PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH(PBM) DALAM
MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR
KREATIF SISWA KELAS V PADA MATERI
PESAWAT SEDERHANA
(Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Cadaspangeran Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru SekolahDasar
Oleh
DEVI NURMALA 0903242
PROGRAM S1 KELAS PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH(PBM) DALAM
MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR
KREATIF SISWA KELAS V PADA MATERI
PESAWAT SEDERHANA
(Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Cadaspangeran Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang)
Oleh Devi Nurmala
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
© DeviNurmala 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
DEVI NURMALA
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DALAM
MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR
KREATIF SISWA KELAS V PADA MATERI
PESAWAT SEDERHANA
(Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Cadaspangeran Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
Pembimbing I,
H. ATEP SUJANA, M.Pd NIP. 197212262006041001
Pembimbing II,
ANI NUR AENI, M.Pd. NIP. 197608222005012002
Mengetahui,
Ketua Program Studi PGDS S1 Kelas UPI KampusSumedang
DEVI NURMALA
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DALAM
MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR
KREATIF SISWA KELAS V PADA MATERI
PESAWAT SEDERHANA
(Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Cadaspangeran Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
Penguji I,
JULIA KARTAWINATA, M.Pd NIP. 198205132008121002
Penguji II,
NURDINAH HANIFAH, M.Pd NIP. 197403152006042001
Penguji III,
H. ATEP SUJANA, M.Pd NIP. 197212262006041001
Mengetahui,
Ketua Program Studi PGDS S1 Kelas UPI KampusSumedang
DAFTAR ISI
2. Teori Belajar Bermakna dari David Ausubel ... 16
3. Teori Belajar Vigotsky ... 16
D. Karakteristik Siswa SD ... 17
E. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ... 18
1. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ... 18
2. Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ... 18
3. Kelebihan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ... 20
4. Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ... 20
5. Tahap-tahap Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ... 21
F. Pembelajaran Konvensional ... 22
G. Keterampilan Berpikir Kreatif ... 25
H. Hasil Belajar ... 31
1. Pengertian Hasil Belajar ... 31
2. Ranah Hasil Belajar ... 32
I. Materi Pesawat Sederhana ... 33
J. Hasil Penelitian yang Relevan... 36
K. Hipotesis Penelitian ... 38
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 39
1. Populasi ... 39
2. Tes Keterampilan Berpikir Kreatif ... 44
E. Validitas Instrumen ... 44
F. Reliabilitas Instrumen ... 47
G. Tingkat Kesukaran ... 49
H. Daya Pembeda ... 51
I. Prosedur Penelitian ... 54
J. Pengolahan dan Analisis Data ... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data Kuantitatif... 65
1. Data Hasil Tes Awal (Pretest) ... 65
a. Hasil Tes Awal (Pretest) Keterampilan Berpikir Kreatif ... 66
b. Hasil Tes Awal (Pretest) Hasil Belajar ... 72
2. Data Hasil Tes Akhir (Postest) ... 80
a. Hasil Tes Akhir (Postest) Keterampilan Berpikir Kreatif ... 80
b. Hasil Tes Akhir (Postest) Hasil Belajar ... 86
B. Pengujian Hipotesis ... 93
C. Pembahasan ... 104
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 110
B. Saran ... 111
DAFTAR PUSTAKA ... 113
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 116
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
2.1 Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam Kelas V Semester 2 ……… 14
2.2 Tahap-tahap Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)……… 21
2.3 Tahap-tahap Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)……… 22
2.4 Model untuk Mendorong Belajar Kreatif Menurut Treffinger…….. 27
2.5 Perilaku Siswa dalam Keterampilan Kognitif Kreatif………... 28
2.6 Indikator Keterampilan Berfikir Kreatif……… 29
2.7 Indikator Keterampilan berpikir Kreatif……… 31
3.1 Sampel Penelitian………... 40
3.2 Klasifikasi Koefisien Korelasi Validitas……… 45
3.3 Hasil Perhitungan Validitas Soal Tes Keterampilan Berpikir Kreatif………... 46
3.4 Hasil Perhitungan Validitas Soal Tes Hasil Belajar………... 46
3.5 Klasifikasi Koefesien Reabilitas ………... 48
3.6 Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Tes Keterampilan Berpikir Kreatif……… 48
3.7 Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Tes Hasil Belajar………... 49
3.8 Klasifikasi Indeks Kesukaran……… 49
3.9 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Tiap Butir Soal Tes Keterampilan Berpikir Kreatif………... 50
3.10 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Tiap Butir Soal Tes Hasil Belajar……… 50
3.11 Klasifikasi Daya Pembeda………. 51
3.12 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Tiap Butir Soal Tes Keterampilan Berpikir Kreatif………... 52
3.13 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Tiap Butir Soal Tes Hasil Belajar………... 52
3.14 Hasil Validitas, Analisis Tingkat Kesukaran Tiap Butir Soal dan Daya Pemeda Tes Keterampilan Berpikir Kreatif………. 53
3.15 Hasil Validitas, Analisis Tingkat Kesukaran Tiap Butir Soal dan Daya Pemeda Tes Hasil Belajar………. 53
3.16 Klasifikasi Gain Ternormalisasi………. 62
3.17 Pedoman untuk memberikan interptetasi terhadap koefisien korelasi……… 64
4.1 Hasil Pretest Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen…… 66
4.2 Hasil Pretest Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol……….. 67
4.3 Statistik Deskriptif Nilai PretestKeterampilan Berpikir Kreatif pada Kedua Kelas……….. 68
4.4 Uji Normalitas HasilPretestKeterampilan Berpikir Kreatif... 69
4.6 Hasil Uji Perbedaan Rata-rataData Pretest Keterampilan Berpikir
Kreatif………... 72 4.7 Data Pretest Hasil Belajar Kelas Eksperimen ………... 73 4.8 Data Pretest Hasil Belajar Kelas Kontrol………... 74 4.9 Statistik Deskriptif Nilai PretestHasil Belajar pada Kedua
Kelas………... 75 4.10 Hasil Uji Normalitas Data Pretest Hasil Belajar……….... 76 4.11 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Hasil Belajar……… 78 4.12 Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Data Pretest Hasil Belajar…………. 79 4.13 Data Postest Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen…… 80 4.14 Data Postest Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol……….. 81 4.15 Statistik Deskriptif Nilai PostestKeterampilan Berpikir Kreatif
pada Kedua Kelas………... 82 4.16 Uji Normalitas HasilPostestKeterampilan Berpikir Kreatif……… 84 4.17 Hasil Uji Non-parametrik Mann-Witney Data PostestKeterampilan
Berpikir Kreatif………... 86 4.18 Data Postest Hasil Belajar Kelas Eksperimen……….... 86 4.19 Data Postest Hasil Belajar Kelas Kontrol……….. 87 4.20 Statistik Deskriptif Nilai Postest Hasil Belajar pada Kedua
Kelas………... 88 4.21 Hasil Uji Normalitas Postest Hasil Belajar……… 90 4.22 Hasil Uji Non-parametrik Mann-Witney Data PostestHasil
Belajar……… 92 4.23 Hasil Uji Normalitas Data Peningkatan Keterampilan Berpikir
Kreatif Kelas Kontrol………. 94 4.24 Hasil Uji Non-parametrik Mann-Whitney Data Peningkatan
Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol……… 95 4.25 Hasil Uji Normalitas Data Peningkatan Keterampilan Berpikir
Kreatif Kelas Eksperimen……….. 97 4.26 Hasil Uji Non-parametrik Mann-WhitneyData Peningkatan
Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen………. 98 4.27 Data N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol……….. 99 4.28 Hasil Uji Normalitas Perbedaan Peningkatan Keterampilan
Berpikir Kreatif……….. 101 4.29 Hasil Uji Non-parametrikMann-WhitneyPerbedaan Peningkatan
Keterampilan Berpikir Kreatif………... 102 4.30 Hasil Uji Korelasi Keterampilan Berpikir Kreatif dengan Hasil
Belajar Kelas Eksperimen……….. 103 4.31 Hasil Uji Korelasi Keterampilan Berpikir Kreatif dengan Hasil
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
2.1 Tuas Jenis Pertama……….... 34
2.2 Tuas Jenis Kedua………... 34
2.3 Tuas Jenis Ketiga……….……. 34
2.4 Contoh yang termasuk Bidang Miring……….. 35
2.5 Jenis-jenis katrol……… 36
3.1 Desain Penelitian………... 42
DAFTAR DIAGRAM
Diagram Hal
4.1 Tes Awal (Pretest) Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol………... 68 4.2 Data PretestKeterampilan Berpikir KreatifKelas Eksperimen
Berdistributsi Normal………... 70 4.3 Data PretestKeterampilan Berpikir KreatifKelas Kontrol
Berdistributsi Normal………... 70 4.4 Tes Awal (Pretest) Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol………. 75 4.5 Data PretestHasil Belajar Kelas Eksperimen Berdistribusi
Normal……….. 77 4.6 Data PretestHasil Belajar Kelas Kontrol Berdistribusi
Normal……….. 77 4.7 Tes Akhir (Postest) Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol……… 83 4.8 Data PostestKeterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen
Berdistribusi Tidak Normal……….. 84 4.9 Data PostestKeterampilan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol
Berdistribusi Tidak Normal……….. 85 4.10 Tes Akhir (Postest) Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol……….. 89 4.11 Data PostestHasil Belajar kelas Eksperimen Berdistribusi Tidak
Normal……… 91 4.12 Data PostestHasil Belajar kelas Kontrol Berdistribusi Tidak
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN A Persiapan Mengajar ... 116
A.1 RPP Kelas Kontrol ... 117
A.2 RPP Kelas Eksperimen ... 124
A.3 Lembar Kerja Siswa ... 135
LAMPIRAN B Instrumen Tes ... 141
B.1 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar ... 142
B.2 Kisi-kisi Tes Keterampilan Berpikir Kreatif ... 143
B.3 Tes Kemampuan Hasil Belajar Siswa ... 144
B.4 Tes Keterampilan Berpikir Kreatif ... 146
B.5 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Tes hasil Belajar ... 149
B.6 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Tes Keterampilan Berpikir Kreatif ... 152
LAMPIRAN C Hasil Uji Coba Instrumen ... 154
C.1 Hasil Uji coba Soal Tes Keterampilan Berpikir Kreatif ... 155
C.2 Validitas Soal Tes Keterampilan Berpikir Kreatif ... 157
C.3 Reliabilitas Soal Tes Keterampilan Berpikir Kreatif ... 159
C.4 Tingkat Kesukaran Soal Tes Keterampilan Berpikir Kreatif ... 161
C.5 Daya Pembeda Tes Keterampilan Berpikir Kreatif ... 163
C.6 Rekapitulasi Analisis Butir Soal Tes Keterampilan Berpikir Kreatif... 166
C.7 Hasil Uji coba Soal Tes Hasil Belajar ... 167
C.8 Validitas Soal Tes Hasil Belajar ... 169
C.9 Reliabilitas Soal Tes Hasil Belajar... 171
C.10 Tingkat Kesukaran Soal Tes Hasil Belajar ... 173
C.11 Daya Pemeda Tes Hasil Belajar ... 175
C.12 Rekapitulasi Analisis Butir Soal Tes Hasil Belajar ... 178
C.13 Hasil Uji Coba Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Kreatif... 179
C.14 Hasil Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar ... 188
LAMPIRAN D Data Hasil Penelitian ... 194
D.1 Data Hasil Tes Awal (Pretest) Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 195
D.2 Data Hasil Tes Awal (Pretest) Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 197
D.3 Data Hasil Tes Akhir (Postest) Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 199
D.4 Data Hasil Tes Akhir (Postest) Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 201
D.6 Data Hasil Peningkatan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol ... 205
D.7 Data Hasil Peningkatan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen ... 206
D.8 Data Hasil Postest Keterampilan Berpikir Kreatif dan Postest Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .... 207
D.9 Dokumentasi ... 209
D.10 HasilPretest Tes Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen ... 216
D.11 HasilPretest Tes Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol ... 222
D.12 HasilPretest Tes Hasil Belajar Kelas Eksperimen ... 228
D.13 HasilPretest Tes Hasil Belajar Kelas Kontrol ... 234
D.14 HasilPostest Tes Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen ... 240
D.15 HasilPostest Tes Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol ... 246
D.16 HasilPostest Tes Hasil Belajar Kelas Eksperimen ... 252
D.17 HasilPostest Tes Hasil Belajar Kelas Kontrol ... 258
D.18 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen ... 264
D.19 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Kontrol ... 270
LAMPIRAN E Tabel Statistik ... 276
E.1Hasil Uji Normalitas Data Pretest Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 278
E.2 Uji Homogenitas ... 279
E.3 Hasil Uji Non-parametrik pada Data Pretest Keterampilan Berpikir Kreatif ... 280
E.4 Hasil Uji Normalitas Data Pretest Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 281
E.5 Hasil Uji Homogenitas ... 283
E.6 Hasil Uji Non-parametrik pada Data Pretest Hasil Belajar ... 284
E.7 Hasil Uji Normalitas Data Postest Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 285
E.8 Hasil Uji Non-parametrik Mann-Whitney pada DataPostest Keterampilan Berpikir Kreatif ... 287
E.9 Hasil Uji Normalitas Data Postest Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 288
E.10 Hasil Uji Non-parametrik Mann-Whitney pada DataPostest Hasil Belajar ... 290
E.11 Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest dan Postest Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol ... 291
E.12 Hasil Uji Non-parametrik Mann-Whitney Data Peningkatan Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol ... 293
E.13 Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest dan Postest Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen ... 294
E.15 Hasil Normalitas N-Gain Keterampilan Berpikir Kreatif
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 297
E.16 Hasil Uji Non-parametrik Mann-Whitney(Uji U) Perbedaan Peningkatan Keterampilan Berpikir Kreatif ... 299
E.17Hasil Uji Korelasi Tes Keterampilan Berpikir Kreatif dengan Hasil Belajar ... 300
LAMPIRAN F Surat-surat... 302
F.1 Surat Keterangan Bimbingan ... 303
F.2 Surat Izin Penelitian dari Kampus ... 304
F.3 Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah Dasar (SD) ... 305
LAMPIRAN G Monitoring ... 306
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam menciptakan Sumber Daya
Manusia (SDM) agar memiliki kualitas yang baik, mempertinggi budi pekerti,
meningkatkan harkat dan martabat manusia yang merupakan tanggung jawab
bersama antara orang tua, masyarakat dan pemerintah.Hal ini sejalan dengan
pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
Nomor 20 tahun 2003 bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan pada dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Berdasarkan undang-undang tersebut pendidikan merupakan usaha sadar
dan terencana. Artinya proses pendidikan di sekolah merupakan proses yang
terencana dan mempunyai tujuan sehingga segala sesuatu yang dilakukan oleh
guru dan siswa diarahkan pada pencapaian tujuan pembelajaran. Proses
pendidikan yang terencana itu diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar yang
kondusif serta proses belajar yang menyenangkan. Dengan demikian dalam
pendidikan antara proses dan hasil harus berjalan secara seimbang. Sehingga
proses pembelajaran, khususnya pembelajaran IPA di Sekolah Dasar(SD)
mempunyai fungsi dan pengaruh yang sangat besar dalam mengembangkan aspek
kognitif dan psikomotorik siswa. Secara prinsip bidang studi IPA merupakan
pelajaran yang penting karena berhubungan langsung dengan salah satu aspek
kecerdasan individu dalam pengertian luas, sehingga IPA diharapkan dapat
mengarahkan siswa dengan menekan pada penerapan konsep IPA secara
langsung.
Penerapan konsep IPA secara langsung pada para siswa diharapkan agar
2
dipelajari, sehingga dapat membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang IPA yang pada akhirnya lulusan SD diharapkan memiliki
kompetensi IPA yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran IPA yang seharusnya dilakukan oleh guru di SD yaituharus
dapat menyampaikan materi IPA dengan baik, mengetahui kemampuan awal
siswa, melibatkan siswa di setiap pembelajaran, serta yang menjadi poin penting
yaitu bertanya. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Sawatowa (2006: 5) bahwa“dalam pembelajaran IPA kegiatan bertanya merupakan bagian utama dalam pembelajaran, dengan bertanya anak akan terlatih menyampaikan gagasan
dan memberikan respon yang relevan dalam suatu masalah”.
Berdasarkan pernyataan di atas, kegiatan bertanya memiliki peranan
penting dalam upaya membangun pengetahuan. Semakin baik pertanyaan yang
diajukan maka semakin memberikan peluang kepada anak untuk
membangunpengetahuan baru. Salah satu model pembelajaran yang dapat
dijadikan alternatif agar kemampuan bertanya siswa baik dalam pembelajaran
IPA dan memberikan kesempatan dalam melibatkan anak ketika pembelajaran
secara langsung adalah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM) menurut Sanjaya (2006:214)adalah “serangkaian
aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses pembelajaran masalah
yang dihadapi secara ilmiah”.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui model Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM) dapat mengembangkan sikap ilmiah siswa.Beberapa
sikap ilmiah yang perlu dikembangkan lebih lanjut dalam pembelajaran IPA
menurut (Kharmani, 2002:140) meliputi:
1. Sikap rasa ingin tahu (curiosity)
2. Sikap untuk senantiasa mendahulukan bukti (respect for evidence) 3. Sikap luwes terhadap gagasan baru (flexibility)
4. Sikap merenung secara kritis (critical reflection) dan sikap peduli terhadap makhluk hidup (sensitivity to living thinks and environment).
Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) memfokuskan
3
konsep-konsep yang berhubungan dengan masalah tetapi juga metode ilmiah
untuk memecahkan masalah tersebut. Oleh sebab itu, siswa tidak saja harus
memahami konsep yang relevan dengan masalah yang menjadi pusat perhatian
tetapi juga memperoleh pengalaman belajar yang berhubungan dengan
keterampilan menerapkan metode ilmiah dalam pemecahan masalah dan
menumbuhkan pola berpikir kreatif. PBM sebaiknya digunakan dalam
pembelajaran karena dengan PBM akan terjadi pembelajaran yang bermakna.
Siswa yang belajar memecahkan suatu masalah akan membuat mereka
menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui
pengetahuan yang diperlukannya. Artinya belajar tersebut ada pada konteks
aplikasi konsep. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika siswa
berhadapan dengan situasi dimana konsep tersebut diterapkan. Selain itu melalui
PBM ini siswa dapat mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara
berkesinambungan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan. Artinya,
apa yang mereka lakukan sesuai dengan aplikasi suatu konsep atau teori yang
mereka temukan selama pembelajaran berlangsung. PBM juga dapat
menumbuhkan inisiatif siswa dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan
dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terdapat tiga aspek
yang harus diperhatikan yaitu, afektif (sikap), psikomotor (keterampilan), dan
kognitif (kemampuan). Dalam ranah afektif, berbicara mengenai sikap, semangat,
toleransi, tanggung jawab, dan lain-lain. Dalam ranah psikomotor, berbicara
mengenai keterampilan siswa, misalnya keterampilan berbicara, mengutarakan
pendapat, dan menyajikan laporan (baik lisan maupun tulisan). Dalam ranah
kognitif berbicara mengenai kemampuan-kemampuan yang hendaknya dimiliki
siswa, misalnya: kemampuan pemahaman konsep, kemampuan penalaran dan
komunikasi, kemampuan berpikir reflektif matematis, dan kemampuan berpikir
kreatif.
Kemampuan berpikir kreatif sangat penting untuk dikembangkan melalui
pembelajaran ilmu pengetahuan alamsebagai bekal peserta didik untuk
4
berpikir kreatif untuk dikembangkan juga tercermin pada tujuan pendidikan
nasional UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 yaitu untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Menurut Perkins (1985) berpikir kreatif adalah kemampuan untuk
membentuk kombinasi gagasan baru, untuk memenuhi suatu keperluan atau
untuk memperoleh suatu hasil (produk) yang asli dan sesuai dengan kriteria
pokok pertanyaan.
Kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam pembelajaran perlu
dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Kemampuan berpikir
kreatif membentuk peserta didik yang mampu mengungkapkan dan
mengelaborasikan gagasan orisinal untuk pemecahan masalah. Kemampuan
berpikir kreatif yang dikembangkan dalam pembelajaran meliputi aspek
keterampilan berpikir lancar (fluency), keterampilan berpikir luwes (flexibility),
keterampilan berpikir orisinal (originality), dan keterampilan memerinci
(elaboration)(Munandar, 2004: 192).
Kemampuan berpikir kreatif akan memunculkan kreativitas sebagai
hasilnya. Kreativitas dihasilkan sebagai keterampilan yang dirancang untuk
menstimulasikan imajinasi berdasarkan data dan informasi yang tersedia, untuk
memberikan gagasan-gagasan baru dengan menemukan banyak kemungkinan
jawaban terhadap suatu masalah yang menekankan pada segi kuantitas,
ketergantungan dan keragaman jawaban, dan menerapkannya dalam pemecahan
masalah.
Kreativitas sangat penting dikembangkan khususnya bagi peserta didik
untuk mengahadapi masa mendatang. Oleh karena itu, lingkungan pembelajaran
yang mengakomodasi proses berpikir kreatif siswa perlu dikembangkan sehingga
dapat menciptakan kreativitas khususnya dalam pembelajaran ilmu pengetahuan
alam. Selain mengembangkan keterampilan berpikir kreatif pada siswa,
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) juga mengukur sejauh mana hasil belajar
5
merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses pembelajaran
berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan,
pemahaman, sikap, dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari
sebelumnya.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti melakukan penelitian
dengan judul “Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dalam Mengembangkan
Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Kelas V Pada Materi Pesawat Sederhana”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian
ini yaitu:
1. Apakah pembelajaran konvensional dapat mengembangkan keterampilan
berpikir kreatif siswa kelas V pada materi pesawat sederhana?
2. Apakah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat mengembangkan
keterampilan berpikir kreatif siswa kelas V pada materi pesawat sederhana?
3. Adakah perbedaan keterampilan berpikir kreatif siswa kelas V pada materi
pesawat sederhana antara yang menggunakan model Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM) dengan pembelajaran konvensional?
4. Bagaimanakahhubungan antara keterampilan berpikir kreatif denganhasil
belajar siswa kelas V pada materi pesawat sederhana?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka peneliti
mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh keterampilan berpikir kreatif siswa
kelas V pada materi pesawat sederhana dengan pembelajaran Konvensional.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh keterampilan berpikir kreatif siswa
kelas V pada materi pesawat sederhana dengan model Pembelajaran Berbasis
6
3. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan keterampilan berpikir kreatif siswa
kelas V pada materi pesawat sederhana antara yang menggunakan model
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)dengan pembelajaran konvensional.
4. Untuk mengetahui adatidaknyahubungan antara
keterampilanberpikirkreatifdenganhasil belajarsiswa kelas V pada materi
pesawat sederhana.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
memiliki kepentingan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa
a. Dengan penelitian dapat memberikan hal positif dalam meningkatkan
aktivitas.
b. Memberikan suatu pengalaman belajar yang baru untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kreatif.
c. Melatih dan mengembangkan keterampilan berpikir kreatif siswa dalam
memecahkan permasalahan lingkungan khususnya pada mata pelajaran
IPA.
2. Bagi guru
a. Meningkatkan kreativitas dan kemampuan guru dalam melaksanakan
pembelajaran yang mampu melibatkan siswa dalam pembelajaran,
sehingga pembelajaran yang diberikan lebih bermakna bagi siswa.
b. Dapat mengubah pola dan sikap guru dalam mengajar yang semula
berperan sebagai pemberi informasi menjadi berperan sebagai fasilitator
dan mediator yang dinamis sehingga belajar mengajar dapat dirancang dan
dilaksanakan secara efektif efisien, kreatif dan inovatif.
c. Menambah pengetahuan tentang pelaksanaan model Pembelajaran
Berbasis Masalah.
3. Bagi sekolah
a. Dapat menjadi masukan untuk mengembangkan kualitas pembelajaran,
7
pendidikan dan pengembangan profesi guru agar tujuan nasional
pendidikan dapat tercapai.
b. Untuk memberikan catatan kualitas sekolah dalam pembelajaran terutama
dalam pembelajaran Ilmu PengetahuanAlam dengan menggunakan model
Pembelajaran Berbasis Masalah.
c. Sebagai monitoring keberhasilandalam suatupembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam.
4. Bagi peneliti
a. Sebagai bahan referensi dalam melaksanakan pembelajaran IPA terutama
dalam materi pesawat sederhana.
b. Dapat menambah wawasan dan mengembangkan langkah-langkah
pembelajaran yang menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah.
E. Batasan Istilah
Di dalam Penelitian ini terdapat beberapa istilah yang perlu mendapat
penjelasan yaitu:
1. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah serangkaian aktivitas
pembelajaran yang menekankan kepada proses pembelajaran masalah yang
dihadapi secara ilmiah (Sanjaya, 2006: 214).
2. Keterampilan berpikir kreatif adalah kemampuan untuk mengembangkan atau
menemukan ide atau hasil yang asli, estetis dan konstruktif, yang berhubungan
dengan pandangan dan konsep serta menekankan pada aspek berpikir intuitif
dan rasional; khususnya dalam menggunakan informasi dan bahan untuk
memunculkan atau menjelaskannya dengan perspektif asli pemikir(Liliasari,
1999).
3. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dalam penelitian ini diukur
dengan soal-soal evaluasi tentang pesawat sederhana (Sudjana, 2004: 22).
4. Pesawat Sederhana adalah alat yang membantu memudahkan atau
8
dalam beberapa jenis, antara lain: pengungkit (tuas), bidang miring dan katrol
39 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi adalah objek maupun subjek yang berada pada suatu wilayah dan
memenuhi syarat-syarat tertentu dengan masalah penelitian. Populasi penelitian
dapat berbeda-beda sesuai dengan masalah yang akan diselidiki, populasi dapat
berupa manusia, benda, objek tertentu, peristiwa, tumbuh-tumbuhan, hewan dan
sebagainya. Hal ini sejalan dengan Maulana (2009: 25),yang menyatakan bahwa
populasi adalah sebagai berikut:
a. Keseluruhan subjek atau objek penelitian.
b. Wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
c. Seluruh data yang menjadi perhatian dalam lingkup dan waktu tertentu. d. Semua anggota kelompok orang, kejadian, atau objek lain yang telah
dirumuskan secara jelas.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruhsiswa kelas V SDN
Cadasapangeran Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang yang terdiri
dari 2 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 60 orang.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil secara representatif
atau mewakili populasi yang bersangkutan atau bagian kecil yang diamati.
Menurut Arikunto (2010: 174), “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti”. Cara pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
simple random samplingdimana setiap anggota dari populasi memiliki peluang
yang sama untuk terambil. Hal ini sejalan dengan Maulana (2009: 27), “cara
random atau pemilihan sampel secara acak adalah cara yang dilakukan jika setiap
40
Ukuran sampel yang digunakan untuk penelitian eksperimen tidak boleh
kurang 30. Hal ini sesuai Gay, dkk (Maulana, 2009: 28), yang menyatakan bahwa „ukuran sampel untuk penelitian eksperimen yakni minimum 30 subjek per
kelompok‟.Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah siswa kelas VA
dan kelas VB SDN Cadaspangeran tahun pelajaran 2012/2013. Satu kelas
dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan satu kelas lainnya dijadikan sebagai
kelompok kontrol. Jadi sampelnya adalah kelas VA sebagai kelas eksperimen dan
VBsebagai kelas kontrol. Adapun rincian sampel penelitian ini adalah sebagai
berikut.
Tabel 3.1 Sampel Penelitian
No Kelas Jumlah Sampel
1 VA 30
2 VB 30
Jumlah 60
B. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Menurut Arikunto (2010: 9), metode eksperimen adalah “suatu cara untuk
mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja
ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminir atau mengurangi atau menyisihkan
faktor-faktor lain yang bisa mengganggu”.
Sedangkan menurut Sugiyono (2010: 72) metode penelitiaan eksperimen dapat diartikan sebagai “metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.
Berdasarkan para ahli tersebut, dapat digambarkan bahwa metode
eksperimen digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian
eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat
41
Alasan menggunakan metode eksperimen karena pengambilan sampel
dilakukan secara random atau acak. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui
keterampilan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran IPA pada materi pesawat
sederhana dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
yang dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.
2. Desain Penelitian
Desain yang digunakan termasuk jenis penelitian true experimental,
karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang
mempengaruhi jalannya eksperimen. Ciri utama dari true experimental adalah
bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok
kontrol diambil secara random dari populasi tertentu. Jadi, desain ini memiliki ciri
adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih secara random.
Pada penelitian ini terdapat dua kelompok kelas yang dibandingkan, kelas
tersebut adalah kelas eksperimen dan kelas kontrol. Langkah pertama dilakukan
pemilihan kelas secara random untuk menentukan kelas yang akan dijadikan kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Setelah dipastikan kelas eksperimen dan kelas
kontrol, pada kedua kelas tersebut diberikan tes awal(pretest) untuk mengetahui
keadaan awal. Hasil tes awal (pretest) ini digunakan untuk mengetahui apakah ada
perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Setelah dilakukan tes awal (pretest) selanjutnya pada kelas eksperimen
diberikan pembelajaran IPA dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM), sedangkan pada kelas kontrol diberikan pembelajaran secara
konvensional. Pada akhir tindakan, selanjutnya diberikan tes akhir (postest) pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk melihat perbedaan hasil belajar serta
peningkatan keterampilan berpikir kreatif kedua kelas tersebut setelah diberikan
perlakuan yang berbeda.
Berdasarkan uraian di atas, maka desain penelitian yang digunakan adalah
desain kelompok kontrol pretest-postest (pretest-posttest control group design).
Adapun bentuk desain penelitiannya sebagaimana menurut Sugiyono (2010: 76)
42
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan:
R = kelompok eksperimen R‟ = kelompok kontrol
O1 = tes awal (pretest) pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol
O2 = tes akhir (postest) pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol
X = treatment, yaitu perlakuan berupa pembelajaran pesawat
sederhana dengan menggunakan model Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM) pada kelompok eksperimen
C. Variabel Penelitian
Variabel merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap
jenis penelitian.Variabel merupakan objek penelitian yang akan diteiliti. Maulana
(2009: 8) menyatakan bahwa:
Variabel merupakan segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, baik berupa atribut, sifat, atau nilai dari subjek/objek/kegiatan yang merupakan variasi tertentu, sehingga darinya diperoleh informasi untuk mengambil kesimpulan penelitian.
Variabel yang digunakan dalam penelitian initerbagi menjadi dua bagian
diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Variabel bebas (independen)
Variabel bebas atau independen adalah variabel yang dipandang sebagai
kemunculan variabel terikat yang diduga merupakan akibatnya. Menurut
Arifin (2012: 188), bahwa “variabel bebas adalah kondisi yang oleh pelaku
eksperimen dimanipulasi untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena
yang diobservasi”. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran
dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). R O1 X O2
43
2. Variabel terikat (dependen)
Variabel terikat atau dependen adalah variabel yang diramalkan, akibat yang
dipradugakan, yang bervariansi mengikuti perubahan atau variansi variabel
bebas. Variabel terikat tidak dimanipulasi, melainkan di amati variansinya
sebagai hasil yang dipradugakan berasal dari variabel bebas. Menurut (Arifin,
2012: 188), “variabel terikat adalah kondisi yang berubah ketika pelaku
eksperimen mengganti variabel bebas”. Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah keterampilan berpikir kreatif siswa.
D. Instrumen Penelitian
Menyusun instrumen merupakan langkah penting dalam pola prosedur
penelitian. Instrumen berfungsi sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data
yang diperlukan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen
tes. Instrumen tesyaitu mengenai hasil belajar dan hasil keterampilan berpikir
kreatif pada materi pesawat sederhana. Tes tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa
menguasai bahan/keterampilan yang telah dipelajari di waktu yang lalu, terutama
hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai
dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.Tes adalah serentetan pertanyaan atau
latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan
intelegensi, keterampilan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok
(Arikunto, 2010: 193).
Tes hasil belajar dalam penelitian ini diperoleh darites awal(pretest) dan
tes akhir (postest). Tes awal (pretest)dilakukan untuk mengukur kemampuan awal
subjek penelitian terhadap materi pembelajaran baik kelas eksperimen maupun
kelas kontrol. Sedangkan tes akhir (postest) digunakan untuk mengukur
peningkatan hasil belajar siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tes
ini berupa tes tertulis yaitu berbentuk uraian yang terdiri dari duabelas butir soal.
44
dilakukan uji coba sebelum digunakan terhadap siswa kelas V SDN
Cadaspangeran yang telah memperoleh pembelajaran mengenai pesawat
sederhana agar mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya
pembeda tes tersebut.
2. Tes Keterampilan Berpikir Kreatif
Sama hal nya dengan tes hasil belajar, tes keterampilan berpikir kreatifjuga
diperolehdarites awal (pretest) dan tes akhir(postest). Tes awal (pretest)diberikan
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengukur kemampuanberpikir
kreatif awal pada masing-masing kelas. Sedangkantes akhir (postest) diberikan
setelah pelaksanaan pembelajaran untuk mengukur peningkatan keterampilan
berpikir kreatif siswa baik kelas eksperimen maupunkelas kontrol.
Agar tes hasil kreatif memenuhi kriteria sebagai instrumen yang baik
dengan mengukur ketepatan (validitas) isi soal yang dibuat, sebelumnya soal
dikonsultasikan terlebih dahulu kepada ahli pembuatan soal yaitu dosen
pembimbing. Tes ini berupa tes tertulis yaitu berbentuk uraian yang terdiri dari
sepuluh butir soal. Soal tersebut meliputi aspek keterampilan berpikir
kreatif.Indikator berpikir kreatif yang diukur pada penelitian ini berjumlah lima
buah. Soal nomor 2, 5 mengukur kemampuan siswa dalam menjawab dengan
sejumlah jawaban jika ada. Soal nomor 7, 9 mengukur kemampuan siswa dalam
memberikan bermacam-macam penafsiran terhadap suatu gambar, cerita atau
masalah. Soal nomor 4, 6 mengukur kemampuan siswa dalam memberikan
pertimbangan terhadap situasi yang berbeda dari yang diberikan oleh orang lain.
Soal nomor 1, 3 mengukur kemampuan siswa dalam jika diberikan suatu masalah
biasanya memikirkan bermacam-macam cara untuk menyelesaikannya. Soal
nomor 8 mengukur kemampuan siswa dalam memilih cara berpikir lain dari pada
yang lain. Tes ini digunakan untuk mengukur peningkatan keterampilan berpikir
kreatif siswa.
E. Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
45
atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid
berarti memiliki validitas rendah.
Validitas soal dihitung dengan menggunakan koefisien korelasi. Koefisien
korelasi ini dihitung menggunakan rumus Product moment dari Pearson dengan
formula sebagai berikut ini.
=
− ( )2− 2 2− 2 ... (Arikunto, 2009: 72 )
Keterangan:
= koefisien korelasi antara x dan y
N= banyaknya peserta tes
X= nilai hasil uji coba
Y= nilai rata-rata harian
Rumus di atas digunakan untuk menghitung validitas soal secara
keseluruhan. Sementara itu, untuk mengetahui validitas masing-masing butir soal
masih menggunakan product moment pearson, tetapi X untuk jumlah skor soal
yang dimaksud dan Y untuk skor total soal tes hasil belajar. Selanjutnya koefisien
korelasi yang telah diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi
korelasi (koefisien validitas) menurut Guilford (Suherman dan Sukjaya, 1990:
147) berikut ini.
Tabel 3.2
Klasifikasi Koefisien Korelasi Validitas
Koefisien Korelasi Interpretasi 0,80 < ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi 0,60 < ≤ 0,80 Validitas tinggi 0,40 < ≤ 0,60 Validitas sedang 0,20 < ≤ 0,40 Validitas rendah
0,00 < ≤ 0,20 Validitas sangat rendah
≤ 0,00 Validitas tidak valid
46
Berdasarkan hasil uji coba yang dilaksanakan,koefisien korelasi
keseluruhan soal tes keterampilan berpikir kreatif adalah = 0,62yang artinya
keseluruhan butir soal memiliki validitas tinggi. Sedangkankoefisien
korelasikeseluruhan soaltes hasil belajar adalah = 0,64yang artinya keseluruhan
butir soal memiliki validitas tinggi.Adapun hasil uji coba koefisien korelasi
validitas butir soal tes hasil belajar dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagai berikut.
Tabel 3.3
Hasil Perhitungan Validitas SoalTes Keterampilan Berpikir Kreatif
No Soal Koefisien Validitas Interpretasi 1 0,60 Validitas Sedang 2 0,43 Validitas Sedang 3 0,48 Validitas Sedang 4 0,15 Validitas Sangat Rendah 5 0,29 Validitas Rendah 6 0,35 Validitas Rendah 7 -0,09 Validitas Tidak Valid 8 0,59 Validitas Sedang 9 0,68 ValiditasTinggi 10 0,39 Validitas Rendah
Sedangkan hasil uji coba koefisien korelasi validitas butir soal tes hasil
hasil belajar dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.4
Hasil Perhitungan Validitas Soal Tes Hasil Belajar
47
F. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen
(Arifin, 2009: 258). Reliabilits tes berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu tes
teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Sementara
itu, Kerlinger (Arifin, 2009: 258) mengemukakan bahwa reliabilitas dapat diukur
dari tiga kriteria, yaitu stability, dependability, dan predictability.Stability
menunjukkan keajegan suatu tes dalam mengukur gejala yang sama pada waktu
yang berbeda. Dependability menunjukkan kemantapan suatu tes atau seberapa
jauh tes dapat diandalkan. Predictability menunjukkan kemampuan tes untuk
meramalkan hasil pada pengukuran gejala selanjutnya.
Untuk mengukur reliabilitas instrumen tersebut dapat digunakan nilai
koefesien reliabilitas yang dihitung dengan menggunakan formula Alpha berikut:
=
nn−1
St2− pq
St2 ... (Suherman dan Sukjaya, 1990: 194)
Keterangan:
= koefisien yang dicari
n = jumlah butir soal
St2 = varians skor total
p = proporsi siswa yang menjawab dengan benar (rata-rata dibagi n)
q = 1 – p
Selanjutnya koefisien reliabilitas yang telah diperoleh dari hasil
perhitungan dengan formula di atas selanjutnya diinterpretasikan dengan
menggunakan klasifikasi reliabilitas menurut Guilford (Suherman dan Sukjaya,
48
Tabel 3.5
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Koefisien Korelasi Interpretasi 0,80 < ≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi 0,60 < ≤ 0,80 Reliabilitas tinggi 0,40 < ≤ 0,60 Reliabilitas sedang 0,20 < ≤ 0,40 Reliabilitas rendah
0,00 < ≤ 0,20 Reliabilitas sangat rendah
≤ 0,00 Reliabilitas tidak valid
Sumber: Suherman dan Sukjaya, 1990: 177
Berdasarkan hasil uji coba yang dilaksanakan koefisien
korelasikeseluruhan soaltes keterampilan berpikir kreatif adalah = 0,43 yang
artinya keseluruhan butir soal memiliki reliabilitassedang. Sedangkan koefisien
korelasikeseluruhan soaltes hasil belajar adalah = 0,78yang artinya keseluruhan
butir soal memiliki reliabilitas tinggi. Adapun hasil uji coba koefisien korelasi
reliabilitas butir soal tes hasil belajar dapat dilihat pada tabel 3.6sebagai berikut:
Tabel 3.6
Hasil Perhitungan Reliabilitas SoalTes Keterampilan Berpikir Kreatif
No Soal Koefisien Reliabilitas Interpretasi 1 0,54 Reliabilitas Sedang 2 0,82 ReliabilitasSangat Tinggi 3 0,54 ReliabilitasSedang 4 0,42 ReliabilitasSedang 5 0,63 ReliabilitasTinggi 6 0,92 Reliabilitas Sangat Tinggi 7 0,22 Reliabilitas Rendah 8 1,17 Reliabilitas Sangat Tinggi 9 0,82 ReliabilitasSangat Tinggi 10 0,95 Reliabilitas Sangat Tinggi
Sedangkan hasil uji coba koefisien korelasi reliabilitas butir soal tes hasil
49
Tabel 3.7
Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Tes Hasil Belajar
No Soal Koefisien Reliabilitas Interpretasi 1 0,70 Reliabilitas Tinggi 2 0,73 Reliabilitas Tinggi 3 0,54 ReliabilitasSedang 4 1,05 Reliabilitas Sangat Tinggi 5 0,84 Reliabilitas Sangat Tinggi 6 0,58 Reliabilitas Sedang 7 0,57 Reliabilitas Sedang 8 1,17 Reliabilitas Sangat Tinggi 9 0,54 Reliabilitas Sedang 10 0,59 Reliabilitas Sedang 11 0,46 Reliabilitas Sedang 12 0,93 Reliabilitas Sangat Tinggi
G. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran digunakan untuk dapat mengetahui butir soal yang
tergolong sulit, sedang, atau mudah. Untuk mengetahui tingkat atau indeks
kesukaran setiap butir soal, digunakan formula sebagai berikut:
�� = X
� �...(Suherman dan Sukjaya, 1990: 213)
Keterangan:
Ik = tingkat/indeks kesukaran
X = rata-rata skor setiap butir soal
SMI = skor maksimum ideal
Indeks kesukaran yang diperoleh hasil perhitungan dengan menggunakan
formula di atas, selanjutnya diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria
berikut sebagai berikut:
50
Berikut ini merupakan data hasil uji coba tingkat kesukarantiap butir soal
tes keterampilan berpikir kreatifyang telah dilakukan.
Tabel 3.9
Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Tiap Butir Soal Tes Keterampilan Berpikir Kreatif
No Soal Nilai Indeks Kesukaran Interpretasi
1 0,3 Sukar
hasil belajaryang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.10
Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Tiap Butir Soal Tes Hasil Belajar
No Soal Nilai Indeks Kesukaran Interpretasi
51
H. Daya Pembeda
Daya pembeda digunakan untuk mengetahui perbedaan antara siswa yang
memiliki kemampuan tinggi dan kemampuan rendah.Hal ini sejalan dengan
Suherman dan Sukjaya (1990: 199) yang menyatakan bahwa:
Daya pembeda (DP) dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara testi yang mengetahui jawabannya dengan benar dengan testi yang tidak dapat menjawab soal tersebut (atau testi yang menjawab salah).
Dengan perkataan lain daya pembeda sebuah butir soal adalah kemampuan
butir soal itu untuk membedakan antara siswa yang pandai atau berkemampuan
tinggi dengan siswa yang bodoh atau berkemampuan rendah. Pengertian tersebut didasarkan pada asumsi Galton (Suherman dan Sukjaya, 1990:200) bahwa „suatu perangkat alat tes yang baik harus bisa membedakan antara siswa yang pandai,
rata-rata, dan yang bodoh karena dalam suatu kelas biasanya terdiri dari ketiga
kelompok tersebut‟.Untuk megetahui daya pembeda setiap butir soal, digunakan
rumus sebagai berikut:
Daya pembeda yang diperoleh diinterprestasikan dengan menggunakan
klasifikasi daya pembeda sebagai berikut:
Tabel 3.11
52
Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilaksanakan, hasil perhitungan daya
pembeda tiap butir soal tes keterampilan berpikir kreatifdapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 3.12
Hasil Perhitungan Daya Pembeda Tiap Butir Soal Tes Keterampilan Berpikir Kreatif
No Soal Daya Pembeda Interpretasi
1 0,45 Baik
Sedangkan hasil uji coba yang telah dilaksanakan, hasil perhitungan daya
pembeda tiap butir soal tes hasil belajar dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.13
Hasil Perhitungan Daya Pembeda Tiap Butir Soal Tes Hasil Belajar
No Soal Daya Pembeda Interpretasi
53
Adapun rekapitulasi validitas, daya pembeda, dan indeks kesukaran tiap
butir soal tes keterampilan berpikir kreatifdapat dilihat dalam tabel 3.14 sebagai
berikut.
Tabel 3.14
Rekapitulasi Analisis Butir SoalTes Keterampilan Berpikir Kreatif
No Soal
Validitas Indeks kesukaran Daya Pembeda
Keterangan
Koefisien
Validitas Interpretasi Nilai IK Interpretasi Nilai DP Interpretasi
1 0,60 Validitas Sedang 0,3 Sukar 0,45 Baik Digunakan
Sedangkan rekapitulasi validitas, daya pembeda, dan indeks kesukaran tiap
butir soal tes hasil hasil belajar dapat dilihat dalam tabel 3.15 sebagai berikut.
Tabel 3.15
Rekapitulasi Analisis Butir SoalTes Hasil Belajar
No Soal
Validitas Indeks kesukaran Daya Pembeda
Keterangan
Koefisien
Validitas Interpretasi
Nilai
IK Interpretasi Nilai DP Interpretasi
54
I. Prosedur Penelitian
Secara umum penelitian ini terbagi ke dalam tiga kegiatan yang harus
dilakukan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap analisis data.
1. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini terbagai menjadi dua
tahapan diantaranya sebagai berikut:
a. Studi Pendahuluan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Melakukan studi literatur mengenai model Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM) dan keterampilan berfikir kreatif siswa.
2) Menentukan populasi dan sampel/subjek penelitian
3) Menganalisis materi pada kurikulum untuk mengetahui tujuan atau
Kompetensi Dasar (KD) yang hendak dicapai.
4) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
5) Membuat dan menyusun instrumen penelitian yang akan digunakan.
Instrumen yang digunakan harus sesuai dengan tujuan penelitian yang
telah ditetapkan.
b. Validasi Instrumen
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Mengkonsultasikan instrumen yang telah dibuat kepada pihak ahli.
2) Melakukan uji coba instrumen terhadap suatu kelas yang sebelumnya telah
terlebih dahulu mempelajari materi yang dijadikan pokok bahasan dalam
penelitian. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui validitas,
reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran instrumen.
3) Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian, kemudian menyusun
instrumen yang layak digunakan dalam penelitian.
2. Tahap pelaksanaan
Setelah tahap persiapan selesai, dilakukan tahap pelaksanaan. Kegiatan yang
55
a. Memberikan test awal (pretest) pada siswa baik di kelas eksperimen maupun
di kelas kontrol, untuk mengukurhasil belajar siswa dan keterampilan berpikir
kreatif sebelum pembelajaran dilakukan.
b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA pada materi pesawat sederhana
dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pada
kelas eksperimen. Sedangkan metode pembelajaran konvensional diberikan
pada kelas kontrol.
c. Memberikan test akhir (postest) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa dan keterampilan berpikir
kreatif siswa pada materi pesawat sederhana setelah proses pembelajaran.
3. Tahap Analisis dan Penarikan Kesimpulan
Setelah tahap pelaksanaan dilakukan, tahap terakhir yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Mengumpulkan hasil data yang diperoleh
b. Mengolah dan menganalisis data
c. Membahas hasil penelitian
56
Bagan alur prosedur penelitian disajikan sebagai berikut ini.
Gambar 3.2 Alur Penelitian Studi Literatur mengenai Model PBM
dan keterampilan berpikir kreatif Menentukan populasi dan sampel
Menganalisis materi Perumusan RPP
Membuat dan menyusun instrumen
Tahap Pelaksanaan
Tes awal (pretest) Kelompok
Eksperimen Kelompok Kontrol
Tes akhir (postest)
Analisis Data
Penarikan Kesimpulan
Tahap Perencanaan
Validasi Instrumen Studi Pendahuluan
Mengkonsultasikan instrumen Uji coba instrumen Menganalisis hasil uji coba
instrumen
Tes awal (pretest)
Perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah
57
J. Pengolahan Dan Analisis Data
Menurut Hasan (2006: 24), pengolahan data adalah suatu proses dalam
memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara
atau unsur-unsur tertentu. Pengolahan data bertujuan untuk mengubah data
mentah dari hasil pengukuran menjadi data yang lebih halus sehingga
memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut.
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan perhitungan
komputasi program SPSS(Statistical Product and Service Solution). Karena
program ini memiliki kemampuan analistik statistik cukup tinggi.Setelah
mengolah data proses selanjutnya yang dilakukan ialah menganalisis data.
Analisis data menurut Patton (Moleong, 1988:103) adalah “proses mengatur
urutan data, mengorganisasi kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian
dasar”.Data yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu berupadatakuantitatif. Data
kuantitatif digunakan untuk mengolah hasil evaluasi berupa tes hasil belajar dan
tes keterampilan berpikir kreatif.Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes tertulis
siswa pada tes awal (pretest) dan tes akhir (posttes). Data tersebut kemudian
dianalisis dengan menggunakan uji normalitas data, uji homogenitas, dan uji
perbedaan rata-rata. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data diantaranya
yaitu sebagai berikut:
1. Penskoran
Data yang diperoleh dari tes tulis siswa diperiksa dan diberikan penskoran
pada setiap butir soal. Skor yang diperoleh oleh siswa kemudian dihitung secara
keseluruhan untuk mengetahui presentase keterampilan berpikir kreatif dan hasil
belajar siswa. Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan bantuan program
Microsoft Excel dan SPSS versi 16.
a. Soal tes berbentuk essai yang digunakan untuk mengukur hasil belajar dan
kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu menggunakan rumus sebagai berikut.
NP = R
58
Keterangan:
NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan
R = skor mentah yang diperoleh siswa
SM = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
100 = bilangan tetap
b. Menghitung rata-rata skor tes awal(pretest) dan skor tes akhir(posttest)kelas
ekperimen dan kelas kontrol dengan rumus sebagai berikut.
x=
�Keterangan:
x
= rata-ratax
i = skorsetiapsiswan = jumlah siswa
2. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah databerdistribusi
normal atau tidak.Uji normalitas dilakukan terhadap hasil tes awal (pretest) dan
tes akhir (postest)dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.Pelaksanaan uji normalitas yaitu dengan menentukan tingkat keberartian α (taraf signifikasi) sebesar 0,05. Jika data berdistribusi normal maka dilakukan dengan uji
homogenitas, tetapi jika data tidak berdistribusi normal maka dilakukan uji
non-parametik (non-parametric test) dengan menggunakan ujiMann-Whitneydengan
menggunakan bantuan program Microsoft Excel dan SPSS versi 16.
Rumusan hipotesis pengujian normalitas data, diantaranya sebagai berikut:
H0 : data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : data sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Menurut Uyanto (2012: 48) bahwa dalam pengujian hipotesis, kriteria
untuk menolak atau tidak menolak H0 berdasarkan P-value adalah sebagai berikut.
Jika P-value <�, maka H0 ditolak.
59
Adapun langkah-langkah untuk melakukan uji normalitas dengan
menggunakan SPSS versi 16.0 for windows adalah sebagai berikut.
a. Buka SPSS kemudian masuk ke variabel view, masukan pada kolom nama di
baris kesatu dengan nama kelompok kemudian enter.
b. Pada kolom label isi dengan kelompok yang diteliti.
c. Ganti decimals pada kolom keempat dengan angka nol.
d. Pada kolom values masukan pada value angka satu dan pada label tulis kelas
eksperimen kemudian add, masukan lagi pada value angka dua dan pada label
tulis kelas kontrol kemudian add.
e. Tulis pretest pada kolom nama baris kedua.
f. Klik data view, masukkan angka satu di kolom pertama sebanyak siswa kelas
eksperimen, kemudian lanjutkan dengan angka dua sebanyak kelas kontrol.
g. Masukan hasil pretest di kolom kedua.
h. Klik analyze descriptive statistics eksplore kelompok yang diteliti
pindahkan ke factor list, pretest pindahkan ke dependent listplots, normality
test with plots continue ok.
i. Setelah melakukan langkah-langkah tersebut, kemudian lihat nilai sig di
Kolmogorov-Smirnov apabila ≥α sampel tersebut berasal dari populasi yang
berdistribusi normal,apabila α< sampel tersebut bukan berasal dari populasi
yang berdistribusi tidak normal.
3. Uji Homogenitas Varians
Uji homogenitas digunakan untuk menguji homogen atau tidaknya data
sampel yang diambil dari populasi yang sama.Jika data distribusi normal dan
memiliki varians sampel yang homogen maka dilakukan uji t (dilakukan untuk
menghitung beda rata-rata)tetapi jika data distribusi normal dan memiliki varians
sampel tidak homogen maka dilakukan uji t‟.Adapun hipotesis untuk menentukan
homogenitas suatu sampel digunakan rumus hipotesis sebagai berikut.
H0 : Data sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians yang sama
60
H1 : Data sampel berasal dari popolasi yang mempunyai varians yang tidak
sama atau tidak homogen.
Taraf signifikansi pada uji Levene’s dengan menggunakan taraf
signifikansi 0,05 dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut.
Jika P-value <�, maka H0 ditolak atau H1 diterima.
Jika P-value ≥ �, maka H0 tidak dapat ditolak
Adapun langkah-langkah untuk melakukan uji homogenitas dengan
menggunakanaplikasi program SPSS 16.0 for windows yaitu sebagai berikut:
a. Buka SPSS kemudian masuk ke variabel view, masukan pada kolom nama di
baris kesatu dengan nama kelompok kemudian enter.
b. Pada kolom label isi dengan kelompok yang diteliti.
c. Ganti decimals pada kolom keempat dengan angka nol.
d. Pada kolom values masukan pada value angka satu dan pada label tulis kelas
eksperimen kemudian add, masukan lagi padavalue angka dua dan pada label
tulis kelas kontrol kemudian add.
e. Tulis pretest pada kolom nama baris kedua.
f. Klik data view, masukkan angka satu di kolom pertama sebanyak siswa kelas
eksperimen, kemudian lanjutkan dengan angka dua sebanyak kelas kontrol.
g. Masukan hasil pretest di kolom kedua.
h. Klik analyze compare means independent-samples T-test pretest
pindahkan ke test variable, kelompok yang diteliti pindahkan ke grouping
variable define group, use specified values, grup satu diisi dengan angka
satu dan grup dua diisi dengan angka duacontinue ok.
i. Setelah melakukan langkah-langkah tersebut, kemudian lihat nilai sig di
Levenes’s Test for Equality of Variance apabila ≥α variansi setiap sampel sama (homogen), apabila α< maka variansi sampel tidak sama (tidak
61
4. Uji perbedaan dua rata-rata
Normalitas dan homogenitas jika telah terpenuhi, maka langkah selanjutnya
yaitu uji beda rata-rata (uji t).Uji t dilakukan untuk menghitung perbedaan dua
rerata.Uji perbedaan dua rerata bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelas
memiliki rata-rata yang sama atau tidak.Rumusan hipotesis untuk pengujian
kesamaan nilai rata-rata tes awal (pretest)dan nilai rata-rata tes
akhir(posttest)kelas eksperimen dan kelas kelas kontrol adalah sebagai berikut.
H0 : tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan siswa kelas ekperimen
dan kelas kontrol.
H1 : terdapat perbedaan rata-rata kemampuan siswa kelas ekperimen dan
kelas kontrol.
Taraf signifikansi pada uji independent sample t-test dengan menggunakan
taraf signifikansi 0,05 dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut.
Jika P-value <�, maka H0 ditolak atau H1 diterima.
Jika P-value ≥ �, maka H0diterima
Jika data dari kedua kelas normal tetapi tidak homogen, maka dilakukan uji
independent sample t-test tetapi untuk membaca hasil pengujiannya yaitu pada
kolom Equal Varians Not Asumed (diasumsikan varians tidak sama). Jika salah
satu atau kedua data kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berdistribusi
normal,maka langkah selanjutnya menggunakan uji non parametik Mann-Whitney
(uji U).Adapun langkah-langkah untuk melakukan uji U dilakukan dengan
menggunakan bantuan program Microsoft Excel dan SPSS versi 16 adalah sebagai
berikut.
a. Buka SPSS kemudian masuk ke variabel view, masukan pada kolom nama di
baris kesatu dengan nama kelompok kemudian enter.
b. Pada kolom label isi dengan kelompok yang diteliti.
c. Ganti decimals pada kolom keempat dengan angka nol.
d. Pada kolom values masukan pada value angka satu dan pada label tulis kelas
eksperimen kemudian add, masukan lagi pada value angka dua dan pada label
62
kolom pertama sebanyak siswa kelas eksperimen, kemudian lanjutkan dengan
angka dua sebanyak kelas kontrol.
e. Masukan hasil pretest di kolom kedua.
f. Klik analyze nonparametric test2-independent-samplesT-test pretest
pindahkan ke test variable, kelompok yang diteliti pindahkan ke grouping
variable define group, use specified values, grup satu diisi dengan angka
satu dan grup dua diisi dengan angka dua exact monte carlo ganti
confidence level 95% continue lihat test type dan beri tanda √ pada tulisan
Mann Whitney lalu ok.
g. Setelah melakukan langkah-langkah tersebut, kemudian lihat nilai sig
(2-tailed)pada tabel teststatistics apabila ≥α tidak terdapat perbedaan rata-rata
kemampuan siswa kelas ekperimen dan kelas kontrol, apabila α<
makaterdapat perbedaan rata-rata kemampuan siswa kelas ekperimen dan
kelas kontrol.
5. Perhitungan Gain Ternormalisasi
Perhitungan gain ternormalisasi dilakukan untuk melihat peningkatan hasil
belajar dan keterampilan berpikir kreatif siswa. Adapun perhitungan gain
ternormalisasi menggunakan formula sebagai berikut Meltzer (Maulana, 2007:
57):
N
-
gain =
� � − � � �� �� � − � � �
Interpretasi gain ternormalisasi tersebut disajikan dalam bentuk klasifikasi seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.16
Klasifikasi Gain Ternormalisasi
Gain Klasifikasi
g > 0,7 Gain tinggi
0,3 <g ≤ 0,7 Gain sedang