• Tidak ada hasil yang ditemukan

Relevansi Bahan Perpustakaan dengan Kebutuhan Informasi Pengguna pada Perpustakaan Politeknik Negeri Medan (POLMED)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Relevansi Bahan Perpustakaan dengan Kebutuhan Informasi Pengguna pada Perpustakaan Politeknik Negeri Medan (POLMED)"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

RELEVANSI BAHAN PERPUSTAKAAN DENGAN KEBUTUHAN INFORMASI PENGGUNA PADA

POLITEKNIK NEGERI MEDAN (POLMED)

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

dalam bidang Studi Perpustakaan dan Informasi

Oleh:

ABRAR RAHMANA RAMBE

050709011

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA MEDAN

(2)

Abstrak

Rambe, Abrar Rahmana. 2010. Relevansi Bahan Perpustakaan dengan Kebutuhan Informasi Pengguna pada Perpustakaan Politeknik Negeri Medan (POLMED). Medan: Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Politeknik Negeri Medan (POLMED) yang berada di Jl. Almamater No. 1 Kampus USU, Medan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui relevansi bahan perpustakaan dengan kebutuhan informasi pengguna pada perpustakaan Politeknik Negeri Medan (POLMED).

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. .Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Politeknik Negeri Medan (POLMED) yang terdaftar sebagai anggota perpustakaan, yaitu sebanyak 1.634 orang yang terdiri dari 14 jurusan. Sampel penelitian ini menggunakan rumus Slovin yaitu sebanyak 94 orang.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala rahmat-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Relevansi Bahan Perpustakaan

dengan Kebutuhan Informasi Pengguna pada Perpustakaan Politeknik Negeri

Medan (POLMED)”.

Skiripsi ini dibuat sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

program sarjana pada Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas

Sastra Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian skripsi ini masih terdapat

banyak kesalahan dan kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Penulis mengucapkan terima kasih yang teristimewa dan sebesar-besarnya

kepada Ayahanda Zainal Arifin Rambe dan Ibunda Ramlah Br.Siregar, karena

atas segala doa, dukungan dan kasih sayang kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Serta tidak luput karena adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai

pihak yang telah membantu secara moral maupun material. Pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Perpustakaan dan Informasi di Fakultas Sastra Universitas Sumatera

Utara.

3. Ibu Himma Dewiyana, SI, M.Hum, selaku dosen pembimbing I yang

telah membantu membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Hotlan Siahaan, S.Sos, selaku dosen pembimbing II yang telah

(4)

5. Kepada seluruh staf pengajar Program Studi Ilmu Perpustakaan dan

Informasi yang telah banyak memberikan ilmu dibidang Ilmu

Perpustakaan dan Informasi bagi penulis.

6. Kepada staf pegawai Program Ilmu Perpustakaan dan Informasi

(B’Yudi) yang telah membantu dalam mengurus surat-surat dan

memberikan masukan-masukan yang berhubungan dengan

penyusunan skripsi.

7. Kepada seluruh staf pustakawan Perpustakaan Politeknik Negri

Medan yang telah banyak memberikan data dan informasi yang

dibutuhkan penulis selama penulisan skripsi ini.

8. Kepada senior-senior terutama Yudi Purnomo, Palit Hanafi lubis yang

telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pemikirannya dalam

penyelesaian skirsi ini.

9. Kepada teman karib terutama Fajar Alam Siahaan yang telah banyak

berpartisipasi dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Kepada teman-teman seperjuangan stambuk 2005 khususnya M.safii

Nasution, Rizky Efendi Nasution dan Siti Aisyah Nur Lubis yang

telah banyak mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Kepada teman-teman satu hunian terutama Khairul Ritonga dan Hadi

Syahputra Dalimunte yang banyak meluangkan waktunya.

12. Serta seluruh orang tua dan Masyarakat kelurahan Sari Rejo penulis

mengucapkan terima kasih atas doa dan dukungan yang telah

diberikan kepada penulis.

Untuk kesekian kalinya penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian

skripsi ini, semoga kiranya mendapat hidayah dari ALLAH SWT. Semoga

kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan pengetahuan

bagi pembaca sekalian.

Medan, 28 Juli 2010 Penulis

Abrar Rahmana Rambe

(5)

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR... i

ABSTRAK………. iii

DAFTAR ISI………. iv

DAFTAR TABEL………. Vi BAB I PENDAHULUAN ……… 1

1.1 Latar Belakang Masalah ………. 1

1.2 Rumusan Masalah ……….. 3

1.3 Tujuan Penelitian ……… 3

1.4 Manfaat Penelitian ……….. 3

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ………. 4

BAB II KAJIAN TEORITIS ………. 5

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi ………. 5

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi……… 5

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi………. 5

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi……….. 7

2.1.4 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi……… 8

2.2 Bahan Perpustakaan ……… 9

2.2.1 Pengertian Bahan Perpustakaan……….. 9

2.2.2 Fungsi Bahan Perpustakaan……… 10

2.2.3 Jenis Bahan Perpustakaan……… 10

2.2.4 Ketersediaan Bahan Perpustakaan………... 13

2.2.5 Sumber Informasi Elektronik……….. 14

2.3 Relevansi ………. 16

2.3.1 Pengertian Relevansi………... 16

2.3.2 Penilaian Relevansi……….. 17

2.4 Kebutuhan Informasi ………. 18

(6)

2.4.2 Jenis Kebutuhan Informasi... 19

2.4.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi... 20

2.4.4 Sumber Informasi... 22

2.4.5 Pengguna Informasi... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……… 24

3.1 Jenis Penelitian... 24

3.2 Lokasi Penelitian ……… 24

3.3 Populasi dan Sampel ………. 24

3.3.1 Populasi ……… 24

3.3.2 Sampel………... 25

3.4 Instrumen Penelitian ……… 27

3.4.1 Kuesioner……… 27

3.4.2 Kisi-Kisi Kuesioner……… 27

3.4 Teknik Analisa Data………... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... ... 30

4.1 Indikator Kuesioner... 30

4.1.1 Jenis Bahan Perpustakaan... .. 30

4.1.2 Kebutuhan Informasi... 32

4.1.3 Jumlah Bahan Perpustakaan... 36

4.1.4 Kemutakhiran Bahan Perpustakaan... 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 39

5.1 Kesimpulan... ... 39

5.2 Saran... ... 40

DAFTAR PUSTAKA... 41

(7)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 : Jumlah Mahasiswa di Perpustakaan (POLMED)... 25

Tabel 2: Penentuan Sampel Penelitian Berdasarkan Strata... 26

Tabel 3: Kisi- Kisi Kuesioner ... 27

Tabel 4: Jenis bahan tercetak yang sering digunakan pengguna... 30

Tabel 5: Ketersediaan jenis bahan perpustakaan... 31

Tabel 6: Subjek bahan perpustakaan... 31

Tabel 7: Kebutuhan sumber informasi elektronik... 32

Tabel 8: Ketersediaan jumlah bahan perpustakaan... 33

Tabel 9: Penyelesaian tugas kuliah... 34

Tabel 10: Kesesuaian jenis bahan pustaka dengan kurikulum... 35

Tabel 11: Penyelesaian masalah... 35

Tabel 12: Jumlah bahan perpustakaan yang dipinjam... 36

Tabel 13: Jumlah koleksi yang memadai... 37

(8)

Abstrak

Rambe, Abrar Rahmana. 2010. Relevansi Bahan Perpustakaan dengan Kebutuhan Informasi Pengguna pada Perpustakaan Politeknik Negeri Medan (POLMED). Medan: Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Politeknik Negeri Medan (POLMED) yang berada di Jl. Almamater No. 1 Kampus USU, Medan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui relevansi bahan perpustakaan dengan kebutuhan informasi pengguna pada perpustakaan Politeknik Negeri Medan (POLMED).

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. .Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Politeknik Negeri Medan (POLMED) yang terdaftar sebagai anggota perpustakaan, yaitu sebanyak 1.634 orang yang terdiri dari 14 jurusan. Sampel penelitian ini menggunakan rumus Slovin yaitu sebanyak 94 orang.

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perpustakaan sebagai salah satu sarana pembelajaran dapat menjadi

sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa, sekaligus menjadi tempat yang

menyenangkan dan mengasyikkan. Meski hasilnya tidak dapat dirasakan dengan

segera, mengelola dan mengembangkan perpustakaan sama halnya dengan human

investment dan memperkuat modal sosial. Dengan memposisikan institusi dan

sumber pembelajaran maka kekuatan untuk mencapai posisi strategis dan

berkompetisi semakin besar. Perpustakaan adalah pusat pembelajaran yang

berfungsi sebagai agen perubahan sosial yang meningkatkan kualitas kehidupan

dengan memenuhi kebutuhan informasi masyarakat.

Hal ini diperjelas dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Bab Ketentuan Umum

Pasal 1 Butir 10-13 yang menegaskan bahwa satuan pendidikan nasional adalah

kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur

formal, informal, dan nonformal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang

terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan

menengah, dan pendidikan tinggi.

Perpustakaan perguruan tinggi merupakan bagian integral dari lembaga

induknya yang bertujuan untuk mendukung dan menunjang pelaksanaan program

Tri Dharma Perguruan Tinggi. Upaya yang dilakukan dalam mencapai tujuan

tersebut melalui aspek pengadaan, pengolahan, pelestarian, pemanfaatan, dan

penyebaran informasi. Fungsi umum dari perpustakaan adalah sebagai wahana

penyimpan, melestarikan karya cetak, karya rekam. Tugasnya adalah melakukan

kegiatan administrasi, layanan teknis dan layanan pengguna. Penyediaan jasa

layanan informasi dalam berbagai jenis bidang ilmu pengetahuan merupakan

wujud penyebaran informasi kepada seluruh sivitas akademika. Dengan

terpenuhinya kebutuhan informasi pengguna maka dapat disimpulkan bahwa

(10)

Akan tetapi banyaknya jumlah bahan pustaka pada perpustakaan

perguruan tinggi bukan menjadi tolak ukur yang paling utama bagi idealnya

sebuah perpustakaan perguruan tinggi. Hal yang terpenting adalah kesesuaian

bahan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan.

Kebutuhan informasi pengguna pada perpustakaan perguruan tinggi

tentulah tidak sama. Dengan keanekaragaman sivitas itulah maka perpustakaan

perguruan tinggi harus menyediakan bermacam-macam koleksi yang sesuai

dengan kebutuhan masing-masing sivitas akademika. Perpustakaan harus

memperhatikan koleksi seperti apa dan bagaimana yang dibutuhkan oleh

penggunanya sehingga setiap kebutuhan pengguna dapat terpenuhi dan

memberikan kepuasan pada pengguna perpustakaan.

Permasalahan saat ini adalah sulitnya memperkirakan kondisi koleksi buku

di perpustakaan. Walaupun dapat diketahui kekuatan dan kelemahan koleksi suatu

perpustakaan, pandangan tersebut masih bersifat subjektif. Untuk mengantisipasi

hal tersebut, maka diera teknologi saat ini perpustakaan tidak bisa hanya

bergantung pada bahan perpustakaan tercetak, tetapi juga harus mempunyai bahan

pustaka elektronik yang banyak menyimpan informasi yang teraktual dan

mutakhir yang dapat diakses secara cepat dan sangat dibutuhkan oleh mahasiswa

pada saat ini.

Jenis koleksi yang dimiliki Perpustakaan Politeknik Negeri Medan

(POLMED) diantaranya koleksi tercetak, yaitu buku teks sebanyak 4339 judul

dengan 13.384 eksemplar, diktat sebanyak 477 judul dengan jumlah eksemplar

yang sama dan terbitan berseri sebanyak 20 judul. Untuk koleksi elektronik yaitu

kaset tape sebanyak 2 judul dengan 51 kaset, CD (Compact Disk) sebanyak 61

judul dengan 298 keping. Adapun jumlah peminjaman bahan perpustakaan yaitu:

mahasiswa maksimal tiga eksemplar dan staf pengajar atau administrasi maksimal

empat eksemplar dengan lama peminjaman yaitu: maksimal satu minggu untuk

mahasiswa dan dua minggu untuk staf pengajar atau staf administrasi.

Internet dapat dikatakan sebagai sumber informasi yang mengandung

jutaan informasi tentang berbagai hal, salah satunya termasuk data dan informasi

(11)

alternatif bagi kalangan akademis setelah perpustakaan konvensional dilembaga

pendidikan tinggi.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan agar relevansi bahan

perpustakaan dengan kebutuhan informasi pengguna dapat terwujud dan lebih

diperhatikan lagi bagi pihak perpustakaan. Beranjak dari latar belakang di atas,

maka penulis menetapkan judul penelitian adalah “Relevansi Bahan

Perpustakaan Politeknik Negeri Medan (POLMED) dengan Kebutuhan Informasi Pengguna.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan

masalah yang akan diteliti adalah “Bagaimanakah relevansi bahan perpustakaan

Politeknik Negeri Medan (POLMED) dengan kebutuhan informasi pengguna?”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah “Untuk mengetahui relevansi

bahan perpustakaan dengan kebutuhan informasi pengguna pada perpustakaan

Politeknik Negeri Medan (POLMED)”.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi perpustakaan Politeknik Negeri Medan (POLMED), hasil penelitian

ini dapat memberikan masukan dalam pengambilan keputusan yang

berkaitan dengan pengembangan bahan perpustakaan terhadap

pemanfaatan perpustakaan.

2. Bagi peneliti, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

referensi dalam melakukan penelitian pada topik yang sama.

3. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan

serta pemahaman tentang relevansi bahan perpustakaan dengan kebutuhan

(12)

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup yang akan dibahas dalam penelitian ini berfokus pada

relevansi bahan perpustakaan dengan kebutuhan informasi pengguna. Relevansi

(13)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

Keberadaan perpustakaan perguruan tinggi sangat strategis dalam

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara umum peran

perpustakaan perguruan tinggi adalah memberikan pelayanan informasi yang

dibutuhkan oleh penggunanya yaitu sivitas akademika dalam menyelenggarakan

pengadaan bahan perpustakaan. Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan

Tinggi (1994: 3) dinyatakan bahwa:

Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan unit pelayanan teknis (UPT) perguruan tinggi, yang bersama-sama dengan unit lain turut melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan cara memilih, menghimpun, mengolah, merawat serta melayankan sumber informasi kepada lembaga induknya pada khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya.

Sejalan dengan pernyataan di atas, Sulistyo-Basuki (1993: 3) menyatakan

pendapatnya bahwa:

Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya.

Berdasarkan hal di atas perpustakaan perguruan tinggi pada hakekatnya

adalah suatu unit pelayanan teknis dan badan bawahan perguruan tinggi

mencakup perpustakaan universitas, fakultas, akademik, institute, sekolah tinggi

maupun politeknik yang memiliki tujuan dan fungsi sebagai memilih,

menghimpun, mengolah, merawat serta melayankan informasi sebagai penunjang

terlaksananya Tri Dharma Perguruan Tinggi.

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi sering dimaknai sebagai pusat penelitian

karena banyak menyediakan informasi yang berkaitan dengan sarana pendukung

(14)

dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 47) dirumuskan

tujuan perpustakaan perguruan tinggi sebagai berikut:

1. Mengadakan buku, jurnal dan pustaka lainnya untuk dipakai oleh dosen, mahasiswa dan staf lainnya bagi kelancaran program pengajaran di perpustakaan perguruan tinggi.

2. Mengadakan buku, jurnal dan pustaka lainnya yang diperlukan untuk penelitian sejauh dana tersedia.

3. Mengusahakan, menyimpan dan merawat pustaka yang bernilai sejarah, yang dihasilkan oleh sivitas akademik.

4. Menyediakan sarana bibliografi untuk menunjang pemakaian perpustakaan.

5. Menyediakan tenaga yang cukup serta penuh dedikasi untuk melayani kebutuhan pengguna perpustakaan dan bila perlu mampu memberikan pelatihan penggunaan perpustakaan.

6. Bekerja sama dengan perpustakaan lain untuk mengembangkan program perpustakaan.

Selanjutnya Sulistyo-Basuki (1993: 52), juga menyatakan tujuan

penyelenggaraan perpustakaan perguruan tinggi adalah:

1. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya staf pengajar dan mahasiswa sering pula mencakup tenaga administrasi perguruan tinggi.

2. Menyediakan bahan pustaka rujukan (referensi) pada semua tingkat akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga kemahasiswa program pascasarjana dan pengajar.

3. Menyediakan ruang belajar untuk pemakai perpustakaan.

4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakai.

5. Menyediakan jenis informasi aktif yang tidak hanya terbatas pada lingkungan perguruan tetapi juga lembaga induknya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa tujuan dari perpustakaan

perguruan tinggi tidak lain sebagai penyedia jasa pelayanan informasi meliputi

pengumpulan, pelestarian, pengolahan sehingga dapat dimanfaatkan pengguna

sebagai wujud dukungan, melancar serta mempertinggi kualitas pelaksanaan

(15)

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Selain mempunyai tujuan yang jelas sebuah perpustakaan juga harus

memiliki fungsi tentunya. Begitu juga halnya dengan perpustakaan perguruan

tinggi. Berdasarkan Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 3),

fungsi perpustakaan perguruan tinggi dapat ditinjau dari berbagai segi yaitu:

1. Fungsi Edukasi

Perpustakaan merupakan sumber belajar bagi sivitas akademika, oleh karena itu koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung evaluasi pembelajaran

2. Fungsi Informasi

Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi.

3. Fungsi Riset

Perpustakaan merupakan fungsi bahan–bahan riset dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan teknologi dan seri koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi mutlak dimilki, karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan karya–karya penelitian yang dapat diaplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang.

4. Fungsi Rekreasi

Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreatifitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan.

5. Fungsi Publikasi

Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh karya perguruan tingginya sivitas akademik dan non akademik.

6. Fungsi Deposit

Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan. 7. Fungsi Interprestasi

Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan Tri dharmanya.

Berdasarkan uraian di atas adapun gagasan yang didefenisikan oleh

Mahmudin (2006: 2), yang menyatakan:

(16)

Dari pemaparan di atas dapat dijadikan referensi bahwa fungsi dari sebuah

perpustakaan perguruan tinggi merupakan penyediaan fasilitas pengajaran dan

penelitian untuk memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan. Untuk dapat

menyelenggarakan fungsi tersebut adapun peranan pustakawan sangat penting

karena pustakawan harus dapat melihat lebih jauh dan lebih luas akan kebutuhan

penggunanya.

2.1.4 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi

Untuk mencapai tujuan dan fungsinya perpustakaan perguruan tinggi

haruslah menjalankan tugasnya dengan baik. Sesuai dengan pendapat

Sjahrial-Pamuntjak (2000: 5) yang menyatakan bahwa tugas perpustakaan perguruan

tinggi adalah:

Melayani keperluan para mahasiswa dari tingkat persiapan sampai kepada mahasiswa yang sedang menghadapi ujian sarjana dan menyusun skripsi, para staf dalam persiapan bahan perkuliahan serta para peneliti yang bergabung dalam perguruan tinggi yang bersangkutan.

Sedangkan dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan

Perguruan Tinggi (2000: 5) tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah

“Menyusun kebijakan dan melakukan tugas rutin untuk mengadakan, mengolah

dan merawat pustaka serta mendayagunakan baik bagi sivitas akademika maupun

diluar kampus.” Adapun tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah:

1. Mengikuti perkembangan kurikulum serta perkuliahan dan menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pengajaran.

2. Menyediakan pustaka yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam rangka studi.

3. Mengikuti perkembangan mengenai program-program penelitian yang diselenggarakan di lingkungan perguruan tinggi induknya dan berusaha menyediakan literature ilmiah dan bahan lain yang diperlukan bagi para peneliti.

4. Memutakhirkan bahan perpustakaan dengan mengikuti terbitan-terbita yang baru, baik berupa tercetak maupun tidak tercetak.

Dari uraian di atas jelas bahwa tugas dari perpustakaan perguruan tinggi

adalah memberikan jasa yang dapat mendukung proses pelaksanaan pendidikan,

(17)

perpustakaan baik tercetak maupun tidak tercetak demi mendukung dan

mengembangkan kualitas program kegiatan perguruan tinggi.

2.2 Bahan Perpustakaan

2.2.1 Pengertian Bahan Perpustakaan

Bahan perpustakaan adalah faktor utama yang mempengaruhi

perpustakaan dapat dimanfaatkan dengan baik atau tidak oleh penggunanya.

Karena bahan perpustakaan adalah tujuan utama pengguna untuk datang

mengunjungi perpustakaan dan memanfaatkan fasilitasnya yaitu bahan pustaka.

Menurut Siregar (1998: 2) yang dimaksud dengan “Bahan perpustakaan

adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk

disajikan kepada pengguna, guna memenuhi kebutuhan pengguna akan

informasi.”

Adapun bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan sudah sangat

berkembang, tidak hanya sebatas buku yang tercetak seperti yang dikatakan oleh

Soeatminah (1992: 18) bahwa “Koleksi adalah bahan pustaka berupa buku, non

buku ataupun manuskrip yang dihimpun oleh perpustakaan”, dan dalam buku

Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (1999: 11),

“Koleksi adalah semua pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk

disebarluaskan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan informasi”.

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa bahan perpustakaan adalah

semua bahan yang terkumpul dalam perpustakaan dan harus berguna untuk

memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Adapun bahan perpustakaan terdiri

dari bermacam-macam jenis mulai dari yang tercetak sampai terekam. Akan tetapi

pada saat sekarang ini masih banyak perpustakaan yang hanya menyimpan bahan

pustaka berupa buku dan tercetak lainya. Padahal informasi yang sangat

dibutuhkan banyak terdapat pada internet yang sangat termutakhir, terpercaya dan

(18)

2.2.2 Fungsi Bahan Perpustakaan

Bahan perpustakaan haruslah disesuaikan dengan kebutuhan informasi

pengguna, dengan ketersedian bahan perpustakaan yang dibutuhkan pengguna

pada perpustakaan tentunya akan memberikan kepuasan kepada pengguna.

Perpustakaan perguruan tinggi mempunyai fungsi sebagai sarana untuk

menunjang program pendidikan dan ilmu pengetahuan. Dalam Buku Pedoman

Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi (1994: 40) disebutkan fungsi bahan

perpustakaan adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Pendidikan

Untuk menunjang program pendidikan dan pengajaran perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang sesuai dan relevan.

2. Fungsi Penelitian

Untuk Menunjang program penelitian perguruan tinggi, perpustakaan sumber informasi tentang berbagai hasil penelitian dan kemajuan ilmu pengetahuan mutakhir.

3. Fungsi Referensi

Fungsi ini melengkapi kedua fungsi di atas dengan menyediakan bahan-bahan referensi diberbagai bidang dan alat-alat bibliografis yang diperlukan untuk penelusuran informasi.

4. Fungsi Umum

Perpustakaan perguruan tinggi menetapkan pusat informasi bagi masyarakat disekitarnya. Fungsi ini berhubungan dengan program pengabdian masyarakat dan pelestarian bahan pustaka serta hasil budaya manusia yang lain.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bahan perpustakaan

berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sivitas akademika dan untuk menunjang

pelaksanaan pendidikan dan penelitian serta sebagai referensi dalam melakukan

penelusuran informasi.

2.2.3 Jenis Bahan Perpustakaan

Jenis bahan perpustakaan yang dimiliki perpustakaan haruslah sesuai

dengan kebutuhan masyarakat pengguna. Dengan beragam jenis bahan

perpustakaan yang dimiliki sebuah perpustakaan maka akan semakin banyak pula

sumber informasi yang terdapat pada perpustakaan tersebut. Begitu juga halnya

dengan perpustakaan perguruan tinggi, harus menyediakan jenis bahan

perpustakaan yang dapat menunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi sehingga

(19)

Menurut Yusup (1995: 29-69), menjelaskan bahan perpustakaan terdiri

atas:

1. Buku Teks

Buku teks adalah buku yang membahas suatu bidang ilmu tertentu yang ditulis dengan tujuan untuk memudahkan pencapaian proses melajar mengajar antar murid dengan guru, termasuk juga antara mahasiswa dengan dosen.

2. Buku Referensi

Buku referensi adalah buku yang isinya maupun penyajiannya bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersifat spesifik atau khusus. Adapun yang tercakup pada buku referensi sebagai berikut : kamus, ensiklopedia, buku tahunan, buku pedoman, direktori, almanak, bibliografi, katalog, abstrak, atlas, dokumen pemerintah, laporan hasil penelitian, indeks, sumber informasi geografis, biografis dan petunjuk perjalanan.

3. Bahan Media Cetak Bukan Buku

Yang dimaksud dengan karya media cetak bukan buku adalah segala macam penerbitan yang dicetak, tetapi tidak berbentuk buku. Untuk lebih jelasnya yang termasuk pada koleksi media cetak bukan buku, yaitu : terbitan berkala, pamflet, brosur, guntingan surat kabar, gambar atau lukisan, globe.

4. Bahan Media Elektronik

Yang dimaksud media elektronik adalah jenis bahan pustaka yang bukan hasil cetakan, malainkan hasil teknologi elektronik. Produk teknologi yang sering dijadikan media komunikasi dan pendidikan didunia pendidikan dan instruksional adalah media pandang dengar (audio visual), mikrofis, mikrorider, dan komputer.

Menurut Sulistyo-Basuki dalam bukunya Pengantar Ilmu Perpustakaan

(1993 : 30), bahan pustaka mencakup:

1. Karya cetak

Karya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk pustaka yaitu:

a. Buku

Buku adalah bahan pustaka yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan yang paling umum terdapat dalam bahan perpustakaan. Berdasarkan standar UNESCO tebal buku paling sedikit 49 halaman tidak termasuk kulit maupun jaket buku.

b. Terbitan berseri

Terbitan berseri adalah bahan pustaka yang direncanakan untuk diterbitkan terus dengan jangka waktu tertib tertentu.

2. Karya non cetak

(20)

bahan pustaka ini ialah bahan non buku, yang termasuk dalam jenis bahan pustaka ini antara lain:

a. Rekaman suara yaitu bahan pustaka dalam bentuk kaset dan piringan hitam.

b. Gambar hidup dan rekaman video seperti: film dan kaset video, selain bersifat rekreasi dapat juga dipakai untuk pendidikan.

c. Bahan grafika, ada dua tipe bahan grafika yaitu bahan yang dapat dilihat langsung misalnya: lukisan, foto, gambar teknik, serta bahan pustaka yang harus dilihat dengan bantuan misalnya: slide, transparansi, film stripe dan lain-lain.

d. Bahan kartografi, yang termasuk kedalam jenis ini adalah peta, atlas, foto udara.

3. Bentuk mikro

Adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan pustaka yang menggunakan media dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan mikro reader. Ada tiga macam bentuk mikro yang sering menjadi koleksi perpustakaan yaitu:

a. Mikrofilm yaitu mikro dengan gulungan film dengan ukuran 10 mm dan 35 mm.

b. Mikrofis yaitu mikro dalam lembaran film ukuran 105 mm x 148 mm.

c. Mikropague, bentuk mikro dimana informasinya dicetak kedalam bentuk kertas yang mengkilap tidak tembus cahaya, ukurannya sebesar mikrofis.

4. Karya dalam bentuk elektronik

Dengan adanya teknologi informasi, maka informasi dapat dituangkan kedalam media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti komputer, CD-ROOM Player, dan sebagainya.

Sedangkan menurut Soeatminah (1991: 23-29), berdasarkan penyajiannya

bahan perpustakaan dapat dikelompokkan menjadi:

1. Buku Teks atau Monografi 2. Buku Fiksi

3. Majalah 4. Surat Kabar

5. Brosur atau Pamflet

6. Buku Referensi yaitu: kamus, ensiklopedia ,sumber biografi, sumber ilmu bumi, ibliografi, buku tahunan, buku petunjuk, buku pegangan,

(21)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis bahan

perpustakaan dapat dibagi pada tiga bagian besar yaitu: Bahan buku teks, referensi

dan terbitan berkala yang mana tiap jenis bahan pustaka mengandung sumber

informasi yang akurat dan sangat bermanfaat bagi masyarakat pengguna

perpustakaan.

2.2.4 Ketersediaan Bahan Perpustakaan

Ketersediaan berasal dari kata sedia yang artinya siap atau kesiapan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1990: 223) “Ketersediaan adalah

kesiapan suatu alat, tenaga, barang, modal, dan siap untuk digunakan atau

dioperasikan dalam waktu yang telah ditentukan.” Sedangkan Yulia (1993: 3)

menyatakan “Koleksi perpustakaan adalah kumpulan bahan pustaka yang terdapat

di perpustakaan.”

Pengguna perpustakaan membutuhkan informasi yang bervariasi sesuai

dengan kebutuhannya masing-masing. Perpustakaan menyediakan berbagai bahan

perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Setiap jenis

perpustakaan memiliki tujuan yang berbeda dalam menyediakan bahan

perpustakaan. Menurut Siregar (1998: 2) tujuan ketersediaan bahan perpustakaan

pada perpustakaan perguruan tinggi yaitu:

1. Mengumpulkan dan menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan sivitas akademika perguruan tinggi induknya.

2. Mengumpulkan dan menyediakan bahan pustaka bidang-bidang tertentu yang berhubungan dengan tujuan perguruan tinggi yang menaunginya. 3. Memiliki koleksi bahan/dokumen yang lampau dan yang mutahir dalam

berbagai disiplin ilmu pengetahuan, kebudayaan, hasil penelitian dan lain-lain yang erat hubungannya dengan program perguruan tinggi tersebut.

4. Memiliki bahan perpustakaan yang dapat menunjang pendidikan dan penelitian serat pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi induknya.

5. Memiliki bahan pustaka/informasi yang berhubungan dengan sejarah dan ciri perguruan tinggi tempatnya bernaung.

Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat dikatakan bahwa tujuan

perpustakaan dalam menyediakan bahan perpustakaan harus sesuai dengan

kebutuhan informasi penggunanya yaitu sivitas akademika serta perguruan tinggi

(22)

2.2.5 Sumber Informasi Elektronik

Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi (TI) khususnya

komputer, keanekaragaman sumberdaya informasi berbasis elektronik telah di

diinisiasi oleh produsen informasi. Majalah dan surat kabar menjadi trend

tersendiri bila dipublikasikan dalam bentuk cyber media.

Perkembangan sumberdaya informasi baru ini, tidak terlepas dari daya

dukung aplikasi TI, yang menjadikan akses database elektronik sebagai salah satu

alternatif yang semakin penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat akan

informasi. Pertumbuhan produksi bahan-bahan berbasis elektronik

(electronic-based) di perpustakaan melahirkan istilah perpustakaan digital (digital library).

Perpustakaan digital merupakan perpustakaan dimana berbagai objek informasi

khususnya laporan penelitian, thesis, disertasi dan artikel majalah ilmiah disimpan

dalam bentuk elektronik. Sehingga koleksi data elektronik dapat diakses tanpa

harus melalui proses peminjaman.

Berkaitan dengan hal tersebut, menjadi tuntutan bagi pustakawan untuk

bersikap responsif terhadap perubahan yang terjadi, dan berupaya mencari metode

yang efektif dan efisien, kalau mungkin harus bersikap inovatif dalam memenuhi

kepuasan pengguna. Hal ini penting agar perpustakaan tetap survive dalam

lingkungannya yang terus berubah. Pemikiran perpustakaan sebagai gedung yang

berisi koleksi pustaka yang diatur dengan sistem tertentu dapat merubah

pemikiran dengan kenyataan baru bahwa “perpustakaan sebagai suatu organisasi”

yang harus mengembangkan dan menyediakan berbagai jenis pelayanan termasuk

akses informasi elektronik. Walaupun masih banyaknya kendala teknis dalam

melanggan edisi elektronik, dibandingkan dengan edisi cetak, terutama di

perpustakaan perguruan tinggi negeri, namun lambat laun hal ini dapat teratasi

dengan berjalannya waktu dan perubahan perilaku, baik pustakawan maupun

pemegang kebijakan.

Pengembangan dan penyediaan fasilitas akses informasi elektronik

menyangkut berbagai aspek, yang diantaranya akan diuraikan berikut ini:

1. Automasi Perpustakaan

Automasi Perpustakaan yaitu penggunaan teknologi informasi terutama

(23)

layanan di perpustakaan terutama yang berkaitan dengan penemuan

kembali bahan pusaka. Aspek penting dari automasi adalah pengembangan

database elektronik sebagai embrio dalam mendukung temu balik

informasi (online searching). Contoh database elektronik untuk

mendukung temu balik informasi diantaranya.

a. Database CDS\ISIS

CDS/ISIS adalah software database katalog untuk perpustakaan yang

sangat sederhana tetapi mempunyai kinerja baik. Dikembangkan oleh

UNESCO untuk negara berkembang. Di Indonesia, sebagian besar

perpustakaan baik besar maupun kecil telah lama menggunakan

CDS/ISIS untuk mengelola database bibliografinya secara elektronik.

Sosialisasi dan pelatihanan di fasilitasi oleh Pusat Dokumentatsi dan

Informasi-LIPI.

b. Database berbasis IsisOnline

IsisOnline adalah sebuah software berbasis web yang berfungsi untuk

memudahkan publikasi database katalog dan bibliografi yang berbasis

CDS/ISIS ke internet, tanpa perlu melakukan konversi database dari

format aslinya. Dengan demikian, akses ke database perpustakaan

menjadi tidak terbatas baik ruang dan waktu.

2. Perpustakaan Digital

Karakeristik utama dari koleksi yang dimiliki perpustakaan digital yaitu isi

(content) nya. Hampir seluruh koleksi yang dimiliki perpustakaan digital

bermuatan koleksi lokal (Local Content) yang mencakup karya ilmiah

yang dihasilkan oleh staf akademi baik staf pengajar maupun mahasiswa

berupa laporan penelitian, skripsi/thesis, artikel majalah ilmiah dan artikel

yang dimuat di proseding.

3. Database Kliping Elektronik

Kliping yang kita kenal selama ini berupa kumpulan informasi/

berita/artikel dari surat kabar atau majalah. Proses pembuatannya dengan

cara dengan menggunting dan menempel pada selembar kertas dan yang

(24)

Sedangkan yang dimaksud dengan kliping elektronik adalah kumpulan

artikel dalam bentuk file elektronik (digital) yang diproses menggunakan

software tertentu. Data digital berupa hasil proses pengetikan manual

secara elektronik maupun proses scanning. Berkembangnya informasi

digital yang dapat diakses secara online, memudahkan pengaksesan

informasi cybermedia sebagai bahan baku kliping elektronik.

2.3 Relevansi

2.3.1 Pengertian Relevansi

Perpustakaan perguruan tinggi sebagai media penyedia informasi sebaiknya

memiliki bahan pustaka yang banyak dan beraneka ragam serta relevan dengan

kebutuhan penggunanya, sehingga koleksi tersebut dapat dimanfaatkan secara

optimal oleh pengguna. Pengertian relevansi di sini adalah informasi atau

dokumen yang tersedia sesuai dengan kebutuhan pengguna. Hal ini diperkuat oleh

pendapat Purnomo (2006: 9) yang menyatakan bahwa “Dokumen yang relevan

dokumen-dokumen yang sedang dibutuhkan”

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa relevansi merupakan kesesuaian

dokumen-dokumen yang diperoleh dari perpustakaan atau sumber informasi

lainnya, sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna dalam

menggunakan perpustakaan.

Selain pendapat di atas Siregar (2002: 11) menyatakan bahwa maksud dari

relevansi atau kesesuaian bahan perpustakaan adalah, “Perpustakaan hendaknya

mengusahakan agar bahan perpustakaan relevansi dengan fungsi dan tujuan

perpustakaan serta tujuan lembaga induknya”.

Berdasarkan pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa relevansi bahan

pustaka merupakan suatu tolak ukur bagi penelusur informasi untuk mengetahui

apakah informasi yang dimiliki perpustakaan sesuai dengan kebutuhan pengguna,

fungsi dan tujuan perpustakaan dan lembaga induknya.

2.3.2 Penilaian Relevansi

Penilaian relevansi bertujuan untuk menentukan dokumen yang relevan

(25)

dalam Mustangimah (1998: 31) menyatakan bahwa, “Penilaian relevansi yang

diberikan oleh pakar subjek berbeda dengan penilaian relevansi yang diberikan

oleh pustakawan”. Harter yang dikutip Mustangimah (1998: 32) juga menyatakan

bahwa:

“Tingkat relevansi akan menambah bervariasinya penilaian relevansi selain karakteristik penilai, karakteristik pertanyaan, karakteristik dokumen, karakteristik temu kembali informasi, kondisi penilaian, dan pemilihan skala juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap penilaian relevansi”.

Relevansi merupakan konsep yang sangat penting dalam temu kembali

informasi karena ukuran yang menggambarkan unjuk kerja dan efektivitas sistem

temu kembali informasi ditentukan berdasarkan dokumen yang relevan.

Menurut Pao (1989: 54) bahwa:

“Suatu transaksi temu balik dianggap sukses jika dokumen yang diperoleh relevan dengan kebutuhan pengguna yang memintanya. Relevansi dapat dijadikan kriteria keberhasilan suatu temu balik informasi yang terdapat pada koleksi perpustakaan. Relevansi adalah suatu ukuran keefektifitasan antara sumber informasi dan penerima informasi”.

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa penilaian relevansi sangat peting

dalam mencari informasi atau dokumen yang dibutuhkan pengguna, sehingga

perpustakaan harus menyediakan bahan perpustakaan yang optimal bagi

pengunjung perpustakaan.

Perpustakaan sebagai penyedia informasi sebaiknya mempunyai koleksi

yang relevan dengan kebutuhan penggunanya, sehingga koleksi yang dimiliki

perpustakaan dapat dimanfaatkan secara optimal.

Pihak perpustakaan juga sebaiknya melakukan pengadaan dengan seleksi

bahan pustaka yang didasarkan pada prinsip-prinsip yang telah digariskan badan

induk, terutama perlu diperhatikan perpustakaan dalam seleksi bahan pustaka

menurut Carter dan Bonk yang dikutip Herlina (1996:44) menyatakan bahwa:

1. Bahan pustaka harus disiplin dengan tepat sesuai dengan kebutuhan pengguna tanpa membedakan ras, kebangsaan, profesi, atau lokasi pengguna

2. Bahan pustaka harus dibina berdasarkan rencana

(26)

memperkaya, dan meningkatkan pengetahuan masyarakat. Bahan pustaka dasar harus dibina dengan lengkap dan mutahir.

4. Bahan pustaka yang akan disediakan harus berkualitas baik isi penyajian dan format, kepengarangan, subjek, subjek maupun fakta yang nyata.

2.4 Kebutuhan Informasi

2.4.1 Pengertian Kebutuhan Informasi

Manusia adalah makhluk yang kompleks. Manusia memiliki banyak

kebutuhan untuk melangsungkan kehidupannya. Mulai dari kebutuhan ragawi

sampai kebutuhan yang bersifat rohani. Berikut adalah beberapa pengertian

tentang kebutuhan informasi menurut beberapa para ahli.

Menurut Chowdhury (1999: 92) bahwa: “Kebutuhan informasi merupakan

suatu konsep yang samar. Kebutuhan informasi muncul ketika seseorang

menyadari pengetahuan yang ada padanya tidak cukup untuk mengatasi

permasalahan tentang subjek tertentu”.

Menurut Taylor yang dikutip Putu Pendit (2008: 2), ada empat lapisan atau

tingkatan yang dilalui oleh pikiran manusia sebelum sebuah kebutuhan

benar-benar dapat terwujud secara pasti:

1. Visceral need, yaitu tingkatan ketika kebutuhan informasi belum

sungguh-sungguh dikenali sebagai kebutuhan, sebab belum dapat dikaitkan dengan pengalaman-pengalaman seseorang dalam hidupnya. Inilah kebutuhan “tersembunyi” yang seringkali baru muncul setelah ada pengalaman tertentu.

2. Conscious need, yaitu ketika seseorang mulai mereka-reka apa

sesungguhnya yang ia butuhkan.

3. Formalized need, yaitu ketika seseorang mulai secara lebih jelas dan terpadu dapat mengenali kebutuhan informasinya, dan mungkin di saat inilah ia baru dapat menyatakan kebutuhannya kepada orang lain.

4. Compromised need, yaitu ketika seseorang mengubah-ubah rumusan

kebutuhannya karena mengantisipasi, atau bereaksi terhadap kondisi tertentu.

Sedangkan menurut Hartono (2000: 692) menyatakan bahwa: “Informasi

dapat didefinisikan sebagai hasil pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih

berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian (events) yang

nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan”.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang

(27)

penerima berupa data yang menggambarkan kejadian-kejadian nyata yang telah

diolah dalam satu bentuk sehingga menjadi lebih berguna dan lebih berarti.

2.4.2 Jenis Kebutuhan Informasi

Jenis kebutuhan informasi bagi pengguna informasi sangat beraneka

ragam. Berikut ini beberapa pengertian tentang jenis kebutuhan informasi menurut

beberapa para ahli.

Jarvelin (2004) memberi klasifikasi terhadap jenis kebutuhan informasi

yang berhubungan dengan tugas pekerjaan, yaitu:

1. Informasi yang berkaitan dengan masalah, menggambarkan struktur, sifat, dan syarat dari masalah yang sedang dihadapi, misalnya dalam masalah konstruksi jembatan, informasi yang dibutuhkan adalah mengenal jenis, tujuan dan masalah yang dihadapi dalam membangun konstruksi jembatan. Pada kasus ini kemungkinan telah ada sumber informasi yang telah membahas hal yang sama.

2. Informasi yang berkaitan dengan wilayah, terdiri dari pengetahuan tentang fakta, konsep, hukum dan teori dari wilayah permasalahan. Misalnya dalan masalah konstruksi jembatan, wilayah informasi yang diperlukan adalah kekuatan dan tingkat pemuaian besi. Jenis informasi yang dibutuhkan berupa uji ilmiah dan teknologi informasi. Informasi tersebut terdapat dalam terbitan jurnal ilmiah dan buku teks.

3. Informasi sebagai pemecahan masalah, menggambarkan bagaimana melihat dan memformulasikan masalah, apa masalah dan wilayah informasi bagaimana yang akan digunakan dalam upaya memecahkan masalah. Misalnya dalam konstruksi jembatan, insiyur perencana akan menghadapi pro dan kontra mengenai berbagai informasi mengenai desain jenis jembatan. Ini hanya dapat dipecahkan pada keahlian seseorang dan pengetahuan yang dimiliki.

Menurut Yusup (1995: 10) bahwa “Jenis-jenis informasi dikelompokkan

menjadi dua jenis yaitu:

1. Informasi Lisan, informasi ini disamping jumlahnya sangat banyak, sulit diukur dan dibuktikan dan juga kurang bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan manusia pada umumnya.

2. Informasi Terekam, informasi ini paling bermanfaat dan banyak digunakan oleh berbagai kalangan, baik secara perorangan maupun dalam bermasyarakat, berorganisasi, dan bergaul sesame anggota masyarakat pada umumnya, terutama bergaul yang bertujuan mengembangkan diri kearah yang lebih baik.

Sebagai tambahan perlu juga diketahui bahwa menurut Diao yang dikutip

(28)

“Kebutuhan informasi ada 3 macam, yaitu kebutuhan informasi objektif, kebutuhan informasi subjektif, dan kebutuhan informasi yang terpenuhi. Kebutuhan informasi objektif yaitu kebutuhan informasi yang seharusnya ada apabila seorang ingin mencapai tujuannya dengan sukses. Kebutuhan informasi subjektif yaitu kebutuhan informasi yang disadari oleh seorang sebagai persyaratan untuk mencapai tujuan.”

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis kebutuhan

informasi yang mutakhir, spesifik, objektif dan pengembang bagi pengetahuan

manusia sehingga dapat menyelesaikan masalah problem-solving information.

2.4.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengguna perpustakaan akan

kebutuhan informasi. Faktor-faktor tersebut menurut para ahli adalah sebagai

berikut:

Katz, Gurevitch, dan Haas (Tan yang dikutip Yusup, 1995:4) juga

menemukan dalam penelitiannya bahwa orang yang tingkat pendidikannya tinggi

lebih banyak mempunyai kebutuhan dibandingkan dengan orang yang

berpendidikan rendah. Ini berarti bahwa orang yang mempunyai pendidikan relatif

tinggi, seperti guru, dosen, dan peneliti, misalnya, lebih banyak mempunyai

kebutuhan akan sesuatu yang bisa memuaskannya, dan lebih banyak mempunyai

tujuan yang berkaitan dengan permasalahan kehidupannya daripada orang-orang

pada umumnya. Hal ini terjadi karena pada umumnya orang lebih senang berpikir

simpleks daripada orang-orang yang berpendidkan tinggi yang lebih banyak

menggunakan pola berpikir multipleks. Konsep multipleksitas (dalam berpikir)

ini diusulkan oleh Krech, Crutchfield, dan Ballachey yang dikutip Yusup, 1995: 5

untuk menjelaskan adanya perbedaan dalam cara orang mengalami perubahan

kognisi yang di antaranya dipengaruhi oleh sistem kognisi yang sudah dipunyai

oleh orang yang bersangkutan sebelumnya. Semua informasi yang menerpa orang

yang berpikiran multipleks akan dikelolanya, dikaitkan dengan informasi lain

yang sudah dipunyainya untuk kemudian dicari pola kaitannya guna menghasilkan

pengetahuan baru atau informasi baru.

Menurut Sulistyo-Basuki (2004:396) kebutuhan informasi ditentukan oleh:

1. Kisaran informasi yang tersedia;

(29)

3. Latar belakang, motivasi, orientasi profesional, dan karakteristik masing- masing pemakai;

4. Sistem sosial, ekonomi, dan politik tempat pemakai berada; dan 5. Konsekuensi penggunaan informasi.

Setiap orang membutuhkan informasi sebagai bagian dari tuntutan

kehidupannya, penunjang kegiatannya, dan pemenuhan kebutuhannya. Rasa ingin

tahu seseorang timbul karena ia ingin selalu berusaha menambah pengetahuannya.

Krech, Crutchfield, dan Ballachey yang dikutip Yusup, 1995: 13 lebih jauh

menjelaskan karena adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah-masalah

sosial, seseorang termotivasi untuk mencari pengetahuan, bagaimana caranya agar

dapat memecahkan masalah tersebut. Salah satu cara adalah mencari tambahan

pengetahuan melalui membaca berbagai media bahan bacaan yang sebagian besar

tersedia di perpustakaan-perpustakaan.

Fungsi informasi bisa berkembang sesuai dengan bidang garapan yang

disentuhnya. Namun, setidaknya yang utama adalah sebagai data dan fakta yang

membuktikan adanya suatu kebenaran, sebagai penjelas hal-hal yang sebelumnya

meragukan, sebagai prediksi untuk peristiwa-peristiwa yang mungkin akan terjadi

pada masa yang akan datang. Nyatanya, informasi itu banyak fungsinya. Tidak

terbatas pada salah satu bidang atau aspek saja, melainkan menyeluruh, hanya

bobot dan manfaatnya yang berbeda karena disesuaikan dengan kondisi yang

membutuhkannya (Yusup, 1995: 13).

Dalam pengadaan bahan pustaka, perpustakaan merupakan faktor yang

penting dan perlu dilakukan dengan perencanaan yang baik sehingga bahan

pustaka yang dipesan dapat sesuai dengan tugas dan fungsi yang diemban.

2.4.4 Sumber Informasi

Perpustakaan adalah jantung perguruan tinggi sumber informasi bagi

seluruh pengguna perpustakaan. Dengan adanya perpustakaan maka seluruh

sivitas akademika dengan mudah mendapat informasi yang dibutuhkan sehingga

(30)

Menurut Yusup (1995: 14) menyatakan bahwa:

“Memfokuskan sumber informasi yaitu hanya kepada segala macam informasi yang secara khusus bisa diawasi, dikendalikan, diolah dan dikelola untuk kepantingan umat manusia, yakni informasi terekam yang bisa diperoleh diperpustakaan-perpustakaan dan segala jenisnya, baik informasi yang bersifat ilmiah (bisa dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan) maupun informasi yang bersifat non-ilmiah sepeti informasi tentang keluarga, berita kematian, dan iklan komersial”.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sumber informasi

merupakan segala macam informasi yang bisa diawasi, dikendalikan, diolah, dan

dikelola oleh perpustakaan untuk seluruh pengguna yang ingin memenuhi

kebutuhan informasi baik informasi yang bersifat ilmiah maupun non ilmiah.

2.4.5 Pengguna Informasi

Pengguna informasi adalah orang yang membutuhkan informasi baik yang

bersifat ilmiah maupun non ilmiah.

Adapun pengertian pengguna informasi menurut beberapa ahli yaitu:

Menurut Djatin (1996: 8) Karakteristik jenis pengguna informasi adalah:

a. Mahasiswa

Pada umumnya sering menggunakan buku dari pada majalah yang memberikan penjelasan mengenai topik-topik tertentu.

b. Mahasiswa Pasca Sarjana

Yang mencari informasi untuk penelitian yang sesuai dengan bidang-bidang mereka.

c. Para Dokter

Tenaga medis yang bekerja dirumah sakit yang memiliki kesibukan dengan kegiatan atau aktivitas klinisnya.

d. Dosen dan Peneliti

Para dosen yang memerlukan informasi untuk keperluan belajar atau mengajar sedangkan peneliti memerlukan informasi untuk mengetahui sejauh mana telaah orang untuk digunakan dalam menentukan langkah yang akan diambil selanjutnya.

e. Pengamat

Mencari informasi mengenai topik-topik yang banyak diminati orang. f. Bidang-bidang khusus

Orang yang mencari informasi mengenai penelitian dimasa lalu dengan motivasi atau sasaran belajar seumur hidup.

g. Masyarakat Umum

Untuk menambah pengetahuan dan mencari informasi serta hiburan. h. Industri dan Pemasarannya

(31)

Adapun menurut Bambang S. Sankarto dan Maman Pernama (2008: 4) tentang pengertian pengguna informasi adalah:

Pengguna informasi adalah pihak yang menerima atau menggunakan informasi. Pengguna informasi dapat menentukan kualitas seperti apa, menyampaikan apa dan bagaimana kebutuhan informasi mereka. Penyedia informasi harus bekerja dengan pengguna untuk menentukan kebutuhan mereka, dan bekerjasama dengan sumber informasi lain.

Sedangkan menurut Yusuf (1996: 156) “Pengguna atau pemakai jasa

perpustakaan adalah semua pengunjung perpustakaan yang bertujuan

menggunakan fasilitas perpustakaan untuk mencari informasi dalam rangka

memperoleh bahan pustaka atau pengetahuan”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengguna informasi adalah

mahasiswa, dosen, dokter, pengamat, masyarakat umum dan seluruh pengunjung

(32)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel

mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan

variabel lain Sugiyono (1998: 6). Maka, sesuai dengan pendapat tersebut

penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan yang dihadapi

oleh suatu instansi.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Perpustakaan Politeknik Negeri Medan

(POLMED) yang berada di Jl. Almamater No. 1 Kampus USU, Medan.

3.3 Populasi Dan Sampel 3.3.1 Populasi

Untuk memudahkan penelitian ini, maka penulis menetapkan populasi

penelitian. “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2002: 57)”.

Sesuai dengan pendapat di atas peneliti menetapkan populasi penelitian ini

adalah seluruh mahasiswa Politeknik Negeri Medan (POLMED) yang terdaftar

sebagai anggota perpustakaan. Adapun jumlah mahasiswa yang terdaftar sebagai

anggota perpustakaan Politeknik Negeri Medan (POLMED) sebanyak 1.634 orang

(33)

Tabel 1: Jumlah Anggota di Perpustakaan Politeknik Negeri Medan (POLMED)

No Jurusan Jumlah

1 Administrasi Bisnis 182

2 Akuntansi 251

3 Perbankan dan Keuangan 168

4 Elektronika 167

5 Energi 141

6 Sipil 64

7 Elektro 105

8 Telekomunikasi 156

9 Mesin 263

Tidak semua populasi dapat dijadikan sebagai objek penelitian, terkadang

hanya sebagian dari populasi yang dijadikan objek penelitian, sebagian dari

populasi tersebut biasa dikatakan sebagai sampel penelitian.

Untuk menentukan sampel, penulis membatasi jumlah populasi untuk

dijadikan sampel karena jumlah populasi penelitian yang besar. Untuk

menghitung ukuran banyaknya sampel penelitian ini adalah dengan menggunakan

rumus Slovin, yaitu:

2

e = taraf kesalahan sebesar 10%, (Umar, 2008: 78)

(34)

Adapun penentuan ukuran sampel untuk populasi yang berstrata pada

Perpustakaan Politeknik Negeri Medan (POLMED) dapat dilihat pada tabel - 2

berikut:

Tabel 2: Penentuan Sampel Penelitian Berdasarkan Strata

No Jurusan Jumlah Sampel

1 Administrasi Bisnis 182

10

3 Perbankan dan Keuangan 168

10

8 Telekomunikasi 156

(35)

3.4 Istrumen Penelitian

Dalam mengumpulkan data penelitian kita membutuhkan alat atau acuan

yang biasa disebut instrumen penelitian. Menurut Gulo (2002: 123) “Instrumen

penelitian adalah pedoman tertulis tentang wawancara, pangamatan atau daftar

pertanyaan yang dipersiapkan untuk mendapatkan informasi dari responden”.

Adapun instrumen yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan

dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner.

3.4.1 Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawab. Sugiyono (1999: 135). Dalam pembuatan kuesioner harus

menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti dan dipahami oleh responden, agar

nantinya peneliti memperoleh informasi yang diharapkan dari jawaban responden.

Maka, sebelum membuat kuesioner hendaknya menentukan kisi-kisi angket

terlebih dahulu agar tidak terjadi keraguan dalam menentukan bentuk dan urutan

pertanyaan kuesioner.

3.4.2 Kisi-Kisi Kuesioner

Untuk mempermudah pembuatan kuesioner, maka peneliti menyajikan

kisi-kisi kuesioner sebagai berikut:

Tabel 3: Kisi-kisi Kuesioner

No Variabel Indikator No.

Kuesioner

1

Relevansi bahan

perpustakaan dengan

kebutuhan Informasi

Pengguna

a. Jenis Bahan Perpustakaan

b. Kebutuhan Informasi

c. Jumlah Bahan Perpustakaan

d. Kemutakhiran Bahan Pustaka

1 – 3

4 – 8

9 –10

(36)

3.5 Teknik Analisa Data

Sehubungan dengan penelitian yang berbentuk deskriptif, maka dalam

menganalisis data penulis mempergunakan teknik sederhana yaitu berdasarkan

persentase. Data yang terkumpul dari penyebaran kuesioner dianalisis dengan

metode desktiptif. Data yang diperoleh ditabulasi untuk mengetahui

persentasenya, selajutnya dianalisis dan dipaparkan dalam bentuk deskriptif.

Untuk mengolah data yang diterima dari responden, penulis mengunakan

langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut:

1. Tahap pertama yang dilakukan adalah pemeriksaan terhadap data yang

diperoleh. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan apakah responden

telah menjawab seluruh pertanyaan secara benar. Kemudian dari hasil

pemeriksaan ini diketahui mana kuesioner yang dapat diolah dan yang

tidak dapat diolah.

2. Selanjutnya menghimpun data yang akan diolah, data dikelompokkan

berdasarkan kategori jawaban yang disediakan pada kolom isian.

3. Menghitung persentase dari setiap jawaban yang diperoleh dari responden.

Untuk menghitung persentase jawaban responden, penulis menggunakan

rumus persentase dalam Arikunto (2000 : 349), sebagai berikut:

P = F

n

X 100 %

Keterangan : P = Persentase

F = Jumlah jawaban yang diperoleh

n = Sampel

4. Pengolahan Statistik dan Penafsirannya. Untuk menafsirkan besarnya

persentase yang didapat dari tabulasi, peneliti menggunakan metode

penafsiran berdasarkan Supardi (1979:20), sebagai berikut :

Jika memiliki kesesuaian 1-25 % : Sebagian kecil

Jika memiliki kesesuaian 26-49% : Hampir setengah

Jika memiliki kesesuaian 50% : Setengah

(37)

Jika memiliki kesesuaian 76-99 % : Pada umumnya

(38)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Indikator Kuesioner

Untuk mengetahui relevansi bahan perpustakaan dengan kebutuhan

informasi pengguna pada Perpustakaan Politeknik Negeri Medan dapat diukur

dengan indikator, yaitu: jenis bahan perpustakaan, kebutuhan informasi, jumlah

bahan perpustakaan dan kemutakhiran bahan perpustakaan.

4.1.1 Jenis Bahan Perpustakaan

Tanggapan responden terhadap indikator jenis bahan perpustakaan

(kuesioner nomor 1, nomor 2 dan nomor 3) dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 4: Jenis bahan tercetak yang sering digunakan pengguna No Pertanyaan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

(%)

1

Jenis bahan tercetak apa saja yang sering Saudara gunakan bila berkunjung ke Perpustakaan

POLMED

a. Buku teks 70 74,47%

b. Buku referens 18 19,15% c. Terbitan berseri 4 4,26%

d. Cours/diktat 2 2,13%

Jumlah 94 100%

Pada tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa dari 94 responden, 70

responden menyatakan bahwa jenis bahan tercetak yang sering digunakan adalah

buku teks (74.47 %), 18 responden menyatakan sering menggunakan jenis bahan

tercetak buku referens sebagai bahan bacaan (19,15%). Terbitan berseri sering

digunakan pengguna sebanyak 4 responden (4,26%), sedangkan yang

menggunakan cours/diktat sebanyak 2 responden (2,13%).

Berdasarkan persentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian

besar pengguna menggunakan jenis bahan tercetak buku teks sebagai bahan

bacaan di perpustakaan. Kesesuaian isi dalam buku teks yang terdapat pada

Perpustakaan POLMED dimanfaatkan pengguna secara baik dalam pemenuhan

kebutuhan informasi. Hal ini menunjukkan buku teks lebih sesuai dalam

memenuhi kebutuhan informasi dibandingkan buku referens terbitan berseri dan

(39)

Tabel 5: Ketersediaan jenis bahan perpustakaan

No Pertanyaan Kategori

Jawaban Frekuensi

Persentase (%)

2

Apakah jenis bahan

perpustakaan yang tersedia pada Perpustakaan

POLMED sesuai dengan kebutuhan informasi

Data dari tabel 5 di atas menjelaskan bahwa 2 respsonden (2,13%)

menyatakan jenis bahan perpustakaan sudah sangat sesuai dengan kebutuhan

informasi pengguna, 61 responden (64,91%) menyatakan sesuai. Sedangkan 30

responden (31,91%) menyatakan kurang sesuai jenis bahan perpustakaan dengan

kebutuhan informasi pengguna dan 1 responden (1,06%) menyatakan tidak sesuai.

Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar jenis bahan

perpustakaan sudah sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna Perpustakaan

Politeknik Negri Medan (POLMED).

Hal ini sesuai dengan apa yang tercantum dalam Buku Pedoman Umum

Perpustakaan Perguruan Tinggi (1994: 40) disebutkan salah satu fungsi bahan

perpustakaan adalah fungsi pendidikan, yaitu untuk menunjang program

pendidikan dan pengajaran perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang sesuai

dan relevan.

Tabel 6: Subjek bahan perpustakaan

No Pertanyaan Kategori

Jawaban Frekuensi

Persentase (%)

3

Apakah subjek bahan perpustakaan yang dimiliki Perpustakaan POLMED sesuai dengan kebutuhan informasi Saudara?

Dari tabel 6 di atas menjelaskan bahwa 2 responden (2,13%) menyatakan

subjek bahan perpustakaan sudah sangat sesuai dengan kebutuhan informasi

(40)

responden (38,305%) menyatakan kurang sesuai dan 1 responden (1,06%)

menyatakan subjek bahan perpustakaan masih tidak sesuai dengan kebutuhan

informasi pengguna.

Berdasarkan persentase di atas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar

subjek bahan perpustakaan sudah sangat sesuai dengan kebutuhan informasi

pengguna tetapi pihak Perpustakaan Politeknik Negri Medan juga harus dapat

memperhatikan penambahan jumlah subjek bahan perpustakaan untuk pemenuhan

kebutuhan informasi pengguna.

4.1.2 Kebutuhan Informasi

Pendapat responden terhadap indikator kebutuhan informasi dapat dilihat

dari hasil jawaban kuesioner nomor 4, nomor 5, nomor 6, nomor 7 dan nomor 8

berikut:

Tabel 7: Kebutuhan sumber informasi elektronik

No Pertanyaan

Kategori

Jawaban Frekuensi

Persentase (%)

4

Apakah selain sumber tercetak (buku teks),

Saudara masih memerlukan sumber informasi

elektronik untuk memenuhi kebutuhan informasi

Dari tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa 45 responden (47,87%)

menyatakan sangat perlu sumber informasi elektronik disamping sumber tercetak

(teks) dan 42 responden (44,68%) menyatakan sesuai. Sedangkan 7 responden

(7,45%) menyatakan kurang perlu sumber informasi elektronik dan tidak seorang

responden (0%) menyatakan tidak perlu.

Berdasarkan persentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada

umumnya pengguna perpustakaan mengharapkan adanya sumber informasi

elektronik selain informasi tercetak (teks). Untuk itu pihak perpustakaan juga bisa

menambahkan koleksi sumber informasi elektronik dalam pemenuhan kebutuhan

(41)

Pengantar Ilmu Perpustakaan (1993 : 30), “Bahan pustaka mencakup: karya cetak,

karya non cetak, bentuk mikro dan karya dalam bentuk elektronik”.

Hal ini menunjukkan bahwa sumber informasi elektronik sangat

dibutuhkan pada setiap perpustakaan, karena banyak menyimpan informasi yang

teraktual dan dapat diakses secara cepat.

Tabel 8: Ketersediaan jumlah bahan perpustakaan

No Pertanyaan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)

5

Apakah jumlah bahan perpustakaan yang tersedia sudah sesuai dengan kebutuhan informasi Saudara?

a. Sangat sesuai 0 0,00%

b. Sesuai 54 57,45%

c. Kurang sesuai 38 40,43%

d. Tidak sesuai 2 2,13%

Jumlah 94 100%

Dari data tabel 8 di atas menjelaskan bahwa 54 responden (57,45%)

menyatakan jumlah bahan perpustakaan yang tersedia sudah sesuai dengan

kebutuhan informasi pengguna. Sedangkan 38 responden (40,43%) menyatakan

jumlah bahan perpustakaan yang tersedia kurang sesuai dengan kebutuhan

informasi pengguna dan 2 responden ( 2,13%) menyatakan tidak sesuai.

Berdasarkan persentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian

besar pengguna perpustakaan menyatakan jumlah bahan perpustakaan yang

tersedia sudah sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna tetapi hampir

setengah pengguna masih merasa jumlah bahan perpustakaan yang tersedia

kurang sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna. Sehingga diharapkan pihak

perpustakaan bisa menambah jumlah bahan perpustakaannya dalam memenuhi

(42)

Tabel 9: Penyelesaian tugas kuliah

No Pertanyaan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)

6

Apakah bahan perpustakaan yang dimiliki perpustakaan POLMED dapat membantu

menyelesaikan tugas perkuliahan Saudara?

a. Sangat membantu 13 13,83%

b. Membantu 65 69,15%

c. Kurang membantu 16 17,02%

d. Tidak membantu 0 0,00%

Jumlah 94 100%

Dari data tabel 9 di atas menjelaskan bahwa 13 responden (13,83%)

menyatakan bahwa bahan perpustakaan yang dimiliki Perpustakaan Politeknik

Negeri Medan sudah sangat sesuai membantu menyelesaikan tugas perkuliahan,

65 responden (69,15%) menyatakan sudah sesuai. Sedangkan 16 responden

(17,02%) menyatakan masih kurang sesuai dan tidak ada responden yang

menyatakan tidak sesuai (0%).

Berdasarkan persentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa pada

umumnya pengguna perpustakaan menyatakan bahwa bahan perpustakaan yang

dimiliki dapat membantu pengguna menyelesaikan tugas perkuliahannya.

Sebagaimana Dalam Buku Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi

(1994: 40) disebutkan fungsi bahan perpustakaan diantaranya adalah fungsi

pendidikan, yaitu untuk menunjang program pendidikan dan pengajaran,

perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang sesuai dan relevan.

Hal ini menunjukkan bahwa telah terwujudnya fungsi bahan perpustakaan

pada Perpustakaan Politeknik Negeri Medan yaitu sebagai sarana untuk

(43)

Tabel 10: Kesesuain jenis bahan pustaka dengan kurikulum

No Pertanyaan Kategori

Jawaban Frekuensi

Persentase (%)

7

Apakah jenis bahan

perpustakaan yang tersedia pada perpustakaan

POLMED sesuai dengan kurikulum pada jurusan Saudara?

Data dari tabel 10 di atas menjelaskan bahwa 3 responden (3,19%)

menyatakan jenis bahan perpustakaan sudah sangat sesuai dengan kurikulum yang

ada di jurusan pengguna dan 63 responden (67,02%) menyatakan sesuai.

Sedangkan 28 responden (28,79%) menyatakan kurang sesuai dan tidak seorang

pun dari responden yang menyatakan jenis bahan perpustakaan tidak sesuai

dengan kurikulum yang ada di jurusan.

Berdasarkan persentase di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian

besar pengguna perpustakaan menyatakan bahwa jenis bahan perpustakaan yang

dimiliki sudah sesuai dengan kurikulum yang ada di jurusan pengguna

perpustakaan, walaupun sebagian kecil pengguna masih merasa kurang sesuai.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jenis bahan perpustakaan pada

Perpustakaan Politeknik Negeri Medan relevan dengan kurikulum mahasiswanya.

Tabel 11: Penyelesaian masalah

No Pertanyaan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)

8

Apakah jenis bahan perpustakaan yang

Data dari tabel 11 di atas dapat diketahui bahwa 1 (1,06%) responden

menyatakan bahwa bahan perpustakaan yang tersedia pada Perpustakaan

Gambar

Tabel 1: Jumlah Anggota di Perpustakaan Politeknik Negeri Medan
Tabel 2: Penentuan Sampel Penelitian Berdasarkan Strata
Tabel  3: Kisi-kisi Kuesioner
Tabel 5: Ketersediaan jenis bahan perpustakaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada Penulisan Ilmiah ini penulis membahas mengenai cara pada pembuatan website tentang Penjualan Sriwijaya Motor Online dengan menggunakan software sofware Desain Web, antara

(1) Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas atau Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap yang bermaksud pindah dengan klasifikasi sebagairnana dimaksud dalam

Di dalam penulisan ilmiah ini, penulis akan membahas mengenai LAN sebagai suatu jaringan dengan beberapa macam topologi yang dapat digunakan untuk membangun sebuah instalasi LAN.

[r]

risiko bencana tinggi masyarakat di daerah pascabencana bencana untuk meningkatkan kapasitas kawasan Pembangunan pusat logistik kebencanaan Rehabilitasi DAS Penguatan

[r]

Merpati Nusantara Airlines meliputi pekerjaan pengecekan atau verifikasi dokumen berharga penerbangan yang dilakukan oleh beberapa unit bagian yang terkait, seperti Dinas

[r]