• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Kinerja Guru Dan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Materi Asam Basa di SMA N 5 Padang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Hubungan Antara Kinerja Guru Dan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Materi Asam Basa di SMA N 5 Padang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Antara Kinerja Guru Dan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Materi Asam Basa di SMA N 5 Padang

Mugi Widodo

#1

, Indang Dewata

#2

#Chemistry Department State University of Padang, Indonesia

#1Mahasiswa Kimia, #2Pembimbing i_dewata@yahoo.com

Abstract

The research aims to find the correlation between teachear performance, learning motivation, and chemistry learning achievement on acid based topic in SMAN 5 Padang and their contribution for the learning achivement. The method of the research is correlation reserach with Ex-post factodisign with a quantititative approach. The population of the research are the whole students of grade XII MIA in SMAN 5 Padang for academical year 2018/2019, with the total amount of 178 students. The sampel taken by using clauter random sampling technique with a total of 64 students.Data colection using questionnaire and documentation. Based on the result of the research, it can be concluded that: (1) There is a positive and significant correlation between teacher performance with chemistry learning achievement on acid based topic in SMAN 5 Padang. It can be seen from the data analysis result showed r = 0,42 and t hitung = 3,64. (2) There is a positive and significant correlation between learning motivation with chemistry learning achievement on acid based topic in SMAN 5 Padang. It can be seen from the data analysis result showed r = 0,37 and t count = 3,18. (3) There is a positive and significant correlation between teachear performance and learning motivation with chemistry learning achievement on acid based topic in SMAN 5 Padang. It can be seen from the data analysis result showed r = 0,49 and F count = 9,63.(4) There is constribution between teachear performance withlearning achievement17,6%; constribution between learning motivation with learning achievement14%; and togethers constribution between teachear performance and learning motivation with learning achievement 24,3%

Keywords: teachear performance, learning motivation, and chemistry learning achievement.

A. PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya (UU No.20 Tahun 2003). Pada dasarnya banyak faktor penunjang yang dapat menentukan keberhasilan suatu pendidikan, diantaranya: guru, siswa, fasilitas pendidikan, lingkungan pendidikan, dan kurikulum. Dari beberapa faktor tersebut, guru sebagai subjek pendidikan menempati posisi penting dalam menentukan keberhasilan suatu pendidikan dan tanpa mengenyampingkan faktor- faktor penunjang yang lain. Penelitian yang dilakukan Heyneman dan Loxley pada tahun 1983 di 29 negara menunjukan bahwa sepertiganya mutu suatu pendidikan ditentukan oleh peranan guru. Terlebih pada negara berkembang, peranan guru menjadi makin penting di tengah keterbatasan sarana dan

(2)

prasarana penunjang pendidikan. Hasil studi tersebut adalah: di 16 negara berkembang, peranan guru dalam menentukan prestasi belajar siswa sebesar 34%, manajemen sebesar 22%, waktu belajar sebesar 18%, dan sarana fisik sebesar 26%. Sedangkan di 13 negara industri, peranan guru sebesar 34% dalam menentukan prestasi siswa, manejemen sebesar 23%, waktu belajar sebesar 22%, dan sarana fisik sebesar 19% (Widoyoko, 2012).

Guru adalah salah satu faktor penting dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah (Sagala, 2011), oleh karena itu untuk meningkatkan mutu pendidikan berarti juga harus meningkatkan mutu profesionalitas guru. UU No. 14 Tahun 2005 Pasal 1 ayat (1) menyatakan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama yang harus diemban seorang guru yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Guru sebagai tenaga profesional harus memiliki kinerja yang baik pada saat proses pembelajaran, sehingga pelajaran yang diberikan oleh guru dapat diterima dengan baik pula oleh siswa.

Peningkatan hasil belajar siswa akan dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran pada saat proses belajar mengajar. Untuk meningkatkan hasil belajar, maka kualitas pembelajaran harus berlangsung secara baik, berdaya guna, dan berhasil guna. Hal ini akan dicapai apabila didukung oleh guru yang memiliki kompetensi dan kinerja yang bagus, karena guru merupakan ujung tombak dan pelaksana terdepan pendidikan peserta didik di sekolah (Depdikbud, 1991/1992). Keberhasilan suatu pendidikan juga ditentukan oleh siswa itu sendiri. Permasalahan yang sering dijumpai guru pada saat proses belajar mengajar berlangsung ada siswa yang mengantuk, asik dengan smartphonenya, mengobrol dengan temannya, ribut, dan bermain dengan kawan sebangkunya. Hal ini menunjukan bahwa dalam diri siswa terdapat kurangnya (motivasi, semangat, minat, antusias) dalam belajar, sehingga apa yang diajarkan oleh guru tidak dapat diterima dengan sebaik-baiknya oleh siswa.

Berdasarkan hasil observasi ditemukan sebesar 81,1% siswa kelas XI MIA di SMAN 5 Padang belum mampu mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minumum (KKM) yang ditetapkan sebesar 75 pada ulangan harian tentang materi asam basa. Hal ini mengindikasikan bahwa adanya keberlangsungan proses pembelajaran yang kurang baik. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengungkapkan kinerja guru, motivasi belajar, dan hasil belajar kimia siswa pada materi asam basa di SMAN 5 Padang, hubungan kinerja guru dengan hasil belajar kimia siswa pada materi asam basa di SMAN 5 Padang, hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar kimia siswa pada materi asam basa di SMAN 5 Padang, hubungan kinerja guru dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar kimia siswa pada materi asam basa di SMAN 5 Padang.

B. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan desain Ex-post facto dengan pendekatan kuantitatif.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII MIA di SMAN 5 Padang tahun ajaran 2018/2019 yang terdiri atas 6 kelas. Berdasarkan observasi, diperoleh informasi total siswa kelas XII MIA di SMAN 5 Padang adalah 178 orang yang sebelumnya telah mempelajari materi asam basa pada kelas XI tahun ajaran 2017/2018.Pemilihan sampel menggunakan teknik clauter random sampling. Berdasarkan perhitungan total sampel dalam penelitian ini adalah 64 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket dan dokumentasi.Angket dipakai untuk mengetahui tanggapan yang diberikan siswa mengenai kinerja guru dan motivasi belajar.Sebelum angket diberikan, angket terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya.

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah pengujian normalitas data. Pada pengujian ini digunakan rumus Kolmogorov Smirnov yang perhitungannya dibantu dengan progam SPSS 16 guna mengetahui data berdistribusi normal atau tidak (Sugiyono, 2008). Dalam regresi persyaratan yang harus terpenuhi sebelum analisa data adalah asumsi linearitasnya (Sugiyono, 2008). Uji linearitas memiliki tujuan untuk mengetahui apakah model persamaan regresi antara variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linear secara signifikan atau tidak. Dalam penelitian ini, analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pertama dan

(3)

kedua adalah korelasi dan regresi sederhana.Untuk dapat mengetahui adanya hubungan yang positif antara X1 dengan Y dan X2 dengan Y, maka digunakan rumus korelasi product moment dari Karl Pearson sebagai berikut:

√ Keterangan:

R : Nilai koefisien korelasi N : Jumlah sampel

X :skor nilai kinerja guru dan motivasibelajar Y : skor nilai variabel hasil belajar

Untuk dapat mengetahui apakah harga r tersebut signifikan atau tidak, maka perlu uji signifikansinya dengan menggunakan uji t.

√ Keterangan:

r : Nilai koefisien korelasi antara variabel X1 atau X2 dengan Y N : Jumlah sampel (Sugiyono, 2008).

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria yang dijelaskan dalam Sudjana (1982) sebagai berikut: jika t hitung > t tabel pada taraf kepercayaan 95% atau taraf signifikansi α = 0,05 dengan derajat bebasnya (degrees of freedom), (df = N – 2) menunjukan bahwa bentuk hubungan antara variabel X1 atau X2 dengan Y signifikan dan berarti, begitu juga sebaliknya. Untuk dapat mengetahui konstribusi variabel kinerja guru (X1) terhadap variabel hasil belajar (Y) atau variabel motivasi belajar (X2) terhadap variabel hasil belajar (Y) atau konstribusi variabel kinerja guru (X1) dan motivasi belajar (X2) secara bersama terhadap variabel hasil belajar (Y) digunakan rumus koefisien determinant.

KD = r2 × 100%

Keterangan:

KD:Konstribusi variabel X1, X2 terhadapvariabel Y.

r2 :Koefisien korelasi ryx1,ryx2, ryx1x2

Untuk dapat mengetahui prediksi seberapa tinggi pertambahan nilai variabel dependen (hasil belajar,Y) jika nilai pada variabel independen nya (kinerja guru, X1 atau motivasi belajar, X2) dimanipulasi (dirubah-rubah) (Sugiyono,2008), maka digunakan persamaan regresi sederhana. Secara umum persamaan regresi sederhana dengan satu prediktor dirumuskan sebagai berikut:

Y’ = a + b X Keterangan:

Y’: Nilai yang diprediksi

a : Konstanta atau bila harga X = 0 b : Koefisien regresi

X : Nilai variabel independen

Sedangkan untuk hipotesis ketiga analisis statistik yang digunakan adalah korelasi dan regresi berganda. Untuk mencari harga koefisien korelasi ganda menggunakan rumus (Sugiyono: 2008) sebagai berikut:

Keterangan:

ryx1x2 : korelasi antara X1 dan X2 secara bersana-sama dengan Y

ryx1 : korelasi product moment antara X1 dengan Y

(4)

ryx2 : korelasi product moment antara X2 dengan Y

rx1x2 : korelasi product moment antara X1 dengan X2

Untuk dapat mengetahui apakah harga r tersebut signifikan atau tidak, maka perlu uji signifikansinya dengan menggunakan uji F.

Keterangan:

R: koefisien korelasi ganda k: jumlah variabel independen n: sampel

p: banyaknya variabel keseluruhan

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria yang dijelaskan dalam Sugiyono (2008) sebagai berikut: jika F hitung > F tabel pada taraf kepercayaan 95% atau taraf signifikansi α = 0,05 dengan derajat bebasnya (degrees of freedom), (df1 = p – 1 dan df2 = N – p) menunjukan bahwa bentuk hubungan antara variabel X1 dan X2 secara bersama-sama dengan variabel Y adalah signifikan dan berarti, sehingga dapat diberlakukan untuk seluruh populasi. Untuk dapat mengetahui prediksi seberapa tinggi pertambahan nilai variabel dependen (hasil belajar, Y)jika nilai pada variabel independen nya (kinerja guru, X1 dan motivasi belajar, X2) dimanipulasi (dirubah-rubah)digunakan regresi ganda(Sugiyono,2008).Secara umum persamaan regresi ganda dua dirumuskan sebagai berikut:

Y’ = a + b1X1 + b2X2

Keterangan:

Y’ : Nilai yang diprediksi

a : Konstanta atau bila harga X1, X2 = 0 b1, b2 : Koefisien regresi

X1,X2 : Nilai variabel independen

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Uji Coba Instrumen

Setelah dilakukan uji validitas didapatkan bahwa pada angket kinerja guru, dari 38 butir yang diuji gugur 8 butir. Pada angket motivasi belajar, dari 28 butir yang diuji gugur 4 butir.

Dari hasil uji coba diperoleh nilai reliabilitas angket kinerja guru sebesar 0,91 sedangkan nilai reliabilitas angket motivasi belajar sebesar 0,91. Kedua angket yang digunakan telah reliabel.

2. Uji Prasyarat Analisa Data a. Uji Normalitas

Berdasarkan perhitungan didapatkan bahwa nilai signifikansi untuk variabel kinerja guru, X1 (0,691) > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Selanjutnya pada variabel motivasi belajar, didapatkan nilai sig. sebesar 0,510. Jika dibandingkan dengan taraf signifikansi 0,05, maka didapatkan bahwa 0,510> 0,05 maka dapat disimpulkan sebaran data untuk variabel motivasi belajar berdistribusi normal. Distribusi data untuk variabel hasil belajar juga menunjukan hasil yang sama, dimana harga sig. (0,299) > 0,05 sehingga dapat disimpulkan data berdistribusi normal

b. Uji Linearitas

(5)

Berdasarkan perhitungan diperoleh bahwa bahwa nilai deviation from linearity sig. untuk variabel kinerja guru adalah 0,841 lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan ada hubungan linear secara signifikan antara variabel kinerja guru (X1) dengan variabel hasil belajar (Y). Nilai deviation from linearity sig. untuk variabel motivasi belajar adalah 0,874 lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan ada hubungan linear secara signifikan antara variabel motivasi belajar (X2) dengan variabel hasil belajar (Y)

3. Uji Hipotesis a. Hipotesis Pertama

1) Koefisien Korelasi

Tabel 1. Koefisien determinasi kinerja guru

Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil bahwa r hitung(0,42)> r tabel(0,2075) pada taraf signifikansi 0,05 dengan uji satu arah. Sehingga terdapat korelasi yang positif sebesar 0,42 antara kinerja guru dengan hasil belajar siswa.

2) Koefisien Determinasi

Berdasarkan output spss dalam tabel 1, diperoleh bahwa nilai R Squared sebesar 0.176.

Nilai tersebut memiliki arti 17,6% perubahan pada variabel hasil belajar (Y) dapat diterangkan oleh variabel kinerja guru (X1), sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain.

3) Uji Signifikansi

Pada perhitungan uji t diperoleh harga t sebesar 3,64. Untuk kesalahan 5% atau taraf signifikansi 0,05 uji dua arah dan df = 62, maka dapat diperoleh harga t tabel sebesar 1,998. Dari perhitungan diperoleh bahwa t hitung(3,64)> t tabel(1,998), sehingga dapat dinyatakan korelasi antara kinerja guru dengan hasil belajar sebesar 0, 42 adalah signifikan.

4) Persamaan Regresi Sederhana

Berdasarkan perhitungan diperoleh harga a = -18,25 dan harga b = 0,69. Persamaan regresinya dapat ditulis seperti berikut ini:

Y' = 0,69 X – 18,25atau hasil belajar = 0,69kinerja guru – 18,25 b. Hipotesis Kedua

1) Koefisien Korelasi

Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil bahwa r hitung(0,37)> r tabel(0,2075) pada taraf signifikansi 0,05 dengan uji satu arah. Sehingga terdapat korelasi yang positif sebesar 0,37 antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa.

2) Koefisien Determinasi

Tabel 2. Koefisien determinasi motivasi belajar

R R Squared Eta Eta Squared

Hasil Belajar * Kinerja

Guru .420 .176 .660 .436

(6)

Berdasarkan output spss dalam tabel 2, diperoleh bahwa nilai R Squared sebesar 0.140.

Nilai tersebut memiliki arti 14,0% perubahan pada variabel hasil belajar (Y) dapat diterangkan oleh variabel motivasi belajar (X2), sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain.

3) Uji signifikansi

Pada perhitungan uji t diperoleh harga t sebesar 3,18. Untuk kesalahan 5% atau taraf signifikansi 0,05 uji dua arah dan df = 62, maka dapat diperoleh harga t tabel sebesar 1,998. Dari perhitungan diperoleh bahwa t hitung(3,18)> t tabel(1,998), sehingga dapat dinyatakan korelasi antara motivasi belajar dengan hasil belajar sebesar 0, 37 adalah signifikan.

4) Persamaan regresi sederhana

Berdasarkan perhitungan yang terdapat dalam lampiran...diperoleh harga a = -15,41 dan harga b = 0,80. Persamaan regresinya dapat ditulis seperti berikut ini:Y' = 0,80X – 15,41.

c. Hipotesis Ketiga 1) Koefisien Korelasi

Berdasarkan perhitungan yang diperoleh hasil bahwa besarnya harga r hitung adalah 0,49 yang artinya terdapat korelasi positif antara kinerja guru dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar siswa

2) Koefisien Determinasi

Tabel 3. Koefisien determinasi motivasi belajar

Berdasarkan output spss dalam tabel 3, diperoleh bahwa nilai R Squared sebesar 0,243.

Nilai tersebut memiliki arti 24,3% perubahan pada variabel hasil belajar (Y) dapat

R

R

Squared Eta Eta Squared

Hasil Belajar

* Motivasi Belajar

.375 .140 .580 .337

Mo del R

R Squ

are Adjus

ted R Squar

e

Std. Error of the Estimate

Change Statistics

R Square Change

F Cha nge

df 1

df 2

Sig.

F Chan

ge

1 .49

3a .243 .218 15.067 .243 9.78

1 2 61 .000

(7)

diterangkan oleh variabel kinerja guru (X1) bersama dengan motivasi belajar (X2), sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain.

3) Uji Signifikansi

Jika nilai F hitung > F tabel maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan Hipotesis nihil (Ho) ditolak. Tetapi jika nilai F hitung < F tabel maka hipotesis alternatif (Ha) ditolak dan Hipotesis nihil (Ho) diterima.

Pada perhitungan uji F diperoleh harga F hitung sebesar 9,63. Untuk kesalahan 5% atau taraf signifikansi 0,05 uji dua arah dan df1 = 2 dan df2 = 61, maka dapat diperoleh harga F tabel sebesar 3,15. Dari perhitungan diperoleh bahwa F hitung(9,63)> F tabel(3,15), sehingga dapat dinyatakan korelasi antara kinerja guru dan motivasi belajar secara bersama dengan hasil belajar sebesar 0,49 adalah signifikan.

4) Persamaan Regresi Ganda

Berdasarkan perhitungan diperoleh harga a = -57,27; harga b1 = 0,55; dan harga b2 = 0,58. Sehingga persamaan regresi ganda dapat ditulis seperti berikut ini:Y' = 0,55X1 + 0,58X2 – 57,27

B. Pembahasan

1. Hubungan Antara Kinerja Guru dengan Hasil Belajar Siswa Kimia Siswa Pada Materi Asam Basa di SMAN 5 Padang

Pada hipotesis pertama mengenai hubungan antara kinerja guru dengan hasil belajar siswa kimia siswa pada materi asam basa di SMAN 5 Padang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif. Hal ini didapatkan melalui hasil analisis korelasi diperoleh harga r hitungsebesar 0,42 lebih besar dari r tabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,2075. Koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 0.176, berati bahwa kinerja guru mampu mempengaruhi perubahan hasil belajar kimia siswa pada materi asam basa sebesar 17,6%. Hal ini menunjukan bahwa masih ada 82,4% variabel lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa selain faktor kinerja guru. Selanjutnya, untuk melihat apakah nilai koefisien korelasi sebesar 0,42 signifikan atau tidak signifikan dapat ditinjau dari harga t hitung yang diperoleh dari uji signifikansi atau uji t. Berdasarkan uji t didapatkan harga t hitung sebesar 3,64 lebih besar dari harga t yang terdapat dalam tabel dengan taraf kesalahan 5% atau 0,05 sebesar 1,998. Hal ini menunjukan bahwa korelasi antara kinerja guru dengan hasil belajar sebesar 0, 42 adalah signifikan dan dapat digeneralisasikan untuk populasi dimana sampel diambil. Pada persamaan regresi sederhana diperoleh Y' = 0,69 X – 18,25 atau Hasil belajar = 0,69 kinerja guru – 18,25.

Artinya apabila kualitas kinerja guru ditingkatkan sampai optimal (150, skor ideal instrumen 5 skor tertinggi dikalikan jumlah butir angket sebanyak 30) maka hasil belajar menjadi 85,25.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kinerja guru dengan hasil belajar kimia siswa pada materi asam basa di SMAN 5 Padang. Artinya semakin tinggi kinerja guru maka hasil belajar yang akan diperoleh siswa juga semakin meningkat, sebaliknya semakin rendah kinerja seorang guru dalam proses pembelajaan maka hasil belajar yang akan didapatkan siswa juga akan semakin menurun. Hal ini diperkuat menurut penelitian yang dilakukan oleh Pradita Yulia dkk (2014) yang menunjukan hasil bahwa ada hubungan yang cukup erat dan signifikan pada taraf nyata 5%

antara kinerja guru dalam merencanakan pembelajaran dengan hasil belajar karena nilai rxy(0,465)> r tabel(0,304), ada hubungan yang cukup erat dan signifikan pada taraf nyata 5%

antara kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan hasil belajar karena nilai rxy(0,686)> r tabel(0,304), ada hubungan yang cukup erat dan signifikan pada taraf nyata 5%

antara kinerja guru dalam mengevaluasi pembelajaran dengan hasil belajar karena nilai rxy(0,609)> r tabel(0,304). Hasil yang sama juga ditunjukan penelitian yang dilakukan oleh Putu Sthiti (2016) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kinerja guru dengan prestasi belajar siswa yang ditunjukan dengan r hitung 0,479 besar dari r tabel

(8)

0,220 pada taraf signifikan 5%. Teori yang memperkuat hasil penelitian ini Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh teori yang dikemukakan oleh Glasman (1986) yang menyatakan bahwa

“kinerja yang baik terlihat dari hasil yang diperoleh dari penilaian prestasi peserta didik juga baik”.

2. Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Siswa Kimia Siswa Pada Materi Asam Basa di SMAN 5 Padang

Pada hipotesis kedua mengenai hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa kimia siswa pada materi asam basa di SMAN 5 Padang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif. Hal ini didapatkan melalui hasil analisis korelasi diperoleh harga r hitungsebesar 0,37 lebih besar dari r tabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,2075. Koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 0.140, berati bahwa motivasi belajar mampu mempengaruhi perubahan hasil belajar kimia siswa pada materi asam basa sebesar 14,0%. Hal ini menunjukan bahwa masih ada 86% variabel lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa selain faktor motivasi belajar. Selanjutnya, untuk melihat apakah nilai koefisien korelasi sebesar 0,37 signifikan atau tidak signifikan dapat ditinjau dari harga t hitung yang diperoleh dari uji signifikansi atau uji t. Berdasarkan uji t didapatkan harga t hitung sebesar 3,18 lebih besar dari harga t yang terdapat dalam tabel dengan taraf kesalahan 5% atau 0,05 sebesar 1,998. Hal ini menunjukan bahwa korelasi antara kinerja guru dengan hasil belajar sebesar 0, 37 adalah signifikan dan dapat digeneralisasikan untuk populasi dimana sampel diambil. Pada persamaan regresi sederhana diperoleh Y' = 0,80X – 15,41 atau hasil belajar = 0,80 motivasi belajar – 15,41. Artinya apabila motivasi belajar yang dimiliki siswa ditingkatkan sampai optimal (120, skor ideal instrumen 5 skor tertinggi dikalikan jumlah butir angket sebanyak 24) maka hasil belajar menjadi 80,59.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar kimia siswa pada materi asam basa di SMAN 5 Padang. Artinya semakin tinggi motivasi belajar maka hasil belajar yang akan diperoleh siswa juga semakin meningkat, sebaliknya semakin rendah motivasi belajar yang dimiliki oleh seorang siswa selama proses pembelajaan maka hasil belajar yang akan didapatkan siswa juga akan semakin menurun. Hasil ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Menrisal (2017) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dan hasil belajar dengan r hitung yang didapat 0,456 lebih besar daripada r tabel sebesar 0,221.Pada uji t didapatkan kesimpulan t hitung 4,551 lebihbesar daripada t tabel 1,664. Hasil yang sama juga didapatkan oleh penelitian yang dilakukan Helmi Firmansyah (2009) menyimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan yang ditunjukan dengan r hitung sebesar 0,28 dan t hitung 2,86 lebih besar dari t tabel 1,66 dengan koefisien determinasi sebesar 0,8. Yang memiliki arti bahwa 8% hasil belajar dapat dijelaskan dengan variabel motivasi belajar. Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh teori yang dikemukakan Nashar (2004) yang menyatakan bahwa motivasi belajar yang dimiliki oleh setiap siswa dalam keikutsertannya selama proses pembelajaran sangat berperan dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran tertentu.

3. Hubungan Antara Kinerja Guru dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Siswa Kimia Siswa Pada Materi Asam Basa di SMAN 5 Padang

Pada hipotesis ketiga mengenai hubungan antara kinerja guru dan motivasi belajar dengan hasil belajar siswa kimia siswa pada materi asam basa di SMAN 5 Padang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif. Hal ini didapatkan melalui hasil analisis korelasi diperoleh harga r hitungsebesar 0,49. Koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 0.243, yang memiliki arti bahwa kinerja guru dan motivasi belajar secara bersama-sama mampu mempengaruhi perubahan hasil belajar kimia siswa pada materi asam basa sebesar 24,3%. Hal ini menunjukan

(9)

bahwa masih ada 75,7% variabel lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Selanjutnya, untuk melihat apakah nilai koefisien korelasi sebesar 0,49 signifikan atau tidak signifikan dapat ditinjau dari harga F hitung yang diperoleh dari uji F. Berdasarkan uji F didapatkan harga F hitung sebesar 9,63 lebih besar dari harga F yang terdapat dalam tabel dengan taraf kesalahan 5% atau 0,05 sebesar 3,15. Hal ini menunjukan bahwa korelasi antara kinerja guru dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar yakni sebesar 0, 49 adalah signifikan dan dapat digeneralisasikan untuk populasi dimana sampel diambil. Pada persamaan regresi berganda diperoeleh Y' = 0,55X1 + 0,58X2 – 57,27 atau hasil belajar = 0,55 kinerja guru + 0,58 motivasi belajar – 57,27. Apabila kinerja guru dan motivasi belajar yang dimiliki siswa ditingkatkan sampai optimal, maka hasil belajar menjadi 94,83.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kinerja guru dan motivasi belajar dengan hasil belajar kimia siswa pada materi asam basa di SMAN 5 Padang. Artinya hasil belajar akan meningkat apabila kinerja yang dimiliki oleh sorang guru bagus dan motivasi yang dimiliki siswa juga bagus. Baik kinerja guru dan motivasi belajar sama-sama merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan seorang siswa dalam mencapai hasil belajar yang optimal.Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Muhibin Syah (2012) bahwa “faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dibedakan menjadi tiga macam yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan pendekatan belajar”.

Suryabrata (2008) juga mengungkapkan hal yang senada, dimana Ia menyatakan “faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar berasal dari dalam dirisiswa dan dari luar diri siswa”.

Dalam hal ini faktor internal dapat dijelaskan oleh variabel motivasi belajar dan faktor eksternal dapat dijelaskan oleh variabel kinerja guru.

D. KESIMPULAN

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kinerja guru dengan hasil belajar kimia siswa pada materi asam basa di SMAN 5 Padang. Hubungan tersebut ditunjukan melalui koefisien korelasi sebesar 0,263 dan t hitung sebesar 2,15.

2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar kimia siswa pada materi asam basa di SMAN 5 Padang. Hubungan tersebut ditunjukan melalui koefisien korelasi sebesar 0,25 dan t hitung sebesar 2,099.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kinerja guru dan motivasi belajar dengan hasil belajar kimia siswa pada materi asam basa di SMAN 5 Padang. Hubungan tersebut ditunjukan melalui koefisien korelasi sebesar 0,323 dan F hitung sebesar 3,54.

4. Besarnya konstribusi masing-masing variabel terhadap hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:

a. Konstribusi yang diberikan oleh kinerja guru terhadap hasil belajar siswa sebesar 17,6%

sisanya dipengaruhi variabel lain sebesar 82,4%.

b. Konstribusi yang diberikan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa sebesar 14%, dan sisanya 86% dipengaruhi variabel lain.

c. Konstribusi yang diberikan oleh kinerja guru bersama-sama dengan motivasi belajar sebesar 24,3% sisanya dipengaruhi variabel lain sebesar 75,7%.

DAFTAR RUJUKAN

Depdikbud. 1991/1992. Hasil Rapat Kerja Nasional Depdikbud Tahun 1991. Jakarta.

Firmansyah, Helmy. 2009. Hubungan Motivasi Berprestasi Siswa dengan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia Vol VI, No. 1, Hal. 41-42.

Glasman, N. S. 1986. Evaluated-Based Leadership: School Administration in Contemporary Perspective. New York: State University of New York Pers.

Menrisal, dkk.2017. Hubungan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Keterampulan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) Siswa (Studi Kasus X Jurusan Akutansi SMK Nusatama

6 5

(10)

Padang).Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi No. 1, Vol. IV, Hal 136-151, UPI YPTK Padang.

Nashar. 2004. Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran. Jakarta: Delia Press.

Putu Sthiti. 2016. Hubungan Kinerja Guru dengan Prestasi Belajar Siswa SDN Gugus V Kecamatan Gunung Sari Tahun 2015/2016. Jurnal FKIP, Progam PGSD, Universitas Mataram.

Sagala, H. Syaiful. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung:

Alfabeta.

Sudjana, Nana. 1982. Metodelogi Statistika. Jakarta: Tarsito.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.

Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi. 2008. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Grafindo Persada.

Syah, Muhibbin. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. 8 Juli 2003.

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 4301. Jakarta.

Widoyoko, E. P., & Anita R. 2012.Analisis Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa.

Jurnal Cakrawala Pendidikan Th. XXXI, No.2.

Yulia, Pradita. 2014. Hubungan Kinerja Guru dengan Hasil Belajar Geografi Siswa. JPG (Jurnal Penelitian Geografi) Vol. 2 No. 6

.

Referensi

Dokumen terkait

Majlis Permusyawaratan Ulama adalah sebuah lembaga yang berjalan dalam struktur pemerintahan Aceh dalam rangka membantu memfatwakan, mengambil kebijakan dan

Kitab yang ditulis oleh Buzurg bin Shahriyar al-Rahurmuzi sekitar tahun 390/1000 ini meriwayatkan tentang kunjungan para pedagang muslim ke Kerajaan Zabaj yang

Faktor internal muncul dari dalam diri orang, kelompok masyarakat, organisasi ataupun negara itu sendiri sehingga penyelesainya membutuhkan hal-hal yang bersifat

Anda akan lakukan apabila bacaan yang diambil pada alat aras didapati kurang tepat ( terdapat ralat ). KAEDAH MELAKUKAN PELARASAN SEMENTARA. i) Dirisiapkan tripot ( kaki tiga )

Hasil penelitian menunjukkan analisis mekanisme pasar pada pasar tradisional Simpang-Baru Panam-Pekanbaru terhadap kepuasan konsumen pada umumnya berdasarkan

Ketegangan berlanjut ketika kedua belah pihak mengirim tentara di perbatasan kedua negara. Insiden tembak menembakpun terjadi pada tanggal 17 September 1980. Selanjutnya

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dimensi sikap terhadap uang, Power prestige, Distrust, dan Anxiety berhubungan erat dengan perilaku pembelian kompulsif dan

Perencanaan pembangunan daerah bagi sebuah daerah adalah kegiatan yang dilakukan pada setiap tahunnya oleh pemerintah tingkat satu ataupun dua, dalam proses perencanaan