• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO FORMAT DRAMA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYIMAK : Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO FORMAT DRAMA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYIMAK : Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar: 04/S1/KTP/OKTOBER 2013

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO FORMAT DRAMA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA

DALAM MENYIMAK

(Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2

Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh : MAYA PUSPITA

0901097

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio

Format Drama terhadap Peningkatan

Kemampuan Siswa dalam Menyimak

Oleh

Maya Puspita

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Maya Puspita 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

(4)

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Maya Puspita (0901097). Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia).

Skripsi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Tahun 2013.

Penelitian ini menjawab permasalahan penelitian yang telah dirumuskan, yaitu “Apakah penggunaan media audio format drama lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan media cetak (teks tertulis) terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia?” Secara lebih rinci rumusan masalah terdiri dari (1) Apakah terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang signifikan pada kelas yang menggunakan media audio format drama pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia?, (2) Apakah terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang signifikan pada kelas yang menggunakan media cetak (teks tertulis) pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia?, (3) Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang signifikan antara kelas yang menggunakan media audio format drama dibandingkan dengan kelas yang menggunakan media cetak (teks tertulis) pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia?

Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain perbandingan kelompok statis serial waktu yang merupakan desain gabungan antara desain perbandingan kelompok statis dan desain serial waktu dengan kelompok kontrol. Desain ini menggunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan posttest sebanyak tiga kali. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes hasil belajar (kemampuan menyimak) berupa tes tertulis pilihan ganda sebanyak 26 soal. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan uji-t satu pihak (one tail test) dan uji gain.

Kesimpulan umum yang dapat ditarik berdasarkan hasil penelitian bahwa penggunaan media audio format drama lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan media cetak (teks tertulis) terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Kesimpulan khususnya adalah (1) Terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang signifikan pada kelas yang menggunakan media audio format drama pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, (2) Terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak pada kelas yang menggunakan media cetak (teks tertulis) pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, tetapi tidak signifikan, (3) Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang signifikan antara kelas yang menggunakan media audio format drama dibandingkan dengan kelas yang menggunakan media cetak (teks tertulis) pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

(5)

ii

ii

ABSTRACT

Maya Puspita (0901097). The Influence of Using Audio Drama Format Media

Towards Students’ Listening Skill (Quasi-Experimental Study Towards Fifth Grade of Isola Elementary School 2 Bandung Students on Bahasa Indonesia Subject).

Thesis of Curriculum and Educational Technology Department, Faculty of Science

Education, Indonesia University of Education.

This study answer the research problem that has been formulated as following,

In details, the research questions consist of

This study use a quasi-experimental method with a static comparison group design of time series, which is a combination design between a static comparison group design and time series design with a control group. This study uses an experimental class and an experiment class with thrice posttest. The research instruments use the test of learning results, which are written test of 26 multiple choice. The research hypotheses were tested by using one side t-test (one tail test) and deviation test (gain test).

In general conclusion, the use of audio drama format media gives a greater influence than the use of printed media (written text) for students’ listening skill improvement in Bahasa Indonesia subject. The specific conclusion can be drawn into three specification: (1) The use of audio drama format media gives a significant influence

toward students’ listening skill improvement on Bahasa Indonesia subject, (2) The use

of printed media (written text) does not give a significant influence toward students’

listening skill improvement on Bahasa Indonesia subject, (3) There are significant differences between the influence of using audio drama format media and printed

media (written text) toward the students’ listening skill improvement on Bahasa

Indonesia subject.

(6)

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah... 6

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 7

1. Manfaat Teoritis ... 7

2. Manfaat Praktis ... 7

BAB II KAJIAN TEORI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO FORMAT DRAMA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYIMAK A. Media Pembelajaran ... 9

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 9

2. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ... 10

3. Klasifikasi Media Pembelajaran ... 11

B. Media Audio ... 12

1. Pengertian dan Karakteristik Media Audio ... 12

(7)

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio ... 13

4. Jenis-jenis Media Audio ... 14

5. Penyajian Bahan Media Audio... 16

C. Media Cetak ... 17

1. Pengertian Media Cetak ... 17

2. Kelebihan dan Kekurangan Media Cetak ... 17

D. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia... 19

1. Pengertian Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ... 19

2. Tujuan Mempelajari Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ... 19

E. Aspek-aspek Keterampilan Berbahasa ... 20

1. Keterampilan Menyimak ... 20

2. Keterampilan Berbicara ... 20

3. Keterampilan Membaca ... 20

4. Keterampilan Menulis ... 20

F. Menyimak ... 21

1. Pengertian Menyimak ... 21

2. Unsur-unsur Menyimak ... 21

3. Tujuan Menyimak ... 22

4. Jenis-jenis Menyimak... 22

5. Proses Menyimak ... 24

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi menyimak ... 24

7. Teknik Menyimak Efektif ... 25

8. Kemampuan Menyimak Siswa Sekolah Dasar ... 27

G. Keterkaitan Penggunaan Media Audio Format Drama dengan Media Cetak (Teks Tertulis) terhadap Kemampuan Menyimak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ... 28

(8)

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

I. Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 31

1. Lokasi Penelitian ... 31

2. Populasi Penelitian ... 31

3. Sampel Penelitian ... 32

B. Desain Penelitian ... 32

C. Metode Penelitian... 34

D. Definisi Operasional... 35

1. Media Audio ... 35

2. Format Drama ... 35

3. Kemampuan Menyimak ... 35

E. Instrumen Penelitian... 36

F. Teknik Pengembangan Instrumen ... 37

1. Uji Validitas ... 37

2. Uji Reliabilitas ... 40

3. Daya Pembeda ... 41

4. Tingkat Kesukaran Soal ... 43

G. Teknik Pengumpulan Data ... 45

1. Studi Literatur ... 45

2. Tes Hasil Belajar ... 46

H. Teknik Analisis Data ... 46

1. Uji Normalitas ... 47

2. Uji Homogenitas ... 47

(9)

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Data Hasil Penelitian ... 52

1. Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia... 53

2. Penggunaan Media Cetak (Teks Tertulis) terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia... 54

B. Uji Hipotesis Data ... 57

1. Hipotesis Pertama... 61

2. Hipotesis Kedua ... 62

3. Hipotesis Ketiga ... 63

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 64

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan... 70

B. Saran ... 70

(10)

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 33

Tabel 3.2 Kriteria Acuan Validitas Soal ... 38

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Soal ... 39

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Soal ... 41

Tabel 3.5 Kriteria Acuan Daya Pembeda ... 42

Tabel 3.6 Hasil Daya Pembeda Soal ... 43

Tabel 3.7 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal ... 44

Tabel 3.8 Hasil Tingkat Kesukaran Soal ... 45

Tabel 4.1 Hasil Posttest Media Audio Format Drama ... 53

Tabel 4.2 Hasil Posttest Media Cetak (Teks Tertulis) ... 55

Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 56 Tabel 4.4 Uji Hipotesis Posttest 1 ... 58

Tabel 4.5 Uji Hipotesis Posttest 2 ... 59

Tabel 4.6 Uji Hipotesis Posttest 3 ... 60

Tabel 4.7 Uji Gain Kelas Eksperimen... 61

Tabel 4.8 Uji Gain Kelas Kontrol ... 62

(11)

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

(12)

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Perbedaan Peningkatan Kemampuan Siswa dalam menyimak

antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 56

Grafik 4.2 Perbandingan Hasil Uji Gain Kelas Eksperimen dan Kelas

(13)

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan di Indonesia saat ini mengalami problematika yang serius,

hal tersebut dibuktikan dengan adanya permasalahan yang timbul di

sekolah-sekolah. Permasalahan yang timbul di sekolah merupakan pemasalahan dalam

pendidikan. Terdapat lima pokok permasalahan pendidikan yang ada di Indonesia,

yaitu masalah kualitas pendidikan, pemerataan pendidikan, relevansi pendidikan,

efisiensi pendidikan, dan efektivitas pendidikan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru di beberapa sekolah dasar, antara

lain SDN Isola 1 Kota Bandung, SDN Isola 2 Kota Bandung, SDN Klangenan III,

salah satu permasalahan kualitas pendidikan terkait dengan kualitas pendidik

(guru), yakni pembelajaran yang disampaikan oleh guru cenderung monoton dan

membuat siswa terasa jenuh, sehingga menyebabkan siswa tidak mempunyai

semangat dalam belajar. Hal tersebut dapat mengganggu proses pembelajaran,

yang dirugikan bukan hanya guru, tetapi siswa juga. Siswa hanya menyerap

sedikit ilmu yang disampaikan oleh guru dan pada akhirnya hasil belajar siswa

tidak maksimal. Dengan demikian, dapat dikatakan berarti guru gagal dalam

mengajar. Pembelajaran sebagai suatu sistem, dipengaruhi oleh berbagai

komponen. Salah satu komponen tersebut adalah guru. Selain itu juga, guru juga

merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam proses pembelajaran.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sanjaya (2008: 15) bahwa “keberhasilan suatu sistem pembelajaran, guru merupakan komponen yang menentukan. Hal ini

disebabkan guru merupakan orang yang secara langsung berhadapan dengan

siswa.”

Kemampuan siswa tidak dapat menyerap pelajaran dengan baik,

dikarenakan oleh pembelajaran yang tidak menarik dan membosankan, akibatnya

siswa menjadi malas dan tidak tertarik terhadap materi yang disampaikan oleh

guru. Selain itu, dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain guru kurang

(14)

2

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

sebagainya. Guru itu sendiri berperan sebagai pendidik atau pembimbing yang

seharusnya dapat menciptakan kondisi dan suasana yang kondusif yang dikemas

sedemikian rupa, sehingga suasana belajar dapat menyenangkan dan menarik agar

siswa juga dapat berfikir aktif, kreatif, dan inovatif.

Pemerintah menggunakan segala upaya untuk meningkatkan kualitas

pendidikan di Indonesia agar dapat menyamai kualitas pendidikan di negara yang

sudah maju. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan

di Indonesia adalah perbaikan kurikulum. Kurikulum berubah seiring dengan

perkembangan zaman dan teknologi. Pada dasarnya tujuan perubahan kurikulum

ini untuk memperbaiki kurikulum yang sebelumnya, agar dapat tercapai tujuan

yang diharapkan. Sistem pendidikan terdiri dari komponen-komponen yang

mempunyai saling keterkaitan satu sama lain. Salah satu komponen tersebut yang

berperan penting adalah kualitas pendidik atau guru. Guru yang baik adalah guru

yang tahu karakteristik siswanya dan dapat memilih metode atau media yang tepat

dalam proses pembelajaran.

Pada dasarnya setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda antara

satu sama lain. Ada siswa yang cepat, adapula yang sedang atau lambat sekali

dalam menyerap pesan atau informasi yang disampaikan oleh guru. Guru tidak

boleh menyamai semua kemampuan siswa, karena pada kenyataanya memang

berbeda. Hal ini juga dipengaruhi oleh gaya belajar, antara siswa yang satu

dengan siswa yang lain memiliki gaya belajar yang berbeda. Ada siswa yang

senang dengan gaya belajar visual, misalnya menggunakan gambar; gaya belajar

auditif, misalnya menghafal lebih cepat dengan mendengarkan media audio; gaya

belajar kinestetik, mengandalkan belajar melalui bergerak, biasanya siswa pada

tipe ini lebih senang belajar dengan praktik langsung.

Pada proses pembelajaran, guru juga harus menyiapkan materi, metode, dan

media yang disesuaikan dengan kondisi belajar siswa. Metode dan media harus

juga mengalami perubahan ke arah pembaharuan (inovasi) seiring dengan adanya

perubahan kurikulum. Adanya inovasi tersebut, seorang guru dituntut untuk lebih

kreatif dan inovatif, diantaranya penggunaan media. Media merupakan bagian dari

(15)

3

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dalam komunikasi tersebut, saluran yang dimaksud adalah media. Pada dasarnya

pembelajaran merupakan proses komunikasi, media yang dimaksud disini adalah

media pembelajaran. Selain guru, media juga merupakan faktor penentu

keberhasilan pembelajaran. Keberhasilan penggunaan media, tidak terlepas dari

bagaimana media itu direncanakan.

Manusia tidak luput dari berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari, untuk

berkomunikasi kita menggunakan kemampuan berbahasa. Kemampuan berbahasa

merupakan kemampuan yang hanya dimiliki oleh setiap manusia. Secara sadar

dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa untuk berfikir,

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Bahasa tumbuh dan berkembang

sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakatnya. Bahasa

merupakan salah satu alat komunikasi, salah satunya Bahasa Indonesia yang

merupakan bahasa pemersatu bangsa Indonesia, oleh karena itu Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia sangat penting untuk dipelajari.

Bahasa itu sendiri digunakan untuk mengomunikasikan pikiran, perasaan,

serta sikap kepada orang lain, dapat dibayangkan apabila kita tidak memiliki

kemampuan berbahasa. Kita tidak dapat mengungkapkan pikiran dan

mengekspresikan perasaan kita, bahkan kita tidak akan dapat memahami pikiran

dan perasaan orang lain. Terlebih sebagai guru pasti akan mengalami kesulitan

dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, karena keterampilan

berbahasa yang tidak memadai. Hal ini juga akan berdampak pada siswa, karena

akan sulit menangkap atau menyerap yang disampaikan oleh guru. Hal yang

terpenting dalam hal ini adalah tercapainya tujuan komunikasi secara tepat, tanpa

ada salah paham atau yang biasa kita kenal dengan verbalisme.

Bahasa dengan menyimak memiliki kaitan, dimana bahasa merupakan salah

satu alat komunikasi, sedangkan menyimak memiliki peranan penting dalam

proses komunikasi. Pada dasarnya tujuan utama pengajaran Bahasa Indonesia

ialah agar para siswa terampil berbahasa, dalam pengertian terampil menyimak,

terampil berbicara, terampil membaca, dan terampil menulis. Keterampilan

(16)

4

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

tetapi keterampilan menyimak sangat berperan penting dalam berkomunikasi jika

dibandingkan dengan keterampilan lainnya.

Pada kenyataannya, tes kemampuan menyimak lisan merupakan tes yang

paling jarang ditemui pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, jika dibandingkan

dengan bahasa lainnya, seperti Bahasa Inggris. Pengembangan tes menyimak

Bahasa Indonesia masih tertinggal jauh. Sebagaimana yang dikemukakan oleh

Nursaid (1989: 224) dalam penelitiannya bahwa:

Pengalaman siswa dalam menyimak lebih banyak didikte, apalagi pada Mata Pelajaran tertentu jika kekurangan buku sumber. Selain itu, menurut hasil wawancara antara peneliti dengan murid, guru cenderung menggunakan latihan menyimak sebagai alat untuk menguji, bukan melatihkan, contohnya: menguji kemampuan siswa dalam mengeja bahasa.

Pentingnya peranan menyimak dalam proses komunikasi pada Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia bukan saja karena memiliki berbagai manfaat, tetapi

juga karena menempati ruang paling besar. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Adler (Hermawan, 2012: 30) bahwa “53% aktivitas komunikasi didominasi oleh menyimak, sedangkan menulis 14%, berbicara 16%, dan membaca 17%”. Penguasaan menyimak sangat berperan penting di lingkungan sekolah. Siswa

mempergunakan sebagian besar waktunya untuk menyimak pelajaran yang

disampaikan oleh guru, oleh karena itu sangat penting untuk dipelajari.

Mengingat pentingnya peran menyimak dalam kehidupan, maka kemampuan

menyimak harus dikuasai dengan baik, untuk itu perlu diajarkan dan dilatihkan.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Dunkel (Ghazali, 2010: 187) bahwa „guru juga perlu memberikan kegiatan mendengar dalam jumlah besar kepada siswa dan

memberikan banyak jenis wacana lisan yang otentik dengan menggunakan sarana

audio dan video.‟

Melihat dari permasalahan yang telah diuraikan di atas, diperlukan usaha

untuk meningkatkan kemampuan dalam menyimak, yaitu dengan menggunakan

media pembelajaran. Pada proses belajar mengajar, media memiliki peran yang

sangat penting untuk menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran. Usia anak

(17)

5

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pada saat anak seusia ini, masih senang menyimak sebuah cerita, misalnya

menyimak dongeng. Media yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian adalah

media audio. Salah satu bentuk sajian bahan program audio yang digunakan oleh

peneliti adalah format drama. Ciri khas dari format drama ini adalah adanya

konflik hingga mencapai klimaksnya, sehingga cerita menjadi lebih menarik.

Penggunaan media audio dalam pembelajaran menyimak mampu membangkitkan

rasa ingin tahu dan minat siswa serta memotivasi belajar, sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan studi pendahuluan di Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota

Bandung, peneliti menemukan beberapa pokok permasalahan setelah

mewawancarai salah satu guru yang kebetulan juga wali kelas siswa kelas V

Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada tanggal 18 maret 2013. Salah

satu permasalahan tersebut adalah penggunaan media dalam proses pembelajaran.

Pada proses pembelajaran di kelas, guru jarang sekali menggunakan media. Hal

ini dikarenakan keterbatasan alat atau media tersebut, misalnya infokus. Di

sekolah tersebut, siswa hanya mengandalkan guru sebagai satu-satunya sumber

belajar dan guru juga berperan sebagai fasilitator atau yang biasa kita kenal

dengan teacher center.

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, masalah

pendidikan yang muncul begitu kompleks, seperti masalah kualitas pendidikan,

pemerataan pendidikan, relevansi pendidikan, efisiensi pendidikan, dan efektivitas

pendidikan, sehingga perlu dibatasi pada masalah kualitas pendidikan. Kualitas

pendidikan ini berfokus pada pendidik (guru) dalam menggunakan media dalam

proses pembelajaran di kelas. Pembatasan masalah ini bertujuan agar pembahasan

permasalahan tidak terlalu meluas, sehingga permasalahan yang menjadi bahan

penelitian oleh peneliti adalah efektivitas penggunaan media audio terhadap

kemampuan siswa dalam menyimak. Atas dasar itulah, peneliti melakukan

penelitian dengan judul “Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak pada Mata Pelajaran

(18)

6

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan

masalah umum dalam penelitian ini adalah “Apakah penggunaan media audio format drama lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan media cetak (teks

tertulis) terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak pada Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia?”

Secara rinci permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan ke dalam

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang

signifikan pada kelas yang menggunakan media audio format drama pada

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia?

2. Apakah terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang

signifikan pada kelas yang menggunakan media cetak (teks tertulis) pada

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia?

3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan siswa dalam

menyimak yang signifikan antara kelas yang menggunakan media audio

format drama dibandingkan dengan kelas yang menggunakan media

cetak (teks tertulis) pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan apa yang hendak dicapai dari suatu kegiatan, secara

umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa efektif

penggunaan media audio format drama dibandingkan dengan penggunaan media

cetak (teks tertulis) terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak

pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

Tujuan umum tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa tujuan khusus,

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang

signifikan pada kelas yang menggunakan media audio format drama pada

(19)

7

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang

signifikan pada kelas yang menggunakan media cetak (teks tertulis) pada

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

3. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan siswa dalam

menyimak yang signifikan antara kelas yang menggunakan media audio

format drama dibandingkan dengan kelas yang menggunakan media

cetak (teks tertulis) pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam dunia pendidikan, baik

sebagai pengembang pendidikan, dan khususnya bagi Sekolah Dasar Negeri Isola

2 Kota Bandung yang terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dijadikan sebagai bahan kajian untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan media audio.

2. Manfaat Praktis

a. Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif kepada

Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung. Peneliti berharap agar

hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan, serta dapat dijadikan

evaluasi yang dianggap positif untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran ke depannya dengan menerapkan media audio untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam menyimak pada Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia.

b. Peneliti

Peneliti berharap dapat memberikan gambaran dan wawasan

pengetahuan yang lebih luas dan dalam lagi serta menjawab rasa

keingintahuan peneliti mengenai efektivitas penggunaan media audio

format drama terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam

(20)

8

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu c. Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan telaah dalam meneliti lebih jauh tentang efektivitas

penggunaan media audio format drama terhadap peningkatan

kemampuan siswa dalam menyimak pada Mata Pelajaran Bahasa

(21)

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksanakannya penelitian guna

memperoleh data yang diperlukan. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar

Negeri Isola 2 Kota Bandung yang beralamat di Jalan Gegerkalong Girang Nomor

12, Kota Bandung. Peneliti melakukan penelitian di Sekolah Dasar Negeri Isola 2

Kota Bandung berdasarkan studi pendahuluan karena peneliti menemukan

beberapa pokok permasalahan setelah mewawancarai salah satu guru yang

kebetulan juga wali kelas siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota

Bandung pada tanggal 18 maret 2013. Salah satu permasalahan tersebut adalah

penggunaan media dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut,

sehingga peneliti dapat menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini.

2. Populasi

Populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang berada pada suatu

wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

Populasi dengan segala batasnya harus didefinisikan secara jelas, sehingga

generalisasi hasil-hasil penelitian dapat dirumuskan secara akurat. Menurut

Sugiyono (2011: 117) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Populasi dapat berupa orang, binatang atau benda secara individual (satu

persatu) dan dapat pula berupa sekelompok orang, binatang atau benda. Populasi

juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang

dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakterisitik atau sifat yang dimiliki oleh

subyek atau obyek tersebut. Populasi yang digunakan peneliti dalam penelitian

adalah seluruh siswa/i kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung yang

(22)

32

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 3. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi. Tujuan dari pengambilan sampel

adalah menggunakan sebagian objek penelitian yang diteliti untuk memperoleh

informasi tentang populasi. Menurut Sugiyono (2011: 118) “sampel adalah bagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Pemilihan

sampel harus bersifat representatif, artinya sampel yang dipilih mewakili populasi,

baik dari karakteristik maupun jumlahnya. Seperti yang dikemukakan oleh Riduwan (2010: 10) bahwa “tidak semua data dan informasi akan diproses dan tidak semua orang atau benda akan diteliti, melainkan cukup dengan

menggunakan sampel yang mewakilinya”. Kelompok yang digunakan adalah

kelompok yang sudah ada atau intact group, pembentukannya tanpa penugasan

random. Hal ini dilakukan, karena peneliti tidak mengubah kelas yang sudah

terbentuk sebelumnya.

Peneliti menggunakan sampel sebanyak dua kelas, yaitu kelas VA dan VB

Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung, dimana setiap kelas berjumlah 30

siswa. Kelas VA sebagai kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan

menyimak menggunakan media audio format drama, sedangkan kelas VB sebagai

kelompok kontrol tidak diberi perlakuan, melainkan pembelajaran yang biasa

dilakukan oleh guru, yaitu menyimak menggunakan media cetak (teks tertulis).

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang dipergunakan didalam penelitian ini adalah desain

perbandingan kelompok statis serial waktu. Desain ini merupakan gabungan

antara desain perbandingan kelompok statis dengan desain serial waktu dengan

kelompok kontrol. Menurut Ali (2010: 108) “desain kelompok pembanding statis

adalah desain yang menggunakan kelompok kontrol, namun tidak melakukan

pretest pada kedua kelompok itu, yakni hanya melakukan posttest terhadap

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol”. Karakteristik desain serial waktu

dengan kelompok kontrol menurut Ali (2010: 109), yaitu “posttest diberikan pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara berulang-ulang”. Jadi,

(23)

33

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

yang hanya menggunakan posttest, baik pada kelompok kontrol maupun

eksperimen, posttest tersebut diberikan sebanyak tiga kali dengan materi atau

pokok bahasan yang berbeda.

Peneliti tidak menggunakan pretest dikarenakan hasilnya bias apabila tidak

menggunakan bahan simakan, karena untuk menjawab soal tersebut harus

menyimak terlebih dahulu melalui media cetak (naskah cerita atau teks tertulis)

dan media audio. Peneliti melakukan posttest sebanyak tiga kali dikarenakan

peneliti ingin mengetahui perbedaaan peningkatan kemampuan siswa dalam

menyimak yang signifikan antara kelas yang menggunakan media audio format

drama dibandingkan dengan kelas yang menggunakan media cetak (teks tertulis)

pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

Pola umum desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Treatment Posttest Posttest Posttest

Eksperimen X O2 O2 O2

Kontrol - O2 O2 O2

Keterangan:

O2 = Tes akhir pada kelompok eksperimen dan kontrol

X = Perlakuan menggunakan media audio format drama

Kelompok eksperimen pada desain penelitian ini diberikan perlakuan

dengan menggunakan media audio format drama, sedangkan pada kelompok

kontrol tidak diberikan perlakuan dengan menggunakan media audio format

drama, melainkan menggunakan media cetak (naskah cerita atau teks tertulis)

yang biasa dilakukan oleh guru di sekolah. Pada proses pembelajaran, guru hanya

memberi sedikit penjelasan mengenai pembelajaran menyimak.

Secara umum, dilihat dari hasil skor rata-rata posttest kesatu sampai posttest

ketiga pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil dari ketiga skor posttest

media audio format drama dibandingkan dengan hasil ketiga skor posttest media

(24)

34

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menggunakan software SPPS 20 ((Statistical Product and Service Solution), yaitu

compare mean. Apabila untuk mengetahui perbedaan peningkatan, yaitu dengan

menggunakan uji gain (selisih), yaitu pair kesatu (selisih antara posttest dua

dengan posttest satu) dan pair kedua (selisih antara posttest tiga dengan posttest

dua). Uji gain dihitung dengan menggunakan software SPSS 20, yaitu paired

samples t-test. Pada desain ini, peneliti bermaksud untuk mengetahui perbedaaan

peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak yang signifikan antara kelas

yang menggunakan media audio format drama dibandingkan dengan kelas yang

menggunakan media cetak (teks tertulis) pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

C. Metode Penelitian

Pada dasarnya, tujuan penelitian adalah untuk menemukan,

mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, konsep, prinsip,

baik teori maupun praktik. Menurut Sugiyono (2011: 1) “metode penelitian

diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu”. Secara umum, jenis penelitian berdasarkan pendekatan dibagi

menjadi tiga, yaitu penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif, dan penelitian

pengembangan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuasi

eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan

karena data dari hasil penelitian dianalisis secara eksak dalam bentuk angka atau

perhitungan statistik.

Pada penelitian ini menggunakan dua kelompok, yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Penggunaan media audio format drama

sebagai kelompok eksperimen, sedangkan penggunaan media cetak (teks tertulis)

sebagai kelompok kontrol. Pada penelitian kuantitatif, dilandasi pada suatu asumsi

bahwa suatu gejala itu dapat diklasifikasikan dan hubungan gejala bersifat klausal

(sebab akibat), maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan

kepada beberapa variabel saja. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua

variabel, yaitu variabel X dan variabel Y.

Variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas (X) atau independent

(25)

35

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dependent variable. Adapun yang menjadi variabel bebas (X) dalam penelitian ini

adalah efektivitas penggunaan media audio format audio, sedangkan variabel

terikat (Y) adalah peningkatan kermampuan siswa dalam menyimak.

D. Definisi Operasional

Sesuai dengan judulnya, yaitu "Efektivitas penggunaan media audio format

drama terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak", maka peneliti

menjelaskan variabel-variabel yang menjadi fokus dalam penelitian ini dengan

mencantumkan definisi opersional sebagai berikut:

1. Media Audio

Media audio adalah media atau alat yang digunakan untuk menyampaikan

pesan berupa lambang-lambang auditif, baik verbal (bahasa lisan atau

kata-kata), maupun nonverbal (musik, sound effect) yang diterima oleh indera

pendengaran.

2. Format Drama

Format drama, yaitu format ini disajikan dalam bentuk cerita yang

didramatisir, sehingga pendengar tertarik dan pemaparan watak tokoh

dikembangkan melalui konflik hingga mencapai klimaks. Peneliti

menggunakan format drama, karena siswa pada jenjang sekolah dasar masih

senang menyimak cerita atau dongeng dan mengembangkan daya

imajinasinya, sehingga media audio format drama tepat digunakan untuk

pembelajaran menyimak. Peneliti menggunakan media audio format drama

dengan tiga materi atau pokok bahasan yang berbeda.

3. Kemampuan Menyimak

Menyimak merupakan adalah memahami pesan, gagasan, ide yang terdapat

dalam bahan simakan. Menyimak pada dasarnya untuk memperoleh

informasi atau pesan yang disampaikan secara lisan maupun tertulis. Secara

umum, menyimak dibagi menjadi dua, yaitu (1) menyimak secara tertulis,

seperti yang biasa dilakukan oleh guru dalam mengajar, yaitu siswa

menyimak melalui media cetak, seperti naskah cerita atau teks tertulis; (2)

(26)

36

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat ukur yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam penelitian. Data tersebut dibutuhkan untuk menguji

hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2011: 148) “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah tes hasil belajar.

Tes merupakan alat ukur yang biasanya digunakan untuk mengukur hasil

belajar siswa. Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui hasil belajar

kemampuan siswa dalam menyimak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil

data tersebut digunakan peneliti untuk menguji hipotesis. Pada penelitian ini,

peneliti menggunakan tes tertulis berupa pilihan ganda sebanyak 30 soal. Tes

tersebut berupa posttest dilakukan sebanyak tiga kali, baik pada kelas kontrol

maupun eksperimen.

Adapun langkah-langkah dalam penyusunan tes hasil belajar yang

digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mempelajari silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas V Sekolah

Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung.

b. Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan sebagai penelitian.

c. Menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang

diambil dari kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas V sekolah

dasar.

d. Menyusun RPP sesuai dengan pokok bahasan dan sub bahasan yang

ditentukan pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas V sekolah dasar.

e. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian yang mengacu kepada tujuan dan

sub pokok bahasan yang ditentukan.

f. Mendiskusikan rancangan instrumen penelitian dengan dosen

pembimbing.

g. Mendiskusikan rancangan perangkat tes (soal tes pilihan ganda) dengan

guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

(27)

37

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

i. Menganalisa dan merevisi terhadap item-item soal yang dianggap kurang

tepat.

j. Memilih instrumen tes yang sudah dianggap valid dan reliabel.

k. Menguji instrumen tes yang sudah valid dan reliabel pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

F. Teknik Pengembangan Instrumen

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada

alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen

penelitian. Peneliti menggunakan beberapa tahap teknik pengembangan

instrumen, antara lain:

1. Uji Validitas

Hasil penelitian dikatakan valid, apabila terdapat kesamaan antara data yang

terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.

Menurut Arifin (2011: 245) “validitas adalah suatu derajat ketepatan instrumen

(alat ukur), maksudnya apakah instrumen yang digunakan betul-betul tepat untuk

mengukur apa yang akan diukur.”

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas empiris.

Menurut Arifin (2011: 246) “validitas empiris biasanya menggunakan teknik

statistik, yaitu analisis korelasi”. Hal ini dilakukan untuk mencari hubungan antara

skor tes dengan skor yang dianggap sebagai nilai baku. Peneliti menguji tingkat

kesahihan item-item soal dalam penelitian ini menggunakan rumus teknik korelasi

product-moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus sebagai berikut:

(28)

38

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Perhitungan validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan Microsoft

Excel 2007 dan dihitung secara manual dengan menggunakan rumus

product-moment. Peneliti mengetahui butir item soal valid atau tidak, yaitu dengan

membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabelpada taraf kepercayaan 95% atau α =

0,05. Apabila nilai thitung > ttabel, maka item instrumen tersebut dinyatakan valid,

begitupun sebaliknya apabila nilai thitung < ttabel, maka item instrumen dinyatakan

tidak valid. Adapun nilai ttabel dari n = 30, dengan derajat kebebasan (dk = n – 2),

maka diperoleh ttabel 2,048. Pada penelitian ini, instrumen yang diuji cobakan

sebanyak tiga kali dengan tema dan judul yang berbeda, dimana setiap tema atau

judul berisi 30 soal pilihan ganda.

Hasil perhitungan uji validitas instrumen dari 30 soal pilihan ganda terdapat

26 soal yang dinyatakan valid dan 4 soal yang dinyatakan tidak valid pada

masing-masing tema. Setiap item yang dinyatakan tidak valid tersebut dibuang,

yaitu (1) tema pendidikan (cahaya ilmu) pada item nomor 16, 25, 26, 30; (2) tema

kesehatan (gara-gara jajan sembarangan) pada item nomor 12, 25, 27, 30; dan (3)

tema lingkungan (pencemaran lingkungan) pada item nomor 14, 21, 22, 27.

Peneliti bermaksud membuang atau tidak menggunakan item yang tidak valid

karena item yang lainnya masih dapat mewakili indikator yang ada.

Untuk menafsirkan tinggi rendahnya validitas dari suatu koefisien korelasi,

maka dapat digunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kriteria Acuan Validitas Soal Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.00 – 0.200 Sangat Rendah

0.200 – 0.400 Rendah

0.400 – 0.600 Cukup

0.600 – 0.800 Tinggi

0.800 – 1.00 Sangat Tinggi

(29)

39

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Menurut Arifin (2009: 261), setelah diperoleh hasil validitas kemudian diuji

juga tingkat signifikansinya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(Arifin, 2009: 261)

Keterangan: t = Nilai thitung

r = Koefisien korelasi

n = Jumlah banyak subjek

Hasil perhitungan validitas berdasarkan kriteria acuan validitas soal dapat

dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.3

Tinggi 7,471 2,048 Signifikan

2.

Kesehatan /

Gara-gara Jajan

Sembarangan

0,825 Sangat

Tinggi 7,645 2,048 Signifikan

3.

Lingkungan /

Pencemaran

Lingkungan

0,754 Tinggi 6,077 2,048 Signifikan

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas soal yang tertera pada tabel

diatas, diperoleh data: (1) pada tema pendidikan thitung (7,471) > ttabel (2,048),

maka data tersebut valid; (2) pada tema kesehatan thitung (7,645) > ttabel (2,048),

maka data tersebut valid; sedangkan (3) pada tema lingkungan thitung (6,077) > ttabel

(30)

40

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menunjukkan bahwa tersebut nilai thitung > ttabel, maka soal tersebut dinyatakan

valid.

2. Uji Reliabilitas

Suatu instrumen dikatakan reliabel (tetap atau ajek), apabila digunakan

beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, menghasilkan data yang sama.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arikunto (2009: 86) “instrumen yang baik

adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan

kenyataan”. Menurut Arifin (2011: 258) “reliabilitas adalah tingkat atau derajat

konsistensi dari suatu instrumen”. Hal ini dilakukan untuk melihat keajegan soal

dalam mengukur apa yang hendak diukurnya. Peneliti menguji reliabilitas

instrumen menggunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut:

(Arifin, 2011: 249)

Keterangan:

= Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes.

= Koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan

n = Panjang tes yang selalu sama dengan 2, karena seluruh tes 2 x ⁄

Secara teknis, soal-soal diberikan kepada dua kelompok, yaitu satu

kelompok soal ganjil (X) dan satu kelompok soal genap (Y). Caranya adalah data

tersebut dihitung menggunakan rumus Product Moment dari Pearson, kemudian

hasil korelasi antar skor dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown.

Pada perhitungan uji reliabilitas ini, peneliti menghitung secara manual

dengan menggunakan rumus Spearman Brown. Untuk mengetahui apakah

instrumen tersebut reliabel atau tidak, dilakukan dengan cara membandingkan

nilai rhitung yang diperoleh dari hasil perhitungan secara manual dengan nilai rtabel

dari N = 30 pada taraf signifikan 5%, maka diperoleh rtabel 0,361. Apabila hasil

(31)

41

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

begitupun sebaliknya apabila nilai rhitung < rtabel, maka instrument atau soal tersebut

dinyatakan tidak reliabel.

Hasil perhitungan uji reliabilitas dari ketiga soal dengan tema yang berbeda,

dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.4

Hasil Uji Reliabilitas Soal

No. Tema / Judul rhitung rtabel Keterangan

1. Pendidikan / Cahaya Ilmu 0,899 0,361 Signifikan

2. Kesehatan / Gara-gara Jajan

Sembarangan 0,904 0,361 Signifikan

3. Lingkungan / Pencemaran Lingkungan 0,860 0,361 Signifikan

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas soal yang tertera pada tabel

diatas, diperoleh data: (1) pada tema pendidikan nilai rhitung (0,899) > rtabel

(0,361), maka data tersebut reliabel; (2) pada soal tema kesehatan nilai rhitung

(0,904) > rtabel (0,361), maka data tersebut reliabel; (3) pada soal tema lingkungan

rhitung (0,860) > rtabel (0,361), maka maka data tersebut reliabel. Jadi, hasil uji

reliabilitas soal pada ketiga data tersebut reliabel.

3. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan setiap butir soal untuk membedakan

antara siswa yang mampu menguasai kompetensi dan kurang mampu menguasai

kompetensi. Seperti yang dikemukakan oleh Arifin (2011: 273) bahwa “daya

pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan

perserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan yang belum menguasai

kompetensi berdasarkan kriteria tertentu.”

Semakin tinggi koefisien daya pembeda suatu butir soal, maka semakin

mampu butir soal tersbut membedakan siswa yang sudah menguasai dan belum

menguasai kompetensi. Daya pembeda setiap butir soal dapat menggunakan

(32)

42

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DP =

(Arifin, 2011: 273)

Keterangan:

DP = Daya Pembeda

WL = Jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah

WH = Jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas

n = 27% x N

Peneliti menghitung daya pembeda dengan menggunakan Microsoft Excel

2007. Peneliti menginterpretasikan koefisien daya pembeda tersebut

menggunakan kriteria yang dikembangkan oleh Ebel sebagai berikut:

Tabel 3.5

Kriteria Acuan Daya Pembeda

Index of Discrimnation Item Evaluation

0, 40 and Up Very good items

0,30 – 0,39 Reasonably good, but possibly subject to improvement.

0,20 – 0,29 Marginal items, usually needing and being subject to inprovement.

Below – 0,19 Poor items, to be rejected or improved by revision.

(33)

43

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Hasil perhitungan daya pembeda dari ketiga soal dengan tema yang berbeda,

dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.6

Berdasarkan hasil perhitungan uji daya pembeda yang tertera pada tabel

diatas, diperoleh data: (1) pada tema pendidikan very good items sebanyak 16

soal, reasonably good sebanyak 7 soal, marginal items sebanyak 7 soal; (2) pada

soal tema kesehatan very good items sebanyak 13 soal, reasonably good

sebanyak 10 soal, marginal items sebanyak 7 soal; (3) pada soal tema lingkungan

very good items sebanyak 11 soal, reasonably good sebanyak 10 soal, marginal

items sebanyak 9 soal.

4. Tingkat Kesukaran Soal

Soal dikatakan baik, jika soal tersebut memiliki tingkat kesukaran seimbang.

Tingkat kesukaran seimbang berarti bahwa soal tes tersebut tidak terlalu sukar dan

tidak terlalu mudah. Menurut Arifin (2011: 266) “tingkat kesukaran soal adalah

pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal”. Berikut ini merupakan

rumus yang digunakan untuk mengukur tingkat kesukaran soal, yaitu:

TK =

(34)

44

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Keterangan:

WL = Jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok bawah

WH = Jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok atas

nL = Jumlah kelompok bawah

nH = Jumlah kelompok atas

Tingkat kesukaran soal biasanya dibedakan menjadi tiga kategori, seperti

yang tampak pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.7

Klasifikasi Tingkat Kesukaran Jumlah Persentase Kategori

0 – 27% Mudah

28 – 72% Sedang

73% - ke atas Sukar

(Arifin, 2011: 270)

Untuk memperoleh hasil yang baik, sebaiknya proporsi antara tingkat

kesukaran soal tersebar secara normal. Perhitungan proporsi tersebut dapat diatur

sebagai berikut:

1) Soal sukar 25%, soal sedang 50%, soal mudah 25% atau

2) Soal sukar 20%, soal sedang 60%, soal mudah 20% atau

(35)

45

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal berdasarkan klasifikasi tingkat

kesukaran, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.8

Hasil Tingkat Kesukaran Soal

No. Tema/Judul Mudah Sedang Sukar

1. Pendidikan / Cahaya

Ilmu 14 soal (47%) 14 soal (47%) 2 soal (6%)

2. Kesehatan / Gara-gara

Jajan Sembarangan 11 soal (37%) 16 soal (53%) 3 soal (10%)

3. Lingkungan /

Pencemaran

Lingkungan

17 soal (57%) 12 soal (40%) 1 soal (3%)

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran soal yang tertera pada tabel

diatas, diperoleh data: (1) pada tema pendidikan 47% soal mudah, 47% soal

sedang, 6% soal sukar; (2) pada tema kesehatan 37% soal mudah, 16% soal

sedang, 10% soal sukar; (3) pada tema lingkungan 57% soal mudah, 10% soal

sedang, 3% soal sukar.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan merupakan cara-cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen yang relevan (sesuai) untuk

memecahkan masalah dalam penelitian, oleh karena itu teknik pengumpulan data

berperan penting dalam pelaksanaan penelitian. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini, antara lain:

1. Studi literatur

Teknik ini dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dari berbagai

sumber atau data untuk mendukung penelitian ini sesuai dengan masalah yang

diteliti. Data tersebut dapat berupa buku, jurnal, skripsi, tesis, disertasi, dan

(36)

46

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

berhubungan dengan konsep, asumsi maupun keadaan-keadaan pembelajaran

yang ada di lapangan tekait dengan masalah yang sedang diteliti.

2. Tes hasil belajar

Tes merupakan alat ukur yang didalamnya berupa pertanyaan, pernyataan

atau serangkaian tugas yang harus dijawab atau dikerjakan oleh siswa untuk

mengukur hasil belajar. Menurut Riduwan (2010: 57) “tes adalah serangkaian

pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan

pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Menurut Arifin (2011: 227) “jika ditinjau dari bentuk jawaban responden, maka tes dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tes tertulis, tes lisan,

dan tes perbuatan.”

Peneliti menggunakan tes hasil belajar berupa tes tertulis pilihan ganda

sebanyak 26 soal yang valid, tes dilakukan sebanyak tiga kali. Hal ini dilakukan

untuk mengetahui perbedaaan peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak

yang signifikan antara kelas yang menggunakan media audio format drama

dibandingkan dengan kelas yang menggunakan media cetak (teks tertulis) pada

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan secara

kuantitatif. Data yang diperoleh dari uji instrumen pada sampel penelitian

digunakan untuk menguji hipotesis kemudian diolah dengan perhitungan statistik

parametris. Statistik parametris digunakan untuk menguji ukuran populasi melalui

data sampel. Hal ini dilakukan agar peneliti mengetahui apakah hipotesis

penelitian tersebut diterima atau ditolak.

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan software SPSS

20. Peneliti dapat mengetahui perbedaaan peningkatan kemampuan siswa dalam

menyimak yang signifikan antara kelas yang menggunakan media audio format

drama dibandingkan dengan kelas yang menggunakan media cetak (teks tertulis)

(37)

47

Maya Puspita, 2013

Efektivitas Penggunaan Media Audio Format Drama terhadap Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyimak (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Isola 2 Kota Bandung pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kedua dengan posttest kesatu) dan pair kedua (selisih antara posttest ketiga

dengan posttest kedua), baik pada kelas eksperimen maupun kontrol. Teknik

statistik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji-t dengan

melakukan uji normalitas dan homogenitas terlebih dahulu.

1. Uji Normalitas

Salah satu syarat dari statistik parametris adalah data setiap variabel yang

dianalisis harus berdistribusi normal, maka harus dilakukan uji normalitas data.

Apabila data berdistribusi normal, maka dapat dipakai dalam statistik parametrik

(statistik inferensial). Uji normalitas data dilaksanakan sebelum peneliti

melakukan uji hipotesis.

Uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

program pengolah data atau software SPSS 20 (Statistical Product and Service

Solution) melalui uji normalitas Kolmogrov Smirnov. Uji Kolmogrov Smirnov

bertujuan untuk mengetahui keselarasan atau kesesuaian data dengan distribusi

normal atau tidak. Pengujian ini untuk menguji apakah sampel mewakili populasi

atau tidak. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:

(Sugiyono, 2008: 156)

Menurut Santoso (2003: 168), kriteria pengujian pada uji normalitas adalah

sebagai berkut:

a. Jika nilai signifikansi < 0.05, maka distribusi tidak normal.

b. Jika nilai signifikansi > 0.05, maka distribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas sebagai uji persyaratan analisis data yang bertujuan untuk

mengetahui apakah data homogen (sama) atau tidak. Uji homogenitas dilakukan

setelah data persyaratan normalitas terpenuhi, yakni data dinyatakan berdistribusi

normal. Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan program pengolah

data SPSS 20 melalui Lavene Test (Uji Lavene). Adapun rumus yang dapat

digunakan sebagai berikut:

Gambar

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian ........................................................
Grafik 4.1
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kriteria Acuan Validitas SoalTabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan modifikasi selulosa melalui reaksi esterifikasi menggunakan selulosa hasil isolasi dari sabut buah pinang dengan

Aplikasi ini dibuat untuk menunjang adanya kemajuan komputerisasi dalam menyampaikan infomasi secara cepat dan murah, karena itulah aplikasi ini dijadikan sebagai media

Sehingga, hasil temuan penelitian menunjukkan konseling teman sebaya efektif untuk meningkatkan empati siswa kelas VII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun

Waktu Luang Untuk Menyelesaikan Pekerjaan Tata Ruang Kota Yang Lain ...158 4.60 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Tingkat Kinerja Pegawai. Distarcip Kota Bandung ...159

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Magister Humaniora di bidang linguistik. © Lusi Setiyanti 2014 Universitas Pendidikan

merumuskan fokus penelitian adalah “Men ganalisa Program Customer Engagement “In Or Out” Merek Marlboro dan Kepercayaan Merek Pada Konsumen .”. 1.3

Dalam konteks pendidikan karakter, kemampuan yang harus dikembangkan pada siswa melalui persekolahan adalah berbagai kemampuan yang akan menjadikan manusia sebagai

[r]