• Tidak ada hasil yang ditemukan

100 141 3 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "100 141 3 PB"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2014, Volume 1 Edisi 1 : 50 - 56 50

Indonesian Journal of Human Nutrition

E-ISSN 2355-3987 www.ijhn.ub.ac.id Artikel Hasil Penelitian

SARI BUAH MARKISA UNGU MENCEGAH PENINGKATAN MDA SERUM TIKUS DENGAN DIET ATEROGENIK

Inggita Kusumastuty

Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Email: inggita.kusuma@gmail.com

Diterima: / Direview: / Dimuat: Desember 2013 / Januari 2014 / Juni 2014

Abstrak

Markisa ungu merupakan buah tropis yang mengandung antioksidan antara lain vitamin A, vitamin C, β-karoten, komponen flavonoid dan fiber. Dalam 100 ml sari buah markisa ungu terdapat 1070 µg β-karoten. Pemberian sari buah markisa diduga dapat mencegah peningkatan MDA. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian sari buah markisa ungu per oral terhadap pencegahan peningkatan kadar MDA serum. Desain penelitian ini adalah Post-test Control Group yang dilakukan pada 30 ekor tikus jantan. Kelompok I adalah tikus yang diberi pakan normal (P0), kelompok II diberi diet aterogenik (P1), kelompok III diberi diet aterogenik dan sari buah markisa ungu 2,3 ml (P2), kelompok IV diberi diet aterogenik dan sari buah markisa ungu 3,3 ml (P3) dan kelompok V diberi diet aterogenik dan sari buah markisa ungu 4,2 ml (P4). Pemberian sari buah markisa ungu dilakukan secara oral melalui sonde setiap hari selama 60 hari. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah kadar MDA serum dengan spektrofotometer. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh pemberian sari buah markisa ungu terhadap penghambatan peningkatan kadar MDA serum (ANOVA, p=0.000). Uji Post Hoc Tukey menunjukkan ketiga dosis sari markisa ungu yang diberikan dapat mencegah peningkatan kadar MDA serum tikus wistar. Dosis ketiga yaitu 4,2 ml/ hari yang diberikan selama 60 hari bersamaan dengan diet aterogenik secara statistik dapat mengembalikan tikus pada kondisi normal (post hoc tuckey, p=0,115).

Kata kunci : sari buah markisa ungu, kadar MDA serum, diet aterogenik

Abstract

Purple passion fruit is the one of tropical fruits which is contain of antioxidans such as vitamin A, vitamin C, β-karoten, flavonoid and fiber. One hundred mililitres of purple passion fruit’s juice contain 1070 µg of β-karoten. Purple passion fruit’s juice has been predicted to

OPEN ACCESS

(2)

inhibit the increase of MDA. The aim of this study was to find the effects of purple passion fruit’s juice in inhibiting the increased of MDA serum level. This study was used control group post-test only design. There were 5 groups containing 30 male rats which were divided into:

normal diet group (P0); atherogenic diet group (P1); atherogenic diet and 2,3 ml purple passion fruit’s juice (P2); atherogenic diet and 3,3 ml purple passion fruit’s juice (P3); and atherogenic diet and 4,2 ml purple passion fruit’s juice (P4). Purple passion fruit’s juice was given orally in 60 days. MDA serum level was measured by UV-Vis spectrophotometer instrument. The result showed a significant difference of MDA serum level among all of the purple passion fruit’s juice treatment groups (ANOVA, p = 0.000). Post hoc tuckey test showed that all of dossage of purple passion fruit’s juice can inhibit the increasing of MDA serum level.

The best dossage to inhibit the increasing of MDA level was in P4 group. This dossage showed the best ability of purple passion fruit’s juice to inhibit MDA serum level through a normal condition (post hoc tuckey, p=0,115).

Keywords : purple passion fruit’s juice, MDA serum level, atherogenic diet

PENDAHULUAN

Pola makan tinggi lemak diyakini merupakan penyebab utama timbulnya aterosklerosis melalui proses peningkatan LDL. LDL mudah teroksidasi oleh radikal bebas. LDL teroksidasi merupakan tahap awal dari terjadinya aterosklerosis. Radikal bebas adalah atom atau molekul yang mengandung elektron yang tidak berpasangan, bersifat tidak stabil dan merusak sel dengan mengambil satu atom hidrogen dari molekul lain tubuh [1]. Radikal bebas terdapat dalam tubuh melalui metabolisme sehari-hari dan akan segera diubah menjadi substansi yang tidak berbahaya bagi tubuh, yaitu H2O dan CO2. Namun apabila radikal bebas melebihi batas proteksi antioksidan kemudian bertemu dengan asam lemak tidak jenuh ganda maka akan terjadi peroksidasi lipid, yaitu reaksi berantai oksidasi lipid oleh radikal bebas. Reaksi peroksidasi lipid pada akhirnya akan menghasilkan senyawa aldehida salah satunya adalah MDA (malondialdehyde) yang biasa digunakan

sebagai biomarker biologis peroksidasi lipid dan menggambarkan derajat stres oksidatif. Untuk mencegah terjadinya peroksidasi lipid maka dibutuhkan antioksidan untuk menstabilkan radikal bebas sehingga tidak berbahaya bagi tubuh [2] serta serat larut air untuk mengikat lemak sehingga menurunkan kolesterol serum.

Buah markisa ungu selain karena manfaatnya terhadap kesehatan juga didukung berbagai hal, seperti ketersediaan markisa ungu yang merupakan salah satu jenis markisa yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia karena jenis ini banyak digunakan untuk pembuatan sirup dan jus [3]. Selain itu jika dilihat dari kandungannya, markisa ungu (Passiflora edulis var. edulis Sims) adalah buah yang memiliki nilai gizi tinggi, salah satunya adalah kandungan antioksidan. Markisa segar banyak mengandung vitamin A, vitamin C, β-karoten, komponen flavonoid dan fiber [4]. β-karoten pada

(3)

Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2014, Volume 1 Edisi 1 : 50 - 56

52

buah markisa ungu merupakan jenis antioksidan yang tertinggi dan menonjol dibandingkan antioksidan lain. Dalam 100 ml sari buah markisa mengandung 1070 µg β-karoten [5]. β-karoten memiliki hubungan terhadap penurunan risiko penyakit jantung karena kemampuannya dalam menurunkan level kolesterol.

Namun, beberapa bukti ilmiah menyebutkan, bahwa β-karoten bermanfaat bagi jantung jika dikombinasikan dengan antioksidan yang lain [6].

Fungsi lain flavonoid mampu menurunkan kadar kolesterol darah karena flavonoid bekerja meningkatkan kolesterol HDL dengan cara meningkatkan produksi apo A1 [7].

Mengingat manfaat buah markisa terhadap pencegahan penyakit jantung, dan karena masih jarangnya penelitian di Indonesia tentang buah markisa ungu maka penulis ingin mengetahui pengaruh pemberian sari markisa ungu terhadap kadar MDA serum pada tikus wistar jantan yang diberikan diet aterogenik.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen (post test control group design). Sampel penelitian sebanyak 30 ekor tikus putih Rattus norvegicus strain Wistar dengan umur ± 2 bulan dan berat badan 150-200 gram. Tikus dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok perlakuan dengan diet normal (P0), kelompok perlakuan dengan diet aterogenik (P1), kelompok perlakuan dengan diet aterogenik disertai dengan pemberian sari buah markisa ungu dengan dosis berbeda, yaitu P2 = 2,3 ml, P3 = 3,3 ml, P4 = 4,2 ml. Sari buah markisa ungu diberikan per oral dengan sonde setiap hari sekali selama 60 hari.Variabel dependent adalah kadar MDA serum tikus jantan (Rattus norvegicus Strain Wistar) yang diuji dengan alat spektrofotometer UV- Vis Shimadzu. Untuk mengetahui perbedaan dari masing-masing perlakuan digunakan uji statistik One way Anova, dilanjutkan dengan uji Post Hoc Tukey dengan nilai p < 0,05.

Gambar 1. Rata-rata Asupan Pakan (%) Tikus selama Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Asupan Pakan Tikus

Persentase rata-rata asupan pakan tikus yang diberi diet normal, diet aterogenik, dan diet

aterogenik + sari buah markisa disajikan dalam Gambar 1.

Berdasarkan hasil penelitian, persentase asupan pakan tikus antar kelompok perlakuan

(4)

berbeda jumlahnya. Rata-rata asupan pakan pada diet normal lebih tinggi dibandingkan dengan asupan diet aterogenik serta diet aterogenik dengan sari buah markisa ungu. Selain itu, pada kelompok varian dosis, kelompok P4 menunjukkan asupan pakan yang paling rendah dibandingkan dengan 2 kelompok lainnya (P2 > P3 > P4).

Asupan pakan diet aterogenik yang lebih rendah dibandingkan dengan diet normal bisa disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor keadaan tikus dan faktor pakan tikus. Faktor keadaan fisiologis tikus misalnya dikarenakan tikus mengalami kejenuhan selama mendapat diet aterogenik sedangkan faktor pakan tikus dapat disebabkan karena tekstur dan keadaan organoleptiknya. Pada bentuk pakan diet normal tekstur lebih kasar sesuai dengan pakan tikus sehari- hari dan berdasarkan pengamatan dari segi organoleptik, aroma yang ditimbulkan dari diet aterogenik lebih tengik jika dibandingkan dengan diet normal. Ketengikan pada pakan aterogenik dikarenakan adanya penambahan minyak babi dan kolesterol dimana pada minyak babi banyak mengandung asam lemak tak jenuh [8]. Molekul- molekul lemak yang mengandung radikal asam lemak tak jenuh mudah mengalami oksidasi dan menjadi tengik. Bau tengik yang tidak sedap tersebut disebabkan oleh pembentukan senyawa-senyawa hasil pemecahan hidroperoksida [9].

Walaupun asupan diet aterogenik rendah tetapi pakan yang diberikan mempunyai kandungan lemak yang tinggi sehingga berpengaruh terhadap perubahan berat badan dan jumlah kadar profil lipid.

Hal ini disebabkan karena komposisi lemak pada diet aterogenik lebih besar, yaitu sebesar 47,3% dari total energi dibandingkan pada diet normal yang hanya 8%

dari total energi. Tingginya kadar lemak pada diet aterogenik disebabkan adanya penambahan kuning telur bebek 5 %, minyak babi 8,9 %, lemak kambing 10 %, minyak kelapa 1 % dan asam kolat 0,1 %.

Minyak babi dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah hewan coba dikarenakan minyak babi memiliki kandungan asam lemak jenuh yaitu sekitar 38-43% dan kolesterol. Pemberian minyak babi secara terus menerus selama 14 hari mengakibatkan kadar kolesterol dan trigliserida meningkat disertai dengan peningkatan lipoprotein (hiperlipoproteinemia) dalam darah. Peningkatan lipoprotein ini memicu peningkatan kolesterol total, LDL dan trigliserida yang menyebabkan hewan coba dalam kondisi hiperkolesterolemia [10].

Penelitian pada tikus percobaan dapat menginduksi kondisi hiperkolesterolemia dengan cara pemberian pakan yang ditambah kolesterol 2%, minyak babi 5%, dan asam kolat 0,2%. Pemberian pakan ini selama 8 minggu dapat meningkatkan kolesterol darah dan menginduksi terbentuknya foam cell secara bermakna [11].

Bila ditinjau antar perlakuan yang mendapatkan sari buah markisa ungu, asupan pakan kelompok P4 berbeda signifikan dengan kelompok kontrol kelompok P2 dan P3, dengan hasil asupan pakan kelompok P4 paling rendah dibandingkan dengan P2 dan P3. Sehingga dapat menunjukkan bahwa pemberian diet aterogenik yang diberikan bersamaan dengan sari buah markisa dengan dosis

(5)

Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2014, Volume 1 Edisi 1 : 50 - 56

54

paling tinggi (pada kelompok P4) memiliki hasil yang paling rendah. Hal ini disebabkan karena faktor fisiologis pada tikus. Dari segi fisiologis, kelompok P4 memiliki tingkat kejenuhan atau faktor stress yang paling tinggi karena diberikannya sari buah markisa ungu melalui sonde sebanyak 2 kali, sehingga berdampak pada asupan pakan yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok P2 dan P3. Kapasitas (volume) lambung tikus memiliki keterbatasan, volume cairan lambung tikus dalam keadaan nyaman penuh sebesar 3,38 ± 0,52 ml. Lambung dapat pula merenggang sampai dengan volume 4,63 ± 0,44 ml sedangkan saat lambung tikus penuh dengan makanan volumenya sebesar 6,63 ± 0,92 ml 12.

Pemberian sari buah markisa ungu pada kelompok P2

= 2,3 ml, P3 = 3,3 ml dan P4 = 4,2 ml, bila dibandingkan dengan volume kapasitas lambung tikus maka pada kelompok P3 berada dalam keadaan nyaman penuh sedangkan kelompok P4 kapasitas lambung tikus berada di luar keadaan nyaman penuh (merenggang dari kapasitas lambung). Karena keterbatasan kapasitas lambung pada tikus maka

dapat diasumsikan ketika tikus mendapatkan sari markisa ungu dengan dosis yang lebih tinggi maka tikus akan lebih kenyang dan asupan pakannya akan lebih sedikit.

B. Kadar MDA serum Tikus

Kadar MDA serum tikus yang diberi diet normal, diet aterogenik, dan diet aterogenik + sari buah markisa disajikan dalam Gambar 2.

Hasil analisis statistik pada MDA serum menunjukkan terdapat perbedaan kadar MDA serum tikus wistar pada berbagai kelompok (ANOVA, p=0.000). Uji post hoc tukey menunjukkan ketiga dosis sari markisa unggu terdapat perbedaan. Hal ini membuktikan bahwa sari markisa ungu yang diberikan dapat mencegah peningkatan kadar MDA serum tikus wistar. Dosis ketiga (P4) yaitu 4,2 ml/

hari yang diberikan selama 60 hari bersamaan dengan diet aterogenik secara statistik dapat mengembalikan tikus pada kondisi normal (P0=P4).

Gambar 2. Kadar MDA Serum Tikus

(6)

MDA adalah hasil akhir peroksidasi lipid (terutama PUFA, contohnya fosfolipid LDL) yang digunakan untuk menilai stres oksidatif pada sel dan jaringan [13]. Semakin tinggi LDL serum maka resiko peningkatan MDA semakin besar [1]. Pada penelitian ini, komponen yang terdapat pada sari markisa unggu yaitu vitamin A, vitamin C, β-karoten, komponen flavonoid dan serat berperan dalam mencegah peningkatan MDA serum.

Serat larut air dapat menurunkan LDL dengan mekanisme, (1) serat mempengaruhi absorbsi lemak dengan mengikat asam lemak, kolesterol dan garam empedu di saluran cerna. Asam lemak dan kolesterol yang terikat dengan serat tidak dapat membentuk micelle. Akibatnya lemak tidak dapat diserap dan akan ke usus besar untuk diekskresi melalui feses, (2) garam empedu terikat oleh serat sehingga tidak dapat direabsorbsi dan diresirkulasi melalui siklus enterohepatik. Akibatnya garam empedu ini akan terus ke usus besar untuk dibuang melalui feses, (3) mengurangi kadar kolesterol serum dengan mekanisme pergeseran jalur asam empedu akibat serat yaitu dari asam cholic menjadi asam chenodeocycolic yang akan menurunkan aktifitas HMG CoA.

Komponen lain yang berperan dalam pencegahan peningkatan MDA adalah antioksidan yaitu dengan cara memberikan atom hydrogen secara cepat pada radikal bebas, dalam hal ini radikal hidroksil (OH-) sehingga mencegah reaksi berantai [14].

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pemberian sari markisa ungu per oral dapat mencegah peningkatan kadar MDA serum pada tikus dengan diet aterogenik secara signifikan dan dosis yang paling efektif adalah 4,2 ml/ hari.

DAFTAR RUJUKAN

1. Arkhaesi, Nahwa. Kadar Malondialdehyde (MDA) Serum Sebagai Indikator Prognosis Keluaran pada Sepsis Neonatorum. Tesis.

Program Pascasarjana Magister Ilmu Biomedik dan Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Kesehatan Anak Univesitas Diponegoro, Semarang. 2008.

2. Winarsi, Hery. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas Potensi dan Aplikasinya dalam Kesehatan.

Yogyakarta: Kanisius. 2007: 15.

3. Rukmana, Rahmat. Usaha Tani Markisa.

Yogyakarta : Kanisius. 2003: hal 12-13

4. Decuypere. Dr.Decuypere’s Nutrient Charts.

2002.

5. FAO. TECHNICAL NOTES Nutrient Content Tables Scientific Explanation of Nutrient Values Notes on an Internationally Standardized Food Composition Table for Tropical Fruit. Makalah disajikan dalam Committee On Commodity Problems Intergovernmental Group On Bananas And On Tropical Fruits, FAO, Organisation des Nations Unies pour l’alimentation et l’agriculture, Organizaction de las Naciones Unidas para la Agricultura y la Alimentaction, Puerto de la Cruz, 11-15 Desember 2003.

(7)

Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2014, Volume 1 Edisi 1 : 50 - 56

56

6. Challem, Jack dan Moneysmith, Marie. Basic Health Publication User’s Guide to Carotenoids

& Flavonoids. Learn How to Harness the Health Benefits of Natural Plant Antioxidants. USA:

Basic Health Publication. 2005: 19

7. Ruel G, Pomerlau S, Couture P, Lamarche B dan Covillard C. Favourable Impact of Low-calorie Cranberry Juice Consumption on Plasma HDL- cholesterol Concentrations in Men. British Journal of Nutrition. 2006; Volume 96, 357-364 8. Baedori, Ayu Zahra. Pengaruh Pemberian Jus

Apel (Mallus sylvestris mill-Rome Beauty) terhadap Pembentukan Foam Cell di Lapisan Intima Dati Aorta Tikus Jantan Rattus norvegicus Strain Wistar yang Diberi Diet Aterogenik. Tugas Akhir tidak diterbitkan, Malang: Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. 2008.

9. Winarno, F.G. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka Utama. 2002: hal 106- 109.

10. Ade. Khasiat Antihiperkolesterolemia Seduhan Teh Herbal Garcinia “X” pada Tikus Putih Betina (Rattus norwegiens) Akibat Induksi Minyak Babi. 2008. Available from:

http://digilib.ubaya.ac.id/skripsi/farmasi

11. Ali, Mulyohadi., Mulyani, Sri., Muliartha, Ketut.

Diet Atrogenik pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus Strain Wistar) sebagai Model Hewan Aterosklerosis. Jurnal Kedokteran Brawijaya.

2006; Vol. XXII. No. 1

12. Harmahita, 2008. Buku Ajar Edisi 3 Analisis Hayati. Jakarta: Penerbit buku Kedokteran EGC.:

hal 184-185

13. Setyohadi, Baskoro, A.D., dan Sigit, M.L.

Peranan Minyak Zaitun terhadap Penurunan kadar Kolesterol LDL dalam darah. Majalah Kesehatan FKUB. 2006; Vol.1, no.2, Desember 14. Mardawati E, Achyar Cs, Marta H. Kajian

Aktivitas Antioksidan Ekstrak kulit Manggis (Garcinia Mangostana L) dalam rangka Pemanfaatan Limbah Kulit Manggis di kecamatan Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya.

Laporan Akhir Penelitian. Fakultas Teknologi industri Pertanian Universitas Padjajaran, Bandung. 2008.

Referensi

Dokumen terkait

Governance dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. 5) Direksi dalam penyelenggaraan tugas yang bersifat strategis

Dengan hasil penelitian sebagian besar responden menilai kualitas produk yang dimiliki Honda Jazz baik, khususnya meliputi kinerja (performance), fitur (features),

1. Perusahaan dapat mengharapkan kelangsungan hidup sebagai tujuan utamanya jika terjadi kelebihan kapasitasnya, persaingan yang sangat sengit atau keinginan konsumen

Bahwa yang dimaksud dengan waktu damai adalah saat atau waktu melakukan kegiatan meninggalkan kesatuan tersebut, Negara RI tidak dalam keadaan darurat perang sebagaimana

Menyusun kubus menyerupai stupa, digunakan untuk , mengenalkan warna mengenalkan jumlah motorik halus konsentrasi Harga Rp.45.000,- Menara Balok Digunakan untuk :

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dosis terbaik kiambang yang difermentasi dengan ragi tempe yang dapat dipakai sebagai suplemen pakan terhadap peningkatan

2 Insektisida Vectron 20 WP telah digunakan di Kabupaten Bintan sejak tahun 2003 sehingga perlu dilakukan uji bio assay untuk mengevaluasi efektivitas insektisida

Kekuasaan Kehakiman Indonesia oleh Mahkamah Agung sebagai badan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman, Mahkamah Agung (MA) merupakan Pengadilan Negara Tertinggi dari