• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dapat digunakan sebagai acuan dalam menunjang keakuratan data penelitian dalam menyelasaikan penelitian ini. Beberapa penelitian yang terkait dengan topik ini yaitu sebagai berikut:

Table 4.1 Penelitian Terdahulu

No Penelitian Terdahulu Keterangan

1 Judul, Nama Pengaruh Beban Kerja terhadap Kinerja Karyawan dengan Stress Kerja sebagai Variabel Intervening pada PT. Semangat Bersama Entrepreneurship Pasuruan (Aldi, 2021)

Populasi, Sampel Karyawan bagian produksi pada PT.

Semangat Bersama Entrepreneurship, 33 Orang

Alat Analisis Path Analisis

Hasil 1. Beban kerja masuk dalam kriteria berat, stress kerja masuk dalam kriteria cukup dan kinerja pada PT.

Semangat Bersama Entrepreneurship masuk dalam kriteria tinggi.

2. Beban kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

3. Beban kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap stres kerja.

4. Stres kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

5. Beban kerja berpengaruh signifikan

(2)

terhadap kinerja karyawan melalui stres kerja.

2 Judul, Nama Pengaruh Beban Kerja terhadap Kinerja Karyawan dengan Stress Kerja sebagai Variabel Intervening pada RSI Aisyiyah Malang (Andriyani, 2018)

Populasi, Sampel Perawat bagian rawat inap RSI Aisyiyah Malang, 45 Karyawan

Alat Analisis Rentang Skala Path Analysis

Hasil 1. Kinerja, beban kerja dan stres kerja perawat bagian rawat inap RSI Aisyiyah Malang dalam kategori tinggi.

2. Beban kerja berpengaruh signifikan terhadap stres kerja.

3. Stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja.

4. Beban kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat.

5. Beban kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan melalui Stres kerja sebagai variabel intervening.

3. Judul, Nama Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Dengan Job Stress Sebagai Variabel Intervening (Putra, 2018)

Populasi, Sampel Karyawan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, 67 Karyawan

(3)

Alat Analisis Analisis Regresi Linier Berganda

Hasil 1. Beban kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

2. Job stress berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

3. Beban kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap job stress.

4. Judul, Nama Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Perawat Melalui Stres Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada Rumah Sakit Umum Sidoarjo (Chustianengseh, 2020) Populasi, Sampel Perawat ruang rawat inap Graha Delta

Husada, 71 Perawat

Alat Analisis Analisis Regresi Linier Berganda

Hasil 1. Beban kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap stres kerja perawat

2. Stres kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pada perawat

3. Beban kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pada perawat

4. Beban kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perawat melalui stres kerja

5 Judul, Nama Pengaruh Beban Kerja Terhadap Stres Kerja Dan Kinerja Perawat Rawat Inap Dalam (Maharani & Budianto, 2019)

(4)

Populasi, Sampel perawat rawat inap penyakit dalam di BLUD RSU Kota Banjar, -

Alat Analisis Analisis Statistik

Analisis Regresi Linier Berganda

Hasil 1. Pengaruh Langsung Beban Kerja terhadap Stres Kerja pada Perawat Rawat Inap Dalam di BLUD RSU Kota Banjar

2. Pengaruh Tidak Langsung Beban Kerja terhadap Kinerja melalui Stres Kerja pada Perawat

6 Nama, Judul Pengaruh Beban Kerja, Stres Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Perawat Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru (Aprilia, 2017)

Populasi, Sampel Perawat Rumah Sakit Islam Ibnu Sina, 51 Orang Perawat

Alat Analisis Analisis Regresi Linier Berganda

Hasil 1. Beban kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat

2. Stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat

3. Motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat

7. Nama, Judul Pengaruh Beban Kerja, Disiplin Kerja Dan Stress Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Puskesmas Kebumen I (Aida, 2020)

Populasi, Sampel Pegawai PNS Puskesmas Kebumen I, 34 Orang

(5)

Alat Analisis Analisis Deskriptif Analisis Statistik

Analisis regresi linear berganda

Hasil 1. Variabel beban kerja tidak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.

2. Variabel disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.

3. Variabel stress kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja

8. Judul, Nama Pengaruh beban kerja terhadap kinerja karyawan dengan stress kerja sebagai variabel intervening pada PT. Yontomo Sukses Abadi Cabang Sidoarjo (Kriswara, 2019)

Populasi, Sampel karyawan di PT. Yontomo Sukses Abadi, 30 Karyawan

Alat Analisis Analisis Structural Equating Modelling (SEM)

Hasil 1. Beban kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap stres kerja perawat

2. Stres kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perawat 3. Beban kerja berpengaruh terhadap

kinerja karyawan

4. Stress kerja memediasi secara parsial antara pengaruh beban kerja terhadap

(6)

kinerja karyawan

9 Judul, Nama Pengaruh Stres Kerja, Lingkungan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Ceria Seluler Padang (Usman & Rahmizal, 2021)

Populasi, Sampel Karyawan PT. Ceria Seluler Padang, 32 orang

Alat Analisis Analisis regresi linier berganda

Hasil 1. Stres Kerja tidak signifikan terhadap Kinerja karyawan pada PT.Ceria Seluler Padang.

2. Lingkungan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja karyawan pada PT.Ceria Seluler Padang.

3. Motivasi Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja karyawan.

10. Judul, Nama Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Perawat Melalui Stres Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada Rumah Sakit Muhammadiyah Babat (Rahmanita, 2019)

Populasi, Sampel Perawat ruang rawat inap rumah sakit Muhammadiyah Babat, 33 perawat Alat Analisis Rentang Skala

Path Analysis

Hasil 1. Kinerja pada pada Rumah Sakit Muhammadiyah Babat tergolong rendah, beban kerja pada Rumah

(7)

Sakit Muhammadiyah Babat yang tergolong tinggi, Stres kerja pada Rumah Sakit Muhammadiyah Babat yang tergolong tinggi.

2. Beban kerja berpengaruh signifikan positif terhadap stres kerja.

3. Stres kerja berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja perawat 4. Beban kerja karyawan berpengaruh

signifikan negatif terhadap kinerja perawat.

5. Pengaruh tidak langsung antara beban kerja terhadap kinerja melalui stres kerja lebih besar dari pengaruh langsungnya.

Tabel diatas merupakan penelitian terdahulu yang dijadikan acuan peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Beban Kerja terhadap Kinerja melalu Stres Kerja sebagai Variabel Intervening. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada permasalahannya, karena penelitian sebelumnya tidak ada yang membahas tentang beban kerja, stress kerja dan kinerja yang terjadi disaat pandemic Covid-19. Yang kedua terletak pada sampelnya yaitu perawat ruang isolasi, dimana ruang isolasi ini tersedia disaat pandemic Covid-19 sehingga peneliti sebelumnya tidak ada yang menggunakan sampel perawat ruang isolasi dan yang terakhir adalah penelitian ini menggunakan analisis data menggunakan analisis Partial Least Square (Smart PLS) sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan analisis SPSS.

(8)

B. Tinjauan Teori 1. Kinerja

a. Definisi Kinerja

Moeheriono (2012) menyatakan bahwa kinerja mengacu pada pekerjaan yang bisa dicapai oleh seorang ataupun kelompok orang dalam suatu organisasi secara kuantitatif serta kualitatif cocok dengan kekuasaan serta tanggung jawabnya, yang bertujuan buat menggapai tujuan organisasi secara sah, tanpa melanggar hukum, serta Itu didasarkan pada moralitas serta etika. Menurut Mangkunegara (2007) mengungkapkan bahwa istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).

Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya, dimana hal ini sejalan dengan teori yang telah diungkapkan Hasibuan (2007) yang menyatakan bahwa prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Menurut Priansa (2017) menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil yang dicapai oleh fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan pada pekerjaan tertentu selama periode waktu tertentu.

Menurut Haryono (2004), kinerja perawat merupakan kegiatan dimana perawat melaksanakan kewenangan dan tanggung jawab yang terbaik dalam rangka mencapai tugas pokok profesinya dan mencapai tujuan dan sasaran unit organisasi. Dengan mengacu pada beberapa interpretasi makna kinerja, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja perawat adalah perilaku kerjanya atau pekerjaan perawat, dan didasarkan pada tugas dan kewajiban yang wajib diraih saat merawat pasien atau keluarga di ruang isolasi.

(9)

Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja merupakan suatu hasil kerja yang telah dihasilkan karyawan berdasarkan ketetapan atau standar pekerjaan yang telah diberlakukan oleh perusahaan dalam rangka mencapai tujuan organisasi perusahaan tersebut. Kinerja yang dihasilkan karyawan nantinya akan berdampak pada keberlangsungan perusahaan yang berarti kinerja perusahaan ditentukan oleh kinerja yang dihasilkan karyawan baik secara individu maupun kelompok.

b. Manfaat Kinerja

Menurut Rivai (2013) manfaat kinerja pada dasarnya meliputi : 1). Perbaikan prestasi, dalam bentuk kegiatan untuk

meningkatkan prestasi karyawan.

2). Keputusan penempatan, membantu dalam promosi, perpindahan dan penurunan pangkat pada umumnya.

3). Sebagai perbaikan kinerja pegawai.

4). Sebagai latihan dan pengembangan pegawai.

Umpan balik sumber daya manusia. Prestasi yang baik atau buruk diseluruh perusahaan mengidentifikasikan seberapa baik Sumber Daya Manusianya berfungsi.

c. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan menurut Harini, S.,dkk, (2018)

1). Beban kerjaa

Beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.

2). Lingkungan kerja

Lingkungan kerja adalah suatu hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan terutama bagi sebuah perusahaan ataupun kantor yang memiliki banyak karyawan yang

(10)

bekerja.lingkungan kerja inilah ialah yang berpengaruh terhadap pekerja dalam melaksanakan tugasnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan diantaranya (Priansa, 2014) :

1). Variabel individual, meliputi: keahlian, mental, raga, tingkatan sosial, usia, asal- usul, gender.

2). Variabel organisasi, meliputi: sumber energi, kepemimpinan, imbalan, struktur, serta desain pekerjaan.

3). Variabel psikologis, meliputi: anggapan, perilaku, karakter dan motivasi.

d. Indikator Kinerja

Indikator kinerja meliputi beberapa hal, diantaranya (Dharma, 2004) :

1). Kuantitas, ialah jumlah yang dihasilkan atau aktivitas yang diselesaikan. Pengukuran kuantitatif mengaitkan perhitungan hasil dari proses ataupun penerapan aktivitas. Ini berkaitan hasil akhir.

2). Kualitas, ialah kualitas yang wajib dicapai. Pengukuran kualitatif menghasilkan cerminan pengukuran ”tingkat kepuasan”, ialah seberapa baik hasilnya. Ini berkaitan dengan wujud hasilnya. Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawa terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan.

3). Ketepatan waktu, ialah keselarasan dengan waktu yang ditetapkan. Pengukuran ketepatan waktu ialah tipe spesial dari pengukuran kuantitatif yang memastikan ketepatan waktu penyelesaian sesuatu aktivitas.

(11)

2. Beban Kerja

a. Pengertian Beban Kerja

Beban kerja merupakan tugas- tugas yang diberikan pada tenaga kerja ataupun karyawan buat dituntaskan pada waktu tertentu dengan memakai keahlian serta kemampuan dari tenaga kerja (Munandar, 2011). Suatu kondisi dari pekerjaan dengan uraian tugasnya yang harus di selesaikan (Munandar, 2014). Beban kerja merupakan kemampuan tubuh karyawan menerima pekerjaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa beban kerja ialah suatu kemampuan pekerja dalam menerima tugas yang diberikan oleh perusahaan dalam kurun waktu yang telah ditentukan (Rahmawati, 2017).

Berdasarkan yang dikemukakan beberapa definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa beban kerja merupakan sejauh mana kapasitas individu pekerja dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya, yang dapat diindikasikan dari jumlah pekerjaan yang harus dilakukan, waktu/batasan waktu yang dimiliki oleh pekerja dalam menyelesaikan tugasnya, serta pandangan subjektif individu tersebut sendiri mengenai pekerjaan yang diberikan kepadanya.

b. Indikator Beban Kerja

Indikator beban kerja dalam pekerjaan sebagai berikut (Munandar, 2014) :

1). Tuntutan fisik

Kondisi kerja tertentu dapat menghasilkan prestasi kerja yang optimal disamping dampaknya terhadap kinerja pegawai, kondisi fisik berdampak pula terhadap kesehatan mental seorang tenaga kerja. Kondisi fisik pekerja mempunyai pengaruh terhadap kondisi faal dan psikologi seseorang. Dalam hal ini bahwa kondisi kesehatan pegawai harus tetap dalam

(12)

keadaan sehat saat melakukan pekerjaan , selain istirahat yang cukup juga dengan dukungan sarana tempat kerja yang nyaman dan memadai.

2). Tuntutan tugas

Kerja shif/kerja malam sering kali menyebabkan kelelahan bagi para pegawai akibat dari beban kerja yang berlebihan.

Beban kerja berlebihan dan beban kerja terlalu sedikit dapat berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

c. Dimensi beban kerja

Menurut Tarwaka (2011) sebagai berikut dimensi ukuran beban kerja yang dihubungkan dengan performasi, yaitu :

1). Beban waktu (time load) menunjukan jumlah waktu yang tersedia dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring tugas atau kerja.

2). Beban usaha mental (mental effort load) yaitu berarti banyaknya usaha mental dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

3). Beban tekanan Psikologis (psychological stress load)yang menunjukan tingkat resiko pekerjaan, kebingungan, dan frustasi).

d. Dampak Beban Kerja

Beban kerja yang sangat menyebabkan tekanan pikiran kerja baik raga ataupun psikis serta respon respon emosional semacam sakit kepala kendala pencernaan serta Gampang marah.

Sebaliknya apabila beban kerja yang sangat sedikit akan menimbulkan kejenuhan pada tenaga kerja akibat terjadinya pengulangan aktivitas. Kejenuhan dalam bekerja yang diakibatkan oleh sedikitnya intensitas pekerjaan akan membahayakan tenaga kerja secara mental. (Manuaba, 2012).

(13)

3. Stres Kerja

a. Definisi Stress Kerja

Stress kerja ialah sesuatu kondisi tekanan pikiran yang bisa menimbulkan ketidakseimbangan raga serta psikologis, yang pengaruhi emosi, proses berpikir serta keadaan karyawan (Rivai, 2004). Orang yang hadapi tekanan pikiran jadi tegang serta takut kronis, sehingga kerap jadi marah, kasar, tidak bisa bersantai, ataupun menampilkan perilaku tidak kooperatif (Hasibuan, 2012).

Menurut Hasibuan (2014), stres kerja adalah suatu ketegangan yang menyebabkan ketidakseimbangan dalam keadaan psikologis seorang karyawan dan dapat mempengaruhi keadaan berpikir, emosional, dan pendampingan seorang karyawan. Semakin berat beban kerja karyawan, semakin negatif kinerja karyawan dan semakin besar kemungkinan untuk mencegah organisasi mencapai tujuan dan perkembangannya.

Mangkunegara (2017) mendefinisikan stres kerja sebagai suatu kondisi dimana karyawan merasakan tekanan untuk mengatasi pekerjaannya. Stres kerja dapat menyebabkan keadaan emosi seseorang tidak stabil, sehingga menimbulkan kecemasan, ketegangan, ketegangan dan kecacatan yang berlebihan. Handoko (2008) menyatakan bahwa stress kerja ialah keadaan ketegangan yang mempengaruhi emosi, serta keadaan seorang. Dampaknya, tekanan yang sangat banyak mengecam keahlian seorang dalam mengalami area serta pada kesimpulannya pengaruhi Penerapan tugasnya.

Sasono (2004) menyatakan bahwa stress kerja bisa dimengerti bagaikan sesuatu kondisi dimana seorang dihadapkan pada sesuatu tugas ataupun pekerjaan yang tidak bisa dituntaskan ataupun dicapai lewat kemampuan. Jika seseorang memiliki kapasitas paling banyak 5 orang, namun sedang dihadapkan dengan pekerjaan yang membutuhkan kapasitas 9 orang, maka

(14)

orang tersebut kemungkinan berada dalam tekanan kerja.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa stress kerja merupakan tekanan atau perasaan yang dirasakan karyawan dikala bekerja.

Stress kerja bisa dilihat dari gejala- gejalanya, antara lain ketidakstabilan emosi, perasaan tidak nyaman (misalnya pada seseorang), sulit tidur, terlalu banyak merokok, tidak dapat rileks, gelisah, gugup, mengalami peningkatan pada tekanan darah serta kendala pencernaan.

b. Indikator Stres Kerja

Menurut Hasibuan (2012) menyatakan bahwa faktor-faktor pemicu stres karyawan diantaranya; tingginya beban kerja, tekanan serta perilaku pimpinan yang tidak adil, jam kerja serta perlengkapan tidak memadai, konflik antara individu dan pemimpin ataupun kelompok kerja, pendapatan atau insentif yang rendah dan permasalahan keluarga.

Indikator penyebab stres kerja menurut Wijono (2010):

1). Tekanan pikiran fisiologi, ialah tekanan pikiran yang berakibat pada kondisi tubuh, meliputi: sakit kepala, kesemutan dan meningkatnya detak jantung.

2). Tekanan pikiran psikologis, ialah tekanan pikiran yang dialami tenaga kerja yang berakibat pada mental, meliputi:

tidak puas dalam bekerja, kejenuhan, serta kecemasan.

3). Tekanan pikiran sikap, ialah tekanan pikiran yang mempengaruhi terhadap pergantian aktivitas pada tenaga kerja, meliputi: menyusutnya aktivitas, meningkatnya absensi, mengkonsumsi rokok serta alcohol yang berlebihan, mencuat rasa risau serta kendala tidur.

(15)

c. Dampak dan Akibat Stres Kerja

Gitosudarmo (2000) menyatakan bahwa akibat tekanan pikiran kerja bisa menguntungkan ataupun merugikan karyawan.

Dampak yang menguntungkan diharapkan bisa memotivasi karyawan buat menuntaskan pekerjaannya dengan bersemangat, tetapi apabila tekanan tersebut tidak bisa diatasi hingga hendak berakibat kurang baik untuk karyawan.

Berikut ini merupakan sebagian dampak serta konsekuensi tekanan stres kerja:

1). Subyektif, terwujud sebagai kekhawatiran atau ketakutan, kelelahan agresi, kebosanan, ketidakpedulian, depresi, harga diri rendah, kehilangan kendali emosional, kesepian dan neurotisme.

2). Perilaku, Perilaku tersebut meliputi kecelakaan, alkoholisme, penggunaan narkoba, tawa gugup, luapan emosi, perilaku impulsive, makan berlebihan atau merokok.

3). Kognisi, yang dimanifestasikan sebagai ketidakmampuan membuat keputusan yang bijak, kurang perhatian, hambatan psikologis, konsentrasi rendah dan sangat peka terhadap kritik.

4). Fisiologi, berupa peningkatan gula darah, peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, dll.

5). Berorganisasi seperti ketidakhadiran, pengunduran diri, berkurangnya komitmen, isolasi dari mitra, produktivitas rendah, dan loyalitas.

C. Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan antara Beban Kerja dan Stress Kerja

Banyaknya pekerjaan yang melebihi kapasitas menyebabkan kondisi fisik perawat rawat inap dalam di BLUD RSU Kota Banjar mudah lelah dan mudah tegang. Pelayanan keperawatan di ruang rawat inap juga sangat kompleks, dimana membutuhkan

(16)

kemampuan secara teknis dan pengetahuan yang lebih. Beban pekerjaan yang begitu banyak, pemenuhan kebutuhan, penanganan masalah, dan pada akhirnya sangat menguras energi baik fisik ataupun kemampuan kognitif. Kondisi perawat yang stres dengan adanya beban pekerjaan yang sudah berat hendaknya tidak ditambah lagi dengan beban-beban lain diluar tugas sebagai perawat. Sebagai contoh adalah beban bimbingan mahasiswa praktek, beban pengurus organisasi, atau beban lain yang pada akhirnya semakin memperberat, sehingga tingkat stres perawat semakin meningkat.

(Aprilia, 2017)

Beban kerja berlebih dan beban kerja terlalu sedikit merupakan pembangkit stres. Beban kerja yang berlebihan dan desakan waktu seringkali membuat karyawan tertekan dan menjadi stres. Tekanan itu biasanya datang dari penyelia, sehingga kualitas penyelia yang jelek dapat menyebabkan stres bagi karyawan. Beban kerja terlalu sedikit juga dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis seseorang. Pada pekerjaan yang sederhana, dimana banyak terjadi pengulangan atau rutinitas akan timbul rasa bosan dan monoton.

(Munandar, 2008)

2. Hubungan antara Beban Kerja dan Kinerja

Beban kerja adalah tugas-tugas yang diperoleh karyawan dan dipercaya untuk mempertanggung jawabkan menyelesaikan dengan optimal. Beban kerja juga memiliki pengaruh yang tidak baik bagi kinerja karyawan, jika beban kerja meningkat maka akan menurunkan kinerjanya. Sebaliknya jika beban kerja menurun maka kinerjanya akan meningkat. Dalam penelitian ini mendukung dari peneliti (Kriswara, 2019) menyatakan bahwa beban kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pada perawat ruang rawat inap Graha Delta Husada Rumah Sakit Umum Sidoarjo.

Hasil dari koefisien regresi positif yang menunjukkan adanya pengaruh tersebut dibuktikan bahwa beban kerja seperti tuntutan

(17)

tugas dan tuntutan fisik yang dialami perawat semakin tinggi/meningkat (baik), maka kinerja seperti kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu pada perawat juga akan semakin tinggi/meningkat (baik), begitu sebaliknya jika beban kerja seperti tuntutan tugas dan tuntutan fisik yang dialami perawat semakin rendah/menurun (jelek), maka kinerja seperti kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu pada perawat juga akan semakin rendah/menurun (jelek).

3. Hubungan antara Stress Kerja dan kinerja

Menurut penelitian oleh (Nurcahyani et al., 2016) menyatakan bahwa hubungan tingkat stres kerja dengan kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang adalah semakin rendah tingkat stres kerja perawat, maka kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan cenderung semakin baik.

Hal ini sangat wajar, sebab kinerja seseorang di suatu tempat tentu juga dipengaruhi oleh kenyamanan lingkungan kerja yang kondusif dan mendukung mereka untuk bisa bekerja dengan baik.

Sehingga apabila seorang karyawan merasa tertekan ketika menjalankan pekerjaannya, maka hal itu dapat menyebabkan stres kerja yang bisa muncul dalam bentuk sikap yang pesimis, tidak puas, produktifitas rendah dan sering absen. Emosi, sikap dan perilaku yang mempengaruhi stres dapat menimbulkan masalah kesehatan, namun ketegangan dapat dengan mudah muncul akibat kejenuhan yang timbul dari beban kerja yang berlebihan. Beban kerja yang berlebihan dapat pula menjadi pemicu stres di tempat kerja sehingga mempengaruhi kinerja seseorang.

(18)

D. Kerangka Konseptual

Penelitian yang dilakukan oleh (Aprilia, 2017) menyatakan bahwa bahwa beban kerja, stres kerja dan motivasi kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat, yang berarti semakin tinggi beban kerja yang dialami tenaga kerja maka semakin tinggi pula tingkat stres yang dialami. Berdasarkan penelitian tersebut peneliti mengajukan hipotesis:

Penelitian oleh (Aldi, 2020) menyatakan bahwa beban kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap stres kerja. Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis tersebut.

H1 : Beban kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap stress kerja

Penelitian oleh (Salleti-cuesta at al., 2020) menyatakan bahwa stress kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja kerja perawat. Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis tersebut.

H2 : Stress kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Penelitian oleh (Aprilia, 2017) menyatakan bahwa beban kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kinerja, Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis tersebut.

STRESS KERJA (Z)

BEBAN KERJA (X)

KINERJA (Y)

(19)

H3 : Beban kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Penelitian oleh (Silvi, 2020) beban kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja melalui stress. Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis tersebut.

H4 : Beban Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja melalui stress kerja

Gambar

Table 4.1 Penelitian Terdahulu
Tabel  diatas  merupakan  penelitian  terdahulu  yang  dijadikan  acuan  peneliti  untuk  melakukan  penelitian  dengan  judul  Pengaruh  Beban  Kerja  terhadap  Kinerja  melalu  Stres  Kerja  sebagai  Variabel  Intervening

Referensi

Dokumen terkait

The limitation of the study would be referring to the method of teaching English to young learners that the researcher gets by understanding the educational system at

Sedangkan menurut Orang tuanya menyampaikan beberapa kali AZ minta ke orang tuanya untuk berhenti sekolah karena AZ kasihan melihat kondisi ekonomi orang tua dan dia merasa minder

Membuat Surat Berita Acara Serah Terima Barang (BAST). Berita acara serah terima barang merupakan salah satu dokumen penyerahan barang yang cukup penting. Surat

Alasan lain kenapa pendekatan kualitatif ini sesuai untuk digunakan di dalam penelitian ini adalah karena dalam penelitian ini data atau informasi diperolah

Dasar atau acuan yang berupa teori-teori atau temuan-temuan melalui hasil berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan dapat dijadikan sebagai

1) Pendekatan Produksi (Production Approach), yaitu dengan menghitung semua nilai produksi barang dan jasa yang dapat dihasilkan dalam periode tertentu. 2) Pendekatan

Sedangkan data yang digunakan oleh dinas perkebunan dan kehutanan kabupaten garut pada tahun 2002, luas kawasan hutan Garut 120.478,32 hektar atau 39,31% dari luas kabupaten

Secara umum dimensi hubungan positif dengan orang lain pada warga binaan menjelang masa pembebasan di Lapas Wanita Klas IIA Sukamiskin Bandung dalam kategori tinggi