• Tidak ada hasil yang ditemukan

Landasan Pendidikan di Indonesia pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Landasan Pendidikan di Indonesia pdf"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

LANDASAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

Muhammad Habib Ridwan, 2013

A. Pendahuluan

Landasan Pendidikan diperlukan agar pendidikan yang sedang

berlangsung mempunyai pondasi atau pijakan yang kuat. Pendidikan adalah

sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia. Salah satu komponen yang tak

pernah terpisahkan. Seringkali orang menyepelekan landasan pendidikan, padahal

landasan pendidikan dan pendidikan tak bisa terpisahkan sebagaimana pondasi

dan bangunannya.

Tapi pada zaman sekarang nilai-nilai pancasila sebagai landasan filosofis

pendidikan Indonesia dan norma dasar pendidikan yang bersumber dari norma

kehidupan masyarakat yang merupakan landasan sosiologis pendidikan seakan

tergerus oleh arus globalisasi, sehingga mempengaruhi kehidupan disegala aspek,

begitu juga di bidang pendidikan, sudah seharusnya pendidikan di Indonesia tetap

berpegang teguh pada pancasila dan UUD 1945 sehingga tidak keluar dari tujuan

pendidikan itu sendiri.

Dalam makalah ini penulis berusaha memaparkan landasan pendidikan

baik secara filosofis maupun sosiologis. Adapun yang menjadi fokus pembahasan

adalah pengertian landasan filosofis dan sosiologis pendidikan, latar belakang

histories perkembangan sosiologis pendidikan, ruang lingkup dan fungsi kajian

sosiologis pendidikan, kajian tentang masyarakat Indonesia sebagai landasan

sosiologi sistem pendidikan nasional, dan aliran dalam landasan filosofis

pendidikan.

B.Landasan Pendidikan

Landasan pendidikan secara garis besar merupakan satu titik tumpu yang

menjadi dasar dalam penyelenggaraan pendidikan sebagai tolak ukur untuk

(2)

2

pendidikan yang bersifat imperatif artinya mengikat dan mengharuskan semua

pihak terlibat dalam pelaksanaan pendidikan untuk setia melaksanakan dan

mengembangkan berdasarkan landasan pendidikan yang dianut. Contoh: seorang

guru PKn dalam mengajar harus memiliki pandangan dan bersikap, yaitu

diantaranaya landasan pendidikan nasional, landasan yuridis dsb. Agar sesuai

dengan fungsi dan sifatnya serta dapat dipertanggung jawabkan, pendidikan harus

mempunyai landasan yang kokoh. landasan pendidikan terdiri dari:

1. Landasan filosofis pendidikan.

2. Landasan sosiologis pendidikan.

3. Landasan kultural pendidikan.

4. Landasan psikologis pendidikan.

5. Landasan ilmiah dan teknologi.

C. Pengertian Landasan Filosofis Pendidikan

Filosofis artinya berdasarkan filsafat. Filsafat berasal dari Filsafat dari

bahasa Yunani, philoshophia dan ere. Menurut bentuk kata, philoshophia dan

philosophos berasal dari kata philos dan shopia atau philos dan shopos. Philos

berarti cinta dan shopia atau shopos berarti kebijaksanaan, pengetahuan, dan

hikmah. Landasan Filosofis Pendidikan adalah pandangan- pandangan yang

bersumber dari filsafat pendidikan mengenai hakekat manusia,hakekat ilmu,nilai

serta perilaku yang dinilai baik dan dijalankan setiap lembaga pendidikan.Karena

dalam pendidikan yang menjadi pokok utama adalah manusia, maka landasan

filosofis Pendidikan adalah untuk menjawab apa sebenarnya hakekat manusia.

Landasan Filosofis Pendidikan Memberikan rambu-rambu apa dan

bagaimana seharusnya pendidikan dilaksanakan. pendidikan tidaklah satu

melainkan ragam sebagaimana ragamnya aliran filsafat. Pancasila merupakan

aliran filsafat tersendiri yang dijadikan landasan pendidikan, bagi bangsa

Indonesia dituangkan dalam Undang-undang pendidikan yang berlaku. Pancasila

sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Pasal 2

UU-RI No. 2 Tahun 1989 menetapkan bahwa Pendidikan Nasional bedasarkan

Pancasila dan UUD 45. Sedangkan Ketetapan MPR RI No. 11/MPR/1987 tetang

(3)

3

Pancasila itu adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, kepribadian bangsa Indonesia,

pandangan hidup bangsa Indonesia dan dasar negara Republik Indonesia.

P4 atau Ekaprasetya Pancakarsa sebagai petunjuk operasional pengamalan

Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam bidang pendidikan . Perlu

ditegaskan bahwa Pengamalan Pancasila itu haruslah dalam arti keseluruhan dan

keutuhan kelima sila dalam Pancasila itu, sebagai yang dirumuskan dalam

Pembukaan UUD 1945 .

D. Aliran - aliran Filsafat Dalam Landasan Filosofis Pendidikan

Didalam khasanah teori pendidikan terdapat berbagai aliran filsafat

pendidikan antara lain:

1. Materialisme

Materialisme adalah aliran yang mengajarkan bahwa hakikat realitas

semesta, termasuk makhluk hidup, terikat manusia, hakikatnya ialah materi.

2. Idealisme

Idealisme mengajarkan filsafat tentang kefleksibelitas pendidikan.

3. Realisme

Realisme mengajarkan bahwa maeterialisme dan idealisme tidak sesuai

dengan kenyataan:tidak realitas.

4. Perenialisme

Penerialisme mengajarkan aliran pendidikan yang memfokuskan pada

kebenaran yang bersifat universal.

5. Esensialisme

Esensialisme ialah aliran pendidikan yang mengutamakan teori dan bahan

ajar esensial saja.

6. Pragmatisme dan Progresivisme

Pragmatisme mengajarkan tentang nilai kegunaan praktis dalam setiap

kegiatan pembelajaran sehingga menyebabkan progresivisme yang menentang

pendidikan tradisional.

7. Rekonstruksionisme

Rekonstruksionisme aliran filsafat yang mengacu pada sekolah/ lembaga

(4)

4

Bila kita cermati aliran aliran di atas, maka kita dapat mengemukakan

bahwa landasan filosofis pendidikan Indonesia (Pancasila). Termasuk dalam

kelompok realisme, karena pancasila mengakui realita jasmani dan rokhani,

materi, serta non materi. Seperti yang terdapat GBHN 1993. Yang menekankan

bahwa pembangunan merupakan pengamalan pancasila yang bertujuan

membangun manusia Indonesia seutuhnya yang mencakup aspek jasmani dan

rohani.

E.Pengertian Landasan Sosiologis Pendidikan

Landasan sosiologis pendidikan adalah landasan pendidikan yang

bersumber pada norma kehidupan masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa

sehingga terciptalah nilai-nilai sosial yang dalam perkembangannya menjadi

norma-norma social yang mengikat kehidupan bermasyarakat dan harus dipatuhi

oleh masing-masing anggota masyarakat.

Landasan sosiologis pendidikan di Indonesia menganut paham integralistik

yang bersumber dari norma kehidupan masyarakat:

(1) kekeluargaaan dan gotong royong, kebersamaan, musyawarah untuk mufakat

(2) kesejahteraan bersama menjadi tujuan hidup bermasyarakat

(3) negara melindungi warga negaranya, dan

(4) selaras serasi seimbang antara hak dan kewajiban.

Mengenai ruang lingkup Sosiologi Pendidikan, Brookover mengemukakan

adanya empat pokok bahasan berikut:

1.Hubungan sistem pendidikan dengan sistem social lainL

2.Hubungan sekolah dengan komunitas sekitar.

3.Hubungan antar manusia dalam sistem pendidikan.

4.Pengaruh sekolah terhadap perilaku anak didik.

Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia tidak hanya meningkatkan

kualitas manusia orang perorang melainkan juga kualitas struktur masyarakatnya.

Dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi

pendidikan meliputi empat bidang, yaitu:

1. Hubungan system pendidikan dengan aspek masyarakat lain, yang

(5)

5

a. Fungsi pendidikan dalam kebudayaan.

b. Hubungan sistem pendidikan dan proses control social dan system

kekuasaan.

c. Fungsi system pendidikan dala memelihara dan mendorong proses social

dan perubahan kebudayaan

d. Hubungan pendidikan dengan kelas social atau system status.

e. Fungsionalisme system pendidikan formal dalam hubungannya dengan ras,

kebudayaan, atau kelompok-kelompok dalam masyarakat.

2. Hubungan kemanusian di sekolah yang meliputi:

a. Sifat kebudayaan sekolah khususnya yang berbeda dengan kebudayaan di

luar sekolah.

b. Pola interaksi social atau sruktur masyarakat sekolah.

3. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya, yang mempelajari:

a. Peranan social guru.

b. Sifat kepribadian guru.

c. Pengaruh kepribadian guru terhadap tingkah laku siswa.

d. Fungsi sekolah dalam sosialisasi anak-anak.

4. Sekolah dalam komunitas yang mempelajari pola interaksi antara sekolah

dengan kelompok social lain didalam komunitasnya, yang meliputi:

a. Pencerminan tentang komunitas seperti tampak dalam pengaruhnya

terhadap organisasi sekolah.

b. Analisis tentang proses pendidikan seperti tampak terjadi pada system

sosial komunitas kaum tidak terpelajar.

c. Hubungan antara sekolah dan komunitas dalam fungsi kependidikannya

d. Faktor-faktor demografi dan ekologi dalam hubungannya dengan

organisasi sekolah.

Keempat bidang yang dipelajari tersebut sangat esensial sebagai saran

untuk memahami system pendidikan dalam kaitannya dengan keseluruhan hidup

masyarakat. Sosiologi tentang pedidikan pada prinsipnya mencakup semua jalur

pendidikan, baik pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Terutama

apabila di tinjau dari sosiologi maka pendidikan keluarga adalah sangat penting

(6)

6

Dalam kehidupan bermasyarakat dibedakan tiga macam norma yang dianut oleh

pengikutnya, yaitu:

(1) Paham individualisme

Paham individualisme dilandasi teori bahwa manusia itu lahir merdeka dan

hidup merdeka. Masing-masing boleh berbuat apa saja menurut keinginannya,

asalkan tidak mengganggu keamanan orang lain. Dampak individualisme

menimbulkan cara pandang yang lebih mengutamakan kepentingan individu di

atas kepentingan masyarakat. Dalam masyarakat seperti ini, usaha untuk mencapai

pengembangan diri, antara anggota masyarakat satu dengan yang lain saling

berkompetisi sehingga menimbulkan dampak yang kuat.

(2) Paham kolektivisme

Paham kolektivisme memberikan kedudukan yang berlebihan kepada

masyarakat dan kedudukan anggota masyarakat secara perseorangan hanyalah

sebagai alat bagi masyarakatnya.

(3) Paham integralistik

Paham integralistik dilandasi pemahaman bahwa masing-masing anggota

masyarakat saling berhubungan erat satu sama lain secara organis merupakan

masyarakat. Masyarakat integralistik menempatkan manusia tidak secara

individualis melainkan dalam konteks strukturnya manusia adalah pribadi dan

juga merupakan relasi. Kepentingan masyarakat secara keseluruhan diutamakan

tanpa merugikan kepentingan pribadi.

F. Latar Belakang Histories Perkembangan Sosiologis Pendidikan

Ketika diangkat menjadi Presiden American Sosiological Association pada

tahun 1883, Lester Frank Ward, yang berpandangan demokratis, menyampaikan

pidato pengukuhan dengan menekankan bahwa sumber utama perbedaan kelas

sosial dalam masyarakat Amerika adalah perbedaan dalam memiliki kesempatan,

khususnya kesempatan dalam memperoleh pendidikan.

Orang berpendidikan lebih tinggi memiliki peluang lebih besar untuk maju

dan memiliki kehidupan yang lebih bermutu. Pendidikan dipandang sebagai faktor

pembeda antara kelas-kelas sosial yang cukup merisaukan. Untuk menghilangkan

(7)

7

menyelenggarakan wajib belajar. Usulan itu dikabulkan, dan wajib belajar di USA

berlangsung 11 tahun, sampai tamat Senior High School . Buah pikiran Ward

dijadikan landasan untuk lahirnya Educational Sociology sebagai cabang ilmu

yang baru dalam sosiologi pada awal abad ke-20. Ia sering dijuluki sebagai “Bapak Sosiologi Pendidikan”.

Di Prancis, pelopor sosiologi pendidikan yang terkemuka adalah Durkheim

(1858-1917), merupakan Guru Besar Sosiologi dan Pendidikan pada Universitas

Sorbonne. Di Jerman, Max Weber (1864-1920) menyoroti keadaan dan

penyelenggaraan pendidikan pada masyarakat dengan latar belakang sosial

budaya serta tingkat kemajuan berbeda. Sedang di Inggris, perhatian sosiologi

pada pendidikan pada awalnya kurang berkembang karena pelopor sosiologi-nya,

yaitu Herbert Spencer (1820-1903) justru merupakan Darwinisme Sosial.

Namun belakangan, di Inggris muncul aliran sosiologi yang memfokuskan

perhatiannya akan analisis pendidikan pada level mikro, yaitu mengenai interaksi

social yang terjadi dalam ruang belajar. Berstein, misalnya, berusaha dengan jalan

menyajikan lukisan tentang kenyataan dan permasalahan yang terdapat dalam

sistem persekolahan dengan tujuan agar para pengambil keputusan menentukan

langkah-langkah perbaikan yang tepat.

Di Indonesia, perhatian akan peran pendidikan dalam pengembangan

masyarakat, dimulai sekitar tahun 1900, saat Indonesia masih dijajah Belanda.

Para pendukung politis etis di Negeri Belanda saat itu melihat adanya

keterpurukan kehidupan orang Indonesia. Mereka mendesak agar pemerintah

jajahan melakukan politik balas budi untuk memerangi ketidakadilan melalui

edukasi, irigasi, dan emigrasi. Meskipun pada mulanya program pendidkan itu

amat elitis, lama kelamaan meluas dan meningkat ke arah yang makin populis

sampai penyelenggaraan wajib belajar dewasa ini. Pelopor pendidikan pada saat

itu antaralain: Van Deventer, R.A.Kartini, dan R.Dewi Sartika.

G. Ruang Lingkup dan Fungsi Kajian Sosiologi Pendidikan

Para ahli Sosiologi dan ahli Pendidikan sepakat bahwa, sesuai dengan

namanya, Sosiologi Pendidikan atau Sociology of Education (juga Educational

(8)

8

professional dibidang pendidikan (calon guru, para guru, dan pemikir pendidikan)

dan para mahasisiwa serta professional sosiologi.

Sosiologi Pendidikan diharapkan mampu memberikan rekomendasi

mengenai bagaimana harapan dan tuntutan masyarakat mengenai isi dan proses

pendidikan itu, atau bagaimana sebaiknya pendidikan itu berlangsung menurut

kacamata kepentingan masyarakat, baik pada level nasional maupun lokal.

Sosiologi Pendidikan secara operasional dapat defenisi sebagai cabang

sosiologi yang memusatkan perhatian pada mempelajari hubungan antara pranata

pendidikan dengan pranata kehidupan lain, antara unit pendidikan dengan

komunitas sekitar, interaksi social antara orang-orang dalam satu unit pendidikan,

dan dampak pendidikan pada kehidupan peserta didik Sebagaimana ilmu

pengetahuan pada umumnya, Sosiologi Pendidikan dituntut melakukan tiga fungsi

pokok, yaitu :

1. Fungsi eksplanasi, yaitu menjelaskan atau memberikan pemahaman

tentang fenomena yang termasuk ke dalam ruang lingkup pembahasannya.

Untuk diperlukan konsep-konsep, proposisi-proposisi mulai dari yang

bercorak generalisasi empirik sampai dalil dan hukum-hukum yang

mantap, data dan informasi mengenai hasil penelitian lapangan yang

actual, baik dari lingkungan sendiri maupun dari lingkungan lain, serta

informasi tentang masalah dan tantangan yang dihadapi. Dengan informasi

yang lengkap dan akurat, komunikan akan memperoleh pemahaman dan

wawasan yang baik dan akan dapat menafsirkan fenomena – fenomena

yang dihadapi secara akurat. Penjelasan-penjelasan itu bisa disampaikan

melalui berbagai media komunikasi.

2. Fungsi prediksi, yaitu meramalkan kondisi dan permasalahan pendidikan

yang diperkirakan akan muncul pada masa yang akan datang. Sejalan

dengan itu, tuntutan masyarakat akan berubah dan berkembang akibat

bekerjanya faktor-faktor internal dan eksternal yang masuk ke dalam

masyarakat melalui berbagai media komunikasi. Fungsi prediksi ini amat

diperlukan dalam perencanaan pengembangan pendidikan guna

(9)

9

3. Fungsi utilisasi, yaitu menangani permasalahan-permasalahan yang

dihadapi dalam kehidupan masyarakat seperti masalah lapangan kerja dan

pengangguran, konflik sosial, kerusakan lingkungan, dan lain-lain yang

memerlukan dukungan pendidikan, dan masalah penyelenggaraan

pendidikan sendiri.

Jadi, secara umum Sosiologis Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan

fungsi-fungsinya selaku ilmu pengetahuan (pemahaman eksplanasi, prediksi, dan

utilisasi) melalui pengkajian tentang keterkaitan fenomena-fenomena siosial dan

pendidikan, dalam rangka mencari model-model pendidikan yang lebih fungsional

dalam kehidupan masyarakat.

Secara khusus, Sosiologi Pendidikan berusaha untuk menghimpun data dan

informasi tentang interaksi sosial di antara orang-orang yang terlibat dalam

institusi pendidikan dan dampaknya bagi peserta didik, tentang hubungan antara

lembaga pendidikan dan komunitas sekitarnya, dan tentang hubungan antara

pendidikan dengan pranata kehidupan lain.

H.Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan Indonesia

Landasan sosiologis mengandung norma dasar pendidikan yang bersumber

dari norma kehidupan masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa. Masyarakat

selalu mencakup sekelompok orang yang berinteraksi antar sesamanya, saling

tergantung dan terikat oleh nilai dan norma yang dipatuhi bersama, pada

umumnya bertempat tinggal di wilayah tertentu, dan adakalanya mereka memiliki

hubungan darah atau memiliki kepentingan bersama. Masyarakat dapat

merupakan suatu kesatuan hidup dalam arti luas ataupun dalam arti sempit.

Masyarakat dalam arti luas pada umumnya lebih abstrak misalnya masyarakat

bangsa, sedang dalam arti sempit lebih konkrit misalnya marga atau suku.

Masyarakat sebagai kesatuan hidup memiliki ciri utama, antara lain:

1. Ada interaksi antara warga-warganya.

2. Pola tingkah laku warganya diatur oleh adat istiadat, norma-norma, hukum,

dan aturan-aturan khas.

3. Ada rasa identitas kuat yang mengikat para warganya. Kesatuan wilayah,

(10)

10

kelompoknya merupakan pangkal dari perasaan bangga sebagai

patriotisme, nasionalisme, jiwa korps, dan kesetiakawanan sosial.

Masyarakat Indonesia mempnyai perjalanan sejarah yang panjang. Dari

dulu hingga kini, ciri yang menonjol dari masyarakat Indonesia adalah sebagai

masyarakat majemuk yang tersebar di ribuan pulau di nusantara.

Melalui perjalanan panjang, masyarakat yang bhineka tersebut akhirnya

mencapai satu kesatuan politik untuk mendirikan satu negara serta berusaha

mewujudkan satu masyarakat Indonesia sebagaiu masyarakat yang bhinneka

tunggal ika. Sampai saat ini, masyarakat Indonesia masih ditandai oleh dua ciri

yang unik, yakni :

1. Secara horizontal ditandai oleh adanya kesatuan-kesatuan social atau

komunitas berdasarkan perbedaan suku, agama, adat istiadat, dan

kedaerahan.

2. Secara vertical ditandai oleh adanya perbedaan pola kehidupan antara

lapisan atas, menengah, dan lapisan bawah.

I.Penutup

1.Kesimpulan

Landasan pendidikan merupakan titik tumpu dalam penyelenggaraan

pendidikan dan sebai tagolak ukur untuk kemajuan standar pendidikan. Landasan

Pendidikan meliputi landasan filosofis dan landasan sosiologis pendidikan.

Landasan filosofis pendidikan merupakan pandangan-pandangan yang

bersumber dari filsafat pendidikan, mengenai hakekat manusia, ilmu, nilai, serta

perilaku yang dinilai baik dan dijalankan setiap insan dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara yang bersumber pada pembukaan UUD 1945 yang berlandaskan

Pancasila.

Landasan sosiologis adalah landsan pendidikan yang bersumber pada

norma kehidupan masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa.Selain itu sosiologis

pendidikan juga mengembangkan ilmu pengetahuan, pemahaman (eksplanasi,

prediksi, utilisasi) melalui fenomena sosial dan pendidikan sehingga tercipta

interaksi sosial dengan institusi pendidikan serta masyarakat Indonesia lebih

(11)

11 2.Saran

a. Kita harus bisa merubah sistem pendidikan Indonesia ke arah yang lebih

baik dari sebelumnya.

b. Makalah ini merupakan resume dari berbagai sumber, untuk lebih

mendalami isi makalah kiranya dapat merujuk pada sumber aslinya yang

tercantum dalam daftar pustaka.

c. Kritik dan saran yang membangun tentunya sangat diharapkan untuk

kesempurnaan makalah.

DAFTAR PUSTAKA

Al Rasyid, Djejen, dan Nur’aini. 2011. Landasan Pendidikan. Serang:UPI

Kampus Serang.

Hartoto (2008). Landasan dan Asas Pendidikan serta penerapannya. Tersedia di:

http://fatamorghana.wordpress.com/2008/07/12/bab-iii-landasan-dan-asas-asas-pendidikan-serta-penerapannya/

Shushilo (2010). Makalah Landasan Pendidikan. Tersedia di :

http://shushilodjasela.blogspot.com/2010/12/makalah-landasan-pendidikan.html.

Suryani, Yeyen (2010). Sosiologi Pendidikan (materi landasan pendidikan).

Tersedia di

http://yeyensuryani.blogspot.com/2010/04/sosiologi-pendidikan-materi-landasan.html

Tim LAN (2007). Pengantar Pendidikan. Modul Diklat calon Widyaiswara.

Jakarta: LAN RI

TIM DOSEN KTP FIP IKIP MALANG. 1996. Pengantar Pendidikan.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai gambaran coping stres pada ibu yang memiliki anak penderita leukemia sehingga dapat diketahui bagaimana gambaran

Permasalahan yang kemudian timbul adalah masyarakat di seluruh wilayah Indonesia tidak dapat mewujudkan kewarganegaraannya dengan berpartisipasi dalam sistem politik

Dari hasil analisis kinerja cooling tower 8330 ct 01 dapat dikatakan kurang efektif karena kurang optimalnya kemampuan cooling tower akibat temperatur air yang akan didinginkan

Rasio cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva

TCP tidak digunakan dalam pengiriman data suara pada VoIP karena pada suatu komunikasi data VoIP penanganan data yang mengalami keterlambatan lebih penting daripada penanganan

Pada Gambar 1ditunjukkan bahwa pada semua varietas tebu yang digunakan semakin tua umur internoda batang, kandungan sukrosa juga semakin tinggi.. Kandungan sukrosa pada

Selain itu pemberian pupuk kandang juga turut memberikan pengaruh positif pada pengamatan luas daun total, dimana menurut Elisman (2001) pupuk kandang merupakan bahan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai gambaran sikap remaja putri tentang perkawinan dini di MTs Sunan Gunung Jati Katemas Kudu Jombang tahun 2014, dapat