• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH(PBM) DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Cadaspangeran Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH(PBM) DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA (Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Cadaspangeran Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang)."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH(PBM) DALAM

MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR

KREATIF SISWA KELAS V PADA MATERI

PESAWAT SEDERHANA

(Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Cadaspangeran Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru SekolahDasar

Oleh

DEVI NURMALA 0903242

PROGRAM S1 KELAS PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH(PBM) DALAM

MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR

KREATIF SISWA KELAS V PADA MATERI

PESAWAT SEDERHANA

(Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Cadaspangeran Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang)

Oleh Devi Nurmala

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© DeviNurmala 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

DEVI NURMALA

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DALAM

MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR

KREATIF SISWA KELAS V PADA MATERI

PESAWAT SEDERHANA

(Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Cadaspangeran Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Pembimbing I,

H. ATEP SUJANA, M.Pd NIP. 197212262006041001

Pembimbing II,

ANI NUR AENI, M.Pd. NIP. 197608222005012002

Mengetahui,

Ketua Program Studi PGDS S1 Kelas UPI KampusSumedang

(4)

DEVI NURMALA

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DALAM

MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR

KREATIF SISWA KELAS V PADA MATERI

PESAWAT SEDERHANA

(Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Kelas V SDN Cadaspangeran Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Penguji I,

JULIA KARTAWINATA, M.Pd NIP. 198205132008121002

Penguji II,

NURDINAH HANIFAH, M.Pd NIP. 197403152006042001

Penguji III,

H. ATEP SUJANA, M.Pd NIP. 197212262006041001

Mengetahui,

Ketua Program Studi PGDS S1 Kelas UPI KampusSumedang

(5)

DAFTAR ISI

2. Teori Belajar Bermakna dari David Ausubel ... 16

3. Teori Belajar Vigotsky ... 16

D. Karakteristik Siswa SD ... 17

E. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ... 18

1. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ... 18

2. Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ... 18

3. Kelebihan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ... 20

4. Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ... 20

5. Tahap-tahap Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ... 21

F. Pembelajaran Konvensional ... 22

G. Keterampilan Berpikir Kreatif ... 25

H. Hasil Belajar ... 31

1. Pengertian Hasil Belajar ... 31

2. Ranah Hasil Belajar ... 32

(6)

I. Materi Pesawat Sederhana ... 33

J. Hasil Penelitian yang Relevan... 36

K. Hipotesis Penelitian ... 38

BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 39

1. Populasi ... 39

2. Tes Keterampilan Berpikir Kreatif ... 44

E. Validitas Instrumen ... 44

F. Reliabilitas Instrumen ... 47

G. Tingkat Kesukaran ... 49

H. Daya Pembeda ... 51

I. Prosedur Penelitian ... 54

J. Pengolahan dan Analisis Data ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data Kuantitatif... 65

1. Data Hasil Tes Awal (Pretest) ... 65

a. Hasil Tes Awal (Pretest) Keterampilan Berpikir Kreatif ... 66

b. Hasil Tes Awal (Pretest) Hasil Belajar ... 72

2. Data Hasil Tes Akhir (Postest) ... 80

a. Hasil Tes Akhir (Postest) Keterampilan Berpikir Kreatif ... 80

b. Hasil Tes Akhir (Postest) Hasil Belajar ... 86

B. Pengujian Hipotesis ... 93

C. Pembahasan ... 104

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 110

B. Saran ... 111

DAFTAR PUSTAKA ... 113

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 116

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

2.1 Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam Kelas V Semester 2 ……… 14

2.2 Tahap-tahap Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)……… 21

2.3 Tahap-tahap Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)……… 22

2.4 Model untuk Mendorong Belajar Kreatif Menurut Treffinger…….. 27

2.5 Perilaku Siswa dalam Keterampilan Kognitif Kreatif………... 28

2.6 Indikator Keterampilan Berfikir Kreatif……… 29

2.7 Indikator Keterampilan berpikir Kreatif……… 31

3.1 Sampel Penelitian………... 40

3.2 Klasifikasi Koefisien Korelasi Validitas……… 45

3.3 Hasil Perhitungan Validitas Soal Tes Keterampilan Berpikir Kreatif………... 46

3.4 Hasil Perhitungan Validitas Soal Tes Hasil Belajar………... 46

3.5 Klasifikasi Koefesien Reabilitas ………... 48

3.6 Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Tes Keterampilan Berpikir Kreatif……… 48

3.7 Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Tes Hasil Belajar………... 49

3.8 Klasifikasi Indeks Kesukaran……… 49

3.9 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Tiap Butir Soal Tes Keterampilan Berpikir Kreatif………... 50

3.10 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Tiap Butir Soal Tes Hasil Belajar……… 50

3.11 Klasifikasi Daya Pembeda………. 51

3.12 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Tiap Butir Soal Tes Keterampilan Berpikir Kreatif………... 52

3.13 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Tiap Butir Soal Tes Hasil Belajar………... 52

3.14 Hasil Validitas, Analisis Tingkat Kesukaran Tiap Butir Soal dan Daya Pemeda Tes Keterampilan Berpikir Kreatif………. 53

3.15 Hasil Validitas, Analisis Tingkat Kesukaran Tiap Butir Soal dan Daya Pemeda Tes Hasil Belajar………. 53

3.16 Klasifikasi Gain Ternormalisasi………. 62

3.17 Pedoman untuk memberikan interptetasi terhadap koefisien korelasi……… 64

4.1 Hasil Pretest Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen…… 66

4.2 Hasil Pretest Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol……….. 67

4.3 Statistik Deskriptif Nilai PretestKeterampilan Berpikir Kreatif pada Kedua Kelas……….. 68

4.4 Uji Normalitas HasilPretestKeterampilan Berpikir Kreatif... 69

(8)

4.6 Hasil Uji Perbedaan Rata-rataData Pretest Keterampilan Berpikir

Kreatif………... 72 4.7 Data Pretest Hasil Belajar Kelas Eksperimen ………... 73 4.8 Data Pretest Hasil Belajar Kelas Kontrol………... 74 4.9 Statistik Deskriptif Nilai PretestHasil Belajar pada Kedua

Kelas………... 75 4.10 Hasil Uji Normalitas Data Pretest Hasil Belajar……….... 76 4.11 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Hasil Belajar……… 78 4.12 Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Data Pretest Hasil Belajar…………. 79 4.13 Data Postest Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen…… 80 4.14 Data Postest Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol……….. 81 4.15 Statistik Deskriptif Nilai PostestKeterampilan Berpikir Kreatif

pada Kedua Kelas………... 82 4.16 Uji Normalitas HasilPostestKeterampilan Berpikir Kreatif……… 84 4.17 Hasil Uji Non-parametrik Mann-Witney Data PostestKeterampilan

Berpikir Kreatif………... 86 4.18 Data Postest Hasil Belajar Kelas Eksperimen……….... 86 4.19 Data Postest Hasil Belajar Kelas Kontrol……….. 87 4.20 Statistik Deskriptif Nilai Postest Hasil Belajar pada Kedua

Kelas………... 88 4.21 Hasil Uji Normalitas Postest Hasil Belajar……… 90 4.22 Hasil Uji Non-parametrik Mann-Witney Data PostestHasil

Belajar……… 92 4.23 Hasil Uji Normalitas Data Peningkatan Keterampilan Berpikir

Kreatif Kelas Kontrol………. 94 4.24 Hasil Uji Non-parametrik Mann-Whitney Data Peningkatan

Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol……… 95 4.25 Hasil Uji Normalitas Data Peningkatan Keterampilan Berpikir

Kreatif Kelas Eksperimen……….. 97 4.26 Hasil Uji Non-parametrik Mann-WhitneyData Peningkatan

Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen………. 98 4.27 Data N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol……….. 99 4.28 Hasil Uji Normalitas Perbedaan Peningkatan Keterampilan

Berpikir Kreatif……….. 101 4.29 Hasil Uji Non-parametrikMann-WhitneyPerbedaan Peningkatan

Keterampilan Berpikir Kreatif………... 102 4.30 Hasil Uji Korelasi Keterampilan Berpikir Kreatif dengan Hasil

Belajar Kelas Eksperimen……….. 103 4.31 Hasil Uji Korelasi Keterampilan Berpikir Kreatif dengan Hasil

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

2.1 Tuas Jenis Pertama……….... 34

2.2 Tuas Jenis Kedua………... 34

2.3 Tuas Jenis Ketiga……….……. 34

2.4 Contoh yang termasuk Bidang Miring……….. 35

2.5 Jenis-jenis katrol……… 36

3.1 Desain Penelitian………... 42

(10)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Hal

4.1 Tes Awal (Pretest) Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol………... 68 4.2 Data PretestKeterampilan Berpikir KreatifKelas Eksperimen

Berdistributsi Normal………... 70 4.3 Data PretestKeterampilan Berpikir KreatifKelas Kontrol

Berdistributsi Normal………... 70 4.4 Tes Awal (Pretest) Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol………. 75 4.5 Data PretestHasil Belajar Kelas Eksperimen Berdistribusi

Normal……….. 77 4.6 Data PretestHasil Belajar Kelas Kontrol Berdistribusi

Normal……….. 77 4.7 Tes Akhir (Postest) Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol……… 83 4.8 Data PostestKeterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen

Berdistribusi Tidak Normal……….. 84 4.9 Data PostestKeterampilan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol

Berdistribusi Tidak Normal……….. 85 4.10 Tes Akhir (Postest) Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol……….. 89 4.11 Data PostestHasil Belajar kelas Eksperimen Berdistribusi Tidak

Normal……… 91 4.12 Data PostestHasil Belajar kelas Kontrol Berdistribusi Tidak

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN A Persiapan Mengajar ... 116

A.1 RPP Kelas Kontrol ... 117

A.2 RPP Kelas Eksperimen ... 124

A.3 Lembar Kerja Siswa ... 135

LAMPIRAN B Instrumen Tes ... 141

B.1 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar ... 142

B.2 Kisi-kisi Tes Keterampilan Berpikir Kreatif ... 143

B.3 Tes Kemampuan Hasil Belajar Siswa ... 144

B.4 Tes Keterampilan Berpikir Kreatif ... 146

B.5 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Tes hasil Belajar ... 149

B.6 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Tes Keterampilan Berpikir Kreatif ... 152

LAMPIRAN C Hasil Uji Coba Instrumen ... 154

C.1 Hasil Uji coba Soal Tes Keterampilan Berpikir Kreatif ... 155

C.2 Validitas Soal Tes Keterampilan Berpikir Kreatif ... 157

C.3 Reliabilitas Soal Tes Keterampilan Berpikir Kreatif ... 159

C.4 Tingkat Kesukaran Soal Tes Keterampilan Berpikir Kreatif ... 161

C.5 Daya Pembeda Tes Keterampilan Berpikir Kreatif ... 163

C.6 Rekapitulasi Analisis Butir Soal Tes Keterampilan Berpikir Kreatif... 166

C.7 Hasil Uji coba Soal Tes Hasil Belajar ... 167

C.8 Validitas Soal Tes Hasil Belajar ... 169

C.9 Reliabilitas Soal Tes Hasil Belajar... 171

C.10 Tingkat Kesukaran Soal Tes Hasil Belajar ... 173

C.11 Daya Pemeda Tes Hasil Belajar ... 175

C.12 Rekapitulasi Analisis Butir Soal Tes Hasil Belajar ... 178

C.13 Hasil Uji Coba Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Kreatif... 179

C.14 Hasil Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar ... 188

LAMPIRAN D Data Hasil Penelitian ... 194

D.1 Data Hasil Tes Awal (Pretest) Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 195

D.2 Data Hasil Tes Awal (Pretest) Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 197

D.3 Data Hasil Tes Akhir (Postest) Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 199

D.4 Data Hasil Tes Akhir (Postest) Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 201

(12)

D.6 Data Hasil Peningkatan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol ... 205

D.7 Data Hasil Peningkatan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen ... 206

D.8 Data Hasil Postest Keterampilan Berpikir Kreatif dan Postest Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .... 207

D.9 Dokumentasi ... 209

D.10 HasilPretest Tes Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen ... 216

D.11 HasilPretest Tes Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol ... 222

D.12 HasilPretest Tes Hasil Belajar Kelas Eksperimen ... 228

D.13 HasilPretest Tes Hasil Belajar Kelas Kontrol ... 234

D.14 HasilPostest Tes Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen ... 240

D.15 HasilPostest Tes Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol ... 246

D.16 HasilPostest Tes Hasil Belajar Kelas Eksperimen ... 252

D.17 HasilPostest Tes Hasil Belajar Kelas Kontrol ... 258

D.18 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen ... 264

D.19 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Kontrol ... 270

LAMPIRAN E Tabel Statistik ... 276

E.1Hasil Uji Normalitas Data Pretest Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 278

E.2 Uji Homogenitas ... 279

E.3 Hasil Uji Non-parametrik pada Data Pretest Keterampilan Berpikir Kreatif ... 280

E.4 Hasil Uji Normalitas Data Pretest Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 281

E.5 Hasil Uji Homogenitas ... 283

E.6 Hasil Uji Non-parametrik pada Data Pretest Hasil Belajar ... 284

E.7 Hasil Uji Normalitas Data Postest Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 285

E.8 Hasil Uji Non-parametrik Mann-Whitney pada DataPostest Keterampilan Berpikir Kreatif ... 287

E.9 Hasil Uji Normalitas Data Postest Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 288

E.10 Hasil Uji Non-parametrik Mann-Whitney pada DataPostest Hasil Belajar ... 290

E.11 Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest dan Postest Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol ... 291

E.12 Hasil Uji Non-parametrik Mann-Whitney Data Peningkatan Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol ... 293

E.13 Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest dan Postest Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen ... 294

(13)

E.15 Hasil Normalitas N-Gain Keterampilan Berpikir Kreatif

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 297

E.16 Hasil Uji Non-parametrik Mann-Whitney(Uji U) Perbedaan Peningkatan Keterampilan Berpikir Kreatif ... 299

E.17Hasil Uji Korelasi Tes Keterampilan Berpikir Kreatif dengan Hasil Belajar ... 300

LAMPIRAN F Surat-surat... 302

F.1 Surat Keterangan Bimbingan ... 303

F.2 Surat Izin Penelitian dari Kampus ... 304

F.3 Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah Dasar (SD) ... 305

LAMPIRAN G Monitoring ... 306

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peranan penting dalam menciptakan Sumber Daya

Manusia (SDM) agar memiliki kualitas yang baik, mempertinggi budi pekerti,

meningkatkan harkat dan martabat manusia yang merupakan tanggung jawab

bersama antara orang tua, masyarakat dan pemerintah.Hal ini sejalan dengan

pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional

Nomor 20 tahun 2003 bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan pada dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Berdasarkan undang-undang tersebut pendidikan merupakan usaha sadar

dan terencana. Artinya proses pendidikan di sekolah merupakan proses yang

terencana dan mempunyai tujuan sehingga segala sesuatu yang dilakukan oleh

guru dan siswa diarahkan pada pencapaian tujuan pembelajaran. Proses

pendidikan yang terencana itu diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar yang

kondusif serta proses belajar yang menyenangkan. Dengan demikian dalam

pendidikan antara proses dan hasil harus berjalan secara seimbang. Sehingga

proses pembelajaran, khususnya pembelajaran IPA di Sekolah Dasar(SD)

mempunyai fungsi dan pengaruh yang sangat besar dalam mengembangkan aspek

kognitif dan psikomotorik siswa. Secara prinsip bidang studi IPA merupakan

pelajaran yang penting karena berhubungan langsung dengan salah satu aspek

kecerdasan individu dalam pengertian luas, sehingga IPA diharapkan dapat

mengarahkan siswa dengan menekan pada penerapan konsep IPA secara

langsung.

Penerapan konsep IPA secara langsung pada para siswa diharapkan agar

(15)

2

dipelajari, sehingga dapat membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih

mendalam tentang IPA yang pada akhirnya lulusan SD diharapkan memiliki

kompetensi IPA yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran IPA yang seharusnya dilakukan oleh guru di SD yaituharus

dapat menyampaikan materi IPA dengan baik, mengetahui kemampuan awal

siswa, melibatkan siswa di setiap pembelajaran, serta yang menjadi poin penting

yaitu bertanya. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Sawatowa (2006: 5) bahwa“dalam pembelajaran IPA kegiatan bertanya merupakan bagian utama dalam pembelajaran, dengan bertanya anak akan terlatih menyampaikan gagasan

dan memberikan respon yang relevan dalam suatu masalah”.

Berdasarkan pernyataan di atas, kegiatan bertanya memiliki peranan

penting dalam upaya membangun pengetahuan. Semakin baik pertanyaan yang

diajukan maka semakin memberikan peluang kepada anak untuk

membangunpengetahuan baru. Salah satu model pembelajaran yang dapat

dijadikan alternatif agar kemampuan bertanya siswa baik dalam pembelajaran

IPA dan memberikan kesempatan dalam melibatkan anak ketika pembelajaran

secara langsung adalah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Pembelajaran

Berbasis Masalah (PBM) menurut Sanjaya (2006:214)adalah “serangkaian

aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses pembelajaran masalah

yang dihadapi secara ilmiah”.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui model Pembelajaran

Berbasis Masalah (PBM) dapat mengembangkan sikap ilmiah siswa.Beberapa

sikap ilmiah yang perlu dikembangkan lebih lanjut dalam pembelajaran IPA

menurut (Kharmani, 2002:140) meliputi:

1. Sikap rasa ingin tahu (curiosity)

2. Sikap untuk senantiasa mendahulukan bukti (respect for evidence) 3. Sikap luwes terhadap gagasan baru (flexibility)

4. Sikap merenung secara kritis (critical reflection) dan sikap peduli terhadap makhluk hidup (sensitivity to living thinks and environment).

Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) memfokuskan

(16)

3

konsep-konsep yang berhubungan dengan masalah tetapi juga metode ilmiah

untuk memecahkan masalah tersebut. Oleh sebab itu, siswa tidak saja harus

memahami konsep yang relevan dengan masalah yang menjadi pusat perhatian

tetapi juga memperoleh pengalaman belajar yang berhubungan dengan

keterampilan menerapkan metode ilmiah dalam pemecahan masalah dan

menumbuhkan pola berpikir kreatif. PBM sebaiknya digunakan dalam

pembelajaran karena dengan PBM akan terjadi pembelajaran yang bermakna.

Siswa yang belajar memecahkan suatu masalah akan membuat mereka

menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui

pengetahuan yang diperlukannya. Artinya belajar tersebut ada pada konteks

aplikasi konsep. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika siswa

berhadapan dengan situasi dimana konsep tersebut diterapkan. Selain itu melalui

PBM ini siswa dapat mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara

berkesinambungan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan. Artinya,

apa yang mereka lakukan sesuai dengan aplikasi suatu konsep atau teori yang

mereka temukan selama pembelajaran berlangsung. PBM juga dapat

menumbuhkan inisiatif siswa dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan

dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terdapat tiga aspek

yang harus diperhatikan yaitu, afektif (sikap), psikomotor (keterampilan), dan

kognitif (kemampuan). Dalam ranah afektif, berbicara mengenai sikap, semangat,

toleransi, tanggung jawab, dan lain-lain. Dalam ranah psikomotor, berbicara

mengenai keterampilan siswa, misalnya keterampilan berbicara, mengutarakan

pendapat, dan menyajikan laporan (baik lisan maupun tulisan). Dalam ranah

kognitif berbicara mengenai kemampuan-kemampuan yang hendaknya dimiliki

siswa, misalnya: kemampuan pemahaman konsep, kemampuan penalaran dan

komunikasi, kemampuan berpikir reflektif matematis, dan kemampuan berpikir

kreatif.

Kemampuan berpikir kreatif sangat penting untuk dikembangkan melalui

pembelajaran ilmu pengetahuan alamsebagai bekal peserta didik untuk

(17)

4

berpikir kreatif untuk dikembangkan juga tercermin pada tujuan pendidikan

nasional UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 yaitu untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Menurut Perkins (1985) berpikir kreatif adalah kemampuan untuk

membentuk kombinasi gagasan baru, untuk memenuhi suatu keperluan atau

untuk memperoleh suatu hasil (produk) yang asli dan sesuai dengan kriteria

pokok pertanyaan.

Kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam pembelajaran perlu

dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Kemampuan berpikir

kreatif membentuk peserta didik yang mampu mengungkapkan dan

mengelaborasikan gagasan orisinal untuk pemecahan masalah. Kemampuan

berpikir kreatif yang dikembangkan dalam pembelajaran meliputi aspek

keterampilan berpikir lancar (fluency), keterampilan berpikir luwes (flexibility),

keterampilan berpikir orisinal (originality), dan keterampilan memerinci

(elaboration)(Munandar, 2004: 192).

Kemampuan berpikir kreatif akan memunculkan kreativitas sebagai

hasilnya. Kreativitas dihasilkan sebagai keterampilan yang dirancang untuk

menstimulasikan imajinasi berdasarkan data dan informasi yang tersedia, untuk

memberikan gagasan-gagasan baru dengan menemukan banyak kemungkinan

jawaban terhadap suatu masalah yang menekankan pada segi kuantitas,

ketergantungan dan keragaman jawaban, dan menerapkannya dalam pemecahan

masalah.

Kreativitas sangat penting dikembangkan khususnya bagi peserta didik

untuk mengahadapi masa mendatang. Oleh karena itu, lingkungan pembelajaran

yang mengakomodasi proses berpikir kreatif siswa perlu dikembangkan sehingga

dapat menciptakan kreativitas khususnya dalam pembelajaran ilmu pengetahuan

alam. Selain mengembangkan keterampilan berpikir kreatif pada siswa,

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) juga mengukur sejauh mana hasil belajar

(18)

5

merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses pembelajaran

berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan,

pemahaman, sikap, dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari

sebelumnya.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti melakukan penelitian

dengan judul “Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dalam Mengembangkan

Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Kelas V Pada Materi Pesawat Sederhana”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian

ini yaitu:

1. Apakah pembelajaran konvensional dapat mengembangkan keterampilan

berpikir kreatif siswa kelas V pada materi pesawat sederhana?

2. Apakah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat mengembangkan

keterampilan berpikir kreatif siswa kelas V pada materi pesawat sederhana?

3. Adakah perbedaan keterampilan berpikir kreatif siswa kelas V pada materi

pesawat sederhana antara yang menggunakan model Pembelajaran Berbasis

Masalah (PBM) dengan pembelajaran konvensional?

4. Bagaimanakahhubungan antara keterampilan berpikir kreatif denganhasil

belajar siswa kelas V pada materi pesawat sederhana?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka peneliti

mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh keterampilan berpikir kreatif siswa

kelas V pada materi pesawat sederhana dengan pembelajaran Konvensional.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh keterampilan berpikir kreatif siswa

kelas V pada materi pesawat sederhana dengan model Pembelajaran Berbasis

(19)

6

3. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan keterampilan berpikir kreatif siswa

kelas V pada materi pesawat sederhana antara yang menggunakan model

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)dengan pembelajaran konvensional.

4. Untuk mengetahui adatidaknyahubungan antara

keterampilanberpikirkreatifdenganhasil belajarsiswa kelas V pada materi

pesawat sederhana.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi pihak-pihak yang

memiliki kepentingan, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa

a. Dengan penelitian dapat memberikan hal positif dalam meningkatkan

aktivitas.

b. Memberikan suatu pengalaman belajar yang baru untuk meningkatkan

keterampilan berpikir kreatif.

c. Melatih dan mengembangkan keterampilan berpikir kreatif siswa dalam

memecahkan permasalahan lingkungan khususnya pada mata pelajaran

IPA.

2. Bagi guru

a. Meningkatkan kreativitas dan kemampuan guru dalam melaksanakan

pembelajaran yang mampu melibatkan siswa dalam pembelajaran,

sehingga pembelajaran yang diberikan lebih bermakna bagi siswa.

b. Dapat mengubah pola dan sikap guru dalam mengajar yang semula

berperan sebagai pemberi informasi menjadi berperan sebagai fasilitator

dan mediator yang dinamis sehingga belajar mengajar dapat dirancang dan

dilaksanakan secara efektif efisien, kreatif dan inovatif.

c. Menambah pengetahuan tentang pelaksanaan model Pembelajaran

Berbasis Masalah.

3. Bagi sekolah

a. Dapat menjadi masukan untuk mengembangkan kualitas pembelajaran,

(20)

7

pendidikan dan pengembangan profesi guru agar tujuan nasional

pendidikan dapat tercapai.

b. Untuk memberikan catatan kualitas sekolah dalam pembelajaran terutama

dalam pembelajaran Ilmu PengetahuanAlam dengan menggunakan model

Pembelajaran Berbasis Masalah.

c. Sebagai monitoring keberhasilandalam suatupembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam.

4. Bagi peneliti

a. Sebagai bahan referensi dalam melaksanakan pembelajaran IPA terutama

dalam materi pesawat sederhana.

b. Dapat menambah wawasan dan mengembangkan langkah-langkah

pembelajaran yang menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah.

E. Batasan Istilah

Di dalam Penelitian ini terdapat beberapa istilah yang perlu mendapat

penjelasan yaitu:

1. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah serangkaian aktivitas

pembelajaran yang menekankan kepada proses pembelajaran masalah yang

dihadapi secara ilmiah (Sanjaya, 2006: 214).

2. Keterampilan berpikir kreatif adalah kemampuan untuk mengembangkan atau

menemukan ide atau hasil yang asli, estetis dan konstruktif, yang berhubungan

dengan pandangan dan konsep serta menekankan pada aspek berpikir intuitif

dan rasional; khususnya dalam menggunakan informasi dan bahan untuk

memunculkan atau menjelaskannya dengan perspektif asli pemikir(Liliasari,

1999).

3. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dalam penelitian ini diukur

dengan soal-soal evaluasi tentang pesawat sederhana (Sudjana, 2004: 22).

4. Pesawat Sederhana adalah alat yang membantu memudahkan atau

(21)

8

dalam beberapa jenis, antara lain: pengungkit (tuas), bidang miring dan katrol

(22)

39 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah objek maupun subjek yang berada pada suatu wilayah dan

memenuhi syarat-syarat tertentu dengan masalah penelitian. Populasi penelitian

dapat berbeda-beda sesuai dengan masalah yang akan diselidiki, populasi dapat

berupa manusia, benda, objek tertentu, peristiwa, tumbuh-tumbuhan, hewan dan

sebagainya. Hal ini sejalan dengan Maulana (2009: 25),yang menyatakan bahwa

populasi adalah sebagai berikut:

a. Keseluruhan subjek atau objek penelitian.

b. Wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

c. Seluruh data yang menjadi perhatian dalam lingkup dan waktu tertentu. d. Semua anggota kelompok orang, kejadian, atau objek lain yang telah

dirumuskan secara jelas.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruhsiswa kelas V SDN

Cadasapangeran Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang yang terdiri

dari 2 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 60 orang.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil secara representatif

atau mewakili populasi yang bersangkutan atau bagian kecil yang diamati.

Menurut Arikunto (2010: 174), “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang

diteliti”. Cara pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu

simple random samplingdimana setiap anggota dari populasi memiliki peluang

yang sama untuk terambil. Hal ini sejalan dengan Maulana (2009: 27), “cara

random atau pemilihan sampel secara acak adalah cara yang dilakukan jika setiap

(23)

40

Ukuran sampel yang digunakan untuk penelitian eksperimen tidak boleh

kurang 30. Hal ini sesuai Gay, dkk (Maulana, 2009: 28), yang menyatakan bahwa „ukuran sampel untuk penelitian eksperimen yakni minimum 30 subjek per

kelompok‟.Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah siswa kelas VA

dan kelas VB SDN Cadaspangeran tahun pelajaran 2012/2013. Satu kelas

dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan satu kelas lainnya dijadikan sebagai

kelompok kontrol. Jadi sampelnya adalah kelas VA sebagai kelas eksperimen dan

VBsebagai kelas kontrol. Adapun rincian sampel penelitian ini adalah sebagai

berikut.

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

No Kelas Jumlah Sampel

1 VA 30

2 VB 30

Jumlah 60

B. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

Menurut Arikunto (2010: 9), metode eksperimen adalah “suatu cara untuk

mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja

ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminir atau mengurangi atau menyisihkan

faktor-faktor lain yang bisa mengganggu”.

Sedangkan menurut Sugiyono (2010: 72) metode penelitiaan eksperimen dapat diartikan sebagai “metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.

Berdasarkan para ahli tersebut, dapat digambarkan bahwa metode

eksperimen digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian

eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat

(24)

41

Alasan menggunakan metode eksperimen karena pengambilan sampel

dilakukan secara random atau acak. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui

keterampilan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran IPA pada materi pesawat

sederhana dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

yang dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.

2. Desain Penelitian

Desain yang digunakan termasuk jenis penelitian true experimental,

karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang

mempengaruhi jalannya eksperimen. Ciri utama dari true experimental adalah

bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok

kontrol diambil secara random dari populasi tertentu. Jadi, desain ini memiliki ciri

adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih secara random.

Pada penelitian ini terdapat dua kelompok kelas yang dibandingkan, kelas

tersebut adalah kelas eksperimen dan kelas kontrol. Langkah pertama dilakukan

pemilihan kelas secara random untuk menentukan kelas yang akan dijadikan kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Setelah dipastikan kelas eksperimen dan kelas

kontrol, pada kedua kelas tersebut diberikan tes awal(pretest) untuk mengetahui

keadaan awal. Hasil tes awal (pretest) ini digunakan untuk mengetahui apakah ada

perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Setelah dilakukan tes awal (pretest) selanjutnya pada kelas eksperimen

diberikan pembelajaran IPA dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis

Masalah (PBM), sedangkan pada kelas kontrol diberikan pembelajaran secara

konvensional. Pada akhir tindakan, selanjutnya diberikan tes akhir (postest) pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk melihat perbedaan hasil belajar serta

peningkatan keterampilan berpikir kreatif kedua kelas tersebut setelah diberikan

perlakuan yang berbeda.

Berdasarkan uraian di atas, maka desain penelitian yang digunakan adalah

desain kelompok kontrol pretest-postest (pretest-posttest control group design).

Adapun bentuk desain penelitiannya sebagaimana menurut Sugiyono (2010: 76)

(25)

42

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan:

R = kelompok eksperimen R‟ = kelompok kontrol

O1 = tes awal (pretest) pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol

O2 = tes akhir (postest) pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol

X = treatment, yaitu perlakuan berupa pembelajaran pesawat

sederhana dengan menggunakan model Pembelajaran

Berbasis Masalah (PBM) pada kelompok eksperimen

C. Variabel Penelitian

Variabel merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap

jenis penelitian.Variabel merupakan objek penelitian yang akan diteiliti. Maulana

(2009: 8) menyatakan bahwa:

Variabel merupakan segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, baik berupa atribut, sifat, atau nilai dari subjek/objek/kegiatan yang merupakan variasi tertentu, sehingga darinya diperoleh informasi untuk mengambil kesimpulan penelitian.

Variabel yang digunakan dalam penelitian initerbagi menjadi dua bagian

diantaranya yaitu sebagai berikut:

1. Variabel bebas (independen)

Variabel bebas atau independen adalah variabel yang dipandang sebagai

kemunculan variabel terikat yang diduga merupakan akibatnya. Menurut

Arifin (2012: 188), bahwa “variabel bebas adalah kondisi yang oleh pelaku

eksperimen dimanipulasi untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena

yang diobservasi”. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran

dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). R O1 X O2

(26)

43

2. Variabel terikat (dependen)

Variabel terikat atau dependen adalah variabel yang diramalkan, akibat yang

dipradugakan, yang bervariansi mengikuti perubahan atau variansi variabel

bebas. Variabel terikat tidak dimanipulasi, melainkan di amati variansinya

sebagai hasil yang dipradugakan berasal dari variabel bebas. Menurut (Arifin,

2012: 188), “variabel terikat adalah kondisi yang berubah ketika pelaku

eksperimen mengganti variabel bebas”. Variabel terikat dalam penelitian ini

adalah keterampilan berpikir kreatif siswa.

D. Instrumen Penelitian

Menyusun instrumen merupakan langkah penting dalam pola prosedur

penelitian. Instrumen berfungsi sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data

yang diperlukan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen

tes. Instrumen tesyaitu mengenai hasil belajar dan hasil keterampilan berpikir

kreatif pada materi pesawat sederhana. Tes tersebut dapat dijabarkan sebagai

berikut:

1. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa

menguasai bahan/keterampilan yang telah dipelajari di waktu yang lalu, terutama

hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai

dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.Tes adalah serentetan pertanyaan atau

latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan

intelegensi, keterampilan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok

(Arikunto, 2010: 193).

Tes hasil belajar dalam penelitian ini diperoleh darites awal(pretest) dan

tes akhir (postest). Tes awal (pretest)dilakukan untuk mengukur kemampuan awal

subjek penelitian terhadap materi pembelajaran baik kelas eksperimen maupun

kelas kontrol. Sedangkan tes akhir (postest) digunakan untuk mengukur

peningkatan hasil belajar siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tes

ini berupa tes tertulis yaitu berbentuk uraian yang terdiri dari duabelas butir soal.

(27)

44

dilakukan uji coba sebelum digunakan terhadap siswa kelas V SDN

Cadaspangeran yang telah memperoleh pembelajaran mengenai pesawat

sederhana agar mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya

pembeda tes tersebut.

2. Tes Keterampilan Berpikir Kreatif

Sama hal nya dengan tes hasil belajar, tes keterampilan berpikir kreatifjuga

diperolehdarites awal (pretest) dan tes akhir(postest). Tes awal (pretest)diberikan

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengukur kemampuanberpikir

kreatif awal pada masing-masing kelas. Sedangkantes akhir (postest) diberikan

setelah pelaksanaan pembelajaran untuk mengukur peningkatan keterampilan

berpikir kreatif siswa baik kelas eksperimen maupunkelas kontrol.

Agar tes hasil kreatif memenuhi kriteria sebagai instrumen yang baik

dengan mengukur ketepatan (validitas) isi soal yang dibuat, sebelumnya soal

dikonsultasikan terlebih dahulu kepada ahli pembuatan soal yaitu dosen

pembimbing. Tes ini berupa tes tertulis yaitu berbentuk uraian yang terdiri dari

sepuluh butir soal. Soal tersebut meliputi aspek keterampilan berpikir

kreatif.Indikator berpikir kreatif yang diukur pada penelitian ini berjumlah lima

buah. Soal nomor 2, 5 mengukur kemampuan siswa dalam menjawab dengan

sejumlah jawaban jika ada. Soal nomor 7, 9 mengukur kemampuan siswa dalam

memberikan bermacam-macam penafsiran terhadap suatu gambar, cerita atau

masalah. Soal nomor 4, 6 mengukur kemampuan siswa dalam memberikan

pertimbangan terhadap situasi yang berbeda dari yang diberikan oleh orang lain.

Soal nomor 1, 3 mengukur kemampuan siswa dalam jika diberikan suatu masalah

biasanya memikirkan bermacam-macam cara untuk menyelesaikannya. Soal

nomor 8 mengukur kemampuan siswa dalam memilih cara berpikir lain dari pada

yang lain. Tes ini digunakan untuk mengukur peningkatan keterampilan berpikir

kreatif siswa.

E. Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

(28)

45

atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid

berarti memiliki validitas rendah.

Validitas soal dihitung dengan menggunakan koefisien korelasi. Koefisien

korelasi ini dihitung menggunakan rumus Product moment dari Pearson dengan

formula sebagai berikut ini.

=

− ( )

22 22 ... (Arikunto, 2009: 72 )

Keterangan:

= koefisien korelasi antara x dan y

N= banyaknya peserta tes

X= nilai hasil uji coba

Y= nilai rata-rata harian

Rumus di atas digunakan untuk menghitung validitas soal secara

keseluruhan. Sementara itu, untuk mengetahui validitas masing-masing butir soal

masih menggunakan product moment pearson, tetapi X untuk jumlah skor soal

yang dimaksud dan Y untuk skor total soal tes hasil belajar. Selanjutnya koefisien

korelasi yang telah diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi

korelasi (koefisien validitas) menurut Guilford (Suherman dan Sukjaya, 1990:

147) berikut ini.

Tabel 3.2

Klasifikasi Koefisien Korelasi Validitas

Koefisien Korelasi Interpretasi 0,80 < ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi 0,60 < ≤ 0,80 Validitas tinggi 0,40 < ≤ 0,60 Validitas sedang 0,20 < ≤ 0,40 Validitas rendah

0,00 < ≤ 0,20 Validitas sangat rendah

≤ 0,00 Validitas tidak valid

(29)

46

Berdasarkan hasil uji coba yang dilaksanakan,koefisien korelasi

keseluruhan soal tes keterampilan berpikir kreatif adalah = 0,62yang artinya

keseluruhan butir soal memiliki validitas tinggi. Sedangkankoefisien

korelasikeseluruhan soaltes hasil belajar adalah = 0,64yang artinya keseluruhan

butir soal memiliki validitas tinggi.Adapun hasil uji coba koefisien korelasi

validitas butir soal tes hasil belajar dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagai berikut.

Tabel 3.3

Hasil Perhitungan Validitas SoalTes Keterampilan Berpikir Kreatif

No Soal Koefisien Validitas Interpretasi 1 0,60 Validitas Sedang 2 0,43 Validitas Sedang 3 0,48 Validitas Sedang 4 0,15 Validitas Sangat Rendah 5 0,29 Validitas Rendah 6 0,35 Validitas Rendah 7 -0,09 Validitas Tidak Valid 8 0,59 Validitas Sedang 9 0,68 ValiditasTinggi 10 0,39 Validitas Rendah

Sedangkan hasil uji coba koefisien korelasi validitas butir soal tes hasil

hasil belajar dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut:

Tabel 3.4

Hasil Perhitungan Validitas Soal Tes Hasil Belajar

(30)

47

F. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen

(Arifin, 2009: 258). Reliabilits tes berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu tes

teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Sementara

itu, Kerlinger (Arifin, 2009: 258) mengemukakan bahwa reliabilitas dapat diukur

dari tiga kriteria, yaitu stability, dependability, dan predictability.Stability

menunjukkan keajegan suatu tes dalam mengukur gejala yang sama pada waktu

yang berbeda. Dependability menunjukkan kemantapan suatu tes atau seberapa

jauh tes dapat diandalkan. Predictability menunjukkan kemampuan tes untuk

meramalkan hasil pada pengukuran gejala selanjutnya.

Untuk mengukur reliabilitas instrumen tersebut dapat digunakan nilai

koefesien reliabilitas yang dihitung dengan menggunakan formula Alpha berikut:

=

n

n−1

St2− pq

St2 ... (Suherman dan Sukjaya, 1990: 194)

Keterangan:

= koefisien yang dicari

n = jumlah butir soal

St2 = varians skor total

p = proporsi siswa yang menjawab dengan benar (rata-rata dibagi n)

q = 1 – p

Selanjutnya koefisien reliabilitas yang telah diperoleh dari hasil

perhitungan dengan formula di atas selanjutnya diinterpretasikan dengan

menggunakan klasifikasi reliabilitas menurut Guilford (Suherman dan Sukjaya,

(31)

48

Tabel 3.5

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Koefisien Korelasi Interpretasi 0,80 < ≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi 0,60 < ≤ 0,80 Reliabilitas tinggi 0,40 < ≤ 0,60 Reliabilitas sedang 0,20 < ≤ 0,40 Reliabilitas rendah

0,00 < ≤ 0,20 Reliabilitas sangat rendah

≤ 0,00 Reliabilitas tidak valid

Sumber: Suherman dan Sukjaya, 1990: 177

Berdasarkan hasil uji coba yang dilaksanakan koefisien

korelasikeseluruhan soaltes keterampilan berpikir kreatif adalah = 0,43 yang

artinya keseluruhan butir soal memiliki reliabilitassedang. Sedangkan koefisien

korelasikeseluruhan soaltes hasil belajar adalah = 0,78yang artinya keseluruhan

butir soal memiliki reliabilitas tinggi. Adapun hasil uji coba koefisien korelasi

reliabilitas butir soal tes hasil belajar dapat dilihat pada tabel 3.6sebagai berikut:

Tabel 3.6

Hasil Perhitungan Reliabilitas SoalTes Keterampilan Berpikir Kreatif

No Soal Koefisien Reliabilitas Interpretasi 1 0,54 Reliabilitas Sedang 2 0,82 ReliabilitasSangat Tinggi 3 0,54 ReliabilitasSedang 4 0,42 ReliabilitasSedang 5 0,63 ReliabilitasTinggi 6 0,92 Reliabilitas Sangat Tinggi 7 0,22 Reliabilitas Rendah 8 1,17 Reliabilitas Sangat Tinggi 9 0,82 ReliabilitasSangat Tinggi 10 0,95 Reliabilitas Sangat Tinggi

Sedangkan hasil uji coba koefisien korelasi reliabilitas butir soal tes hasil

(32)

49

Tabel 3.7

Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Tes Hasil Belajar

No Soal Koefisien Reliabilitas Interpretasi 1 0,70 Reliabilitas Tinggi 2 0,73 Reliabilitas Tinggi 3 0,54 ReliabilitasSedang 4 1,05 Reliabilitas Sangat Tinggi 5 0,84 Reliabilitas Sangat Tinggi 6 0,58 Reliabilitas Sedang 7 0,57 Reliabilitas Sedang 8 1,17 Reliabilitas Sangat Tinggi 9 0,54 Reliabilitas Sedang 10 0,59 Reliabilitas Sedang 11 0,46 Reliabilitas Sedang 12 0,93 Reliabilitas Sangat Tinggi

G. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran digunakan untuk dapat mengetahui butir soal yang

tergolong sulit, sedang, atau mudah. Untuk mengetahui tingkat atau indeks

kesukaran setiap butir soal, digunakan formula sebagai berikut:

�� = X

� �...(Suherman dan Sukjaya, 1990: 213)

Keterangan:

Ik = tingkat/indeks kesukaran

X = rata-rata skor setiap butir soal

SMI = skor maksimum ideal

Indeks kesukaran yang diperoleh hasil perhitungan dengan menggunakan

formula di atas, selanjutnya diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria

berikut sebagai berikut:

(33)

50

Berikut ini merupakan data hasil uji coba tingkat kesukarantiap butir soal

tes keterampilan berpikir kreatifyang telah dilakukan.

Tabel 3.9

Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Tiap Butir Soal Tes Keterampilan Berpikir Kreatif

No Soal Nilai Indeks Kesukaran Interpretasi

1 0,3 Sukar

hasil belajaryang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.10

Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Tiap Butir Soal Tes Hasil Belajar

No Soal Nilai Indeks Kesukaran Interpretasi

(34)

51

H. Daya Pembeda

Daya pembeda digunakan untuk mengetahui perbedaan antara siswa yang

memiliki kemampuan tinggi dan kemampuan rendah.Hal ini sejalan dengan

Suherman dan Sukjaya (1990: 199) yang menyatakan bahwa:

Daya pembeda (DP) dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara testi yang mengetahui jawabannya dengan benar dengan testi yang tidak dapat menjawab soal tersebut (atau testi yang menjawab salah).

Dengan perkataan lain daya pembeda sebuah butir soal adalah kemampuan

butir soal itu untuk membedakan antara siswa yang pandai atau berkemampuan

tinggi dengan siswa yang bodoh atau berkemampuan rendah. Pengertian tersebut didasarkan pada asumsi Galton (Suherman dan Sukjaya, 1990:200) bahwa „suatu perangkat alat tes yang baik harus bisa membedakan antara siswa yang pandai,

rata-rata, dan yang bodoh karena dalam suatu kelas biasanya terdiri dari ketiga

kelompok tersebut‟.Untuk megetahui daya pembeda setiap butir soal, digunakan

rumus sebagai berikut:

Daya pembeda yang diperoleh diinterprestasikan dengan menggunakan

klasifikasi daya pembeda sebagai berikut:

Tabel 3.11

(35)

52

Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilaksanakan, hasil perhitungan daya

pembeda tiap butir soal tes keterampilan berpikir kreatifdapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

Tabel 3.12

Hasil Perhitungan Daya Pembeda Tiap Butir Soal Tes Keterampilan Berpikir Kreatif

No Soal Daya Pembeda Interpretasi

1 0,45 Baik

Sedangkan hasil uji coba yang telah dilaksanakan, hasil perhitungan daya

pembeda tiap butir soal tes hasil belajar dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.13

Hasil Perhitungan Daya Pembeda Tiap Butir Soal Tes Hasil Belajar

No Soal Daya Pembeda Interpretasi

(36)

53

Adapun rekapitulasi validitas, daya pembeda, dan indeks kesukaran tiap

butir soal tes keterampilan berpikir kreatifdapat dilihat dalam tabel 3.14 sebagai

berikut.

Tabel 3.14

Rekapitulasi Analisis Butir SoalTes Keterampilan Berpikir Kreatif

No Soal

Validitas Indeks kesukaran Daya Pembeda

Keterangan

Koefisien

Validitas Interpretasi Nilai IK Interpretasi Nilai DP Interpretasi

1 0,60 Validitas Sedang 0,3 Sukar 0,45 Baik Digunakan

Sedangkan rekapitulasi validitas, daya pembeda, dan indeks kesukaran tiap

butir soal tes hasil hasil belajar dapat dilihat dalam tabel 3.15 sebagai berikut.

Tabel 3.15

Rekapitulasi Analisis Butir SoalTes Hasil Belajar

No Soal

Validitas Indeks kesukaran Daya Pembeda

Keterangan

Koefisien

Validitas Interpretasi

Nilai

IK Interpretasi Nilai DP Interpretasi

(37)

54

I. Prosedur Penelitian

Secara umum penelitian ini terbagi ke dalam tiga kegiatan yang harus

dilakukan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap analisis data.

1. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini terbagai menjadi dua

tahapan diantaranya sebagai berikut:

a. Studi Pendahuluan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Melakukan studi literatur mengenai model Pembelajaran Berbasis Masalah

(PBM) dan keterampilan berfikir kreatif siswa.

2) Menentukan populasi dan sampel/subjek penelitian

3) Menganalisis materi pada kurikulum untuk mengetahui tujuan atau

Kompetensi Dasar (KD) yang hendak dicapai.

4) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

5) Membuat dan menyusun instrumen penelitian yang akan digunakan.

Instrumen yang digunakan harus sesuai dengan tujuan penelitian yang

telah ditetapkan.

b. Validasi Instrumen

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Mengkonsultasikan instrumen yang telah dibuat kepada pihak ahli.

2) Melakukan uji coba instrumen terhadap suatu kelas yang sebelumnya telah

terlebih dahulu mempelajari materi yang dijadikan pokok bahasan dalam

penelitian. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui validitas,

reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran instrumen.

3) Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian, kemudian menyusun

instrumen yang layak digunakan dalam penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

Setelah tahap persiapan selesai, dilakukan tahap pelaksanaan. Kegiatan yang

(38)

55

a. Memberikan test awal (pretest) pada siswa baik di kelas eksperimen maupun

di kelas kontrol, untuk mengukurhasil belajar siswa dan keterampilan berpikir

kreatif sebelum pembelajaran dilakukan.

b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA pada materi pesawat sederhana

dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pada

kelas eksperimen. Sedangkan metode pembelajaran konvensional diberikan

pada kelas kontrol.

c. Memberikan test akhir (postest) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa dan keterampilan berpikir

kreatif siswa pada materi pesawat sederhana setelah proses pembelajaran.

3. Tahap Analisis dan Penarikan Kesimpulan

Setelah tahap pelaksanaan dilakukan, tahap terakhir yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

a. Mengumpulkan hasil data yang diperoleh

b. Mengolah dan menganalisis data

c. Membahas hasil penelitian

(39)

56

Bagan alur prosedur penelitian disajikan sebagai berikut ini.

Gambar 3.2 Alur Penelitian Studi Literatur mengenai Model PBM

dan keterampilan berpikir kreatif Menentukan populasi dan sampel

Menganalisis materi Perumusan RPP

Membuat dan menyusun instrumen

Tahap Pelaksanaan

Tes awal (pretest) Kelompok

Eksperimen Kelompok Kontrol

Tes akhir (postest)

Analisis Data

Penarikan Kesimpulan

Tahap Perencanaan

Validasi Instrumen Studi Pendahuluan

Mengkonsultasikan instrumen Uji coba instrumen Menganalisis hasil uji coba

instrumen

Tes awal (pretest)

Perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah

(40)

57

J. Pengolahan Dan Analisis Data

Menurut Hasan (2006: 24), pengolahan data adalah suatu proses dalam

memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara

atau unsur-unsur tertentu. Pengolahan data bertujuan untuk mengubah data

mentah dari hasil pengukuran menjadi data yang lebih halus sehingga

memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut.

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan perhitungan

komputasi program SPSS(Statistical Product and Service Solution). Karena

program ini memiliki kemampuan analistik statistik cukup tinggi.Setelah

mengolah data proses selanjutnya yang dilakukan ialah menganalisis data.

Analisis data menurut Patton (Moleong, 1988:103) adalah “proses mengatur

urutan data, mengorganisasi kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian

dasar”.Data yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu berupadatakuantitatif. Data

kuantitatif digunakan untuk mengolah hasil evaluasi berupa tes hasil belajar dan

tes keterampilan berpikir kreatif.Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes tertulis

siswa pada tes awal (pretest) dan tes akhir (posttes). Data tersebut kemudian

dianalisis dengan menggunakan uji normalitas data, uji homogenitas, dan uji

perbedaan rata-rata. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data diantaranya

yaitu sebagai berikut:

1. Penskoran

Data yang diperoleh dari tes tulis siswa diperiksa dan diberikan penskoran

pada setiap butir soal. Skor yang diperoleh oleh siswa kemudian dihitung secara

keseluruhan untuk mengetahui presentase keterampilan berpikir kreatif dan hasil

belajar siswa. Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan bantuan program

Microsoft Excel dan SPSS versi 16.

a. Soal tes berbentuk essai yang digunakan untuk mengukur hasil belajar dan

kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu menggunakan rumus sebagai berikut.

NP = R

(41)

58

Keterangan:

NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan

R = skor mentah yang diperoleh siswa

SM = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

100 = bilangan tetap

b. Menghitung rata-rata skor tes awal(pretest) dan skor tes akhir(posttest)kelas

ekperimen dan kelas kontrol dengan rumus sebagai berikut.

x=

Keterangan:

x

= rata-rata

x

i = skorsetiapsiswa

n = jumlah siswa

2. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah databerdistribusi

normal atau tidak.Uji normalitas dilakukan terhadap hasil tes awal (pretest) dan

tes akhir (postest)dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.Pelaksanaan uji normalitas yaitu dengan menentukan tingkat keberartian α (taraf signifikasi) sebesar 0,05. Jika data berdistribusi normal maka dilakukan dengan uji

homogenitas, tetapi jika data tidak berdistribusi normal maka dilakukan uji

non-parametik (non-parametric test) dengan menggunakan ujiMann-Whitneydengan

menggunakan bantuan program Microsoft Excel dan SPSS versi 16.

Rumusan hipotesis pengujian normalitas data, diantaranya sebagai berikut:

H0 : data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : data sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Menurut Uyanto (2012: 48) bahwa dalam pengujian hipotesis, kriteria

untuk menolak atau tidak menolak H0 berdasarkan P-value adalah sebagai berikut.

Jika P-value <�, maka H0 ditolak.

(42)

59

Adapun langkah-langkah untuk melakukan uji normalitas dengan

menggunakan SPSS versi 16.0 for windows adalah sebagai berikut.

a. Buka SPSS kemudian masuk ke variabel view, masukan pada kolom nama di

baris kesatu dengan nama kelompok kemudian enter.

b. Pada kolom label isi dengan kelompok yang diteliti.

c. Ganti decimals pada kolom keempat dengan angka nol.

d. Pada kolom values masukan pada value angka satu dan pada label tulis kelas

eksperimen kemudian add, masukan lagi pada value angka dua dan pada label

tulis kelas kontrol kemudian add.

e. Tulis pretest pada kolom nama baris kedua.

f. Klik data view, masukkan angka satu di kolom pertama sebanyak siswa kelas

eksperimen, kemudian lanjutkan dengan angka dua sebanyak kelas kontrol.

g. Masukan hasil pretest di kolom kedua.

h. Klik analyze descriptive statistics eksplore kelompok yang diteliti

pindahkan ke factor list, pretest pindahkan ke dependent listplots, normality

test with plots continue ok.

i. Setelah melakukan langkah-langkah tersebut, kemudian lihat nilai sig di

Kolmogorov-Smirnov apabila α sampel tersebut berasal dari populasi yang

berdistribusi normal,apabila α< sampel tersebut bukan berasal dari populasi

yang berdistribusi tidak normal.

3. Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas digunakan untuk menguji homogen atau tidaknya data

sampel yang diambil dari populasi yang sama.Jika data distribusi normal dan

memiliki varians sampel yang homogen maka dilakukan uji t (dilakukan untuk

menghitung beda rata-rata)tetapi jika data distribusi normal dan memiliki varians

sampel tidak homogen maka dilakukan uji t‟.Adapun hipotesis untuk menentukan

homogenitas suatu sampel digunakan rumus hipotesis sebagai berikut.

H0 : Data sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians yang sama

(43)

60

H1 : Data sampel berasal dari popolasi yang mempunyai varians yang tidak

sama atau tidak homogen.

Taraf signifikansi pada uji Levene’s dengan menggunakan taraf

signifikansi 0,05 dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut.

Jika P-value <�, maka H0 ditolak atau H1 diterima.

Jika P-value ≥ �, maka H0 tidak dapat ditolak

Adapun langkah-langkah untuk melakukan uji homogenitas dengan

menggunakanaplikasi program SPSS 16.0 for windows yaitu sebagai berikut:

a. Buka SPSS kemudian masuk ke variabel view, masukan pada kolom nama di

baris kesatu dengan nama kelompok kemudian enter.

b. Pada kolom label isi dengan kelompok yang diteliti.

c. Ganti decimals pada kolom keempat dengan angka nol.

d. Pada kolom values masukan pada value angka satu dan pada label tulis kelas

eksperimen kemudian add, masukan lagi padavalue angka dua dan pada label

tulis kelas kontrol kemudian add.

e. Tulis pretest pada kolom nama baris kedua.

f. Klik data view, masukkan angka satu di kolom pertama sebanyak siswa kelas

eksperimen, kemudian lanjutkan dengan angka dua sebanyak kelas kontrol.

g. Masukan hasil pretest di kolom kedua.

h. Klik analyze compare means independent-samples T-test pretest

pindahkan ke test variable, kelompok yang diteliti pindahkan ke grouping

variable define group, use specified values, grup satu diisi dengan angka

satu dan grup dua diisi dengan angka duacontinue ok.

i. Setelah melakukan langkah-langkah tersebut, kemudian lihat nilai sig di

Levenes’s Test for Equality of Variance apabila ≥α variansi setiap sampel sama (homogen), apabila α< maka variansi sampel tidak sama (tidak

(44)

61

4. Uji perbedaan dua rata-rata

Normalitas dan homogenitas jika telah terpenuhi, maka langkah selanjutnya

yaitu uji beda rata-rata (uji t).Uji t dilakukan untuk menghitung perbedaan dua

rerata.Uji perbedaan dua rerata bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelas

memiliki rata-rata yang sama atau tidak.Rumusan hipotesis untuk pengujian

kesamaan nilai rata-rata tes awal (pretest)dan nilai rata-rata tes

akhir(posttest)kelas eksperimen dan kelas kelas kontrol adalah sebagai berikut.

H0 : tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan siswa kelas ekperimen

dan kelas kontrol.

H1 : terdapat perbedaan rata-rata kemampuan siswa kelas ekperimen dan

kelas kontrol.

Taraf signifikansi pada uji independent sample t-test dengan menggunakan

taraf signifikansi 0,05 dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut.

Jika P-value <�, maka H0 ditolak atau H1 diterima.

Jika P-value ≥ �, maka H0diterima

Jika data dari kedua kelas normal tetapi tidak homogen, maka dilakukan uji

independent sample t-test tetapi untuk membaca hasil pengujiannya yaitu pada

kolom Equal Varians Not Asumed (diasumsikan varians tidak sama). Jika salah

satu atau kedua data kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berdistribusi

normal,maka langkah selanjutnya menggunakan uji non parametik Mann-Whitney

(uji U).Adapun langkah-langkah untuk melakukan uji U dilakukan dengan

menggunakan bantuan program Microsoft Excel dan SPSS versi 16 adalah sebagai

berikut.

a. Buka SPSS kemudian masuk ke variabel view, masukan pada kolom nama di

baris kesatu dengan nama kelompok kemudian enter.

b. Pada kolom label isi dengan kelompok yang diteliti.

c. Ganti decimals pada kolom keempat dengan angka nol.

d. Pada kolom values masukan pada value angka satu dan pada label tulis kelas

eksperimen kemudian add, masukan lagi pada value angka dua dan pada label

(45)

62

kolom pertama sebanyak siswa kelas eksperimen, kemudian lanjutkan dengan

angka dua sebanyak kelas kontrol.

e. Masukan hasil pretest di kolom kedua.

f. Klik analyze nonparametric test2-independent-samplesT-test pretest

pindahkan ke test variable, kelompok yang diteliti pindahkan ke grouping

variable define group, use specified values, grup satu diisi dengan angka

satu dan grup dua diisi dengan angka dua exact monte carlo ganti

confidence level 95% continue lihat test type dan beri tanda √ pada tulisan

Mann Whitney lalu ok.

g. Setelah melakukan langkah-langkah tersebut, kemudian lihat nilai sig

(2-tailed)pada tabel teststatistics apabila α tidak terdapat perbedaan rata-rata

kemampuan siswa kelas ekperimen dan kelas kontrol, apabila α<

makaterdapat perbedaan rata-rata kemampuan siswa kelas ekperimen dan

kelas kontrol.

5. Perhitungan Gain Ternormalisasi

Perhitungan gain ternormalisasi dilakukan untuk melihat peningkatan hasil

belajar dan keterampilan berpikir kreatif siswa. Adapun perhitungan gain

ternormalisasi menggunakan formula sebagai berikut Meltzer (Maulana, 2007:

57):

N

-

gain =

� � − � � �

� �� � − � � �

Interpretasi gain ternormalisasi tersebut disajikan dalam bentuk klasifikasi seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.16

Klasifikasi Gain Ternormalisasi

Gain Klasifikasi

g > 0,7 Gain tinggi

0,3 <g ≤ 0,7 Gain sedang

Gambar

Gambar   2.1
Tabel 3.1 Sampel Penelitian
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Tabel  3.2 Klasifikasi Koefisien Korelasi Validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Hasil koefisien t hitung menunjukkan bahwa variabel bukti langsung Reliability (X 1 ) mempunyai nilai t hitung sebesar (3,074) lebih besar dibandingkan dengan nilai

BAB II PENGARUH TEMU MANGGA ( Curcuma amada ) TERHADAP STABILISASI LIPID DARAH PADA MENCIT ( Mus musculus ) JANTAN PENDERITA HIPERLIPIDEMIA A.. Temu Mangga ( Curcuma

Seseorang dengan kecakapan literasi digital adalah yang memiliki pemahaman lebih luas pada aplikasi teknologi digital khusus, juga mampu untuk memahami berbagai

Data yang disajikan jenis data sekunder dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu meneliti bahan pustaka atau yang

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh intensitas pemeriksaan pajak, kepatuhan wajib pajak, pengetahuan wajib pajak, sistem perpajakan, dan kemungkinan

Pangan beras mempunyai peran yang sangat strategis dalam pemantapan ketahanan pangan, ketahanan ekonorni dan stabilitas politik nasional, dalam hal ini perlu

Meskipun penelitian ini termasuk penelitian yang mempelopori kajian mengenai pola musiman (terutama month of the year effect) pada pasar obligasi di Indonesia,

Penelitian kuantatitif berkaitan dengan data dalam bentuk angka, dengan penyajian statistik, sedangkan penelitian kualitatif berkaitan dengan data yang bukan angka,