• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PKN 1102218 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PKN 1102218 Chapter1"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Ade Yuni Ratnasari, 2014

Pembinaan Karakter Kewarganegaraan Melalui Ekstrakurikuler Rohis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hidup manusia pada dasarnya adalah untuk selalu belajar. Belajar untuk

selalu berubah kearah yang lebih baik lagi, baik dari segi pemikiran, tingkah laku

dan perbuatan. Menurut Gulo (2008, hlm. 8) “Belajar adalah suatu proses yang

berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik

tingkah laku dalam berpikir, bersikap dan berbuat”. Bebicara masalah belajar

tentunya tidak terlepas dari masalah pendidikan, baik itu berupa pendidikan

formal maupun non-formal.

Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003

menyebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Di era globalisasi ini pendidikan pada ranah kognitif bukan lagi

satu-satunya yang dapat diandalkan. Diperlukan adanya pendidikan yang tidak hanya

berupaya mengembangkan kognitif siswa namun dapat mengintegrasikan kognitif,

apektif dan psikomotor siswa dalam porsi yang seimbang. Menurut Majid dan

Andayani (2011, hlm. 8) “tujuan pendidikan adalah untuk pembentukan karakter

yang terwujud dalam kesatuan esensial si subjek dengan perilaku dan sikap hidup

yang dimilikinya”.

Selanjutnya muncul istilah pendidikan karakter yang kini ramai

(2)

Ade Yuni Ratnasari, 2014

Pembinaan Karakter Kewarganegaraan Melalui Ekstrakurikuler Rohis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

spiritual dalam proses pembentukan pribadi ialah pedagogic Jerman FW Foester.

Bagi Foester, karakter merupakan sesuatu yang mengualifikasi seorang pribadi”

(Majid dan Andayani, 2011, hlm. 8). Karakter menjadi identitas yang mengatasi

pengalaman kontingen yang selalu berubah. Dari kematangan karakter inilah

kualitas seorang pribadi diukur. Oleh karena itu pendidikan untuk kematangan

karakter sangatlah penting terutama bagi anak pada usia remaja. Bahkan Spencer

dalam Qomaruzzaman (2011, hlm. 17) menyatakan bahwa ‘pengetahuan yang

paling berharga adalah pengetahuan yang membuat kaum muda mampu untuk

menagani berbagai masalah dan menyiapkan mereka sebagai orang dewasa di

tengah masyarakat yang semakin terbuka’.

Sebagai Warga Negara Republik Indonesia yang baik dan benar, setiap

warga negara diperlukan memiliki yang disebut karakter kewarganegaraan.

“Karakter kewarganegaraan merupakan suatu bentuk implementasi kepribadian terhadap norma, hal dan kewajiban sebagai warga negara” (Samsudiat, 2013)

Tanggung jawab utama dalam pembentukan karakter anak khususnya

karakter kewarganegaraan adalah berada pada keluarga. Akan tetapi sekolah

berada pada posisi kedua sebagai media sosialisasi setelah keluarga. Hal ini

berarti sekolah mempunyai peranan yang cukup dominan dalam mengenalkan dan

menanamkan nilai dan norma kepada siswa dalam rangka pembentukan karakter

kewarganegaraan. Apalagi sekolah jenjang SMA atau SMP dimana anak lebih

banyak menghabiskan waktunya disekolah daripada dirumah.Sehingga sekolah

sebagai institusi pendidikan tidak dapat menghindarkan diri dari amanah dalam

upaya pembentukan karakter posistif pada anak didiknya.

Akan tetapi, “dewasa ini banyak siswa sebagai produk pendidikan di

sekolah belum menampakan kualitas moral dan karakter yang baik” (Majid dan

Andayani, 2011, hlm. 8). Seperti halnya banyak generasi muda khususnya siswa

SMA yang terlibat tawuran, menggunkan narkoba dan kenakalan remaja lainnya.

(3)

Ade Yuni Ratnasari, 2014

Pembinaan Karakter Kewarganegaraan Melalui Ekstrakurikuler Rohis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melonjak tajam lebih dari 100 persen yaitu 330 kasus yang menewaskan 82

pelajar. Pada tahun 2012, terjadi 139 tawuran yang menewaskan 12 pelajar’

(Kusmiyati dalam Liputan6.com, 10/09/2013). Berikut data tersebut disajikan

dalam grafik dibawah:

Grafik 1.1 Kasus Tawuran Antar Pelajar

Selain itu kasus free sex atau sex diluar nikah menurut Direktur Bina Kesehatan Anak Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Elizabeth Jane

Soepardi, ( Liputan6.com, 10/09/2013) mengalami peningkatan : ‘Walaupun

peningkatannya sedikit namun jumlahnya terbilang banyak yaitu sebanyak 14, 6

persen pada pria dan 4,5 persen pada perempuan’.

Penyebab dari berbagai kenakalan remaja menurut Psikolog Adelina

Syarief (Liputan6.com, 10/09/2013) ada dua, yaitu faktor dari diri sendiri dan

lingkungannya. Faktor dari diri sendiri inilah yang berhubungan dengan karakter

siswa sedangkan faktor dari lingkungan salah satunya adalah faktor keluarga dan 0

50 100 150 200 250 300 350

2010 2011 2012

kasus tawuran pelajar

(4)

Ade Yuni Ratnasari, 2014

Pembinaan Karakter Kewarganegaraan Melalui Ekstrakurikuler Rohis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekolah. Meskipun faktor dari diri siswa adalah faktor yang paling menentukan

akan tetapi justru faktor lingkungan itu sendiri yang membentuk karakter siswa.

Mansur (2011, hlm. 3) mengibaratkan “anak sebagai tanaman yang tumbuh, sehingga pendidik atau orang tua adalah sebagai tukang kebun dan sekolah

merupakan rumah kaca dimana anak tumbuh dan matang sesuai dengan pola

pertumbuhannya yang wajar”.

Menurut Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas (Haryanto, hlm. 2012),

‘ada 18 karakter yang harus dimiliki oleh warga negara yaitu, karakter religious, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,

semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,

bersahabat/komunikatif, cinta damai, peduli lingkungan, peduli sosial, dan

tanggung jawab’. Dari ke 18 karakter tersebut ada yang termasuk karakter

kewarganegaraan. Hal tersebut dapat dilihat dari pengertian karakter

kewarganegaraan itu sendiri menurut Samsudiat (2013) yaitu:

karakter kewarganegaraan adalah suatu konsep pendidikan yang berdasarkan atas kekuatan keadilan serta keutamaan citizenship (meliputi tanggung jawab social, kesetiaan, dan mampu bekerja sama), fairness (meliputi memperlakukan seorang dengan keadilan), dan kepemimpinan.

Menurut Dharma (2011, hlm. 7) tugas sekolah dalam konteks pendidikan

karakter adalah:

Dalam konteks pendidikan karakter, kemampuan yang harus dikembangkan pada siswa melalui persekolahan adalah berbagai kemampuan yang akan menjadikan manusia sebagai makhluk yang berketuhanan (tunduk patuh pada konsep ketuhanan) dan mengemban amanah sebagai pemimpin di dunia.

Untuk mewujudkan itu semua karakter kewarganegaraan sangat perlu

dibina dalan setiap diri warga negara. Di sisi lain Hidayat Syarif (Komalasari dan

(5)

Ade Yuni Ratnasari, 2014

Pembinaan Karakter Kewarganegaraan Melalui Ekstrakurikuler Rohis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertama, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, Pancasilais dan memiliki cita-cita serta harapan masa depan; kedua, demokratis dan beradab yang menghargai perbedaan pendapat; ketiga, menghargai Hak Azasi Manusia; keempat, tertib dan sadar hukum yang direfleksikan dari adanya budaya malu apabila melanggar hukum; kelima, memiliki kepercayaan diri dan kemandirian; keenam, memiliki pengetahuan dan kompetitif dalam suasana kooperatif, penuh persaudaraan dengan bangsa-bangsa lain dengan semangat kemanusiaan universal (pluralis).

Pendidikan karakter disamping membutuhkan guru yang berkarakter juga

membutuhkan ruang yang mendukung. “Sekolah harus menjadi ruang nyaman

yang memungkinkan semua orang dapat mengembangkan visi, disiplin, gairah

dan nuraninya” (Qomaruzzaman, 2011, hlm. 55). Sekolah harus menjadi tempat yang nyaman kedua setelah rumah bagi siswa. Sekolah harusnya mampu

melengkapi fasilitas yang dibutuhkan siswa dalam rangka pengembangan dirinya

yang tidak dapat mereka dapatkan di rumah. Fasilitas itu selain didapatkan dari

kegiatan belajar mengajar dikelas, siswa juga dapat mengembangkan

kepribadiannya melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

Kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan kegiatan tambahan yang

dilakukan diluar jam pelajaran formal, sangat bermanfaat bagi pembentukan

karakter siswa. Kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat memenuhi kebutuhan

yang diminati siswa untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman terhadap

berbagai mata pelajaran yang pada suatu saat nanti bermanfaat bagi siswa dalam

kehidupan sehari-hari, melalui kegiatan ekstrakurikuler akan memberikan

sumbangan yang berarti bagi siswa untuk mengembangkan miat-minat baru,

menanamkan tanggung jawab sebagai warga negara, melalui

pengalaman-pengalaman dan pandangan-pandangan kerja sama dan terbiasa dengan kegiatan

mandiri.

Menurut Lickona (2012, hlm. 272) “untuk menciptakan sekolah yang

berkarakter diperlukan keterlibatan beberapa unsur, yaitu keterlibatan staf, siswa

(6)

Ade Yuni Ratnasari, 2014

Pembinaan Karakter Kewarganegaraan Melalui Ekstrakurikuler Rohis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memiliki motto berbasis karakter. SMAN 3 Bandung adalah contoh konkrit

sekolah yang berkarakter. Hal ini terlihat dari motto yang dimiliki sekolah

tersebut yaitu “Knowledge is Power but Character is More”. Selain itu

pendidikan karakter yang di usung oleh SMAN 3 Bandung terlihat dari visi yang

dimiliki sekolah tersebut yaitu “Terwujudnya Sekolah Bertaraf Internasional yang

Unggul dalam Bidang IPTEK, Berwawasan Kebangsaan, dan Berbudaya

Lingkungan Berdasarkan IMTAK”. Visi tersebut dijabarkan dalam beberapa misi

yang menunjukkan target pendidikan karakter yang ingin dicapai sekolah,

diantaranya misi poin 1; membangun SDM yang unggul dalam IMTAK dan

IPTEK sesuai dengan dinamika globalisasi, poin 3; mewujudkan lulusan yang

berkarakter dan berwawasan kebangsaan, serta peduli terhadap lingkungan hidup,

poin 4; mengembangkan potensi kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual

guna memberikan solusi terhadap dinamika permasalahan bangsa dan negara.

Dari motto, visi dan misi SMA N 3 Bandung diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa sekolah tersebut sangat menjunjung tinggi pendidikan

karakter dalam memberikan pendidikan kepada siswa. Selain itu sekolah tersebut

menyediakan banyak kegiatan ekstrakurikuler yang mampu mengembangkan

potensi siswa.

Karakter kewarganegaraan dikembangkan melalui berbagai kegiatan

ekstrakurikuler. Peneliti memilih ekstrakurikuler Rohis sebagai salah satu wadah

pengembangan karakter kewarganegaraan karena mengamati dari skripsi-skripsi

sebelumnya yang banyak mengamati mengenai ekstrakurikuler sebagai

penanaman karakter kepada siswa. Akan tetapi penanaman karakter

kewarganegaraan melalui ekstrakurikuler Rohis masih jarang, bahkan di

Departemen PKn belum ada yang meneliti. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk

meneliti ekstrakurikuler Rohis sebagai pembinaan karakter kewarganegaraan

(7)

Ade Yuni Ratnasari, 2014

Pembinaan Karakter Kewarganegaraan Melalui Ekstrakurikuler Rohis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga tidak ada salahnya kita mengembangkan karakter kewarganegaraan yang

sesuai dengan ajaran agama Islam.

Setelah melakukan studi pendahuluan dan melihat sendiri bagaimana

karakter siswa di SMAN 3 Bandung, peneliti tertarik untuk meneliti karakter

siswa di SMAN 3 Bandung, terutama karakter kewarganegaraan siswa

dihubungkan dengan ekstrakurikuler Rohis dengan judul penelitian: Pembinaan

Karakter Kewarganegaraan melalui Ekstrakurikuler Rohis (Studi Kasus di

DKM SMAN 3 Bandung).

B. Identifikasi Masalah

Pendidikan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan

kualitas manusia, baik secara sosial, spiritual maupun kepribadian. Pendidikan

bukan hanya sekedar proses belajar dan mengajar yang dilakukan didalam kelas

saja. Kegiatan ekstrakurikuler disekolah merupakan salah satu bagian dari proses

pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan minat, bakat dan kepribadian

siswa. Setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler diharapkan siswa mampu

mengembangkan diri sesuai minat dan bakatnya serta terbina karakter

kewarganegaraan sesuai harapan bangsa.

Melalui kegiatan ekstrakurikuler Rohis yang dilaksanakan di SMA N 3

Bandung, siswa dibina untuk menjadi karakter yang unggul terutama dalam

bidang imtak, namun tetap tidak mengesampingkan iptek. Dengan terbinanya

karakter yang kuat diharapkan siswa mampu menghadapi berbagai tantangan

dimasa yang akan datang. Dalam ekstrakurikuler Rohis siswa tidak hanya

diajarkan tentang keagamaan, akan tetapi siswa juga belajar mengenai

pengetahuan umum dan softskill. Hal ini bertujuan agar siswa yang menjadi anggota Rohis dapat menjadi inisiator kebaikan, perbaikan, dan keteladanan di

sekolah. Lebih jauhnya siswa diharapkan dapat menjadi warga negara yang sesuai

(8)

Ade Yuni Ratnasari, 2014

Pembinaan Karakter Kewarganegaraan Melalui Ekstrakurikuler Rohis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

citizenship). Diharapkan dalam diri siswa terbina karakter kewarganegaraan yaitu menjadi warga negara yang menyadari akan hak dan kewajibannya.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dikaji adalah tentang “Sejauh mana

pembinaan karakter kewarganegaraan dapat dilakukan melalui ekstrakurikuler

Rohis di SMAN 3 Bandung”

Untuk memudahkan pembahasan hasil penelitian masalah pokok tersebut,

maka peneliti mengidentifikasikan dalam beberapa sub masalah, sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pembinaan karakter privat dilakukan melalui

ekstrakurikuler Rohis pada siswa di SMAN 3 Bandung?

2. Bagaimana proses pembinaan karakter publik dilakukan melalui

ekstrakurikuler Rohis pada siswa di SMAN 3 Bandung?

3. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat proses pembinaan

karakter privat dan publik melalui kegiatan ekstrakurikuler Rohis?

D. Tujuan Penelitian

Untuk memberikan penjelasan dari penelitian ini, maka dapat dirumuskan

tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses

pembinaan karakter kewarganegaraan yang dilakukan melalui kegiatan

ekstrakurikuler Rohis.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui sejauh mana proses pembinaan karakter privat dilakukan

(9)

Ade Yuni Ratnasari, 2014

Pembinaan Karakter Kewarganegaraan Melalui Ekstrakurikuler Rohis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Untuk mengetahui proses pembinaan karakter publik yang dilakukan melalui

ekstrakurikuler Rohis pada siswa di SMAN 3 Bandung.

c. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendukung proses pembinaan

karakter privat dan publik melalui kegiatan ekstrakurikuler Rohis.

d. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menghambat proses pembinaan

karakter Privat dan publik nelalui ekstrakurikuler Rohis.

E.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Dari segi keilmuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

kepada pengembangan PKn. Lebih spesifik diharapkan dapat bermanfaat bagi

berlangsungnya pendidikan karakter yang merupakan salah satu bidang kajian

dari Pendidikan Kewarganegaraan yang peneliti sedang geluti.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Bagi peneliti mampu memperdalam mengenai pendidikan

kewarganegaraan melalui pendidikan karakter di sekolah yang tidak hanya

dilaksanakan didalam kelas saja, melainkan pada praktiknya dapat dilakukan

dimanapun salah satunya didalam kegiatan ekstrakurikuler. Lebih spesifik lagi

mengenai pendidikan karakter kewarganegaraan melalui kegiatan ekstrakurikuler

Rohis.

b. Bagi Ekstrakurikuler Rohis di SMAN 3 Bandung

Semoga penelitian ini dapat dijadikan motivasi bagi ekstrakurikuler Rohis

dalam mengembangkan karakter kewarganegaraan siswa agar menjadi panutan

(10)

Ade Yuni Ratnasari, 2014

Pembinaan Karakter Kewarganegaraan Melalui Ekstrakurikuler Rohis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kreatifitas dan berinovasi dalam mengadakan berbagai kegiatan keagaman yang

dikemas dengan sangat apik dan menarik.

c. Bagi SMAN 3 Bandung

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu tolok ukur

keberhasilan ekstrakurikuler Rohis dalam membantu pengembangan karakter

siswa, khususnya karakter kewarganegaraan siswa. Sehingga selanjutnya dapat

terus dikembangkan lagi agar ekstrakurikuler keagamaan dijadikan

ekstrakurikuler andalan dalam rangka pengembangan karkater siswa. Secara

khususnya untuk mewujudkan motto dari SMAN 3 sendiri yaitu “Knowledge is

Power but Character is More“ .

d. Bagi Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan keilmuan

terutama mengenai pembinaan karakter yang merupakan salah satu tujuan dari

PKn.

F. Penjelasan Istilah

Untuk lebih menjelaskan berbagai istilah yang peneliti gunakan dalam

judul penelitian ini, demikian peneliti mencantumkan penjelasan beberapa istilah

sebagai berikut:

1. Karakter

“Pengertian karakter adalah objektifitas yang baik atas kualitas manusia, baik bagi manusia diketahui atau tidak” (Lickona , 2012, hlm. 165). Karakter

adalah suatu nilai kejiwaan yang positif yang dimiliki manusia dan mampu

menjadikan seseorang berbeda dari yang lainnya. Karakter ini didapatkan dari

pendidikan yang ditanamkan oleh orang tua dan lingkungan sejak anak berusia

dini.

(11)

Ade Yuni Ratnasari, 2014

Pembinaan Karakter Kewarganegaraan Melalui Ekstrakurikuler Rohis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Karakter kewarganegaraan adalah suatu sifat kejiwaan dimana seseorang

sadar akan fitrahnya sebagai warga negara dengan segala hak dan kewajibannya.

Hal tersebut selaras dengan pendapat Samsudiat (2013) yang mengartikan “karakter kewarganegaraan adalah suatu bentuk implementasi kepribadian terhadap norma, hak, dan kewajiban sebagai warga negara”.

3. Ekstrakurikuler

Menurut Suryosubroto (2009, hlm. 287) “kegiatan ekstrakurikuler

merupakan kegiatan tambahan di luar struktur program yang dilaksanakan di luar

jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan

kemampuan siswa”.

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan sebuah kegiatan yang di programkan

oleh sekolah diluar jam pelajaran formal dengan tujuan untuk memberikan

wawasan tambahan dan sebagai sarana pengembangan minat dan bakat bagi

siswa.

4. Rohis

Rohis berasal dari kata Rohani dan Islam yang berarti sebuah lembaga

untuk memperkuat keislaman. Rohis biasanya dikemas ke dalam bentuk

ekstrakurikuler disekolah.

Ekstrakurikuler Rohis adalah sekumpulan orang-orang atau kelompok orang atau wadah tertentu dan untuk mencapai tujuan atau cita-cita yang sama dalam badan kerohanian, sehingga manusia yang tergabung di dalamnya dapat mengembangkan diri berdasarkan konsep nilai-nilai keislaman dan mendapatkan siraman kerohanian (Rowiyah, 2011).

Jadi, Rohis merupakan kegiatan keagamaan keislaman yang dibentuk

dalam suatu ekstrakurikuler di sekolah yang bertujuan untuk membentuk karakter

siswa berdasarkan nilai-nilai keislaman.

(12)

Ade Yuni Ratnasari, 2014

Pembinaan Karakter Kewarganegaraan Melalui Ekstrakurikuler Rohis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Struktur organisasi dalam penelitian ini berisi rincian urutan penulisan dari

setiap bab dan bagian bab, dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. BAB I Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang

masalah, Identifikasi masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi

operasional, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

2. BAB II Tinjauan pustaka. Pada bab ini diuraikan dokumen- dokumen atau

data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian serta teori-teori yang

mendukung penelitian peneliti.

3. BAB III Metodologi penelitian. Pada bab ini peneliti menjelaskan metodologi

penelitian, teknik pengumpulan data, serta tahapan penelitian yang digunakan

dalam penelitian yang peneliti teliti.

4. BAB IV Analisis hasil penelitian. Dalam bab ini peneliti menganalisis data

yang didapatkan tentang Pengembangan Karakter Kewarganegaraan Siswa

melalui Ekstrakurikuler Rohis.

5. BAB V Kesimpulan dan saran. Dalam bab ini peneliti berusaha mencoba

memberikan kesimpulan dan saran sebagai penutup dari hasil penelitian dan

Gambar

Grafik 1.1 Kasus Tawuran Antar Pelajar

Referensi

Dokumen terkait

Applying the model to test data represents step 5 in the text mining workflow. 6.2.3 GLMNet

Berdasarkan rumusan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan mutasi jabatan

Republik Indonesia Nomor 4502), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20L2 Nomor 17i,

Satu rekod pelajar bernama Siti, dengan nombor pelajar 100555 akan diselitkan ke dalam fail tersebut?. Menggunakan maklumat di atas, di alamat manakah rekod Siti akan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. © GILANG RAMADAN SOBARI 2015

Apakah menurut anda kelengkapan fasilitas sarana kesehatan di ruang pemeriksaan umum yang ada di Puskesmas Padang Bulan Selayang II sudah sesuai dengan

Salah satunya adalah internet, Internet merupakan sumber informasi yang penting bagi masyarakat di seluruh dunia, berbagai fungsi komunikasi dan penyebaran informasi dapat

Disini peneliti mencoba mendisain database adan aplikasi pengolahan data siswa di SMK-1 YPKP dengan memanfaatkan Bahasa Pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0. Dengan ini