• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rekomendasi Obat Mabuk Perjalanan Bagi Traveller Dengan Menerapkan Metode OCRA Dan Pembobotan Metode ROC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Rekomendasi Obat Mabuk Perjalanan Bagi Traveller Dengan Menerapkan Metode OCRA Dan Pembobotan Metode ROC"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Rekomendasi Obat Mabuk Perjalanan Bagi Traveller Dengan Menerapkan Metode OCRA Dan Pembobotan Metode ROC

Robiah Al-Adawiyah, Kevin Maulana Putra, Lastri Manik, Fince Tinus Waruwu* Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Teknik Informatika, Universitas Budi Darma, Medan, Indonesia Email : 1[email protected], 2[email protected], 3[email protected], 4,*[email protected]

Email Penulis Korespondensi: [email protected]

Abstrak-Berpergian adalah hal yang sangat menyenangkan, tetapi perjalanan sangatlah buruk jika Traveller mengalami mabuk perjalanan. Agar perjalanan lebih dapat di nikmati maka hendaklah traveller meminum atau menggunakan Obat Anti Mabuk perjalanan, Adapun beberapa Rekomendasi obat anti mabuk perjalanan bagi Traveller seperti: Dimenhidrinat, Antimo Strip, Tolak Angin, Dramamine, Promethazine, dan Ondansetron. Banyaknya Obat anti mabuk perjalanan yang beredar dipasaran saat ini, Sehingga dalam hal ini dibutuhkannya suatu sistem pendukung keputusan untuk menentukan Obat anti mabuk perjalanan yang baik di konsumsi oleh semua kalangan, dalam penentuannya terdapat beberapa alternatif dan kriteria diantaranya adalah Sertifikat d an Izin, Kandungan, Dosis, Kontra Indikasi, dan Efek samping. Dibutuhkanlah suatu sistem pendukung keputusan dalam menentukan Rekomendasi obat anti mabuk perjalanan terbaik dengan kombinasi metode ROC (Rang Order Centroid) untuk menghasilkan nilai bobot pada suatu kriteria tertentu dan metode OCRA (Operational Competitiveness Rating Analysis) yang mengasilkan preferensi terbaik berdasarkan data data seperti alternatif dan kriteria yang telah ditentukan, kemudian menghasilkan nilai preferensi t erbaik pada alternatif ke-3 yaitu Tolak Angin dengan nilai preferensi akhir 1.2725 sebagai alternatif terbaik.

Kata Kunci : Obat Mabuk; Perjalanan; Traveller; OCRA; ROC

Abstract-Traveling is a very pleasant thing, but traveling is really bad if the Traveler has motion sickness. So that the trip can be enjoyed more, travelers should drink or use anti-motion sickness drugs. There are several recommendations for anti-motion sickness drugs for travelers, such as: Dimenhydrinate, Antimo Strip, Tolak Angin, Dramamine, Promethazine, and Ondansetron. There are many anti motion sickness drugs circulating in the market today, so in this case a decision support system is needed to determine which anti motion sickness drugs are good for consumption by all groups, in determining them there are several alternatives a nd criteria including Certificates and Permits, Content, Dosage , contraindications, and side effects. A decision support system is needed in determining the best recommendations for motion sickness drugs with a combination of the ROC (Rang Order Centroid) method to produce weight values for certain criteria and the OCRA (Operational Competitiveness Rating Analysis) method which produces the best preferences based on data such as alternatives and criteria. which has been determined, then produces the best prefe rence value in the 3rd alternative, namely Reject Wind with a final preference value of 1.2725 as the best alternative.

Keywords: Motion Sickness; Travel; Traveler; OCRA; ROC

1. PENDAHULUAN

Mabuk perjalanan adalah dimana kondisi ketika otak tidak bisa memahami sinyal gerakan yang diintruksikan oleh mata, telinga, dan tubuh ketika dalam perjalanan. Kondisi ini membuat penderitanya mengalami pusing dan mual di dalam kendaraan yang bergerak. Mabuk perjalanan umumnya dialami oleh traveller yang bepergian menggunakan mobil, bus, kereta api, kapal laut, atau pesawat terbang. Menurut penelitian di beberapa negara, setidaknya 46% responden pernah mengalami mabuk perjalanan, terutama saat berkendara dengan mobil. Meski tidak berbahaya, mabuk perjalanan dapat menghambat aktivitas dan membuat perjalanan menjadi tidak menyenangkan[1].

Hal ini disebabkan oleh terganggunya sistem keseimbangan tubuh, dimana komponen-komponen sistem tersebut yaitu sistem syaraf pusat (otak), bagian dalam telinga, mata dan jaringan terdalam permukaan tubuh (proprioceptors), tidak bekerja secara sinkron. Mual pada penumpang kendaraan disebabkan oleh kacaunya sistem syaraf yang mendeteksi gerakan tubuh. Ketika bergerak secara alami, sistem syaraf akan terkoordinasi dengan baik, tapi jika tubuh bergerak menggunakan alat transportasi sistem syaraf akan mengirim pesan bertentangan ke otak. Posisi duduk saat naik mobil dikatakan juga dapat memberi pengaruh terhadap risiko munculnya mabuk perjalanan. Beberapa orang berpendapat bahwa posisi duduk paling belakang di mobil akan memberi pengaruh yang lebih besar. Oleh sebab itu, banyak Traveller lebih memilih untuk duduk di posisi tengah dibandingkan di posisi belakang. Hal ini tidak sepenuhnya benar, sebab sangat dipengaruhi oleh kendaraan itu sendiri. Kalau memang mobilnya dalam kondisi baik dan nyaman, posisi duduk sebenarnya tidak terlalu memberi masalah. Sebaliknya, jika dirasakan kendaraan tersebut dari awal memang sudah tidak nyaman, duduk di depan atau di tengah pun tetap berisiko mabuk selama perjalanan akibat pergerakan berulang.

Beberapa pencegahan untuk mengatasi mabuk perjalanan yang biasa dilakukan oleh traveller adalah mengunyah permen jahe atau permen mint, membawa bau-bauan, meminum jamu yang menyebabkan kantuk dan obat-obatan anti mabuk yang mengandung zat antihisitamin, bisa juga meminum obat sakit kepala yang dapat menyebabkan kantuk.

Permasalahannya sekarang, ada dari beberapa traveller yang mengaku bahwa meskipun mereka sudah mencoba tindakan pencegahan, tetapi kenyataannya dalam perjalanan masih mengalami mabuk perjalanan.

Sehingga dibutuhkannya suatu Sistem Pendukung Keputusan (SPK) untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

Sistem Pendukung Keputusan merupakan sebuah sistem yang berbasis komputerisasi yang dimana sistem ini dapat menyelesaikan suatu permasalahan sehingga memberikan hasil dalam bentuk keputusan berdasarkan kriteria-kriteria dan alternatif yang telah ditentukan[2]. Dalam penelitian ini mengunakan metode OCRA dan ROC. Metode(Operational Conpetitivness Rating Analysis) OCRA merupakan salah satu metode sistem pendukung keputusan yang dapat

(2)

mengidentifikasi suatu pekerjaan yang sifatnya berulang ulang berdasarkan data yang diperoleh seperti ktiteria dan alternatif terkait sehingga dapat menghasilkan keputusan yang objektif[3]. (Rank Order Centroid) ROC merupakan salah satu metode pembobotan pada suatu kriteria yang dimana untuk menghitung metode OCRA dibutuhkan suatu bobot kriteria yang dihasilkan dari perhitungan ROC ini. Untuk mendukung penelitian ini dibutuhkan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan kesamaan metode atau kesamaan objek[4].

Beberapa penelitian terkait yang pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya yang menjadi acuan dalam menulis artikel ini yang membahas tentang metode OCRA (operational Competitiveness Rating Analysis) dan metode ROC . (Rank Order Centroid) yang digunakan dalam mengambil keputusan yang objektif, Seperti yang dilakukan oleh terdahulu Pada penelitian oleh Agustina Sidabutar, dkk. Pada tahun 2022 yang membahas mengenai Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Bantuan Umkm Pada Dinas Koperasi Menerapkan Metode Ocra, adapun yang menjadi hasil alternatif terbaik dari hasil perhitungan ialah alternatif A1 sebagai alternatif yang berhak menerima bantuan UMKM dengan nilai optimasi sebesar 1.5555 sebagai peringkat pertama[5]. Lalu Penelitian oleh Fadila Pratiwi pada Tahun 2022 yang membahas mengenai Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Official Atlet Pencak Silat Menerapkan Metode OCRA, Adapun hasil yang di peroleh bahwa calon official atlet pencak silat untuk posisi pelatih yang akan diterima adalah Icha Putri dengan Alternatif (A6) dengan jumlah nilai akhir 3,1932[6]. Selanjutnya, Penelitian oleh Asyahri Hadi Nasyuha pada Tahun 2022 yang membahas mengenai Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kerani Timbang Lapangan Terbaik Menerapkan Metode Operational Competitiveness Rating Analysis (OCRA), Adapun hasil yang di peroleh yaitu dengan nilai 0,583 yang berada pada alternatif kedua (A2) atas nama Libra Purba sebagai kerani timbang lapangan terbaik yang menduduki rangking pertama[5]. Dan Penelitian oleh Yendrizal pada Tahun 2020 yang menghasilkan alternatif A3 dengan nama Desi istira memiliki nilai paling tinggi diantara nilai yang lainnya, sehingga keputusan dalam penentuan siswa smk kimia analisa terbaik yang akan dikirim mengikuti olimpiade kimia tingkat nasional[7]. Kemudian Penelitian Oleh Mayadi, dkk. Pada tahun 2021 yang membahas mengenai Analisis Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kasi Terbaik Menerapkan Metode OCRA dengan Pembobotan Rank Order Centroid(ROC), Adapun hasil yang di peroleh yaitu dengan alternative yang dipilih sebagai Kasi terbaik adalah alternative ke-empat (A4) yang dianggap layak menjadi Kasi terbaik yaitu Ibnu Majid dengan nilai preferensi 1.347[2].

Berdasarkan Penelitian di atas, maka di buatlah Sistem Pendukung Keputusam yang diharapkan dapat menentukan Rekomendasi Obat Mabuk Perjalanan bagi Traveller dengan menerapkan Metode Ocra (Operational Competitiveness Rating Analysis) dan juga membutuhkan bobot pada setiap kriterianya, Bobot kriteria pada sistem pendukung keputusan mutlak diperlukan, banyak metode yang berkembang saat ini, namun pada penerapannya bobot tetap ditentukan sendiri oleh pengambil keputusan. Tentu saja hal ini, kurang tepat, karena masih bersifat subyektif.

Terdapat beberapa metode yang dapat menghasilkan nilai bobot, diantaranya Rank Order Centroid (ROC), Analytic Hierarchy Process (AHP) , Entropy. Pada penelitian ini, bobot dihasilkan dengan Metode Rank Order Centroid (ROC).

ROC dipilih, karena penerapannya yang cukup sederhana, sesuai dengan tingkat prioritas dari kriteria yang digunakan.

2. METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Tahapan Penelitian

Adapun tahapan penelitian yang penulis lakukan dalam pembuatan artikel ini yaitu:

1. Analisa Masalah

Pada tahap ini digunakan untuk menyelesaikan beberapa permasalahan, dimana dengan melakukan suatu analisa masalah dan tahap ini juga merupakan langkah pertama dalam penelitian, Dimana harus ditemukan rumusan masalah.

2. Pengumpulan Data

Pada penelitian ini dilakukan suatu pengumpulan berbagai data-data, dimana data tersebut dapat digunakan untuk memahami prosedur Rekomendasi Obat Mabuk Perjalanan bagi Traveller.

3. Studi Literatur

Kegiatan studi literatur ini digunakan untuk mengetahui sistem pendukung keputusan (SPK) menggunakan metode Operational Competitiveness Rating Analysis (OCRA). Pada tahapan ini biasanya menemukan berbagai referensi dari jurnal, buku ataupun dari berbagai sumber lainnya.

4. Analisa dan Penerapan Metode

Pada tahap ini dimulai dengan menganalisa permasalahan yang ada dalam penentuan Obat Mabuk Perjalanan Bagi Traveller. Tahap ini dimulai dari menganalisa perhitungan sistem lama yang masih rumit, yang kemudian dilanjutkan yang lebih sederhana dengan metode Operational Competitiveness Rating Analysis (OCRA).

5. Laporan Penelitian

Pada tahap membuat laporan hasil dari keseluruhan penelitian ini, untuk membuktikan apakah hasilnya sudah sesuai dengan yang diharapkan kemudian dilanjutkan membuat suatu kesimpulan dari penelitian tersebut.

Dari tahapan-tahapan diatas dapat digambarkan pada bagan berikut ini :

(3)

Gambar 1. Kerangka Penelitian 2.2 Mabuk Perjalanan

Mabuk perjalanan adalah kondisi dimana ketika otak kita tidak dapat memahami sinyal gerakan yang dikirim oleh mata, telinga, dan tubuh saat sedang di perjalanan. Kondisi ini membuat penderitanya mengalami pusing dan mual di dalam kendaraan yang bergerak. Mabuk perjalanan umumnya dialami oleh orang yang bepergian menggunakan mobil, bus, kereta api, kapal laut, atau pesawat terbang. Menurut penelitian di beberapa negara, setidaknya 46% responden pernah mengalami mabuk perjalanan, terutama saat berkendara dengan mobil. Meski tidak berbahaya, mabuk perjalanan bisa menghambat aktivitas dan membuat perjalanan menjadi tidak menyenangkan[1].

2.3 OCRA (Operational Competitiveness Rating Analysis)

Metode Operational Competitiveness Rating Analysis (OCRA) merupakan suatu metode untuk mengidentifikasi risiko ergonomi pekerjaan pada pekerjaan yang sifatnya berulang khusus untuk alat gerak tubuh bagian atas. Metode OCRA yang pertama kali ditemukan oleh Occhipinti dan Colombini ini merupakan metode kuantitatif untuk mengidentifikasi cara kerja yang digunakan dalam pekerjaan berulang khusus alat gerak[8], [9]. Langkah- langkah metode Operational Competitiveness Rating Analysis (OCRA) dapat diringkas sebagai berikut [10]:

1. Langkah pertama, membuat matriks keputusan Xij

X = [Xij]mxn = [

x11 x12 … x1n x22 x23 … x2n

… … … …

xm1 xm2 … xmn

] i= 1,…m j = 1, 2, …, n (1)

2. Langkah kedua, pada peringkat preferensi sehubungan dengan kriteria tidak bermanfaat (kriteria biaya) ditentukan.

Di sini, nilai-nilai kerja dari alternatif untuk kriteria yang akan diperkecil dihitung hanya dari kriteria yang bermanfaat tidak dipertimbangkan. Total kinerja alternatif sehubungan dengan kriteria non-menguntungkan dapat dihitung dengan bantuan rumus dibawah ini :

i= ∑ wjmax(xij)

min(xij) g

j=1 (i = 1,2,…m ,j = 1,2,…,g) (2)

3. Langkah ketiga, pada peringkat preferensi linier dari setiap alternatif untuk kriteria yang tidak menguntungkan dihitung dengan rumus dibawah ini :

𝐼̿𝑖 = 𝐼̅𝑖-min (𝐼̅𝑖) (3)

4. Langkah keempat, pada peringkat preferensi sehubungan dengan kriteria manfaat ditentukan. Untuk kriteria yang menguntungkan, alternative yang memiliki nilai lebih tinggi lebih disukai. Peringkat kinerja total dari alternatif i untuk semua kriteria bermanfaat dihitung dengan rumus dibawah ini :

𝑜̿𝑖= ∑𝑛𝑗 𝑔+1𝑤𝑗

𝑥𝑖𝑗−min(𝑥𝑖𝑗)

𝑚𝑖𝑛 𝑥𝑖𝑗 (𝑖 = 1,2 … 𝑚 𝑗 = 𝑔 + 1, 𝑔 + 2, … 𝑛) (4)

5. Langkah kelima, pada peringkat preferensi linear dihitung untuk kriteria yang bermanfaat dihitung dengan rumus : Studi Literatur

Dan Keputusan

Selesai

Mulai Analisa Masalah Pengumpulan Data Analisa Dan

Penerapan Metode

Penerapan Metode (Rank Order Centroid) ROC

1. Menentukan Kriteria 2. Menentukan nilai bobot (W) 3. Menentukan jumlah data (m) 4. Menentukan Tingkat Prioritas (i) Penerapan Metode OCRA (Operational

Competitiveness Rating Analysis) 1. Membentuk matriks keputusan

2. Menghitung peringkat preferensi untuk kriteria yang akan diminimalkan (cost)

3. Menghitung peringkat preferensi linear dari setiap alternatif kriteria cost

4. Menghitung nilai preferensi benefit

5. Menghitung peringkat preferensi linear untuk kriteria benefit

6. Menghitung nilai preferensi total Setiap alternatif

Laporan Penelitian

(4)

𝑂̿𝑖= 𝑂̅𝑖−min(𝑂̅𝑖)- (5)

6. Langkah keenam, pada nilai preferensi total untuk setiap alternatif dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini:

𝑃1= (𝐼̿𝑖+ 𝑂̿𝑖) − min (𝑖̿ + 𝑜̿)𝑖 = 1,2, 𝑚 (6)

2.4 Metode ROC

(Rank Order Centroid) ROC merupakan suatu metode pembobotan sistem pendukung keputusan yang dimana dapat menghasilkan bobot pada suatu kriteria tertentu. Metode ini merupakan metode yang sangat cukup sederhana dan begitu mudah untuk dipahami. Dalam metode ini terdapat suatu dasar konsep kepentingan dalam menetapkan suatu bobot yang mana kriteria pertama lebih penting daripada kriteria kedua, kriteria kedua lebih penting dari kriteria ketiga dan begitu seterusnya hingga kriteria terkahir[11].

Berdasarkan kepentingan kriteria tersebut seperti gambaran dibawah ini[12]:

𝐶1> 𝐶2> 𝐶3> 𝐶𝑚 (7)

Untuk menetukan Nilai bobot (W), digunakan rumus berikut:

𝑊𝑚= 1

𝑚∑ (1

𝑖

𝑚1=1 ) (8)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Penetapan Alternatif

Rekomendasi obat mabuk perjalanan bagi traveller bertujuan untuk membantu para traveller menentukan obat anti mabuk perjalanan yang cocok dan bagus untuk mengurangi rasa pusing dan mual yang menyebabkan mabuk perjalanan.

Rekomendasi obat ini di tentukan berdasarkan kriteria-kriteria yang telah di tetapkan. Agar hasil yang diperoleh bisa tepat sasaran dan objektif, sehingga penulis membuat penelitian ini dengan menggunakan Metode Ocra (Operational Competitiveness Rating Analysis), untuk menghasilkan suatu bobot yang tentunya dibutuhkan pada metode (Rank Order Centroid) ROC untuk penjuamlahan terbobot dan perangkingan alternatif. Adapun alternatif dalam penelitian ini berjumlah 6 Rekomendasi Obat Mabuk Perjalanan seperti yang ada pada tabel 1 dibawah ini :

Tabel 1. Data Alternatif Rekomendasi Obat mabuk Perjalanan Alternatif Rekomendasi Obat Anti Mabuk

A1 Dimenhidrinat

A2 Antimo Strip

A3 Tolak Angin

A4 Dramamine

A5 Promethazine

A6 Ondansetron

3.2. Penetapan Kriteria dan Bobot

Pada Rekomendasi Obat Mabuk perjalanan dibutuhkan beberapa data yang mendukung seperti data alternatif, kriteria dan bobot. Adapun alternatif yang digunakan sebanyak 6 data alternatif dan 5 data kriteria. Seperti pada tabel 2 dibawah ini :

Tabel 2. Data Kriteria dan Bobot Kriteria Keterangan Kategori

C1 Sertifikasi dan izin Benefit

C2 Kandungan Benefit

C3 Dosis Benefit

C4 Kontra Indikasi Cost

C5 Efek Samping Cost

Keterangan Kriteria

Sertifikasi dan izin : Sertifikasi dan perizinan yang dimiliki obat tersebut.

Kandungan : Jenis-Jenis Kandungan yang terdapat pada obat.

Dosis : Dosis takaran yang terkandung dalam obat.

Indikasi : Kondisi yang tidak diperbolehkan untuk mengonsumsi obat.

Efek Samping : Kadar Kadaluarsa obat dan pengaruhnya pada tubuh.

3.3.

Penetapan Metode (Rank Order Centroid) ROC

(5)

Untuk kriteria yang ada pada tabel 2 diatas belum terdapat bobot, untuk menghasilkan nilai bobotnya dapat menggunakan metode ROC (Rank Order Centroid), yang mana perhitungan ini dapat menghasilkan suatu bobot yang dibutuhkan pada kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan melakukan persamaan sebagai berikut :

W1=1 +1 2 +

1 3 +

1 4 +

1 5

5 = 0,456

W2=0 +1 2+1

3+1 4+1

5

5 = 0,256

W3=0 + 0 +1 3 +

1 4 +

1 5

5 = 0,156

W4=0 + 0 + 0 +1 4 +

1 5

5 = 0,09

W5=0 + 0 + 0 + 0 +1 5

5 = 0,04

Berdasarkan perhitungan dari persamaan yang telah dilakukan diatas, penulis mengasilkan bobot kepentingan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan seperti pada tabel 3 dibawah ini :

Tabel 3. Bobot Kriteria

Kriteria Keterangan Bobot Kategori C1 Sertifikasi dan izin 0,456 Benefit C2 Kandungan 0,256 Benefit

C3 Dosis 0,156 Benefit

C4 Kontra Indikasi 0,09 Cost C5 Efek Samping 0,04 Cost

Tabel 4. Alternatif Rekomendasi Obat Mabuk Perjalanan

Alternatif C1 C2 C3 C4 C5

Dimenhidrinat Ya Dimenhidrinat 100 mg

Serangan Asma akut dan gagal jantung berat

Kantuk, penglihatan buram, mulut kering

Antimo Strip Ya Dimenhidrinat 50

mg

Penderita gangguan hati, hipersensitif, hipokalemia

Kantuk, Bibir Kering dan rasa lelah Tolak Angin Ya Buah adas, kayu ules, daun

cengkeh,jahe,daun mint, dan madu

15 ml

Wanita hamil dan Penderita gangguan fungsi ginjal

Mulas, diare, gelisah

Dramamine Ya Dimenhidrinat 50

mg

Hipertensitifitas, gagal jantung berat, dan riwayat

kanker kandung kemih

Kantuk

Promethazine Ya phenotiazine 25

mg

Hipertensitifitas, gagal jantung berat, dan riwayat

kanker kandung kemih

Pusing, kantuk, gugup, lelah, insomnia, dan mulut

kering Ondansetron Ya Ondansetron 4 mg dan

Ondansetron 8 mg

8 mg

Hipersensitif dan sindrom QT panjang bawaan

Hipotensi, diare, nyeri dada, dan sakit

kepala

Kriteria C2 yaitu Kandungan, C4 Kontra Indikasi dan C5 yaitu Efek samping bahwa terdapat beberapa kandungan, Kontra Indikasi dan Efek samping di dalam Rekomendasi Obat mabuk perjalanan tersebut. Maka dari itu untuk menentukan data rating kecocokan dapat di buat dengan nilai banyaknya kandungan, kontra indikasi dan efek samping yang ada di dalamnya. Adapun Kandungan, kontra indikasi dan Efek samping tersebut dapat dilihat pada tabel 5,6 dan 7 berikut :

Tabel 5. Data Kandungan Keterangan Nilai Dimenhidrinat 1

Buah adas 1

Kayu ules 1

Daun cengkeh 1

Jahe 1

Daun mint 1

(6)

Madu 1 Phenotiazine 1 Ondansetron 4 mg 1 Ondansetron 8 mg 1 Tabel 6. Data Efek Samping

Keterangan Nilai

Kantuk 1

Penglihatan buram 1 Bibir Kering, 1

Gugup 1

Pusing 1

Hipotensi 1 Sakit kepala 1 Rasa lelah 1

Mulas 1

Diare 1

Gelisah 1

Mulut kering 1

Insomnia 1

Nyeri dada 1 Tabel 7. Data Kontra Indikasi

Keterangan Nilai Serangan Asma akut 1 Penderita gangguan hati 1

Wanita hamil 1

Hipertensitifitas 1 Sindrom QT panjang bawaan 1

Hipokalemia 1

Penderita gangguan fungsi ginjal 1 Riwayat kanker kandung kemih 1 Gagal jantung berat 1 Tabel 8. Sertifikat dan Izin

Keterangan Nilai

Ya 2

Tidak 1

Tabel 9. Data Rating Kecocokan Alternatif C1 C2 C3 C4 C5

A1 2 1 100 2 3 A2 2 1 50 3 3 A3 2 6 15 2 3 A4 2 1 50 3 1 A5 2 1 25 3 6

A6 2 2 8 2 4

3.4. Penetapan Metode Ocra (Operational Competitiveness Rating Analysis)

Berikut ini merupakan tahapan yang dibutuhkan dalam mementukan Kasi terbaik menggunakan metode OCRA (Operational Competitiveness Rating Analysis):

1. Membuat matriks keputusan

𝑋 = [𝑋𝑖𝑗]𝑚𝑥𝑛 = [

2 1 100 2 3

2 1 50 3 3

2 6 15 2 3

2 1 50 3 1

2 1 25 3 6

2 2 8 2 4]

2. Hitung peringkat preferensi pada kriteria yang diminimalkan (cost) kriteria C4 dan C5 𝐼̅1= ∑ (0,09 3 − 2

2 ) + (0,04 6 − 3

1 ) = ∑ 0,045 + 0,12 = 0,165

(7)

𝐼̅2= ∑ (0,09 3 − 3

2 ) + (0,04 6 − 3

1 ) = ∑ 0,000 + 0,12 = 0,12 𝐼̅3= ∑ (0,09 3 − 2

2 ) + (0,04 6 − 3

1 ) = ∑ 0,045 + 0,12 = 0,165 𝐼̅4= ∑ (0,09 3 − 3

2 ) + (0,04 6 − 1

1 ) = ∑ 0,000 + 0,02 = 0,02 𝐼̅5= ∑ (0,09 3−3

2 ) + (0,04 6−6

1 ) = ∑ 0,000 + 0,000 = 0,000 𝐼̅6= ∑ (0,09 3 − 2

2 ) + (0,04 6 − 4

1 ) = ∑ 0,045 + 0,02 = 0,065

3. Hitung peringkat preferensi linear pada setiap alternatif yang tidak menguntungkan (Cost) 𝐼̿1= 0,165 – 0,000 = 0,165

𝐼̿2= 0,12 – 0,000 = 0,12 𝐼̿3= 0,165 – 0,000 = 0,165 𝐼̿4= 0,02 − 0,000 = 0,02 𝐼̿5= 0,000 − 0,000 = 0,000 𝐼̿6= 0,065 − 0,000 = 0,065

4. Hitung peringkat preferensi untuk kriteria yang dimaksimalkan (Benefit) pada kriteria C1, C2, dan C3.

𝑂̅1= ∑ (0,4562 − 2

2 ) + (0,2561 − 1

1 ) + (0,156100 − 8

8 ) = ∑ 0,000 + 0,000 + 1,794 = 1,794 𝑂̅2= ∑ (0,4562 − 2

2 ) + (0,2561 − 1

1 ) + (0,15650 − 8

8 ) = ∑ 0,000 + 0,000 + 0,819 = 0,819 𝑂̅3= ∑ (0,4562 − 2

2 ) + (0,2566 − 1

1 ) + (0,15615 − 8

8 ) = ∑ 0,000 + 1,28 + 0,1365 = 1,4165 𝑂̅4= ∑ (0,4562 − 2

2 ) + (0,2561 − 1

1 ) + (0,15650 − 8

8 ) = ∑ 0,000 + 0,000 + 0,819 = 0,819 𝑂̅5= ∑ (0,4562 − 2

2 ) + (0,2561 − 1

1 ) + (0,15625 − 8

8 ) = ∑ 0,000 + 0,000 + 0,3315 = 0,3315 𝑂̅6= ∑ (0,4562 − 2

2 ) + (0,2562 − 1

1 ) + (0,1568 − 8

8 ) = ∑ 0,000 + 0,256 + 0,000 = 0,256 5. Hitung peringkat preferensi linear pada kriteria menguntungkan (Benefit)

O̿1= 1,794 − 0,256 = 1,538 O̿1= 0,819 − 0,256 = −0,067 O̿1= 1,4165 − 0,256 = 1,1605 O̿1= 0,819 − 0,256 = −0,067 O̿1= 0,3315 − 0,256 = 0,0755 O̿1= 0,256 − 0,256 = 0,000

6. Hitung nilai preferensi total untuk setiap alternatif 𝑃1= (0,165 + 1,538) − 0,053 = 1,65

𝑃2= (0,12 + −0,067) − 0,053 = 0,000 𝑃3= (0,165 + 1,1605) − 0,053 = 1,2725 𝑃4= (0,02 + 0,067) − 0,053 = 0,034 𝑃5= (0,000 + 0,0755) − 0,053 = 0,0225 𝑃6= (0,065 + 0,000) − 0,053 = 0,012

Dari perhitungan yang telah dilakukan diatas dengan metode OCRA (Operational Competitiveness Rating Analysis) sehingga diperoleh hasil perangkingan dapat dilihat pada table 10 berikut :

Tabel 10. Nilai Preferensi

Alternatif Rekomendasi Obat Mabuk Nilai Preferensi Peringkat

A1 Dimenhidrinat 1,65 2

A2 Antimo Strip 0,000 6

A3 Tolak Angin 1,2725 1

A4 Dramamine 0,034 4

A5 Promethazine 0,0225 3

A6 Ondansetron 0,012 5

Dari berdasarkan tabel 10. diatas dapat di lihat dan diketahui bahwasanya untuk Rekomendasi Obat Anti Mabuk Perjalanan Bagi Traveller dengan melalui data data seperti alternatif dan kriteria dapat disimpulkan alternatif ke-tiga (A) yaitu Tolak Angin sebagai rekomendasi obat anti mabuk perjalanan dengan nilai preferensi terbaik 1,2725.

(8)

4. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka bisa disimpulkan bahwa metode dalam sistem pendukung keputusan Opertional Competitivnes Rating Analysis (OCRA) yang dapat menghasilkan keputusan melalui nilai preferensi terbaik dan Rank Order centroid (ROC)sebagai metode penghasil bobot pada suatu kriteria tertentu dapat diterapkan dalam penyelesaian masalah Rekomendasi Obat Mabuk Perjalanan Bagi Traveller dengan tepat dan objektif sesuai data yang didapat. Maka Rekomendasi Obat Mabuk Perjalanan Bagi Traveller alterntif (A3) yaitu Tolak Angin dengan nilai preferensi akhir 1.2725 sebagai alternatif terbaik.

REFERENCES

[1] E. Sulistiono, “Pemanfaatan Ubi Jalar ( Ipomea batatas ) sebagai Obat Anti Mabuk,” vol. 4, no. 1, pp. 15–22, 2020.

[2] R. W. P. Pamungkas, M. Mayadi, A. Azlan, K. Khairunnisa, and F. T. Waruwu, “Analisis Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kasi Terbaik Menerapkan Metode OCRA dengan Pembobotan Rank Order Centroid (ROC),” Build. Informatics, Technol. Sci., vol. 3, no. 3, pp. 393–399, 2021, doi: 10.47065/bits.v3i3.1100.

[3] S. Nasional, T. Elektro, S. Informasi, and T. Informatika, “Sistem Pendukung Keputusan Penempatan Lokasi Minimarket Alfamart Menerapkan Metode Rank Order Cendroid (ROC) Dan Metode Occupational Repetitive Action (OCRA),” pp. 375–

380, 2022.

[4] F. T. Waruwu, “Comparative Analysis of Ranking Methods of WASPAS + ROC with Preference Selection Index ( PSI ) in Determining the Performance of Young Lecturers,” vol. 5, no. 36, pp. 207–214, 2021.

[5] A. H. Nasyuha, I. Purnama, A. Sidabutar, and A. Karim, “Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kerani Timbang Lapangan Terbaik Menerapkan Metode Operational Competitiveness Rating Analysis ( OCRA ),” vol. 6, pp. 355–361, 2022, doi:

10.30865/mib.v6i1.3475.

[6] F. Pratiwi, “Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Official Atlet Pencak Silat Menerapkan Metode OCRA,” vol. 1, no. 5, pp. 164–172, 2022.

[7] J. Media and I. Budidarma, “Penentuan Siswa SMK Kimia Analisa Terbaik Yang Akan Dikirim Mengikuti Olimpiade Kimia Tingkat Nasional Menerapkan Metode Entropy dan MOORA,” vol. 4, pp. 963–969, 2020, doi: 10.30865/mib.v4i4.2350.

[8] Haeruddin, R. T. Aldisa, Khairunnisa, Mesran, and G. Ginting, “Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Pelaku Pariwisata Terbaik dimasa Pandemi Covid-19 Menerapkan Metode OCRA dengan Pembobotan ROC,” J. Media Inform. Budidarma, vol.

6, no. 2, pp. 1056–1063, 2022, doi: 10.30865/mib.v6i2.4000.

[9] N. T. L.Toruan, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Pembawa Acara Berita Terbaik Menerapkan Metode OCRA,” Bull.

Comput. Sci. Res., vol. 1, no. 3, pp. 71–78, 2021.

[10] D. P. Andriani and S. Sugiono, “Penjadwalan Waktu Istirahat Optimal Untuk Mengurangi Risiko Musculoskeletal Disorders Berdasarkan OCRA Index,” J. Ilm. Tek. Ind., vol. 15, no. 2, p. 157, 2017, doi: 10.23917/jiti.v15i2.2588.

[11] K. Munthe, T. R. A. Syahputra, A. A. Pasuli, and M. A. Hasibuan, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Pegawai Honorer Kelurahan Medan Sinembah Menerapkan Metode ROC dan MOORA,” vol. 1, no. 1, 2022.

[12] C. F. Sianturi, L. T. Sianturi, and U. Hasanah, “Decision Support System for Accepting Pre-Employment Cards During the Covid-19 Pandemic Using the Method Multi Objective Optimization on the Basic of Ratio Analysis ( MOORA ),” vol. 5, no.

2, pp. 217–223, 2021, doi: 10.30865/ijics.v5i2.3218.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penulisan skripsi yang berjudul sistem pendukung keputusan pemilihan guru terbaik dengan menerapkan metode Weighted Aggregated Sum Product Assessment (WASPAS) dan

Untuk mempermudah pihak sekolah dalam menentukan siswa yang berhak mendapatkan beasiswa, maka perlu adanya suatu sistem rekomendasi penunjang keputusan yang berfungsi untuk

Pada bagian ini analisa sistem pendukung keputusan rekomendasi penerimaan bantuan Kartu Indonesia Pintar di SMA Yapim Taruna Medan dengan metode Multi Attribute Utility Theory

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode MOOSRA dapat diterapkan untuk menentukan peringkat alternatif terbaik berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan

Dalam proses Pemilihan Karyawan Terbaik Untuk rekomendasi promosi jabatan, sangat diperlukan suatu sistem pendukung keputusan yang terukur Seperti pada BIRO SDM POLDASU dimana belum

Ilmadi, Mita Suryani 2019 Sistem Pendukung Keputusan Dalam Pemilihan Perusahaan Jasa Pengiriman Terbaik Dengan Menggunakan Metode AHP dan TOPSIS Berdasarkan hasil

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT WP DAN PEMBOBOTAN DENGAN METODE RANK ORDER CENTROID ROC STUDI KASUS : KANTOR KECAMATAN