• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP AMBIGUITAS PEMBERITAAN KASUS PEDOFILIA DI MEDIA ONLINE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP AMBIGUITAS PEMBERITAAN KASUS PEDOFILIA DI MEDIA ONLINE."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Moch.Idam Ramdani, 2014

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP AMBIGUITAS PEMBERITAAN KASUS PEDOFILIA DI MEDIA ONLINE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP AMBIGUITAS PEMBERITAAN

KASUS PEDOFILIA DI MEDIA ONLINE

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra

Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh

Moch. Idam Ramdani NIM 1005836

(2)

Moch.Idam Ramdani, 2014

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP AMBIGUITAS PEMBERITAAN KASUS PEDOFILIA DI MEDIA ONLINE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

©Moch. Idam Ramdani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Moch.Idam Ramdani, 2014

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP AMBIGUITAS PEMBERITAAN KASUS PEDOFILIA DI MEDIA ONLINE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP

PEMBERITAAN KASUS PEDOFILIA DI MEDIA ONLINE

oleh

Moch. Idam Ramdani 1005836

disetujui untuk memenuhi sebagian syarat memeroleh gelar Sarjana Sastra

Pembimbing I,

Dr. Hj. Vismaia.S Damaianti, M.Pd. NIP 196704151992032001

Pembimbing II,

Andika Dutha Bachari, S.Pd.,M.Hum. NIP 198001292005011004

Diketahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Moch.Idam Ramdani, 2014

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP AMBIGUITAS PEMBERITAAN KASUS PEDOFILIA DI MEDIA ONLINE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(5)

Moch.Idam Ramdani, 2014

(6)

Moch.Idam Ramdani, 2014

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP AMBIGUITAS PEMBERITAAN KASUS PEDOFILIA DI MEDIA ONLINE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Masalah Penelitian ... 6

1. Identifikasi Masalah... 6

2. Batasan Masalah ... 7

3. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

1. Manfaat Teoretis ... 7

2. Manfaat Praktis ... 8

E. Asumsi Dasar………. 8

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP PEMBERITAAN DI MEDIA ... 9

A. Pengantar ... 9

B. Kajian Pustaka ... 12

C. Landasan Teoretis ... 13

1. Berita ... 13

a. Jenis dan Struktur Berita ... 15

b. Penulisan Berita Sebagai Aktivitas Berbahasa ... 16

(7)

x

3. Analisis Pragmatik ... 18

4. Tindak Tutur... 21

a. Tindak Tutur Lokusi, Ilokusi, dan Perlokusi ... 21

b. Jenis Tindak Tutur... 23

c. Klasifikasi Tindak Tutur ... 25

5. Praanggapan ... 26

a. Ciri Praanggapan ... 27

b. Jenis-Jenis Praanggapan ... 28

6. Prinsip Kerja Sama ... 30

a. Jenis maksim ... 30

7. Implikatur ... 32

a. Jenis Implikatur ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 36

B. Desain Penelitian dan Justifikasi dari Pemilihan Desain Penelitian ... 37

C. Metode Penelitian... 38

D. Definisi Operasional... 38

E. Sumber dan Korpus ... 39

F. Teknik Pengolahan Data ... 40

G. Instrumen Penelitian... 41

H. Teknik Pengumpulan Data ... 41

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Pengantar ... 43

B. Deskripsi Data ... 43

C. Analisis Data ... 45

1. Analisis Maksud ... 45

a. Analisis Maksud pada Media Detik.com ... 45

b. Analisis Maksud pada Media Okezone.com... 63

c. Analisis Maksud pada Media Vivanews.com ... 87

2. Implikatur Pragmatik Terhadap Pemberitaan Kasus Pedofilia ... 94

(8)

b. Analisis Implikatur pada Data okezone.com ... 98

c. Analisis Implikatur pada Data Vivanews.com ... 100

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...104

A. Simpulan ...104

B. Saran ...108

C. Penutup ...108

DAFTAR PUSTAKA ... 110

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 114

(9)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 teks berita dalam Data 1 detik.com... 46

Tabel 1.2 Jenis Tindak Tutur yang terdapat pada pemberitaan

kasus pedofilia dalam data 1 detik.com………. 47 Tabel 1.3 Presuposisi yang terdapat pada maksud pemberitaan dalam

data 1 detik.com………... 51

Tabel 2.1 teks berita dalam Data 1 detik.com ... 54

Tabel 2.2 Jenis Tindak Tutur yang terdapat pada pemberitaan kasus

pedofilia dalam data 1 detik.com………... 55 Tabel 2.3 Presuposisi yang terdapat pada maksud pemberitaan dalam

Data detik.com……….………...59 Tabel 1.1 teks berita dalam Data 1 Okezone.com…………... 63 Tabel 1.2 Jenis Tindak Tutur yang terdapat pada pemberitaan kasus

pedofilia dalam data 1 detik.com………... 64 Tabel 1.3 Presuposisi yang terdapat pada maksud pemberitaan dalam datadetik.com………68 Tabel 2.1 teks berita dalam Data 1 Okezone.com………... 72 Tabel 1.2 Jenis Tindak Tutur yang terdapat pada pemberitaan kasus pedofilia dalam data 1 detik.com………....74 Tabel 1.1 teks berita dalam Data 1 Vivanews.com... 80

Tabel 1.2 Jenis Tindak Tutur yang terdapat pada pemberitaan kasus

pedofilia dalam data 1 detik.com………....82 Tabel 1.3 Presuposisi yang terdapat pada maksud pemberitaan dalam

data 1 detik.com………....85

Tabel 2.1 teks berita dalam Data 1 Vivanews.com... 60

Tabel 2.2 Jenis Tindak Tutur yang terdapat pada pemberitaan kasus

(10)

data 1 detik.com………....92

Kontekstualisasi tuturan dalam teks berita detik.com……….96

Kontekstualisasi tuturan dalam teks berita okezone.com………....99

(11)

Moch.Idam Ramdani, 2014

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP AMBIGUITAS PEMBERITAAN KASUS PEDOFILIA DI MEDIA ONLINE

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP

AMBIGUITAS PEMBERITAAN KASUS PEDOFILIA

DI MEDIA ONLINE

Moch. Idam Ramdani

1005823

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keberadaan berita yang sesungguhnya merupakan representasi realitas yang disampaikan melalui bahasa. Representasi realitas tersebut disampaikan, karena penulis berita memiliki kepentingan dalam merekonstruksi sebuah peristiwa ke dalam teks berita. Penelitian ini bermetode deskriptif dengan pendekatan pragmatik. Data penelitian ini berupa teks berita mengenai kasus pelecehan seksual yang dilakukan Emon dan kasus pedofilia yang terjadi di Jakarta International School. Data penelitian tersebut diperoleh dengan menyalin teks berita dari media daring yang akan dianalisis ke dalam media luring. Sesudah itu, data dianalisis berdasarkan teori tindak tutur, presuposisi, prinsip kerja sama dan implikatur. Dari penelitian ini, terungkap bahwa penulis berita menggunakan jenis tindak tutur yang terdiri atas lima jenis, yaitu deklaratif, representatif, direktif, komisif, dan ekspresif. Tindak tutur representatif menjadi tindak tutur yang sering digunakan penulis berita untuk menegaskan suatu fakta yang terjadi. Sementara itu, untuk dapat melihat dugaan-dugaan yang ingin dibangun penulis berita, digunakan analisis presuposisi. Presuposisi tersebut terdiri atas enam jenis, yaitu faktif, non-faktif, eksistensial, leksikal, struktural, dan konterfaktual. Presuposisi faktif menjadi presuposisi yang kerap digunakan pada teks-teks berita yang dianalisis. Sesudah itu, teks-teks berita tersebut dianalisis menggunakan implukatur yang lahir dari pelanggaran maksim. Kemudian, berdasarkan analisis pragmatiknya kerap digunakan tindak tutur representatif dan presuposisi faktif yang menandakan keinginan penulis berita merekonstruksi peristiwa tersebut ke dalam teks berita agar dianggap sebagai suatu yang nyata sesuai dengan isi teks berita. Tuturan-tuturan dalam teks berita tersebut dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu dominasi informasi, kepentingan media, dan maksud yang ingin disampaikan.

(12)

vii

PRAGMATIC ANALYSIS OF

PREACHING AMBIGUITY OF PEDOPHILIA

CASES

IN ONLINE MEDIA

Moch. Idam Ramdani

1005836

ABSTRACT

This research is motivated by the existence of the real news which is a representation of reality that is conveyed through language. Representation of reality is conveyed, because news writers have a vested interest in reconstructing an event into the news text. This study was a descriptive methodical pragmatic approach. The data of this research are news texts about sexual harassment case of Emon and pedophilia cases that occurred at the Jakarta International School. The research data is obtained by copying text from the news media to be analyzed online to offline media. After that, the data were analyzed based on the theory of speech acts, presuppositions, principles of cooperation and implicature. From this study, it was revealed that the news writters use this type of speech act consisting of five types, namely declarative, representative, directive, commissive, and expressive. Representative speech act speech act that is often used to confirm a news writer facts occurred. Meanwhile, to be able to see the allegations that wanted to build by news writter, used the analysis of presupposition. Presuppositions consist of six types, namely factive, non-factive, existential, lexical, structural, and counterfactual. Factive becomes a presupposition which is often to be used in news texts analyzed. After that, the news texts were analyzed using implicature which is born of a violation of maxims. Then, based on the pragmatic analysis, speech acts which are often used representative and factive presuppositions by news writter who indicates a desire to reconstruct the events in the news text in order to be considered a real according to the text content of the news. Speech-speech in the news text is affected by three things, namely the dominance of information, media interests, and intentions to be conveyed.

(13)

1

Moch.Idam Ramdani, 2014

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP AMBIGUITAS PEMBERITAAN KASUS PEDOFILIA DI MEDIA ONLINE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberadaan berita yang ditulis oleh pewarta sesungguhnya merupakan representasi realitas yang disampaikan melalui bahasa. Representasi realitas tersebut disampaikan, karena penulis berita memiliki kepentingan dalam merekonstruksi sebuah peristiwa ke dalam teks berita. Kepentingan penulis berita tersebut digunakan sebagai representasi tindak tutur yang digunakan penulis berita. Hal ini dapat menimbulkan presuposisi terhadap pembaca, sehingga dugaan-dugaan yang ingin dibangun pewarta terhadap pembaca dapat terbangun. Hal ini akan menimbulkan praanggapan-praanggapan terhadap pembaca yang tidak sesuai dengan fakta yang ingin disajikan oleh pewarta. Praanggapan-praanggapan tersebut dibangun oleh media massa demi mewakili kepentingan-kepentingannya. Kepentingan-kepentingan tersebut ditonjolkan dengan teks berita melalui representasi tindak tutur pewarta.

Dalam hal ini, perkembangan media massa yang sangat pesat pada saat ini memaksa media massa tersebut untuk merepresentasikan kepentingan-kepentingan mereka dalam teks-teks berita yang disajikan. Hal tersebut disebabkan oleh media massa yang memegang peranan penting untuk memberikan informasi kepada masyarakat, sekaligus bisa memengaruhi cara pandang masyarakat. Media massa terdiri atas dua jenis, yaitu media cetak dan elektronik. Keduanya memiliki karakteristik yang berbeda, namun fungsinya tetap sama, yaitu untuk menyampaikan informasi (to inform), mendidik (to educate) dan menghibur (to entertain) yang dikemukakan oleh Effendi (2004:149).

(14)

Moch.Idam Ramdani, 2014

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP AMBIGUITAS PEMBERITAAN KASUS PEDOFILIA DI MEDIA ONLINE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sering kali, dalam kenyataannya tidak semua masyarakat dapat berpikir kritis. Hal itu berakibat setiap informasi yang ditampilkan akan diserap dan dianggap sebagai suatu hal yang benar. Dalam hal ini, masyarakat sebagai mitra tutur akan menerima presuposisi penutur, karena mitra tutur harus berasumsi bahwa penutur yang mengungkapkan sesuatu adalah pemberi informasi yang benar, dan sesuai dengan kenyataan, serta tidak berusaha memberikan pernyataan atau informasi yang ambigu terhadap mitra tuturnya.

Informasi tersebut salah satunya terdapat pada media online atau pemberitaan pada situs-situs dunia maya. Di dalam media online terdapat banyak artikel mengenai suatu peristiwa atau kejadian tak terduga. Peristiwa atau kejadian tersebut ditafsirkan ke dalam sebuah berita dengan istilah-istilah yang baru didengar atau dengan menggunakan kata-kata atau frasa-frasa yang asing atau bahkan sedikit aneh. Salah satu jenis berita yang menggunakan istilah-istilah tersebut adalah berita kriminal. Berita kriminal sering sekali menggunakan istilah-istilah baru dalam setiap judulnya. Ini disebabkan, penutur yang dalam hal ini adalah pembuat berita ingin memberikan efek atau pengaruh yang kuat terhadap mitra tuturnya. Salah satu contoh penggunaan istilah-istilah tersebut, terdapat pada pemberitaan kasus pedofilia yang sedang gencar di media massa.

Kasus pedofilia yang terjadi saat ini, sedang menjadi topik hangat di berbagai media, khususnya media online. Kasus pedofilia yang diberitakan di media online kadang kala memberikan presuposisi kepada mitra tuturnya yakni pembaca, disebabkan penggunaan istilah-istilah baru yang cenderung memberikan asumsi yang terkadang memberikan makna yang berbeda, tidak seperti anggapan mitra tuturnya. Hal ini berpotensi membingungkan pembaca sebagai mitra tutur dan menyebabkan kesalahpahaman persepsi publik.

(15)

3

Moch.Idam Ramdani, 2014

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP AMBIGUITAS PEMBERITAAN KASUS PEDOFILIA DI MEDIA ONLINE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

primer atau eksklusif pada anak prapuber (umumnya usia 13 tahun atau lebih muda, walaupun pubertas dapat bervariasi). Anak harus minimal lima tahun lebih muda dalam kasus pedofilia remaja (16 atau lebih tua) baru dapat diklasifikasikan sebagai pedofilia. Kata pedofilia berasal dari bahasa Yunani: paidophilia (παιδοφιλια)—pais (παις, "anak-anak") dan philia (φιλια, "cinta yang bersahabat" atau "persahabatan", meskipun ini arti harfiah telah diubah terhadap daya tarik seksual pada zaman modern, berdasarkan gelar "cinta anak" atau "kekasih anak," oleh pedofil yang menggunakan simbol dan kode untuk mengidentifikasi preferensi mereka. Klasifikasi Penyakit Internasional (ICD) mendefinisikan pedofilia sebagai "gangguan kepribadian dewasa dan perilaku" di mana ada pilihan seksual untuk anak-anak pada usia pubertas atau pada masa prapubertas awal. Istilah ini memiliki berbagai definisi seperti yang ditemukan dalam psikiatri, psikologi, bahasa setempat, dan penegakan hukum.

Dari penjelasan tersebut, pedofilia adalah suatu gejala ketika seseorang memiliki hubungan yang kuat dan berulang terhadap dorongan seksual dan fantasi tentang anak-anak prapuber dan di mana perasaan mereka memiliki salah satu peran atau yang menyebabkan penderitaan atau kesulitan interpersonal.

Dari penjelasan-penjelasan di atas, pantaslah jika kasus pedofilia yang marak terjadi saat ini cukup mengkhawatirkan, terutama bagi para orang tua yang memiliki anak yang masih kecil. Pemberitaan mengenai kasus pedofilia tersebut pun memberikan implikatur yang cenderung negatif, karena dalam teks berita tersebut disajikan istilah-istilah baru yang cenderung memberikan makna berbeda, tidak seperti anggapan mitra tutur. Hal tersebut dapat dilihat pada contoh berita berikut ini.

Judul Berita Pengakuan Emon, Raja Cabul dari

Sukabumi: Korbannya sudah mencapai

110 anak.

Media VIVAnews

(16)

Moch.Idam Ramdani, 2014

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP AMBIGUITAS PEMBERITAAN KASUS PEDOFILIA DI MEDIA ONLINE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suprapto

Andri Sobari alias Emon, pelaku sodomi puluhan bocah di Sukabumi (Mohamad

Alkasah/VIVAnews)

Kasus pedofilia di Sukabumi, Jawa Barat, sangat menghebohkan. Saban hari korban terus

bertambah. Per Selasa 6 Mei, jumlah korban sodomi Andri Sobari alias Emon sudah mencapai

110 anak.

Lalu apa motivasinya?

Kepada awak media, Emon yang saat ini ditahan di Polresta Sukabumi mengatakan perilaku

cabul ini tumbuh lantaran dia pernah menjadi korban. Dia pernah dicabuli tetangganya sendiri.

Karena "pelajaran" inilah yang membuat Emon memiliki kelainan seksual.

Dia tak mau menyebut pertama kali menggagahi anak kecil. Tapi, dia selalu mencatat

nama-nama korban. Dari buku catatannya ini, ada 55 nama-nama. Tapi polisi tak begitu percaya. Nyatanya

masih banyak korban lain yang terus melapor.

Bagaimana dia bisa menjerat seratusan korban? Emon menceritakan, setiap kali beraksi dia

akan mempelajari korban. Setelah target kena, dia akan mengiming-imingi uang Rp20-50 ribu.

Dan di situlah anak-anak terpikat.

"Kalau saya lagi gak punya uang, saya cicil," katanya. Dia selalu beraksi saat siang dan sore

hari. Saat anak-anak bermain. Hampir seluruh korban adalah anak tetangganya di Kampung Lio Santa, Kelurahan Sudajaya Hilir, Kecamatan Baros. "Tapi ada sebagian yang saya baru kenal."

Dalam contoh tersebut, terdapat suatu strategi komunikasi yang menarik untuk diteliti, karena terdapat sebuah peristiwa tutur yang disajikan dalam teks berita memberikan presuposisi terhadap mitra tuturnya, yakni pembaca. Cummings (2007:13) berpendapat bahwa presuposisi memberikan efek tertentu pada pendengarnya melalui penggunaan ujarannya.

(17)

5

Moch.Idam Ramdani, 2014

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP AMBIGUITAS PEMBERITAAN KASUS PEDOFILIA DI MEDIA ONLINE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam kerja sama. Sedangkan, penelitian ini menjelaskan implikasi prinsip kerja sama.

Selain itu, ada juga penelitian Wahyuni (2008) tentang analisis tindak tutur tidak langsung literal antara pembeli dan penjual buah di Mojosongo, Surakarta. Dalam penelitian tersebut dideskripsikan bentuk-bentuk dan maksud tindak tutur tidak langsung literal yang dituturkan oleh pembeli dan penjual buah. Sedangkan pada penelitian ini, dijelaskan bentuk-bentuk dan maksud tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi.

Sementara itu, Fadilah (2010) meneliti Realisasi prinsip kerja sama dalam wacana dialog antara penyiar dan pendengar radio pada acara dialog interaksi Bianglala Pagi di Radio Reks 103,7 FM Garut. Sedangkan pada penelitian ini, dijelaskan implikasi prinsip kerja sama dalam teks berita.

Sementara itu, Saputra (2011) meneliti tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi dalam wacana iklan berbahasa Indonesia di radio Gajah Mada 102,4 FM Semarang yang lebih terfokus pada tindak tutur dan cara penyampaian penuturnya. Sedangkan pada penelitian ini, bentuk dan maksud tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi lebih ditekankan.

Kemudian, Chairy (2008) meneliti bahasa iklan dan persepsi konsumen. Dalam penelitian tersebut dikaji citraan sebuah iklan melalui bahasa yang digunakan untuk menarik para konsumennya. Sedangkan pada penelitian ini, dikaji bagaimana efek perlokusi dari setiap tuturan dalam teks berita yang memberikan presuposisi pada mitra tutur.

(18)

Moch.Idam Ramdani, 2014

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP AMBIGUITAS PEMBERITAAN KASUS PEDOFILIA DI MEDIA ONLINE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berlandaskan tinjauan di atas, ternyata ada beberapa peneliti yang mengkaji pragmatik. Akan tetapi, kajian pragmatik yang khusus mengenai presuposisi yang pernah dilakukan dalam penelitian sebelumnya, namun dalam objek dan isi kajian yang berbeda dengan penelitian ini. Oleh karena itu, penelitian yang berjudul

Analisis Pragmatik Terhadap Pemberitaan Kasus Pedofilia di Media Online” penting untuk dilakukan.

B. Masalah Penelitian

Masalah yang akan diuraikan pada bagian ini dibagi ke dalam tiga fokus penelitian yang meliputi (1) identifikasi masalah, (2) batasan masalah, dan (3) rumusan masalah.

1. Identifikasi Masalah

Peneliti akan melakukan identifikasi terlebih dahulu terhadap masalah yang akan diteliti. Masalah pada penelitian ini diidentifikasikan pada.

1) Masalah dalam penelitian ini didasarkan pada sebuah pandangan bahwa teks berita itu adalah tindak tutur, karena jika dikaji dengan Analisis Wacana Kritis sangat terlihat jelas berbeda kepentingan.

2) Analisis bingkai media adalah analisis yang tidak matematis, karena yang dikembangkan adalah pragmalinguistik.

3) Masalah penelitian ini didasarkan pada persoalan tuturan yang digunakan sebagai representasi realitas tentang kasus pedofilia, karena tuturan tersebut pada kenyataannya tidak selalu sama dengan maksud yang dituturkan.

2. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini beberapa rumusan masalah akan dimunculkan pada bagian pembahasan. Rumusan masalah tersebut, sebagai berikut. 1) Bagaimana wujud tindak tutur dalam pemberitaan mengenai kasus

(19)

7

Moch.Idam Ramdani, 2014

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP AMBIGUITAS PEMBERITAAN KASUS PEDOFILIA DI MEDIA ONLINE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Bagaimana bentuk presuposisi yang digunakan penulis dalam memberitakan kasus pedofilia sebagai cara pandang penulis terhadap realitas yang ada?

3) Apa implikatur pragmatik terhadap pemberitaan kasus pedofilia terkait dengan communication intention (maksud komunikasi) penulis berita? C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah diangkat di atas, lahirlah beberapa tujuan dari penelitian ini. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1) mendeskripsikan wujud tindak tutur dalam pemberitaan mengenai kasus pedofilia.

2) mendeskripsikan bentuk presuposisi yang digunakan penulis dalam memberitakan kasus pedofilia sebagai cara pandang penulis terhadap realitas yang ada.

3) menjelaskan implikatur pragmatik terhadap pemberitaan kasus pedofilia yang terkait dengan communication intention (maksud komunikasi) penulis berita. D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan memiliki sebuah pencapaian yang bermanfaat pada bidang yang bersangkutan. Penelitian ini memiliki manfaat-manfaat dalam aspek teoretis dan aspek praktis, sebagai berikut:

1) secara teoretis, penelitian ini dapat menjadi referensi dalam kajian pragmatik sebagai ilmu yang mengkaji strategi penutur dan mitra tuturnya. Pengkajian bahasa dalam teks berita sejauh ini, tidak banyak dilakukan. Oleh karena itu, penelitian seperti ini diharapkan juga dapat dimanfaatkan untuk memahami masalah-masalah yang berkaitan dengan penggunaan bahasa dalam teks berita;

(20)

Moch.Idam Ramdani, 2014

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP AMBIGUITAS PEMBERITAAN KASUS PEDOFILIA DI MEDIA ONLINE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini adalah kasus pedofilia dengan bentuk tuturan (teks). Dengan kritik teks yang berbasis kajian ilmiah, pembuat berita diharapkan dapat dengan detail, efektif, dan objektif dalam merekonstruksi peristiwa ke dalam teks berita.

E. Asumsi Dasar

Peneliti memiliki tiga asumsi yang mendasari penelitian ini, yaitu:

1) tindak tutur merupakan tindakan bertutur yang selalu dilakukan oleh setiap manusia

2) presuposisi merupakan anggapan awal yang diberikan mitra tutur terhadap ujaran penutur;

F. Struktur Organisasi

Hasil penelitian ini terdiri dari 5 Bab, untuk memudahkan penyajiannya, maka struktur organisasi penulisan ini disusun dari Bab I sampai Bab V. Berikut ini adalah urutan struktur organisasi penulisan skripsi.

Dalam Bab I dimuat pendahuluan yang membahas (1) latar belakang masalah, (2) masalah penelitian yang mencakup (3) identifikasi masalah, (4) batasan masalah, (5) rumusan masalah, (6) tujuan penelitian, (7) manfaat penelitian, dan (8) struktur organisasi penulisan. Pada Bab II memuat landasan teoretis yang mencakup (1) pragmatik, (2) tindak tutur, (3) prinsip kerja sama, (4) implikatur, (5) Teori Pembentukan Wacana, dan (6) landasan teoretis.

(21)

36

Moch.Idam Ramdani, 2014

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP AMBIGUITAS PEMBERITAAN KASUS PEDOFILIA DI MEDIA ONLINE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan (1) lokasi dan subjek penelitian, (2) metode penelitian, (3) desain penelitian, (4) Metode penelitian, (5) Definisi Operasional, dan (6) Sumber Data dan Korpus (7) Teknik Pengolahan Data (8) Instrumen Penelitian, (9) Teknik Pengumpulan Data. Adapun uraiannya sebagai berikut.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian ini tidak terpaku pada tempat, karena data yang didapat, tergantung pada saat peneliti mendapatkan data penelitian. Data penelitian yang peneliti butuhkan tidak bergantung pada lokasi, melainkan artikel yang didapat dari tiga media daring (online). Hal ini disebabkan objek utama yang dianalisis adalah teks-teks berita mengenai kasus pedofilia yang terjadi di Jakarta Internatinal School, dan Emon “Si Predator Seks” dari Sukabumi. Ini disebabkan data yang diperoleh berasal dari dunia maya. Perbedaan latar belakang media online, seperti pemilik, ideologi, dan kepentingan dari media tersebut dalam menyajikan tuturan dalam setiap teks-teks berita kasus pedhofilia yang disajikan.

(22)

Moch.Idam Ramdani, 2014

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP AMBIGUITAS PEMBERITAAN KASUS PEDOFILIA DI MEDIA ONLINE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Desain Penelitian dan Justifikasi dari Pemilihan Desain Penelitian

Analisis Pragmatik Terhadap Pemberitaan Kasus Pedofilia di Media Online

Hasil Analisis:

1) Wujud tindak tutur dalam pemberitaan mengenai kasus pedofilia.

2) Bentukpresuposisi yang digunakan penulis dalam memberitakan kasus pedofilia.

3) Implikasi pragmatik terhadap pemberitaan kasus pedofilia. Pengolahan Data

1) Kartu Transkrip data 2) Penyalinan data ke dalam

kartu data. 3) Identifikasi Data 4) Klasifikasi data Teknik Pengumpulan data

Observasi

Analisis Data

1) Membuat tabel untuk mendeskripsikan wujud tindak tutur dalam pemberitaan mengenai kasus pedofilia.

2) Membuat tabel untuk mendeskripsikan bentuk presuposisi yang digunakan penulis dalam memberitakan kasus pedofilia.

3) Membuat penjelasan implikasi pragmatik terhadap pemberitaan kasus pedofilia.

(23)

38

Moch.Idam Ramdani, 2014

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP AMBIGUITAS PEMBERITAAN KASUS PEDOFILIA DI MEDIA ONLINE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan pragmatik. Pemilihan metode tersebut didasari tujuan penelitian ini yang mendeskripsikan setiap tindak tutur pemberitaan pada kasus pedhofilia. Dalam pengumpulan data, peneliti akan berselancar di dunia maya, membuka beberapa situs media online dan menyalin data tersebut ke dalam Ms. Word.

Metode ini memaparkan bahwa penelitian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan pada fakta yang ada dan fenomena yang memang secara empiris hidup pada penutur-penuturnya sehingga yang dihasilkan atau yang dicatat berupa berian bahasa yang biasa dikatakan sifat seperti potret apa adanya (Sudaryanto, 1986:62).

Oleh karena itu, data yang diperoleh dari beberapa media online tersebut akan dianalisis berdasarkan kajian pragmatik, sehingga dapat diketahui bagaimana pengaruh tindak tutur tersebut terhadap mitra tuturnya yakni pembaca.

D. Definisi Operasional

Berdasarkan dari penelitian yang akan dilakukan yaitu “Analisis Pragmatik Terhadap Pemberitaan Kasus Pedofilia di Media Online”. Berikut ini adalah definisi operasional untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan judul dari penelitian ini.

1. Media Online: situs berita yang berada di dunia maya (internet).

2. Pedofilia: sebagai gangguan kejiwaan pada orang dewasa atau remaja yang telah mulai dewasa (pribadi dengan usia 16 atau lebih tua) biasanya ditandai dengan suatu kepentingan seksual primer atau eksklusif pada anak prapuber (umumnya usia 13 tahun atau lebih muda, walaupun pubertas dapat bervariasi).

3. Implikatur Percakapan: Asumsi dasar sebuah percakapan 4. Maksim kuantitas: Memberikan jumlah informasi yang tepat

5. Maksim Kualitas: Cara mengusahakan agar sumbangan informasi yang disampaikan benar.

(24)

Moch.Idam Ramdani, 2014

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP AMBIGUITAS PEMBERITAAN KASUS PEDOFILIA DI MEDIA ONLINE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Maksim cara: Mengusahakan agar tuturan mudah dimengerti 8. Tindak tutur lokusi: Tuturan yang dilakukan penutur

9. Tindak tutur ilokusi: Tuturan yang dilakukan seseorang sambil melakukan sesuatu

10. Tindak tutur perlokusi: Tuturan yang dilakukan penutur agar tuturan tersebut memberikan efek bagi mitra tuturnya.

E. Sumber dan Korpus

Sumber data penelitian ini diperoleh dari 3 (tiga) media online ternama yang paling sering dikunjungi. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

No. Media Judul Berita

(25)

40

Moch.Idam Ramdani, 2014

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP AMBIGUITAS PEMBERITAAN KASUS PEDOFILIA DI MEDIA ONLINE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Pengolahan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengolahan data kualitatif. Setelah data terkumpul, peneliti melakukan:

1. Setelah penulis memperoleh data berupa teks berita mengenai kasus pedhofilia dari beberapa media online, langkah selanjutnya memindahkan data tersebut dengan cara menyalin dan memasukannya ke Ms. Word.

2. Penyalinan ke dalam kartu data. Setelah data diklasifikasikan, selanjutnya adalah penyalinan ke dalam kartu data. Hal ini dimaksudkan agar kita mudah untuk mengelompokkan data berupa tuturan tersebut berdasarkan jenis prinsip kerja sama dan implikatur percakapannya.

3. Analisis data. Data yang diperoleh dari proses penyalinan kartu data, kemudian dianalisis berdasarkan kajian pragmatik khusus nya teori prinsip kerja sama, tindak tutur, implikatur, dan pembentukan wacana yang digunakan dalam penyampaian teks berita tersebut. Analisis data akan dilakukan melalui dua hal, yaitu.

a. Identifikasi data. Identifikasi berarti mengenali atau memberikan ciri terhadap data yang terkumpul. Setelah itu, data-data diidentifikasi dengan cara memililah-milah berdasarkan jenis tindak tuturnya.

b. Mengkasifikasikan data. Setelah dilakukan identifikasi data, langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan atau menggolongkan data tuturan tersebut berdasarkan persamaan dan perbedaan identifikasi data.

4. Langkah terakhir menyimpulkan data yang telah dianalisis. G. Instrumen Penelitian

(26)

Moch.Idam Ramdani, 2014

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP AMBIGUITAS PEMBERITAAN KASUS PEDOFILIA DI MEDIA ONLINE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Presuposisi

No. Data Konteks Analisis Berdasarkan Jenis Presuposisi

Faktif Non-Faktif Konterfaktual Eksistensial Struktural

2. Tindak Tutur

No. Data Konteks Analisis Berdasarkan Klasifikasi Tindak Tutur Deklarasi Representatisf Ekspresif Direktif Komisif

3. Implikatur

A. Tuturan 1 dalam Teks Berita (U)

B. Penutur (S)

C. Mitra Tutur (H)

D. Konteks dan Koteks (C)

H. Teknik Pengumpulan Data

(27)

104

Moch.Idam Ramdani, 2014

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP AMBIGUITAS PEMBERITAAN KASUS PEDOFILIA DI MEDIA ONLINE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Pada bab terakhir ini akan disimpulkan hasil dari penelitian. Temuan dan pembahasan penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, merupakan dasar dalam penyusunan simpulan. Bentuk-bentuk presuposisi dan wujud tindak tutur yang digunakan penulis berita menyampaikan atau merupakan unit analisis data dalam penelitian ini pemberitaan kasus pedofilia di media online. Implikasi pragmatik terhadap pemberitaan menjadi poin utama yang dihadirkan pada bab ini untuk sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian.

Teks berita yang akan yang dikaji berjumlah 8 berita yang berasal dari 3 media daring (online). Dari 8 teks berita tersebut, 6 teks berita dianalisis berdasarkan wujud tindak tutur dan bentuk presuposisinya, tetapi terdapat 1 berita yang berjudul

“Disebut hilangkan barbuk, Kepsek JIS berkelit” yang dianalisis berdasarkan tiga jenis analisis sekaligus, yaitu wujud tindak tutur, bentuk presuposisi, dan implikatur. Selain itu, tiga teks berita dianalisis dengan menggunakan implikatur yang digunakan penulis berita untuk membangun opini. Berikut ini peneliti sajikan simpulan penelitian menjadi beberapa poin. Poin di bawah ini merupakan jawaban atas pertanyaan penelitian, yaitu wujud tindak tutur yang digunakan penulis berita, bentuk presuposisi yang digunakan untuk membangun opini pembaca, dan implikatur pragmatik terhadap teks berita mengenai kasus pedofilia tersebut.

(28)

Moch.Idam Ramdani, 2014

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP AMBIGUITAS PEMBERITAAN KASUS PEDOFILIA DI MEDIA ONLINE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk memberikan praanggapan pada pembaca agar dugaan-dugaan yang terdapat pada pemikiran pembaca tersebut dapat terbangun.

Media-media daring (online) tersebut menggunakan dua puluh satu tindak tutur representatif (67,75%), satu tindak tutur direktif (3,23%), enam tindak tutur komisif (19,36%), dua tindak tutur ekspresif (19,36%), dan satu tindak tutur deklaratif (3,23%) dalam menyajikan informasi dalam teks berita demi membangun opini melalui praanggapan yang ditampilkan. Teks-teks berita tersebut banyak menggunakan tindak tutur representatif dan komisif dalam menafsirkan peristiwa pelecehan seksual terhadap anak-anak untuk menyatakan suatu fakta dan menegaskan peristiwa tersebut sebagai sesuatu yang diyakini oleh penulis berita yang

menggambarkannya, contohnya: “Pria berperawakan sedikit gempal dan tak terlalu tinggi itu, ternyata adalah seorang pelaku pencabulan. Selain itu, tindak tutur komisif yang digunakan penulis berisi upaya-upaya yang akan dilakukan pihak terkait dalam menyelesaikan kasus tersebut, contohnya: Jakarta - Penyidik Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polda Metro Jaya akan memeriksa dokter RS Polri, Kramat

Jati, yang melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap 28 petugas cleaning service di TK

Jakarta International School (JIS).

Selain itu, teks-teks berita tersebut juga menunjukkan tuturan yang menentukan nasib seseorang, dimana tuturan tersebut diujarkan oleh orang yang

memiliki peran institusional khusus, contoh: “Atas perbuatannya, Andri dijerat dengan Pasal 81 tentang Perlindungan Anak dengan hukuman maksimal 15 tahun penjara”. Dapat dilihat bahwa media ini juga lebih memperlihatkan ganjaran atau hukuman yang akan diterima pelaku yang dapat dikategorikan sebagai tindak tutur deklaratif. Kemudian pada teks-teks berita ini juga diperlihatkan ajakan, perintah, dan

(29)

106

Moch.Idam Ramdani, 2014

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP AMBIGUITAS PEMBERITAAN KASUS PEDOFILIA DI MEDIA ONLINE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terlihat sebagai ungkapan ketidak percayaan pihak tertentu atas apa yang terjadi,

seperti pada contoh: “Solihat, ibu pelaku kekerasan seksual terhadap 51 anak, kaget sekaligus tak percaya dengan perilaku menyimpang Andri Sobari alias Emon”. Dapat dilihat pada kalimat bercetak tebal, bahwa media menggunakan tindak tutur ekspresif untuk menyatakan ketidak percayaan pihak keluarga pelaku. Ini artinya, media tersebut ingin menggambarkan bahwa meskipun pelaku memiliki keluarga yang baik, ia tetaplah pelaku kriminal yang sangat keji.

Selain itu, media-media tersebut juga menggunakan delapan presuposisi faktif (50%), tiga presuposisi leksikal (18,75), empat presuposisi eksistensial (25%), dan satu presuposisi konterfaktual (6,25%) untuk memberikan penyimpulan dasar mengenai konteks dan situasi bahasa (teks berita) yeng membuat wujud tindak tutur dan bentuk presuposisi mempunyai makna bagi pembaca, dan sebaliknya membantu penulis berita menentukan wujud tindak tutur dan bentuk presuposisi yang dapat

dipakainya untuk memberikan praanggapan terhadap pembaca, contohnya: “Terkait kasus kekerasan, Polisi masih melakukan pendalaman dan pemeriksaan”. Dapat dilihat

bahwa ada upaya pihak terkait dalam menuntaskan kasus ini. Ini artinya media tersebut ingin menunjukkan peristiwa tersebut sebagai suatu hal yang benar-benar terjadi dan bukan hal yang biasa, sehingga tidak ada tendensi terhadap pembelaan hak-hak pelaku sebagai warga negara yang dilindungi hukum.

(30)

Moch.Idam Ramdani, 2014

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP AMBIGUITAS PEMBERITAAN KASUS PEDOFILIA DI MEDIA ONLINE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dideskripsikan dalam teks berita yang disajikan. Hal ini dapat dijadikan sebagai dasar penyimpulan mengenai konteks peristiwa pelecehan seksual yang terjadi dan situasi berbahasa dalam teks berita yang membuat bentuk bahasa (tindak tutur dan presuposisi) mempunyai makna bagi pembaca atau penerima bahasa itu. Hal tersebut membantu penulis berita menentukan bentuk-bentuk bahasa tersebut untuk mengungkapkan pesan yang dimaksud, dan membentuk praanggapan yang dinginkan penulis berita.

Selain itu, dalam teks-teks berita tersebut juga terdapat implikatur yang disebabkan pelanggaran-pelanggaran maksim. Maksim yang dilanggar, kebanyakan adalah maksim relevansi. Ini artinya, media-media ini ingin menunjukkan maksud-maksud tertentu dengan melanggar maksim tersebut.

Dengan demikian, para pembaca harus mengasosiasikan keseimbangan antara bentuk-bentuk presuposisi dan representasi–representasi tindak tutur yang semakin kompleks. Representasi tindak tutur merupakan bagan integral yang diperlukan dari respons pembaca terhadap teks berita pada pembentukan opini yang baru. Hal ini dapat dikategorikan sebagai implikatur pragmatik terhadap berita.

Dilihat dari simpulan di atas, telah dijawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Dari bentuk-bentuk presuposisi dan wujud tindak tutur yang digunakan penulis berita dalam membangun opini ini menandakan bahwa hal tersebut menunjukkan banyak sekali keinginan penulis berita agar pembaca memberikan praanggapan, sehingga muncullah dugaan-dugaan tentang hal yang dipaparkan.

(31)

108

Moch.Idam Ramdani, 2014

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP AMBIGUITAS PEMBERITAAN KASUS PEDOFILIA DI MEDIA ONLINE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran

Penelitian ini berupaya membuktikan pentingnya model analisis Pragmatik sebagai media atau alat dalam mengungkap praanggapan yang ingin dibentuk penulis berita terhadap pembaca. Hal ini dilakukan peneliti untuk mengungkap praangapan yang ingin dibangun penulis berita di media online terkait peristiwa pedofilia. Selain itu, penelitian ini dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat bahwa kajian bahasa berperan sangat besar dalam kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan kajian bahasa, khsusunya pragmatik, praanggapan yang digunakan penulis berita dapat menguak opini dan pesan penulis berita yang terdapat pada teks beritanya.

Berangkat dari penelitian ini, penelitian selanjutnya diharapkan lebih baik dan mampu melengkapi segala kekurangan dari penelitian selanjutnya. Misalnya memperluas jangkauan penelitian terhadap kasus yang sama, tidak hanya 2 peristiwa pelecehan seksual kemudian menganalisis tuturan lebih dari 2 kasus pedofilia yang terjadi, baik dalam media online yang sama maupun berbeda. Peneliti berharap hasil penelitian yang dilakukan akan lebih bervariatif, representatif, dan menginspirasi.

Penelitian ini hanya menggunakan teori tindak tutur yang dikemukakan oleh Yule dan presuposisi yang dikembangkan oleh Yule, Wijana, dan Nababan. Alangkah baiknya jika penelitian yang akan datang dapat menggunakan kerangka analisis yang berbeda, misalnya menggunakan PKS yang dipopulerkan oleh Austin dengan mengkaji juga tanggapan-tanggapan dari pembaca teks berita tersebut yang biasanya terdapat di bawah teks berita yang ditampilkan. Diharapkan penelitian yang akan datang dapat menggunakan kerangka teori lain dari pragmatik, sehingga hasil yang disajikan akan menjadi hal yang bersifat komplementer atau saling melengkapi pada penelitian selanjutnya. Hal ini juga dapat sekaligus untuk menjadi pembanding penelitian kebahasaan selanjutnya.

C. Penutup

(32)

Moch.Idam Ramdani, 2014

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP AMBIGUITAS PEMBERITAAN KASUS PEDOFILIA DI MEDIA ONLINE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(33)

110

Moch.Idam Ramdani, 2014

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP AMBIGUITAS PEMBERITAAN KASUS PEDOFILIA DI MEDIA ONLINE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Allan, K. Indirect Speech Acts (and off-record utterance). Encyclopedia of language and Linguistics, ed. by Ron Asher. Vol.3, pp. 1653- 56. Oxford: Pergamon Press.

Austin, J.L. (1962) How to do things with words. Second Edition. New York: Oxford University Press.

Bach, K & Robert M Harnish. (1979). Linguistics Communication and Speech Acts. Cambridge MIT Press.

Bachari, A.D. (2011). “Analisis Pragmatik terhadap Tuturan Berdampak Hukum (Studi Kasus Terhadap Laporan Tindak Penghinaan, Penipuan, dan Pencemaran Nama Baik

yang Ditangani Satreskrim Polrestabes Bandung)” Tesis tidak dipublikasikan pada

Program Magister Linguistik, Sekolah Pascasarjana, UPI, Bandung.

Brown, P. dan Levinson, S. (1978). “Universal in language usage: Politness phenomena”. In Goody, Esther N., ed. Questions and Politness: Strategies in Social Interaction (Cambridge Papers in Social Antrophology). Cambridge: Cambridge University Press.

Canale, Michael.(1980).Theoretical bases of communicative approaches to second language teaching and testing, applied linguistics, I p.l

Clark, H. H. and Thomas B. C. 1982. Hearers and speech acts. Language 58:332-72

Cummins, Louse. (2007). Pragmatik, sebuah perspektif multidisipliner (Diterjemahkan Setiwati, dkk) Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Djajasudarma, F. 2010. Wacana.Bandung: PT. Refika Aditama.

Effendy, O.U. (2000). Ilmu komunikasi teori dan praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Fadilah, W. (2010). Realisasi prinsip kerja sama dalam wacana dialog antara penyiar dan pendengar radio. Universitas Pendidikan Indonesia. Skripsi: Tidak diterbitkan.

Grice, H.P. (1975). “Logical and conversation”. syntax and semantics, speech act, 3. New

York: Academic Press.

(34)

Moch.Idam Ramdani, 2014

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP AMBIGUITAS PEMBERITAAN KASUS PEDOFILIA DI MEDIA ONLINE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

/http://nadiasidia.blogspot.com/2013/05/pragmatik-presuposisi-dan-entailmen.html (diakses tanggal 1 juni 2014, pukul 20:18)

Husein, Umar. (1999). Metode Penelitian.

Larasati, Nisa. (2010). Jenis-jenis pengungkapan tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi dalam iklan pemasaran produk rumah. Universitas Padjadjaran Bandung. Skripsi: Tidak Diterbitkan

Leech, Geoffrey. (1997). Prinsip-prinsip pragmatik. Penerjemah. Oka. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Leech, Louise. (2007). Prinsip-prinsip pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Levinson, S.C. 1991. Pragmatic Reduction of Binding Conditions Revisited. Journal Of Linguistics, 26, 107-161

Levinson, Stephent C. (1983). Pragmatics. Cambridge: Cambridge University Press

Mey, J.L. (1998). Concise encyclopedia of pragmatics. Oxford: elseiver science Ltd.

Morries, Charles. On The Unity of The Pragmatic Movement (pdf).

Nababan, P.W.J. (1987). Ilmu Pragmatik: Teori dan Penerapannya. Jakarta: Depdikbud

Nadar, F.X. (2009). Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nurkamto, Joko. (2000). “Makalah, Pragmatik”. PPS UNS Surakarta

Onong U.E.(2005).Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Bandung, PT Remaja Penulis dan Jurnalis Profesional, Simbiosa Rekatama Media.

Purwo, B. K. Deiksis dalam Bahasa Indonesia. 1983. Jakarta: Balai Pustaka.

Rahardi, Kunjana. (2005). Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga

Rahardi, R. K. (2008). Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia: Erlangga.

(35)

112

Moch.Idam Ramdani, 2014

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP AMBIGUITAS PEMBERITAAN KASUS PEDOFILIA DI MEDIA ONLINE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Searle, J.R. (1969). Speech Acts. London: Cambridge University Press.

Searle, J.R. (1986). Expression and Meaning: Studies in the Theory of Speech Acts. Cambridge: Cambridge University Press

Sobur, Alex. (2004) Analisis Teks Media, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sudaryanto . (1986). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumandiria, AS. Hasan, Menulis Artikel dan Tajuk Rencana : Panduan Praktis

Sumarsono. (2009). Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

http://bandung.okezone.com/read/2014/05/09/527/982319/120-bocah-masuk-dalam-daftar-korban-emon-polisi-cocokkan-dengan-bap (diakses tanggal 12 Mei 2014, pukul 9.00)

http://bandung.okezone.com/read/2014/05/10/527/983002/penyidikan-kasus-emon-selesai-jumlah-korban-114-anak (diakses tanggal 12 Mei 2014, pukul 8.58)

http://bandung.okezone.com/read/2014/05/10/527/983116/26-psikolog-bakal-tangani-korban-emon (diakses tanggal 12 Mei 2014, pukul 8.55)

http://jakarta.okezone.com/read/2014/04/17/500/971909/hasil-visum-korban-pelecehan-seksual-versi-jis-dan-kpai-berbeda (diakses tanggal 12 Mei 2014, pukul 8.47)

http://jakarta.okezone.com/read/2014/04/21/500/973371/disebut-hilangkan-barbuk-kepsek-jis-berkelit (diakses tanggal 12 Mei 2014, pukul 8.44)

http://metro.news.viva.co.id/news/read/502242-kasus-paedofil--pengelola-kebersihan-jis-diminta-tanggung-jawab (diakses tanggal 10 Mei 2014, pukul 8.50)

http://metro.news.viva.co.id/news/read/502340-polri--afp-dan-fbi-siap-beri-data-pelaku-kekerasan-seks-jis (diakses tanggal 10 Mei 2014, pukul 8.45)

http://nasional.news.viva.co.id/news/read/501654-ibunda-emon-kaget-anaknya-pelaku-sodomi (diakses tanggal 10 Mei 2014, pukul 8.42)

(36)

Moch.Idam Ramdani, 2014

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP AMBIGUITAS PEMBERITAAN KASUS PEDOFILIA DI MEDIA ONLINE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

http://nasional.news.viva.co.id/news/read/502402-pengakuan-emon--raja-cabul-dari-sukabumi (diakses tanggal 7 Mei, 2014 pukul 8.37)

http://news.detik.com/read/2014/05/06/163349/2574952/10/jis-serahkan-80-foto-murid-tk-untuk-diidentifikasi-5-tersangka (diakses tanggal 7 Mei 2014, pukul 8.48)

http://news.detik.com/read/2014/05/06/212730/2575307/10/kepsek-jis-dipolisikan-pengacara-apa-mau-mematikan-pendidikan (diakses tanggal 7 Mei, 2014 pukul 8.45)

http://news.detik.com/read/2014/05/09/130118/2578194/10/dokter-yang-memeriksa-28-cleaning-service-jis-akan-diperiksa (diakses tanggal 10 Mei 2014, pukul 9.02)

http://news.detik.com/read/2014/05/10/082857/2578836/10/5-seluk-beluk-tentang-catatan-harian-si-emon?9911012 (diakses tanggal 10 Mei 2014, pukul 8.56)

http://news.detik.com/read/2014/05/09/075347/2577801/10/tidak-ada-korban-meninggal-akibat-predator-seksual-emon?nd77110 (diakses tanggal 10 Mei 2014, pukul 8.58)

Effendi, O.U. (2001). Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.

Verhaar, J. W. M. (1983).Pengantar Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Wahyuni, Sri. (2008). Analisis Tindak Tutur Tidak Langsung Literal Antara Pembeli Dan Penjual Buah Di Mojosongo, Surakarta.Universitas Sebelas Maret Solo. Skripsi: Tidak diterbitkan.

Wijana, I.D.P. dan Rohmadi, Muhammad. 2010. Analisis Wacana Pragmatik Kajian dan Teori. Surakarta: Yuma Pustaka.

Wijana, I.D.P. (1996). Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi.

Referensi

Dokumen terkait

1) Sebagai acuan dan perbandingan bagi peneliti untuk mengambil tindakan dalam menangani masalah yang sama. 2) Memberikan informasi kepada kepala sekolah dan pendidik

Tidak hanya kabel ethernet (UTP) maupun media nirkabel (wireless) sebagai media transmisinya, melainkan sebuah kabel listrik yang fungsi utamanya untuk menyalurkan

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusian, Kelautan, dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Suseno Sukoyono mengatakan bahwa penentuan jenis pelatihan di

Evi Rockyantiningsih. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELUKIS DI POINT EDUCATION CENTER SURAKARTA. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

DAFTAR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PERGURUAN TINGGI SUMBER DANA BOPTN RUPIAH MURNI DIPA UNDIP TAHUN ANGGARAN 2013 LPPM UNIVERSITAS DIPONEGORO. NO NAMA_PENELITI

• Adanya program yang dipilih dan dilaksanakan dalam upaya untuk memperbaiki citra sales promotion girl dan sales promotion boy yaitu dengan diadakannya program

Sadjad (1994) telah mengembangkan metode pengujian viabilitas simulatif. Informasi mum yang diperoleh dari pengujian viabilitas secara simulatif, diharapkan dapat menjadi

Kalus embriogenik yang berasal dari media MSIA dan MSIB, dengan bobot 10-20 mg disubkulturkan ke dalam media proliferasi kalus embriogenik (media MSIIA dan MSIIB).