No. Daftar: 04/S1/KTP/OKTOBER 2013
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO FORMAT DRAMA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA
DALAM MENYIMAK
(Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2
Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh : MAYA PUSPITA
0901097
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio
Format Drama terhadap Peningkatan
Kemampuan Siswa dalam Menyimak
Oleh
Maya Puspita
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Maya Puspita 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Maya Puspita (0901097). Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia).
Skripsi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Tahun 2013.
Penelitian ini menjawab permasalahan penelitian yang telah dirumuskan, yaitu “Apakah penggunaan media audio format drama lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan media cetak (teks tertulis) terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia?” Secara lebih rinci rumusan masalah terdiri dari (1) Apakah terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang signifikan pada kelas yang menggunakan media audio format drama pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia?, (2) Apakah terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang signifikan pada kelas yang menggunakan media cetak (teks tertulis) pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia?, (3) Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang signifikan antara kelas yang menggunakan media audio format drama dibandingkan dengan kelas yang menggunakan media cetak (teks tertulis) pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia?
Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain perbandingan kelompok statis serial waktu yang merupakan desain gabungan antara desain perbandingan kelompok statis dan desain serial waktu dengan kelompok kontrol. Desain ini menggunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan posttest sebanyak tiga kali. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes hasil belajar (kemampuan menyimak) berupa tes tertulis pilihan ganda sebanyak 26 soal. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan uji-t satu pihak (one tail test) dan uji gain.
Kesimpulan umum yang dapat ditarik berdasarkan hasil penelitian bahwa penggunaan media audio format drama lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan media cetak (teks tertulis) terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Kesimpulan khususnya adalah (1) Terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang signifikan pada kelas yang menggunakan media audio format drama pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, (2) Terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak pada kelas yang menggunakan media cetak (teks tertulis) pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, tetapi tidak signifikan, (3) Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang signifikan antara kelas yang menggunakan media audio format drama dibandingkan dengan kelas yang menggunakan media cetak (teks tertulis) pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
ii
ii
ABSTRACT
Maya Puspita (0901097). The Influence of Using Audio Drama Format Media
Towards Students’ Listening Skill (Quasi-Experimental Study Towards Fifth Grade of Isola Elementary School 2 Bandung Students on Bahasa Indonesia Subject).
Thesis of Curriculum and Educational Technology Department, Faculty of Science
Education, Indonesia University of Education.
This study answer the research problem that has been formulated as following,
In details, the research questions consist of
This study use a quasi-experimental method with a static comparison group design of time series, which is a combination design between a static comparison group design and time series design with a control group. This study uses an experimental class and an experiment class with thrice posttest. The research instruments use the test of learning results, which are written test of 26 multiple choice. The research hypotheses were tested by using one side t-test (one tail test) and deviation test (gain test).
In general conclusion, the use of audio drama format media gives a greater influence than the use of printed media (written text) for students’ listening skill improvement in Bahasa Indonesia subject. The specific conclusion can be drawn into three specification: (1) The use of audio drama format media gives a significant influence
toward students’ listening skill improvement on Bahasa Indonesia subject, (2) The use
of printed media (written text) does not give a significant influence toward students’
listening skill improvement on Bahasa Indonesia subject, (3) There are significant differences between the influence of using audio drama format media and printed
media (written text) toward the students’ listening skill improvement on Bahasa
Indonesia subject.
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR GRAFIK ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... 6
C. Tujuan Penelitian... 6
D. Manfaat Hasil Penelitian ... 7
1. Manfaat Teoritis ... 7
2. Manfaat Praktis ... 7
BAB II KAJIAN TEORI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO FORMAT DRAMA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYIMAK A. Media Pembelajaran ... 9
1. Pengertian Media Pembelajaran ... 9
2. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ... 10
3. Klasifikasi Media Pembelajaran ... 11
B. Media Audio ... 12
1. Pengertian dan Karakteristik Media Audio ... 12
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio ... 13
4. Jenis-jenis Media Audio ... 14
5. Penyajian Bahan Media Audio... 16
C. Media Cetak ... 17
1. Pengertian Media Cetak ... 17
2. Kelebihan dan Kekurangan Media Cetak ... 17
D. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia... 19
1. Pengertian Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ... 19
2. Tujuan Mempelajari Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ... 19
E. Aspek-aspek Keterampilan Berbahasa ... 20
1. Keterampilan Menyimak ... 20
2. Keterampilan Berbicara ... 20
3. Keterampilan Membaca ... 20
4. Keterampilan Menulis ... 20
F. Menyimak ... 21
1. Pengertian Menyimak ... 21
2. Unsur-unsur Menyimak ... 21
3. Tujuan Menyimak ... 22
4. Jenis-jenis Menyimak... 22
5. Proses Menyimak ... 24
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi menyimak ... 24
7. Teknik Menyimak Efektif ... 25
8. Kemampuan Menyimak Siswa Sekolah Dasar ... 27
G. Keterkaitan Penggunaan Media Audio Format Drama dengan Media Cetak (Teks Tertulis) terhadap Kemampuan Menyimak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ... 28
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
I. Hipotesis ... 29
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 31
1. Lokasi Penelitian ... 31
2. Populasi Penelitian ... 31
3. Sampel Penelitian ... 32
B. Desain Penelitian ... 32
C. Metode Penelitian... 34
D. Definisi Operasional... 35
1. Media Audio ... 35
2. Format Drama ... 35
3. Kemampuan Menyimak ... 35
E. Instrumen Penelitian... 36
F. Teknik Pengembangan Instrumen ... 37
1. Uji Validitas ... 37
2. Uji Reliabilitas ... 40
3. Daya Pembeda ... 41
4. Tingkat Kesukaran Soal ... 43
G. Teknik Pengumpulan Data ... 45
1. Studi Literatur ... 45
2. Tes Hasil Belajar ... 46
H. Teknik Analisis Data ... 46
1. Uji Normalitas ... 47
2. Uji Homogenitas ... 47
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Data Hasil Penelitian ... 52
1. Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia... 53
2. Penggunaan Media Cetak (Teks Tertulis) terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia... 54
B. Uji Hipotesis Data ... 57
1. Hipotesis Pertama... 61
2. Hipotesis Kedua ... 62
3. Hipotesis Ketiga ... 63
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 64
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan... 70
B. Saran ... 70
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 33
Tabel 3.2 Kriteria Acuan Validitas Soal ... 38
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Soal ... 39
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Soal ... 41
Tabel 3.5 Kriteria Acuan Daya Pembeda ... 42
Tabel 3.6 Hasil Daya Pembeda Soal ... 43
Tabel 3.7 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal ... 44
Tabel 3.8 Hasil Tingkat Kesukaran Soal ... 45
Tabel 4.1 Hasil Posttest Media Audio Format Drama ... 53
Tabel 4.2 Hasil Posttest Media Cetak (Teks Tertulis) ... 55
Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 56 Tabel 4.4 Uji Hipotesis Posttest 1 ... 58
Tabel 4.5 Uji Hipotesis Posttest 2 ... 59
Tabel 4.6 Uji Hipotesis Posttest 3 ... 60
Tabel 4.7 Uji Gain Kelas Eksperimen... 61
Tabel 4.8 Uji Gain Kelas Kontrol ... 62
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Perbedaan Peningkatan Kemampuan Siswa dalam menyimak
antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 56
Grafik 4.2 Perbandingan Hasil Uji Gain Kelas Eksperimen dan Kelas
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan di Indonesia saat ini mengalami problematika yang serius,
hal tersebut dibuktikan dengan adanya permasalahan yang timbul di
sekolah-sekolah. Permasalahan yang timbul di sekolah merupakan pemasalahan dalam
pendidikan. Terdapat lima pokok permasalahan pendidikan yang ada di Indonesia,
yaitu masalah kualitas pendidikan, pemerataan pendidikan, relevansi pendidikan,
efisiensi pendidikan, dan efektivitas pendidikan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru di beberapa sekolah dasar, antara
lain SDN Isola 1 Kota Bandung, SDN Isola 2 Kota Bandung, SDN Klangenan III,
salah satu permasalahan kualitas pendidikan terkait dengan kualitas pendidik
(guru), yakni pembelajaran yang disampaikan oleh guru cenderung monoton dan
membuat siswa terasa jenuh, sehingga menyebabkan siswa tidak mempunyai
semangat dalam belajar. Hal tersebut dapat mengganggu proses pembelajaran,
yang dirugikan bukan hanya guru, tetapi siswa juga. Siswa hanya menyerap
sedikit ilmu yang disampaikan oleh guru dan pada akhirnya hasil belajar siswa
tidak maksimal. Dengan demikian, dapat dikatakan berarti guru gagal dalam
mengajar. Pembelajaran sebagai suatu sistem, dipengaruhi oleh berbagai
komponen. Salah satu komponen tersebut adalah guru. Selain itu juga, guru juga
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam proses pembelajaran.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sanjaya (2008: 15) bahwa “keberhasilan suatu sistem pembelajaran, guru merupakan komponen yang menentukan. Hal ini
disebabkan guru merupakan orang yang secara langsung berhadapan dengan
siswa.”
Kemampuan siswa tidak dapat menyerap pelajaran dengan baik,
dikarenakan oleh pembelajaran yang tidak menarik dan membosankan, akibatnya
siswa menjadi malas dan tidak tertarik terhadap materi yang disampaikan oleh
guru. Selain itu, dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain guru kurang
2
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
sebagainya. Guru itu sendiri berperan sebagai pendidik atau pembimbing yang
seharusnya dapat menciptakan kondisi dan suasana yang kondusif yang dikemas
sedemikian rupa, sehingga suasana belajar dapat menyenangkan dan menarik agar
siswa juga dapat berfikir aktif, kreatif, dan inovatif.
Pemerintah menggunakan segala upaya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia agar dapat menyamai kualitas pendidikan di negara yang
sudah maju. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan
di Indonesia adalah perbaikan kurikulum. Kurikulum berubah seiring dengan
perkembangan zaman dan teknologi. Pada dasarnya tujuan perubahan kurikulum
ini untuk memperbaiki kurikulum yang sebelumnya, agar dapat tercapai tujuan
yang diharapkan. Sistem pendidikan terdiri dari komponen-komponen yang
mempunyai saling keterkaitan satu sama lain. Salah satu komponen tersebut yang
berperan penting adalah kualitas pendidik atau guru. Guru yang baik adalah guru
yang tahu karakteristik siswanya dan dapat memilih metode atau media yang tepat
dalam proses pembelajaran.
Pada dasarnya setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda antara
satu sama lain. Ada siswa yang cepat, adapula yang sedang atau lambat sekali
dalam menyerap pesan atau informasi yang disampaikan oleh guru. Guru tidak
boleh menyamai semua kemampuan siswa, karena pada kenyataanya memang
berbeda. Hal ini juga dipengaruhi oleh gaya belajar, antara siswa yang satu
dengan siswa yang lain memiliki gaya belajar yang berbeda. Ada siswa yang
senang dengan gaya belajar visual, misalnya menggunakan gambar; gaya belajar
auditif, misalnya menghafal lebih cepat dengan mendengarkan media audio; gaya
belajar kinestetik, mengandalkan belajar melalui bergerak, biasanya siswa pada
tipe ini lebih senang belajar dengan praktik langsung.
Pada proses pembelajaran, guru juga harus menyiapkan materi, metode, dan
media yang disesuaikan dengan kondisi belajar siswa. Metode dan media harus
juga mengalami perubahan ke arah pembaharuan (inovasi) seiring dengan adanya
perubahan kurikulum. Adanya inovasi tersebut, seorang guru dituntut untuk lebih
kreatif dan inovatif, diantaranya penggunaan media. Media merupakan bagian dari
3
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dalam komunikasi tersebut, saluran yang dimaksud adalah media. Pada dasarnya
pembelajaran merupakan proses komunikasi, media yang dimaksud disini adalah
media pembelajaran. Selain guru, media juga merupakan faktor penentu
keberhasilan pembelajaran. Keberhasilan penggunaan media, tidak terlepas dari
bagaimana media itu direncanakan.
Manusia tidak luput dari berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari, untuk
berkomunikasi kita menggunakan kemampuan berbahasa. Kemampuan berbahasa
merupakan kemampuan yang hanya dimiliki oleh setiap manusia. Secara sadar
dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa untuk berfikir,
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Bahasa tumbuh dan berkembang
sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakatnya. Bahasa
merupakan salah satu alat komunikasi, salah satunya Bahasa Indonesia yang
merupakan bahasa pemersatu bangsa Indonesia, oleh karena itu Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia sangat penting untuk dipelajari.
Bahasa itu sendiri digunakan untuk mengomunikasikan pikiran, perasaan,
serta sikap kepada orang lain, dapat dibayangkan apabila kita tidak memiliki
kemampuan berbahasa. Kita tidak dapat mengungkapkan pikiran dan
mengekspresikan perasaan kita, bahkan kita tidak akan dapat memahami pikiran
dan perasaan orang lain. Terlebih sebagai guru pasti akan mengalami kesulitan
dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, karena keterampilan
berbahasa yang tidak memadai. Hal ini juga akan berdampak pada siswa, karena
akan sulit menangkap atau menyerap yang disampaikan oleh guru. Hal yang
terpenting dalam hal ini adalah tercapainya tujuan komunikasi secara tepat, tanpa
ada salah paham atau yang biasa kita kenal dengan verbalisme.
Bahasa dengan menyimak memiliki kaitan, dimana bahasa merupakan salah
satu alat komunikasi, sedangkan menyimak memiliki peranan penting dalam
proses komunikasi. Pada dasarnya tujuan utama pengajaran Bahasa Indonesia
ialah agar para siswa terampil berbahasa, dalam pengertian terampil menyimak,
terampil berbicara, terampil membaca, dan terampil menulis. Keterampilan
4
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
tetapi keterampilan menyimak sangat berperan penting dalam berkomunikasi jika
dibandingkan dengan keterampilan lainnya.
Pada kenyataannya, tes kemampuan menyimak lisan merupakan tes yang
paling jarang ditemui pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, jika dibandingkan
dengan bahasa lainnya, seperti Bahasa Inggris. Pengembangan tes menyimak
Bahasa Indonesia masih tertinggal jauh. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Nursaid (1989: 224) dalam penelitiannya bahwa:
Pengalaman siswa dalam menyimak lebih banyak didikte, apalagi pada Mata Pelajaran tertentu jika kekurangan buku sumber. Selain itu, menurut hasil wawancara antara peneliti dengan murid, guru cenderung menggunakan latihan menyimak sebagai alat untuk menguji, bukan melatihkan, contohnya: menguji kemampuan siswa dalam mengeja bahasa.
Pentingnya peranan menyimak dalam proses komunikasi pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia bukan saja karena memiliki berbagai manfaat, tetapi
juga karena menempati ruang paling besar. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Adler (Hermawan, 2012: 30) bahwa “53% aktivitas komunikasi didominasi oleh menyimak, sedangkan menulis 14%, berbicara 16%, dan membaca 17%”. Penguasaan menyimak sangat berperan penting di lingkungan sekolah. Siswa
mempergunakan sebagian besar waktunya untuk menyimak pelajaran yang
disampaikan oleh guru, oleh karena itu sangat penting untuk dipelajari.
Mengingat pentingnya peran menyimak dalam kehidupan, maka kemampuan
menyimak harus dikuasai dengan baik, untuk itu perlu diajarkan dan dilatihkan.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Dunkel (Ghazali, 2010: 187) bahwa „guru juga perlu memberikan kegiatan mendengar dalam jumlah besar kepada siswa dan
memberikan banyak jenis wacana lisan yang otentik dengan menggunakan sarana
audio dan video.‟
Melihat dari permasalahan yang telah diuraikan di atas, diperlukan usaha
untuk meningkatkan kemampuan dalam menyimak, yaitu dengan menggunakan
media pembelajaran. Pada proses belajar mengajar, media memiliki peran yang
sangat penting untuk menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran. Usia anak
5
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Pada saat anak seusia ini, masih senang menyimak sebuah cerita, misalnya
menyimak dongeng. Media yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian adalah
media audio. Salah satu bentuk sajian bahan program audio yang digunakan oleh
peneliti adalah format drama. Ciri khas dari format drama ini adalah adanya
konflik hingga mencapai klimaksnya, sehingga cerita menjadi lebih menarik.
Penggunaan media audio dalam pembelajaran menyimak mampu membangkitkan
rasa ingin tahu dan minat siswa serta memotivasi belajar, sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan studi pendahuluan di Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota
Bandung, peneliti menemukan beberapa pokok permasalahan setelah
mewawancarai salah satu guru yang kebetulan juga wali kelas siswa kelas V
Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada tanggal 18 maret 2013. Salah
satu permasalahan tersebut adalah penggunaan media dalam proses pembelajaran.
Pada proses pembelajaran di kelas, guru jarang sekali menggunakan media. Hal
ini dikarenakan keterbatasan alat atau media tersebut, misalnya infokus. Di
sekolah tersebut, siswa hanya mengandalkan guru sebagai satu-satunya sumber
belajar dan guru juga berperan sebagai fasilitator atau yang biasa kita kenal
dengan teacher center.
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, masalah
pendidikan yang muncul begitu kompleks, seperti masalah kualitas pendidikan,
pemerataan pendidikan, relevansi pendidikan, efisiensi pendidikan, dan efektivitas
pendidikan, sehingga perlu dibatasi pada masalah kualitas pendidikan. Kualitas
pendidikan ini berfokus pada pendidik (guru) dalam menggunakan media dalam
proses pembelajaran di kelas. Pembatasan masalah ini bertujuan agar pembahasan
permasalahan tidak terlalu meluas, sehingga permasalahan yang menjadi bahan
penelitian oleh peneliti adalah efektivitas penggunaan media audio terhadap
kemampuan siswa dalam menyimak. Atas dasar itulah, peneliti melakukan
penelitian dengan judul “Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak pada Mata Pelajaran
6
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan
masalah umum dalam penelitian ini adalah “Apakah penggunaan media audio format drama lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan media cetak (teks
tertulis) terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia?”
Secara rinci permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan ke dalam
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang
signifikan pada kelas yang menggunakan media audio format drama pada
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia?
2. Apakah terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang
signifikan pada kelas yang menggunakan media cetak (teks tertulis) pada
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia?
3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan siswa dalam
menyimak yang signifikan antara kelas yang menggunakan media audio
format drama dibandingkan dengan kelas yang menggunakan media
cetak (teks tertulis) pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan merupakan apa yang hendak dicapai dari suatu kegiatan, secara
umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa efektif
penggunaan media audio format drama dibandingkan dengan penggunaan media
cetak (teks tertulis) terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak
pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
Tujuan umum tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa tujuan khusus,
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang
signifikan pada kelas yang menggunakan media audio format drama pada
7
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang
signifikan pada kelas yang menggunakan media cetak (teks tertulis) pada
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
3. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan siswa dalam
menyimak yang signifikan antara kelas yang menggunakan media audio
format drama dibandingkan dengan kelas yang menggunakan media
cetak (teks tertulis) pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam dunia pendidikan, baik
sebagai pengembang pendidikan, dan khususnya bagi Sekolah Dasar Negeri Isola
2 Kota Bandung yang terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dijadikan sebagai bahan kajian untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan media audio.
2. Manfaat Praktis
a. Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif kepada
Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung. Peneliti berharap agar
hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan, serta dapat dijadikan
evaluasi yang dianggap positif untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran ke depannya dengan menerapkan media audio untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam menyimak pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia.
b. Peneliti
Peneliti berharap dapat memberikan gambaran dan wawasan
pengetahuan yang lebih luas dan dalam lagi serta menjawab rasa
keingintahuan peneliti mengenai efektivitas penggunaan media audio
format drama terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam
8
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu c. Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan telaah dalam meneliti lebih jauh tentang efektivitas
penggunaan media audio format drama terhadap peningkatan
kemampuan siswa dalam menyimak pada Mata Pelajaran Bahasa
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksanakannya penelitian guna
memperoleh data yang diperlukan. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar
Negeri Isola 2 Kota Bandung yang beralamat di Jalan Gegerkalong Girang Nomor
12, Kota Bandung. Peneliti melakukan penelitian di Sekolah Dasar Negeri Isola 2
Kota Bandung berdasarkan studi pendahuluan karena peneliti menemukan
beberapa pokok permasalahan setelah mewawancarai salah satu guru yang
kebetulan juga wali kelas siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota
Bandung pada tanggal 18 maret 2013. Salah satu permasalahan tersebut adalah
penggunaan media dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut,
sehingga peneliti dapat menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini.
2. Populasi
Populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang berada pada suatu
wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.
Populasi dengan segala batasnya harus didefinisikan secara jelas, sehingga
generalisasi hasil-hasil penelitian dapat dirumuskan secara akurat. Menurut
Sugiyono (2011: 117) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Populasi dapat berupa orang, binatang atau benda secara individual (satu
persatu) dan dapat pula berupa sekelompok orang, binatang atau benda. Populasi
juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakterisitik atau sifat yang dimiliki oleh
subyek atau obyek tersebut. Populasi yang digunakan peneliti dalam penelitian
adalah seluruh siswa/i kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung yang
32
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 3. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi. Tujuan dari pengambilan sampel
adalah menggunakan sebagian objek penelitian yang diteliti untuk memperoleh
informasi tentang populasi. Menurut Sugiyono (2011: 118) “sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Pemilihan
sampel harus bersifat representatif, artinya sampel yang dipilih mewakili populasi,
baik dari karakteristik maupun jumlahnya. Seperti yang dikemukakan oleh Riduwan (2010: 10) bahwa “tidak semua data dan informasi akan diproses dan tidak semua orang atau benda akan diteliti, melainkan cukup dengan
menggunakan sampel yang mewakilinya”. Kelompok yang digunakan adalah
kelompok yang sudah ada atau intact group, pembentukannya tanpa penugasan
random. Hal ini dilakukan, karena peneliti tidak mengubah kelas yang sudah
terbentuk sebelumnya.
Peneliti menggunakan sampel sebanyak dua kelas, yaitu kelas VA dan VB
Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung, dimana setiap kelas berjumlah 30
siswa. Kelas VA sebagai kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan
menyimak menggunakan media audio format drama, sedangkan kelas VB sebagai
kelompok kontrol tidak diberi perlakuan, melainkan pembelajaran yang biasa
dilakukan oleh guru, yaitu menyimak menggunakan media cetak (teks tertulis).
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang dipergunakan didalam penelitian ini adalah desain
perbandingan kelompok statis serial waktu. Desain ini merupakan gabungan
antara desain perbandingan kelompok statis dengan desain serial waktu dengan
kelompok kontrol. Menurut Ali (2010: 108) “desain kelompok pembanding statis
adalah desain yang menggunakan kelompok kontrol, namun tidak melakukan
pretest pada kedua kelompok itu, yakni hanya melakukan posttest terhadap
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol”. Karakteristik desain serial waktu
dengan kelompok kontrol menurut Ali (2010: 109), yaitu “posttest diberikan pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara berulang-ulang”. Jadi,
33
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
yang hanya menggunakan posttest, baik pada kelompok kontrol maupun
eksperimen, posttest tersebut diberikan sebanyak tiga kali dengan materi atau
pokok bahasan yang berbeda.
Peneliti tidak menggunakan pretest dikarenakan hasilnya bias apabila tidak
menggunakan bahan simakan, karena untuk menjawab soal tersebut harus
menyimak terlebih dahulu melalui media cetak (naskah cerita atau teks tertulis)
dan media audio. Peneliti melakukan posttest sebanyak tiga kali dikarenakan
peneliti ingin mengetahui perbedaaan peningkatan kemampuan siswa dalam
menyimak yang signifikan antara kelas yang menggunakan media audio format
drama dibandingkan dengan kelas yang menggunakan media cetak (teks tertulis)
pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
Pola umum desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Treatment Posttest Posttest Posttest
Eksperimen X O2 O2 O2
Kontrol - O2 O2 O2
Keterangan:
O2 = Tes akhir pada kelompok eksperimen dan kontrol
X = Perlakuan menggunakan media audio format drama
Kelompok eksperimen pada desain penelitian ini diberikan perlakuan
dengan menggunakan media audio format drama, sedangkan pada kelompok
kontrol tidak diberikan perlakuan dengan menggunakan media audio format
drama, melainkan menggunakan media cetak (naskah cerita atau teks tertulis)
yang biasa dilakukan oleh guru di sekolah. Pada proses pembelajaran, guru hanya
memberi sedikit penjelasan mengenai pembelajaran menyimak.
Secara umum, dilihat dari hasil skor rata-rata posttest kesatu sampai posttest
ketiga pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil dari ketiga skor posttest
media audio format drama dibandingkan dengan hasil ketiga skor posttest media
34
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
menggunakan software SPPS 20 ((Statistical Product and Service Solution), yaitu
compare mean. Apabila untuk mengetahui perbedaan peningkatan, yaitu dengan
menggunakan uji gain (selisih), yaitu pair kesatu (selisih antara posttest dua
dengan posttest satu) dan pair kedua (selisih antara posttest tiga dengan posttest
dua). Uji gain dihitung dengan menggunakan software SPSS 20, yaitu paired
samples t-test. Pada desain ini, peneliti bermaksud untuk mengetahui perbedaaan
peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang signifikan antara kelas
yang menggunakan media audio format drama dibandingkan dengan kelas yang
menggunakan media cetak (teks tertulis) pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
C. Metode Penelitian
Pada dasarnya, tujuan penelitian adalah untuk menemukan,
mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, konsep, prinsip,
baik teori maupun praktik. Menurut Sugiyono (2011: 1) “metode penelitian
diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu”. Secara umum, jenis penelitian berdasarkan pendekatan dibagi
menjadi tiga, yaitu penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif, dan penelitian
pengembangan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuasi
eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan
karena data dari hasil penelitian dianalisis secara eksak dalam bentuk angka atau
perhitungan statistik.
Pada penelitian ini menggunakan dua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Penggunaan media audio format drama
sebagai kelompok eksperimen, sedangkan penggunaan media cetak (teks tertulis)
sebagai kelompok kontrol. Pada penelitian kuantitatif, dilandasi pada suatu asumsi
bahwa suatu gejala itu dapat diklasifikasikan dan hubungan gejala bersifat klausal
(sebab akibat), maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan
kepada beberapa variabel saja. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua
variabel, yaitu variabel X dan variabel Y.
Variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas (X) atau independent
35
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dependent variable. Adapun yang menjadi variabel bebas (X) dalam penelitian ini
adalah efektivitas penggunaan media audio format audio, sedangkan variabel
terikat (Y) adalah peningkatan kermampuan siswa dalam menyimak.
D. Definisi Operasional
Sesuai dengan judulnya, yaitu "Efektivitas penggunaan media audio format
drama terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak", maka peneliti
menjelaskan variabel-variabel yang menjadi fokus dalam penelitian ini dengan
mencantumkan definisi opersional sebagai berikut:
1. Media Audio
Media audio adalah media atau alat yang digunakan untuk menyampaikan
pesan berupa lambang-lambang auditif, baik verbal (bahasa lisan atau
kata-kata), maupun nonverbal (musik, sound effect) yang diterima oleh indera
pendengaran.
2. Format Drama
Format drama, yaitu format ini disajikan dalam bentuk cerita yang
didramatisir, sehingga pendengar tertarik dan pemaparan watak tokoh
dikembangkan melalui konflik hingga mencapai klimaks. Peneliti
menggunakan format drama, karena siswa pada jenjang sekolah dasar masih
senang menyimak cerita atau dongeng dan mengembangkan daya
imajinasinya, sehingga media audio format drama tepat digunakan untuk
pembelajaran menyimak. Peneliti menggunakan media audio format drama
dengan tiga materi atau pokok bahasan yang berbeda.
3. Kemampuan Menyimak
Menyimak merupakan adalah memahami pesan, gagasan, ide yang terdapat
dalam bahan simakan. Menyimak pada dasarnya untuk memperoleh
informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan maupun tertulis. Secara
umum, menyimak dibagi menjadi dua, yaitu (1) menyimak secara tertulis,
seperti yang biasa dilakukan oleh guru dalam mengajar, yaitu siswa
menyimak melalui media cetak, seperti naskah cerita atau teks tertulis; (2)
36
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat ukur yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian. Data tersebut dibutuhkan untuk menguji
hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2011: 148) “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tes hasil belajar.
Tes merupakan alat ukur yang biasanya digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa. Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui hasil belajar
kemampuan siswa dalam menyimak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil
data tersebut digunakan peneliti untuk menguji hipotesis. Pada penelitian ini,
peneliti menggunakan tes tertulis berupa pilihan ganda sebanyak 30 soal. Tes
tersebut berupa posttest dilakukan sebanyak tiga kali, baik pada kelas kontrol
maupun eksperimen.
Adapun langkah-langkah dalam penyusunan tes hasil belajar yang
digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mempelajari silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas V Sekolah
Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung.
b. Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan sebagai penelitian.
c. Menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang
diambil dari kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas V sekolah
dasar.
d. Menyusun RPP sesuai dengan pokok bahasan dan sub bahasan yang
ditentukan pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas V sekolah dasar.
e. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian yang mengacu kepada tujuan dan
sub pokok bahasan yang ditentukan.
f. Mendiskusikan rancangan instrumen penelitian dengan dosen
pembimbing.
g. Mendiskusikan rancangan perangkat tes (soal tes pilihan ganda) dengan
guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
37
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
i. Menganalisa dan merevisi terhadap item-item soal yang dianggap kurang
tepat.
j. Memilih instrumen tes yang sudah dianggap valid dan reliabel.
k. Menguji instrumen tes yang sudah valid dan reliabel pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
F. Teknik Pengembangan Instrumen
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada
alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen
penelitian. Peneliti menggunakan beberapa tahap teknik pengembangan
instrumen, antara lain:
1. Uji Validitas
Hasil penelitian dikatakan valid, apabila terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
Menurut Arifin (2011: 245) “validitas adalah suatu derajat ketepatan instrumen
(alat ukur), maksudnya apakah instrumen yang digunakan betul-betul tepat untuk
mengukur apa yang akan diukur.”
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas empiris.
Menurut Arifin (2011: 246) “validitas empiris biasanya menggunakan teknik
statistik, yaitu analisis korelasi”. Hal ini dilakukan untuk mencari hubungan antara
skor tes dengan skor yang dianggap sebagai nilai baku. Peneliti menguji tingkat
kesahihan item-item soal dalam penelitian ini menggunakan rumus teknik korelasi
product-moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus sebagai berikut:
38
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Perhitungan validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan Microsoft
Excel 2007 dan dihitung secara manual dengan menggunakan rumus
product-moment. Peneliti mengetahui butir item soal valid atau tidak, yaitu dengan
membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabelpada taraf kepercayaan 95% atau α =
0,05. Apabila nilai thitung > ttabel, maka item instrumen tersebut dinyatakan valid,
begitupun sebaliknya apabila nilai thitung < ttabel, maka item instrumen dinyatakan
tidak valid. Adapun nilai ttabel dari n = 30, dengan derajat kebebasan (dk = n – 2),
maka diperoleh ttabel 2,048. Pada penelitian ini, instrumen yang diuji cobakan
sebanyak tiga kali dengan tema dan judul yang berbeda, dimana setiap tema atau
judul berisi 30 soal pilihan ganda.
Hasil perhitungan uji validitas instrumen dari 30 soal pilihan ganda terdapat
26 soal yang dinyatakan valid dan 4 soal yang dinyatakan tidak valid pada
masing-masing tema. Setiap item yang dinyatakan tidak valid tersebut dibuang,
yaitu (1) tema pendidikan (cahaya ilmu) pada item nomor 16, 25, 26, 30; (2) tema
kesehatan (gara-gara jajan sembarangan) pada item nomor 12, 25, 27, 30; dan (3)
tema lingkungan (pencemaran lingkungan) pada item nomor 14, 21, 22, 27.
Peneliti bermaksud membuang atau tidak menggunakan item yang tidak valid
karena item yang lainnya masih dapat mewakili indikator yang ada.
Untuk menafsirkan tinggi rendahnya validitas dari suatu koefisien korelasi,
maka dapat digunakan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kriteria Acuan Validitas Soal Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.00 – 0.200 Sangat Rendah
0.200 – 0.400 Rendah
0.400 – 0.600 Cukup
0.600 – 0.800 Tinggi
0.800 – 1.00 Sangat Tinggi
39
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Menurut Arifin (2009: 261), setelah diperoleh hasil validitas kemudian diuji
juga tingkat signifikansinya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
√
(Arifin, 2009: 261)
Keterangan: t = Nilai thitung
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah banyak subjek
Hasil perhitungan validitas berdasarkan kriteria acuan validitas soal dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.3
Tinggi 7,471 2,048 Signifikan
2.
Kesehatan /
Gara-gara Jajan
Sembarangan
0,825 Sangat
Tinggi 7,645 2,048 Signifikan
3.
Lingkungan /
Pencemaran
Lingkungan
0,754 Tinggi 6,077 2,048 Signifikan
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas soal yang tertera pada tabel
diatas, diperoleh data: (1) pada tema pendidikan thitung (7,471) > ttabel (2,048),
maka data tersebut valid; (2) pada tema kesehatan thitung (7,645) > ttabel (2,048),
maka data tersebut valid; sedangkan (3) pada tema lingkungan thitung (6,077) > ttabel
40
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
menunjukkan bahwa tersebut nilai thitung > ttabel, maka soal tersebut dinyatakan
valid.
2. Uji Reliabilitas
Suatu instrumen dikatakan reliabel (tetap atau ajek), apabila digunakan
beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, menghasilkan data yang sama.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arikunto (2009: 86) “instrumen yang baik
adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan
kenyataan”. Menurut Arifin (2011: 258) “reliabilitas adalah tingkat atau derajat
konsistensi dari suatu instrumen”. Hal ini dilakukan untuk melihat keajegan soal
dalam mengukur apa yang hendak diukurnya. Peneliti menguji reliabilitas
instrumen menggunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut:
(Arifin, 2011: 249)
Keterangan:
= Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes.
= Koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan
n = Panjang tes yang selalu sama dengan 2, karena seluruh tes 2 x ⁄
Secara teknis, soal-soal diberikan kepada dua kelompok, yaitu satu
kelompok soal ganjil (X) dan satu kelompok soal genap (Y). Caranya adalah data
tersebut dihitung menggunakan rumus Product Moment dari Pearson, kemudian
hasil korelasi antar skor dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown.
Pada perhitungan uji reliabilitas ini, peneliti menghitung secara manual
dengan menggunakan rumus Spearman Brown. Untuk mengetahui apakah
instrumen tersebut reliabel atau tidak, dilakukan dengan cara membandingkan
nilai rhitung yang diperoleh dari hasil perhitungan secara manual dengan nilai rtabel
dari N = 30 pada taraf signifikan 5%, maka diperoleh rtabel 0,361. Apabila hasil
41
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
begitupun sebaliknya apabila nilai rhitung < rtabel, maka instrument atau soal tersebut
dinyatakan tidak reliabel.
Hasil perhitungan uji reliabilitas dari ketiga soal dengan tema yang berbeda,
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.4
Hasil Uji Reliabilitas Soal
No. Tema / Judul rhitung rtabel Keterangan
1. Pendidikan / Cahaya Ilmu 0,899 0,361 Signifikan
2. Kesehatan / Gara-gara Jajan
Sembarangan 0,904 0,361 Signifikan
3. Lingkungan / Pencemaran Lingkungan 0,860 0,361 Signifikan
Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas soal yang tertera pada tabel
diatas, diperoleh data: (1) pada tema pendidikan nilai rhitung (0,899) > rtabel
(0,361), maka data tersebut reliabel; (2) pada soal tema kesehatan nilai rhitung
(0,904) > rtabel (0,361), maka data tersebut reliabel; (3) pada soal tema lingkungan
rhitung (0,860) > rtabel (0,361), maka maka data tersebut reliabel. Jadi, hasil uji
reliabilitas soal pada ketiga data tersebut reliabel.
3. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan setiap butir soal untuk membedakan
antara siswa yang mampu menguasai kompetensi dan kurang mampu menguasai
kompetensi. Seperti yang dikemukakan oleh Arifin (2011: 273) bahwa “daya
pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan
perserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan yang belum menguasai
kompetensi berdasarkan kriteria tertentu.”
Semakin tinggi koefisien daya pembeda suatu butir soal, maka semakin
mampu butir soal tersbut membedakan siswa yang sudah menguasai dan belum
menguasai kompetensi. Daya pembeda setiap butir soal dapat menggunakan
42
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DP =
(Arifin, 2011: 273)
Keterangan:
DP = Daya Pembeda
WL = Jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah
WH = Jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas
n = 27% x N
Peneliti menghitung daya pembeda dengan menggunakan Microsoft Excel
2007. Peneliti menginterpretasikan koefisien daya pembeda tersebut
menggunakan kriteria yang dikembangkan oleh Ebel sebagai berikut:
Tabel 3.5
Kriteria Acuan Daya Pembeda
Index of Discrimnation Item Evaluation
0, 40 and Up Very good items
0,30 – 0,39 Reasonably good, but possibly subject to improvement.
0,20 – 0,29 Marginal items, usually needing and being subject to inprovement.
Below – 0,19 Poor items, to be rejected or improved by revision.
43
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Hasil perhitungan daya pembeda dari ketiga soal dengan tema yang berbeda,
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.6
Berdasarkan hasil perhitungan uji daya pembeda yang tertera pada tabel
diatas, diperoleh data: (1) pada tema pendidikan very good items sebanyak 16
soal, reasonably good sebanyak 7 soal, marginal items sebanyak 7 soal; (2) pada
soal tema kesehatan very good items sebanyak 13 soal, reasonably good
sebanyak 10 soal, marginal items sebanyak 7 soal; (3) pada soal tema lingkungan
very good items sebanyak 11 soal, reasonably good sebanyak 10 soal, marginal
items sebanyak 9 soal.
4. Tingkat Kesukaran Soal
Soal dikatakan baik, jika soal tersebut memiliki tingkat kesukaran seimbang.
Tingkat kesukaran seimbang berarti bahwa soal tes tersebut tidak terlalu sukar dan
tidak terlalu mudah. Menurut Arifin (2011: 266) “tingkat kesukaran soal adalah
pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal”. Berikut ini merupakan
rumus yang digunakan untuk mengukur tingkat kesukaran soal, yaitu:
TK =
44
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Keterangan:
WL = Jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok bawah
WH = Jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok atas
nL = Jumlah kelompok bawah
nH = Jumlah kelompok atas
Tingkat kesukaran soal biasanya dibedakan menjadi tiga kategori, seperti
yang tampak pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.7
Klasifikasi Tingkat Kesukaran Jumlah Persentase Kategori
0 – 27% Mudah
28 – 72% Sedang
73% - ke atas Sukar
(Arifin, 2011: 270)
Untuk memperoleh hasil yang baik, sebaiknya proporsi antara tingkat
kesukaran soal tersebar secara normal. Perhitungan proporsi tersebut dapat diatur
sebagai berikut:
1) Soal sukar 25%, soal sedang 50%, soal mudah 25% atau
2) Soal sukar 20%, soal sedang 60%, soal mudah 20% atau
45
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal berdasarkan klasifikasi tingkat
kesukaran, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.8
Hasil Tingkat Kesukaran Soal
No. Tema/Judul Mudah Sedang Sukar
1. Pendidikan / Cahaya
Ilmu 14 soal (47%) 14 soal (47%) 2 soal (6%)
2. Kesehatan / Gara-gara
Jajan Sembarangan 11 soal (37%) 16 soal (53%) 3 soal (10%)
3. Lingkungan /
Pencemaran
Lingkungan
17 soal (57%) 12 soal (40%) 1 soal (3%)
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran soal yang tertera pada tabel
diatas, diperoleh data: (1) pada tema pendidikan 47% soal mudah, 47% soal
sedang, 6% soal sukar; (2) pada tema kesehatan 37% soal mudah, 16% soal
sedang, 10% soal sukar; (3) pada tema lingkungan 57% soal mudah, 10% soal
sedang, 3% soal sukar.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan merupakan cara-cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen yang relevan (sesuai) untuk
memecahkan masalah dalam penelitian, oleh karena itu teknik pengumpulan data
berperan penting dalam pelaksanaan penelitian. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini, antara lain:
1. Studi literatur
Teknik ini dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dari berbagai
sumber atau data untuk mendukung penelitian ini sesuai dengan masalah yang
diteliti. Data tersebut dapat berupa buku, jurnal, skripsi, tesis, disertasi, dan
46
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
berhubungan dengan konsep, asumsi maupun keadaan-keadaan pembelajaran
yang ada di lapangan tekait dengan masalah yang sedang diteliti.
2. Tes hasil belajar
Tes merupakan alat ukur yang didalamnya berupa pertanyaan, pernyataan
atau serangkaian tugas yang harus dijawab atau dikerjakan oleh siswa untuk
mengukur hasil belajar. Menurut Riduwan (2010: 57) “tes adalah serangkaian
pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan
pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Menurut Arifin (2011: 227) “jika ditinjau dari bentuk jawaban responden, maka tes dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tes tertulis, tes lisan,
dan tes perbuatan.”
Peneliti menggunakan tes hasil belajar berupa tes tertulis pilihan ganda
sebanyak 26 soal yang valid, tes dilakukan sebanyak tiga kali. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui perbedaaan peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak
yang signifikan antara kelas yang menggunakan media audio format drama
dibandingkan dengan kelas yang menggunakan media cetak (teks tertulis) pada
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan secara
kuantitatif. Data yang diperoleh dari uji instrumen pada sampel penelitian
digunakan untuk menguji hipotesis kemudian diolah dengan perhitungan statistik
parametris. Statistik parametris digunakan untuk menguji ukuran populasi melalui
data sampel. Hal ini dilakukan agar peneliti mengetahui apakah hipotesis
penelitian tersebut diterima atau ditolak.
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan software SPSS
20. Peneliti dapat mengetahui perbedaaan peningkatan kemampuan siswa dalam
menyimak yang signifikan antara kelas yang menggunakan media audio format
drama dibandingkan dengan kelas yang menggunakan media cetak (teks tertulis)
47
Maya Puspita, 2013
Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
kedua dengan posttest kesatu) dan pair kedua (selisih antara posttest ketiga
dengan posttest kedua), baik pada kelas eksperimen maupun kontrol. Teknik
statistik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji-t dengan
melakukan uji normalitas dan homogenitas terlebih dahulu.
1. Uji Normalitas
Salah satu syarat dari statistik parametris adalah data setiap variabel yang
dianalisis harus berdistribusi normal, maka harus dilakukan uji normalitas data.
Apabila data berdistribusi normal, maka dapat dipakai dalam statistik parametrik
(statistik inferensial). Uji normalitas data dilaksanakan sebelum peneliti
melakukan uji hipotesis.
Uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
program pengolah data atau software SPSS 20 (Statistical Product and Service
Solution) melalui uji normalitas Kolmogrov Smirnov. Uji Kolmogrov Smirnov
bertujuan untuk mengetahui keselarasan atau kesesuaian data dengan distribusi
normal atau tidak. Pengujian ini untuk menguji apakah sampel mewakili populasi
atau tidak. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:
(Sugiyono, 2008: 156)
Menurut Santoso (2003: 168), kriteria pengujian pada uji normalitas adalah
sebagai berkut:
a. Jika nilai signifikansi < 0.05, maka distribusi tidak normal.
b. Jika nilai signifikansi > 0.05, maka distribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas sebagai uji persyaratan analisis data yang bertujuan untuk
mengetahui apakah data homogen (sama) atau tidak. Uji homogenitas dilakukan
setelah data persyaratan normalitas terpenuhi, yakni data dinyatakan berdistribusi
normal. Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan program pengolah
data SPSS 20 melalui Lavene Test (Uji Lavene). Adapun rumus yang dapat
digunakan sebagai berikut: