• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KAWAH TALAGA BODAS SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA DI KABUPATEN GARUT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN KAWAH TALAGA BODAS SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA DI KABUPATEN GARUT."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Ihsan Sanditiawan, 2013

Pengembangan Kawah Talaga Bodas Sebagai Kawasan Ekowisata Di Kabupaten Garut

No. Daftar FPIPS :1233/UN40.2.5.1/PL/2012

PENGEMBANGAN KAWAH TALAGA BODAS SEBAGAI

KAWASAN EKOWISATA DI KABUPATEN GARUT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata

Jurusan Manajemen Resort & Leisure

Oleh :

Ihsan Sanditiawan

055537

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

Ihsan Sanditiawan, 2013

Pengembangan Kawah Talaga Bodas Sebagai Kawasan Ekowisata Di Kabupaten Garut

2012

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGEMBANGAN KAWAH TALAGA BODAS SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA DI KABUPATEN GARUT” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 02 Juli 2012 Yang Membuat Pernyataan,

(3)

Ihsan Sanditiawan, 2013

Pengembangan Kawah Talaga Bodas Sebagai Kawasan Ekowisata Di Kabupaten Garut Ihsan Sanditiawan

055537

PENGEMBANGAN KAWAH TALAGA BODAS SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA DI KABUPATEN GARUT”

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Prof.Dr. Wanjat Kastolani,M.Pd NIP. 1962 0512 198703 1 002

Pembimbing II

Drs. H. Gumelar S.Sastrayuda,CTM

Mengetahui,

(4)

Ihsan Sanditiawan, 2013

Pengembangan Kawah Talaga Bodas Sebagai Kawasan Ekowisata Di Kabupaten Garut Fitri Rahmafitria,SP.,M.si

(5)

i

Ihsan Sanditiawan, 2013

Pengembangan Kawah Talaga Bodas Sebagai Kawasan Ekowisata Di Kabupaten Garut

PENGEMBANGAN KAWAH TALAGA BODAS SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA DI KABUPATEN GARUT”

Ihsan Sanditiawan NIM 055537

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pengembangan Kawah Talaga Bodas Sebagai Kawasan Ekowisata di Kabupaten Garut” Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan penulis terhadap hal yang dikaji. Saat ini, ekowisata telah berkembang pesat. Wisata ini tidak hanya sekedar untuk melakukan pengamatan burung, mengendarai kuda, penelusuran jejak di hutan belantara, tetapi juga terkait dengan konsep pelestarian hutan dan penduduk lokal. Ekowisata ini kemudian merupakan suatu perpaduan dari berbagai minat yang tumbuh dari keperihatinan terhadap lingkungan, ekonomi dan sosial. Hal tersebut pula yang ingin dikembangkan pada Taman Wisata Talaga Bodas. Tujuannya adalah mengidentifikasi Taman Wisata Talaga bodas sebagai kawasan ekowisata, menganalisis fasilitas yang mendukung pengembangan sebagai kawasan ekowisata, mengidentifikasi potensi Talaga bodas sebagai kawasan Ekowisata dan perencanaan pengembangan Taman Wisata Alam Talaga Bodas sebagai kawasan ekowisata.

Berbagai data dan informasi Taman Wisata Talaga Bodas yang menjadi fokus penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan dan wawancara. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Populasi penelitian ini adalah Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Garut dan Pemerintah Kecamatan Wanaraja. Sampel yang diambil adalah masyarakat sekitar kawasan Taman Wisata Talaga Bodas di Kecamatan Wanaraja.

Pengembangan Taman Wisata Talaga Bodas sebagai kawasan ekowisata, dimana semua atraksi dan daya tarik wisatanya sebagian besar berbasis alam. Potensi yang dimiliki tidak semuanya dapat diimplementasikan untuk menjadi sebuah kawasan ekowisata. Beberapa bagian tetap menjadi kawasan wisata massal namun disisi lain tetap memiliki lahan sebagai pengembangan kawasan ekowisata. Pengembangan kawasan Ekowisata Talaga Bodas diterapkan sebuah pola zonasi yaitu Zona Inti, Zona Penyangga dan Zona Pelayanan. Zonasi tersebut didalamnya mencakup sarana dan prasaranan yang dibutuhkan dalam kawasan ekowisata di Taman Wisata Talaga Bodas.

(6)

ii

Ihsan Sanditiawan, 2013

Pengembangan Kawah Talaga Bodas Sebagai Kawasan Ekowisata Di Kabupaten Garut

PENGEMBANGAN KAWAH TALAGA BODAS SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA DI KABUPATEN GARUT”

Ihsan Sanditiawan NIM 055537 ABSTRACT

The Title of this examination is “Pengembangan Kawah Talaga Bodas Sebagai Kawasan Ekowisata di Kabupaten Garut.” This title background comes from writer concerned and interest about the development that connectd to ecotourism. Now, this tourism activities is not just about bird observation, horse

riding or track research into the forrest. But, it’s more connected to forrest conservation concept and how to connect with local people in the area. In other words, ecotourism is a blend from so many interest from concerned about enuironment, social and economy. The thing also which wish to be developed at Taman Wisata Talaga Bodas. Its the purpose is identification Taman Wisata Talaga Bodas as area ecotorism facility analysis that is is supporting expansion as area ecotorism, Identify potential areas Talaga Bodas as area ecotorism and development planning Talaga Bodas ecotourism area.

Various data and information Taman Wisata Talaga Bodas becoming this research focus obtained through field study and interview. Method applied is descriptive at qualitative approach by using analysis. Population is all area Taman Wisata Talaga Bodas. Sample which in taking is Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat, Kabupaten Garut government, Kecamatan Wanaraja government and Local People.

Development of Taman Wisata Talaga Bodas as ecotourism area, Where all attractions and fascination tourism most of being based on nature. Potency owned not all can be implementation to be an ecotourism area. Some parts remain to be mass tourism area but is side is other still have farm as expansion of ecotourism area. Development of area ecotourism Talaga Bodas is applied a zonation pattern that is Core Zone, Buffer Zone and Service Zone

(7)

vi

Ihsan Sanditiawan, 2013

Pengembangan Kawah Talaga Bodas Sebagai Kawasan Ekowisata Di Kabupaten Garut DAFTAR ISI

ABSTRAK………...…………... i

KATA PENGANTAR……… iii

UCAPAN TERIMA KASIH ………. iii

DAFTAR ISI……… vii E. Dukungan Ekowisata bagi Konservasi Sumber Daya Alam……….. F. Dukungan Ekowisata bagi Edukasi atau Pendidikan………. G. Dukungan Ekowisata bagi Pembangunan Berkelanjutan………….. H. Dukungan Ekowisata bagi Pemberdayaan dan Partisipasi

Masyarakat……….

I. Dukungan Ekowisata bagi Pengembangan Ekonomi……… J. Dukungan Ekowisata bagi Kebutuhan Rekreasi Masyarakat………

(8)

vii

Ihsan Sanditiawan, 2013

Pengembangan Kawah Talaga Bodas Sebagai Kawasan Ekowisata Di Kabupaten Garut

L. Kerangka Pemikiran……… 26 E. Teknik Pengumpulan Data……….

1. Pengumpul Data……….

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian

1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian……… a. Letak, Luas dan Batas Areal……… b. Potensi Hayati……….

c. Potensi Non Hayati……….

d. Potensi Daya Tarik Wisata……….. e. Kondisi Sosial Ekonomi & Budaya Masyarakat………….... B. Pembahasan

1. Perencanaa Pengembangan Kawah Talaga Bodas Sebagai Kawasan Ekowisata

a. Pengembangan Ekowisata………. b. Insfratuktur Kawasan………. 2. Peletakan Fasilitas Kawasan Wisata Talaga Bodas……….

a. Zonasi………...

b. Standart Fasilitas Kawasan Kawah Talaga Bodas………

(9)

viii

Ihsan Sanditiawan, 2013

Pengembangan Kawah Talaga Bodas Sebagai Kawasan Ekowisata Di Kabupaten Garut BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan………..

B. Rekomendasi………

68 69

DAFTAR PUSTAKA……… 70

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ………. 71

(10)

1

Ihsan Sanditiawan, 2013

Pengembangan Kawah Talaga Bodas Sebagai Kawasan Ekowisata Di Kabupaten Garut

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pariwisata merupakan industri terbesar di dunia dan merupakan unggulan utama penghasil devisa Negara-negara di dunia. Negara-negara seperti Thailand, Singapura, Filipina, Fiji, Maladewa, Hawaii, dan Tonga. Sebagaimana diungkapkan oleh Monsen (Pitana dan Gayatri, 2005: 3) bahwa “Kepulauan

Karibia memiliki pendapatan devisa dari pariwisata sebesar US$ 9,2 Milyard,

atau 5,8 % dari total GDP negara tersebut dan menciptakan 2,5 kesempatan

kerja atau sekitar 25 % dari total kesempatan kerja pada tahun 2001”.

(11)

2

Ihsan Sanditiawan, 2013

Pengembangan Kawah Talaga Bodas Sebagai Kawasan Ekowisata Di Kabupaten Garut

berperan penting bagi dunia khususnya dunia ketiga dalam hal penerimaan pajak setelah export minyak bumi.

Kepariwisataan Indonesia merupakan penggerak perekonomian nasional yang potensial untuk memacu pertumbuhan perekonomian yang lebih tinggi di masa yang akan datang. Pada tahun 2008 kepariwisataan Indonesia berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp. 153,25 trilyun atau 3,09% dari total PDB Indonesia (BPS, 2010). Pada tahun 2009, kontribusinya meningkat menjadi 3,25%. Pertumbuhan PDB pariwisata pun sejak tahun 2001 selalu menunjukkan angka pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan PDB nasional. Walaupun masih menunjukkan angka sementara, pada tahun 2009 pertumbuhan PDB pariwisata mencapai 8,18%, sedangkan PDB nasional hanya 4,37%. Pada tahun yang sama, devisa dari pariwisata meurpakan kontributor terbesar ketiga devisa negara, setelah minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. Peringkat ini menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat sejak tahun 2006 yang hanya menempati peringkat ke-6 dari 11 komoditi sumber devisa negara.

PERKEMBANGAN WISATAWAN MANCANEGARA TAHUN 2007 – 2011 tahu

Sumber : Perkembangan Kunjungan Wisatawan Dalam Angka Tahun 2007/2011 - BPS

(12)

3

Ihsan Sanditiawan, 2013

Pengembangan Kawah Talaga Bodas Sebagai Kawasan Ekowisata Di Kabupaten Garut

Mengutip Pendapat Pitana dari buku yang ditulis Pitana dan Gayatri: Pitana (Pitana dan Gayatri, 2005: 4) bahwa

Pentingnya peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai

negara, pariwisata sering juga di artikan sebagai pasport to development, new

kind of sugar, tool for regional, development, invisible exsport, non-polluting

industry, dan sebagainya.

Adanya pemahaman tentang besarnya potensi yang dihasiilkan oleh industri ini telah memberikan kesempatan baru bagi negara-negara di dunia dalam mengembangkan potensi alam mereka sebagai daerah tujuan wisata yang dapat menghasilkan devisa guna tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat negara tersebut.

Wisata merupakan kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih di luar tempat tinggalnya, yang bersifat sementara untuk berbagai tujuan selain untuk mencari nafkah. Kegiatan berwisata merupakan hak asasi seseorang yang perlu dihargai sebagaimana dinyatakan dalam Universal Declaration of

Human Rights. Untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang melakukan kegiatan

wisata diperlukan serangkaian upaya yang saling terkait dan terpadu oleh dunia usaha, masyarakat dan pemerintah.

Pengertian wisata yang terdapat di UU No 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan adalah:

Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

(13)

4

Ihsan Sanditiawan, 2013

Pengembangan Kawah Talaga Bodas Sebagai Kawasan Ekowisata Di Kabupaten Garut

pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

Sedangkan menurut World Tourism Organization, Pariwisata atau Tourism merupakan the activities of persons travelling to and staying in places outside

their usual environment for leisure, business and other purposes atau kegiatan

seseorang berpergian dan tinggal ke suatu tempat di luar lingkungan yang biasa mereka tempati untuk bersenang-senang, bisnis, dan tujuan lainnya.

Sektor pariwisata kini sudah menjadi salah satu industri yang mulai dilirik serius oleh pemerintah sebagai penyokong tambahan pendapatan devisa negara. Dengan banyaknya even wisata ditanah air merupakan satu bukti konkret keseriusan pemerintah untuk menjadikan Pariwisata sebagai salah satu hal yang perlu dikembangkan dan diolah secara serius. Keseriusan pemerintah tentunya akan berjalan lancar jika dukungan datang dari setiap lapisan masyarakat baik untuk kegiatan wisata maupun berwisata.

Selain itu, menurut Inskeep (1991 : 38), pariwisata didukung oleh 3 komponen dasar yang akan membentuk suatu produk pariwisata, yaitu atraksi yang mencakup Daya Tarik Wisata (DTW), fasilitas yang terdiri dari fasilitas pendukung dan pelayanan, serta aksesibilitas.

(14)

5

Ihsan Sanditiawan, 2013

Pengembangan Kawah Talaga Bodas Sebagai Kawasan Ekowisata Di Kabupaten Garut

dan sosial. Oleh karenanya, ekowisata disebut sebagai bentuk perjalanan wisata bertanggung jawab.

Ditingkat global global pertumbuhan pasar ekowisata tercatat jauh lebih tinggi dari pasar wisata secara keseluruhan. Berdasarkan analisis TIES pertumbuhan ekowisata berkisar antara 10-30 persen per tahun sedangkan pertumbuhan wisatawan secara keseluruhan hanya 4 persen.

Ekowisata merupkan suatu bentuk wisata yang sangat erat prinsip konservasi. Bahkan dalam strategi pengembangan ekowisata juga menggunakan strategi konservasi. Dengan demikian ekowisata sangat tepat dan berdayaguna dalam mempertahankan keutuhan dan keaslian ekosistem di areal yang masih alami. Bahkan dengan ekowisata pelestarian alam dapat ditingkatkan kualitasnya karena desakan dan tuntutan dari para eco-traveler.

(15)

6

Ihsan Sanditiawan, 2013

Pengembangan Kawah Talaga Bodas Sebagai Kawasan Ekowisata Di Kabupaten Garut

Kota Garut mempunyai sebuah tempat wisata yang cukup menarik yaitu Kawah Talaga Bodas. Taman Wisata Alam ( TWA ) Talaga Bodas merupakan kawah yang membentuk sebuah danau dengan air berwarna putih.

Kawasan TWA ini dikelola oleh BKSDA Jawa Barat dengan status

kepemilikan lahan oleh Departemen Kehutanan. kawah Talaga Bodas berada

di ketinggian 1512 m diatas permukaan laut dengan konfigurasi umum lahan

berbukit dan kemiringan lahan 30-70 %. (BKSDA, 2012).

Daerah Kawah Talaga Bodas memiliki temperatur rata-rata 24-26

derajat celsius per tahun, dengan curah hujan 1321 mm / tahun serta

penyinaran matahari yang sedang. Flora dominan kawasan sekitar Kawah

Talaga Bodas berupa tanaman kebun seperti ; tomat, kol dan rumput ilalang.

Kondisi lingkungan Kawah Talaga Bodas cukup baik dengan kebersihan dan

bentang alam yang tergolong baik. Aktivitas wisata yang ada berupa trekking,

hiking, fotografi, piknik, atau sekedar jalan-jalan. Ditetapkan sebagai Cagar

Alam berdasarkan Gb. Tanggal 12-3-1935 No.17 Stbl 104 dengan luas 285 Ha. Pada tgl. 15-2-1978 berdasarkan SK Menteri Pertanian No.98/Kpts/Um/2/1978 sebagai CA Telaga Bodas seluas 23,75 Ha diubah statusnya menjadi TWA, sehingga luas Ca menjadi 261,15 Ha.

Jarak Wisata Alam Talaga bodas berada 12 km dari Kecamatan Wanaraja, 20 km dari Kota Garut, dan 83 km dari Kota Bandung. Sedangkan

jarak lokasi kawah ke terminal Guntur – Garut sejauh 20 km. Untuk mencapai

ke lokasi TWA Kawah Talaga Bodas dapat menggunakan alat transportasi

(16)

7

Ihsan Sanditiawan, 2013

Pengembangan Kawah Talaga Bodas Sebagai Kawasan Ekowisata Di Kabupaten Garut

Garut-Cikelet, Terminal Sukawening, dan jalur Terminal

Guntur-Perumnas Cempaka Indah. Atau dapat juga mempergunakan alat transportasi

tradisional berupa delman dan ojeg di ujung masuk jalan akses. Para

pengunjung pada umumnya mencapai lokasi dengan membawa kendaraan

pribadi.

Rusaknya kondisi jalan menuju Wisata Alam Talaga bodas merupakan masalah utama, jalan berbatu dan semakin mendekati Wisata Alam Talaga bodas kualitas jalan yang ada semakin parah kondisinya bahkan lebar jalan yang ada hanya cukup untuk satu mobil, dan apabila turun hujan akan sangat berbahaya untuk menuju kawasan ini karena jalan licin dan berlumpur.

Pengunjung yang datang ke Taman Wisata Alam Talaga bodas biasanya melakukan aktivitas wisata tracking, hiking, fotografi, piknik, atau sekedar jalan- jalan dan refresing saja dengan melihat keindahan kawah. Fasilitas yang tersedia di kawasan ini adalah 1 pos masuk dan 2 buah selter. Fasilitas ibadah hanya ada di desa Sukamanak. Di kawasan Taman Wisata Alam Kawah Talaga Bodas tidak terdapat fasilitas akomodasi yang dibutukan seperti penginapan maupun wisata kuliner. Fasilitas akomodasi yang dapat menjadi alternatif adalah Pondokan Layang Sari, Jl. Raya Wanaraja No 1. yang jaraknya kurang lebih 17 km dari lokasi objek.

(17)

8

Ihsan Sanditiawan, 2013

Pengembangan Kawah Talaga Bodas Sebagai Kawasan Ekowisata Di Kabupaten Garut

dimiliki Kawah Talaga Bodas dan bukan tidak mungkin Taman Wisata Alam Talaga bodas akan berkembang sebagai kawasan wisata unggulan Kabupaten Garut. Tidak adanya pengelolaan yang jelas menjadi factor utama tidak berkembangya kawasan wisata talaga bodas. Dalam pengembangan sebagai kawasan ekowisata ada prinsip-prinsip yang harus di penuhi yaitu pendidikan, konservasi,ekonomi serta peran serta masyarakat sekitar dalam pengelolaan kawasan, poin-poit itulah yang harus dipenuhi agar wisata alam talaga bodas dapat berkembang menjadi wisata unggulan. Sedangkan kenyataan dilapangan kawasan wisata alam talaga bodas belum digali secara maksimal hanya oleh karena itu perlu di kembangkan agar kawasan wisata alam Talaga bodas bisa menjadi wisata unguulan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penulis mengambil judul penelitian “

Pengembangan Kawah Talaga

Bodas Sebagai Kawasan Ekowisata di Kabupaten Garut”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas Maka rumusan masalahnya sebagai berikut :

1) Bagaimana potensi Talaga bodas layak dikembangkan sebagai kawasan Ekowisata?

(18)

9

Ihsan Sanditiawan, 2013

Pengembangan Kawah Talaga Bodas Sebagai Kawasan Ekowisata Di Kabupaten Garut

3) Apa saja fasilitas yang dapat menunjang terhadap pengembangan Taman Wisata Alam Talaga bodas sebagai kawasan ekowisata?

C. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian Pengembangan Kawah Talaga Bodas Sebagai Kawasan Ekowisata Di Kabupaten Garut diantaranya adalah:

1) Mengidentifikasi potensi Taman Wisata Alam Talaga bodas wisata Talaga bodas sebagai kawasan Ekowisata.

2) Menganalisis perencanaan pengembangan Wisata Alam Talaga bodas sebagai kawasan ekowisata.

3) Menganalisis fasilitas yang mendukung pengembangan Talaga bodas sebagai kawasan Ekowisata.

D. Manfaat Penelitian

Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :

1) Sebagai sumbangsih nyata dan masukan bagi ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pariwisata.

(19)

10

Ihsan Sanditiawan, 2013

Pengembangan Kawah Talaga Bodas Sebagai Kawasan Ekowisata Di Kabupaten Garut

(20)

28

Ihsan Sanditiawan, 2013

Pengembangan Kawah Talaga Bodas Sebagai Kawasan Ekowisata Di Kabupaten Garut BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Kawasan TWA Kawah Talaga Bodas memiliki luas 23,85 ha dan berada di ketinggian 1.512 m di atas permukaan laut. Obyek wisata ini merupakan taman wisata alam dengan air berwarna putih. Stabilitas tanah dan daya serap air kawasan ini tergolong sedang. Jenis material tanah adalah tanah cadas berbatu. Kondisi lingkungan Kawah Talaga Bodas cukup baik dengan kebersihan dan bentang alam yang tergolong baik, terbukti dari tidak terdapatnya pencemaran air, tanah, udara dan sampah, hanya saja masih terdapat vandalisme yang dilakukan oleh pengunjung.

Batas administrasi dari kawasan Kawah Talaga Bodas adalah sebagai berikut:

Utara : Desa Sukaurip Barat : Desa Sindang Mekar Selatan : Desa Tenjo Nagara Timur : Desa Tenjo Nagara

(21)

29

Ihsan Sanditiawan, 2013

Pengembangan Kawah Talaga Bodas Sebagai Kawasan Ekowisata Di Kabupaten Garut

menggunakan mobil pribadi. Kawasan ini dikelola oleh BKSDA Jawa Barat ll berdasarkan SK Menteri No:98 / KPTS / UM / 1978, dengan status kepemilikan lahan oleh Departemen Kehutanan.

Pengunjung yang datang ke TWA ini biasanya melakukan aktivitas wisata tracking, hiking, fotografi, piknik, atau sekedar jalan- jalan dan refresing saja. Fasilitas yang tersedia di kawasan ini adalah 1 pos masuk dan 2 buah selter. Fasilitas ibadah hanya ada di desa Sukamanak. Di kawasan Taman Wisata Alam Kawah Talaga Bodas tidak terdapat fasilitas akomodasi. Fasilitas akomodasi yang dapat menjadi alternatif adalah Pondokan Layang Sari, Jl. Raya Wanaraja No 1.

(22)

30

Ihsan Sanditiawan, 2013

Pengembangan Kawah Talaga Bodas Sebagai Kawasan Ekowisata Di Kabupaten Garut B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan membuat deskripsi atas suatu fenomena sosial/alam secara sistematis, faktual dan akurat. Selain itu, dengan metode deskriptif, kita menghimpun data, menyusunnya secara sitematis, faktual dan cermat Isaac dan Michael, (1981: 46).

Metode penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan data yang ada serta menguraikan dan menginterpretasikan sesuatu seperti apa adanya, serta menghubungkan sebab akibat pada saat penelitian sehingga bisa merumuskan pemecahan. Ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Bogdan dan Biklen Suprayogo dan Tobroni,( 2001:122)

C. Populasi

(23)

31

Ihsan Sanditiawan, 2013

Pengembangan Kawah Talaga Bodas Sebagai Kawasan Ekowisata Di Kabupaten Garut

Kecamatan Wanaraja dan Masyarakat sekitar yang ikut mengelola dan berada di sekitar kawasan Talaga Bodas.

D. Pengambilan Contoh (Sampling)

Untuk teknik sampling (contoh) peneliti menggunakan teknik purposive

sampling dan snowball sampling. Purposive sampling adalah teknik

pengambilan sample sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini berdasarkan pada kebutuhan penelitian akan sumber data, yang ditunjukkan kepada orang atau lembaga tertentu yang dianggap tahu. Sedangkan snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awal jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan ketika sumber data yang sedikit belum mampu memberikan data yang memuaskan, maka mencari orang/data yang lain yang dapat digunakan sebagai sumber data Sugiyono, (2008 : 215 - 219). Beberapa narasumber yang dijadikan sebagai sumber data untuk penelitian adalah:

1. pemerintah setempat; Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat : Pegawai Negeri Sipil Kecamatan Wanaraja.

2. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat: - Polisi Hutan : Bapak Tatang

- Pengelola Kebun Karet : Bapak deden 3. Masyarakat sekitar yang terdiri dari:

(24)

32

Ihsan Sanditiawan, 2013

Pengembangan Kawah Talaga Bodas Sebagai Kawasan Ekowisata Di Kabupaten Garut - Pemilik warung

- Pemilik penginapan - Penjaga tiket

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendukung peneliti sebagai instrument utama dalam penelitian, maka diperlukan alat bantu penelitian yang digunakan. Adapun alat yang digunakan dalam mendukung penelitian ini adalah :

1) Alat Pengumpul Data

Alat yang digunakan dalam melakukan penelitian di Kawah Talaga Bodas yaitu : Digital kamera, Digital recorder dan alat-alat tulis (wawancara).

2) Observasi lapangan

Observasi lapangan dilakukan dengan mendatangi dan mengamati secara langsung ke lapangan. Teknik ini bertujuan untuk mendapatkan data mengenai keadaan umum obyek yang akan diteliti. Hasil dari observasi ini berupa data umum tentang lokasi penelitian yang ada Kawah Talaga Bodas.

3) Teknik Wawancara

(25)

33

Ihsan Sanditiawan, 2013

Pengembangan Kawah Talaga Bodas Sebagai Kawasan Ekowisata Di Kabupaten Garut

pada observasi lapangan. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan pada pemerintah kecamatan dan masyarakat di sekitar obyek untuk lebih banyak lagi aspek-aspek penelitian.

4) Studi data yang bersifat teoritis.

Studi data dilakukan untuk menmperdalam berbagai aspek yang ada di lokasi penelitian. Selain itu, studi data juga dimaksudkan untuk menadapatkan konsep-konsep yang nantinya akan menjadi pertimbangan dalam penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan selama proses penelitian berlangsung, baik itu sebelum ke lapangan, dilapangan dan setelahnya. Analisis hasil wawancara mendalam dari berbagai informan akan dilakukan analisis secara deskriptif etnografik. Analisis etnografi ini melalui beberapa tahap, Suwardi Endraswara (2006:54-56), yakni:

a. menetapkan narasumber,

b. melakukan wawancara kepada narasumber,

c. membuat catatan etnografis, dapat berupa laporan ringkasan, laporan yang diperluas, jurnal lapangan, menganalisis atau interprestasi,

d. mengajukan pertanyaan deskriptif, digunakan untuk merefleksikan setempat, e. melakukan analisis wawancara etnografis, analisis dikaitkan dengan simbol

dan makna yang disampaikan narasumber,

(26)

68

Ihsan Sanditiawan, 2013

Pengembangan Kawah Talaga Bodas Sebagai Kawasan Ekowisata Di Kabupaten Garut BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan penelitian yang telah dipaparkan pada Bab IV, maka sampailah pada kesimpulan hasil penelitian. Berikut beberapa poin – poin kesimpulan yang bisa didapat.

1. Kawasan Wisata Talaga Bodas memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan menjadi kawasan wisata terutama pengembangan Ekowisata.. 2. Dalam buku Pengembangan kawasan ekowisata ada beberapa aspek yang harus diperhatikan, diantaranya aspek fisik, aspek sosial, aspek budaya aspek lingkungan dan aspek tipologi. Setelah semua aspek diteliti maka didapat suatu pola yang dapat diterapkan di Kawasan Wisata Talaga Bodas dalam pengembangan menjadi kawasan ekowisata yaitu ekonomi, koservasi, pendidikan, budaya dan sumber daya alam. Luas kawasan yang akan dikembangkan talaga bodas yaitu seluas 261 Ha yang berada Kabupaten Garut dan Kabupaten Tasikmalaya. Pemilihan letak fasilias berdasarkan system zonasi yang baik akan berjalan lancar dalam pengembangannya. 3. Adapun standar fasilitas ekowisata yang diperlukan di Taman Wisata Talaga

Bodas Sebagai Berikut :

(27)

69

Ihsan Sanditiawan, 2013

Pengembangan Kawah Talaga Bodas Sebagai Kawasan Ekowisata Di Kabupaten Garut

b. Kegiatan Pengunjung : Menikmati panorama alam kawah, Menelusuri Kawasan, Mengenal tumbuhan, Mencari Fauna, Jogging, Outbound, Mandi Air hangat, Membajak Ladang, hiking, bersepeda, camping dll c. Pelayanan Pengunjung : Pintu Masuk, Tempat Berkumpul Pengunjung,

Parkir, Aksesibilitas Internal, Pelayanan Informasi, Pusat Perbelanjaan, Penyediaan Makanan Dan Minuman, Akomodasi, Peribadatan, Pengamanan Dan Kesehatan, Audiotorium, dll.

B. Rekomendasi

1. Pengembangan Ekowisata lebih di fokuskan pada pengembangan sarana prasarana penunjang pengunjung dan pengembangan atraksi untuk mendukung ekowisata seperti fasilitas untuk penagkaran hewan dan pengamatan flora.

2. Perhatian pemerintah Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten maupun Provinsi memiliki peran tersendiri dalam hal membantu promosi, perbaikan askses jalan dan peningkatan SDM dalam penyediaan bagi kawasan.

3. Perlu adanya kerjasama lain dari instansi lainnya dalam pengelolaan dan pemanfaat kawasan, baik yang diluar kawasan maupun di dalam kawasan.

4. Peningkatan Kerjasama dengan Travel Agent, Hotel maupun Masyarakat.

(28)

Ihsan Sanditiawan, 2013

Pengembangan Kawah Talaga Bodas Sebagai Kawasan Ekowisata Di Kabupaten Garut E. Daftar Pustaka

Pitana, I. Gede dan Gayatri, Putu G. (2005).

Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Undang-undang Republik Indonesia No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Kepariwisataan Alam. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta. Fandeli, C., (2000). Pengusahaan

Ekowisata. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan Unit konservasi Sumberdaya Alam, Yogyakarta.

Sastrayuda, Gumelar. (2006). Standarisasi Fasilitas/Sarana Objek Wisata Alam & budaya. Hand Out pada Mata Kuliah Konsep Resort. Manajemen Resort dan Leisure FPIPS UPI Bandung.

Sastrayuda, Gumelar. (2007). Pola Pembinaan Kebudayaan dan Kepariwisataan Jawa Barat Bandung.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2007).

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Badan Pusat Statistik (BPS), (2011).

Kecamatan Wanaraja Dalam

Angka 2007/2008. Kecamatan Wanaraja

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, dan R & D.

Bandung: Alfabeta.

http://www.budpar.go.id (29-02-2012 : 12.00 PM)

www.bbksda-jabar.dephut.go.id/

(29-02-2012 : 14.00 PM)

http://id.wikipedia.org/wiki/Sukamenak,_W

(29)

Ihsan Sanditiawan, 2013

Gambar

Table 1.1

Referensi

Dokumen terkait

Bangunan dialog yang baik dari setiap unsur dalam keluarga Kristen akan menolong terwujudnya bangunan dialog yang harmoni dengan sesama yang dijumpai dalam kehidupan... Joshua

Kontribusi KIT praktikum kimia skala kecil terhadap ranah afektif siswa dalam proses pembelajaran faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.. Universitas Pendidikan Indonesia

Penelitian ini menyimpulkan: (1) izin dari perusahaan-perusahaan industri pertambangan yang diberikan oleh pemerintah daerah tanpa persetujuan masyarakat lokal, (2)

Sedangkan kemungkinan yang kedua, melihat bahwa kawasan RW 02 dan sekitarnya adalah termasuk area Teknik Pengaturan Zonasi (TPZ) yang masih dapat direncanakan ulang

Apabila Saudara membutuhkan keterangan dan penjelasan lebih lanjut, dapat menghubungi kami sesuai alamat tersebut diatas sampai dengan batas akhir pemasukan dokumen

AN ANALYSIS OF VERB AND VERB PHRASE DEVIATION IN A FAN FICTION STORY THE BIG FIVE: KNIGHT PRINCESS IN WATTPAD (ANALISA PENYIMPANGAN KATA KERJA DAN FRASA KATA KERJA DI SEBUAH

yang harus disampaikan atau semakin sulitnya penjelasan materi yang disampaikan guru dapat dimengerti oleh siswa. Pada praktik di lapangan, peneliti menemukan seorang

GAMBARAN MOTIVASI HIDUP PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS DI RUMAH CEMARA GEGER KALONG BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu