophy, Law, andthe Future of lntellectual Properfy, Open Court
Publishing Company, Peru, lllinois, 200'1Drahos, Peter, A
Philosophyof
lntellectualProperty,
Dartmouth, Aldershot England, 1996.Durham, Alan L, Patent Law Essenfla/s A
Concise Guide,
Quorum
Books, Westport, Connecticut. London, 1999.
Emrny Yuhassarie (ed) Hak Kekayaan lntelektual
dan Perkembangannya,Prosiding Rangkaian Lokakarya
Terbatas324
Masalah-Masalah Kepailitan Dan Wawasan Hukum Bisnis Lainnya, Kerjasama antara Mahkamah
Agung Rl dan
Pusat Pengkajian Hukum,2004Prosiding Transaksi Perdagangan lnternasional, Jakarta 15-16 September 2004.
Endeshaw,
Assafa,
IntellectualProperty Policy For
Non-lndustrial Countries, Darmouth PublishingCompany Limited,
Aldershot England, 1996Foster, Frank H. and Shook, Robert L Patents, Copyrights & Trademarks, John Wiley & Sons, New York, '1989.
Franz Magnis-Suseno, 13 Tokoh Efika, Kanisius, Yogyakafa, 1997 Etika Politik, Gramedia, Jakarta, 1999.
Frieda Husni Hasbullah, Hukum Kebendaan Perdata JTrd
l,
Penerbit lndHil-Co, Jakarta, 2Oo2.
Harsono Adisumarto, Hak Milik lntelektual Khususnya Paten Dan Merek, Akademika Pressindo, Jakarta, 1 990.
Hayman, Robert.L,Jr. et al, Jurisprudence Classical And Contemporary:
From Natural Law To Postmodernism, West Group A Thomson Company, St Paul-Minnesota, 2002.
Hendra Tanu Atmadja, Hak Cipta Musik Atau Lagrl, Universitas lndonesia Fakultas Hukum Pasca Sarjana, Jakarta 2003.
Herlien Budiono, Asas Keseimbangan Bagi Hukum Perjanjian lndonesia, alih bahasa Tristam P. Moeliono, , PT Citra Adiiya Bakti, Bandung, 2006.
Huijbers, Theo, Filsafat Hukum, Kanisius, Cetakan ketiga, Yogyakarta, 1995
lda Susanti dan Bayu Seto (ed), Aspek Hukum Dari Perdagangan Bebas:
Percikan Gagasan
TentangHukum lV, Citra Aditya
Bakti, Bandung, 2003.l.Wibowo
dan
Francis Wahono (editor), Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas, Yogyakarta, 2003.Keough, Jill Mc dan Stewart, Andrew, lntellectual Propefty in Australia, Butterworths, Sydney, 1997,
Khor, Martin Globalization And The Soufh, Penang-Malaysia, 2001
325
Kirdi Dipoyudo , Keadilan Sosial Rajawali, Jakarta, 1985.
Lexy
J
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, cetakan kedua puluh satu, Bandung,2005.Lindsey,Tim
el al, Hak
Kekayaan lntelektualSuatu
PenganÍar, P.T.Alumni, Bandung, 2002.
Loughlan, Patricia lntellectual Property: Creative And Marketing Rights, LBC lnformation Services, Sydney, 1998.
M. Dawam Rahardjo, Ekonomí Pancasila Jalan Lurus Menuiu Masyarakat adit dan Makmur, Penerbit Aditya Media Yogyakarta bekerjasama dengan Pusat
Studi
Ekonomi Pancasila (PUSTEP) Universitas Gajah Mada, 2004.Marni Emmy Mustafa, Prinsip Prinsip Beracara Dalam Penegakan Hukum Paten
Di
Indonesia Dikaitkan Dengan IRIPS-
WTO, P .-f . Alumni,Bandung, 2007.
Merryman, John Henry, The Civil Law Tradition
An
Introductionto
theLegal
Systemsof
Western Europe and Latin America, Stanford University Press, Stanford-California, edisi kedua, 1985.Mochtar Kusumaatmadja, Konsep-Konsep Hukum Dalam Pembangunan, P.T. Alumni, Bandung, 2002.
Muhammad
Djumhana,Hak Milik lntelektual (Sejarah, Teori
dan Prakteknya di lndonesia), P.T. Citra Aditya Bakt¡, Bandung, 1993Perkembangan Doktrin dan Teori Perlindungan Hak Kekayaan Intetektual, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006
Mubyarto, Ekonomi dan Keadilan Sosla/. Aditya Media, Yogyakarta, 1995.
Membangun Sistem Ekonomi BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, 2000.
Mukayat D. Brotowidjoyo,
Penutisan Karangan //mlah, AkademikaP ressindo, Jakarta, 2002.
Mulya Lubis
T
dan Richard M. Buxbaum (penyunting) Peranan Hukum Dalam PerekonomianDi
Negara Berkembang,Obor
lndonesia, Jakarta, 1986.O.K. Saidin, Aspek Hukum Hak
Kekayaanlntelektual
(lntellectual Propeñy Righfs, P.T. Rala Grafindo Persada' cetakan keempat, Jakarla,2004.326
Paton, George
Whitecross,A
Text-BookOf
Juriprudence, Oxford University Press, Landon, Cetakan kedua, 1951 .Paulus Wahana, Filsafat Pancasila, Penerbit Kanisius, Yogyakarta,1993.
Pound, Roscoe, Pengantar Filsafat Hukum, Bhratara, Jakarta, '1963, alih bahasa Moh. Radjab,
Purnadi Puracaraka
dan A.
Ridwan Salim,Hak Milik
Keadilan dan Kemakmuran tinjauan Falsafah Hukum, Ghalia lndonesia, Jakarta, 1982,Rawls, .John,
A
Theoryof
Justice,The
BelknapPress of
Harvard University Press, Cambridge, Cetakan ke€,(revr.sed edition), 2003.Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, cetakan kelima,2000.
Hukum dalam Jagat Ketertiban, Penerbit UKI Press, Jakarta 2007
Membedah Hukum Prog resll Penerbit buku Kompas, Jakarta, cetakan kedua, 2007
Biarkan Hukum Mengallr, Penerbit buku Kompas, Jakarta,2007 Schechter, Roger E. dan Thomas, John R, lntellectual Propeñy The Law
Of Copyrights, Patents and Trademarks, West Group, USA, 2003.
Shannon, Thomas A, Pengantar Bioetika, Alih Bahasa K. Bertens, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1995.
Soediman Kartohadiprodjo, Kumpulan Karangan, P.T. Pembangunan, Jakarta, 1965
Hukum Nasional Beberapa Catatan, Binatjipta, Bandung, 1968.
Pantja-Sila Dan/Dalam Undang Undang Dasar 1945, Binatjipta, Bandung, 1968.
Beberapa Pikiran Sekitar Pancasila, Alumni, Bandung 1970.
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Penerbit Universitas lndonesia, Cetakan ketìga, Jakarta, 1986.
Soerjono Soekanto dan Soeleman B Taakeno, Hukum Adat lndonesia, CV Rajawali, Jakarta, 1981
.tzt
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu
Tinjauan
Singkat,Raja Grafindo Persada' Cetakan
keenam, Jakarta, 2001 .Soetandyo Wignjosoebroto, Hukum Paradigma, Metode dan Dinamika liiasatahnya, Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) dan Perkumpulan untuk Pembaruan Hukum Berbasis Masyarakat dan Ekologi (HUKA), Jakarta, 2002.
Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Perdata: Hukum Benda, Penerbit Liberty, Cetakan keempat Yogyakarta,l 98'l '
Steward,
Mc
Keough tnteltectual Propertyln
Australia, Butterworths, Sydney, 1997.Stiglitz, Joseph E, Dekade Keserakahan Era'9}-an dan Awal Mula Petaka Ekonomi Dunia, peneriemah, Aan Suhaeni' Marjin Kiri, Serpong, cet pertama, 2006.
Making Globatization
Work
Menyiasati Globalisasi MenuiuDunia Yang Lebih Adit, Penerbit Mizan, Bandung,
2Oo7,Penerjemah Edrijani Azwaldi.
Sudarga Gautama, Segi Segl Hukum Perdagangan lnternasional (GATT dan GSP), Citra Aditya Bakti, Bandung, 1994.
Surojo Wignjo dipuro, Pengantar Dan Azas-Azas Hukum
Adat,
Alumni,Bandung, 1979
Tay Swee Kian, Catherine, A Guide To Protecting
Your ldeas,lnventions,TradeMarks & Products' Times
Bookslnternational, Singapore-Kuala lumpur, 1997
The Liang Gie, Teort-teori Keadilan, Penerbit Super, Yogyakarta, 1979
Utrecht,
E.,
Pengantar Dalam Hukum lndonesia, N.V. Penerbitan Dan Balai Buku lndonesia, Cetakan ketiga, Jakarta, 1956.H.F.A. Vollmar, Pengantar
StudiHukum Perdata, alìh bahasa
l SAdiwimarta, C.V, Rajawali Press, Jakarta, Cetakan kedua, 1989 wibowo. I dan Francis wahono (editor) dalam Neoliberalisme,cindelaras
Pusiaka Rakyat Cerdas,Yogyakaria, 2003.
Williams, F John, A
Manager's Guideto Patents, Trade Marks
&Copyright, Kogan Page, Great Britain, 1986
328
Yunita T. Winarto et al
( penyunling), Karya Tulis llmiah
SosialMenyiapkan, Menulis dan
Mencermatinya,Obor
lndonesia,Jakarta,2OO4.
B.
Jurnal, Makalah, Artikel, dan lainnyaAmich Alhumami, Negara Kesejahteraan, Harian KOMPAS tanggal 17 Oktober 2005
Bernard Arief Sidharta, Kajian Kefilsafatan tentang negara Hukum, arlikel pada Jentera Jurnal Hukum, edisi 3 Tahun ll, Jakarta,November 2004.
Filsafat dan ldeologi Pancasila, dalam Pro Justitia Tahun Xll Nomor 1 Januari 1994,
C.Ria
Budiningsrh, Makna Keberhasilan PembatalanPaten
Shiseido, dalam harian Kompas, 17 Juli20O2.Dian Ediana Rae, Pengantar GATT, WTO
dan IR/Ps,
makalah dalamProsiding Transaksi Perdagangan lnternasional,
Jakarta
15-16 September 2004, editor Emmy Yuhassarie.Firman Muntaqo, Meretas Jalan bagi Pembangunan Tipe Hukum
Progresif Melalui Femahaman terhadap Peranan Mazhab Hukum Positivis dan Nonpositivis dalam Kehidupan Berhukum di
lndonesia, dalam Membedah Hukum Progresif, Penerbit buku Kompas, Jakarta, cetakan kedua, 2007
Hartkamp, Arthur.S, Civil Code Revision
in
The Netherlands 1947-1992 dalam Nieuw Nederlands Burgerlijk Wetboek Het Vermogensrecht- penerjemah Haanappel,P.PC dan Mackaay, Ejan, Quebec Centreof Private and
ComparativeLaw- Kluwer Law and
Taxation Publishers, Deventer, The Netherlands, 1990.Henry Soelistyo Budi, Konsepsi Perlindungan Paten. Makalah dalam Hak Kekayaan lntelektual Dan Perkembangannya: Prosiding rangkaian lokakarya terbatas Masalah-masalah Kepailitan
dan
Wawasan Hukum Bisnis lainnya, editor Emmy Yuhassarie, Pusat Pengkajian Hukum, Jakarta, 2004.lgnatius
Haryanto, Copyleft. . .Copywrong Neoliberalismedan
Masalah Copyrightartikel pada
Neoliberalisme,dalam L Wibowo
danFrancis Wahono (editor), Cindelaras Pustaka
Rakyat
Cerdas, Yogyakarta, 2003329
Jacob Oetama
,
Pancasila, ldentitas dan Modernitas-
makalah dalam Prosiding Peringatan Hari Lahir Pancasila "Restorasi Pancasila:Mendamaikan Politik ldentitas dan Modernitas", FISIP Ul, Depok, 31 Mei 2006, Brighten Press, lembaga penerbitan Brighten lnstitute,2006
Kuan
Ng
Siew, Profecfionunder
TRIPs Agreementfor
Geographicallndications, lndustrial Deslgns, Patents,
Layout-Desígns (Topog raphies) of I ntegrated Circuits and Confidential I nformation, dalam INTELLECTUAL PROPERry lN ASIA AND THE PASIFIC (quarterly journal World lntellectual Property Organization), July- September 1997- No. 54.Mankad,
P.G,
Industrial PropertyFor
TechnologicalAnd
Industrial Development dalam INTELLECTUAL PROPERTYlN
ASIA ANDTHE PASIFIC
(quarterlyjournal World lntellectual
Property Organization), July-September 1997- No. 54.MH. Koesnoe, Pengertian Fungsl Sosia/ dalam Tata Hukum lndonesia Dewasa
rni, artikel pada
Hukum Nasional, Majalah Lembaga Pembinaan HukumNasíonal Nomor 10 Tahun lll Oktober
November Desember 1 970.
Purnadi Purwacaraka
dan A
Ridwan Halim,Hak Milik
Keadilan danKemakmuran tiniauan Falsafah Hukum, Ghalia lndonesia, Jakarta, 1982.
Razilu, Sisfem Paten Di !ndonesia, Makalah dalam Seminar " Creativity
and
InnovationJnventionPromotion Activities ln Education
lnstitutions and Companies" Bandung 22-23 Oktober 2008
Shiva,
Vandana Nofth-South conflictsin
lntellectual Propefty Rights' pada http:i/web. greens.org/s-r 125 125-1 4 lhtml, yang diakses tanggal,
13 November2006Universitas Katolik Parahyangan Bandung Dalam Rangka Kerja Sama
Dengan Dewan Hankamnas, Cita-cita
PancasilaDi
DalamKehidupan Sosio-Budaya Dan Di Bidang Hukum Khususnya, 1980 Vinciguerra,Vincenzo, TheDialectic Relationship
Between
DifferentConcepts Of Propeñy Rights
And lts
Significance On lntellectual Propeñy Rþhfs, padahttp://grove. ufl.edu/-techlaw/vol 1 0/issuel /vinciguerra.html www.wto.org
wryvw. proquest. um i. co m www. b iotani. org
330
http:i/en.wik¡pedia.org
www. oxfam.ca/campaigns/downloads/....
http://web. greens. orgl s-il 25125-1 4/html
www. sinarharapan. co. id/berita/021 Z1 0/opi03. html
C.
Perundang-undanganUndang Undang Dasar Negara Republik lndonesia Tahun 1945 beserta amandemennya
Undang Undang Republik lndonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang Undang Undang Pokok Agraria
Undang Undang Republ¡k lndonesia Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade
Organisation (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia)
Undang Undang Republik lndonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Undang Undang Republik lndonesia Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten.
Undang Undang Republik lndonesia Nomor 10 Tahun 2004 teniang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
Kitab Undang-undang Hukum Perdata (Staatblad 1847-23), penerjemah R. Subekti dan R. Tjitrosudibio
Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 34 Tahun 1991 Tentang Tata Cara Permintaan Paten
Peraturan Pemerintah Republik lndonesìa Nomor 27 Tahun 2004 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Paten Oleh Pemerintah
Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 19 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor
75
Tahun 2005 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Departemen Hukum dan Hak Asasi ManusiaKeputusan Presiden Republik lndonesia Nomor
6
Tahun 2007 tentang PerubahanAtas
Keputusan Presiden Nomor83 Tahun
2004 Tentang Pelaksanaan PatenOleh
Pemerintah Terhadap Obat- obatan Anti Retrovrral331
Agreement
on
Trade Related Aspecfsof
lntellectual Property Rights, tncluding Tradein CounteÍeit Goods
(Persetujuan mengenai Aspek Aspek Dagang yang Terkait dengan Hak Atas Kekayaan lntelektual, termasuk Perdagangan Barang Palsu) dan terjemahan resminya.Undang Undang Nomor
6 Tahun
1989tentang Palen
(sudah tidak berlaku)D.
Kamus dan EnsiklopediaBalai
Pustaka(ed),
Departemen Pendidikan Nasional,Kamus
Besar Bahasa lndonesia, Cetakan kedua, 1989.Black, Henry
Campbell,B/ack'slaw
dictiona4y,St.Paul, Minn:
West Publishing Co,1990Garner, Bryan
A.
Editorin
chef, B/ack's Law Dictionary, eighth edition, Thomson Bus¡nes.Hornby,
AS (et al),
Oxford Advanced Learners Dictionaryof
CurrentEnglish, Oxford University Press, 1974
Reese, William
L,
Dictionaryof
Philosophyand
Religion easfern and Western Theory, Humanities Press lnc, USA, 1980.Yayasan Kanisius, Ensiklopedia Umum ,1977.