• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR “MEMBUAT BUSANA PRIA” TERHADAP KESIAPAN KERJA DI USAHA TAILORING.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI HASIL BELAJAR “MEMBUAT BUSANA PRIA” TERHADAP KESIAPAN KERJA DI USAHA TAILORING."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Istiqomah,2013

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR “MEMBUAT BUSANA PRIA”

TERHADAP KESIAPAN KERJA DI USAHA TAILORING

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagaian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Tata Busana

Oleh: ISTIQOMAH

0902676

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BUSANA

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

(2)

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR “MEMBUAT BUSANA PRIA”

TERHADAP KESIAPAN KERJA DI USAHA TAILORING

Oleh Istiqomah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Jurusan

Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Program Studi Pendidikan Tata Busana

© Istiqomah 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Istiqomah,2013

ISTIQOMAH

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR “MEMBUAT BUSANA PRIA” TERHADAP KESIAPAN KERJA DI USAHA TAILORING

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Dr. Hj. Mally Maeliah, M.Pd NIP. 19550929 198303 2002

Pembimbing II,

Dra. Cucu Ruhidawati, M. Si NIP.19601219 198601 2 001

Diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FPTK UPI

(4)

PERNYATAAN

Saya menyatakan skripsi yang berjudul KONTRIBUSI HASIL BELAJAR “MEMBUAT BUSANA PRIA” TERHADAP KESIAPAN KERJA DI USAHA TAILORING ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di

dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menerima resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Februari 2013 Yang membuat pernyataan,

(5)

Istiqomah,2013

Ilmu Itu Adalah Sebaik

baik Pusaka (Ali Bin Abi Thalib)

Guruku…..Surgakan Peranmu

Segala nasihatmu kepadaku

Membuka iman kalbuku

Suara petuahmu tulus bagiku

Akankah kudengar lagi

(Super Murrobbi : Solikin Abu Izzuddin)

Kejayaanmu Itu Buah Hasil Dari Kemahuan Yang

Tinggi dan Usaha Yang Gigih

Teriring sujud syukurku pada-Mu Ya Robbi, atas semua takdir indah-Mu,

Kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda bakti, cinta, dan

Kesungguhanku untuk Bapak dan ibunda tercinta, Kakak-kakakku,

Keluargaku, Para pendidik, Murobbi-murobbiku, Dan Sahabat-sahabatku,

(6)

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiimi,

Puji dan syukur kepada Allah SWT, atas kudrat dan irodat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya dan semoga sampai kepada kita sebagai pengikut ajarannya. Amin. Skripsi yang berjudul “KONTRIBUSI HASIL BELAJAR

“MEMBUAT BUSANA PRIA” TERHADAP KESIAPAN KERJA DI USAHA TAILORING “ ini disusun sebagai syarat mengikuti ujian sidang

sarjana di Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FPTK UPI.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Bandung, Januari 2013 Yang membuat pernyataan,

(7)

Istiqomah,2013

UCAPAN TERIMA KASIH

Bismillaahirrahmaanirrahiimi,

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah SAW, selaku suri tauladan bagi umatnya sampai akhir zaman. Dalam proses penulisan skripsi ini, begitu banyak pihak yang turut membantu baik berupa saran, motivasi, do’a dan kerja sama. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

Dr. Hj. Mally Maeliah, M.Pd. selaku dosen pembimbing I sekaligus sebagai Ketua Prodi Pendidikan Tata Busana dan Dra. Cucu Ruhidawati, M. Si. selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan, pengarahan, kesabaran dan pengertian kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dra. As as Setiawati M.Si. selaku dosen pembimbing akademik. Dra. Hj. Tati Abas Iwan, M.Si. selaku ketua Jurusan PKK FPTK UPI. Prof.Dr.Arifah A Riyanto, M.Pd. dan Dra.Hj.Liunir Zulbahri,M.Pd. selaku dosen partisipan yang telah memberikan masukan, petunjuk, saran dan motivasi yang berharga pada kegiatan seminar desain dan draft skripsi.

Teristimewa kepada Bapak dan Ibu tercinta yang tak henti-hentinya memberikan dukungan secara moril dan materil kepada penulis dengan serangkaian do’a dan nasehat serta kasih sayang yang tak terputus, kakakku Akhsan Naim, Nur Arifah dan Amin Tohari, beserta seluruh keluarga tercinta yang selalu mendukung dan memberikan semangat yang tiada hentinya.

(8)

ABSTRAK

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR “MEMBUAT BUSANA PRIA” TERHADAP KESIAPAN KERJA DI USAHA TAILORING

Penelitian ini membahas Kontribusi Hasil Belajar Membuat Busana Pria terhadap Kesiapan Kerja di Usaha Tailoring. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik di SMK Ibu Kartini Semarang Program Keahlian Tata Busana. Sampel yang digunakan adalah sampel jenuh yang berjumlah 46 orang dan alat pengumpul data berupa tes dan angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar membuat busana pria dari kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor lebih dari setengahnya berada pada kriteria tinggi sehingga memberikan kontribusi yang positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja di Usaha Tailoring. Rekomendasi ditujukan kepada peserta didik Program Keahlian Tata Busana SMK Ibu Kartini Semarang agar lebih meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, menambah wawasan tentang membuat busana pria supaya dicapai hasil yang lebih baik lagi, serta kepada guru mata pelajaran busana pria dapat menjadi masukan untuk mengembangkan materi pembelajaran dan memberikan kesempatan berlatih berulang-ulang agar lebih baik lagi kepada peserta didik dalam membuat busana pria khususnya kemeja bervuring, sehingga peserta didik lebih termotivasi untuk lebih siap kerja di usaha tailoring.

(9)

Istiqomah,2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

PENELITIAN ………..

A. Kajian Pustaka………..

1. Gambaran Umum Standar Kompetensi Membuat Busana Pria………... 2. Materi Standar Kompetensi Membuat Busana Pria………. 3. Hasil Belajar Membuat Busana Pria………... B. Kerangka Pemikiran………...

C. Hipotesis Penelitian………..

BAB III METODE PENELITIAN ………....

A. Lokasi dan Sampel Penelitian………...

1. Lokasi………...

F. Teknik Pengumpulan Data ………..

1. Tes………...

2. Angket ………...

G. Teknik Pengolahan Data……….

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………...

(10)

2. Hasil Belajar Membuat Busana Pria sebagai Variabel X……… 3. Kesiapan Kerja di Usaha Tailoring sebagai Variabel Y……….. 4. Kontribusi Hasil Belajar Membuat Busana Pria Terhadap Kesiapan

Kerja di Usaha Tailoring………..

5. Besarnya Kontribusi Hasil Belajar Membuat Busana Pria Terhadap Kesiapan kerja di Usaha Tailoring………... B. Pembahasan Hasil Penelitian………...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………...

A. Kesimpulan………...

1. Hasil Belajar Membuat Busana Pria………... 2. Kesiapan Kerja di Usaha Tailoring……….. 3. Kontribusi Hasil Belajar Membuat Busana Pria……….. 4. Besarnya Kontribusi Hasil Belajar Membuat Busana Pria Terhadap

Kesiapan Kerja di Usaha Tailoring...………...

B. Saran………...

1. Peserta didik ………

2. Staf Pengajar (guru)………...

DAFTAR PUSTAKA………...

LAMPIRAN- LAMPIRAN

(11)

Istiqomah,2013

DAFTAR TABEL

Tabel:

4.1 Motivasi Masuk SMKN Ibu Kartini Semarang……… 4.2 Tujuan Masuk Program Keahlian Tata Busana…..……….. 4.3 Hasil Pengukuran Variabel X ………... 4.4 Hasil Belajar membuat Busana Pria………...……... 4.5 Analisis Data Hasil Belajar Membuat Busana Pria ………... 4.6 Hasil Pengukuran Variabel Y………..………... 4.7 Kesiapan Kerja di Usaha Tailoring………... 4.8 Analisis Data Kesiapan Kerja di Usaha Tailoring………... 4.9 Hasil Uji Normalitas Variabel X dan Variabel Y………...

4.10Persamaan Regresi………

58 59 60 60 61 62 63 63 65 64

(12)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Gambar Model Lengan Kemeja Panjang dan Kemeja Pendek ……..….. 2.2 Gambar Belahan Muka French dan Belahan Muka Hidden Button...

9 10 2.3 Gambar Macam-macam Kerah Kemeja Pria ………... 2.4 Gambar Model Lengan Panjang dan Model Lengan Pendek…………... 2.5 Gambar Macam-macam Manset Kemeja Pria………... 2.6 Gambar Macam-macam Saku ………..………... 2.7 Gambar Keliman Berbentuk Persegi………...………….

2.8 Gambar Jenis Kain Kemeja Bervuring………….……… 2.9 Gambar Corak atau Motif Kemeja Bervuring ……….….…...

2.10 Gambar Contoh Tekstur Kain Kemeja………... 2.11 Gambar Contoh Interfacing ………..……... 2.12 Gambar Macam-macam Lining………... 2.13 Gambar Macam-macam Kancing untuk Kemeja ………... 2.14 Gambar Teknik Menjahit Belahan Buta ………... 2.15 Gambar Teknik Menjahit Belahan Biasa ………... 2.16 Gambar Tehnik Menjahit Kerah Kemeja ………..……….. 2.17 Gambar Teknik Menjahit Lengan Kemeja……….……... 2.18 Gambar Menjahit Belahan Manset ………...…………... 2.19 Gambar Teknik Menjahit Manset dengan Belahan………...…... 2.20 Gambar Menjahit Saku Bobok Vest ………... 2.21 Gambar Menjahit Saku Tempel ………... 2.22 Gambar Menjahit Sisi Vuring ………... 2.23 Gambar Menyambung Vuring dengan Bahan Utama ……….. 2.24 Gambar Teknik Menjahit Kerah Pada Badan ………...

2.25 Gambar Menentukan Lubang Kancing ………

(13)

Istiqomah,2013

DAFTAR BAGAN

Bagan:

(14)

DAFTAR GRAFIK

Grafik :

4.1 Hasil Belajar Membuat Busana Pria (X)……….62

(15)

Istiqomah,2013

DAFTAR DIAGRAM

Diagram:

4.1 Koefisien Determinasi ……… 67

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara, sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional (2008: 7) yang tercantum dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 , yaitu :

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Perwujudan tujuan pendidikan tersebut dapat ditempuh melalui jalur pendidikan formal, pendidikan non formal, dan informal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselengggarakan secara berjenjang dan berkesinambungan mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Salah satu jenjang pendidikan menengah adalah Pendidikan Menengah Kejuruan.

(17)

2

Istiqomah,2013

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Ibu Kartini Semarang merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kelompok pariwisata yang memiliki 2 program keahlian yaitu Program Keahlian Tata Busana dan Tata Boga. Program Keahlian Tata Busana bertujuan menyiapkan peserta didik untuk mampu berkompetensi, dan mampu mengembangkan diri dalam lingkup keahlian tata busana sebagaimana yang tercantum pada kurikulum SMK Program Keahlian Tata Busana (Dirdiknasmenjur 2004: 1) yaitu

Secara khusus tujuan program keahlian Tata Busana adalah membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan, dan sikap agar kompeten dalam bidang busana dalam hal :

1. Mengukur, membuat pola, menjahit, dan menyelesaikan busana 2. Memilih bahan tekstil dan bahan pembantu secara tepat

3. Mengambar macam-macam busana sesuai kesempatan 4. Menghias busana sesuai desain

5. Mengelola usaha di bidang busana

Pencapaian tujuan program di atas agar bisa dicapai oleh peserta didik program keahlian Tata Busana dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang terdapat dalam berbagai mata diklat, salah satunya adalah mata diklat “ Membuat Busana Pria”. Mata diklat Membuat Busana Pria merupakan mata diklat pada program produktif yang wajib diikuti oleh peserta didik kelas XII yang diajarkan secara teori dan praktek. Materi teori meliputi konsep dasar busana pria, pemilihan model-model dan bahan busana pria, pembuatan pola, merancang bahan dan harga. Materi praktek terdiri dari pembuatan kemeja bervuring dan tanpa vuring, safari, celana, penyelesaian busana.

Peserta didik yang telah mengikuti pembelajaran membuatan busana pria baik dari segi pengetahuan, sikap dan keterampilan diharapkan dapat mengalami perubahan-perubahan tingkah laku pada dirinya yang disebut dengan hasil belajar, seperti yang dikemukakan oleh Nana Sudjana (2011 : 2)“Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap”.

(18)

3

pembuatan pola dan pecah pola, pemilihan bahan busana pria dan teknik menjahit busana pria.

b. Hasil belajar busana pria dilihat dari kemampuan afektif mencakup menerima, menjawab, penilaian, organisasi dan karakteristik nilai peserta didik dalam menerima materi yang diajarkan.

c. Hasil belajar membuat busana pria ditinjau dari kemampuan psikomotor meliputi penguasaan keterampilan membuat busana pria yaitu membuat pola busana pria, memotong bahan dan teknik menjahit busana pria. Busana pria yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini adalahTeknik jahit kemeja bervuring.

Kualitas hasil praktek pembelajaran tata busana dapat dijadikan sebagai alat ukur apakah hasil belajar yang dicapai peserta didik sudah optimal dan dapat dijadikan sebagai bekal kesiapan kerja di usaha tailoring seperti menjadi operator jahit sesuai dengan program keahlian tata busana. Sebagai kesiapan peserta didik untuk bekerja di usaha tailoring yang ditunjang oleh kondisi fisik berupa kesehatan tubuh, kematangan mental dan motivasi yang ada pada diri peserta didik sehingga siap untuk bekerja diusaha tailoring, seperti yang diungkapkan oleh Slameto (2010:113), bahwa :

Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon/ jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi yang mencangkup tiga aspek : kondisi fisik, mental dan emosional sebagai kesiapan internal, kebutuhan motif dan tujuan sebagai kesiapan eksternal, keterampilan dan pengetahuan.

(19)

4

Istiqomah,2013

pendidikannya. Kesiapan kerja peserta didik pada usaha tailoring perlu memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan menjahit, yang dimulai dari pengetahuan busana pria sampai pada pembuatan busana pria.

Usaha dapat diartikan suatu kegiatan usaha yang menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Mengacu pada pendapat Harmaizar Z (ttn), usaha adalah : “Suatu bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan tujuan memperoleh keuntungan, baik yang diselenggarakan oleh perorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak berbentuk badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan di suatu daerah dalam suatu negara”.

Usaha yang termasuk pada bidang busana diantaranya adalah usaha tailoring. Pengertian tailoring (bahasa Inggris) atau tailer (bahasa Perancis) adalah seseorang yang mengerjakan atau menjahit busana terbatas seperti busana untuk kesempatan kerja atau pesta khususnya untuk pria mengunakan bahan yang berkualitas baik. Mally Maeliah (2007:1). Pendapat lain menurut Goes Poespo (2009:7), Tailoring merupakan suatu teknik menjahit busana yang menghasilkan busana yang rapi, membentuk badan serta kuat sehingga tidak mudah rusak. Maka usaha tailoring adalah bentuk suatu usaha busana yang diselenggarakan oleh seseorang yang mempunyai pekerjaan menerima pesanan pembuatan busana tailor dan semi tailor dengan menggunakan teknik jahit berkualitas tinggi yang menghasilkan busana yang rapi, membentuk badan serta kuat sehingga tidak mudah rusak. Peserta didik yang dikatakan siap kerja di usaha tailoring apabila memiliki pengetahuan pembuatan busana pria sistem tailoring. Di samping itu kondisi fisik yang baik yaitu sehat jasmani, kondisi mental berupa: kemauan keras untuk mencapai tujuan dan kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu untuk menunjang kesiapan kerja diusaha tailoring diperlukan tenaga kerja yang terampil sesuai dengan bidangnya yaitu membuat pola, memotong, menjahit, dan penyelesaian jahitan atau finising.

(20)

5

Busana Pria” terhadap kesiapan kerja di usaha tailoring pada peserta didik SMK Ibu Kartini Semarang.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

1. Identitas masalah

Menurut Nana Syaodih S (2010:271) identifikasi masalah” merupakan upaya untuk mengelompokan, mengurutkan sekaligus memetakan masalah-masalah tersebut secara sistematis berdasarkan bidang-bidang ilmu dan atau profesi penelitian”.

Masalah perlu ditentukan terlebih dahulu untuk mempermudah dan mengetahui masalah yang akan di kaji dalam penelitian ini. Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

a. SMK sebagai institusi formal yang mempunyai tujuan mempersiapkan calon tenaga kerja yang memiliki kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja) yang tinggi dihadapkan pada berbagai kendala dalam proses pembelajarannya, sehingga tingkat pencapaian kesiapan kerja peserta didik masih perlu dioptimalkan. Siswa dituntut memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan yang berhubungan dengan busana pria sehingga setelah mengikuti proses pembelajaran siswa dapat mengalami perubahan tingkah laku mencapai suatu hasil belajar tertentu yang ditinjau dari kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.

b. Peserta didik dikatakan memiliki kesiapan untuk menjadi tenaga kerja di usaha tailoring jika telah memiliki bekal dari hasil belajar membuat busana pria yang telah dipelajari di kelas. Hasil belajar membuat busana pria berkaitan dengan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.

(21)

6

Istiqomah,2013

2. Perumusan masalah

Menurut Sugiono (2009:55) rumusan masalah” merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data”. Dalam setiap rumusan masalah peneliti harus didasarkan satu masalah yang akan diteliti. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Berapa besar Kontribusi hasil belajar membuat busana pria terhadap kesiapan kerja di usaha tailoring pada peserta didik SMK Ibu Kartini Semarang?”.

C.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh gambaran mengenai adalah: 1. Memperoleh data tentang hasil belajar membuat busana pria ditinjau dari:

a. Kemampuan kognitif meliputi : kemampuan penguasaan materi tentang pengetahuan busana pria, karakteristik kemeja bervuring, pemilihan bahan kemeja bervuring, dan pemilihan bahan pelengkap kemeja bervuring.

b. Kemampuan afektif meliputi: kemampuan menerima, menjawab, penilaian, pengorganisasian dan karakteristik nilai peserta didik dalam menerima materi yang diajarkan.

c. Kemampuan psikomotor meliputi: penguasaan dalam keterampilan membuat busana pria yang meliputi langkah kerja dalam membuat kemeja bervuring, menjahit kemeja bervuring, dan menyelesaikan kemeja bervuring (finishing).

2. Memperoleh gambaran tentang kesiapan kerja di usaha tailoring pada peserta didik SMK Ibu Kartini Semarang.

3. Mengetahui adanya kontribusi hasil belajar membuat busana pria terhadap kesiapan kerja di usaha tailoring

4. Mengetahui berapa besar kontribusi hasil belajar membuat busana pria terhadap kesiapan kerja di usaha tailoring

D.Manfaat Penelitian

(22)

7

1. Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan khasanah keilmuan, wawasan, dan pengalaman dalam mengembangkan mutu pendidikan dengan melakukan penelitian serta penulisan karya ilmiah, khususnya berkaitan dengan membuat busana pria bagi peserta didik di SMK Ibu Kartini Semarang.

2. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak yang diberikan rekomendasi dalam upaya merespon kebutuhan belajar bagi peserta didik dalam upaya meningkatkan kualitas hasil belajar, pengembangan materi pembelajaran dan proses pembelajaran membuat busana pria sehingga menumbuhkan kesiapan kerja pada peserta didik di usaha tailoring.

E.Struktur Organisasi Skripsi

(23)

Istiqomah,2013

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR “MEMBUAT BUSANA PRIA” TERHADAP KESIAPAN KERJA DI USAHA BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat melakukan kegiatan penelitian untuk memperoleh data yang berasal dari responden. Lokasi penelitian yang dipilih adalah SMK Ibu Kartini Semarang yang beralamat di Jalan Imam Bonjol 199 Semarang Jawa Tengah Telepon : 0243543512 Fax : 0243543512 . Alasan dari pemilihan lokasi penelitian tersebut dikarenakan dekat dari rumah dan belum ada yang meneliti serta respondennya memenuhi syarat untuk diteliti.

2. Populasi

Menurut Sugiyono (2011:117) mengemukakan bahwa: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya”. Sesuai dengan pendapat tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik bidang keahlian tata busana SMK Ibu Kartini Semarang yang telah lulus Mata Diklat (Kompetensi) Membuat Busana Pria berjumlah sebanyak 46 orang.

3. Sampel

Menurut Sugiyono (2011:118) mengemukakan bahwa: “Sampel adalah

(24)

41

sampling jenuh, sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Sugiyono (2011:124)

bahwa: “Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel”. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, di mana semua anggota populasi dijadikan sampel. Karena beberapa pertimbangan, alasan karena sampel tersebut memenuhi kriteria yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Penjelasan di atas dijadikan sebagai acuan bahwa yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah peserta didik bidang keahlian Tata Busana SMK Ibu Kartini Semarang kelas XII yang telah mengikuti pembelajaran membuat busana pria berjumlah dari 46 orang.

B.Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara atau langkah dalam mengumpulkan, mengorganisir, menganalisa serta menginterpretasikan data. Pemilihan dan penentuan metode yang dipergunakan dalam suatu penelitian sangat berguna bagi peneliti karena dengan pemilihan dan penentuan metode yang tepat dapat membantu dalam mencapai tujuan penelitian. Hal tersebut senada dengan pendapat yang diungkapkan oleh Sugiyono (2011:6) bahwa:

Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

(25)

42

Istiqomah,2013

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR “MEMBUAT BUSANA PRIA” TERHADAP KESIAPAN KERJA DI USAHA

yang diperoleh (berupa kata-kata, gambar, perilaku) tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik, melainkan tetap dalam bentuk kualitatif yang memiliki arti lebih kaya dari sekedar angka atau frekuensi. Adapun ciri-ciri metode deskriptif analitik menurut Winarno Surakhmad (2002:140), yaitu :

Ciri-ciri metode deskriptif yaitu:

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan masalah-masalah yang aktual.

2. Data yang dikumpulkan, mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisa karena itu metode ini sering disebut metode analitik .

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh jawaban atas masalah yang ada pada masa sekarang yaitu tentang kontribusi hasil belajar membuat busana pria terhadap kesiapan kerja di usaha tailoring pada peserta didik di SMK Ibu Kartini Semarang.

C.Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari salah tafsir antara pembaca dengan penulis dalam memahami istilah yang terdapat pada judul skripsi ini, sehingga penulis merasa perlu membuat definisi operasional. Istilah-istilah yang ada di dalam judul skripsi yang perlu di definisikan secara operasional, adalah sebagai berikut:

1. Kontribusi Hasil Belajar Membuat Busana Pria.

a. Kontribusi

Kontribusi adalah sumbangan atau variabel terhadap variabel lainnya. (Suprian A. S. 1996:4).

(26)

43

Hasil belajar adalah kemampuan – kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya, Kemampuan sebagai hasil belajar ditunjukan berupa kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. c. Membuat Busana Pria (sewing) merupakan salah satu standar kompetensi yang

wajib ditempuh oleh peserta didik Program Keahlian Tata Busana yang mempelajari secara teori dan praktek. Materi Membuat Busana Pria diajarkan kepada seluruh peserta didik Keahlian Tata Busana. Pembuatan Busana Pria

(sewing) dalam kurikulum Program Studi Tata Busana tahun 2004 adalah:

Salah satu kompetensi yang dilaksanakan pada semester IV yang mempelajari secara teori dan praktek mengenai konsep dasar busana pria, pengetahuan dan wawasan mengenai pembuatan pola, paham gambar desain, teknik jahit serta finishing busana pria.

Kontribusi hasil belajar membuat busana pria yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu pada pendapat yang dikemukakan di atas yaitu sumbangan berupa kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajar membuat busana pria yang mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor salah satunya membuat busana pria khususnya kemeja bervuring.

2. Kesiapan kerja di usaha tailoring

(27)

44

Istiqomah,2013

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR “MEMBUAT BUSANA PRIA” TERHADAP KESIAPAN KERJA DI USAHA

Menurut Taliziduhu Ndraha(1999: 1), “Kerja adalah proses penciptaan atau pembentukan nilai baru pada suatu unit sumber daya pengubahan atau penambahan nilai pada suatu unit alat pemenuh kebutuhan yang ada”.

c. Usaha

Menurut Harmaizar Z (ttn), usaha adalah :

Suatu bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan tujuan memperoleh keuntungan, baik yang diselenggarakan oleh perorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak berbentuk badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan di suatu daerah dalam suatu negara.

d. Tailoring

Usaha yang termasuk pada bidang busana diantaranya adalah usaha

tailoring. Pengertian tailoring (bahasa Inggris) atau tailer (bahasa Perancis)

adalah seseorang yang mengerjakan atau menjahit busana terbatas seperti busana untuk kesempatan kerja atau pesta khususnya untuk pria mengunakan bahan yang berkualitas baik. Mally Maeliah(2007:1). Pendapat lain menurut Goes Poespo (2009:7), “Tailoring merupakan suatu teknik menjahit suatu busana yang

menghasilkan busana yang indah, rapi, membentuk badan serta kuat sehigga tidak mudah rusak”.

(28)

45

suatu kegiatan atau suatu aktivitas yang terencana, dengan pembuatan busana menggunakan bahan yang berkualitas baik dan teknik jahit berkualitas tinggi sehingga menghasilkan busana indah, rapi, membentuk badan serta kuat tidak mudah rusak sehingga menghasilkan produk yang bernilai jual tinggi.

D.Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:148), instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas tes dan angket mengenai kontribusi hasil belajar membuat busana pria terhadap kasiapan kerja di usaha tailoring yang dilaksanakan pada peserta didik SMK Ibu Kartini kelas XII

E.Proses Pengembangan Instrumen

Proses pengembangan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tes hasil belajar membuat busana pria, angket tenang kesiapan kerja di usaha tailoring, pengkajian masalah-masalah yang sedang diteliti, membuat kisi-kisi soal, pembuatan butir soal, mengadakan revisi terhadap butir-butir soal yang kurang baik, penyebaran instrumen kepada responden.

F. Teknik Pengumpulan Data

(29)

46

Istiqomah,2013

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR “MEMBUAT BUSANA PRIA” TERHADAP KESIAPAN KERJA DI USAHA

pengumpulan data diperlukan untuk mendapatkan data yang benar-benar valid, lengkap dan objektif. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Tes

Pengertian tes sebagaimana yang dikemukakan Riduwan (2009:76) Tes sebagai instrument pengumpulan data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar membuat busana pria sebagai variabel X, yang diberikan pada 46 peserta didik SMK Ibu Kartini Semarang.

2. Angket

Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna (Riduwan, 2009:71). Angket yang dimaksud dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan untuk memperoleh data tentang kesiapan kerja di usaha tailoring sebagai varibel Y, yang diberikan pada 46 peserta didik SMK Ibu Kartini Semarang.

G.Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data berorientasi pada permasalahan penelitian yaitu untuk mengetahui kontribusi hasil belajar membuat busana pria terhadap kesiapan kerja di usaha tailoring dengan cara menganalisa data dan mengolah data.

(30)

47

berikut:

1. Verifikasi data yaitu pemeriksaan dan pemilihan lembar jawaban yang benar-benar dapat diolah lebih lanjut.

2. Pemberian skor bertujuan untuk menghitung skor yang diperoleh dari setiap responden dengan kriteria sebagai berikut:

a. Pemberian skor untuk hasil belajar pada kemampuan kognitif untuk setipa opton yang benar adalah 1

b. Pemberian skor untuk hasil belajar pada kemampuan afektif berpedoman pada skala likert yaitu skor tertinggi 5 dan terendah 1

c. Pemberian skor untuk hasil belajar pada kemampuan psikomotor adalah modifikasi dari skala likert yaitu setiap option diberi skor 1 dan responden boleh memilih lebih dari satu jawaban.

d. Pemberian skor untuk data pemahaman kesiapan sebagai tenaga pelaksana pencelupan berpedoman pada skala likert yaitu skor tertinggi 5 dan terendah 1. e. Mentabulasi nilai disetiap jawaban responden untuk memperoleh skor mentah

dari seluruh responden untuk variabel X dan Y

f. Penjumlahan skor dari setiap jawaban berdasarkan pertanyaan yang dibuat untuk memperoleh skor mentah

g. Menentukan rumus statistik yang akan digunakan dalam penelitian sebagai berikut:

1) Uji Validitas Instrumen

(31)

48

Istiqomah,2013

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR “MEMBUAT BUSANA PRIA” TERHADAP KESIAPAN KERJA DI USAHA

cara mengkorelasikan skor yang ada pada butir soal dengan skor total. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi Product-Moment atau

metode Pearson yang diberi notasi “r”. Rumus yang digunakan adalah sebagai menggunakan uji t untuk menentukan taraf signifikansinya menggunakan rumus sebagai berikut :

(Sugiyono, 2011:257)

Keterangan : t = Nilai t hitung

r = Koefisien korelasi hasil r hitung n = Jumlah responden

Kriteria pengujian : instrument penelitian dikatakan valid bila t hitung > t tabel dengan derajat kebebasan dk = n-2, pada taraf kepercayaan 95 %

(32)

49

sehingga dapat dikatakan valid, begitu pula untuk keseluruhan item pertanyaan variabel X semua item yang berjumlah 45 dinyatakan valid dengan tingkat kepercayaan 95% dan dk=13.

Hasil perhitungan uji validitas instrumen kesipan kerja di kriya tekstil (variabel Y), sebagai contoh item pertanyaan no. 1 terlihat bahwa r didapat sebesar 0,59 dan setelah dilakukan uji-t diperoleh nilai thitung= 2,64>ttabel (95%)= 1,77 pada taraf kepercayaan 95%, sehingga dapat dikatakan bahwa item pertanyaan no 1 pada variabel Y dinyatakan valid, begitu pula keseluruhan item pertanyaan variabel Y semua item yang berjumlah 25 dinyatakan valid dengan tingkat kepercayaan 95% dan dk=13.

2) Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah suatu instrument cukup dipercaya atau tidak. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan

Internal Consistency sebagai berikut :

Rumus Sperman Brown (split half)

Keterangan:

ri = reliabilitas internal seluruh instrument

rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

a) Rumus KR.20 (Kuder Richardson)

(33)

50

Istiqomah,2013

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR “MEMBUAT BUSANA PRIA” TERHADAP KESIAPAN KERJA DI USAHA ri = Reliabilitas internal seluruh instrument

k = Jumlah item dalam instrument

pi = Proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1 qi = 1-pi

s2 = Varians total b) Rumus KR 21

ri =

{

1-

}

Keterangan :

ri = Reliabilitas internal seluruh instrument

k = Jumlah item dalam instrument M = Mean skor total

s2 = Varians total

c) Analisis Varians Hoyt (Anova Hoyt)

Keterangan :

ri = Reliabilitas internal seluruh instrument

MKe = Mean kuadrat kesalahan MKs = Mean kuadrat antara subjek

t =

Keterangan : t = Nilai t hitung

r = Koefisien korelasi hasil r hitung n = Jumlah responden

Kriteria pengujian : instrument penelitian dikatakan valid bila t hitung > t tabel dengan derajat kebebasan dk = n-2, pada taraf kepercayaan 95 %.

(34)

51

berada pada kriteria sangat tinggi dan setelah dilakukan pengujian dengan uji-t diperoleh t hitung= 15,36 > t tabel (95%)=1,8 pada taraf kepercayaan 95% dengan dk=13, maka variabel X dapat dikatakan reliable dan dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data.

Hasil perhitungan reliabilitas variabel Y diperoleh nilai r11=0,89 yang berada pada kriteria sangat tinggi dan setelah dilakukan pengujian dengan uji-t diperoleh t hitung= 11,89 > t tabel (95%)=1,77 pada taraf kepercayaan 95% dengan dk=13, maka variabel Y dapat dikatakan reliable dan dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data.

3) Pengolahan data identitas responden

Presentasi data merupakan perhitungan yang digunakan untuk melihat besar kecilnya frekuensi jawaban angket yang diberikan pada responden, karena jumlah jawaban responden tiap item berbeda. Rumus yang digunakan untuk mencari persentase mengutip pendapat dari Mohammad Ali (1993:184) :

P = x 100%

Keterangan :

P = persentase (jawaban responden yang dicari) f = frekuensi jawaban yang dicari

n = jumlah responden 100% = bilangan tetap

Kemudian data ditafsirkan setalah depresentasikan dengan menggunakan kriteria berdasarkan batasan-batasan yang dikemukakan oleh Mohammad Ali (1993:184) sebagai berikut:

100% : Seluruhnya 76%-99% : Sebagian besar

f

(35)

52

Istiqomah,2013

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR “MEMBUAT BUSANA PRIA” TERHADAP KESIAPAN KERJA DI USAHA

51%-75% : Lebih dari setengahnya 50% : Setengahnya

26%-49% : Kurang dari setengahnya 25%-1% : Sebagian kecil

0% : Tidak seorang pun

Keterangan : data yang ditafsirkan adalah data yang presentasenya paling besar.

4) Responden uji normalitas

Uji normalitas distribusi skor dilakukan sebagai syarat analisis korelasi, yakni untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau penentuan mempunyai penyebaran yang normal dengan menggunakan chi kuadrat.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagi berikut :

a) Menentukan rentang skor (R), yaitu data terbesar dikurangi data terkecil

R = skor maksimum - skor minimum

b) Menentukan banyaknya kelas (Bk) interval dengan menggunakan aturan

sturgess

BK = 1+3,3 log n Keterangan

Bk = banyaknya kelas n = jumlah responden

c) Menggunakan panjang interval (P)

Keterangan

P = panjang kelas

R = rentang skor tertinggi – skor terendah

(Nana Sudjana, 2001: 47)

R

BK

(36)

53

Bk = banyaknya kelas

d) Membuat tabel distribusi frekuensi variabel X dan variabel Y e) Menghitung Mean (M) skor

Keterangan X = nilai rata-rata

fi = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas x xi = tanda kelas interval

f) Membuat tabel distribusi untuk harga-harga yang diperlukan dalam uji Chi kuadrat, yaitu :

(1) Menentukan batas kelas interval

(2) Menentukan angka baku (Z) dengan rumus :

(3) Menentukan batas luas tiap kelas interval (L), dengan rumus : L = Z tabel (1)– Z tabel (2)

(4) Menentukan frekuensi yang diharapkan (Ei) dengan cara mengalikan luas

kelas interval dengan jumlah responden (n) Ei = L x n

(5) Menghitung besarnya distribusi Chi kuadrat dengan rumus :

χ2= ∑

Batas kelas interval - X

s

Z=

(fo – fh)

(37)

54

Istiqomah,2013

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR “MEMBUAT BUSANA PRIA” TERHADAP KESIAPAN KERJA DI USAHA

fo = data frekuensi yang diperoleh dari sampel (hasil observasi / kuesioner) fh = frekuensi yang diperoleh / diharapkan dalam sampel sebagai pencerminan

dari frekuensi yang diharapkan dalam populasi

Kriteria pengajuan normalitas adalah data berdistribusi normal jika dengan derajat kebebasan (dk=d-3) pada taraf nyata α=0,05 begitu juga sebaliknya data berdistribusi tidak normal jika x2 hitung < x2tabel .Jika pada uji normalitas diketahui

kedua variabel X dan Y berdistribusi normal, maka uji statistik yang digunakan adalah uji statistik parametik, sebaliknya jika salah satu atau kedua variabel X dan Y berdistribusi tidak normal maka menggunakan uji statistik non parametik.

5) Uji Linieritas Regresi

Uji linieritas regresi, untuk mengetahui apakah data tersebar di sekitar garis linier atau tidak. Pengujian linieritas regresi menggunakan rumus fisher (F), dengan langkah sebagai berikut:

a) Mencari harga persamaan regresi variabel X dan Y melalui persamaan regresi

linier sederhana : Ỳ= a + bX, dimana harga a dan b diperoleh dari :

a =

b) Uji linier dan keberartian regresi, dengan rumus: (1)Menghitung jumlah kuadrat regresi

(2)Menghitung jumlahkuadrat regresi b terhadap a

(38)

55

JK (b/a) = b

[

XY

]

(3)Menghitung jumlah kuadrat residu

JK res =

Y2– JK (a) – JK (b/a)

(4)Menghitung kuadrat kekeliruan

JK (kk) = JK (E) =

[

Y2

]

(5)Menghitung jumlah kuadrat ketidakcocokan

db(TC) = JK (res) – JK (kk)

(6) Menghitung derajat kebebasan kekeliruan

db(kk) = dkJK (E) =n – k

(7)Menghitung derajat kebebasan ketidakcocokan

db(TC) = dkJK (TC) = k – 2

(8) Menghitung rata-rata kuadrat kekeliruan

Rjk (kk) = SE2 =

(9) Menghitung rata-rata kuadrat ketidakcocokan

Rjk (kk) = STC2 =

(10)Menghitung nilai ketidakcocokan

F(TC) = Rjk (TC) : Rjk (kk)

(11)Menentukan derajat kebebasan regresi b terhadap a

(∑Y) 2

n

JK (TC)

n - K

JK (TC)

(39)

56

Istiqomah,2013

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR “MEMBUAT BUSANA PRIA” TERHADAP KESIAPAN KERJA DI USAHA

(12)Menentukan derajat kebebasab residu

dbr = n – 2

(13)Menentukan RJKL (b/a) = Jk b/a

(14)Menentukan jumlah rata-rata kuadrat residu

Rjk (r) = s2515 = JK(res) : db(r)

(15)Mencari korelasi dengan menghitung F table dan F hitung

F hitung = Rjk (TC) : Rjk (kk) dan F hitung =

(16)Perolehan hasil penelitian regresi linieritas diuji dengan menggunakan uji fisher, dengan maksud untuk mengetahui kelas keberartian perolehan persamaan linieritas regresi.

Kriteria pengujian : jika F hitung < F tabel, maka linieritas data signifikansi pada taraf kepercayaan 95 %

6) Uji hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara mencari koefisien korelasi antara dua variabel, dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson, sebagai berikut :

(40)

57

r = koefisien korelasi

∑X = jumlah skor item

∑Y = jumlah skor total n = jumlah responden

Jika data tidak berdistribusi normal, maka pengolahan data dilakukan dengan menggunakan rumus Rank Spearman sebagai berikut :

Keterangan :

rho = koefisien korelasi

∑b12 = jumlah kuadrat selisih ranking antara variabel X dan variabel Y n = jumlah responden

Kriteria penafsiran koefisien korelasi menurut J.P Guilford (Riduwan, 2004:138), sebagai berikut: menggunakan uji t untuk menentukan taraf signifikansinya dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan : t = Nilai t hitung

r = Koefisien korelasi hasil r hitung n = Jumlah responden

Kriteria pengujian : instrument penelitian dikatakan valid bila t hitung > t tabel dengan derajat kebebasan dk = n-2, pada taraf kepercayaan 95 %

(41)

58

Istiqomah,2013

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR “MEMBUAT BUSANA PRIA” TERHADAP KESIAPAN KERJA DI USAHA 7) Perhitungan koefisien determinasi

Perhitungan koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui besarnya hubungan variabel X dan variabel Y. rumus koefisien menurut Nana Sudjana (1992 : 253), sebagai berikut :

KD = r2 x 100% Keterangan :

KD = koefisien determinasi yang dicari r2 = kuadrat koefisiensi korelasi

Kriteria penafsiran indeks koefisien determinasi, yakni: : Sangat besar

: Besar : Cukup : Kecil : Sangat kecil

H.PROSEDUR PENELITIAN

Prosedur penelitian merupakan tahapan yang akan dilakukan dalam kegiatan penelitian mulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian akhir. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:

1. Tahap persiapan

Tahap persiapan mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebelum melaksanakan penelitian, tahap persiapan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Obeservasi dan wawancara ke lapangan untuk mendapatkan data mengenai masalah yang ada untuk dapat dijadikan sebagai permasalahan serta untuk mengetahui lokasi yang akan dijadikan obyek dalam penelitian.

(42)

59

b. Memilih masalah dan merumuskan masalah serta menentukan alat pengumpul data.

c. Menyusun outline untuk seminar judul. Data yang diperlukan dalam penyusunan outline ini terdiri dari latar belakang, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, pertanyaan penelitian, metode penelitian, dan daftar pustaka.

d. Membuat surat-surat untuk mendapatkan persetujuan dan pembimbing e. Proses bimbingan

f. Menyusun desain skripsi dimulai dari BAB I, BAB II, BAB III dan instrumen penelitian sebagai bahan seminar I

g. Seminar I (desain skripsi) h. Uji coba Instrument penelitian

2. Tahap pelaksanaan

Tahap selanjutnya setelah dilakukan seminar I dan hasil perbaikan desain skripsi seluruhnya disetujui, maka dilakukan tahap pelaksanaan sebagai berikut : a. Penyebaran instrumen untuk pengambilan data dari responden

b. Pengumpulan instrument

c. Pengecekan data dan pengolahan data penelitian

d. Penyusunan dan pembahasan hasil penelitian serta kesimpulan dan saran e. Proses bimbingan untuk seminar II

(43)

60

Istiqomah,2013

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR “MEMBUAT BUSANA PRIA” TERHADAP KESIAPAN KERJA DI USAHA

g. Seminar II (draft skripsi)

h. Tahap perbaikan draft skripsi hasil seminar II

3. Tahap Akhir

(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini disusun berdasarkan tujuan penelitian,

hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian yang berjudul “Kontribusi

Hasil Belajar Membuat Busana Pria Terhadap Kesiapan Kerja di Usaha Tailoring”. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah:

1. Hasil Belajar Membuat Busana Pria

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar Membuat Busana Pria ditinjau dari kemampuan kognitif menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya berada pada kriteria tinggi, yang berkaitan dengan pengetahuan tentang kemeja bervuring, ciri-ciri kemeja bervuring, perbedaan manset kemeja, dan bahan tambahan kemeja bervuring. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa peserta didik telah menguasai dan memahami pengetahuan tentang membuat kemeja bervuring hasil penelitian didukung pula oleh motivasi peserta didik masuk SMK dalam data responden menunjukkan lebih dari setengahnya menyatakan karena keinginan sendiri.

Hasil belajar Membuat Busana Pria ditinjau dari kemampuan afektif menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya berada pada kriteria tinggi yaitu hasil belajar Membuat Busana Pria ditinjau dari kemampuan afektif menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya berada pada kriteria tinggi yaitu peserta didik memiliki motivasi yang sungguh-sungguh dalam membuat busana pria menanggapi kritikkan dan pujian di antaranya penyelesaian menjahit manset, menjahit saku, memasang vuring dengan cepat dan rapi..

(45)

73

Istiqomah,2013

Salah satunya terampil dalam menjahit kemeja sesuai dengan pola yang sudah dibuat. Ketrampilan peserta didik dalam menjahit kemeja bervuring sangat penting dikuasai untuk mendapatkan hasil kemeja yang sesuai dengan ukuran dan model kemeja.

2. Kesiapan Kerja di Usaha Tailoring

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan kerja peserta didik diusaha tailoring kurang dari setengahnya berada pada kriteria tinggi yang berkaitan dengan kesiapan menguasai dalam membuat kemeja bervuring, kesiapan pemahaman Lining atau vuring yang sesuai untuk kemeja bervuring, kesiapan dalam menjahit kerah, kesiapan memilih bahan utama untuk kemeja bervuring, siap mendapat masukkan atau kritikkan dari pemilik usaha tailoring.

3. Kontribusi Hasil Belajar Membuat Busana Pria

Hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai koefisien korelasi yang positif dan signifikan pada taraf kepercayaan 95% sehingga terdapat kontribusi positif yang signifikan dari hasil belajar membuat busana pria (variabel X) terhadap kesiapan kerja di usaha tailoring (variabel Y).

4. Besarnya Kontribusi Hasil Belajar Membuat Busana Pria Terhadap

Kesiapan Kerja di Usaha Tailoring

(46)

74

B.Saran

Saran penelitian disusun berdasarkan kesimpulan hasil penelitian. Penulis mengajukan rekomendasi yang sekiranya dapat dipertimbangkan untuk dijadikan bahan masukan bagi pihak yang berkepentingan dalam pembelajaran membuat busana pria. Saran ini penulis tujukan kepada:

1. Peserta didik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar Membuat Busana Pria

pada kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor pada umumnya pada kriteria tinggi. Hasil penelitian tersebut hendaknya dijadikan bahan masukan agar peserta didik tetap berupaya untuk mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan, sikap dan psikomotor dalam membuat busana pria yang diterapkan pada kemeja pria, dengan cara memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di sekolah yang mendukung keahlian peserta didik didalam memasuki dan bersaing di dunia kerja khususnya bidang busana. Bagi peserta didik yang belum memiliki kesiapan kerja di usaha tailoring diharapkan dapat belajar lebih giat supaya mereka memiliki kesiapan untuk bekerja di usaha tailoring.

2. Staf Pengajar (guru)

(47)

Istiqomah,2013

DAFTAR PUSTAKA Buku :

Ali, M. (2002).Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi Cetakan 10. Bandung: Angkasa.

Astuti (2010) Modul Busana Pria , Konsep Dasar Busana Pria, Bandung : Universitas pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan

Brigita dkk ,(2005).Teknik Penyelesaian Busana. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Ernawati, dkk.(2008). Tata Busana Jilid 1 untuk Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Direktorat PembinaanSekolah Menengah Kejuruan.

Maeliah.M (2010). Modul Busana Tailoring. Bandung: Prodi Pendidikan Tata Busana. Tidak Diterbitkan.

Mardalis. (2002). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.

Margono. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Poeradisastra R,(2003) Padu Padan Busana pria Pedoman Terampil Professional,

Jakarta : PT Gramedia pustaka utama,

Riduwan. (2009). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung : Alfabeta

Riyanto, Arifah. A (2003). Teori Busana. Bandung : YAPEMDO

Slameto.(2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Edisi Revisi Cetakan 5. Jakarta: RinekaCipta.

Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses BelajarMengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Suprian AS. (2007) Statistika.. UPI: tidak diterbitkan

(48)

76

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Bandung

Wancik, M.H. (1995). Pelajaran Menjahit Pakaian Pria. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Internet :

Elwood N. Chapman, Sikap Kekayaan Anda Yang Paling Berharga. Bina Aksara Jakarta Indonesia tahun 1987. Image [Online], tersedia: http://www.gurubelajar.com/2011/11/pengertian-sikap-positif.html [19 Januari 2013]

(2012). Gambar Kancing Warna-warni. [Online], Tersedia: http://www.google.com/search?q=gambar+macam-macam+kancing&hl [19 Januari 2013]

(2012). Gambar Manset Kemeja Pria. [Online], Tersedia: https://www.google.com/search?q=gambar+manset+kemeja+pria&hl [19 Januari 2013]

(ttn). Gambar Kemeja Batik Pria [Online], Tersedia: https://www.google.com=gambar-gambar+kemeja+batik&hl [19 Januari 2013]

Harmaizar,Z.(ttn).[Online].Tersedia:http://carapedia.com/pengertian_definisi_usa ha_info2644.html[19 Januari 2013]

(ttn). Macam-Macam Gambar Batik [Online], Tersedia: https://www.google.com=macam-macam+gambar+batik+tradisional&hl [19 Januari 2013]

Kamus :

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Undang-Undang :

(49)

77

Istiqomah,2013 Skripsi :

Asep Irwan (2012). Manfaat Hasil Belajar “Membuat Busana Pria” Sebagai

Kesiapan Menjadi Operator Jahit di Konfeksi pada peserta didik SMKN 2 Baleendah. Skripsi pada FPTK UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Huzriaini. (2011). Manfaat Hasil Pelatihan Keterampilan Tata Busana Sebagai

Kesiapan Operator Jahit Di Industri Garmen. Skripsi pada FPTK UPI

Bandung: Tidak Diterbitkan.

Neng Maryati. (2012). Kontribusi Hasil Belajar “Membuat Kriya Tekstil” dengan Teknik Makrame Terhadap Kesiapan Kerja di Kriya Tekstil Skripsi pada

Gambar

Tabel:
Grafik : 4.1 Hasil Belajar Membuat Busana Pria (X)…………………………………….62 4.2 Kesiapan Kerja di Usaha Tailoring (Y)…………………………………...…64
tabel dengan derajat kebebasan dk = n-2, pada taraf kepercayaan 95 %
tabel dengan derajat kebebasan dk = n-2, pada taraf kepercayaan 95 %.
+4

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini secara umum bertujuan untuk melaksakan workshop pengembangan desain dan strategi pembelajaran dengan pendekatan

Ketidakhadiran dalam Pembuktian Kualifikasi dengan alasan yang tidak dapat diterima sebagaimana pada butir 3 diatas, maka perusahaan saudara dinyatakan Mengundurkan

Indonesia di Mojokerto, ( 130 halaman ), bcrkai tan dcngan biaya-biaya pcmasarnn yang tclah d1kcluarkan oleh pcrusahaan ini maka tujmm pcnclitian : untuk

[r]

PERBANDINGAN PENGARUH MODEL TGFU DENGAN MODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR DRIBBLE HOKI PADA SISWA SMA NEGERI 11 GARUT.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai.. dengan

Jalur komunikasi antara stasiun Gombel dengan sentral Johar terdapat empat sistem, terdiri dari tiga sistem untuk hubungan kanal informasi gelombang