A. DESA SIAGA AKTIF TAHUN 2012
I. LATAR BELAKANG
Visi Pembangunan Nasional tahun 2005-2025 tentang rencana pembangunan jangka panjang adalah Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Untuk mewujudkan bangsa yang berdaya saing, salah satu arah yang ditetapkan adalah mengoptimalkan pembangunan berdaya manusia dengan meningkatnya indek pembangunan manuasia ( IPM ), unsur-unsur IPM adalah derajat kesehatan, tingkat pendidikan, dan pertumbuhan ekonomi, dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat
Desa Siaga Aktif
a. Desa yang penduduknya mudah mendapatkan pelayanan kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari melalui Pos Kesehatan Desa atau sarana Kesehatan yang ada di wilayah tersebut, seperti : Pustu, Puskesmas atau sarana kesehatan lainnya b. Mengembangkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) dan
melaksanakan surveylen berbasis masyarakat (meliputi pemantauan penyakit, KIA, gizi, lingkungan dan perilaku) kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana, serta penyehatan lingkungan sehingga masyarakatnya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
2. Komponen Desa Siaga
a. PKD atau sarana kesehatan lainnya
Merupakan UKBM yang didukung oleh Tenaga Profesional Kesehatan melakukan upaya promotif, preventif dan kuratif sesuai dengan kewenangannya dibawah pembinaan teknis Puskesmas.
Pelayanan kesehatan dasar meliputi : KIA, deteksi dini, konseling dan kegawat daruratan serta merujuk pasien setiap dibutuhkan
b. Forum Kesehatan Desa (FKD)
Merupakan wadah partisipasi bagi masyarakat dalam mengembangkan pembangunan kesehatan di tingkat desa untuk merencanakan, menetapkan koordinasi dan penggerakkan kegiatan serta monitoring evaluasi pembangunan kesehatan di desa. - Kepengurusan berbagai unsur di masyarakat
- Kepala desa dan perangkatnya RT, RW - BPD, TP PKK, lembaga swadaya masyarakat - Toga, Toma, Karangtaruna
Forum dibuktikan SK Kepala Desa dan dilengkapi struktur organisasi dan uraian tugas masing-masing :
- Survey mawas diri dilaksanakan dalam rangka identifikasi masalah kesehatan maupun potensi yang ada di desa tersebut.
SMD meliputi : masalah kesehatan, penyebab atau faktor resiko baik lingkungan maupun perilaku serta potensi di dokumentasikan bentuk pola/maping dipasang di dinding agar mudah dibaca
- MMD (Musyawarah Masyarakat Desa)
Merupakan tindak lanjut kegiatan SMD dengan tujuan menentukan Prioritas masalah, pemecahan masalah, dan kesempatan tindak lanjut dengan memanfaatkan potensi yang ada, hasil MMD dirumuskan dalam bentuk program kerja.
- Rapat Koordinasi Pengurus FKD
Dilaksanakan setiap bulan, 3 bulanan, 6 bulanan, rapat pengurus diperlukan dalam rangka koordinasi pelaksanaan kegiatan.
- Kebijakan Kesehatan Desa
c. Gotong Royong / Pemberdayaan Masyarakat. Bentuk-bentuk kegiatan masyarakat :
- Gerakan perbaikan lingkungan - Pembangunan sarana air bersih - Jum’at bersih, PSN, 3M
- SPAL - Jambanisasi
- Perbaikan rumah sehat
- Gerakan mendukung kelompok rentan (bumil risti, balita risti - Ambulan desa, penggalangan donor darah
- Pemantauan masyarakat pada sarana kesehatan yang ada (datang ke Posyandu, persatuan tenaga kesehatan ke PKD)
- Gerakan pencegahan dan pengendalian faktor resiko penyakit dan masalah kesehatan
- Gerakan pengendalian bencana dan faktor resikonya - Paguyuban pengendalian TB paru
- Toga,
d. Upaya Kesehatan
Merupakan upaya meningkatkan dan memelihara kesehatan dengan menitik beratkan upaya promotif, preventif, serta didukung upaya kuratif dan rehabilitatif.
Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat : posyandu balita, lansia, BKB, Poskestren, UKS, UKK, SBH, Batra, BKR
e. Surveilens
Kegiatan pengamatan dan pemantauan secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit, terrhadap masalah kesehatan / penyakit, serta kondisi yang mempengaruhi terjadinya faktor resiko.
Kegiatan surveilens dibuktikan dengan catatan : Buku barang, catatan kasus, pelacakan kasus, buku KIA, SIP Posyandu
f. Pembiayaan Kesehatan
Dengan mengembangkan dana swadaya masyarakat juga diharapkan dari ADD, APBD. Bentuk pembiayaan kesehatan :
- Tabulin, dasalin - Arisan jamban
- Dana posyandu untuk PMT - Jimpitan RT, RW, Dawis, PKK
- Dana pengembangan lingkungan (CSR)
Strata Desa Siaga Aktif
1. Desa Siaga Pratama
a. Sudah memiliki tenaga kesehatan dapat memberikan pelayanan kesehatan dasar, bencana dan kegawat daruratan kesehatan sesuai kewenangan
d. Sudah memiliki kader kesehatan minimal 2 orang
e. Sudah ada partisipasi aktif masyarakat dibidang kesehatan, minimal 1 kegiatan f. Sudah memiliki kegiatan UKBM minimal posyandu
g. Pencapaian rumah tangga sehat (strata utama + prapurna kurang dari 20%)
h. Sudah ada penyediaan dana untuk mengatasi masalah kesehatan bencana, kegawat daruratan dan faktor resiko yang bersumber dari ADD.
2. Desa Siaga Madya
a. Point a ditambah serta memfasilitasi kegiatan PM melalui FKD untuk kegiatan SMD, MMD
b. Point b ditambah buka setiap hari
c. Sudah memiliki FKD sudah melakukan kegiatan SMD, MMD dan rencana kegiatan kesehatan
d. FKD sudah melakukan rapat koordinasi minimal 6 bulan e. Sudah memiliki kader kesehatan 3 -5 orang
f. Sudah memiliki peraturan desa tentang kesehatan g. Sudah ada partisipsi aktif dibidang kesehatan 2 kegiatan h. Sudah ada peran aktif minimal 1 ormas
i. Sudah memiliki kegiatan UKBM , posyandu dan 2 jenis UKBM aktif j. Pencapaian rumah tangga sehat (strata utama + paripurna 20 % s/d 30 %) k. Sudah melakukan surveylens 1 jenis kegiatan surveylens
l. Sudah ada penyediaan dana untuk mengatasi masalah kesehatan dari FDP, swadaya masyarakat dan dunia usaha
3. Desa Siaga Purnama a. Sama point 2 a b. Sama point 2 b c. Sama point 2 c
d. Sudah melaksanakan kegiatan SMD, MMD minimal 1 tahun sekali e. FKD melaksanakan rapat koordinasi 3 bulan sekali
f. Sudah memiliki kader kesehatan 6 – 8 orang
g. Sudah memiliki peraturan tingkat desa tentang kesehatan dan terealisasi h. Sudah ada peraturan masyarakat dibidang kesehatan minimal 3 kegiatan i. Sudah ada peran aktif 2 ormas
j. Sudah memiliki UKBM, posyandu, dan 3 jenis UKBM lainnya k. Pencapaian rumah tangga 30 % s/d 40 % (strata utama + paripurna) l. Sudah melaksanakan 2 jenis kegiatan surveylens
m. Sama point 2 l
4. Desa Siaga Mandiri
a. Sama point 3 a ditambah UKBM dan surveylens b. Sama point 3 b
c. Sama point 3 c
d. Sudah melaksanakan kegiatan SMD, MMD 1 tahun sekali dan jika ada masalah e. FKD sudah melaksanakan koordinasi 1 bulan sekali
f. Sudah memiliki kader kesehatan 9 orang atau lebih g. Sudah memiliki peraturan desa dan terealisasi
h. Sudah ada partisipasi aktif masyarakat 3 kegiatan atau lebih dibidang kesehatan i. Sudah memiliki UKBM, posandu, dan 3 UKBM lebih dan aktif
Buku catatan yang di kembangkan dalam desa siaga :
1. Buku keuangan
2. Buku daftar hadir / absen 3. Buku notulen
4. Buku KIA 5. SIP
6. Buku catatan kasus kegawat daruratan 7. Buku pendataan PHBS
8. Buku kondisi rumah dan lingkungan di RT 9. Buku catatan keluarga miskin
10. Buku ABJ
11. Buku kasus rujukan 12. Buku sesuai kebutuhan
Penetapan standar Desa Siaga Aktif dapat dilakukan oleh FKD atau Bidan Desa menggunakan instrumen prinsip penentuan strata.
- Pendataan dilaksanakan satu tahun sekali setiap bulan September
- Petugas kesehatan melaporkan penetapan strata paling lambat Minggu I bulan Oktober ke Puskesmas
- Petugas Puskesmas merekap hasil pendataan dari semua Desa sesuai Format melapor ke Dinkes Kabupaten paling lambat Minggu ke 3 bulan Oktober
- Tembusan laporan dari Puskesmas dikirim ke Tim Pembina Desa Siaga Aktif Tk. Kecamatan
- Petugas Kesehatan Kabupaten merekap laporan pendataan semua Desa di wilayah Kabupaten sesuai format mengirim ke Dinas Kesehatan Provinsi paling lambat Minggu ke 4 bulan Oktober
- Tembusan laporan dari Dinkes Kabupaten dikirim kepada Tim Pembina Desa Siaga Aktif tingkat Kabupaten
Susunan Pengurus dan Tugas
A. Form Kesehatan Desa Siaga Aktif
a. Ketua : Kepala Desa
b. Wakil Ketua/Sekretaris : Sekretaris Desa
c. Anggota : Perangkat Desa, Lembaga Kemasyarakatan, TP PKK, Toga, Tomas, Kader Kesehatan, Karang Taruna B. Tugas Ketua : 1. Memimpin pertemuan berkala
2. Melakukan proses bimbingan, pembinaan praktasi dan advokasi serta pemantuan terhadap proses kegiatan strategis dan prioritas 3. Menyampaikan hasil laporan pelaksanaan program kegiatan ke
Tingkat FKK Kecamatan Tugas Sekretaris / Wakil Ketua :
1. Membantu tugas ketua dalam kelancaran pelaksanaan kegiatan FKD
2. Melakukan fungsi koordinasi bersama Ketua dalam menentukan strategi dan langkah kebijakan pembinaan pengembangan Desa Siaga Aktif
3. Melakukan tugas administrasi dalam FKD
4. Melaksanakan fungsi sekretariatan dalam perencanaan pelaksanaan dan pengendalian
1. Membantu tugas form FKD dalam menjabarkan pelaksanaan pemberian teknis operasional berbagai kegiatan yang berkaitan dengan bidangnya masing-masing
2. Melakukan berbagai pembinaan, fasiktasi pemantauan intensif dan evaluasi terhadap proses kegiatan berjenjang dan berkesinambungan
3. Menerima dan mengevaluasi bagan kegiatan 4. Menyampaikan laporan hasil kegiatan dan saran
TUGAS DAN FUNGSI PENGURUS FKK KECAMATAN
a) Ketua berperan selaku pelaksana harian yang mengkoordinasikan kegiatan Forum Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Kecamatan.
o Memimpin pertemuan berkala Forum Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Kecamatan.
o Melakukan proses bimbingan, pembinaan, fasilitasi dan advokasi serta pemantauan terhadap proses kegiatan strategis dan prioritas yang dilaksanakan oleh Forum Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Kecamatan.
o Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan program /kegiatan Forum Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Kecamatan kepada FKK tingkat Kabupaten.
b) Wakil Ketua/Sekretaris
o Membantu tugas-tugas ketua dalam kelancaran pelaksanaan kegiatan Forum Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Kecamatan.
o Melakukan fungsi koordinasi bersama Ketua dalam menentukan strategi dan langkah-langkah kebijakan pembinaan dan pengembangan desa dan kelurahan Siaga Aktif
o Melakukan tugas administrasi dalam Forum Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Kecamatan.
o Melaksanakan fungsi kesekretariatan dalam Forum Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Kecamatan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan
c) Anggota
o Membantu tugas-tugas Forum Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Kecamatan dalam menjabarkan pelaksanaan pembinaan teknis operasional berbagai kegiatan yang berkaitan dengan Desa dan kelurahan Siaga Aktif sesuai bidang tugasnya
o Melakukan bimbingan, pembinaan, fasilitasi, pemantauan intensif dan evaluasi terhadap porses pembinaan teknis operasional pelaksanaan berbagai kegiatan dengan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif secara berjenjang dan berkesinambungan dalam lingkup bidang tugasnya
o Menerima dan menganalisa hasil program/kegiatan pembinaan teknis operasional Desa dan Kelurahan Siaga Aktif atas dasar laporan yang ada
o Menyampaikan laporan hasil kegiatan berkaitan dengan pembinaan teknis operasional Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dalam lingkup bidang tugasnya
PERAN KABUPATEN DALAM DESA/KELURAHAN SIAGA AKTIF
1. Menetapkan kebijakan-kebijakan koordinatif dan pembinaan dalam bentuk penetapan peraturan atau keputusan tentang pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. 2. Menetapkan mekanisme koordinasi antar instansi terkait dengan seluruh instansi yang
terlibat dalam pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
3. Menetapkan kebijakan-kebijakan koordinatif dan pembinaan dalam bentuk penetapan peraturan atau keputusan tentang pelaksanaan revitalisasi Puskesmas dan Posyandu diwilayahnya.
4. Membentuk forum Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga di tingkat Kabupaten dan Kota dengan susunan sebagai berikut :
a. Pembina : Bupati/Walikota
b. Pengarah : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
c. Ketua : Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa Kabupaten d. Wakil Ketua/Sekretaris : Pejabat Eselon III Dinas Kesehatan Kabupaten
e. Anggota : Pejabat Eselon III dan IV Dinas/Instansi terkait.
5. Menyelenggarakan pelatihan pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif bagi aparatur desa dan kelurahan, KPM dan lembaga kemasyarakatan serta pihak-pihak lain.
6. Memberikan bantuan pembiayaan dari APBD Kabupaten dan sumber daya lain untuk pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
7. Menyelenggarakan Sistem Informasi Desa Siaga yang terintegrasi dalam profil Desa dan Kelurahan lingkup Kabupaten, melalui penetapan langkah dan mekanisme penyelenggaraan dan pelaporan penyelenggaraan secara berjenjang dari Desa/Kelurahan-Kecamatan-Kabupaten-Provinsi dan Pemerintah Pusat.
8. Memfasilitasi kecamatan dan desa untuk ikut bertanggungjawab dalam pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
9. Melaksanakan hal-hal lain yang dianggap perlu sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing daerah.
POKJANAL DESA/KELURAHAN SIAGA TINGKAT KABUPATEN
1. Melakukan rapat berkala ( minimal 3 kali setahun ) untuk pemantauan perkembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif lingkup Kabupaten.
2. Secara berkala melaporkan perkembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif kepada Bupati.
DIMANA DIBENTUK POS UKK ?
Standar 1 Pos UKK = 10-50 pekerja
TAHAPAN PEMBENTUKAN POS UKK
1. Identifikasi kelompok kerja informal di wilayah kerja Puskesmas
2. Pertemuan awal meningkatkan kepedulian pekerja terhadap kesehatan
3. Survei Mawas Diri (SMD) untuk melakukan identifikasi masalah kesehatan di tempat kerja kelompok tersebut
4. Musyawarah Masyarakat Pekerja dalam kelompok pekerja menetapkan prioritas masalah dan rencana pemecahan masalah
5. Kesepakatan pembentukan Pos UKK
6. Pelatihan Kader Pos UKK meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan 7. Pelayanan oleh kader an Puskesmas
8. Pembinaan Pos UKK
Tingkat Perkembangan Pos UKK
INDIKATOR PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
Jenis Obat < 5 5-10 > 10 > 10
P3K Kit > 1/30 1/20-30 < 1/20 < 1/20 Ergonomi < 30% 30-60 % > 60 % > 60 % Penggungaan Pelindung < 30% 30-60 % > 60 % > 60 % Simasker < 2 kl/th 2-3 kl/th < 4 kl/th < 4 kl/th
Dana Sehat 0 < 50% < 50 % < 50 %
Adapun jenis intervensinya untuk tiap tingkat perkembangan Pos UKK adalah sebagai berikut :
Pos UKK tingkat pratama intervensinya adalah pelatihan ulang kader Pos UKK
Pos UKK tingkat madya intervensinya adalah pelatihan tambahan tentang obat dan pencegahannya penyakit yang berkaitan dengan pekerjaannya
Pos UKK tingkat purnama intervensinya adalah pelatihan Dana Sehat, agar dapat diarahkan ke tingkat mandiri. Disamping itu dapat pula diintervensi dengan pelatihan ketrampilan dan produktivitas kerja
Pos UKK tingkat mandiri intervensinya adalah pelatihan Dana Sehat berprinsip JPKM, agar dirasakan benefit yang didapat dari keanggotaan
POS UKK
Bentuk pemberdayaan masyarakat di kelompok pekerja informal
utamanya di dalam upaya promotif, preventif untuk melindungi pekerja
agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh
buruk yang diakibatkan oleh pekerja
TUJUAN PEMBENTUKAN POS UKK
Pengetahuan pekerja tentang kesehatan kerja
Kemauan dan kemampuan pekerja menolong diri sendiri
Akses pelayanan kesehatan kerja pada pekerja
Kewaspadaan dan kesiapsiagaan pekerja terhadap resiko dan bahaya
akibat kerja
Peran aktif masyarakat, kelompok masyarakat dalam bidang kesehatan
kerja
POS UKK DIPERLUKAN karena :
1. Makin meningkatnya jumlah kelompok pekerja informal
2. Terdapat resiko bahaya yang mengancam di kelompok pekerja informal
3. Kelompok pekerja informal belum mendapatkan akses pelayanan
kesehatan kerja
4. Pekerja berkewajiban memelihara, meningkatkan dan mencegah
kesehatan individu maupun kelompok
MANFAAT POS UKK
MASYARAKAT PEKERJA
- Permasalah kesehatan kerja
dapat dideteksi secara dini
- Memperoleh pelayanan
kesehatan kerja yang terjangkau
PUSKESMAS
- Memperluas
jangkauan
pelayanan
- Mengoptimalkan
fungsi
Puskesmas
-KADER KESEHATAN
- Mendapatkan informasi lebih
awal tentang kesehatan kerja
- Mendapatkan kebanggaan
SEKTOR LAIN
- Memadukan kegiatan sektornya
- Pemberdayaan masyarakat
lebih efektif dan efisien
LAPORAN BULANAN KESEHATAN KERJA
FORM LBKP 3 DINKES KABUPATEN KLATEN
KABUPATEN : KLATEN
JUMLAH PUSKESMAS : 34 / Lapor : 4
BULAN : MEI 2012
2 Kasus penyakit umum pada pekerja 10 20 26 455 511 3 Kasus diduga penyakit akibat kerja pada pekerja 15 0 1 5 21 4 Kasus penyakit akibat kerja pada pekerja 0 0 17 2 19 5 Kasus kecelakaan akibat kerja pada pekerja 2 0 5 0 7
LAPORAN TERMASUK DARI PERUSAHAAN
Klaten, 10 Juni 2012 A/n. Kepala Dinkes Kab. Klaten
Kabid Kesmas
dr. Sri Sundari Indriastuti, M.Kes