• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH AGRIBISNIS HORTIKULTURA TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI :Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH AGRIBISNIS HORTIKULTURA TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI :Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGARUH AGRIBISNIS HORTIKULTURA TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI

(STUDI KASUS PADA KELOMPOK TANI DI KAWASAN AGROPOLITAN KECAMATAN PACET KABUPATEN CIANJUR)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Geografi

Oleh : NURUL HIKMAH

0901348

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

(2)

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGARUH AGRIBISNIS HORTIKULTURA TERHADAP

KESEJAHTERAAN PETANI (STUDI KASUS PADA

KELOMPOK TANI DI KAWASAN AGROPOLITAN

KECAMATAN PACET KABUPATEN CIANJUR)

Oleh Nurul Hikmah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Nurul Hikmah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

NURUL HIKMAH NIM : 0901348

PENGARUH AGRIBISNIS HORTIKULTURA TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI

(STUDI KASUS PADA KELOMPOK TANI DI KAWASAN AGROPOLITAN KECAMATAN PACET KABUPATEN CIANJUR)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing 1

Prof. Dr. H. Darsihardjo, MS NIP. 19620921 198603 1 005

Pembimbing 2

Drs. Jupri, MT NIP. 19600615 198803 1 003

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Geografi

(4)

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENGARUH AGRIBISNIS HORTIKULTURA TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI (STUDI KASUS PADA KELOMPOK TANI DI KAWASAN AGROPOLITAN KECAMATAN PACET KABUPATEN CIANJUR)

Oleh : Nurul Hikmah (0901348)

Penelitian ini dilatar belakangi oleh Kecamatan Pacet yang merupakan daerah potensial untuk pengembangan sayuran dan tanaman hias serta memiliki keunggulan komparatif dalam pengembangan sektor agribisnis. Permasalahan yang dihadapi di antaranya adalah maraknya alih fungsi lahan (konversi lahan) pertanian dan komoditas sayuran sering terbuang akibat menurunnya harga sayuran. Dampak permasalahan tersebut terjadinya kemiskinan pada petani. Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah kondisi agribisnis dan; Bagaimanakah produksi hortikultura di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur, serta; Bagaimanakah pengaruh agribisnis hortikultura terhadap kesejahteraan petani. Tujuannya yaitu mengidentifikasi kondisi agribisnis hortikultura, dan produktivitas hortikultura di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur, serta pengaruh pertanian hortikultura terhadap kesejahteraan petani.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Variabel penelitian meliputi variabel bebas yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi agribisnis hortikultura di Kawasan Agropolitan dengan penjabaran indikator di antaranya adalah meliputi Input (jenis komoditi, luas lahan, tenaga kerja dan modal), Proses (tanam, pemeliharaan, dan pemberantasan hama) dan Output (pengolahan hasil pertanian, kualitas, kuantitas, harga, pemasaran dan penghasilan). Adapun variabel terikatnya adalah kesejahteraan petani. Populasi wilayah yaitu seluruh lahan agribisnis hortikultura wilayah Kecamatan Pacet dan populasi sosial yaitu tediri dari keseluruhan petani yang berjumlah 523 jiwa. Untuk sampel wilayah terpilih Desa Ciputri, Desa Cipendawa, Desa Ciherang dan Desa Sukatani sedangkan untuk sampel sosialnya adalah 83 petani. Kemudian dilakukan pengambilan data dengan menggunakan pedoman wawancara serta kunjungan ke BPBTPH. Setelah data terkumpul dilakukan sortir data yang dilanjutkan dengan analisis data. Teknik analisis data yang dilakukan adalah analisis persentase dan analisis hubungan kedua variabel dengan menggunakan Rumus Koefisien Korelasi Pearson (r).

Hasil penelitian menunjukkan luas lahan garapan petani berkisar 1000-5000 m. Sedangkan untuk status kepemilikan lahan adalah sistem sewa. Petani di Kecamatan Pacet melibatkan 1-5 orang tenaga kerja dan memiliki modal awal kurang dari satu juta rupiah. Faktor proses menjelaskan bahwa petani menggunakan sistem pola tanam tumpang sari dan menggunakan semua jenis pupuk mencakup Urea, Hcl, ZA, NPK, serta pupuk kandang. Sistem pengairan lahan yang dilakukan petani adalah dengan cara sistem tadah hujan. Faktor output meliputi kerusakan hasil panen sebanyak 11-20 % dan produktivitas terbesar hortikultura di Kecamatan Pacet adalah jenis wortel dan daun bawang. Seluruh petani menjual wortel dan daun panennya pada tengkulak dan penghasilan perbulan petani kurang dari lima juta rupiah. Analisis data menunjukkan bahwa terdapat pengaruh agribisnis hortikultura terhadap kesejahteraan petani. Hasilnya yaitu terdapat pengaruh yang tidak begitu besar antara luas lahan garapan terhadap pendapatan. Sedangkan pengaruh modal awal terhadap pendapatan menunjukan penegasan sangat rendah atau lemah sekali. Serta pengaruh penghasilan tiap musim terhadap biaya hidup rumah tangga menunjukan hubungan rendah atau lemah tapi pasti.

(5)

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF HORTICULTURAL AGRIBUSINESS ON FARMER’S

WELFARE IN THE AREA OF AGROPOLITANT , PACET SUBDISTRICT, CIANJUR REGENCY

By: Nurul Hikmah (0901348)

This research is back grounded by Pacet Subdistrict being a potential area for the development of vegetables and decorative plants as well as it has comparative advantage the development of agribusiness sector. The problems faced at the agropolitant area of this Pacet Subdistrict among other things are an agricultural land functional take-over (land conversion) and vegetable commodity has been often disposed as a result of the decreased vegetable price. The impact of the problems is that the occurrence of poverty in the farmers. The formulations dealt with this research are ; How is the horticultural agribusiness condition ; How is he horticultural production ; and How the influence of the horticultural agribusiness on the farmer’s welfare in Agropolitant Area, Pacet Subdistrict, Cianjur Regency. The objective is to identify the horticultural agribusiness condition in Agropolitant Area, Pacet Subdistrict, Cianjur Regency, the horticultural productivity in Agropolitant Area, Pacet Subdistrict, Cianjur Regency, and the influence of the horticultural agribusiness on the farmer’s welfare in Agropolitant Area, Pacet Subdistrict, Cianjur Regency.

The method used in this research is a descriptive one. The research variable includes independent one. The independent variables in this research are the factors influencing the horticultural agribusiness in Agropolitant Area with the indicators among of them are inputs (type of commodity, land area, manpower and capital), planting process, maintenance, and pest eliminating) and outputs (processing of agricultural outcome, quality, quantity, price, marketing and earning). As for the dependent variable is the farmer’s welfare. Furthermore, it has been conducted the determination of population with the regional population is the entire horticultural agribusiness of Pacet Subdistrict region and the social population consists of the entire the farmers of horticultural agribusiness amounting at 523 farmers. For the regional sample it has been selected Ciputri Village, Cipendawa Village, Ciherang Village Village and Sukatani Village, while for the social sample is 83 farmers. And then it has been carried out the data collecting by using an interview guide as well as a visit to the related agency. After the data have been collected it is conducted a data sorting continued with data analysis. The data analysis techniques conducted are percentage analysis and analysis of two-variable relationship by using formula Pearson Correlation Coefficient (r).

The result of research shows that the area of farmer’s worked-out land is in the range of 1000-5000 m. whereas for the status of land ownership is to conduct a rent system. The farmers in Pacet Subdistrict involved 1-5 labors and have initial capital less than on million rupiahs. The process factor explains that the farmers use the overlapped-planting pattern system and use all types of fertilizers including Urea, HCl, ZA, NPK, as well as manure. The land irrigating system conducted by the farmers is by using a rain-accommodating system. The output factor includes the damage of harvested crop as many as 11-12% and the largest horticultural production in Pacet Subdistrict are the types of carrots and onion leaves. All of the farmers sell their carrots and onion leaves to the forcing buyers and the farmer’s monthly income is less than 5 million rupiahs. The data analysis shows that there is an influence of the horticultural agribusiness on the farmer’s welfare. The result is that there is a not-so-large influence of worked-out land area on the income. Whereas the influence of initial capital on the income indicates the pointing-out is very low or so weak. The influence of income seasonally on the cost of household life indicates a low or weak by certain relation.

Keywords: Agribusiness, Horticultural, Farmer’s Welfare, Farmer’s Group and Agropolitant

(6)

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

D. Karakteristik Agribisnis... 12

E. Konsep Agribisnis ... 13

1. Aspek Produksi Pertanian ... 13

2. Aspek Pengolahan Hasil Pertanian ... 14

3. Aspek Pemasaran Hasil Pertanian ... 14

4. Meningkatkan Pendapatan ... 15

F. Pertanian Hortikultura ... 15

1. Ciri-ciri Tanaman Hortikultura ... 16

2. Komoditas Unggulan Hortikultura ... 17

G. Kawasan Agropolitan ... 17

H. Kesejahteraan Petani ... 17

1. Pengertian Petani ... 17

2. Pemberdayaan Petani Tanaman Pangan dan Hortikultura Dilihat Dari Aspek Sosial Ekonomi ... 19

3. Indikator Kesejahteraan ... 20

BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... 24

A. Lokasi Penelitian ... 24

(7)

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

C. Populasi dan Sampel... 27

D. Variabel Penelitian ... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ... 32

F. Alat Pengumpulan dan Pengolah Data ... 34

G. Cara Pengambilan Data ... 35

H. Teknik Pengolahan Data... 35

I. Analisis Data ... 36

J. Diagram Alur Penelitian ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Kondisi Geografis Daerah Penelitian ... 40

1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian ... 40

a. Letak dan Luas Wilayah Penelitian ... 40

2. Kondisi Sosial Ekonomi Daerah Penelitian ... 55

a. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk ... 55

b. Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin ... 55

c. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 59

d. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 60

e. Alat Transportasi dan Komunikasi ... 61

B. Kondisi Agribisnis Hortikultura Daerah Penelitian ... 61

1. Indentitas Petani ... 61

a. Petani Berdasarkan Jenis Kelamin ... 61

b. Petani Berdasarkan Tempat Tinggal ... 64

c. Tingkat Pendidikan Petani dan Sumber Pengetahuan Bertani ... 65

2. Faktor-faktor Produksi Pertanian ... 68

a. Luas Lahan Garapan dan Status Petani Berdasarkan Kepemilikan Lahan ... 68

b. Tenaga Kerja ... 71

c. Status Petani dan Sumber Modal Petani ... 73

3. Pemeliharaan Tanaman Hortikultura ... 78

C. Produksi Hortikultura Daerah Penelitian... 84

1. Kuatitas Hasil Panen dan Harga ... 84

2. Pemasaran ... 86

3. Kualitas Hasil Panen... 87

4. Harga ... 87

5. Penghasilan ... 88

(8)

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Tingkat Pendapatan Petani ... 90

2. Pola Konsumsi Keluarga ... 91

3. Kondisi Rumah (Papan) ... 96

4. Kondisi Kesekatan Petani ... 99

5. Tingkat Pendidikan Anak Petani ... 100

E. Pengaruh Agribisnis Hortikultura terhadap Tingkat Kesejahteraan Petani Di Kecamatan Pacet ... 103

1. Analisis Pengaruh Luas Lahan Garapan terhadap Pendapatan ... 103

2. Analisis Pengaruh Modal Awal terhadap Pendapatan... 104

3. Analisis Pengaruh Hasil Panen Jenis Hortikultura (ton/musim) dan Pendapatan per Bulan ... 105

4. Analisis Pengaruh Penghasilan Tiap Musim terhadap Biaya Hidup Rumah Tangga ... 105

F. Implementasi Hasil Penelitian Terhadap Pendidikan Geografi ... 106

BAB V KESIMPULAN ... 109

A. Kesimpulan ... 109

B. Rekomendasi ... 113

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(9)

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel

1.1 Gabungan Kelompok Tani……….... 4

1.2 Komoditas Yang Diusahakan Oleh Para Petani Di Wilayah Kecamatan Pacet Tahun 2011……….... 5

3.1 Jumlah Petani dan Luas Lahan Tiap Desa Di Kecamatan Pacet Tahun 2010………. 27

3.2 Kriteria Lahan Berdasarkan Luas……… 28

3.3 Pengelompokan Luas Lahan Di Kecamatan Pacet………... 28

3.4 Jumlah Sampel Tiap Desa Di Kecamatan Pacet……… ... 30

3.5 Variabel Penelitian………... 32

3.6 Kriteria Persentase……….... 37

3.7 Interval Nilai Koefesien Korelasidan Kekuatan Hubungan…………... 38

4.1 Luas Wilayah Tiap Desa Di Kecamatan Pacet………... 41

4.2 Wilayah Iklim Pulau Jawa Menurut Koppen………. ... 41

4.3 Zonasi Iklim Menurut Iklim Junghun………... 43

4.4 Nilai Q dan Tipe Iklim Schmidt-Ferguson………... 44

4.5 Data Curah Hujan dan Hari Hujan 5 Tahunan ... 44

4.6 Jumlah Curah Hujan, Rata-Rata Curah Hujan, Bulan Basah, Bulan Lembab dan Bulan Kering. ………... 46

4.7 Kelas Kemiringan Lereng. ………... 46

4.8 Luas Wilayah Menurut Kemiringan Lereng………... 47

4.9 Persebaran Jenis Tanah Kecamatan Pacet.………... 48

4.10 Kondisi Penggunaan Lahan ………... 50

4.11 Jumlah Penduduk Tiap Desa Di Kecamatan Pacet... 56

4.12 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin.………... 57

4.13 Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia………... 58

4.14 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan……... 59

4.15 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian…………... 60

4.16 Petani Berdasarkan Jenis Kelamin………… ………... 62

(10)

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4.18 Petani Berdasarkan Usia Dan Jenis Kelamin... 63

4.19 Tempat Tinggal Petani... 64

4.20 Tingkat Pendidikan Petani... 65

4.21 Sumber Pengetahuan Bertani... 66

4.22 Petani Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Sumber Pengetahuan Bertani………....…... 67

4.23 Luas Lahan Garapan Petani………... 68

4.24 Status Petani Berdasarkan Kepemilikan Lahan Petani... 70

4.25 Luas Lahan Garapan dan Status Petani Berdasarkan Kepemilikan Lahan Petani………... 71

4.26 Jumlah Tenaga Kerja………... 72

4.27 Sistem Pembagian Upah... 73

4.28 Biaya Tenaga kerja... 74

4.29 Modal Awal Petani... 74

4.30 Sumber Modal Petani... 75

4.31 Status Petani dan Sumber Modal Petani... 77

4.32 Pengalaman Kerja Petani... 77

4.33 Jenis Pupuk yang Digunakan... 78

4.34 Biaya Pupuk... 79

4.35 Jenis Pestisida yang Digunakan... 80

4.36 Biaya Pestisida... 81

4.37 Sistem Pengairan... 82

4.38 Biaya Pengairan... 83

4.39 Sistem Panen... 83

4.40 Produksi Hortikultura per Musim Panen... 84

4.41 Jumlah Hasil Panen Keseluruhan... 85

4.42 Pemasaran Hasil Panen... 86

4.43 Kerusakan Hasil Panen... 97

4.44 Harga Jual Hasil Panen... 88

4.45 Penghasilan Rata-rata Petani per Musim Panen... 88

(11)

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4.47 Pendapatan Rata-rata Petani per Bulan... 91

4.48 Biaya Hidup Rumah Tangga... 91

4.49 Tempat Berbelanja Kebutuhan Sehari-hari... 92

4.50 Biaya Hidup Rumah Tangga per Hari... 93

4.51 Biaya Listrik... 94

4.52 Sarana Telekomunikasi dan Informasi... 95

4.53 Sarana Transportasi... 96

4.54 Luas Rumah... 97

4.55 Status Kepemilikan Rumah... 98

4.56 Kondisi Rumah... 98

4.57 Tingkat Kesehatan... 99

4.58 Tujuan Berobat... 100

4.59 Tingkat Pendidikan Anak... 101

4.60 Tingkat dan Biaya Pendidikan Anak... 102

4.61 Beban Tanggungan Petani... 103

4.62 Koefesien Korelasi Pearson... 103

4.63 Koefesien Korelasi Pearson... 104

4.64 Koefesien Korelasi Pearson... 105

(12)

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR, BAGAN, DAN PETA

Gambar

1.1 Mata Rantai Kegiatan Agribisnis ... 3

3.1 Peta Administratif Kecamatan Pacet ... 25

4.1 Peta Administratif Kecamatan Pacet ... 42

4.2 Peta Kemiringan Lereng ... 51

4.3 Peta Jenis Tanah ... 52

4.4 Peta Pola Aliran Sungai ... 53

4.5 Peta Penggunaan Lahan ... 54

4.6 Grafik Petani Berdasarkan Jenis Kelamin ... 62

4.7 Grafik Petani Berdasarkan Usia ... 63

4.8 Grafik Tempat Tinggal Petani ... 64

4.9 Grafik Tingkat Pendidikan Petani ... 66

4.10 Grafik Sumber Pengetahuan Bertani ... 67

4.11 Grafik Luas Lahan Garapan Petani ... 69

4.12 Grafik Status Petani Berdasarkan Kepemilikan Lahan ... 70

4.13 Grafik Jumlah Tenaga Kerja ... 72

4.14 Grafik Sistem Pembagian Upah ... 73

4.15 Grafik Modal Awal... 74

4.16 Grafik Sumber Modal Petani ... 76

4.17 Grafik Pengalaman Kerja Petani ... 78

4.18 Grafik Jenis Pupuk yang Digunakan ... 79

4.19 Grafik Biaya Pupuk ... 80

4.20 Grafik Jenis Pestisida yang Digunakan ... 81

4.21 Grafik Biaya Pestisida ... 81

4.22 Grafik Sistem Pengairan ... 82

4.23Grafik Biaya Pengairan ... 83

4.24 Grafik Sistem Panen ... 84

4.25 Grafik Panen Keseluruhan ... 85

4.26 Grafik Pemasaran Hasil Panen ... 86

(13)

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4.28 Grafik Penghasilan Petani per Musim Panen ... 89

4.29 Grafik Penghasilan Tambahan ... 90

4.30 Grafik Pendapatan Petani Tiap Bulan ... 91

4.31 Grafik Biaya Hidup per Bulan ... 92

4.32 Grafik Tempat Berbelanja Kebutuhan Sehari-hari ... 93

4.33 Grafik Biaya Hidup Rumah Tangga per Hari ... 93

4.34 Grafik Biaya Listrik per Bulan ... 94

4.35 Grafik Sarana Telekomunikasi dan Informasi ... 95

4.36 Grafik Sarana Transportasi ... 96

4.37 Grafik Luas Rumah ... 97

4.38 Grafik Status Kepemilikan Rumah ... 98

4.39 Grafik Kondisi Rumah ... 99

4.40 Grafik Tingkat Kesehatan... 99

4.41 Grafik Tujuan Berobat ... 100

4.42 Grafik Tingkat Pendidikan Anak... 101

(14)

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumberdaya wilayah Indonesia sangat dipengaruhi oleh aspek geografis seperti keruangan, kelingkungan, maupun kewilayahan. Sebagaimana negara ini merupakan negara kepulauan yang terbentang luas dengan jumlah pulau sekitar 13.487. Kondisi geografis Indonesia di antaranya terletak di wilayah tropis dengan penyinaran matahari dan curah hujan terjadi relatif merata sepanjang tahun. Selain itu kondisi fisik Negara Indonesia termasuk ke dalam jalur pegunungan api aktif dunia (ring of fire) yang menyebabkan Indonesia memiliki banyak deretan gunungapi terutama di daratan Jawa yang membentang dari Ujung Utara Pulau Sumatera hingga Ujung Utara Pulau Sulawesi. Daratan dapat dibedakan atas wilayah pegunungan curam di Selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 m di atas permukaan laut, wilayah lereng bukit yang landai di tengah ketinggian 100-1.500 m di atas permukaan laut, wilayah dataran luas di utara ketinggian 100 m di atas permukaan laut, dan wilayah aliran sungai. Hal tersebut berpengaruh terhadap aktivitas penduduk di Indonesia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang cenderung dipengaruhi oleh lingkungan fisiknya yang memiliki sumberdaya lahan dan pertanian yang perlu dikelola secara terintegrasi.

(15)

2

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

lain belum sepenuhnya menunjukkan sinergitas pada skala lokal, regional dan nasional, hal ini tercermin dari pengembangan agroindustri yang belum optimal dalam pengolahan dan pemasarannya.

Pusat pertanian Jawa Barat salah satunya terkonsentrasi di wilayah Kabupaten Cianjur. Kondisi pertanian Kabupaten Cianjur dilihat dari aspek fisiknya yaitu beriklim tropis dengan curah hujan per tahun rata-rata 1.000 sampai 4.000 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 150 per-tahun. Dengan iklim tropis tersebut menjadikan kondisi alam Kabupaten Cianjur subur dan mengandung keanekaragaman kekayaan sumberdaya alam yang potensial sebagai modal dasar pembangunan dan potensi investasi yang menjanjikan. Lahan-lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, perikanan dan perkebunan merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat.

Mata pencaharian penduduk Kabupaten Cianjur di sektor pertanian yaitu sekitar 62.99 %. Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar terhadap produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yaitu sekitar 42,80 %. Berbagai pertimbangan geografis, letak geologis dan klimatologis serta sosio-kulturnya yang beragam tersebut sangat penting dikaji dalam mengelola sumbedaya wilayah untuk kesejahteraan penduduk khususnya petani.

Pertanian dalam arti luas dititikberatkan pada produksi–produksi yang dihasilkan sedangkan pertanian rakyat ditekankan pada usaha tani rakyat di pedesaan. Karena itu studi kasus dalam penelitian ini dilakukan di daerah Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat yang berjarak sekitar 80 km dari Jakarta atau 20 km dari Kota Cianjur, selain dikenal sebagai kawasan wisata pegunungan, juga merupakan daerah penghasil sayuran. Kawasan sayuran ini dikembangkan menjadi kawasan agropolitan hortikultura.

(16)

3

dukung dan potensi fisik yang baik, luas kawasan dan jumlah penduduk yang memadai, serta tersedianya dukungan sarana dan prasarana.

Konsep agribisnis merupakan suatu konsep yang utuh, mulai dari proses produksi, mengolah hasil, pemasaran dan aktifitas lain yang berkaitan dengan kegiatan pertanian. Menurut Arsyad dalam Soekartawi (1993: 3) yang dimaksudkan dengan agribisnis adalah:

Suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Yang dimaksud dengan ada hubungannya dengan pertanian dalam artian yang luas adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian. Terlihat di Gambar 1.1 bahwa cakupan agribisnis cukup luas dan penanganan agribisnis seringkali terlihat kompleks:

Kecamatan Pacet ini berada di bagian Utara Kota Cianjur yang merupakan daerah potensial untuk pengembangan sayuran dan tanaman hias. Hasil produksi Kabupaten Cianjur khususnya di sektor pertanian begitu mudah, dikarenakan mempunyai keunggulan komparatif dalam pengembangan agribisnis sayuran. Secara geografis wilayah ini terletak di antara Kota Jakarta dan Ibu Kota Provinsi Jawa Barat. Hal ini, selain karena produksi pertanian merupakan kebutuhan rutin sehari-hari, juga didukung oleh kemudahan-kemudahan pemasaran mengingat lokasi Cianjur berada di lintasan jalur ekonomi regional Jawa Barat. Dari wilayah ini setiap hari belasan ton sayur mayur dipasok ke Jabodetabek.

(17)

4

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kecamatan Pacet dibagi menjadi tujuh desa yaitu Desa Cibodas, Desa Sukanagalih, Desa Ciherang, Desa Cipendawa, Desa Ciputri, Desa Gadog, dan Desa Sukatani, sedangkan desa-desa yang memiliki lahan hortikultura terdiri dari empat desa yaitu Desa Ciputri, Desa Ciherang, Desa Cipendawa, dan Desa Sukatani. Masing-masing dari desa memiliki Gabungan Kelompok Tani dengan luas lahan di antaranya dapat dilihat pada Tabel 1.1 :

Tabel 1.1

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)

No Desa Nama Gapoktan

Total Luas Lahan Anggota (Ha)

1 Ciputri Putri Kencana 211,98

2 Ciherang Muda Karya 95,00

3 Cipendawa Multi Tani Jaya Giri 201,20

4 Gadog Sabodasna 87,00

5 Sukatani Surya Kancana 108,90

6 Cibodas Angsana Mekar 128,56

7 Sukanagalih Tunas Harapan 102,00

Jumlah 934,64

Sumber: Kelembagaan Tani BPBTPH 2012

(18)

5

Permasalahan yang dihadapi di kawasan agropolitan Kecamatan Pacet ini di antaranya adalah maraknya alih fungsi lahan (konversi lahan) pertanian dan komoditas sayuran sering terbuang akibat menurunnya harga sayuran serta menurunnya tingkat kesejahteraan petani.

Tabel 1.2

Komoditas Yang Diusahakan Oleh Para Petani Di Wilayah Kecamatan Pacet Tahun 2011

No Tanaman Hortikultura Produksi (ton/tahun)

1 Wortel 25.000

2 Daun Bawang 15.000

3 Kubis 5.000

4 Kembang kol 5.000

5 Petsai 5.000

6 Lobak 2.000

7 Cabe besar 3.000

8 Cabe rawit 1.500

9 Tomat 2.000

10 Terung 1.000

Sumber: Kelembagaan Tani BPBTPH 2012

Masalah konversi lahan pertanian dipertegas dengan adanya pertambahan jumlah penduduk yang terus meningkat, mengakibatkan kebutuhan akan lahan untuk berbagai penggunaan seperti pemukiman, industri, pariwisata, transportasi, pertanian yang terus meningkat. Semakin sempitnya lahan pertanian akibat konversi akan mempengaruhi aspek kepemilikan lahan pertanian, segi pola kehidupan petani dan struktur pendapatan.

Selain itu, masalah dalam penanganan pascapanen yang dihadapi petani adalah komoditas sayuran yang terbuang akibat menurunnya harga. Hal ini menjadi ancaman bagi para petani, sehingga petani merugi ketika hasil panennnya dihargai murah.

(19)

6

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

secara maksimun atau produktif (Tambunan, 2003: 156). Seperti yang dikemukakan oleh Sukmawani (2010: 2-4) bahwa:

Masalah-masalah dalam sektor pertanian di antaranya yaitu masalah teknologi, masalah pengolahan dan paska panen, masalah permodalan, masalah pemasaran, masalah kualitas sumber daya manusia, masalah koordinasi, masalah infrasruktur, masalah informasi, masalah perijinan, masalah lahan, masalah pembinaan dan penyuluhan.

Seharusnya pengembangan kawasan agropolitan di Kecamatan Pacet khususnya komoditas hortikultura adalah dijadikan pusat hasil pertanian yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan memberdayakan petani lokal.

Untuk itu penelitian begitu penting dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi faktor agribisnis di Kecamatan Pacet dan produksi hortikultura serta pengaruhnya terhadap kesejahteraan petani. Uraian tersebut menunjukan bahwa penelitian ini perlu dilakukan mengingat suatu identifikasi dan analisis dibuat untuk mengantisipasi permasalahan masyarakat petani khususnya petani lokal. Hal tersebut menjadi dasar pemikiran penulis untuk mengangkat permasalahan serta dijadikan karya tulis dengan judul “Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur)”.

B. Rumusan Masalah

Suatu kondisi dikatakan ada masalah manakala terjadi hambatan atau ketidaksesuaian. Berdasarkan latar belakang di atas, untuk memperjelas permasalahan dan mempermudah dalam pembahasannya maka dirumuskan kedalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kondisi agribisnis hortikultura di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur?

2. Bagaimanakah produksi hortikultura di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur?

(20)

7

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi kondisi agribisnis hortikultura di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur.

2. Mengidentifikasi produksi hortikultura di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur.

3. Menganalisis pengaruh pertanian hortikultura terhadap kesejahteraan petani di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat atau kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan masukan kepada semua pihak yang berhubungan dengan pertanian di kawasan agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur, untuk memecahkan permasalahan tersebut demi perkembangan kawasan agropolitan dan kesejahteraan petani, selain itu manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain:

1. Sebagai bahan masukan kepada petani Kecamatan Pacet untuk lebih mengembangkan agribisnis hortikultura untuk mendukung kehidupan sosial ekonominya.

2. Sebagai bahan rujukan untuk kepentingan penelitian lanjutan terutama yang berkaitan dengan pertanian.

3. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur untuk lebih memperhatikan pengembangan kawasan agropolitan dan perokonomian masyarakat petani.

Sebagai bahan pengayaan dalam proses pembelajaran Geografi SMA kelas XI semester I dalam bahasan sumberdaya alam suatu daerah dan kelas XII semester I menganalisis lokasi industri dan pertanian dengan pemanfaatan peta.

E. Definisi Operasional

(21)

8

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kabupaten Cianjur” Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah serta untuk menghindari salah pengertian dari judul penelitian ini maka penulis membuat definisi operasional sebagai berikut :

1. Agribisnis

Agribisnis yaitu “agri” yang berasal dari kata agriculture (pertanian) dan

bisnis yang berasal dari kata “bisnis” (usaha). Jadi agribisnis adalah usaha dalam bidang pertanian. Baik mulai dari produksi, pengolahan, pemasaran atau kegiatan lain yang berkaitan.

2. Hortikultura

Hortikultura berasal dari kata “hortus” (= garden atau kebun) dan “colere

(= to cultivate atau budidaya). Secara harfiah istilah Hortikultura diartikan sebagai usaha membudidayakan tanaman buah-buahan, sayuran dan tanaman hias (Janick, 1972 ; Edmond et al., 1975). Sehingga hortikultura merupakan suatu cabang dari ilmu pertanian yang mempelajari budidaya buah-buahan, sayuran dan tanaman hias. Sedangkan dalam GBHN 1993-1998 selain buah-buahan, sayuran dan tanaman hias, yang termasuk dalam kelompok hortikultura adalah tanaman obat-obatan.

Ditinjau dari pengertiannya, penelitian ini hanya melakukan penelitian hortikultura sayuran saja.

3. Kawasan Agropolitan (Kota Tani)

(22)

9

4. Kesejahteraan

Menurut Undang-undang No 11 Tahun 2009 Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat memberi pengertian sejahtera yaitu suatu kondisi masyarakat yang telah terpenuhi kebutuhan dasarnya. Kebutuhan dasar tersebut berupa kecukupan dan mutu pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan, dan kebutuhan dasar lainnya seperti lingkungan yang bersih, aman dan nyaman. Walaupun sulit diberi pengertian, namun kesejahteraan memiliki beberapa kata kunci yaitu terpenuhi kebutuhan dasar, makmur, dan sehat, Indikator tingkat kesejahteraan penduduk menurut Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu dilihat dari pendapatan, kesehatan, pola konsumsi keluarga, dan perumahan.

5. Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Pacet adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, Indonesia yang memiliki potensi luar biasa khususnya dibidang pertanian hortikultura yang menjadi lokasi penelitian bagi penulis.

(23)

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di Kecamatan Pacet, yang mengalami pemekaran menjadi Kecamatan Cipanas pada tahun 2003. Kecamatan Pacet secara Astronomis terletak antara 1070 00’00”– 1070 04’00” BT dan 060 42’00” – 060 46’00” LS. Kecamatan Pacet terletak di bagian Utara Kota Cianjur dengan jarak dari kota Cianjur ±20 Km dan jarak dari ibu kota propinsi sekitar 59 Km. Kecamatan Pacet memiliki kondisi geografis daerah perbukitan yang bergelombang dengan ketinggian di antara 1.000-1.200 meter dpl. Kecamatan Pacet terdiri dari tujuh desa yaitu Desa Cibodas, Desa Sukanagalih, Desa Ciherang, Desa Cipendawa, Desa Ciputri, Desa Gadog, dan Desa Sukatani dapat dilihat pada Gambar 3.1 Peta Administratif Kecamatan Pacet, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Kecamatan Cipanas b. Sebelah Timur : Kecamatan Sukaresmi c. Sebelah Selatan : Kecamatan Cipanas d. Sebelah Barat : Kecamatan Cugenang

B. Metode penelitian

Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan penulis dalam proses pengumpulan dan menampilkan data hasil penelitian yang dilakukan. Penggunaan metode dalam penelitian begitu penting karena berdampak terhadap kebutuhan suatu penelitian.

(24)

25

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1

(25)

26

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Menurut Surakhmad (1982: 139) penelitian deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan data dan penyusunan data, tetapi meliputi pula analisis dan interpretasi data itu sendiri. Penggunaan metode deskriptif ditujukan untuk menganalisis data yang diperoleh dari penelitian di lapangan. Hal ini tentunya dilakukan atas dasar asumsi bahwa penelitian ini dirancang dengan tujuan mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan status gejala pada saat penelitian dilakukan.

Salah satu hal yang termasuk dalam metode ini adalah proses pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dapat ditampilkan dalam bentuk tabel, grafik, daftar, dan peta sehingga analisis dan penafsiran data tersebut memiliki makna dan akhirnya membuat kesimpulan-kesimpulan penelitian yang lebih lanjut. Surakhmad (1982:139) menyatakan bahwa :

Metode deskriptif esensinya membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena tertentu lalu mengambil studi komparatif atau mengukur sesuatu dimensi seperti dalam berbagai bentuk studi kuantitatif, angket, tes,

interview, dan lain-lain atau mengadakan klasifikasi, ataupun mengadakan

penilaian, menetapkan standar (normatif), menetapkan hubungan dan kedudukan (status) satu unsur dengan unsur lain.

Penulis menggunakan metode deskriptif dalam peneltian ini karena metode deskriptif merupakan suatu metode yang tepat dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu setting kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Selanjutnya penulis melakukan analisis korelasi untuk menentukan ada atau tidaknya pengaruh agribisnis hortikultura terhadap kesejahteraan petani.

Menurut Arikunto (2006:270) penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya hubungan dan apabila ada berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut. Sedangkan yang dimaksud dengan metode deskriptif yaitu metode yang menggambarkan dan menjelaskan gejala-gejala yang nampak di daerah penelitian pada saat sekarang.

(26)

27

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dalam penelitian ini diawali dengan merumuskan latar belakang masalah, kemudian merumuskan masalah yang akan dibahas yang tujuannya agar masalah yang akan dibahas tidak terlalu meluas. Tahap selanjutnya adalah melakukan dan menuliskan kajian teoritis. Kajian teoritis dapat berasal dari buku-buku, jurnal-jurnal, artikel atau karya ilmiah lain yang sesuai dengan masalah yang akan di pecahkan. Kemudian melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan penelitian yang akan dibahas.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Tika (1997) populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas. Sesuai dengan pendapat di atas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani Kecamatan Pacet yang tergabung dalam anggota Gapoktan hortikultura. Populasi yang terdapat dalam penelitian ini terbagi dua yaitu :

a. Populasi wilayah yaitu seluruh lahan agribisnis hortikultura wilayah Kecamatan Pacet yang terdiri dari empat desa yaitu, Desa Ciherang, Desa Ciputri, Desa Cipendawa, dan Desa Sukatani dengan luas keseluruhan 617.08 Ha.

b. Populasi sosial yaitu tediri dari keseluruhan petani agribisnis hortikultura yang ada di Kecamatan Pacet yang berjumlah 523 jiwa.

Untuk lebih jelasnya populasi wilayah dan sosial dapat dilihat pada Tabel 3.1 yang menunjukan jumlah petani dan luas lahan garapan tiap Desa di Kecamatan Pacet.

Tabel 3.1

Jumlah Petani dan Luas Lahan Tiap Desa di Kecamatan Pacet tahun 2010 No Desa Total Luas Lahan (Ha) Jumlah Anggota (Orang)

1 Ciputri 211,98 140

2 Ciherang 95,00 60

3 Cipendawa 201,20 140

4 Sukatani 108,90 183

Jumlah 617.08 523

(27)

28

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, populasi penelitian ini meliputi seluruh gejala individu dan masalah yang berkaitan dengan kondisi agribisnis hortikultura yang mencakup seluruh petani yang berada di Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur yang berjumlah 523 jiwa.

a. Sampel Wilayah

Pengambilan sampel wilayah didasarkan pada perbedaan karakteristik dari setiap wilayah tersebut diantaranya dengan melakukan pengelompokan. Pengambilan sampel wilayah dalam penelitian ini didasarkan pada pertimbangan luas lahan hortikultura. Untuk mempermudah pengambilan sampel wilayah dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengambilan Sampel Random Berstrata (Stratified Random Sampling). Langkah awal adalah mengelompokkan kedalam tiga bagian pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Kriteria Lahan Berdasarkan Luas

No Luas Lahan (Ha) Kriteria Luas Lahan

1 95 – 134 Rendah

2 135 – 173 Sedang

3 > 174 Tinggi

Sumber: Olahan Penulis

a) Desa yang mewakili luas lahan hortikultura paling tinggi (> 174 ha) b) Desa yang mewakili luas lahan hortikultura sedang (135-173 ha) c) Desa yang mewakili luas lahan hortikultura rendah (95-134 ha) Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3

Pengelompokan Luas Lahan Di Kecamatan Pacet

No Desa Nama Gapoktan Total Luas Lahan

(28)

29

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pertimbangan tersebut, terpilih Desa Ciputri dan Desa Cipendawa yang mewakili luas lahan hortikultura paling tinggi yaitu 211,98 ha dan 201,20 ha, Desa Ciherang dan Desa Sukatani sebagai perwakilan desa yang memiliki luas lahan terendah dengan luas 95,00 ha dan 108,90 ha.

b. Sampel Sosial

Mengingat tidak ada batasan yang jelas dalam penentuan sampel, untuk menentukan persentase sampel sosial dari tiap sampel wilayah agar diperoleh sampel yang proporsional, maka sampel petani ditetapkan sebanyak 83 responden. Teknik pengambilan sampel petani dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin yaitu:

Keterangan : : Ukuran sampel N : Ukuran populasi

e : Prosen kelonggaran ketidaktelitian yang masih dapat ditoleransi (0-10%)

1 : Konstanta

Berdasarkan rumus Slovin maka dapat di ketahui N = 523 dan e = 10%. Maka hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :

= 83

Selanjutnya teknik pengambilan sampel petani di lakukan dengan menggunakan teknik sampel proporsional (proposional sample) dari setiap desa yang terdapat hortikultura di Kecamatan Pacet yaitu:

Keterangan :

ni : Banyaknya sampel dari tiap desa

(29)

30

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Ni : Jumlah petani tiap desa

∑ No : Jumlah petani dari tiga desa

Maka dapat diketahui:

a) Desa Ciputri mempunyai 140 petani, sehingga persentasenya yaitu:

=22,4 jadi untuk sampel petaninya sebanyak 22 orang.

b) Desa Ciherang mempunyai 60 petani, sehingga persentasenya yaitu:

= 9,63 jadi untuk sampel petaninya sebanyak 10 orang.

c) Desa Cipendawa mempunyai 140 petani, sehingga persentasenya yaitu:

=22,4 jadi untuk sampel petaninya sebanyak 22 orang.

d) Desa Sukatani mempunyai 183 petani, sehingga persentasenya yaitu:

= 29,3 jadi untuk sampel petaninya sebanyak 29 orang.

Untuk lebih jelasnya tersaji dalam Tabel 3.4.

Tabel 3.4

Jumlah Sampel Tiap Desa di Kecamatan Pacet

No Desa Nama

Sumber: Daftar Kelompok Hasil Pengukuhan BPBTPH 2010 dan Olahan penulis.

(30)

31

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian menurut Hadi dalam Arikunto (2006:116) mendefinisikan bahwa variabel merupakan objek penelitian yang bervariasi. Sedangkan menurut Rafi'i (1986: 8) istilah variabel mengandung arti ukuran, sifat atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok atau suatu set yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok atau set yang lain. Jadi variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

Dalam penelitian ini terdapat dua macam variabel yang saling berhubungan yaitu variabel bebas (undependent variable) dan variabel terikat (dependent

variable).

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Variabel bebas (Variabel X)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab bagi variabel lain. Selain itu variabel bebas juga merupakan variabel yang menunjukkan adanya gejala atau peristiwa, sehingga diketahui intensitas atau pengaruhnya terhadap variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi agribisnis hortikultura di Kawasan Agropolitan dengan penjabaran indikator di antaranya adalah sebagai berikut :

a.Input : jenis komoditi, luas lahan, tenaga kerja dan modal. b.Proses: pola tanam, pemeliharaan, dan pemberantasan hama.

c.Output: pengolahan hasil pertanian, kualitas, kuantitas, harga, pemasaran dan penghasilan.

2. Variabel terikat (Variabel Y)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel lain. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah kesejahteraan petani.

(31)

32

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5

E.Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diinginkan sesuai dengan tujuan penelitian, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Data primer

Menurut Hasan (2004:19) data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau orang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer ini juga disebut data asli atau baru. Untuk memperoleh data primer dalam penelitian menggunakan pedoman wawancara dan observasi lapangan.

a. Wawancara

(32)

33

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari wawancara adalah kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi dengan sumber informasi. Jenis wawancara di antaranya yaitu :

1) Wawancara bebas, yaitu pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan.

2) Wawancara terpimpin, yaitu wawancara yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci.

3) Wawancara bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara wawancara bebas dan wawancara terpimpin.

Jenis wawancara yang penulis gunakan adalah wawancara bebas dan terpimpin dimana setiap wawancara yang dilakukan, mengacu pada instrumen yang tersedia dan menanyakan tentang hal yang berkaitan dengan kajian penelitian. Hal-hal yang menjadi pertanyaan dalam teknik wawancara ini adalah :

(1) Identitas petani

(2) Luas Lahan, tenaga kerja dan modal

(3) Pola tanam, pemeliharaan dan pemberantasan hama (4) Kualitas, kuantitas, harga dan pemasaran

(5) Penghasilan dan pendapatan

(6) Pola konsumsi keluarga, pangan dan papan (7) Kesehatan dan pendidikan

b. Observasi Lapangan

Observasi lapangan adalah teknik pengamatan langsung di lokasi penelitian untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas menyangkut objek penelitian. Observasi lapangan dilakukan secara terkontrol sesuai masalah yang akan diteliti. Hal-hal yang diteliti mencakup faktor-faktor agribisnis hortikultura mempengaruhi kesejahteraan petani di kawasan agropolitan. 2. Data Sekunder

(33)

34

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data yang asli. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian adalah sebagai berikut :

a. Studi Dokumentasi

Kegiatan ini dilakukan untuk mencari dokumen-dokumen yang terkait dengan permasalahan dengan cara mendatangi instansi-instansi pemerintah seperti Balai Pengembangan Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura, BPS kantor kecamatan, kantor desa, diktat serta buku-buku yang terkait dan relevan dengan penelitian.

b. Studi Literatur

Studi literatur adalah teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari buku-buku, majalah, dan informasi lainnya yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Melalui teknik ini penulis memperoleh teori-teori atau konsep-konsep yang relevan berhubungan dengan masalah-masalah penelitian yang penulis kumpulkan dari beberapa literatur terkait. Hal ini dimaksudkan agar dapat melengkapi data dalam rangka analisa permasalahan yang diteliti. Data yang digunakan di antaranya adalah buku dan literatur mengenai pertanian, agribisnis hortikultura, petani, kawasan agropolitan dan geografi pertanian.

F. Alat Pengumpul dan Pengolah Data

Alat-alat yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pedoman Wawancara

Alat tersebut digunakan untuk mengetahui agribinis hortikultura dilihat dari segi faktor produksi pertanian seperti modal, tenaga kerja dan manajemen pengolahan hasil pertanian, pemasaran hasil pertanian dan pendapatan. Sedangkan untuk kesejahteraan yang di teliti adalah sandang, pangan, dan papan. Instrument Penelitian yang berupa pedoman wawancara akan tersaji dalam lampiran.

2. Kamera digital

(34)

35

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Peta Rupa Bumi

a. Peta Rupa Bumi 25.000 Lembar 1209-124 Lembar Salabintana b. Peta Rupa Bumi 25.000 Lembar 1209-213 Lembar Cugenang c. Peta Rupa Bumi 25.000 Lembar 1209-231 Lembar Cipanas d. Basemap Lembar Jawa Barat 2009

3. Software Map Info 8.5

Program ini digunakan untuk mendeliniasi peta, sehingga yang digambarkan dengan jelas hanya daerah penelitian yaitu Kecamatan Pacet selain itu peta tersebut juga digunakan untuk mengetahui luas wilayah, jenis tanah, penggunaan lahan, pola aliran sungai dan kemiringan lereng daerah penelitian.

G. Cara Pengambilan Data

1. Survey ke lokasi penelitian dan mengumpulkan data-data sekunder berupa dokumen-dokumen dari dinas atau instansi terkait seperti Balai Pengembangan Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura, dan BPS kantor kecamatan untuk memperoleh data yang diperlukan.

2. Melakukan pemotretan fenomena-fenomena di lapangan dengan menggunakan kamera digital.

3. Menentukan sampel petani dengan menggumakan rumus Slovin.

4. Mengunjungi lokasi penelitian dan mengumpulkan data-data primer dengan menggunakan pedoman wawancara.

H. Teknik Pengolahan Data

1. Editing: Sebelum data dianalisis, maka data tersebut diedit terlebih dahulu.

Data-data yang terkumpul dibaca kembali kemudian diperbaiki jika masih terdapat hal-hal yang salah atau meragukan. Catatan pengamatan dipastikan harus lengkap dalam pengertian semua kolom atau pertanyaan harus terjawab atau terisi.

(35)

36

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

penuh, melihat apakah data tersebut konsisten atau tidak, mengecek apakah instruksi dalam daftar pertanyaan diikuti secara seksama oleh penjawab atau tidak, mengecek pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya tidak cocok. Jika terjadi penyimpangan-penyimpangan tersebut maka peneliti mengumpulkan dan mengklasifikasikan data-data yang bermasalah dalam satu kelompok. 3. Coding dilakukan agar memudahkan analisis pada jawaban pertanyaan

tertutup maka jawaban perlu diberi kode berupa angka maupun huruf.

4. Entry data dilakukan setelah data diberi kode dengan memasukkan data ke dalam kolom-kolom yang terdapat pada Ms Exel 2007.

5. Tabulasi: Data-data yang telah terkumpul dibuat ke dalam tabel-tabel, dalam proses tabulasi peneliti memasukkan data ke dalam tabel dan mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel.

I. Analisis Data

Setelah data dari lapangan terkumpul dan selesai diolah maka proses selanjutnya adalah analisis data, adapun tahapan dalam menganalisis data adalah sebagai berikut:

1. Analisis persentase

Analisis persentase digunakan untuk menghitung besarnya proporsi dalam setiap alternatif jawaban, sehingga kecenderungan jawaban responden dan fenomena lapangan dapat diketahui. Rumus analisis persentase adalah:

n

00

Keterangan : p = Persentase

f = Frekuensi setiap kategori jawaban n = Jumlah seluruh responden

(36)

37

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Kriteria Persentase yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Kriteria Persentase

(%) Keterangan

0 Tidak ada

01-24 Sebagian kecil

25-49 Kurang dari setengahnya

50 Setengahnya

51-74 Lebih dari setengahnya

75-99 Sebagian besar

100 Seluruhnya

Sumber: Arikunto (dalam Abdillah 2011)

2. Analisis korelasi

Menurut Arikunto (2006:270) penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya hubungan atau pengaruh, dan apabila ada berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut.

Rumus Koefisien Korelasi Pearson (r), digunakan pada analisis korelasi sederhana untuk variabel interval/rasio dengan variabel interval/rasio. Koefisien

Pearson dirumuskan:

Keterangan:

r = Koefisien korelasi Pearson X = Variabel bebas

Y = Variabel terikat

(37)

-38

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1,00), berarti bahwa hubungan itu ada secara sempurna. Selain itu untuk menentukan keeratan hubungan/korelasi antar variabel yang dinyatakan dalam jumlah bilangan antara 0,00 – 1,00 dapat digunakan Tabel 3.7.

Tabel 3.7

Interval Nilai Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan

No Interval Nilai Kekuatan Hubungan

1

2

3

4

5

6

7

KK =0

0,00-0,20

0,20-0,40

0,40-0,70

0,70-0,90

0,90-1,00

KK = 1

Tidak ada

Sangat rendah atau lemah sekali

Rendah atau lemah tapi pasti

Cukup berarti atau sedang

Tinggi atau kuat

Sangat tinggi atau kuat sekali, dapat

diandalkan

Sempurna

(38)

39

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

J. Alur Penelitian

Lahan Agribisnis Petani Agribisnis

Kecamatan Pacet

Peta Penggunaan Lahan Data BPBTPH

Sampel Lahan Sampel Petani

(39)

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan dan hasil analisis data yang telah penulis lakukan dalam penelitian tentang Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi Agribisnis hortikultura adalah faktor input yang terdiri dari luas lahan, tenaga kerja serta modal. Selain itu terdapat pula faktor proses meliputi proses produksi seperti pola tanam, pemeliharaan, dan pembasmian hama serta faktor output yang terdiri dari kualitas, kuantitas, harga, pemasaran dan penghasilan. Adapun penjelasaanya dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Luas Lahan

Berdasarkan perolehan data dari lapangan diketahui bahwa petani hortikultura di Kecamatan Pacet menggarap lahan pertanian dengan luas berkisar antara 1000 sampai dengan 5000 meter atau0,1 sampai dengan 0,5 hektar.

2. Status Petani Berdasarkan Kepemilikan Lahan

Status petani berdasarkan kepemilikan lahan adalah melakukan sistem sewa dengan pengalaman kerja petani kurang dari lima tahun. Hal ini tentu berpengaruh terhadap pendapatan petani. Petani yang memiliki lahan garapan sendiri akan memperoleh pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan petani yang menyewa lahan untuk usaha pertaniannya karena petani yang menyewa lahan akan terpotong pendapatannya untuk membayar sewa lahan setiap tahun.

(40)

110

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Petani di Kecamatan Pacet melibatkan 1 - 5 orang tenaga kerja dengan perolehan upah secara harian, dan petani mengeluarkan biaya untuk tenaga kerja berkisar antara dua puluh ribu sampai dengan tiga puluh ribu rupiah per hari.

4. Modal

Petani mengeluarkan modal awal sebesar kurang dari satu juta rupiah, sumber modal petani tersebut diperoleh dari modal yang dimiliki sendiri.

5. Pola Tanam

Berdasarkan perolehan data dari lapangan diketahui bahwa petani menggunakan sistem pola tanam tumpang sari.

6. Pemeliharaan dan Pembasmian hama

Petani menggunakan semua jenis pupuk yang mencakup Urea, Hcl, ZA, NPK, serta pupuk kandang dengan biaya pemumukkan sebesar lebih dari satu juta rupiah. Untuk pembasmian hama petani menggunakan pestisida dari berbagai macam jenis yaitu insektisida, fungisida, bakterisida, nematisida dan herbisida dengan biaya untuk pestisida berkisar antara satu juta sampai dengan dua juta rupiah. Petani menggunakan sistem pengairan lahan dengan cara sistem tadah hujan, petani tidak menggunakan biaya pengeluaran dalam sistem pengairan tersebut.

Melihat banyaknya petani yang menggunakan semua jenis pupuk dan pestisida maka akan semakin banyak pula biaya pemeliharaan yang dikeluarkan petani. 7. Kuantitas Hasil Panen

Produktivitas terbesar hortikultura di Kecamatan Pacet adalah jenis wortel dan daun bawang, petani memperoleh hasil panen secara keseluruhan jenis hortikulturanya adalah berkisar empat sampai dengan enam ton per musim panen. 8. Kualitas Hasil Panen

Setiap musim panen petani mengalami kerusakan pada masing-masing jenis komoditi hortikulturanya dikarenakan pengangkutan maupun secara alami. Kerusakan hasil panen tersebut sebanyak 11% sampai dengan 20 %.

(41)

111

Petani di Kecamatan Pacet langsung menjual hasil panennya ke tengkulak dengan tidak melakukan pengolahan terlebih dahulu, sehingga jika hasil panen melimpah sering dijual dengan harga yang murah.

10. Harga

Seluruh petani menjual wortel dan daun bawang kurang dari lima ribu rupiah per kilo, harga kubis kurang dari lima ribu rupiah per kilo, kembang kol berkisar antara lima ribu rupiah sampai dengan delapan ribu rupiah per kilo, petsai kurang dari lima ribu rupiah per kilo, petani menjual cabe besar dengan harga lebih dari delapan ribu rupiah per kilo, cabe rawit dengan harga lebih dari lima ribu rupiah per kilo, sedangkan tomat dan terung dijual dengan harga kurang dari lima ribu rupiah per kilo.

11. Sistem Pemasaran

Petani menggunakan sistem pemasaran yang diborong oleh tengkulak yang membeli dengan harga murah dan menjualnya kembali dengan harga yang mahal. Kondisi tersebut terjadi bukan karena ketidakpahaman petani dengan pemasaran, namun justru tercipta dari pola pikir petani yang ingin praktis meski harga yang diterima dari sistem perdagangan tersebut sangat murah sehingga berdampak pada jumlah pendapatan/penjualan petani menjadi lebih sedikit dari yang seharusnya didapat pada musim panen.

12. Penghasilan

Penghasilan per musim panen petani kurang dari 5 juta rupiah.

(42)

112

Nurul Hikmah, 2013

Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dipastikan secara faktual di lapangan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar lahan yang diusahakan petani di Kecamatan Pacet berstatus lahan menyewa. Hal ini tentu berpengaruh terhadap pendapatan petani. Petani yang memiliki lahan garapan sendiri akan memperoleh pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan petani yang menyewa lahan untuk usaha pertaniannya karena petani yang menyewa lahan akan terpotong pendapatannya untuk membayar sewa lahan setiap tahun.

Pengaruh modal awal terhadap pendapatan berdasarkan analisis data statistik melalui prosedur Koefesien Korelasi Pearson memiliki kekuatan hubungan sangat rendah atau lemah sekali diperoleh dengan nilai 0, 197 hal tersebut dapat dipastikan secara faktual di lapangan dapat disimpulkan bahwa modal yang dikeluarkan sejak awal oleh petani di Kecamatan Pacet dengan jumlah pendapatan per bulan yang bervariasi dan tidak menentu. Hal tersebut dikarenakan petani mengeluarkan modal tiap musim sesuai dengan hasil panen yang diperoleh kemudian didapatkan keuntungan sebagai penghasilan tiap musim.

Jumlah panen jenis hortikultura yang dihasilkan tiap musim terhadap pendapatan memiliki kekuatan hubungan rendah atau lemah tapi pasti dengan nilai 0, 299 hal tersebut dapat dipastikan secara faktual dengan hasil olahan data di lapangan dapat disimpulkan bahwa petani menjual hasil panennya ke tengkulak yang membeli dengan harga murah dan menjualnya kembali dengan harga yang mahal. Kondisi tersebut terjadi bukan karena ketidakpahaman petani dengan pemasaran, namun justru tercipta dari pola pikir petani yang ingin praktis meski harga yang diterima dari sistem perdagangan tersebut sangat murah sehingga berdampak pada jumlah pendapatan/penjualan petani menjadi lebih sedikit dari yang seharusnya didapat pada musim panen.

Gambar

Tabel
Gambar
Gambar 1.1.  Mata Rantai Kegiatan Agribisnis
Tabel 1.1  Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keberadaan madrasah berbasis tahfidz yang dikelola oleh yayasan Islam Taqwiyatul Wathon diharapkan menjadi potret implementasi tugas lembaga pendidikan Islam pada intinya

[r]

Bentuk-bentuk optimalisasi Fungsi Masjid an-Nur Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran PAI di SMA N 3 Yogyakarta melalui kegiatan yang sudah berjalan di masjid antara lain

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Perilaku peduli lingkungan masih sangat minim di kalangan siswa jaman sekarang. Program Adiwiyata yang telah

Untuk menentukan tata letak parkir pesawat Boeing 737-800NG pada hangar PT. Batam Aero Technic divisi base maintenance Surabaya dengan menentukan luas area hangar

Jalan merupakan unsur yang menjembatani Kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-hasil Pembangunan di Provinsi Riau, lalu lintas dan angkutan jalan sebagai dari

Hasil analisis menunjukkan odds wanita tidak kawin yang bekerja 1,7 kali lebih tinggi untuk memakai kontrasepsi dibandingkan dengan responden yang tidak bekerja

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di HTI PT Riau Andalan Pulp and Paper Sektor Baserah, maka dapat diambil kesimpulan hasil perhitungan biaya lima kegiatan