• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Pencarian literatur berfungsi sebagai kerangka teoretis untuk refleksi dan berfungsi sebagai gambaran umum dan referensi untuk penelitian ini, maka dengan demikian menyajikan temuan serupa yang dilakukan selama ini disajikan untuk menghindari plagiat. Tabel 2.1 di bawah ini memuat penelitian-penelitian sebelumnya yang terkait dengan survei-survei yang dilakukan, yaitu:

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

(2)

6

(3)

7 Tabel 2.1 menunjukkan perbedaan antara penelitian yang sedang dipertimbangkan dan penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini, percepatan (crash) dievaluasi dengan tambahan 3 jam kerja, dan perhitungannya didasarkan pada bekerja dalam

(4)

8 situasi normal (jam normal). Setelah percepatan dan subjek penelitian ini adalah proyek untuk mengembangkan infrastruktur perlindungan banjir.

2.2. Landasan Teori

Landasan teori merupakan seperangkat pemahaman, desain, dan proporsi. Variabel dari pemahaman, desain, dan penyelidikan ini diurutkan dan dikelompokkan secara teratur dan sistematis. Landasan teori pada bagian ini akan membahas apa itu menejemen proyek dan proyek, serta menejemen jadwal, perencanaan jaringan, metode jalur kritis (CPM), metode terakhir crashing, mengenai hubungan antara durasi dan biaya proyek, dan deskripso singkat tentang Microsoft Project.

2.2.1. Proyek

Proyek artinya aktivitas yang dilakukan menggunakan ketika dan asal daya yang terbatas buat mencapai tujuan akhir yang sudah dipengaruhi dan pada rencanakan.

Untuk mencapai tujuan akhir dari suatu proyek, kegiatan proyek dibagi dan dibatasi oleh biaya, jadwal (waktu), dan kualitas. Pembatasan ini disebut pembatas rangkap tiga atau triple constraint (Rani, 2016).

Proyek artinya sekelompok aktivitas terorganisir yang membarui sejumlah akbar asal daya sebagai satu atau jauh barang/jasa yang bernilai terukur pada suatu sistem siklus, dan memilih durasi, porto dan kualitas menggunakan persetujuan. Dalam sebuah proyek, biaya, durasi, dan penggunaan energi dispisahkan, sehingga pemimpin proyek harus dapat mengelola kegiatan untuk melakukan pekerjaan dasar secara efektif dan efisien (Malik, 2010).

Proyek artinya tugas krusial yang dirumuskan buat mencapai tujuan, yang diselesaikan pada jangka saat eksklusif menggunakan memakai asal daya insan dan indera yang terbatas (Mahapatni, 2019). Untuk memahami arti dari proyek, beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan adalah sebagi berikut:

1. Tujuan: proyek merupakan kegiatan yang berlangsung pada kurun ketika eksklusif menggunakan output akhir eksklusif.

2. Kompleksitas: proyek umumnya melibatkan beberapa fungsi organisasi, lantaran diharapkan beragam keterampilan dan talenta menurut banyak sekali disiplin ilmu pada merampungkan pekerjaan pada proyek.

(5)

9 3. Keunikan: suatu proyek tidak pernah mengikuti urutan kegiatan yang benar-

benar identik, umur proyek bersifat sementara, jadwal dan biayanya tetap, dan melibatkan banyak sumber daya manusia yang berbeda.

4. Non-permanent: berarti proyek tersebut bersifat sementara (temporary) pekerjaan dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Organisasi sementara didirikan untuk mengelola orang, bahan dan peralatan untuk mencapai tujuan tertentu, biasanya untuk jangka waktu tertentu, ketika target telah tercapai, kemudian dibubarkan dan organisasi baru dibuat untuk memenuhi target lain.

5. Tidak biasa: proyek sering memakai teknologi baru dan melibatkan unsur ketidakpastian dan risiko.

6. Lifecycle : proyek adalah suatu proses bekerja untuk mencapai suatu tujuan, selama proses ini, proyek akan melalui beberapa tahapan yang dikenal sebagai siklus hidup proyek (lifecycle).

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa proyek adalah suatu rangkaian yang direncanakan mulai dari awal hingga akhir dengan memperkirakan batas waktu, biaya, dan kualitas, agar menghasilkan barang/jasa yang bernilai guna.

(6)

10 2.2.2. Menajemen Proyek

Manajemen proyek adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan jangka pendek yang telah ditentukan sebelumnya. Manajemen proyek telah berkembang sebagai hasil dari eksplorasi dinamis, pendekatan manajemen non-tradisional yang disesuaikan dengan kebutuhan dan sifat kegiatan proyek (Rani, 2016).

Manajemen proyek berkaitan dengan pengelolaan dan koordinasi sumber daya manusia dan fisik menggunakan teknik manajemen mutakhir untuk mencapai tujuan tertentu: kualitas, kualitas, waktu, biaya, dan memenuhi harapan pemangku kepentingan. Oleh karena itu, pengertian manajemen proyek adalah teknologi untuk mengelola atau mengelola sumber daya suatu proyek (pekerjaan, uang, metode, bahan, mesin, pasar, waktu) dan merupakan tahap perencanaan dari pelaksanaan hingga akhir proyek. Sasaran proyek dapat dicapai tepat waktu, tepat waktu, dengan biaya dan kualitas yang wajar. (Mahapatni, 2019).

Terdasarnya 3 (tiga) yang ikut menyebabkan pempemisah (triple constraint) di dalam lingkup Menajemen proyek dan yaitu meliputi (Mahapatni, 2019) :

1. Scope atau ruang lingkup mengacu pada jenis dan batasan yang ada dalam suatu proyek. Rentang di mana batas-batas atau ruang lingkup proyek ditentukan. Semakin besar proyek, maka secara umum waktu pengerjaan juga akan bertambah, yang tentunya berdampak pada meningkatnya biaya yang dikeluarkan.

2. Time atau waktu adalah satu komponen tujuan utama proyek, bagaimana memilih lamanya saat yang dibutuhkan buat menuntaskan sebuah proyek.

3. Cost atau porto merupakan galat satu komponen primer pada sebuah proyek, memilih seberapa akbar porto yang akan dimuntahkan buat sebuah proyek.

Tiga faktor yang mempengaruhi pemisah atau tiga kendala adalah jangkauan, waktu, dan biaya hubungan antara mereka dan kualitas target dan dsarnya ditunjukkam pada Gambar 2.1.

(7)

11 Gambar 2.1. Triple Constraint + Quality Yang ikut menyebabkan =Quadruple

Constraint

Sumber: Mahapatni dan 2019

Optimasi tiga kendala sangat penting untuk mencapai keseimbangan tujuna. Sangat penting untuk mencapai kualitas tujuan tertentu dan kemudian menetapkan atau mengoptimalkan ketiga komponen tersebut. Gambar 2.2 di bawah menunjukkan hubungan antara ketiganya yang merupakan triple kontrasint sebagai berikut (Mahapatni, 2019):

Gambar 2.2. Triple Constraint

Sumber: Mahapatni dan 2019

2.2.3. Menajemen Durasi

Pengertian Menajemen dalam dasarnya meliputi suatu cara/teknik/pengolahan buat mencapai suatu tujuan. Pencapaian tujuan spesifik dan valid serta merancanganan, mengorganisasian dan melaksanakan serta mengendalian. Mencapai tujuan jangka pendek yang telah ditentukan sebelumnya (Widiasanti & Lenggogeni, 2013).

Rancangan operasi dan jadwal harus diseleraskan dengan pemisah untuk periode waktu tertentu. Jadwal dan jaringan terdaftar untuk mengawasi pekerjaanm dan Ketika pekerjaan telah dimulai dan selesai, periode tefdaftar, dan pekerjaan sedang berlangsung atau ditarik akan ditampilkan. Sistem menejemen periode disediakan untuk pedoman spesifik untuk desain dan pemrograman untuk menyelesaikan

(8)

12 Gambar 2.3. Sistem ManajemenWaktu

kegiatan proyek dengan cepat efisien, berfokus pada desain proyek dan pemrograman aplikasi atau kurangnya kekurangan. Desain dan pemrograman kegiatan proyek ynag lengkap. Selanjutnya, berikut ialah aspek-aspek menajemen durasi (Andika, 2015).

Sumber: Andika dan 2015

Durasi proyek terbaik adalah durasi penyelesaian proyek terbaik atau durasi yang relatif singkat. Dalam hal ini, durasi merupakan lamanya suatu rangkain proses, yang adalah konstruksi rancangan proyek pada rangkaian langkah-langkah aktivitas buat mencapain tujuan.

2.2.4. Network Planning

Perencanaan jaringan atau network pada prinsipnya adalah hubungan ketergantungan antara bagian-bagian pekerjaan (variabel) yang digambarkan/divisualisasikan dalam diagram jaringan. Dengan begitu, akan deketahui bagian mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu, pekerjaan mana yang perlu lembur (kenaikan biaya), pekerjaan mana yang menunggu untuk diselesaikan, dan mana yang tidak mendesak untuk membawa alat dan orang tempat lain.

Berikut merupakan beberapa nama digunakan untuk memahami perencanaan jaringan (network planning) atau sejenisnya, antara lain:

1. CMD (Diagram Metode Grafik)

2. NMT (Teknologi Menejemen Jaringan) 3. PEP (Prosedur Evaluasi Jaringan)

(9)

13 4. CPA (Analisis Jarinagn Kerja)

5. CPM (Metode Jaringan Kerja)

6. PERT (Evaluasi Program dan Teknologi Review)

Penggunaan nama tergantung di mana ia digunakan. Umumnya, CPM dan PERT sering digunakan. Misalnya, CPM digunakan untuk bagian kontraktor PUTL dan PERT digunakan untuk riset dan desain. Namun, desain mereka hamper sama.

Paket jaringan secara khusus digunakan untuk menyelesaikan proyek satu kali.

Oleh karena itu, rencana jaringan baru harus dibuat untuk setiap proyek yang akan diselesaikan. Keuntungan menggunakan perencanaan jaringan dalam menejemen proyek (Rani, 2016) adalah sebagai berikut:

1. Merancangankan dan scheduling dan mengawasi proyek sejalan logis.

2. Pemikiran cocok dengan totalitas dan detail proyek.

3. Mencatat dan mengkomunikasikan desain rencana (batas waktu) dan alternatif yang diselesaikan oleh proyek lain, dan menimbulkan biaya tammaterial.

4. Memantau proyek dengan sangat efektif, karena hanya jalur kritis yang penting, sehingga konsentrasi pemantauan yang ketat menjadi penting.

Analisis jarinagn akan membantu (Mahapatni, 2019):

1. Memprogram urutan kerja yang efisien dari waktu ke waktu.

2. Distribusi durasi, tenaga kerja dan biaya yang adil.

3. Jika penundaan selesai, jadwal ulang.

4. Tentuka durasi perdangan/kompensasi yang menguntungkan.

5. Buka kemungkinan lain untuk meyelesaikan proyek.

6. Desain proyek yang kompleks.

Teori jaringan kerja dikenal event (kejadikan-kejadian) dan activities (kegiatan- kegiatan) dan dimana diagram jaringan kerja memerlukan beberapa notasi dan simbol-simbol network planning untuk memberikan deskripsi proyek yang jelas sebagai berikut: (Rani, 2016)

1. Anak panah (arrow)/kegiatan (activity)

Panah mewakili interaksi antar aktivitas. Sebuah panah mewakili suatu aktivitas. Ada 3 jenis panah sebagai berikut:

: Panah normal mewakili operasi normal.

(10)

14 : Panah parallel mewakili aktivitas yang penting.

: Panah putus-putus menujukkan aktivitas tiruan (dummy).

Dummy artinya aktivitas semu atau kegiatan semu, adalah bukan aktivitas/kegiatan, hanya saja tidak meminta tenggat waktu

tertentu atau sumber daya.

2. Lingkaran mini (node)/peristiwa (event)

: Lingkaran mini atau node menyatakan suatu insiden atau peristiwa.

2.2.5. Metode Critical Path Methode (CPM)

Metode jalur kritis (CPM) adalah perencanaan proyek dan metode pelacakan.

Metode jalur kritis (CPM) adalah yang paling banyak digunakan dari sistem lain yang mengguankan prinsip jaringan (Widiasanti & Lenggogeni, 2013). CPM ialah analisis jaringan yang dirancang untuk meningkatkan total biaya proyek dengan mengurani atau mempercepat total waktu penyelesaian proyek terkait. CPM adalah model manajemen proyek yang mengutamakan biaya. (Rani, 2016).

Dalam metode CPM, dalam dasarnya terdapat 2 (dua) asumsi durasi dan porto buat setiap kegiatan berbasis jaringan. Kedua asumsi ini merupakan asumsi saat penyelesaian dan porto frekuwensi sinkron menggunakan situasi biasa (perkiraan normal) dan asumsi saat (perkiraan kecelakaan). Saat memilih asumsi saat penyelesaian, akan dikenal kata jalur kritis, yaitu jalur menggunakan rangkaian aktivitas menggunakan total saat konstruski terlama dan saat penyelesaian proyek tercepat. Jadi dalam dasarnya jalur kritis diklaim aktivitas kritis yang mencakup jalur awal hingga akhir. Jalur kritis sangat krusial bagi pelaksana proyek, lantaran dalam jalur ini aplikasi beberapa aktivitas wajib mempunyai durasi yang relatif dan wajib diselesaikan pada saat yang relatif. Jika ada keterlambatan, ini menyebabkan keterlambatan dalam pelaksanaan seluruh proyek.

Critical Path Methode (CPM) didasarkan pada beberapa istilah, yaitu:

1. E (waktu kejadian paling awal) merupakan durasi kejadian tercepat.

2. L (delayed event occurrence time) merupakan durasi terlama yang diperbolehkan untuk terjadinya event.

(11)

15 3. ES (earliest activity start time) adalah pertama kalinya suatu kegiatan dapat dimulai setelah menyelesaikan yang sebelumnya. Jika waktu mulai dinyatakan dalam jam, maka ini adalah waktu di mana aktivitas dimulai paling awal.

4. EF (earliest activity finish timeout) merupakan durasi penyelesaian paling awal suatu kegiatan. jika hanya ada satu aktivitas sebelumnya, maka EF adalah aktivitas sebelumnya dan ES adalah aktivitas berikutnya.

5. LS (latest activity start time) merupakan durasi aktivitas terlama yang dapat dimulai tanpa memperlambat keseluruhan proyek.

6. LF (latest activity finish time) merupakan durasi terlama dari suatu kegiatan yang harus diselesaikan tanpa menunda penyelesaian proyek.

7. D (durasi aktivitas) merupakan durasi penting dari suatu aktivitas (hari, minggu dan bulan).

Berikut merupakan fragmen dari jaringan AOA (Activity On Arrow) yang mengonfigurasi ES dan LS serta EF dan LF.

Metode jalur kritis (CPM) atau Critical Path Methode dalam dasarnya dihitung menggunakan menghitung total durasi proyek. Langkah-langkah memprogram memakai metode jalur kritis (CPM) merupakan menjadi berikut:

1. Identifikasi satu aktivitas

2. Menentukan urutan kegiatan (interaksi antar kegiatan) 3. Gambarlah diagram jaringan

4. Perkiraan waktu penyelesaian setiap kegiatan 5. Tentukan jalur kritis

6. Perbaharui diagram jalur kritis

Perhitungan durasi jalur kritis jua memakai 3 perkiraan dasar, yaitu: pertama, proyek hanya mempunyai satu insiden awal (mulai) dan insiden terminasi (selesai).

Waktu ke 2 dan tercepat program ini, program awal merupakan hari nol. Waktu ketiga dan paling lambat buat terminal event merupakan LS=ES (Widiasanti &

Lenggogeni, 2013).

EF LF ES j

LS

i Durasi

Kegiatan

(12)

16 Jalan perhitungan pada memilih durasi penyelesaian terdiri berdasarkan 2 termin dan yaitu perhitungan maju (forward computation) dan perhitungan mundur (backward computation) (Widiasanti & Lenggogeni, 2013).

1. Perhitungan Maju (Forward Pass)

Dari Mulai (peristiwa awal) hingga Akhir (peristiwa akhir) untuk menghitung waktu tercepat untuk menyelesaikan suatu aktivitas (EF), waktu tercepat untuk terjadinya suatu aktivitas (ES) dan waktu terlama untuk terjadinya suatu aktivitas (ES), untuk memulai acara (E). Aturan transisi adalah sebagai berikut:

a. Kecuali aktivitas awal dan maka durasi aktivitas baru dasarnya dimulai jika aktivitas yang mendahuluinya (predecessor) sudah terselesaikan.

b. Durasi terselesaikan paling awal suatu aktivitas sama menggunakan durasi mulai paling awal dan ditambah menggunakan masa durasi aktivitas yang mendahuluinya. Rumus buat perhitungan maju dasarnya dicermati dalam 2.1.

c. Apabila suatu aktivitas mempunyai 2 atau jauh aktivitas-aktivitas terdahulu yang menggabung dan maka durasi mulai paling awal (ES) aktivitas tadi adalah sama menggunakan durasi terselesaikan paling awal (EF) yang beredar menurut aktivitas terdahulu.

2. Perhitungan Mundur (Backward Pass)

Dari akhir hingga awal, temukan kejadian terbaru aktivitas (LF), kejadian terbaru aktivitas (LS), dan kejadian terbaru (L). Aturan untuk jalur mundur adalah sebagai berikut:

a. Durasi mulai aktivitas terakhir sama dengan durasi selesai terakhir dikurangi durasi aktivitas terkait. Rumus hitung mundur dasar ditunjukkan pada 2.2.

b. Jika suatu aktivitas dibagi menjadi dua atau aktivitas yang jauh, maka durasi aktivitas terakhir (LF) sama dengan durasi awal minimum terakhir (LS) aktivitas berikutnya.

c. Menyelesaikan dua perhitungan ini pada dasarnya menghasilkan nilai floating point, yang hanya sebesar durasi dan fleksibiltas jaringan.

(13)

17 3. Selisih Waktu Total (TF)

Selisih waktu total menunjukkan besarnya durasi kegiatan yang dapat ditunda tanpa mempernagruhi seluruh jadwal penyelesaian proyek. Rumus dasar untu menghitung total float ditunjukkan pada 2.3.

Untuk memanfaatkan total floating time, aktivitas sebelumnya (ES) harus dimulai sesegera mungkin, jika aktivitas berikutnya harus dimulai selmabat mungkin (LS), dan sebaliknya.

2.2.6. Metode Crashing

Mempercepat durasi penyelesaian proyek berarti berupaya menuntaskan proyek konstruksi pada saat yang jauh lebih cepat menurut jadwal yang dijadwalkan (crash). Crash merupakan proses yang dipikirkan dengan matang, sistematis dan analitis yang berjalan melalui semua aktivitas dalam proyek uji yang berfokus pada aktiviats jalur krtits (Mahapatni, 2019).

Maksimum waktu henti aktivitas adalah durasi teRp. endek dari suatu aktivitas yang masih layak secara teknis dengan asumsi bahwa sumber daya tidak terbatas (Mahapatni, 2019).

Ada banyak alasan perlunya percepatan siklus proyek, antara lain:

1. Kegiatan proyek terkait dibutuhkan segera selesai, lantaran ini adalah keputusan dan persetujuan yang dibentuk sang menejemen atau pemilik lantaran suatu alasan.

2. Keterlambatan aplikasi proyek melebihi batas toleransi eksklusif dan dievaluasi sang menejemen atau pemilik, akan sangat menghipnotis fluiditas dn ketepisahan periode penyelesaian proyek secara keseluruhan.

Terdasarnya 3 cara dalam percepatan durasi/durasi yaitu:

1. Metode Lembur (Overtime)

Lembur atau overtime merupakan salah satu strategi untuk mempercepat durasi penyelesaian proyek dengan cara menambah jam kerja pekerja. Penambahan dari jam kerja (lembur) biasanya dilakukan karena pada dasarnya memperdayakan sumber daya yang tersedia di lapangan dan cukup

(14)

18 mengefisiensikan biaya tambahan yang dikeluarkan oleh kontraktor (Pratama, Fauzi, & Bahri, 2019). Lembur adalah waktu kerja dengan istirahat 7 jam sehari dan 40 jam seminggu selama 6 hari kerja seminggu atau 8 jam sehari dan 40 jam seminggu selama 5 hari kerja seminggu atau waktu kerja pada hari libur mingguan dan hari libur resmi yang ditentukan. oleh Pemerintah (pasal 1 ayat 1 Peraturan Menteri No. 102/MEN/VI/2004). Pada prinsipnya, Anda hanya dapat bekerja lembur maksimal 3 jam/hari dan 14 jam dalam seminggu, tidak termasuk istirahat mingguan dan hari libur nasional.

Lembur dapat dilakukan dengan meningkatkan jumlah jam kerja per hari dengan menggunakan sumber energi yang sama tanpa meningkatkan energi kerja. Kerja lembur dimaksudkan untuk meningkatkan output dalam sehari sehingga penyelesaian suatu kegiatan lebih cepat. Saat bekerja lembur, harus memperhatikan jam kerja pekerja tersebut, yang berakibat terlalu lelah dan kurang produktif. Nilai penurunan produktivitas khususnya untuk lembur dengan tenaga kerja yang sama dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4. Indikasi Penurunan Produktivitas karena Kerja Lembur

Sumber: Pratama, Fauzi, & Bahri, 2019

Gambar 2.4 menunjukkan tanda-tanda penurunan produktivitas karena jumlah jam perhari dan jumlah hari perminggu bertambah. Penurunan produktivitas waktu lembur ditimbulkan lantaran kelelahan pekerja dan keterbatasan penglihatan dalam malam hari dan keadaan cuaca yang dingin.

produktivitas harian sesudah crash:

(15)

19 Keterangan rumus:

a : usang penambahan jam kerja (lembur)

b : koefisien penurunan produktivitas dampak penambahan jam kerja (lembur) c : produktivitas tiap jam

Peningkatan waktu tenaga kerja akan meningkatkan biaya tenaga kerja dari biaya tenaga kerja normal. Nomor KEP sinkron menggunakan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Imigrasi Republik Indonesia Nomor KEP.

102/MEN/VI/2004 pasal 3, 7 dan 11 menghitung gaji buat kerja ekstra secara berbeda. Selain jam kerja pertama, pekerja akan mendapat tammaterial 1,lima kali gaji perjam normal, dan dalam tammaterial berikutnya, pekerja akan mendapat dua kali gaji perjam normal. Rumus perhitungan porto energi kerja tammaterial merupakan menjadi berikut (Pratama, Fauzi, & Bahri, 2019):

Normal gaji pekerja setiap hari:

Normal gaji pekerja setiap jam:

Biaya lembur pekerja:

Keterangan rumus:

a : gaji regular per jam untuk jam pertama bekerja b : gaji reguler per jam untuk jam lembur berikutnya n : banyak jam lembur

2. Metode Shift

Sistem shift merupakan sistem organisasi kerja yang memungkinkan Anda memanfaatkan waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan. Sistem shift digunakan sebagai cara yang paling mungkin untuk memenuhi peningkatan permintaan akan alat-alat produksi. Sistem ini dinilai mampu meningkatkan produktivitas perusahaan yang menggunakannya. Sedangkan berdasarkan KBBI, mendefinisikan kerja shift menjadi masuk atau bekerja, giliran dimana setiap karyawan secara bergantian tiba ke loka kerja baik masuk

(16)

20 pagi, siang juga malam. Di Indonesia, berdasarkan Undang- Undang No 13 Tahun 2003, jam kerja buat shift malam dan shift pagi dianggap sebagai bagian dari sektor perusahaan atau pekerjaan tertentu, misalnya ada perusahaan yang masih mempekerjakan karyawan shift malam sama dengan shift pagi/siang, adalah 8 jam/hari atau 40 jam per minggu dengan pembayaran shift.

3. Metode Penambahan Tenaga Kerja

Menambahkan energi kerja berarti menambah poly energi kerja buat merampungkan suatu pekerjaan. Pada penambahan poly energi kerja pada jumlah yang poly, krusial buat memperhatikan ruang kerja yang tersedia dan apakah terlalu padat atau relatif luas dan lantaran penambahan energi kerja pada suatu aktivitas nir boleh mengganggu pemakain energi kerja. Bekerja buat aktivitas lain yang diharapkan secara bersamaan. Selain itu dan wajib diimbangi supervisi lantaran ruang kerja yang sesak dan supervisi yang kurang akan menurunkan produktivitas pekerja. Perhitungan penambahan energi kerja sinkron menggunakan keadaan yang biasa dan dipercepat dirumuskan menjadi berikut (Pratama, Fauzi, & Bahri, 2019):

(17)

21 2.2.7. Hubungan Biaya Terhdap Waktu

Total porto proyek merupakan jumlah porto eksklusif dan nir eksklusif berdasarkan proyek. Total porto sangat tergantung dalam berapa usang proyek akan dilaksanakan. Keduanya akan berubah tegantung ketika danp progress proyek, walaupun nir bisa dihitung menggunakan rumus tertentu, dalam biasanya semakin poly proyek yang dikerjakan, meningkat akumulasi porto nir eksklusif yang dibutuhkan (Pratama, Fauzi, & Bahri, 2019).

Gambar pada bawah ini, menampakan kaitan antara porto eksklusif dan porto tidak eksklusif dan porto total pada bentuk grafik, bisa dipandang bahwa menggunakan mencari total porto proyek yang terkecil, maka bisa diperoleh porto optimal.

Gambar 2.5. Hubungan Antara Waktu dan Biaya

Sumber: Mahapatni, Ida Ayu Putu Sri, 2019

Durasi aplikasi sangat menghipnotis poly porto dalam sutau proyek. apabila durasi penyelesaian dalam suatu proyek bertambah durasi kerjanya dan maka porto pula akan semakin tinggi dan demikian jua durasi dipercepat. Sehubung menggunakan ini, maka dipentingkan perencaan durasi yang tepat dan sebagai akibatnya diakibatkan porto yang optimum.

Menggunakan crash schedule dan memungkinkan terjadinya penambahan porto dibandingankan menggunakan normal schedule. Crash plan memilih aktivitas yang paling penting dengan gradien terendah untuk mempercepat implementasi.

(18)

22 Gambar 2.6. Hubungan Waktu- Biaya Normal dan Dipersingkat untuk Suatu

Kegiatan

Sumber: Mahapatni, Ida Ayu Putu Sri, 2019

Hubungan antara durasi dan porto suatu aktivitas dasarnya ditinjau dalam gambar 2.4. Titik A menerangkan syarat sinkron menggunakan keadaan yang biasa dan sedangkan titik B menerangkan syarat dipercepat. Garis yang menghubungkan antar titik tadi diklaim menggunakan kurva durasi porto .

Untuk menganalisis jauh lanjut kaitan antara durasi dan porto suatu aktivitas dan maka digunakan definisi menjadi berikut:

1. Normal Duration

Durasi yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu kegiatan (aktivitas) dengan sumber daya yang tersedia secara normal tanpa biaya tambahan dalam suatu proyek.

2. Crash Duration

Durasi yang diperlukan sang satu proyek pada usahanya buat memperpendek durasi yang durasinya jauh pendek berdasarkan normal duration. Disini, dipercaya asal daya bukan adalah hambatan.

3. Normal Cost

Biaya yang dikeluarkan dengan penyelesaian proyek dalam durasi sesuai dengan keadaan yang biasa. Perkirakan biaya ini pada waktu dan jadwal perencanaan dengan jadwal normal. Ada biaya material normal dan biaya upah normal. Rumus biaya biasa:

(19)

23 4. Crash Cost

Crash Cost adalah total porto pribadi buat menuntaskan pekerjaan pada ketika sesingkat mungkin. Biaya melakukan kegiatan ini selama periode ketika sama menggunakan durasi akselerasi. Biaya ini menciptakan pekerjaan terselesaikan lebih cepat. Biaya akselerasi akan lebih tinggi menurut porto normal semula lantaran ketika lebih cepat menurut biasanya. Akhirnya, akselerasi aplikasi jadwal proyek akan mengakibatkan peningkatan porto pribadi buat menaikkan taraf efisiensi kerja.

Jumlah biaya langsung (direct cost) untuk mempercepat suatu kegiata per satuan waktu disebut cost slope. Rumus untuk cost slope adalah sebagai berikut (Husen, 2011):

2.2.8. Microsoft Project

Microsoft Project merupakan aplikasi yang digunakan untuk mengelola proyek.

Microsoft Project adalah sistem perencanaan yang membantu mengatur sebuah proyek atau serangkaian tugas. Microsoft Project juga dapat membantu merekam dan memantau penggunaan sumber daya berupa sumber daya manusia dan tim.

Microsoft Project melakukan pekerjaan antara lain: mencatat kebutuhan tenaga kerja pada setiap sektor, mencatat jam kerja para pegawai, jam lembur dan menghitung pengeluaran sehubungan dengan ongkos tenaga kerja, memasukkan biaya tetap, menghitung total biaya proyek, serta membantu mengontrol penggunaan tenaga kerja pada beberapa pekerjaan untuk menghindari overallocation yaitu kelebihan beban pada penggunaan tenaga kerja (Mahapatni, 2019).

Banyak istilah yang digunakan dalam desain dan penjadwalan di Microsoft Project, antara lain:

1. Task merupakan formular lembar kerja di Microsft Project yang berisi informasi rinci tentang pekerjaan proyek.

2. Duration ialah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas 3. Start ialah tanggal mulainya pekerjaan.

(20)

24 4. Finish ialah waktu penyelesaian pekerjaan dilakukan secara otomatis, dihitung

dari tanggal mulai ditambah waktu pelaksanaan pekerjaan.

5. Predecessor ialah hubungan antara satu pekerjaan dengan pekerjaan lainnya.

Pada aplikasi Microsoft Project terdapat 4 (empat) hubungan antar tugas, yaitu:

a. Start to Start adalah memulai berarti bahwa tugas dimulai pada waktu yang sama dengan tugas lainnya.

b. Start to Finish dengan kata lain, jika tugas lain dimulai, tugas baru dapat diberhentikan.

c. Finish to Start artinya, jika tugas sebelumnya telah selesai, maka dapat memulai tugas baru.

d. Finish to Finish artinya, satu tugas harus diselesaikan pada saat yang sama dengan menyelesaikan yang lain..

6. Resources termasuk sumber daya terkait proyek dan sumber daya manusia dan material.

7. Cost merupakan biaya yang diguanakan untuk melaksanakan proyek.

8. Baseline merupakan desain, serta jadwal dan biaya yang disetujui dan ditentukan.

9. Gant Chart merupakan bentuk visual dari Microsoft Project, yang menggambarkan setiap pekerjaan dan durasinya dalam bentuk batang horizontal.

(21)

25 10. Tracking merupakan melengkapi analisis lapangan dari desain yang telah

dieksekusi.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan debt default terhadap penerimaan opini audit going concern pada

Pada pelaksanaanya ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan agar sistem pendidikan (pembelajaran) jarak jauh dapat berjalan dengan baik yaitu tingkat perhatian

Penelitian tentang ragam kesulitan belajar Protista dan faktor penyebabnya penting dilakukan agar pada pembelajaran yang akan datang guru diharapkan dapat menyusun

Penelitian yang akan dilakukan adalah terfokus pada implementasi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2052/MENKES/PER/X/2011 Tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik

Prinsip kerjan pompa hidram merupakan peroses perubahan energi kinetis aliran air menjadi tekanan dinamik dan sebagai akibatnya menimbulakan palu air sehingga terjadi

Beberapa keuntungan yang dimiliki dari metode kromatografi lapis tipis antara lain yaitu membutuhkan penyerap dan cuplikan dalam jumlah yang sedikit dan noda-noda yang

(2006), “Analisis faktor psikologis konsumen yang mempengaruhi keputusan pembelian roti merek Citarasa di Surabaya”, skripsi S1 di jurusan Manajemen Perhotelan, Universitas

Berdasarkan data hasil penelitian dari ketiga partisipan terlihat bahwa faktor yang berperan dalam proses terbentuknya harga diri pada mantan pecandu narkoba yang bekerja di