• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SIKAP DAN MINAT KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PERILAKU BERWIRAUSAHA : Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SIKAP DAN MINAT KEWIRAUSAHAAN TERHADAP PERILAKU BERWIRAUSAHA : Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Canro Hutasoit, 2013

BERWIRAUSAHA

(Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi Bisnis UPI )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh Canro Hutasoit

0901287

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

No. Daftar. 445/UN. 40.7 DI/LT/2013

Canro Hutasoit, 2013

CANRO HUTASOIT

PENGARUH SIKAP DAN MINAT KEWIRAUSAHAAN TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA

(Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi Bisnis UPI )

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

PEMBIMBING

Prof. Dr. H. Disman, MS

NIP. 19590209 198412 1 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

Dr. Ikaputera Waspada, MM

(3)

Canro Hutasoit, 2013

PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Sikap dan Minat Kewirausahaan dan terhadap Intensi Berwirausaha (Survei pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan

Indonesia)” ini sepenuhnya adalah karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan ataupun

pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko ataupun sanksi yang dijatuhkan kepada

saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya

ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya ini.

Bandung, 2013

Pembuat Pernyataan

(4)

No. Daftar. 445/UN. 40.7 DI/LT/2013

Canro Hutasoit, 2013

PENGARUH SIKAP DAN MINAT KEWIRAUSAHAAN TERHADAP

INTENSI BERWIRAUSAHA

(Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Pendidikan Indonesia)

Oleh:

CANRO HUTASOIT

Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Canro Hutasoit 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(5)

Canro Hutasoit, 2013

ABSTRAK

“Pengaruh Sikap dan Minat Kewirausahaan Terhadap Perilaku Berwirausaha (Survey pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI)”

di bawah bimbingan Prof. Dr. H.Disman, MS.

Oleh

Canro Hutasoit 0901287

Permasalahan dalam penelitian ini adalah meningkatnya jumlah pengangguran terbuka tingkat Universitas disebabkan oleh adanya ketidaksesuaian antara bidang keahlian lulusan dengan tuntunan kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan pencari kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sikap dan minat kewirausahaan terhadap perilaku berwirausaha mahasiswa.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey eksplanatori dengan menggunakan angket sebagai alat pengumpul data dan teknik menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa sikap kewirausahaan, minat kewirausahaan berpengaruh secara signifikan baik secara parsial ataupun bersamaan. Penelitian ini mampu menjelaskan bahwa sikap dan minat kewirausahaan berpengaruh sebesar 33,2% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain sebesar 66,8%.

Sebagai lembaga pendidikan, perguruan tinggi diharapkan mampu mempersiapkan masa depan yang lebih baik dengan mengembangkan Intelektual dan keterampilan agar generasi muda dapat melakukan aktualisasi diri. Tingginya Intensi berwirausaha mahasiswa pada penemuan penelitian ini berharap menjadi masukan bagi perguruan tinggi, institusi pemerintah dan pembuat kebijakan untuk menstimulus dan mendukung pengembangan kewirausahaan dikalangan mahasiswa di Indonesia.

(6)

3

Canro Hutasoit, 2013

ABSTRACT

“The Influence of the Attitudes and the Interest of Entrepreneurship towards the Intention of Entrepreneurship (Survey on the Faculty of Economics and Business

Students UPI)” under the guidance of Prof. Dr. H. Disman, MS.

By:

Canro Hutasoit 0901287

The problem of the study is an increasing of unemployment in the

university which is caused by the discrepancy between the student’s expertise and

the qualification of the company. This study is aimed to examine the influence of

the attitudes and the interest of entrepreneurship.

The method of the study is an explanatory survey which uses a

questionnaire as an instrument and multiple linear regression in collecting the

data. The findings indicate that the attitudes and the interest of entrepreneurship

affect significantly, either partially and simultaneously. This study explains that

the attitudes and the interest of entrepreneurship affect for about 33,2% and the

remaining are influenced by another factor for about 66,8%.

As an educational institution, colleges are expected to capable of preparing

for the better future by developing skill and intellectual in order to make a

younger generation are capable of doing the self actualization. A high intention of

entrepreneurship among students in this study is expected to become the incidence

for the colleges, the government institution, and the policy makers to encourage

and support the development of entreprenurship among college students in

Indonesia.

(7)

Canro Hutasoit, 2013

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH

Error! Bookmark not defined.

BAB 1 PENDAHULUAN

Error! Bookmark not defined.

1.1.Latar Belakang Masalah ... Error! Bookm 1.2.Identifikasi dan Rumusan Masalah ... Error! Bookm 1.3.Tujuan Penelitian ... Error! Bookm 1.4.Manfaat Penelitian ... Error! Bookm

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

Error! Bookmark not defined.

2.1.Tinjauan Pustaka ... Error! Bookm

Gambar 2.1 Theory Planned Of Behavior, Icek Ajzen

Error! Bookmark not defined.

2.1.Penelitian Terdahulu ... Error! Bookm 2.2.Kerangka Pemikiran ... Error! Bookm

Gambar 2.2 Paradigma Berpikir

Error! Bookmark not defined.

2.3.Hipotesis ... Error! Bookm

BAB III METODE PENELITIAN

Error! Bookmark not defined.

(8)

2

Canro Hutasoit, 2013

1.4.Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookm 1.5.Sumber Data ... Error! Bookm 1.6.Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookm 1.7.Instrumen Penelitian ... Error! Bookm 1.8.Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookm 1.9.Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... Error! Bookm

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Error! Bookmark not defined.

4.1.Hasil Penelitian ... Error! Bookm

Gambar 4.1 Scatter Plot

Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.2 Statistika Durbin Watson d

Error! Bookmark not defined.

4.2.Pembahasan ... Error! Bookm

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Error! Bookmark not defined.

1.1.Kesimpulan ... Error! Bookm 1.2.Saran ... Error! Bookm

DAFTAR PUSTAKA

(9)
(10)

Canro Hutasoit, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dunia kerja semakin menuntut manusia untuk lebih mampu bersaing dari

kompetitornya, sehingga tidak mudah untuk memperoleh pekerjaan yang layak

sesuai yang di inginkan, oleh karena itu manusia di tuntut lebih memiliki kualitas

diri terhadap kemampuannya agar hasil yang diberikan dalam perkerjaannya

optimal. Dalam kondisi sekarang ini perkembangan berlangsung begitu cepat,

diharapkan setiap individu mampu membuka wawasannya dan melihat peluang

pekerjaan yang ada.

Tingginya tingkat pengangguran menjadikan keadaan Indonesia lambat

untuk berkembang hal ini dapat semakin buruk apabila tingkat pengangguran

setiap tahunnya meningkat. Dari banyaknya penduduk yang menganggur maka

garis kemiskinan di Indonesia pun makin meningkat. Dilihat dari data Tingkat

Pengangguran Terbuka, bahwa pengangguran di indonesia masih tergolong tinggi.

Tabel 1.1

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2008-2012 5 SLTA Kejuruan 2,403,394 2,472,245 2,149,123 2,042,629 1,832,109

6 Diploma 1,409,128 1,407,226 1,195,192 1,032,317 1,041,265

7 I,II,III

/Akademik 362,683 441,100 443,222 244,698 196,780

8 Universitas 598,318 701,651 710,128 492,343 438,210

Total 9,394,515 8,962,617 8,319,779 7,700,086 7,244,956

(11)

Canro Hutasoit, 2013

Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa tingkat pengangguran di Indonesia masih sangat

tinggi, khususnya dikalangan terdidik. Diketahui bahwa angkatan kerja yang

menganggur mempunyai latar pendidikan yang berbeda.

Data diatas menunjukan bahwa lulusan yang memiliki pendidikan tinggi

tidak menjamin memiliki pekerjaan, data yang diperoleh menunjukan lulusan

Universitas memiliki angka yang cukup tinggi dalam tingkat pengangguran.

Meningkatnya jumlah pengangguran terbuka tingkat Universitas ini disebabkan

oleh adanya ketidaksesuaian antara bidang keahlian lulusan dengan tuntutan

kualifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan pencari tenaga kerja.

Melalui kegiatan berwirausaha Mahasiswa diharapkan mampu melihat

peluang kerja, dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang dapat menyerap

tenaga kerja yang banyak . Dengan demikian selain memperbanyak lapangan

pekerjaan banyak pula penyerapan tenaga kerja yang menganggur.

Konsep kewirausahaan (entrepreneurship) memiliki beberapa pengertian.

Kata entrepreneur sebenarnya berasal dari kata Perancis, entreprendre yang berarti “undertake.” Dalam kaitannya dengan dunia bisnis, kata tersebut berarti langkah awal memulai suatu bisnis. Dalam kamus The Merriam-webster dictionary

“entrepreneur is one who organizes, manages, and assumes the risk of a business or enterprise” .

Wirausaha atau kita sebut pengusaha adalah seorang pelopor bisnis baru

atau seorang manajer yang mampu hidup mandiri dalam menjalakan kegiatan

usahanya. Kewirausahaan meruapakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif

atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersaahaja dalam berusaha dalam

rangka meningkatkan pendapatan dalam kegaitan usahanya atau kiprahnya.

Seorang yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa

yang telah dicapainya.

Menurut Zulfadhli dalam TribunNews.com menyatakan bahwa : “ Tingkat

kemajuan dan kesejahteraan sebuah Negara dilihat dari berapa jumlah wirausaha

di Negara tersebut. Sedikitnya yang harus dimiliki sebanyak 2 persen dari total

(12)

3

Canro Hutasoit, 2013

membutuhkan sekitar 4,5 juta lebih wirausahawan. Hanya saja Indonesia ini baru

saja memiliki sekitar 0.24 persen atau sekitar 590 ribu wirausahawan. Jumlah ini jauh dari target minimal sebesar 2 persen atau 4,4 juta wirausahawan”. (http://id.berita.yahoo.com)

Pendapat ini diperkuat oleh David McClelland seorang ilmuan dari Amerika Serikat dalam Gallyn (2011:3) „menyatakan bahwa suatu Negara dapat dikatakan makmur apabila minimal harus memiliki jumlah entrepreneur atau wirausaha sebanyak 2% dari jumlah populasi penduduknya‟.

Berdasarkan hasil survei Srihandriatmo Malau (2010) menyatakan bahwa “sebanyak 83,18 persen lulusan perguruan tinggi berharap menjadi karyawan. Sementara yang becita-cita menjadi pengusaha hanya 6,14 persen”. Data ini

menunjukan bahwa tingkat ketertarikan kalangan terdidik pada wirausaha masih

sangat rendah. Sedangkan menurut Wijaya (2007:118) “salah satu faktor

pendukung menjadi wirausaha adalah adanya keinginan dan keinginan ini

Fishbein dan Ajzen disebut sebagai intensi yaitu komponen dalam diri individu

yang mengacu pada keinginan untuk melakukan tingkah laku tertentu”.

Sebagai lembaga pendidikan, perguruan tinggi diharapkan mampu

mempersiapkan calon atau output masa depan yang lebih baik dengan

mengembangkan intelektual dan keterampilan agar generasi muda dapat

melakukan aktualisasi diri. Pendidikan tinggi juga berperan dalam menghasilkan

sumber daya yang memiliki motivasi di dalam menanamkan jiwa dan sikap

kewirausahaan dalam mengatasi masalah perekonomian Negara dengan cara

menciptakan lapangan pekerjaan.

Universitas Pendidikan Indonesia merupakan salah satu Universitas yang

terkemuka, yang mampu menghasilkan lulusan Sarjana yang memiliki kualifikasi

untuk menjadi seorang wirausaha. Salah satu program yang dilaksanakan oleh

Universitas Indonesia yaitu Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) yang

memberikan kesempatan bagi Mahasiswa untuk berwirausaha dengan adanya

dukungan permodalan yang diharapkan mampu mencapai tujuan dari PMW yaitu

menumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan, meningkatakan aktivitas

(13)

Canro Hutasoit, 2013

Dengan adanya Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) diharapakan

banyak mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang tertarik untuk

berwirausaha, dengan demikian mahasiswa lebih mandiri, terampil dan

berinovasi. Melalui kegiatan wirausaha masiswa diharapkan mampu mengurangi

angka tingkat pengangguran yang ada di Indonesia.

Namun hal ini masih memiliki kendala karena tidak semua Mahasiswa

berniat untuk berwirausaha. Rendahnya keinginan (intensi) berwirausaha

dikalangan mahasiswa sangat disayangkan karena berdasarkan penelitian penulis

kepada mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis dengan jumlah 60

orang mahasiwa di dapat bahwa niat berwirausaha Mahasiswa Universitas

Pendidikan Indonesia masih sangat rendah. Data dari 60 responden dapat dilihat

dari tabel 1.2.

Tabel 1.2

Pemilihan Karir Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Setelah Menyelesaikan Pendidikan Tahun 2013

Karir Frekuensi Presentase

Mencari Pekerjaan (pegawaiswasta/

negeri) 45 75

Menciptakan Pekerjaan (wirausaha) 15 25

Total 60 100%

Sumber: Pra Penelitian (data diolah )

Berdasarkan tabel 1.2 diketahui bahwa lebih dari setengah mahasiswa

(75%) yang merencanakan setelah menyelesaikan pendidikan untuk mencari

pekerjaan sebagai karyawan swasta/negeri daripada meciptakan lapangan kerja

sebagai wirausaha.

Hal tersebut dikarenakan bahwa dengan menjadi pegawai swasta/negeri

akan mendapatkan penghasilan yang jelas dan countinue setiap bulannya dengan

tingkat resiko yang rendah. Sedangkan jika menjadi wirausaha masih banyak

mahasiswa yang takut untuk mencoba karena takut mengalami kegagalan serta

masih memiliki tingkat percaya diri yang rendah.

Rendahnya keinginan (intensi) berwirausaha dikalangan mahasiswa sangat

(14)

5

Canro Hutasoit, 2013

“keinginan berwirausaha para mahasiswa merupakan sumber bagi lahirnya wirausaha-wirausaha masa depan “ (Indarti,2008:3).

Melalui intensi seseorang dapat memprediksikan tindakan yang akan

dilakukannya. Jika intensi berwirausaha rendah maka prilaku kewirausahaannya

akan rendah. Maka dengan demikian harus ada alternatif guna meningkatkan

intensi berwirausaha mahasiswa.

Mengingat bahwa mahasiswa merupakan generasi muda yang memiliki

pengetahuan serta tingkat kreasi dan inovasi yang tinggi, maka melalui intensi

berwirausaha yang matang dan terencana akan menimbulkan dampak terhadap

penambahan jumlah wirausaha serta dapat melihat siapa saja yang mampu dan

dapat menjadi seorang wirausaha.

Berdasarkan Theory of planned behavior, determinan intensi terdiri atas

tiga aspek yaitu behavioral beliefs (keyakinan perilaku), normative beliefs

(keyakinan normative) dan control behavior (control perilaku). Kumpulan dari

masing-masing pertimbangan tersebut yaitu behavioral beliefs akan menghasilkan

sikap menyukai atau tidak menyukai attitude toward the behavior. Sementara

normative beliefs akan menghasilkan suatu tekanan sosial atau subjective norms

dan control beliefs akan memunculkan perceived behavioral control. Kombinasi

dari attitude toward the behavior, subjective norms dan perceived behavioral

control akan mengarah pada pembentukan suatu intensi perilaku (behavioral

intention).

Sehubungan uraian di atas, maka penulis ingin meneliti mengenai faktor

yang mempengaruhi intensi berwirausaha mahasiswa yang dibatasi pada sikap

dan minat kewirausahaan sehingga dalam penelitian ini penulis memberi judul “Pengaruh Sikap dan Minat Terhadap Perilaku Berwirausaha”.

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, banyak faktor

yang mempengaruhi perilaku berwirausaha. Faktor pribadi yang mempengaruhi

intensi berwirausaha meliputi, pencapaian locus of control , toleransi,

(15)

Canro Hutasoit, 2013

ketidakpuasan. Faktor lingkungan meliputi, peluang, model peran, aktivitas,

pesaing, inkubator, sumber daya, kebijakan pemerintah, serta lingkungan sosial

meliputi keluarga, orang tua, dan jaringan kelompok. Dari berbagai faktor yang

mempengaruhi perilaku berwirausaha penulis membatasi faktor yang

mempengaruhi perilaku berwirausaha yaitu sikap dan minat kewirausahaan.

Sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran mengenai sikap kewirausahaan, minat kewirausahaan

dan intensi kewirausahaan pada Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi

dan Bisnis UPI

2. Bagaimana pengaruh sikap terhadap intensi berwirausaha pada Mahasiswa

Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI

3. Bagaimana pengaruh minat terhadap intensi berwirausaha pada Mahasiswa

Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI

4. Bagaimana pengaruh sikap dan minat kewirausahaan terhadap intensi

kewirausahaan Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Gambaran mengenai sikap, minat, dan intensi kewirausahaan Mahasiswa

Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI.

2. Pengaruh sikap terhadap intensi berwirausaha pada Mahasiswa Fakultas

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI.

3. Pengaruh minat terhadap intensi perilaku berwirausaha pada Mahasiswa

Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI.

4. Pengaruh sikap dan minat terhadap intensi berwirausaha Mahasiswa Fakultas

(16)

7

Canro Hutasoit, 2013

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.4.1. Secara Teoritis

1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dan pemperluas kajian ilmu pengetahuan khususnya

kewirausahaan.

1.4.2. Secara Praktis

1. Sebagai bahan informasi bagi pihak lain yang akan meneliti lebih lanjut lagi

dengan penelitian sejenis.

2. Memberikan sumbangan pemikiran dan perkembangan ilmu pengetahuan

untuk Program studi Pendidikan Ekonomi dan Bisnis.

3. Memberikan masukan dan bahan evaluasi bagi pihak-pihak yang

berkempentingan dalam upaya meningkatkan intensi berwirausaha bagi

(17)

Canro Hutasoit, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari suatu

penelitian. Objek variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu intensi

berwirausaha mahasiswa sebagai variabel terikat sedangkan sikap dan minat

kewirausahaan sebagai variabel bebas. Objek sasaran yang dilakukan pada

mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (UPI).

1.2. Metode penelitian

Menurut Sugiyono (2010:3) metode penelitian merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian

ini penulis menggunakan metode suvey eksplanatory. Dalam metode survai,

informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner.

Pengertian survei dibatasi pada penelian yang datanya dikumpulkan dari sampel

atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. Dengan demikian penelitian survei menurut Masri Singarimbun (1995:3) adalah “penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok”. Peneliti eksplanatory menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Jadi metode eksplanatory ini yaitu metode

yang digunakan dengan cara mengumpulkan data dari responden malalui

kuesioner dibatasi oleh sampel yang dapat mewakili populasi dengan cara

menghubungkan variabel-variabel yang digunakan melalui suatu pengujian

hipotesis.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2012: 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

(18)

30

Canro Hutasoit, 2013

Populasi pada penelitian ini terdiri dari populasi daerah dan populasi subyek. Populasi

daerah dalam penelitian adalah Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas

Pendidikan Indonesia yang terdiri dari 6 prodi. Populasi subjek yaitu mahasiswa FPEB

yang berjumlah 3.219 orang. Pemilihan populasi subjek yang difokuskan pada

mahasiswa angkatan 2010 karena siswa telah memepelajari mata kuliah

kewirausahaan selama 1 semester dan siswa telah terlibat pada praktek kewirausahaan

seperti membuat perencanaan bisnis, praktek pemasaran produk dan magang. Berikut

daftar sekolah dan jumlah mahasiswa yang menjadi populasi:

Tabel 3.1

Populasi Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Angkatan 2010

No. Prodi Jumlah

1. Pendidikan Akuntansi – S1 106

2. Pendidikan Manajmen Bisnis – S1 86

3. Pendidikan Manajmen Perkantoran – S1 98

4. Pendidikan Ekonomi – S1 99

5. Manajmen – S1 89

6. Akuntansi – S1 97

Jumlah 575

Sumber : Sistem Informasi Akademik (SIAK054) – 26/08/2013 13:18:08

Berdasarkan tabel 3.1 yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah

575 mahasiswa.

1.3.2. Sampel

Menurut Sugiyono (2012: 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Sedangkan menurut Mohammad

Ali (2011: 84) sampel ialah bagian yang mewakili populasi yang diambil dengan

menggunakan teknik-teknik tertentu.Dalam penelitian ini, tidak semua populasi

diteliti Pengertian mewakili atau refresentatif menunjukkan, bahwa semua ciri

yang dimiliki oleh populasi terdapat atau tercermin dalam sampel.

Dalam penentuan sampel penelitian menggunakan teknik Purposive

Sampling. Sampling bertujuan (Sugiyono, 2010:68) adalah teknik penentuan

(19)

Canro Hutasoit, 2013

Kemudian untuk pengambilan sampel mahasisswa menggunakan teknik

proportionate random sampling. Menurut Isaac dan Michael (Riduwan,

2012:50-51) rumus dalam menentukan sampel sebagai berikut :

Keterangan :

S = jumlah sampel yang dikehendaki

N = jumlah anggota populasi

P = proporsi populasi 0,50

d = tingkat akurasi 0,05

X2 = tabel chi-square sesuai tingkat kepercayaan 0,95 = 3,841 (Dk =1)

Dalam penelitian ini, jumlah populasi 302 dimasukkan kedalam rumus

tersebut dan menghasilkan nilai 170 (pembulatan) sampel seperti tampak sebagai

berikut :

Jadi, jumlah sampel minimal yang diteliti adalah berjumlah 230

mahasiswa.

1.3.2.1. Sampel Angkatan

Berdasarkan perhitungan diperoleh jumlah sampel minimal sebanyak 230

mahasiswa. Penentuan jumlah masing-masing sampel untuk angkatan dihitung

(20)

32

Canro Hutasoit, 2013

Keterangan :

N = Jumlah populasi seluruhnya.

Ni = Jumlah populasi menurut stratum.

ni = Jumlah sampel menurut stratum.

Tabel 3.2.

Sampel Mahasiswa Angkatan 2010 Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI

No. Jurusan Jumlah

3. Pendidikan Manajmen

Perkantoran 98

Sumber : Sistem Informasi Akademik (SIAK054) – 26/08/2013 13:18:08

1.3.2.2. Sampel Kelas

Dari Tabel 3.2. diatas dapat diketahui bahwa terdapat 231 sampel

mahasiswa dari angkatan 2010. Langkah selanjutnya adalah menentukan sampel

mahasiswa berdasarkan kelas masing-masing dengan cara random dan

(21)

Canro Hutasoit, 2013

Tabel 3.3

Sampel Angkatan 2010 Menurut Kelas

Nama Jurusan Kelas Jumlah

Mahasiswa

Perhitungan Sampel

Mahasiswa Per Kelas Jumlah

Pendidikan

1.3.2.3. Sampel Jenis Kelamin

Dari Tabel 3.3. diperoleh sampel kelas dari angkaan 2010. Langkah

selanjutnya adalah menent ukan sampel mahasiswa berdasarkan jenis kelamin

secara random. Dengan penarikan sampel berdasarkan jenis kelamin ditujukan

(22)

34

Canro Hutasoit, 2013

Tabel 3.4

Sampel Menurut Jenis Kelamin

Jurusan Kelas Jenis Kelamin

Jumlah Mahasiswa

Sampel Mahasiswa

Menurut Jenis Kelamin Jumlah

(23)

Canro Hutasoit, 2013

1.4. Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

memudahkan atau mengarahkan dalam menyusun alat ukur data yang diperlukan

berdasarkan variabel yang terdapat dalam hipotesis. Berikut ini adalah tabel

operasional variabel

Tabel 3.5

Tabel Operasional Variabel

Variabel Indikator Skala Pertanyaan

Intensi merupakan

Likert 1.  keyakinan dan evaluasi individu bahwa wirausaha dapat meraih profit yang besar

 keyakinan dan evaluasi

individu bahwa

berwirausaha dapat

(24)

36

Canro Hutasoit, 2013

Normatif

C. Kontrol Perilaku

mengenai pandangan

keluarga dan sahabat

terhadap perilaku

berwirausaha

penilaian dan keinginan

individu untuk

 Persepsi terhadap faktor yang menghambat berwirausaha

B. Tidak tergantung pada orang lain

H. Keyakinan prestasi yang diperoleh I. Mempertimbangka

n Resiko

J. Menyukai

Likert 4. Percaya pada kemampuan diri sendiri untuk

7. Usaha sendiri merupakan kunci kesuksesan

8. Menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya 9. Dengan berwirausaha

akan mendapat banyak keuntungan

10. Tangkas, cepat tanggap dan gesit dalam bekerja 11. Manfaatkan waktu dengan

sebaik-baiknya

12. Percaya dapat melakukan pekerjaan dengan

sebaik-baiknya untuk

memperoleh hasil yang baik

(25)

Canro Hutasoit, 2013

R. Perspektif kedepan

memiliki resiko tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah (moderat) 14. Menyukai pekerjaan yang

lebih menantang

15. Senang memberikan

contoh perilaku yang baik bagi orang lain

16. Senang menerima kritik dan saran bagi perbaikan diri

17. Suka bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain

18. Senang melakukan

eksperimen/percobaan-percobaan untuk

mendapatkan produk yang unik dan disenangi konsumen

19. Mempunyai gagasan dan cara baru

20. Senang menampilkan produk yang beda dan unik

21. Mengikuti perubahan

dalam menciptakan

produk yang digemari konsumen

22. Memiliki perencanaan untuk kemajuan usaha 23. Menyusun strategi yang

akan dilakukan Minat

Kewirausahaan (X2) Minat bertalian erat dengan perhatian, C. Bersifat terbuka

terhadap hal baru

D. Mampu

bekerjasama dan

Likert 24. Memiliki bekal

pengetahuan kewirausahaan

25. Senang terhadap

pekerjaan dibidang

kewirausahaan

26. Menerima hal-hal baru

27. Senang menjalin

(26)

38

G. Bersifat hati-hati

dan penuh

perencanaan.

28. Memiliki keahlian dalam memproduksi

29. Pandai melihat peluang usaha

30.Perhatian terhadap usaha yang dijalani

1.5. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini yaitu sumber data primer yang diperoleh

melalui penyebaran angket kepada Mahasiswa FPEB UPI yang menjadi sampel

dalam penelitian.

1.6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan

melalui :

1. Angket, yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia

memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna.

2. Wawancara, yaitu suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk

memperoleh informasi langsung dari sumbernya.

3. Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian

untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.

4. Dokumentasi, yaitu ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari tempat

penelitian, meliputi buku-buku yang relavan, peraturan-peraturan, laporan

(27)

Canro Hutasoit, 2013

1.7. Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian alat pengumpul data atau instrumen penelitian akan

menentukan data yang dikumpulkan dan menentukan kualitas penelitian.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket.

Adapun langkah-langkah penyusunan angket menurut Suharsimi Arikunto

(2006:151) adalah sebagai berikut:

1. Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu untuk memperoleh data dari responden

mengenai pengetahuan kewirausahaan, persepsi ssiwa tentang wirausaha, dan minat

berwirausaha

2. Menentukan objek yang menjadi responden, yaitu mahasiswa fakultas pendidikan

ekonomi dan bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.

3. Menyususn kisi-kisi instrumen penelitian.

4. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.

5. Merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan alternatif jawaban untuk jenis jawaban

yang sifatnya tertutup.

6. Menetapkan kriteria pemberian skor untuk setiap item pertanyaan yang bersifat

tertutup. Alat ukur yang digunakan dalam pemberian skor adalah daftar pertanyaan

yang menggunakan skala likert dengan ukuran ordinal, berarti objek yang diteliti

mempunyai peringkat saja.

7. Menyebarkan angket

8. Mengelola dan menganalisis angket.

Skala yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah skala likert.

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena

sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut

sebagai variabel penelitian (Riduwan, 2012:20). Dengan skala Likert, maka

variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian

indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item

(28)

40

Canro Hutasoit, 2013

Jawaban setiap item instumen yang menggunakan skala likert mempunyai

gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk keperluan analisis

ketentuan skala yang digunakannya sebagai berikut:

Tabel 3.7

Skor Jawaban Berdasarkan Skala Likert

Alternatif Jawaban Skor

SS = Sangat Setuju 5

S = Setuju 4

KS = Kurang Setuju 3

TS = Tidak Setuju 2

STS = Sangat Tidak Setuju 1

1.8. Pengujian Instrumen Penelitian

Analisis instrumen penelitian digunakan untuk menguji apakah instrumen

penelitian ini memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik atau tidak sesuai dengan

standar metode penelitian. Untuk itu dilakukan uji validitas dan reliabilitas atas

instrument penelitian ini.

1.8.1. Uji Validitas

Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan

pada kuesioner atau angket yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak

relevan (Husein Umar, 2008:52). Pertanyaan yang valid atau sahih mempunyai

validitas tinggi, sedangkan pertanyaan yang kurang valid memiliki validitas

rendah (Suharsimi Arikunto, 2010:211). Untuk menguji validitas instrumen

(pertanyaan) ini menggunakan alat bantu Microsoft Excel 2007 dengan rumus

korelasi product moment sebagai berikut :

√{ } { }

Keterangan :

r = koefisien korelasi

(29)

Canro Hutasoit, 2013

Y = skor total item pertanyaan ∑X = jumlah skor dalam distribusi X ∑Y = jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2 = jumlah kuadrat pada masing-masing skor X ∑Y2 = jumlah kuadrat pada masing-masing skor Y n = jumlah responden

Dalam hal ini kriterianya adalah sebagai berikut :

r = 0 – 0,199 = Sangat rendah (tidak valid)

r = 0,2 – 0,399 = Rendah

r = 0,4 – 0,699 = Cukup tinggi

r = 0,6 – 0,799 = Tinggi

r = 0,8 – 1 = Sangat tinggi

Selanjutnya, dilakukan uji t untuk masing-masing item, dengan persamaan

sebagai berikut :

Keterangan :

thitung = nilai thitung

r = koefisien korelasi untuk masing-masing item/butir instrument

n = jumlah responden

Maka, jika thitung ttabel berarti tidak valid, dan jika thitung > ttabel berarti

valid.

1.8.2. Uji Reabilitas

Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen (pertanyaan)

dapat digunakan lebih dari satu kali (Husein Umar, 2008:54). Untuk menghitung

reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan menggunakan alat bantu Microsoft

(30)

42

Canro Hutasoit, 2013

Keterangan :

= reliabilitas instrumen

⁄ ⁄ = rxy sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen.

Selanjutnya, dilakukan uji t untuk masing-masing item, dengan persamaan

sebagai berikut :

Keterangan :

thitung = nilai thitung

r = koefisien korelasi untuk masing-masing item/butir instrument

n = jumlah responden

Maka, jika thitung ttabel berarti tidak valid, dan jika thitung > ttabel berarti

valid.

1.9. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 1.9.1. Teknik Analisis Data

Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif. Teknik

statistik yang digunakan adalah statistik parametrik yaitu menggunakan regresi

linier sederhana. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menyeleksi data

2. Mentabulasi data

3. Analisis data

4. Pengujian hipotesis

Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal dan

interval, sehingga data ordinal tersebut ditransformasikan menjadi data interval.

(31)

Canro Hutasoit, 2013

dari syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala interval

(Riduwan dan Kuncoro, 2012: 30).

Untuk mengubah data ordinal menjadi interval digunakan teknik

transformasi sederhana dengan menggunakan Method of Successive Interval

(MSI) dengan bantuan program software succ”97 yang dipergunakan dalam

program miscrosoft excel.

Setelah data ordinal di transformasi ke data interval, selanjutnya data

tersebut di analisis menggunakan analisis jalur (path analysis). Menurut Riduwan

dan Sunarto (2012:2) mengatakan bahwa “model path analysis digunakan untuk

Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal dan interval,

sehingga data ordinal tersebut ditransformasikan menjadi data interval.

Transformasi data ordinal menjadi interval gunanya untuk memenuhi sebagian

dari syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala interval

(Riduwan dan Kuncoro, 2012: 30).

Untuk mengubah data ordinal menjadi interval digunakan teknik

transformasi sederhana dengan menggunakan Method of Successive Interval

(MSI) dengan bantuan program software succ”97 yang dipergunakan dalam

program miscrosoft excel.

Setelah data ordinal di transformasi ke data interval, selanjutnya data

tersebut di analisis menggunakan analisis jalur (path analysis). Menurut Riduwan

dan Sunarto (2012:2) mengatakan bahwa “model path analysis digunakan untuk

menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui

pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen)

terhadap variabel terikat (endogen).

Model persamaan struktural tersebut dapat dijabarkan ke dalam bentuk

persamaan struktural sebagai berikut:

Keterangan :

(32)

44

Canro Hutasoit, 2013

β1 = koefisien regresi X1

X1 = latar belakang keluarga

X2 = persepsi mahasiswa terhadap mata kuliha kewirausahaan

E = faktor pengganggu

3.9.2. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis maka penulis menggunakan uji statistik berupa

uji parsial (uji t), dan uji koefisien determinasi majemuk (R2).

1.9.2.1. Uji t (Pengujian Hipotesis Regresi Majemuk Secara Individual)

Uji t atau disebut juga uji parsial ini digunakan untuk mengetahui apakah

variabel X secara individu mampu menjelaskan variabel Y.

Uji t statistik ini menggunakan rumus :

̂ ̂

Lebih sederhana t hitung dapat dihitung dengan rumus:

Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Hipotesis

H0: β 0 artinya tidak ada pengaruh positif variabel X terhadap variabel Y

Ha : β 0 artinya ada pengaruh positif variabel X terhadap Variabel Y 2. Ketentuan

Jika t hitung < t Tabelmaka H0 diterima dan Ha ditolak

Jika t hitung > t Tabelmaka H0 ditolak dan Ha diterima

Dalam pengujian hipotesis melalui uji t tingkat kesalahan yang digunakan

peneliti adalah 5% atau 0,05 pada taraf signifikansi 95%.

1.9.2.2. Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Koefisien determinasi (R2) merupakan cara untuk mengukur ketepatan

suatu garis regresi. Menurut Gujarati (2001:98) dijelaskan bahwa koefisien

determinasi (R2) yaitu angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan

(33)

Canro Hutasoit, 2013

mengetahui besarnya koefisien determinasi (R2) dapat digunakan rumus sebagai

berikut :

̀ ̀

Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0<R2<1) dengan ketentuan sebagai

berikut :

 Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat semakin erat/dekat, atau dengan kata lain model

tersebut dapat dinilai baik.

 Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat jauh/tidak erat, atau dengan kata lain model tersebut

(34)

Canro Hutasoit, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh Sikap

dan Minat Kewirausahaan terhadap Perilaku Berwirausaha mahasiswa,

berdasarkan hipotesis penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Sikap kewirausahaan Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia secara keseluruhan berada pada

kategori tinggi. Secara umum, mereka memiliki Perilaku berwirausaha yang

tinggi. Mereka yakin bahwa dengan berwirausaha dapat meraih profit yang

besar dan berwirausaha dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun untuk minat dalam berwirausaha, mereka senang dan berpartisipasi

dalam aktivitas kewirausahaan, aktivitas tersebut memiliki arti penting bagi

mereka, dan atas dorongan dari dalam dirinya sendiri mereka mengikuti

aktivitas kewirausahaan tersebut. Hal ini berarti, minat berwirausaha mereka

termasuk dalam kategori tinggi.

2. Sikap kewirausahaan berpengaruh positif signifikan terhadap Perilaku

berwirausaha. Artinya, semakin tinggi sikap kewirausahaan yang dimiliki

mahasiswa, maka semakin tinggi atau meningkat pula Perilaku Berwirausaha

mahasiswa. Atau sebaliknya, bila Sikap kewirausahaan rendah, maka Intensi

Berwirausaha juga akan rendah atau menurun.

3. Minat berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi berwirausaha.

Artinya, semakin tinggi minat kewirausahaan mahasiswa, maka semakin

tinggi pula intensi berwirausaha mahasiswa. Atau sebaliknya, bila

minatkKewirausahaan rendah, maka perilaku berwirausaha juga akan rendah

atau menurun.

4. Sikap dan minat kewirausahaan, secara bersama-sama berpengaruh positif

(35)

Canro Hutasoit, 2013

5. kewirausahaan tinggi, maka intensi berwirausaha juga akan tinggi atau

meningkat.

1.2.Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di uraikan dan kesimpulan yang

diperoleh maka ada beberapa saran yang bisa dilakukan, yaitu sebagai berikut:

1. Meningkatkan sikap kewirausahaan bagi mahasiswa, dengan cara mengikuti

seminar, pelatihan, atau perlombaan kewirausahaan, sehingga diharapkan

dapat mendorong mahasiswa untuk mencoba membuka usaha walaupun

mamsih mengikuti perkuliahan.

2. Bagi Program Studi agar lebih menggalakan kegiatan kewirausahaan, baik

berupa pelatihan maupun seminar, baik yang dilakukan dalam kelas maupun

luar kelas, serta melakukan pembinaan bagi mahasiswa yang telah atau akan

memulai berwirausaha, sehingga mahasiswa mendapatkan arahan serta

bimbingan dalam membuka usaha, dapat berupa konsultasi maupun diskusi.

3. Bagi Universitas Indonesia agar mendirikan suatu unit usaha yang dikelola

oleh civitas akademika Universitas Pendidikan Indonesia termasuk

mahasiswa UPI. Unit usaha ini diharapkan mampu mewadahi mahasiswa

yang ingin berwirausaha serta dapat memberikan pengalaman usaha bagi

mahasiswa.

4. Untuk penelitian selanjutnya bisa mengganti subjek penelitian yaitu kepada

siswa/siswi SMK yang sedang menempuh pendidikan sesuai dengan

jurusannya yang telah memiliki keterampilan masing-masing. Selain itu,

faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya dapat menggunakan faktor-faktor

ekstern seperti lingkungan sosial, baik lingkungan keluarga, teman maupun

(36)

1

Canro Hutasoit, 2013

DAFTAR PUSTAKA

A.Jajang . W. Mahri. (2011). Kepemimpinan Kepala Sekolah Pengaruhnya

terhadap Kompetensi, Motivasi dan Kepuasan Kerja Guru serta

Implikasinya terhadap kinerja guru. Disertasi Doktor pada UNPAD.

Bandung : tidak diterbitkan.

Andi, Cahyono. (2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi intensi kewirausahaan

mahasiswa program Manajemen Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas

Kristen Petra tahun 2006-2009. Skripsi: Universitas Kristen Petra.

Anep, Paoji (2012 ). Ketika UMKM jadi Alat Politisi. Tersedia

(http://ekonomi.komposiana.com). Di unduh tanggal 13 Juli 2013

Benedicta Prihatin Dwi Riyanti. (2003). Kewirausahaan dari Sudut Pandang

Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT.Grasindo.

Buchari, Alma. (2010). Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung:

Alfabeta.

Christera Kuswahyu Indira dan Iman Murtono Soenhadji. (2010). “Student

Entrepreneurship Intention: Study of Comparison Between Java and Non

Java”. Jurnal Manajemen Universitas Ganadarma. Djaali. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Aksara

Endi, Sarwoko.(2011). “Kajian Empiris Entrepreneur Intetion Mahasiswa Universitas Kanjuruhan Malang”. Jurnal Ekonomi Bisnis. TH.16. No.2, 126-135.

Fishbein, Ajzen. (1975). Belief, Attitude, Intention and Bahavior Introduction to

Theory and Research. Philipphines: Addison Wesley Publishing

Company, Inc.

Gallyn, Ditya M. (2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Berwirausaha

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. Skripsi pada Fakultas

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak

Diterbitkan.

Helmi, Yosepa. (2008). Perbedaan Intensi Melakukan Kecurangan dalam Ujian

(37)

Canro Hutasoit, 2013

Skripsi pada Fakultas Psikologi Universitas Indonesia: Diterbitkan. Tersedia

(www.lontar.ui.ac.id). Diuntuh tanggal 20 Desember 2011.

Kasmir. (2006). Kewirausahaan. Jakarta: PT RajaGrasindo Persada.

Longenecker, et.all. (2001). Kewirausahaan Manajemen Usaha Kecil. Jakarta: PT

Salemba Empat.

Masri, Singarimbun dan Sofian, Efendi. (1995). Metode Penelitian Survai.

Jakarta: LP3S.

Moko P. Astamoen. (2008). Entrepreneurship dalam perspektif Kondisi Bangsa

Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Mohammad, Maskan. (2000). “Potensi Perguruan Tinggi dalam Menghasilkan Alumni Berjiwa Wirausaha”. Majalah Bistek, Vol.8, No. 10, 92-102.

Nurul Indarti dan Rokhima Rostiani. (2008). “Intensi Kewirausahaan Mahasiswa:

Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia”. Jurnal

Ekonometrika dan Bisnis Indonesia, Vol. 23, No. 4, 1-26.

Riduwan. (2010). Metode dan teknik Penyusunan Tesis. Bandung : Alfabeta.

Saifuddin, Azwar. (2011). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

Srihandriatmo Malau. (2012). Lulusan Perguruan Tinggi Orientasinya harus

Entrepreneurship. Tersedia (http://id.berita.yahoo.com). Diunduh tanggal

04 Mei 2012.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Suharsimi, Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Suryana. (2006). Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju

Sukses. Salemba Empat: Bandung.

Timmons A. Jeffry and Stephen Spinelli. (2007). New Venture Creation

(38)

3

Canro Hutasoit, 2013

Titik Purwinarti dan Sri Eko Lestari N. (2006). “Faktor Pendorong Minat untuk

Berwirausaha (Studi Lapangan terhadap Mahasiswa Politeknik Negeri

Jakarta)”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.5, No.1, 39-46.

Thomas W. Zimmerer dan Norman M. Scarborough. (2008). Kewirausahaan dan

Manajemen Usaha Kecil. Jakarta: Salemba Empat.

Tony, Wijaya. (2007). “Hubungan Adversity Intelligence dengan Intensi

Berwirausaha (Studi Empiris pada Siswa SMKN 7 Yogyakarta). Jurnal

Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 9, No. 2, 117-127.

Tony Wijaya. (2008). “Kajian Model Empiris Perilaku Berwirausaha UKM DIY

dan Jawa Tengah”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 10, No.2,93-104.

Wiedy, Murtini. (2009). Kewirausahaan Pendekatan Succes Story. Surakarta:

LPP UNS.

Yahya, Prasetya. (2009). Hubungan Kemandirian Emosional dan Kemandirian

Tingkah Laku dengan Intensi Berwirausaha. Skripsi pada Fakultas

Psikologi Universitas Indonesia: Diterbitkan. Tersedia

(www.lontar.ui.ac.id). Diunduh tanggal 22 Desember 2012.

Yana, Rohmana. (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews.

Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi Universitas

Pendidikan Indonesia.

Zakarija, Achmat. (2010). Theory of Planned Behavior Masihkah Relevan.

Gambar

Gambar 4.1  Error! Bookmark not defined.
Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi
Tabel 1.2 Pemilihan Karir Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
Tabel 3.1 Populasi Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
+6

Referensi

Dokumen terkait

beberapa faktor risiko terhadap terjadinya kasus penyakit hepatitis C. - Bagi pihak rumah sakit: Diharapkan dapat menjadi bahan

Format Observasi Pelaksanaan Pembelajaran (IPKG 2) ... Format Observasi Aktivitas Siswa ... Format Observasi Tes Hasil Belajar Siswa ... Format Observasi Catatan Lapangan

Negatif Positif Infeksi HCV akut awal; HCV kronik pada pasien dengan status imunosupresi; pemeriksaan HCV RNA positif palsu. Negatif Negatif Tidak adanya infeksi HCV

Panitia Pengadaan Langsung

M eningkatkan sikap responsif Aparat pengawasan terhadap lingkungan yang berpengaruh termasuk peran serta masyarakat terhadap pengaw asan pelayanan publik dan

Karakteristik pasir besi di pantai selatan Kulonprogo untuk material pesawat terbang sangat cocok hal ini dikarenakan pasir besi di Kulonprogo mengandung titanium sebagai bahan

 Pengambilan/pengupasan pola mata entres dari atas ke bawah, karena yang dilekatkan/yang menjadi faktor penentu tingkat keberhasilan adalah lekatan pola entres bagian

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-5, 2014 ISPRS Technical Commission V Symposium, 23 – 25 June 2014, Riva