• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TENTANG KECERDASAN SOSIAL MAHASISWA DALAM PELATIHAN MANAJEMEN KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF :Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif Pada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahua

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN TENTANG KECERDASAN SOSIAL MAHASISWA DALAM PELATIHAN MANAJEMEN KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF :Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif Pada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahua"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Darmayani, 2013

Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif Pada Jurusan PKN FPIPS UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

KAJIAN TENTANG KECERDASAN SOSIAL MAHASISWA DALAM

PELATIHAN MANAJEMEN KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF

(Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa yang Efektif Pada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh

Darmayani

0803058

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013

(2)

Darmayani, 2013

Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa yang Efektif Pada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia)” ini beserta isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhaddap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Februari 2013 Yang membuat pernyataan,

(3)

Darmayani, 2013

Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif Pada Jurusan PKN FPIPS UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu HALAMAN PENGESAHAN

KAJIAN TENTANG KECERDASAN SOSIAL MAHASISWA DALAM

PELATIHAN MANAJEMEN KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF

(Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa yang Efektif Pada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia)

Oleh

Darmayani

0803058

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed NIP. 19360820 198803 1 001

Pembimbing II

Dr. Prayoga Bestari, M.Si NIP. 19750414 200501 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

(4)

Darmayani, 2013

Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif Skripsi ini telah diuji pada :

Hari/tanggal : Kamis, 28 Februari 2013

Tempat : Ruang Sidang Lantai 2 Gedung FPIPS

Panitia ujian :

1. Ketua :

Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekretaris :

Syaifullah, S.Pd.,M.Si NIP. 19721112 199903 1 001

3. Penguji :

3.1

Drs. Rahmat, M.Si NIP. 19580915 198603 1 003

3.2

Dra. Iim Siti Masyitoh, M.Si NIP. 19750414 200501 1 001

3.3

(5)

Darmayani, 2013

Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif Pada Jurusan PKN FPIPS UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Darmayani (0803058). Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap

Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif Pada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia)

Kecerdasan sosial (social intelligent) merupakan salah satu aspek yang harus dimiliki oleh mahasiswa disamping kemampuan akademis. Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu jurusan yang konsen terhadap pembentukan watak dan karakter mahasiswa, salah satunya pengembangan kepemimpinan mahasiswa. Pentingnya kecerdasan sosial dimiliki oleh mahasiswa, membuat Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan rutin melaksanakan kegiatan Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa yang Efektif setiap tahunnya guna membekali mahasiswa dengan bebagai kemampuan sebagai seorang pemimpin.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Penulis mengambil lokasi penelitian di Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia dengan objek penelitian terdiri dari mahasiswa Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan yang telah mengikuti kegiatan pelatihan manajemen kepemimpinan yang efektif, instruktur kegiatan LKM, dan Pembina Kemahasiswaan Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) kecerdasan sosial yang dikembangkan dalam kegiatan pelatihan manajemen kepemimpinan yang efektif meliputi kemampuan memecahkan masalah (clarity), kemampuan untuk saling memahami karakteristik individu (social insight), kecerdasan berempati, kepekaan sosial (social sensivity), meningkatkan kerjasama, kemampuan membaca dan memahami sittuasi (situational awareness), mengembangkan kejujuran (authenticity), serta melatih kemampuan bertutur kata secara komunikatif (social communication). (2) Pola yang digunakan dalam Kegiatan Pelatihan Manajemen Kepemimpinan yang Efektif dilakukan melalui konsep outbond yang berisi berbagai permainan atau simulasi seperti flying fox, turun tebing (refling), pipa & ball dan lain-lain yang dilaksanakan secara sistematis, dan (3) Kegiatan ini mendapat respon positif dari mahasiswa, karena memiliki berbagai manfaat terutama dalam meningkatkan kemampuan interpersonal mahasiswa.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

1. Tujuan Umum ... 10

2. Tujuan Khusus ... 11

D. Kegunaan Penelitian ... 11

1. Secara Teoretis ... 11

2. Secara Praktis ... 11

E. Penjelasan Istilah ... 12

F. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 12

1. Subjek Penelitian ... 12

2. Lokasi Penelitian ... 13

G. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 14

A. Tinjauan tentang Kecerdasan Sosial ... 14

1. Pengertian Kecerdasan Sosial ... 14

2. Dimensi Kecerdasan Sosial ... 16

B. Tinjauan tentang Kepemimpinan ... 21

1. Pengertian Kepemimpinan ... 21

2. Fungsi dan Tipe Kepemimpinan ... 25

a. Fungsi Kepemimpinan ... 25

b. Tipe Kepemimpinan ... 28

3. Ciri-Ciri Pemimpin ... 31

4. Perbedaan Pemimpin dengan Pimpinan ... 32

5. Kaderisasi Kepemimpinan ... 33

C. Tinjauan tentang Manajemen Kepemimpinan yang Efektif ... 38

1. Pengertian Manajemen Kepemimpinan ... 38

2. Ciri dan Efektivitas Manajerial ... 40

3. Keterampilan Manajerial yang Efektif ... 44

4. Esensi Dari Kepemimpinan yang Efektif... 45

D. Tinjauan tentang Pelatihan Manajemen Kepemimpinan ... 46

1. Program Pelatihan Kepemimpinan ... 46

2. Teknik Khusus Pelatihan Kepemimpinan ... 48

(7)

Darmayani, 2013

Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 54

A. Metode Penelitian ... 54

B. Teknik Pengumpulan Data ... 55

1. Wawancara ... 55

2. Observasi ... 56

3. Studi Dokumentasi ... 57

4. Studi Literatur ... 58

C. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 58

D. Validitas Data ... 59

1. Memperpanjang masa observasi ... 60

2. Pengamatan yang terus menerus ... 60

3. Triangulasi ... 60

4. Menggunakan bahan referensi ... 62

5. Melakukan member check ... 62

E. Tahap-Tahap Penelitian ... 63

1. Tahap pra penelitian ... 63

2. Tahap pelaksanakan penelitian ... 63

3. Tahap pengolahan dan analisis data ... 64

F. Jadwal Penelitian ... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 68

1. Profil Jurusan PKn FPIPS UPI ... 68

2. Visi dan Misi Jurusan PKn FPIPS UPI ... 71

3. Struktur Organisasi Jurusan PKn FPIPS UPI ... 71

4. Profil Dosen Jurusan PKn FPIPS UPI ... 72

5. Profil Kegiatan Kemahasiswaan Jurusan PKn FPIPS UPI ... 73

6. Pelatihan Manajemen Kepemimpinan yang Efektif ... 75

B. Gambaran Hasil Penelitian ... 76

1. Kecerdasan Sosial yang Dikembangkan dalam Kegiatan Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa yang Efektif ... 76

2. Pola Pengembangan Kecerdasan Sosial Mahasiswa dalam Kegiatan Pelatihan Manajemen Kepemimpinan yang Efektif ... 78

3. Pandangan Mahasiswa mengenai Kegiatan Pelatihan Manajemen Kepemimpinan sebagai Sarana Pengembangan Kecerdasan Sosial Mahasiswa ... 84

C. Analisis Hasil Penelitian ... 87

1. Kecerdasan Sosial yang Dikembangkan dalam Kegiatan Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa yang Efektif ... 87

2. Pola Pengembangan Kecerdasan Sosial Mahasiswa dalam Kegiatan Pelatihan Manajemen Kepemimpinan yang Efektif ... 93

(8)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 103

1. Kesimpulan Umum ... 103

2. Kesimpulan Khusus ... 103

B. Rekomendasi ... 105

1. Untuk Jurusan PKn ... 105

2. Untuk Pengurus HMCH ... 105

3. Untuk Peserta LKM ... 106

4. Untuk Mahasiswa PKn ... 106

5. Untuk Peneliti Selanjutnya ... 106

(9)

Darmayani, 2013

Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Peserta Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa

Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan ... 7

Tabel 1.2 Deskripsi Perubahan Kecerdasan Mahasiswa Sebelum dan Sesudah Mengikuti LKM ... 8

Tabel 2.1 Kondisi Pelatihan Yang Berhasil ... 48

Tabel 2.2 Aktivitas Untuk Memudahkan Pengembangan Kepemimpinan ... 53

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 67

Tabel 4.1 Harapan Mahasiswa Setelah Mengikuti Kegiatan Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif ... 77

Tabel 4.2 Paket Outbond Event/Training ... 80

Tabel 4.3 Paket Outbond Anak Sekolah & Dewasa ... 81

Tabel 4.4 Paket Outbond Anak ... 81

Tabel 4.5 Permainan dan Tujuan yang Ingin Dicapai ... 83

Tabel 4.6 Peserta Kegiatan Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif ... 84

Tabel 4.7 Triangulasi dengan Tiga Sumber Data ... 88

Tabel 4.8 Tiangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data ... 94

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Keseimbangan Fungsi Manajemen ... 39

Gambar 3.1 Triangulasi dengan Tiga Sumber Data ... 61

Gambar 3.2 Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data ... 61

(11)

1

Darmayani, 2013

Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif Pada Jurusan PKN FPIPS UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini banyak terjadi berbagai permasalahan yang melanda bangsa Indonesia, konflik antar suku, egoisme warganegara, lunturnya budaya tolong-menolong, semakin menipisnya kepedulian terhadap sesama, serta semakin meningkatnya kebanggaan kesukuan yang hanya peduli terhadap daerah/suku nya sendiri tanpa memperdulikan terhadap kepentingan nasional. Hal itu merupakan salah satu akibat dari tidak dimilikinya kecerdasan sosial oleh warganegara yakni tidak dimilikinya kemampuan untuk melakukan hubungan dan interaksi dengan sesama anggota masyarakat.

Masyarakat Indonesia pada khususnya dan masyarakat dunia pada umumnya saat ini banyak yang enggan untuk berhubungan dengan orang yang berbeda kasta, baik dilihat dari segi jabatan, kekayaan, perbedaan adat-istiadat, suku bangsa, dan agama. Pendikotomian hubungan tersebut membuat semakin tumbuhnya sikap individualistik dikalangan warganegara. Seyogyanya sebagai seorang manusia yang berbudi pekerti, berpengetahuan dan lahir dinegara yang terkenal dengan sikap ramah-tamah dan gotong-royong hal itu tidak seharusnya terjadi.

Pada dasarnya semua manusia terlahir sebagai seorang pemimpin, baik itu bagi dirinya sendiri mupun pemimpin bagi orang lain. Sebagai seorang pemimpin sudah barang tentu manusia harus memiliki karakter pemimpin dan memiliki berbagai kemampuan kepemimpinan. Geofrey G Meredith (2000:24) mengemukakan beberapa ciri umum yang terdapat pada seorang pemimpin, antara lain sebagai berikut :

1. Mengerti kebutuhan, tujuan-tujuan, nilai-nilai, batas-batas dan kemampuan mereka sendiri. Pengertian dan pengetahuan tentang diri sendiri ini merupakan suatu prasyarat yang diperlukan untuk hubungan yang baik dengan orang lain.

2. Peka terhadap kebutuhan orang lain.

(12)

2

Darmayani, 2013

Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif

3. Memiliki kemampuan untk menerima dan menghargaib nilai-nilai dan gaya hidup yang berlainan.

4. Memiliki kemampuan dan kesediaan untuk berhubungan dengan orang-orang yang sama sekali berbeda dengannya.

Dari pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa sebagai seorang pemimpin maka harus memiliki berbagai kemampuan, terutama kemampuan untuk dalat memahami lingkungan, dalam hal ini adalah lingkungan masyarakat serta memiliki kemampuan berhubungan dengan orang lain. Mahasiswa selalu disebut sebagai calon pemimpin masa depan karena memiliki tingkat intelektualitas dan kompetensi tinggi. Mahasiswa sebagai golongan masyarakat elit memiliki perspektif luas untuk bergerak diseluruh aspek kehidupan serta memiliki peran dan tanggung jawab strategis sebagai pewaris utama perjuangan bangsa maupun tanggung jawab profesional yang dipersiapkan untuk menjadi ahli dalam bidang-bidang tertentu agar dapat berperan aktif dalam proses pembangunan.

Dalam prosesnya mahasiswa memiliki banyak celah untuk mengembangkan kompetensi dirinya, dalam arti tidak hanya mengikuti perkuliahan di kelas saja. Mahasiswa memiliki waktu luang yang banyak untuk menimba ilmu dilingkungan yang lain, misalnya dengan mengikuti seminar-seminar (nasional dan internasional), bergabung dalam organisasi kemahasiswaan, serta mengikuti berbagai pelatihan kepemimpinan.

Mahasiswa merupakan masyarakat cendekiawan yang nantinya akan hidup berdampingan dengan masyarakat. Untuk dapat hidup dalam dunia nyata (masyarakat) mahasiswa harus memiliki kemampuan sosial yang tinggi karena sebagaimana kita ketahui bahwa masyarakat Indonesia pada khususnya adalah masyarakat yang multikultural dengan berbagai karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sebagai calon pemimpin di masa depan mahasiswa harus dibekali dengan kecerdasan sosial (social intelligent) agar dapat hidup dan beradaptasi dengan lingkungannya.

(13)

3

Darmayani, 2013

Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif Pada Jurusan PKN FPIPS UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

fungsi jiwa sebagai perangkat internal diri yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada di balik kenyataan apa adanya ini.

Untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan tersebut, mahasiswa dapat mengikuti berbagai seminar atau pelatihan-pelatihan manajemen kepemimpinan. Dalam kegiatan tersebut mahasiswa dapat mengetahui, memahami dan belajar mengenai sikap seperti apa yang harus dimiliki sebagai seorang pemimpin karena pada dasarnya manusia dibumi ini bertindak sebagai khalifah (pemimpin) minimum untuk dirinya sendiri.

Sebagaimana Rinaldy (tersedia dalam www.infonarkoba.com) menjelaskan bahwa komponen penting dalam membangun kecerdasan sosial (social intelegence) adalah komunikasi dan pendidikan. Kecerdasan sosial adalah

kematangan kesadaran pikiran dan budi pekerti untuk berperan secara sosial dalam kelompok atau masyarakat yang mana dewasa ini kecerdasan sosial bersama jati diri yang kuat dan kendali diri yang stabil sangat menunjang perkembangan dan peningkatan karir individu di masyarakat, lembaga atau perusahaan.

Kecerdasan sosial mahasiswa merupakan hal yang saat ini terus-menerus ditingkatkan baik itu oleh mahasiswa, organisasi kemahasiswaan, maupun oleh perguruan tinggi tempat mahasiswa tersebut mengenyam pendidikan. Perlunya kemampuan beradaptasi atau yang lebih dikenal dengan kecerdasan sosial bagi mahasiswa adalah karena mahasiswa merupakan kader bangsa yang disiapkan untuk dapat menjadi pencerah dalam kehidupan masyarakat ketika ia menyelesaikan studinya di perguruan tinggi tersebut.

(14)

4

Darmayani, 2013

Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif

Pasal 5 Kepmendikbud Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan menjelaskan bahwa fungsi daripada organisasi kemahasiswaan adalah sebagai sarana dan wadah :

1. Perwakilan mahasiswa tingkat perguruan tinggi untuk menampung dan menyalurkan aspirasi mahasiswa, menetapkan garis-garis besar program dan kegiatan kemahasiswaan.

2. Pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan. 3. Komunikasi antar mahasiswa.

4. Pengembangan potensi jatidiri mahasiswa sebagai insan akademis, calon ilmuwan dan intelektual yang berguna di masa depan.

5. Pengembangan pelatihan keterampilan organisasi, manajemen dan kepemimpinan mahasiswa.

6. Pembinaan dan pengembangan kader-kader bangsa yang berpotensi dalam melanjutkan kesinambungan pembangunan nasional.

7. Untuk memelihara dan mengembangkan ilmu dan teknologi yang dilandasi oleh norma-norma agama, akademis, etika, moral, dan wawasan kebangsaan.

Pentingnya sifat dan sikap kepemimpinan bukan hanya menjadi tanggungjawab organisasi kemahasiswaan, akan tetapi merupakan tanggung jawab penyelenggara pendidikan (perguruan tinggi). Sebagaimana tertuang dalam Pasal 1 ayat 2 Kepmendikbud Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan bahwa tujuan daripada pendidikan tinggi adalah :

a. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian.

b. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

(15)

5

Darmayani, 2013

Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif Pada Jurusan PKN FPIPS UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dapat menyebarluaskan pengetahuan, mahasiswa tidak hanya harus memiliki ilmu pengetahuan secara akademik saja, akan tetapi harus dibekali dengan kemampuan bersosialisasi dengan masyarakat yang mana hal tersebut merupakan salah satub aspek dalam kepemimpinan.

Kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain dewasa ini dikenal dengan kecerdasan sosial. Menurut Suean Robinson Ambron dalam Syamsu Yusuf (2004:123) kecerdasan sosial erat kaitannya dengan kata “sosialisasi”, ia mengartikan bahwa sosialisasi sebagai proses belajar yang membimbing seseorang ke arah perkembangan kepribadian sosial sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan efektif.

Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu jurusan di Universitas Pendidikan Indonesia yang mana merupakan salah satu jurusan yang konsen dalam melakukan pelatihan manajemen kepemimpinan bagi mahasiswa. Tujuan daripada kegiatan tersebut adalah untuk membentuk dan menanamkan sikap kepemimpinan pada diri mahasiswa sehingga ia akan siap ketika lulus kuliah dan menghadapi kehidupan di masyarakat serta sebagai upaya meningkatkan kecerdasan sosial mahasiswa.

(16)

6

Darmayani, 2013

Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif

Tabel 1.1

Data Peserta Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

No Keterangan Jumlah Mahasiswa Persentase

LKM I LKM II LKM I LKM II

1 Mahasiswa yang mengikuti LKM 29 Orang 30 Orang 6.7 % 7.1 % 2 Mahasiswa yang tidak mengikuti

LKM

432 Orang 424 Orang 93.3 % 92.9 %

Jumlah 461 Orang 454 Orang 100 % 100 %

Sumber : Data Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan (2011)

Dari data diatas dapat dijelaskan bahwa mahasiswa yang mengikuti kegiatan pelatihan manajemen kepemimpinan mahasiswa Jurusan Kewarganegaraan merupakan perwakilan dari setiap kelas, dimana setiap kelas terdiri dari lima orang. Peserta kegiatan tersebut diambil dari dua angkatan terakhir dan pengurus himpunan. LKM angkatan pertama berasal dari angkatan 2008, 2009 serta pengurus Himpunan 2009/2010, sedangkan untuk LKM angkatan kedua diambil dari angkatan 2009, 2010 serta pengurus Himpunan periode 2010/2011.

Berdasarkan hasil pra penelitian diperoleh informasi bahwa kemampuan sosial mahasiswa yang ikut pelatihan manajemen kepemimpinan meningkat secara signifikan, terutama dalam kemampuan bekerjasama, berkelompok dan manajemen organisasi. Adapun perubahan perilaku kecerdasan sosial sebelum dan setelah mengikuti LKM dapat dijelaskan pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.2

Deskripsi Perubahan Kecerdasan Mahasiswa Sebelum dan Sesudah Mengikuti LKM

No Jumlah

Peserta

Tingkat Kecerdasan Sosial Persentase

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

B KB B KB B KB B KB

1 29 Orang 25 Org 4 Org 28 Org 1 Org 84 % 16 % 96 % 4 % 2 30 Orang 21 Org 9 Org 30 Org - 70 % 30 % 100 % - Sumber : diolah oleh peneliti berdasarkan pengamatan dan wawancara (2012)

(17)

7

Darmayani, 2013

Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif Pada Jurusan PKN FPIPS UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Data diatas menjelaskan tentang tingkat kecerdasan sosial mahasiswa yang mengikuti latihan kepemimpinan mahasiswa yang diselenggarakan oleh Pembina Kemahasiswaan Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Tingkat kecerdasan sosial mahasiswa di spesifikasikan berdasarkan hasil wawancara, dimana diperoleh informasi bahwa yang mengikuti kegiatan LKM tersebut berasal dari mahasiswa dengan kecerdasan sosial yang baik (B) dan kurang baik (KB) dilihat berdasarkan keseharian mahasiswa tersebut selama kuliah dan berhubungan dengan mahasiswa lainnya.

Mahasiswa yang memiliki kecerdasan sosial yang baik (B) dilihat dari cara ia beraktivitas, baik dalam kuliah maupun dalam berorganisasi di HMCH. Mahasiswa dengan tingkat kecerdasan sosial yang baik (B) adalah mahasiswa yang mampu bekerjasama dalam kelompok mahasiswa, mempunyai kemampuan berkomunikasi dan interaksi yang baik, mampu mengelola emosi, mementingkan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi/golongan (kelas), mampu menempatkan diri dalam setiap situasi dan kondisi, serta saling menghormati dan menghargai antar sesama mahasiswa tanpa memandang angkatan.

Mahasiswa yang termasuk dalam kategori dengan tingkat kecerdasan sosial yang kurang baik (KB), nampak dalam sikap dan perilakunya sehari-hari yaitu memiliki kemampuan berkomunikasi yang kurang baik, kurang berani mengemukakan pendapat, tidak mampu berhubungan baik dengan orang lain, lebih mementingkan kepentingan pribadi/golongan (kelas) daripada kepentingan bersama, tidak mampu menempatkan diri dalam situasi dan kondisi, serta kurangnya rasa saling menghormati dan menghargai antar sesama.

Melihat data dan fakta yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti sejauh mana peran pelatihan manajemen kepemimpinan dalam mengembangkan kecerdasan sosial mahasiswa Karena itu, penulis mengangkat permasalahan tersebut kedalam suatu penelitian dengan judul Kajian Tentang

Kecerdasan Sosial Mahasiswa dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan

yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan

(18)

8

Darmayani, 2013

Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan diatas, maka yang menjadi fokus permasalahan dalam skripsi ini adalah “bagaiamana mengembangkan kecerdasan sosial melalui pelatihan manajemen kepemimpinan yang efektif?”. Mengingat luasnya kajian permasalahan, maka penulis membatasi masalah kedalam beberapa rumusan, antara lain:

1. Kecerdasan sosial apakah yang dikembangkan dalam kegiatan pelatihan manajemen kepemimpinan yang efektif?.

2. Pola seperti apakah yang diterapkan dalam kegiatan pelatihan manajemen kepemimpinan yang efektif untuk mengembangkan kecerdasan sosial mahasiswa?.

3. Bagaimana pandangan mahasiswa mengenai kegiatan pelatihan manajemen kepemimpinan sebagai sarana untuk mengembangkan kecerdasan sosial mahasiswa?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memperoleh data mengenai pengembangan kecerdasan sosial mahasiswa melalui pelatihan manajemen kepemimpinan yang efektif.

2. Tujuan Khusus

Selain tujuan umum, penelitian ini juga memiliki tujuan yang lebih khusus antara lain:

a. Untuk mengetahui kecerdasan sosial yang dikembangkan dalam kegiatan pelatihan manajemen kepemimpinan yang efektif.

b. Untuk mengetahui pola pelatihan yang diterapkan dalam kegiatan pelatihan manajemen kepemimpinan yang efektif.

(19)

9

Darmayani, 2013

Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif Pada Jurusan PKN FPIPS UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

D. Kegunaan Penelitian

1. Secara teoretis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan keilmuan dalam bidang pendidikan kewarganegaraan, khususnya segi Ilmu Kewarganegaraan.

2. Secara praktis

a. Diketahuinya kecerdasan sosial yang dikembangkan dalam kegiatan pelatihan manajemen kepemimpinan yang efektif.

b. Diketahuinya pola pelatihan yang diterapkan dalam kegiatan pelatihan manajemen kepemimpinan yang efektif.

c. Diketahuinya pandangan mahasiswa mengenai kegiatan pelatihan manajemen kepemimpinan sebagai sarana untuk mengembangkan kecerdasan sosial mahasiswa.

E. Penjelasan Istilah

1. Mahasiswa : yang dimaksud mahasiswa dalam penelitian ini adalah mahasiswa lulusan Pelatihan Manajemen Kepemimpinan yang Efektif Jurusan Pendidikan Kewargenagaraan Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Kecerdasan sosial : yang dimaksud kecerdasan sosial dalam penelitian ini adalah kemampuan kepemimpinan mahasiswa untuk berinteraksi dan bekerjasama dengan mahasiswa lainnya.

3. Pola pelatihan : yang dimaksud pola pelatihan dalam penelitian ini adalah prosedur pelaksanaan kegiatan pelatihan manajemen kepemimpinan yang efketif.

(20)

10

Darmayani, 2013

Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif

F. Objek dan Lokasi Penelitian

1. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan yang telah mengikuti kegiatan pelatihan manajemen kepemimpinan yang efektif, Pembina Kemahasiswaan Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dan Instruktur Kegiatan LKM.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian terletak di Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung Jawa Barat. Pemilihan Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia sebagai lokasi penelitian karena Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan telah dan akan melakukan kegiatan pelatihan manajemen kepemimpinan yang efektif dalam rangka mengembangkan kecerdasan sosial mahasiswa Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan didalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini diuraikan dokumen- dokumen atau data-data yang berkaitan dengan penelitian serta teori-teori yang mendukung penelitian penulis.

(21)

11

Darmayani, 2013

Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif Pada Jurusan PKN FPIPS UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pada bab ini penulis menjelaskan metodologi penelitian, teknik pengumpulan data, serta tahapan penelitian yang digunakan dalam penelitian.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

Pada bab ini penulis menganalisis hasil temuan data tentang pengembangan kecerdasan sosial mahasiswa melalui pelatihan manajemen yang efektif.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(22)

44

Darmayani, 2013

Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena menghasilkan data deskriptif berdasarkan hasil analisa terhadap keterangan dan perilaku objek penelitian. Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2000:3) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. Penelitian kualitatif bertumpu pada latar belakang alamiah secara holistik, memposisikan manusia sebagai alat penelitian, melakukan analisis data secara induktif, lebih mementingkan proses daripada hasil serta hasil penelitian yang dilakukan disepakati oleh peneliti dan subjek penelitian.

Metode yang digunakan oleh penulis adalah metode studi kasus. Menurut Endang Danial (2009:63) metode studi kasus merupakan metode yang intensif dan teliti tentang pengungkapan latar belakang, status, dan interaksi lingkungan terhadap individu, kelompok, instiusi dan komunitas masyarakat tertentu. Metode ini akan melahirkan karakteristik tertentu yang khas dari kajiannya. Sesuai dengan metode penelitian tersebut maka penelitian ini berusaha untuk mendapatkan gambaran real mengenai peran pelatihan manajemen kepemimpinan yang efektif dalam mengembangkan kecerdasan sosial mahasiswa Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia.

Dalam penelitian kualitatif instrumen utama adalah penulis sendiri yang terjun langsung ke lapangan untuk mencari informasi melalui observasi dan wawancara. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Moleong (2000:132) bahwa:

“bagi peneliti kualitatif manusia adalah instrumen utama karena ia menjadi segala bagi keseluruhan proses penelitian. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor penelitiannya”.

(23)

45

Darmayani, 2013

Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif Pada Jurusan PKN FPIPS UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dengan demikian penulis lebih leluasa dalan mencari informasi dan data yang terperinci dari subjek penelitian tentang berbagai hal yang diperlukan dalam penelitian yang sedang dilaksanakan.

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan studi dokumentasi.

1. Wawancara

Menurut Moleong (2000:135) wawancara adalah “percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”. Tujuan wawancara menurut Nasution (1996:73) adalah untuk “mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya tentang dunia, yaitu hal-hal yang tidak dapat kita ketahui melalui observasi.

Melalui wawancara ini diharapkan dapat diperoleh bentuk-bentuk informasi dari semua responden dengan bentuk dan ciri yang khas pada setiap responden. Oleh sebab itu, maka metode ini memungkinkan pihak yang diwawancarai diberi kebebasan untuk menggunakan istilah-istilah (kosakata) yang lazim digunakan oleh pihak yang diwawancarai, sehingga proses wawancara tidak kaku.

2. Observasi

(24)

46

Darmayani, 2013

Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif

Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap tindakan atau perilaku yang dijadikan fokus penelitian. Sebagaimana Nazir (1988:65) mengemukakan bahwa

“metode observasi adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah”.

Data observasi diharapkan lebih faktual mengenai situasi dan kondisi kegiatan penelitian di lapangan. Menurut M.Q. Patton dalam Nasution (1996:59) manfaat data observasi adalah sebagai berikut:

a. Dengan berada di lapangan peneliti lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi, jdai ia dapat memperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh.

b. Pengalaman langsung memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dapat dipengaruhi oleh konsep-konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery.

c. Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau yang tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap “biasa” dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara.

d. Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.

e. Peneliti dapat menemukan hal-hal di luar persepsi responden sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.

f. Dalam lapangan peneliti tidak hanya dapat mengadakan pengamatan sehingga akan tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, misalnya merasakan situasi sosial.

(25)

47

Darmayani, 2013

Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif Pada Jurusan PKN FPIPS UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 3. Studi Dokumentasi

Data dalam penelitian kualitatif seringkali diperoleh dari sumber manusia melalui observasi dan wawancara. Akan tetapi ada pula data yang bersumber dari dokumen dan seringkali data dokumen kurang dimanfaatkan. Endang Danial (2009:79) menjelaskan bahwa studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, sperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penduduk; grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dsb..

Arikunto (1998:236) yang mengatakan bahwa “metode dokumentasi merupakan salah satu cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya”. Data yang diperoleh dari studi dokumen dapat menjadi narasumber bagi peneliti selain wawancara dan observasi.

4. Studi Literatur

Studi literatur merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh peneliti dengan cara membaca, mengkaji dan mempelajari buku-buku atau sumber-sumber lain yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas. Menurut Kartono (1996:33) studi literatur adalah teknik penelitian yang dapat berupa informasi-informasi data-data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti yang didapat dari buku-buku, majalah, naskah-naskah, kisah sejarah, dokumentasi-dokumentasi dan lain-lain. Studi literatur dimaksudkan untuk memperolah data teoritis yang sekiranya dapat mendukung kebenaran data yang diperoleh melalui penelitian dan dapat menunjang hasil dari penelitian tersebut.

C. Subjek dan Lokasi Penelitian

(26)

48

Darmayani, 2013

Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif manajemen kepemimpinan yang efektif, Pembina Kemahasiswaan Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dan Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan.

Nasution (1996:32) mengungkapkan bahwa:

Dalam penelitian kualitatif yang dijadikan sampel hanyalah sumber yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa, manusia, situasi yang diobservasi. Sering sampel dipilih secara “purposive” bertalian dengan purpose atau tujuan tertentu. Sering pula responden diminta untuk menunjuk orang lain yang dapat memberikan informasi kemudian responden ini diminta pula menunjuk orang lain dan seterusnya. Cara ini lajim disebut “snowball sampling” yang dilakukan secara serial atau berurutan.

Berdasarkan pedapat Nasution diatas, dapat dijelaskan bahwa subjek penelitian kualitatif adalah pihak-pihak yang dapat memberikan informasi yang bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti. Hal senada diungkapan oleh Moleong (2000:165) yang menyatakan bahwa “pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak tetapi sampel bertujuan (purpose sample)”.

Berdasarkan uraian diatas, maka subjek penelitian yang akan diteliti ditentukan langsung oleh peneliti berkaitan dengan masalah serta tujuan penelitian. Penentuan sampel dianggap telah memadai jika telah sampai pada ketentuan atau batas informasi yang ingin diperoleh.

D. Validitas Data

Hasil penelitian kualitatif seringkali diragukan karena dianggap tidak memenuhi syarat validitas dan reabilitas, oleh sebab itu ada cara-cara memperoleh tingkat kepercayaan yang dapat digunakan untuk memenuhi kriteria kredibilitas (validitas internal). Menurut Nasution (1996: 114-118) cara yang dapat dilakukan untuk mengusahakan agar kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya yaitu antara lain:

1. Memperpanjang masa observasi

(27)

49

Darmayani, 2013

Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif Pada Jurusan PKN FPIPS UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

disana, dengan cara mengenal kebiasaan yang ada dan mengecek kebenaran informasi guna memperoleh data dan informasi yang valid yang diperlukan dalam penelitian ini.

2. Pengamatan yang terus menerus

Dengan pengamatan yang dilakukan secara terus menerus atau kontinu peneliti dapat memperhatikan sesuatu secara lebih cermat, terinci dan mendalam. Melalui pengamatan yang kontinu peneliti akan dapat memberikan deskripsi yang terinci mengenai apa yang sedang diamatinya, yang berkaitan dengan kajian kecerdasan sosial mahasiswa melalui pelatihan manajemen kepemimpinan mahasiswa yang efektif.

3. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2008:330). Dalam penelitian ini, triangulasi data dilakukan adalah tiga macam, yakni triangulasi berdasarkan sumber data, triangulasi berdasarkan teknik pengumpulan data serta triangulasi berdasarkan waktu pengumpulan data. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2009:372) bahwa dalam pengujian kredibilitas terdapat berbagai sumber, berbagai cara dan berbagai waktu. Berikut ini adalah bagan triangulasi sumber, triangulasi cara, dan triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini.

Gambar 3.1

Triangulasi dengan Tiga Sumber Data

Ketua Jurusan PKn Mahasiswa yang telah

mengikuti LKM

Pembina Kemahasiswaan Jurusan PKn

(28)

50

Darmayani, 2013

Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif

Sumber : Buku Metode Penelitian Pendidikan (Sugiyono, 2009:373)

Gambar 3.2

Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan data

Sumber : Buku Metode Penelitian Pendidikan (Sugiyono, 2009:373)

Gambar 3.3

Triangulasi dengan Tiga Waktu Pengumpulan Data

Sumber : Buku Metode Penelitian Pendidikan (Sugiyono, 2009:374)

4. Menggunakan bahan referensi

Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan kepercayaan akan kebenaran data, peneliti menggunakan bahan dokumentasi yakni hasil rekaman wawancara dengan subjek penelitian atau bahan dokumentasi yang diambil dengan cara tidak

Observasi Wawancara

Studi Literatur

Minggu ke-II Minggu ke-I

Minggu ke-III

(29)

51

Darmayani, 2013

Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif Pada Jurusan PKN FPIPS UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mengganggu atau menarik perhatian informan, sehingga informasi yang didapatkan memiliki validitas yang tinggi.

5. Mengadakan member check

Salah satu cara yang sangat penting ialah melakukan member chek pada akhir wawancara dengan menyebutkan garis besarnya dengan maksud agar responden memperbaiki bila ada kekeliruan, atau menambahkan apa yang masih kurang. Tujuan member chek ialah agar informasi yang penulis peroleh dan gunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh informan.

E. Tahap-Tahap Penelitian

Dalam penelitian kualitatif peneliti menjadi alat penelitian yang utama dan proses analisis data sudah dimulai sejak awal pengumpulan data. Menurut Bogdan dalam Moleong (2002:85) tahap-tahap penelitian terdiri atas: 1) Pra lapangan, 2) Kegiatan lapangan, dan 3) Analisis intensif. Adapun yang menjadi tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pra Penelitian

Tahap pra penelitian yang dilakukan adalah:

a. Melakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai subjek yang akan diteliti serta kajian teori mengenai kecerdasan sosial mahasiswa dalam pelatihan menejemen kepemimpinan yang efektif. b. Memilih dan merumuskan masalah penelitian

c. Menentukan judul dan lokasi penelitian d. Menyusun proposal penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dimaksudkan untuk mengumpulkan data dari responden. Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti sebagai berikut :

a. Mengurusi perizinan untuk melakukan penelitian ke jurusan dan fakultas b. Melakukan wawancara dengan responden, kemudian hasil wawancara

(30)

52

Darmayani, 2013

Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif

c. Melakukan studi dokumentasi dan membuat catatan yang diperlukan dan relevan dengan masalah yang diteliti, salah satunya dengan meminta berbagai dokumen tertulis yang ada di Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia.

d. Melakukan observasi mengenai pelaksanaan kegiatan Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa yang Efektif.

Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi disusun dalam bentuk catatan lengkap setelah didukung dokumen-dokumen yang mendukung sampai pada titik jenuh yang berarti perolehan data tidak lagi mendapatkan informasi yang baru.

3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dan dikumpulkan dari responden melalui hasil wawancara, obeservasi dan studi dokumentasi di lapangan untuk selanjutnya dideskripsikan dalam bentuk laporan. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan pada awal proses penelitian serta pada akhir penelitian. Hal tersebut dinyatakan oleh Nasution (1996:129) bahwa “dalam penelitian kualitatif analisis data harus dimulai sejak awal. Data yang diperoleh dalam lapangan segera harus dituangkan dalam bentuk tulisan dan dianalisis”. Tahapan analisis data menurut Nasution (1996:129) adalah sebagai berikut:

“Tidak ada suatu cara tertentu yang dapat dijadikan pendirian bagi semua penelitian, salah satu cara yang dapat dianjurkan ialah mengikuti langkah-langkah berikut yang bersifat umum yaitu reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan/verifikasi”.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam pengolahan data dan menganalisis data dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

(31)

53

Darmayani, 2013

Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif Pada Jurusan PKN FPIPS UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Reduksi data adalah proses analisis data yang dilakukan untuk mereduksi dan merangkum hasil-hasil penelitian dengan menitikberatkan pada hal-hal yang dianggap penting oleh peneliti. Reduksi data bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul sehingga data yang direduksi memberikan gambaran lebih rinci.

b. Display data

Display data adalah data-data hasil penelitian yang sudah tersusun secara terperinci untuk memberikan gambaran penelitian secara utuh. Data yang terkumpul secara terperinci dan menyeluruh selanjutnya dicari pola hubungannya untuk mengambil kesimpulan yang tepat. Penyajian data selanjutnya disusun dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh.

c. Kesimpulan/verifikasi

Kesimpulan merupakan tahap akhir dalam proses penelitian untuk memberikan makna terhadap data yang telah dianalisis. Proses pengolahan data dimulai dengan pencatatan data lapangan (data mentah), kemudian direduksi dalam bentuk unifikasi dan kategorisasi data. Setelah data yang terkumpul direduksi, selanjutnya data dianalisa dan diverifikasi melalui beberapa teknik, seperti yang dikemukakan oleh Moleong (2000:192-205), yaitu:

1) Wawancara yang dilakukan peneliti dengan responden dilakukan dalam kondisi tenang agar informasi yang diperoleh dapat sedalam mungkin. 2) Wawancara yang diupayakan mengarah pada fokus masalah penelitian

sehingga tercapai kedalaman bahasan yang diajukan.

3) Data yang diperoleh melalui wawancara atau studi dokumentasi dicek keabsahannya dengan memanfaatkan pembanding yang bukan berasal dari data yang terungkap dengan hasil dokumen.

4) Data yang terkumpul setelah dideskripsikan kemudian didiskusikan, dikritik ataupun dibandingkan dengan pendapat orang lain.

5) Data yang diperoleh kemudian difokuskan pada subtantif fokus penelitian.

(32)

54

Darmayani, 2013

(33)

55

Darmayani, 2013

Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif Pada Jurusan PKN FPIPS UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

F. Jadwal Penelitian

Sumber : diolah oleh peneliti (2012)

No Kegiatan Bulan

April Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des Jan

[image:33.842.110.766.91.475.2]

1 Pra penelitian 2 Pembuatan judul 3 Penyusunan proposal 4 Penyusunan BAB I 5 Penyusunan BAB II 6 Penyusunan BAB III 7 Penelitian lapangan 8 Penyusunan BAB IV 9 Penyusunan BAB V 10 Penyempurnaan skripsi 11 Sidang

(34)

83

Darmayani, 2013

Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Kegatan pelatihan manajemen kepemimpinan mahasiswa yang efektif yang dilaksanakan oleh Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dirasakan manfaatnya dalam meningkatkan kecerdasan sosial (social intelligent) mahasiswa. Pola pelatihan berbentuk outbond merupakan metode yang cocok diterapkan karena mengkolaborasikan permainan atau simulasi dengan pelatihan pengembangan diri. Para peserta kegiatan amat antusias mengikuti kegiatan ini karena pola yang santai dan menciptakan suasana kebatinan yang amat sarat dengan nuansa kekeluargaan dan kebersamaan, sehingga dapat menciptakan kecerdasan mahasiswa untuk saling memahami karakter satu sama lain, saling menghargai, meningkatnya solidaritas serta menjadikan persaudaraan yang kuat tanpa mengenal batas angkatan tetapi dengan tetap menjunjung norma-norma kesopanan.

2. Kesimpulan Khusus

a. Kecerdasan sosial yang dikembangkan dalam kegiatan pelatihan manajemen kepemimpinan yang efektif yang dilaksanakan oleh Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan adalah kemampuan memecahkan masalah (clarity), kemampuan untuk saling memahami karakteristik individu (social insight), kecerdasan berempati, kepekaan sosial (social sensivity), meningkatkan kerjasama, kemampuan membaca dan memahami sittuasi (situational awareness), mengembangkan kejujuran (authenticity), serta melatih

kemampuan bertutur kata secara komunikatif (social communication)

(35)

84

Darmayani, 2013

Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif Pada Jurusan PKN FPIPS UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menyenangkan, tanpa intimidasi, tidak ada senioritas dan memposisikan bahwa peserta dan instruktur dalam kedudukan yang sama. Permainan yang diikuti oleh peserta dalam rangka pembentukan kecerdasan sosial dilakukan melalui flying fox, turun tebing (refling), pipa & ball. Metode yang dilakukan dalam kegiatan ini sudah terstruktur secara sistematis, yakni (1) mempunyai sasaran yang jelas, (2) terdiri dari serangkaian kegiatan yang tepat, (3) memberikan kesempatan kepada seluruh peserta untuk terlibat aktif, (4) membangkitkan keyakinan peserta akan perubahan yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan ini.

c. Mahasiswa memandang bahwa kegiatan pelatihan manajemen kepemimpinan mahasiswa yang efektif ini amat penting dan mendapatkan respon yang positif dari kalangan mahasiswa sebagai peserta. Para mahasiswa merasakan berbagai manfaat dengan mengikuti kegiatan ini, terutama meningkatnya kemampuan interpersonal mahasiswa. Kaitannya dengan manfaat dalam organisasi kemahasiswaan, hasil dari kegiatan ini dapat digunakan untuk: Pertama, pengambilan keputusan mengenai kebijakan organisasi. Kedua, langkah-langkah kinerja untuk mencapai tujuan organisasi. Ketiga, menganalisis pihak-pihak yang dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi.

B. Rekomendasi

1. Untuk Jurusan PKn

a. Untuk dapat memaksimalkan output dari kegiatan ini, maka harus ada kegiatan lain sebagai upaya tindak lanjut agar pelatihan yang dilakukan tidak semata gugur kewajiban saja. Misalnya dengan melaksanakan lokakarya yang di motori oleh seluruh peserta kegiatan.

b. Hendaknya pelatihan ini tidak hanya terbatas hanya 30 orang dan berasal dari kalangan yang berpotensi, melainkan dilibatkan juga terutama orang-orang yang belum terlihat potensinya tapi memiliki kemauan kuat untuk berubah.

(36)

85

Darmayani, 2013

Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif 2. Untuk Pengurus HMCH

a. Pola pelatihan yang diterapkan oleh Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dalam Kegiatan Pelatihan Manajemen yang Efektif dapat menjadi masukan terutama dalam pelaksanaan kegiatan Penerimaan Anggota Baru (PAB) yang rutin dilakasanakan oleh HMCH, dimana dalam kegiatan PAB HMCH harus mempunyai orientasi yang jelas yang berdasarkan pada situasi dan kondisi yang terjadi.

b. Salah satu aspek yang dapat dijadikan tujuan dari kegiatan PAB HMCH adalah dimasukannya aspek menumbuhkan kecerdasan sosial, seperti kemampuan memahami dan menghargai sesama, sensitivitas sosial, dan lain sebagainya.

3. Untuk Peserta LKM

a. Hendaknya dapat menerapkan hal-hal yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan LKM dalam kehidupan sehari-hari dikampus.

b. Dapat menjadi motor penggerak bagi perubahan mahasiswa Jurusan PKn dengan menempati posisi sebagai virus yang menyebarkan nilai-nilai kepemimpinan dan kecerdasan sosial yang harus dimiliki mahasiswa. 4. Untuk Mahasiswa PKn

a. Menunjukan sikap saling menghormati dan menghargai antarsesama tanpa membeda-bedakan usia, status dan kedudukan.

b. Meningkatkan kerjasama antarsesama mahasiswa PKn dalam mencapai tujuan bersama, misalnya dalam penyelesaian studi antar mahasiswa dapat saling tukar referensi buku dan lain sebagainya.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

(37)

Darmayani, 2013

Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif Pada Jurusan PKN FPIPS UPI)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku

Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Danial, Endang. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan

Fahmi, Irfan. (2007). Manajemen Kepemimpinan. Bandung: Alfabeta

Gardner, Howard. (2003). Multiple Intelligences (Kecerdasan Majemuk Teori dalam Praktek). Batam: Interaksara

Geofrey G, Meredith et all. (2000). Kewirausahaan (Teori dan Praktek). Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo.

Hurlock, Elizabeth. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Moleong, J.X. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito. Nazir, Muhammad. (1988). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Riva’i, Veitzhal. (2003). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Siswanto. (2005). Pengantar Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Pendekatan Kualitatif dan R&D). Bandung: ALFABETA.

Yukl, Gary. (2005). Kepemimpinan dalam Organisasi (edisi kelima). Jakarta: PT Indeks.

(38)

Darmayani, 2013

Kajian Tentang Kecerdasan Sosial Mahasiswa Dalam Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Yang Efektif (Studi Kasus Terhadap Proses Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Yang Efektif

B. Sumber Non Buku

Grafika Cikole. (2012). Info Paket Wisata Grafika Cikole. Bandung: Tidak diterbitkan

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan

Nizar, Rinaldi. Kecerdasan Sosial. www.infonarkoba.com. Diakses pada tanggal 7 Juni 2008. diakses tanggal 25 April 2012

Sumardi. Apakah Kompetensi Sosial?. www.kompas.com. Diakses pada tanggal 7 Juni 2008. diakses tanggal 25 April 2012

Ubaydilah. Selayang Pandang IQ, EQ dan SQ. www.e-psikologi.com. Diakses pada 7 Juni 2008. diakses tanggal 25 April 2012

[image:38.595.117.510.236.627.2]

Gambar

Gambar 3.2 Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data .....................  61
Tabel 1.1 Data Peserta Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa Jurusan
Gambar 3.1 Triangulasi dengan Tiga Sumber Data
Gambar 3.3 Triangulasi dengan Tiga Waktu Pengumpulan Data
+3

Referensi

Dokumen terkait

Implikasi dari penelitian ini adalah hubungan inklusif antarumat beragama di desa Mbawa yang dahulu merupakan peristiwa langkah kini menjadi hal yang cenderung tidak

“ Evaluasi Keserasian Alat Ripping Bulldozer dan Excavator Backhoe Terhadap Fragmentasi Hasil Kegiatan Pemberaian Batubara Dalam Memenuhi Kebutuhan.. Dump

Dapat disimpulkan bahwa, berdasarkan penilaian dan masukan ahli media pembelajaran berbasis Mobile Aplication menggunakan App Inventor sebagai media pembelajaran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1) terdapat perbedaan antara motivasi belajar dan hasil belajar antara siswa yang

[r]

The anatomy and diameter of the ostium, the status of the mucous membrane of the frontal sinus and recess, and the nature of the pathology may have an impact on the outcome of

Kemudian siput pindah ke dalam lubang yang ada di batang pohon, Jika hari panas, siput terlindung dengan baik, bahkan jika hujan turun, siput tidak akan basah

Menampilkan video 3D hologram objek Tandu yang bergerak, objek bergerak memutar serta mendekat kearah depan dan belakang, dengan diiringi alunan musik untuk