• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gedung Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara (Arsitektur Ekspresionis)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gedung Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara (Arsitektur Ekspresionis)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada awal tahun 1980-an Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik USU menerima

2 (dua) orang Sarjana Arsitektur yaitu Ir. Muhammad Hasan (alm) dan Ir. M.

Nawawiy Loebis, yang ditempatkan sebagai staf pengajar. Hal ini dilakukan untuk

mengantisipasi kebutuhan akan sarjana arsitektur khususnya di daerah Sumatera

Utara. Pada pertengahan tahun 1980-an Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik USU

menerima Sarjana Teknik Arsitektur lainnya yaitu Ir. Rudolf Sitorus, Ir. Morida

Siagian, Ir. Nurlisa Ginting, dan Ir. Nelson M. Siahaan.

Mulai saat itu dirintis usaha pembukaan Program Studi Arsitektur USU. Usaha

untuk mendirikan Program Studi Arsitektur terus berlangsung yaitu dengan

mengirimkan staf pengajar tersebut melanjutkan program S-2 ke perguruan tinggi

mancanegara, hingga akhir tahun 1990. Melalui SK Rektor USU No: 895/

PT05.H/SK/I, pada tanggal 16 Oktober 1990, terbentuk Tim Pelaksana Pembukaan

Program Studi Arsitektur USU yang diketuai oleh Ir. Nurlisa Ginting, MSc

didampingi sekretaris Ir. Muhammad Hasan (alm) dengan anggota Ir. Rudolf Sitorus,

MLA dan Ir. Morida Siagian, MURP.

Tahun 1991 Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera

(2)

orang. Perkuliahan di Departemen Arsitektur dimulai dengan mengacu kepada

Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung sebagai pedomannya.

Perkembangan Departemen Arsitektur terus berlanjut, menjadi departemen

termuda di Fakultas Teknik tidak menjadi hambatan dalam perkembangannya

menjadi departemen yang diminati oleh calon mahasiswa. Pada tahun 2000-an

Departemen Arsitektur merupakan salah satu program studi favorit di Universitas

Sumatera Utara.

Jumlah mahasiswa dan peminat Departemen Arsitektur terus bertambah tiap

tahunnya dengan rasio kelulusan mahasiswa yang tinggi, akreditasi A yang diperoleh

departemen arsitektur merupakan pencapaian prestasi yang luar biasa. Kualitas

lulusan menjadi semakin baik tercermin dari IPK rata-rata lulusan. Alumnus

Departemen Arsitektur saat ini diminati perusahaan lokal dan sudah tersebar bekerja

di berbagai daerah lainnya. Hal ini dapat kita lihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Jumlah Mahasiswa dan Peminat Departemen Arsitektur

(3)

Tahun

Meskipun telah menjadi salah satu program studi favorit dan jumlah mahasiswa

yang terus bertambah, fasilitas yang ditawarkan oleh Departemen Arsitektur tidak

bertambah secara signifikan. Saat ini Departemen Arsitektur memiliki 3 (tiga) ruang

kelas, 3 (tiga) ruang studio, 4 (empat) laboratorium, 2 (dua) kamar mandi, 1 (satu)

ruang jurusan, 2 (dua) ruang rapat dosen, 1 (satu) ruang sekretaris jurusan, 1 (satu)

ruang ketua jurusan, 1 (satu) gudang.

Dengan fasilitas yang tersedia saat ini, tidak hanya segi infrastruktur yang

dirasakan kurang dapat menampung keperluan individu yang beraktivitas di

departemen arsitektur. Segi fasilitas penunjang kegiatan juga perlu di benahi dan di

tambah agar dapat merangsang efektivitas kegiatan yang berlangsung di dalamnya,

juga untuk menyalurkan minat dan bakat mahasiswa Departemen Arsitektur.

Saat ini dirasakan keperluan akan adanya gedung baru, gedung Departemen

Arsitektur USU, sebuah gedung yang dapat menampung seluruh kegiatan di

departemen arsitektur, tidak hanya mahasiswa, namun seluruh perangkat yang

melakukan kegiatan di departemen arsitektur. Gedung yang memiliki fasilitas yang Tabel 1.1 (Lanjutan)

(4)

lengkap dari persfektif akademik, guna menunjang dan memaksimalkan kegiatan

belajar mengajar didalamnya.

Dalam perkembangannya di masa yang akan datang gedung Departemen

Arsitektur diproyeksikan akan menjelma menjadi Fakultas Arsitektur. Suatu hal yang

patut untuk dipertimbangkan, melihat perkembangan departemen arsitektur yang

sangat pesat, dari segi peminat, dan juga kurikulumnya. Secara umum Departemen

Arsitektur telah berada pada jalur yang tepat untuk bertransformasi menjadi sebuah

fakultas. Saat ini Departemen Arsitektur menerima mahasiswa sebanyak 100-125

orang per tahun, umur departemen yang lebih dari 20 tahun, dan telah mempunyai

beberapa bagian yang dapat menopangnya menjadi sebuah fakultas. Sebut saja

program perancangan arsitektur, program profesi, Magister Arsitektur, Magister

Perancangan Kota, apabila dibuka program baru seperti landscape design, urban

design, interior design dan program doktoral sudah tentu Departemen Arsitektur

dapat berkembang menjadi sebuah Fakultas baru di Universitas Sumatera Utara.

Tema yang dirasa sesuai untuk diaplikasikan pada Gedung Departemen

Arsitektur USU adalah arsitektur ekspresionisme dengan Frank Gehry sebagai

acuannya. Departemen arsitektur diketahui memiliki kurikulum yang berhubungan

erat dengan dunia seni, sehingga gedung departemen arsitektur seharusnya dirancang

menggunakan konsep dan metode yang unik dan berbeda. Hal ini diperlukan untuk

(5)

Gambar 1.1 Bangunan Arsitektur Ekspresionis Karya Frank Gehry Sumber: Google

ini beraktivitas manusia-manusia dengan kegiatan sehari-harinya mempelajari ilmu

arsitektur dan bentukan-bentukan masa, yang kelak diharapkan akan menghasilkan

bangunan-bangunan luar biasa seperti yang terlihat pada Gambar 1.1.

Gedung Departemen Arsitektur juga merupakan tempat makhluk-makhluk yang

diberikan tuhan kelebihan dan bakat untuk menjadi lebih imajinatif maupun kreatif.

Maka sudah selayaknya bangunan tempat mereka menimba ilmu dan beraktivitas

sehari-hari memunculkan nilai seni dan tampil lebih dominan dari bangunan

disekitarnya. Untuk memunculkan bentukan massa bangunan yang mampu tampil

seperti sebuah karya seni, sudah tentu tema yang digunakan adalah tema

(6)

1.2 Perumusan Masalah

Adapun permasalahan dalam penulisan thesis desain ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana merancang gedung Departemen Arsitektur USU yang sesuai

dengan kaedah arsitektur ekspresionisme, dengan Frank Gehry sebagai

acuannya.

b. Bagaimana merancang gedung Departemen Arsitektur USU yang dapat

mengakomodasi kegiatan perkuliahan didalamnya.

1.3 Tujuan Perancangan

Tujuan Perancangan Gedung Fakultas Arsitektur USU ini adalah:

a. Menerapkan Konsep Arsitektur Ekspresionisme yang mengacu pada Frank

Gehry pada gedung Departemen Arsitektur.

b. Merancang gedung Departemen Arsitektur USU yang dapat menampung

seluruh kegiatan akademik yang berlangsung di dalamnya.

1.4 Manfaat Perancangan

Hasil perancangan tematik ini diharapkan mampu menjadi masukan untuk

perancangan gedung Departemen Arsitektur yang sedang menjadi wacana untuk

dijadikan Fakultas Arsitektur dikalangan Universitas Sumatera Utara. Hasil

perancangan tematik ini diharapkan mampu memperkaya ilmu arsitektur, khususnya

(7)

bangunan institusi pendidikan, sehingga dapat memperkaya khasanah ilmu arsitektur

secara umum.

1.5 Keluaran Perancangan

Tesis rancangan tematik ini merupakan simulasi desain bangunan

ekspresionisme, menurut Frank Gehry yang diaplikasikan pada Gedung Departemen

Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara di Medan. Bangunan

dirancang dengan bentukan yang unik, mampu memunculkan intepretasi yang

berbeda sesuai dengan imajinasi, perasaan, dan pengalaman psikis masing-masing

pengguna bangunan. Bangunan juga akan memiliki beberapa ruang dengan

ketinggian yang berbeda untuk memberikan pengalaman ruang yang berbeda pula.

Diharapkan bangunan ini kelak dapat menjadi acuan perancangan bangunan lain.

Konsep perancangan fisik akan melalui proses-proses sesuai kaedah arsitektur

ekspresionisme yang merujuk pada Frank Gehry, menggunakan material yang

mampu memunculkan karakter sesuai dengan kesan yang ingin ditimbulkan oleh

perancang, serta penggunaan lahan yang efektif untuk pemanfaatan gedung sebagai

sarana penunjang kegiatan akademik.

Rumusan kriteria perancangan gedung akan sesuai dengan kaedah arsitektur

ekspresionisme yang merujuk pada Frank Gehry. Didasari pendekatan desain secara

(8)

material, dan perancangan ruang yang sesuai dengan kebutuhan kegiatan yang akan

berlangsung didalamnya.

1.6 Metodologi

Gedung Departemen Arsitektur USU yang dijadikan objek perancangan

arsitektur ekspresionisme diharapkan dapat menjadi acuan dari bangunan lain yang

akan menerapkan konsep arsitektur ekspresionisme. Perancangan akan mengikuti

kaedah-kaedah perancangan secara ekspresionisme, hal ini disebabkan kedekatan

hubungan antara dunia arsitektur dengan dunia seni. Kurikulum yang dimiliki oleh

dunia arsitektur memiliki hubungan yang dekat dengan dunia seni, dan gedung

Departemen Arsitektur tidak hanya berfungsi sebagai tempat bernaung orang-orang

yang tanggap dan memiliki bakat akan nilai seni, tetapi juga merupakan pusat

aktivitas manusia yang dekat dan paham akan bentukan masa dan isu-isu bangunan

serta lingkungan lainnya.

Desain tematik Gedung Departemen Arsitektur USU yang berkonsep arsitektur

ekspresionisme akan merujuk pada pendekatan desain Frank Gehry, dimana proses

desain akan mengalami langkah-langkah atau metode desain sebagai berikut:

1. Menentukan metode dalam menentukan lokasi penelitian

a. Harus berada di dalam kampus USU

b. Lokasi dekat dengan Departemen Arsitektur saat ini

(9)

a. Menentukan luas lokasi perancangan gedung departemen arsitektur

USU

b. Melakukan pengukuran ulang kawasan yang akan dirancang

3. Metode dalam merancang bangunan sesuai dengan tema ekspresionisme

yang merujuk pada Frank Gehry.

a. Mengumpulkan data literatur mengenai bangunan ekspresionisme yang

dirancang oleh Frank Gehry.

b. Mengumpulkan data eksisting pada kawasan.

c. Merancang konsep bentukan massa yang akan digunakan pada gedung

Departemen Arsitektur USU.

d. Merancang konsep perancangan ruang dalam gedung fakultas arsitektur

USU

4. Metode dalam membuat kriteria perancangan bangunan departemen

arsitektur usu yang memenuhi kaedah arsitektur Ekspresionisme.

a. Mengumpulkan data literatur mengenai bangunan Ekspresionisme.

b. Mengumpulkan data tentang rancangan gedung Fakultas Arsitektur.

c. Merancang Gedung Fakulltas Arsitektur berdasarkan kaedah-kaedah

arsitektur Ekspresionisme.

1.7 Kerangka Berfikir

Kerangka dasar penelitian ini menggambarkan proses perancangan arsitektur

(10)

cabang ilmu pengetahuan lain seperti ilmu psikologi dengan teori psikoanalisa yang

dikemukakan oleh Sigmund Freud. Ekspresionisme juga mendapat pengaruh dari

pemikiran filsafat yang berkaitan dengan seni, antara lain pemikiran filsafat dalam

seni yang dikemukakan oleh Friedrich Nietzsche memberikan pengaruh besar pada

perkembangan aliran ekspresionisme. Hal ini dapat terlihat pada Gambar 1.2.

Proses perancangan yang mengikuti kaedah arsitektur ekspresionisme akan

mengacu pada proses perancangan yang dilakukan oleh Frank Gehry. Frank Gehry

merupakan arsitek yang telah melakukan pendekatan perancangan menurut kaedah

ekspresionisme selama berpuluh-puluh tahun, dengan karya yang orisinil, visioner,

(11)

Gedung Departemen Arsitektur Tema : Arsitektur Ekspresionisme

LATAR BELAKANG KASUS • Jumlah peminat dan mahasiswa yang bertambah tiap tahun

• Sarana dan prasarana yang kurang

• Fasilitas yang tidak mampu menunjang kegiatan akademis

• Proyeksi departemen arsitektur usu menjadi fakultas arsitektur kedepannya

MAKSUD

• Menerapkan konsep arsitektur ekspresionisme pada kasus, dengan Frank Gehry sebagai acuannya

• Merancang gedung yang mampu menampung kegiatan akademis sesuai dengan kurikulum

PERMASALAHAN

• Kurangnya sarana dan prasarana penunjang kegiatan akademis

• Keterbatasan fasilitas dan lahan yang ada bila departemen arsitektur diproyeksikan menjadi fakultas arsitektur

PENGUMPULAN DATA • Studi Literatur

• Studi Banding

• Studi Site

STUDI LITERATUR & STUDI BANDING • Teori Psikoanalisa

(Sigmund Freud)

• Filsafat dalam seni (Friedrich Nietzsche)

• Seni Ekspresionisme

• Arsitektur Ekspresionisme (Frank Gehry)

ANALISA

• Analisa fungsional, yaitu : analisa aktivitas, kebutuhan ruang, besaran ruang, hubungan antar ruang

PENERAPAN KONSEP PADA DESAIN BANGUNAN

• Berdasarkan analisa, peraturan pemerintah, persyaratan teknis, konsep tapak, dan konsep bangunan

THESIS DESAIN

F

eedba

ck

(12)

1.8 Sistematika Penulisan Tesis

Hasil-hasil dari pengamatan akan disusun kedalam bentuk tulisan dengan

tahapan-tahapan yang saling berkaitan. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, menguraikan secara garis besar tema utama pembahasan

yang didalamnya meliputi latar belakang obyek studi, permasalahan desain, lingkup

pembahasan dan penekanan desain, serta metodologi perencanaan yang akan

dilakukan.

BAB II KAJIAN TIPOLOGI GEDUNG PERKULIAHAN, berisi penjelasan tentang

intepretasi kasus, mulai dari pengertian proyek, karakteristik gedung perkuliahan,

tipologi gedung perkuliahan, program kegiatan pengguna bangunan, persyaratan

teknis pembangunan proyek, program ruang, dan studi banding kasus proyek sejenis.

BAB III DESKRIPSI TEMA, pada bab ini akan dijelaskan tentang pengaruh teori

psikoanalisa dan filsafat dalam seni terhadap kemunculan dan perkembangan seni

ekspresionisme yang berjalan pararel dengan arsitektur ekspresionisme. Dilengkapi

dengan studi banding tentang karya arsitektur ekspresionisme, dan karakteristik

desain arsitektur ekspresionisme menurut Frank Gehry, seorang arsitek dengan

pendekatan desain ekspresionisme.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN FISIK, berisi tentang konsep-konsep

perancangan, rumusan hasil pembahasan analisis arsitektur ekspresionisme dan

penerapannya, baik dari proses desain secara ekspresionis maupun penerapan

(13)

BAB V EVALUASI AKHIR DAN REKOMENDASI, berisi tentang evaluasi akhir

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Mahasiswa dan Peminat Departemen Arsitektur
Gambar  1.1 Bangunan Arsitektur Ekspresionis Karya Frank Gehry Sumber: Google
Gambar 1.2 Kerangka Berfikir Sumber: Olah Data Primer

Referensi

Dokumen terkait

Arsitektur yang erat kaitannya dengan dunia seni dan bangunan tentu mempunyai beberapa istilah yang hanya digunakan dalam dunia arsitektur dan tidak digunakan

Setelah menerima laporan nilai mata kuliah dari Dosen, Departemen memilah DPNA (Daftar Peserta dan Nilai Akhir) sesuai dengan peruntukannya (untuk arsip departemen dan pengumuman

bangunan gedung sesuai dengan kebutuhan fungsi yang telah ditetapkan. Keselamatan bangunan gedung adalah kondisi yang menjamin keselamatan. bangunan gedung

Tingkat keandalan aspek administratif bangunan gedung J02 Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara memenuhi syarat tetapi untuk aspek teknis memiliki

“GEDUNG DEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS DIPONEGORO” dengan penekanan Arsitektur Berkelanjutan, yang diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar

Arsitektur yang erat kaitannya dengan dunia seni dan bangunan tentu mempunyai beberapa istilah yang hanya digunakan dalam dunia arsitektur dan tidak digunakan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi nilai arsitektur yang terkandung pada Hotel Santika Dyandra melalui penekanan unsur musik.. Keywords: Arsitektur;

Tujuan arsitektur yang dilakukan secara singkat hingga kini adalah melampaui fungsinya hanya sebagai tempat bernaung guna mengubah cuaca, dengan kata lain bahwa jika fungsi utama