• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Interior Club Lego House dengan Penerapan Konsep The Values of Lego.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Interior Club Lego House dengan Penerapan Konsep The Values of Lego."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERANCANGAN INTERIOR CLUB LEGO HOUSE

Oleh

Antonius Sumarlin Irawan NRP 1263009

Lego merupakan sebuah mainan yang sudah sangat mendunia dan dikenal di masyarakat dari anak – anak hingga orang dewasa. Sepintas mainan satu ini terlihat cukup sederhana dengan bentuk yang mendominasi geometris, namun siapa sangka mainan yang sederhana ini sangat dikagumi dan diminati di masyarakat pada umunya. Contohnya seperti di Indonesia dimana mainan ini merupakan mainan yang cukup dipilih oleh orang tua untuk anak – anaknya dengan tujuan yang bervariasi.

Banyaknya penggemar Lego di Indonesia sehingga banyak bermunculan kelompok – kelompok atau komunitas yang bermunculan, seperti Klub Lego Indonesia, Lego Make Own Creation, Bandung Lego Community, Lego Bhinneka, Bricks Indonesia. Sayangnya dengan banyaknya anggota komunitas dengan jumlah member hingga puluhan ribu ini, belum memiliki tempat khusus untuk para komunitas ini untuk mewadahi kegiatan – kegiatan dan untuk saling beraktualisasi.

Untuk menunjang kegiatan dari para penggemar lego, maka dibuat Club Lego House yang bertujuan untuk mewadahi sekaligus memfasilitasi para penggemar lego khususnya para anggota komunitas yang berjumlah cukup fantastis. Dengan dibuatnya fasilitas ini, diharapkan masyarakat dapat lebih sadar akan pentingnya mainan yang mendidik sejak kecil maupun hobi yang positif.

(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ...v

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Gagasan Perancangan ... 4

1.4 Tujuan Perancangan ... 4

1.5 Manfaat Perancangan ... 5

1.6 Batasan Perancangan ... 5

1.7 Sistematika Penulisan ... 7

BAB 2 KLUB LEGO HOUSE 2.1 LEGO... 8

2.2 Definisi Café ... 14

2.3 Teori Sirkulasi Café... 15

2.4 Definisi Retail ... 16

2.4.1 Ciri Retail yang Baik ... 16

2.5 Pencahayaan ... 18

2.6 Ergonomi Anak ... 21

(3)

2.8 Furniture ... 23

2.9 Studi Banding Proyek Sejenis ... 24

2.9.1 Lego Land Malaysia ... 24

2.9.2 Brick 4 Kidz ... 25

2.10 Ide Konsep ... 29

2.10.1 Leg Godt ... 29

2.10.2 Maksud dari Leg Godt ... 30

BAB 3 DESKRIPSI PROYEK DAN PROGRAM PERANCANGAN INTERIOR CLUB LEGO HOUSE 3.1 Deskripsi Proyek ... 34

3.2 Deskripsi Site ... 35

3.2.1 Data Umum ... 35

3.2.2 Analisisa Site ... 36

3.2.3 Analisisa Bangunan ... 39

3.3 Job Description dan Struktur Organisasi ... 42

3.3.1 Identifikasi User ... 42

3.3.2 Aktivitas User ... 43

3.4 Kebutuhan Ruang ... 49

3.5 Zoning Blocking ... 52

3.6 The Values Of Lego ... 53

BAB 4 APLIKASI KONSEP THE VALUES OF LEGO PADA DESAIN INTERIOR CLUB LEGO HOUSE 4.1 Perancangan desain ... 56

4.2 Tema dan Konsep Perancangan... 57

4.3 Aplikasi Konsep Club Lego House ... 58

4.4 Implementasi Konsep ... 61

4.4.1 Konsep Bentuk ... 61

4.4.2 Konsep Warna... 61

(4)

4.4.4 Konsep Tekstur ... 63 4.4.5 Konsep Penghawaan ... 63 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

(5)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Lego Group Commitment ... 9

Tabel 2.1 Fasilitas Umum Untuk Anak-anak ... 22

Tabel 3.1 Analisa Bangunan ... 39

Tabel 3.2 Jumlah User Club Lego House ... 45

Tabel 3.3 Fasilitas dan Analisa Fungsi ... 48

(6)

xi

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 2.1 Lego Group Corporate Management ... 10

Diagram 3.1 Struktur Organisasi ... 46

Diagram 3.2 User Flow ... 46

Diagram 3.3 Flow Karyawan ... 47

Diagram 3.4 Flow Pengunjung ... 47

(7)

Universitas Kristen Maranatha| 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

(8)

Universitas Kristen Maranatha| 2 salah satunya adalah mainan yang bersifat bongkar pasang. Permainan konstruktif dapat meningkatkan keterampilan jari anak yang memudahkannya untuk melakukan aktivitas sehari – hari, seperti menggunakan pensil, menggunting kertas, makan dan minum serta memakai dan melepas sepatu (Aviati, 2003)

Permainan konstruktif tidak akan membuat anak merasa bosan karena dalam permainan ini yang dipentingkan adalah kesenangan dan hasilnya mau bagaimanapun caranya. Anak – anak akan sibuk dengan membuat hal yang baru dengan menggunakan balok – balok permainan yang salah satunya adalah lego.

Bermain sambil belajar itulah yang terbayang pada pikiran orang pada saat mendengar sebuah kata lego selain mainan yang berbentuk balok – balok. Pada tahun 1934, terbentuk sebuah grup bernama Lego dari sebelumnya bernama Ole Kirk. Lego memiliki beberapa arti dalam Bahasa Denmark yang berarti bermain dengan baik, dan dalam Bahasa Latin memiliki arti saya menyusun atau saya merangkai. Mainan lego adalah sejenis alat permainan bongkah plastik kecil yang terkenal di dunia khususnya di kalangan anak – anak atau remaja tidak pandang laki – laki ataupun perempuan. Bongkah – bongkah ini serta kepingan lain bisa di susun menjadi model apa saja.

(9)

Universitas Kristen Maranatha| 3 konstruksi, anak harus memasang setiap keeping lego. Melalui kegiatan memasang setiap keping lego, anak dituntut untuk dapat mengkoordinasikan berbagai unsur yang menentukan seperti otot, syaraf dan otak. Apabila dilatih secara intensif, unsur- unsur tersebut akan melaksanakan masing – masing perannya secara interaksi positif untuk mencapai koordinasi yang sempurna.

Latihan menggunakan alat mainan lego, berguna untuk meningkatkan kemampuan motoric halus anak dan dapat dijadikan media penyalur kebutuhan anak dalam bermain. Tujuannya agar anak mampu melewati fase – fase perkembangan.

Bermain lego sama saja dengan melatih kemampuan otak manusia baik dari anak – anak sampai orang dewasa. Hal ini banyak dibuktikan dengan ada beberapa penelitian yang meneliti dampak positif dari bermain lego. Banyak yang dapat dilatih dari bermain lego : kekuatan imajinasi, logika, kepekaan, mengatur sesuatu yang dimiliki agar cukup dengan keperluan, meningkatkan sosialisasi bahkan kepercayaan diri pemainnya.

(10)

Universitas Kristen Maranatha| 4

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pada Komunitas LEGO MOC (Make Own Creation), diperoleh beberapa masalah sebagai berikut :

1. Kurangnya antusias dan kesadaran masyarakat terhadap mainan yang dapat mendidik sejak dini.

2. Komunitas LEGO di Indonesia tidak memiliki wadah khusus sehingga mereka tidak dapat beraktualisasi dan bersosialisasi dengan sesama penggemarnya.

1.3. Gagasan Perancangan

Club LEGO House yang dirancang mencakup beberapa fasilitas untuk mendukung segala kegiatan. Fasilitas tersebut seperti gathering room, café dan shop. Disediakan juga Duplo Village yang berfungsi untuk tempat bermain anak, sehingga para orang tua yang sedang berkumpul dengan clubnya dapat dengan tenang menitipkan anaknya di area tersebut

1.4 Tujuan Perancangan

Beberapa tujuan perancangan desain interior di Club Lego House ini diantaranya sebagai berikut :

(11)

Universitas Kristen Maranatha| 5 2. Mendesain ruangan dengan penerapan konsep “The Values Of LEGO” yang dapat membangun sosialisasi antar anggota komunitas dan penggemar LEGO.

1.5 Manfaat Perancangan

Manfaat yang diharapkan dari perancangan Club ini sebagai berikut :

1. Menjadi sarana yang dapat menginformasikan apa sebenarnya lego kepada masyarakat awam dengan adanya free trial cara membuat lego.

2. Menjadi wadah bagi penggemar sehingga dapat mengetahui perkembangan lego di dunia dan dapat berkumpul bersama. 3. Anak – anak memiliki sarana lengkap untuk bermain dan

belajar dengan media lego.

1.6 Batasan Perancangan

Tempat ini akan menjadi yang pertama dan pusat aktivitas penggemar lego di Indonesia yang berlokasikan di Jalan Husein Sastranegara dengan luas bangunan sekitar 2.664 m2dan luas tanah lebih dari 5000 m2.. Fasilitas yang terdapat pada Klub Lego House ini adalah :

1. Lobby

(12)

Universitas Kristen Maranatha| 6 2. Cafe and gathering area

Fasilitas ini merupakan fasilitas utama dimana sesama penggemar lego dapat saling berkumpul bersama untuk bermain lego, saling bertukar pikiran atau hanya sekedar makan bersama.

3. Lego Shops

Fasilitas ini memberikan tempat bagi para penggemar untuk menjual koleksinya atau membeli koleksi lain.

4. Hall Of Fame

Fasilitas ini memberikan tempat bagi penggemar yang telah membuat karya lego dengan baik agar dapat dipamerkan, dan ketika ada event seperti perlombaan dapat menggunakan fasilitas ini.

5. Duplo Village

Fasilitas ini memberikan tempat bagi anak – anak untuk bermain dan belajar dengan adanya fasilitas tambahan seperti kelas untuk anak dan playground.

6. Ole Kirk Play House

(13)

Universitas Kristen Maranatha| 7

1.7

Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, gagasan perancangan, manfaat penelitian, ruang lingkup perancangan, sistematika penulisan laporan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan diuraikan pengertian cafe dan gallery, jenis gallery yang akan dipakai dan shop area dan kajian literatur.

BAB III DESKRIPSI PROYEK DAN PROGRAM PERANCANGAN INTERIORCLUB LEGO HOUSE

Dalam bab ini akan diuraikan tentang deskripsi site yang digunakan beserta foto –foto hasil survey, zoning dan blocking, serta sirkulasi user.

BAB IV APLIKASI KONSEP THE VALUES OF LEGO PADA DESAIN INTERIORCLUB LEGO HOUSE

Dalam bab ini berisikan tentang penerapan desain ke dalam objek perancangan disertai dengan penjelasan penggunaan material.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(14)

Universitas Kristen Maranatha| 64

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan setelah melakukan proses desain dari “Club Lego House dengan konsep The Values Of Lego” menyimpulkan bahwa:

Masyarakat perlu disosialisasikan tentang permainan yang dapat

mendidik anak sejak dini untuk meningkatkan antusias dan

kesadaran masyarakat dengan cara seperti mengadakan event

lego, coba main gratis, dan kelas khusus untuk anak bermain

(15)

Universitas Kristen Maranatha| 65 Berdasarkan studi banding dan observasi dalam perancangan

CLUB LEGO HOUSE untuk mewadahi berbagai aktivitas

diperlukan berbagai ruang :

1 To Know

Lego Shops, Duplo Village, Hall Of Fame, Office

2 To Create

Gathering Area

3 To Play

Ole Kirk Play House

4 To Care

Club Lego House Lobby, Food Hall

Fasilitas yang disebutkan di atas, merupakan upaya dari

perancang untuk memfasilitasi para penggemar lego.

5.2 Saran

Dalam perancangan tersebut terdapat beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam penerapan konsep ke dalam ruang yaitu:

1. Memahami terlebih dahulu tentang sejarah company yang akan

dijadikan proyek tersebut bertujuan untuk menyelaraskan antara

visi dan misi dengan proyek yang akan dirancang.

2. Elemen desain yang diterapkan dalam perancangan perlu

disesuaikan dengan nilai – nilai yang perusahaan yang

merupakan esensi sebenarnya dari LEGO

3. Suatu komunitas yang terbentuk karena sebuah produk sangat

(16)

Universitas Kristen Maranatha| 66 toko tidak menarik tidak banyak orang yang suka dan juga tidak

akan pernah terbentuk komunitas. Maka dari itu sangatlah

penting untuk seorang desainer atau perancang memperhatikan

konsep toko dengan semenarik mungkin.

4. Memperhatikan dengan detail user, karena kebutuhan ruang

tiap-tiap user akan berbeda dari segi sirkulasi maupun

ergonominya.

5. Pembagian ruang sebaiknya disesuaikan dengan keperluan

karena dari aspek sirkulasi, flow serta suasana akan

mempengaruhi kenyamanan pengunjung baik yang dating

(17)

PERANCANGAN INTERIOR CLUB LEGO HOUSE DENGAN

PENERAPAN KONSEP THE VALUES OF LEGO

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR

Laporan Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Akademik Program

Strata Satu Bidang Kajian Desain Interior

Disusun oleh:

Antonius Sumarlin Irawan

1263009

Dosen Pembimbing:

Carina Tjandradipura,S.Sos.,S.Sn.,M.Ds.

Ferlina Sugata, S.T.,M.T.

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

BANDUNG

(18)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

penyertaan dan rahmat-Nya dalam penulisan laporan tugas akhir ini sehingga dapat

diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan tugas akhir ini merupakan salah satu

pemenuhan syarat akademik Program Strata Satu Bidang Kajian Desain Interior,

Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Kristen Maranatha.

Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bimbingan, dorongan semangat,

nasihat, doa dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kepercayaan, bantuan,

kerjasama dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis oleh:

1. Tuhan Yang Maha Esa, terimakasih atas penyertaanNya yang diberikan selama

kerja praktik hingga terlaksananya pembuatan laporan ini.

2. Ibu Irena V.G. Fajarto, ST., M.Com., selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan

Desain, Universitas Kristen Maranatha.

3. Bapak Erwin Ardianto Halim, S.Sn., MFA., selaku Ketua Jurusan Program

Studi Desain Interior Asitektur Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas

Kristen Maranatha.

4. Ibu Carina Tjandradipura,S.Sos.,S.Sn.,M.Ds. selaku Koordinator Tugas Akhir

dan dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan dukungan ilmu

dan waktu kepada penulis.

5. Ibu Ferlina Sugata, S.T.,M.T. selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, dukungan ilmu dan waktu kepada penulis.

6. Keluarga serta teman-teman yang telah memberikan doa, dukungan dan

perhatian selama proses pengerjaan Tugas Akhir ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas perhatiannya, semoga apa

yang ditulis dapat berkenan dan bermanfaat bagi para pembaca. Penulis memohon

maaf jika ada kesalahan dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini, jika ada kritik

dan saran akan penulis terima guna meningkatkan wawasan dan pengetahuan.

(19)

Bandung, 25 April 2016

(20)

Universitas Kristen Maranatha| 67

DAFTAR PUSTAKA

Jessica, Viona. 2011. Jurnal Pengaruh Logo Suatu Perusahaan Terhadap

Interior Toko

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Ketchum, Morris. 1957. Shop & Stores. New York: Reinhold Publishing Corp.

Neufert, Ernest. 1996.Data Arsitek. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama

Panero, Julius. 1979. Dimensi Manusia Dan Ruang Interior, Jakarta : PT.

Gelora Aksara Pratama.

Rui, Anita Olds. 2000. Child Care Design Guide. McGraw-Hill Companies.

Ruth, Linda Cain. 2000.Design Standards for Children’s Environment. New York: McGraw-Hill Companies

Tabrani, Primadi. 2000. Proses kreasi, apresiasi, belajar, Bandung :

Penerbit ITB.

http://www.bhinnekalug.wordpress.com/aboutus di akses pada 24/02/16

pukul 8:13

http://www.interiordezine.com/interior-pada-retail di akses pada 24/04/16

pukul 8:13

http://interiorzine.com/2013/12/03/exclusive-wooden-decor/ di akses pada

(21)

Universitas Kristen Maranatha| 68

http://inventors.about.com/od/famousinventions/fl/Ole-Kirk-Christiansen-and-the-History-of-LEGO.htm di akses pada 25/04/16 pukul 10:30

http://retaildesignblog.net/2013/11/28/townhall-restaurant-bar-and-urban-cafe-by-anise-e-nakhel-cleveland-ohio/ di akses pada 25/04/16 pukul 13:17

http://www.lego.com/aboutus

http://www.kli.web.id/aboutus di akses pada 14/03/16 pukul 8:00

http://www.statista.com/statistics/292305/lego-group-net-profit/ di akses

pada 24/04/16 pukul 8:13

http://www.statista.com/statistics/282870/lego-group-revenue/ di akses

pada 24/04/16 pukul 9:13

http://www.statista.com/statistics/282295/lego-annual-report/ di akses pada

24/04/16 pukul 10:13

http://www.natgeotv.com.au/history/lego-facts.aspx di akses pada 24/04/16

pukul 8:13

http://www.parentingscience.com/toy-blocks.html di akses pada 24/04/16

pukul 8:13

Gambar

Tabel 3.4     Kebutuhan Ruang ................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Pada umumnya pemberian bahan organik pada tanah bertujuan untuk meningkatkan porositas total tanah, sedangkan pada tanah berpasir pemberian biochar dan bahan pembenah tanah

Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan.. Maternal Infant

Kegiatan ini seluruhnya dibiayai oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan demikian, untuk kegiatan PLPG dalam rangka penyelenggaraan sertifikasi guru dalam

Dalam menuntukan kebijakan bisnis dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti menyajikan menu yang lebih bervariasi dengan memberikan pelayanan yang rama bagi para

Hasil dari konsep layanan ini, siswa dapat mengakses informasi dari sekolah tanpa harus datang langsung ke sekolah, cukup hanya mengirimkan SMS ke layanan informasi

diketahui berdasarkan hasil analisis data dalam kondisi pada fase baseline-1 (A1).Pada fase ini mean level penguasaan kosakata peserta didik tunarungu menunjukkan skor