• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM JANUARI 2023

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM JANUARI 2023"

Copied!
206
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh:

Muhammad Fatjri Aris Sandi NIM. E20184047

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

JANUARI 2023

(2)

ii

MANAJEMEN STRATEGI DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN FAKIR MISKIN MELALUI PEMBERDAYAAN

ZAKAT OLEH BAZNAS KABUPATEN JEMBER SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi (SE) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Jurusan Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi Manajemen Zakat dan Wakaf

Oleh:

Muhammad Fatjri Aris Sandi NIM. E20184047

Disetujui Pembimbing:

Dr. Moch. Chotib, S.Ag., M.M.

NIP: 197107272002121003

(3)

iii

Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Jurusan Ekonomi Islam

Program Studi Manajemen Zakat dan Wakaf Hari : Senin

Tanggal : 2 Januari 2023 Ketua

Dr. Nikmatul Masruroh, S.H.I, M.E.I NIP. 198209222009012005

Sekretaris

Dr. Ahmad Fauzi, M.E.I NUP. 201603137 Anggota

1. Dr. Abdul Rokhim, S.Ag., M.E.I . ( )

2. Dr. Moch. Chotib, S.Ag., M.M. ( )

Menyetujui

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Dr. Khamdan Rifa’i, S.E., M.Si.

NIP.19680807 200003 1 001

(4)

iv

َنْيِنِسْحُمْلا ُّبِحُي َهّّٰللا َّنِا ۛ اْوُ نِسْحَاَو ۛ ِةَكُلْهَّ تلا ىَلِا ْمُكْيِدْيَاِب اْوُقْلُ ت َلََو ِهّّٰللا ِلْيِبَس ْيِف اْوُقِفْنَاَو

“Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuatbaiklah.

Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”. (QS. Al-Baqarah [1]:

195)1

1 Kementerian Agama, RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: Pustaka Al-Mubin, 2013)

(5)

v

PERSEMBAHAN

Seiring Dengan Ucapan Rasa Syukur Kepada Allah SWT dengan tulus dan ikhlas dalam hati, skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. H.Muhammad Munasir dan Hj. Siti Jubaida selaku orang tua yang selalu memberikan kasih sayang, semangat, cucuran keringat, perjuangan nasehat yang tiada hentinya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, membesarkan dan menafkahi baik secara moral tanpa mengeluh serta selalu mendoakan kebahagiaan putra-putrinya agar senantiasa mencapai keberhasilan didunia maupun di akhirat nanti serta keberhasilannya mencapai cita-cita dan harapan yang lebih baik dan lebih tinggi lagi.

2. Kakak-ku Dewi Nurmala Sari, S.E dan suami Wiwin Wiranata, serta adikku Salsabila Zahrotu Nuril Maulida, yang selalu memberikan dukungan, semangat dan motivasi, baik fisik maupun mental untuk menyelesaikan skripsi ini tanpa mengeluh.

3. Keluarga besar MAZAWA Angkatan 2018, terima kasih atas kedekatan yang telah kami bagikan selama empat tahun terakhir.

4. Rekan-rekan seperjuangan yakni keluarga besar Ikatan Mahasiswa Dewata (IMADE) yang telah mensupport untuk menyelesaikan pendidikan di tanah rantau (Jember) ini.

5. Keluarga besar Kumpulan Mahasiswa Netral (KUMAN) yang telah memberikan support dan dukungannya kepada penulis selama ini.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

ِم ْسِب ِللا

ِنَمْحَّرلا ِمْيِحَّرلا

Segala puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, perencanaan, pelaksanaan, dan penyelesaian skripsi, dapat terselesaikan dengan lancar. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman permusuhan menuju zaman yang penuh dengan nuasa persaudaraan seperti saat ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan meraih gelar Sarjana Ekonomi dalam Program Studi Manajemen Zakat dan Wakaf (MAZAWA) di UIN KHAS Jember dengan judul “Manajemen Strategi Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Fakir Miskin Melalui Pemberdayaan Zakat Oleh BAZNAS Kabupaten Jember”.

Kesuksesan ini dapat penulis peroleh karena dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis menyadari dan menyampaikan terima kasih yang sedalam- dalamnya kepada :

1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM selaku Rektor UIN KHAS Jember yang telah memberikan fasilitas dan pelayanan kepada penulis.

2. Dr. Khamdan Rifa‟i,S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah memberikan persetujuan pada skripsi ini.

3. Dr. Nikmatul Masruroh, S.H.I., M.E.I Selaku Ketua Jurusan (KAJUR) Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah memotivasi peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.

(7)

vii

4. Dr. Fauzan, S.Pd., M.Si selaku Ketua program studi MAZAWA yang telah menerima judul skripsi ini dan memberi arahan serta bimbingannya kepada peneliti.

5. Dr. Moch Chotib, S.Ag., M.M selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar dan sepenuh hati memberikan arahan, bimbingan dan motivasi, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Saifullah Hudi, S.Pd.I., M.M selaku ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Kabupaten Jember yang telah banyak memberikan waktu dan tempat bagi peneliti dalam pengerjaan skripsi ini.

7. Dosen-dosen di UIN KHAS Jember yang telah banyak memberikan ilmunya kepada penulis.

8. Seluruh Staf Administrasi Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam tercinta di UIN KHAS Jember

Tiada kata yang dapat diucapkan selain do‟a dan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT memberikan balasan kebaikan atas semua jasa yang telah diberikan kepada penulis. Skripsi ini pasti memiliki kekurangan.

Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dalam penelitian selanjutnya bisa lebih baik. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Jember, 25 September 2022 Penulis

Muhammad Fatjri Aris Sandi NIM. E20184047

(8)

viii ABSTRAK

Sandi, Muhammad Fatjri Ari. Dr. Moch Chotib, S.Ag, M.M. 2022:

Manajemen Strategi Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Fakir Miskin Melalui Pemberdayaan Zakat Oleh BAZNAS Kabupaten Jember.

Peningkatan kesejahteraan fakir miskin dewasa ini terus digalakkan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dengan berbagai strategi dan pendekatan.

Hal ini dilandasi oleh keinginan yang kuat untuk meningkatkan kesejahteraan fakir miskin, sayangnya tidak dilandasi menejemen yang baik sehingga sering kali usaha peningkatan kesejahteraan fakir miskin yang dilakukan BAZNAS belum bisa tepat sasaran. Zakat merupakan salah satu Rukun Islam yang memiliki dua dimensi, yaitu dimensi ketuhanan dan dimensi kemanusian.

Adapun Fokus penelitian ini adalah: 1) Bagaimana Pemberdayaan zakat oleh BAZNAS Jember? 2) Bagaimana manajemen strategi dalam meningkatkan kesejahteraan fakir miskin melalui pemberdayaan zakat oleh BAZNAS Kabupaten Jember?.

Sementara tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mendeskripsikan Pemberdayaan zakat oleh BAZNAS Jember 2) Untuk mendeskripsikan manajemen strategi dalam meningkatkan kesejahteraan fakir miskin melalui pemberdayaan zakat oleh BAZNAS Kabupaten Jember.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif yang dilakukan di BAZNAS Kabupaten Jember, dimana Teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi serta Pengumpulan data, Reduksi data, Display data, Verifikasi. Sementara untuk keabsahan/validasi data menggunakan triagulasi sumber dan teknik.

Hasil penelitian ini memperoleh kesimpulan bahwa 1) Pengelolaan zakat di BAZNAS Kabupaten Jember sudah dapat dikatakan baik dan telah sesuai dengan ketentuan syariah, sehingga dana zakat di Kabupaten Jember dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. 2) BAZNAS Kabupaten Jember menyalurkan dana zakat kepada empat golongan mustahik saja, yaitu fakir, miskin, gharimin, dan fi-sabilillah.

Kata Kunci: Manajemen, Fakir Miskin, BAZNAS

(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus Penelitian ... 12

C. Tujuan Penelitian ... 13

D. Manfaat Penelitian... 13

E. Definisi Istilah ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ... 17

B. Kajian Teori ... 31

1. Manajemen Strategi ... 31

2. Fakir Miskin ... 43

3. Pemberdayaan Zakat ... 49

4. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) ... 53

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 69

B. Lokasi Penelitian ... 69

C. Subyek Penelitian ... 70

D. Teknik Pengumpulan Data ... 71

E. Analisis Data ... 75

F. Keabsahan Data ... 77

(10)

x

G. Tahap-tahap Penelitian ... 78 BAB IV PEMBAHASAN

A. Gambaran Obyek Penelitian... 80 B. Penyajian Data dan Analisis ... 86 C. Pembahasan Temuan ... 120 BAB V PENUTUP

A. Simpulan... 124 B. Saran-saran ... 126 DAFTAR PUSTAKA ... 127 Lampiran-lampiran

Matrik Penelitian

Data Mutahiq dan muzakki

Surat Pernyataan Keaslian Tulisan Jurnal Kegiatan Penelitian

Pedoman Penelitian Surat Izin Penelitian

Surat Keterangan Lulus Plagiasi Surat Keterangan Selesai Penelitian Lampiran Gambar

Biodata Penulis

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel Penelitian Terdahulu 2.1 ... 28

Indikator Data Wawancara 3.1 ... 72

Tabel Pedoman Observasi 3.2 ... 73

Tabel Data Dokumentasi 3.3 ... 75

Tabel Muzakki Dan Mustahik Zakat Baznas Jember 4.1 ... 85

(12)

A. Latar Belakang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen stategis Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Lembaga resmi satu-satunya yang dibentuk oleh pemerintah berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 8 Tahun 2001 yang memiliki tugas dan fungsi menghimpun dan menyalurkan zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) pada tingkat nasional. Hal tersebut juga berdasarkan Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat semakin mengukuhkan peran BAZNAS sebagai lembaga yang berwenang melakukan pengelolaan zakat secara nasional. Dalam UU tersebut, BAZNAS dinyatakan sebagai lembaga pemerintah nonstruktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri Agama. Lembaga resmi yang tidak bisa dibilang tertinggal dengan lembaga unggulan lainnya yang merupakan lembaga nirlaba yang bergerak dibidang penghimpunan, dan pendayagunaan Zakat, Infaq dan Shadaqah serta Wakaf (ZISWAF).

Kesan pertama kali masuk di lembaga ini yang terlintas dipikiran adalah tidak ada hal yang istimewa dengan lembaga lembaga lain. Tetapi ketika masuk satu ruangan pikiran awal menjadi berubah total karena sasaran muzakki Baznas adalah Aparatur Sipil Negara di lingkungan pemerintah daerah setempat. Tapi kali ini Baznas Jember mencoba menyasar elemen lain,

(13)

yakni pengusaha dan masyarakat. Untuk kepentingan itu, Baznas Kabupaten Jember mendirikan gerai di Lippo Plaza.2

Terdapat beberapa hasil pengelolaan aktivitas zakat di BAZNAS Kabupaten Jember sudah dikelola dengan baik dan telah sesuai dengan ketentuan syariah, sehingga dana zakat di Kabupaten Jember dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sebagaimana tujuan disyariatkannya zakat. Zakat yang terkumpul tersebut berasal dari zakat fitrah dan zakat maal hasil pertanian, hasil perniagaan, gaji Aparatur Sipil Negara (ASN), dan lain-lain.

BAZNAS Kabupaten Jember menyalurkan dana zakat kepada empat golongan mustahik saja, yaitu fakir, miskin, gharimin, dan fi-sabilillah. Zakat yang terkumpul di BAZNAS Kabupaten Jember telah melebihi dari target yang ditentukan, dan didistribusikan dengan empat pola pendistribusian zakat, yaitu konsumtif tradisional, konsumtif kreatif, produktif tradisional, dan produktif kreatif. Kendala yang dihadapi adalah kurangnya kesadaran masyarakat, kurangnya dukungan regulasi dari pemerintah, dan kurangnya pendampingan dan pembinaan kepada mustahik.3

Peningkatan kesejahteraan fakir miskin dewasa ini terus digalakkan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dengan berbagai strategi dan pendekatan. Hal ini dilandasi oleh keinginan yang kuat untuk meningkatkan kesejahteraan fakir miskin, sayangnya tidak dilandasi manajemen yang baik sehingga sering kali usaha peningkatan kesejahteraan fakir miskin yang dilakukan BAZNAS belum bisa tepat sasaran. Zakat merupakan salah satu

2 Observasi, BAZNAS Kabupaten Jember, Jember,7 Agustus 2022.

3 Wawancara ,Syaifullah Hudi selaku ketua Baznas Jember, 7 Agustus 2022.

(14)

Rukun Islam yang memiliki dua dimensi, yaitu dimensi ketuhanan dan dimensi kemanusian. Zakat dikaitkan dengan dimensi ketuhanan karena zakat merupakan simbol dari ketaatan dan wujud dari rasa syukur hamba kepada Tuhannya. Selain memiliki dimensi ketuhanan, zakat juga sangat erat terkait dengan kemanusiaan. Banyak sekali manfaat dari zakat bagi umat manusia, antara lain adalah bahwa zakat dapat dijadikan sarana untuk memupuk rasa solidaritas dan kepedulian terhadap sesama umat manusia serta sebagai sumber dana untuk memenuhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh umat manusia dan fakir miskin.4 Karena memiliki dua dimensi yang sangat urgen dalam kehidupan, maka zakat diwajibkan oleh Allah SWT.

Sebagaimana Allah berfirman dalam surat At-Taubah: 103:

ْْۗمُهَّل ٌهَكَس َكَتىٰلَص َّنِا ْْۗمِهْيَلَع ِّلَصَو اَهِب ْمِهْيِّكَزُتَو ْمُهُزِّهَطُت ًةَقَدَص ْمِهِلاَىْمَا ْهِم ْذُخ ُّٰاللَو ٌمْيِلَع ٌعْيِمَس Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.

Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”. QS. At-Taubah: 103.5

Dari ayat di atas, sangat jelas bahwa Allah SWT memrintahkan kepada hambaNya untuk mengeluarkan sebagain harta yang dimilikinya, agar dengan harta tersebut seseorang mampu membersihkan diri dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan kepada harta benda serta menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati.

4 Asnaini, Zakat Produktif Dalam Perspektif Hukum Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), 97 5

Departemen RI, Al-Qur’an Terjemah Indonesia, (Jawa Barat: Syaamil Quran, 2012), 37.

(15)

Ketika zakat sudah di wajibkan, maka golongan-golongan yang berhak menerima zakat ada delapan golongan, sebagaimana Allah telah berfirman dalam surat At-Taubah ayat 60:

ِباَقِّزلا ىِفَو ْمُهُبْىُلُق ِةَفَّلَؤُمْلاَو اَهْيَلَع َهْيِلِماَعْلاَو ِهْيِك ٰسَمْلاَو ِءۤاَزَقُفْلِل ُتٰقَدَّصلا اَمَّوِا َهْيِمِراَغْلاَو

ٌمْيِك َح ٌمْيِلَع ُ ّٰاللَوْۗ ِ ّٰالل َهِّم ًةَضْيِزَف ِْۗلْيِبَّسلا ِهْباَو ِ ّٰالل ِلْيِبَس ْيِفَو Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”. QS. At-Taubah: 103.6

Dari ayat di atas, bisa di simpulkan bahwasanya golongan yang berhak mendapatkan zakat ada delapan golongan yaitu orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan. Tetapi dari beberapa golongan yang disebutkan dalam ayat di atas, golongan yang diutamakan menerima zakat adalah fakir miskin.Sedangkan definisi fakir miskin yang diutamakan dalam menerima zakat adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencarian atau mempunyai sumber mata pencarian tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan dirinya atau keluarganya.7

6 Ibid, 196.

7 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Fakir Miskin

(16)

Sementara itu Masdar F. Mas‟udi mengatakan bahwa miskin menunjuk pada orang yang secara ekonomi lebih beruntung daripada si fakir.

Tetapi secara keseluruhan ia tergolong orang-orang yang masih tetap kerepotan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dalam kesehariannya.

Sehingga secara spesifik zakat diperuntukkan untuk mengurangi kemiskinan dengan menolong mereka yang membutuhkan.8 Sehingga secara spesifik zakat diperuntukkan untuk mengurangi kemiskinan dengan menolong mereka yang membutuhkan.Zakat memiliki manfaat yang sangat penting dan strategis dilihat dari sudut pandang ajaran Islam maupun dari aspek pembangunan kesejahteraan umat. Hal ini telah dibuktikan dalam sejarah perkembangan Islam yang diawali sejak masa kepemimpinan Rasulullah SAW. Zakat telah menjadi sumber pendapatan keuangan negara yang memiliki peranan sangat penting, antara lain sebagai sarana pengembangan agama Islam, pengembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, pengembangan infrastruktur, dan penyediaan layanan bantuan untuk kepentingan kesejahteraan sosial masyarakat yang kurang mampu terutama golongan fakir miskin, serta bantuan lainnya.9

Dalam ekonomi kontemporer, zakat mempunyai dampak distribusional untuk mengurangi gap golongan miskin. Zakat menstimulasi tuntutan ekonomi kalangan fakir-miskin dengan meningkatkan output dan lapangan pekerjaan. Jadi, apabila zakat ditunaikan secara syariah, maka kemiskinan

8 Mas‟udi Masdar F, Menggagas Ulang Zakat Sebagai Etika Pajak Dan Belanja Negara Untuk Rakyat, (Bandung: Mizan, 2005), 45

9 Ismail Nawawi, Manajemen Zakat dan Wakaf (Surabaya: CV. DwiPutra Pustaka Jaya, 2012), 30

(17)

dapat diminimalisir dengan jumlah yang besar.10Peranan zakat di atas, sesuai dengan kondisi ekonomi masyarakat miskin di Indonesia yang masih membutuhkan berbagai macam layanan bantuan, namun masih kesulitan dalam memperoleh layanan bantuan tersebut guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Masalah kemiskinan sering di hubungkan dengan kebutuhan, kesulitan dan kekurangan dalam berbagai kehidupan. Namun kemiskinan tidak hanya di alami oleh negara yang sedang berkembang tetapi juga terjadi di negara yang sudah mempunyai kemapanan di bidang pembangunan ekonomi.11

Sedangkan Pandangan Islam dalam konteks penjelasan Al-Qur‟an tentang fakir miskin ditemukan sekian banyak ayat-ayat Al-Qur‟an diantaranya yakni Al-Baqarah : 271 sebagaimana bunyinya:

ٌِْاَو ََۚيِه بًَِّعَُِف ِذٰقَدَّصنا اوُدْجُر ٌِْا ٍِّْي ْىُكَُْع ُسِّفَكُيَو ۗ ْىُكَّن ٌسْيَخ َىُهَف َءۤاَسَقُفْنا بَهْىُر ْؤُرَو بَهْىُفْخُر

ٌسْيِجَخ ٌَْىُهًَْعَر بًَِث ُ ّٰاللَّو ۗ ْىُكِرٰبِّيَص

Artinya “Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan”. QS.

Al-Baqarah: 271.12

ayat di atas menegaskan bahwa, jika melakukan bersedekah dengan diam-diam karna itu lebih baik dan hendaknya sedekah itu diberikan kepada orang fakir, maka itu hal yang sangat baik daripada menampakkan dan memberikannya kepada orang yang mampu.

10 Mas‟udi Masdar F, Menggagas Ulang Zakat Sebagai Etika Pajak Dan Belanja Negara Untuk Rakyat, 90

11 Ibid, 90

12 Departemen RI, Al-Qur’an Terjemah Indonesia, (Jawa Barat: Syaamil Qur‟an, 2012), 39.

(18)

Sedangkan pengertian fakir miskin menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang penanganan fakir miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencarian dan atau mempunyai sumber mata pencarian tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan dirinya dan atau keluarganya.13

Oleh karena itu, dalam upaya pengentasan kemiskinan untuk mencapai kesejahteraan ada dua indikator dari pemberdayaan agar bisa dijalankan, diantaranya mempersiapkan pribadi masyarakat menjadi wirausaha dan pendidikan. Indikator yang pertama adalah mempersiapkan pribadi masyarakat menjadi wirausaha yaitu dengan memberikan bekal pelatihan usaha. Melalui pelatihan ini masyarakat akan diberikan pemahaman terhadap konsep-konsep kewirausahaan dengan segala seluk beluk permasalahan yang ada di dalamnya. Tujuan pelatihan ini adalah untuk memberikan wawasan, bekal yang lebih menyeluruh dan aktual sehingga dapat menumbuhkan motivasi terhadap masyarakat, dan diharapkan memiliki pengetahuan teknik kewirausahaan. Melalui pelatihan semacam ini diharapkan mampu mencermati adanya taktik-taktik tertentu yang harus ia jalankan, sehingga dapat dihindari sekecil mungkin adanya kegagalan dalam pengembangannya kegiatan wirausahanya. Indikator yang kedua, adalah dengan pendidikan.

Pendidikan mampu mengentaskan kemiskinan dalam jangka panjang, karena kemiskinan kebanyakan sifatnya turun-menurun, dimana orang tuanya miskin sehingga tidak mampu menyekolahkan anaknya, hal ini akan menambah

13 Undang-undang Nomor 13 tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin

(19)

daftar angka kemiskinan di kemudian hari. Bentuk pemberdayaan ini dapat disalurkan dengan pemberian beasiswa bagi anak yang kurang mampu, dan penyediaan sarana dan prasarana belajar.14

Seiring dengan adanya regulasi terbaru tentang pengelolan zakat yang harus dilakukan oleh BAZNAS dalam meningkatkan kesejahteraan fakir miskin, maka BAZNAS melakukan terobosan baru terkait kebijakan dan keputusan BAZNAS dalam meningkatkan kesejahteraan fakir miskin. Untuk mewujudkan harapan tersebut maka BAZNAS kabupaten Jember menyususn rencana strategis melalui program-program unggulan BAZNAS diantaranya, Pertama bidang pendidikan jember cerdas yaitu program beasiswa yang dikhususkan di kalangan pendidikan untuk beasiswa SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA dan Sarjana serta program layanan aktif baznas untuk bimbingan belajar mustahik. Kedua bidang kesehatan (Jember Sehat) yakni berupa pemberian bantuan hutang pengobatan, bantuan operasional sepeda motor pengantar darah, penyemprotan disinfektan, masker dan bantuan pipa air bersih. Ketiga Bidang Dakwah Advokasi (Jember Taqwa) yang berupa paket buka puasa Ramadhan, pembinaan Da`i dan Mahasiswa, bantuan biaya pernikahan, bantuan biaya sunatan dan advokasi mustahik. Keempat Bidang Kemanusiaan (Jember Peduli) yang berupa layanan aktif bantuan fakir miskin, bantuan pelunasan hutang, bantuan renovasi RTLH, bantuan ibnu sabil, bantuan kematian dan program bantuan tanggap bencana. Kelima Bidang Ekonomi (Jember Makmur) yakni berupa program zakat community

14 Mardi Yatmo Hutomo, Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang Ekonomi, (Yogyakarta:

Adiyana Press, 2000), 39

(20)

development, program pemberdayaan ekonomi, program infrastruktur dan kampong SDGS.15

Dalam konteks penelitian tersebut, rencana strategis menjadi penting karena konsep manajemen strategis sangat berkaitan dengan rencana strategis tersebut. Dalam pemahaman peneliti, berbicara mengenai konsep manajemen strategis maka yang harus dilakukan pertama kali adalah mengetahui rencana strategis dalam lembaga tersebut. Dalam penelitian ini lembaga yang dimaksud adalah BAZNAS Kabupaten Jember.

Manajemen strategis adalah setiap tindakan manajemen yang diambil untuk merealisasikan strategi, khususnya untuk mewujudkan visi dan yang dihasilkan dari pemikiran strategis kreatif. Diamana manajemen strategis bertujuan menerjemahkan sebuah tindakan-tindakan tertentu yang dilakukan oleh unit atau tim spesialis dalam suatu organisasi yang menjadikan tujuan menjadi program fungsional yang dapat mencapai tujuan tersebut.16

Sementara Fred R. David mendefinisikan Manajemen Strategis adalah suatu seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya.17 Selain tokoh manajemen strategis Fred R David, tokoh manajemen strategis lainnya seperti Wheelen dan Hunger menjeaskan bahwa konsep dasar proses manajemen strategis meliputi empat

15 Hasil Dokumentasi Visi Dan Misi Baznas Jember Dari Website Baznas Jember, Www.Baznasjember.Id diakses pada tanggal 8 Februari 2022.

16 Martini Dwi Pusparini, manajemen zakat di Indonesia studi kritis UU no 23 tahun 2011, (UII Press: Yogyakarta, 2021), 92.

17Fred R david, Strategic Managemen :Manajemen Strategis konsep, (Salemba Empat: Jakarta, 2011), 5.

(21)

elemen dasar, yaitu pengamatan lingkungan (environmental scanning), perumusan strategi (formulation strategy), implementasi strategi (implementation strategy), dan evaluasi strategy (evaluation strategy).18 Proses manajemen strategi terdiri atas tiga tahap: perumusan strategi, penerapan strategi, penilaian strategi. Perumusan strategi mencakup pengembangan visi dan misi, identifikasi peluang dan ancaman external suatu organisasi, kesadaran akan kekuatan dan kelemahan internal, penetapan tujuan jangka panjang, pencarian strategi-strategi alternative, dan pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan.

Penerapan strategi mengharuskan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya, sehingga strategi-strategi yang telah dirumuskan dapat dijalankan. Penerapan strategi mencakup pengembangan budaya yang suportif pada strategi, penciptaan struktur organisasional yang efektif, pengarahan ulang upaya- upaya pemasaran penyiapan anggaran, pengembanagan serta pemanfaatansistem informasi, dan pengaitan kompenasasi karyawan kinerja organisasi. Penilaian strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis.

Manajer mesti tahu kapan ketika strategi tertentu tidak berjalan dengan baik;

penilaianatau evaluasi strategi merupakan cara utama untuk memperoleh informasi semacam ini. Semua strategi terbuka untuk dimodifikasi dan di

18 Rachmat, Manajemen Strategis, (CV Pustaka Setia: bandung, 2014), 30.

(22)

masa yang kan datangkarena berbagai faktor eksternal dan internal yang terus menerus berubah.19

Alasan utama pentingnya manajemen strategis adalah bahwa manajemen strategis dapat membedakan seberapa baik suatu organisasi dalam pencapaian kinerjanya, dan organisasi yang menggunakan manajemen strategis akan memperoleh tingkat kinerja yang lebih tinggi. Alasan lain berkaitan dengan organisasi yang harus menghadapi segala bentuk perubahan situasi secara internal maupun external. Perubahan tersebut dapat saja kecil dan tidak signifikan, tetapi meskipun demikian, setiap perubahan harus tetap ditanggapi oleh menejer. Dengan mengikuti proses manajemen strategis, menejer akan mempertimbangkan variabel-variabel yang relevan dalam memutuskan apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya.20

Sedangakan menurut Gurel dan Tat yang dikutip oleh Martini Dwi Pusparini dalam bukunya fase utama dari proses manajemen strategis adalah analisis SWOT eksternal dan internal. Analisis SWOT mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internal, serta peluang dan ancaman eksternal dilingkungan organisasi. Analisis internal digunakan untuk mengidentifikasi sumber daya, kemampuan, kompetensi inti dan keunggulan kompetitif yang melekat pada tubuh organisasi. Sementara analisis eksternal mengidentifiaksi

19 Fred R David, Konsep Manajemen Strategis, 6.

20 Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategis Pengantar Proses Berpikir Strategis, (Jakarta:

Binarupa Aksara, 1996), 8.

(23)

peluang pasar dan ancaman dengan melihat sumber daya pesaing, lingkungan industry dan lingkungan umum.21

Dari pernyataan diatas, dapat peneliti simpulkan bahwa proses manajemen strategis meliputi tiga tahap, yakni formulasi, implementasi dan evaluasi strategis. Formulasi strategis meliputi bebrapa kegiatan yakni merumuskan visi dan misi, pengamatan lingkungan eksternal dan internal, perumusan tujuan khusus serta perumusan strategis. Disinilah letak hubungan antara rencana strategis dengan manajemen strategis. Rencana strategis dalam konsep manajemen strategis dirumuskan dalam tahap formulasi strategis.

Sehingga sebenarnya, rencana strategis itu adalah bagian dari formulasi strategis yang kemudian di implementasikan dan dievaluasi setelah implementasi tersebut selesai dilaksanakan. Konsep inilah yang belum dilaksankan di BAZNAS Kabupaten Jember.

Berdasarkan konteks penelitian tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana proses manajemen strategi BAZNAS dalam meningkatkan kesejahteraan fakir miskin. Maka dengan alasan ini penulis memilih judul “Manajemen Strategi dalam meningkatkan kesejahteraan fakir miskin melalui pemberdayaan zakat oleh BAZNAS Kabupaten Jember”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian diatas, maka peneliti berfokus pada Manajemen Strategi dalam meningkatkan kesejahteraan fakir miskin melalui

21 Martini Dwi Pusparini, manajemen zakat di Indonesia studi kritis UU no 23 tahun 2011, (UII Press: Yogyakarta, 2021), 93.

(24)

pemberdayaan zakat oleh BAZNAS Kabupaten Jember yang diformulasikan beberapa sub fokus kajian sebagaimana berikut:

1. Bagaimana Pemberdayaan zakat oleh BAZNAS Jember?

2. Bagaimana manajemen strategi dalam meningkatkan kesejahteraan fakir miskin melalui pemberdayaan zakat oleh BAZNAS Kabupaten Jember?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian diatas, tujuan penelitian ini untuk:

1. Mendeskripsikan Pemberdayaan zakat oleh BAZNAS Jember

2. Mendeskripsikan manajemen strategi dalam meningkatkan kesejahteraan fakir miskin melalui pemberdayaan zakat oleh BAZNAS Kabupaten Jember

D. Manfaat Penelitian

Dengan melakukan penelitian yang berjudul Manajemen Strategi dalam meningkatkan kesejahteraan fakir miskin melalui pemberdayaan zakat oleh BAZNAS Kabupaten Jember, peneliti berharap dapat memberikan manfaat, diantaranya:

1. Manfaat Teoritis

Secara umum penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih pemikiran dan dukungan terhadap penelitian sejenis serta menjadi tambahan pengetahuan dalam pemberdayaan zakat, khususnya yang terkait Manajemen Strategi dalam meningkatkan kesejahteraan fakir miskin melalui pemberdayaan zakat oleh BAZNAS Kabupaten Jember

2. Manfaat Praktis

(25)

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan menjadi tambahan khasanah keilmuan tentang Manajemen Strategi dalam meningkatkan kesejahteraan fakir miskin melalui pemberdayaan zakat dan sebagai implementasi dari ilmu yang telah didapat peneliti.

b. Bagi UIN KHAS Jember

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada mahasiswa sebagai referensi kepustakaan yang terkait dengan Manajemen Strategi dalam meningkatkan kesejahteraan fakir miskin melalui pemberdayaan zakat.

c. Bagi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan pemberdayaan zakat yang lebih baik lagi terkait Manajemen Strategi dalam meningkatkan kesejahteraan fakir miskin melalui pemberdayaan zakat.

d. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan menjadi referensi untuk menambah khazanah keilmuan dan pengembangan penelitian di waktu mendatang.

E. Definisi Istilah

Guna menghindari terjadinya beragam pemahaman pada penelitian ini, maka akan diuraikan pengertian dari istilah-istilah yang terkandung didalamnya.

(26)

1. Manajemen Strategi

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya – sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dalam pemberdayaan zakat, manajemen bertujuan untuk mencapai hasil terbaik dalam pengumpulan dan distribusi zakat. Sementara itu strategi adalah suatu pendekatan dalam mengorganisasikan komponen- komponen untuk mencapai tujuan. Strategi menjadi peranan penting untuk mencapai tujuan bersama, karena didalamnya berisi tentang langkah-langkah dan metode sebagai upaya yang dilakukan.

2. Fakir Miskin

fakir adalah seseorang yang tidak dapat mencukupi setengah dari kebutuhan pokoknya dan tanggungannya (istri dan anak), seperti kebutuhan sandang, pangan, dan papan. sementara miskin adalah seseorang yang hanya dapat memenuhi setengah atau lebih kebutuhan pokoknya dan tanggungannya.

Namun tidak dapat mencukupi seluruh kebutuhannya.

3. Pemberdayaan Zakat

Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun , memperkuat potensi atau daya , dengan mendorong, memotivasikan, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkan suatu potensi yang dimiliki masyarakat.

4. Badan amil zakat nasional (BAZNAS)

(27)

Badan amil zakat nasional (BAZNAS) adalah lembaga yang melakukan pengelolaan zakat secara nasional. BAZNAS merupakan Lembaga pemerintah nonstruktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri Agama dengan visi Menjadi lembaga utama menyejahterakan umat untuk Memaksimalkan literasi zakat nasional dan peningkatan pengumpulan ZIS-DSKL secara masif dan terukur.

(28)

A. Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yagn terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian membuat ringkasannya, baik penelitian yang sudah terpublikasikan atau yang belum terpublikasikan.

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini telah dilakukan sebelumnya diantaranya sebagai berikut:

1. Skripsi oleh Esti Mujayanah (2020) dengan judul “Strategi Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Dalam Meningkatkan Muzakki Di Kabupaten Pesisir Barat” Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.22

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Strategi BAZNAS Dalam Meningkatkan Muzakki di Kabupaten Pesisir Barat. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif penelitian ini bersifat deskriptif.

Data yang digunakan data primer dan data sekunder Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh devisi sebanyak 11 orang tak terkecuali ketua Baznas Pesisir Barat dalam pengambilan sample penulis menggunakan metode porposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dimana sempel yang dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa

22 Esti Mujayanah, “Strategi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Dalam Meningkatkan Muzakki Di Kabupaten Pesisir Barat”, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2020), 11.

(29)

populasi tersebut yang paling baik untuk di jadikan sempel penelitian.

Dengan demikian jumlah sample yang digunakan berjumlah 4 orang.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian adalah bahwa lembaga Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Pesisir Barat menggunakan strategi Sosialisasi ,Menyebarkan brosur dan pemasangan spanduk , Menggunkan media social. Dengan menggunakan 3 strategi ini lembaga Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Pesisir Barat masih dikatakan belum maksimal karena pemanfaatan media social yang kurang dan sosialisasi kepada masyarakat hanya sebagian dilakukan karena sasaran BAZNAS yang di utamakn yaitu para pegawai, pengusaha dan perusahaan.

2. Skripsi oleh Putri Novianti (2018) dengan judul “manajemen dana zakat pada badan amil zakat nasional basnaz kota bogor dalam upaya pemberdayaan ekonomi umat” jurusan Konsentrasi Manajemen Ziswaf Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap zakat dan bagaimana manajemen dana zakat pada BAZNAS Kota Bogor dalam upaya pemberdayaan ekonomi umat.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan Deskriptif Kualitatif dengan cara mengumpulkan data melalui survei berupa interview.

(30)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Manajemen pendayagunaan zakat berarti membahas usaha yang saling berkaitan dalam menciptakan tujuan tertentu dari penggunaan hasil zakat secara baik, tepat dan terarah sesuai dengan tujuan zakat itu disyariatkan, dalam pendayagunaan BAZNAS Kota Bogor menyalurkan dana zakatnya sebagai dana charity (bantuan sesaat) dan menganut prinsip manfaat atau produktif, dalam pengelolaan BAZNAS Kota Bogor yang berkomitmen menjadi yang sangat kuat untuk menarik dan menjaga kepercayaan muzzaki, dalam pendistribusian zakat secara konsumtif dapat juga digunakan model pendistribusian secara produktif, dengan memberdayakan zakat secara optimal (mulai dari pemetaan data muzzaki, pencatatan muzzaki, pengumpulan dana/benda zakat, pemetaan dan pencatatan penerima zakat) yang selalu diupdate.

3. Skripsi oleh Pera Wati (2021) dengan judul “Manajemen Pendistribusian Zakat Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Bengkulu Dalam Mendukung Program Bengkulu Taqwa”. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana manajemen pendistribusian zakat badan amil zakat nasional (BAZNAS) Provinsi Bengkulu dalam melaksanakan pendistribusian zakat untuk mengeluarkan Zakat, Infaq, dan Shadaqah dan untuk menunjang kualitas perkuliahan dan kemampuan mahasiswa manajemen Dakwah.23

23 Pera Wati, “Manajemen Pendistribusian Zakat Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Bengkulu Dalam Mendukung Program Bengkulu Taqwa”, (Skripsi: Institut Agama Islam Bengkulu, 2021), 37.

(31)

Penelitian ini mengunakan metode kualitatif yang bermanfaat untuk memberikan gambaran mengenai manajemen pendistribusian Zakat Pada Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Bengkulu dimana penulis mewawancari 5 informan. Sumber data terdiri dari primer yang mewawancara sedangkan data sekunder diperoleh dokumen-dokumen, laporan maupun arsif resmi yang didukung dengan kelengkapan data primer. Fakta dan data mengenai manajemen pendistribusian zakat badan amil zakat nasional (BAZNAS) Provinsi Bengkulu dalam mendukung program Bengkulu Taqwa kemudian data tersebut diuraikan, dianalisis dan dibahas untuk menjawab persoalan tersebut.

Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa, manajemen pendistribusian zakat badan amil zakat nasional ( BAZNAS) Provinsi Bengkulu dalam mendukung program Bengkulu Taqwa. berdasarkan persepsi manajemen pendistribusian sudah dapat dikatakan memenuhi kriteria dikarenakan manajemen pelaksanaan pendistribusian dana zakatnya sesuai aturan dan ketentuan agama. Dalam pembagian alokasi pendistribusian zakat juga jelas.

4. Skripsi oleh Putri Balqis Dalimunthe (2020) dengan judul “Peran BAZNAS dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Zakat Produktif di Kabupaten Labuhan Batu”.24

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran yang dilakukan Lembaga BAZNAS dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Zakat

24 Putri Balqis Dalimunthe, “Peran Baznas Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Zakat Produktif Di Kabupaten Labuhan Batu”, (Skripsi: Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, 2020), 36.

(32)

Produktif di Kabupaten Labuhan Batu, dan untuk mengetahui program Lembaga BAZNAS dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat serta untuk mengetahui Faktor dan Upaya yang dilakukan BAZNAS.

Metode yang dilakukan adalah metode Kualitatif, dengan menggunakan Observasi, wawancara, dan Dokumentasi. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah Wakil Ketua IV BAZNAS Dan Mustahiq penerima zakat. Hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini bahwa BAZNAS cukup berperan dalam meningkatkan kesejahteraan hidup dikarenakan adanya bantuan zakat dari BAZNAS yang bisa dijadikan sebagai modal usaha untuk meningkatkan perekonomian dalam keluarga penerima zakat di Kabupaten Labuhan Batu.

5. Skripsi Zainullah, M.F Hidayatullah, S.H.I, M.S.I 2020: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Zakat Community Development (ZCD) di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Lumajang.25

Salah satu program nasional dalam rangka pendayagunaan zakat adalah program Zakat Community Development (ZCD) yang lebih menitik beratkan pada aspek kemandirian dan pengembangan potensi masyarakat, sehingga pada gilirannya akan tercapai tujuan dari pengelolaan zakat itu sendiri.

Dalam skripsi ini terdapat fokus penelitian yaitu sebagai berikut: 1.

Bagaimana pemberdayaan Zakat Community Development (ZCD) di BAZNAS Kabupaten Lumajang?. 2. Apa saja kendala yang dihadapi

25 Zainullah, “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Zakat Community Development (ZCD) Di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Lumajang”, (Skripsi: Institut Agama Islam Jember, 2016), 61.

(33)

BAZNAS Kabupaten Lumajang dalam pemberdayaan masyarakat Zakat Community Development (ZCD)?. 3. Bagaimana solusi BAZNAS Kabupaten Lumajang dalam memberdayakan Zakat Community Development ?. Sehingga penelitian ini memiliki tujuan berupa: 1.

Mendiskripsikan pemberdayaan Zakat Community Development di BAZNAS Kabupaten Lumajang. 2. Mendiskripsikan kendala BAZNAS Kabupaten Lumajang dalam pemberdayaan Zakat Community Development (ZCD). 3. Mendiskripsikan solusi BAZNAS Kabupaten Lumajang dalam memberdayakan Zakat Community Development (ZCD).

Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi lapangan (Field Study) adalah salah satu proses kegiatan pengungkapan fakta melalui observasi/pengamatan dan wawancara dalam proses memperoleh keterangan atau data dengan cara langsung terjun kelapangan.

Kesimpulan: 1) pemberdayaan masyarakat/mustahik yang diberdayakan melalui program Zakat Community Development (ZCD) sangatlah potensial dalam hal memberantas kemiskinan dan mengangkat derajatnya, apalagi bisa diterapkan di semua wilayah yang ada di lumajang, disamping juga bisa mengakomodir masyarakat kecil dengan baik, bisa juga membangkitkan potensi motivasi bahwa mustahik juga bisa menjadi muzakki, dengan cara menerapkan program Zakat Community Development (ZCD) ini. 2) kendala yang dihadapi manajemen yang kurang baik, baik itu berupa laporan keuangan maupun laporan kegiatan.

Serta kurangnya koordinasi. Baik internal maupun eksternal. 3) solusinya

(34)

adalah mengembangkan kembali sistem manajemen yang ada baik itu laporan keuangan maupun laporan kegiatan, serta memperbaiki koordinasi dengan baik, baik itu koordinasi secara internal maupun eksternal.

6. Nadiyyah Ratna Yuniar (Skripsi 2016) mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta jurusan Manajemen Dakwah fakultas Dakwah dan Komunikasi yang berjudul “Analisis Pengumpulan, Pendistribusian, Pendayagunaan Dana Zakat, Infaq, Shodaqoh di Lazis Muhammadiyah Yogyakarta”

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Peneliti menggunakan alat penelitian dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian adalah zakat merupakan sistem ekonomi umat Islam dengan pengelolaan yang baik, pada akhirnya zakat akan mampu membangun pertumbuhan ekonomi sekaligus pemerataan pendapatan.

Selain itu, dalam zakat pun mengandung nilai-nilai sosial, politik, moral dan agama sekaligus. Hal ini dapat dilihat dari segi manfaat yang akan dirasakan oleh pemberi maupun penerima zakat. Dengan demikian, bila pendistribusian zakat efektif, malah ditambah dengan infaq dan shodaqoh, maka sistem ekonomi Islam akan lebih baik. Dalam pengelolaan zakat, pengumpulan dan pendistribusian zakat merupakan dua hal yang sama pentingnya. Namun, al-Qur‟an lebih memperhatikan masalah pendistribusiannya mencakup pula pengumpulan. Apa yang akan didistribusikan jika tidak ada sesuatu yang harus lebih dahulu

(35)

dikumpulkan atau diadakan. Lagi pula, zakat tidak begitu sukar dikumpulkan karena muzakki lebih suka menyetor zakat dari pada menunggu untuk dipungut, sedangkan pendistribusiannya lebih sulit dan memerlukan berbagai sarana dan fasilitas serta aktivitas pendalaman dan pengawasan. Tanpa itu, sangat mungkin pendistribusian dana zakat dapat diselewengkan atau kurang efektif.26

7. Zainur Rosyid (Skripsi 2018) mahasiswa Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang berjudul

“Optimalisasi Pendayagunaan Zakat Produktif Untuk Pemberdayaan Ekonomi Mustahik (Studi Kasus Pada Baznas Kota Semarang)”

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Peneliti menggunakan alat penelitian dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Salah satu sisi ajaran Islam yang belum ditangani secara serius adalah penanggulangan kemiskinan dengan cara mengoptimalkan pengumpulan dan pendayagunaan zakat, infaq dan shodaqoh dalam arti seluas-luasnya. Sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW serta penerusnya di zaman keemasan Islam. Padahal umat Islam (Indonesia) sebenarnya memiliki potensi dana yang sangat besar. Potensi BAZNAS maupun LAZ sangatlah besar dalam membantu Indonesia keluar dari masalah kemiskinan, mengingat Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Potensi tersebut sebaiknya dapat disadari oleh pemerintah dan segenap masyarakat

26 Nadiyyah Ratna Yuniar, “Analisis Pengumpulan, Pendistribusian, Pendayagunaan Dana Zakat, Infaq, Shodaqoh di Lazis Muhammadiyah Yogyakarta”, (Skripsi: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta jurusan Manajemen Dakwah fakultas Dakwah dan Komunikasi, 2016)

(36)

Indonesia sebagai salah satu instrumen dalam merealisasikan pengentasan kemiskinan. Salah satu cara pengentasan kemiskinan tersebut adalah dukungan orang yang mampu untuk mengeluarkan harta kekayaan mereka berupa dana zakat kepada mereka yang kekurangan. Zakat merupakan salah satu nilai instrumental yang strategis dan sangat berpengaruh pada tingkah laku ekonomi manusia dan masyarakat serta pembangunan ekonomi pada umumnya.27

8. Muslihatun Suriani (Skripsi 2017) mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam yang berjudul “Analisis Strategi Pengelolaan Zakat Dalam Upaya Meningkatkan Kepercayaan Muzakki Pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Mataram”

Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif. Dengan teknik Purposive Sampling untuk memilih orang tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan oleh peneliti. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara tidak terstruktur, dokumentasi dan studi pustaka. Pengumpulan zakat dilakukan dengan cara mengambil zakat dari muzakki atau muzakki sendiri menyetorkan zakatnya ke BAZNAS Kota Mataram atau melalui UPZ serta menyetorkan dana zakatnya ke bank yang telah ditunjuk. Zakat didistribusikan kepada 8 ashnaf kecuali riqab dan gharim yang diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok melalui Program Mataram Peduli, Program Mataram Sejahtera,

27 Zainur Rosyid, “Optimalisasi Pendayagunaan Zakat Produktif Untuk Pemberdayaan Ekonomi Mustahik (Studi Kasus Pada Baznas Kota Semarang)”, (Skripsi: Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, 2018).

(37)

Program Mataram Cerdas, Program Mataram Sehat, Program Mataram Taqwa. Pendayagunaan zakat dilakukan dengan memberikan : Bantuan modal usaha untuk pedagang bakulan (tanpa pengembalian) sebanyak 1.090 orang, Bantuan modal usaha (bergulir) untuk Usaha Mikro Kecil (UMK) tanpa bunga sebanyak 108 orang, Bantuan modal pengembangan usaha untuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) melalui koperasi syariah BAZNAS Kota Mataram. Strategi pengelolaan zakat dalam upaya meningkatkan kepercayaan muzakki pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Mataram yaitu : Sosialisasi baik secara langsung maupun tidak langsung, laporan keuangan, dalam pengelolaan zakat BAZNAS Kota Mataram berasaskan kepada syariat Islam, amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi, akuntabilitas dalam pengelolaan.28 9. Dian Nurul Aini (Skripsi 2009) mahasiswa Institut Agama Islam Negeri

Walisongo Semarang Jurusan Muamalah Fakultas Syariah yang berudul

“Peran Lembaga Amil Zakat Dalam Peningkatan Jumlah Muzakki (Studi Kasus di PKPU Pos Keadilan Peduli Umat Cabang Jawa Tengah)”.29

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Field Research (penelitian lapangan).Sedangkan metode untuk mengumpulkan data atau bahan dalam penelitian lapangan ini terdiri dari dokumentasi, interview (wawancara) dan observasi (pengamatan).Setelah data-data dikumpulkan

28 Muslihatun Suriani, “Analisis Strategi Pengelolaan Zakat Dalam Upaya Meningkatkan Kepercayaan Muzakki Pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Mataram)”, (Skripsi:Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, 2017)

29 Dian Nurul Aini, “Peran Lembaga Amil Zakat Dalam Peningkatan Jumlah Muzakki (Studi Kasus di PKPU [Pos Keadilan Peduli Umat] Cabang Jawa Tengah)”, (Skripsi: Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang Jurusan Muamalah Fakultas Syariah, 2009).

(38)

dan diperoleh dari sumber primer dan sekunder kemudian dianalisis.

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode Deskriptif Analisis, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, menganalisa dan menginterprestasikan suatu kejadian pada saat itu. Pengelolaan zakat menjadi sebuah persoalan yang urgen, institusi zakat dikatakan berhasil atau mundur terletak pada mekanisme dalam mengelola dana zakat. Tentang pelaksanaan zakat di masyarakat, disamping masih memerlukan bimbingan dari segi syariah maupun perkembangan zakat, ada juga sikap kurang percaya terhadap penyelenggaraan zakat karena kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh lembaga zakat tersebut. Seperti kejadian pembagian zakat yang terjadi di Pasuruan Jawa Timur pada bulan September 2008 yang mengakibatkan banyak korban jiwa.Hal tersebut terjadi karena sikap kurang percaya atau karena kurang puasnya masyarakat kepada lembaga amil zakat sehingga masyarakat membagikan sendiri zakatnya kepada orang-orang yang membutuhkan. Sikap kurang percaya tersebut akan dapat dikurangi, jika diciptakan organisasi yang baik terutama sistem administrasinya, pengawasan yang ketat dan sempurna.

10. Muhammad Haiqal (Skripsi 2018) mahasiswa Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang berjudul “Strategi Pemberdayagunaan Zakat Produktif Dalam Pengentasan Kemiskinan (Studi Kasus Baitul Mal Kota Banda Aceh)”

(39)

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dimana penelitian ini diarahkan untuk mendeskripsikan dan menganalisa data yang ada.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berbentuk penelitian lapangan (field research) dan penelitian kepustakaan (library research). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi pemberdayagunaan zakat produktif yang digunakan oleh Baitul Mal Kota Banda Aceh berdampak langsung terhadap tingkat kemiskinan di Kota Banda Aceh namun tidak signifikan, hal tersebut membuktikan bahwa tingkat kemiskinan yang besar ternyata dalam penanganan masih sangat kecil. Kemiskinan yang tinggi di Kota Banda Aceh menjadi pertimbangan pemerintah untuk mencari instrument yang tepat dalam mempercepat penurunan angka kemiskinan.Baitul mal merupakan lembaga daerah yang berwenang melakukan pengelolaan zakat dan harta agama lainnya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberdayagunaan zakat produktif oleh Baitul Mal terhadap mustahik.30

Tabel Penelitian Terdahulu 2.1

No Nama Judul skripsi Persamaan Perbedaan

1 Esti mujayanah Strategi

Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Dalam

Meningkatkan

Muzakki Di

Kabupaten Pesisir Barat

Sama –sama meneliti di lembaga Badan Amil Zakat Nasional (Baznas)

Perbedaan penelitian ini terletak pada obyek penelitian yaitu peningkatan muzakki.

Sedangkan peneliti obyeknya peningkatan kesejahteraan fakir miskin.

30 Muhammad Haiqal, “Strategi Pemberdayagunaan Zakat Produktif Dalam Pengentasan Kemiskinan (Studi Kasus Baitul Mal Kota Banda Aceh)”, (Skripsi: Universitas Islam Negeri ArRaniry Banda Aceh Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, 2018).

(40)

2 Putri novianti Manajemen Dana Zakat Pada Badan Amil Zakat Nasional Basnaz Kota Bogor Dalam Upaya Pemberdayaan Ekonomi Umat

Sama –sama meneliti di lembaga Badan Amil Zakat Nasional (Baznas)

Perbedaan penelitian ini

terletak pada

pemberdayaan secara umum yakni ekonomi ummat dan memberikan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap zakat.

Sedangkan peneliti lebih

fokus kepada

pemberdayaan fakir miskin.

3 Pera wati Manajemen

Pendistribusian Zakat Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Bengkulu Dalam Mendukung Program Bengkulu Taqwa

Sama –sama meneliti di lembaga Badan Amil Zakat Nasional (Baznas)

Perbedaan penelitian ini terletak pada manajemen pendistribusian zakat untuk mendukung program baznas.

Sedangkan peneliti lebih berfokus kepada pemberdayaan zakat untuk meningkatkan kesejahteraan fakir miskin

4 Putri Balqis Dalimunthe

Peran BAZNAS dalam

Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Zakat Produktif di Kabupaten Labuhan Batu

Sama –sama meneliti di lembaga Badan Amil Zakat Nasional (Baznas)

Perbedaan penelitian ini terletak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat yang berfokus pada zakat produktif. Sedangkan peneliti berfokus pada peningkatan

kesejahteraan fakir

miskin melalui

manajemen strategi baznas

5 Zainullah, M.F Hidayatullah

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Zakat Community

Sama –sama meneliti di lembaga Badan Amil Zakat Nasional (Baznas)

Perbedaan penelitian ini terletak pada program pemberdayaan program zakat community

(41)

Development (ZCD) di Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Lumajang

development sedangkan penelii berfokus pada peningkatan

kesejahteraan fakir

miskin melalui

manajemen strategi baznas

6 Nadiyyah Ratna Yuniar

Analisis Pengumpulan, Pendistribusian, Pendayagunaan Dana Zakat, Infaq, Shodaqoh di Lazis Muhammadiyah Yogyakarta

Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang zakat

Perbedaan penelitian ini terletak pada strategi yakni pemberdayaan ekonomi umat dan obyek penelitiannya di Laziz sedangkan peneliti

berfokus pada

pemberdayaan kesejahteraan

masayarakat miskin dengan manajemen strategi baznas.

7 Zainur Rosyid “Optimalisasi Pendayagunaan Zakat Produktif Untuk

Pemberdayaan Ekonomi Mustahik (Studi Kasus Pada

Baznas Kota

Semarang)

Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Sama-sama meneliti di lembaga Badan Amil Zakat Nasional (Baznas)

Perbedaan penelitian ini terletak pada pendayaan zakat produktif dan pemberdayaan ekonomi mustahik sedangkan peneliti berfokus pada manajemen strategi

baznas dalam

meningkatkan

kesejahteraan fakir miskin

8 Muslihatun Suriani Analisis Strategi Pengelolaan Zakat Dalam Upaya Meningkatkan Kepercayaan

Muzakki Pada Badan Amil Zakat Nasional

Sama-sama meneliti di lembaga Badan Amil Zakat Nasional (Baznas)

Perbedaabn penelitin ini terletak pada analisis pengelolaan zakat dalam peningkatan kepercayaan muzakki. Sedangkan peneliti berfokus pada manajemen strategi

baznas dalam

(42)

(BAZNAS) Kota Mataram

meningkatkan

kesejahteraan fakir miskin

9 Dian Nurul Aini Peran Lembaga Amil Zakat Dalam Peningkatan Jumlah Muzakki (Studi Kasus di PKPU Pos Keadilan Peduli Umat Cabang Jawa Tengah) Institut Agama Islam Negeri Walisongo

Semarang

Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang zakat

Perbedaan penelitian ini terletak pada fokus penelitiannya yakni Peran Lembaga Amil

Zakat Dalam

Peningkatan Jumlah Muzakki. Sedangkan peneliti berfokus pada manajemen strategi

BAZNAS dalam

pemberdayaan zakat untuk kesejahteraan fakir miskin.

10 Muhammad Haiqal Strategi

Pemberdayagunaan Zakat Produktif Dalam Pengentasan Kemiskinan (Studi Kasus Baitul Mal Kota Banda Aceh) Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang zakat

- Perbedaan penelitian ini adalah pada fokus penelitiannya yakni Pemberdayagunaan Zakat Produktif Dalam Pengentasan

Kemiskinan

- Obyek penelitian ini adalah di Lembaga Baitul Mal.

- Sedangkan peneliti

berfokus pada

manajemen strategi pemberdayaan zakat untuk kesejahteraan fakir miskin, dan obyek penelitiannya di Lembaga BAZNAS.

B. Kajian Teori

1. Manajemen Strategi

(43)

a) Pengertian Manajemen Strategi

Manajemen strategis sebagai suatu bidang ilmu yang menggabungkan kebijakan bisnis dengan lingkungan dan tekanan strategis. Manajemen strategis merupakan sekumpulan keputusan dan aksi manajerial yang menentukan kinerja organisasi dalam jangka panjang. 31Manajemen strategis merupakan proses penetapan visi, misi dan tujuan organisasi, serta pengembangan kebijakan dan program pelaksanaan untuk mencapainya.32

Nawawi mendefiniskan manajemen strategis adalah perencanaan berskala besar (disebut perencanaan strategis) yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (visi), dan ditetapkan sebagai keputusan manajemen puncak (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (misi) dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk menghasilkan barang atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (tujuan strategis) dan berbagai sasaran (tujuan operasional) organisasi.33

Sementara akdon dalam bukunya mengatakan bahwa manajemen strategis adalah seorang atau mereka yang

31 Rachmat, Manajemen Strategis.., 2.

32 Sofjan Assauri, Manajemen Strategic, Sustainable Compeyitive Advantages, (PT RajaGrafindo Persada: Jakarta, 2016), 9.

33 Hadari Nawawi, Manajemen Strategis Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan, (Yogyakarta: UGM Press, 2000), 149

(44)

bertanggungjawab dalam merumuskan strategi perusahaan baik secara keseluruhan ataupun salah satu devisi, dalam upaya mencapai tujuan yang diharapkan. Lebih lanjut Akdon menjelaskan bahwa pada prinsipnya manajemen strategis adalah menggabungkan pola berpikir strategis dengan fungsi-fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta evaluasi.34

dari beberapa pengertian manajemen strategis diatas, dapat penulis simpulkan bahwa manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang berulang dan berkelanjutan yang meliputi kegiatan formulasi, implementasi dan evaluasi strategis secara menyeluruh ataupun salah satu devisi baik jangka pendek maupun jangka panjang dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuan yang dinginkan. Dengan kata lain, manajemen strategis, pada hakekatnya manajemen strategis mengandung dua hal penting, yaitu:

a) bahwa manajemen strategis terdiri dari tiga macam proses manajemen yaitu pembuatan strategi, penerapan strategi, dan evaluasi strategi b)manajemen strategis memfokuskan pada penyatuan atau penggabungan (integrasi) aspek-aspek pemasaran, riset dan pengembangan, keuangan atau akuntansi dan produksi atau operasional dari bisnis.

b) Manfaat dan Fungsi Manajemen Strategi

34 Akdon, Strategic Manajemen for Educational Management ; Manajemen Strategis untuk Manajemen Pendididkan, (Bandung, ALFABETA, 2006), 8.

(45)

Secara historis, manfaat utama dari manajemen strategis untuk membantu organisasi merumuskan strategi-strategi yang lebih baik melalui penggunaan pendekatan terhadap pilihan strategi yang lebih sistematis, logis, dan rasional. Ini tentunya akan terus menjadi manfaat terbesar dari manajemen strategis, namun berbagai kajian riset kini menunjukkan bahwa proses, alih-alih keputusan atau dokumen, merupakan kontribusi yang lebih penting dari manajemen strategis.

Komunikasi adalah kunci bagi manajemen strategis yang berhasil.

Melalui keterlibatan didalam prosesnya, manajer dan karyawan berkomitmen untuk mendukung organisasi Dialog dan partisipasi.35

bahwa bahwa manajemen strategis memberikan manfaat berikut:

a) memungkinkan untuk identifikasi, penentuan prioritas, dan eksploitasi peluang

b) memberikan pandangan objektif atas masalah manajemen.

c) merepresentasikan kerangka kerja untuk aktivitas kontrol dan koordinasi yang lebih baik.

d) meminimalkan efek kondisi dan perubahan yang jelek

e) memungkinkan agar keputusan besar dapat mendukung tujuan yang telah ditetapkan

f) memungkinkan alokasi waktu dan sumber daya yang lebih efektif untuk peluangyang telah teridentifikasi.

35 Fred R david, Strategic Management : Manajemen Strategis konsep...,23

(46)

g) memungkinkan alokasi sumber daya dan waktu yang lebih sedikit untuk mengoreksi keputusan yang salah atau tidak terencana.

h) menciptakan kerangka kerja untuk komunikasi internal antar staf.

i) membantu mengintegrasikan prilaku individu ke dalam usaha bersama.

j) memberikan dasar untuk mengklarifikasi tanggung jawab individu.

k) menyediakan pendekatan kooperatif, terintegrasi, dan antusias untuk menghadapi masalah peluang.

l) mendorong terciptanya sikap positif terhadap perubahan.

m) memberikan tingkat kedisiplinan dan formalitas kepada manajemen suatu bisnis.36

Menurut Assauri fungsi dari manajemen strategi pada dasarnya adalah upaya agar strategi yang disusun dapat diimplementasikan secara efektif. Untuk itu terdapat enam fungsi yang harus dilakukan secara simultan agar Sustainable competitive Advantage dapat berjalan dengan lancar yaitu:

a) Mengkomunikasikan suatu maksud (visi) yang ingin dicapai kepada orang lain

36 Rachmat, Manajemen Strategis....,22

(47)

b) Menghubungkan atau mengkaitkan kekuatan atau keunggulan organisasi dengan peluang dari lingkunganya

c) Memanfaatkan atau mengeksploitasi keberhasilan dan kesuksesan yang didapat sekarang,sekaligus menyelidiki adanya peluang baru.

d) Menghasilkan dan membangkitkan sumber-sumber daya yang lebih banyak dari yang digunakan sekarang.

e) Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan atau aktivitas organisasi ke depan.

f) Menanggapi serta bereaksi atas keadaan yang baru dihadapi sepanjang waktu.37

Pernyataan diatas menegaskan bahwa fungsi manajemen strategis adalah elemen-elemen dasar yang selalu ada dan melekat dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan ataupun perencanaan yang terstuktur untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengambilan keputusan dan planning merupakan fungsi manajemen, begitu juga peranan pengambilan keputusan strategis dan perencanaan strategis pada manajemen strategis dan perencanaan strategis pada manajemen strategis. Pertama, manajemen strategis bertugas membuat keputusan strategis yang membuat keputusan strategis yang membuat ketetapan tujuan dan sasaran. Kedua manajemen strategis menetapkan tindakan yang sebaiknya dilakukan untuk masa mendatang,

37 Sofjan Assauri, Manajemen Strategic, Sustainable Compeyitive Advantages....,7.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Kholifatul Jannah,2022: Perlindungan Konsumen Terhadap Produk Pangan Industri Rumah Tangga Tanpa Mencantumkan Tanggal Kadaluwarsa Studi Kasus Di Mangli Jember. Islam

Dalam sebuah pemberdayaan, tentunya akan menghadapi hambatan atau tantangan tersendiri. Untuk membentuk profesional dan komitmen bersama dalam hal kebaikan juga bukan merupakan

Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk mengetahui bagaimana proses distribusi dana zakat produktif melalui program Bondowoso Makmur di BAZNAS Bondowoso. 2) Untuk mengetahui

Pertunjukan tari Cucuk lampah pada acara pernikahan adat jawa diharapkan dapat mewujudkan sebuah penyampaian sarana komunikasi satu arah dari penari kepada penonton,

Almamater Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, semua dosen dan civitas akademik tanpa terkecuali. Dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan

Tujuan penelitian ini: 1) mendeskripsikan perencanaan pendistribusian dana zakat produktif di BAZNAS Kabupaten Banyuwangi. 2) mendeskripsikan pengorganisasian

Adapun 3 tehnik yang dipakai dalam terapi ABA yaitu : instruksi, prompt (bantuan atau arahan). 2) Faktor penghambat penerapan terapi Applied Behavior Analysis (ABA) dalam

Makna ekspresif tersebut di dalam pembacaan surah dalam tradisi tolak bala yakni doa karena dengan dibacakannya al- Qur‟an dalam surah-surah yang dipilih saja