KETIDAKSESUAIAN ANTARA ANGGARAN YANG DIUSULKAN
DENGAN ANGGARAN YANG DISETUJUI DALAM
PROGRAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS ( SMA )
Dl
JAWA
BARAT
( Penefitian Evaluatif dalam Pcrcncanaan Proyck
Pcning-kafcan SMA di Kantor Wilayah Departemen Pendidikan
dan Kcbudayaan Propinsi JawaBarat )
TES IS
Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandog
Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Program Pascia Sfearjatut
Bidang Studi Administrasi Pendidikan
"
!
1 /
Olch * NANANG FATTAH
396 / A / XVI • 8
FAKULTAS PASCA SAHJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBJMBING
PROF. DR. ACHMAD SANUSl, SH., MPA.
PEMBIMBI
PAMBIMBiNG II
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
ABSTRAK TESIS
KETIDAKSESUAIAN ANTARA ANGGARAN YANG DIUSULKAN
DENGAN ANGGARAN YANG DISETUJUI DALAM PROGRAM
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN SMA DI JAWA BARAT
( Penelitian Evaluatif dalam Perencanaan Proyek
Peningkatan SMA di Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Barat )
Oleh : Nanang Fattah
Masalah
Proses pendidikan akan berjalan lancar dan mencapai
tujuannya, apabila faktor-faktor yang diperlukan untuk
menunjang pencapaian tujuan tersebut dapat dipenuhi.
Sa-lah satu faktor penunjang yang tidak kaSa-lah penting di
samping faktor lainnya, yaitu faktor biaya pendidikan.
Kebutuhan akan pembiyaan atau anggaran pendidikan dari
tahun ke tahun semakin meningkat sejalan dengan peningkat
an laju pertumbuhan usia sekolah atau peserta didik dan
tingkat pendidikan. Sehubungan dengan itu, perlu
diperta-nyakan terhadap kebutuhan anggaran untuk membiayai
program-program dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan,
khusus-nya SMA di Propinsi Jawa Barat. Untuk memenuhi kebutuhan
anggaran antara lain dapat diperoleh melalui anggaran
pem-bangunan atau Daftar Isian Proyek ( DIP ).
Namun demikian,
timbul pertanyaan, seberapa jauh anggaran yang disediakan
itu sesuai dengan anggaran yang dibutuhkan. Pertanyaan
se-lanjutnya, apakah sejumlah anggaran yang telah disediakan
itu dapat dipergunakan seluruhnya sesuai dengan rencana.
an dalam penggunaan dana tersebut terhadap dalam
pencapai-an program dpencapai-an mutu pendidikpencapai-an.
Tu.juan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu:
1. Memperoleh gambaran tentang. kesesuaian antara anggaran
yang dibutuhkan dengan anggaran yang tersedia.
2. Memperoleh gambaran tentang efektivitas penggunaan ang garan dari dana yang sudah tersedia sesuai dengan DIP
yang disetujui.
3. Memperoleh gambaran tentang dampak/akibat ketidak sesuai
an dan ketidak efektifan penggunaan anggaran terhadap
pencapain program pendidikan, baik secara kuantitatif
maupun kualitatif.
Metoda Penelitian
Metoda penelitian bersifat evaluatif hasil proses
perencanaan
yang berupa usulan ( UKOP ) dan perse tujuan
( DIP ) dengan cara meneliti sumber data yang berupa
do-kumen-dokumen proyek, selama tiga tahun Repelita IV.
Hasil P e n e l i t i a n
Dari hasil penelitian diketahui bahwa :
1. Terdapat ketidasesuaian antara anggaran yang dibutuhkan dengan anggaran yang disetujui, rata-rata selama tiga
tahun anggaran ( 19&V85, 1985/86, 1986/87 ) sebesar
66,8
%,
53,7
%t
25,5
%
atau rata-rata
W? % ,
2. Masih terdapat ketidak efektifan penggunaan anggaran
dari tahun ketahun selama tiga tahun anggaran ( 198^/85,
1985/86, 1986/87 ) sebesar 90
%
SIAP, 38
%
SIAP, 68
%
SIAP ( Sisa Anggaran Pembangunan ) atau rata-rata di
atas 60 % ter jadi SIAP.
3. Akibat dari ketidaksesuaian, secara kuantitatif ter ja di penurunan target/sasaran yang ingin dicapai dalam
setiap program, sehingga dengan enrollmen yang mening-kat memerlukan usaha efisiensi penggunaan sumber-sumber.
Dan, secara kualitatif berakibat terhadap penurunan mu-tu pelayanan pendidikan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bah-wa perencanaan secara terpadu khususnya untuk pembangunan
pendidikan SMA belum dapat dilaksanakan sesuai dengan yang
diharapkan, karena masih banyak faktor penghambat, baik yang
bersumber dari dalam sistem organisasi ( intern ) maupun
bersumber dari luar sistem organisasi ( ektern ), sehingga
berpengaruh terhadap pelaksanaan program-program pembangun
an.
Beberapa indikator yang diduga berpengaruh, antara la
in : 1) Aspek profesionalisme, 2) Kemampuan mengestimasi,
3) Mentalitas atau moral ( non-teknis ), 3) Kultur atau
bu-daya masyarakat yang belum sepenuhnya menunjang.
. • HaLswoan
PENGANTAR Ui
ABSTRAKSI vii
DAFTAR ISI *
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR *iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. La tar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 6
C. Tujuan Penelitian 8
D. Pentingnya Penelitian 9
BAB II STUDI KEPUSTAKAAN l*f
A. Landasan Teori Ik
1. Konsep Administrasi Pendidikan Ik
2. Konsep Perencanaan Pendidikan 19
3. Perencanaan Pendidikan
berdasar-kan Pendekatan Sistem 22
k. Perencanaan Strategik dan Peren
canaan Operasional k9
B. Hasil Penelitian Terdahulu Gk
C. Rangkuman Studi Kepustakaan dan
Hasil Penelitian Terdahulu 68
BAB III PROSEDUR PENELITIAN 70
A. Metoda Penelitian dan Teknik Pe.
-ngumpulan Data 70
C. Populasi dan Sampel
75
BAB
IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN DISKUSI ....
76
A. Pengolahan Data
76
B. Analisis Hasil Penelitian
97
C. Diskusi Hasil Penelitian
109
BAB
V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
130
A. Kesimpulan 130
B. Re komendasi
132
DAFTAR PUSTAKA
138
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran : 1. Bio Data
IZfl
Lampiran : 2. Surat Izin Riset 142
Lampiran : 3. Data dan Proyeksi Murid 143
SMA selama Repelita IV 143
Lampiran : 4. Daftar dalam Proyek
Tahun 1984/85 dan
Sasar-an Repelita IV 144
Lampiran : 5. Sistem dan Mekanisme Pe
rencanaan Tahunan
Terpa-du Rutin dan Pembangunan
146
Lampiran : 6. Peta Wilayah Daerah Pro
pinsi Jawa Barat
147
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel : 1. Deskripsi ;'-lokasi DaEa Menurut
Uraian Kegi-.-tnn Cperasional
Proyek ( UKOP ) dan Daftar Isian
Proyeic ( DIP ) Thn. 1984/85 s ,d.
1987/88 ( Repelita IV )
81
Tabel : 2. Deskripsi Prioritas Program Ber-dasarkan Perubahan Persentase ,
dihitung dari tahun Perencanaan
pertama ( Repelita IV )
84
Tarpl : 3. Deskripsi Perbnndingan Anggaran
antara UKOP dan DIP (Repelita IV) 88
Tabel : '4. Deskripsi tentang Kesinambungan Program, berdasarkan perubahan persentase dihitung dari tahun
pertama perencanaan (Repelita IV ) 96
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 : Pola Kegiatan Perencanaan Proyek
Peningkatan SMA 9
Gambar 2 : Hubungan Fungsi-fungsi
Adminis-trasi dengan Sumber-sumber 17
Gambar 3 : Model Analisis Sistem
24
Gambar 4 : Langkah-langkah Logis PPBS dan
Fungsi Komponen PPBS
37
Gambar 5 : Model Proses Perencanaan Strategik
53
Gambar 6 : Proporsi Anggaran Program Pening
katan Daya Tampung dalam UKOP-DIP
91
Gambar 7 : Proporsi Anggaran Program Pening
katan Mutu Sarana Pendidikan da
lam UKOP-DIP
92
Gambar 8 : Proporsi Anggaran Program Pening
katan Kemampuan Profesional Guru
dalam UKOP-DIP
93
Gambar 9 : Proporsi Anggaran Proyek Peningkat
an SMA se Jawa Barat dalam
UKOP-DIP ( secara keseluruhan )
94
[image:9.595.97.472.93.584.2]PENDAHULUAN
A. La tar Belakang Masalah
Banyak tantangan yang dihadapi di bidang pendidik
an, baik secara umum maupun khusus yang menyangkut pen
didikan menengah atas di daerah propinsi Jawa Barat.
Dari sekian banyak tantangan itu yang perlu
diketengah-kan antara lain, yaitu :
1. Pelaksanaan dari pasal 31 dan pasal 32 Undang-undang
Dasar 1945, bahwa : a. Tiaptiap warga negara ber
-hak mendapat pengajaran, dan b. Pemerintah
mengusa-hakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur
dengan undang-undang.
2. Semakin meningkatnya aspirasi masyarakat untuk me-nyekolahkan anaknya, mulai SD, SMTP, SMTA sampai ke Perguruan Tinggi. Sebagai contoh, perluasan ke-sempatan untuk memperoleh pendidikan di SMA yang ditunjukkan oleh angka partisipasi kasar SMA
( persentase jumlah murid SMA terhadap penduduk
usia 16 - 18 tahun ) akan meningkat dari 17,2
per-sen pada tahun 1983/84 menjadi 27,0 perper-sen pada
tahun 1988/89.
Jumlak murid SKA di Jawa Barat se
lama Repelita IV akan bertambah sebesar 16,4 persen
atau sebanyak 145.185 murid, yaitu dari 223.764
pada tahun 1983/84 menjadi 368.949 pada tahun 1988/89.
( lihat lampiran 3 : tentang Data dan Proyeksi Mu>
3. Belum selesainya usaha peningkatan dan pengembangan
daya tampung, mutu sarana dan kemampuan profesional
guru sesuai dengan tuntutan yang terkandung dalam
kurikulum. Dari hasil laporan Rapat Kerja Daerah
Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayan
se Propinsi Jawa Barat, diketahui bahwa : kondisi sa
rana dan prasarana pendidikan terutama yang dibangun
dengan swadaya masyarakat kondisinya telah parah. Di
samping itu, disain dan ukurannya
tidak memenuhi
per-syaratan. Banyak sekolah yang belum memiliki
labora-torium, ruang praktek, bengkel dan fasilitas belajar
yang diperlukan.
4. Kualitas pendidikan siswa SMA di Jawa Barat masih
ter-golong rendah. Salah satu indikator yang dapat
dijadi-kan penunjuk,yaitu hasil BBTANAS tahun 1985/86 SMA Ne
gri dan Swasta secara sampling di Bandung, Bogor dan Cirebon, menunjukkan tingkat serap untuk jurusan IPA
dan jurusan IPS rata-rata 45 persen. Hal ini belum
mencapai tingkat serap sebesar 75 persen sebagaimana
yang diharapkan. Demikian pula hasil penelitian yang layak dipercaya, yaitu Dadang Sulaeman dalam
diser-tasinya mengungkapkan bahwa : Kualitas pendidikan SMA
di Jawa Barat masih rendah, hal ini erat kaitannya de
ngan faktor-faktor dalam diri siswa dan faktor-faktor
5. Anggaran untuk pembinaan pendidikan yang teraedia masih
belum memadai, dibanding dengan perkembangan kebutuhan
yang terus meningkat.
Terutama yang menyangkut pemba
ngunan proyek-proyek fisik, biaya yang disediakan
se-ringkali tidak sesuai dengan harga tanah setempat. Di
samping itu penyelesainya berkaitan erat dengan sistem
lain di luar Kanwil yang berjalan lamban.
Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas, permasalah an yang pernah muncul selama Pelita III masih merupakan
permasalahan yang perlu diatasi dalam Pelita IV. Masalah pokok yang masih kita hadapi yaitu, bagaimana meningkat -kan mutu dan perluasan kesempatan belajar , baik untuk pendidikan dasar maupun tingkat menengah. Dalam kaitan
itu perlu dilanjttkan usaha penyediaan falitas pendidik
an.
( Repelita IV, 1984/85 - 1988/89, Bab. II )
Persoalan di atas menjadi semakin komplek apabila di-kaitkan dengan variabel biaya. Di satu pihak kebutuhan akan biaya semakin meningkat sejalan dengan perkembangan
pendidikan, dan di lain pihak biaya yang tersedia relatif terbatas. Bagaimana keterhubungan antara aspek biaya deng an masalah pendidikan, digambarkan oleh Beeby, yang
diku-tip oleh Tilaar, sebagai berikut : Salah satu kugjci
uta-ma dalam meningkatkan pendidikan ialah tersedianya cukup
biaya. Pendidikan yang baik menuntut biaya yang lebih
4
Namun demikian bukan berarti bahwa dengan biaya yang
besar itu menjamin setiap masalah pendidikan dapat
terse-lesaikan.
Artinya masih diperlukan adanya suatu sistem
pendidikan yang menunjang tercapainya produktivitas,
efi-siensi dan relevansi program pendidikan dengan kebutuhan.
Dalam hubungan ini perencanaan sebagai salah satu fungsi
utama manajemen mempunyai peranan yang sangat berarti.
Perencanaan bukan saja sebagai salah satu fungsi utama manajemen, melainkan menjadi fungsi paling dasar di anta
ra fungsi lainnya. Keberhasilan fungsi lainnya, seperti
pengorganisasian dan pengendalian atau pengawasan, banyak
bergantung kepada keberhasilan aktivitas perencanaan. Pentingnya perencanaan di bidang pendidikan,
teruta-ma dalam hubungannya dengan teruta-masalah-teruta-masalah yang timbul di bidang pendidikan. Keterkaitan antara perencanaan dengan usaha pemecahan masalah atau pengambilan
keputus-an, dikemukakan oleh Y. Dror ( 1963 : 51 )
sebagai-beri-kut: "Planning is the process of preparing a set of deci
sion for action in the future, directed at achieving goals by preferable means".
Pengertian di atas menjelaskan bahwa perencanaan
merupakan proses penyiapan seperangkat keputusan untuk tindakan di masa depan mengandung arti bahwa keputuaan
itu sebagai pemecahan masalah. Karena itu keputusan-ke-putusan yang diambil dan tindakan yang akan ditempuh,
hen-daknya didasari oleh tujuan yang akan dicapai, informasi
perKiraan ke=daan
yang
akan
da tang,
Dftngan demiki
an untuk dapat menerapkan perencanaan diperlukan
kemampu-an intelektual ykemampu-ang cukup tinggi, karena perenckemampu-anakemampu-an itu pada dasarnya merupakan pendekatan yang rasional ke arah
tujuan yang dikehendaki. Persyaratan ini semakin penting
terutama dikaitkan dengan masalah pendidikan sekarang ini
semakin kompleks. Carapur tangan ke dalam dunia pendidik
an menyangkut policy pemerintah, sikap masyarakat, aspi-rasi siswa dsb. yang masing-masing mempunyai keinginan atau harapan yang berlainan. Itulah sebabnya untuk
meme-cahkan persoalan pendidikan yang kompleks itu , kiranya perlu diterapkan konsep pendekatan sistem dalam perenca
n a a n .
Dalam hubungannya dengan masalah relevansi dalam
perencanaan
, khususnya di Propinsi Jawa Barat, perlu
diadakan penelaahan, untuk mengetahui sampai berapa
ja-uh terdapat relevansi rencana ,
antara perencana ting
kat daerah (. Propinsi ) dengan perencana tingkat pusat.
Apakah perlu Sistem Informasi Manajemen (SIM)
dalam proses . perencanaan itu. Perlukah pendekatan sis
tem dan penataan sistem dalam rangka perencanaan dan
peng-implementasian pr ogr am-program pembangunan pendidikan. Jawaban atas pertanyaan-pertanyan tersebut di atas
diperlukan sehubungan dengan tuntutan terhadap pendidikan
6 Pembinaan Sekolah Menengat Atas (SMA) diarahkan untuk
mempersiapkan siswa mampu meneruskan ke tingkat pendidik an yang lebih tinggi dan sekaligus mengarah pada
pemenuh-an kebutuhpemenuh-an di segala bidpemenuh-ang. Sejalan dengan yang di-amanatkan, SMA mengadakan penyempurnaan Kurikulum dan
memberlakukan Kurikulum 1984 yang bertujuan ganda, yaitu:
(1) mempersipkan siswa agar mampu melanjutkan ke
perguru-an tinggi, dperguru-an
(2) mempersipkan siswa untuk beker ja secara langsung atau
melalui pendidikan tambahan ( Program B )
( SK Mendikbud, NO. 0486/U/1984 )
Yang menarik untuk diteliti, bahwa meskipun Kurikulum
baru itu sudah ber jalan, namum pelaksanaan Program B
sam-pai saat ini belum berjalan.
Hal ini erat kaitannya deng
an daya dukung, baik fasilitas, tenaga pengajar, dan dana
yang belum siap.
Dalam kaitan ini apakah perencanaan yang
dilakukan telah mengacu kepada kebutuhan di atas.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Usaha peningkatan pendidikan erat kaitannya dengan
keberhasilan dalam aktivitas perencanaan pendidikan, ba
ik di tingkat bawah maupun di tingkat atas.
Masalah
yang akan diteliti menyangkut relevansi dalam program pe
rencanaan terpadu , terutama dalam perencanaan tahunan
Berdasarkan Keputusan Mendikbud No. 0209/U/1982 ten
tang Sistem dan Mekanisme Perencanaan Tahunan Terpadu Ru
-tin dan Pembangunan, ditegaskan bahwa : Pendekatan yang di
pergunakan dalam perencanaan pendidikan adalah pendekatan
sistem dengan memperhatikan semua bahan usulan dari
seti-ap unit utama, Kantor Wilayah, Perguruan Tinggi Negeri
dan Kopertis. Asas keterpaduan usulan dan asas koordinasi dalam pemantapan usulan rencana. Dalam pada itu ditegas
kan pula agar memperhatikan kewenangan masing-masing unit berdasarkan data, informasi dalam rangka perumusan masalah
untuk penyusunan kebijakan tahunan. ( Depdikbud, 1984 : 1 )
Sehubungan dengan hal di atas, penelitian ini akan
memfokuskan diri terhadap relevansi atau kesesuaian antara program atau kegiatan-kegiatan yang direncanakan atau
di-usulkan oleh Kantor Wilayah berdasarkan bahan-bahan usulan
berupa Uraian Kegiatan Operasional Proyek ( UKOP ) dengan
Daftar Isian Proyek ( DIP ) yang telah mendapat
persetuju-an dari pusat untuk tiga tahun anggaran selama Repelita IV. Dua aspek pokok yang diteliti dalam bahan usulan ter sebut, yaitu aspek program dan aspek biaya yang
diestimasi-kan.
Dengan demikian masalah penelitian ini dapat
dirumus-kan, sebagai berikut :
1. Sampai seberapa jauh terdapat ketidakseauaian anggaran
8
2. Sampai seberapa jauh dari sejumlah anggaran yang telah disediakan itu telah dipergunakan sesuai dengan
renca-na ( daya serap anggaran )
3. Sampai seberapa jauh ketidak sesuaian dan ketidak efek-tifan dalam penggunaan anggaran tersebut, membawa danw
pak negatif terhadap pelaksanaan program dan pencapai-an mutu pendidikpencapai-an.
Kegiatan yang berkaitan dengan perencanaan dan
im-plementasinya dapat digambarkan sebagai berikut : (hal. 9 )
C. Tu.luan Penelitian
Penelitian ini terutama ditujukan untuk mengevaluasi
program dan anggaran, dengan membandingkan antara kebutuh
an yang diestimasikan oleh Kanwil Depdikbud propinsi Jawa
Barat dengan DIP yang disetujui atau ditetapkan oleh
peme-rintah. Kebutuhan yang diusulkan itu terkandung dalam ba
han usulan yang disusun dalam bentuk UKOP, aedangkan per-setujuan terkandung dalam bentuk DIP.
1 . Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memper
oleh gambaran tentang kesesuaian program dan anggaran
yang dibutuhkan dengan biaya yang tersedia, sebagaima
±kL PENYUSUNAN UKOP
—7f\
RAKERNASREN DEPDIKBUD7R"
RAKERNAS DEPDIKBUD RAKORBANG BAPPEDA TK.I7 \
RAKERDA TINGKAT PROPINSI RAKORBANG BAPPEDA TK.II "7r^ RAKERDA TINGKAT KAB/KOD£
PERBANDINGANUKOP dan DIP
BAPPENAS
_^Ll
PENYT&SUN* AN DIP
•>
PENETAPAN DIP IK- DJA KAStDEPDIK-BUD KAD/KOD
3k
,
TF^-t-- IMPLE-MENTASI MENDIKBUD i— KAKANWIL 7K
5
DIB.DIK DASMEN DIR.DIK MENTJM— J
BAGIAN PEREHCA-NAAN KABID. DIKMENUM r i f i if
PIMPINAN PROYEK !I
I
I
KEPALA SEKOLAH( SMA )
T
\1
[image:18.595.57.543.43.685.2]S—-Keterangan :
Bappenas
DJA
Rakernasren
Rakernas
Rakerda
Rakorbang
Mendikbud
Dir .Dikdasmen
Dir .Dikmenum
Ka. Kanwil
Kabid .Dikmenum
UKOP :
DIP :
10
Hubungan kerja pembinaan proyek dalam pen-capaian program.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Direktorat Jenderal Anggaran Rapat Kerja Nasional Perencanaan Rapat Kerja Nasional
Rapat Kerja Daerah
Rapat Koordinasi Pembangunan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Dire ktur Pendidikan Dasar dan Menengah Dire ktur Pendidikan Menengah Umum
Kepala Kantor Wilayah
: Kepala Bidang Pendidikan Menengah Umum Uraian Kegiatan Operasional Proyek
2. Tu.iuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan :
a. Mendapatkan gambaran tentang perbandingan/rasib
program dan alokasi dana yang menjadi prioritas
dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan SMA,
berdasarkan UKOP/bahan usulan dari Kanwil Dep
dikbud Propinsi Jawa Barat
dan
berdasarkan
persetujuan pusat atau dalam DIP
selama tahun
perencanaan 1984/85 sampai dengan tahun 1987/88
REPELITA IV.
b. Mendapatkan gambaran tentang-efektivitas penggu
naan anggaran dari dana yang telah disediakan^se* suai dengan DIP yahg disetujui. Hal ini ..dike tahui
dari daya serap anggaran, setiap tahun perencanaan.
c. Mendapatkan gambaran tentang hasil perencanaan
implikasinya terhadap inrplementasi program atau
pencapaian mutu .pendidikan.
D. Pentingnya Penelitian
1. Aspek Teoritik
Dipandang dari aspek teoritik, hasil peneliti
an ini dapat digunakan untuk menguji keberj^kuan da
12
digunakan di bidang pendidikan. Banyak konsep, model,
metode dan pendekatan yang dapat dipergunakan untuk
me-mecahkan permasalahan pendidikan. Dalam hubungan ini
penting untuk diuji salah satu teori atau konsep pen
dekatan sistem dalam penerapannya untuk perencanaan pendidikan. Seberapa jauh terdapat kesesuaian dan
ke-gunaan model, metode, pendekatan yang dilandasi oleh
teori sistem dengan kebutuhan lapangan. Apakah perlu
pendekatan sistem.
Di manakah letak peranan pendekatan.
itu dalam mengatasi persoalan-persoalan pendidikan yang dihadapi. Makin meningkatnya peranan perencanaan yang didasari oleh konsep sistem dikemukakan oleh Murdick
dan Ross ( 1983 : 108 ),
yaitu :
a. munculnya pandangan baru yang melihat organisa
si adalah pelaku yang dapat (berinisiatif)
me-ngendalikan kecenderungan-kecenderungan dan
menentukan jalannya sendiri, tidak sekedar di-tentukan oleh perubahan,
b. perubahan teknologi yang sangat cepat,
c. Manajemen menjadi kompleks terutama karena se makin luas dan beragamnya organisasi/dunia usa
ha ,
d^ lingkungan organisasi, antara lain ; ekonomi,
sosial, dan pemerintah semakin komplek,
e. komitmen-komitmen modern dilakukan untuk jang-ka waktu panjang yang memerlujang-kan kemampuan
mem-proyeksi ( forecast ) keputusan untuk
kepen-tingan masa mendatang.
Namun demikian, penulis masih memandang perlu un
tuk mempertanyakan, apakah teori-teori itu dapat dite-rapkan dan masih penting untuk dikembangkan dalam rang
2. Aspek praktis operasional
Dipandang dari aspek praktis operasional, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai cara-cara yang tepat , prosedur dan mekanis-me dalam proses perencanaan terpadu. Berbagai
kelemah-an dkelemah-an implikasi penting dalam pengimplementasikelemah-annya
yang dapat ditemukan, diharapkan dapat dijadikan
balik-an dalam upaya peningkatbalik-an dbalik-an pengembbalik-angbalik-an pendidik
an di daerah Jawa Barat.
Pentingnya penelitian ini, baik dipandang dari as
pek teoritik maupun aspek praktis operasional,
kedua-nya memerlukan pengkajian secara ilmiah untuk mencapai
efektivitas, efisien dan relevansi antara berbagai
ma-sukan( dalam hal ini program dan biaya ) yang
direnca-nakan dengan hasil yang diharapkan.Sehubungan dengan hal tersebut di atas, secara khu sus penelitian ini mengandung manfaat bagi administrasi
pendidikan, yaitu untuk menentukan cara atau strategi
d^lam rangka pencapaian kebutuhan ,t yang relevan dengan
.tujuan, urgensi/prioritas, feasibilitas, waktu dan
BAB I I I
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metoda Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1. Metoda Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif •
yang menyangkut evaluasi hasil ( performance ) dari
proses perencanaan pendidikan.
Penelitian ini
tergo-long pada salah satu tipe penelitian evaluatif yang
dikemukakan oleh Edward A. Suchman ( 1967 : 61 ),
yaitu : " 1) Effort, 2) Performance, 3) Adequasi of
Performnce , 4) Efficiency, dan 5) Process".
Oleh karena dalam penelitian ini menilai kese
suaian hasil, maka lebih tepat penelitian ini digolong
kan pada tipe yang ketiga, yaitu Adequasi of Perform
ance.
Berdasarkan pengelompokan sifat, penelitian ini
bersifat kuantitatif
dan kualitatif, sebagaimana di
katakan lebih Ianjut oleh Suchman ( 1967 : 61 ),
bah
wa : " Evaluation in this category have as their cri
terion of success the quantity and quality of activi
ty that takes place.
This represents an assessment
of input or energy regardless of output".
2. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan sifat penelitian ini, data yang
dikumpulkan merupakan data formal bersumber dari
do-kumen-dokumen resmi dari Kanwil
yang diolah dengan
mempergunakah format-format pengolahan data.
Kegiatan yang dilakukan itu raenghasilkan
sejumlah
dokumen berupa
bahan usulan dan laporan-laporan
ke-gitan proyek
yang menjadi bahan penilaian kegiatan,
Itulah sebabnya teknik pengumpulan data yang diper
gunakan studi dokumentasi dilengkapi dengan hasil
wawancara terbatas dengan pejabat yang berwenang .
Sejumlah dokumen yang akan diteliti meliputi :
a) Uraian Kegiatan Operasional Proyek (UKOP) tahun
perencanaan 1984/85, 1985/86 , 1986/87, 1987/88.
b) Daftar Isian Proyek ( DIP ), tahun perencanaan
1984/85, 1985/86, 1986/87
c) Laporan Hasil Rapat Kerja Daerah ( Rakerda )
Kanwil Depdikbud Jawa Barat
d) Laporan Pelaksanaan Evaluasi Belajar Tahap Akhir
( EBTANAS )
SD,SMTP, SMTA
tahun 1985/86
e) Laporan Kegiatan Proyek setiap tahun Repelita IV
f) Data Statistik Pendidikan propinsi Jawa Barat.
g) Pembicaraan
dengan pejabat yang berwenang.
B. Analisis Data
Untuk memudahkan penelitian dan penganalisisan da
ta lapangan, dipergunakan model /
format-format peng
olahan da-ta. Untuk menentukan program-program mana
yang diprioritaskan, dipergunakan perhitungan dengan
72
alokasi dana dari tahun ke tahun yang dihitung dari
tahun pertama anggaran Repelita IV.
Penentuan
4ska-la prioritas program dengan membandingkan besar
kecil-nya dana untuk jenis program tertentu dari tahun ke
tahun. Makin besar persentase alokasi dana dari tahun
ke tahun untuk jenis program tertentu, berarti makin
diprioritaskan jenis program tersebut. Selanjutnya
un-skala prioritas dikategorikan ke dalam tiiga amacam
ka-tegori, yaitu sangat diprioritaskan, cukup. diprioritas
kan dan kurang diprioritaskan, dengan ketentuan ,sbb.:
Sangat diprioritaskan, apabila menunjukan kenaikan yang
konstan setiap tahun anggaran.
Cukup diprioritas, apabila menunjukan perubahan yang
tidak konstan,atau naik turun.
Kurang diprioritaskan, apabila ada tahun-tahun terten
tu tidak diprogram, meskipun pada tahun berikutnya me
nunjukkan kenaikan yang sangat berarti
Untuk kepentingan ini dipergunakan format pengo
Untuk menentukan kesesuaian antara usulan dengan
persetujuan, yaitu perbandingan
jenis program dan
alokasi dana yang terdapat pada UKOP dan DIP, diper
gunakan kriteria, sebagai berikut :
-Semakin
tercapai kondisi seimbang di antara UKOP
dan
DIP, berarti semakin
sesuai kondisi perencana
an dengan asumsi bahwa setiap persetujuan DIP
berdasarkan pada usulan
( UKOP ).
Untuk kepentingan penentuan atau pengolahan data ini
dipergunakan format sebagai berikut :
Tahun Pelak. sanaan Peren
c a n a a n
Besarnya vb,.aya yang diproyeksikan
84/85
R5/R6 1
86/87
87/881983 UKOP
1984 DIP UKOP
1985 DIP UKOP
1986 DIP UKOP
1987 DIP
i
Keterangan : UKOP, yaitu Uraian Kegitaan Operasional
Proyek sebagai pengganti DUP ( Daftar Usul
an Proyek )
DIP, yaitu Daftar Isian Proyek yang
7k
Cara untuk menentukan kesesuaian dilakukan
perhitung-persentase. dari sejumlah dana yang diusulkan,
bera-pa persen mendabera-patkan persetujuan dalam DIP.
Selanjutnya, bagaimana cara untuk menentukan
jenis program yang satu dengan lainnya menunjukan
adanya kesinambungan . Untuk ini perlu diperhatikan apakah program yang terdapat pada tahun perencanaan sebelumnya, dipogramkan kembali pada tahun berikut-nya. Di samping diperhatikan ada atau tidak adanya jenis program tertentu dari tahun ke tahun diperha tikan pula perubahan alokasi danan^a. Sekaligus deng an memperhatikan aspek kontinuitas ini, dapat melihat kecenderungan perkembangan program dari tahun ke ta
hun.
Seperti halnya dengan aspek prioritas, dalam
hal inipun penulis pergunakan tiga macam kategori untuk menilai baik, buruknya kondisi perkembangan
program.
Kategori baik jika jenis program itu tetap
ada dan menunjukan peningkatan dana. Kategori cu kup, jika jenis program itu tetap ada, tetapi tidak
menunjukkan peningkatan dana secara konstan, arti
nya turun naik.
Dan, kategori buruk, jika jenis
program tertentu menunjukkan ketidak teraturan, ar
tinya selama empat tahun anggaran, pada satu atau
dua tahun tidak direncanakan.
Untuk keperluan pengo
No. Program Doku
m e n
Tahun Perencanaan Kategori
84/85 85/86 86/87 87/88 B C K
4
i
UKOP
1
DIP
!
dstl
i
i
1
Keterangan : B
: Baik,
C :
Cukup,
K :
Kurang.
C. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini berkenaan dengan proses
perencanaan pendidikan di Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Barat. Sedang kan yang dijadikan sampel yaitu perencanaan pembangun an pendidikan di tingkat menengah atas ( SMA ) selama
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Setelah mempelajari data hasil penelitian dan
peng-kajian terhadap masalah yang diteliti, pada bagian ini
akan dikemukakan beberapa kesimpulan. Kesirapulan yang
akan ditarik terutama berkenaan dengan masalah yang
te-lah dikemukakan, yaitu :
1. Pada umumnya program atau tolok ukur yang disetujui
dalam DIP untuk tiga tahun perencanaan dalam
Repeli-ta IV mempunyai relevansi terhadap UKOP sebagai
usul-an yusul-ang diajukusul-an terutama yusul-ang menyusul-angkut program
perluasan kesempatan
belajar/daya tampung, sedang
kan untuk program lainnya yang menyangkut program
pe-ningkatan mutu, baik sarana maupun tenaga guru kurang
relevan
ditinjau dari jenis dan jumlah kegiatan.
2. Ditinjau dari segi biaya, pada umumnya anggaran untuk
tiga tahun perencanaan dalam Repelita IV, kurang re
levan antara DIP yang disetuji terhadap usulan dalam
UKOP berdasarkan kebutuhan yang diestimasikan dan
ke-bijakan Kanwil Depdikbud Jawa Barat.
Pemenuhan dana
untuk seluruh program dari tahun anggaran 1984/85,
1985/86, dan 1986/87 berturut-turut menunjukkan
penu-runan, yaitu : 4.548.656.000,- , 5.584.790.000,- dan
3.841.573.000,- sedangkan kebutuhan yang diestimasi
menunjukkan peningkatan, yaitu :
6.224.863.000,-11.948.361.000,- dan
12.777.854.000,-3. Ketidaksesuaian antara kebutuhan dengan anggaran yang
di-sediakan dalam DIP untuk program-program peningkatan SMA
di samping disebabkan oleh kondisi keuangan pemerintah,
juga terdapat perbedaan yang menyangkut; kemampuan
meng-estimasi anggaran, psrbedaan dalam kerangka fikir, dan
perbedaan kemampuan profesional dalam perencanaan antara
perangkat perencana tingkat daerah dan pusat.
4. Dalam pengimplementasian program-program dan anggaran
yang telah ditetapkan dalam DIP, ternyata belum seluruh
anggaran dapat direalisasikan atau dicairkan. Hal itu
terlihat dari jumlah SLAP rata-rata selama tiga tahun
masih sangat besar atau lebih dari 60 persen. Dengan
SIAP yang cukup besar ini, artinya efektivitas dan
efi-siensi penggunaan dana belum tercapai sesuai dengan
ha-rapan.
Sejumlah faktor penyebab antara lain kemampuan
profesional dalam manajemen proyek masih terbatas,
ke-serasian sistem dan kultur masyarakat belum menunjang.
5. Dengan anggaran yang makin minim dari tahun ke tahun
mempunyai implikasi atau dampak terhadap pencapaian
program yang telah ditetapkan, baik secara kuantitatif
132
terutama sekolah-sekolah swasta dengan besar kelas
me-lampaui norma yang berlaku.
Sedangkan dampak
kualita-tif cenderung terjadi penurunan, karena dengan anggaran
yang semakin kecil kualitas masukan seperti teAaga euxu,
sarana dan fasilitas pendidikan kurang mendapat pening
katan.
bm
Dengan demikian da pat dinilai bahwa perencanaan dan
imple-mentasinya belum'sesuai dengan yang diharapkan, karena
ba-nyak faktor yang masih menghambat baik yang bersumber dari
dalam ( internal ) lembaga Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa
Barat maupun yang bersumber dari luar ( ekternal ) lemba
ga. Beberapa indikator yang da pat dijadikan penghambat
antara lain menyangkut aspek : 1) Profesionalisasi, 2)
Kemampuan mengestimasi, 3) Mentalitas atau moral, 3)
Kul-tur atau budaya masyarakat yang belum menunjang sepenuhnya.
B. Rekoaendasi
Rekomendasi
yang perlu dikemukakan berkaitan dengan
hasil penelitian ini, antara lain :
1. Dengan minimnya anggaran yang tersedia, perlu adanya
penajaman prioritas, penyesuaian program dan usaha pe
ningkatan efisiensi baik secara kuantitatif maupun se
cara kualitatif.
Bersamaan dengan itu, peningkatan
2. Penerapan pendekatan sistem di lingkungan Depdikbud,
terutama di lingkungan Pendidikan Dasar dan Menengah
belum da pat dilakukan sebagaimana mestinya.
Hal ini
erat sekali dengan sifat pekerjaan ini yang menuntut
kemampuan analisis yang didukung dengan dengan sis
tem informasi yang fungsional.
Oleh karena itu per
lu dipikirkan usaha'peningkatan kemampuan/keteram
-pilan dan pengadaan unit sistem informasi, baik di
tingkat pusat, Kanwil propinsi dan Kandep-kandep.
Unit ini hendaknya dapat berfungsi menyediakan
ber-bagai informasi, baik informasi internal yang
men-cakup kekuatan dan kelemahan organisasi maupun in
formasi eksternal yang mencakup keadaan sosial,
eko-nomi, teknologi dan politik atau kebijakan
pemerin-tah.
Dengan demikian bagian perencanaan tidak
ter-fokus pada pengumpulan data, tetapi dapat berfungsi
leboh dari itu.
3. Rencana
proyek-proyek hendaknya berorientasi sesuai
dengan
tuntutan Kurikulum yang berlaku, baik dalam
perencanaan proyek-proyek fisik maupun nonfisik, ter
utama yang menyangkut program khusus B.
Sesuai deng
an Kebijaksanaan pembangunan
Jawa Barat, maka DIP
yang disediakan hendaknya berorientasi pada penyedia
-an tenaga kerja sesuai deng-an lap-ang-an kerja y-ang
134
4. Perlu dipikirkan upaya pengadaan Kerangka
Pengembang-an PendidikPengembang-an JPengembang-angka PPengembang-anjPengembang-ang atau semacam Renstra
di lingkungan Direktorat Pendidikan Menengah Urnum.
Dengan adanya Renstra, konsep program operasional
dan rencana operasional tahunan yang mencakup
kegi-atan-kegiatan sebagai tolok ukur dijabarkan dari
Renstra. Di samping itu, kemungkinan timbulnya
keke-liruan arah pengembangan pendidikan, prioritas pro
gram
dan penganggaran dapat dikurangi.
Perlu
di-ingat bahwa salah satu prinsip dalam perencanaan,
yaitu adanya kontinyuitas dalam pengembangan pro
-gram dari tahun ke tahun.
Dalam hubungan ini Rens
tra memberikan kemungkinan untuk mengembangkan
as-pek kontinyuitas program.
5. Meskipun penelitian ini lebih memfokuskan dmri ter
hadap hasil perencanaan yaitu rencana, tetapi tidak
dapat terlepas dari proses perencanaan. Dalam hal
ini konsep demokratisasi dalam pe ngambilan
keputus-an, menekankan pada proses bagaimana keputusan itu
dibuat, bukan sekedar ketepatan keputusan.
Apabila
konsep ini dilaksanakan, kasus adanya tolok ukur da
lam DIP tanpa usulan dari daerah tidak akan terjadi.
Dengan demikian keseimb-mgan rencana merupakan
6. Perlu adanya usaha ke arah penyempurnaan dalam
pe-nyusunan perencanaan tahunan terpadu di tingkat
Kanwil Propinsi yang menekankan perlunya perbaikan
dalam : a) Data dan informasi yang valid dan akurat,
b) Koordinasi intern dan ekstern, c) Kemampuan pro
fesional perangkat perencana terutama dalam
pen^usun-an program-program sesuai dengpen^usun-an prioritas, dpen^usun-an d)
Pelaksanaan monitoring implementasi
rencana. dan
program.
7. Keterlibatan para pengawas dalam menangani
proyek-proyek pembangunan perlu dipertimbangkan kembali.
Di samping tugas dan tanggungjawabnya selaku pembina
pendidikan atau Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM ) ter
hadap sekolah yang menjadi tanggungjawabnya yang su^
dah terlalu berat, ditambah kemampuan profesional
dalam hal manajemen proyek yang sangat terbatas.
Se-hubungan dengan itu, perlu kebijakan baru yang menyang
kut siapa yang tepat untuk mengelola atau menangani
proyek. Hal ini sangat penting agar jumlah SIAP yang
terlalu besar dapat ditekan sekecil mungkin.
8. Keterlibatan para Kepala Sekolah secara langsung dalam
perencanaan, pelaksanaan pembangunan pendidikan perlu
ditingkatkan, mengingat kedudukannya yang paling
136
sekolah..
Keterlibatan Kepala Sekolah dalam penyusunan
rencana akan membawa dampak positif terutama dalam pengem
bangan atau pembinaan kemampuan, kreativitas dan motivasi.
Di samping itu secara psikologis Kepala Sekolah merasa
dihargai, diakui eksistensinya sebagai penanggungjawab
di sekolahnya. Peranannya selaku penanggungjawab pendi
dikan di sekolahnya, menuntut adanya kemampuan dalam
pe-ngambilan keputusan, pemberian kesempatan turut berperan
serta dalam proses pengambilan keputusan, bukan hanya ber
peran sebagai pelaksana teknis.
Sampai saat ini Kepala
Sekolah peranannya hanya sebagai pelaksana teknis.
Namun
demlkian, apabila dalam kondisi seperti sekarang di mana
anggaran pembangunan tidak menggembirakan, Kepala Seko
lah dituntut untuk membantu meaanggulangi masalah
keku-rangan dana.
Karena itu tidak sedikit Kepala Sekolah
berperan dalam meningkatakan perolehan dana masyarakat
untuk pembinaan pendidikan melalui Badan Pembantu Pembi
naan Pendidikan ( BP3 ).
9. Upaya meningkatkan peran Kepala Sekolah dalam pelaksanaan
dan pengawasan
proyek-proyek pembangunan sangat
diperlu-kan, di samping pertimbangan teknis karena sehari-hari
se-ring ada di sekolah ( terutama pembangunan ruang kelas
ba-ru, laboratorium, bengkel kerja ), juga pertimbangan
10. Sangat dituntut adanya usaha ke arah peningkatan
efekti-vitas dan efisiensi dalam penggunaan anggaran dan penggu
naan sarana, fasilitas yang telah dibangun dan tersedia.
Peningkatan efisiensi dapat dilakukan baik dalam bentuk
efisiensi secara kuantitatif maupun efisiensi dalam ben
tuk kualitatif.
Dalam penggunaan anggaran DIP,
pencapai-an
efisiensi akan banyak ditentukan oleh pengawas
sela-ku pimpro, sedangkan dalam penggunaan sarana pendidikan
akan banyak tergantung dari para Kepala Sekolah sebagai
pengguna.
Tentu'saja pencapaian tujuan tersebut sangat
ditentukan oleh kecakapan, ketrampilan baik
teknis mau
pun manajerial.
Itulah sebabnya upaya peningkatan kemam
puan ataupengembangan personil baik secara formal maupun
non-formal, hendaknya diperhatikan. Melalui kegiatan pem binaan dan pengembangan personil diharapkan peningkatan
efisiensi, efektivitas, dan produktivitas pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Bennia, Warren, G.
ai.aj,., The Planning
<&
Change. 2nd.
Edition, Holt Rinehart & Winston, London, 1970
Beeby, C.E., Perencanaan dan Administrator Pendidikan.
( terjemahan oleh Istiwidayanti ), Bhratara,
Unes-co, Jakarta, 1984
Coombs, Phillip
A time for a. change
Qt
Strategy, dalam
C.E. Beeby ( editor ), Qualitative Aspects of
^dugatj,onal Planning, Unesco, Paris, IIEP, 1969
Dadang, Sulaeman, Sumbangan Kecerdasan. Motif
Bernresta-fii Sikajj Be la .for 3aji Kebfasaan Belalar terhadap
grggpaSi Belajar Akademik nara £igw£ SJ4A
&1
Jawa
Barat. ( Disertasi ), FPS IKIP Bandung, 1984^^
Davis, R.G., Planning. Education for Development,
Unesco,
Cambridge, Massachusetts, 1980
Depdikbud, Kurikulqm JL2SA SJ34 : Lafljiafiaji, Program dan Pe
ngembangan. Jakarta, 1984
Dror, Y., The Planning Process. International Review of
Administrative Science, Brussels,
Jilid 29. no 1
1969
'
Engkoswara, Menflta Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia
Tinggal Landas, IKIP Bandung, 1985
» Suatu. Perspektif Politik Pendidikan di Indonesia.
( Kertas Kerja ), IKIP Bandung, 1985
Fitz Gerald J., Fitz Gerald A.F., Stalling, W.D., Jr.,
Fundamental £f_ System Analysis. John Wiley & Sons,
New York, 1981
Hallak, J., Analislg Maya, d^n Pengeluaran untuk
Pendidik-an, ( terjemahan oleh Harso ), Bhratara, Unesco,
Jakarta, 1985
Hartley, H.J., Educational Planning Programming Budgeting,
A System Approach. Prentice-Hall Inc., Englewood
Cliffs, New-Jersey, 1968
Hoy, W.K., and Miskel, C.B., Educational Administration,
Random House, New York, 1978
Hussin, Perencanaan, Pendidikan Dengan Tekanan Pemerataan
Aspek kuantitatift Depdikbud, Jakarta, 1981
Immegart, Glenn, L., Aji Introduction £0. Systems f_o£ the
Educational Administration, Addison Wesley Publish
ing, Company, Massachusetts, 1972
Johnson, Kast, F.E., Rosenzweig, J.E., The Theory and Ma
nagement of Systems. McGrawHill-Book, Kogakusha,
Tokyo, 1973
Jujun, S., Sur.lasumantri. Sebuah Kumpulan Tulisan tentang
Pengelolaan Pendidikan Dasar ^a_n MenengahT Dir jen
Dikda8men, Depdikbud, Jakarta, 1977
, Kegunaan PPBS dan Contoh Peneranannva dalam Pengem
bangan. Pendidikan Tinggi di Indonesia f BP3K Dep dikbud, Jakarta, 1973
Kast, F.E., Rosenzweigh, Organization and Management. McGraw Hill-Book, Tokyo, 1973
Kaufman, R.A., Educational System Planningf Prentice-Hall, Inc., New York, 1972
Knezevich S.J., Fowlkes, Business Management to Local
School Systems. Harper & Brothers, Publisher, New
York, I960
Keputusan Menteri Pendidikan djin KebuadaYaan flo.. Q2.Q9/V/
1232,* tentang sj^teja aaa Metanisme Pereflganaan
la-hjinan Ternadu Rutin dan Pembangunan. Depdikbud, 1984
Mauren, w., Cost-Benefit Analysis in Educational Planning, Unesco, HEP, Paris, 1970
McManama, John, System Analysis for Effective School Admi nistration,, Parker Publishing Company, Inc., New-York, 1971
Murdick R., Ross J".E., Information System £or. Modern Ma
nagement. Prentice-Hall of India, New Delhi, 1983
Rilley, M.J., Management Information System. Kansas State
University, New York, 1981
Rencana Pembangunan Lima, Tahun. Keempa_t,
1984/85-1988/89,
140
Santoso, Hamijoyo, Dasar-dasar Perencanaan Pendidikanf
Depdikbud, Jakarta, 1978
Shrode W.A., Voich D., Organization and Management; Ba
sic System Concents. Florida State University,
1974
Suchman, Edward A., Evaluation Research. Principles and
Practice in Public Service 8< Social Action Prog
ram. Russell Sagn Foundation, New York, 1967
Sutisna, Oteng, Administrasi Pendidikan. Dasar Teoritis
untuk Praktek Profesional. Angkasa, 1983
Tilaar H.A.R., Pembiavaan Pendidikan. IKIP Jakarta, 1971
Winardi, Teori Sistem d^n Analisa SistemT Karya Nusantara
Bandung, 1980
Wongkar, B., Studi tentang, Proges, Pelaksanaan S_P4_ dj. IKIP
Maaad^, ( Tesis ) FPS IKIP Bandung, 1983
Zymelman, Manuel, Pembiavaan dan Efisiensi dalam Pendidik
an ( Terjemahan oleh BP3K ) Depdikbud, Jakarta.
1975
Sumber Lain
Dokumen Uraian Kegiatan Operasional Proyek (UKOP) Tahun
1984/85, 1985/86, 1986/87, 1987/88
Dokumen Daftar Isian Proyek (DIP), Tahun 1984/85. 1985/86,
1986/87
Laporan Hasil Rapat Kerja Daerah ( Rakerda ) , Kanwil Dep
dikbud Jawa Barat, tahun 1985
Laporan Hasil Pelaksanaan Evaluasi Belajar Tahap Akhir