• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII

DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Khusus

Disusun Oleh :

DIDI SUMARDI 1004958

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMLIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA”. beserta seluruh isinya adalah benar -benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2014 Yang membuat pernyataan,

(3)

Oleh Didi Sumardi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Didi Sumardi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Didi Sumardi

1004958

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU

KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing 1

Dr. Budi Susetyo, M.Pd. NIP 195809071987031001

Pembimbing II

Drs. Endang Rusyani, M.Pd. NIP 195705101985031003

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

(5)

v

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 3

C. Tujuan Penlitian ... 3

BAB II TEKNIK PELAKSANAAN PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA A. Pengertiann Kewirausahaan... 5

1. Konsep Kewirausahaan... 6

2. Pengertian Pendidikan Kewirausahaan... 9

3. Peran Pendidikan Dalam Pembentukan Jiwa Wirausaha pada Anak ... 16

4. Pendidikan Kewirausahaan Dalam Membangun Minat Anak... 16

5. Pendidikan Kewirausahaan Dalam Membangun Motivasi Anak... 18

6. Perlunya Pendidikan Kewirausahaan ... 21

B. Konsep Ketunarunguan ... 23

1. Definisi Tunarungu ... 23

(6)

vi

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014

Tunarungu ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian ... 33

B. Metode Penelitian ... 33

C. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 34

D. Pengujian Keabsahan Data ... 43

E. Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 54

B. Pembahasan ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... B. Saran ... 66 67 DAFTAR PUSTAKA ... 68 LAMPIRAN – LAMPIRAN

(7)

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014

ABSTRAK

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS

VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

(Didi Sumardi, 1004958, Jurusan PLB UPI Bandung, 2014)

Penelitian ini adalah untuk melihat gambaran tentang proses penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII di SLB Kamilia Shantari Talaga Majalengka. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendapat gambaran tentang perencanaan, pelaksanaan, hambatan dan upaya dalam pembelajaran penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu. Tempat penelitian di SLB Kamilia Shantari Talaga Majalengka yang melayani jenis kebutuhan khusus tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, dan autis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif, sehingga dengan studi deskriptif akan diperoleh gambaran tentang kondisi kasus penelitian. Dalam penelitian ini data-data diperoleh melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian di lapangan menggambarkan bahwa perencanaan proses pembelajaran penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu secara efektif diberikan pada tingkat SMPLB yang dikembangkan melalui mata pelajaran Tata Boga dengan mengunakan KTSP sebagai panduan kurikulum. Sedangkan pelaksanaan pembelajaran penanaman jiwa wirausaha diimplementasikan pada kegiatan keterampilan secara langsung yaitu membuat donat. Hambatan yang dihadai yaitu terkadang kurikulum tidak sesuai, tidak tersedianya buku sumber yang relevan, minimnya anggaran untuk kegaitan praktek. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi tersebut dengan memanfaatkan buku-buku resep, mencari informasi dari internet, meningkatkan latihan sampai siswa terampil, mengalokasikan dana lebih untuk kelancaran program pembelajaran penanaman jiwa wirausaha dalam membuat kue donat, sehingga ketersediaan alat dan bahan memadai.

(8)

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, melalui pendidikan seseorang dapat mengembangkan ilmu serta pengetahuan yang dimilikinya. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Ketercapaian tujuan pendidikan nasional terutama yang mengarah pada pembentukan karakter yang terkait dengan pembentukan sikap dan perilaku wirausaha peserta didik, selama ini belum dapat diketahui secara pasti. Hal ini mengingat pengukurannya cenderung bersifat kualitatif, dan belum ada standar nasional untuk menilainya.

Berkaitan dengan pembentukan sikap dan perilaku wirausaha SLB Kamilia Shantari telah melaksanakan pembelajaran penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu melalui Mata Pelajaran Tata Boga. Pada kondisi nyata di lapangan pembelajaran wirausaha hanya mengenalkan nilai-nilai karakter wirausaha secara teoritis yang meliputi kejujuran, kedisiplinan, sifat pantang menyerah, kreativitas, kemandirian, kepemimpinan dan kerja keras.

(9)

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014 tunarungu, sehingga jika terus menerus pembelajarannya teoritis anak akan bosan dan belum tentu dapat dipahami makna dari pembelajaran tersebut.

Anak tunarungu adalah mereka yang memiliki kelainan pada pendengaran dan sangat berpengaruh terhadap perkembangan bicara dan bahasanya sehingga membutuhkan layanan pendidikan khusus. Bahasa dapat dikatakan sebagai pusat perhatian, karena pada dasarnya bahasa menjadi sistem yang dipergunakan akal dan pikiran untuk menangkap, mengolah, memahami, meramalkan berbagai simbol sehingga rangsangan yang diterima membentuk suatu konsep pemahaman. Dalam kegiatan pembelajaran kewirausahaan pada anak tunarungu dapat disampaikan melalui kegiatan yang cenderung dapat diamati atau dilihat yaitu praktik. Karena anak tunarungu lebih mudah dengan apa yang dilihatnya.

Walaupun anak tunarungu dapat melihat, namun informasi yang ditangkap hanya melalui penglihatan menjadi tidak utuh, terpotong dan diterima hanya sebagian saja. Akibat dari terbatasnya informasi berupa bunyi/ suara menyebabkan anak tunarungu tidak dapat menginterpretasikan informasi yang diterimanya secara tepat.

Kewirausahaan dalam pendidikan adalah seorang individu yang berani mengembangkan usaha dan ide barunya untuk memperbaiki kualitas hidup yang diintergrasikan dalam pendidikan di sekolah melalui berbagai kegiatan seperti keterampilan vokasional, pembelajaran sebuah mata pelajaran yang diintegrasikan dengan kewirausahaan. Guru dan kepala sekolah harus mampu mengintegrasikan pembelajaran afektif (pendidikan kewirausahaan) dalam pembelajaran kognitif dengan berbagai pendekatan dan metode mengajar.

(10)

3

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014 bukan hanya menekankan segi kognitif tetapi segi afeksi dan psikomotorpun perlu diperhatikan. Sehingga dengan menanamkan jiwa kewirausahaan pada anak tunarungu kelas VII, kelak setelah mereka lulus dapat hidup mandiri dengan kemampuan dan keahlian yang dimilikinya.

Atas dasar hal tersebut penulis mengambil judul “Penanaman Jiwa diteliti adalah dengan menggambarkan bagaimanakah penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII di SLB Kamilia Shantari Talaga Majalengka ?

1. Bagaimana perencanaan penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII di SLB Kamilia Shantari ?

2. Bagaimana pelaksanaan penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII di SLB Kamilia Shantari ?

3. Apa saja hambatan dan kesulitan dihadapi SLB Kamilia Shantari sehubungan dengan penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII di SLB Kamilia Shantari ?

4. Bagaimana upaya dalam menangani hambatan dan kesulitan yang dihadapi sehubungan dengan penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII di SLB Kamilia Shantari ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk melihat gambaran tentang proses penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII di SLB Kamilia Shantari Talaga Majalengka ?

(11)

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014 a. Untuk mendapat gambaran tentang perencanaan proses pembelajaran

penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII di SLB Kamilia Shantari.

b. Untuk mendapat gambaran tentang langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII di SLB Kamilia Shantari.

c. Untuk mendapatkan gambaran tentang hambatan dan kesulitan apa yang dihadapi SLB Kamilia Shantari sehubungan dengan pelaksanaan pembelajaran penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII di SLB Kamilia Shantari ?

d. Untuk mendapat gambaran tentang upaya SLB Kamilia Shantari dalam menangani hambatan dan kesulitan yang dihadapi sehubungan dengan pelaksanaan pembelajaran penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII di SLB Kamilia Shantari ?

2. Kegunaan Penelitian

Adapun beberapa kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini yaitu sebagai berikut :

a. Untuk peneliti yaitu sebagai pembelajaran dalam menganalisis fakta-fakta kegaitan kewirausahaan disekolah yang dijadikan subjek penelitian, serta sebagai salah satu syarat untuk menempuh tugas akhir perkuliahan.

b. Untuk keilmuan yaitu memperkaya khasanah keilmuan dalam kewirausahaan di sekolah yang menyangkut penanaman jiwa kewirausahaan.

(12)

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, melalui pendidikan seseorang dapat mengembangkan ilmu serta pengetahuan yang dimilikinya. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Ketercapaian tujuan pendidikan nasional terutama yang mengarah pada pembentukan karakter yang terkait dengan pembentukan sikap dan perilaku wirausaha peserta didik, selama ini belum dapat diketahui secara pasti. Hal ini mengingat pengukurannya cenderung bersifat kualitatif, dan belum ada standar nasional untuk menilainya.

Berkaitan dengan pembentukan sikap dan perilaku wirausaha SLB Kamilia Shantari telah melaksanakan pembelajaran penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu melalui Mata Pelajaran Tata Boga. Pada kondisi nyata di lapangan pembelajaran wirausaha hanya mengenalkan nilai-nilai karakter wirausaha secara teoritis yang meliputi kejujuran, kedisiplinan, sifat pantang menyerah, kreativitas, kemandirian, kepemimpinan dan kerja keras.

(13)

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014 tunarungu, sehingga jika terus menerus pembelajarannya teoritis anak akan bosan dan belum tentu dapat dipahami makna dari pembelajaran tersebut.

Anak tunarungu adalah mereka yang memiliki kelainan pada pendengaran dan sangat berpengaruh terhadap perkembangan bicara dan bahasanya sehingga membutuhkan layanan pendidikan khusus. Bahasa dapat dikatakan sebagai pusat perhatian, karena pada dasarnya bahasa menjadi sistem yang dipergunakan akal dan pikiran untuk menangkap, mengolah, memahami, meramalkan berbagai simbol sehingga rangsangan yang diterima membentuk suatu konsep pemahaman. Dalam kegiatan pembelajaran kewirausahaan pada anak tunarungu dapat disampaikan melalui kegiatan yang cenderung dapat diamati atau dilihat yaitu praktik. Karena anak tunarungu lebih mudah dengan apa yang dilihatnya.

Walaupun anak tunarungu dapat melihat, namun informasi yang ditangkap hanya melalui penglihatan menjadi tidak utuh, terpotong dan diterima hanya sebagian saja. Akibat dari terbatasnya informasi berupa bunyi/ suara menyebabkan anak tunarungu tidak dapat menginterpretasikan informasi yang diterimanya secara tepat.

Kewirausahaan dalam pendidikan adalah seorang individu yang berani mengembangkan usaha dan ide barunya untuk memperbaiki kualitas hidup yang diintergrasikan dalam pendidikan di sekolah melalui berbagai kegiatan seperti keterampilan vokasional, pembelajaran sebuah mata pelajaran yang diintegrasikan dengan kewirausahaan. Guru dan kepala sekolah harus mampu mengintegrasikan pembelajaran afektif (pendidikan kewirausahaan) dalam pembelajaran kognitif dengan berbagai pendekatan dan metode mengajar.

(14)

3

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014 bukan hanya menekankan segi kognitif tetapi segi afeksi dan psikomotorpun perlu diperhatikan. Sehingga dengan menanamkan jiwa kewirausahaan pada anak tunarungu kelas VII, kelak setelah mereka lulus dapat hidup mandiri dengan kemampuan dan keahlian yang dimilikinya.

Atas dasar hal tersebut penulis mengambil judul “Penanaman Jiwa diteliti adalah dengan menggambarkan bagaimanakah penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII di SLB Kamilia Shantari Talaga Majalengka ?

1. Bagaimana perencanaan penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII di SLB Kamilia Shantari ?

2. Bagaimana pelaksanaan penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII di SLB Kamilia Shantari ?

3. Apa saja hambatan dan kesulitan dihadapi SLB Kamilia Shantari sehubungan dengan penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII di SLB Kamilia Shantari ?

4. Bagaimana upaya dalam menangani hambatan dan kesulitan yang dihadapi sehubungan dengan penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII di SLB Kamilia Shantari ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk melihat gambaran tentang proses penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII di SLB Kamilia Shantari Talaga Majalengka ?

(15)

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014 a. Untuk mendapat gambaran tentang perencanaan proses pembelajaran

penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII di SLB Kamilia Shantari.

b. Untuk mendapat gambaran tentang langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII di SLB Kamilia Shantari.

c. Untuk mendapatkan gambaran tentang hambatan dan kesulitan apa yang dihadapi SLB Kamilia Shantari sehubungan dengan pelaksanaan pembelajaran penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII di SLB Kamilia Shantari ?

d. Untuk mendapat gambaran tentang upaya SLB Kamilia Shantari dalam menangani hambatan dan kesulitan yang dihadapi sehubungan dengan pelaksanaan pembelajaran penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII di SLB Kamilia Shantari ?

2. Kegunaan Penelitian

Adapun beberapa kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini yaitu sebagai berikut :

a. Untuk peneliti yaitu sebagai pembelajaran dalam menganalisis fakta-fakta kegaitan kewirausahaan disekolah yang dijadikan subjek penelitian, serta sebagai salah satu syarat untuk menempuh tugas akhir perkuliahan.

b. Untuk keilmuan yaitu memperkaya khasanah keilmuan dalam kewirausahaan di sekolah yang menyangkut penanaman jiwa kewirausahaan.

(16)

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

33

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat Penelitian

Penilitian dengan judul Penanaman Jiwa Wirausaha Pada Anak Tunarungu Kelas VII di SLB Kamilia Shantari Talaga Majalengka dilaksanakan di SLB Kamilia Shantari Kecamatan Talaga Kabupaten Majalengka.

B. Metode Penelitian

Secara harfiah kata metode dapat diartikan sebagai suatu cara yang sudah dipikirkan secara matang untuk dilaksanakan dan dengan mengikuti suatu alur atau langkah-langkah demi mencapai suatu tujuan yang sudah direncanakan. Sedangkan penelitian diartikan sebagai suatu kegiatan usaha untuk mengamati, mengolah dan menyimpulkan terhadap satu atau lebih permasalahan atau suatu peristiwa yang dilakukan secara teliti, cermat, hati-hati dan bijaksana. Jadi metode penelitian dapat diartikan sebagai suatu cara atau langkah yang telah dipersiapkan secara matang untuk memecahkan satu permasalahan atau lebih yang dilakukan secara teliti, cermat, hati-hati dan bijaksana.

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan, maka penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi deskriptif untuk memperoleh gambaran secara jelas tentang latar belakang, karakter, dan sifat-sifat dari kasis ataupun dari individu. Dari hasil temuan sifat-sifat itu untuk selanjutnya akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.

1. Metode Studi Kasus / Deskriptif

(17)

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014 masyarakat tertentu serta situasi-situasi, termasuk tentang hubungan, pandangan-pandangan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap serta proses-proses yang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Dengan metode studi kasu yang disebut juga deskriptif ini diselidiki kedudukan fenomena atau faktor serta melihat hubungan antara satu faktor dengan faktor yang lainnya.

Melalui studi deskriptif akan diperoleh gambaran tentang kondisi kasus penelitian. Adapun kasus yang merupakan tema utama dalam pemnelitian ini yaitu penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII di SLB Kamilia Shantari Talaga Majalengka. Gambaran tentang kondisi kasus dalam penelitian ini diperlukan dalam perumusan studi tentang penanaman jiwa wirausaha anak tunarungu di SLB Kamilia Shantari. Data-data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.

C. Instrument dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Seperti yang diterapkan oleh Lincoln and Guba (1986) dalam Sugiyono (2007:306) bahwa :

“The instrumen of choice in naturalistic inquiry is the human. We shall see that other forms of instrumentation may be used inlater phases of the inquiry, but the human is the initial and continuing mainstay. But if the human instrument has been used extensively in earlier stages of inquiry, so that an instrument can be constructed is grounded in the data thet the human instrument has product”

(18)

35

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014 Selanjutnya Nasution (1988) dalam Sugiyono (2007:306) juga menyatakan bahwa :

„Dalam peneitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya yaitu bahwa segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya‟.

Berdasarkan pernyataan para ahli diatas dapat dipahami bahwa dalam penelitian kualitatif pada awalnya apabila permasalahan belum jelas dan pasti, maka yang menjadi instrumen adalah penelit itu sendiri. Tetapi setelah masalah yang akan dipelajari sudah jelas, maka dapat dikembangkan suatu pedoman/panduan.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka yang menjadi instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri dengan bantuan pertanyaan yang dilakukan melalui wawancara dan observasi terhadap kepala sekolah dan guru, serta mendokumentasikan kegiatan siswa.

Tahap penelitian yang dilakukan oleh peneliti dimulai dari tahap pralapangan, tahap pekerjaan lapangan, sampai tahap analisis data.

1. Tahap Pra Lapangan

a. Menyusun Rencana Penelitian

Kegiatan ini merupakan tahap awal dari serangkaian proses penelitian. Intinya, berupa penyusunan rancangan penelitian yang diajukan ke Dewan Skripsi Jurusan Pendidikan Luar Biasa FIP UPI yang mana setelah mendapat persetujuan proposal penelitian diseminarkan.

b. Memilih Lapangan Penelitian

Proses pemilihan latar penelitian dalam penelitian ini diawali dengan data yang ditemukan oleh peneliti di SLB Kamilia Shantari

(19)

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014 Pengurusan perizinan yang bersifat administratif, dilakukan mulai dari tingkat jurusan, fakultas, kesbangpol, Dinas Pendidikan provinsi.

d. Menyiapkan Peralatan Penelitian

Pada tahap ini, peneliti menyiapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan untuk memperlancar, memperjelas, dan mempermudah kegiatan pengumpulan data di lapangan. Adapun kegiatan pada tahap ini adalah mempersiapkan instrument penelitian yang terdiri dari pedoman wawancara dan pedoman observasi.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan a. Memahami Latar Penelitian

1) Pembatasan penelitian. Pemahaman latar penelitian menjadi sangat penting, sehingga strategi untuk mengumpulkan data menjadi efektif. Adapun latar penelitian ini dibatas pada lokasi dimana kasus berada. 2) Penampilan. Dalam melakukan penelitian, peneliti juga sangat

memperhatikan penampilan. Lokasi penelitian dilaksanakan di sekolah, maka peneliti juga harus tampil dengan sopan dan formal. 3) Pengenalan hubungan peneliti di lapangan. Penelitian ini bersifat

pengamatan langsung tanpa berperan serta, maka peneliti berusaha agar hubungan dengan lingkungan yang ada di lokasi penelitian tetap penuh kakraban, tanpa mengubah situasi yang terjadi pada latar penelitian dan perilaku alami yang ada di lokasi penelitian.

4) Jumlah waktu studi. Peneliti mengalokasikan waktu penelitian di lapangan selama tiga minggu, diharapkan dengan jumlah waktu yang sangat terbatas ini berbagai data penelitian dapat terkumpul dengan baik.

b. Memasuki Lapangan

(20)

37

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014 oleh peneliti. Agar mempermudah peneliti dalam upaya memperoleh berbagai data yang diinginkan.

2) Peranan peneliti. Peran peneliti dalam aktivitas yang ada dilokasi penelitian tidak besar, karena penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung tanpa berperan serta. Dikhawatirkan akan mempengaruhi kondisi dan perilaku di lokasi penelitian.

c. Berperan Serta dan Mengumpulkan Data

1) Pengarahan batas studi. Pengarahan batas studi dilakukan dengan memperhatikan batasan masalah pada focus penelitian yang akan diteliti. Pengarahan batas studi sangat penting agar peneliti tidak terjebak pada masalah-masalah yang berada di luar focus masalah penelitian.

2) Mencatat data. Mencatat data dilakukan peneliti pada saat dan sesudah pengumpulan data, pada saat wawancara dan sesudah observasi berlangsung.

Berikut adalah instrumen penelitian penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII di SLB Kamilia Shantari Talaga Majalengka yang terdiri dari pedoman wawancara dan observasi.

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH

1. Sejak kapan penanaman jiwa wirausaha mulai dilaksanakan di SLB Kamilia Shantari Majalengka ?

2. Apa yang menjadi pertimbangan ibu sehingga ibu memberikan pembelajaran penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII SLB Kamilia Shantari ini ?

(21)

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014 4. Kurikulum seperti apa yang ibu pakai ?

PERENCANAAN

5. Bagaimana sekolah membuat perencanaan proses pembelajaran penanaman jiwa wirausaha ?

6. Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan perencanaan program pembelajaran penanaman jiwa wirausaha ?

7. Bagaimana mengenai tujuan, waktu dan metode yang digunakan dalam pembelajaran penanaman jiwa wirausaha itu ?

8. Apakah dibutuhkan pendanaan untuk program pembelajaran penanaman jiwa wirausaha ?

PELAKSANAAN

9. Bagaimana pelaksanaan program pembelajaran penanaman jiwa wirausaha yang telah direncanakan ?

10.Apakah untuk melaksanakan program pembelajaran penanaman jiwa wirausaha diperlukan tenaga khusus ?

11.Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan program pembelajaran penanaman jiwa wirausaha khususnya pada anak tunarungu kelas VII ?

12.Apakah ibu ikut trlibat dalam pelaksanaan program pembelajaran penanaman jiwa wirausaha ini ?

13.Apakah sarana yang menunjang dalam program pembelajaran penanaman jiwa wirausaha tersedia?

14.Bagaimana untuk tindak lanjutnya ?

HAMBATAN

15.Hambatan / kesulitan apa yang dihadapi sekolah dalam perencanaan dan program pembelajaran penanaman jiwa wirausaha ?

(22)

39

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014 17.Hambatan / kesulitan apa yang dihadapi sekolah dalam pelakasanaan program

pembelajaran penanaman jiwa wirausaha ?

18.Hambatan / kesulitan apa yang dihadapi sekolah dalam memberikan tindak lanjut dari program pembelajaran penanaman jiwa wirausaha ?

UPAYA

19.Bagaimana upaya sekolah dalam mengatasi hambatan-hambatan yang timbul tersebut ?

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN GURU

1. Mata pelajaran apa saja yang berhubungan dengan penanaman jiwa wirausaha di SLB Kamilia Shantari Majalengka ?

2. Apakah penanaman jiwa wirausaha dapat diterapkan pada anak tunarungu kelas VII SLB Kamilia Shantari ?

3. Apa tujuan dan manfaat diberikannya pembelajaran penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII SLB Kamilia Shantari ?

4. Kemampuan apa yang diharapkan dari pembelajaran penanaman jiwa wirausaha ini ?

PERENCANAAN

5. Bagaimana perencanaan program pembelajaran penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII ?

6. Bagaimana bapak dalam membuat perencanaannya ?

7. Program apa saja yang sudah direncanakan dalam pembelajaran penanaman jiwa wirausaha ?

8. Bagaimana bapak menyusun programnya ?

(23)

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014 PELAKSANAAN

10.Bagaimana cara pelaksanaan pembelajaran penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII ?

11.Bagaimana penetuan alokasi waktu ?

12.Materi apa saja yang diberikan dalam pembelajaran penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII ?

13.Apa program tindak lanjut dari kegiatan yang sudah diberikan ?

14.Dukungan apa saja yang diberikan kepala sekolah untuk melaksanakan pembelajaran wirausaha ?

HAMBATAN

15.Hambatan / kesulitan apa yang dihadapi Bapak dalam membuat perencanaan dan pemograman untuk penanaman jiwa wirausaha ini ?

16.Hambatan / kesulitan apa yang dihadapi Bapak dalam membuat pelaksanaan dan evaluasi dari pembelajaran penanaman jiwa wirausaha ini ?

UPAYA

17.Upaya apa yang bapak lakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut ?

PEDOMAN OBSERVASI

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA Hari / tanggal :...

Waktu / tempat :...

(24)

41

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014 1. Pengumpulan Bahan

2. Cara Membuat

3. Waktu yang dibutuhkan 4. Pengemasa

PEDOMAN OBSERVASI

Kelengkapan Sarana Dan Prasarana Pembelajaran Penanaman Jiwa Wirausaha Hari / tanggal :...

Waktu / tempat :...

ASPEK URAIAN

1. Ruang Kegiatan

2. Peralatan yang dibutuhkan 3. Kelengkapan bahan-bahan

... ... ...

2. Teknik Pengumpulan Data

(25)

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014 memperoleh data dan informasi tentang penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII di SLB Kamilia Shantari Talaga Majalengka

Adapun teknik yang digunakan yaitu sebagai berikut : a) Observasi Partisipan

Pada observasi partisipan ini, peneliti berperan atau ikut terlibat dengan kegiatan atau kehidupan orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian ini. Peneliti melakukan dua peran dalam observasi partisipasi ini yaitu memposisikan diri untuk terlibat dalam kegiatan kepala sekolah dan guru SLB Kamilia Shantari Talaga Majalengka dan melakukan pencatatan disertai pengamatan. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak.

b) Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif ada beberapa langkah seperti yang dikemukan oleh Lincoln dan Guba dalam Sugiyono (2008:235) yaitu :

1. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan

2. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan 3. Mengawali atau membuka alur wawancara

4. Melangsungkan alur wawancara

5. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya 6. Menuliskan hasil wawancara kedalam catatan lapangan

(26)

43

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014 Dalam penelitian kualitatif, sering menggabungkan teknik observasi paartisipan dengan wawancara mendalam. Selama melakukan observasi, peneliti juga melakukan interview kepada orang-orang didalamnya.

c) Dokumentasi

Dalam penelitian kualitatif, cara lain yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data yaitu dengan cara analisis dokumentasi, yang merupakan pengumpulan data melalui dokumentasi tertulis yang dikeluarkan oleh pihak sekolah ataupun dari objek yang akan diteliti, sebagai informasi atau sumber data yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk mendukung dan mempertegas data yang diperoleh melalui observasi ataupun wawancara. Penulis menggunakan beberapa hasil dokumentasi berupa foto dan pengecekan tulisan, daftar atau catatan yang sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan terhadap narasumber yang telah disajikan oleh penulis dalam penelitian ini.

D. Pengujian Keabsahan Data

(27)

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014 Gambar : Bagan Proses Triangulasi

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah teknik triangulasi. Peneliti melakukan teknik ini untuk melihat dan memperoleh data mengenai penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII di SLB Kamilia Shantari Majalengka.

E. Analisis data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Hal tersebut dijlelaskan oleh Nasution 1998 dalam Sugiyono 2008:245 yang menyatakan bahwa :

„Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang grounded‟.

Observasi Wawancara

(28)

45

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014 Dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Dalam penelitian kualitatif ini sebelum peneliti memasuki lapangan, telah melakukan analisis data yaitu data hasil studi pendahuluan atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu yang merupakan fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan.

Analisis data yang digunakan dalam penellitian ini adalah analisi data model Miles and Huberman. Menurut Miles and Huberman (1984) dalam Sugiyono (2008:246) bahwa “...aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh

Aktivitas dalam analisis data yaitu, data reduction, data display, dan data conclusions drawing/verification. Langkah-langkah analisis tersebut ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

Periode pengumpulan data

(29)

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014

Antisipasi Selama Setelah

Display data

Selama Setelah

Kesimpulan / Verifikasi

Selama Setelah

1. Reduksi data

Langkah awal dalam menganalisa data adalah melakukan reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, guna memberikan gambaran yang jelas dan tajam tentang hasil pengamatan, juga mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Dengan melakukan reduksi data, maka akan mempermudah pemahaman terhadap data yang sudah dikumpulkan. Untuk selanjutnya data yang telah dikumpulkan tersebut dipilih-pilih dibedakan serta diberi kode sebagai pembedanya.

2. Panyajian data (display data)

Langkah selanjutnya setelah data reduksi dilakukan adalah melakukan penyajian data yang merupakan suatu cara untuk menggolongkan data ke salam bentuk grafik maupun matrik sehingga dapat mempermudah untuk memahami gambaran keseluruhan dari bagian-bagian tertentu dari penelitian.

3. Menarik kesimpulan atau verifikasi (Conclusion drawing/verification)

(30)

47

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014 Kegiatan verifikasi dilakukan dengan cara mempelajari kembali data yang telah terkumpul, kemudian dapat disimpulkan dalam suatu teori yang dapat memberikan gambaran singkat dan jelas tentang permsalahan yang diteliti dalam penelitian ini. Oleh karena itu, kesimpulan harus senantiasa diverifikasi selama penelitian berlangsung untuk menjaga tingkat kepercayaan penelitiaan. Dalam penarikan kesimpulan ini juga harus dilakukan dengan hati-hati untuk menjaga adanya salah tafsir dari pihak-pihak tertentu.

Berikut prosedur pengolahan data yang dilakukan peneliti berdsarkan perolehan data-data di lapangan adalah sebagai berikut ;

1. Meringkaskan data hasil kontak dengan sumber.

Kebanyakan data penelitian kualitatif adalah dalam bentuk catatan-catatan, dapat juga berupa peta, skema, gambar-gambar, rekaman tape, video, memo dan sebagainya. Peneliti banyak menghabiskan waktu untuk membuat catatan-catatan. Karena itu, peneliti sebaiknya berusaha meringkaskan data sejauh tidak menghilanagkan makna keadaan di lapangan.

2. Pengkodean dengan menggunakan simbol atau ringkasan.

Dalam proses pengumpulan data, peneliti perlu mencatat keseluruhan fenomena yang diamati dan data yang didengar dalam waktu yang relatif singkat dan peristiwa yang berlangsung cepat. Coding (pengkodean) data adalah pemberian kode-kode tertentu pada tiap-tiap data termasuk memberikan kategori untuk jenis data yang sama. Kode adalah simbol tertertu dalam bentuk huruf atau angka untuk memberikan identitas data. Kode yang diberikan dapat memiliki makna sebagai data kuantitatif (berbentuk skor). Kuantikasi atau transformasi data menjadi data kuantitatif dapat dilakukan dengan memberikan skor terhadap setiap jenis data dengan mengikuti kaidah-kaidah dalam skala pengukuran.

(31)

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014 a. PR = untuk perencanaan penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu

kelas VII di SLB Kamilia Shantari PR 1 = Mata Pelajaran Tata Boga

b. LP = untuk pelaksanaan penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII di SLB Kamilia Shantari.

LP 1 = Langkah-langkah pembuatan donat LP 2 = Tindak lanjut pembuatan donat

c. HB = untuk hambatan dan kesulitan dihadapi SLB Kamilia Shantari sehubungan dengan penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII di SLB Kamilia Shantari.

HB 1 = Buku sumber HB 2 = Pendanaan/biaya

d. UP = untuk upaya dalam menangani hambatan dan kesulitan yang dihadapi sehubungan dengan penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII di SLB Kamilia Shantari.

UP 1 = Mata Pelajaran UP 2 = Pendanaan/biaya

Selanjutnya, mempermudah mengolah data catatan lapangan yang didapat melalui observasi langsung non partisipatori. Kode-kode yang digunakan dalam catatan lapangan ini diantaranya :

CL = Catatan Lapangan

DP = Deskripsi Partisipan

DLF = Deskripsi Lingkungan Fisik

DD = Deskripsi Dialog

Untuk mempermudah proses penyusunan catatan lapangan, berikut ini adalah

(32)

49

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014 KS = Kepala Sekolah

GKV = Guru Keterampilan/Vokasional

RTB = Ruang Tata Boga

PJW = Penanaman Jiwa Wirausaha

3. Pembuatan Catatan objektif, klasifikasi dan mengedit data.

Dalam pembuatan catatan lapangan, peneliti harus berusaha semaksimal mungkin agar bersifat objektif, yaitu memahami dan mencatat data menurut versi yang diteliti. Disamping itu, dalam proses pencatatan data perlu dibuat klasifikasi data berdasarkan konsep-konsep atau tema-tema penting dalam penelitian. Hal ini akan memudahkan peneliti dalalm proses pengolahan dan analisis data. Apabila klasifikasi data tidak dilakukan dari awal, maka akan terjadi pencampur bauran data yang akan membuat pengolahan dan analisis data lebih rumit. Kemudian kegiatan mengedit data terus juga dilakukan, sehingga apabila ada kekurangan data atau kesalahan data, dapat lebih cepat diketahui dan diatasi.

Klasifikasi hasil catatan lapangan dalam penelitian ini yaitu melakukan pemilihan data-data hasil penelitian yang memilki kesamaan dalam tema-tema yang ditentukan.

(33)

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014 Hasil penelitian terhadap kepala sekolah dan guru keterampilan vokasional meliputi perencanaan, pelaksanaan, hambatan dan upaya dalam penelitian ini dipilih jawaban-jawaban yang sesuai dengan tema penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII di SLB Kamilia Shantari Talaga Majalengka.

PR = Perencanaan LP = Pelaksanaan HB = Hambatan UP = Upaya

PR = Perencanaan LP = Pelaksanaan HB = Hambatan UP = Upaya KS = Kepala

Sekolah

GKV = Guru Keterampilan Vokasional

(34)

51

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014

Data Hasil Triangulasi

Data hasil triangulasi pada penelitian ini yang meliputi hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi adalah sebagai berikut :

1. Aspek yang diteliti

a. Perencanaan proses pembelajaran penanaman jiwa wirausaha.

b. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran penanaman jiwa wirausaha c. Hambatan dan kesulitan yang dihadapi

d. Upaya mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi 2. Hasil wawancara

a. Proses pembelajaran berpedoman pada KTSP sebagai kurikulum yang berlaku, selanjutnya menjabarkan kedalam program, baik silabus maupun RPP dan disesuaikan dengan kemampuan anak.

b. Penanaman jiwa wirausaha dimulai dari kegiatan yang bersifat praktek yaitu salah satunya yaitu membuat donat. Diawali dari pemilihan bahan menakar/menimbang komposisi bahan, pengadonan, pembentukan donat, pemanggangan, sortir hasil, pengemasan donat. Sebagai langkah tindak lanjutnya yaitu kami berupaya membentuk kelompok kecil untuk siswa yang sudah terampil untuk membuat donat yang benar-benar bisa dipasarkan. Selanjutnya menjabarkan program kedalam RPP, materi yang dimuat dalam kurikulum kadang-kadang tidak sesuai dengan yang terjadi di lapangan, sehingga kita perlu memodifikasi kurikulum kemudian menjabarkannya dalam silabus dan RPP.

(35)

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014 sesuai dengan yang terjadi dilapangan, sehingga dalam penjabarannya kita perlu memodifikasi ulang kurikulum kemudian menjabarkannya dalam silabus dan RPP. Kemudian hambatan lainnya yaitu tidak adanya buku sumber atau panduan untuk anak yang relevan dalam pembelajaran pembuatan kue

d. Untuk mengatasi hambatan mengenai buku sumber yang secara khusus membahas seputar keterampilan pembuatan kue, kami memanfaatkan buku-buku resep kue, atau download dari internet . Meningkatkan intensitas latihan membuat kue terus dilakukan sampai siswa terampil dan lebih sedikit kegagalan serta mampu berkreasi, sehingga hasilnya menarik minat untuk membeli. Anggaran menggunakan dana BOS, terkadang menambahkan dana pribadi untuk kegiatan praktek. Untuk mengatasi hambatan terkait pembelajaran kami menjabarkan sendiri kurikulumnya baik silabus maupun RPP yang didalam pembuatannya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki anak Mengadakan kerjasama dengan yang mempunyai toko, lebih kreatif lagi dalam menciptakan variasi baik bentuk, rasa dan kemasan kue sehingga dapat meningkatkan nilai jual.

3. Hasil observasi dan dokumentasi

a. Pada tingkatan SMPLB pembelajaran ini tidak berdiri sendiri seperti halnya “Mata Pelajaran Kewirausahaan”, tetapi masuk pada Mata Pelajaran Tata Boga , untuk kurikulumnya sendiri mengacu kepada kurikulum yang berlaku sekarang yaitu KTSP. Jadi hanya tinggal menjabarkannya kedalam program (RPP) dan sedikit memodifikasi pembelajaran sesuai kebutuhan. Ada sarana dan prasarana untuk keterampilan tata boga.

b. Langkah yang dilakukan yaitu merupakan hasil kerjasama dengan GKV

(36)

53

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014 pengolahan (membuat adonan donat), tahap penyelesaian (menggoreng

dan mengemas donat).

c. Terkadang di lapangan terjadi ketidaksesuaian program, selanjutnya

dalam penanaman jiwa wirausaha belum ada buku panduan yang dibuat khusus untuk siswa SMPLB tunarungu sehingga sedikit menghambat”,

belum adanya buku penunjang pembelajaran kewirausahan seperti

buku-buku tentang pengolahan makanan, masakan, dan resep aneka kue juga

menghambat dalam praktek pembelajaran. hambatan lainnya yang sering

kami hadapi dalam kegiatan pembelajaran keterampilan seperti halnya

membuat kue donat yaitu masalah pembiayaan. Anggaran untuk kegiatan

praktek sebenarnya ada tapi terbatas karena mengambil dari dana BOS

yang alokasinya dibatasi. Sehingga dengan anggaran yang minim, sering

kali kami kesulitan memprogramkan kegiatan pembelajaran secara rutin.

Idealnya dalam praktek keterampilan membuat kue, biaya yang harus

disiapkan minimal 2 (dua) kali lipat.

d. Kami selaku tim dari program pembelajaran keterampilan yang berupaya

mengembangakan penanaman jiwa wirausaha khususnya dalam bidang

pembuatan kue bekerja sama dengan guru-guru melakukan perbaikan

melalui praktek langsung secara berulang sampai dirasa pembuatan kue

berhasil jarang gagal, melatih kreatifitas anak dalam pengolahannya.

Sedangkan terkait pendaaan untuk sementara kami memanfaatkan dana

(37)

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014 mengeluarkan biaya sendiri untuk mendukung berjalannya proses

pembelajaran keterampilan ini guna menanamkan jiwa wirausaha anak

tunarungu. Untuk mengatasi hambatan mengenai buku sumber yang

secara khusus membahas seputar keterampilan pembuatan kue, kami

memanfaatkan buku-buku resep kue, atau download dari internet . 2)

intensitas latihan membuat kue terus dilakukan sampai siswa terampil dan

lebih sedikit kegagalan serta mampu berkreasi, sehingga hasilnya menarik

minat untuk membeli. 3) biasanya sekolah mengeluarkan dana sendiri

atau menggunakan anggaran dana BOS yang alaokasinya terbatas

4. Kesimpulan

a. Perencanaan proses pembelajaran penanaman jiwa wirausaha pada tingkat SMPLB dimasukkan dalam Mata Pelajaran Tata Boga yang mengacu pada KTSP. Jadi hanya tinggal menjabarkannya kedalam program (RPP) dan sedikit memodifikasi pembelajaran sesuai kebutuhan anak.

b. Pelaksanaan penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu dilakukan melalaui kegiatan praktek membuat donat, pelaksanaannya terdiri dari tahap persiapan (alat dan bahan membuat donat), tahap pengolahan (membuat adonan donat), tahap penyelesaian (menggoreng dan mengemas donat).

c. Hambatan yang dihadapi yaitu tidak adanya buku sumber untuk keterampilan membuat donat, anggaran dana yang terbatas dari dana BOS, kurikulum yang kadang-kadang di lapangan kurang sesuai.

(38)

55

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(39)

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

66

Berdasarkan hasil penelitian penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII pada satuan pendidikan SMPLB secara efektif dilaksanakan sejak tahun 2008. Perenanaan program yaitu berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Selanjutnya dari KTSP tersebut dijabarkan lagi kedalam program baik silabus maupun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai panduan dalam penyampaian materi pembelajaran penanaman jiwa wirausaha. Dalam pembuatan perencanaan program pembelajaran penanaman jiwa wirausaha yaitu melibatkan peran kepala sekolah dan guru keterampilan vokasional.

Pelaksanaan kegiatan penanaman jiwa wirausaha pada anak tunarungu di aplikasikan dalam model pembelajaran yang lebih dominan bersifat praktek, hal ini dimaksudkan agar anak tunarungu memiliki bekal keterampilan yang dapat bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Melalui kegiatan membuat kue donat yang termasuk dalam mata pelajaran tata boga diharapkan anak tunarungu mampu dan terampil dalam berwirausaha.

Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan program ini yaitu belum tersedia buku sumber yang terkait dengan materi penanaman jiwa wirausaha, Faktor lain yang sangat penting lainnya yaitu masalah pembiayaan, segala macam kegiatan sudah tentu membutuhkan dana. Selanjutnya faktor kreatifitas anak tunarungu juga sangat mempengaruhi kelancaran pembelajaran penanaman jiwa wirausaha melalui kegiatan praktek membuat donat.

(40)

67

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014 pembelajaran penanaman jiwa wirausaha dalam membuat kue donat, sehingga ketersediaan alat dan bahan memadai.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi guru

Diharapkan guru dapat menerapkan penanaman jiwa wirausaha melalui praktek membuat donat sebagai alternatif pilihan untuk mengembangkan jiwa wirausaha pada anak tunarungu kelas VII di SLB Kamilia Shantari Talaga Majalengka.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

(41)

Didi Sumardi , 2014

PENANAMAN JIWA WIRAUSAHA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII DI SLB KAMILIA SHANTARI TALAGA MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

18/S1-PKh/Karyawan/Agustus/2014

DAFTAR PUSTAKA

Anita, E. (2012). Pendidikan Kewirausahaan. [online] tersedia: http://assetanita.blogspot.com/2012/12/pendidikan-kewirausahaan.html. [7 juli 2014].

Depdiknas. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMPL-B. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa.

Hendro (2011). Dasar-dasar Kewirausahaan. Bandung : Erlangga Moleong.L, (2004).Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda

Pratama, D. (2011). Teknik Pengumpulan dan Validasi Penelitian Kualitatif. [online] tersedia: http://dinarpratama.wordpress.com/2011/01/08/teknik-pengumpulan-dan-validasi-data-kualitatif. [15 juli 2014].

Somantri, S. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Rafika Aditama

Sudrajat, A. (2011). Konsep Kewirausahaan dan Pendidikan Kewirausahaan

di Sekolah.[online]tersedia:http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/06/2

9/konsep-kewirausahaan-dan-pendidikan-kewirausahaan. [15 juli 2014].

Sugiyono.(2007). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta

______(2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabet.

UUD. (2006).Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

Gambar

Gambar : Bagan Proses Triangulasi

Referensi

Dokumen terkait

Dalem joyokusuman / di jalan magangan wetan I / kembali dijadikan tempat pemungutan suara (TPS) pada pemilihan capres 2009 // Sri sultan hamengku buwono x / yang mendapat nomor urut

Permasalahan utama dari kajian ini adalah perubahan lahan karena faktor alam dan aktivitas manusia (pertanian, pembangunan, penambangan), ancaman pencurian, penggelapan,

Supportif relationships dan kecerdasan moral pada masa anak seringkali dianggap hal yang tidak terlalu penting, sedangkan perilaku agresif pada anak adalah hal yang wajar,

Kesulitan teknik isolasi DNA dari darah tidah hanya bergantung pada pemisahan antara DNA dengan komponen lain dari sel (RNA maupun protein) akan tetapi juga

Nilai PANSS akhir pada kelompok 2 minggu menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol memiliki rata-rata yang lebih besar yaitu 40 dibandingkan dengan kelompok perlakuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi nilai-nilai budaya Batak Toba yang bisa dikembangkan menjadi sumber pembelajaran IPS dan proses pengembangan

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui berapa besarnya PP, NPV, IRR, PI dan mengetahui apakah rencana pembangunan usaha yang dilakukan oleh Optik Menara layak atau

Setiap orang tentu memiliki rasa kebangsaan dan memiliki wawasan kebangsaan dalam perasaan atau pikiran, paling tidak di dalam hati nuraninya. Dalam realitas rasa kebangsaan itu