• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Sistem Informasi Penjualan Berbasis Website Untuk Usaha Kerajinan Kayu Jati Di Kabupaten Ngawi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pengembangan Sistem Informasi Penjualan Berbasis Website Untuk Usaha Kerajinan Kayu Jati Di Kabupaten Ngawi"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya 2001

Pengembangan Sistem Informasi Penjualan Berbasis Website Untuk Usaha Kerajinan Kayu Jati Di Kabupaten Ngawi

Chavindro Bunga Mardiasto1, Achmad Arwan2, Komang Candra Brata3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Email: 1chavindro.11@gmail.com, 2arwan@ub.ac.id, 3k.candra.brata@ub.ac.id

Abstrak

Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat sebagian besar manusia membuat ide-ide baru dalam memanfaatkan teknologi. Sistem informasi penjualan merupakan hasil inovasi dalam hal pemanfaatan teknologi yang berkembang pesat. Sistem informasi penjualan merupakan wadah elektronik untuk memasarkan produk melalui media internet yang mempertemukan penjual dengan pembeli secara daring. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi sistem informasi penjualan berbasis website memberikan peluang besar bagi pelaku IKM di Kabupaten Ngawi dalam menyampaikan informasi produk dengan menggunakan teknologi yang terhubung dengan internet.

Platform berbasis website dipilih dengan tujuan mempermudah proses transaksi antara pengusaha kerajinan dengan pembeli dikarenakan informasi seputar produk kerajinan tersedia di dalam katalog sistem sistem informasi penjualan berbasis website dan dapat diakses selama 24 jam setiap hari kecuali saat sistem sedang down. Pengembangan sistem informasi penjualan ini menggunakan metode waterfall yang memiliki tahapan antara lain requirements, design, implementation, testing, dan deployment and maintenance. Sistem ini menghasilkan 43 kebutuhan fungsional serta 4 aktor yaitu pengguna, admin, pembeli dan penjual dari hasil analisis kebutuhan yang telah dilakukan. Sistem informasi penjualan dalam tahap implementasi menggunakan framework Codeigniter dan dengan bahasa pemrograman PHP, HTML dan CSS. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan dua metode yaitu pengujian metode white box untuk melakukan pengujian unit serta metode black box untuk melakukan pengujian validasi. Hasil dari proses uji degan metode white box 100% valid dari 3 fungsionalitas yang diuji, sedangkan hasil dari proses uji dengan metode black box 100% valid dari 43 fungsionalitas yang diuji.

Kata kunci: sistem informasi penjualan, website, waterfall.

Abstract

The rapid development of technology has made most people create new ideas in utilizing technology.

The sales information system is the result of innovation in the use of rapidly growing technology. The sales information system is an electronic platform for marketing products through the internet that brings together sellers and buyers with courage. In the face of competition in the era of globalization, website-based sales information systems provide great opportunities for IKM players in Ngawi Regency to convey product information using technology connected to the internet. Selection of a website-based platform with the aim of facilitating the transaction process between craft entrepreneurs and buyers because information about handicraft products is available in the website- based sales information system catalog and can be accessed 24 hours every day. The development of this sales information system uses the waterfall method which has stages including other requirements, design, implementation, testing, and application and maintenance. This system produces 43 functional requirements and 4 actors from the results of the needs analysis that has been carried out. The sales information system in the implementation stage uses the Codeigniter framework and uses the programming languages PHP, HTML, and CSS. Tests carried out in the study used two methods, namely the white box testing method for conducting unit testing and the black box method for validating testing. The results of the test process using the white box method are 100% valid from the 3 tested functionalities, while the results of the test process with the black box method are 100% valid from the 43 tested functionalities.

(2)

Keywords: sale information system, website, waterfall.

1. PENDAHULUAN

Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kayu merupakan industri yang mempunyai potensi dagang dan menjadi unggulan di Kabupaten Ngawi. IKM Kayu adalah industri memproduksi berbagai macam kerajinan dengan menggunakan bahan dasar dari kayu jati. Jati Craft merupakan kelompok IKM Kayu di Kabupaten Ngawi yang di dalamnya terdapat 5 anggota pengusaha yang memproduksi limbah kayu jati menjadi suatu kerajinan unik dan beraneka ragam. Kelompok IKM Jati Craft dalam kegiatan bisnisnya memproduksi kerajinan jati yang kemudian diperjualbelikan di toko yang berada di sekitar jalan raya Ngawi- Solo. Selain dipasarkan sendiri produk kerajinan jati hasil produksi IKM sebagian besar dikirim ke luar kota seperti Jogja, Bali, dan Jepara untuk dijual kepada pengepul pada daerah itu.

Pemasaran ke luar kota dilakukan dikarenakan pasar lokal yang ada di Kabupaten Ngawi tidak luas dan sepi peminat.

Permasalahan yang terjadi pada IKM Kayu antara lain pada proses penjualan. Penjualan produk yang dilakukan pelaku IKM kayu masih terbatas oleh jangkauan pemasarannya. Dalam memasarkan produknya keluar kota, pelaku IKM menggunakan cara menitipkan sampel produk kepada pengepul kerajinan jati.

Penitipan sampel dikarenakan target pasar dari kerajinan jati itu sendiri adalah daerah-daerah di luar Kota Ngawi. Menjual produk kerajinan melalui pengepul menyebabkan keuntungan dari penjualan produk tidak bisa penuh dikarenakan pihak pengepul yang meminta harga kerajinan di bawah harga pasaran.

Selain itu permasalahan juga terjadi pada penjualan produk di toko. Produk yang terjual di toko tidak menentu dikarenakan daya beli masyarakat sekitar yang rendah. Target penjualan dari toko itu sendiri merupakan masyarakat luar kota yang melintasi pusat kerajinan kayu jati Jalan Raya Solo-Ngawi tepatnya di Desa Banjarejo, Kecamatan Widodaren. Namun pusat kerajinan jati di Desa Banjarejo tersebut mulai sepi didatangi oleh pembeli semenjak adanya jalan tol Solo- Kertosono yang memotong jalur yang melintasi pusat kerajinan jati di Desa Banjarejo. Hal ini menyebabkan omset yang diterima oleh pelaku

usaha IKM kayu jati di Kabupaten Ngawi menurun.

Dari permasalahan yang dijelaskan membuat penulis berinisiatif melakukan Pengembangan Sistem Informasi Penjualan Berbasis Website. Dalam era globalisasi terdapat peluang besar bagi pelaku usaha dengan memanfaatkan sistem informasi penjualan untuk menyampaikan informasi produk yang ditawarkan dengan pemanfaatan teknologi Internet. Dalam dunia perdagangan dan bisnis media Internet sangat berpengaruh bagi pengusaha dan pelaku bisnis untuk mengembangkan usaha atau bisnisnya.

Penjualan produk dengan mengedepankan perbaikan informasi dan pelayanan pelanggan yang memanfaatkan Internet dapat dilakukan untuk meningkatkan penjualan produk (Wiharjanto 2012). Sistem informasi penjualan merupakan wadah elektronik untuk memasarkan produk melalui media internet yang mempertemukan penjual degan pembeli secara daring.

2. LANDASAN KEPUSTAKAAN 2.1 KajianPustaka

Kajian pustaka berisi tentang penggunaan beberapa rujukan yang menjadi acuan dasar dalam melakukan penelitian ini. Kajian pustaka yang pertama merupakan jurnal dari Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul ”Perancangan Sistem Penjualan Tunai Berbasis Web Sebagai Sarana Informasi Produk Bagi Konsumen pada PT. Warna AC”. Jurnal tersebut membahas tentang evaluasi dari sistem penjualan yang telah ada di Perusahaan Warna AC, dan kemudian dilakukan perancangan ulang sistem dengan tujuan menambah fitur-fitur baru yang perlu untuk diimplementasikan. Hasil dari penelitian ini merupakan pengembangan lanjut dari sistem penjualan pada Perusahaan Warna AC yang telah dilakukan evaluasi dan dilakukan perancangan ulang (Wiharjanto 2012).

Kajian pustaka yang kedua merupakan jurnal dari Universitas Diponegoro dengan judul “Pengembangan Sistem Informasi Penjualan dan Pembelian pada Toko PC Tablet” Jurnal tersebut membahas tentang pembuatan ulang sistem informasi penjualan dan pembelian pada Toko PC Tablet yang

(3)

masih memiliki kekurangan. Pembuatan ulang dilakukan peneliti dengan tujuan untuk memudahkan dalam pengelolaan data penjualan dan pembelian yang lebih akurat dan lebih mudah dipahami oleh penggunanya. Selain itu sistem informasi juga diharapkan mampu memfasilitasi penjualan dengan cepat memanfaatkan teknologi Internet (Permatasari, dkk 2014).

2.2 Sistem Informasi Penjualan

Sistem informasi penjualan memiliki definisi sebagai sistem yang berfungsi mengelola penjualan secara piutang maupun secara tunai yang meliputi transaksi penjualan dan transaksi pembayaran yang dilakukan pelanggan (Wendy, 2009). Sistem informasi penjualan berguna untuk mengembangkan bisnis yang dijalankan oleh pelaku usaha meliputi penyajian informasi secara detail seperti kualitas dari produk yang dijual, harga produk dari produsen, dan informasi terkait cara pemesanan produk. Sistem informasi dapat mendorong munculnya paradigma baru terkait cara memasarkan produk dengan lebih luas dan efektif.

2.3 Waterfall Model

Waterfall model merupakan teknik dalam software development yang pertama. Syarat menggunakan metode waterfall adalah kebutuhan didefinisikan secara jelas di awal.

Tahapan dalam metode waterfall meliputi Analisis, desain, Implementasi, Pengujian, dan Maintenance (Sommerville, 2011).

3. METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian berisikan langkah- langah yang dilakukan dalam melakukan pengembangan sistem informasi penjualan berbasis website untuk usaha kerajinan jati di Kabupaten Ngawi. Penelitian ini merupakan penelitian implementatif dengan dasar aturan rekayasa perangkat lunak pada model pengembangan waterfall. Metode waterfall bekerja secara berurutan dalam pelaksanaannya, yaitu dari satu tahap ke tahap lainya (Pressman, 2010). Tahap-tahap di dalam penelitian ini divisualisasikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Metodologi penelitian 3.1 Studi Literatur

Studi literatur merupakan kumpulan informasi pendukung dalam yang terdiri dari kerangka berpikir, teori dasar, serta landasan kepustakaan yang semuanya memiliki hubungan erat terhadap proses pengembangan sistem informasi penjualan berbasis website untuk usaha kerajinan kayu jati. Teori-teori yang dijadikan acuan diperoleh dari beberapa sumber antara lain: buku, jurnal penelitian ilmiah, artikel, dan internet.

3.2 Rekayasa Kebutuhan

Rekayasa kebutuhan merupakan Proses yang dikerjakan dengan tujuan untuk memperoleh kebutuhan yang diperlukan dalam melakukan pengembangan suatu sistem.

Kebutuhan ini meliputi kebutuhan fungsional dan non fungsional. Proses dalam melakukan rekayasa kebutuhan dimulai dari elisitasi dan analisis kebutuhan dengan tujuan untuk menggali permasalahan, menentukan aktor yang terlibat dan menentukan kebutuhan dari sistem. Proses berikutnya ialah spesifikasi kebutuhan yang memiliki tujuan untuk merubah definisi kebutuhan yang telah didapat menjadi lebih spesifik dan untuk mengetahui lebih rinci batasan dari sistem serta aktivitas apa saja yang bisa dilakukan oleh pengguna dan sistem itu sendiri. Kebutuhan yang telah diketahui kemudian dimodelkan dalam use case diagram untuk mendeskripsikan fungsionalitas perangkat lunak. Kemudian Use case diagram dijelaskan secara rinci dalam use case scenario.

Mulai Studi Literatur Rekayasa Kebutuhan

Perancangan Implementasi

Pengujian Penarikan Kesimpulan

Selesai

(4)

3.3 Perancangan

Perancangan sistem bertujuan untuk menjadi acuan ketika proses implementasi dan uji perangkat lunak dilakukan. Perancangan yang dilakukan mengacu berdasarkan hasil dari tahap rekayasa kebutuhan yang telah didefinisikan. Perancangan sistem yang dilakukan di dalam penelitian ini meliputi perancangan arsitektur, perancangan komponen, perancangan basis data, dan perancangan antarmuka sistem.

3.4 Implementasi

Implementasi merupakan proses yang dilakukan dengan tujuan menerjemahkan hasil dari tahap perancangan menjadi sebuah kode program. Pada tahap ini dihasilkan implementasi data, implementasi kode program, dan implementasi antarmuka. Implementasi dari sistem informasi penjualan ini dibangun pada platform web dengan menggunakan framework CodeIgniter dan didukung oleh bahasa pemrograman PHP serta teknologi lain seperti HTML, CSS, dan Javascript.

3.5 Pengujian

Pengujian merupakan tahap untuk menguji apakah sistem yang dibangun berdasarkan hasil rekayasa kebutuhan dan perancangan telah sesuai atau perlu perbaikan. Pengujian dilakukan menggunakan teknik white box dan black box. Teknik white box meliputi pengujian unit dan integrasi untuk menghitung kompleksitas dari sistem. Teknik black box menjadikan kebutuhan fungsional sebagai dasar penilaian dalam pengujian validasi (Pressman, 2009).

3.6 Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan memiliki tujuan untuk memperoleh penjelasan inti mengenai hasil dari seluruh proses penelitian yang dilakukan. Penarikan kesimpulan menjawab setiap rumusan masalah yang telah ditetapkan.

Jawaban dari rumusah tersebut meliputi hasil dari tahap rekayasa, perancangan, implementasi dan pengujian..

4. REKAYASA KEBUTUHAN

Rekayasa kebutuhan berfungsi menentukan kebutuhan apa saya yang nantinya dimiliki oleh sistem informasi penjualan. Kebutuhan- kebutuhan tersebut diperoleh dari hasil elisitasi

yang dilakukan. Teknik elisitasi seperti wawancara dan observasi diterapkan pada penelitian ini untuk menggali permasalahan yang ada pada usaha kerajinan kayu jati tepatnya pada kelompok IKM kayu Jati Craft.

Hasil dari tahapan ini yaitu daftar aktor yang terlibat dalam sistem dan kebutuhan fungsional. Kebutuhan non fungsional tidak didefinisikan karena berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan coordinator dari kelompok IKM kayu Jati Craft tidak menyiratkan mengenai kebutuhan non fungsional sehingga tidak ditambahkan.

Berdasarkan hasil identifikasi aktor, sistem memiliki empat aktor antara lain admin, penjual, pembeli dan pengguna. Penjelasan masing-masing terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1. Identifikasi aktor

Aktor Deskripsi

Penjual Penjual adalah aktor yang dapat melakukan proses penjualan produk kerajinan jati pada informasi penjualan.

Pembeli Pembeli adalah aktor yang dapat melakukan aktivitas pembelian produk kerajinan jati yang telah dipasarkan oleh penjual melalui sistem informasi penjualan.

Admin Admin adalah aktor yang memiliki peran untuk mengelola data pada sistem informasi penjualan dan melakukan pengecekan transaksi yang terjadi didalamnya.

Pengguna Pengguna adalah aktor yang belum menjalankan proses login dan tidak dapat melakukan aktivitas di dalam sistem.

Selain itu sistem memiliki kebutuhan fungsional yang berjumlah 43 kebutuhan.

Kebutuhan fungsional berisi penjelasan dar kebutuhan apa saja yang diimplementasikan ke dalam sistem informasi penjualan. Kebutuhan fungsional sistem berupa use case diagram yang ditunjukkan oleh Gambar 2. Pemodelan use case diagram merupakan gambaran interaksi dari setiap aktor dengan sistem informasi penjualan sesuai dengan hak aksesnya. Use case skenario merupakan representasi dari use case diagram yang berisi penjelasan perilaku dari setiap user terhadap setiap fungsional pada sistem informasi penjualan.

(5)

Gambar 2. Use case diagram 5. PERANCANGAN

Perancangan merupakan tahapan yang dilakukan setelah tahap rekayasa kebutuhan.

Perancangan sistem informasi penjualan menjadi empat bagian yaitu perancangan arsitektur, perancangan komponen, perancangan data dan perancangan antarmuka.

Perancangan class diagram dari sistem ini dibagi menjadi dua yaitu perancangan class diagram model dan perancangan class diagram controller. Gambar 3 merupakan class diagram umum dari sitem. Gambar 4 dan gambar 5 merupakan detail dari pemodelan class diagram yang berisi atribut dan method dari kelas controller dan kelas model.

Sequence diagram memberikan gambaran dari aliran proses yang terjadi antar objek di dalam sistem yang berisi penjelasan object life cycle dan message yang dikirimkan antar objek (Rosa dan Shalahuddin, 2016). Perancangan source code berisi rancangan algoritma program untuk fungsional sistem. Perancangan basis data dari sistem ini digambarkan menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD) yang ditunjukkan pada gambar 6.

6. IMPLEMENTASI

Implementasi dilakukan dengan dasar dari hasil perancangan. Tahap ini meliputi proses mengimplementasikan kode program.

Implementasi kode program memuat hasil kode program berdasarkan algoritma yang telah dibuat pada tahap perancangan. Algoritma tersebut diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP karena diterapkan pada platform web dan framework yang digunakan yaitu CodeIgniter.

Pembuatan basis data mengacu pada pada PDM yang merupakan hasil dari perancangan data.

Implementasi data dilakukan dengan menggunakan syntax mysql. Implementasi antarmuka menghasilkan antarmuka yang dibuat sesuai dengan perancangan menggunakan bahasa pemrograman, bootstrap dan framework CodeIgniter. Gambar 7 adalah contoh dari hasil implementasi.

Gambar 7. Implementasi halaman checkout

7. PENGUJIAN

Pengujian dilakukan untuk memeriksa dan mengetahui hasil dari pembuatan sistem informasi penjualan telah sesuai dengan apa yang direncanakan pada tahap rekayasa kebutuhan dan perancangan. Tahap ini meliputi pengujian unit, pengujian integrasi dan pengujian validasi.

(6)

Gambar 3. Class diagram umum sistem

Gambar 4. Detail class diagram pada kelas controller

(7)

Gambar 5. Detail class diagram pada kelas model

(8)

Gambar 6. Entity Relationship Diagram

7.1 Pengujian Unit

Pengujian unit menguji algoritma dari sistem dengan metode basis path testing.

Pengujian unit digunakan dalam memastikan hasil rancangan algoritma telah sesuai dengan hasil implementasi. Flow graph tambah data produk baru pada Gambar 6 merupakan salh satu hasil dari tahap pengujian yang dikerjakan.

a) Flow Graph

Gambar 6. Flow graph tambah data produk baru

(9)

b) Cyclomatic Complexity V(G) = E – N + 2

= 10 – 9 + 2

= 3 V(G) = Region

= 3 V(G) = P + 1

= 2 + 1

= 3 c) Independent Path

- Jalur 1 = 1-2-3-4-5-7-9 - Jalur 2 = 1-2-3-4-6-7-9 - Jalur 3 = 1-2-8-9

Dari ketiga jalur yang dihasilkan, dilakukan pengujian untuk menguji semua jalur yang terbentuk dengan menghasilkan status valid.

7.2 Pengujian Integrasi

Pengujian integrasi merupakan tahap menguji unit secara berkelompok yang saling berhubungan untuk menjalankan suatu fungsi tertentu. Beberapa fungsi sering kali terdiri dari beberapa unit yang saling berkaitan. Dalam pengujian ini menguji integrasi antara fungsi tambah data kategori baru dan fungsi tambah data produk baru.

7.3 Pengujian Validasi

Pengujian validasi merupakan tahap menguji sistem guna mengetahui setiap fungsi yang berhasil diimplementasikan telah sama dengan rekayasa kebutuhan yang ada.

Pengujian ini menggunakan teknik black-box testing. Proses uji dilakukan dengan menjalankan program dan melakuakan validasi pada use case scenario.yang menghasilkan 43 kasus uji dan berstatus valid.

8. KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini antara lain:

1. Diidentifikasikan dari hasil analisis kebutuhan jumlah aktor di dalam sistem menjadi empat dengan 43 kebutuhan fungsional..

2. Proses perancangan sistem menghasilkan diagram sequence, diagram klas, perancangan data, perancangan komponen, dan perancangan antarmuka yang didasarkan dari hasil analisis kebutuhan sistem.

3. Pada Implementasi sistem merupakan proses mengimplementasikan perancangan komponen dan perancangan antarmuka yang telah dibuat. Bahasa pemrograman yang diguakan yaitu PHP yang didukung oleh HTML, CSS, dan Javascript dengan memanfaatkan framework Codeigniter.

4. Teknik white box digunakan untuk menguji unit dan integrasi sistem. Teknik black box digunakan untuk melakukan validasi dari kebutuhan fungsional dalam sistem. Pada pengujian unit dan integrasi didapat beberapa fungsi yang diuji dengan class driver pada method-method kode program dan menemukan hasil yang dipaparkan pada test case dengan hasil test case yang sesuai dengan kebutuhan. Pengujian validasi digunakan dalam menguji kebutuhan fungsional sistem dengan dasar skenario use case dengan hasil proses uji valid.

9. SARAN

Saran untuk penelitian selanjutnya antara lain Sistem dapat dioperasikan dengan browser selain google chrome dan menambah beberapa fitur seperti fitur chat pembeli dengan penjual dan fitur pembayaran menggunakan payment gateway untuk proses pengembangan selanjutnya.

10. DAFTAR PUSTAKA

Pressman, R.S., 2010. Software Engineering. 7th Edition. McGrawHill, New York.

Sommerville, I., 2011. Software engineering. 9th Edition. Addison-Wesley. Boston.

Permatasari, N.S., Isnanto, R.R. dan Windasari, I.P. 2014. Pengembangan Sistem Informasi Penjualan dan Pembelian Pada Toko PC Tablet. Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer: Vol. 2, No. 2.

Universitas Diponegoro.

Wendy. 2009. Perancangan Sistem Informasi Penjualan Berbasis Objek pada CV Bhakti Karya. Universitas Gunadarma:

Depok.

Wiharjanto, Y., 2012. Perancangan Sistem Penjualan Tunai Berbasis Web Sebagai Sarana Informasi Produk Bagi Konsumen Pada PT. Warna AC. Jurnal Nominal: Vol. 1, No. 1. Universitas Negeri Yogyakarta.

Gambar

Gambar 1. Metodologi penelitian  3.1  Studi Literatur
Gambar 2. Use case diagram  5.  PERANCANGAN
Gambar 4. Detail class diagram pada kelas controller
Gambar 5. Detail class diagram pada kelas model
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran ADI efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi

Hasil uji hipotesis baik parsial maupun simultan menunjukkan hasil analisis bahwa semuanya mendukung hipotesis Ha1 dan Ha2 yang diajukan yaitu fungsi kemasan produk

program nagari binaan pada 11 nagari di berbagai kabupaten dalam wilayah Provinsi Sumatera Barat yang dicanangkan sejak tahun 2005, telah terselenggara sesuai

dengan keinginan masyarakat tersebut. Tujuan Manajemen Mutu Berbasis Madrasah. Adapun tujuan dan maksud implementasi MMBM

Strategi pengelolaan penerapan sistem moving class dan pendapat guru, siswa dengan diterapkan sistem moving class pada mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA Negeri 10 Bandar

belajar, interaktifitas (stimulus dan respon) yang terdapat dalam bahan ajar berbentuk brosur menggunakan mind map, bahan ajar dalam bentuk broosur menggunakan

Pada aspek afektif masih terdapat beberapa kekurangan yang harus diperbaiki, antara lain masih terdapat siswa yang tidak mengikuti proses pembelajaran Fiqih di

Orang menjadi tidak bosan untuk bersilaturahmi dengan orang berilmu, sebagaimana yang terdapat dalam bait berikut.. Adapun kelebihan menuntut