• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Etos Kerja Terhadap Kompetensi Guru : Survey Pada Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Swasta di Wilayah Kabupaten Garut.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Etos Kerja Terhadap Kompetensi Guru : Survey Pada Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Swasta di Wilayah Kabupaten Garut."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar : 155 / UN 40.FPEB.1.PL/2013

PENGARUH ETOS KERJA TERHADAP KOMPETENSI

GURU

(Survey Pada Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Swasta di Wilayah Kabupaten Garut)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh Kurniati 0803004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

LEMBAR HAK CIPTA

PENGARUH ETOS KERJA TERHADAP KOMPETENSI

GURU

(Survey Pada Guru Mata Pelajaran Ekonomi Sma Swasta Di Wilayah Kabupaten Garut)

Oleh Kurniati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

©Kurniati 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2013

Hak cipta dilindungi undang-undang

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH ETOS KERJA TERHADAP KOMPETENSI

GURU

(Survey Pada Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Swasta di Wilayah Kabupaten Garut)

Skripsi ini disetujui oleh:

Bandung, April 2013

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ikaputera Waspada, M.M Dr. A. Jajang W Mahri, M.Si NIP. 19610420 198703 1 002 NIP. 19641203 199302 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

(4)

ABSTRAK

“Pengaruh Etos Kerja Terhadap Kompetensi Guru (Survey Pada Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Swasta di Wilayah Kabupaten Garut)”. Oleh Kurniati (0803004). Pembimbing I: Dr. Dadang Dahlan, M.Pd., Pembimbing II : Dr. A. Jajang W Mahri, M.Si.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kompetensi guru mata pelajaran ekonomi SMA Swasta di Kabupaten Garut.Hal inidapatdilihatdari data UN

Tahun Ajaran 2007/2008-2009/2010 yang turun terus menerus selama 3 tahun, yang juga mencerminkan kompetensi guru yang rendah. Penelitian ini bertujuan untukmengetahuipengaruh etos kerja terhadap kompetensi guru.

Populasi adalah guru mata pelajaran ekonomi SMA Swasta di Kabupaten Garut. Teknik pengambilan sampel dilakukan melalui metode sampling jenuh, yaitu sebanyak 30 guru. Teknikpengumpulan data yang digunakanadalahangketdananalisis data dengan menggunakan statistik parametrik yang diuji dengan persamaan regresi

sederhana menggunakan program SPSS 20.0 for windows.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa etos kerja dan kompetensi guru

beradadalamkatagori sedang. Etos kerja berpengaruhpositifterhadapkompetensi guru mata pelajaran Ekonomi di SMA Swasta Kabupaten Garut.

(5)

DAFTAR ISI

1.1Latar Belakang Masalah... 1.2Rumusan Masalah... BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka... 2.1.1 Etos Kerja... 2.1.1.1 Pengertian Etos... 2.1.1.2 Pengertian Etos Kerja... 2.1.1.3 Dimensi Etos Kerja... 2.1.1.4 Indikator Etos Kerja... 2.1.1.5 Perbedaan Motivasi Kerja, Kinerja dengan Etos Kerja... 2.1.2 Kompetensi Guru... 2.1.2.1 Pengertian Kompetensi... 2.1.2.2 Pengertian Kompetensi Guru... 2.1.2.3 Dimensi dan Indikator Kompetensi Guru... 2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi... 2.1.4 Kajian Empirik Penelitian Terdahulu... 2.2 2.2 Kerangka Pemikiran... 2.3 2.3 Hipotesis... BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian... 3.2 Metode Penelitian... 3.3Populasi dan Sampel ... 3.3.1 Populasi ... 3.3.2 Sampel ... 3.4 Operasionalisasi Variabel... 3.5 Teknik Pengumpulan Data...

(6)

3.7 Instrumen Penelitian... 3.8 Pengujian Instrumen Penelitian... 3.8.1 Uji Validasi Instrumen... 3.8.2 Uji Reliabilitas Instrumen... 3.9 Interpretasi Skor... 3.10 Teknik Analisis Data... 3.10.1 Pengujian Normalitas Data... 3.11 Pengujian Hipotesis... 3.11.1 Pengujian Secara Parsial (Uji t)... 3.11.2 Koefisien Determinasi (R2)...

43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 4.2 Gambaran Umum Responden... 4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kepegawaian... 4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan... 4.2.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan Perkuliahan...

4.3 Analisis Instrumen Penelitian... 4.3.1 Uji Validitas... 4.3.2 Uji Reliabilitas... 4.4 Gambaran Umum Variabel Penelitian...

4.4.1 Gambaran Umum Variabel Kompetensi Guru... 4.4.2 Gambaran Umum Variabel Etos Kerja... 4.5 Hasil Penelitian... 4.5.1 Hasil Estimasi Regresi Sederhana... 4.5.2 Uji Normalitas... 4.6 Uji Hipotesis... 4.6.1 Uji t (Pengujian Koefisien Regresi)... 4.6.2 Model koefisien regresi Etos Kerja (X) terhadap Kompetensi Guru (Y)... 4.7 Uji R2 (Pengujian Koefisien Determinasi)... 4.8 Pembahasan Hasil Penelitian...

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Ketidaklayakan Guru Mengajar... Tabel 1.2 Data Hasil Uji Kompetensi Awal Guru Tahun 2012... Tabel 1.3 Nilai Rata-Rata Ujian Nasional Mata Pelajaran Ekonomi SMA

Swasta di Kabupaten Garut Tahun Ajaran 2007/2008-2009/2010... Tabel 2.1 Standar Kompetensi Pedagogik Guru Mata Pelajaran... Tabel 2.2 Standar Kompetensi Kepribadian Guru Mata Pelajaran... Tabel 2.3 Standar Kompetensi Sosial Guru Mata Pelajaran... Tabel 2.4 Standar Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran... Tabel 2.5 Kajian Empirik Penelitian Terdahulu... Tabel 3.1 Populasi Guru Ekonomi SMA Swasta di Garut... Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel... Tabel 3.3 Skor Jawaban Berdasarkan Skala Likert... Tabel 3.4 Kriteria Penafsiran Indeks Korelasi... Tabel 3.5 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai R... Tabel 3.6 Katagorisasi Variabel Penelitian... Tabel 4.1 Daftar Nama Sekolah SMA Negeri dan Swasta Kabupaten Garut... Tabel 4.2 Daftar Nama Sekolah Menengah Swasta... Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... Tabel 4.5 Karakteristik Berdasarkan Status Kepegawaian... Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan... Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan Perkuliahan... Tabel 4.8 Jumlah Item Angket... Tabel 4.9 Uji Validitas Insrumen Penelitian... Tabel 4.10 Uji Reliabilitas... Tabel 4.11 Skor Penilaian dan Penafsiran Data... Tabel 4.12 Ringkasan Jawaban Responden Variabel Etos Kerja... Tabel 4.13 Skor Penilaian dan Penafsiran Data... Tabel 4.14 Skor Penilaian dan Penafsiran Data... Tabel 4.15 Tabel Akumulasi Kompetensi Guru... Tabel 4.16 Etos Kerja Guru Ekonomi SMA Swasta di Kabupaten Garut... Tabel 4.17 Skor Penilaian dan Penafsiran Data... Tabel 4.18 Ringkasan Jawaban Responden Variabel Kompetensi Guru... Tabel 4.19 Skor Penilaian dan Penafsiran Data... Tabel 4.20 Skor Penilaian dan Penafsiran Data... Tabel 4.21 Skor Penilaian dan Penafsiran Data... Tabel 4.22 Skor Penilaian dan Penafsiran Data... Tabel 4.23 Tabel Akumulasi Variabel Kompetensi Guru... Tabel 4.24 Kompetensi Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Swasta...

Tabel 4.25 Uji T... Tabel 2.26 Koefisien Determinasi Antara Variabel X Dengan Variabel Y...

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran... Gambar 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kepegawaian... Gambar 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan. Gambar 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan Perkuliahan... Gambar 4.6 Etos Kerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Swasta... Gambar 4.7 Kompetensi Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Swasta... Gambar 4.8 Grafik Q-Q Plot Etos Kerja... Gambar 4.9 Grafik Q-Q Plot Kompetensi Guru...

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pembangunan sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat penting untuk terwujudnya kesuksesan dan kesinambungan pembangunan negara dalam era globalisasi ini, karena sumber daya manusia merupakan hal pokok untuk menggerakan seluruh kegiatan dan menentukan keberhasilan kegiatan tersebut. Bagi Indonesia sendiri, dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan memperhatikan sektor pendidikan. Pendidikan merupakan suatu wahana dalam membangun watak bangsa menuju bangsa yang berkualitas dan bisa bersaing. Kualitas suatu pendidikan sangat ditentukan oleh peranan seorang guru. Guru merupakan aktor utama yang sangat berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang berarti tanpa didukung oleh guru yang memiliki kompetensi baik.

(10)

124 dari 187 negara. Jika dilihat dari rata-rata lama sekolah yang merupakan indikator dari komponen pendidikan, rata-rata lama sekolah di Indonesia baru mencapai 5,8 tahun. Bandingkan dengan negara Asia Tenggara lain seperti Filipina yang rata-rata lama sekolahnya sudah mencapai 8,9 tahun dan rata-rata lama sekolah untuk kawasan ASEAN 6,3 tahun (Kompas, 18 November 2011). Walaupun data ini masih sangat umum, namun inilah salah satu cerminan kualitas pendidikan Indonesia yang bisa dikatakan masih rendah.

Majid (2005:6) menjelaskan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Kompetensi yang diperlukan oleh seseorang tersebut dapat diperoleh baik melalui pendidikan formal maupun pengalaman.

Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia salah satunya disebabkan oleh kualitas guru yang masih memprihatinkan. Hal ini didukung dengan fakta empirik dari hasil uji kompetensi guru yang berlangsung pada Februari 2012 menunjukkan hasil yang rendah. Dari 491 kabupaten/kota, hanya 154 daerah saja yang mendapat nilai di atas rata-rata. Dan 337 kabupaten kota sisanya berada di bawah nilai rata-rata nasional. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan, nilai rata-rata nasional uji kompetensi kemarin ialah 42,25.

(11)

Dari hasil Uji Kompetensi Awal (UKA) masih rendahnya kualitas para guru. Fakta rata-rata nilai kompetensi para guru ada di angka 42. Dalam Uji Kompetensi Awal (UKA) tahun ini pun diketahui rata-rata nilai kompetensi guru di Indonesia masih rendah, yakni 42 dari nilai maksimal 100. “Kompetensi para guru belum memadai. Kalau kualitas para pengajarnya seperti itu, bagaimana mau mengajar para peserta didik," ungkap Musliar Kasim di Jakarta, Senin (16/7).

Dari berbagai pendapat diatas terlihat bahwa masih banyaknya guru yang memiliki kompetensi rendah. Tentu memprihatinkan kita semua. Padahal sebagai profesi yang keberadaannya sudah cukup lama, masyarakat selalu menuntut lebih pada guru. Citra guru masa kini adalah potret bangsa masa depan. Pernyataan tersebut, walaupun ekstrim namun tidaklah terlalu keliru. Guru menentukan masa depan bangsa kita. Ditangan gurulah masa depan bangsa kita ini dipertaruhkan. Guru menjadi komponen yang paling penting dalam sistem pendidikan. Bahkan menjadi jantung dan simbol pendidikan itu sendiri.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) akhirnya mengumumkan hasil akhir uji kompetensi awal (UKA) guru tahun 2012 yang telah dilaksanakan pada bulan Februari 2012 lalu. Dengan nilai rata-rata 50,1 Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) didaulat mendapat predikat sebagai provinsi dengan nilai rata-rata UKA tertinggi.

(12)

Selain itu, rendahnya kompetensi guru ini juga dapat dilihat dari persentase tingkat kelayakan guru mengajar menurut berbagai satuan pendidikan. Seperti yang terlihat pada tabel 1.1dibawah ini:

Tabel 1.1

Data Ketidaklayakan Guru Mengajar

No. Jenjang Sekolah %

1. Taman Kanak-Kanak (TK) 88%

2. Sekolah Dasar (SD) 77,85%

3. Sekolah Menengah Pertama (SMP) 28,33% 4. Sekolah Menengah Atas (SMA) 15,25% 5. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 23,04% Sumber : Depdiknas (2007/2008) dalam www.kompas.com

Dari tabel 1.1 di atas dapat diketahui bahwa masih terdapat guru yang tidak layak mengajar mulai dari jenjang pendidikan TK, SD, SMP, SMA dan SMK. Kondisi tersebut cukup memprihatinkan, karena ada sekitar setengah atau seperempat dari seluruh guru pada berbagai satuan pendidikan yang layak mengajar.

Tabel 1.2

Data Hasil Uji Kompetensi Awal Guru Tahun 2012

No. Jenjang Sekolah Nilai

1. Taman Kanak-Kanak (TK) 58,87

2. Sekolah Dasar (SD) 36,86

3. Sekolah Menengah Pertama (SMP) 46,15 4. Sekolah Menengah Atas (SMA) 51,35 5. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 50,02 Sumber : Kompas, Edisi Kamis 26 Juli 2012

(13)

Rendahnya kualitas guru ini berpengaruh kepada hasil belajar siswa, hal ini didukung dengan data yang menyebutkan bahwa rata-rata hasil Ujian Akhir Nasional SMA di Kabupaten Garut mengalami penurunan dalam prestasi belajar berturut-turut selama 3 tahun. Tabel 1.3 berikut ini menunjukkan nilai rata-rata Ujian Nasional (UN) mata pelajaran ekonomi SMA di Kabupaten Garut tahun ajaran 2007/2008-2009/2010:

Tabel 1.3

Nilai Rata-rata Ujian Nasional Mata Pelajaran Ekonomi SMA di Kabupaten Garut

Tahun Ajaran 2007/2008-2009/2010 No. Tahun Ajaran Nilai

Swasta Negeri

1. 2007/2008 8,17 8,13

2. 2008/2009 7,98 8,57

3. 2009/2010 7,63 9,12

Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Jabar (data diolah)

(14)

tahunnya, inilah yang menjadi alasan diambilnya SMA Swasta sebagai objek penelitian.

Untuk mengatasi hal tersebut memerlukan keterelibatan berbagai komponen pendidikan baik internal (kepala sekolah, guru dan lain-lain) maupun eksternal (masyarakat). Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal merupakan sebuah wadah atau tempat pelaksanaan proses pembelajaran secara sistematis dan melibatkan sejumlah sumber daya baik sumber daya manusia maupun sumber daya bukan manusia untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan yang diharapkan akan tercapai apabila didukung dengan komponen-komponen pendidikan tersebut, salah satunya ialah tenaga pengajar atau guru karena guru sebagai sumber daya manusia merupakan unsur terpenting di sekolah yang dapat menentukan keberhasilan proses pendidikan di sekolah.

Selain itu, guru sebagai ujung tombak pendidikan yang langsung berada di garis depan berhadapan dengan siswa dituntut memiliki kompetensi yang memadai. Melalui guru, penanaman nilai-nilai dan pembelajaran berbagai ilmu pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang relevan dengan masa yang akan datang dapat berlangsung.

Permasalahan rendahnya kompetensi guru tidak dapat dibiarkan begitu saja, dan perlu dicarikan solusinya. Karena hal ini akan berdampak buruk terhadap kualitas lulusan serta pada perkembangan sumber daya manusia dan pada akhirnya akan menghambat pembangunan nasional.

(15)

judul “PENGARUH ETOS KERJA TERHADAP KOMPETENSI GURU (Survey Pada Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Swasta di Wilayah

Kabupaten Garut)”

1.2Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini dijabarkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran etos kerja guru mata pelajaran ekonomi SMA Swasta di wilayah Kabupaten Garut?

2. Bagaimana gambaran kompetensi guru mata pelajaran ekonomi SMA Swasta di wilayah Kabupaten Garut?

3. Bagaimana pengaruh etos kerja terhadap kompetensi guru mata pelajaran ekonomi di wilayah Kabupaten Garut?

1.3 Tujuan Penelitian

Dengan berpijak pada rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Gambaran etos kerja guru mata pelajaran ekonomi SMA Swasta di wilayah Kabupaten Garut

2. Gambaran kompetensi guru mata pelajaran ekonomi SMA Swasta di wilayah Kabupaten Garut

(16)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu : 1. Secara Teoritis

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan memperluas kajian ilmu pengetahuan khususnya kompetensi.

2. Secara Praktis

Diharapkan dapat memberikan informasi mengenai faktor yang mempengaruhi kompetensi guru mata pelajaran ekonomi

3. Untuk Penulis Sendiri

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini berjudul Pengaruh Etos Kerja Terhadap Kompetensi Guru (Survey Pada Guru Mata Pelajaran Ekonomi di Sekolah Menengah Atas Swasta di Wilayah Kabupaten Garut). Dengan variabel terikatnya yaitu kompetensi guru dan variabel bebasnya yaitu etos kerja. Dengan mengambil objek pada guru Sekolah Menengah Atas Swasta Di Wilayah Kabupaten Garut.

3.2 Metode Penelitian

Menurut Arikunto (2006:160) “Metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data”. Sesuai dengan masalah yang akan diteliti maka penelitian ini menggunakan metode penelitian survey.

Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam mengumpulkan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya. (Sugiyono 2010:6).

(18)

menghubungkan variabel-variabel yang digunakan melalui suatu pengujian hipotesis.

3.3Populasi dan Sample 3.3.1 Populasi

Populasi merupakan sekelompok objek yang dapat dijadikan sumber penelitian. Menurut Sugiyono (2010:80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi sasaran yaitu populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian.

(19)

Tabel 3.1

Populasi Guru Ekonomi SMA Swasta di Wilayah Kabupaten Garut

Sumber : Hasil Penelitian (data diolah)

3.3.2 Sampel

Pengertian sampel menurut Suharsimi Arikunto (2006:131) “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sedangkan menurut Sugiyono (2010:118) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut”. Dikarenakan jumlah guru mata pelajaran ekonomi SMA Swasta di

Kabupaten Garut kurang dari seratus yaitu hanya berjumlah 38 orang. Maka penelitian ini merupakan penelitian populasi. Oleh karena itu sampel yang diambil sejumlah populasi yaitu 38 orang guru ekonomi.

No. Nama Sekolah

Jumlah Guru Ekonomi

1. SMAS Ar Rahman Kadungora 1

2. SMAS Asshiddiqiyah Karangpawitan 2

3. SMAS Baitul Hikmah 2

4. SMAS Ciledug Al-Musadaddiyah Tarogong 4

5. SMAS Darussalam Wanaraja 3

6. SMAS Gilang Kencana 1

7. SMAS Maarif Nurul Hidayah 2

8. SMAS Maarif Peundeuy 2

9. SMAS Muhammadiyah 1 Garut 2

10. SMAS Muhammadiyah Banyuresmi 2

11. SMAS Muhammadiyah Cibiuk 2

12. SMAS Muhammadiyah Kadungora 1

13. SMAS PGRI Cibatu 2

14. SMAS PGRI Garut 1

16. SMAS YASTIC Karangtengah 2

(20)

Dengan demikian teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2010:124) mengatakan bahwa “sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel”.

3.4 Operasionalisasi Variabel

Untuk memudahkan dalam pengukuran serta pengumpulan data, maka perlu dikemukakan batas-batas mengenai variabel atau hal-hal yang berhubungan dengan variabel tersebut. Adapun batasan pengertian masing-masing variabel dan pengukuran ditunjukkan pada Tabel 3.2 di bawah ini:

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Konsep/Konstruksi Variabel Defenisi Operasional Sumber Data

1 2 3 4 dikuasai oleh guru atau

dosen dalam dari jumlah atau indeks succesive skala likert

Kepala Sekolah tempat Guru mata pelajaran dari jumlah atau indeks succesive skala likert kemampuan

kepribadian guru yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa.

Kepala Sekolah tempat Guru mata pelajaran ekonomi mengajar

Kompetensi Sosial

Skor yang diperoleh dari jumlah atau indeks

(21)

kemampuan guru untuk dari jumlah atau indeks succesive skala likert kemampuan

penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.

Kepala Sekolah tempat Guru mata pelajaran dari jumlah atau indeks succesive skala likert mengenai semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang.

Guru mata pelajaran ekonomi SMA Swasta di Kabupaten Garut

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan untuk memperoleh data primer yang relevan dalam masalah yang diteliti dengan menggunakan instrumen yang tepat. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:102) ”Instrumen adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.” Adapun tehnik pengumpulan

data dalam penelitian ini adalah tehnik kuesioner (angket)

(22)

2. Studi dokumenter, yaitu mempelajari dokumen-dokumen dan arsip-arsip yang ada pada SMA Swasta di Wilayah Kabupaten Garut.

3.6 Teknik Pengolahan Data

Setelah diperoleh keterangan dan data yang lengkap maka langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah pengolahan data. Adapun langkah- langkahnya sebagai berikut:

1) Penyusunan data

Data yang sudah ada dikumpulkan semua agar mudah untuk mengecek apakah semua data yang dibutuhkan sudah terekap semua.

2) Klasifikasi data

Menggolongkan, mengelompokkan dan memilah data berdasarkan pada klasifikasi tertentu yang telah dibuat dan ditentukan oleh peneliti.

3) Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Interpretasi Hasil Pengolahan Data.

4) Menginterpretasi hasil analisis kemudian menarik suatu kesimpulan yang berisikan intisari dari seluruh rangkaian kegiatan penelitian dan membuat rekomendasinya

3.7 Instrumen Penelitian

(23)

penelitian ini adalah skala likert. Dengan menggunakan skala likert ketentuan skala jawaban sebagai berikut:

Tabel 3.3

Skor Jawaban Berdasarkan Skala Likert Alternatif Jawaban Skor

Positif

Skor Negatif

SS = Sangat Setuju 5 1

S = Setuju 4 2

KS = Kurang Setuju 3 3

TS = Tidak Setuju 2 4

STS = Sangat Tidak Setuju 1 5 Sumber : Riduwan dan Sunarto (2011:21)

Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut :

1. Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu mengetahui pengaruh etos kerja (X) terhadap kompetensi guru (Y).

2. Menjadikan objek yang menjadi responden yaitu para guru mata pelajaran ekonomi di SMA Swasta di Garut.

3. Menyusun pertanyaan-pertanyaan maupun pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh responden.

4. Memperbanyak angket. 5. Menyebarkan angket.

(24)

3.8 Pengujian Instrumen Penelitian

Agar hasil penelitian tidak bias dan diragukan kebenarannya maka alat ukur tersebut harus valid dan reliable. Untuk itulah terhadap kuesioner yang diberikan kepada responden dilakukan 2 macam tes yaitu tes validitas dan tes reliabilitas.

3.8.1 Uji Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Riduwan, 2010:110)

Rumus;

r hitung = Koefisien korelasi n = Jumlah responden ∑ X = Jumlah skor tiap item

∑ Y = Jumlah skor total (seluruh item)

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus:

2

r = Koefisien korelasi hasil r hitung n = Jumlah responden

Distribusi (Tabel t) untuk  = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2). Kaidah

(25)

Adapun jika instrument itu valid, maka bisa dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasi (r) sebagai berikut :

Tabel 3.4

Kriteria Penafsiran Indeks Korelasi Kriteria Penafsiran Keterangan 0,800-1,000 Sangat Tinggi 0,600-0,799 Tinggi

0,400-0,599 Cukup Tinggi

0,200-0,399 Rendah

0,000-0,199 Sangat Rendah (Tidak Valid) Sumber : Riduwan (2010:110)

3.8.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Arikunto (2003:90) mengemukakan bahwa “Reliabilitas adalah ketepatan

suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama”. Uji reliabilitas instrumen

dilakukan dengan rumus alpha.

Menurut Riduwan (2010:125) menyebutkan langkah-langkah mencari nilai

reliabilitas dengan metode Alpha adalah sebagai berikut:

a) Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus:

Dimana:

Si = Varians skor tiap-tiap item

ΣXi2 = Jumlah kuadrat item Xi

(ΣXi)2 = Jumlah item Xi dikuadratkan

N = jumlah responden

b) Menjumlahkan varians semua item dengan rumus:

(26)

∑Si = Jumlah varians semua item

S1, S2, S3…Sn = Varians item ke 1,2,3…n

c) Menghitung varians total dengan rumus:

N

ΣXt2 = Jumlah kuadrat X total

(ΣXt)2 = Jumlah X total dikuadratkan

N = Jumlah responden

d) Masukan nilai alpha dengan rumus:

∑Si : Jumlah varians skor tiap-tiap item St : Varians total

k : Jumlah item

Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak digunakan

distribusi (Tabel r) untuk α=0,05. Kemudian membuat keputusan membandingkan r11

dengan r Tabel. Adapun kaidah keputusan: jika r11 > r Tabel berarti reliabel dan r11 < r

Tabel berarti tidak reliabel. Untuk mengetahui interpretasi mengenai besarnya korelasi

(27)

Tabel 3.5

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai R Interval Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan Antara 0,800-1,000 Sangat kuat

Antara 0,600-8,00 Kuat Antara 0,400-0,600 Cukup kuat Antara 0,200-0,400 Rendah

Antara 0,000-0,200 Sangat rendah

Sumber : Riduwan dan Kuncoro (2011:223)

3.9 Interpretasi Skor

Sisi diagnostika suatu proses pengukuran atribut psikologi adalah pemberian makna atau interelpretasi terhadap skor skala bersangkutan (Saifuddin Azwar, 2010:105). Sebagai suatu hasil ukuran berupa angka (kuantitatif), skor skala memerlukan suatu norma pembanding agar dapat diinterpretasikan secara kualitatif.

Dalam penelitian ini penggolongan subjek kedalam tiga kategori. Berikut merupakan langkah-langkah interpretasi skor:

a. Menghitung jumlah item

b. Memberi bobot untuk setiap alternatif jawaban, dari butir pertanyaan yang dijawab oleh responden.

c. Mencari rentang minimum d. Mencari rentang maksimum e. Mencari luas jarak sebaran

3.10 Teknik Analisis Data

(28)

ini adalah data ordinal. Dengan adanya data berjenis ordinal maka data tersebut harus diubah menjadi data interval melalui Methods of Succesive Interval (MSI). Salah satu kegunaan dari Methods of Succesive Interval (MSI) dalam pengukuran sikap adalah untuk menaikkan pengukuran dari ordinal ke interval.

Langkah kerja Methods of Succesive (MSI) adalah sebagai berikut: 1. Perhatikan tiap butir pernyataan, misalnya dalam angket.

2. Untuk butir tersebut, tentukan berapa banyak orang yang mendapatkan (menjawab) skor 1,2,3,4,5 yang disebut frekuensi.

3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut Proporsi (P).

4. Tentukan Proporsi Kumulatif (PK) dengan cara menjumlah antara proporsi yang ada dengan proporsi sebelumnya.

5. Dengan menggunakan Tabel distribusi normal baku, tentukan nilai Z untuk setiap kategori.

6. Tentukan nilai densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan mengunakan Tabel ordinat distribusi normal baku.

7. Hitung SV (Scale Value) = Nilai Skala dengan rumus sebagai berikut:

)

8. Menghitung skor hasil tranformasi untuk setiap pilihan jawaban dengan rumus:

(29)

Permasalahan yang diajukan akan dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik. Model analisis yang digunakan untuk melihat pengaruh antara variabel

bebas terhadap variabel terikat serta untuk menguji kebenaran dari hipotesis akan digunakan model persamaan regresi sederhana dengan alat analisis data menggunakan program SPSS 20 adalah sebagai berikut:

Y = a0+ βX+ e Dimana :

Y = Kompetensi guru a = Konstanta

ß = Koefisien regresi X = Etos kerja

e = error term

3.10.1 Pengujian Normalitas Data

(30)

3.11 Pengujian Hipotesis

3.11.1 Pengujian Secara Parsial (Uji t)

Uji parsial digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel X secara individu mampu menjelaskan variabel Y.

Uji t statistik ini menggunakan rumus :

̂ ̂

Lebih sederhana t hitung dapat dihitung dengan rumus:

β

Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Hipotesis

H0: β 0 artinya tidak ada pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y Ha : β 0 artinya ada pengaruh antara variabel X terhadap Variabel Y

2. Ketentuan

Jika t hitung < t Tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak Jika t hitung > t Tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima

Dalam pengujian hipotesis melalui uji t tingkat kesalahan yang digunakan peneliti adalah 5% atau 0,05 pada taraf signifikansi 95%.

3.11.2 Koefisien Determinasi (R2)

(31)

(R2) yaitu angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut. Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi (R2) dapat digunakan rumus sebagai berikut:

β̀ Σ β̀ Σ

Σ

Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0<R2<1) dengan ketentuan sebagai berikut:

 Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan

variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik.

 Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan

(32)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Etos kerja guru mata pelajaran ekonomi SMA Swasta di Kabupaten Garut berada dalam katagori sedang. Berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa etos kerja guru laki-laki lebih rendah dibandingkan dengan guru perempuan.

2. Kompetensi guru mata pelajaran ekonomi SMA Swasta di Kabupaten Garut berada dalam katagori sedang. Berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa kompetensi guru laki-laki lebih rendah dibandingkan dengan guru perempuan.

3. Etos kerja berpengaruh positif terhadap kompetensi guru mata pelajaran ekonomi. Dengan demikian semakin tinggi etos kerja semakin tinggi pula kompetensi guru. Dan semakin rendah etos kerja semakin rendah pula kompetensi guru.

5.2 Saran

(33)

1. Bagi Guru Ekonomi

Para guru hendaknya tidak mudah merasa puas dengan apa yang terjadi dimiliki (pengetahuan dan keterampilan) yang telah dimiliki serta prestasi kerja yang telah dicapai, tetapi guru juga dituntut untuk terus mengembangkan kemampuan dengan mengikuti diklat dan program pengembangan guru serta memperbaharui pengetahuan dengan selalu update berita atau gejala ekonomi yang dapat dijadikan rujukan pelajaran di kelas karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang semakin pesat.

2. Bagi Sekolah

Untuk etos kerja, pihak sekolah diharapkan dapat memberikan penghargaan (reward) kepada guru yang berpretasi. Penghargaan tersebut dapat diberikan

dalam bentuk materi ataupun non materi, seperti peningkatan jenjang karir ataupun dalam bentuk pemberian fasilitas kerja atau peningkatan jenjang pendidikan formal agar rasa puas terhadap hasil pekerjaan para guru terbayar sehingga memacu para guru lainnya untuk meningkatkan etos kerja mereka. 3. Bagi Pemerintah

(34)

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

(35)

DAFTAR PUSTAKA Buku Teks

Abdul Majid. (2011). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Anwar Prabu Mangkunegara. (2005). Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

E. Mulyasa. (2008). Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Edy, Sutrisno. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Gujarati Damodar. (2001). Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.

Hadari Nawawi. (2003) Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis yang Kompetitif. Yogyakarta: Gadjah Mada Univerity Press.

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1993). Jakarta: Balai Pustaka

Moh. Nazir. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Neti, Budiwati dan Leni, Permana. (2010). Perencanaan Pembelajaran Ekonomi. Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi, UPI

Oemar Hamalik. (2009). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara

(36)

R i d u w a n . ( 2 0 1 0 ) . Dasar-Dasar Statistika. B a n d u n g : A L F A B E T A

Riduwan dan Sunarto. (2007). Pengantar Statistika. Bandung: CV Alfabeta

Saifuddin Azwar. (2010). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sedarmayanti.(1995). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Ilham Jaya.

Sudarmanto. (2009). Kinerja Dan Pengembangan Kompetensi SDM Teori, Dimensi Pengukuran, dan Implementasi Dalam Organisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Jakarta: ALFABETA.

Suharsimi, Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Taliziduhu, Ndraha. (2005). Teori Budaya Organisasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press

(37)

Wirawan. (2008). Budaya dan Iklim Organisasi (Teori, Aplikasi dan Penelitian). Jakarta: Salemba Empat.

Yana, Rohmana. (2010). Ekonometrika: Teori dan Aplikasi dengan Eviews. Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi, FPEB UPI. Jurnal

Aris Wijayanto, H. Musa Hubeis, M. Joko Affandi dan Aji Hermawan “ Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Kerja Karyawan” Jurnal Institut Pertanian Bogor

S. Eko Putro Widoyoko, M. Pd “Kompetensi Mengajar Guru IPS SMA Kabupaten Purworejo” Jurnal Penelitian Dosen Muda Ditjen Dikti Tahun 2005

Karya Ilmiah

Eko Nurmianto, Nurhadi Siswanto. Perancangan Penilaian Kinerja Karyawan Berdasarkan Kompetensi Spencer Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus di Sub Dinas Pengairan, Dinas Pekerjaan Umum, Kota Probolinggo). Tesis Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya: Tidak Diterbitkan.

Nina, Karlina. (2012). Pengaruh Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi (Survey Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Se-Kabupaten Tasikmalaya). Skripsi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Puji, Pandulidinillah. (2012). Pengaruh Kompetensi Guru dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru (Survey Pada Guru Yang Sudah Sertifikasi Dengan Yang Belum Sertifikasi Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri Se-Kabupaten Kuningan). Skripsi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

(38)

Data Sekolah SMA Kabupaten Garut. Klasifikasi SMA Di Kabupaten Garut Tahun 2012. Garut: Dinas Pendidikan Kabupaten Garut

Nilai UAN SMA Jawa Barat (2008-2011). Rata-Rata Nilai UAN SMA Swasta Kabupaten Garut. Bandung: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran........................................................................
Tabel 1.1 Data Ketidaklayakan Guru Mengajar
Tabel 3.1 Populasi Guru Ekonomi SMA Swasta
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel
+6

Referensi

Dokumen terkait

Bulan adalah satelit alami yang dimiliki oleh bumi yang bersama bumi mengelilingi matahari, sedangkan satelit palapa, satelit b1, dan sebagainya adalah satelit buatan manusia

“Kemampuan Informasi Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba dan Perubahan Arus Kas di Masa Mendatang Pada Perusahaan Manufaktur Industri Barang Konsumsi yang Terdapat di Bursa

2015, “Pengaruh Asap Hasil Bakar Kayu Terhadap Tegangan Flashover AC Isolator Piring”, Skripsi..

Salinan lampiran peratiran menteri pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar dan

TARI DALAM SENI BEDUG KEROK DI KAMPUNG SENI YUDHA ASRI DESA MANDEUR KECAMATAN BANDUNG. KABUPATEN

Katalog buku merupakan suatu daftar yang berisi informasi buku yang dilakukan secara berurut, dapat berdasarkan kode buku tersebut, nama pengarang, judul buku dan nama penerbit.

Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006, hlm.175), tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

Pengaruh Fraud Triangle Terhadap Deteksi Kecurangan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efekindonesia (BEI).Jurnal Manajemen dan Bisnis