• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PEROLEHAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CD PEMBELAJARAN KELAS VII SMP NEGERI 1 PANGKAH TAHUN PELAJARAN 2010 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN PEROLEHAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) MELALUI PEMANFAATAN MEDIA CD PEMBELAJARAN KELAS VII SMP NEGERI 1 PANGKAH TAHUN PELAJARAN 2010 2011"

Copied!
215
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PEROLEHAN HASIL BELAJAR

MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN

KOMUNIKASI (TIK) MELALUI PEMANFAATAN

MEDIA CD PEMBELAJARAN KELAS VII SMP

NEGERI 1 PANGKAH TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata I

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Semarang

Oleh

Deby Arcellina Irmawaty 1102406041

KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

(3)
(4)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Juli 2011

Deby Arcellina Irmawaty NIM. 1102406041

(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

Ketika aku memohon kepada Allah kekuatan, Allah memberiku kesulitan

agar aku menjadi kuat. Ketika aku memohon kepada Allah kebijaksanaan,

Allah memberiku masalah untuk dapat aku pecahkan. Ketika aku memohon

kepada Allah kesejahteraan, Allah memberiku akal untuk berfikir. Ketika aku

memohon kepada Allah keberanian, Allah memberiku kondisi bahaya untuk

dapat aku atasi. Ketika aku memohon kepada Allah sebuah cinta, Allah

memberiku orang-orang bermasalah untuk aku tolong. Dan ketika aku

memohon pada Allah bantuan, Allah memberiku kesempatan. Aku menyadari

dan mensyukuri bahwa Allah tidak memberi apa yang aku pinta melainkan

selalu memberi apa yang aku butuhkan.

PERSEMBAHAN :

1. Bapak Suharto dan Ibu Endang Suswanti, S.Pd tercinta atas doa, cinta dan ketulusannya selalu memotivasi dan memberikan kasih sayang yang luar biasa kepada ananda terkasih;

2. Dosen terbaikku, bapak Drs. Kustiono, M.Pd dan Ibu DR. Titi Prihatini, M.Pd;

3. Kakak dan adik tercinta atas doa dan dukungan yang berarti;

4. Seorang terkasih Apri Harsono yang tak henti-hentinya memberikan oase kasih sayang yang selalu menenangkan jiwa;

(6)

5. Sahabat terbaik Yunnia dan Retno Hartanti yang selalu merubah kebosanan menjadi tangis tawa bahagia;

6. UNNES tercinta

(7)

KATA PENGANTAR

(8)

3. Drs. Budiyono, M.S, selaku Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan pengarahan dan semangat kepada penulis selama menempuh studi di Universitas Negeri Semarang;

4. Drs. Kustiono, M.Pd, selaku dosen pembimbing I, yang dengan tulus membimbing penulis, mengarahkan dan memotivasi sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan baik;

5. Dr. Titi Prihatini, M.Pd, selaku dosen pembimbing II, yang dengan tulus membimbing penulis, mengarahkan dan memotivasi sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan baik;

(9)

11.Semua pihak yang telah memberikan motivasi dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan Bapak, Ibu, Saudara dengan balasan yang lebih baik. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan pendidikan Indonesia di masa depan. Amien.

Semarang, Agustus 2011 Penulis

(10)

ABSTRAK

Irmawaty, Deby Arcellina (1102406041). Peningkatan Perolehan Hasil Belajar Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Melalui Pemanfaatan Media CD Pembelajaran Kelas VII SMP Negeri 1 Pangkah Tahun Pelajaran 2010/2011. Dosen Pembimbing 1: Drs. Kustiono, M.Pd. Dosen Pembimbing II: Dr. Titi Prihatini, M.Pd.

Kata Kunci: Peningkatan, Hasil Belajar, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Media CD Pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi awal pada mata pelajaran TIK kelas VII di SMP Negeri 1 Pangkah, kegiatan belajar mengajar masih berpusat pada guru, hasil belajar masih di bawah KKM (yaitu 6,9) , kurang efisiennya jam pelajaran serta kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh siswa tentang mata pelajaran TIK di jenjang pendidikan sebelumnya. Hal ini di karenakan mayoritas mereka berasal dari Sekolah Dasar yang belum diterapkan pembelajaran TIK.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah seberapa besar efektivitas pemanfaatan CD pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kelas VII di SLTP Negeri 1 Pangkah tahun pelajaran 2010/2011. Manfaat penelitian ini, dengan digunakannya media CD Pembelajaran sebagai sarana pembelajaran di luar sekolah untuk siswa dan salah satu penunjang untuk meningkatkan hasil belajar dengan suatu pembelajaran yang lebih menarik dan berkreativitas. Bagi guru dapat dijadikan sebagai salah satu media yang dapat mempermudah guru dalam kegiatan belajar mengajar sehingga menunjang pencapaian hasil belajar yang optimal serta peningkatan kualitas sekolah yang bersangkutan.

Manfaat media pendidikan antara lain: (1) Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berfikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme, (2) memperbesar perhatian siswa, (3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap, (4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa, (5) mengatasi jarak dan waktu dalam belajar. Sehingga dengan adanya media pembelajaran yang dikemas dalam bentuk CD Pembelajaran, dapat memvisualisasi materi pembelajaran sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi yang abstrak.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar efektivitas pemanfaatan CD pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Produk CD Pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini hanya untuk dimanfaatkan sebagai media atau alat bantu pembelajaran dan bukan untuk dievaluasi produknya.

Pada saat pretest rata-rata hasil evaluasi nilai kelas yaitu 6,2. Pada saat

(11)

TIK dengan media pembelajaran berupa CD Pembelajaran TIK sudah berhasil karena telah memenuhi indikator keberhasilan dan mencapai target nilai rata-rata kelas lebih dari 7,1. Dari hasil tersebut ada peningkatan hasil belajar TIK, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran TIK dengan memanfaatkan media berupa CD Pembelajaran yang berisikan materi mata pelajaran TIK Pokok bahasan Operasi Dasar dan Operating System efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pangkah. Berdasarkan kesimpulan tersebut disarankan agar guru selalu menggunakan dan memanfaatkan media CD Pembelajaran dalam proses pembelajaran khususnya dalam pembelajaran TIK.

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR BAGAN ... xvii

DAFTAR DIAGRAM... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB 1 : PENDAHULUAN ... 1

(13)

2.2.1 Hakekat Pembelajaran ... 20

2.2.2 Pembelajaran TIK ... 27

2.2.3 Ruang Lingkup TIK ... 31

2.2.4 Acuan Pembelajaran TIK ... 32

2.2.5 Komponen Pendukung Pembelajaran TIK ... 32

2.2.6 Petunjuk Pelaksanaan Pembelajaran TIK ... 36

2.2.7 Penilaian Hasil Belajar TIK ... 40

2.3 Pemanfaatan Media Pembelajaran ... 43

2.3.1 Hakekat Media Pembelajaran ... 43

2.3.2 Arti Media Pembelajaran ... 45

2.3.3 Nilai dan Fungsi Media Pembelajaran... 47

2.3.4 Manfaat Media Pembelajaran ... 48

2.3.5 Klasifikasi Media Pembelajaran... 49

2.3.6 Compact Disk (CD) Pembelajaran ... 51

2.3.7 Program Adobe Flash ... 53

2.4 Kerangka Berpikir ... 57

2.5 Hipotesis ... 58

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ... 60

3.1 Desain Penelitian ... 60

3.2 Prosedur Penelitan ... 61

3.2.1 Pelaksanaan Siklus I ... 61

3.2.2 Pelaksanaan Siklus II ... 64

3.2.3 Pelaksanaan Siklus III ... 66

3.3 Subjek Penelitian ... 68

3.4 Variabel Penelitian ... 68

3.5 Instrumen Penelitian ... 68

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 76

4.1 Waktu Penelitian ... 76

4.2 Hasil Pengujian Instrumen ... 76

4.2.1 Validitas ... 76

4.2.2 Reliabilitas ... 77

(14)

4.2.3 Daya Pembeda ... 77

4.2.4 Tingkat Kesukaran ... 78

4.3 Hasil Penelitian ... 79

4.3.1 Siklus I ... 79

4.3.2 Siklus II ... 88

4.3.3 Siklus III ... 97

4.4 Pembahasan... 106

BAB V : PENUTUP ... 113

5.1 Simpulan ... 113

5.2 Saran ... 114

DAFTAR PUSTAKA ... 116

LAMPIRAN ... 117

(15)

DAFTAR TABEL

(16)

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kawasan Teknologi Pendidikan ... 17 Bagan 2.2 Kerangka Berfikir Penelitian ... 60 Bagan 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas ... 63

(17)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Nilai Tes Siklus I ... 90 Grafik 4.2 Nilai Tes Siklus II ... 99 Grafik 4.3 Nilai Tes Siklus III ... 108

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

(19)

Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siklus I, II dan III ... 176

Grafik Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I. II dan III ... 177

Grafik Ketuntasan Belajar Siklus I, II dan III ... 178

Silabus ... 179

RPP Siklus I ... 180

Lembar Observasi Intensitas Aktivitas Siswa ... 186

Rekapitulasi Hasil Observasi Guru ... 187

Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 189

Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 197

(20)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Salah satu masalah yang mendasar dalam dunia pendidikan adalah bagaimana usaha untuk meningkatkan proses belajar mengajar sehingga memperoleh hasil yang efektif dan efisien. Pendidikan tidak lagi hanya dilihat dari dimensi rutinitas, melainkan harus diberi makna mendalam dan bernilai bagi perbaikan kinerja. Pendidikan sebagai salah satu instrumen utama pengembangan sumber daya manusia dengan multi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan menghendaki perencanaan dan pelaksanaan yang matang agar hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan maksimal.

Kualitas dan mutu pendidikan dasar selalu dituntut untuk menjadi lebih baik karena perubahan zaman yang terjadi baik secara nasional maupun global. Kualitas pendidikan dasar di Indonesia terbukti belum mampu bersaing. Salah satu penyebabnya adalah akan pentingnya pembaharuan kualitas dan strategi mengajar (Nugrahani, 2007:35).

Adanya sebuah paradigma yang berkembang di masyarakat bahwa proses belajar itu identik dengan buku dan menulis, secara tidak langsung telah mematikan kreatifitas tenaga pendidik kita selama ini untuk mengeksplorasi sistem pengajaran yang dinamis dan efektif. Sehingga banyak keluhan yang disampaikan berbagai pihak bahwa sistem pengajaran di sekolah dasar yang lebih menekankan sistem komunikasi satu arah (ceramah) dalam kelas adalah sistem

(21)

pengajaran yang terlalu membosankan dan monoton. Salah satu penyebab kurangnya kiat guru untuk membangun sebuah hubungan interaktif dalam kegiatan belajar mengajar adalah kurangnya pengetahuan guru tentang pengembangan dan kegunaan media pembelajaran alternatif.

Peningkatan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat. Suatu negara yang tertinggal mutu pendidikannya, maka pembangunan di negara tersebut akan terhambat pula. Hal ini dapat dimengerti, karena pendidikan berkaitan erat dengan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam pembangunan.

Pendidikan di Indonesia dapat diperoleh melalui jalur formal, informal dan nonformal. Pendidikan formal di Indonesia berlangsung sejak pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Peningkatan mutu pendidikan harus dimulai sejak pendidikan dasar, sebab pendidikan dasar merupakan fondasi untuk kelanjutan pendidikan berikutnya. Di Indonesia, pendidikan dasar dilaksanakan selama 9 tahun terdiri atas Sekolah Dasar dan sederajat serta Sekolah Menengah Pertama dan sederajat seperti Madrasah Tsanawiyah.

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas proses belajar dan hasil belajar agar lebih baik adalah penggunaan media pembelajaran ke dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran dapat digunakan oleh pengajar sebagai sumber belajar yang optimal. Proses pembelajaran akan lebih efektif dan efisien apabila ditunjang dengan penggunaan media yang memadai.

(22)

Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respons yang diharapkan dapat dikuasai siswa setelah pengajaran berlangsung. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan yang diciptakan oleh guru (Djamarah dan Zain, 2002:82). Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pemberi kepada penerima pesan. Sedangkan menurut AECT, media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Briggs (1970) memberi batasan media merupakan segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.

Inti dari penggunaan media adalah sebagai sarana atau alat untuk menyampaikan informasi atau pesan antara pemberi kepada penerima. Dengan menggunakan media yang tepat, maksud dari informasi maupun pesan yang disampaikan oleh pemberi pesan dapat diterima oleh penerima pesan. Begitu juga ketika media digunakan dalam proses pembelajaran di kelas. Informasi yang disampaikan guru sebagai penyampai pesan di kelas, dapat diterima dengan jelas oleh siswa sebagai penerima pesan di kelas.

(23)

Namun, dengan menggunakan media unsur verbalisme dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Dengan mengurangi atau menghilangkan unsur verbalisme, maka siswa akan diberikan pengertian dan konsep yang sebenarnya secara realistis dan teliti, serta memberi pengalaman menyeluruh yang pada akhirnya memberi pengertian yang konkret.

Pemanfaatan media dalam pendidikan memang sejak lama digunakan, tetapi seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, media pembelajaran itu pasti mengalami perkembangan pula. Salah satu penyebab terjadinya perkembangan itu karena masing-masing media pembelajaran mempunyai kelemahan. Kelemahan tersebut menyebabkan pentingnya penemuan dan pemanfaatan media baru guna menyempurnakan media yang lama dan juga untuk menunjang proses pembelajaran di masa sekarang.

Salah satu hasil dari pesatnya perkembangan teknologi sekarang ini adalah dengan adanya komputer. Komputer telah menjadi bagian dari hidup manusia. Berbagai disiplin ilmu telah memanfaatkan komputer sebagai media termasuk pula dalam dunia pendidikan dan pembelajaran. Bermacam program komputer untuk pembelajaran telah ditawarkan, misalnya program Power Point, Flash, SwiSH, Authorware dan sebagainya.

(24)

mendapat perhatian sangat serius dalam dunia pendidikan adalah peningkatan kemampuan dan komptensi SDM (Sumber Daya Manusia) yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia kerja, memerlukan hubungan yang timbal balik antaran penyedia SDM (Lembaga Pendidikan dan Pelatihan) dengan dunia kerja yang membutuhkan. Suatu keterbukaan untuk bekerjasama dan bersinergi positif antar elemen untuk merumuskan sebuah standar kompetensi kualifikasi SDM yang menguasai bidang TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) yang dilakukan oleh penyedia industri dengan lembaga pendidikan sebagai penyedia SDM agar mengembangkan dan menyelenggarakan program pendidikan untuk memenuhi standar kebutuhan tersebut. Memang tersedianya SDM yang berkompeten tidak akan ada artinya jika tidak diimbangi dengan pembangunan dan penyediaan insfrastruktur pendukung TIK.

Hal ini terkondisikan adanya Inpres No. 6 Tahun 2001 yang merekomendasikan untuk segeranya dikenalkan teknologi telematika dan aplikasinya sedini mungkin, tanpa diskriminasi dan harus dilakukan di semua tingkat dan macam pendidikan, sehingga telematika menjadi bagian yang penting dari sistem pendidikan. Kurikulum sekolah secara bertahap harus disesuaikan, mulai dari PT dan sekolah menengah.

(25)

Kendala yang masih kerap muncul pada proses pembelajaran TIK ini antara lain: dalam proses pembelajaran TIK ini guru masih sering kali hanya menggunakan metode ceramah sehingga proses pembelajaran menjadi membosankan dan tidak menarik padahal isi dari pembelajaran TIK itu sendiri sebenarnya mengasyikkan, penggunaan media dan sarana prasarana penunjang pembelajaran pun dirasa masih sangat minim dalam pembelajaran TIK ini padahal isi dari mata pelajaran TIK ini sangat luas dan kompleks yang membutuhkan sarana belajar yang mendukung, sehingga dirasa tidak cocok jika pembelajaran hanya dilaksanakan dengan metode ceramah semata. Diperlukan media sebagai sarana untuk guru dalam membelajarkan mata pelajaran TIK ini, agar pembelajaran lebih efektif dan mudah dimengerti oleh siswa. Keterbatasan alat peraga dan seringnya guru meninggalkan jam pelajaran juga menjadi masalah yang sama dalam pelaksanaan pembelajaran TIK yang mengakibatkan proses pembelajaran tidak dapat berjalan lancar, sehingga dibutuhkan adanya media pembelajaran agar proses pembelajaran dapat tetap berlangsung meskipun tanpa kehadiran guru dan keterbatasan alat pembelajaran. Hal lain yang menjadi permasalahan dalam proses pembelajaran TIK ini adalah seringkali mata pelajaran TIK dianggap remeh oleh guru. Sebagian besar guru hanya menganggap penting mata pelajaran yang di UAN kan, sedangkan mata pelajaran TIK ini kurang diperhatikan. Hal-hal tersebut diatas menjadi kendala dalam memahami mata pelajaran TIK, sehingga mempengaruhi pula terhadap rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran ini.

(26)

mata pelajaran TIK pokok bahasan Operasi Dasar Komputer dan Operating System, hasil yang diperoleh siswa belum maksimal, dari 40 siswa yang mengikuti ujian, sebanyak 52% atau sebanyak 28 siswa masih di bawah standar kompetensi yang diterapkan (KKM Mapel TIK di SMP N 1 Pangkah adalah 7,1).

Salah satu penyebab sulitnya memahami mata pelajaran TIK ini adalah pembelajaran di sekolah yang kurang efektif dari guru dan kurang ketersediaannya alat-alat penunjang pembelajaran, sebab guru dalam memberikan pembelajaran masih minim dalam menggunakan media sebagai sarana untuk memperjelas pelajaran. Sebagai alasan mereka memberikan materi mata pelajaran TIK secara cepat dan tidak menggunakan media adalah sedikitnya alokasi waktu yang tersedia. Apabila dibandingkan dengan mata pelajaran lain seperti bahasa inggris, matematika dan lain-lain, mata pelajaran TIK hanya mendapat alokasi waktu sedikit, akibatnya guru mengajarkan dengan cepat agar target dalam program semester terpenuhi. Kondisi ini menyebabkan target nilai mata pelajaran TIK belum terpenuhi dan lebih rendah dari pada mata pelajaran lainnya.

(27)

mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara efisien dan efektif.

Atas uraian diatas, maka dibutuhkan adanya suatu media baru yang diharapkan dapat membantu proses pembelajaran TIK untuk mencapai target standar kompetensi mata pelajaran TIK. Salah satu media yang dirasa dapat menarik siswa dan dapat digunakan untuk pembelajaran TIK ini adalah Program

(28)
(29)

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1Manfaat teoritis

Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berhubungan langsung dengan pembelajaran TIK di SLTP yang memanfaatkan CD Pembelajaran.

1.4.2Manfaat praktis

a. Dapat dijadikan sebagai salah satu media yang dapat mempermudah guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

b. Dapat digunakan sebagai pembelajaran di luar sekolah untuk siswa dan salah satu penunjang untuk meningkatkan hasil belajar dengan suatu pembelajaran yang lebih menarik dan berkreativitas.

c. Sebagai Implementasi dari kawasan teknologi pendidikan terutama pada kawasan pengembangan sub kawasan teknologi berbasis komputer.

1.5 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari terjadinya perluasan masalah yang diteliti, maka dalam penelitian ini peneliti memberikan batasan masalah sebagai berikut:

(30)

mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas VII di SLTP Negeri 1 Pangkah Kec. Pangkah Kab. Tegal.

b. Produk CD Pembelajaran yang digunakan oleh peneliti hanya untuk dimanfaatkan sebagai media atau alat bantu pembelajaran dan bukan untuk dievaluasi produknya.

(31)

BAB 2

KAJIAN TEORETIK

2.1 Hakekat Teknologi Pendidikan

(32)

education and technology, which makes it more of a general term (Educational Technology, 2006). Educational Technology can refer to any form or use of technology in an educational format. This could be a school or an office teaching environment. Instructional technology is more of a system approach with the purpose to affect and effect learning (AECT, 2006). To define the term Instructional development one must understand steps of the ADDIE model. Each individual step has an outcome that feeds the succeeding step. The step are: Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation “(Steele dalam

http://hwwilson.com/).

(33)
(34)
[image:34.612.128.513.260.561.2]

Mengacu kepada standard etika praktis sebagaimana didefinisikan oleh Komite Etika AECT mengenai apa yang harus dilakukan oleh praktisi Teknologi Pendidikan; Fasilitasi, Pergeseran paradigma kearah kepemilikan dan tanggung jawab pembelajar yang lebih besar telah merubah peran teknologi dari pengontrol menjadi pem-fasilitasi; Pembelajaran, Pengertian pembelajaran saat ini sudah berubah dari beberapa puluh tahun yang lalu. Pembelajaran selain berkenaan dengan ingatan juga berkenaan dengan pemahaman; Peningkatan, Peningkatan berkenaan dengan perbaikan produk, yang menyebabkan pembelajaran lebih efektif, perubahan dalam kapabilitas, yang membawa dampak pada aplikasi dunia nyata; Kinerja, Kinerja berkenaan dengan kesanggupan pembelajar untuk menggunakan dan mengaplikasikan kemampuan yang baru didapatkannya.

Tabel 2.1 Perbedaan Definisi Teknologi Pendidikan Tahun 1994 dan 2004

Definisi 1994 Definisi 2004

1. Menekankan pada teori dan praktek praktek 1. Menekankan pada studi dan etika

2. Pokok kegiatan adalah desain, pengembangan dan penggunaan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian

2. Penciptaan, pengaturan,

3. Tujuan untuk keperluan belajar 3. Tujuan memfasilitasi pembelajaran

4. Utilisasi proses & sumber belajar 4. Utilisasi proses dan sumber daya teknologi

(35)

jauh sudah mencakup proses dan sumber daya teknologi. Secara singkat dapat dikatakan bahwa definisi 2004 sudah mencakup aspek etika dalam profesi , peran sebagai fasilitator, dan pemanfaatan proses dan sumber daya teknologi.

2.1.2 Kawasan Teknologi pendidikan

Hubungan antar kawasan teknologi pembelajaran yang terdapat pada bagan 2.1 berikut, tidak linear namun merupakan hubungan yang sinergistik yaitu saling berhubungan satu dengan yang lain.

Dengan tampilan bagan tersebut, akan lebih mudah di mengerti bagaimana kawasan-kawasan tersebut saling melengkapi dengan ditunjukkannya lingkup penelitian dan teori dalam setiap kawasan. Bagan tersebut merupakan rangkuman tentang wilayah utama yang merupakan dasar pengetahuan bagi setiap kawasan teknologi pembelajaran. Sebagai contoh, seorang praktisi yang bekerja dalam kawasan pengembangan menggunakan teori dari kawasan desain, seperti teori desain sistem pembelajaran dan desain pesan. Seorang praktisi yang bekerja dalam kawasan desain menggunakan teori mengenai karakteristik media dari kawasan pengembangan dan kawasan pemanfaatan dan teori mengenai analisis masalah dan pengukuran dari kawasan penilaian.

(36)

Bagan 2.1 Kawasan Teknologi Pendidikan

Sumber : Seal & Richey (dalam Miarso, 1994:28) Menurut Seal dan Richey dalam (Miarso,1994:32), dari bagan 2.1 di atas masing-masing kawasan teknologi pembelajaran dapat dideskripsikan sebagai berikut:

a.Kawasan Desain

Desain merupakan proses untuk menentukan kondisi belajar. Tujuannya adalah untuk menciptakan strategi dan produk pada tingkat makro, seperti program dan kurikulum, dan pada tingkat mikro, seperti pelajaran dan modul. Kawasan desain meliputi empat kawasan, yaitu: desain sistem pembelajaran,

TEORI PRAKTEK

Pengembangan Teknologi cetak

Teknologi auidovisual Teknologi berbasis komputer Teknologi terpadu Pemanfaatan Pemanfaatan media Defusi inovasi Impelemntasi dan intitusionalisasi Kebijakan dan regulasi

(37)

desain pesan, strategi pembelajaran, dan karakteristik pebelajar. Dari empat kawasan tersebut penulis deskripsikan sebagai berikut:

a) Desain sistem pembelajaran, yaitu prosedur yang terorganisasi yang meliputi langkah-langkah penganalisaan, perancangan, pengembangan, pengaplikasian dan penilaian pembelajaran.

b)Desain Pesan, meliputi perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan.

c) Strategi Pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran.

d)Karakteristik Pebelajar adalah segi-segi latar belakang pengalaman pebelajar yang berpengaruh terhadap efektivitas proses belajarnya.

b.Kawasan Pengembangan

(38)

a) Teknologi Cetak adalah cara untuk produksi atau menyampaikan bahan, seperti buku-buku dan bahan-bahan visual yang statis, terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis.

b)Teknologi Audiovisual merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual.

c) Teknologi Berbasis Komputer merupakan cara-cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada mikroprosessor.

d)Teknologi Terpadu merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan bahan dengan memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan komputer.

c. Kawasan Pemanfaatan

Pemanfaatan merupakan kawasan kawasan teknologi pembelajaran tertua di antara kawasan-kawasan yang lain, karena penggunaan bahan audiovisual secara teratur mendahului meluasnya perhatian terhadap desain dan produksi media pembelajaran yang sistematis. Pemanfaatan merupakan aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Fungsi dari kawasan pemanfaatan adalah untuk memperjelas hubungan pebelajar dengan bahan dan sistem pembelajaran.

(39)

a) Pemanfaatan Media adalah penggunaan yang sistematis dari sumber untuk belajar.

b)Difusi Inovasi adalah proses berkomunikasi melalui strategi yang terencana dengan tujuan untuk diadopsi.

c) Implementasi dan Institusionalisasi. Implementasi adalah penggunaan bahan dan strategi dalam keadaan yang sesungguhnya. Sedangkan, institusionalisasi adalah penggunaan yang rutin dan pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau budaya organisasi.

d)Kebijakan dan regulasi adalah aturan dan tindakan dari masyarakat yang mempengaruhi difusi atau penyebaran dan penggunaan teknologi pembelajaran.

d.Kawasan Pengelolaan

Pengelolaan merupakan pengendalian teknologi pembelajaran melalui perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan supervisi. Pengelolaan biasanya merupakan hasil penerapan suatu sistem nilai. Secara singkat, ada empat kawasan dalam kawasan pengelolaan, yaitu: pengelolaan proyek, pengelolaan sumber, pengelolaan sistem, pengelolaan informasi. Masing-masing kawasan dapat dideskripsikan sebagai berikut:

a) Pengelolaan Proyek meliputi perencanaan, monitoring, dan pengendalian proyek desain dan pengembangan.

(40)

c) Pengelolaan Sistem Penyampaian meliputi perencanaan, pemantauan,dan pengendalian.

d) Pengelolaan Informasi meliputi perencanaan, pemantauan, dan pengendalian cara penyimpanan, pengiriman/pemindahan atau pemprosesan informasi dala rangka tersedianya sumber untuk kegiatan belajar.

e. Kawasan Penilaian

Penilaian adalah proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan belajar. Dalam kawasan penilaian dibedakan antara penilaian program, penilaian proyek, dan penilaian produk. Sedangkan, dalam kawasan penilaian meliputi: kawasan analisis, pengukuran beracukan patokan, penilaian formatif dan penilaian sumatif. Masing-masing kawasan dapat dideskripsikan sebagai berikut:

a) Analisis Masalah mencakup para penentuan sifat dan parameter masalah dengan menggunakan strategi pengumpulan informasi dan pengambilan keputusan.

b) Pengukuran Acuan Patokan (PAP) . Pengukuran acuan patokan meliputi teknis-teknis untuk menentukan kemampuan pebelajar menguasai materi yang telah ditentukan sebelumnya.

c) Penilaian Formatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan dan penggunaan informasi ini sebagai dasar pengembangan selanjutnya.

(41)

Dalam hal ini peneliti menggunakan kawasan pemanfaatan sub kawasan pemanfaatan media karena dalam skripsi ini ditujukan untuk meningkatkan hasil belajar dengan memanfaatkan CD Pembelajaran yang merupakan penggunaan yang sistematis dari sumber untuk belajar.

2.2 Pembelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)

2.2.1 Hakekat Pembelajaran

Teori pembelajaran merupakan implementasi prinsip-prinsip teori belajar yang berfungsi untuk memecahkan masalah praktis dalam pembelajaran. Oleh karena itu, teori pembelajaran selalu akan mempersoalkan bagaimana prosedur pembelajaran yang efektif. Teori pembelajaran akan menjelaskan bagaimana menimbulkan pengalaman belajar dan bagaimana pula menilai dan memperbaiki metode dan teknik yang tepat. Teori pembelajaran yang demikian itu memungkinkan guru untuk mengusahakan lingkungan yang optimal untuk belajar, menyusun bahan ajar, dan mengurutkannya.

Menurut Sugandi (2004:34), beberapa teori belajar mendeskripsikan pembelajaran sebagai berikut:

(42)

b. Pembelajaran menurut aliran kognitif. Pembelajaran menurut aliran kognitif yaitu cara guru memberikan kesempatan kepada si belajar untuk berfikir agar memahami apa yang dipelajari.

c. Pembelajaran aliran humanistik. Pembelajaran aliran humanistik memberikan kebebasan kepada si belajar untuk memilih bahan ajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya. Prinsip yang nampak dalam kegiatan pembelajaran adalah pembelajaran humanistik cenderung mendorong anak untuk berfikir induktif, karena mementingkan faktor pengalaman dan keterlibatan aktif dalam proses belajar.

d. Pembelajaran berdasarkan teori kontemporer. Pembelajaran teori kontemporer yang dimaksud disini adalah pembelajaran berdasarkan teori belajar konstruktivisme. Sesuai dengan teori konstruktivisme, maka dalam pembelajarannya nampak ada pergeseran fungsi guru dan buku sumber sebagai sumber informasi. Dalam kaitan perolehan informasi siswa mempunyai kemampuan mengakses beragam informasi yang dapat digunakan untuk belajar. Dalam penelitian ini, proses belajar mengajar menggunakan teori belajar kontemporer. Disini siswa dapat mengakses informasi apapun untuk meningkatkan kemampuan. Dan fungsi guru disini merupakan fasilitator dalam proses pembelajaran.

(43)
(44)

adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UUSPN No.20 Tahun 2003 dalam Sagala, 2005). Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pembelajaran.

Belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia, yang berlangsung pada periode waktu tertentu, dan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan (Gagne dalam Ismuwardani: 2007). Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU RI No. 20 Th. 2003). Pembelajaran menurut Degeng adalah upaya untuk membelajarkan siswa (Depdikbud 1993:1).

Suatu pengajaran akan berhasil secara baik apabila seorang guru mampu mengubah diri siswa dalam arti luas menumbuh kembangkan keadaan siswa untuk belajar, sehingga dari pengalaman yang diperoleh siswa selama ia mengikuti proses pembelajaran tersebut dirasakan manfaatnya secara langsung bagi perkembangan pribadi siswa.

(45)

a. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis. b. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam

belajar.

c. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa.

d. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik e. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan

menyenangkan bagi siswa.

f. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik secara fisik maupun psikologis.

Prinsip-prinsip pembelajaran dalam bukunya Achmad Sugandi, Dkk (2000:27) antara lain :

a. Kesiapan Belajar

Faktor kesiapan baik fisik maupun psikologis merupakan kondisi awal suatu kegiatan belajar. Kondisi fisik dan psikologis ini biasanya sudah terjadi pada diri siswa sebelum ia masuk kelas. Oleh karena itu, guru tidak dapat terlalu banyak berbuat. Namun, guru diharapkan dapat mengurangi akibat dari kondisi tersebut dengan berbagai upaya pada saat membelajarkan siswa. b. Perhatian

(46)

c. Motivasi

Motif adalah kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorong orang tersebut melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif, saat orang melakukan aktifitas. Motivasi dapat menjadi aktif dan tidak aktif. Jika tidak aktif, maka siswa tidak bersemangat belajar. Dalam hal seperti ini, guru harus dapat memotivasi siswa agar siswa dapat mencapai tujuan belajar dengan baik. d. Keaktifan Siswa

Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa sehingga siswa harus aktif. Dengan bantuan guru, siswa harus mampu mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya .

e. Mengalami Sendiri

Prinsip pengalaman ini sangat penting dalam belajar dan erat kaitannya dengan prinsip keaktifan. Siswa yang belajar dengan melakukan sendiri, akan memberikan hasil belajar yang lebih cepat dan pemahaman yang lebih mendalam.

f. Pengulangan

(47)

g. Materi Pelajaran yang menantang

Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh rasa ingin tahu. Dengan sikap seperti ini motivasi anak akan meningkat. Rasa ingin tahu timbul saat guru memberikan pelajaran yang bersifat menantang atau problematis. Dengan pemberian materi yang problematis, akan membuat anak aktif belajar. h. Balikan Dan Penguatan

Balikan atau feedback adalah masukan penting bagi siswa maupun bagi guru. Dengan balikan, siswa dapat mengetahui sejauh mana kemmpuannya dalam suatu hal, dimana letak kekuatan dan kelemahannya. Balikan juga berharga bagi guru untuk menentukan perlakuan selanjutnya dalam pembelajaran. Penguatan atau reinforcement adalah suatu tindakan yang menyenangkan dari guru kepada siswa yang telah berhasil melakukan suatu perbuatan belajar. Dengan penguatan diharapkan siswa mengulangi perbuatan baiknya tersebut.

i. Perbedaan Individual

Masing-masing siswa mempunyai karakteristik baik dari segi fisik maupun psikis. Dengan adanya perbedaan ini, tentu minat serta kemampuan belajar mereka tidak sama. Guru harus memperhatikan siswa-siswa tertentu secara individual dan memikirkan model pengajaran yang berbeda bagi anak didik yang berbakat dengan yang kurang berbakat.

(48)

dimaksud meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan prilaku siswa (J,Drost.1999:3).

Hal ini dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran merupakan proses melibatkan guru dengan semua komponen tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian. Jadi proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang saling terkait antar komponennya didalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Dan penggunaan media dalam suatu pembelajaran sangat dibutuhkan untuk memperlancar proses pembelajaran serta membantu ketercapaian tujuan pembelajaran itu sendiri.

2.2.2 Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK), secara teknologi subtansif merupakan paduan antara teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi adalah pemprosesan, pengolahan dan penyebaran data oleh kombinasi komputer dan telekomunikasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah peralatan perangkat keras dalam struktur komunikasi yang mengandung nilai sosial yang memungkinkan individu dapat mengumpulkan, memproses, dan saling bertukar informasi dengan individu lain.

(49)

Tujuan dari pembelajaran TIK (Departemen Pendidikan Nasional, 2003) adalah:

a) Menyadarkan siswa akan potensi pengembangan TIK sehingga mendorong untuk mempelajari secara lebih intensif.

b)Memotivasi siswa untuk mau mangantisipasi perkembangan TIK sehinggga mampu beradaptasi terhadap berbagai perubahan sebagai dampak dari kemajuan TIK.

c) Mengembangkan kompetensi siswa dalam penggunaan TIK untuk kepentingan belajar, bekerja , dan berbagai aktifitas.

d)Mengembangkan kemampuan belajar berbasis TIK pada siswa sehingga terampil berkomunikasi, mengorganisasi informasi dan bekerja sama. e) Mengembangkan kemampuan belajar mandiri siswa, inisiatif, inovatif,

kreatif dan tanggung jawab dalam penggunaan TIK untuk belajar, bekerja dan pemecahan masalah.

Menurut Deeson, Harper Collins Publishers, Dictionary of Information Technology, Glasgow, UK, 1991.

Information Technology (IT) the handling of information by electric and electronic (and microelectronic) means. Here handling includes transfer. Processing, storage and access, IT special concern being the use of hardware and software for these tasks for the benefit of individual people and society as a whole.

(50)

kontek sosial yang menguntungkan diri sendiri dan masyarakat secara keseluruhan. Bagaimana implikasinya agar dapat menguntungkan secara individual dan masyarakat secara keseluruhan tidak didifinisikan secara lebih khusus.

Menurut Technology in the National Curriculum, England and Wales, 1995, menyatakan bahwa.

Information technology (IT) capability is characterized by an ability to use effectively IT tools an information source to analyse, process an present information, and to model, measure an control external events. This Involve: · Using information sourcxes and IT tools to solve problems; · Using it tools and information source, sich as computer systems and software packages, to support learning in variety contexts; · Understanding the implication of IT for working life and society. Pupils should be given opportunities, where appropriate, to develop and apply their IT capability in their study of National Curriculum subjects.

Dari penjelasan di atas : nampaknya terdapat acuan kemampuan TIK yang hendak dicapai dan system nilai dalam bekerja pada kehidupan sehari-hari yang hendak dibelajarkan, seperti nilai apa yang perlu dikembangkan dalam suatu system social masyarakat berkenaan dengan kemampuan menggunakan TIK.

(51)

sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi Komunikasi adalah segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. b. Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media.

(52)

Mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

a. Memahami teknologi informasi dan komunikasi.

b. Mengembangkan keterampilan untuk memanfaatkan teknologi Informasi dan komunikasi.

c. Mengembangkan sikap kritis, apresiatif dan mandiri dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (Sudirman Blog/tik/pdf).

2.2.3 Ruang Lingkup TIK

Ruang lingkup mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

a. Prinsip-prinsip teknologi dasar, yang terdiri dari hubungan teknologi dan masyarakat, penanganan produk teknologi serta perancangan dan pembuatan produk teknologi.

b. Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi, dan menyajikan informasi

c. Penggunaan alat bantu untuk memproses dan memindah data dari satu perangkat ke perangkat lainnya (electronika.onp.ac.id/tik.smp.pdf).

2.2.4 Acuan Pembelajaran TIK

Standar Kompetensi Lulusan TIK SMP:

(53)

b. Memahami penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, dan prospeknya di masa datang

c. Menguasai dasar-dasar ketrampilan komputer

d. Menggunakan perangkat pengolah kata, pengolah angka, pengolah basis data, pengolah grafis dan pengolah animasi untuk menghasilkan karya informasi

e. Memahami prinsip dasar internet/intranet dan menggunakannya untuk memperoleh informasi (electronika.onp.ac.id/tik.smp.pdf).

2.2.5 Komponen Pendukung Pembelajaran (TIK) a. Siswa

Dalam pembelajaran TIK siswa diberi banyak kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif. Siswa lebih banyak melakukan sesuatu daripada hanya mendengar dan menjawab pertanyaan-pertanyaan guru. Mereka menyelidiki fenomena TIK dengan melakukan berbagai kegiatan menggunakan alat dan media yang nyata dan belajar dari apa yang mereka lakukan. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut, siswa diberi kesempatan untuk memilih pendekatan dan merencanakan waktu serta kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan sendiri. Dengan demikian kondisi ini akan meningkatkan motivasi siswa dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

(54)

mendengarkan gagasan yang dikemukakan, berusaha untuk saling meyakinkan argumentasi mereka dan mencapai kesepakatan atas solusi yang paling memungkinkan. Melalui kegiatan diskusi siswa dapat mengembangkan keterampilan berkomunikasi dalam mengemukakan pendapat serta sikap kritis terhadap permasalahan TIK.

Pembelajaran TIK harus membangun karakter dan kemampuan berpikir siswa melalui tahapan-tahapan berikut:

a) Mengungkapkan ide

Melalui proses berpikir siswa menemukan gagasan untuk menyelesaikan suatu masalah

b)Pembuatan rancangan (desain)

Ide yang diperoleh siswa kemudian didesain sebagai perencanaan

penyelasaian masalah, dapat berupa gambar (sketsa, flowchart) atau yang lainnya.

c) Membuat Produk

Desain yang sudah dibuat diimplemantasikan melalui pengerjaan untuk menghasilkan produk

d)Melakukan pengujian.

Siswa melakukan evaluasi kelayakan (fungsi, manfaat, standar) produk yang dihasilkannya.

b. Guru

(55)

fasilitator. Sebelum pelajaran dimulai, guru menyiapkan bahan dan meyakinkan bahwa bahan-bahan yang diperlukan sudah tertata dan tersedia. Di awal pelajaran, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan cara yang menarik dan menantang imajinasi siswa. Kemudian guru mengajak dan mendorong siswa melakukan kegiatan yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri temanya. Selama kegiatan berlangsung, guru harus selalu siap memberikan bantuan jika diperlukan, tetapi tidak memberikan jawaban semuanya, melainkan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan pendekatan dan strategi masing-masing. Guru mendorong siswa memikirkan solusi yang memungkinkan dan mendiskusikannya dengan teman-temannya. Pada akhir kegiatan guru membahas hasil-hasil kelompok yang difokuskan pada perbedaan dan persamaan yang pokok. Guru mendorong para siswa untuk turut mengambil bagian dalam diskusi mencari solusi. Guru juga membuat ringkasan hasil-hasil kegiatan yang utama dan membantu siswa untuk menarik kesimpulan.

Guru juga harus menjamin bahwa pembelajaran TIK disesuaikan dengan keragaman kemampuan dan latar belakang siswa yang bermacam-macam. Keragaman yang terjadi pada siswa terletak pada:

a) Kemampuan untuk bekerja secara mandiri

Siswa yang tidak biasa bekerja mandiri membutuhkan lebih banyak bimbingan dan petunjuk tentang cara melakukan kegiatan.

b) Kemampuan dan pendekatan dalam belajar

(56)

abstrak. Ada juga perbedaan yang terjadi antara siswa yang cepat dan lambat dalam belajarnya, Bagi siswa yang cepat dalam belajar perlu diberi tugas-tugas tambahan. Siswa yang mengalami masalah dalam membaca, tugas-tugas yang diberikannya perlu disertai dengan gambar-gambar dan menggunakan bahasa yang sederhana.

c) Motivasi mempelajari TIK

Untuk meningkatkan motivasi siswa, perlu memasukkan tugas-tugas yang ada kaitannya dengan situasi kehidupan sehari-hari dan minat atau keinginan pribadi, tugas yang akan menghasilkan sesuatu yang menarik dan nyata, serta memberikan siswa kesempatan untuk melakukan kontrol atas kegiatan pembelajaran mereka.

c. Alat Bantu Pembelajaran

Dalam pembelajaran TIK ini dibutuhkan alat bantu dalam proses pembelajaran, antara lain:

a) Alat dan Bahan

(57)

b) Tempat Belajar

Tempat belajar yang dimaksud adalah tempat di mana proses pembelajaran TIK berlangsung. Tempat ini bisa laboratorium komputer, kelas, ruang kerja bagi penerapan pembelajaran teknologi dasar dan diluar sekolah.

c) Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan manusia, alat kerja, bahan dan ruang tempat kerja. Pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja perlu ditekankan kepada semua pihak yang berhubungan dengan pembelajaran TIK di sekolah karena bertujuan memberikan kesadaran kepada siswa tentang pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. Selain itu, untuk melindungi siswa dalam melakukan pekerjaan, meningkatkan hasil produk dan produktivitas kerja serta menjamin terpeliharanya keselamatan peralatan secara aman dan efisien (Sudirman Blog/tik/pdf).

2.2.6 Petunjuk Pelaksanaan Pembelajaran TIK a. Penyiapan Alat dan Bahan Pembelajaran TIK

Penyampaian materi pelajaran dan seluruh aktivitas dalam proses belajar mengajar TIK sudah dirancang dan disajikan dalam bentuk bahan ajar. Oleh karena itu bahan ajar memegang peran yang penting dalam aktivitas belajar mengajar TIK.

(58)

a) Bahan ajar yang akan digunakan harus dibahas terlebih dahulu dengan tim guru TIK untuk melihat kelebihan dan kelemahannya disesuaikan dengan stuasi, kondisi dan kebutuhan sekolah.

b)Setelah kelemahan bahan ajar tersebut diketahui maka kelemahan itu diperbaiki atau disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah, sedangkan kelebihannya diberi penguatan.

c) Setelah bahan ajar diperbaiki selanjutnya bahan ajar tersebut diperbanyak sesuai dengan jumlah siswa.

Setelah mempersiapkan bahan ajar, selanjutnya yang dibutuhkan dalam menyiapkan pembelajaran TIK ini adalah pembuatan lembar kerja. Lembar kerja adalah panduan kerja/praktik yang digunakan dalam proses pembelajaran yang meliputi langkah-langkah kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dirumuskan.

Kemudian menyiapkan alat dan bahan. Kegiatan belajar mengajar TIK membutuhkan peralatan yang sesuai dengan SK dan KD yang akan dicapai. Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyiapkan alat yang dibutuhkan dalam pembelajaran TIK adalah sebagai berikut :

a) Melakukan analisis kebutuhan alat yang digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.

(59)

c) Jika alat tersebut rusak atau tidak ada di laboratorium, maka alat itu harus diperbaiki atau membeli yang baru.

Pembuatan produk sebagai akumulasi proses berpikir melalui aktivitas menemukan ide, mendesain, membuat, dan menguji memerlukan bahan. Bahan tersebut jenisnya bergantung kepada kompetensi yang akan dicapai. Banyaknya bahan juga bergantung pada disain yang dibuat oleh siswa. Oleh karena itu dalam pengadaan bahan, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Melakukan analisis kebutuhan bahan berdasarkan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran.

b) Bahan-bahan yang dibutuhkan disiapkan berdasarkan hasil analisisnya.

c) Bahan yang dibutuhkan dapat disesuaikan dengan kondisi dan lingkungan sekolah (Sudirman Blog/tik/pdf).

b. Strategi Pembelajaran

Strategi yang disarankan untuk pembelajaran TIK antara lain: (1) pemanfaatan studi kasus dari berbagai informasi, (2) pemanfaatan aneka sumber yang merefleksi pengalaman dan minat siswa, (3) pemberian akses pada semua siswa untuk menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar, (4) penyajian hasil karya siswa dimajalah dinding sekolah, web sekolah, brosur sekolah, dan sejenis, (5) penguatan pada proses pengembangan belajar secara otodidak pada siswa.

(60)

a. Mengenal alat-alat TIK (discovering ict tools)

Pada tahap ini, murid memperoleh pembelajaran tentang konsep-konsep dasar TIK, cara menggunakan komputer dan mengelola file, pemrosesan kata, spread sheets, pangkalan data, membuat presentasi, menemukan informasi dan mengkomunikasikannya dengan komputer, isu-isu sosial dan etis, dan pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan TIK. Sedangkan guru pada tahap ini mengembangkan pelaksanaan TIK dan belajar bagaiman mengaplikasikan TIK kedalam tugas-tugas pribadi dan profesional.

b. Belajar bagaimana menggunakan alat-alat TIK (learning how to use ict tools)

Pada tahap ini memperoleh pelajaran tentang pengukuran, modeling, simulasi, robot, statistika, membuat grafik, desain spreadsheets dan pangkalan data. Sedangkan guru mengintegrasikan TIK untuk membelajarkan pengetahuan dan ketrampilan khusus, metodologi pembelajaran dikelas mulai diubah dengan menggunakan TIK untuk mengembangkan kemampuan profesional.

c. Memahami bagaimana dan kapan menggunakan alat-alat TIK (understanding how and when to use ict tools)

Pada tahap ini bagi murid adalah bagaiman mereka belajar TIK agar membantu mengintegrasikan beberapa mata pelajaran berbeda, seperti matematika, sains dan seni. Bagi guru, tahap ini memberikan pelajaran mengenai bagaiman cara mengintegrasikan gaya-gaya belajar yang berbeda dan menggunakan TIK untuk mencapai tujuan mereka.

d. Spesialisasi dalam penggunaan alat-alat TIK (specializing in the of ict tools)

(61)

menggunakan TIK misalnya rekayasa, bisnis, dan ilmu komputer. Pelajaran dalam pemrogaman dasar dan lanjutan, perencanaan sistem informasi, rancangan sistem kendali proses dan manajemen proyek. Bagi guru, tahap ini adalah dimana TIK merupakan bagian alamiah dari kehidupan sehari-hari disekolah. Penekanan berubah dari berpusat pada guru (teacher centered) ke berpusat pada murid (learner centerend).

2.2.7 Penilaian Hasil Belajar TIK a. Tujuan

Tujuan penilaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK adalah untuk mengetahui sejauh mana kompetensi siswa tentang TIK dan pemanfaatannya, serta mengembangkan sikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri serta menghargai karya cipta di bidang TIK. Penilaian hasil belajar dilakukan untuk mengetahui sejauhmana indikator-indikator ketercapaian kompetensi yang seharusnya dikuasai telah dicapai siswa.

b. Cakupan Penilaian

Penilaian hasil belajar pada mata pelajaran TIK mencakup semua materi atau kompetensi yang ada dalam SK/KD mata pelajaran TIK. Kompetensi yang dinilai meliputi ranah kognitif, efektif dan psikomotor secara terpadu.

c. Acuan Penilaian

(62)

dengan tujuan pembelajaran dan harus tercantum secara jelas dan terukur dalam pedoman mata pelajaran TIK.

d. Prinsip Penilaian Authentic Assessment

Penilaian pada mata pelajaran TIK dilakukan berdasarkan prinsip

authentic assessment atau penilaian sebenarnya. Melalui prinsip tersebut, penilaian dilakukan menggunakan berbagai teknik dan jenis instrumen serta mengkaitkan materi penilaian dengan konteks dan aplikasi TIK dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini akan mempermudah dalam mengungkap kompetensi siswa secara lebih akurat. Penilaian diarahkan untuk mengetahui penguasaan siswa dalam mengkaitkan dan mengaplikasikan materi mata pelajaran TIK dengan kehidupan sehari-hari. Melalui penilaian ini, siswa memperoleh kesempatan untuk mengungkapkan berbagai kemajuan belajar yang diperolehnya yang relevan dengan standar kompetensi lulusan mata pelajaran TIK.

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar (Tri Anni, 2006: 5). Menurut Gagne dalam Tri Anni, 2006: 12 hasil belajar tersebut berupa:

a) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan.

b)Ketrampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang.

(63)

d)Ketrampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

e) Sikap adalah kemampuan untuk menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.

Menurut Degeng (Wena, 2009: 6) hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan strategi pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda.

Menurut Bloom (Tri Anni, 2006: 6), mengklasifikasikan tiga taksonomi belajar yang disebut dengan ranah belajar, yaitu: ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik, sebagaimana terdeskripsi berikut ini:

a) Ranah Kognitif

Ranah kognitif berhubungan dengan pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif, meliputi aspek-aspek: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian.

b)Ranah Afektif

(64)

c) Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik berhubungan denagn kemampuan fisik seperti kemampuan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Kategori ranah psikomotorik, meliputi aspek-aspek: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian, kreativitas.

Dalam penelitian ini yang dimaksud hasil belajar adalah nilai akhir pembelajaran berupa ranah kognitif yang meliputi aspek pengetahuan, pemahaman, dan penerapan karena penelitian ini dilakukan di tingkat SMP sehingga hanya mengutamakan tiga aspek tersebut.

2.3 Pemanfaatan Media Pembelajaran

2.3.1 Hakekat Media Pembelajaran

Setiap satuan pendidikan jalur pendidikan sekolah, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat harus menyediakan sumber belajar (Arif 2009), jadi pendidikan tidak mungkin terselenggara dengan baik bilamana para tenaga kependidikan maupun para peserta didik tidak didukung oleh sumber belajar yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan belajar yang bersangkutan.

(65)

dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran disekolah.

Media itu sendiri berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium yang berarti perantara yang dipakai untuk menunjukkan alat komunikasi. Secara harfiah media diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.

Media menurut Briggs dalam Sumantri dan Permana (1998) adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang peserta didik. Sementara itu Gagne dan Elser (1989: 3), mendefinisikan media pendidikan atau pengajaran sebagai alat fisik di mana pesan-pesan instruksional dikomunikasikan.

Media yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran itu banyak jenisnya, namun demikian media itu dapat diklasifikasikan menjadi visual (media gambar dan grafis, grafis, media papan, media dengan proyeksi), media audio (tape recorder dan radio), media audio visual (televisi, VCD, internet ataupun video cassette).

(66)

Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pokok bahasan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) pengenalan komputer dapat diberikan atau disampaikan dengan menggunakan media yang sesuai dengan sasaran. Adapun media yang digunakan adalah CD (compact disc).

Berkaitan dengan hal tersebut penggunaan CD (compact disc) dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menerima materi pelajaran. Pentingya alat peraga atau media pendidikan terutama penggunaan CD (compact disc) sangat diperlukan guna meningkatkan kemampuan pemahaman konsep operasi dasar komputer dan operating system (OS) yang akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

2.3.2 Arti media pendidikan

(67)

Beberapa tahapan pengembangan media menurut Mulyanta dalam model ADDIE sebagai berikut:

a. Tahap analisis (analisis phase), pada tahap ini pengembangan media menentukan sasaran pengguna media, apa yang harus di pelejari, pengetahuan-pengetahuan sebagai prasyarat yang harus dimiliki, beberapa lama durasi waktu efektif yang diperlukan untuk menggunakan media dalam proses pembelajaran.

b. Tahap desain (design phase), pada tahapan ini detetapkan tujuan apa yang ingin dicapai dari media pembelajaran yang akan dibuat, apa jenis pembelajaran yang akan diterapkan serta menetapkan isi meteri yang akan dijadikan inti pembelajaran dalam media.

c. Tahap pembuatan (development phase), pada tahap ini media pembelajaran mulai kembangkan sesuai apa yang sudah ditetapkan sebelumnya di dalam tahapan desain.

d. Tahap implementasi (implementation phase), media pembelajaran yang telah dibuat perlu di sosialisasikan kepada peserta didik.

e. Tahap evaluasi (evaluasion phase), evaluasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh peserta didik menguasai materi pembelajaran.

(68)

2.3.3 Nilai dan Fungsi Media Pembelajaran

Menurut Encyclopedia of Education Research, nilai atau manfaat media pendidikan adalah sebagai berikut: (1) Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit untuk berfikir dan oleh karena itu mengurangu verbalisme, (2) Memperbesar perhatian para siswa, (3) Meletakan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap, (4) Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha dikalangan siswa, (5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu, hal ini terutama terdapat dalam gambaran hidup, (6) Membantu tumbuhnya pengetian dengan demikian membantu perkembangan pemahaman, (7) Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membangun berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar.

Secara umum media pendidikan menurut Sadiman (1986:16-17), mempunyai kegunaan sebagai berikut: (1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis, (2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, (3) Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan variasi dapat mengatasi sifat pasif anak didik, (4) Mengatasi keunikan siswa, media pendidikan mempunyai kemampuan memberi perangsang yang sama, memberikan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.

(69)

variasi penjelasan verbal mengenai bahan pengajaran, (2) Alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lanjut dan untuk dipecahkan oleh para siswa dalam proses belajarnya, (3) Sumber belajar bagi siswa, artinya media tersebut berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari para siswa baik individual maupun kelompok. Dengan demikian akan membantu tugas guru dalam kegiatan mengajarnya.

2.3.4 Manfaat Media Pembelajaran

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengarui jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun akan mempengarui jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa menguasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang ditata dan diciptakan oleh guru (Arsyad,1997:15).

(70)

Educational Research dalam Hamalik (1994:15), merincikan manfaat media pendidikan sebagai berikut: (1) Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berfikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme, (2) memperbesar perhatian siswa, (3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap, (4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa.

Media yang dipilih hendaknya sesuai dan cocok dengan kebutuhan guru dan siswa, serta membantu memperbaiki situasi belajar mengajar. Media yang dipakai bisa membantu memberikan variasi pada penyajian pelajaran, mengurangi rasa jemu, dan membantu menciptakan suasana yang menarik dan menyenangkan serta meningkatkan kegairahan belajar. Guru bisa menggunakan media yang sederhana, mudah diperoleh, dan sesuai dengan taraf berfikir siswa.

Secara umum manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi guru dan siswa, dengan maksud membantu siswa dalam belajar untuk mencapai hasil belajar yang optimal.

2.3.5 Klasifikasi Media Pembelajaran

Dalam metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yakni metode mengajar dan media pendidikan sebagai alat bantu mengajar. Kedudukan media pendidikan sebagai alat bantu mengajar ada dalam komponen metodologi, sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur oleh guru.

(71)

a. Media Grafis;

Media grafis ini seperti gambar, foto, grafik, bagan dan diagram, poster, kartun, komik, dan lain-lain.

b. Media Tiga Dimensi;

Media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid model), model penampang, model susun, model kerja, mock up, diaroma dan lain-lain.

c. Media Proyeksi;

Media proyeksi seperti slide, film strip, film, penggunaan OHP dan lain-lain.

d. Penggunaan Lingkungan Sebagai Media Pendidikan;

Penggunaan lingkungan sebagai media seperti ruang kelas, halaman sekolah dan lain-lain. Lingkungan merupakan media yang digunakan sebagai contoh suatu kejadian atau peristiwa (Harjanto, 1997:237).

(72)
[image:72.612.131.510.132.560.2]

Tabel. 2.2 Klasifikasi Media Menurut Kontrol Pemakai

Sumber: Schramm(1986) dalam (Yamin, 2007:183)

2.3.6 CD (Compact Disk) Pembelajaran

Multimedia interaktif dengan animasi komputer untuk pembelajaran diantaranya media audio-visual untuk keperluan pembelajaran mulai ditekuni para pengajar sejak tahun 1920-an, ketika teknologi film mulai berkembang pesat (Microsoft Corporation, 1999:113). Stimulus visual yang menyertai suara menjadikan pembelajaran konsep-konsep menjadi terjelaskan secara konkret.

kontrol

media

portabel

Untuk

Dirumah

Siap setiap

saat

terkendali Mandiri

(73)

Komputer sebagai alat bantu pembelajaran telah lama dikenal dan dikembangkan. Istilah-istilah CAI (Computer-aided Instruction), CBL (Computer-aided Learning), CBT (Computer-based Training) telah menjadi bagian dari kosa kata para ahli teknologi pembelajaran sejak tahun 1980-an.

[image:73.612.132.505.271.581.2]

Perkembangan teknologi komputer yang memungkinkan penayangan informasi grafik, suara dan gambar, selain teks, memungkinkan dibuat audio visual yang bersifat interaktif. Multimedia adalah istilah yang diberikan pada teknik penyampaian informasi yang menggabungkan informasi berupa teks, grafik, citra, suara, gambar maupun video.

Bahan-bahan ajar maupun informasi multimedia juga banyak didistribusikan melalui compact disc (CD). Beberapa penerbit ensiklopedi mulai menerbitkan ensiklopedi dalam bentuk CD, misalnya Britanica Encyklopedia dan Microsof Encarta.

Banyak multimedia dalam bentuk CD memerlukan program khusus untuk penayangan informasinya. Program khusus tersebut disertakan dalam CD untuk dipasang dikomputer pemakai. Program khusus berbeda-beda untuk masing-masing CD karena tidak ada keseragaman dalam teknik penayangannya dan pembacaannya.

(74)

Proses pembelajaran yang memanfaatkan CD Pembelajaran tidak dapat lepas dari metode konvensional, karena itu perlu diketahui pula karakteristik dari metode konvensional. Adapun kelebihan dari metode konvensional adalah: (1) Lebih efektif digunakan untuk materi yang tidak rumit tetapi membutuhkan ekspresi wajah. Misalnya materi cerita; (2) Sebagai metode dasar (basic), maksudnya bahwa semua metode dalam pembelajaran pasti ada unsur-unsur konvensional didalamnya. Misalnya ceramah sebagai pembuka pelajaran.

Adapun kelemahan dari metode konvensional adalah: (1) Konsep yang disajikan kemungkinan masih bersifat verbalisme, masih abstrak belum kongkret; (2) Siswa pasif, penekanan lebih banyak pada guru pada kegiatan pembelajaran. Namun dengan adanya pemanfaatan CD Pembelajaran ini, diharapkan proses pembelajaran tidak sekedar konvensional belaka. Tetapi dengan adanya CD Pembelajaran ini, maka proses pembelajaran dapat lebih menarik, mudah dipahami siswa dan mempermudah guru dalam penyampaian isi materi, sehingga hasil belajar dapat tercapai secara optimal dan memuaskan.

2.3.7 Program Adobe Flash

Komputer sebagi

Gambar

Tabel 2.1 Perbedaan Definisi Teknologi Pendidikan Tahun 1994 dan
Grafik 4.3 Nilai Tes Siklus III ......................................................................
Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siklus I, II dan III ....................................
Tabel 2.1 Perbedaan Definisi Teknologi Pendidikan Tahun 1994 dan 2004
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Seni. © Sugeng Widodo

Apabila Saudara butuh keterangan dan penjelasan lebih lanjut, dapat menghubungi Pejabat Pengadaan sesuai alamat tersebut di atas sampai dengan batas akhir

Para peserta dapat melakukan aanwijzing lapangan pada hari Kamis-Jum'at tanggal 24-25 April 2014, dengan menghubungi Bidang Program pada Dinas Bina Marga Kabupaten Kuningan Jalan

Pejabat Pengadaan pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2014, telah melaksanakan Proses Evaluasi Kualifikasi

[r]

Dans ce domaine, le Maroc accuse un retard marqué par rapport aux pays émergents concurrents en ce qui concerne les dépenses de recherche et développement ou le nombre de

(2) Dikecualikan dari objek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelayanan tempat rekreasi, pariwisata, dan olahraga yang disediakan, dimiliki,

Important internal structures of procaryotes, such as the cytoplasmic matrix, the ribosomes, the inclusion bodies, and the nucleoid are described, in addition to structures