HUBUNGAN KADAR TRIGLISERIDA DAN KOLESTEROL HDL DARAH DENGAN KADAR ALANINE AMINOTRANSFERASE PADA
PASIEN NON ALCOHOLIC FATTY LIVER DISEASE
SKRIPSI
Diajukan ke Fakultas Kedokteran Universitas Andalas sebagai pemenuhan salah satu syarat untuk mendapatkan
gelar Sarjana Kedokteran
oleh
BAYU GEMILANG NO.BP. 1010312007
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
ABSTRACT
RELATIONSHIP BETWEEN TRIGLYCERIDE AND HDL CHOLESTEROL LEVEL WITH ALANINE AMINOTRANSFERASE LEVEL IN PATIENT
WITH NON ALCOHOLIC FATTY LIVER DISEASE Oleh: typical clinical appearance, so it is important to do workups such as liver enzyme test to make the diagnosis. In some research, Alanine Aminotransferase (ALT) is considered as the marker of NAFLD.
This research is a descriptive analytical study with retrospective design using the health record of NAFLD patients in the hospital medical record installation of RSUP Dr. M. Djamil Padang. The sample in this study is 51 NAFLD patients.
The results obtained from Pearson correlation test was there is a strong correlation (r=0,512) and significantly association (p<0,0001) between triglyceride and ALT level, and a moderate correlation (r=0,26) and insignificantly association (p=0,065) between HDL-C and ALT level.
The conclusion is Triglyceride level were associated with ALT level in patient with NAFLD.
ABSTRAK
HUBUNGAN KADAR TRIGLISERIDA DAN KOLESTEROL HDL DARAH DENGAN KADAR ALANINE AMINOTRANSFERASE PADA PASIEN NON
ALCOHOLIC FATTY LIVER DISEASE
Oleh: Bayu Gemilang
1010312007
Trigliserida dan Kolesterol HDL (c-HDL) merupakan beberapa dari komponen-komponen sindroma metabolik (SM). SM dipercaya merupakan faktor utama penyebab Non Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD). NAFLD merupakan penyakit hati kronik yang nantinya dapat menyebabkan fibrosis sel-sel hepar dan juga keganasan. NAFLD tidak menunjukkan manifestasi klinis yang khas, sehingga diperlukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan enzim hati untuk menegakkan diagnosis. Dari berbagai penelitian Alanine Aminotransferase (ALT) menjadi pilihan sebagai marker pada penyakit NAFLD.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik deskriptif dengan desain retrospektif menggunakan data pasien NAFLD di instalasi rekam medik RSUP dr.M.Djamil Padang. Sampel penelitian ini adalah 51 pasien NAFLD.
Hasil penelitian didapatkan dari uji korelasi pearson terdapat derajat hubungan yang kuat (r=0,512) dan hubungan yang bermakna (p<0,0001) antara kadar trigliserida dengan kadar ALT serum dan derajat hubungan yang sedang (r=0,26) dan hubungan yang tidak bermakna (p=0,065) antara c-HDL dengan ALT serum.
Kesimpulan penelitian ini adalah kadar trigliserida berhubungan dengan kadar ALT pada penderita NAFLD.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Non Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) yang semakin meningkat
menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang tidak boleh diabaikan
(Charlton et al., 2009). NAFLD merupakan penyakit hati kronis yang paling
sering berubah menjadi fibrosis dan sirosis yang menyebabkan kegagalan fungsi
hati (Saadeh, 2007). Berdasarkan penelitian terdahulu, NAFLD terbukti memiliki
hubungan sebab-akibat dengan komponen-komponen sindroma metabolik,
sehingga dapat dianggap NAFLD merupakan manifestasi hati pada penderita
sindroma metabolik. Sebuah studi pada populasi obesitas di negara maju
didapatkan 60% mengalami perlemakan hati sederhana (steatosis) dan dilaporkan
pula bahwa pasien diabetes melitus tipe 2 mengalami perlemakan hati sebesar
70%, sedangkan pada pasien dislipidemia sekitar 60% (Trihatmowijoyo dan Nusi,
2009). Terdapat peningkatan sebesar 4 – 11 kali resiko individu dengan sindrom
metabolik untuk menderita NAFLD dibandingkan individu tanpa resistensi insulin
(Dabhi et al., 2008)
Penyakit perlemakan hati ini tidak menunjukkan tanda-tanda yang khas.
Umumnya kelainan ini ditemukan secara kebetulan pada saat medical check up.
Satu-satunya kelainan fisis yang didapatkan pada pasien ini adalah hepatomegali
(Hasan, 2006). Peningkatan ringan sampai sedang, konsentrasi aspartate
merupakan kelainan hasil pemeriksaan laboratorium yang paling sering
didapatkan pada pasien-pasien dengan perlemakan hati non-alkoholik (Hasan,
2006). Pada tahun 2003, Clark dkk juga mengatakan bahwa pasien NAFLD
biasanya ditandai dengan peningkatan enzim marker kerusakan hati seperti ALT,
AST, dan GGT. Dari enzim-enzim tersebut, ALT merupakan enzim yang paling
erat kaitannya dengan akumulasi lemak hati, sehingga sering digunakan dalam
studi epidemiologi sebagai surrogate marker untuk NAFLD (Schindhelm et al.,
2007). Hal tersebut juga ditegaskan oleh Sleislenger dan Fordtrans (2006) yang
mengatakan bahwa peningkatan ALT serum lebih signifikan daripada AST serum
pada kejadian NAFLD, sehingga lebih sering dijadikan penanda.
Peningkatan ALT serum erat kaitannya dengan sindroma metabolik. Chen
et al. (2008) membuktikan bahwa semakin banyak komponen sindroma
metabolik, semakin tinggi kadar ALT serum. Beberapa dari komponen sindroma
metabolik tersebut adalah peningkataan kadar trigliserida darah ( >150 mg/dl) dan
penurunan kadar kolesterol HDL ( < 40 mg/dl pada pria dan < 50 mg/dl pada
wanita) (NCEP-ATP III).
Teori yang menyebabkan terjadinya perlemakan hati masih belum ada
yang memuaskan. Hipotesis yang banyak diterima saat ini adalah the two hit
theory yang diajukan oleh Day dan James. Hit yang pertama adalah terjadinya
penumpukan lemak hepatosit yang dapat terjadi karena keadaan seperti
dislipidemia, yaitu peningkatan profil lipid (kolesterol total, trigliserida atau LDL
kolesterol) dan ada pula komponen yang turun (HDL kolesterol) (Anzar, 2011).
kemudian dalam hati akan dimetabolisme lebih lanjut seperti re-esterifikasi
menjadi trigliserid atau digunakan untuk pembentukan lemak lainnya. Hit yang
kedua adalah terjadi inflamasi dan kerusakan sel akibat dari dislipidemia yang
merangsang terbentuk stres oksidasi di sel hepar. Sel hepar yang rusak ditandai
oleh peningkatan kadar ALT serum (Zambo et al., 2013).
Berdasarkan penjabaran mengenai NAFLD, peningkatan ALT serum,
peningkatan trigliseridemia, dan penurunan kolesterol HDL di atas, peneliti
tertarik untuk mengetahui hubungan antara kadar trigliserida dan kadar kolesterol
HDL sebagai komponen sindroma metabolik dengan kadar ALT serum pada
pasien NAFLD. Penelitian akan dilakukan dengan cara menganalisis hasil
pemeriksaan laboratorium yang didapatkan dari rekam medik pasien NAFLD
yang di poliklinik penyakit dalam RS Dr. M. Djamil Padang pada Januari 2010 –
Desember 2013.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran kadar trigliserida pada pasien NAFLD di RSUP dr. M.
Djamil Padang periode 2010-2013?
2. Bagaimana gambaran kadar kolesterol HDL pada pasien NAFLDdi RSUP dr.
M. Djamil Padang periode 2010-2013?
3. Bagaimana gambaran kadar enzim ALT pada pasien NAFLD di RSUP dr. M.
Djamil Padang periode 2010-2013?
4. Apakah ada hubungan antara kadar trigliserida dan kadar kolesterol HDL
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara kadar serum trigliserida dan kadar kolesterol
HDL dengan kadar ALT serum pada penderita NAFLD
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Melihat gambaran kadar trigliserida pada penderita NAFLD di RSUP dr.
M. Djamil Padang periode 2010-2013.
2. Melihat gambaran kadar kolseterol HDL pada penderita NAFLD di RSUP
dr. M. Djamil Padang periode 2010-2013.
3. Melihat gambaran kadar enzim ALT pada penderita NAFLD di RSUP dr.
M. Djamil Padang periode 2010-2013.
4. Mengetahui hubungan antara kadar trigliserida dan kadar kolesterol HDL
dengan kadar enzim ALT pada penderita NAFLD.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Peningkatan Ilmu
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah tentang
gambaran hasil laboratorium kimia darah pada penderita NAFLD sebagai upaya
deteksi awal penyakit perlemakan hati.
1.4.2 Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat
bahwa salah satu faktor risiko perlemakan hati non alkoholik adalah peningkatan
trigliserida dan penurunan c-HDL yang berawal dari obesitas.
1.4.3 Pelayanan Kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat memebrikan informasi bagi klinisi terkait
hasil labratorium kimia darah agar meningkatkan kewaspadaan klinisi terhadap
penyakit perlemakan hati non alkoholik.