PERDARAHAN
POST PARTUM
KARENA
RETENSIO
SISA
PLASENTA DI RSUD Dr. MOEWARDI
DI SURAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Di susun oleh :
YULIA ROSFITA SARI B09060
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
ii
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. A P
1A
0DENGAN
PERDARAHAN
POST PARTUM
KARENA
RETENSIO
SISA
PLASENTA DI RSUD Dr. MOEWARDI
DI SURAKARTA
Disusun oleh :
YULIA ROSFITA SARI
NIM. B09.060
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal Agustus 2012
Pembimbing
iii
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. A P1
A0
DENGAN
PERDARAHAN
POST PARTUM
KARENA
RETENSIO
SISA
PLASENTA DI RSUD Dr. MOEWARDI
DI SURAKARTA
Karya Tulis Ilmiah
Disusun oleh : YULIA ROSFITA SARI
NIM. B09.060
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
STIKes Kusuma Husada Surakarta
Pada tanggal : September 2012
Penguji I Penguji II
(Erlyn Hapsari, S. ST) (Ambarsari, S. ST) NIK. 2006683018 NIK. 201087048
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Ka. PRODI DIII KEBIDANAN
iv
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan
judul “Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada Ny. A P1 A0 dengan Perdarahan Post
Partum karena Retensio Sisa Plasenta di RSUD Dr. Moewardi di Surakarta“ untuk memenuhi syarat tugas akhir sebagai syarat menyelesaikan pendidikan Ahli
Madya Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bantuan, bimbingan dan dukungan dari baerbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Ambarsari, S.ST, selaku pembimbing yang telah membantu dan
memberikan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Bapak Aryoseno, drg, yang telah bersedia memberi kesempatan dan ijin
kepada penulis untuk mengambil kasus di RSUD Dr. Moewardi di
Surakarta.
5. Ny. A yang telah bersedia menjadi responden dalam pengambilan kasus
v
yang telah membantu dengan memberikan dorongan dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Perpustakaan Prodi D III STIKes Kebidanan Kusuma Husada Surakarta
yang telah menyediakan literatur yang penulis perlukan.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini.
Penulis menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan,
dengan demikian saran yang membantu sangat penulis harapkan dan penulis
terima dengan senang hati. Penulis berharap semoga Karya Tulis ini bermanfaat
bagi para pembaca pada umumnya dan tenaga kesehatan lain pada khususnya.
Surakarta, Agustus 2012
vi
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. A P1 A0 DENGAN PERDARAHAN
POST PARTUM KARENA RETENSIO SISA PLASENTA DI RSUD DR.
MOEWARDIDI SURAKARTA
(xiii halaman + 68 halaman + 1 tabel + 1 gambar + 9 lampiran)
INTISARI
Latar Belakang : Penyebab kematian ibu yang paling utama adalah perdarahan sekitar 60-70 % dibandingkan sebab-sebab lain seperti Pre-eklasi dan Eklamsi 10-20%, infeksi 20-30%. Perdarahan, khususnya perdarahan post partum yang disebabkan karena retensio sisa plasenta dimana tertinggalnya sisa plasenta atau selaput plasenta didalam rongga rahim yang mengakibatkan perdarahan post partum dini (early postpartum hemorrhage) atau perdarahan lambat (late postpartum hemorrhage) yang biasanya terjadi dalam 6-10 hari pasca persalinan. Seringkali nyawa ibu tidak tertolong karena perdarahan terjadi di luar Rumah Sakit dan keterlambatan rujukan, sehingga tidak dapat diberikan tranfusi darah atau tindakan medis lainnya untuk menghentikan perdarahan
Tujuan : Mampu memberikan dan melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ny.A dengan Perdarahan Post Partum karena Retensio Sisa Plasenta sesuai dengan manajemen kebidanan 7 langkah varney dan mampu membedakan teori dan praktek.
Metode : Studi kasus yang digunakan menggunakan metode deskritif, lokasi studi kasus di RSUD Dr. Moewardi di Surakarta, subyek pengambilan kasus ini ibu nifas Ny. A P1A0 dengan Perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta, waktu studi kasus pada tanggal 17-20 juli 2012, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah data primer yang meliputi pemeriksaan fisik, wawancara, observasi dan data sekunder meliputi studi dokumentasi pasien, catatan Asuhan Kebidanan, kepustakaan.
Hasil : Setelah dilakukan kuretase didapatkan hasil : keadaan umum baik, kesadaran composmentis, sisa plasenta sudah lahir lengkap, kontraksi baik, keras dan ibu sudah merasa tenang.
Kesimpulan : Pada studi kasus ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan pratek.
Kata kunci : Asuhan Kebidanan, nifas, perdarahan post partum karena retensio
sisa plasenta.
vii
MOTTO
Ø Ada hikmah di setiap kejadian yang terjadi dalam hidup kita maka janganlah berburuk sangaka dengan takdir Allah.
Ø Hidup itu adil, ada senang ada sedih, ada member ada menerima, sebab hidup itu terus berputar.
Ø Semua yang kita rasakan itu terkadang hanya karena sugesti kita, jadi bersugesti positiflah setiap saat.
PERSEMBAHAN
Syukur Alhamdulillah akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini terselesaikan,
walaupun tetes air mata, keringat, pikiran dan tenaga menyertai dalam pembuatan
Karya Tulis Ilmiah ini. Karya Tulis ini saya persembahkan untuk :
1. Syukron ya Robbi, berkat Rahmat Hidayah dan Ridho-Mu akhirnya saya dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Bapak dan Mamah, sosok pertama dari tujuan hidup saya, yang selalu
membangkitkan saya disaat terpuruk, yang tak pernah lelah memberikan
nasehat dan kasih sayangnya. Terima kasih Tuhan telah Engkau lahirkan saya
dari rahim seorang wanita yang luar biasa dan seorang ayah yang tak pernah
lelah membanting tulang untuk memberikan yang terbaik buat putra, putrinya.
Tanpa doa Bapak dan Mamah tercinta, mustahil diri ini mampu melewati
masa-masa sulit untuk meraih harapan dan cita-cita.
3. Dan juga untuk kedua kakak saya tersayang (aa Deni dan aa Yogi) yang selalu
memberikan dorongan dan semangat untuk lalui perang besar saya ini.
4. Sahabat-sahabat D’ Grenenk (Anika, Intan, Fitri, Putri, Gina) terima kasih atas kebersamaannya selama ini, suka maupun duka, hariku berwarna karena kalian
semua.
5. Seluruh teman-teman STIKes Kusuma Husada Surakarta angkatan 2009,
terima kasih untuk kehangatan sebuah persahabatan. Memang lebih enak
menderita rame-rame daripada sendirian, tetap semangat untuk lanjutkan
perjuangan menjadi seorang bidan baru.
viii
BIODATA
Nama : Yulia Rosfita Sari
Tempat / Tanggal Lahir : Ngawi, 04 Juli 1991
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jln. Kenari RT 02 RW 01, Beran, Ngawi, Jawa Timur.
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD Impres Tenukiik Lulus tahun 2003
2. SMP Negeri 1 Atambua Lulus tahun 2006
3. SMA Negeri 1 Atambua Lulus tahun 2009
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan tahun
ix
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
INTISARI ... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii
CURICULUM VITAE ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Studi Kasus ... 3
D. Manfaat Penulisan ... 4
E. Keaslian Studi Kasus ... 5
F. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II. TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medis ... 8
x
1. Pengertian ... 17
2. Data Perkembangan ... 34
C. Landasan Hukum ... 35
D. Kerangka Konsep ... 35
BAB III. METODOLOGI A. Jenis Studi Kasus ... 36
B. Lokasi Studi Kasus ... 36
C. Subjek Studi Kasus ... 36
D. Waktu Studi Kasus ... 37
E. Instrumen Studi Kasus ... 37
F. Teknik Pengumpulan Data ... 37
G. Alat-alat yang dibutuhkan ... 40
BAB IV.TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Kasus ... 41
B. Pembahasan ... 61
BAB V. PENUTUP A.Kesimpulan ... 66
B. Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA
xi
Halaman
xiii
Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal
Lampiran 2. Surat Balasan Pengambilan Data Awal
Lampiran 3. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 4. Surat Balasan Penggunaan Lahan
Lampiran 5. SAP Gizi Ibu Menyusui dan Leaflet
Lampiran 6. Lembar Persetujuan Pasien
Lampiran 7. Lembar Tindakan Kuretase
Lampiran 8. Lembar observasi
1
A. Latar Belakang
Indikator kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan
tinggi rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB). Indonesia dilingkungan ASEAN merupakan negara dengan angka
kematian ibu tertinggi, yang berarti kemampuan negara memberikan
pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh
dan lebih bermutu (Manuaba, 2007).
Indonesia telah berhasil menurunkan AKI dari 390/100.000 kelahiran
hidup (1992) menjadi 334/100.000 kelahiran hidup (1997). Berdasarkan
Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) turun menjadi 228/100.000
kelahiran hidup (2007). Meskipun telah terjadi penurunan dalam beberapa
tahun terakhir akan tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat
(Wilopo,2010).
Menurut Manuaba (2008), penyebab kematian ibu yang paling utama
adalah perdarahan sekitar 60-70% dibandingkan sebab-sebab lain seperti
pre-eklamsia dan Eklamsia 10-20%, infeksi 20-30%, termasuk partus terlantar
dan penyebab lain seperti emboli air ketuban dan anestisia.
Perdarahan post partum bukanlah suatu diagnosis akan tetapi suatu
kejadian yang harus dicari penyebabnya. Misalnya perdarahan post partum
perdarahan post partum oleh karena sisa plasenta atau oleh karena gangguan
pembekuan darah. Sifat perdarahan pada perdarahan post partum bisa banyak,
bergumpal-gumpal sampai menyebabkan syok atau terus merembes sedikit
demi sedikit tanpa henti (Sarwono, 2008).
Perdarahan, khususnya perdarahan post partum yang disebabkan
karena retensio sisa plasenta dimana tertinggalnya sisa plasenta atau selaput
plasenta didalam rongga rahim yang mengakibatkan perdarahan post partum
dini (early postpartum hemorrhage) atau perdarahan post partum lambat (late
postpartum hemorrhage) yang biasanya terjadi dalam 6-10 hari pasca
persalinan. Apabila pada pemeriksaan USG diperoleh kesimpulan adanya sisa
plasenta tahap pertama bisa dilakukan eksplorasi digital (jika servik terbuka)
untuk mengeluarkan bekuan darah atau jaringan. Bila servik hanya dapat
dilalui oleh instrument, lakukan evakuasi sisa plasenta dengan kuretase.
Bidan dapat berkolaborasi dengan dokter untuk melakukan kuretase
(Sarwono, 2008).
Seringkali nyawa ibu tidak tertolong karena perdarahan terjadi di luar
Rumah Sakit dan keterlambatan rujukan, sehingga tidak dapat diberikan
tranfusi darah atau tindakan medis lainnya untuk menghentikan perdarahan.
Berdasarkan data studi pendahuluan yang diperoleh di RSUD Dr.
Moewardi di Surakarta (2011) terdapat 103 kasus perdarahan post partum,
antara lain 50 kasus retensio sisa plasenta (48,54%), 17 kasus laserasi jalan
lahir (16,51%),16 kasus retensio plasenta (15,53%) serta 20 kasus atonio uteri
Berdasarkan uraian masalah diatas penulis tertarik untuk menyusun
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada Ny. A
P1 A0 dengan Perdarahan Post Partum karena Retensio Sisa Plasenta di
RSUD Dr. Moewardi di Surakarta”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut: “Bagaimana Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada Ny.
A P1 A0 dengan Perdarahan Post Partum karena Retensio Sisa Plasenta di
RSUD Dr. Moewardi di Surakarta?”.
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan umum
Penulis mampu memberikan dan melaksanakan Asuhan Kebidanan Ibu
Nifas pada Ny.A P1 A0 dengan Perdarahan Post Partum karena Retensio
Sisa Plasenta sesuai dengan manajemen kebidanan 7 langkah Varney.
2. Tujuan khusus
a. Melaksanakan pengkajian pada ibu nifas pada Ny. A P1 A0 dengan
perdarahan postpartum karena retensio sisa plasenta.
b. Mampu menginterpretasikan data yang ada sehingga mampu menyusun
diagnosa kebidanana, masalah dan kebutuhan pada ibu nifas pada Ny. A
P1 A0 dengan perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta.
c. Mampu melaksanakan identifikasi kebutuhan yang memerlukan
penanganan segera pada asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny.A P1 A0
d. Mampu merencanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas pada Ny. A P1
A0 dengan perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta.
e. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas pada Ny. A P1
A0 dengan perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta.
f. Mampu melaksanakan evaluasi penanganan pada ibu nifas pada Ny. A
P1 A0 dengan perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta.
g. Mampu membedakan antara teori dan praktek.
h. Mampu memberikan alternative pemecahan masalah.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Dapat meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan perdarahan post partum karena
retensio sisa plasenta.
2. Bagi Profesi
Dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama pelayanan
kebidanan pada ibu nifas dengan perdarahan post partum karena retensio
sisa plasenta.
3. Bagi Institusi
a. Rumah Sakit
Hasil studi kasus diharapkan dapat memberikan manfaat bagi instansi,
yaitu RSUD Dr. Moewardi, dapat meningkatkan mutu pelayanan
kebidanan tentang Asuhan Kebidanan pada ibu nifas dengan retensio
sisa plasenta menggambarkan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
b. Pendidikan
Diharapkan dapat memberi masukan dan menambah referensi tentang
perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta.
E. Keaslian Studi Kasus
1. Anik Purwantini (2006) dengan judul asuhan kebidanan pada Ny.S dengan
perdarahan karena sisa plasenta di ruang Kenanga di RSUD Karanganyar.
Tindakan yang diberikan adalah curetase oleh dokter.Dengan hasil,
perdarahan berhenti setelah dilakukan kuretase dan keadaan ibu
membaiksehingga pada hari ke 3 post kuretase ibu dapat pulang.
2. Siti Junariyah (2005) dengan judul asuhan kebidanan pada ibu nifas
dengan perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta di ruang
mawar I RSUD Dr. Moewardi di Surakarta. Tindakan yang diberikan
adalah kuretase oleh dokter, yang sebelumnya telah dilakukan eksplorasi
digital tetapi sisa plasenta belum dapat keluar seluruhnya. Pada hari ke 4
post kuretase ibu dapat pulang, keadaan baik, tekanan darah 120/80
mmHg, suhu 36,5°C, nadi 76x/menit, respirasi 24x/menit, Tinggi Fundus
Uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi keras, dan lokea rubra.
Perbedaan antara keaslian dengan studi kasus yang penulis buat
adalah waktu, tempat dan pasien, sedangkan persamaan keaslian dengan
studi kasus yang penulis buat adalah sama-sama membuat laporan tentang
asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan perdarahan post partum karena
F. Sistematika Penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari tiga bab yang disusun secara
sistematis dengan urutan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan studi kasus, manfaat studi kasus, keaslian studi kasus dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang tinjauan teori tentang pengertian nifas,
klasifikasi masa nifas, involusio alat-alat kandungan, pengertian
perdarahan, etiologi, diagnosis, pengertian retensio sisa plassenta,
etiologi, diagnose, penanganan dengan menggunakan proses
manajemen menurut 7 langkah Varney ditambah dengan data
perkembangan SOAP, landasan hokum dan kerangka konsep.
BAB III METODOLOGI
Terdiri dari jenis studi kasus, lokasi studi kasus,subyek studi kasus,
istrumen studi kasus, teknik pengumpulan data dan alat-alat yang
dibutuhkan.
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi tinjauan kasus dan pembahasan. Tinjauan kasus
membahas tentang Asuhan Kebidanan Pada Ny. A dengan
Perdarahan Post Partum karena Retensio Sisa Plasenta sesuai
pengkajian sampai evaluasi dan data perkembangan menggunakan
SOAP, sedangkan dalam pembahasan penulis menjelaskan tentang
masalah-masalah atau kesenjangan antara teori dan praktek yang
penulis temukan dilapangan.
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran, kesimpulan ini untuk menjawab tujuan
penulis dan merupakan inti dari pembahasan, sedangkan saran
merupakan alternatif pemecahan masalah yang relistis dan
operasional.
DAFTAR PUSTAKA
8
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Teori Medis
1. Nifas
a. Definisi
Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai
dengan 6 minggu berikutnya (JHPEIGO, 2002).
Masa melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari menurut hitungan
awam merupakan masa nifas. Masa ini penting sekali untuk terus dipantau.
Nifas merupakan masa pembersihan rahim (Saleha, 2009).
Komplikasi masa nifas adalah keadaan abnormal dalam masa nifas
yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman kedalam alat genetalia pada
waktu persalinan dan nifas (Saleha, 2009).
b. Klasifikasi masa nifas terbagi dalam 3 periode menurut Suherni, dkk (2009),
yaitu :
1) Puerperuim dini, yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan.
2) Puerperium intermedial adalah kepulihan menyeluruh alat-alat genetal,
kira-kira antara 6-8 minggu.
3) Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai
komlikasi, waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulan
atau tahun.
Menurut Sarwono (2006) dalam masa nifas, alat-alat genetalia interna
maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan
sebelum hamil.
Perubahan-perubahan genetalia dalam keseluruhannya disebut involusi.
1) Uterus
Setelah bayi dlahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami
kontraksi dan relaksasi, akan menjadi keras sehingga dapat menutup
pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi placenta.
Ukuran uterus mengecil kembali setelah 2 hari pasca persalinan setinggi
sekitar umbilikus, setelah 2 minggu masuk panggul, setelah 4 minggu
kembali pada ukuran sebelum hamil.
2) Vagina
Pada minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae
(lipatan-lipatan atau kerutan-kerutan) kembali.
3) Perlukaan vagina
Robekan terdapat pada dinding lateral dan baru terlihat pada
pemeriksaan spekulum. Sering terjadi sebagai akibat ekstrasi dengan
cunam, terlebih apabila kepala janin harus diputar.
4) Perubahan pada perineum
Robekan perineum umumnya terjadi di garis tengah dan bisa
menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat.
Perubahan-perubahan yang terdapat pada servik ialah segera
postpartum bentuk servik menganga seperti corong. Bentuk ini
desebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi,
sedangkan servik tidak berkontraksi, sehingga seolah-olah perbatasan
antara korpus dan servik uteri berbentuk seperti cincin. Warna servik
sendiri merah dan kehitam-hitaman karena pembuluh darah,
konsistensinya lunak.
6) Endometrium
Pada hari pertama endrometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm
itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan
selaput janin. Setelah 3 hari, permukaan endometrium mulai rata akibat
lepasnya sel-sel dari bagian yang mengalami degenerasi. Sebagian besar
endometrium terlepas.
Regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basali,
yang memakan waktu 2-3 minggu. Jaringan-jaringan ditempat implantasi
plasenta mengalami proses yang sama, ialah degenerasi dan kemudian
terlepas. Pelepasan jaringan berdegenerasi ini berlangsung lengkap.
Dengan demikian, tidak ada pembentukan jaringan parut pada bekas
tempat implantasi plasenta. Bila yang terakhir ini terjadi, maka ini dapat
menimbulkan kalainan pada kehamilan berikutnya.
2. Perdarahan Post Partum
Perdarahan post partum yaitu perdarahan yang terjadi lebih dari
500-600 ml dalam jangka 24 jam pertama setelah anak lahir (Sarwono, 2008).
Menurut waktu terjadinya dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Perdarahan post partum primer (early postpartum hemorage) ialah
perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi dalam 24 jam pertama setelah
anak lahir.
2) Perdarahan postpartum sekunder (late postpartum hemorage) ialah
perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi setelah 24 jam pertama setelah
anak lahir, biasanya antara hari ke 5 sampai 15 hari post partum.
b. Etiologi
Hal-hal yang menyebabkan perdarahan post partum adalah :
1) Atonio uteri
Adalah keadaan lemahnya tonus / kontraksi rahim yang menyebabkan
uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat implantasi
plasenta setelah bayi dan plasenta lahir (Sarwono, 2008).
2) Robekan jalan lahir
Robekan jalan lahir dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri.
Perdarahan pasca persalinan dengan uterus yang berkontraksi baik
biasanya disebabkan oleh robekan serviks atau vagina (Saifuddin,
2002). Setelah persalinan harus selalu dilakukan pemeriksaan vulva dan
perineum. Pemeriksaan vagina dan serviks dengan spekulum juga perlu
dilakukan setelah persalinan.
Menurut Winjosastro (2005) retensio plasenta adalah keadaan dimana
plasenta belum lahir setengah jam setelah janin lahir. Hal tersebut
disebabkan oleh :
a) Plasenta belum lepas dari dinding uterus.
b) Plasenta sudah lepas, akan tetapi belum dilahirkan.
Bila plasenta belum lepas sama sekali tidak akan terjadi
perdarahan, tapi bila sebagian plasenta sudah lepas akan terjadi
perdarahan dan ini merupakan indikasi untuk segera mengeluarkannya.
Plasenta belum lepas dari dinding uterus disebabkan :
a) Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta (plasenta
adhesiva)
b) Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab villi korialis
menembus desidua sampai miometrium (plasenta akreta)
c) Plasenta merekat erat pada dinding uterus oleh sebab villi korialis
menembus sampai di bawah peritoneum (plasenta perkreta).
Plasenta sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar,
disebabkan oleh tidak adanya usaha untuk melahirkan atau karena salah
penanganan kala III, sehingga terjadi lingkaran kontriksi pada bagian
bawah uterus yang menghalangi keluarnya plasenta (inkarserasio
plasenta).
Sewaktu suatu bagian dari plasenta tertinggal, maka uterus tidak dapat
berkontrasi secara efektif dan keadaan ini dapat menimbulkan
perdarahan.
5) Kelainan darah
Menurut Sarwono (2008) gangguan pembekuan darah baru dicurigai bila
penyebab yang lain dapat disingkirkan apalagi terdapat kejadian yang
serupa dengan persalinan yang lalu.
Pada pemeriksaan penunjang ditemukan hasil pemeriksaan faal
hemostasis yang ab-normal. waktu perdarahan dan waktu
hipofibrinogenemia, dan terdektesi adanya FDP (fibrin degration
product) serta perpanjangan tes protrombin dan PTT (partial
tromblopastin time).
presdisposisi untuk terjadinya hal ini adalah solusio plasenta, kematian
janin dalam kandungan, eklamsi, emboli cairan ketuban, dan epsis.
Terapi yang dilakukan adalah dengan transfusi darah dan produknya
seperti plasma beku segar, trombosit, fibrinogen dan heparinisasi atau
pemberian EACA (epsilon amino caproic acid).
Berdasarkan penyebabnya diperoleh sebaran sebagai berikut :
a) Atonia uteri 50%-60%
b) Retensio plasenta 16%-17%
c) Sisa plasenta 23%-24%
d) Laserasi jalan lahir 4%-5%
c. Diagnosis
Gambaran klinisnya merupakan perdarahan terus menerus dan
keadaan pasien secara berangsur-angsur menjadi jelek. Denyut nadi menjadi
cepat dan lemah, tekanan darah menurun, pasien berubah pucat dan dingin,
dan nafasnya menjadi sesak, terengah-engah, kemudian coma serta
meninggal.
Tabel 2.1 diagnosis perdarahan pasca persalinan
Gejala dan tanda
yang selalu ada
Gejala dan tanda-tanda
· Plasenta atau
tetapi tinggi fundus
tidak berkurang
3. Retensio sisa plasenta
a. Definisi
Retensio sisa plasenta adalah tertinggalnya potongan-potongan plasenta
kontraksi uterus sehingga sinus-sinus darah tetap terbuka dan menimbulkan
perdarahan post partum.
b. Etiologi
1) Penanganan kala III yang salah
Dengan pendorongan dan pemijatan uterus akan mengganggu mekanisme
pelepasan plasenta dan menyebabkan pemisahan sebagian plasenta.
2) Abnormalitas plasenta
Abnormalitas plasenta meliputi bentuk plasenta dan penanaman plasenta
dalam uterus yang mempengaruhi mekanisme pelepasan plasenta.
3) Kelahiran bayi yang terlalu cepat
Kelahiran bayi yang terlalu cepat akan mengganggu pemisahan plasenta
secara fisiologis akibat gangguan dari retraksi sehingga dapat terjadi
gangguan retensi sisa plasenta.
c. Diagnosa
1) Penemuan secara dini, hanya dimungkinkan dengan penemuan
melakukan kelengkapan plasenta setelah dilahirkan. Pada kasus retensio
sisa plasenta dengan perdarahan pasca persalinan lanjut, sebagai besar
pasien akan kembali lagi ke tempat persalinan dengan keluhan
perdarahan setelah 6-10 hari pulang ke rumah (Saifuddin, 2002).
2) Perdarahan berlangsung terus menerus atau berulang.
3) Pada palpasi di dapatkan fundus uteri masih teraba yang lebih besar dari
4) Pada pemeriksaan dalam didapat uterus yang membesar, lunak, dan dari
ostium uteri keluar darah (Wiknjosastro, 2006).
d. Penanganan
1) Penemuan secara dini, hanya dimungkinkan dengan melakukan
pemeriksaan kelengkapan plasenta setelah dilahirkan.
2) Berikan antibiotik yang adekuat.
3) Berikan uterotonik, oksitosin, dan / atau metergin.
4) Lakukan ekplorasi digital (bila servik terbuka) dan mengeluarkan bekuan
darah atau jaringan. Bila servik hanya dapat dilalui alat kuretase, lakukan
evakuasi sisa plasenta dengan kuretase.
5) Bila kadar Hb < 8 gr% beri tranfusi darah, bila kadar Hb > 8 gr% berikan
sulfas ferosus 600 mg/hari selama 10 hari (Saifuddin, 2002).
B. Teori Manajemen
1. Pengertian
Pengertian manajemen kebidanan adalah pemecahan masalah yang
dipergunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam tahapan
yang akurat untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien (Varney,
2004).
Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah yang berurutan
pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah
menurut Varney (2004) tersebut adalah sebagai berikut :
a. Langkah I : Pengkajian
Pengkajian adalah langkah pertama yang dipakai dalam menerapkan
asuhan kebidanan pada pasien dan merupakan kebidanan pada pasien dan
merupakan suatu proses sistematis dalam pengumpulan data-data
(Nursalam, 2004).
1) Data Subyektif
Data subyektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai
suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Data tersebut dapat
ditentukan oleh perawat secara independen tetapi melalui suatu
interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2004).
a) Identitas klien
(1) Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari
agar tidak keliru dalam memberikan penanganan (Retna, 2008).
Untuk membedakan klien, mengetahui dan mengenal pasien
(Alimul, 2006).
(2) Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti
kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental
dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih 35 tahun
2008). Untuk mengetahui umur ibu dan untuk mengetahui faktor
resiko yang ada hubungannya dengan umur ibu (Monica, 2005).
(3) Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk
membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdo’a (Retna,
2008). Untuk memberi motivasi pasien sesuai dengan agamanya
(Alimul, 2006).
(4) Suku / Bangsa
Berpengaruh pada adat-istiadat atau kebiasaan sehari-hari
(Retna, 2008). Untuk mengetahui faktor bawaan atau ras pasien
(Priharjo, 2006).
(5) Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pendidikan yang nantinya penting
dalam memberikan pendidikan kesehatan atau KIE pada klien
sesuai dengan tingkat pendidikan (Ambarwati, 2008).
Tingkat pendidikan kesehatan diberikan sesuai tingkat
pendidikan pasien (Priharjo, 2006).
(6) Pekerjaan
Untuk mengetahui dan mengukur tingkat social ekonominya,
karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut
(Retna, 2008). Untuk mengetahui kemungkinan pengaruh
pekerjaan terhadap permasalahan kesehatan atau untuk
(7) Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila
diperlukan (Retna, 2008). Untuk mengetahui tempat tinggal
pasien dan keadaan lingkungan sekitarnya (Manuaba,
2008).
b)Keluhan utama
Keluhan yang terjadi pada ibu nifas dengan perdarahan post partum
karena retensio sisa plasenta adalah mengalami perdarahan yang
lebih banyak, pasien mengeluh lemah, limbung, berkeringat dingin,
menggigil (Saifuddin, 2006).
c) Riwayat menstruasi
Menarche umur berapa, haid teratur atau tidak, siklus berapa lama,
lama haid, banyak darah, sifat darah (cair atau ada bekuan,
warnanya, baunya), dismenorhoe atau tidak, haid yang terakhir
(Saifuddin, 2006).
d)Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinannya, lama perkawinan, syah
atau tidak, sudah berapa kali menikah, berapa jumlah anaknya
(Wiknjosastro, 2006).
e) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
(1) Riwayat kehamilan
Untuk mengetahui ada gangguan seperti muntah-muntah,
(2) Riwayat persalinan
Untuk mengetahui persalinan spontan atau buatan, lahir aterm,
preterm, posterm, ada perdarahan waktu persalinan, di tolong
siapa, dimana tempat persalinan (Wheeler, 2004).
Riwayat persalinan mempengaruhi pada ibu nifas dengan
laserasi jalan lahir karena apabila ibu pernah mengalami proses
persalinan karena biasanya ibu akan lebih siap dalam proses
persalinan yang berikutnya (Suherni, 2008).
(3) Riwayat Nifas
Untuk mengetahui apakah pernah mengalami perdarahan,
infeksi, bagaimana proses laktasi dan apakah ada jahitan pada
perenium (Manuaba, 2008).
Riwayat nifas berpengaruh pada ibu nifas dengan laserasi jalan
lahir karena apabila ibu sudah pernah mengalami masa nifas
dengan laserasi maka ibu tidak merasa kaget dengan rasa nyeri
pada luka jahitan perineum (Suherni, 2008).
(4) Riwayat Anak
Untuk mengetahui jenis kelamin, jumlah anak, hidup atau mati,
berat badan waktu lahir (Farrer, 2002).
(5) Riwayat keluarga berencana
Untuk mengetahui apakah ibu sebelum hamil pernah
berapa tahun dan jenis kontrasepsi yang digunakan (Varney,
2004).
f) Riwayat penyakit
(1) Riwayat penyakit yang lalu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
riwayat atau penyakit akut, kronis seperti : jantung, DM,
hipertensi, asma yang dapat mempengaruhi pada masa nifas
(Retna, 2008).
(2) Riwayat penyakit sekarang
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya
dengan masa nifas dan bayinya. Seperti ibu sedang mengalami
flu, batuk atau diare (Retna, 2008).
(3) Riwayat penyakit keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien
dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang
menyertainya (Retna, 2008).
g)Psikososial
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya, wanita
mengalami banyak perubahan emosi / psikologi selama masa nifas
sementara ia menyesuaikan diri menghadapi menjadi seorang ibu
(Retna, 2008).
Riwayat sosial menurut Suherni, dkk (2008) adalah :
(1) Dukungan keluarga
Bagaimana dukungan ibu atau keluarga terhadap ibu.
(2) Pantangan makanan
Adakah kesulitan atau gangguan dalam pemenuhan kebutuhan
sehari-hari misalnya pola makan.
i) Pola kebiasaan sehari-hari sebelum dan selama hamil.
(1) Nutrisi
Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk
keperluan metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas
terutama bila menyusui akan meningkat 25 %, karena berguna
untuk proses kesembuhan karena setelah melahirkan dan untuk
memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan bayi.
Semua itu akan meningkat beberapa kali dari kebutuhan biasa.
Makanan yang harus dikonsumsi adalah porsi cukup dan teratur,
tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak mengandung
alkohol, nikotin serta bahan pengawet atau berwarna. Disamping
itu makanan harus mengandung sumber tenaga (energi), sumber
pembangun (protein), sumber pengatur dan pelindung adalah
mineral, vitamin dan air (Retna, 2008).
(2) Pola Istirahat
Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal
antara lain mengurangi jumlah ASI yang diproduksi,
perdarahan, menyebabakan depresi dan ketidakmampuan
merawat bayi dan diri sendiri (Retna, 2008).
(3) Eliminasi
BAB harus ada dalam 3 hari post partum dan BAK harus
dilakukan spontan dalam 6 jam post partum (Sarwono,
2005).
(4)Personal Hygiene
Membersihkan daerah kemaluan setiap kali habis buang air kecil
atau buang air besar dan ganti pembalut setiap kali habis buang
air kecil dan buang air besar (Retna, 2008).
2) Data Obyektif
Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur oleh
tenaga kesehatan (Nursalam, 2004), yang meliputi :
a) Pemeriksaan fisik
Dilakukan dengan cara memeriksa keadaan umum ibu
(Manuaba, 2007). Meliputi :
(1) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik, sedang atau
buruk (Saifuddin, 2002). Keadaan umum pada ibu nifas dengan
perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta adalah
sedang (Suherni, 2008).
Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu apakah
composmenthis, somnolen atau koma (Saifuddin, 2002). Tingkat
kesadaran pada ibu nifas dengan perdarahan post partum karena
retensio sisa plasenta adalah composmentis (Manuaba, 2007).
(3) Tekanan darah
Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi dengan di nilai
hipertensi dengan satuan mmHg (Saifuddin, 2002). Batas
normalnya tensi untuk ibu nifas normal adalah 90/60 – 130/90
mmHg (Prawirohardjo, 2005). Pada kasus tekanan darah 110/70
mmHg ( Saifuddin, 2002 ).
(4) Suhu
Suhu badan waktu inpartu tidak melebihi dari 37,20C, sesudah
partus dapat naik 0,50C dari keadaan normal tetapi tidak
melebihi 380C (Retna, 2008). Normalnya 36,60C – 37,60C
(Perry, 2005). Pada kasus suhu ibu 360 C ( Wiknjosastro, 2002
).
(5) Nadi
Untuk mengetahui denyut nadi pasien dengan menghitung
dalam 1 menit, sedangkan normalnya denyut nadi dalam 1 menit
adalah 60-100 x/menit (Saifuddin, 2002). Pada kasus nadi ibu
80x/menit ( Saifuddin, 2002 ).
Untuk mengetahui pernafasan pasien dalam waktu 1 menit.
Sedangkan normalnya pernafasan dalam 1 menit adalah 16-20
x/menit (Saifuddin, 2002). Pada kasus respirasi 22x/menit (
Saifuddin, 2002).
(7) Berat badan
Untuk mengetahui adanya kenaikan berat badan selama hamil,
penambahan badan rata-rata 0,3 – 0,5 kg/minggu, tetapi nilai
normal untuk penambahan berat badan selama kehamilan 9 – 12
kg (Theresa, 2008).
(8) Tinggi badan
Untuk mengetahui tinggi badan klien kurang dari 145 cm atau
tidak, termasuk resiko tinggi atau tidak (Alimul, 2004).
(9) Lila
Untuk mengetahui lingkar lengan ibu 23,5 cm atau tidak,
termasuk resti atau tidak (Alimul, 2004).
b)Pemeriksaan sistematis
(1) Inspeksi
Adalah pemeriksaan dengan melihat pasien dari ujung rambut
sampai ujung kaki (Nursalam, 2004).
1. Rambut
Untuk menilai warna, kelebatan, distribusi, dan
karakteristik lainnya (Alimul, 2006).
2. Muka
Keadaan muka pucat atau tidak, apakah terdapat kelainan
atau oedema (Anita, 2008).
3. Mata
Conjungtiva anemis atau tidak, sklera ikterik atau tidak
(Alimul, 2006).
4. Hidung
Untuk mengetahui keadaan hidung ada polip atau tidak
(Alimul, 2006).
5. Telinga
Untuk mengetahui bagaimana keadaan dau telinga, liang
telinga dan timpani serta ketajaman pendengaran
(Alimul, 2006).
6. Mulut dan gigi
Untuk mengetahui keadaan mulut apakah bersih atau ada
caries dan ada karang gigi atau tidak (Saifuddin, 2002).
(b) Leher
Apakah ada pembesaran kelenjar thyroid atau kelenjar getah
(c) Dada dan Axilla
1. Mammae
Simetris atau tidak, konstitensi, ada pembengkakan atau
tidak, putting menonjol atau tidak, lecet atau tidak
peradangan, keadaan jahitan, nanah, tanda-tanda infeksi
pada luka jahitan dan kebersihan perineum (Suherni, dkk,
2008).
(e) Anus
Adanya haemoroid atau tidak dan adanya varices atau tidak
(Manuaba, 2007).
(f) Eksteremitas
Untuk mengetahui ada tidaknya oedema, varices dan reflek
patella (Anita, 2008).
(2) Palpasi
Yaitu suatu teknik yang menggunakan indera peraba tangan dan
jari (Nurasalam, 2004).
(a) Leher
Apakah ada pembesaran kelenjar thyroid atau kelenjar getah
(b) Dada
Untuk mengetahui adanya benjolan pada payudara, nyeri
tekan ada atau tidak, ada kelainan bentuk atau tidak,
bengkak ada atau tidak, terdapat nyeri tekan (Nursalam,
2004).
(c) Perut
Untuk mengetahui adanya sub involusio, kontraksi uterus
keras (Salmah, 2002).
(3) Perkusi
Adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk atau
membandingkan kanan atau kiri pada daerah permukaan tubuh
(Nursalam, 2004). Pada kasus ibu nifas dengan perdarahan post
partum karena retensio sisa plasenta pemeriksaan perkusi
digunakan untuk mengetahui reflek patella (Arita, 2008).
(4) Auskultasi
Adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara yang
dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop
(Nursalam, 2004). Pada kasus ibu nifas dengan perdarahan post
partum karena retensio sisa plasenta pemeriksaan auskultasi
digunakan untuk mendengarkan denyut jantung pasien dan
c) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan yang tidak dapat diketahui dengan cara pemeriksaan
fisik meliputi pemeriksaan laboratorium dan roentgen
(Wiknjosastro,02005).
b. Langkah II : Interpretasi Data
Interpretasi data (data dari hasil pengkajian) mencangkup diagnosa
masalah dan kebutuhan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di
intpretasikan sehingga dapat dirumuskan diagnosa dan masalah spesifik
(Varney, 2004).
1) Diagnosa kebidanan
Merupakan diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek
kebidanan dan memenuhi standar diagnosa kebidanan (Varney, 2004).
Diagnosa yang dapat ditegakkan pada ibu nifas post partum adalah “Ny.
X… P… A… umur… tahun dengan perdarahan post partum karena
retensio sisa plasenta”.
Data Dasar :
Data subjektif
Ibu mengeluh lemah, limbung dan berkeringat dingin, Ibu mengatakan
cemas dengan keadaannya (Saifuddin, 2002).
Data objektif
a) KU ibu sedang
b) TTV : TD : 110/70 mmHg, N : 80 x/menit, S : 360C, RR: 22 x/menit
c) Sisa plasenta belum lahir.
e) Kontraksi uterus lemah (saifuddin, Wiknjosastro, 2002 ).
2) Masalah
Masalah atau hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien dari hasil
dari pengkajian (Varney, 2004). Masalah yang muncul pada ibu nifas
dengan perdarahan post partum karena retensio sisa palsenta adalah
kecemasan terhadap keadaan yang dialami ibu karena perdarahan
(Halloway, 2003).
3) Kebutuhan
Adalah hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum teridentifikasi dalam
diagnosa dan masalah yang di dapatkan dengan melakukan analisa data
(Wheeler, 2004). Kebutuhan yang diberikan pada ibu nifas dengan
perdarahan post partum karena retensio sisa plansenta menurut Varney
(2004) adalah :
a) Informasi tentang keadaan ibu.
b) Informasi tentang tindakan yang akan dilakukan oleh bidan.
c) Dorongan moril dari keluarga dan tenaga kesehatan.
d) Pemenuhan kebutuhan cairan.
e) Penghentian perdarahan.
c. Langkah III : Diagnosa Potensial
Dalam langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau diagnosa
potensial berdasarkan rangkaian masalah atau diagnosa yang sekarang
hanya merupakan antisipasi, pencegahan bila memungkinkan, menunggu
sambil waspada dan bersiap-siap bila benar terjadi dan penting melakukan
Diagnosa potensial :
Potensial terjadi infeksi puerperium : Pada tindakan manual plasenta.
Potensial terjadi syok haemorrage : Karena adanya perdarahan post partum
karena retensio sisa plasenta (Wiknjosastro, 2007).
d. Langkah IV : Antisipasi dan Tindakan segera
Tindakan ini dilakukan jika ditemukan adanya diagnosa potensial
dengan tujuan agar dapat mengantisipasi masalah yang mungkin muncul
sehubungan dengan keadaan yang dialaminya (Varney, 2004). Dalam kasus
ibu nifas dengan perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta,
antisipasi yang dilakukan adalah pemberian infus drip oksitosin 20 IU dalam
500 cc cairan infus dan antibiotik serta dilakukan plasenta manual
(Saifuddin, 2002).
e. Langkah V : Rencana Asuhan
Ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya, langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diantisipasi. Pada langkah ini
informasi data yang tidak lengkap dan dapat dilengkapi (Varney, 2004).
Menurut Saifuddin (2002), dalam membuat rencana tindakan
diusahakan untuk memberikan kenyamanan pada ibu dan disisi lain bidan
dapat melakukan observasi dan pengobatan sebagai berikut :
1) Lakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta.
2) Beri antibiotik yang adekuat.
4) Lakukan eksplorasi digital (bila servik terbuka) dan keluarkan bekuan
darah atau jaringan.
5) Lakukan evakuasi sisa plasenta dengan kuretase bila servik hanya dapat
dilalui alat kuretase.
6) Beri tranfusi darah bila Hb < 8 gr% dan berikan sulfas ferosis 60 mg/hari
selama 10 hari.
f. Langkah VI : Pelaksanaan (Implementasi)
Menurut Varney (2004), pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh
seperti yang diuraikan pada langkah kelima, dilaksanakan secara efisien dan
aman. Pada langkah ini seorang bidan merumuskan rencana tindakan yang
sebelumnya telah didiskusikan dengan pasien dan kemudian membuat
kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya. Pelaksanaan ini dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.
g. Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan ibu nifas
dengan perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan sebagaimana rencana tersebut
dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya
(Varney, 2004). Di dalam evaluasi diharapkan memperoleh hasil :
1) Keadaan umum dan TTV normal.
2) Sisa plasenta sudah lahir lengkap.
3) Kontraksi uterus baik.
(Varney, 2004)
2. Data Perkembangan
Didalam memberikan asuhan lanjutan digunakan tujuh langkah Varney,
sebagai catatan perkembangan dilakukan asuhan kebidanan SOAP dalam
pendokumentasian (Varney, 2004).
Menurut Hellen Varney (2004) sistem pendokumentasian asuhan
kebidanan dengan menggunakan SOAP yaitu :
S (Subyektif) : Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data
klien melalui anamnesa
O (Obyektif) : Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan fisik
klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang
dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assesment
A (Asessment) : Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa interprestasi
data subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi.
a. Diagnosa / masalah
b. Antisipasi diagnosa lain / masalah potensial
c. Tindakan segera oleh bidan / dokter, konsultasi /
kolaborasi serta rujukan sebagai langkah 2, 3, dan 4
Varney
P (Planning) : Menggambarkan pendokumentasian tindakan dan evaluasi
C.Landasan Hukum
Standar profesi merupakan landasan berpijak secara normal dan parameter
atau alat ukur untuk menentukan keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan klien
dan menjamin asuhan yang diberikan.
Dalam KEPMENKES RI No.900/MENKES/VII/2002 pasal 16 yaitu
pertolongan persalinan abnormal yang mencakup letak sungsang, partus macet
kepala didasal panggul, ketuban pecah dini (KPD) tanpa infeksi, perdarahan post
partum, laserasi jalan lahir, distoksia karena inersia uteri primer, post term dan pre
36
METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus
Jenis studi kasus yang digunakan pada laporan ini adalah studi kasus
dengan menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney dengan
rancangan laporan menggunakan metode laporan diskriptif yaitu
menggambarkan suatu keadaan secara obyektif (Notoadmojo, 2002).
Studi kasus adalah melakukan laporan yang rinci tentang seseorang atau
suatu unit selama kurun waktu tertentu (Notoadmojo, 2002). Kasus yang
diamati penulis dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah ibu dengan perdarahan
post partum karena retensio sisa plasenta.
B. Lokasi Studi Kasus
Lokasi studi kasus adalah tempat dimana studi kasus ini dilaksanankan
( Nursalam, 2005 ). Lokasi yang akan digunakan untuk studi kasus pada
Karya Tulis Ilmiah ini adalah di RSUD Dr. Moewardi di Surakarta.
C. Subyek Studi Kasus
Subyek studi kasus adalah siapakah orang atau golongan mana yang
menjadi sasaran dalam pelaksanaan pengambilan kasus (Notoatmodjo, 2010).
Subyek studi kasus dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah Ny. A
D. Waktu Studi Kasus
Waktu studi kasus adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis
untuk memeperoleh data studi kasus yang akan dilaksanakan
(Budiarto,02004). Waktu studi kasus dalam penyusunanan Karya Tulis Ilmiah
ini dilakukan pada tanggal 17 sampai 20 juli .
E. Instrumen Studi Kasus
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data ( Notoadmodjo, 2002). Instrumen yang digunakan untuk
pengambilan data dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dengan
menggunakan format Asuhan Kebidanan Ibu Nifas.
F. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengambilan data yang digunakan, meliputi :
1. Data primer
Data primer merupakan materi atau kumpulan fakta yang
dikumpulkan sendiri oleh penulis pada saat berlangsungnya suatu
penelitian (Candra, 2004). Data ini meliputi data subyektif yaitu identitas
diri, keluhan utama, data kebidanan, data kesehatan, dan kebiasaan
sehari-hari, data psikososial dan agama serta data obyektif yaitu hasil
pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus.
Teknik pengambilan data primer meliputi :
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik ini bertujuan untuk menentukan status
data dasar (Nursalam, 2004). Pemeriksaan fisik dilakukan berurutan
mulai dari kepala sampai kaki (head to toe) pada Ny. A P1 A0 dengan
perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta. Pada pemeriksaan
di dapat keadaan umum cukup, kesadaran somnolen, TTV : TD: 90/70
mmHg, N: 80x/menit, S: 36,50 C, R: 20x/menit, TFU setinggi pusat,
kontraksi lemah, PPV: darah + 500 cc, Hb 9,5 gr%.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data dimata peneliti mendapatkan keterangan atau
bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face)
(Notoadmojo, 2005). Pada kasus wawancara dilakukan secara langsung
pada Ny. A P1 A0 dengan perdarahan post partum karena retensio sisa
plasenta, suami dan keluarga.
c. Observasi
Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan
mengadakan pengamatan secara langsung kepada responden penulis
untuk mencari perubahan atau hal-hal yang diteliti. Dalam metode ini,
instrumen yang dapat digunakan antara lain : lembar observasi, panduan
pengamatan atau lembar checklist (Hidayat, 2007). Observasi dilakukan
secara langsung pada Ny. A P1 A0 dengan perdarahan post partum
karena retensio sisa plasenta di RSUD Dr. Moewardi di Surakarta yang
berpedoman pada format asuhan kebidanan pada ibu nifas untuk
mendapatkan data. Pada kasus ini observasi ditujukan pada TTV, PPV,
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari pemeriksaan
atau tetapi diperoleh dari keterangan keluarga, lingkungannya,
mempelajari status dan dokumentasi pasien, catatan dalam kebidanan dan
studi (Notoatmodjo, 2005). Data sekunder diperoleh dari :
a. Dokumentasi pasien
Dokumentasi pasien adalah semua bentuk sumber informasi yang
berhubungan debgan dokumentasi baik dokumentasi resmi maupun
dokumentasi tidak resmi (Notoadmojo, 2005). Dalam pen gambilan
studi kasus ini menggunakan dokumentasi dari Rekam Medis (RM) dan
data keperawatan untuk memudahkan informasi data medik yang ada di
RSUD Dr. Moewardi.
b. Catatan Asuhan Kebidanan
Catatan asuhan kebidanan adalah manajemen kebidanan
menyangkut pemberian pelayanan yang utuh dan menyeluruh dari
kepala kliennya, yang merupakan suatu proses manajemen kebidanan
yang diselenggarakan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas
yang melalui tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang disusun secara
sistematis untuk mendapatkan data, memberikan pelayanan yang benar
sesuai dengan keputusan tindak klinik yang dilakukan dengan tepat,
efektif (Yulis, 2009). Catatan asuhan kebidanan dalam Proposal Karya
Tulis Ilmiah ini menggunakan format asuhan kebidanan pada ibu nifas.
c. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah memperoleh berbagai berita beripa
teori-teori, generalisasi maupun kensep yang dikemukakan oleh
berbagai ahli dan buku-buku sumber yang ada (Notoadmojo, 2005).
Studi kasus kepustakaan diambil dari referensi tahun 2002 sampai
2010.
G. Alat-alat yang dibutuhkan
Dalam proses penelitian studi kasus,penulis menggunakan alat-alat
untuk membantu penanganan dalam kasus ini. Alat-alat yang dibutuhkan
antara lain :
1. Vital sign (Stetoskop, tensi, thermometer, arloji).
2. Handscoen panjang dan schort.
3. Infus set, spuit dan obat-obatan.
4. 1 set kuretase
5. Klem mangkok.
6. Kassa dan tampon steril.
7. Heating set.
8. Alat sibin dan pispot.
41
Ruang : Mawar I
Tanggal Masuk : 17 Juli 2012
No Register : 01137518
A. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
Tanggal 17 Juli 2012 Pukul 09.00 WIB
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. A Nama Suami : Tn. W
Umur : 22 tahun Umur : 25 tahun
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kwarasan RT 02 RW 07 Grogol, Sukoharjo
b. Anamnesa (data Subyektif)
1) Keluhan Utama
Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang pertama pada tanggal
17 Juli 2012, pukul 06.00 WIB, merasakan nyeri pada luka jahitan,
mengeluh lemah, mengantuk, menggigil dan mengeluarkan darah
2) Riwayat Menstruasi :
a) Menarche : Ibu mengatakan haid pertama umur 13
tahun.
b) Siklus : Ibu mengatakan siklus haid + 28 hari.
c) Lama : Ibu mengatakan lama haid + 6 –7 hari.
d) Banyaknya : Ibu mengatakan banyaknya 2 – 3 kali
ganti pembalut.
e) Teratur/tidak teratur : Ibu mengatakan menstruasinya teratur
setiap bulannya.
f) Sifat Darah : Ibu mengatakan berwarna merah
kecoklatan, terkadang ada gumpalan.
g) Dismenorhoe : Ibu mengatakan pada saat haid tidak
nyeri hingga mengganggu aktivitasnya .
3) Riwayat perkawinan
a) Kawin Syah, 1 kali
b) Kawin I umur 21 tahun dengan suami umur 24 tahun, lamanya 1
tahun, dan belum mempunyai anak.
4) Riwayat Kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu.
No Tgl/
thn partus
Tempat partus
Umur
kehamilan Jenis partus Penolong
c) Keluhan-keluhan pada :
Trimester I : Ibu mengatakan selalu mual dan muntah di pagi
hari
Trimester II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan
Trimester III : Ibu mengatakan sering BAK dan pegel-pegel.
d) ANC
Ibu mengatakan selama hamil ini memeriksakan kehamilannya ke
bidan sebanyak 9 secara teratur.
Trimester 1 : 2 kali
Trimester 2 : 3 kali
Trimester 3 : 4 kali
e) Penyuluhan yang pernah didapat
Ibu mengatakan mendapatkan penyuluhan tentang tanda bahaya
kehamilan pada saat usia kehamilan 16 minggu.
f) Imunisasi TT : 3 kali
TT1 : Capeng 1 kali
TT2 : pada usia kehamilan 16 minggu
TT3 : pada usia kehamilan 20 minggu.
6) Riwayat Persalinan
a) Tempat persalinan : RSUD Dr. Moewardi
Penolong : Bidan
b) Tanggal/ jam bersalin : 17 Juli 2012 Pukul 06.00 WIB
c) Jenis kelamin : Laki-laki
e) Jenis persalinan : Spontan
f) Penyulit saat melahirkan : tidak ada
g) Plasenta : Lahir spontan Pukul 06.15 WIB
Ibu mengatakan berat plasenta 500 gram, keadaan plasenta tidak
lengkap masih tertinggal selaput plasenta.
h) Jumlah perdarahan
7) Riwayat Keluarga Berencana
Ibu mengatakan sampai saat ini belum pernah menggunakan alat
kontrasepsi jenis apapun.
8) Riwayat Penyakit
a) Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit seperti
b) Riwayat penyakit sistemik
(1) Jantung
Ibu mengatakan tidak merasa berdebar-debar, tidak mudah lelah
saat beraktivitas ringan dan tidak mengeluarkan keringat dingin
pada telapak tangan.
(2) Ginjal
Ibu mengatakan tidak pernah merasa nyeri pada pinggang
sebelah kanan atau kiri, tidak sakit saat BAK.
(3) Asma/TBC
Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas dan batuk sampai
kurang lebih 3 minggu.
(4) Hepatitis
Ibu mengatakan pada kuku, mata dan kulitnya tidak pernah
berwarna kuning.
(5) DM
Ibu mengatakan tidak mudah haus, lapar dan tidak sering BAK
dimalam hari lebih dari 7 kali.
(6) Hipertensi
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami tekanan darah tinggi
lebih dari 140/90 mmHg.
(7) Epilepsi
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami kejang yang disertai
(8) Lain-lain
Ibu mengatakan tidak punya penyakit lain seperti malaria,
AIDS dan PMS.
c) Riwayat penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun dari keluarga
suaminya tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menular
(seperti epilepsi, TBC, Hepetitis) dan riwayat penyakit menurun
(seperti jantung, asma, DM, Hipertensi).
d) Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun dari keluarga
suaminya tidak ada yang mempunyai riwayat keturunan kembar.
e) Riwayat Operasi
Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi apapun.
9) Pola kebiasaan sehari-hari
a) Nutrisi
Diet makanan : Ibu mengatakan makan 2 kali sehari dan minum
+7-8 gelas/hari.
Perubahan pola makan
Sebelum nifas : Ibu makan 2 sehari dengan porsi sedang menu
nasi 1 piring, lauk tahu dan 1 potong ikan serta
sayur, minum 7-8 gelas/hari.
Selama nifas : Ibu mengatakan makan 1 kali dengan porsi
sedikit menu nasi 1/2 piring, lauk daging, sayur
b) Pola Eliminasi
Sebelum nifas : Ibu mengatakan BAB 1 x/hari, BAK 6-7 x/hari.
Selama nifas :Ibu mengatakan belum BAB, setelah melahirkan
baru BAK 1 kali.
d) Keadaan Psikologi : ibu merasa senang dengan kelahiran bayinya.
e) Riwayat sosial budaya
(1) Dukungan kungan keluarga
Ibu mengatakan keluarga sangat mendukung kelahiran bayinya.
(2) Keluarga lain yang tinggal serumah
Ibu mengatakan tinggal bersama suaminya.
(3) Pantangan makanan
Ibu mengatakan tidak ada pantangan makan selama hamil dan
saat ini.
(4) Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan
Ibu mengatakan ada sepasaran bayi.
f) Penggunaan obat – obatan/jamu/Rokok
Ibu mengatakan tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan
hanya mengkonsumsi obat yang diberikan oleh bidan, tidak minum
c. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)
Tanggal 17 Juli 2012 Pukul 09.30 WIB
1) Status Generalis
a) Keadaan Umum : cukup
b) Kesadaran : samnolen
c) TTV : TD : 90/70 mmHg N : 80 x/menit
S : 36,5°C R : 20 x/menit
d) TB : 160 cm
e) BB sebelum hamil : 49 kg
f) BB sekarang : 60 kg
g) LLA : 26 cm.
2) Pemeriksaan Sistematis
a) Kepala
(1) Rambut : Bersih, tidak rontok, tidak berketombe.
(2) Muka : Bersih, tidak ada odema
(3) Mata
(a)Oedema : Tidak ada Odema
(b)Conjungtiva : Warna Merah muda
(c)Sklera : Putih.
(4) Hidung : Bersih, tidak ada benjolan.
(5) Telinga : Bersih, tidak ada serumen.
(6) Mulut/gigi/gusi : Bersih,tidak ada stomatitis, tidak ada caries,
b) Leher
(1) Jantung : Tidak dilakukan pemeriksaan
(2) Paru : tidak dilakukan pemeriksaan
(3) Mammae
(a) Pembesaran : normal
(b) Tumor : Tidak ada benjolan.
(c) Simetris : simetris kanan dan kiri.
(d) Areola : Hyperpigmentasi.
(e) Puting susu : Menonjol
(f) Kolostrum : Sudah keluar, warma kekuningan-kuningan,
jumlah + 10 cc.
(4) Axilla
(a) Benjolan : Tidak ada benjolan di axilla.
(b) Nyeri : Tidak nyeri tekan.
(5) Ekstremitas
(a) Varices : tidak ada varices.
(b) Oedema : tidak ada oedema.
(c) Reflek patella : positif kanan, kiri
(d) Betis merah/ lembek/ keras : betis dalam keadaan normal.
3) Pemeriksaan Khusus obstetric (Lokalis)
a) Abdomen
(1) Inspeksi
(a)Pembesaran : normal.
(b)Linea alna/nigra : Linea nigra.
(c)Strie albican/livide : Strie Livide.
(d)Kelainan : Tidak ada
(c) Kemerahan : Ada, vulva merah muda.
(d) Nyeri : Tidak nyeri tekan vulva vagina.
(e) Pengeluaran pervaginam : Darah ± 500 cc.
(a) Haemorhoid : Tidak ada haemorhoid.
(4) Inspekulo
(a) Vagina : Tidak dilakukan.
(b) Portio : Tidak dilakukan.
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium : Hb : 9,5 gr%
2) Pemeriksaan penunjang lain : Tidak dilakukan.
2. Interpretasi Data
1) Ibu mengatakan banyak mengeluarkan darah encer dari vagina
2) Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang pertama pada tanggal
17 Juli 2012, pukul 06.00 WIB, merasakan nyeri pada luka jahitan,
mengeluh lemah.
3) Ibu mengatakan sudah 4-5 kali ganti pembalut.
5) TFU : setinggi pusat.
6) Plasenta lahir tidak lengkap, masih tertinggal selaput plasenta.
7) Hb : 9, 5 gr%
8) Pengeluaran darah encer + 500 cc.
b. Masalah
Ibu mengatakan merasa lemah, mengantuk, mengigil dan merasa cemas
dengan pengeluaran darah yang banyak dari kemaluannya.
c. Kebutuhan
Memberikan dukungan moril pada ibu, pemenuhan kebutuhan cairan,
penghentian perdarahan dan pengeluaran sisa plasenta.
3. Diagnosa Potensial
Potensial terjadi syok haemorrhage.
4. Antisipasi
a. Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemasang infuse RL drip
oksitosin 20 IU.
b. Lakukan kuretase.
5. Rencana Tindakan
Tanggal 17 Juli 2012 Pukul 09.47 WIB
a. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
b. berikan dukungan moril.
d. Lakukan katerisasi.
e. Siapkan alat kuretase dan lakukan kuretase.
f. beri oksigen 2 liter/menit.
g. Kolaborasi dengan dokter, advis dokter :
1) Rehidrasi atau cairan : memasang infuse RL drip ergometrin 0,2 mg
20 tpm.
2) Berikan antibiotika : Amoxilin 500 mg 3x1, Metergin tablet 3x1,
Viliron 2x1
6. Pelaksanaan
Tanggal 17 Juli 2012 Pukul 09.50 WIB
a. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa
perdarahan yang telah dialaminya disebabkan karena masih tertinggalnya
sisa plasenta.
b. Memberikan dukungan moril pada ibu.
c. Meminta keluarga menandatangani inform consend.
d. Melakukan katerisasi.
e. Menyiapkan alat kuretase dan melakukan kuretase.
f. Memberikan oksigen 2 liter/menit.
g. Berkolaborasi dengan dokter, advis dokter untuk :
1) Rehidrasi atau cairan : memasang infuse RL drip ergometrin 0,2 mg
20 tpm.
2) Memberikan antibiotika : Amoxilin 500 mg 3x1, Metergin tablet 3x1,