• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meneladani Nabi Ibrahim AS. 1 Oleh : Dr. Sopa, MA 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Meneladani Nabi Ibrahim AS. 1 Oleh : Dr. Sopa, MA 2"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

Meneladani Nabi Ibrahim AS.

1

Oleh : Dr. Sopa, MA2

، شا د يياا و،ايي ،ا سلاةعييا شم م عجع و ،ةمال ل ةيييض ديعلا لعج ىذلا لله دمحلا ا

، هدحع الله،ا مل

وهدعى بىم ، ملعييي سع هدىر ادمحم شا د يييااع وم ي ل ،ي اسىا ب ىا ىذلا ومل هيسيييا ع

الله اع يييص

الله ل عيي س ب ر مم ايي ع حةى ، عى شمع وه،اع شمع مىةحييصاع ملا ب رع دمحم ةميىم

،عي بلا شةيي

دعى ةمأ .لمةيقلا

،ك عل هاعق قح الله ىعق ى ب فمع ،كيصعا ! الله د ةىر ةي ! . شعمحس

الله .دييمحلا للهع سىكا الله وسىكا اللهع الله ،ا مييلا لآ و سىكا الله سىكا الله اسيرك لله دييمحلاع اسيىك سىكا

راع و هدىر سييصمع و هدرع دييص وهدحع الله ،ا ملا لآ وايييصا ع وسكى الله شةحىيي ع ، ع و هدمج

دمحلا للهع سىكا الله وسىكا اللهع الله ،ا ملا لآ و هدحع با ح،ا

.

Takbir, tahlil, dan tahmid berkumandang dengan mengagungkan dan membesarkan nama-Mu karena hanya Engkaulah pemilik sejati kebesaran dan keagungan itu. Di pagi hari yang cerah ini, kaum muslimin berbodong- bondong datang ke lapangan dan masjid-masjid untuk menunaikan shalat ‘Idul Adha yang telah Engkau syari’atkan melalui Rasul-Mu, Muhammad saw.

Setelah itu, mereka melaksanakan pemotongan hewan qurban karena memenuhi perintah-Mu dan dipersembahkan hanya untuk-Mu.

Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd. Hadirin jama'ah Idul Adha yang dimuliakan Allah. Ada dua peristiwa penting dalam kehidupan kita sebagai orang Islam sekarang ini. Pertama, tanggal 9 Dzulhijjah, jama’ah haji dari seluruh penjuru dunia berkumpul di Padang Arafah yang jumlahnya pada tahun ini hanya 1 juta orang akibat pandemi Covid 19 yang masih berlangsung. Mereka berkumpul di sana untuk melaksanakan wuquf dalam menjalankan rangkaian manasik haji. Mereka berkumpul dengan mengenakan pakaian yang sama, pakaian yang serba putih yaitu pakaian ihram. Mereka melepaskan semua jenis pakaian sesuai status, pangkat dan jabatannya masing-masing. Secara simbolik hal tersebut menunjukkan bahwa Allah tidak membedakan hamba-hamba-Nya. Semua manusia sama kedudukannya di hadapan Allah. Allah tidak membedakan antara pejabat dengan rakyat jelata. Allah tidak membedakan antara bangsawan dengan rakyat kebanyakan. Allah juga tidak membedakan antara yang berkulit putih dengan yang kulit berwarna.

Yang membedakan mereka hanyalah derajat ketakwaannya. Inna akramakum

’indallâhi atqâkum.

Oleh karena itu, mereka semua berkumpul di padang Arafah untuk memohon rahmat dan maghfirah-Nya. Semuanya melakukan doa' dan introspeksi diri, mawas diri serta muhasabah tentang arti, hakekat dan tujuan hidup ini; tentang pahala dan dosa yang telah dilakukan; dan akhirnya mereka bermuhasabah tentang bekal untuk masa depan yakni kehidupan untuk masa depan di akhirat kelak. Dari muhasabah tersebut diharapkan mereka dapat menemukan jati diri yang sesunguhnya (‘arafa nafsahu) sehingga tempat itu diberi nama “Arafah” pengenalan dalam arti pengenalan terhadap jati dirinya sebagai hamba Allah (‘abdullah) yang harus selalu beribadah, tunduk dan patuh hanya kepada Allah dan sebagai khalifah-Nya di muka bumi

1 Disampaikan dalam Khuthbah Idul Adha di depan Gedung Dakwah PP Muhammadiyah Jakarta, tgl. 10 Dzulhijjah 1443 H bertepatan dengan hari Sabtu, 09 Juli 2022 M

2 Penulis adalah Dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta dan saat ini mendapat amanah sebagai Dekan Fakultas Agama Islam UMJ dan Wakil Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah

(2)

2

(khalifatullah fil ardh) yang bertugas memakmurkan bumi, bukan mengeksploitasi dan merusaknya sehingga timbul kerusakan di mana-mana baik di darat, laut dan udara.

Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd. Hadirin jama'ah Idul Adha yang dimuliakan Allah. Kedua, pada hari ini tanggal 10 Dzulhijjah, umat Islam di seluruh dunia merayakan hari raya Idul Adha dengan melakukan salat Idul Adha secara berjama'ah di tanah lapang dan di masijid-masjid yang kemudian dilanjutkan dengan menyembelih hewan kurban. Dengan salat itu, kita akan selalu ingat kepada Allah (aqimish shalâh lidzikrî) dan dengan berjama'ah akan mendekatkan hati sesama jama'ah sehingga dapat menimbulkan persatuan dan solidaritas sosial yang sangat tinggi. Maka, terjalinlah hubungan yang harmonis, baik hubungan vertikal dengan Allah (hablum minallah) maupun hubungan horizontal dengan sesama manusia (hablum minannas).

Bagi mereka yang mampu dan diberi kelapangan rizki diperintahkan untuk menyembelih hewan kurban untuk mendekatkan diri kepada Tuhan (taqarrub ilallâh) dan meneladani pengorbanan Nabi Ibrahim as. yang rela mengorbankan anak semata wayangnya dan anak yang menjadi dambaan hidupnya selama 86 tahun lamanya yaitu Isma’il as sebagaimana diterangkan dalam Firman-Nya :

لأرََف أ اََِمالا لأف اَيَف لأرَأ َّلَُِب اَن َ اَي َلاع َّ ََََََّّّّّّسلا ُهَعَم َغَلَب اَّمَلَف ا َم الَعافا أتَبَف اَن َ اَي اَرَت اَذاَم ارُظاَاَف َكُحَباذَف

َنن أرأباَّصلا َنأم ُ َّاللَّ َءاَش انأ لأَُد أجَتَس ُرَماؤُت

” Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu! Ia menjawab:

Hai bapakku, kerjakanlah apa yang dierintahkan kepadamu,insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” (ash-Shaffat : 102).

Oleh karena itu, Nama Ibrahim disebut sebanyak 69 kali di 24 surat dalam Alquran. Nama Ibrahim juga diabadikan menjadi nama sebuah surat dalam Alquran, yaitu surat ke-14. Ibrahim adalah Bapak Para Nabi (Abulanbiya), karena sebanyak 19 keturunannya menjadi nabi, dari 25 nabi yang disebut dalam Alquran. Lebih dari itu, pada akhirnya beliau dinobatkan sebagai kekaksih Allah (khalîlullâh) sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya :

َةَّل أم َعَبَّتا َّو ٌنأساحُم َوُه َو أ ه ألِلّ ٗهَهاج َو َمَلاسَا انَّمرأم اًِانأد ُنَساحَا انَم َو ًلايألَخ َمايأه ٰرابأا ُ هاللَّ َذَخَّتا َوۗ اًفايأَِح َمايأه ٰرابأا

Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas berserah diri kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah telah memilih Ibrahim menjadi kekasih(-Nya). (QS An-Nisa 4:125).

Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd. Hadirin jama'ah Idul Adha yang dimuliakan Allah. Menurut pengarang Kitab Ruhul Adab, Syekh Ibrahim Niyas, kata “Khalîl” dan “Habîb” memiliki maksud yang berbeda.

“Khalîl yu’thâ ba’da ath-thalab” (cinta diberikan setelah mencari atau berusaha), sedangkan “Habîb yu’tha dûna ath-thalab” (cinta diberi tanpa mencari atau berusaha). Sama-sama memiliki arti kesayangan dan kekasih,

(3)

3

tetapi Khalîl dicinta setelah ada usaha untuk dicintai dan dikasihi, sedangkan Habîb, dicintai tanpa harus mencari dan berusaha.

Dalam buku “Sejarah Ibadah” karya Syahruddin al-Fikri, para malaikat yang mengetahui gelar ini diberikan kepada Nabi Ibrahim sempat bertanya seperti malaikat Jibril bertanya kepada Allah SWT ttg alasan di balik pemberian gelar khalîlullâh tersebut."Ya Allah, mengapa Engkau memberi gelar khalîlullâh kepada Ibrahim, padahal ia sibuk dengan kekayaan dan keluarganya? Dengan demikian, bagaimana mungkin ia pantas menjadi khalîlullâh?"

Allah SWT menjawab, "Jangan kalian menilai secara lahiriah, tapi lihatlah hati dan amal baktinya. Karena tiada di hatinya rasa cinta selain kepadaKu. Bila kalian ingin menguji, ujilah dia,". Hingga Malaikat Jibril kemudian turut menguji Nabi Ibrahim as dan hasilnya terbukti bahwa kekayaan dan keluarganya tidak sedikit pun membuat Nabi Ibrahim lalai dalam mengabdi kepada Allah SWT.

Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd. Hadirin jama'ah Idul Adha yang dimuliakan Allah. Nabi Ibrahim dijadikan khalîlullâh dengan beberapa alasan sebagai berikut :

Pertama, karena kebiasaan Ibrahim memberikan hidangan pada tamu, dia tidak makan kecuali bersama tamu. Al-Baihaqi dalam “Syu’bul Iman” meriwayatkan dari Abdillah bin Amr bin Ash, suatu hari Nabi bertanya kepada Jibril,

“Wahai Jibril, kenapa Allah menjadikan Ibrahim sebagai khalil?” Jibril menjawab, “Karena ia gemar memberi makanan.” Diceritakan oleh al-Munawi dalam “Faidl al-Qadir”, Nabi Ibrahim bisa menempuh perjalanan satu mil sampai dua mil untuk mencari orang yang bisa diajak makan bersama.

Dikisahkan, suatu hari dia tidak menemukan orang yang bisa diajak makan bersama, kemudian mencari kesana-kemari, dan bertemu dengan sekelompok malaikat yang menyamar menyerupai manusia. Ibrahim kemudian mengajak mereka makan, maka malaikat itu menunjukkan diri seolah-olah terjangkit penyakit judham atau lepra (agar tidak diajak makan), tetapi Ibrahim malah berkata, “Sekarang aku wajib mengajak kalian makan, untuk bersyukur, karena Allah telah memberikan kesehatan pada diriku.”

Kedua, Imam Qurthubi dalam tafsirnya meriwayatkan hadis dari Jabir bin Abdillah dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Allah menjadikan Ibrahim sebagai khalîl karena dia gemar memberi makanan, memasyhurkan salam, dan salat malam pada saat banyak orang sedang tertidur.”

Ketiga, dalam “Tafsir al-Khazin ” diceritakan bahwa pada masa Ibrahim pernah terjadi kekeringan panjang, maka banyak orang datang ke rumah Nabi Ibrahim untuk meminta makanan. Setiap tahun Ibrahim memiliki persediaan makanan dari teman yang tinggal di Mesir. Ibrahim lalu mengutus para budaknya dengan membawa unta guna menemui teman tersebut, akan tetapi teman Ibrahim tidak bisa memberikan apa-apa. Maka para budak itu berinisiatif untuk memenuhi kantong-kantong yang mereka bawa dengan pasir dan kerikil agar penduduk mengira mereka pulang dari Mesir dengan membawa persediaan makanan.

(4)

4

Para budak itu kemudian menemui Ibrahim dan menceritakan semuanya, maka Ibrahim sedih memikirkan nasib penduduknya. Ibrahim pun mengantuk dan tertidur. Saat itu datanglah Sarah, isteri Nabi Ibrahim, yang tidak mengetahui semua kejadian di atas, dan langsung saja membuka wadah, ternyata di dalamnya berisi gandum daqiq huwwara (tepung putih). Sarah lalu memerintahkan tukang masak untuk mengolah tepung itu dan menghidangkannya pada penduduk yang kelaparan. Ibrahim kemudian terbangun dan menciaum aroma makanan, lantas bertanya, “Dari mana makanan ini?”

Sarah menjawab, “Dari khalilmu (temanmu) orang Mesir.” Ibrahim membalas,

“Bukan darinya, tetapi dari Khalilku, Allah ‘Azza wa Jalla.” Sejak itulah Allah menjadikan Ibrahim sebagai khalil.

Keempat, masih diceritakan dalam Tafsir al-Khâzin, suatu hari malaikat turun ke bumi dengan rupa seorang laki-laki, kemudian dia berzikir kepada Allah dengan suara yang merdu dan menyentuh hati. Ibrahim kemudian berkata, “Sebutlah Allah sekali lagi.” Malaikat itu menjawab, “Aku tidak akan melakukannya secara cuma-cuma.” Ibrahim membalas, “Aku akan memberikan semua hartaku padamu.” Malaikat kemudian berdzikir dengan suara yang lebih merdu dari suara sebelumnya. Ibrahim kembali berkata, “Sebutlah Allah sekali lagi, engkau akan mendapatkan putraku.” Malaikat kemudian menjelaskan, “Berbahagialah wahai Ibrahim, sesungguhnya aku adalah Malaikat, aku tidak membutuhkan harta dan anakmu, aku hanya ingin mengujimu. Karena kesediaan Ibrahim untuk menyerahkan seluruh harta dan anak demi untuk mendengar nama Allah disebut, Allah kemudian menjadikan Ibrahim sebagai khalil.

Kelima, dikisahkan dalam Tafsir al-Khâzin, ketika Malaikat Jibril dan rombongannya menemui Ibrahim dalam rupa pemuda tampan, Nabi Iibrahim mengira para malaikat itu adalah tamunya. Ia pun menyembelih anak sapi yang gemuk untuk dihidangkan. Ibrahim kemudian berkata, “Makanlah! dimulai dengan membaca basmalah, dan diakhiri dengan membaca hamdalah.” Jibril kemudian berkata, “Engkau adalah khalil Allah.”

Keenam, menurut Ibnu Khatib, Ibrahim menjadi khalil karena rasa cinta kepada Allah telah takhallul (merasuk) ke seluruh daya yang dia miliki, sehingga dia tidak melihat kecuali Allah, tidak bergerak dan diam kecuali karena Allah, tidak mendengar kecuali dengan Allah, tidak berjalan kecuali karena Allah. Maka nur keagungan Allah telah menyebar ke seluruh daya fisiknya, sebagaimana yang tersirat dalam doa Nabi Muhammad, “Ya Allah jadikanlah nur dalam hatiku, nur dalam pendengaranku, nur dalam pandanganku, dan nur dalam saraf-sarafku.”

Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahil hamd. Hadirin jama'ah Idul Adha yang dimuliakan Allah. Semua keterangan di atas menegaskan, Allah memberikan derajat luhur kepada Nabi Ibrahim sebagai khalil karena kualitas pribadinya yang mulia, seorang dermawan, rela berkorban, peduli pada orang lain, dan kecintaannya kepada Allah yang sangat mendalam, sehingga semua yang diwajibkan Allah untuk dirinya pasti dilaksanakan dengan baik. Hendaklah kepribadian semacam itu bisa kita tiru sebagaimana ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya :

َو َميأه َٰرابأ ٓىأف ٌةََِسَح ٌة َواسُف امُكَل اتََاَك ادَي َننأذَّل ٱ

ُهَعَم

ٓۥ

(5)

5

“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia” (al-Mumtahanah : 4).

Akhirnya, marilah kita berdoa kepada Allah swt semoga Allah selalu memberikan bimbingan dan pertolongan-Nya (taufiq dan hidayah-Nya) kepada kita bangsa dan rakyat Indonesia.

احصاو ،نيبيطلا هلا ىلعو ،ىكزلارهاطلا دمحم كيبَ و كلوسي ىلع ملسو لص مهللا نيعمجا هب

مهِم ء ايحلاا ،ت اِمؤملاو نيِم ؤملاو ت املسملاو نيملسملل رفغا مهللا .نيقتملا كَا ، ت اوملااو

.ت اجاحلا ىضاي انو ،ت اوعدلا بيجم بنري عيمس

Ya Allah, jadikanlah anak-anak kami seperti Ismail as yang sanggup bersabar menghadapi ujian apapun, bersabar menjadi dewasa untuk memikul tanggung jwawab dan amanah dari-Mu ya Allah.

Ya Allah, jadikanlah orang-orang tua kami seperti Nabi Ibrahim as yang rela mengorbankan apa saja untuk Allah dan agamanya, menyerahkan nasib isteri dan anak keturunannya hanya kepada Tuhannya (tawakkal) serta selalu mendoakan anak keturunannya untuk selalu mendirikan salat dan dicukupi kebutuhan hidup mereka.

Ya Allah, ya Tuhan kami, jadikan kami jalan kemudahan bagi saudara kami yang terlilit kesulitan. Jadikan kami jalan kebahagiaan bagi saudara kami yang sedang didera penderitaan. Jadikan kami jalan petunjuk bagi saudara kami yang menjauh dari tuntunan-Mu. Jadikan kami jalan kebaikan bagi saudara kami yang ingin meperbaiki diri.

Ya Allah, ampunilah tangan-tangan kami yang masih enggan mengulurkan bantuan. Ya Allah, ampunilah mata-mata kami yang masih sering berkhianat dan memandang tajam pada saudara kami: kadang merendahkan, kadang menyakiti saudara kami. Ya Allah, ampunilah lisan-lisan kami yang masih sering menggunjing aib saudara kami.

Ampunilah ya Allah. Maafkanlah ya Allah keterbatasan kami dalam membaca kitab suci-Mu; kelemahan kami dalam membina amanah-Mu; keteledoran kami dalam mendidik anak-anak kami; kekurangan kami dalam berbakti pada kedua orang tua kami; kealpaan kami dalam berkontribusi pada peluang- peluang kebaikan yang Engkau bukakan setiap hari.

Maafkanlah kami yang belum menunaikan hak-hak sudara kami, tetangga kami, guru-guru kami dan orang-orang yang memilki hubungan dengan kami.

،ةَََِّّّسح ايَدلا ىف اِتا اِبي ، ميحرلا لاوتلا تَا كَا اِيلع بتو ،ميلعلا عيمَََّّّسلا تَا كَا اِم لبقت اِبي

،نيلسرملا ىلع لسو ، ن وفصن امع ةزعلا لي كبي ناحبس ،ي اِلا لاذع اِيو ،ةِسح ةرخلاا ىفو

نيمل اعلا لي لله دمحلاو

.

(6)

6

Referensi

Dokumen terkait

yang tidak terpisahkan dari Neta Kesepahaman ini dan mulai berlaku pada waktud. yang ditentukan Para

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, Adapun kesimpulan dari hasil penelitian sebagai berikut: 1) Pelaksanaan upacara tari Ntabuh hanya dilaksanakan pada

Pada konsep pesawat sederhana belum dijumpai buku rujukan pembelajaran yang menghadirkan ilmuwan Muslim yang melakukan penelitian tentang pesawat sederhana

DAFTAR ISI ... Rumusan Masalah ... Tujuan Penelitian ... Tujuan Umum ... Tujuan Khusus ... Manfaat Penelitian ... Secara Teoritis ... Secara Kebijakan ... Secara Praktis

Dari hasil perhitungan dengan bantuan program EMME-3, diperoleh estimasi total bangkitan akibat pembangunan Solo Paragon sebesar 17 smp/jam, total tarikan sebesar 287 smp/jam,

Wawancara merupakan kegiatan atau metode pengumpulan data yang. dilakukan dengan bertatapan langsung dengan responden,

Terjadinya pola aktifitas antara guru dan siswa antara lain: proses pembelajaran terletak pada siswa, guru sebagai pembimbing dalam terjadinya pengalaman belajar dan

yang baik, dipersepsi dengan kualitas yang bagus, serta punya konsumen yang sangat loyal terhadap merek tersebut.. Contoh