• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Interior Ruang Belajar yang Memfasilitasi Tiga Gaya Belajar Manusia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Interior Ruang Belajar yang Memfasilitasi Tiga Gaya Belajar Manusia."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Kebutuhan manusia untuk selalu bergerak dan inovatif mengikuti perubahan zaman modern tidak dapat dipungkiri menrubah gaya hidup dan prilaku masyarakat urban. Perubahan tersebut diikuti dengan perubahan fungsi banyak aspek diantaranya perubahan fungsi tempat masyarakat untuk belajar atau bekerja, misalkan fungsi rumah yang dahulu dirasa cukup untuk melakukan kegiaan belajar, kini kebanyakan masyarakat lebih memilih tempat yang nyaman, dapat memberikan banyak idea tau tempat yang mudah untuk terhubung dengan informasi. Pergeseran fungsi public space seperti café, minimart dan lain-lain sebagai tempat yang dipilih kebanyakan masyarakat urban. Memberikan pandangan yang baru bahwa kegiatan bekerja atau belajar tidak harus berada di dalam rumah. Tempat yang nyaman untuk mencari ide dan banyak kelebihan yang dimiliki public space belakang ini, namun ternyata public space tersebut masih belum dapat memenuhi semua kebutuhan masyarakat yang secara garis besar memiliki perbedaan cara belajar. Permasalahan tersebut menciptakan gagasan untuk membuat fasilitas belajar yang dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat tersebut dengan konsep metafora dan tema three education major. Tema fasilitas belajar yang dipilih diaplikasikan berbeda dalam setiap ruangan, diharpkan mampu memenuhi kebutuhan belajar yang berbeda bagi setiap individu.

(2)

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Every person must always be mobile end innovative. Modern days are inevitable and they change the behavior of people, particularly the urban people. The change further alters a great number of aspects of life like the function of workplace and study place. Our house for example used to be a place for studying. However, now people want to have a comfortable house that can give them ideas of working and keep themselves up-to-date with the latest information.There is transition function of public space like cafe minimart and etcetera into becoming a workplace for the urban mostly. There is now a tendency of their working and studying not at home because they are pursuing comfort and concentration. Public spaces now have benefits to search for ideas and innovations. However, not all public spaces have already had the needs that people because they have different methods of studying or working. The problem inspires me to have facilities of learning that can accommodate the needs of people with the concept of metaphor and three education major theme. The theme is speak out and applied differently according to the needs of every room. It is expected that the theme will fulfill the need of learning that are different individually.

(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

PERANCANGAN TEMPAT BELAJAR DENGAN PENERAPAN KONSEP

“METAFORA” ... i

2.3 Tinjauan 3 Bidang Ilmu Menurut Nigel Cross ... 16

2.3.1 Science ... 17

2.3.1.1 Klasifikasi Science ... 18

2.3.1.2 Karakteristik Science ... 21

2.3.2 Humanities ... 21

2.3.3 Design ... 22

2.3.3.3 Klasifikasi Desain ... 23

2.4 Asosiasi Desain Interior ... 24

2.4.1 Hukum Asosiasi Similaritas ... 26

2.4.2 Asosiasi Desain Interior Terhadap Tiga Bidang Ilmu .... 27

2.5 Studi banding ... 30

BAB III DESKRIPSI DAN ANALISIS OBJEK STUDI ... 36

(4)

x Universitas Kristen Maranatha

4.2.1 Bidang Ilmu Humaniora dengan Kinestetik ... .. 57

4.2.2 Bidang Ilmu Humaniora dengan Audial ... …. 59

4.2.3 Bidang Ilmu Humaniora dengan Visual ... 61

4.2.4 Bidang Ilmu Desain dengan Kinestetik ... …. 64

4.2.5 Bidang Ilmu desain dengan Visual ... 65

4.2.6 Bidang Ilmu Design dengan Audial ... .. 67

4.2.7 Bidang Ilmu Science dengan Visual ... 68

4.2.8 Bidang Ilmu Science dengan Audial ... 69

4.2.9 Bidang Ilmu Science dengan Kinestetik ... 70

Bab V PENUTUP……… ... 73

5.1 Kesimpulan……. ... 73

(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

(6)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Belajar adalah salah satu kebutuhan pelajar. Ketika orang mendengar kata belajar biasanya yang terlintas pada pikiranya adalah tempat yang bisa belajar dengan tenang dan mempunyai berbagai fasilitas untuk gaya belajar yang berbeda yaitu tempat belajar untuk gaya belajar audial, visual dan kinestetik.

(7)

2 Universitas Kristen Maranatha

Jika karya desain juga bisa dijadikan sebagai sebuah pelajaran bagi para pelajar maka di hipotesiskan bahwa desain interior juga bisa memberikan pengetahuan kepada mereka untuk belajar.

Pelajar pada jaman sekarang harus mengetahui bahwa selain penjurusan bidang ilmu sciences, humanities juga sudah terdapat bidang ilmu lain yang sebelumnya belum diakui yaitu bidang ilmu Design. Masing-masing bidang ilmu memiliki karakter dan sifatnya sendiri. Oleh karena itu perancang akan mendesain sebuah tempat belajar dengan konsep Three Education Major yang memiliki 3 macam design ruangan yang berbeda yakni ruangan yang berkonsep science, humanities, dan design yang tidak membosankan dan para pelajar juga bisa belajar dari

ruang belajar yang memiliki konsep yang berbeda-beda.

Dalam kebanyakan kasus, lebih mudah untuk membedakan bidang sciences dan Humanities (misalnya obyektivitas terhadap subjektivitas,

pengalaman versus analogi) daripada untuk mengidentifikasi konsep-konsep yang relevan sebanding dalam bidang desain.

1.2 Identifikasi Masalah

(8)

3 Universitas Kristen Maranatha

1.3 Ide / Gagasan Perancangan

Nigel Cross dalam bukunya dia mengatakan bahwa ada 3

kelompok bidang ilmu yaitu science , humanities, dan design. Ketiga bidang tersebut memiliki nilai phenomenal, metode, dan nilai-nilai budaya masing-masing bidang pengetahuan.

Di hipotesiskan bahwa ke 3 bidang tersebut dipersepsikan berbeda oleh masyarakat. Misalnya dari warna putih cenderung lebih ke science, dan warna turunan ke Design, coklat lebih ke humanities.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas yang sudah dijabarkan, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :.

a. Bagaimana menerapkan tema Three Education Major dengan konsep Metaphor pada perancangan interior tempat belajar.

b. Bagaimana menerapkan system lighting, element interior dan penghawaan yang nyaman dan sesuai pada konsep metaphor pada perancangan interior tempat belajar.

c. Bagaimana Mendesain ruang interior tempat belajar yang menggambarkan karakter dari tema three education major dan sesuai dengan gaya belajar manusia.

d. Bagaimana menerapkan fasilitas penunjang dalam tempat belajar three education major supaya hidup.

1.5 Tujuan Perancangan

Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari Desain Interior yang akan diterapkan dalam tempat belajar dengan tema Three Education Major, diantaranya :

(9)

4 Universitas Kristen Maranatha

b. Menciptakan interior yang tidak hanya nyaman melainkan memiliki fasilitas yang maksimal dan dapat ditinjau dari zoning dan blocking untuk gaya belajar audial, visual, dan kinestetik.

c. Menciptakan interior yang terdapat elemen desain yang bervariasi, seperti apa yang bisa kita pelajari dari bidang humaniora yaitu hangatnya alam.

d. Menyediakan tempat dimana user bisa belajar, membaca, dan kerja tugas sambil minum dan menikmati dessert atau makanan ringan.

1.6 Manfaat Perancangan

Perancangan tempat belajar Three Education Major ini memiliki manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Perancang

Sebagai salah satu media untuk mempelajari dan mengembangkan wawasan mengenai sebuah Three Education Major , beserta kelebihan dan karakteristiknya dan menuangkannya pada sebuah desain interior.

2. Bagi Fakultas Seni Rupa dan Desain

Sebagai salah satu sumbangsih karya perancangan interior yang dapat memberikan sumbangan koleksi literatur berupa data dan desain, khususnya dalam bidang tempat belajar Three Education Major .

3. Bagi Penggemar Tempat belajar Three Education Major

Sebagai salah satu sarana dimana user dan penggemar bisa saling bertukar pikiran dan bersosialisasi.

4. Bagi Masyarakat Awam

(10)

5 Universitas Kristen Maranatha

belajar ini dan mengetahui seberapa pentingnya ilmu pengetahuan dan sosialisasi.

1.7 Sistematika Penulisan

Adapun susunan sistematika dalam perencanaan, perancangan tempat belajar Three Education Major tempat belajar adalah :

Tahap I PENDAHULUAN

Menjelaskan mengenai latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan perancangan, manfaat perancangaan, serta sistematika penulisan.

Tahap II TEORI THREE EDUCATION MAJOR

Berisikan studi-studi literatur yang menjelaskan hal-hal apa saja yang patut diperhatikan dalam perancangan dan pendesainan sebuah tempat belajar Three Education Major tempat belajar secara teoritis dan lebih terperinci, dan mengenai fungsi-fungsi ruang yang akan dijadikan fokus dari proyek tersebut dan dikaitkan dalam pembahasan bidang desain interior.

Tahap III DESKRIPSI THREE EDUCATION MAJOR

Mendeskripsikan mengenai informasi-informasi yang didapatkan di lapangan, mencangkup analisis site, menganalisa fungsi ruang yang dibutuhkan, mengidentifikasi user beserta aktivitasnya, flow activity, zoning serta blocking dan hal-hal tersebut dikaitkan pada

konsep yang akan diterapkan dalam perancangan tersebut.

(11)

6 Universitas Kristen Maranatha

Berisikan tentang analisa data perencanaan, perancangan dan pendesainan tempat belajar Three Education Major yang lebih membahas lembar kerja dari proyek tersebut.

Tahap V SIMPULAN

(12)

73 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Dengan kebutuhan pola hidup manusia yang semakin berkembang sehingga kebutuhan manusia juga akan semakin bertambah.Gaya belajar, dan ruang belajar di dalam rumah, dinilai tidak cukup memberikan pengaruh yang besar dalam hasil belajar, sehingga masa sekarang ini masyarakat mencari tempat belajar yang dinilai mampu memberikan nilai lebih.

(13)

74 Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran

Ruang belajar three education major dirangcang berdasarkan teori Nigel Cross yang memiliki 3 bidang ilmu utama. Teori tersebut dijadikan

(14)

75 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

SUMBER ACUAN BUKU

Cross, N. (2006). Designerly Way Of Knowing. London: Springer

Basuki, Sulistyo. (1991) . Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Utama

Listiani, Wanda, (2004). Kualitas Layanan ReferensiPasca Penerapan Program Membaca Pustakawan, Bandung : Unpad.

Deporter, Bobbi, dan Mike Hernacki (2001). Quantum learning : Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.

Hamzah B. Uno (2005) . Orientasi baru dalam psikologi pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara

Sukadi (2008). Progressive Learnin. Bandung: MQS

S. Nasution (2000). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Akasara.

www.colour-affects.co.uk/psychological-properties-of-colours di akses tanggal 5 juni

2015

www.pixelldesign.com/artikel/209-psikologi-dan-efek-warna-pada-desain-grafis-.html

diakses pada tanggal 5 juni 2015

www.academia.edu/1478467/Desain_adalah_suatu_sistem_yang_berlaku_untuk_segal

a_jenis_perancangan_dimana_titik_beratnya_adalah_melihat_segala_sesuatu_persoala

n_tidak_secara_terpisah_atau_tersendiri diakses pada tanggal 29 may 2015

www.academia.edu/5337431/PENGERTIAN_DESAIN_kk_yeti diakses pada tanggal 29

may 2015

(15)

76 Universitas Kristen Maranatha

www.academia.edu/6635604/psikologi_asosiasi diakses tanggal 8 juni pukul 12.34

www.thefhd.net/futuristic-design-ideas/ diakses tanggal 8 juni pukul 01.20

www.architecturendesign.net/innovative-bathroom-concepts-by-gemelli-design/

diakses tanggal 8 juni pukul 01.32

www.academia.edu/5545562/PEBEDAAN_ILMU_ALAM_DAN_ILMU_SOSIAL_DILIHAT_D

ARI_DASAR_ONTOLOGIS_DAN_EMPIRIS diakses 7 juni pukul 11.04

www.oxforddictionaries.com/definition/english/design diakses tanggal 7 juni pukul

11.20

Referensi

Dokumen terkait

yang mana kegiatan-kegiatan tersebut merupakan sarana bagai instansi Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan dalam meningkatkan peran dalam hal pengelolaan

Dari analisis yang dilakukan terlihat bahwa walaupun indeks modulasi maksimumnya lebih rendah dibandingkan dengan hanya injeksi seperenam harmonisa ketiga, penambahan

Tantangan yang muncul adalah disamping perkembangan teknologi yang pesat dan sarana media informasi yang mulai bergeser, anak generasi muda perkotaan sulit untuk diberi

Berdasarkan fenomena gap yang telah diuraikan melalui Gambar 1.1 dan Tabel 1.1 serta research gap yang dijabarkan dari penelitian-penelitian terdahulu, maka skripsi ini

a) Biaya lebih mahal. Berbeda dengan media gambar yang murah karena bisa dibuat atau diambil dengan mudah lewat kamera dan tinggal di vetak, media

Pertama, pelayanan PDAM Tirta Mangutama dalam peningkatan kepuasan pelanggan di Kuta Selatan dilihat dari indikator kualitas pelayanan serta kepuasan pelanggan pada

Dari hasil perhitungan menggunakan model Altman Z-Score, Bank BNI Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat dan Bank Syariah Mandiri berada pada zona aman, atau tidak

Misalnya untuk proses penghapusan data/record atau mengubah data/record tertentu di dalam suatu tabel atau file, langkah pertama yang harus dilakukan adalah