• Tidak ada hasil yang ditemukan

Beton dan syarat syaratnya (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Beton dan syarat syaratnya (1)"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Appendix C

1

A.

PENJELASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN BANGUNAN KONSTRUKSI BETON

Pasal 1

URAIAN UMUM

1. Pemberian Pekerjaan Meliputi :

Pengelolaan pekerjaan yang dilakukan oleh pihak Komite Pembangunan USB (KP-USB) antara lain

mendatangkan semua bahan, pengerahan tenaga kerja, mengadakan alat bantu dan sebagainya. Baik

pengadaannya langsung atau tidak langsung termasuk dalam usaha penyelesaian dan penyerahan

pekerjaan dalam keadaan sempurna dan lengkap.

Termasuk pekerjaan yang tidak ditentukan dengan jelas dalam persyaratan teknis dan gambar, tetapi

masih dalam lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Konsultan Lapangan.

2. Lapangan pekerjaan, termasuk segala sesuatu yang berada didalamnya diserahkan sebagai tanggung

jawab Komite Pembangunan USB (KP-USB).

3. Komite Pembangunan USB (KP-USB) harus menyerahkan pekerjaan dengan sempurna dan dalam

keadaan selesai, mana termasuk pembersihan lokasi pekerjaan.

4. Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan pelaksaan pekejaan utama, Komite Pembangunan USB

(KP-USB) berkewajiban antara lain:

a. Mempersiapkan dan membersihkan halaman pekerjaan dari benda-benda yang dapat menganggu

jalannya pekerjaan.

b. Mengadakan bahan yang diperlukan untuk penunjang pelaksanaan pekerjaan. 5. Komite Pembangunan USB (KP-USB) wajib membuat gambar detail pelaksanaan (shop drawing)

berdasarkan pada dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan lapangan. Gambar ini sebagai

pendukung detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam gambar perencanaan. 6. Semua gambar detail pelaksanaan (shop drawing) sebelum dilaksanakan harus mendapatkan

persetujuan terlebih dahulu dari Pejabat Pembuat Komitmen Dit.PSMP dan Konsultan Lapangan CM.

7. Komite Pembangunan USB (KP-USB) wajib mengajukan contoh semua bahan yang akan digunakan

dan diserahkan kepada Konsultan Lapangan untuk mendapatkan persetujuan, sebanyak minimal 2

(dua) Produk yang setara dari merk pembuatan, kecuali telah ditentukan lain oleh Konsultan Lapangan.

8. Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Komite Pembangunan USB (KP-USB) adalah “Pelaksanaan

Pekerjaan Pembangunan Unit Sekolah Baru”. Yang didalamnya meliputi pekerjaan : a. Pekerjaan Persiapan.

(2)

c. Pekerjaan pengawasan.

d. Pekerjaan Perawatan, selama jangka waktu pemeliharaan. Termasuk pembersihkan umum pada

waktu penyerahan pertama, seperti bahan-bahan bangunan yang tidak terpakai, sampah,

kerusakan-kerusakan atau hal-hal yang merupakan akibat dari pekerjaan Komite Pembangunan

USB (KP-USB).

e. Pekerjaan lain yang tercantum ataupun yang dimaksudkan dalam gambar-gambar, Spesifikasi

Teknis serta Berita Acara Penjelasan,

9. Pekerjaan yang harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan didalam Spesifikasi Teknis,

Gambar-gambar yang ada, Berita Acara Penjelasan atau petuntuk Konsultan Lapangan selama

pekerjaan berlangsung. 10. Ukuran-Ukuran:

a. Ukuran-ukuran tinggi telah ditetapkan seperti dalam gambar. Appendix C

2

b. Jika terdapat perbedaan antara ukuran yang terdapat didalam gambar utama dengan ukuran yang

terdapat didalam gambar detail, maka yang mengikat adalah ukuran yang berada didalam gambar

detail. Namun kejadian tersebut harus dilaporkan segera kepada Konsultan Lapangan untuk

mendapat persetujuan untuk dilaksanakan.

c. Pengambilan dan pemakaian ukuran-ukuran yang keliru dan tidak sesuai dengan gambar

perencanaan baik sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab

Komite Pembangunan USB (KP-USB) sepenuhnya.

d. Sebagai patokan/ukuran pokok ± 0.00 diambil dilapangan, yaitu diambil tinggi lantai (± 60 cm dari

muka jalan raya).

e. Ukuran tinggi yang tetap terhadap ukuran pokok (± 0.00) ditentukan oleh patok yang sudah ada

diatas lahan proyek, dan tanda patokan ini harus terlindung dan jangan sampai berubah.

f. Penetapan ukuran dan sudut-sudut siku badan bangunan harus diperhatikan ketelitiannya pada

saat membagi ukuran ruang, dilaksanakan pada saat pemasangan bouplank dengan mempergunakan alat water-pass dan theodolit.

Pasal 2

SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN TEKNIS BAHAN 1. Air.

a. Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan dipakai air tawar bersih dan tidak mengandung minyak,

asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak bangunan,

(3)

b. Khusus untuk campuran adukan beton jumlah air yang digunakan disesuaikan dengan jenis

pekerjaan beton, dapat ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran berat serta harus dilakukan

dengan tepat. 2. Pasir Urug.

Pasir untuk pengurugan, peninggian, dan lain-lain tujuan, harus bersih dan keras atau memenuhi

syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam PUBI-1970/NI-3 pasir laut untuk maksud-maksud

tersebut tidak dapat digunakan. 3. Pasir Pasang.

a. Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton bitumen, harus memenuhi syaratsyarat

pelaksanaan yang ditentukan dalam PBI-1971/ NI-2.

b. Butiran-butiran harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari. c. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%.

d. Butiran butirannya harus dapat melalui ayakan berlubang 3 mm persegi. e. Pasir laut tidak boleh digunakan.

4. Portland Cement (PC).

a. Portland Cement (PC) yang digunakan harus PC sejenis (NI-8) dan masih dalam kantong utuh

atau baru serta memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI – 71/NI-2.

b. Bila mengunakan Portland Cement (PC) yang telah disimpan lama harus diadakan pengujian

terlebih dahulu oleh laboratorium yang berkompeten.

c. Dalam pengankutan Portland Cement (PC). ketempat pekerjaan harus dijaga agar tidak menjadi

lembab, dan penempatannya harus ditempat yang kering.

d. Portland Cement (PC) yang sudah membatu (menjadi keras) tidak boleh dipakai. 5. Pasir Beton.

a. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organik lumpur dan

sebagainya. Dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang tercantum dalam PBI

1971/NI-3.

b. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%. Appendix C

3

6. Koral Beton/Split.

a. Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi kekerasan

sesuai dengan syarat-syarat pelaksanaan PBI-1971.

b. Butiran-butiran split harus dapat melelaui ayakan berlubang persegi 76mm dan tertinggal diatas

ayakan berlubang 20mm.

c. Koral/split hitam mengkilap keabu-abuan. 7. Kayu.

a. Pada umumnya kayu bersifat baik dan sehat dengan ketentuan, bahwa segala akibat dari

(4)

mengurangi nilai konstruksi, memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam

PPKKI-1961.

b. Mutu kayu ada 2 (dua) macam yaitu mutu A dan mutu B.

c. Yang dimaksud kayu mutu A adalah memenuhi syarat-syarat pelaksanaan sebagai berikut:

1) Harus kering udara (kadar lengas 5%).

2) Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih dari 3,5 cm.

3) Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu yang lebih besar dari 1/10 dari tinggi balok..

4) Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi ¼ tebal kayu, dan retak-retak menurut lingkaran

tidak melebihi 1/5 tebal kayu.

5) Miring arah serat (tangensial) tidak melebihi 1/10.

d. Yang dimaksud dengan kayu mutu B, kayu yang tidak termasuk dalam mutu A, tetapi memenuhi

syarat-syarat Pelaksanaan sebagai berikut : 1) Kadar lengas kayu 30%.

2) Besar mata kayu tidak melebihi ¼ dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih dari 5 cm.

3) Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu radial kayu yang lebih besar 1/10 dari tinggi

balok.

4) Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi 1/3 tebal kayu, dan retak-retak menurut lingkaran

tidak melebihi ¼ tebal kayu.

5) Miring arah serat (tangensial) tidak melebihi 1/7. e. Bahan-bahan kayu yang berlapis :

1) Teakwood harus berkualitas baik corak maupun serat harus terpilih dan baik, warnanya

merata, yang dihasilkan dari kayu jati terpilih dan baik.

2) Playwood/triplek harus berkualitas baik, corak maupun serat harus terpilih dan warnanya

merata dengan susunan lapisan yang padat. 8. Beton Non Struktural.

a. Pekerjaan ini meliputi beton sloof, kolom praktis, beton ring balok untuk pekerjaan beton bukan

struktur, seperti yang ditunjukan dalam gambar.

b. Mutu campuran beton yang dicapai dalam pekerjaan non struktur/ struktur pendukung

menggunakan campuran1 Pc ; 2 Psr : 3 Split. hingga setara dengan mutu beton K-225 dan harus

memenuhi persyaratan dalam PBI-1971.

c. Campuran beton menggunakan perbandingan volume.

d. Untuk mencapai mutu Beton setara K-175 menggunakan campuran 1 pc: 3 psr: 5 split sampai

dengan K-225 untuk pekerjaan ini pada umunya dapat dipakai volome campuran 1 Pc ; 2 Ps : 3

Split.

(5)

a. Besi beton yang digunakan mutu U-24, dan seterusnya sesuai yang ditentukan, yang penting harus

dinyatakan oleh test laboratorium resmi dan sah.

b. Besi harus bersih dan tidak mengandung minyak/lemak, asam, alkali dan bebas dari dari cacat

seperti serpi-serpi. Penampung besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2(PBI-1971).

c. Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :

1) Peraturan-peraturan/standar setempat yang biasa dipakai. 2) Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971. NI-2. Appendix C

4

3) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961,NI-5.

4) Peraturan Semen Portland Indonesia Daerah setempat. 5) Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat. 6) Umum (AV) No. 9.

7) Petunjuk dan peringatan lisan maupun tulisan yang diberikan Konsultan lapangan. 10. Batu Bata Merah.

Persyaratan bata merah harus melalui persyaratan seperti tertera dalam NI-10 atau dengan

persyaratan-persyaratan sebagai berikut :

a. Bata merah harus satu pabrik, satu ukuran, satu warna, satu kualitas. b. Ukuran yang digunakan :

1) Panjang 24 cm, lebar 11,5 cm, tebal 5,2 cm atau. 2) Panjang 24 cm, lebar 11,5 cm, tebal 5 cm.

c. Penyimpangan terbesar dari ukuran seperti tersebut diatas adalah panjang maksimal 3%, lebar

maksimal 4% tebal maksimal 5% dengan selisih maksimal ukuran antara bata terkecil. d. Warna .

Satu sama lain harus sama, dan apabila dipatahkan warna penampang harus sama merata

kemerah-merahan. e. Bentuk.

Bidang-bidang harus rata atau rusuk-rusuknya harus siku atau bersudut 90 derajat. Bidangnya

tidak boleh retak-retak.

f. Berat satu sama lain harus sama, yang berarti ukuran, pembakaran dan pengadukan sama dan

sempurna.

g. Suara apabila dipukul oleh benda keras suaranya nyaring.

h. Pasangan batu bata dengan adukan 1 : 3 dilaksanakan pada dinding toilet, kamar mandi dan

dapur.

(6)

SPESIFIKASI

AGREGAT RINGAN UNTUK BETON RINGAN STRUKTURAL

SNI 03-2461-2002

RUANG LINGKUP

Spesifikasi ini mencakup ketentuan mengenai agregat ringan yang digunakan dalam pembuatan beton struktural dengan

pertimbangan utamanya adalah ringannya bobot dan tinggi kekuatan yang meliputi: persyaratan komposisi kimia, sifat

fisik serta penggantian pasir alam. RINGKASAN

Spesifikasi ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai acuan bagi produsen/perencana dan pelaksana pekerjaan beton dalam menilai mutu agregat ringan yang memenuhi persyratan.

Agregat ringan dalam standar ini terdiri dari 2 macam,yaitu;

• agregat ringan buatan yang merupakan hasil proses pengembangan, pemanasan atau sintering dari bahan terak tanur tinggi, lempung, diatome, abu terbang, batu sabak, batu obsidian;

• agregat ringan alami diperoleh secara alami, seperti batu apung dan scoria, batu letusan gunung atau batuan lahar.

Komposisi kimia agregat ringan tidak boleh mengandung bahan kimia yang merusak dengan batasan sebagai berikut :

1. Kotoran organis hasil pengujian tidak boleh memperlihatkan warna yang lebih gelap dari warna pembanding (standar), kecuali kalau dapat

dibuktikan bahwa perubahan warna itu mengakibatkan turunnya kekuatan tekan beton (lebih dari 5%)

2. Noda warna kandungan besi oksida yang menyebabkan noda (Fe2O3) pada agregat tidak

lebih dari 1,5 mg/200 gr contoh.

3. Hilang pijar pada pembakaran tidak melebihi 5%. Sifat-sifat fisis dan mekanis meliputi :

(7)

persyaratan gradasi .

2. Keseragaman gradasi ditentukan berdasarkan besarnya modulus kehalusan yang harus diuji secara periodik tidak boleh berbeda lebih dari 7% terhadap nilai modulus kehalusan yang ditentukan. 3. Sifat fisis harus memenuhi persyaratan lihat tabel. Persyaratan beton ringan meliputi kuat tekan dan kuat tarik, serta penyusutan akibat pengeringan contoh benda uji tidak boleh melebihi 0,7%.

SPESIFIKASI

AGREGAT RINGAN UNTUK BETON RINGAN STRUKTURAL

SNI 03-2461-2002

RUANG LINGKUP

Spesifikasi ini mencakup ketentuan mengenai agregat ringan yang digunakan dalam pembuatan beton struktural dengan

pertimbangan utamanya adalah ringannya bobot dan tinggi kekuatan yang meliputi: persyaratan komposisi kimia, sifat

fisik serta penggantian pasir alam. RINGKASAN

Spesifikasi ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai acuan bagi produsen/perencana dan pelaksana pekerjaan beton dalam menilai mutu agregat ringan yang memenuhi persyratan.

Agregat ringan dalam standar ini terdiri dari 2 macam,yaitu;

• agregat ringan buatan yang merupakan hasil proses pengembangan, pemanasan atau sintering dari bahan terak tanur tinggi, lempung, diatome, abu terbang, batu sabak, batu obsidian;

• agregat ringan alami diperoleh secara alami, seperti batu apung dan scoria, batu letusan gunung atau batuan lahar.

Komposisi kimia agregat ringan tidak boleh mengandung bahan kimia yang merusak dengan batasan sebagai berikut :

1. Kotoran organis hasil pengujian tidak boleh memperlihatkan warna yang lebih gelap dari warna pembanding (standar), kecuali kalau dapat

dibuktikan bahwa perubahan warna itu mengakibatkan turunnya kekuatan tekan beton (lebih dari 5%)

2. Noda warna kandungan besi oksida yang menyebabkan noda (Fe2O3) pada agregat tidak

lebih dari 1,5 mg/200 gr contoh.

3. Hilang pijar pada pembakaran tidak melebihi 5%. Sifat-sifat fisis dan mekanis meliputi :

(8)

persyaratan gradasi .

2. Keseragaman gradasi ditentukan berdasarkan besarnya modulus kehalusan yang harus diuji secara periodik tidak boleh berbeda lebih dari 7% terhadap nilai modulus kehalusan yang ditentukan. 3. Sifat fisis harus memenuhi persyaratan lihat tabel. Persyaratan beton ringan meliputi kuat tekan dan kuat tarik, serta penyusutan akibat pengeringan contoh benda uji tidak boleh melebihi 0,7%.

Daftar Istilah

1. acuan (bekisting) adalah suatu sarana pembantu struktur beton untuk pencetak beton sesuai dengan ukuran, bentuk, rupa ataupun posisi yang direncanakan.

2. agregat adalah material granular, misalnya pasir, kerikil, batu pecah dan kerak tungku besi, yang dipakai bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu beton semen hidraulik atau adukan.

3. agregat ringan adalah agregat yang dalam keadaan kering dan gembur mempunyai berat 1100 kg/m3 atau kurang.

4. agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil desintegrasi ‘alami’ bantuan atau pasir yang dihasilkan oleh inustri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 5,0 mm.

5. agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi ‘alami’ dari bantuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 5-40 mm.

6. adukan adalah campuran antara agregat halus dan semen portland atau sembarang semen hidrolik yang lain dan air.

7. angker adalah media untuk mengikat dalam suatu sambungan beton pracetak.

8. bahan tambahan adalah suatu bahan berupa bubukan atau cairan, yang dibubuhkan kedalam campuran beton selama pengadukan dalam jumlah tertentu untuk merubah beberapa sifatnya. 9. beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan membentuk masa padat.

10. beton bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum, yang disyaratkan dengan atau tanpa prategang, dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua material bekerja bersama-sama dalam menahan gaya yang bekerja.

11. beton-normal adalah beton yang mempunyai berat isi 2200- 2500 kg/m3 menggunakan agregat alam yang dipecah atau tanpa dipecah yang tidak menggunakan bahan tambahan. 12. beton praktekan adalah beton bertulang yang telah diberikan tegangan dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat beban kerja.

13. beton pracetak adalah elemen atau komponen beton tanpa atau dengan tulangan yang dicetak terlebih dahulu sebelum dirakit menjadi bangunan.

14. beton ringan struktur adalah beton yang mengandung agregat ringan yang mempunyai berat isi tidak lebih dari 1900 kg/m3.

(9)

ketentuan minimum.

16. berat jenis adalah perbandingan antara berat dan volume suatu material (misalnya: beton). 17. CGS adalah standar internasional terkecil dalam ukuran metrik (dalam sentimeter). 18. dowel adalah material penghubung antara 2 (dua) komponen struktur.

19. deking adalah beton tahu untuk pedoman ketebalan beton.

20. faktor air semen (fas) adalah perbandingan antara jumlah semen dan air pada beton. 21. konstruksi batu adalah pasangan batu yang berfungsi sebagai elemen konstruksi dengan kekuatan tekan > 100 kg/cm2.

22. konstruksi beton adalah beton yang berfungsi sebagai elemen konstruksi

23. Kabel adalah susunan material yang digunakan dalam media penarikan beton pratekan, biasanya disebut ‘tendon’.

24. MKS adalah standar internasional terbesar dalam ukuran metrik (meter).

25. perancah (scaffolding) adalah suatu struktur (kerangka) sebagai (1) sarana kerja bagi pekerja untuk melakukan tugas pada ketinggian tertentu dan (2) penyangga acuan beton yang

berfungsi mencegah terjadinya perubahan posisi acuan dari posisi yang telah ditentukan 26. sengkang adalah tulangan yang digunakan untuk menahan tegangan geser dan torsi dalam suatu komponen struktur, terbuat dari batang tulangan, kawat baja atau jaring kawat baja las polos atau deform.

27. segregasi adalah pengelompokan agregat yang homogen pada adukan beton, dimana agragat kasar terpisah dengan agregat halus.

Standar Kompetensi Bidang Konstruksi Batu/Beton Halaman - vii DEPDIKNAS RI

28. tulangan adalah batang baja berbentuk polos atau defon atau pipa yang berfungsi untuk menahan gaya tarik pada komponen struktur, tidak termasuk tendon prategang, kecuali bila secara khusus diikut sertakan.

29. tulangan polos adalah batang baja yang permuakaan sisi luarnya rata tidak bersirip atau berukir.

30. tulangan deform adalah batangan baja yang permukaan sisi luarnya tidak rata, tetapi bersirip, atau berukir.

Daftar Terjemahan

1. accelerator adalah bahan tambah untuk mempercepat pengikatan beton. 2. admixture adalah bahan tambah untuk campuran beton.

3. additive adalah bahan tambah untuk campuran beton. 4. bouwplank adalah papan duga dalam istilah Belanda. 5. barsteel adalah rangkaian tulangan.

6. box adalah korak penyedia daya atau arus listrik.

7. bucket tower crane adalah kotak pembawa material dari mesin angkat.

8. bleeding adalah beton yang kelebihan air, sehingga air semen naik ke permukaan. 9. bendraat adalah kawat pengikat tulangan dalam istilah Belanda.

10. batching plant adalah lokasi / tempat pengadukan. 11. conveyor adalah ban berjalan untuk membawa material.

12. cofferdam adalah menahan / membendung adukan beton sehingga tidak tercampur lingkungan (tanah, sungai dan sebagainya).

13. cast in situ adalah pelaksanaan pracetak beton di lapangan. 14. doka adalah perusahaan pembuat acuan dan perancah.

15. dump truck adalah truk yang mampu membawa adukan beton. 16. forklift adalah mesin / alat angkat.

17. hoist adalah mesin / alat angkat.

18. hammer test adalah uji palu beton pada lapisan yang telah mengeras. 19. in situ adalah lokasi / lapangan.

(10)

23. mix design adalah disain campuran beton berdasarkan berat atau volume. 24. maccaferri adalah perusahaan pembuat acuan dan perancah.

25. power adalah energi listrik di lapangan yang berasal dari PLN atau generating set. 26. portland cement adalah semen abu-abu.

27. post-tension adalah penarikan pada beton pratekan setelah beton mengeras.

28. pre-tension adalah penarikan pada beton pratekan sebelum dilaksanakan pengecoran. 29. peri adalah perusahaan pembuat acuan dan perancah.

30. retarder adalah bahan tambah untuk memperlambat pengikatan beton. 31. rapid klam adalah alat penjepit pada acuan untuk struktur kolom dan balok. 32. ready mix concrete adalah beton yang siap pakai.

33. speady adalah uji pada semen abu-abu untuk mengetahui kemampuan ikatan semen. 34. slump adalah alat uji konsistensi/kekentalan beton.

35. steel proff adalah tiang baja yang berbentuk silinder dapat diatur ketinggiannya.

36. shear connector adalah bahan / material penghubung antara 2 (dua) material yang berbeda karakteristiknya (komposit).

37. strands adalah kumpulan kawat-kawat berdiameter kecil dan tipis untuk membentuk kabel. 38. setting time adalah pengaturan atau penentuan waktu ikat pada beton.

39. sand blasting adalah alat / mesin pembersih permukaan pada beton sebelum dilaksanakan perbaikan beton atau penutupan kembali.

40. shop drawing adalah gambar pelaksanaan / kerja. 41. site-plan adalah rencana lokasi / areal pelaksanaan. Standar Kompetensi Bidang Konstruksi Batu/Beton Halaman - viii DEPDIKNAS RI

42. stressing adalah penarikan kabel atau tendon pratekan. 43. truck mixer adalah truk yang mampu mengaduk beton.

44. timing adalah pemilihan waktu untuk merencanakan ikatan beton. 45. troley adalah alat / mesin pembawa adukan beton.

46. uplift adalah tekanan / gaya angkat.

47. wearing diagram adalah pembungkus kabel (isolator) yang memiliki arus listrik. 48. workshop adalah lokasi untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan fabrikasi. 49. waterpas adalah alat / mesin untuk mengukur kedataran suatu pasangan konstruksi. 50. wires adalah kawat-kawat berdiameter kecil dan tipis untuk membentuk kabel. 51. workability adalah kemudahan di dalam melaksanakan suatu pekerjaan konstruksi. 52. wika precast adalah perusahaan (Wika, BUMN) yang memproduksi beton pracetak. ]

Artikel ini membahas hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan ketika mendesain elemen-elemen struktur khususnya struktur gedung.

Untuk bagian yang pertama kali ini, elemen yang dibahas adalah KOLOM.

A. Analisa

(11)

2. Reduksi Momen Inersia

Untuk pengaruh retak kolom, momen inersia penampang kolom direduksi menjadi 0.7Ig (Ig = momen inersia bersih penampang)

B. Beban Desain (Design Loads)

Yang perlu diperhatikan dalam beban yang digunakan untuk desain kolom beton adalah:

1. Kombinasi Pembebanan.

Seperti yang berlaku di SNI Beton, Baja, maupun Kayu. 2. Reduksi Beban Hidup Kumulatif.

Khusus untuk kolom (dan juga dinding yang memikul beban aksial), beban hidup boleh direduksi dengan menggunakan faktor reduksi beban hidup kumulatif. Rujukannya adalah Peraturan Pembebanan Indonesia (PBI) untuk Gedung 1983

Tabelnya adalah sebagai berikut:

Jumlah lantai yang dipikul Koefisien reduksi

1 1.0

2 1.0

3 0.9

4 0.8

5 0.7

6 0.6

7 0.5

8 atau lebih 0.4

3. Contoh cara penggunaan:

Misalnya ada sebuah kolom yang memikul 5 lantai. Masing-masing lantai memberikan reaksi beban hidup pada kolom sebesar 60 kN. Maka beban hidup yang digunakan untuk desain kolom pada masing-masing lantai adalah:

- Lantai 5 : 1.0 x 60 = 60 kN - Lantai 4 : 1.0 x (2×60) = 120 kN - Lantai 3 : 0.9 x (3×60) = 162 kN - Lantai 2 : 0.8 x (4×60) = 192 kN - Lantai 1 : 0.7 x (5×60) = 210 kN

Jadi, lantai paling bawah cukup didesain terhadap beban hidup 210 kN saja, tidak perlu sebesar 5×60 = 300 kN.

Dasar dari pengambilkan reduksi ini adalah bahwa kecil kemungkinan suatu kolom dibebani penuh oleh beban hidup di setiap lantai. Pada contoh di atas, bisa dikatakan bahwa kecil kemungkinan kolom tersebut menerima beban hidup 60 kN pada setiap lantai pada waktu yang bersamaan. Sehingga beban kumulatif tersebut boleh direduksi. Catatan: Beban ini masih tetap harus dikalikan faktor beban di kombinasi pembebanan, misalnya 1.2D + 1.6L.

(12)

1. Gaya dalam yang diambil untuk desain harus sesuai dengan pengelompokan kolom apakah termasuk kolom bergoyang atau tak bergoyang, apakah termasuk kolom pendek atau kolom langsing.

2. Perbesaran momen (orde kesatu), dan analisis P-Delta (orde kedua) juga harus dipertimbangkan untuk menentukan gaya dalam.

C. Detailing Kolom Beton

Untuk detailing, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:

1. Ukuran penampang kolom.

Untuk kolom yang memikul gempa, ukuran kolom yang terkecil tidak boleh kurang dari 300 mm. Perbandingan dimensi kolom yang terkecil terhadap arah tegak lurusnya tidak boleh kurang dari 0.4. Misalnya kolom persegi dengan ukuran terkecil 300mm, maka ukuran arah tegak lurusnya harus tidak lebih dari 300/0.4 = 750 mm.

2. Rasio tulangan tidak boleh kurang dari 0.01 (1%) dan tidak boleh lebih dari 0.08 (8%). Sementara untuk kolom pemikul gempa, rasio maksiumumnya adalah 6%. Kadang di dalam prakteknya, tulangan terpasang kurang dari minimum, misalnya 4D13 untuk kolom ukuran 250×250 (rasio 0.85%). Asalkan beban maksimumnya berada jauh di bawah kapasitas penampang sih, oke-oke saja. Tapi kalau memang itu kondisinya, mengubah ukuran kolom menjadi 200×200 dengan 4D13 (r = 1.33%) kami rasa lebih ekonomis. Yang penting semua persyaratan kekuatan dan kenyamanan masih terpenuhi. 3. Tebal selimut beton adalah 40 mm. Toleransi 10 mm untuk d sama dengan 200 mm atau

lebih kecil, dan toleransi 12 mm untuk d lebih besar dari 200 mm. d adalah jarak antara serat terluar beton yang mengalami tekan terhadap titik pusat tulangan yang mengalami tarik. Misalnya kolom ukuran 300 x 300 mm, tebal selimut (ke titik berat tulangan utama) adalah 50 mm, maka d = 300-50 = 250 mm.

Catatan:

- toleransi 10 mm artinya selimut beton boleh berkurang sejauh 10 atau 12 mm akibat pergeseran tulangan sewaktu pemasangan besi tulangan. Tetapi toleransi tersebut tidak boleh sengaja dilakukan, misanya dengan memasang “tahu beton” untuk selimut setebal 30 mm.

- Adukan plesteran dan finishing tidak termasuk selimut beton, karena adukan dan finishing tersebut sewaktu-waktu dapat dengan mudah keropos baik disengaja atau tidak disengaja.

4. Pipa, saluran, atau selubung yang tidak berbahaya bagi beton (tidak reaktif) boleh ditanam di dalam kolom, asalkan luasnya tidak lebih dari 4% luas bersih penampang kolom, dan pipa/saluran/selubung tersebut harus ditanam di dalam inti beton (di dalam sengkang/ties/begel), bukan di selimut beton.

(13)

alt="kolom_14036_image001" class="alignnone size-full wp-image-995" title="kolom_14036_image001" v:shapes="_x0000_i1025">

5. Spasi (jarak bersih) antar tulangan sepanjang sisi sengkang tidak boleh lebih dari 150 mm.

alt="kolom _14036_image005" class="alignnone size-full wp-image-996"

title="kolom_14036_image005" v:shapes="_x0000_i1026">

6. Sengkang/ties/begel adalah elemen penting pada kolom terutama pada daerah pertemuan balok-kolom dalam menahan beban gempa. Pemasangan sengkang harus benar-benar sesuai dengan yang disyaratkan oleh SNI.

(14)

besar ketika gempa terjadi, sehingga kolom dapat mengembangkan tahanannya hingga batas maksimal (misalnya tulangan mulai leleh atau beton mencapai tegangan 0.85fc’) 7. Transfer beban aksial pada struktur lantai yang mutunya berbeda.

Pada high-rise building, kadang kita mendesain kolom dan pelat lantai dengan mutu beton yang berbeda. Misalnya pelat lantai menggunakan fc’25 MPa, dan kolom fc’40 MPa. Pada saat pelaksanaan (pengecoran lantai), bagian kolom yang berpotongan (intersection) dengan lantai tentu akan dicor sesuai mutu beton pelat lantai (25 MPa). Daerah intersection ini harus dicek terhadap beban aksial di atasnya. Tidak jarang di daerah ini diperlukan tambahan tulangan untuk mengakomodiasi kekuatan akibat mutu beton yang berbeda.

alt="kolom_14036_image0 06" class="alignnone size-full wp-image-997" title="kolom_14036_image006"

v:shapes="_x0000_i1027">

(15)

Dewasa ini bahan bangunan semakin beragam.Mulai dari pengganti bata dengan menggunakan hebel atau plat lantai diganti menggunakan penutup yang berbahan ringan serta untuk atap yang tidak lagi menggunakan kayu sebagai kuda – kuda maupun untuk reng dan usuknya, tetapi saat ini masyarakat tren menggunakan baja ringa sebagai pengganti kayu.

Untuk dinding, dahulu orang cenderung menggunakan batako ataupun batu bata.namun saat ini orang sudah mengenal hebel ( beton ringan ).Sebenarnya beton ringan ini sudah dipergunakan oleh masyarakat swedia pada tahun 1923 sebagai alternatif material bangunan untuk mengurangi penggundulan hutan.Kemudian pada tahun 1943 diJerman dikembangkan lagi oleh Joseph Hebel. Dan di Indonesia sendiri hebel mulai dikenal sejak tahun 1995.

Hebel atau beton ringan untuk bahan adonannya antara lain terdiri dari pasir kwarsa, semen, kapur, sedikit gypsum, air, dan alumunium pasta sebagai bahan pengembang (pengisi udara secara kimiawi). Setelah adonan tercampur sempurna, nantinya akan mengembang selama 7-8 jam. Alumunium pasta yang digunakan dalam adonan tadi, selain berfungsi sebagai pengembang ia berperan dalam mempengaruhi kekerasan beton. Volume aluminium pasta ini berkisar 5-8 persen dari adonan yang dibuat, tergantung kepadatan yang diinginkan. Adonan beton aerasi ini lantas dipotong sesuai ukuran.

Sedang untuk batu bata batu bata terdiri atas jenis bata tanah liat atau lempung, bata pasir kapur, dan bata mortar. Sedangkan dari segi pembuatannya, ada batu bata merah konvensional dan bata press.

Gambar 1. Proses pembuatan batu bata

(16)

Gambar 2. Pemasangan hebel yang memerlukan waktu lebih cepat

Apabila dilihat dari segi harga untuk satu buah batu bata berkisar Rp 375,- / buahnya.Untuk hebel Rp 650.000,- /m3. Sehingga harga satuan rata – rata Rp. 6.500,- / buah. Sehingga dalam 1m2 untuk batu bata besar biaya Rp 375,- x 85 = Rp. 31.875,- ( diluar dari speci ).Dan untuk Hebel dalam 1m2 adalah Rp. 6.500,- x 8,5 = Rp. 55.250,- ( diluar dari speci ).Memang untuk hebel harga jatuh lebih tinggi. Namun dari segi berat untuk distruktur,hebel lebih ringan dan lebih cepat pengerjaannya.

Uji pembebanan (load test) adalah merupakan suatu metode pengujian yang bersifat setengah merusak atau merusak secara keseluruhan komponen komponen bangunan yang diuji. Pengujian yang dimaksud dapat dilakukan dengan beberapa metode salah satu diantaranya adalah metode uji beban (Load Test).

Tujuan load test pada dasarnya adalah untuk membuktikan bahwa tingkat keamanan suatu struktur atau bagian struktur sudah memenuhi persyaratan peraturan bangunan yang ada, yang tujuannya untuk menjamin keselamatan umum. Oleh karena itu biasanya load test hanya dipusatkan pada bagian-bagian struktur yang dicurigai tidak memenuhi persyaratan tingkat keamanan berdasarkan data-data hasil pengujian material dan hasil pengamatan.

Uji pembebanan biasanya perlu dilakukan untuk kondisi-kondisi seperti berikut ini:

1. Perhitungan analistis tidak memungkinkan dilakukan karena keterbatasan informasi detail dan geometri struktur.

2. Kinerja struktur yang sudah menurun karena adanya penurunan kwalitas bahan, akibat serangan zat kimia, ataupun karena adanya kerusakan fisik yang dialami bagian-bagian struktur,akibat kebakaran, gempa, pembebanan yang berlebihan dan lain-lain.

3. Tingkat keamanan struktur yang rendah akibat jeleknya kwalitas pelaksanaan ataupun akibat adanya kesalahan pada perencanaan yang sebelumnya tidak terdeteksi.

4. Struktur direncanakan dengan metode-metode yang non-stardard, sehingga menimbulkan kekhawatiran mengenai tingkat keamanan struktur tersebut.

(17)

6. Perlukannya pembuktian mengenai kinerja suatu struktur yang baru saja di renovasi karena ada perubahan fungsi bangunan.

Uji pembebanan dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu :

1. Pengujian ditempat ( in.situ ) yang biasanya bersifat non-destructive.

2. Pengujian bagian-bagian struktur yang diambil dari struktur utamanya. Pengujian biasanya dilakukan dilaboratorium dan sifat merusak.

Pemilihan jenis uji pembebanan ini tergantung pada situasi dan kondisi tetapi biasanya cara kedua dipilih jika cara pertama tidak praktis (tidak mungkin) untuk dilaksanakan. Selain itu pemilihan jenis pengujian bergantung pada tujuan diadakannya load test.

Kalau tujuannya hanya ingin mengetahui tingkat layanan struktur, maka pilihan pertama tentunya yang paling baik. Tetapi ingin mengetahu kekuatan batas dari suatu bagian struktur, yang nantinya akan digunakan sebagai kalibrasi untuk bagian-bagian struktur lainnya yang mempunyai kondisi yang sama, maka cara kedualah yang pilih.

1. Pengujian Pembebanan di tempat (In-Situ Load test)

Tujuan utama dari pembebanan adalah untuk mengetahui apakah bagian struktur pada saat diberi beban kerja (working load) memenuhi persyaratan banguan yang ada yang pada dasarnya dibuat agar keamanan masyarakat umum terjamin. Perilaku struktur tersebut dinilai berdasarkan pengukuran lendutan yang terjadi. Selain itu penampakan struktur pada saat retak-retak yang terjadi selama pengujian masih dalam batas-batas yang wajar

Bagian struktur yang akan memikul bagian struktur yang akan diuji dan beban ujinya juga harus dipertimbangkan/dilihat apakah kondisinya baik dan kuat Selain itu "scaffolding" juga harus dipersiapkan untuk mengantisipasi beban-beban yang timbul jika terjadi keruntuhan bagian struktur yang diuji.

Beban pengujian harus direncanakan sedemikian rupa sehingga bagian struktur yang dimaksud benar-benar mendapatkan beban yang sesuai dengan yang direncanakan. Hal ini kadang kala sulit direncanakan, terutama untuk pengujian struktur lantai. Hal ini dikarenakan adanya keterkaitan antara bagian struktur yang diuji dengan bagian struktur lain yang ada disekitarnya. Sehingga Timbul apa yang disebut pengaruh pembagian pembebanan ("Load sharing effect"). Pengaruh ini juga bisa ditimbulkan oleh elemen-elemen nonstruktual yang menempel pada lagian struktur yang akan diuji, sebagai contoh "ceiling board", Elemen non struktural ini dapat berfungsi mendistribusikan beban pada komponen-komponen struktur dibawahnya yang sebenarnya tidak saling berhubungan.

Untuk menghindari terjadinya distribusi beban yang akan diinginkan maka bagian struktur yang akan diuji sebaiknya diisolasikan dari bagian struktur yang ada disekitarnya

2. Pengujian bagian-bagian struktur yang diambil dari struktur utamanya. Pengujian biasanya dilakukan dilaboratorium dan sifat merusak.

(18)

walaupun begitu hasil yang bisa diharapkan dari pengujian jenis ini tergolong sangat akurat dan informatif.

v:shapes="_x0000_i1030">

Read more: Metode uji beban loading test untuk test struktur beton ~ Home Design Ideas

http://kibagus-homedesign.blogspot.com/2010/07/metode-uji-beban-loading-test-untuk.html#ixzz1BJ6ONmTS

Konstruksi kuda-kuda adalah susunan rangka batang yang berfungsi mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri, sekaligus dapat memberikan bentuk pada atap.

Kuda-kuda merupakan penyangga utama pada struktur atap. Struktur ini termasuk dalam klasifikasi struktur framework (truss), secara umumnya kuda - kuda terbuat dari kayu, bambu, baja, dan beton bertulang.

• Kuda - kuda kayu digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang maksimal

sekitar 12 m. Kuda - kuda bambu pada umumnya mampu mendukung beban atap sampai dengan 10 meter

• kuda - kuda baja sebagai pendukung atap, dengan sistem frame work atau

lengkung dapat mendukung beban atap sampai dengan bentang 75 meter, seperti pada hanggar pesawat, stadion olah raga, bangunan pabrik, dll.

• Kuda - kuda dari beton bertulang dapat digunakan pada atap dengan bentang

sekitar 10 hingga 12 meter.

• Pada kuda - kuda dari baja atau kayu diperlukan ikatan angin untuk memperkaku

struktur kuda-kuda pada arah horisontal.

Pada dasarnya konstruksi kuda - kuda terdiri dari rangkaian batang yang selalu membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan dan bentuk penutupnya, maka konstruksi kuda - kuda satu sama lain akan berbeda, tetapi setiap susunan rangka batang harus merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja tanpa mengalami perubahan.

Kuda-kuda diletakkan diatas dua tembok selaku tumpuannya. Perlu diperhatikan bahwa tembok diusahakan tidak menerima gaya horisontal maupun momen, karena tembok hanya mampu menerima beban vertikal saja ( dalam perhitungan struktur tembok tidak diperhitungkan sebagai penerima beban tapi hanya sebagai beban )

Beban-beban yang dihitung adalah :

1. Beban mati ( yaitu berat penutup atap, reng, usuk, gording, kuda - kuda, plafon termasuk instalasi listrik, air bersih/air kotor dan instalasi lain yang berada diatas plafon dengan posisi menggantung )

(19)

Kuda - kuda berdasarkan bentang kuda-kuda dan jenis bahannya :

Bentang 3-4 Meter

Digunakan pada bangunan rumah bentang sekitar 3 s.d. 4 meter, bahannya dari kayu, atau beton bertulang.

v:shapes="BLOGGER_PHOTO_ID_5559100

587119277170">Bentang 4-8 Mater

Untuk bentang sekitar 4 s.d. 8 meter, bahan dari kayu atau beton bertulang.

v:shapes="BLOGGER_PHOTO_ID_5559100

583872584530">Bentang 9-16 Meter

Untuk bentang 9 s.d. 16 meter, bahan dari baja (double angle).

v:shapes="BLOGGER_PHOTO_ID_5559100

591064862322">Bentang 20 Meter

Bentang maksimal sekitar 20 m, Bahan dari baja (double angle) dan Kuda-kuda atap

(20)

v:shapes="BLOGGER_PHOTO_ID_5559100

595349075362">Kuda-Kuda Baja Profil Siku

(21)

v:shapes="BLOGGER_PHOTO_ID_5559102 038534695234">

Untuk bentang lebih dari 9 m disarankan menggunakan tenaga ahli dalam menentukan dimensi material yang digunakan.

v:shapes="_x0000_i1037">

(22)

Untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi kehilangan air karena kebocoran (leakage) dan rembesan (seepage) sering saluran dilapisi dengan bahan yang tahan terhadap gerusan air. Pelapisan saluran atau sering dinamakan dengan lining saluran (canal lining) juga bertujuan

untuk memantapkan stabilitas tanggul.

Pelapisan ini dapat berupa pasangan dari batu, bata merah, beton atau baja (untuk talang dan sipon).

Sebenarnya peliningan/pasangan diperlukan apabila kehilangan air akibat perkolasi tinggi dan kemiringan tanah lebih dari 1,0 sampai 1,5%.

Sering lining hanya digunakan untuk saluran tersier dan hanya sebagian kecil digunakan disaluran irigasi kuarter karena para petani diperbolehkan mengambil secara langsung dari saluran ini, namun apabila diberi pasangan biasanya di setiap pemilikan sawah saluran diberi gorong-gorong kecil untuk mengalirkan air ke petak sawah. Saluran pembuang juga jarang diberi pasangan.

Rehabilitasi / perbaikan bendung atau bangunan pengambilan bebas, saluran tersier, kuarter (termasuk lining saluran) dan bangunan lainnya, seperti: box bagi, siphon, talang, bangunan terjun, pintu, bangunan ukur, dan lain sebagainya.

Dari hasil pengamatan di lapangan bahwa sebagian besar komponen kegiatan yang dilaksanakan adalah lining saluran. Pasangan yang digunakan pada lining saluran pada umumnya pasangan batu dan sebagian kecil menggunakan pasangan beton.

Biaya untuk pelaksanaan lining saluran ini berbeda-beda tergantung dimensi saluran, harga

satuan bahan serta

(23)

Ferocement adalah merupakan material varian dari beton bertulang, namun tebalnya hanya sekitar 10 - 40 mm, dan pada ferosemen sebagai tulangan digunakan jaringan k a w a t (w ir e m e s h ), sejauh ini jaringan kawat telah menjadi pilihan utama lapisan pada ferosemen. Dari pelaksanaannya tersebut sebenarnya penggunaan lining saluran dengan memakai pasangan beton (ferocement) lebih murah dan ekonomis dibandingkan dengan lining saluran memakai pasangan batu kali.

Proporsi campuran ferosemen yaitu :

Rasio Semen – Pasir (dalam berat) = 1 : 2

Air dalam proses pencampuran harus tepat beratnya untuk mengontrol rasio air – semen.

Rasionya yaitu :

Rasio Air – Semen (dalam berat) = 35% sampai dengan 50% Rasio air dan semen harus serendah mungkin dan slump tidak lebih dari 6 cm.

Tiang penguat untuk besi – semen terbuat dari tiang baja berdiameter 6 mm dengan kualitas yang baik

(24)

Ada dua metode pelaksanaan lining saluran dengan pasangan beton (ferocement) yaitu:

1. Mencetak beton untuk pasangan saluran di tempat tertentu dan Ada sedikit perbedaan pengertian liningsaluran ferocement yang dilaksanakan dengan yang diinginkan. Ferocement yang dilaksanakan di daerah pada umumnya merupakan pasangan beton dari campuran pasir, batu pecah dan portlant-cement serta besi beton (tulangan), sementara yang semestinya adalah ferocement yang berbahan pasir, portlant-cement, besi tulangan dan kawat ayam, tanpa batu pecah, sebagaimana yang dianjurkan di pedoman Teknis rehabilitasi JITUT ( Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani ) dan JIDES ( Jaringan Irigasi Desa )

2. Pasangan beton dicor ditempat atau di saluran (in-situ). Pada metode pertama dapat dilakukan dengan persyaratan bahwa ada areal atau tempat yang luas untuk pencetakan dan juga memerlukan tenaga yang cukup untuk mengangkat atau mengangkut beton cetak ke saluran yang akan dilining. Sementara untuk metode yang kedua pelaksanaan pencetakan langsung di saluran yang akan dilining dan ini memang memerlukan keahlian yang khusus dan beberapa cetakan dimensi yang harus dipersiapkan dahulu, namun ini lebih cepat pelaksanaannya dan tidak memerlukan tempat khusus seperti di metode yang pertama.

Mencetakan beton ferosemen

(25)

lokasi beton ferosemen in-situ

Pasangan batu kali

Dalam pelaksanaan peliningan dengan memberi pasangan sebaiknya tanggul saluran dipadatkan terlebih dulu, agar pasangan lebih stabil. Tebal pasangan batu sekurang-kurangnya 20 cm, sementara bila menggunakan pasangan dari beton ferosement jauh lebih tipis sekitar 7 – 10 cm. Pasangan sebaiknya diberi koperan pada ujung atau dasarnya (lihat pada gambar detil pasangan). Pasangan (lining) ferocement yang berbahan pasir, portlant-cement, besi tulangan dan kawat ayam, tanpa batu pecah ini sebenarnya lebih kuat terhadap gaya tarik, sehingga dengan adanya kawat ayam ini akan memberi kekuatan ganda. Oleh karena itu sebaiknya dalam pelaksanaan lining saluran tepat apabila menggunakan ferocement, karena praktis

Penggunaan ferocement ini belum banyak diaplikasikan, hal ini merupakan hal kebiasaan saja di daerah bahwa masyarakat yang masih belum merasa pas dengan pasangan beton (ferocement) dibandingkan dengan pasangan batu kali yang dimensinya lebih besar dan kelihatan kokoh menurut mereka.

Read more: Pasangan Beton Ferocemen untuk Saluran Irigasi Pertanian ~ Home Design Ideas

http://kibagus-homedesign.blogspot.com/2010/12/pasangan-beton-ferocemen-untuk-saluran.html#ixzz1BJ6ntUvE

Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi bangunan ada kemungkinan terjadinya kegagalan akibat kerusakan - kerusakan yang terjadi pada struktur atau sebagian struktur pada waktu tahap pelaksanaannya maupun setelah selesai dikerjakan.

Kejadian ini antara lain disebabkan oleh adanya faktor-faktor yang sebelumnya tidak diperhitungkan misalnya kesalahan dalam perencanaan dan atau pelaksanaan serta adanya beban tambahan akibat perubahan fungsi dari bangunan.

(26)

1. Metode Hammer test

2. Metode Uji pembebanan ( loading test )

Uji kekuatan test struktur beton bisa dilakukan bila terjadi hal hal sebagai berikut :

Kesalahan Perencanaan dan atau kesalahan Pelaksanaan :

• Hasil pengamatan lapangan dimana terlihat adanya retak-retak atau penurunan

struktur yang berlebihan.

• Jenis dan sifat material yang diuji selama pelaksanaan pembangunan, yang

menunjukkan hasil yang tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan.

• Hasil Perhitungan (dengan pembebanan yang riil) yang menunjukkan adanya

penurunan kapasitas kekuatan struktur atau sebagian struktur

Penurunan kinerja struktur yang diakibatkan oleh :

• Adanya kerusakan struktur karena usianya yang sudah tua, atau karena

serangan zat-zat kimiawi tertentu yang merusak (seperti sejenis senyawa asam).

• Adanya kerusakan pada struktur atau bagian struktur karena bencana alam atau

musibah

• Pembebanan tambahan lebih dari yang direncanakan akibat adanya perubahan

fungsi bangunan.

• Adanya pengembangan bangunan baru yang terkait langsung dengan

bangunan yang lama.

Read more: Alasan untuk melakukan pengujian beton struktur ~ Home Design Ideas http://kibagus-homedesign.blogspot.com/2010/06/alasan-untuk-melakukan-pengujian-beton.html#ixzz1BJ78aVSz

Uji pembebanan (load test) adalah merupakan suatu metode pengujian yang bersifat setengah merusak atau merusak secara keseluruhan komponen komponen bangunan yang diuji. Pengujian yang dimaksud dapat dilakukan dengan beberapa metode salah satu diantaranya adalah metode uji beban (Load Test).

Tujuan load test pada dasarnya adalah untuk membuktikan bahwa tingkat keamanan suatu struktur atau bagian struktur sudah memenuhi persyaratan peraturan bangunan yang ada, yang tujuannya untuk menjamin keselamatan umum. Oleh karena itu biasanya load test hanya dipusatkan pada bagian-bagian struktur yang dicurigai tidak memenuhi persyaratan tingkat keamanan berdasarkan data-data hasil pengujian material dan hasil pengamatan.

(27)

1. Perhitungan analistis tidak memungkinkan dilakukan karena keterbatasan informasi detail dan geometri struktur.

2. Kinerja struktur yang sudah menurun karena adanya penurunan kwalitas bahan, akibat serangan zat kimia, ataupun karena adanya kerusakan fisik yang dialami bagian-bagian struktur,akibat kebakaran, gempa, pembebanan yang berlebihan dan lain-lain.

3. Tingkat keamanan struktur yang rendah akibat jeleknya kwalitas pelaksanaan ataupun akibat adanya kesalahan pada perencanaan yang sebelumnya tidak terdeteksi.

4. Struktur direncanakan dengan metode-metode yang non-stardard, sehingga menimbulkan kekhawatiran mengenai tingkat keamanan struktur tersebut.

5. Perubahan fungsi struktur, sehingga menimbulkan pembebanan tambahan yang belum diperhitungkan dalam perencanaan.

6. Perlukannya pembuktian mengenai kinerja suatu struktur yang baru saja di renovasi karena ada perubahan fungsi bangunan.

Uji pembebanan dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu :

1. Pengujian ditempat ( in.situ ) yang biasanya bersifat non-destructive.

2. Pengujian bagian-bagian struktur yang diambil dari struktur utamanya. Pengujian biasanya dilakukan dilaboratorium dan sifat merusak.

Pemilihan jenis uji pembebanan ini tergantung pada situasi dan kondisi tetapi biasanya cara kedua dipilih jika cara pertama tidak praktis (tidak mungkin) untuk dilaksanakan. Selain itu pemilihan jenis pengujian bergantung pada tujuan diadakannya load test.

Kalau tujuannya hanya ingin mengetahui tingkat layanan struktur, maka pilihan pertama tentunya yang paling baik. Tetapi ingin mengetahu kekuatan batas dari suatu bagian struktur, yang nantinya akan digunakan sebagai kalibrasi untuk bagian-bagian struktur lainnya yang mempunyai kondisi yang sama, maka cara kedualah yang pilih.

1. Pengujian Pembebanan di tempat (In-Situ Load test)

Tujuan utama dari pembebanan adalah untuk mengetahui apakah bagian struktur pada saat diberi beban kerja (working load) memenuhi persyaratan banguan yang ada yang pada dasarnya dibuat agar keamanan masyarakat umum terjamin. Perilaku struktur tersebut dinilai berdasarkan pengukuran lendutan yang terjadi. Selain itu penampakan struktur pada saat retak-retak yang terjadi selama pengujian masih dalam batas-batas yang wajar

Bagian struktur yang akan memikul bagian struktur yang akan diuji dan beban ujinya juga harus dipertimbangkan/dilihat apakah kondisinya baik dan kuat Selain itu "scaffolding" juga harus dipersiapkan untuk mengantisipasi beban-beban yang timbul jika terjadi keruntuhan bagian struktur yang diuji.

(28)

berfungsi mendistribusikan beban pada komponen-komponen struktur dibawahnya yang sebenarnya tidak saling berhubungan.

Untuk menghindari terjadinya distribusi beban yang akan diinginkan maka bagian struktur yang akan diuji sebaiknya diisolasikan dari bagian struktur yang ada disekitarnya

2. Pengujian bagian-bagian struktur yang diambil dari struktur utamanya. Pengujian biasanya dilakukan dilaboratorium dan sifat merusak.

Uji merusak biasanya ditempuh jika pengujian ditempat (in-situ) tidak mungkin dilakukan atau jika tujuan utama pengujian adalah mengetahui kapasitas suatu bagian struktur yang nantinya akan dijadikan sebagai acuan dalam menilai bagian-bagian struktur lainnya yang identik dengan bagian yang diuji. Pengujian jenis ini biasanya memakan waktu dan biaya yang besar, terutama untuk pemindahan dan penggantian bagian struktur yang akan diuji dilaboratorium. Namun, walaupun begitu hasil yang bisa diharapkan dari pengujian jenis ini tergolong sangat akurat dan informatif.

Read more: Metode uji beban loading test untuk test struktur beton ~ Home Design Ideas

http://kibagus-homedesign.blogspot.com/2010/07/metode-uji-beban-loading-test-untuk.html#ixzz1BJ7IrMV5

Mutu tinggi

(29)

fc'35 – fc'65 MPa setara K400 – K800 kg/cm2

Umumnya digunakan untuk beton prategang seperti tiang pancang beton prategang, gelagar beton prategang, pelat beton prategang dan sejenisnya.

Mutu sedang

____________________________________________

fc'20 – fc'35 MPa setara K250 – K400 ( kg/cm2 )

Umumnya digunakan untuk beton bertulang seperti pelat lantai jembatan, gelagar beton bertulang, diafragma, kerb beton pracetak, gorong-gorong beton bertulang, bangunan bawah jembatan.

Mutu rendah

____________________________________________

fc'15 fc'20 MPa setara K175 K250 kg/cm2

Umumya digunakan untuk struktur beton tanpa tulangan seperti beton siklop, trotoar dan pasangan batu kosong yang diisi adukan, pasangan batu.

Mutu rendah

____________________________________________

fc'10 fc'15 MPa setara K125 K175 kg/cm2

Di gunakan sebagai lantai kerja, penimbunan kembali dengan beton

(30)

• berdasarkan Kelas Kuat : Normal Strength Concrete, Medium Strength Concrete, High Strength Concrete, Ultra Strength Concrete.

• Berdasarkan berat volume : Light Weight Concrete, Normal Weight Concrete, Weight Weight Concrete

III. Mix design

Macam-macam Metode Mix Design

1. Berdasarkan slump rencana,diameter aggregate maximum dan kuat tekan rencana 2. berdasarkan berat volume

IV. Pembuatan Beton

• Teknik Pencampuran (concrete mixer,concrete mixing plant) • Teknik Pengecoran

• Teknik Pemadatan

• Teknik Perawatan (curing) beton normal

(31)

• Reinforced concrete (penempatan,penyambungan dan penyaluran tulangan; detail penulangan dan jarak antar tulangan; pencegahan korosi tulangan)

• Quality Control

Sistem Pengecoran Khusus

1. Beton Siap Pakai (Ready Mix). Pengecoran dilakukan di pabrik kemudian ditransportasikan ke lokasi dengan truck mixer

2. Beton Pompa (pumped concrete) Sama seperti ready mix dengan keuntungan campuran beton dapat dipindahkan baik secara horizontal maupun vertikal sekaligus

3. Shotcrete. Beton segar secara pneumatis disemprotkan dengan kecepatan tinggi pada permukaan yang akan dicor dengan tekanan yang tetap. Gaya tersebut akan memadatkan material sedemikian rupa sehingga dapat menahan berat sendiri tanpa jatuh.Shotcrete banyak dipakai pada sambungan,perbaikan,lapisan pelindung,shell

4. Pengecoran dalam air. Slump lebih dari 125 mm ,kadar semen lebih dari 350 kg/m3

Posted by Arif Fadlillah at 00:05 Labels: Teknologi Beton

0 comments:

Post a Comment

Newer PostOlder PostHo

Ada Band

Cinta Yang Sempurna

membutuhkanmu dalam hidupku karena kau cahaya kalbu

bagai melangkah di ruang tersedih di dunia tanpa hadirmu

dirimulah keajaiban ciptakan surga di dunia perih aku nafas cintamu kan kuhirup sampai mati

Reff:

(32)

kekal abadi selamanya dekap aku dan peluk mesra genggam jiwaku jangan kau lepas

setiap saat kau sentuh diriku dengan penuh kasih sayang hadirkan kata dengan perasaan yang tulus dari hatimu

dirimulah keajaiban ciptakan surga di dunia perih aku nafas cintamu kan kuhirup sampai mati

[ Reff ]

kau anugrah terindah... bagiku yang tercipta...

cintai aku hingga, nyawaku dicabutnya

Ada Band

Pemujamu

kali ini ku tlah jatuh ke dalam dosa begitu besar

terlalu mencintai begitu dalam

mata itu berhasil hipnotisku menjerat nafsu jiwa

mengurungku kedalam keindahan

reff:

rasanya ingin malam ini menciummu hingga lemas rasanya ingin malam ini memelukmu hingga terlelap

kau bagaikan simbol semesta alam dan aku pemujamu

(33)

kau memegang semua kehidupanku keluar dari derita

menuju kedamaian yang ilahi

back to reff:

tuhan tolong segera sadarkan aku dari semua

pengaruh sihir cinta mati aku kepadanya

back to reff:

ku ingin ini bukan hanya sekedar mimpi belaka ku ingin ini menjadi

dosa terindah dalam hidupku

http://musiklib.org/Ada_Band-Pemujamu-Lirik_Lagu.htm

Ada Band

Mimpi

rona merah langit pagi bagai tersipu malu

melihat tingkahku sedang tergila gila kepadamu

mentari mulai menampakkan sinar keindahan

andai rasa penasaran ini berakhir dengan bahagia

Reff:

mimpiku memilikimu mimpi memeluk tubuhmu

mimpiku mencium dan mengucap berjuta sayang mimpi memanggil namamu

mimpiku janganlah pergi

mimpiku temani aku arungi kehidupan

(34)

bagai tersipu malu

melihat tingkahku sedang tergila gila kepadamu

mentari mulai menampakkan sinar keindahan

andai rasa penasaran ini berakhir dengan bahagia

ingin segera nyatakan perasaan yang slalu membuat gusar tapi ku takut cintamu bukan untukku

Reff:

mimpiku memilikimu mimpi memeluk tubuhmu

mimpiku mencium dan mengucap berjuta sayang

http://musiklib.org/Ada_Band-Mimpi-Lirik_Lagu.htm

Teknik Pembuatan Beton (1)

By bajaklaut

sering temen nanya ke saya, “mas jurusan teknik kelautan ya?mempelajari ikan ikan ya?”. mak jleb..jleb… sekadar ngasih info saja, di teknik kelautan ITB (institut tekanan bathin) disini kita di tempa untuk mempelajari struktur bangunan laut. salah satunya adalah mempelajari teknik pembuatan beton. mata kuliah ini saya dapatkan waktu tingkat dua (klo gak salah), ada dua mata kuliah yang mempelajari beton secara khusus.

1. mata kuliah teknologi bahan

disini mempelajari cara membuat beton dan bagaimana cara mengujinya. walaupun di

kelompokku betonnya keren karena apa yang dibuat sesuai dengan kekuatan yang kita inginkan, tapi kok aku dapat C yak…

2. mata kuliah struktur beton

disini kita mempelajari cara mendesain beton, dari struktur rangkanya sampai menghitung kekuatan beton. dan alhamdulillah dapat B !!! duh senangnya… ^_^

(35)

Beton adalah material utama yang digunakan dalam pembuatan bangunan. Beton terdiri dari pasta, agregat dan admixture. Dalam membuat suatu beton dengan mutu tertentu perlu ditentukan jumlah pasta dan agregat yang sesuai. Pasta adalah campuran semen dan air yang digunakan untuk merekatkan agregat-agregat dalam beton. Jumlah pasta pada pembuatan beton sekitar 30-40% dari volume dan berat total beton. Sedangkan jumlah agregat sebesar 60-70%.

Dalam suatu proses pembuatan beton, yang perlu diperhatikan ada kekuatan, keekonomisan, dan durabilitas bahan dari beton tersebut. Durabilitas adalah daya tahan suatu bahan terhadap beban yang akan diterimanya. Pembuatan beton melalui proses perhitungan kadar air,jumlah semen dan jumlah agregat yang diperlukan. Setelah proses perhitungan, akan dilakukan proses pembuatan beton dengan bahan-bahan yang telah dihitung. Setelah beton terbentuk, dilakukanlah proses perawatan selama 28 hari. Pada hari ke 28, kualitas beton hanya memenuhi 70% dari kondisi normalnya. Pada proses perawatan beton diusahakan agar temperatur ruang perawatan jangan terlalu dingin, juga beton diusahakan jangan terlalu

kering karena akan menyebabkan getas.

• semen dan air

Semen merupakan bubuk kering yang berupa partikel-pertikel halus. Dalam pembuatan beton, semen akan dicampur air untuk membentuk pasta. Semen memiliki beberapa tipe yaitu tipe I, II, III, IV dan V. Tipe-tipe semen tersebut diurutkan berdasarkan kekuatan awalnya dalam

merekatkan suatu bangunan yang dibentuk. Semen yang digunakan dalam pembutan beton adalah semen hidrolik. Semen hidrolik adalah jenis semen yang bereaksi dengan air dan membentuk suatu batuan massa. Semen hidrolik juga terdiri dari beberapa jenis, seperti semen semen portland, semen portland abu terbang, semen portland putih, dll. Semen portland terbuat dari campuran kalsium, silika, alumunium dan oksida besi. Pada penggunaannya di lapangan, bahan-bahan semen portland dibuat atau ditambahkan dari zat kimia lain. Contohnya, semen portland abu terbang yang merupakan hasil poemanfaatan kembali dari produksi pembakaran gas.

Air juga sangat dibutuhkan dalam pembuatan beton, karena air dapat mempercepat proses kimiawi pada beton.Sehingga dapat memudahakn pengerjaan. Pada reaksi kimia beton, hanya 1/3 bagian air yang diperlukan untuk reaksi. Air bermanfaat dalam mencegah penyusutan plastis. Tapi dapat merendahkan permeabilitas dan kekuatan beton.

Dalam pembuatan beton, semen akan dicampur air untuk membentuk pasta. Fungsi dari pasta ini adalah untuk merekatkan agregat sehingga tidak mudah goyah. Selain itu, semen juga berfungsi dalam mengeraskan dan membentuk beton agar padat. Proporsi dari kedua campuran semen dan air menentukan sifat-sifat dari beton yang dibentuk.

• agregat

(36)

• Menimbulkan volume beton yang stabil

• Mencegah abrasi jika beton digunakan pada bangunan laut

Agregat alami dapat diperoleh dari proses pelapukan dan abrasi serta pemecahan pada batuan induk yang lebih besar. Agregat yang baik untuk digunakan adalah agregat yang menyerupai bentuk kubus atau bundar, bersih, keras, kuat, bergradasi baik dan stabil secara kimiawi.

• admixture dan additif

Admixture atau zat tambahan lainnya adalah bahan yang tidak harus dipakai dalam pembuatan beton,karena dipakai hanya jika ingin mendapatkan suatu jenis beton yang membutuhkan bahan,selain semen dan agregat. Contoh-contoh zat admixture :

• super-plasticizer : digunakan untuk mengurangi jumlah campuran air • pembentuk gelembung udara : meninggikan sifat kedap air

• retarder : memperlambat pengerasan, memperpanjang waktu pengerjaan

• bahan warna : memberi bahan warna

Jumat, 22 Agustus 2008

a.Ferrosemen

Ferrosemen adalah suatu bahan gabungan yang diperoleh dengan cara memberikan suatu tulangan yang berupa anyaman kawat baja sebagai pemberi kekuatan tarik dan daktilitas pada mortar semen.

b.Beton Serat (Fibre Concrete)

Beton serat (Fibre Concrete) adalah bahan komposit yang terdiri dari beton biasa dan bahan lain yang berupa serat. Serat dalam beton ini berfungsi mencegah retak-retak sehingga menjadikan beton lebih daktail daripada beton biasa.

c.Beton Non Pasir (No-Fines Concrete)

Beton non pasir (No-Fines Concrete) adalah bentuk sederhana dari jenis beton ringan yang diperoleh dengan cara menghilangkan bagian halus agregat pada pembuatan beton. Tidak adanya agregat halus dalam campuran menghasilkan suatu sistem berupa keseragaman rongga yang terdistribusi di dalam massa beton, serta

(37)

Beton siklop adalah beton normal / beton biasa, yang menggunakan ukuran agregat yang relatif besar. Ukuran agregat kasar mencapai 20 cm, namun proporsi agregat yang lebih besar ini sebaiknya tidak lebih dari 20 persen agregat seluruhnya.

e.Beton Hampa

Beton hampa adalah beton yang setelah diaduk dan dituang serta dipadatkan sebagaimana beton biasa, air sisa reaksi disedot dengan cara khusus, disebut cara vakum (vacuum method). Air yang tertinggal hanya air yang dipakai untuk reaksi dengan semen sehingga beton yang diperoleh sangat kuat.

f.Beton Mortar

Beton Mortar adalah adukan yang terdiri dari pasir, bahan perekat, dan air. Mortar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : mortar lumpur, mortar kapur, dan mortar semen.

1.1.3 Sifat – Sifat Beton 1.1.3.1 Beton Segar

Hal-hal penting yang berkaitan dengan sifat-sifat beton segar, yaitu: 1. Kemudahan pengerjaan (workability).

Sifat ini merupakan ukuran dari tingkat kemudahan adukan untuk diaduk, diangkut, dituang dan dipadatkan. Unsur-unsur yang mempengaruhi sifat kemudahan pengerjaan beton segar:

a.Jumlah air yang dipakai dalam campuran adukan beton. Makin banyak air yang dipakai makin mudah beton segar dikerjakan.

b.Penambahan semen kedalam campuran karena pasti diikuti dengan bertambahnya air campuran untuk memperoleh nilai fas tetap.

c.Gradasi campuran pasir dan kerikil.

d.Pemakaian butir maksimum kerikil yang dipakai. e.Pemakaian butir-butir batuan yang bulat.

f.Cara pemadatan adukan beton menentukan sifat pengerjaan yang berbeda. 2. Pemisahan kerikil.

Kecenderungan butir-butir kerikil untuk memisahkan diri dari campuran adukan beton disebut segregation. Kecenderungan pemisahan kerikil ini diperbesar dengan:

(38)

c.Semakin besar butir kerikil. d.Semakin kasar permukaan kerikil.

Pemisahan kerikil dari adukan beton berakibat kurang baik terhadap betonnya setelah mengeras. Untuk mengurangi kecenderungan pemisahan kerikil tersebut maka diusahakan hal-hal sebagai berikut: 1.Air yang diberikan sesedikit mungkin

2.Adukan beton jangan dijatuhkan dengan ketinggian terlalu besar.

3.Cara pengangkutan, penuangan maupun pemadatan harus mengikuti cara- cara yang betul. 3. Pemisahan air

Kecenderungan air campuran untuk naik ke atas (memisahkan diri) pada beton segar yang baru saja dipadatkan disebut bleeding.

Pemisahan air dapat dikurangi dengan cara-cara berikut: a.Memberi lebih banyak semen.

b.Menggunakan air sesedikit mungkin. c.Menggunakan pasir lebih banyak. 1.1.3.2 Beton Keras

Sifat mekanis beton keras diklasifikasikan:

1.Sifat jangka pendek atau sesaat, yang terdiri dari: a.Kekuatan tekan

Kuat tekan beton dipengaruhi oleh:

1.Perbandingan air–semen dan tingkat pemadatannya.

2.Jenis semen dan kualitasnya (mempengaruhi kekuatan rata-rata dan kuat batas beton). 3.Jenis dan lekak-lekuk bidang permukaan agregat.

4.Umur (pada keadaan normal kekuatan bertambah sesuai dengan umurnya) 5.Suhu (kecepatan pengerasan beton bertambah dengan bertambahnya suhu). 6.Efisiensi dan perawatan.

(39)

Kekuatan tarik beton berkisar seper-delapan belas kuat desak beton pada waktu murnya masih muda dan berkisar seper-duapuluh sesudahnya.

Biasanya tidak diperhitungkan di dalam perencanaan bangunan beton.

Kuat tarik merupakan bagian penting di dalam menahan retak-retak akibat perubahan kadar air dan suhu. c. Kekuatan geser

Di dalam praktek, geser dalam beton selalu diikuti oleh desak dan tarik oleh lenturan dan bahkan di dalam pengujian tidak mungkin menghilangkan elemen lentur.

2. Sifat jangka panjang, yang terdiri dari: a. Rangkak

Rangkak adalah penambahan terhadap waktu akibat beton yang bekerja.

Faktor-faktor yang mempengaruhi rangkak adalah: kekuatan (rangkak dikurangi bila kenaikan kekuatan semakin besar), perbandingan campuran (bila fas dan volume pasta semen berkurang maka rangkak berkurang), semen, agregat (rangkak bertambah bila agregat makin halus), perawatan, umur (kecepatan rangkak berkurang sejalan dengan umur beton).

b. Susut

Susut adalah berkurangnya volume elemen beton jika terjadi kehilangan uap air karena penguapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya susut adalah: agregat (sebagai penahan susut pasta semen), faktor air semen (semakin besar fas semakin besar pula efek susut), ukuran elemen beton (kelajuan dan besarnya susut akan berkurang bila volume elemen betonnya semakin besar), kondisi lingkungan, banyaknya penulangan, bahan tambahan.

1.1.4 Kelebihan dan Kekurangan Beton 1.1.4.1 Kelebihan Beton

Kelebihan beton dibanding dengan bahan bangunan lain adalah:

1.Harga relatif murah karena menggunakan bahan-bahan dasar dari bahan lokal

2.Beton termasuk bahan aus dan tahan terhadap kebakaran, sehingga biaya perawatan termasuk rendah 3.Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi, serta mempunyai sifat tahan terhadap

pengkaratan/pembusukan oleh kondisi alam.

4.Ukuran lebih kecil jika dibanding dengan pasangan batu

(40)

Kekurangan beton

Kekurangan beton dibanding dengan bahan bangunan lain adalah:

1. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah sehingga mudah retak, oleh karena itu diperlukan baja tulangan untuk menahannya.

2.Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika basah sehingga dilatasi (construction joint) perlu diadakan pada beton yang berdimensi besar untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan pengembangan beton.

3.Beton dapat mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu, sehingga perlu dibuat dilatasi untuk mencegah terjadinya retak-retak akibat perubahan suhu.

4.Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki air, dan air yang membawa garam dapat merusak beton.

5.Beton bersifat getas sehingga harus dihitung dan didetail secara seksama agar setelah dikombinasikan dengan baja tulangan menjadi bersifat daktail.

1.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton Faktor-faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton adalah :

a.Pengaruh cuaca berupa pengembangan dan penyusutan yang diakibatkan oleh pergantian panas dan dingin. b.Daya perusak kimiawi, seperti air laut (garam), asam sulfat, alkali, limbah, dan lain-lain.

c.Daya tahan terhadap aus (abrasi) yang disebabkan ole gesekan orang berjalan kaki, lalu lintas, gerakan ombak, dan lain-lain.

1.1.6 Zat-zat yang dapat mengurangi kekuatan tekan beton.

Bahan-bahan yang keberadaannya mungkin memberikan pengaruh yangmerugikan terhadap kekuatan, kemudahan pekerjaan, dan kenampaan jangka panjang disebut zat pengganggu. Bahan-bahan ini dianggap tidak diperlukan sebagai bahan tambah karena lemah, lunak, atau sifat fisik dan sifat kimiawi yang merusak sifat-sifat beton. Ditinjau dari aksinya, zat-zat yang berpengaruh buruk tersebut pada beton dibedakan menjadi 3 macam yaitu : 1.Zat yang mengganggu proses hidrasi semen

2.Zat yang melapisi agregat sehingga mengganggu terbentuknya lekatan yang baik antara agregat dan pasta semen. 3.Butiran-butiran yang kurang tahan cuaca, yang bersifat lemah dan menimbulkan reaksi kimia antara agregat dan

pastanya.

(41)

Berikut ini berbagai macam zat yang dapat mengurangi kuat tekan beton dan kadar konsentrasinya dalam campuran seperti yang tercantum dalam tabel berikut ini.

Tabel 1.1 Zat-zat yang dapat mengurangi kekutan beton

Sumber : kecenderungan untuk bervariasi dari adukan ke adukan. Besarnya variasi itu tergantung pada berbagai faktor antara lain :

a. Variasi mutu bahan dari satu adukan ke adukan berikutnya. b. Variasi cara pengadukan

c. Stabilitas pekerja

Pengawasan terhadap mutu beton yang dibuat di lapangan dilakukan dengan cara membuat diagram hasil uji kuat tekan beton dari benda-benda uji yang diambil selama pelaksanaan. Dalam buku “Perencanaan Campuran dan Pengendalian Mutu Beton” (1994) tercantum bahwa beton yang dibuat dinyatakan memenuhi syarat (mutunya tercapai) jika kedua persyaratan berikut terpenuhi :

a.Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji (yang masing-masing pasangan terdiri dari empat hasil uji kuat tekan) tidak kurang dari (fc’ + 0,82 Sc)

b.Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari dua silinder) kurang dari 0,85 fc’.

Jika salah satu dari dua persyaratan tersebut diatas tidak terpenuhi, maka untuk adukan berikutnya harus diambil langkah-langkah untuk meningkatkan kuat tekan rata-rata betonnya.

Khusus jika persyaratan kedua yang tidak terpenuhi maka selain memperbaiki adukan beton berikutnya harus pula diambil langkah-langkah untuk memastikakn bahwa daya dukung struktur beton yang sudah dibuat masih tidak membahayakan terhadap beban yang akan ditahan.

Langkah-langkah itu antara lain :

a.Analisis ulang struktur berdasarkan kuat tekan beton sesungguhnya(actual)

Kandungan unsur kimiawi Konsentrasi maksimum ppm

Gambar

Gambar 1. Proses pembuatan batu bata
Gambar 2. Pemasangan hebel yang memerlukan waktu lebih cepat
Tabel 1.1 Zat-zat yang dapat mengurangi kekutan beton
Tabel 1.2 Susunan Unsur semen biasa
+3

Referensi

Dokumen terkait

Uji merusak biasanya ditempuh jika pengujian di tempat (in-situ) tidak mungkin di lakukan atau jika tujuan utama pengujian adalah mengetahui kapasitas suatu bagian struktur

Parameter keberhasilan pengujian ini adalah munculnya pilihan perusahaan yang data sahamnya dapat diunduh sesuai dengan isi file companydata.txt yang terdapat di

Sistem keamanan pada paper ini akan mengganti kunci konvensional dengan teknologi smartcard-RFID untuk masuk kedalam rumah melalui pengenalan pola tanda tangan

(1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan usaha budi daya tanaman perkebunan dengan luasan tanah tertentu dan/atau usaha industri pengolahan hasil perkebunan dengan

Pada manusia, sekresi lambung adalah campuran mukokolisakarida dan mukoprotein yang disekresikan secara kontinyu melalui kelenjar mukosa. Mucus ini mengabsorpsi pepsin dan

terkait dengan pengajaran yang dilakukan oleh mahasiswa. Evaluasi yang diberikan guru pembimbing lebih kepada cara menghadapi siswa. Dalam melaksanakan praktik mengajar

Analisis epitop juga menunjukkan gen NS3 DENV-4 IDS 96/10 memiliki epitop yang dapat dikenali oleh sel T CD8 + pada posisi 500-508 yang bersifat conserve pada semua

kenyamanan kerja meliputi : Rancangan ruang kerja, rancangan pekerjaan termasuk peralatan kerja dan prosedur kerja, sistem penerangan dan sistem fentilasi. Sedangkan