• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Asupan Zat Gizi, Produktivitas Kerja dan Status Gizi Pekerja Pabrik Kelapa Sawit PT. Socfindo Sungai Liput Aceh Tamiang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Asupan Zat Gizi, Produktivitas Kerja dan Status Gizi Pekerja Pabrik Kelapa Sawit PT. Socfindo Sungai Liput Aceh Tamiang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Pembangunan nasional dilakukan dalam rangka pembangunan manusia

Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk

mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur, yang merata, baik material

maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Menurut Undang-Undang RI No.13 Tahun 2003 dalam pelaksanaan pembangunan

nasional, tenaga kerja merupakan salah satu yang mempunyai peran dan

kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan.

Pembangunan ekonomi yang mempromosikan pemerataan pendapatan

akan sangat berarti untuk meningkatkan komsumsi pangan dan keadaan gizi

penduduk. Kinerja pembangunan nasional untuk mewujudkan kualitas SDM

(sumber daya manusia) dapat diamati dari Human Development Index (HDI).

Sejak tahun 1990, United Nations Development Program (UNDP) menggunakan

HDI untuk mengukur keberhasilan pembangunan SDM suatu Negara. HDI adalah

indeks komposit yang ditentukan berdasarkan umur harapan hidup, pencapaian

tingkat pendidikan, serta tingkat pendapatan perkapitan. Peningkatan

pembangunan SDM dari setiap negara pada waktu tertentu direfleksikan dengan

penurunan peringkat HDI (Human Development Indeks 2014).

Badan PBB Urusan Program Pembangunan baru-baru ini menyatakan

Indonesia sebagai negara berkembang terus mengalami kemajuan. IPM Indonesia

(2)

dihitung dari sejak tahun 1990 hingga 2014, berarti IPM Indonesia mengalami

kenaikan 44,3% (Laporan Indeks Pembangunan Manusia, 2015).

Perkembangan perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit di

Indonesia kian pesat dari waktu ke waktu terutama di wilayah pulau Sumatera dan

Kalimantan. Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) tahun

2013, tercatat luas areal perkebunan sawit di Indonesia yaitu 10.586.500 Ha yang

tersebar diberbagai wilayah, antara lain Sumatera seluas 6.625.000 Ha, Jawa

seluas 32.700 Ha, Kalimantan seluas 3.483.000 Ha, Sulawesi 336.800 Ha, Maluku

dan Papua seluas 108.500 Ha (BPS, 2013).

Tingginya jumlah tenaga produktif belum diimbangi dengan perhatian

pada status kesehatan dan gizi pekerja yang memadai yang dapat berakibat

menurunnya produktivitas kerja dan ongkos produksi menjadi tidak efisien

(Anonim, 2011). Padahal dalam kondisi perkembangan pembangunan ke arah

industrialisasi dimana persaingan pasar semakin ketat, sangat diperlukan tenaga

kerja yang sehat dan produktif. Masyarakat pekerja mempunyai peranan dan

kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan dimana

dengan berkembangnya IPTEK dituntut adanya SDM yang berkualitas dan

mempunyai produktivitas yang tinggi hingga mampu meningkatkan kesejahteraan

dan daya saing diera globalisasi (Anonim, 2011).

Meningkatkan status gizi penduduk merupakan basis pembentukan SDM

yang berkualitas (sehat, cerdas, produktif, dan mandiri). Penduduk yang tidak

cukup mengkonsumsi pangan, atau mungkin konsumsi pangan sudah mencukupi

(3)

masalah pada penduduk. Gizi kerja merupakan upaya promotif, syarat penting

untuk meningkatkan derajat kesehatan dan produktivitas kerja. Penerapan gizi

kerja di perusahaan menjadi keharusan investasi yang rasional bagi perbaikan

kualitas tenaga kerja. Di samping aspek kesehatan, dalam gizi kerja juga

terkandung aspek kesejahteraan dan pengembangan sumber daya (Anies, 2011).

Gizi pada pekerja mempunyai peran penting, baik bagi kesejahteraan

maupun dalam rangka meningkatkan disiplin dan produktivitas. Oleh karena itu

pekerja perlu mendapatkan asupan gizi yang cukup dan sesuai dengan jenis atau

beban pekerjaan yang dilakukannya. Kekurangan nilai gizi pada makanan yang

dikonsumsi tenaga kerja sehari-hari akan membawa akibat buruk terhadap tubuh,

seperti, pertahanan tubuh terhadap penyakit menurun, kemampuan fisik kurang,

berat badan menurun, badan menjadi kurus, muka pucat, kurang bersemangat,

kurang motivasi, dan bereaksi lamban. Dalam keadaan yang demikian itu tidak

bisa diharapkan tercapainya efisiensi dan produktivitas kerja yang optimal (Anies,

2011).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Farah Marlinda Syam (2013) tentang

gambaran asupan zat gizi, status gizi, dan produkvifitas kerja pada pekerja pabrik

kelapa sawit Bagerpang Estate PT. PP. Lonsum didapatkan adanya tingkat

kecukupan energi pekerja pabrik sebagian besar dalam katagori normal, tetapi

masih terdapat pekerja yang mempunyai tingkat kecukupan energi dalam katagori

defisit rendah. Artikel penelitian yang dibuat oleh Suci Widiastuti berjudul faktor

determinan produktivitas kerja pada pekerja wanita didapatkan hasil yaitu adanya

(4)

hemoglobin dengan produktivitas kerja. Variabel yang paling berhubungan

dengan produktivitas adalah kadar hemoglobin pekerja (Widiastuti, 2011).

Penelitian yang dilakukan oleh Anisa Rosyida (2010) dengan judul

penelitian tingkat konsumsi energi dan zat besi (Fe), status gizi dan produktivitas

kerja karyawan pada bagian produksi PT Air Mancur Palur, Karanganyar. Hasil

dari penelitian tersebut didapatkan hubungan tingkat konsumsi Fe (zat besi)

dengan produktivitas pekerja pada sub bagian mesin aduk-param. Artinya,

peningkatan tingkat konsumsi zat besi membawa peningkatan jumlah yang

dihasilkan dalam sehari (output/hari).

Penelitian yang dilakukan oleh Surita Ginting (2013) tentang pengaruh

beban kerja terhadap status gizi pekerja peternak ayam di desa Silebo-lebo

Kabupaten Deli Serdang, menyatakan hasil penelitian bahwa ada hubungan

signifikan antara beban kerja (waktu kerja dan jenis kegiatan) dengan status gizi

pekerja dan adanya hubungan signifikan antara asupan kalori dengan status gizi

pekerja.

Penelitian tentang aktivitas fisik, asupan energi dan status gizi pekerja

dilakukan oleh Venny Agustiani Mahardikawati dan Katrin Roosita pada wanita

pemetik teh di PTPN VIII Bandung, didapatkan hasil bahwa lebih dari separuh

pekerja wanita pemetik teh mempunyai status gizi normal dan sebanyak 30,4%

pekerja mengalami kegemukan, dimana tingkat aktivitas fisik sampel tertinggi

pada hari kerja dengan rata-rata 1,87 dibandingkan pada hari libur dan jika

keduanya digabungkan. Tingkat konsumsi energi sampel rata-rata berkisar 95

(5)

PT. Socfindo Indonesia atau disingkat (Socfindo) merupakan salah satu

perkebunan terbaik dari perkebunan yang ada pada saat ini. Perusahaan yang

banyak menyerap tenaga kerja, pabrik ini bergerak dibidang perkebunan sawit dan

perkebunan karet. PT. Socfindo memiliki 14 cabang perkebunan yang terbesar di

daerah Aceh dan Sumatra Utara, yaitu terdapat di : Aceh Tamiang, Aceh Barat,

Aceh Singkil, Deli Serdang, Batu Bara, Asahan, dan Labuhan Batu. PT. Socfindo

Aceh Tamiang merupakan salah satu perkebunan kelapa sawit dan pengolahan

kelapa sawit yang terletak di Sungai Liput yang banyak mempunyai tenaga kerja.

Dari survei penelitian awal yang dilakukan dengan wawancara serta

melihat langsung bagaimana keadaan di tempat kerja didapatkan informasi

tentang gambaran pekerja pabrik kelapa sawit Socfindo. Di pabrik sawit Socfindo

memiliki 4 stasiun pekerjaan antara lain office, laboratorium, workshop (bengkel),

dan proses. Jumlah total dari pekerja pabrik adalah 270 orang, dengan 170

laki-laki dan 100 perempuan bekerja pada hari Senin sampai Sabtu. Pada umumnya

pekerja yang bekerja di pabrik mempunyai jam kerja selama 7 jam setiap hari.

Stasiun proses merupakan stasiun yang menyerap lebih banyak tenaga

kerja dibanding stasiun yang lainnya yaitu 40 pekerja pada stasiun proses. Pada

stasiun proses mempunyai jenis kerja sesuai alur proses pengolahan buah kelapa

sawit. Dimulai dari sortasi buah, tempat penimbunan (loading ramp), stasiun

rebusan (sterilizer), stasiun penebah (threshing station), dan stasiun kempah

(pressing station). Pada pekerja station proses mempunyai 2 shift yaitu shift pagi

dan shift malam. Pada stasiun proses yang bekerja hanya laki-laki dan mereka

(6)

Hasil survei awal yang peneliti lakukan untuk 15 orang pekerja pabrik

dengan melihat data asupan gizi mereka menggunakan formulir foodrecall, serta

mengukur tinggi badan dan berat badan mereka dan memperoleh data status gizi

dengan menghitung IMT responden. Berdasarkan hasil yang diperoleh IMT/U

terdapat 5 orang normal (33,3%), 3 orang gemuk (20%) dan 7 orang kurus

(46,7%). Beberapa pekerja pabrik jarang sarapan ketika berangkat kerja, jarang

mengkomsumsi makanan yang mengandung sumber protein dan vitamin, dan dari

pabrik Socfindo sendiri tidak ada memberikan snack dan minuman seperti susu

dan teh kepada pekerjanya. Tenaga kerja pabrik bekerja selama 7 jam setiap hari

akan tetapi akan bertambah jam kerja apabila banyak buah sawit masuk ke pabrik

dan harus diolah. Menurut wawancara yang peneliti lakukan ada beberapa pekerja

pabrik yang mengalami pusing, lemas, dan pegal-pegal saat sedang bekerja. Dari

wawancara peneliti kepada mandor perusahaan, pekerja menyelesaikan

pekerjaannya selama 20 menit, tetapi dari pengamatan peneliti pekerja

menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu 20 - 25 menit. Oleh sebab itu, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian gambaran asupan zat gizi, produktivitas kerja

dan status gizi pada pekerja pabrik kelapa sawit di PT. Socfindo Sungai Liput

Aceh Tamiang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah dengan jumlah jam kerja 7 jam dalam sehari terdapat separuh

dari pekerja yang memiliki status gizi lebih serta beberapa pekerja yang

(7)

zat gizi (energi, protein, lemak) serta produktivitas kerja dan status gizi pada

pekerja pabrik kelapa sawit Socfindo.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran asupan

zat gizi, produktivitas kerja dan status gizi pada tenaga kerja di pabrik kelapa

sawit PT. Socfindo Sungai Liput Aceh Tamiang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui kecukupan energi, protein dan lemak pekerja pabrik kelapa

sawit PT. Socfindo.

2. Mengetahui produktivitas kerja pada pekerja pabrik kelapa sawit PT.

Socfindo

3. Mengetahui status gizi pekerja pabrik kelapa sawit PT. Socfindo.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai informasi dan masukan bagi pihak perusahaan tentang gambaran

asupan zat gizi energi serta produktivitas kerja dan status gizi pekerja pada

pekerja pabrik kelapa sawit Socfindo dan diharapkan dapat menjadi dasar

kebijakan selanjutnya.

2. Bagi pekerja sebagai pedoman untuk menpertahankan atau meningkatkan

status gizinya dengan mengkonsumsi makanan yang seimbang.

3. Sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya, khususnya penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dengan melakukan pengaturan bandwidth secara terjadwal serta blocking situs berbahaya, maka kecepatan akses internet bagi user dapat lebih maksimal karena sesuai dengan kondisi

Puji syukur Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan cinta kasih penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PPKn Melalui

1) Pemahaman siswa terhadap teknik dasar lompat jauh melalui media kardus membuat siswa bersemangat untuk melakukan pembelajaran dan semakin aktif untuk mencoba

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024) 8508081, Fax. Tri

Kendala yang ditemui di lokasi Praktek Kerja Lapang adalah minimnya pengetahuan terhadap penyakit yang menyerang udang vaname, tidak lengkapnya fasilitas yang sesuai

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar penambahan tepung jagung terfermentasi dapat meningkatkan kadar abu, lemak, serta skor rasa dan aroma, sedangkan kadar

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu nifas di RSKIA PKU Muhammadiyah Kotagede Yogyakarta Tahun 2010 tentang Postpartum blues

Dalam penelitian kali ini penerapan model atau metode menggunakan metode kooperatif dan inovatif yang akan membangkitkan minat belajar peserta didik dalam proses