• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Perubahan Iklim Terhadap Produktivitas Tanaman Jeruk (Citrus sp) Di Kota Batu Impact Of Climate Change On Productivity Citrus (Citrus Sp.) in Batu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Dampak Perubahan Iklim Terhadap Produktivitas Tanaman Jeruk (Citrus sp) Di Kota Batu Impact Of Climate Change On Productivity Citrus (Citrus Sp.) in Batu"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

Plantropica: Journal of Agricultural Science 2021. …(…):…

Dampak Perubahan Iklim Terhadap Produktivitas Tanaman Jeruk (Citrus sp) Di Kota Batu

Impact Of Climate Change On Productivity Citrus (Citrus Sp.) in Batu

Deslyati Putri Br Sitepu*) Sisca Fajriani dan Roedy Sulistyono

Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang 65145, Jawa Timur, Indonesia.

*)Email: deslyatiputri2@gmail.com Diterima xx xxxxxxxx xxxx/ Disetujuixx xxxxxxxx xxxx

ABSTRAK

Perubahan iklim merupakan salah satu permasalahan yang penting saat ini karena berpengaruh terhadap sektor pertanian yang mengakibatkan hasil produksi tanaman pangan baik sayur maupun buah- buahan menurun. Jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura unggulan dan memiliki permintaan yang cenderung meningkat pada tahun 2015 – 2017 yaitu 22.772 ton, 23.827 ton dan 26.313 ton per tahun. Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh perubahan iklim terhadap produktivitas tanaman jeruk keprok Batu 55 dan mendapatkan unsur iklim yang paling berpengaruh terhadap produktivitas tanaman jeruk keprok Batu 55. Penelitian dilaksanakan bulan Februari 2020 hingga Mei 2020 di Kota Batu. Perubahan iklim di Kota Batu berpengaruh terhadap peroduktivitas jeruk Keprok Batu 55 dengan nilai korelasi sebesar 0,011. Unsur iklim yang paling berpengaruh terhadap produktivitas jeruk Keprok Batu 55 adalah curah hujan dengan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: : Y = -7,212 + 0,741 X1 + 0,686 X2 + 0,119 X3. Berdasarkan persamaan tersebut, variabel curah hujan memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,741, nilai koefisien regresi variabel kecepatan angin sebesar 0,686 dan nilai koefisien regresi variabel suhu sebesar 0,119.

Katakunci: Perubahan Iklim, Jeruk Keprok Batu 55, Produktivitas, Curah Hujan, Suhu, ABSTRACT

Climate change is one of the most important problems today because it affects the agricultural sector which results in decreased production of food crops, both vegetables and fruits. Citrus is one of the leading horticultural commodities and has a demand that tends to increase in 2015 - 2017, namely 22,772 tons, 23,827 tons and 26,313 tons per year. The aim of this research is to find out the effect of climate change on the productivity of citrus Batu 55 and to get the climatic elements that most influence the productivity of citrus Batu 55. The research was conducted from February 2020 to May 2020 in Batu City. Climate change in Batu city affects the peroduktivitas of Tangerine Stone 55 with a correlation value of 0.011. The most influential climate element to the productivity of Batu 55 Citrus is rainfall with multiple linear regression equations as follows: : Y = -7,212 + 0.741 X1 + 0.686 X2 + 0.119 X3. Based on the equation, rainfall variables have a regression coefficient value of 0.741, a variable regression coefficient of wind speed of 0.686 and a temperature variable regression coefficient value of 0.119.

Key Words: Climate Change, Batu 55 Citrus, Productivity, Rainfall, Temperature

(2)

PENDAHULUAN

Jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura unggulan yang dapat menguntungkan karena hampir digemari banyak orang dan permintaan yang cenderung meningkat baik di Indonesia maupun Luar Negeri Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika, 2016) Permintaan jeruk di Indonesia pada tahun 2015 – 2019 diproyeksikan akan meningkat sekitar 0,52% (Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, 2016). Salah satu jenis jeruk yang banyak dibudidayakan di kota Batu adalah jeruk Keprok Batu 55.

Jeruk keprok Batu 55 merupakan jenis jeruk unggulan di Indonesia yang memiliki kualitas dari segi rasa maupun warna.

Perubahan iklim merupakan salah satu isu yang sangat serius saat ini karena telah dan akan terus terjadi di masa mendatang dimana terdapat peningkatan suhu serta angin dan pola cuaca yang menjadi sulit untuk di prediksi. Perubahan iklim yang terjadi dapat mempengaruhi beberapa sektor seperti pertanian, perikanan, peternakan, kesehatan dan lainnya.

Perubahan iklim yang terjadi berpengaruh terhadap sektor pertanian dan mengakibatkan hasil produksi tanaman pangan baik sayur maupun buah-buahan menurun. Produksi buah-buahan seperti apel, mangga, pisang dan jeruk mengalami penurunan sekitar 20 – 25%, manggis 15 – 20% serta beberapa jenis sayuran 20 – 25

% (Direktorat Perlindungan Hortikultura, 2011). Sistem budidaya dan kondisi iklim akan berpengaruh terhadap produksi jeruk.

Sejak 10 tahun terakhir, perubahan iklim berdampak terhadap produktivitas dan kualitas jeruk yang dihasilkan. Perubahan iklim yang terjadi dapat menjadi permasalahan bagi petani petani karena akan menyebabkan ketidakpastian produksi tanaman pertanian. Oleh karena itu, perlu mempelajari pola perubahan iklim untuk mengetahui bagaimana keterkaitan perubahan iklim terhadap produksi jeruk sehingga dapat memperkirakan produksi tanaman jeruk Keprok Batu 55 yang ingin dicapai petani agar tidak mengalami kerugian. Tujuan dari penelitian ini yaitu

.

Tujuan dari penelitian yaitu mengetahui pengaruh perubahan iklim terhadap produktivitas tanaman jeruk keprok Batu 55 dan mendapatkan unsur iklim yang paling berpengaruh terhadap produktivitas tanaman jeruk keprok Batu 55.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilaksanakan bulan Februari 2020 hingga Mei 2020 di Kota Batu, yang difokuskan pada 3 Kecamatan yaitu, Kecamatan Batu, Kecamatan Junrejo dan Kecamatan Bumiaji. Penelitian menggunakan metode survei yang bersifat mengumpulkan data dan informasi yang berfungsi untuk menganalis pengaruh iklim terhadap produktivitas tanaman jeruk Keprok Batu 55 di Batu. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dengan melakukan wawancara dengan responden yaitu petani jeruk Keprok Batu 55. Data sekunder yang digunakan berupa data produksi tanaman jeruk Keprok Batu 55 dan data iklim dari tahun 2002 hingga 2019 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistika (BPS) kota Batu. Responden dipilih sebanyak 10% dari jumlah petani jeruk Keprok Batu 55 di setiap Kecamatan.

Data yang diperoleh yaitu data produktivitas tanaman, data curah hujan, data suhu dan kecepatan angin yang didapatkan kemudian diolah dan ditampilkan dalam bentuk grafik ataupun diagram yang sebelumnya data yang didapatkan berupa tabel. Perubahan iklim di kota Batu dianalisis dengan cara membagi data iklim (curah hujan, kecepatan angin dan suhu) selama 18 tahun menjadi 2 periode serta membandingkan awal terjadinya perubahan iklim. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji korelasi dan regresi linear.

Korelasi dilakukan pada software SPSS 20 yang ditujukan untuk mencari hubungan antara data iklim dengan data produksi tanaman jeruk Keprok Batu 55. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel iklim dengan produksi jeruk Keprok Batu 55.

Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3

(3)

Dimana:

Y = Produktivitas jeruk Keprok Batu 55 (ton ha-1)

X1 = Curah hujan X2 = Kecepatan angin X3 = Suhu

b1 = Koefisien Regresi Pertama b2 = Koefisien Regresi Kedua b3 = Koefisien Regresi Ketiga

HASIL DAN PEMBAHASAN

Iklim merupakan kondisi cuaca seperti suhu, kelembaban yang terjadi disuatu wilayah yang luas dan dalam jangka waktu

yang panjang. Iklim menjadi salah satu factor yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan suatu budidaya tanaman. Perubahan iklim yang terjadi diakibatkan oleh aktivitas manusia. Hasil penelitian Rumita dan Handoko (2012), mengenai perubahan iklim di Kota Malang, Jawa Timur menunjukkan bahwa suhu udara di Kota Malang meningkat sebesar 0,7°C – 0,8°C pada tahun 2011 serta curah hujan yang mengalami penurunan sebesar 0 mm – 550 mm. Kota Malang juga mengalami perubahan iklim (klasifikasi Oldeman) yaitu dari C3 menjadi C2.

Tabel 1. Uji T unsur iklim periode I dan periode II

Paired Differences t df Sig. (2-tailed)

Mean Std.

Deviation

Std. Error Mean Curah

hujan

Periode1 –

periode 2 4.72244 55.42093 18.47364 .256 8 .805

Kec. angin periode 1 -

periode 2 2.85333 3.51899 1.17300 2.433 8 .041

Suhu Periode1 –

periode 2 -16.5444 1.73213 .57738 -28.65 8 .000

Pola curah hujan di Kota Batu bersumber dari data BMKG Karangploso menunjukkan pola curah hujan di Stasiun Karangploso adalah ekuatorial yang mengalami dua kali musim hujan maksimum (dua puncak musim hujan). Berdasarkan hasil analisis data iklim yaitu curah hujan dan suhu pada periode penelitian, kondisi iklim yang terjadi di kota Batu telah mengalami perubahan yang ditandai dengan berubahnya intensitas curah hujan dan terdapat indikasi peningkatan suhu udara di kota Batu.

Peningkatan suhu ataupun penurunan suhu dapat disebabkan karena aktivitas yang dilakukan manusia sehari hari. Tren suhu udara rata-rata global dilaporkan mengalami peningkatan sebesar 0,6°C selama abad ke-20 (IPCC, 2001).

Hasil uji T antara unsur iklim pada periode I (2002-2010) dan periode II (2011- 2019) didapatkan hasil bahwa pada variabel curah hujan antara periode I (2002-2010) dengan periode II (2011-2019) didapatkan hasil nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,805 >

0.05 yang berarti tidak terdapat perbedaan yang nyata antara curah hujan periode I (2002-2010) dengan curah hujan periode II (2011-2019). Unsur iklim kecepatan angin antara periode I (2002-2010) dengan periode II (2011-2019) didapatkan hasil nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,41 < 0.05 yang berarti kecepatan angin pada periode I (2002-2010) dengan periode II (2011-2019) memiliki perbedaan yang nyata. Variabel suhu antara periode I (2002-2010) dengan periode II didapatkan hasil nilai Sig. (2- tailed) sebesar 0,000 < 0.05 yang berarti terdapat adanya perbedaan yang nyata antara suhu pada periode I (2002-2010) dengan periode II (2011-2019).

Kota Batu selain mengalami perubahan suhu dan curah hujan, juga mengalami Deslyati Putri, dkk. Dampak Perubahan Iklim Terhadap ..

Deslyati Putri, dkk. Dampak Perubahan Iklim Terhadap ..

(4)

perubahan tipe iklim berdasarkan Klasifikasi Schmidth-Ferguson. Perubahan tipe iklim yang terjadi di Kota Batu yaitu dari tipe iklim C (iklim sedang) menjadi tipe iklim A (iklim basah). Perubahan tersebut berdampak terhadap sector petanian terutama berdampak pada produksi tanaman apel di Kota Batu (Rumita, 2015).

Kim et al., (2015), mengatakan curah hujan memiliki hubungan dengan suhu yang akan berpengaruh pada kelembaban.

Tahun 2010 di kota Batu terjadi perubahan iklim yang dapat dilihat dari adanya peningkatan curah hujan,

kecepatan angin dan peningkatan suhu. Hal ini sejalan dengan pendapat Hidayati et al., (2012), musim hujan tahun 2010 terjadi sepanjang tahun yang diakibatkan oleh terjadinya perubahan iklim. Suhu udara di kota Batu juga mengalami peningkatan yang ditunjukkan oleh naiknya anomaly atau penyimpangan pada rerata suhu bulanan di Batu. Mundurnya musim kemarau menjadi permasalahan bagi kehidupan pertanian kota Batu yang akan menyebabkan terjadinya penurunan produktsi dan peningkatan OPT.

Tabel 2. Uji Korelasi antara Unsur Iklim dengan Produktivitas Jeruk Variabel

Variabel Curah

Hujan Kecepata

n Angin Suhu Produktivitas

Curah Hujan 1 0,810** 0,853** 0,011*

Kecepatan

Angin 1 0,859** 0,624tn

Suhu 1 0,594tn

Produktivitas 1

Keterangan : Sumber : Data primer diolah, ** = Berbeda sangat nyata pada taraf uji 1% (R tab = 0,765),* = Berbeda nyata pada taraf uji 5% (R tab = 0,632), tn = Tidak berbeda nyata

Tabel 3. Uji Regresi Linier Berganda periode I Variabel R2 Koefisien

Regresi F hit F tab t hit t tab

(Constant) -7,212

Curah hujan Kecepatan

angin Suhu

0,652

0, 741

0, 686 0,119

3,11 4,07

3,406

2,11 1,95

2,44

Keterangan : Sumber : Data Primer Olah, R2 = Koefisien determinasi, F = Keragaman, t = Parsial.

Berdasarkan hasil analisis korelasi iklim (curah hujan, kecepatan angin dan suhu) dengan produktivitas tanaman jeruk Keprok Batu 55 pada periode I (2002-2010) menunjukkan bahwa curah hujan dengan produktivitas terdapat adanya hubungan (Tabel 2). Hasil analisis korelasi pada periode I untuk kecepatan angin dan suhu tidak terdapat hubungan. Rizal et al., (2011) menyatakan, jeruk memerlukan curah hujan antara 1000-3000 mm tahun-1. Curah hujan suatu wilayah berbeda dengan wilayah lainnya dikarenakan beberapa faktor.

Hasil analisis regresi didapatkan bahwa variabel curah hujan yang paling berpengaruh terhadap produktivitas tanaman jeruk keprok Batu 55 dibandingkan dengan variabel iklim lainnya. Analisis regresi antar variabel iklim dan produktivitas menghasilkan persamaan: Y = -7,212 + 0,741 X1 + 0,686 X2 + 0,119 X3 yang berarti nilai konsisten dari variabel produktivitas sebesar -7,212 dan koefisien regresi X1

sebesar 0,741 yang berarti setiap penambahan 1% curah hujan akan meningkatkan produktivitas sebesar 0,741 Deslyati Putri, dkk. Dampak Perubahan Iklim Terhadap ..

(5)

ton. Jumlah curah hujan sangat penting dalam menurunkan hasil apabila suhu udara juga meningkat (Anwar et al., 2015).

Hal ini sesuai dengan pernyataan Suciantini (2015), curah hujan yang tinggi berpotensi menimbulkan banjir sebaliknya curah hujan yang rendah menyebabkan terjadinya kekeringan yang berdampak terhadap penurunan produksi hingga gagal panen.

Berdasarkan hasil analisis uji T pada periode I dengan taraf 5% didapatkan nilai t-hitung pada unsur iklim curah hujan sebesar 3,046 lebih besar dibandingkan dengan t-tabel yang berarti curah hujan berpengaruh nyata terhadap produktivitas jeruk Keprok Batu 55.

Tabel 4 . Uji Korelasi antara Unsur Iklim dengan Produktivitas Jeruk Keprok Batu 55 Variabel

Variabel Curah

Hujan

Suhu Kelembab

an

Produktivitas

Curah Hujan 1 0,374** 0,534** 0,570tn

Suhu 1 -0,242** 0,456tn

Kelembaban 1 0,957tn

Produktivitas 1

Keterangan : Sumber : Data primer diolah, ** = Berbeda sangat nyata pada taraf uji 1% (R tab = 0,765),* = Berbeda nyata pada taraf uji 5% (R tab = 0,632), tn = Tidak berbeda nyata

Tabel 5. Uji Regresi Linier Berganda periode II Variabel R2 Koefisien

Regresi F hit F tab t hit t tab

(Constant) 1,627

Curah hujan Kecepatan

angin Suhu

0,099

-0,25 -0,307

0,252

0,183

4,07

-0,286 -0,363

0,114

2,44

Keterangan : Sumber : Data Primer Olah, R2 = Koefisien determinasi, F = Keragaman, t = Parsial.

Berdasarkan hasil analisis korelasi iklim (curah hujan, kecepatan angin dan suhu) dengan produktivitas tanaman jeruk Keprok Batu 55 pada periode II (2011-2019) menunjukkan tidak terdapat hubungan antara unsur iklim dengan produktivitas jeruk Keprok Batu 55. Hal ini, dapat disebabkan karena curah hujan, kecepatan angin yang terjadi dalam 9 tahun terakhir pada periode II dapat dikatakan normal ataupun masih memenuhi kebutuhan jeruk Keprok Batu 55. Pembentukan buah pada jeruk dipengaruhi oleh intensitas hujan.

Pembentukan buah pada tanaman jeruk dipengaruhi oleh faktor iklim dan fisiologi.

Pembungaan pada jeruk, membutuhkan kondisi lingkungan yang baik dan mendukung dengan syarat tumbuh yang sesuai guna menghasilkan jumlah buah yang optimal (Guardiola, 1997).

Analisis regresi antar variabel iklim dan produktivitas menghasilkan persamaan: Y = 1,627 - 0,25 X1 - 0,307 X2 + 0,252 X3 yang berarti nilai konsisten dari variabel produktivitas sebesar 1,627 dan koefisien regresi X1 sebesar -0,25, X2 sebesar -0,363 dan X3 sebesar 0,252. Bande, Somowiyarjo, Hadisutrisno dan Sunaminto (2015) mengemukakan, terjadinya perubahan iklim berpengaruh terhadap fluktuasi cekaman air yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit busuk. Hal ini sejalan dengan pernyataan Purwantisari, Ferniah dan Raharjo (2008), kelembaban >80% dapat menyebabkan perkembangan jamur busuk akar secara optimal.

Berdasarkan hasil analisis uji T pada periode II dengan taraf 5% didapatkan nilai t-hitung unsur iklim lebih kecil dibandingkan dengan t-tabel yang berarti unsur iklim tidak

(6)

berpengaruh nyata terhadap produktivitas jeruk Keprok Batu 55.

SIMPULAN

1. Perubahan iklim di Kota Batu berpengaruh terhadap peroduktivitas jeruk Keprok Batu 55 dengan nilai korelasi sebesar 0,011.

2. Unsur iklim yang paling berpengaruh terhadap produktivitas jeruk Keprok Batu 55 adalah curah hujan dengan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: : Y = -7,212 + 0,741 X1

+ 0,686 X2 + 0,119 X3. Berdasarkan persamaan tersebut, variabel curah hujan memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,741, nilai koefisien regresi variabel kecepatan angin sebesar 0,686 dan nilai koefisien regresi variabel suhu sebesar 0,119.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar MRL, De Li F, Robert M, Ian A, Amir F, John W, Bin R, Thaiagarajah.

2015. Climate Change Impacts on Phenology and Yields of Five Broadacre Crops at Four Climatologically Distinct Locations in Australia. Agricultural System.

123:133-144,

Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika. 2016, Buku varietas jeruk unggulan nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, pp. 19.

Bande, L. O. S., B. Hadisutrisno, S.

Somowiyarjo dan B. H. Sunarminto.

2015. Peran Unsur cuaca terhadap peningkatan penyakit busuk pangkal batang lada di sentra produktivitas lada daerah Sulawesi tenggara.

Jurnal manusia dan lingkungan.

22(2):187-193

Direktorat Perlindungan Hortikultura. 2011.

Pedoman Umum Adaptasi

Perubahan Iklim Sektor Pertanian.

http://litbang.pertanian.go.id/buku/Pe dum-Adaptasi-Perubahan-Iklim/II.-

dampak-perubahan.pdf (Diakses 19 Januari 2020).

Guardiola, J. L. 1997. Overview of Flower Bud Dapartementod e Biologia Vegetal, Universidad Politecnica de Valencia.

Hidayati, D., E. Aldrian., D. Sucahyono., A.

Abdurrahim., G. Surtiari., H.

Yogaswara. 2012. Upaya

Peningkatan Pengetahuan dan Adaptasi Petani dan Nelayan Melalui Radio. Indonesia Climate Change Trust Fund. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Pp 74-80 https://doi.org/10.1016/j.agsy.2014.0 9.010

IPCC. 2007. Summary For Polycymakers.

Climate Change 2007: The Physical Science basis. Contribution of Working Group 1 to the Fourth Assesment Report of the Intergovermental Panel on Climate Change. United Kingdom Dan Newyork : Cambidge University Press. p.976

Kim et al., (2005). Gingerol, a pungent ingredient of ginger, inhibts angiogenesis in vitro and in vivo.

Biochemical and Biophysical Research Communications, pp. 300- 308.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian.

2016. Komoditas Pertanian Subsektor Hortikultura Jeruk.

Outlook Jeruk. p. 48.

RizaL. M., Pebriyadi, B., dan Widowati, R., 2011. Budidaya Jeruk Bebas Penyakit. Balai Pengkajian Teknologi Kalimantan Timur

Rumita dan Handoko. 2012. Indikasi Perubahan Iklim dan Dampaknya Terhadap Produksi Padi di Indonesia. Jurnal Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. 5(2):49.

Rumita. 2015. Dampak Perubahan Iklim pada Produksi Apel di Batu Malang.

Deslyati Putri, dkk. Dampak Perubahan Iklim Terhadap ..

(7)

Dapartment of Crop Science, Padjajaran University. 14(3):44 Suciantini. 2015. Interaksi Iklim (Curah

Hujan) terhadap Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Pacitan.

Dalam: Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia.

1(2):358-365.

https://doi.org/10.13057/psnmbi/m01 0232

Referensi

Dokumen terkait

Langkah- langkah dalam bimbingan terstruktur yang terkonsep dengan baik yaitu dengan perencanaan, pelaksanaan yang menggunakan teknik berkelompok sesuai dengan tingkat kemampuan

Computational Fluid Dynamics (CFD) merupakan program simulasi yang kini marak dipergunakan untuk memprediksi dan memvisualisasikan aliran udara atau angin. Program

Hal ini menunjukkan bahwa proses perendaman telur dalam larutan garam maupun dengan penambahan asap cair tidak berpengaruh terhadap kadar protein pada kuning

2). Memberikan kesempatan pada ibu untuk belajar merawat bayi baru lahir. Meningkatkan rasa percaya diri dan tanggung jawab kepada ibu untuk merawat bayinya... Memberikan

( Perlakuan model pembelajaran superitem berbantuan scaffolding) , VIII-B sebagai kelas Eksperimen 2 ( perlakuan model superitem ) dan kelas VIII-C sebagai kelas

Dan juga mendukung penelitian Sumodiningkrat, (2000) bahwa keterlibatan fasilitator sebagai pelaku pemberdayaan dalam mengawal proses pemberdayaan merupakan sumber

bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2016 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Pemungutan Pajak Daerah dan Peraturan Daerah

Kiranya hasil penelitian ini dapat memperkenalkan penerapan pengelolaan pembelajaran dengan penggunaan multimedia yang merupakan salah satu alternatif strategi pembelajaran