• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BUDAYA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU RAUDHATUL ATHFAL DI KOTA CIMAHI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BUDAYA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU RAUDHATUL ATHFAL DI KOTA CIMAHI."

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BUDAYA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU RAUDHATUL ATHFAL

DI KOTA CIMAHI

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh SITI ZAKIYAH

1102538

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

PENGARUH BUDAYA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU RAUDHATUL ATHFAL

DI KOTA CIMAHI

Oleh

SITI ZAKIYAH,S.Ag

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Siti Zakiyah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Danny Meirawan, M.Pd. NIP. 19620504 198803 1 002

Pembimbing II

Dr. Endang Herawan, M.Pd. NIP. 19600810 198603 1 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

Prof. H. Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D.

(4)

PENGARUH BUDAYA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU RAUDHATUL ATHFAL DI KOTA CIMAHI

SITI ZAKIYAH

ABSTRAK

Mutu sekolah merupakan aspek yang sangat penting dan perlu mendapatkan perhatian khusus karena mutu sekolah sebagai salah satu langkah untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi mutu sekolah adalah budaya sekolah dan kinerja mengajar guru. Masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh budaya sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap mutu Raudhatul Athfal di Kota Cimahi. Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui gambaran budaya sekolah, kinerja mengajar guru dan mutu Raudhatul Athfal di Kota Cimahi, untuk mengetahui besaran pengaruh budaya sekolah terhadap mutu Raudhatul Athfal di Kota Cimahi, pengaruh kinerja mengajar guru terhadap mutu Raudhatul Athfal di Kota Cimahi dan pengaruh budaya sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap mutu Raudhatul Athfal di Kota Cimahi.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan adalah data primer dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden, dengan jumlah sampel sebanyak 81 orang yang terdiri dari 30 orang kepala sekolah dan 51 orang guru Raudhatul Athfal di Kota Cimahi diambil dengan teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Teknik pengunpulan data dilakukan dengan menggunakan angket tertutup dengan 4 skala penilaian (Likert).

Hasil penelitian menunjukan bahwa budaya sekolah di Raudhatul Athfal Kota Cimahi berada pada kategori cukup, kinerja mengajar guru di Raudhatul Athfal Kota Cimahi berada pada kategori baik dan mutu Raudhatul Athfal di Kota Cimahi berada pada kategori baik. Selain itu, pengaruh budaya sekolah terhadap mutu sekolah berada pada kategori rendah, pengaruh kinerja mengajar guru terhadap mutu sekolah berada berada pada kategori kuat, pengaruh budaya sekolah dan kinerja mengajar guru secara bersama-sama terhadap mutu Raudhatul Athfal di Kota Cimahi berada pada kategori sedang.

Berdasarkan hasil penelitian, direkomendasikan agar setiap sekolah mengembangkan budaya sekolah, karena budaya sekolah yang sehat akan memberi peluang kepada sekolah dan warga sekolah untuk berfungsi secara optimal, bekerja secara efisien, sehingga sekolah mampu untuk terus bertahan serta berkembang. Selain hal tersebut, pengembangan profesi guru dari sisi kualifikasi ataupun kompetensi harus terus dilakukan dan hal ini bukan hanya menjadi tugas guru semata, pihak penyelenggara pendidikan pun berkewajiban untuk mengembangkan potensi sumber daya yang dimilikinya, karena semakin profesional seorang pendidik maka akan semakin baik layanan yang akan diberikan sehingga pada akhirnya akan menghasilkan output yang gemilang.

(5)

EFFECT OF CULTURE SCHOOL TEACHERS AND PERFORMANCE OF QUALITY TEACHING IN THE CITY OF RA Raudhatul CIMAHI

SITI Zakiyah

ABSTRACT

Quality of schools is a very important aspect and needs special attention because of the quality of the school as one of the measures to improve the quality of education in achieving educational goals. Among the factors that affect the quality of the school is the school culture and teaching performance of teachers. The problem in this study is how much influence the school culture and the quality of teachers' teaching performance Raudhatul RA in Cimahi. The purpose of this study, namely to describe the culture of the school, teachers and quality of teaching performance Raudhatul RA in Cimahi, to determine the amount of influence of school culture on the quality of RA in Cimahi Raudhatul, the performance impact on the quality of teachers teaching in Cimahi Raudhatul RA and influence school culture and the performance of the quality of teachers teaching in Cimahi Raudhatul RA.

The method used in this research is descriptive method with a quantitative approach. The data used are primary data by distributing questionnaires to the respondents, with a total sample of 81 people consisting of 30 principals and 51 teachers in Cimahi Raudhatul Athfal taken with Proportionate Stratified Random Sampling technique. Pengunpulan engineering data using a closed questionnaire with 4 rating scale (Likert).

The results showed that the culture of the school in Raudhatul Athfal Cimahi enough in the category, the performance of teachers teaching in RA Raudhatul Cimahi are in either category and quality of RA in Cimahi Raudhatul are in either category. In addition, the influence of school culture on the quality of the school is in the low category, the influence of teaching performance of teachers on the quality of the school is located in the strong category, the influence of school culture and teachers' teaching performance together on the quality of RA in Cimahi Raudhatul in middle category.

Based on the research results, it is recommended that each school develop a school culture, because the culture of healthy school will provide opportunities for the school and the school community to function optimally, work efficiently, so that schools are able to continue to survive and thrive. In addition to this, the professional development of teachers in terms of qualification or competence should be done and it is not only the duty of the teacher alone, the education providers were obliged to develop the potential of its resources, because of the professional educator, the better the service will be provided that in the end will produce output that scintillating.

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN ... ABSTRAK ... Identifikasi dan Perumusan Masalah ... Tujuan Penelitian ... Metode Penelitian ... Manfaat Penelitian ... Struktur Organisasi Tesis ...

1

1. Mutu Sekolah dalam Kontek Administrasi ... 2. Mutu Sekolah

a. Pengertian Mutu ... b. Mutu Pendidikan ... c. Perbedaan Mutu Barang dan Mutu Jasa Pendidikan ... d. Mutu dan Dimensi Mutu dalam Pendidikan... e. Indikator Sekolah Bermutu... 3. Budaya Sekolah

a. Pengertian Budaya ... b. Pengertian Budaya Sekolah ... c. Fungsi Budaya Organisasi ... d. Pengembangan Budaya Sekolah ... e. Karakteristik Budaya Sekolah ... 4. Kinerja Mengajar Guru

(7)

BAB III METODE PENELITIAN

Lokasi dan Populasi/Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian ... 2. Populasi ... 3. Sampel ... Desain Penelitian ... Metode Penelitian ... Definisi Operasional ... Instrumen Penelitian

1. Skala Pengukuran ... 2. Penyusunan Instrumen ... Pengujian Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas ... 2. Uji Reliabilitas Instrumen ... Teknik Pengumpulan Data

1. Angket ... Analisis Data

1. Analisis Data Deskriptif ... 2. Pengujian Persyaratan Analisis ... 3. Pengujian Linieritas Data ... 4. Pengujian Hipotesis Penelitian ...

69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

B.

Pemaparan Data Hasil Penelitian

1. Analisis Statistik Deskripsi ... 2. Analisis Data

a. Pengujian Normalitas ... b. Pengujian Linieritas ... c. Pengujian Hipotesis ... d. Interpretasi Hasil Analisis ... Pembahasan Hasil Penelitian

1. Gambaran Budaya Sekolah Raudhatul Athfal di Kota Cimahi 2. Gambaran Kinerja Mengajar Guru Raudhatul Athfal di Kota

Cimahi ... 3. Gambaran Mutu Raudhatul Athfal di Kota Cimahi ... 4. Pengaruh Budaya Sekolah terhadap Mutu Sekolah Raudhatul

Athfal di Kota Cimahi ... 5. Pengaruh Kinerja Mengajar Guru terhadap Mutu Raudhatul

Athfal di Kota Cimahi ... 6. Pengaruh Budaya Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru

terhadap Mutu Raudhatul Athfal di Kota Cimahi ...

(8)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. B.

Kesimpulan ... Rekomendasi ...

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Sifat-sifat yang Membedakan Mutu Barang dan Jasa ... 23

2.2 2.3 Indikator Sekolah Bermutu dan Sekolah Tidak Bermutu ... Manifestasi Budaya ... 27

39

3.1 Populasi Peneliti ... 69

3.2 Jumlah Sekolah Sampel Penelitian ... 72

3.3 Sampel Penelitian ... 73

3.4 Kisi-kisi Instrument Penelitian ... 75

3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X1... 63 87

3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X2....…………...………… 88

3.7 Hasil Uji Validitas Variabel Y...……….…………... 89

3.8 Reliability Statistics...……...……….. 91

3.9 Reliability Statistics...………... 92

3.10 Reliability Statistics...………... 92

3.11 Skala Likert ...………... 94

3.12 Daftar Konsultasi WMS...…….…………... 97

4.1 Kecenderungan Skor Rata-Rata Variabel Budaya Sekolah ..…….. 101

4.2 Kecenderungan Skor Rata-Rata Variabel Kinerja Mengajar Guru.. 104

4.3 Kecenderungan Skor Rata-Rata Variabel Mutu Sekolah ...… 106

4.4 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Variabel X1, X2, dan Y …... 111

4.5 Hasil Uji Linieritas Variabel X1 terhadap Y...……….. 112

4.6 Hasil Uji Linieritas Variabel X2 terhadap Y...……… 112

4.7 Hasil Uji Korelasi antar Variabel ...………. 113

4.8 Hasil Uji Koefisien Persamaan Regresi X1 terhadap Y ………….. 115

4.9 Hasil Uji Korelasi antar Variabel ...……... 116

4.10 Hasil Uji Koefisien Persamaan Regresi X2 terhadap Y.………….. 118

4.11 Hasil Uji Korelasi antar Variabel ... 119

(10)

4.13 Hasil Uji Regresi Variabel X1 dan X2 terhadap Y....………..…….. 120

4.14 Koefisien Persamaan Regresi X1 dan X2 terhadap Y....………….... 121

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu Sekolah ..………... 8

2.1 Matriks Pola Dasar Administrasi Pendidikan ...………... 18

2.2 Hirarki Konsep Mutu ...………... 25

2.3 Aspek Kinerja (Performance)...………….... 58

2.4 Kerangka Berfikir ...…... 67

3.1 4.1 Desain Penelitian X1, X2 dan Y..………. Diagram Batang Kriteria Skor Budaya Sekolah (X1)... 71

101

4.2 Diagram Batang Kriteria Skor Kinerja Mengajar Guru (X2)... 104

4.3 Diagram Batang Kriteria skor Mutu Sekolah (Y) ... 107

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Kisi-kisi Instrument Penelitian dan Angket ………. 146

2 Uji Validitas ...……… 151

3 Data Uji Validitas ...……….……… 153

4 Hasil Uji Validitas ...……… 156

5 Uji Reliabilitas ...……… 159

6 Hasil Penyebaran Angket .……… 161

7 Daftar Tabel Kecenderungan ………..…….. 175

8 Uji Normalitas ...………. 178

9 Angket ...……… 182

(13)
(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Usia dini merupakan periode perkembangan yang sangat penting dalam

kehidupan manusia. Pada masa ini, seluruh instrumen besar manusia terbentuk,

bukan kecerdasan saja tetapi seluruh kecakapan psikis. Usia dini mencakup

rentang usia pra lahir sampai usia 6 tahun, pada rentang usia ini merupakan masa

penting tumbuh kembang manusia. Begitu pentingnya masa ini sehingga disebut

sebagai masa golden age. Pada usia ini kemampuan-kemampuan dasar manusia

terbangun dan menjadi pondasi bagi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.

Pemerintah terus mendorong kesadaran akan pentingnya pendidikan anak

usia dini (PAUD). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan

bahwa PAUD dapat dilaksanakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal,

maupun informal. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Undang-undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, secara tegas

menyatakan bahwa:

“Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam

memasuki pendidikan lebih lanjut”. Selanjutnya dinyatakan pula bahwa pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui: Jalur formal (Taman Kanak-kanak/Raudhatul Athfal), Jalur nonformal (Taman Penitipan Anak, Kelompok Bermain dan bentuk lainnya yang sederajat), dan Jalur informal (pendidikan keluarga atau lingkungan).

Sebagai sebuah lembaga pendidikan pada jalur formal yang dinyatakan

pada pasal 28 Raudhatul Athfal harus memenuhi standar pendidikan sebagaimana

yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan.

Raudhatul Athfal sebagai pendidikan formal memiliki beberapa kelebihan

(15)

pendidikan formal memiliki rancangan pendidikan atau kurikulum yang tersusun

secara sistematis, jelas dan rinci, kedua, dilaksanakan secara formal, ada yang

mengawasi dan menilai, ketiga, diberikan oleh pendidik atau guru yang memiliki

ilmu dan keterampilan khusus dalam bidang pendidikan, keempat, interaksi

pendidikan berlangsung dalam lingkungan tertentu dengan fasilitas, alat serta

aturan-aturan pemerintah tertentu.

Pembelajaran di Raudhatul Athfal tidak ditujukan untuk mendapatkan

penilaian akhir atau ijazah, namun penilaian tetap perlu dilakukan untuk menjadi

bahan perbaikan bagi perencanaan pembelajaran yang telah dibuat guru. Penilaian

di Raudhatul Athfal dilakukan dengan teknik penilaian yang sesuai dengan

perkembangan anak.

Dalam konteks perkembangan anak, Raudhatul Athfal lima memiliki lima

fungsi dasar, yaitu: 1) pengembangan potensi, 2) penanaman dasar-dasar aqidah

keimanan, 3) pembentukan dan pembiasaan perilaku yang diharapkan, 4)

pengembangan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan, serta 5)

pengmbangan motivasi dan sikap belajar yang positif (Solehudin, 2000 dalam Ali,

2007: 1266).

Upaya pengembangan potensi anak perlu dilakukan sejak usia dini, sebab

pada masa itulah terjadinya masa-masa emas dari perkembangan berbagai potensi

anak. Pada masa ini terdapat kesempatan-kesempatan yang lebih memungkinkan

terjadinya perubahan secara signifikan dalam berbagai aspek perkembangan anak.

Usia TK/RA merupakan masa yang sensitif bagi perkembangan gerak-gerak

motorik yang fundamental dan bahkan menurut Bloom (1984) masih dalam

sumber yang sama, separuh dari perkembangan potensi intelektual terjadi pada

usia 4 tahun pertama.

Raudhatul Athfal sebagai lembaga pendidikan, merupakan organisasi

persekolalah. Sekolah sebagai suatu sistem, diorganisasikan untuk memudahkan

pencapaian tujuan belajar dan mengajar yang berkualitas dalam melayani peserta

(16)

belajar mengajar, evaluasi kemajuan hasil belajar peserta didik dan meluluskan

peserta didik yang berkualitas memenuhi standar yang dipersyaratkan. Dalam

menjalankan fungsinya diharapkan sekolah dapat memfungsikan seluruh sumber

daya yang ada secara maksimal.

Nanang Fatah dalam (Sagala Syaiful, 2004: 53) berpendapat bahwa

sekolah adalah “tempat terjadinya proses pendidikan, sekolah memiliki sistem

yang kompleks, dinamis dalam kegiatannya dan dikelola dengan baik sehingga

menghasilkan output berkualitas yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan

masyarakat.” Seiring dengan pernyataan tersebut, Sergiovanni, 1987 (dalam Sumantri, 2010) mengungkapkan bahwa konsep dasar sekolah yang baik dan

berhasil adalah:

“Sekolah yang memperlihatkan aktivitas sekolah yang kondusif dan

sinergis antara guru dan siswa sesuai dengan tanggung jawabnya, yang mampu meningkatkan prestasi baik siswa maupun sekolah, sehingga orang

tua siswa merasa puas menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut”.

Sekolah yang baik, sering pula disebut sekolah bermutu atau berkualitas.

Pada era globalisasi, mutu atau kualitas dinilai sebagai salah satu alat dalam

mencapai keunggulan yang kompetitif, hal ini disebabkan karena mutu merupakan

salah satu faktor utama dalam memenuhi keinginan/tuntutan serta kebutuhan

masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, Sagala (2009: 276) menyatakan bahwa

untuk menghadapi persaingan global yang cukup kompetitif, maka desain

organisasi pendidikan yang perlu dikembangkan adalah organisasi yang memiliki

komitmen tinggi terhadap visi dan misi. Lebih kanjut lagi Hasbullah (2006: 61)

mengemukakan bahwa dalam era persaingan seperti sekarang yang dapat bertahan

hanyalah yang mempunyai kualitas, sehingga lembaga-lembaga pendidikan yang

tidak berkualitas akan ditinggalkan dan tersingkir dengan sendirinya karena tidak

bisa survive dengan perkembangan zaman.

Mutu suatu sekolah merupakan esensi dari pengelolaan sekolah dengan

mengetahui kebutuhan pelanggan, dan melakukan tindakan untuk memenuhi

(17)

bahwa mutu merupakan kunci keberhasilan suatu sekolah dalam mencapai

keunggulan yang kompetitif.

Oleh karena itu, mutu merupakan sesuatu yang sangat penting karena mutu

selalu dituntut oleh masyarakat dalam upaya pencapaian keberhasilan pendidikan

yang perlu terus ditingkatkan, mengingat tantangan dari dunia pendidikan untuk

menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Kedudukan mutu sekolah

dalam administrasi pendidikan tidak dapat dipisahkan karena bidang garapan ini

merupakan suatu sistem kegiatan dari keseluruhan bidang garapan pengelolaan

pendidikan yang meliputi personil, kurikulum, peserta didik, sarana dan prasarana

dan sebagainya. Untuk dapat mencapai mutu sekolah yang berkualitas secara

efektif dan efisien, maka diperlukan administrasi. Artinya jika tanpa adanya

administrasi yang baik tentunya tujuan pendidikan tidak akan tercapai maksimal.

Lezotte 1983 dalam Sunendar (2013: 5) mengatakan bahwa

sekolah-sekolah yang bermutu itu memiliki karakteristik-karakteristik, yaitu: (1)

lingkungan sekolah yang aman dan tertib; (2) iklim serta harapan yang tinggi; (3)

kepemimpinan instruksional yang logis; (4) misi yang jelas dan terfokuskan; (5)

kesempatan untuk belajar dan mengerjakan tugas bagi siswa; dan (6) pemantauan

yang sering dilakukan terhadap kemajuan siswa, dan hubungan antara rumah dan

sekolah yang bersifat mendukung.

Selanjutnya untuk mewujudkan mutu sekolah khususnya Raudhatul Athfal

di Kota Cimahi, maka harus dilakukan beberapa penguatan program dalam

pendidikan anak usia dini. Karena mutu hasil dari pendidikan anak usia dini ini

akan berpengaruh terhadap pendidikan selanjutknya. Campbel & Bond (1982

dalam Papilia, E.D, dkk, 2008, dalam Jurnal Ilmiah Anak Usia Dini, 2010)

menyatakan bahwa pengalaman masa kecil menjadi faktor perkembangan moral

dan perilaku remaja. Dengan demikian untuk memahami keberhasilan dan

problem-problem perkembangan pada usia remaja dapat dilacak dari

proses-proses perkembangan yang terjadi sejak usia dini. Penguatan kualitas pada setiap

(18)

budaya sekolah dan kinerja mengajar guru, karena keduanya memiliki peran

penting untuk kemajuan sekolah dan pencapai tujuan pendidikan.

Budaya sekolah dipandang sebagai eksistensi suatu sekolah yang terbentuk

dari hasil saling mempengaruhi antara tiga faktor, yaitu: sikap dan kepercayaan

orang yang berada di sekolah dan lingkungan luar sekolah, norma-norma budaya

sekolah dan hubungan antara individu di dalam sekolah. Sehubungan dengan

budaya sekolah, guru sebagai implementator program sekolah memegang peranan

penting dalam pembentukan budaya sekolah.

Guru adalah pengajar yang sekaligus juga sebagai pendidik. Guru mendidik

siswa melalui pelajaran yang ia berikan. Guru tidak hanya sekedar memberi ilmu

pengetahuan, keterampilan dan sikap, tetapi juga seorang pembina, pengasuh dan

pendidik bagi peserta didik. Oleh karena itu menjadi seorang guru bukanlah suatu

hal yang mudah.

Dalam kegiatan pendidikan di sekolah guru memiliki peran pokok dan

strategis dalam membentuk dan mengembangakan potensi peserta didik, guru

adalah salah satu personil yang dominan dalam pengelolaan organisasi sekolah:

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dengan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah (UU No 14 Pasal 1 Ayat 1 Tahun 2003).

Kedudukan guru dalam kegiatan proses pembelajaran sangat strategis dan

menentukan. Strategis, karena guru yang akan menentukan kedalaman dan

keluasan materi pelajaran, sedangkan bersifat menentukan karena guru yang

memilah dan memilih bahan pelajaran yang akan disajikan kepada peserta didik.

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan tugas guru ialah kinerjanya

didalam merencanakan atau merancang, melaksanakan dan mengevaluasi proses

pembelajaran. Mulyasa, (2007: 5) mengatakan guru merupakan komponen paling

menentukan, karena ditangan gurulah kurikulum, sumber belajar, sarana dan

prasarana dan iklim pembelajaran menjadi sesuatu yang berarti bagi kehidupan

(19)

Kondisi di lapangan, ada beberapa hal yang mendorong penulis untuk

melakukan penelitian tentang mutu Raudhatul Athfal di Kota Cimahi, diantaranya

adalah hasil wawancara dengan Kasi Madrasah Kementrian Agama Kota Cimahi,

diperoleh informasi bahwa mutu Raudhatul Athfal di Kota Cimahi masih sangat

variatif, mengingat keberadaan Raudhatul Athfal tersebar di tiga kecamatan yang

memiliki kultur dan karakteristik penduduk yang berbeda, hal ini sangat

mempengaruhi keberadaan Raudhatul Athfal di Kota Cimahi. Namun, seiring

dengan visi Kota Cimahi tahun 2012 – 2017 yaitu “Cimahi Cerdas”, Kementrian

Agama Kota Cimahi sedang berbenah untuk peningkatan mutu Raudhatul Athfal.

Hasil wawancara dengan Ketua Pengurus Wilayah Ikatan Guru Raudhatul

Athfal Provinsi Jawa Barat diperoleh informasi, bahwa peserta didik dari

Raudhatul Athfal Kota Cimahi sampai saat ini, belum berhasil menorehkan tinta

prestasi pada setiap lomba kreatifitas tahunan tingkat Provinsi yang

diselenggarakan oleh PW IGRA.

Data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga bidang

Pendidikan Non Formal Informal (PNFI) Kota Cimahi, bahwa pada tahun

pelajaran 2012 – 2013 anak usia 4-6 tahun sebanyak 4.254 orang terserap di 87

Taman Kanak-kanak, sedangkan mereka yang terserap di 62 Radhatul Athfal

sebanyak 2.421 orang, artinya orang tua lebih banyak memilih memasukkan

putera/puteri mereka untuk mendapatkan pendidikan prasekolah di TK dari pada

di RA.

Data dari Seksi Madrasah Kementrian Agama Kota Cimahi diperoleh data

pendidik RA di Kota Cimahi masih sangat bervariasi, dari 353 orang pendidik,

143 orang berkualifikasi S1 dari berbagai bidang program studi, 17 orang

diantaranya telah tersertifikasi dan sisanya sebanyak 210 orang masih

berkualifikasi SMA/sederajat. Banyaknya pendidik/guru yang belum memenuhi

persyaratan sebagaimana termaktud dalam Undang-undang Sisdiknas No. 20

Tahun 2003 lasal 42 ayat (1), mengindikasikan bahwa peningkatan mutu di

sekolah dalam rangka menghasilkan peserta didik sesuai dengan yang diharapkan

(20)

pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas, seiring dengan pengamatan Karin

Vilien, seorang konsultan pendidikan anak usia dini dari Denmark yang

mendapatkan tugas dari Bank Dunia pada tahun 2002, untuk menilai pelaksanaan

pendidikan anak usia dini jalur formal di Indonesia menjelaskan adanya dua

pendekatan yang berbeda ketika guru melakukan pembelajaran, yakni: Pertama,

guru berperan mengajarkan anak (pendekatan yang berpusat kepada guru) dan

yang kedua, guru berperan membelajarkan anak (pendekatan yang berpusat pada

anak). Dari dua pendekatan ini, pendekatan kedua adalah yang lebih baik, dimana

guru berpegang pada panduan kemampuan yang akan dicapai oleh anak, guru

memahami minat, perasaan dan pengalaman anak. Guru bertindak sebagai

fasilitator yang memberikan kesempatan kepada anak untuk mengutarakan

pengalaman, perasaan melalui berbagai interaksi, baik interaksi guru dengan anak

ataupun anak dengan anak. Berbeda dengan pendekatan pertama, disini guru lebih

berfokus kepada kurikulum, guru tampak berasumsi bahwa anak adalah botol

kosong dan guru mengisi botol tersebut dengan informasi yang sudah matang.

Berdasarkan kenyataan tersebut di atas, tentu saja perlu dilakukan upaya

perbaikan dari berbagai sisi, salah satunya adalah dengan meningkatkan mutu

sekolah yang akan berimbas kepada mutu pendidikan secara umum. Jika hal ini

tidak dilakukan maka tujuan pendidikan Raudhatul Athfal yang senada dengan

tujuan pendidikan nasional yaitu membantu meletakkan dasar kearah

perkembangan sikap perilaku, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang

diperlukan oleh anak didik agar menjadi muslim yang menghayati dan

mengamalkan agama serta menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan

kepentingan pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya tidak akan tercapai.

Dari paparan di atas, maka dipandang perlu untuk melakukan penelitian

tentang “Pengaruh Budaya Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru terhadap Mutu

Raudhatul Athfal di Kota Cimahi.”

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

(21)

Berangkat dari latar belakang, banyak hal yang memberikan kontribusi

terhadap mutu sekolah. Berdasarkan hasil penelitian para pakar bahwa

faktor-faktor yang penting dalam meningkatkan mutu sekolah diantaranya menurut

Danim (2007: 56) yaitu diantaranya: kepemimpinan kepala sekolah, siswa, guru,

kurikulum dan jaringan kerjasama. Sedangkan menurut Zamroni (2007: 6) Mutu

sekolah ditentukan oleh tiga variable, yakni kultur sekolah, pembelajaran dan

realita sekolah.

Dalam bentuk lain faktor-faktor yang mempengaruhi mutu sekolah dapat

dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 1.1

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu Sekolah

Mutu

Sekolah

Kepemimp inan

Guru

Siswa

Kerja

sama

Kuriku

lum

Realita

Sekolah

Pembela jaran

(22)

Budaya sekolah merupakan nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan,

upacara-upacara, slogan-slogan dan berbagai perilaku yang telah lama terbentuk di sekolah

dan diteruskan dari satu angkatan ke angkatan berikutnya, baik secara sadar

maupun tidak. Budaya sekolah diyakini mempengaruhi perilaku seluruh

komponen sekolah, yaitu: guru, kepala sekolah, staf administrasi, siswa dan juga

orang tua siswa. Kultur yang kondusif bagi peningkatan mutu akan mendorong

perilaku warga ke arah peningkatan mutu sekolah, sebaliknya kultur yang tidak

kondusif akan menghambat upaya menuju peningkatan mutu sekolah.

Menurut Zamroni (2011: 297) Budaya sekolah dapat dipergunakan untuk

menghadapi berbagai problem dalam beradaptasi dengan lingkungan yang baru

dan melakukan integrasi internal, sehingga pola nilai dan asumsi tersebut dapat

diajarkan kepada anggota dan generasi baru agar mereka memiliki pandangan

yang tepat bagaimana seharusnya mereka memahami, berpikir, merasakan dan

bertindak menghadapi berbagai situasi dan lingkungan yang ada.

Budaya sekolah yang baik akan secara efektif menghasilkan kinerja yang

terbaik pada setiap individu, kelompok kerja/ unit dan sekolah sebagai satu

institusi, dan hubungan sinergis antara tiga tingkatan tersebut. Budaya sekolah

diharapkan memperbaiki mutu sekolah, kinerja di sekolah dan mutu kehidupan

yang diharapkan memiliki ciri sehat, dinamis atau aktif, positif dan profesional.

Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya

proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Hal jelas terlihat dalam performen

atau penampilan guru dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Anwar Prabu

(2000: 67) “ Kinerja guru adalah preatasi kejra yang dihasilkan secara kualitas

dan kuantitas yang dicapai guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggungjawab yang diberikan”

Kinerja mengajar guru merupakan penampilan kerja yang dilakukan oleh

seorang guru dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan

pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi

peserta didik. Kinerja mengajar yang baik merupakan salah satu prasyarat bagi

(23)

mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, guru dituntut untuk senantiasa

mampu tampil dengan baik.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penelitian tentang Pengaruh

Budaya Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru terhadap Mutu Sekolah Raudhatul

Athfal di Kota Cimahi, dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran budaya Raudhatul Athfal di Kota Cimahi?

2. Bagaimana gambaran kinerja mengajar guru Raudhatul Athfal di Kota

Cimahi?

3. Bagaimana gambaran mutu sekolah Raudhatul Athfal di Kota Cimahi?

4. Berapa besar pengaruh budaya sekolah terhadap mutu Raudhatul Athfal di

Kota Cimahi?

5. Berapa besar pengaruh kinerja mengajar guru terhadap mutu Raudhatul

Athfal di Kota Cimahi?

6. Berapa besar pengaruh budaya sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap

mutu Raudhatul Athfal di Kota Cimahi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan

penelitian adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisa secara fokus tentang

pengaruh budaya sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap mutu sekolah

Raudhatul Athfal di Kota Cimahi, adapun uriannya adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran budaya Raudhatul Athfal di Kota Cimahi.

2. Untuk mengetahui gambaran kinerja mengajar guru Raudhatul Athfal di Kota

Cimahi.

3. Untuk mengetahui gambaran mutu Raudhatul Athfal di Kota Cimahi.

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh budaya sekolah terhadap mutu

(24)

5. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kinerja mengajar guru terhadap

mutu Raudhatul Athfal di Kota Cimahi.

6. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh budaya sekolah dan kinerja

mengajar guru terhadap mutu Raudhatul Athfal di Kota.

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survey.

Menurut Kalinger yang dikutip Akdon (2005: 91) menyatakan bahwa penelitian

survei merupakan penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil

tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi

tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distributif dan hubungan

antar variabel sosiologis maupun psikologis. Pendekatan yang digunakan adalah

pendekatan kuantitatif yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan anlisis data

hasil penelitian secara eksak dan menganalisis datanya menggunakan statistik.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan

prinsip-prinsip serta faktor-faktor yang berkaitan dengan budaya sekolah, kinerja

mengajar guru dan mutu sekolah. Lebih jauh lagi, penelitian ini diharapkan dapat

memperkaya khazanah keilmuan khususnya dalam bidang pengembangan budaya

sekolah, kinerja guru dan mutu sekolah di Kota Cimahi.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian diharapkan memberikan sumbangsih acuan pemikiran

dalam peningkatan mutu sekolah Raudhatul Athfal di Kota Cimahi melalui

budaya sekolah dan kinerja mengajar guru. Adapun manfaat yang dapat diprediksi

dari penetian ini secara praktis, diantaranya sebagai berikut:

a. Bagi penulis, menambah wawasan pengetahuan hasil penelitian tentang

(25)

Dengan langsung melakukan penelitian di lapangan yang menjadi lahan

bekerja penulis selama ini , setelah penelitian selesai diharapkan ada pengaruh

yang signifikan khususnya terhadap kinerja mengajar penulis di masa yang

akan datang.

b. Bagi guru-guru yang menjadi responden dalam penelitian, semoga dengan

membaca secara langsung angket yang diberikan dan bertatap muka dengan

penulis dapat melakukan tukar menukar informasi kondisi sekolah

masing-masing yang berkaitan dengan budaya sekolah, kinerja mengajar guru yang

pada akhirnya akan meningkatkan mutu sekolah.

c. Bagi pengelola dan kepala sekolah, penelitian ini sebagai masukan dalam

menciptakan budaya sekolah dan meningkatkan kinerja mengajar guru untuk

dapat mewujudkan sekolah yang bermutu.

d. Bagi Kepala Kementrian Agama Kota Cimahi Sebagai masukan mengenai

upaya peningkatan mutu sekolah/madrasah Raudhatul Athfal melalui

penciptaan budaya sekolah dan peningkatan kinerja mengajar guru RA di Kota

Cimahi.

F. Struktur Organisasi Tesis

Untuk memahami alur pikir dalam penulisan tesis ini, maka perlu adanya

struktur organisasi yang berfungsi sebgai pedoman penyusunan laporan penelitian

ini, yaitu sebagai berikut:

Bab I berisi pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, penelitian

identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian,

manfaat penelitian dan struktur organisasi tesis.

Bab II berisi kajian pustaka, kemudian kerangka pemikiran, dan hipotesis

penelitian.

Bab III berisi metode penelitian, yang terdiri dari lokasi dan

populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi

operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrument, teknik

(26)

Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan, yang terdiri dari

pemaparan data dan pembahasan data penelitian.

Bab V berisi kesimpulan dan saran yang menyajikan tentang penafsiran

(27)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan waktu dan tempat sasaran yang digunakan

dalam penelitian. Tempat yang ditetapkan dalam melakukan kajian penelitian

dengan judul “Pengaruh Budaya Sekolah dan Kinerja Mengajar Guru terhadap

Mutu Raudhatul Athfal di Kota Cimahi” adalah di sekolah Raudhatul Athfal se

-Kota Cimahi dengan responden Kepala Sekolah dan Guru.

2. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono (2007: 90). Dari

pendapat ini dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan objek atau subyek

yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang

berkaitan dengan masalah penelitian. Dengan demikian yang menjadi populasi

dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Nama Sekolah Kepala

Sekolah

Guru Berkualifikasi

S1

Jumlah

1. RA. Ar Rahman 1 1 2

2. RA. An Nur Citeureup 1 4 5

3. RA. Al Arafah 1 3 4

4. RA. Roudhatul 'Ilmi 1 0 1

5. RA. Al Maqom 1 0 1

6. RA. Insani Mandiri 1 3 4

7. RA. Darul Ikhlas 1 1 2

(28)

9. RA.Ulul Albab 1 3 4

No Nama Sekolah Kepala

Sekolah

Guru Berkualifikasi

S1

Jumlah

10. RA. Hijratul Fath 1 3 4

11. RA. Rahmah Hasanah 1 0 1

12. RA.Hidayatul Amin 1 1 2

13. RA.Al Mawardi 1 1 2

14. RA. Assanuusiyyah 1 0 1

15. RA. Nurul Ilmi 1 0 1

16. RA. Ya Ibna 1 4 5

17. RA. Ulul Albab 1 0 1

18. RA. Al Farisy 1 0 1

19. RA. Ar Rahmi 1 2 3

20. RA. Hikmatul Wutsqha 1 2 3

21. RA. Annur 1 2 3

22. RA. Permata Hati 1 1 2

23. RA. Multazam 1 1 2

24. RA. Istiqomah 1 3 4

25. RA. Fatimiyah 1 3 4

26. RA. At Taqwa Ciputri 1 6 7

27. RA. Raudhatul Banat 1 3 4

28. RA. Baitussalam 1 3 4

29. RA. Darul Amanah 1 2 3

30. RA. Al Arief 1 3 4

31. RA. AlIkhlas 1 2 3

32. RA. Al-Mukhlisin 1 1 2

33. RA. Attijaniayah 1 2 3

34. RA.Fathul Khoir 1 1 2

35. RA. Nur AlHijrah 1 3 4

36. RA. Nurul Huda 1 1 2

37. RA. Nurul Jannah 1 1 2

38. RA. Qurrota A'yun 1 1 2

39. RA. At-Taqwa

Mekarsari 1 4 5

40. RA. Al Furqan 1 2 3

(29)

42. RA. Nurul Yusro 1 0 1

No Nama Sekolah Kepala

Sekolah

Guru Berkualifikasi

S1

Jumlah

43. RA. At Taqwa Leuwi

Gajah 1 4 5

44. RA. Assyuhada 1 2 3

45. RA. Al Iswah 1 3 4

46. RA. Al Muhajirin 1 2 3

47. RA. Durrotul Qolbi 1 8 9

48. RA. Baiturrahim 1 6 7

49. RA. Al Ikhlas Cimindi 1 5 6

50. RA. An Nida 1 1 2

51. RA. An Nuur 1 1 2

52. RA. Miftahus Shiddiq 1 4 5

53. RA. Roudhotul Banat 1 1 2

54. RA. Ar Riyadh 1 2 3

55. RA Istiqomah Melong 1 1 2

56. RA. AT Taqwa Lg 1 3 3

57. RA. Sadarmanah 1 2 3

58. RA. AL Furqan 1 2 3

59. RA Nurul Iman Lg 1 0 1

60. RA Nurrohman 1 0 1

61. RA Ar Rohmah 1 0 1

JUMLAH 184

3. Sampel

Riduwan (2010: 56) mengatakan bahwa: “Sampel adalah bagian dari populasi.” Sampel penelitian adalah sebagia dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili selurh populasi. Sukardi (2004: 55) mengatakan:

“untuk penelitian sosial, ekonomi, pendidikan dan politik yang berkaitan dengan

masyarakat dengan karakteristik heterogen, pengambilan sampel disamping syarat

tentang besarnya sampel harus pula memenuhi syarat representativeness

(30)

Memperhatikan dua pernyataan tersebut, karena jumlah populasi lebih dari

100 orang, maka penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel

secara acak (rundom sampling). Sedangkan teknik pengambilan sampel

menggunakan rumus Taro Yamane atau Slovin dalam Riduwan (2010: 65)

sebagai berikut:

Tabel 3.2

Tabel 3.2

Jumlah Sekolah Sampel Penelitian

No Nama Sekolah Kepala

Sekolah

Guru Berkualifikasi

S1

Jumlah

1. RA. An Nur Citeureup 1 4 5

2. RA. Al Arafah 1 3 4

3. RA. Insani Mandiri 1 3 4

4. RA. Nurul Iman Cipageran 1 2 3

5. RA.Ulul Albab 1 3 4

6. RA. Hijratul Fath 1 3 4

7. RA. Ya Ibna 1 4 5

8. RA. Ar Rahmi 1 2 3

9. RA. Hikmatul Wutsqha 1 2 3

10. RA. Annur 1 2 3

11. RA. Istiqomah 1 3 4

12. RA. Fatimiyah 1 3 4

13. RA. At Taqwa Ciputri 1 2 3

14. RA. Raudhatul Banat 1 3 4

15. RA. Baitussalam 1 3 4

16. RA. Darul Amanah 1 2 3

17. RA. Al Arief 1 3 4

18. RA. AlIkhlas 1 2 3

�=.2+ 1

Dimana : n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

(31)

19. RA. Attijaniayah 1 2 3

20. RA. Nur AlHijrah 1 3 4

21. RA. At-Taqwa Mekarsari 1 4 5

No Nama Sekolah Kepala

Sekolah

Guru Berkualifikasi

S1

Jumlah

22. RA. Al Furqan 1 2 3

23. RA. Al Kautsar 1 2 3

24. RA. At Taqwa Leuwi Gajah 1 4 5

25. RA. Al Iswah 1 3 4

26. RA. Al Muhajirin 1 2 3

27. RA. Baiturrahim 1 2 3

28. RA. Miftahus Shiddiq 1 4 5

29. RA. AT Taqwa Lg 1 3 3

30. RA. Sadarmanah 1 2 3

JUMLAH 111

Sumber: Laporan Bulanan-Pebruari 2013 Kanmenag Kota Cimahi

Adapun jumlah sampel keseluruhan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

=111. 1112+ 1 =111. + 1 =111 111 + 1 =111 + 1111

=1 = = 111

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

No Wilayah Penyebaran

Populasi Proporsi

Proporsi tiap

Sekolah Sampel

1. RA. An Nur Citeureup 5/111 5/111 x 90 = 4,05 4

2. RA. Al Arafah 4/111 4/111 x 90 = 3,24 3

3. RA. Insani Mandiri 4/111 4/111 x 90 = 3,24 3

4. RA. Nurul Iman Cipageran 3/111 3/111 x 90 = 2,43 2

5. RA.Ulul Albab 4/111 4/111 x 90 = 3,24 3

(32)

7. RA. Ya Ibna 5/111 5/111 x 90 = 4,05 4

8. RA. Ar Rahmi 3/111 3/111 x 90 = 2,43 2

No Wilayah Penyebaran

Populasi Proporsi

Proporsi tiap

Sekolah Sampel

9. RA. Hikmatul Wutsqha 3/111 3/111 x 90 = 2,43 2

10. RA. Annur 3/111 3/111 x 90 = 2,43 2

11. RA. Istiqomah 4/111 4/111 x 90 = 3,24 3

12. RA. Fatimiyah 4/111 4/111 x 90 = 3,24 3

13. RA. At Taqwa Ciputri 3/111 3/111 x 90 = 2,43 2

14. RA. Raudhatul Banat 4/111 4/111 x 90 = 3,24 3

15. RA. Baitussalam 4/111 4/111 x 90 = 3,24 3

16. RA. Darul Amanah 3/111 3/111 x 90 = 2,43 2

17. RA. Al Arief 4/111 4/111 x 90 = 3,24 3

18. RA. AlIkhlas 3/111 3/111 x 90 = 2,43 2

19. RA. Attijaniayah 3/111 3/111 x 90 = 2,43 2

20. RA. Nur AlHijrah 4/111 4/111 x 90 = 3,24 3

21. RA. At-Taqwa Mekarsari 5/111 5/111 x 90 = 4,05 4

22. RA. Al Furqan 3/111 3/111 x 90 = 2,43 2 23. RA. Al Kautsar 3/111 3/111 x 90 = 2,43 2 24. RA. At Taqwa Leuwi Gajah 5/111 5/111 x 90 = 4,05 4 25. RA. Al Iswah 4/111 4/111 x 90 = 3,24 3 26. RA. Al Muhajirin 3/111 3/111 x 90 = 2,43 2 27. RA. Baiturrahim 3/111 3/111 x 90 = 2,43 2

28. RA. Miftahus Shiddiq 5/111 5/111 x 90 = 4,05 4

29. RA. AT Taqwa Lg 3/111 3/111 x 90 = 2,43 2

30. RA. Sadarmanah 3/111 3/111 x 90 = 2,43 2

JUMLAH 81

B. Desain Penelitian

Berdasarkan paparan di atas, maka pada penelitian ini dapat diuraikan

sebuah desain yang menunjukkan hubungan antar variable yang akan diteliti.

Penelitian ini juga akan menguji konsistensi teori dan kesesuaian dengan

penelitian terlebih dahulu. Model penelitian bersifat empiris dengan tujuan untuk

(33)

mengajar guru (X2) terhadap mutu Raudhatul Athfal di Kota Cimahi (Y)

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1

Hubungan antar variabel penelitian

Keterangan:

X1 = Budaya Sekolah

X2 = Kinerja Mengajar Guru

Y = Mutu Raudhatul Athfal

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survei

dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian survei yang dimaksud adalah bersifat

menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Seperti yang dikemukakan

Kalinger yang dikutip Akdon (2005: 91) menyatakan bahwa penelitian survei

merupakan penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil tetapi

data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut,

sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distributif dan hubungan antar

variabel sosiologis maupun psikologis. Lebih lanjut dikatakannya bahwa

X

1

X

2

(34)

penelitian survei biasanya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari

pengamatan yang tidak mendalam, tetapi generalisasi yang dilakukan bisa lebih

akurat apabila digunakan sampel yang representatif.

Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi (2003: 21) mengungkapkan bahwa

penelitian survei dapat digunakan untuk maksud 1) penjajagan (eksploratif), 2)

Deskriptif, 3) penjelasan (eksplanatory atau confirmatory), yakni menjelaskan

hubungan kausal dan pengujian hipotesis, 4) evaluasi, 5) prediksi atau

meramalkan kejadian tertentu dimasa yang akan datang, 6) penelitian operasional,

7) pengembangan indikator-indikator sosial.

Penelitian survei memfokuskan pada pengungkapan hubungan kausal antar

variabel, yaitu suatu penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab

akibat yang terjadi dengan tujuan memisahkan pengaruh dari sesuatu variabel

penyebab terhadap variabel akibat. Variabel sebab akibat tersebut adalah budaya

sekolah (X1), kinerja mengajar guru (X2) terhadap mutu Raudhatul Athfal (Y).

Penelitian ini juga menuntut ketelitian, ketekunan dan sikap kritis dalam

menjaring data dari sumbernya. Untuk itu diperlukan kejelasan sumber data yaitu

populasi dan sampel dari sisi homogenitas, volume dan sebarannya. Karena data

hasil penelitian berupa angka-angka yang harus diolah secara statistik, maka antar

variabel-variabel yang dijadikan objek penelitian harus jelas korelasinya sehingga

dapat ditentukan pendekatan statistik yang akan digunakan sebagai pengolah data,

yang pada gilirannya hasil analisis dapat dipercaya (reliabilitas dan validitas).

Dengan demikian mudah digeneralisasikan sehingga rekomendasi yang dihasilkan

dapat dijadikan rujukan yang cukup akurat.

D. Definisi Operasional

Masri (2003: 46-47) memberikan pengertian tentang definisi operasional

yaitu unsur penelitian yang memberitahukan tentang cara mengukur suatu

variabel. Untuk menghindari persepsi yang berbeda terhadap maksud dan

variabel-variabel yang akan diteliti, penulis memberi definisi operasional dari

(35)

penelitian ini adalah definisi secara operasional sebuah konsep agar membuatnya

bisa diukur, dilakukan dengan melihat dimensi perilaku, aspek atau sifat yang

ditunjukkan oleh konsep, hal tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam elemen

yang dapat diamati dan diukur sehingga menghasilkan suatu indeks pengukuran

konsep.

1. Budaya Sekolah

Peterson (1999) dalam Suparlan (2009) menjelaskan “school cultures is

the behind the scenes context that reflects the values, beliefs, norm, traditions, and

rituals that build up overtime as people in a school work together”. Maksudnya bahwa nilai, kepercayaan, sikap dan perilaku merupakan komponen-komponen

esensial yang membentuk karakter sekolah.

Dalam penelitian ini, budaya sekolah yang dimaksud memiliki dua unsur,

yaitu unsur implisit dan eksplisit yang mencakup tentang keyakinan, norma atau

nilai, asumsi-asumsi yang berhungan dengan lingkungan, kegiatan ritual, kegiatan

seremonial yang dilakukan di sekolah, simbol-simbol yang digunakan serta

sejarah yang disampaikan kepada seluruh personil sekolah di Raudhatul Athfal

Kota Cimahi.

2. Kinerja Mengajar Guru

Kinerja mengajar guru menurut Rahman dkk (2005: 73) merupakan

seperangkat perilaku nyata ditunjukkan guru pada waktu dia memberikan

pelajaran kepada siswanya. Kinerja mengajar guru juga dapat dilihat saat

melaksanakan interaksi belajar mengajar di kelas termasuk bagaimana ia

mempersiapkannya.

Dengan demikian kinerja mengajar guru dalam penelitian ini merupakan

sejauh mana kemampuan kerja yang ditunjukkan oleh guru dalam proses

pelaksanaan pembelajaran serta interaksi guru dengan peserta didik pada saat

pembelajaran sebagai tugas dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan

pendidikan yang telah ditetapkan.

(36)

Komariah dan Triatna (2008:8) mutu sekolah merupakan kualitas siswa

yang mencerminkan kepuasan pelanggan, adanya partisipasi aktif manajemen

dalam proses peningkatan kualitas secara terus-menerus, pemahaman setiap orang

terhadap tanggung jawab yang spesifik terhadap kualitas, setiap individu dalam

sekolah dan stakeholders menyadari serta merealisasi prinsip “mencegah

terjadinya kerusakan”, dan melaksanakan pandangan bahwa kualitas adalah cara

hidup (way of life).

Mutu Raudhatul Athfal dalam penelitian ini yaitu tingkat kualitas sekolah

dalam melakukan proses pelayanan terhadap siswa, orang tua siswa atau

masyarakat sebagai pelanggan dengan menunjukkan adanya masukan yang tepat,

semangat kerja tinggi (kepala sekolah, guru, staf administrasi, dan staf

keamananan dan kebersihan), gairah motivasi belajar siswa tinggi, penggunaan

biaya, waktu, fasilitas, tenaga guru yang profesional, kepercayaan dari berbagai

pihak, tamatan bermutu, keluaran yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur fenomena

alam atau sosial yang diamati (Sugiyono, 2008: 102) sedangkan Riduwan (2008:

71) mengemukakan: “instrumen penelitian menjelaskan semua alat pengambilan

data yang digunakan, proses pengumpulan data dan teknik penentuan kualitas

instrumen (validitas dan reliabilitas).

Berdasarkan teori di atas, untuk memperoleh data tentang budaya sekolah,

kinerja mengajar guru dan mutu sekolah digunakan alat pengumpul data berupa

kuesioner (angket) dengan terlebih dahulu membuat kisi-kisi instrument. Angket

yang telah disusun diujicobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya.

1. Skala Pengukuran

Dalam penyusunan kuesioner, peneliti menggunakan skala Likert. Skala

Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena tertentu (Sugiyono, 2008: 93). Dengan skala

(37)

Mengajar Guru dan Mutu Raudhatul Athfal. Angket dalam penelitian ini

menggunakan skala Likert dengan empat alternatif jawaban, yaitu SL (Selalu),

SR (Sering), KD (Kadang-kadang) dan TP (Tidak Pernah) dengan pemberian

bobot untuk masing-masing alternatif adalah 4-3-2-1.

2. Penyusunan Instrument

Instrument penelitian ini disusun berdasarkan indikator-indikator dari setiap

variabel (X1, X2 dan Y). Untuk mendapat keabsahan yang konstruktif, penyusunan

instrument dilakukan melalui pendefinisian dan studi kepustakaan serta

berdasarkan masukan dari pembimbing. Instrument pada masing-masing indikator

disusun berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut, 1) membuat kisi-kisi, 2)

menyusun butir-butir pernyataan, 3) melakukan analisis rasional untuk melihat

kesesuaian dengan indikator serta ketepatan dalam menyusun angket.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrument Penelitian

Variabel Definisi Teoritik Indikator Sub Indikator

Nomor Item terjadi pada kontek perilaku keseharian pelayanan pendidikan

1.1 Keyakinan 1.1.1 Memiliki

(38)
(39)
(40)

Variabel Definisi Teoritik Indikator Sub Indikator masukan yang tepat,

(41)
(42)

F. Proses Pengembangan Instrument

Instrument penelitian yang telah disusun diujicobakan terlebih dahulu untuk

mengetahui keshahihan dan kehandalannya melalui prosedur sebagai berikut:

Instrument penelitian diujicobakan terlebih dahulu kepada responden yang

tidak termasuk pada sampel penelitian. Jumlah responden ujicoba sebanyak 17

(tujuh belas) orang guru, ketiga puluh guru tersebut memenuhi syarat untuk uji

coba instrument.

Kegiatan uji coba instrument ini bertujuan untuk mengetahui kelemahan dan

kekurangan yang terjadi pada item soal pengumpul data atau angket, baik pada

redaksi, pilihan jawaban, serta pernyataan-pernyataan yang ada pada angket. Uji

coba dilakukan untuk analisis terhadap instrument sehingga diketahui sumbangan

butir-butir pernyataan terhadap indikator yang telah ditetapkan pada

masing-masing variabel. Selanjutnya, untuk mendapatkan butir pernyataan yang valid dan

reliabel maka dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas Instrument

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

keshahihan suatu instrument. Suatu instrument yang valid atau shahih mempunyai

validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki

validitas rendah (Arikunto, 2006: 168). Uji validitas instrument dilakukan untuk

mengetahui seberapa jauh instrument penelitian mampu mencerminkan isi sesuai

dengan hal dan sifat yang diukur. Artinya, setiap butir instrument telah

benar-benar menggambarkan keseluruhan isi atau sifat bangun konsep (kontruk teori)

yang menjadi dasar penyusunan instrument. Untuk pengujian ini digunakan SPSS

18.0.

Uji validitas adalah uji tentang kemampuan suatu angket sehingga

benar-benar dapat mengukur apa yang ingin diukur. Sebuah instrument valid, jika dapat

mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang lulusan

(43)

diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas menunjukkan sejauh mana data

yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang

dimaksud. Jika r (korelasi) dengan item tersebut valid. Besarnya r tiap butir

pernyataan dapat dilihat dari SPSS pada kolom Corrected Items Correlation.

Kriteria uji validitas secara singkat (rule of tumb) adalah 0,3. Jika korelasi sudah

lebih besar dari 0,3 pernyataan yang dibuat dikategorikan valid atau shahih

(Setiaji, 2004: 61)

Adapun pengujian validitas tiap butir item dalam penelitian ini menggunakan

rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Langkah-

langkah pengujian validitas dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) Menggunakan rumus product moment

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi

n = Jumlah responden

∑ XY = Jumlah perkalian X dan Y

∑ X = Jumlah skor item

∑ Y = Jumlah skor total (seluruh item)

∑ X2 = Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan

∑ Y2 = Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

2) Untuk mengetahui nilai signifikasi validitas tiap butir item yaitu dengan

membandingkan nilai korelasi rhitung dengan nilai rtabel. Apabila rhitung lebih

kecil dari rtabel (rhitung < rtabel ) maka diambil kesimpulan bahwa butir item

(44)

rtabel ) maka item tersebut valid.Untuk menghitung item nomor selanjutnya

caranya sama yaitu hanya dengan mengganti skor X.

3)

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument itu

sudah dianggap baik. Reliabel artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan

sehingga beberapa kali diulang pun hasilnya akan tetap sama.

Pengujian reliabilitas instrumen yang dilakukan peneliti menggunakan

metode belah dua (split-half method), dimana item soal dibagi 2 yaitu item

bernomor ganjil dan item bernomor genap. Kemudian data yang terkumpul diolah

dengan menggunakan langkah-langkah berikut (Sugiyono 2009: 12) :

a. Mencari nilai korelasinya dengan rumus Rank Order Correlation (Spearman)

yaitu:

b b i

r r r

 

1 . 2

Keterangan:

r2 = Koefisien korelasi pangkat

b = Selisih atau beda peringkat Xi dan peringkat Yi yang data aslinya

yang berpasangan

n = Banyaknya data atau sampel

1 = Angka konstanta

b. Kemudian nilai r2 analisis dengan menggunakan rumus uji t untuk menguji

(45)

Keterangan:

t = Nilai thitung

r = Koefisien korelasi hasil rhitung

n = Jumlah responden

b. Selanjutnya bandingkan thitung dengan ttabel pada tingkat kepercayaan 95%

dengan dk = n-2.

d. Jika thitung > ttabel maka terdapat perbedaan yang signifikasi antara skor item

ganjil dengan item genap, sehingga dapat disimpulkan bahwa angket tersebut

reliabel. Jika thitung < ttabel maka tidak ada perbedaan antara skor item ganjil

dengan item genap, sehinnga dapat disimpulkan bahwa angket tersebut tidak

reliabel.

Hasil pengujian instrumen dengan koresponden sebanyak 17 orang di

hasilkan:

Tabel 3.5

Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel X1 (Budaya Sekolah)

No. Item r hitung r Tabel Keputusam

1. 0,47 1,75 Valid

2. 0,60 1,75 Valid

3. 0,64 1,75 Valid

4. 0,46 1,75 Valid

5. 0,62 1,75 Valid

6. 0,19 1,75 Tidak Valid

7. -0,02 1,75 Tidak Valid

8. 0,41 1,75 Valid

9. 0,55 1,75 Valid

10. 0,45 1,75 Valid

11. 0,49 1,75 Valid

(46)

13. -0,15 1,75 Tidak Valid

14. 0,349 1,75 Valid

15. 0,58 1,75 Valid

16. 0,49 1,75 Valid

17. 0,66 1,75 Valid

18. 0,81 1,75 Valid

No. Item r hitung r Tabel Keputusam

19. 0,44 1,75 Valid

20. 0,46 1,75 Valid

21. 0,41 1,75 Valid

22. 0,48 1,75 Valid

23. 0,44 1,75 Valid

24. 0,41 1,75 Valid

25. 0,53 1,75 Valid

26. 0,42 1,75 Valid

27. 0,43 1,75 Valid

28. 0,43 1,75 Valid

29. 0,42 1,75 Valid

30. 0,60 1,75 Valid

31. 0,45 1,75 Valid

32. 042 1,75 Valid

33. 0,42 1,75 Valid

34. -0,27 1,75 Tidak Valid

Tabel 3.6

Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel X2 (Kinerja Mengajar Guru)

No. Item r hitung r Tabel Keputusam

1. 0,57 1,75 Valid

2. 0,48 1,75 Valid

3. 0,33 1,75 Tidak Valid

4. 0,21 1,75 Tidak Valid

5. 0,84 1,75 Valid

(47)

7. 0,74 1,75 Valid

8. 0,59 1,75 Valid

9. 0,87 1,75 Valid

10. 0,81 1,75 Valid

11. 0,83 1,75 Valid

12. 0,64 1,75 Valid

No. Item r hitung r Tabel Keputusam

13. 0,39 1,75 Tidak Valid

14. 0,06 1,75 Tidak Valid

15. 0,83 1,75 Valid

16. 0,41 1,75 Valid

17. 0,73 1,75 Valid

18. 0,72 1,75 Valid

19. 0,60 1,75 Valid

20. 0,46 1,75 Valid

21. 0,65 1,75 Valid

22. 0,47 1,75 Valid

23. 0,61 1,75 Valid

24. 0,14 1,75 Tidak Valid

25. 0,78 1,75 Valid

26. 0,78 1,75 Valid

27. 0,78 1,75 Valid

28. 0,78 1,75 Valid

29. 0,78 1,75 Valid

30. 0,78 1,75 Valid

31. 0,78 1,75 Valid

32. 082 1,75 Valid

33. 0,78 1,75 Valid

34. 0,82 1,75 Valid

35. 0,82 1,75 Valid

Tabel 3.7

(48)

No. Item r hitung r Tabel Keputusam

No. Item r hitung r Tabel Keputusan

1. 0,54 1,75 Valid

2. 0,61 1,75 Valid

3. 0,61 1,75 Valid

4. 0,57 1,75 Valid

5. 0,88 1,75 Valid

6. 0,86 1,75 Valid

7. 0,86 1,75 Valid

8. 0,85 1,75 Valid

9. 0,61 1,75 Valid

10. 0,58 1,75 Valid

11. 0,43 1,75 Valid

12. 0.86 1,75 Valid

13. 0,72 1,75 Valid

14. 0,88 1,75 Valid

15. 0,92 1,75 Valid

16. 0,70 1,75 Valid

17. 0,62 1,75 Valid

18. 0.38 1,75 Tidak Valid

19. 0,78 1,75 Valid

20. 0,75 1,75 Valid

21. 0,87 1,75 Valid

22. 0,44 1,75 Valid

23. 0,71 1,75 Valid

24. 0,66 1,75 Valid

25. 0,41 1,75 Valid

26. 0,85 1,75 Valid

27. 0,64 1,75 Valid

28. -0,05 1,75 Tidak Valid

29. 0,85 1,75 Valid

30. 0,.87 1,75 Valid

31. 0,76 1,75 Valid

32. 0,92 1,75 Valid

(49)

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas masing-masing variabel adalah

sebagai berikut:

1. Reliabilitas Variabel X1 (Budaya Sekolah)

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung Variabel X1 tentang Budaya

Sekolahhasil Guttman Split-Half Coefficientrhitung sebesar 0,782. Kemudian

dikonsultasikan dengan rtabel dimana dk = (n-2) = 17-2 = 15 pada taraf 5%

adalah 0,51. Dengan demikian thitung berada didaerah penerimaan Ho. Hal ini

berarti angket Variabel X1 tentang Pengaruh Budaya Sekolah adalah reliabel,

karena rhitung>rtabel.

Tabel 3.8 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value ,786

N of Items 17a

Part 2 Value ,635

N of Items 17b

Total N of Items 34

Correlation Between Forms ,644

Spearman-Brown Coefficient Equal Length ,783

Unequal Length ,783

Guttman Split-Half Coefficient ,782

a. The items are: p1, p2, p3, p4, p5, p6, p7, p8, p9, p10, p11, p12, p13, p14, p15, p16, p17.

34. 0,83 1,75 Valid

35. 0,56 1,75 Valid

36. 0,86 1,75 Valid

37. 0,90 1,75 Valid

38. 0,86 1,75 Valid

(50)

Tabel 3.8 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value ,786

N of Items 17a

Part 2 Value ,635

N of Items 17b

Total N of Items 34

Correlation Between Forms ,644

Spearman-Brown Coefficient Equal Length ,783

Unequal Length ,783

Guttman Split-Half Coefficient ,782

a. The items are: p1, p2, p3, p4, p5, p6, p7, p8, p9, p10, p11, p12, p13, p14, p15, p16, p17.

b. The items are: p18, p19, p20, p21, p22, p23, p24, p25, p26, p27, p28, p29, p30, p31, p32, p33, p34.

2. Reliabilitas Variabel X2 (Kinerja Mengajar Guru)

Dari hasil perhitungan (terlampir) diperoleh nilai thitung Variabel X2 tentang

kinerja mengajar guru rhitung sebesar 0,921. Kemudian dikonsultasikan dengan ttabel

dimana dk = (n-2) = 17-2 = 15 pada taraf 5% adalah 0,51. Dengan demikian rhitung

berada didaerah penerimaan Ho. Hal ini berarti angket Variabel X tentang Kinerja

Mengajar Guru adalah reliabel, karena rhitung> t table

Tabel 3.9 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value ,912

N of Items 18a

Part 2 Value ,901

N of Items 17b

Total N of Items 35

Correlation Between Forms ,855

Spearman-Brown Coefficient Equal Length ,922

Unequal Length ,922

Guttman Split-Half Coefficient ,921

(51)

Tabel 3.9 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value ,912

N of Items 18a

Part 2 Value ,901

N of Items 17b

Total N of Items 35

Correlation Between Forms ,855

Spearman-Brown Coefficient Equal Length ,922

Unequal Length ,922

Guttman Split-Half Coefficient ,921

a. The items are: p1, p2, p3, p4, p5, p6, p7, p8, p9, p10, p11, p12, p13, p14, p15, p16, p17, p18.

b. The items are: p18, p19, p20, p21, p22, p23, p24, p25, p26, p27, p28, p29, p30, p31, p32, p33, p34, p35.

3. Reliabilitas Variabel Y (Mutu Raudhatul Athfal)

Dari hasil perhitungan (terlampir) diperoleh nilai thitung Variabel Y tentang

Mutu Raudhatul Athfal rhitung sebesar 0,956. Kemudian dikonsultasikan

denganrtabel dimana dk = (n-2) = 17-2 = 15 pada taraf 5% adalah 0,51. Dengan

demikian thitung berada didaerah penerimaan Ho. Hal ini berarti angket Variabel Y

tentang Mutu Sekolahadalah reliabel, karena rhitung> t tabel.

Tabel 3.10 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value ,948

N of Items 20a

Part 2 Value ,942

N of Items 19b

Total N of Items 39

Correlation Between Forms ,917

Spearman-Brown Coefficient Equal Length ,957

Unequal Length ,957

(52)

a. The items are: p1, p2, p3, p4, p5, p6, p7, p8, p9, p10, p11, p12, p13, p14, p15, p16, p17, p18, p19, p20.

b. The items are: p20, p21, p22, p23, p24, p25, p26, p27, p28, p29, p30, p31, p32, p33, p34, p35, p36, p37, p38, p39.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan dua

alat pengumpul data berupa dokumentasi dan angket atau kuesioner. Secara lebih

rinci akan dijelaskan satu persatu dibawah ini :

1. Angket

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain

bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna

(Akdon dan Sahlan Hadi, 2005).

Penggunaan angket sebagai alat pengumpulan data bertujuan

untukmemperoleh informasi yang lengkap mengenai suatu masalah yang diteliti,

dimana responden mengisi angket yang telah disiapkan ole peneliti dengan jujur.

Penelitian ini menggunakan angket tertutup, agar jawaban responden dapat dijaga

kerahasisannya. Akdon dan Sahlan Hadi (2005:132), mengemukakan bahwa :

Angket tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (X) atau tanda checklist (√).

Dalam pengisian angket, responden tinggal memberi tanda checklist pada

kolom yang tersedia dengan memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat

responden itu sendiri.

2. Menyusun alat pengumpul data

Untuk mempermudah penyusunan angket sebagai alat pengumpul data,

maka penulis menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menetapkan indikator-indikator dari setiap variable penelitian yang dianggap

penting untuk dinyatakan pada responden, berdasarkan teori-teori yang telah

diuraikan.

Gambar

Tabel
Gambar
Gambar 1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu Sekolah
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka berpengaruh signifikan terhadap sikap dan keterampilan kewarganegaraan.

• PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL • HARTA PADA AKHIR TAHUN.. • KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN • DAFTAR SUSUNAN

Variabel terikat yang menjadi penelitian ini adalah kelas XI MIA 4 dan kelas XI IIS 2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

[r]

Ketua Divisi Pembinaan Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera

Keabsahan data hasil penelitian juga dilakukan dengan meperbanyak refrensi yang dapat menguji dan mengoreksi hasil penelitian yang telah dilakukan, baik refrensi yang bersala

Maka dalam penelitian ini, dilakukan pembuatan dan pengujian sistem alat kontrol pengatur suhu otomatis pada ruang pengering kopi berbasis mikrokontroler Arduino

Salah satu unsur yang perlu diperhatikan dalam pengukuran suatu sistem pentanahan adalah kondisi tanah di daerah dimana sistem pentanahan tersebut akan dipasang.Pengukuran