• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Robot Keseimbangan Menggunakan Sensor Mpu6050 Berbasis Atmega328

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancang Bangun Robot Keseimbangan Menggunakan Sensor Mpu6050 Berbasis Atmega328"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Self Balancing Robot

Self balancing robot merupakan pengembangan dari model pendulum

terbalik yang diletakan di atas kereta beroda. Ide dasar untuk membuat robot beroda

dua dapat seimbang adalah dengan cara mengendalikan roda searah dengan arah

jatuhnya bagian atas sebuah robot. Apabila proses tersebut dapat terlaksana maka

robot tersebut dapat seimbang.

Gambar 1 Pendulum terbalik di atas kerata beroda

Saat self balancing robot beroda dua condong ke depan pada gambar 2.2, maka

tindakan yang perlu dilakukan adalah motor akan memutar roda searah jarum jam.

Gaya yang digunakan untuk menyeimbangan dihasilkan dari putaran roda.

Gambar 2 Self balancing robot beroda dua menyeimbangkan diri Ɩ

F M

m

θ

y

(2)

2.2. Mikrokontroller

Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah

chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM,

memori program, atau keduanya), dan perlengkapan input output. Dengan kata lain,

mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan

keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara

khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data.

Sekedar contoh, bayangkan diri Anda saat mulai belajar membaca dan menulis,

ketika Anda sudah bisa melakukan hal itu Anda bisa membaca tulisan apapun baik

buku, cerpen, artikel dan sebagainya, dan Andapun bisa pula menulis hal-hal

sebaliknya. Begitu pula jika Anda sudah mahir membaca dan menulis data maka

Anda dapat membuat program untuk membuat suatu sistem pengaturan otomatik

menggunakan mikrokontroler sesuai keinginan Anda.

Mikrokontroler merupakan komputer didalam chip yang digunakan untuk

mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas biaya.

Secara harfiahnya bisa disebut “pengendali kecil” dimana sebuah sistem elektronik

yang sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen pendukung seperti IC

TTL dan CMOS dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya terpusat serta dikendalikan

oleh mikrokontroler ini.

Mikrokonktroler digunakan dalam produk dan alat yang dikendalikan secara

automatis, seperti sistem kontrol mesin, remote controls, mesin kantor, peralatan

rumah tangga, alat berat, dan mainan. Dengan mengurangi ukuran, biaya, dan

konsumsi tenaga dibandingkan dengan mendesain menggunakan mikroprosesor

memori, dan alat input output yang terpisah, kehadiran mikrokontroler membuat

kontrol elektrik untuk berbagai proses menjadi lebih ekonomis. Dengan penggunaan

mikrokontroler ini maka :

• Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas

• Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar dari sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi

• Pencarian gangguan lebih mudah ditelusuri karena sistemnya yang kompak Agar sebuah mikrokontroler dapat berfungsi, maka mikrokontroler tersebut

(3)

Untuk membuat sistem minimal paling tidak dibutuhkan sistem clock dan reset,

walaupun pada beberapa mikrokontroler sudah menyediakan sistem clock internal,

sehingga tanpa rangkaian eksternal pun mikrokontroler sudah beroperasi.

Yang dimaksud dengan sistem minimal adalah sebuah rangkaian

mikrokontroler yang sudah dapat digunakan untuk menjalankan sebuah aplikasi.

Sebuah IC mikrokontroler tidakakan berarti bila hanya berdiri sendiri. Pada dasarnya

sebuah sistem minimal mikrokontroler AVR memiliki prinsip yang sama.

2.2.1. Fitur AVR ATMega328

ATMega328 adalah mikrokontroller keluaran dari atmel yang mempunyai

arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computer) yang dimana setiap proses

eksekusi data lebih cepat dari pada arsitektur CISC (Completed Instruction Set

Computer). Mikrokontroller ini memiliki beberapa fitur antara lain :

• 130 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus clock.

• 32 x 8-bit register serba guna.

• Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan clock 16 MHz.

• 32 KB Flash memory dan pada arduino memiliki bootloader yang menggunakan 2 KB dari flash memori sebagai bootloader.

• Memiliki EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 1KB sebagai tempat penyimpanan data semi permanent

karena EEPROM tetap dapat menyimpan data meskipun catu daya dimatikan.

• Memiliki SRAM (Static Random Access Memory) sebesar 2KB.

• Memiliki pin I/O digital sebanyak 14 pin 6 diantaranya PWM (Pulse Width Modulation) output.

• Master / Slave SPI Serial interface.

Mikrokontroller ATmega 328 memiliki arsitektur Harvard, yaitu memisahkan

memori untuk kode program dan memori untuk data sehingga dapat memaksimalkan

kerja dan parallelism.

Instruksi – instruksi dalam memori program dieksekusi dalam satu alur

(4)

diambil dari memori program. Konsep inilah yang memungkinkan instruksi –

instruksi dapat dieksekusi dalam setiap satu siklus clock. 32 x 8-bit register serba

guna digunakan untuk mendukung operasi pada ALU ( Arithmatic Logic unit ) yang

dapat dilakukan dalam satu siklus. 6 dari register serbaguna ini dapat digunakan

sebagai 3 buah register pointer 16-bit pada mode pengalamatan tidak langsung untuk

mengambil data pada ruang memori data.

Ketiga register pointer 16-bit ini disebut dengan register X ( gabungan R26 dan

R27 ), register Y ( gabungan R28 dan R29 ), dan register Z ( gabungan R30 dan R31

). Hampir semua instruksi AVR memiliki format 16-bit. Setiap alamat memori

program terdiri dari instruksi 16-bit atau 32-bit.

Selain register serba guna di atas, terdapat register lain yang terpetakan dengan

teknik memory mapped I/O selebar 64 byte. Beberapa register ini digunakan untuk

fungsi khusus antara lain sebagai register control Timer/ Counter, Interupsi, ADC,

USART, SPI, EEPROM, dan fungsi I/O lainnya. Register – register ini menempati

memori pada alamat 0x20h – 0x5Fh.

(5)

Gambar 3 Architecture ATmega328

Gambar 4 Konfigurasi pin

(6)

Tabel 2 Konfigurasi PORTC

(7)

2.2.2. Memory Mikrokontroller

Mikrokontroller mempunyai beberapa macam memory antara lain :

• Eeprom - Electrically Erasable Programmable Read Only Memory Beberapa mikrokontroler memiliki EEPROM yang terintegrasi pada chipnya.

EEPROM ini dugunakan untuk menyimpan sejumlah kecil parameter yang

dapat berubah dari waktu ke waktu. Jenis memori ini bekerja relatif pelan,

dan kemampuan untuk dihapus/tulis nya juga terbatas.

• FLASH (EPROM) FLASH meberikan pemecahan yang lebih baik dari EEPROM ketika dibutuhkan sejumlah besar memori non-volatile untuk

program. FLASH ini bekerja lebih cepat dan dapat dihapus/tulis lebih sering

dibanding EEPROM.

• Battery Backed-Up Static RAM Memori ini sangat berguna ketika dibutuhkan memori yang besar untuk menyimpan data dan program.

Keunggulan utama dari RAM statis adalah sangat cepat dibanding memori

non-volatile, dan juga tidak terdapat keterbatasan kemampuan hapus/tulis

sehingga sangat cocok untuk aplikasi untuk menyimpan dan manipulasi data

(8)

• Field Programming/Reprogramming

Dengan menggunakan memori non-volatile untuk menyimpan program akan

memungkinkan mikrokontroler tersebut untuk diprogram ditempat, tanpa

melepaskan dari sistem yang dikontrolnya. Dengan kata lain mikrokontroler

tersebut dapat diprogram setelah dirakit pada PCB.

• Otp - One Time Programmable

Mikrokontroler OTP adalah mikrokontroler yang hanya dapat diprogram satu

kali saja dan tidak dapat dihapus atau dimodifikasi. Biasanya digunakan

untuk produksi dengan jumlah terbatas. OTP menggunakan EPROM standard

tetapi tidak memiliki jendela untuk menghapus programnya.

• Software Protection

Dengan "encryption" atau proteksi fuse, software yang telah diprogramkan

akan terlindungi dari pembajakan, modifikasi atau rekayasa ulang. Kemampuan ini

hanya dipunyai oleh komponen OTP atau komponen yang dapat diprogram ulang.

Pada komponen jenis Mask ROM tidak diperlukan proteksi, hal ini dikarenakan

untuk membajak isi programnya seseorang harus membacanya (visual) dari chip nya

dengan menggunakan mikroskop elektron.

2.2.3. Input/Output Mikrokontroller

Mikrokontroller mempunyai beberapa Input/Output diantaranya yaitu :

• UART (Universal Asynchronous Receiver Transmitter) adalah adapter serial port adapter untuk komunikasi serial asinkron.

• USART (Universal Synchronous/Asynchronous Receiver Transmitter) merupakan adapter serial port untuk komunikasi serial sinkron dan

asinkron. Komunikasi serial sinkron tidak memerlukan start/stop bit dan

dapat beroperasi pada click yang lebih tinggi dibanding asinkron.

• SPI (serial peripheral interface) merupakan port komunikasi serial sinkron. • SCI (serial communications interface) merupakan enhanced UART

(asynchronous serial port).

(9)

banyak digunakan pada consumer elektronik, otomotif dan indistri. I2C bus

ini berfungsi sebagai antarmuka jaringan multi-master, multi-slave dengan

deteksi tabrakan data. Jaringan dapat dipasangkan hingga 128 titik dalam

jarak 10 meter. Setiap titik dalam jaringan dapat mengirim dan menerima

data. Setiap titik dalam jaringan harus memiliki alamat yang unik.

Analog to Digital Conversion (A/D). Fungsi ADC adalah merubah besaran analog (biasanya tegangan) ke bilangan digital. Mikrokontroler dengan

fasilitas ini dapat digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang memerlukan

informasi analog (misalnya voltmeter, pengukur suhu dll). Terdapat

beberapa tipe dari ADC sbb:

o Succesive Approximation A/D converters.

o Single Slope A/D converters.

o Delta-Sigma A/Ds converters.

o Flash A/D.

• D/A (Digital to Analog) Converters. Kebalikan dar ADC seperti diatas. • Comparator. Mikrokontroler tertentu memiliki ssebuah atau lebih

komparator. Komparator ini bekerja seperti IC komparator biasa tetapi

sinyal input/output terpasang pada bus mikrokontroller.

2.2.4. Interupsi

Interupt merupakan metode yang efisien bagi mikrokontroler untuk

memproses periperalnya, mikrokontroler hanya bekerja memproses peripheral tsb

hanya pada saat terdapat data diperiperal tsb. Pada saat terjadi interupt,

mikrokontroler menunda operasi yang sedang dilakukan kemudian mengidentifikasi

interupsi yang datang dan menjalankan rutin pelayanan interupsi. Rata-rata

mikrokontroler memiliki setidak-tidaknya sebuah interupsi eksternal, interupsi yang

dimiliki bisa dipicu oleh "edge" atau "level". Edge triggered interupt bekerja tidak

tergantung pada pada waktu terjadinya interupsi, tetapi interupsi bisa terjadi karena

glitch. Sedangkan Level triggered interupt harus tetap pada logika high atau low

sepanjang waktu tertentu agar dapat terjadi interupsi, interupsi ini tahan terhadap

glitch Interrupts ada 2.

(10)

Dengan maskable interupt kita dapat bebas memilih untuk menggunakan

satu atau lebih interupsi. Keuntungan maskable interupt ini adalah kita

dapat mematikan interupsi pada saat mikrokontroler sedang melakukan

proses yang kritis sehingga interupsi yang datang akan diabaikan.

Vectored Interrupts

Pada saat terjadi interupsi, interupt handler secara otomatis akan

memindahkan program pada alamat tertentu yang telah ditentukan sesuai

dengan jenis interupsi yang terjadi

2.3 Pengendali PID

Sistem Kontrol PID ( Proportional–Integral–Derivative controller) merupakan

kontroler untuk menentukan presisi suatu sistem instrumentasi dengan karakteristik

adanya umpan balik pada sistem tesebut (Feed back), mengingat balancing robot

adalah sebuah sistem yang membutuhkan presisi dan menekan noise sekecil mungkin

dari bias pergerkan robot tersebut maka penggunaan kontrol PID sangat dibutuhkan

agar aksi yang dilakukan lebih presisi dan lebih halus sehingga noise dari bias

pergerakan robot dapat diminimalisir dan kecepatan dan arah yang dilakukan sesuai

dengan error sudut robot.

Sistem kontrol PID terdiri dari tiga buah cara pengaturan yaitu kontrol P

(Proportional), D (Derivative) dan I (Integral), dengan masing-masing memiliki

kelebihan dan kekurangan. Dalam implementasinya masing-masing cara dapat

bekerja sendiri maupun gabungan diantaranya. Dalam perancangan sistem kontrol

PID yang perlu dilakukan adalah mengatur parameter P, I atau D agar tanggapan

sinyal keluaran system terhadap masukan tertentu sebagaimana yang diinginkan

2.3.1 Kontrol Proposional

Kontrol P jika G(s) = kp, dengan k adalah konstanta. Jika u = G(s) x e

maka u = Kp x e dengan Kp adalah Konstanta Proporsional. Kp berlaku

sebagai Gain (penguat) saja tanpa memberikan efek dinamik kepada kinerja

(11)

kontrol yang tidak dinamik ini. Walaupun demikian dalam aplikasi-aplikasi

dasar yang sederhana kontrol P ini cukup mampu untuk memperbaiki respon

transien khususnya rise time dan settling time.

2.3.2 Kontrol Integral

Jika G(s) adalah kontrol I, maka u dapat dinyatakan sebagai u(t) =

[integarl(t) x dT] Ki dengan Ki adalah konstanta Integral, dan dari persamaan

diatas, G(s) dapat dinyatakan sebagai u = Ki.[deltae / deltat] Jika e(T)

mendekati konstan (bukan nol) maka u(t) akan menjadi sangat besar sehingga

diharapkan dapat memperbaiki error. Jika e(T) mendekati nol maka efek

kontrol I ini semakin kecil. Kontrol I dapat memperbaiki sekaligus

menghilangkan respon steady-state, namun pemilihan Ki yang tidak tepat

dapat menyebabkan respon transien yang tinggi sehingga dapat menyebabkan

ketidakstabilan sistem. Pemilihan Ki yang sangat tinggi justru dapat

menyebabkan output berosilasi karena menambah orde sistem, sehingga

dalam pembuatan robot ini tidak menggunakan kontrol integeral mengingat

setting kontrol menggunakan metode try and error.

2.3.3 Kontrol Derivatif

Sinyal kontrol u yang dihasilkan oleh kontrol D dapat dinyatakan sebagai

G(s) = s x Kd Dari persamaan di atas, nampak bahwa sifat dari kontrol D ini

dalam konteks "kecepatan" atau rate dari error. Dengan sifat ini ia dapat

digunakan untuk memperbaiki respon transien dengan memprediksi error

yang akan terjadi. Kontrol Derivative hanya berubah saat ada perubahan error

sehingga saat error statis kontrol ini tidak akan bereaksi, hal ini pula yang

menyebabkan kontroler Derivative tidak dapat dipakai sendiri

(12)

Gambar 5 Block Diagram PID control

Dalam waktu kontinyu, sinyal keluaran PD dapat dirumuskan sebagai berikut:

= + + (1)

Dengan:

u t = Sinyal keluaran pengendali PD K = Konstanta Proporsional

K = Konstanta Integral K = Konstanta Derivatif e t = Error

Pada pembuatan ROBA-G1 penentuan konstanta digunakan metode try and

error, dan hanya menggunakan kontrol PD saja. Untuk mengatur konstanta P dan D

melalui multi turn potensiometer yang akan dibaca ADC yang merupakan fitur dari

mikorkontroller ATMega 16.

Nilai konstanta yang tidak tepat akan membuat pergerakan robot tidak setabil,

maka perlu waktu untuk mengatur konstanta P dan D, tetapi karena input pengaturan

konstanta menggunakan multi turn potensiometer maka dapat dilakukan walaupun

robot sedang bekerja sehingga reaksi dapat terlihat dalam waktu yang sama. Dan itu

dapat mempermudah pekerjaan untuk memilih konstanta P dan D dan dapat

menghemat waktu.

P

I

D

(13)

Nilai konstanta yang tepat akan pergerakan robot lebih halus, dan dapat

menghilangkan gerakan yang kasar jika dibandingkan dengan tidak menggunakan

sistem kontrol, jika hal ini terjadi maka tujuan penggunaan sistem kontrol ini untuk

memperhalus gerakan dan menentukan nilai output yang sesuai dengan error

terpenuhi.

2.4 Sensor MPU6050 (Accelerometer dan Gyroscop)

Robot ini menggunakan modul GY-521 yang menggunakan sensor MPU6050,

sensor ini merupakan sensor 3 axis gyroscope dan 3 axis accelerometer dalam satu

chip, pembacaan sensor ini cukup akurat, lebar bit yang digunakan adalah 16 bit

untuk setiap channel. Dan untuk seri 6050 komunikasi hanya menggunakan I2C (

sedangkan untuk seri yang lain dapat juga menggukan komunikasi data SPI.

Spesifikasi:

1. Tegangan kerja 3,3 VDC.

2. Mampu membaca kecepatan sudut pada 6 sumbu.

3. Gyrocope range: ±250/±500/±1000/±2000 dps (degree per second).

4. Accelerometer range: ±2/±4/±8/±16 g.

5. Data output dengan format 16 bit.

6. Dilengkapi dengan sensor temperatur 8 bit.

(14)

Gambar 6 MPU6050

Tapi dalam pembuatan Roba_G1 hanya menggunakan 8 bit saja dan hanya

menggunakan 2 (axis), sumbu Y untuk accelerometer dan sumbu Y untuk

Gyroscope. Untuk menentukan sudut kemiringan hanya berdasarkan sumbu Y

terhadap magnet bumi, tapi akan menjadi lebih baik jika sumbu Y berdasarkan

sumbu X, tetapi untuk mengurangi down time pengoperasian program maka hanya

menggunakan sumbu Y saja.

Komunikasi yang digunakan adalah komunikasi I2C, sehingga dapat

menghemat port pada mikrokontroller, dan dapat mempermudah pendataan. Data

yang diterima hanya berbentuk data digital dan tidak dapat langsung digunakan,

perlu dikonversi agar dapat diproses ke Complementary Filter, untuk output

accelerometer dikonversi ke bentuk sudut sedangkan output gyroscope dikonversi ke

bentuk radian.

2.5. Bluetooth

Bluetooth adalah spesifikasi industri untuk jaringan kawasan pribadi (personal

area networks atau PAN) tanpa kabel. Bluetooth menghubungkan dan dapat dipakai

untuk melakukan tukar-menukar informasi di antara peralatan-peralatan. Spesifiksi

dari peralatan Bluetooth ini dikembangkan dan didistribusikan oleh kelompok

Bluetooth Special Interest Group. Bluetooth beroperasi dalam pita frekuensi 2,4 Ghz

dengan menggunakan sebuah frequency hopping traceiver yang mampu

menyediakan layanan komunikasi data dan suara secara real time antara host-host

bluetooth dengan jarak terbatas.Kelemahan teknologi ini adalah jangkauannya yang

pendek dan kemampuan transfer data yang rendah.

Bluetooth adalah teknologi komunikasi wirelees (tanpa kabel) yang beroperasi

pada 2,4 GHz, unlicense ISM (Indrustrial, Scientifik, dan Medical) dengan

menggunakan frequency hopping transleiver yang mampu menyediakan layanan

komunikasi data dan suara secara realtime antara perangkat bluetooth dengan jarak

jangkauan yang terbatas (±10M / 30 kaki), aplikasi-aplikasi yang disediakan layanan

(15)

2.6 Modul Bluetooth HC 05

Modul bluetooth seri HC memiliki banyak jenis atau varian, yang secara garis

besar terbagi menjadi dua yaitu jenis ‘industrial series’ yaitu HC-03 dan HC-04 serta

‘civil series’ yaitu HC-05 dan HC-06. Modul Bluetooth serial, yang selanjutnya

disebut dengan modul BT saja digunakan untuk mengirimkan data serial TTL via

bluetooth. Modul BT ini terdiri dari dua jenis yaitu Master dan Slave.

Gambar 7 Modul HC – 05

Seri modul BT HC bisa dikenali dari nomor serinya, jika nomer serinya genap

maka modul BT tersebut sudah diset oleh pabrik, bekerja sebagai slave atau master

dan tidak dapat diubah mode kerjanya, contoh adalah HC-06-S. Modul BT ini akan

bekerja sebagai BT Slave dan tidak bisa diubah menjadi Master, demikian juga

sebaliknya misalnya HC-04M. Default mode kerja untuk modul BT HC dengan seri

genap adalah sebagai Slave.

Sedangkan modul BT HC dengan nomer seri ganjil, misalkan HC-05, kondisi

default biasanya diset sebagai Slave mode, tetapi pengguna bisa mengubahnya

menjadi mode Master dengan AT Command tertentu.

Penggunaan utama dari modul BT ini adalah menggantikan komunikasi serial

via kabel, sebagai contoh:

1. Jika akan menghubungkan dua sistem mikrokontroler agar bisa berkomunikasi

via serial port maka dipasang sebuah modul BT Master pada satu sistem dan

modul BT Slave pada sistem lainnya. Komunikasi dapat langsung dilakukan

setelah kedua modul melakukan pairing. Koneksi via bluetooth ini menyerupai

(16)

2. Jika sistem mikrokontroler dipasangi modul BT Slave maka ia dapat

berkomunikasi dengan perangkat lain semisal PC yang dilengkapi adapter BT

ataupun dengan perangkat ponsel, smartphone dan lain-lain

3. Saat ini banyak perangkat seperti printer, GPS modul dan lain-lain yang bekerja

menggunakan media bluetooth, tentunya sistem mikrokontroler yang dilengkapi

dengan BT Master dapat bekerja mengakses device-device tersebut.

Pemakaian module BT pada sistem komunikasi baik antar dua sistem

mikrokontrol maupun antara suatu sistem ke device lain tidak perlu menggunakan

driver, tetapi komunikasi dapat terjadi dengan dua syarat yaitu :

1. Komunikasi terjadi antara modul BT Master dan BT Slave, komunikasi tidak akan

pernah terjadi jika kedua modul sama-sama Master atau sama-sama Slave, karena

tidak akan pernah pairing diantara keduanya.

2. Password yang dimasukkan cocok

Modul BT yang banyak beredar di sini adalah modul HC-06 atau sejenisnya

dan modul HC-05 dan sejenisnya. Perbedaan utama adalah modul HC-06 tidak bisa

mengganti mode karena sudah diset oleh pabrik, selain itu tidak banyak AT

Command dan fungsi yang bisa dilakukan pada modul tersebut. Diantaranya hanya

bisa mengganti nama, baud rate dan password saja.

Sedangkan untuk modul HC-05 memiliki kemampuan lebih yaitu bisa diubah

mode kerjanya menjadi Master atau Slave serta diakses dengan lebih banyak AT

Command, modul ini sangat direkomendasikan, terutama dengan flexibilitasnya

dalam pemilihan mode kerjanya.

Bluetooth Modul HC-06 merupakan komunikasi nirkabel pada frekuensi

2,4GHz dengan default koneksi hanya sebagai SLAVE. Sangat mudah digunakan

dengan mikrokontroler untuk membuat membuat aplikasi wireles. Interface yang

digunakan adalah RX, TX, VCC dan GND. Built in LED sebagai indicator koneksi

Bluetooth.

Tegangan input antara 3.6-6 V, arus saat unpaired sekitar 30mA, dan saat paired

(terhubung) sebesar 10mA. 4 pin interface 3.3V dapat langsung dihubungkan ke

berbagai macam mikrokontroler (khusus Arduino, 8051, 8535, AVR, PIC, ARM,

(17)

10 meter, namun kualitas koneksi makin berkurang. Spesifikasi chip utama

menggunakan CSR Bluetooth,

1. stanrdar protocol Bluetooth V2.0

2. Tegangan operasi 3.3V

3. Penggunaan dapat mengatur baud rate

4. Ukuran 28mm x 15mm x 2.35mm

5. Konsumsi arus : pairing 30 – 40 mA, dipasangkan tidak berkomunikasi 2 – 8 mA,

Komunikasi 8mA

6. dapat digunakan dengan komputer, Bluetooth laptop, PDA/smartphone,

mikrokontroler/aurdino dan perangkat lain untuk komunikasi.

2.7. Mosfet

MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) adalah

suatu transistor dari bahan semikonduktor (silikon) dengan tingkat konsentrasi

ketidakmurnian tertentu. Tingkat dari ketidakmurnian ini akan menentukan

jenis transistor tersebut, yaitu transistor MOSFET tipe-N (NMOS) dan

transistor MOSFET tipe-P (PMOS). Bahan silicon digunakan sebagai landasan

(substrat) dari penguras (drain), sumber (source), dan gerbang (gate).

Selanjutnya transistor dibuat sedemikian rupa agar antara substrat dan

gerbangnya dibatasi oleh oksida silikon yang sangat tipis. Oksida ini

diendapkan di atas sisi kiri dari kanal, sehingga transistor MOSFET akan

mempunyai kelebihan dibanding dengan transistor BJT (Bipolar Junction

Transistor), yaitu menghasilkan disipasi daya yang rendah.

2.7.1. Jenis jenis Mosfet

MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor)

adalah suatu transistor dari bahan semikonduktor (silikon) dengan tingkat

konsentrasi ketidakmurnian tertentu. Tingkat dari ketidakmurnian ini akan

menentukan jenis transistor tersebut, yaitu transistor MOSFET tipe-N (NMOS)

(18)

digunakan sebagai landasan (substrat) penguras (drain), sumber (source), dan

gerbang (gate). Selanjutnya transistor ini dibuat sedemikian rupa agar antara

substrat dan gerbangnya dibatasi oleh oksida silicon yang sangat tipis. Oksida

ini diendapkan di atas sisi kiri kanal, sehingga transistor MOSFET akan

mempunyai kelebihan dibanding dengan transistor BJT (Bipolar Junction

Transistor), yaitu menghasilkan disipasi daya yang rendah. Bila dilihat dari

cara kerjanya, transistor MOS dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Transistor Mode Pengosongan (Transistor Mode Depletion)

Pada transistor mode depletion, antara drain dan source terdapat saluran

yang menghubungkan dua terminal tersebut, dimana saluran tersebut

mempunyai fungsi sebgai saluran tempat mengalirnya elektron bebas. Lebar

dari saluran itu sendiri dapat dikendalikan oleh tegangan gerbang. Transistor

MOSFET mode pengosongan terdiri dari tipe-N dan tipe-P, simbol transistor

ditunjukkan dalam Gambar dibawah ini.

Gambar 8 Simbol Transistor MOSFET Mode Depletion

(a). N-Channel Depletion (b). P-Channel Depletion

2. Transistor Mode peningkatan (Transistor Mode Enhancement)

Transistor mode enhancement ini pada fisiknya tidak memiliki saluran

antara drain dan sourcenya karena lapisan bulk meluas dengan lapisan SiO2

pada terminal gate. Transistor MOSFET mode peningkatan terdiri dari tipe-N

(19)

Gambar 9 Simbol Transistor MOSFET Mode Enhancement

(a). N-Channel Enhancement (b). P-Channel Enhancement

Dilihat dari jenis saluran yang digunakan, transistor MOSFET dapat

dikelompokan menjadi tiga, antara lain:

1) NMOS

Transistor NMOS terbuat dari substrat dasar tipe p dengan daerah source dan drain

didifusikan tipe n+ dan daerah kanal terbentuk pada permukaan tipe n. NMOS yang

umumnya banyak digunakan adalah NMOS jenis enhancement, dimana pada jenis ini

source NMOS sebagian besar akan dihubungkan dengan –Vss mengingat struktur

dari MOS itu sendiri hampir tidak memungkinkan untuk dihubungkan dengan +Vdd.

Dalam aplikasi gerbang NMOS dapat dikombinasikan dengan resistor, PMOS, atau

dengan NMOS lainnya sesuai dengan karakteristik gerbang yang akan dibuat.

Sebagai contoh sebuah NMOS dan resistor digabungkan menjadi sebuah gerbang

NOT.

Negatif MOS adalah MOSFET yang mengalirkan arus penguras sumber

menggunakan saluran dari bahan electron, sehinga arus yang mengalir jika tegangan

gerbang lebih positif dari substrat dan nilai mutlaknya lebih besar dari VT(Voltage

(20)

Gambar 10 Skematik MOSFET tipe-n

2) PMOS

Transistor PMOS terbuat dari substrat dasar tipe-n dengan daerah source dan

drain didifusikan tipe p+ dan deerah kanal terbentuk pada permukaan tipe p. Positif

MOS adalah MOSFET yang mengalirkan arus penguras sumber melalui saluran

positif berupa hole, dimana arus akan mengalir jika tegangan gerbang lebih negative

terhadap substrat dan nilai mutlaknya lebih besar dari VT. PMOS yang umumnya

banyak digunakan adalah PMOS jenis enhancement, dimana pada jenis ini source

PMOS sebagian besar akan dihubungkan dengan +Vdd mengingat struktur dari MOS

itu sendiri hampir tidak memungkinkan untuk dihubungkan dengan -Vss. Dalam

aplikasi gerbang PMOS dapat dikombinasikan dengan resistor, NMOS, atau dengan

PMOS lainnya sesuai dengan karakteristik gerbang yang akan dibuat. Sebagai contoh

sebuah PMOS dan resistor digabungkan menjadi sebuah gerbang NOT.

3) CMOS (Complementary MOS)

MOSFET tipe complementary ini mengalirkan arus penguras sumber melalui

saluran tipe-n dan tipe-p secara bergantian sesuai dengan tegangan yang dimasukkan

pada gerbangnya (gate).

2.7.2. Bentuk Dasar MOSFET

NMOS tipe Enhancement yaitu Struktur transistor NMOS terdiri atas

substrat tipe-p dengan daerah source dan drain diberi difusi n+. Diantara daerah

(21)

yang ditutupi oleh lapisan tang penghantar (isolator) yang terbuat dari SiO2. Panjang

channel disebut Length (L) dan lebarnya disebut Width (W). Gerbang (gate) terbuat

dari polisilikon dan ditutup oleh penyekat yang diendapkan.

Struktur transistor NMOS terdiri atas substrat tipe-p dan tipe-n. kedua

parameter ini sangat penting untuk mengontrol MOSFET. Parameter yang tidak

kalah penting adalah ketebalan lapisan oksida yang menutupi daerah channel (tox).

Di atas lapisan insulating tersebut didepositkan polycrystalline silicon (polysilicone)

electrode, yang disebut dengan gerbang (gate). struktur fisik NMOSFET tipe

enhancement ditunjukkan dalam Gambar dibawah ini.

Gambar 11 Struktur fisik N-MOSFET tipe Enhancement

PMOS tipe Enhancement yaitu Struktur transistor PMOS terdiri atas substrat tipe-n

dengan daerah source dan drain diberi difusi p+, dan untuk kondisi yang lain adalah

Gambar

Gambar 2 Self balancing robot beroda dua menyeimbangkan diri
Gambar 4 Konfigurasi pin
Tabel 2  Konfigurasi PORTC
Gambar 5  Block Diagram PID control
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan dan pelatihan dalam suatu organisasi sebagai upaya untuk pengembangan sumber daya manusia, adalah suatu siklus yang harus terjadi terus menerus. Hal

pada masyarakat mengenai ruang lingkup maupun batasan wewenang OJK sebagai pengawas dalam program JKN BPJS kesehatan dan juga dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk

UKM sebagai badan usaha yang telah melakukan kegiatan atau usaha dan dimilik atau dijalankan oleh seseorang untuk mencapai tujuannya, juga dituntut untuk mencapai kinerja tinggi

[r]

1 ;nch from the top. Fold the <OftItn.octiorl pOlpet in ~If. glue the end. mQtlP fun lock... Glue the end> of the peuk.. toe<the. nd .orne

Dari hasil ini menunjukan bahwa penggunaan filter berpori 0,5 mikron, 0,3 mikron dan karbon aktif sangat baik untuk aliran air PDAM yang kurang bersih.. Kata Kunci : Filter

Suatu radikal adalah sebuah atom atau kumpulan atom yang mengandung satu atau lebih elektron yang tidak