• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Yuridis Terhadap Status Anak Perusahaan Yang Induk Perusahaan Berubah Status Menjadi Penanaman Modal Asing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Yuridis Terhadap Status Anak Perusahaan Yang Induk Perusahaan Berubah Status Menjadi Penanaman Modal Asing"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

HUBUNGAN HUKUM ANTARA ANAK PERUSAHAAN DENGAN INDUK PERUSAHAAN DAN SYARAT-SYARAT SERTA PROSES SUATU

BADAN USAHA DISEBUT SEBAGAI PERUSAHAAN PENANAMAN MODAL ASING

A. Perusahaan

Ada beberapa defenisi perusahaan menurut para ahli hukum, antara lain: 1. Molengraaff, yaitu bahwa perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang

dilakukan secara terus menerus, bertindak ke luar untuk memperoleh penghasilan, dengan cara memperdagangkan atau menyerahkan barang atau mengadakan perjanjian perdagangan.47

2. Polak, yaitu bahwa suatu usaha untuk dapat dimasukkan dalam pengertian perusahaan harus mengadakan pembukuan, yaitu perhitungan mengenai laba rugi.48

3. Komar Andasasmita, yaitu dengan membedakan antara perusahaan dengan jabatan. Menurutnya, Perusahaan adalah mereka yang secara terartur berkesinambungan dan terbuka bertindak dalam kualitas tertentu (pasti) mencapai atau memperoleh (dengan susah payah) keuntungan bagi diri mereka, Sedangkan jabatan adalah mereka yang bertujuan atau/ bersifat idial atau yang menggunakan keahlian, seperti dokter, pendeta, pengacara dan notaris.49

47Abdulkadir, Muhammad,Hukum Perusahaan Indonesia, (Bandung, PT Citra Aditya Bakti, 2002), hal.7

(2)

Pasal 1 huruf b Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (UUWDP) mendefinisikan suatu perusahaan sebagai setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus yang didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia untuk memperoleh keuntungan dan atau laba.50

Dari defenisi di atas, maka dengan demikian perusahaan memuat 2 (dua) unsur pokok, yaitu:

1. Bentuk usaha (company) yang berupa organisasi atau badan usaha yang didirikan, bekerja dan berkedudukan dalam wilayah Negara Indonesia;

2. Jenis usaha (business) yang berupa kegiatan dalam bidang perekonomian (perindustrian, perdagangan, perjasaan, pembiyaan) dijalankan oleh badan usaha secara terus menerus.51

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Badan usaha, yaitu bahwa perusahaan memiliki bntuk tertentu, baik yang berupa badan hukum maupun yang bukan badan hukum.52

2. Kegiatan dalam bidang perekonomian, meliputi bidang perindustrian, perdagangan, jasa dan pembiayaan.53

50Pasal 1 huruf b Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (UUWDP)

51Abdulkadir, Muhammad,Hukum Perusahaan Indonesia,Op.Cit., hal.8-9 52Ibid., hal.10

(3)

3. Terus-menerus, yaitu bahwa kegiatan usaha dilakukan sebagai mata pencaharian, tidak insidental dan bukan pekerjaan sambilan.54

4. Bersifat tetap, yaitu bahwa kegiatan usaha yang dilaksanakan tidak berubah atau berganti dalam waktu singkat, tetapi untuk jangka waktu yang lama.55 5. Terang-terangan, yaitu berarti kegiatan usaha ditujukan kepada dan

diketahui oleh umum, bebas berhubungan dengan pihak lain, diakui dan dibenarkan oleh pemerintah berdasarkan undang-undang.56

6. Keuntungan dan atau laba, yaitu bahwa tujuan dari perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan dan atau laba.57

7. Pembukuan, bahwa perushaan wajib untuk menyelenggarakan pencatatan mengenai kewajiban dan hak yang berkaitan dengan kegiatan usahanya.58 Dengan dikatakannya suatu perusahaan berstatus badan hukum dengan sifat tanggung jawab yang terbataspun hadir demi hukum bagi kepentingan bagi kepentingan pemegang saham. Hal ini berarti bahwa seorang pemegang saham terbatas kepada sahamnya sendiri yang telah diambil itu mengenai pertanggungjawaban atas segala tindak tanduk , keuntungan dan kerugian dari perseroan terbatas yang bersangkutan. Ia hanya bertanggung jawab atas jumlah sahamnya.59

54Ibid. 55Ibid.

56Ibid.,hal.11-12. 57Ibid.

58Ibid.

(4)

B. Hubungan Hukum antara Anak Perusahaan dan Induk Perusahaan

Berkaitan dengan sifat status hukum dari anak perusahaan yang mandiri maka kewajiban yang timbul sebagai akibat suatu perjanjian yang diadakan antara anak perusahaan dengan pihak ketiga maka

Pihak ketiga tersebut tidak mempunyai hak untuk menuntut terhadap induk perusahaan dan anak perusahaan lainnya untuk melakukan kewajiban – kewajiban dalam perjanjian yang dibuatnya bersama anak perusahaan yang bersangkutan. Tanggung jawab kontraktual yang bersifat pelengkap, dianggap ada apabila dibuat kesepakatan tambahan pada waktu perjanjian diadakan. Atas permintaan pihak ketiga (kreditur), dalam perjanjian tersebut induk perusahaan bahkan pemegang saham mayoritas menyetujui untuk bertindak sebagai penjamin atau mengikatkan diri ikut bertanggung jawab. Sehingga tanggung jawab yuridis dari perbuatan yang dilakukan anak perusahaan sampai batas tertentu dapat dibebankan kepada induk perusahaan.60

Anak Perusahaan (subsidiary) dapat terjadi karena:

1. Lebih dari 50% (lima puluh persen) sahamnya dimiliki oleh induk perusahaannya;

2. Lebih dari 50% (lima puluh persen) suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham dikuasai oleh induk perusahaannya; dan atau

3. Kontrol atas jalannya perseroan, pengangkatan dan pemberhentian Direksi dan Komisaris sangat dipengaruhi oleh induk perusahaannya.61

60 Sri Soedewi Maschoen Sofyan, Hukum Jaminan Indonesia,Pokok-Pokok HukumJaminan dan Perorangan ,Badan Pembinaan Hukum Nasional,Departemen Kehakiman , Jakarta, 1980, hal 47

(5)

Induk Perusahaan (parent atau holding company) adalah perusahan yang memegang kendali atas perseroan lain. Perusahaan Induk berperan memberikan modal bagi Perseroan Anak dan berperan dalam mendirikan Perseroan Anak tersebut.62

Keterkaitan induk perusahaan dan anak perusahaan melalui kepemilikan saham, keterkaitan kepemimpinan, menjadi alasan keberadaan bagi lahirnya kewenangan induk perusahaan untuk mengendalikan dan mengorganisasikan anak perusahaan sebgai kesatuan ekonomi. Sebagai pemegang anak perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas, induk maupun anak perusahaan lain tidak bertanggung jawab atas perbuatan hukum dari badan hukum anak perusahaan yang bersangkutan63. Induk perusahaan dan anak perusahaan mempunyai anggaran dasar sendiri-sendiri yang mana perusahaan-perusahaan tersebut harus menjalankan usaha tersebut seperti yang telah ditetapkan dalam anggaran dasar masing-masing dan anggaran dasar suatu perseroan terbatas merupakan hukum positif bagi perseroan terbatas itu yang apabila dilanggar akan mengakibatkan transaksi yang dibuat menjadi batal.64

C. Badan Usaha

Secara umum, bentuk-bentuk badan usaha di Indonesia dapat dibagi sebagai berikut:

1. Badan Usaha Perseorangan

62

diakses dari http:/m.hukumonline.com/klinik/detail/cl3562/holding-company,-fungsi-dan-pengaturannyapada tanggal 23 Oktober 2014

63Sulistiowati,Tanggung Jawab Hukum Pada Perusahaan Grup Di Indonesia, (Jakarta, Penerbit Erlangga 2013)

64

(6)

Badan usaha ini merupakan bentuk badan usaha yang paling sederhana, dimana pemilik mempunyai tanggung jawab penuh atas usahanya sampai dengan kekayaan pribadinya.

2. Badan Usaha Berbentuk Persekutuan

Ada 2 (dua) tipe persekutuan yang dikenal, yaitu firma dan CV (Commanditaire Venootschap). Pada firma, tanggung jawab setiap sekutu bersifat tidak terbatas (unlimited) dan mencakup pula harta pribadinya. Sementara itu, pada CV, tanggung jawab satu atau lebih sekutunya bersifat terbatas pada modal yang mereka setor dengan komtribusi kepada kegiatan usahanya yang dilakukan. Para sekutu yang tanggung jawabnya bersifat terbatas tersebut bertindak sebagai sekutu diam dan tidak turut serta dalam menjalankan usaha.

Suatu perserikatan dibentuk atas dasar suatu perjanjian yang berbentuk akta notaris yang kemudia didaftarkan pada Pengadilan Negeri setempat dan diumumkan dalam Berita Negara.

3. Badan usaha berbentuk perseroan

Badan usaha berbentuk perseroan ini terdiri dari: a. Perseroan Terbatas

Perseroan Terbatas terbagi atas PT tertutup dan PT terbuka. PT Terbuka harus memenuhi persyaratan tambahan, yaitu:

(7)

- Mempunyai modal dasar minimal Rp 100.000.000,- (seratus juta Rupiah) dengan modal disetor minimal Rp 25.000.000,- (dua puluh lima juta Rupiah)

- Minimal dalam 2 (dua) tahun terakhir menikmati keuntungan dari usahanya yang besarnya tidak lebih dari 10% (sepuluh persen) ekuitas para pemegang saham;

- Laporan keuangan perseroan dalam 2 (dua) tahun terakhir telah diaudit oleh akuntan public dengan kualifikasi wajar tanpa syarat. Sementara itu, mengenai pengaturan lainnya tunduk pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

b. BUMN

Perseroan berbentuk BUMN terdiri dari Perum dan Persero

D. Perusahaan Penanaman Modal

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 1 UUPM dinyatakan bahwa Penanaman Modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia.65

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.

(8)

Penanaman Modal Asing (PMA) adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.

Penanaman Modal adalah perseorangan atau badan usaha yang melakukan penanaman modal yang dapat berupa penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing. Istilah penanaman modal adalah terjemahan dari bahasa Inggris, yaitu

investment.66

Menurut Komaruddin67 yang merumuskan penanaman modal dari sudut pandang ekonomi dan memandang investasi sebagai salah satu faktor produksi di samping faktor produksi lainnya, pengertian investasi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. suatu tindakan untuk membeli saham, obligasi atau suatu penyertaan lainnya; b. suatu tindakan memberi barang-barang modal;

c. pemanfaatan dana yang tersedia untuk produksi dengan pendapatan di masa datang.

Penaman modal yang melakukan penanaman modal di Indonesia harus dilakukan sesuai dengan ketentuan Pasal 5 UUPMA yaitu sebagai berikut:

66 Harjono, K., Dhaniswara, Hukum Penanaman Modal-Tinjauan terhadap Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2007), hal.122

(9)

a. Untuk PMDN, dilakukan dalam bentuk usaha yang berbadan hukum atau usaha perorangan;

b. Untuk PMA, dilakukan dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia;

c. Untuk PMDN dan PMA yang berbentuk perseroan terbatas,dilakukan dengan pengambilan saham pada saat pendirian, membeli saham, dan melakukan cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam Pasal 2junctoPenjelasan Pasal 2 UUPMA dikatakan bahwa ketentuan dalam undang-undang penanaman modal ini berlaku bagi penanaman modal di semua sektor di wilayah Republik Indonesia, dan yang dimaksud dengan “penanaman modal ini berlaku bagi penanaman modal di semua sektor di wilayah Republik Indonesia” adalah penanaman modal langsung dan tidak termasuk penanaman modal tidak langsung (portofolio).68

Penanaman Modal Langsung atau sering disebut direct investment sering diartikan sebagai kegiatan penanaman modal yang melibatkan:

- Pengalihan dana (transfer of funds);

- Proyek yang memiliki jangka waktu panjang (long-term project);

- Tujuan memperoleh pendapatan regular (the purpose of regular income); - Partisipasi dari pihak yang melakukan pengalihan dana (the participation of

the person transferring the funds);

(10)

- Suatu risiko usaha (business risk)

Sedangkan portofolio investment sering dikaitkan dengan investasi yang dilakukan melalui pasar modal atau bursa dengan cara pembelian efek (securities), sehingga tidak melibatkan pengalihan dana untuk proyek yang bersifat jangka panjang dan karenanya pendapatan yang diharapkan juga bersifat jangka pendek dalam bentuk capital gain yang diperoleh pada saat penjualan efek tersebut dan bukan pendapatan yang bersifat regular, dimana investor tidak terlibat dalam manajemen perusahaan, sehingga tidak terkait langsung dengan risiko kegiatan usaha yang dijalankan oleh perusahaan target atau perusahaan dimana investasi tersebut dilakukan, melainkan lebih dikaitkan dengan risiko pasar dari efek yang dibeli.69

Berdasarkan ketentuan Pasal 3 ayat 1 UUPM ditentukan bahwa penanaman modal diselenggarakan berdasarkan asas-asas sebagai berikut:

- Kepastian hukum, yaitu asas dalam negara hukum yang meletakkan hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai dasar dalam setiap kebijakan dan tindakan dalam bidang penanamn modal;

- Keterbukaan, yaitu asas yang terbuka atas hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang kegiatan penanaman modal;

(11)

kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

- Perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal Negara, yaitu asas perlakukan pelayanan nondiskriminasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, baik antara penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing maupun antara penanam modal dari suatu Negara asing dan penanam modal dari Negara asing lainnya;

- Kebersamaan, yaitu asas yang mendorong peran seluruh penanam modal secara bersama-sama dalam kegiatan usahanya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat;

- Efesiensi berkeadilan, yaitu asas yang mendasari pelaksanaan penanaman modal dengan mengedepankan efisiensi berkeadilan dalam usaha mewujudkan iklim usaha yang adil, kondusif, dan berdaya saing;

- Berkelanjutan, yaitu asa yang secara terencana mengupayakan berjalannya proses pembangunan melalui penanaman modal untuk menjamin kesejahteraan dan kemajuan dalam segala aspek kehidupan, baik untuk masa kini maupun untuk masa datang;

(12)

- Kemandirian, yaitu asas penanaman modal yang dilakukan dengan tetap mengedepankan potensi bangsa dan Negara dengan tidak menutup diri pada masuknya modal asing demi terwujudnya pertumbuhan ekonomi;

- Keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional, yaitu asa yang berupaya menjaga keseimbangan kemajuan ekonomi wilayah, dalam kesatuan ekonomi nasional.70

1. Perusahaan Penanam Modal Dalam Negeri

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 2 UUPM, Penanaman Modal Dalam Negeri adalah kegiatan menaman modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.71

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 5 UUPM, Penanam Modal Dalam Negeri adalah perseorangan warga negara Indonesia, badan usaha Indonesia, Negara Republik Indonesia, atau daerah yang melakukan penanaman modal di wilayah Negara Republik Indonesia.72

Ada 2 (dua) bentuk badan usaha yang dapat melakukan kegiatan investasi Penanam Modal Dalam Negeri, yaitu:73

a. Berbentuk badan hukum, antara lain, Perseroan Terbatas, Koperasi dan Yayasan;74dan

(13)

b. Tidak berbentuk badan hukum, antara lain firma dan komanditer.75

Dengan demikian investor asing termasuk perusahaan-perusahaan multinasional (Multinational Enterprises atau MNE), yang ingin berinvestasi di Indonesia harus membentuk suatu Perseroan Terbatas sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) dengan status sebagai perusahaan PMA.76

2. Perusahaan Penanaman Modal Asing

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 3 UUPM, Penanaman Modal Asing adalah kegiatan menaman modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 5 UUPM, Penanam Modal Asing adalah perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, dan/atau pemerintah asing yang melakukan penanaman modal di wilayah Negara Republik Indonesia.

Kegiatan penanaman modal asing dapat menggunakan modal asing sepenuhnya maupun modal asing berpatungan dengan penanaman modal dalam negeri.77

74Ibid.

75Ibid., hal.117

(14)

Dalam rangka Penanaman Modal Asing, maka kita dapat menemukan 2 (dua) bentuk penanaman modal asing, yaitu:

1. Patungan antara modal asing dengan modal yang dimiliki oleh warga Negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia. Patungan adalah bersama-sama mengumpulkan uang untuk suatu maksud tertentu; dan 2. Langsung, dalam artian seluruh modalnya dimiliki oleh warga negara dan

atau badan hukum asing.78

E. Syarat-syarat serta Proses suatu Badan Usaha disebut sebagai Perusahaan Penanaman Modal Asing

1. Syarat suatu Badan Usaha disebut sebagai Perusahaan Penanaman Modal Asing

Sebagaimana diuraikan dalam Pasal 5 ayat 2 UUPM, bahwa penanaman modal asing wajib dalam bentuk usaha badan hukum yang berbentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditentukan lain oleh Undang-Undang. Hal ini mengakibatkan perusahaan yang didalamnya terdapat unsur modal asing memiliki status sebagai perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) untuk membedakannya dengan perusahaan yang berstatus Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) atau juga perushaan yang tidak berstatus PMA maupun PMDN atau yang sering dikenal sebagai perusahaan swasta nasional atau perseroan terbatas biasa (PT Biasa).79

78Salim HS dan Budi Sutrisno,Hukum Investasi di Indonesia,Op.Cit., hal.164

(15)

2. Proses suatu Badan Usaha disebut sebagai Perusahaan Penanaman Modal

Asing

Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 3 UUPM, bahwa baik PMDN dan PMA yang melakukan penanaman modal dalam bentuk perseroan terbatas dapat dilakukan dengan:

a. Mengambil bagian saham pada saat pendirian perseroan terbatas; b. Membeli saham; dan

c. Melakukan cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.80

Referensi

Dokumen terkait

Minuman fungsioal ekstrak kulit kayu manis dan kelopak rosella yang disukai adalah perlakuan ekstrak kulit kayu manis 50% dan kelopak rosella 50% dengan

Selain permasalahan yang di keluhkan oleh para petani, dari pihak konsumen sendiri mempunyai permasalahan yang cukup menyusahkan pada saat mereka kekurangan pasokan

Peneliti terlebih dahulu menghitung jumlah kodingan atau poin-poin kekerasan verbal yang terdapat dalam film Perjaka Terakhir dan untuk kehandalan, selanjutnya meminta orang

Seberapa sering Bapak/Ibu merasakan pelaksanaan prosedur audit tertentu dalam batas anggaran waktu merupakan hal yang sangat. penting untuk dipatuhi

Selain itu, grafik tekanan pada profil modifikasi 1 dan 3 terlihat (sedikit) lebih melebar dibandingkan profil normal dan modifikasi 2 yang relatif sama. Adanya pelebaran ini

Dibawah ini hasil rasio gross profit margin yang telah penulis olah dari data keuangan tiga perusahaan semen untuk tahun buku 2010-2012.. Tabel 4 : Rasio Gross Profit Margin

Berdasarkan analisis data, diperoleh bahwa kondisi siswa dalam bimbingan kelompok melalui teknik diskusi kelompok dalam setiap siklus mengalami peningkatan.Hal ini

Penitipan Kendaraan di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang yang disahkan dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah tanggal 1 Maret 1988