• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. A P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. A P"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

PERDARAHAN

POST PARTUM

KARENA

RETENSIO

SISA

PLASENTA DI RSUD Dr. MOEWARDI

DI SURAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Di susun oleh :

YULIA ROSFITA SARI B09060

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

(2)

ii

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. A P

1

A

0

DENGAN

PERDARAHAN

POST PARTUM

KARENA

RETENSIO

SISA

PLASENTA DI RSUD Dr. MOEWARDI

DI SURAKARTA

Disusun oleh :

YULIA ROSFITA SARI

NIM. B09.060

Telah diperiksa dan disetujui

Pada tanggal Agustus 2012

Pembimbing

(3)

iii

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. A P1

A0

DENGAN

PERDARAHAN

POST PARTUM

KARENA

RETENSIO

SISA

PLASENTA DI RSUD Dr. MOEWARDI

DI SURAKARTA

Karya Tulis Ilmiah

Disusun oleh : YULIA ROSFITA SARI

NIM. B09.060

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

STIKes Kusuma Husada Surakarta

Pada tanggal : September 2012

Penguji I Penguji II

(Erlyn Hapsari, S. ST) (Ambarsari, S. ST) NIK. 2006683018 NIK. 201087048

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan

Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Ka. PRODI DIII KEBIDANAN

(4)

iv

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan

judul “Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada Ny. A P1 A0 dengan Perdarahan Post

Partum karena Retensio Sisa Plasenta di RSUD Dr. Moewardi di Surakarta“ untuk memenuhi syarat tugas akhir sebagai syarat menyelesaikan pendidikan Ahli

Madya Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bantuan, bimbingan dan dukungan dari baerbagai pihak. Untuk itu pada

kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKes

Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Ambarsari, S.ST, selaku pembimbing yang telah membantu dan

memberikan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Bapak Aryoseno, drg, yang telah bersedia memberi kesempatan dan ijin

kepada penulis untuk mengambil kasus di RSUD Dr. Moewardi di

Surakarta.

5. Ny. A yang telah bersedia menjadi responden dalam pengambilan kasus

(5)

v

yang telah membantu dengan memberikan dorongan dalam penyusunan

Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Perpustakaan Prodi D III STIKes Kebidanan Kusuma Husada Surakarta

yang telah menyediakan literatur yang penulis perlukan.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah

ini.

Penulis menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan,

dengan demikian saran yang membantu sangat penulis harapkan dan penulis

terima dengan senang hati. Penulis berharap semoga Karya Tulis ini bermanfaat

bagi para pembaca pada umumnya dan tenaga kesehatan lain pada khususnya.

Surakarta, Agustus 2012

(6)

vi

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. A P1 A0 DENGAN PERDARAHAN

POST PARTUM KARENA RETENSIO SISA PLASENTA DI RSUD DR.

MOEWARDIDI SURAKARTA

(xiii halaman + 68 halaman + 1 tabel + 1 gambar + 9 lampiran)

INTISARI

Latar Belakang : Penyebab kematian ibu yang paling utama adalah perdarahan sekitar 60-70 % dibandingkan sebab-sebab lain seperti Pre-eklasi dan Eklamsi 10-20%, infeksi 20-30%. Perdarahan, khususnya perdarahan post partum yang disebabkan karena retensio sisa plasenta dimana tertinggalnya sisa plasenta atau selaput plasenta didalam rongga rahim yang mengakibatkan perdarahan post partum dini (early postpartum hemorrhage) atau perdarahan lambat (late postpartum hemorrhage) yang biasanya terjadi dalam 6-10 hari pasca persalinan. Seringkali nyawa ibu tidak tertolong karena perdarahan terjadi di luar Rumah Sakit dan keterlambatan rujukan, sehingga tidak dapat diberikan tranfusi darah atau tindakan medis lainnya untuk menghentikan perdarahan

Tujuan : Mampu memberikan dan melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ny.A dengan Perdarahan Post Partum karena Retensio Sisa Plasenta sesuai dengan manajemen kebidanan 7 langkah varney dan mampu membedakan teori dan praktek.

Metode : Studi kasus yang digunakan menggunakan metode deskritif, lokasi studi kasus di RSUD Dr. Moewardi di Surakarta, subyek pengambilan kasus ini ibu nifas Ny. A P1A0 dengan Perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta, waktu studi kasus pada tanggal 17-20 juli 2012, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah data primer yang meliputi pemeriksaan fisik, wawancara, observasi dan data sekunder meliputi studi dokumentasi pasien, catatan Asuhan Kebidanan, kepustakaan.

Hasil : Setelah dilakukan kuretase didapatkan hasil : keadaan umum baik, kesadaran composmentis, sisa plasenta sudah lahir lengkap, kontraksi baik, keras dan ibu sudah merasa tenang.

Kesimpulan : Pada studi kasus ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan pratek.

Kata kunci : Asuhan Kebidanan, nifas, perdarahan post partum karena retensio

sisa plasenta.

(7)

vii

MOTTO

Ø Ada hikmah di setiap kejadian yang terjadi dalam hidup kita maka janganlah berburuk sangaka dengan takdir Allah.

Ø Hidup itu adil, ada senang ada sedih, ada member ada menerima, sebab hidup itu terus berputar.

Ø Semua yang kita rasakan itu terkadang hanya karena sugesti kita, jadi bersugesti positiflah setiap saat.

PERSEMBAHAN

Syukur Alhamdulillah akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini terselesaikan,

walaupun tetes air mata, keringat, pikiran dan tenaga menyertai dalam pembuatan

Karya Tulis Ilmiah ini. Karya Tulis ini saya persembahkan untuk :

1. Syukron ya Robbi, berkat Rahmat Hidayah dan Ridho-Mu akhirnya saya dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Bapak dan Mamah, sosok pertama dari tujuan hidup saya, yang selalu

membangkitkan saya disaat terpuruk, yang tak pernah lelah memberikan

nasehat dan kasih sayangnya. Terima kasih Tuhan telah Engkau lahirkan saya

dari rahim seorang wanita yang luar biasa dan seorang ayah yang tak pernah

lelah membanting tulang untuk memberikan yang terbaik buat putra, putrinya.

Tanpa doa Bapak dan Mamah tercinta, mustahil diri ini mampu melewati

masa-masa sulit untuk meraih harapan dan cita-cita.

3. Dan juga untuk kedua kakak saya tersayang (aa Deni dan aa Yogi) yang selalu

memberikan dorongan dan semangat untuk lalui perang besar saya ini.

4. Sahabat-sahabat D’ Grenenk (Anika, Intan, Fitri, Putri, Gina) terima kasih atas kebersamaannya selama ini, suka maupun duka, hariku berwarna karena kalian

semua.

5. Seluruh teman-teman STIKes Kusuma Husada Surakarta angkatan 2009,

terima kasih untuk kehangatan sebuah persahabatan. Memang lebih enak

menderita rame-rame daripada sendirian, tetap semangat untuk lanjutkan

perjuangan menjadi seorang bidan baru.

(8)

viii

BIODATA

Nama : Yulia Rosfita Sari

Tempat / Tanggal Lahir : Ngawi, 04 Juli 1991

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jln. Kenari RT 02 RW 01, Beran, Ngawi, Jawa Timur.

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Impres Tenukiik Lulus tahun 2003

2. SMP Negeri 1 Atambua Lulus tahun 2006

3. SMA Negeri 1 Atambua Lulus tahun 2009

4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan tahun

(9)

ix

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

INTISARI ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

CURICULUM VITAE ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Studi Kasus ... 3

D. Manfaat Penulisan ... 4

E. Keaslian Studi Kasus ... 5

F. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II. TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori Medis ... 8

(10)

x

1. Pengertian ... 17

2. Data Perkembangan ... 34

C. Landasan Hukum ... 35

D. Kerangka Konsep ... 35

BAB III. METODOLOGI A. Jenis Studi Kasus ... 36

B. Lokasi Studi Kasus ... 36

C. Subjek Studi Kasus ... 36

D. Waktu Studi Kasus ... 37

E. Instrumen Studi Kasus ... 37

F. Teknik Pengumpulan Data ... 37

G. Alat-alat yang dibutuhkan ... 40

BAB IV.TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Kasus ... 41

B. Pembahasan ... 61

BAB V. PENUTUP A.Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA

(11)

xi

Halaman

(12)
(13)

xiii

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal

Lampiran 2. Surat Balasan Pengambilan Data Awal

Lampiran 3. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 4. Surat Balasan Penggunaan Lahan

Lampiran 5. SAP Gizi Ibu Menyusui dan Leaflet

Lampiran 6. Lembar Persetujuan Pasien

Lampiran 7. Lembar Tindakan Kuretase

Lampiran 8. Lembar observasi

(14)

1

A. Latar Belakang

Indikator kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan

tinggi rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi

(AKB). Indonesia dilingkungan ASEAN merupakan negara dengan angka

kematian ibu tertinggi, yang berarti kemampuan negara memberikan

pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh

dan lebih bermutu (Manuaba, 2007).

Indonesia telah berhasil menurunkan AKI dari 390/100.000 kelahiran

hidup (1992) menjadi 334/100.000 kelahiran hidup (1997). Berdasarkan

Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) turun menjadi 228/100.000

kelahiran hidup (2007). Meskipun telah terjadi penurunan dalam beberapa

tahun terakhir akan tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat

(Wilopo,2010).

Menurut Manuaba (2008), penyebab kematian ibu yang paling utama

adalah perdarahan sekitar 60-70% dibandingkan sebab-sebab lain seperti

pre-eklamsia dan Eklamsia 10-20%, infeksi 20-30%, termasuk partus terlantar

dan penyebab lain seperti emboli air ketuban dan anestisia.

Perdarahan post partum bukanlah suatu diagnosis akan tetapi suatu

kejadian yang harus dicari penyebabnya. Misalnya perdarahan post partum

(15)

perdarahan post partum oleh karena sisa plasenta atau oleh karena gangguan

pembekuan darah. Sifat perdarahan pada perdarahan post partum bisa banyak,

bergumpal-gumpal sampai menyebabkan syok atau terus merembes sedikit

demi sedikit tanpa henti (Sarwono, 2008).

Perdarahan, khususnya perdarahan post partum yang disebabkan

karena retensio sisa plasenta dimana tertinggalnya sisa plasenta atau selaput

plasenta didalam rongga rahim yang mengakibatkan perdarahan post partum

dini (early postpartum hemorrhage) atau perdarahan post partum lambat (late

postpartum hemorrhage) yang biasanya terjadi dalam 6-10 hari pasca

persalinan. Apabila pada pemeriksaan USG diperoleh kesimpulan adanya sisa

plasenta tahap pertama bisa dilakukan eksplorasi digital (jika servik terbuka)

untuk mengeluarkan bekuan darah atau jaringan. Bila servik hanya dapat

dilalui oleh instrument, lakukan evakuasi sisa plasenta dengan kuretase.

Bidan dapat berkolaborasi dengan dokter untuk melakukan kuretase

(Sarwono, 2008).

Seringkali nyawa ibu tidak tertolong karena perdarahan terjadi di luar

Rumah Sakit dan keterlambatan rujukan, sehingga tidak dapat diberikan

tranfusi darah atau tindakan medis lainnya untuk menghentikan perdarahan.

Berdasarkan data studi pendahuluan yang diperoleh di RSUD Dr.

Moewardi di Surakarta (2011) terdapat 103 kasus perdarahan post partum,

antara lain 50 kasus retensio sisa plasenta (48,54%), 17 kasus laserasi jalan

lahir (16,51%),16 kasus retensio plasenta (15,53%) serta 20 kasus atonio uteri

(16)

Berdasarkan uraian masalah diatas penulis tertarik untuk menyusun

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada Ny. A

P1 A0 dengan Perdarahan Post Partum karena Retensio Sisa Plasenta di

RSUD Dr. Moewardi di Surakarta”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut: “Bagaimana Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada Ny.

A P1 A0 dengan Perdarahan Post Partum karena Retensio Sisa Plasenta di

RSUD Dr. Moewardi di Surakarta?”.

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan umum

Penulis mampu memberikan dan melaksanakan Asuhan Kebidanan Ibu

Nifas pada Ny.A P1 A0 dengan Perdarahan Post Partum karena Retensio

Sisa Plasenta sesuai dengan manajemen kebidanan 7 langkah Varney.

2. Tujuan khusus

a. Melaksanakan pengkajian pada ibu nifas pada Ny. A P1 A0 dengan

perdarahan postpartum karena retensio sisa plasenta.

b. Mampu menginterpretasikan data yang ada sehingga mampu menyusun

diagnosa kebidanana, masalah dan kebutuhan pada ibu nifas pada Ny. A

P1 A0 dengan perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta.

c. Mampu melaksanakan identifikasi kebutuhan yang memerlukan

penanganan segera pada asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny.A P1 A0

(17)

d. Mampu merencanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas pada Ny. A P1

A0 dengan perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta.

e. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas pada Ny. A P1

A0 dengan perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta.

f. Mampu melaksanakan evaluasi penanganan pada ibu nifas pada Ny. A

P1 A0 dengan perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta.

g. Mampu membedakan antara teori dan praktek.

h. Mampu memberikan alternative pemecahan masalah.

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

Dapat meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam memberikan

asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan perdarahan post partum karena

retensio sisa plasenta.

2. Bagi Profesi

Dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama pelayanan

kebidanan pada ibu nifas dengan perdarahan post partum karena retensio

sisa plasenta.

3. Bagi Institusi

a. Rumah Sakit

Hasil studi kasus diharapkan dapat memberikan manfaat bagi instansi,

yaitu RSUD Dr. Moewardi, dapat meningkatkan mutu pelayanan

kebidanan tentang Asuhan Kebidanan pada ibu nifas dengan retensio

sisa plasenta menggambarkan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

(18)

b. Pendidikan

Diharapkan dapat memberi masukan dan menambah referensi tentang

perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta.

E. Keaslian Studi Kasus

1. Anik Purwantini (2006) dengan judul asuhan kebidanan pada Ny.S dengan

perdarahan karena sisa plasenta di ruang Kenanga di RSUD Karanganyar.

Tindakan yang diberikan adalah curetase oleh dokter.Dengan hasil,

perdarahan berhenti setelah dilakukan kuretase dan keadaan ibu

membaiksehingga pada hari ke 3 post kuretase ibu dapat pulang.

2. Siti Junariyah (2005) dengan judul asuhan kebidanan pada ibu nifas

dengan perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta di ruang

mawar I RSUD Dr. Moewardi di Surakarta. Tindakan yang diberikan

adalah kuretase oleh dokter, yang sebelumnya telah dilakukan eksplorasi

digital tetapi sisa plasenta belum dapat keluar seluruhnya. Pada hari ke 4

post kuretase ibu dapat pulang, keadaan baik, tekanan darah 120/80

mmHg, suhu 36,5°C, nadi 76x/menit, respirasi 24x/menit, Tinggi Fundus

Uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi keras, dan lokea rubra.

Perbedaan antara keaslian dengan studi kasus yang penulis buat

adalah waktu, tempat dan pasien, sedangkan persamaan keaslian dengan

studi kasus yang penulis buat adalah sama-sama membuat laporan tentang

asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan perdarahan post partum karena

(19)

F. Sistematika Penulisan

Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari tiga bab yang disusun secara

sistematis dengan urutan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan studi kasus, manfaat studi kasus, keaslian studi kasus dan

sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang tinjauan teori tentang pengertian nifas,

klasifikasi masa nifas, involusio alat-alat kandungan, pengertian

perdarahan, etiologi, diagnosis, pengertian retensio sisa plassenta,

etiologi, diagnose, penanganan dengan menggunakan proses

manajemen menurut 7 langkah Varney ditambah dengan data

perkembangan SOAP, landasan hokum dan kerangka konsep.

BAB III METODOLOGI

Terdiri dari jenis studi kasus, lokasi studi kasus,subyek studi kasus,

istrumen studi kasus, teknik pengumpulan data dan alat-alat yang

dibutuhkan.

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi tinjauan kasus dan pembahasan. Tinjauan kasus

membahas tentang Asuhan Kebidanan Pada Ny. A dengan

Perdarahan Post Partum karena Retensio Sisa Plasenta sesuai

(20)

pengkajian sampai evaluasi dan data perkembangan menggunakan

SOAP, sedangkan dalam pembahasan penulis menjelaskan tentang

masalah-masalah atau kesenjangan antara teori dan praktek yang

penulis temukan dilapangan.

BAB V PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran, kesimpulan ini untuk menjawab tujuan

penulis dan merupakan inti dari pembahasan, sedangkan saran

merupakan alternatif pemecahan masalah yang relistis dan

operasional.

DAFTAR PUSTAKA

(21)

8

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori Medis

1. Nifas

a. Definisi

Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai

dengan 6 minggu berikutnya (JHPEIGO, 2002).

Masa melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari menurut hitungan

awam merupakan masa nifas. Masa ini penting sekali untuk terus dipantau.

Nifas merupakan masa pembersihan rahim (Saleha, 2009).

Komplikasi masa nifas adalah keadaan abnormal dalam masa nifas

yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman kedalam alat genetalia pada

waktu persalinan dan nifas (Saleha, 2009).

b. Klasifikasi masa nifas terbagi dalam 3 periode menurut Suherni, dkk (2009),

yaitu :

1) Puerperuim dini, yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan

berjalan-jalan.

2) Puerperium intermedial adalah kepulihan menyeluruh alat-alat genetal,

kira-kira antara 6-8 minggu.

3) Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat

sempurna terutama apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai

komlikasi, waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulan

atau tahun.

(22)

Menurut Sarwono (2006) dalam masa nifas, alat-alat genetalia interna

maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan

sebelum hamil.

Perubahan-perubahan genetalia dalam keseluruhannya disebut involusi.

1) Uterus

Setelah bayi dlahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami

kontraksi dan relaksasi, akan menjadi keras sehingga dapat menutup

pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi placenta.

Ukuran uterus mengecil kembali setelah 2 hari pasca persalinan setinggi

sekitar umbilikus, setelah 2 minggu masuk panggul, setelah 4 minggu

kembali pada ukuran sebelum hamil.

2) Vagina

Pada minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae

(lipatan-lipatan atau kerutan-kerutan) kembali.

3) Perlukaan vagina

Robekan terdapat pada dinding lateral dan baru terlihat pada

pemeriksaan spekulum. Sering terjadi sebagai akibat ekstrasi dengan

cunam, terlebih apabila kepala janin harus diputar.

4) Perubahan pada perineum

Robekan perineum umumnya terjadi di garis tengah dan bisa

menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat.

(23)

Perubahan-perubahan yang terdapat pada servik ialah segera

postpartum bentuk servik menganga seperti corong. Bentuk ini

desebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi,

sedangkan servik tidak berkontraksi, sehingga seolah-olah perbatasan

antara korpus dan servik uteri berbentuk seperti cincin. Warna servik

sendiri merah dan kehitam-hitaman karena pembuluh darah,

konsistensinya lunak.

6) Endometrium

Pada hari pertama endrometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm

itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan

selaput janin. Setelah 3 hari, permukaan endometrium mulai rata akibat

lepasnya sel-sel dari bagian yang mengalami degenerasi. Sebagian besar

endometrium terlepas.

Regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basali,

yang memakan waktu 2-3 minggu. Jaringan-jaringan ditempat implantasi

plasenta mengalami proses yang sama, ialah degenerasi dan kemudian

terlepas. Pelepasan jaringan berdegenerasi ini berlangsung lengkap.

Dengan demikian, tidak ada pembentukan jaringan parut pada bekas

tempat implantasi plasenta. Bila yang terakhir ini terjadi, maka ini dapat

menimbulkan kalainan pada kehamilan berikutnya.

2. Perdarahan Post Partum

(24)

Perdarahan post partum yaitu perdarahan yang terjadi lebih dari

500-600 ml dalam jangka 24 jam pertama setelah anak lahir (Sarwono, 2008).

Menurut waktu terjadinya dibagi menjadi dua, yaitu :

1) Perdarahan post partum primer (early postpartum hemorage) ialah

perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi dalam 24 jam pertama setelah

anak lahir.

2) Perdarahan postpartum sekunder (late postpartum hemorage) ialah

perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi setelah 24 jam pertama setelah

anak lahir, biasanya antara hari ke 5 sampai 15 hari post partum.

b. Etiologi

Hal-hal yang menyebabkan perdarahan post partum adalah :

1) Atonio uteri

Adalah keadaan lemahnya tonus / kontraksi rahim yang menyebabkan

uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat implantasi

plasenta setelah bayi dan plasenta lahir (Sarwono, 2008).

2) Robekan jalan lahir

Robekan jalan lahir dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri.

Perdarahan pasca persalinan dengan uterus yang berkontraksi baik

biasanya disebabkan oleh robekan serviks atau vagina (Saifuddin,

2002). Setelah persalinan harus selalu dilakukan pemeriksaan vulva dan

perineum. Pemeriksaan vagina dan serviks dengan spekulum juga perlu

dilakukan setelah persalinan.

(25)

Menurut Winjosastro (2005) retensio plasenta adalah keadaan dimana

plasenta belum lahir setengah jam setelah janin lahir. Hal tersebut

disebabkan oleh :

a) Plasenta belum lepas dari dinding uterus.

b) Plasenta sudah lepas, akan tetapi belum dilahirkan.

Bila plasenta belum lepas sama sekali tidak akan terjadi

perdarahan, tapi bila sebagian plasenta sudah lepas akan terjadi

perdarahan dan ini merupakan indikasi untuk segera mengeluarkannya.

Plasenta belum lepas dari dinding uterus disebabkan :

a) Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta (plasenta

adhesiva)

b) Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab villi korialis

menembus desidua sampai miometrium (plasenta akreta)

c) Plasenta merekat erat pada dinding uterus oleh sebab villi korialis

menembus sampai di bawah peritoneum (plasenta perkreta).

Plasenta sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar,

disebabkan oleh tidak adanya usaha untuk melahirkan atau karena salah

penanganan kala III, sehingga terjadi lingkaran kontriksi pada bagian

bawah uterus yang menghalangi keluarnya plasenta (inkarserasio

plasenta).

(26)

Sewaktu suatu bagian dari plasenta tertinggal, maka uterus tidak dapat

berkontrasi secara efektif dan keadaan ini dapat menimbulkan

perdarahan.

5) Kelainan darah

Menurut Sarwono (2008) gangguan pembekuan darah baru dicurigai bila

penyebab yang lain dapat disingkirkan apalagi terdapat kejadian yang

serupa dengan persalinan yang lalu.

Pada pemeriksaan penunjang ditemukan hasil pemeriksaan faal

hemostasis yang ab-normal. waktu perdarahan dan waktu

hipofibrinogenemia, dan terdektesi adanya FDP (fibrin degration

product) serta perpanjangan tes protrombin dan PTT (partial

tromblopastin time).

presdisposisi untuk terjadinya hal ini adalah solusio plasenta, kematian

janin dalam kandungan, eklamsi, emboli cairan ketuban, dan epsis.

Terapi yang dilakukan adalah dengan transfusi darah dan produknya

seperti plasma beku segar, trombosit, fibrinogen dan heparinisasi atau

pemberian EACA (epsilon amino caproic acid).

Berdasarkan penyebabnya diperoleh sebaran sebagai berikut :

a) Atonia uteri 50%-60%

b) Retensio plasenta 16%-17%

c) Sisa plasenta 23%-24%

d) Laserasi jalan lahir 4%-5%

(27)

c. Diagnosis

Gambaran klinisnya merupakan perdarahan terus menerus dan

keadaan pasien secara berangsur-angsur menjadi jelek. Denyut nadi menjadi

cepat dan lemah, tekanan darah menurun, pasien berubah pucat dan dingin,

dan nafasnya menjadi sesak, terengah-engah, kemudian coma serta

meninggal.

Tabel 2.1 diagnosis perdarahan pasca persalinan

Gejala dan tanda

yang selalu ada

Gejala dan tanda-tanda

(28)

· Plasenta atau

tetapi tinggi fundus

tidak berkurang

3. Retensio sisa plasenta

a. Definisi

Retensio sisa plasenta adalah tertinggalnya potongan-potongan plasenta

(29)

kontraksi uterus sehingga sinus-sinus darah tetap terbuka dan menimbulkan

perdarahan post partum.

b. Etiologi

1) Penanganan kala III yang salah

Dengan pendorongan dan pemijatan uterus akan mengganggu mekanisme

pelepasan plasenta dan menyebabkan pemisahan sebagian plasenta.

2) Abnormalitas plasenta

Abnormalitas plasenta meliputi bentuk plasenta dan penanaman plasenta

dalam uterus yang mempengaruhi mekanisme pelepasan plasenta.

3) Kelahiran bayi yang terlalu cepat

Kelahiran bayi yang terlalu cepat akan mengganggu pemisahan plasenta

secara fisiologis akibat gangguan dari retraksi sehingga dapat terjadi

gangguan retensi sisa plasenta.

c. Diagnosa

1) Penemuan secara dini, hanya dimungkinkan dengan penemuan

melakukan kelengkapan plasenta setelah dilahirkan. Pada kasus retensio

sisa plasenta dengan perdarahan pasca persalinan lanjut, sebagai besar

pasien akan kembali lagi ke tempat persalinan dengan keluhan

perdarahan setelah 6-10 hari pulang ke rumah (Saifuddin, 2002).

2) Perdarahan berlangsung terus menerus atau berulang.

3) Pada palpasi di dapatkan fundus uteri masih teraba yang lebih besar dari

(30)

4) Pada pemeriksaan dalam didapat uterus yang membesar, lunak, dan dari

ostium uteri keluar darah (Wiknjosastro, 2006).

d. Penanganan

1) Penemuan secara dini, hanya dimungkinkan dengan melakukan

pemeriksaan kelengkapan plasenta setelah dilahirkan.

2) Berikan antibiotik yang adekuat.

3) Berikan uterotonik, oksitosin, dan / atau metergin.

4) Lakukan ekplorasi digital (bila servik terbuka) dan mengeluarkan bekuan

darah atau jaringan. Bila servik hanya dapat dilalui alat kuretase, lakukan

evakuasi sisa plasenta dengan kuretase.

5) Bila kadar Hb < 8 gr% beri tranfusi darah, bila kadar Hb > 8 gr% berikan

sulfas ferosus 600 mg/hari selama 10 hari (Saifuddin, 2002).

B. Teori Manajemen

1. Pengertian

Pengertian manajemen kebidanan adalah pemecahan masalah yang

dipergunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam tahapan

yang akurat untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien (Varney,

2004).

Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah yang berurutan

(31)

pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah

menurut Varney (2004) tersebut adalah sebagai berikut :

a. Langkah I : Pengkajian

Pengkajian adalah langkah pertama yang dipakai dalam menerapkan

asuhan kebidanan pada pasien dan merupakan kebidanan pada pasien dan

merupakan suatu proses sistematis dalam pengumpulan data-data

(Nursalam, 2004).

1) Data Subyektif

Data subyektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai

suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Data tersebut dapat

ditentukan oleh perawat secara independen tetapi melalui suatu

interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2004).

a) Identitas klien

(1) Nama

Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari

agar tidak keliru dalam memberikan penanganan (Retna, 2008).

Untuk membedakan klien, mengetahui dan mengenal pasien

(Alimul, 2006).

(2) Umur

Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti

kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental

dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih 35 tahun

(32)

2008). Untuk mengetahui umur ibu dan untuk mengetahui faktor

resiko yang ada hubungannya dengan umur ibu (Monica, 2005).

(3) Agama

Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk

membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdo’a (Retna,

2008). Untuk memberi motivasi pasien sesuai dengan agamanya

(Alimul, 2006).

(4) Suku / Bangsa

Berpengaruh pada adat-istiadat atau kebiasaan sehari-hari

(Retna, 2008). Untuk mengetahui faktor bawaan atau ras pasien

(Priharjo, 2006).

(5) Pendidikan

Untuk mengetahui tingkat pendidikan yang nantinya penting

dalam memberikan pendidikan kesehatan atau KIE pada klien

sesuai dengan tingkat pendidikan (Ambarwati, 2008).

Tingkat pendidikan kesehatan diberikan sesuai tingkat

pendidikan pasien (Priharjo, 2006).

(6) Pekerjaan

Untuk mengetahui dan mengukur tingkat social ekonominya,

karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut

(Retna, 2008). Untuk mengetahui kemungkinan pengaruh

pekerjaan terhadap permasalahan kesehatan atau untuk

(33)

(7) Alamat

Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila

diperlukan (Retna, 2008). Untuk mengetahui tempat tinggal

pasien dan keadaan lingkungan sekitarnya (Manuaba,

2008).

b)Keluhan utama

Keluhan yang terjadi pada ibu nifas dengan perdarahan post partum

karena retensio sisa plasenta adalah mengalami perdarahan yang

lebih banyak, pasien mengeluh lemah, limbung, berkeringat dingin,

menggigil (Saifuddin, 2006).

c) Riwayat menstruasi

Menarche umur berapa, haid teratur atau tidak, siklus berapa lama,

lama haid, banyak darah, sifat darah (cair atau ada bekuan,

warnanya, baunya), dismenorhoe atau tidak, haid yang terakhir

(Saifuddin, 2006).

d)Riwayat perkawinan

Untuk mengetahui status perkawinannya, lama perkawinan, syah

atau tidak, sudah berapa kali menikah, berapa jumlah anaknya

(Wiknjosastro, 2006).

e) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

(1) Riwayat kehamilan

Untuk mengetahui ada gangguan seperti muntah-muntah,

(34)

(2) Riwayat persalinan

Untuk mengetahui persalinan spontan atau buatan, lahir aterm,

preterm, posterm, ada perdarahan waktu persalinan, di tolong

siapa, dimana tempat persalinan (Wheeler, 2004).

Riwayat persalinan mempengaruhi pada ibu nifas dengan

laserasi jalan lahir karena apabila ibu pernah mengalami proses

persalinan karena biasanya ibu akan lebih siap dalam proses

persalinan yang berikutnya (Suherni, 2008).

(3) Riwayat Nifas

Untuk mengetahui apakah pernah mengalami perdarahan,

infeksi, bagaimana proses laktasi dan apakah ada jahitan pada

perenium (Manuaba, 2008).

Riwayat nifas berpengaruh pada ibu nifas dengan laserasi jalan

lahir karena apabila ibu sudah pernah mengalami masa nifas

dengan laserasi maka ibu tidak merasa kaget dengan rasa nyeri

pada luka jahitan perineum (Suherni, 2008).

(4) Riwayat Anak

Untuk mengetahui jenis kelamin, jumlah anak, hidup atau mati,

berat badan waktu lahir (Farrer, 2002).

(5) Riwayat keluarga berencana

Untuk mengetahui apakah ibu sebelum hamil pernah

(35)

berapa tahun dan jenis kontrasepsi yang digunakan (Varney,

2004).

f) Riwayat penyakit

(1) Riwayat penyakit yang lalu

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya

riwayat atau penyakit akut, kronis seperti : jantung, DM,

hipertensi, asma yang dapat mempengaruhi pada masa nifas

(Retna, 2008).

(2) Riwayat penyakit sekarang

Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya

penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya

dengan masa nifas dan bayinya. Seperti ibu sedang mengalami

flu, batuk atau diare (Retna, 2008).

(3) Riwayat penyakit keluarga

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya

pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien

dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang

menyertainya (Retna, 2008).

g)Psikososial

Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya, wanita

mengalami banyak perubahan emosi / psikologi selama masa nifas

sementara ia menyesuaikan diri menghadapi menjadi seorang ibu

(Retna, 2008).

(36)

Riwayat sosial menurut Suherni, dkk (2008) adalah :

(1) Dukungan keluarga

Bagaimana dukungan ibu atau keluarga terhadap ibu.

(2) Pantangan makanan

Adakah kesulitan atau gangguan dalam pemenuhan kebutuhan

sehari-hari misalnya pola makan.

i) Pola kebiasaan sehari-hari sebelum dan selama hamil.

(1) Nutrisi

Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk

keperluan metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas

terutama bila menyusui akan meningkat 25 %, karena berguna

untuk proses kesembuhan karena setelah melahirkan dan untuk

memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan bayi.

Semua itu akan meningkat beberapa kali dari kebutuhan biasa.

Makanan yang harus dikonsumsi adalah porsi cukup dan teratur,

tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak mengandung

alkohol, nikotin serta bahan pengawet atau berwarna. Disamping

itu makanan harus mengandung sumber tenaga (energi), sumber

pembangun (protein), sumber pengatur dan pelindung adalah

mineral, vitamin dan air (Retna, 2008).

(2) Pola Istirahat

Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal

antara lain mengurangi jumlah ASI yang diproduksi,

(37)

perdarahan, menyebabakan depresi dan ketidakmampuan

merawat bayi dan diri sendiri (Retna, 2008).

(3) Eliminasi

BAB harus ada dalam 3 hari post partum dan BAK harus

dilakukan spontan dalam 6 jam post partum (Sarwono,

2005).

(4)Personal Hygiene

Membersihkan daerah kemaluan setiap kali habis buang air kecil

atau buang air besar dan ganti pembalut setiap kali habis buang

air kecil dan buang air besar (Retna, 2008).

2) Data Obyektif

Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur oleh

tenaga kesehatan (Nursalam, 2004), yang meliputi :

a) Pemeriksaan fisik

Dilakukan dengan cara memeriksa keadaan umum ibu

(Manuaba, 2007). Meliputi :

(1) Keadaan umum

Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik, sedang atau

buruk (Saifuddin, 2002). Keadaan umum pada ibu nifas dengan

perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta adalah

sedang (Suherni, 2008).

(38)

Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu apakah

composmenthis, somnolen atau koma (Saifuddin, 2002). Tingkat

kesadaran pada ibu nifas dengan perdarahan post partum karena

retensio sisa plasenta adalah composmentis (Manuaba, 2007).

(3) Tekanan darah

Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi dengan di nilai

hipertensi dengan satuan mmHg (Saifuddin, 2002). Batas

normalnya tensi untuk ibu nifas normal adalah 90/60 – 130/90

mmHg (Prawirohardjo, 2005). Pada kasus tekanan darah 110/70

mmHg ( Saifuddin, 2002 ).

(4) Suhu

Suhu badan waktu inpartu tidak melebihi dari 37,20C, sesudah

partus dapat naik 0,50C dari keadaan normal tetapi tidak

melebihi 380C (Retna, 2008). Normalnya 36,60C – 37,60C

(Perry, 2005). Pada kasus suhu ibu 360 C ( Wiknjosastro, 2002

).

(5) Nadi

Untuk mengetahui denyut nadi pasien dengan menghitung

dalam 1 menit, sedangkan normalnya denyut nadi dalam 1 menit

adalah 60-100 x/menit (Saifuddin, 2002). Pada kasus nadi ibu

80x/menit ( Saifuddin, 2002 ).

(39)

Untuk mengetahui pernafasan pasien dalam waktu 1 menit.

Sedangkan normalnya pernafasan dalam 1 menit adalah 16-20

x/menit (Saifuddin, 2002). Pada kasus respirasi 22x/menit (

Saifuddin, 2002).

(7) Berat badan

Untuk mengetahui adanya kenaikan berat badan selama hamil,

penambahan badan rata-rata 0,3 – 0,5 kg/minggu, tetapi nilai

normal untuk penambahan berat badan selama kehamilan 9 – 12

kg (Theresa, 2008).

(8) Tinggi badan

Untuk mengetahui tinggi badan klien kurang dari 145 cm atau

tidak, termasuk resiko tinggi atau tidak (Alimul, 2004).

(9) Lila

Untuk mengetahui lingkar lengan ibu 23,5 cm atau tidak,

termasuk resti atau tidak (Alimul, 2004).

b)Pemeriksaan sistematis

(1) Inspeksi

Adalah pemeriksaan dengan melihat pasien dari ujung rambut

sampai ujung kaki (Nursalam, 2004).

(40)

1. Rambut

Untuk menilai warna, kelebatan, distribusi, dan

karakteristik lainnya (Alimul, 2006).

2. Muka

Keadaan muka pucat atau tidak, apakah terdapat kelainan

atau oedema (Anita, 2008).

3. Mata

Conjungtiva anemis atau tidak, sklera ikterik atau tidak

(Alimul, 2006).

4. Hidung

Untuk mengetahui keadaan hidung ada polip atau tidak

(Alimul, 2006).

5. Telinga

Untuk mengetahui bagaimana keadaan dau telinga, liang

telinga dan timpani serta ketajaman pendengaran

(Alimul, 2006).

6. Mulut dan gigi

Untuk mengetahui keadaan mulut apakah bersih atau ada

caries dan ada karang gigi atau tidak (Saifuddin, 2002).

(b) Leher

Apakah ada pembesaran kelenjar thyroid atau kelenjar getah

(41)

(c) Dada dan Axilla

1. Mammae

Simetris atau tidak, konstitensi, ada pembengkakan atau

tidak, putting menonjol atau tidak, lecet atau tidak

peradangan, keadaan jahitan, nanah, tanda-tanda infeksi

pada luka jahitan dan kebersihan perineum (Suherni, dkk,

2008).

(e) Anus

Adanya haemoroid atau tidak dan adanya varices atau tidak

(Manuaba, 2007).

(f) Eksteremitas

Untuk mengetahui ada tidaknya oedema, varices dan reflek

patella (Anita, 2008).

(2) Palpasi

Yaitu suatu teknik yang menggunakan indera peraba tangan dan

jari (Nurasalam, 2004).

(a) Leher

Apakah ada pembesaran kelenjar thyroid atau kelenjar getah

(42)

(b) Dada

Untuk mengetahui adanya benjolan pada payudara, nyeri

tekan ada atau tidak, ada kelainan bentuk atau tidak,

bengkak ada atau tidak, terdapat nyeri tekan (Nursalam,

2004).

(c) Perut

Untuk mengetahui adanya sub involusio, kontraksi uterus

keras (Salmah, 2002).

(3) Perkusi

Adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk atau

membandingkan kanan atau kiri pada daerah permukaan tubuh

(Nursalam, 2004). Pada kasus ibu nifas dengan perdarahan post

partum karena retensio sisa plasenta pemeriksaan perkusi

digunakan untuk mengetahui reflek patella (Arita, 2008).

(4) Auskultasi

Adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara yang

dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop

(Nursalam, 2004). Pada kasus ibu nifas dengan perdarahan post

partum karena retensio sisa plasenta pemeriksaan auskultasi

digunakan untuk mendengarkan denyut jantung pasien dan

(43)

c) Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan yang tidak dapat diketahui dengan cara pemeriksaan

fisik meliputi pemeriksaan laboratorium dan roentgen

(Wiknjosastro,02005).

b. Langkah II : Interpretasi Data

Interpretasi data (data dari hasil pengkajian) mencangkup diagnosa

masalah dan kebutuhan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di

intpretasikan sehingga dapat dirumuskan diagnosa dan masalah spesifik

(Varney, 2004).

1) Diagnosa kebidanan

Merupakan diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek

kebidanan dan memenuhi standar diagnosa kebidanan (Varney, 2004).

Diagnosa yang dapat ditegakkan pada ibu nifas post partum adalah “Ny.

X… P… A… umur… tahun dengan perdarahan post partum karena

retensio sisa plasenta”.

Data Dasar :

Data subjektif

Ibu mengeluh lemah, limbung dan berkeringat dingin, Ibu mengatakan

cemas dengan keadaannya (Saifuddin, 2002).

Data objektif

a) KU ibu sedang

b) TTV : TD : 110/70 mmHg, N : 80 x/menit, S : 360C, RR: 22 x/menit

c) Sisa plasenta belum lahir.

(44)

e) Kontraksi uterus lemah (saifuddin, Wiknjosastro, 2002 ).

2) Masalah

Masalah atau hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien dari hasil

dari pengkajian (Varney, 2004). Masalah yang muncul pada ibu nifas

dengan perdarahan post partum karena retensio sisa palsenta adalah

kecemasan terhadap keadaan yang dialami ibu karena perdarahan

(Halloway, 2003).

3) Kebutuhan

Adalah hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum teridentifikasi dalam

diagnosa dan masalah yang di dapatkan dengan melakukan analisa data

(Wheeler, 2004). Kebutuhan yang diberikan pada ibu nifas dengan

perdarahan post partum karena retensio sisa plansenta menurut Varney

(2004) adalah :

a) Informasi tentang keadaan ibu.

b) Informasi tentang tindakan yang akan dilakukan oleh bidan.

c) Dorongan moril dari keluarga dan tenaga kesehatan.

d) Pemenuhan kebutuhan cairan.

e) Penghentian perdarahan.

c. Langkah III : Diagnosa Potensial

Dalam langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau diagnosa

potensial berdasarkan rangkaian masalah atau diagnosa yang sekarang

hanya merupakan antisipasi, pencegahan bila memungkinkan, menunggu

sambil waspada dan bersiap-siap bila benar terjadi dan penting melakukan

(45)

Diagnosa potensial :

Potensial terjadi infeksi puerperium : Pada tindakan manual plasenta.

Potensial terjadi syok haemorrage : Karena adanya perdarahan post partum

karena retensio sisa plasenta (Wiknjosastro, 2007).

d. Langkah IV : Antisipasi dan Tindakan segera

Tindakan ini dilakukan jika ditemukan adanya diagnosa potensial

dengan tujuan agar dapat mengantisipasi masalah yang mungkin muncul

sehubungan dengan keadaan yang dialaminya (Varney, 2004). Dalam kasus

ibu nifas dengan perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta,

antisipasi yang dilakukan adalah pemberian infus drip oksitosin 20 IU dalam

500 cc cairan infus dan antibiotik serta dilakukan plasenta manual

(Saifuddin, 2002).

e. Langkah V : Rencana Asuhan

Ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya, langkah ini merupakan

kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diantisipasi. Pada langkah ini

informasi data yang tidak lengkap dan dapat dilengkapi (Varney, 2004).

Menurut Saifuddin (2002), dalam membuat rencana tindakan

diusahakan untuk memberikan kenyamanan pada ibu dan disisi lain bidan

dapat melakukan observasi dan pengobatan sebagai berikut :

1) Lakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta.

2) Beri antibiotik yang adekuat.

(46)

4) Lakukan eksplorasi digital (bila servik terbuka) dan keluarkan bekuan

darah atau jaringan.

5) Lakukan evakuasi sisa plasenta dengan kuretase bila servik hanya dapat

dilalui alat kuretase.

6) Beri tranfusi darah bila Hb < 8 gr% dan berikan sulfas ferosis 60 mg/hari

selama 10 hari.

f. Langkah VI : Pelaksanaan (Implementasi)

Menurut Varney (2004), pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh

seperti yang diuraikan pada langkah kelima, dilaksanakan secara efisien dan

aman. Pada langkah ini seorang bidan merumuskan rencana tindakan yang

sebelumnya telah didiskusikan dengan pasien dan kemudian membuat

kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya. Pelaksanaan ini dilakukan

seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh klien atau anggota tim kesehatan

lainnya.

g. Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan ibu nifas

dengan perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta yang sudah

diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan sebagaimana rencana tersebut

dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya

(Varney, 2004). Di dalam evaluasi diharapkan memperoleh hasil :

1) Keadaan umum dan TTV normal.

2) Sisa plasenta sudah lahir lengkap.

3) Kontraksi uterus baik.

(47)

(Varney, 2004)

2. Data Perkembangan

Didalam memberikan asuhan lanjutan digunakan tujuh langkah Varney,

sebagai catatan perkembangan dilakukan asuhan kebidanan SOAP dalam

pendokumentasian (Varney, 2004).

Menurut Hellen Varney (2004) sistem pendokumentasian asuhan

kebidanan dengan menggunakan SOAP yaitu :

S (Subyektif) : Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data

klien melalui anamnesa

O (Obyektif) : Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan fisik

klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang

dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assesment

A (Asessment) : Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa interprestasi

data subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi.

a. Diagnosa / masalah

b. Antisipasi diagnosa lain / masalah potensial

c. Tindakan segera oleh bidan / dokter, konsultasi /

kolaborasi serta rujukan sebagai langkah 2, 3, dan 4

Varney

P (Planning) : Menggambarkan pendokumentasian tindakan dan evaluasi

(48)

C.Landasan Hukum

Standar profesi merupakan landasan berpijak secara normal dan parameter

atau alat ukur untuk menentukan keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan klien

dan menjamin asuhan yang diberikan.

Dalam KEPMENKES RI No.900/MENKES/VII/2002 pasal 16 yaitu

pertolongan persalinan abnormal yang mencakup letak sungsang, partus macet

kepala didasal panggul, ketuban pecah dini (KPD) tanpa infeksi, perdarahan post

partum, laserasi jalan lahir, distoksia karena inersia uteri primer, post term dan pre

(49)

36

METODOLOGI

A. Jenis Studi Kasus

Jenis studi kasus yang digunakan pada laporan ini adalah studi kasus

dengan menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney dengan

rancangan laporan menggunakan metode laporan diskriptif yaitu

menggambarkan suatu keadaan secara obyektif (Notoadmojo, 2002).

Studi kasus adalah melakukan laporan yang rinci tentang seseorang atau

suatu unit selama kurun waktu tertentu (Notoadmojo, 2002). Kasus yang

diamati penulis dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah ibu dengan perdarahan

post partum karena retensio sisa plasenta.

B. Lokasi Studi Kasus

Lokasi studi kasus adalah tempat dimana studi kasus ini dilaksanankan

( Nursalam, 2005 ). Lokasi yang akan digunakan untuk studi kasus pada

Karya Tulis Ilmiah ini adalah di RSUD Dr. Moewardi di Surakarta.

C. Subyek Studi Kasus

Subyek studi kasus adalah siapakah orang atau golongan mana yang

menjadi sasaran dalam pelaksanaan pengambilan kasus (Notoatmodjo, 2010).

Subyek studi kasus dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah Ny. A

(50)

D. Waktu Studi Kasus

Waktu studi kasus adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis

untuk memeperoleh data studi kasus yang akan dilaksanakan

(Budiarto,02004). Waktu studi kasus dalam penyusunanan Karya Tulis Ilmiah

ini dilakukan pada tanggal 17 sampai 20 juli .

E. Instrumen Studi Kasus

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data ( Notoadmodjo, 2002). Instrumen yang digunakan untuk

pengambilan data dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dengan

menggunakan format Asuhan Kebidanan Ibu Nifas.

F. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengambilan data yang digunakan, meliputi :

1. Data primer

Data primer merupakan materi atau kumpulan fakta yang

dikumpulkan sendiri oleh penulis pada saat berlangsungnya suatu

penelitian (Candra, 2004). Data ini meliputi data subyektif yaitu identitas

diri, keluhan utama, data kebidanan, data kesehatan, dan kebiasaan

sehari-hari, data psikososial dan agama serta data obyektif yaitu hasil

pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus.

Teknik pengambilan data primer meliputi :

a. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik ini bertujuan untuk menentukan status

(51)

data dasar (Nursalam, 2004). Pemeriksaan fisik dilakukan berurutan

mulai dari kepala sampai kaki (head to toe) pada Ny. A P1 A0 dengan

perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta. Pada pemeriksaan

di dapat keadaan umum cukup, kesadaran somnolen, TTV : TD: 90/70

mmHg, N: 80x/menit, S: 36,50 C, R: 20x/menit, TFU setinggi pusat,

kontraksi lemah, PPV: darah + 500 cc, Hb 9,5 gr%.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk

mengumpulkan data dimata peneliti mendapatkan keterangan atau

bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face)

(Notoadmojo, 2005). Pada kasus wawancara dilakukan secara langsung

pada Ny. A P1 A0 dengan perdarahan post partum karena retensio sisa

plasenta, suami dan keluarga.

c. Observasi

Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan

mengadakan pengamatan secara langsung kepada responden penulis

untuk mencari perubahan atau hal-hal yang diteliti. Dalam metode ini,

instrumen yang dapat digunakan antara lain : lembar observasi, panduan

pengamatan atau lembar checklist (Hidayat, 2007). Observasi dilakukan

secara langsung pada Ny. A P1 A0 dengan perdarahan post partum

karena retensio sisa plasenta di RSUD Dr. Moewardi di Surakarta yang

berpedoman pada format asuhan kebidanan pada ibu nifas untuk

mendapatkan data. Pada kasus ini observasi ditujukan pada TTV, PPV,

(52)

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari pemeriksaan

atau tetapi diperoleh dari keterangan keluarga, lingkungannya,

mempelajari status dan dokumentasi pasien, catatan dalam kebidanan dan

studi (Notoatmodjo, 2005). Data sekunder diperoleh dari :

a. Dokumentasi pasien

Dokumentasi pasien adalah semua bentuk sumber informasi yang

berhubungan debgan dokumentasi baik dokumentasi resmi maupun

dokumentasi tidak resmi (Notoadmojo, 2005). Dalam pen gambilan

studi kasus ini menggunakan dokumentasi dari Rekam Medis (RM) dan

data keperawatan untuk memudahkan informasi data medik yang ada di

RSUD Dr. Moewardi.

b. Catatan Asuhan Kebidanan

Catatan asuhan kebidanan adalah manajemen kebidanan

menyangkut pemberian pelayanan yang utuh dan menyeluruh dari

kepala kliennya, yang merupakan suatu proses manajemen kebidanan

yang diselenggarakan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas

yang melalui tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang disusun secara

sistematis untuk mendapatkan data, memberikan pelayanan yang benar

sesuai dengan keputusan tindak klinik yang dilakukan dengan tepat,

efektif (Yulis, 2009). Catatan asuhan kebidanan dalam Proposal Karya

Tulis Ilmiah ini menggunakan format asuhan kebidanan pada ibu nifas.

(53)

c. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah memperoleh berbagai berita beripa

teori-teori, generalisasi maupun kensep yang dikemukakan oleh

berbagai ahli dan buku-buku sumber yang ada (Notoadmojo, 2005).

Studi kasus kepustakaan diambil dari referensi tahun 2002 sampai

2010.

G. Alat-alat yang dibutuhkan

Dalam proses penelitian studi kasus,penulis menggunakan alat-alat

untuk membantu penanganan dalam kasus ini. Alat-alat yang dibutuhkan

antara lain :

1. Vital sign (Stetoskop, tensi, thermometer, arloji).

2. Handscoen panjang dan schort.

3. Infus set, spuit dan obat-obatan.

4. 1 set kuretase

5. Klem mangkok.

6. Kassa dan tampon steril.

7. Heating set.

8. Alat sibin dan pispot.

(54)

41

Ruang : Mawar I

Tanggal Masuk : 17 Juli 2012

No Register : 01137518

A. Tinjauan Kasus

1. Pengkajian

Tanggal 17 Juli 2012 Pukul 09.00 WIB

a. Identitas Pasien

Nama : Ny. A Nama Suami : Tn. W

Umur : 22 tahun Umur : 25 tahun

Suku Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Kwarasan RT 02 RW 07 Grogol, Sukoharjo

b. Anamnesa (data Subyektif)

1) Keluhan Utama

Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang pertama pada tanggal

17 Juli 2012, pukul 06.00 WIB, merasakan nyeri pada luka jahitan,

mengeluh lemah, mengantuk, menggigil dan mengeluarkan darah

(55)

2) Riwayat Menstruasi :

a) Menarche : Ibu mengatakan haid pertama umur 13

tahun.

b) Siklus : Ibu mengatakan siklus haid + 28 hari.

c) Lama : Ibu mengatakan lama haid + 6 7 hari.

d) Banyaknya : Ibu mengatakan banyaknya 2 3 kali

ganti pembalut.

e) Teratur/tidak teratur : Ibu mengatakan menstruasinya teratur

setiap bulannya.

f) Sifat Darah : Ibu mengatakan berwarna merah

kecoklatan, terkadang ada gumpalan.

g) Dismenorhoe : Ibu mengatakan pada saat haid tidak

nyeri hingga mengganggu aktivitasnya .

3) Riwayat perkawinan

a) Kawin Syah, 1 kali

b) Kawin I umur 21 tahun dengan suami umur 24 tahun, lamanya 1

tahun, dan belum mempunyai anak.

4) Riwayat Kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu.

No Tgl/

thn partus

Tempat partus

Umur

kehamilan Jenis partus Penolong

(56)

c) Keluhan-keluhan pada :

Trimester I : Ibu mengatakan selalu mual dan muntah di pagi

hari

Trimester II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

Trimester III : Ibu mengatakan sering BAK dan pegel-pegel.

d) ANC

Ibu mengatakan selama hamil ini memeriksakan kehamilannya ke

bidan sebanyak 9 secara teratur.

Trimester 1 : 2 kali

Trimester 2 : 3 kali

Trimester 3 : 4 kali

e) Penyuluhan yang pernah didapat

Ibu mengatakan mendapatkan penyuluhan tentang tanda bahaya

kehamilan pada saat usia kehamilan 16 minggu.

f) Imunisasi TT : 3 kali

TT1 : Capeng 1 kali

TT2 : pada usia kehamilan 16 minggu

TT3 : pada usia kehamilan 20 minggu.

6) Riwayat Persalinan

a) Tempat persalinan : RSUD Dr. Moewardi

Penolong : Bidan

b) Tanggal/ jam bersalin : 17 Juli 2012 Pukul 06.00 WIB

c) Jenis kelamin : Laki-laki

(57)

e) Jenis persalinan : Spontan

f) Penyulit saat melahirkan : tidak ada

g) Plasenta : Lahir spontan Pukul 06.15 WIB

Ibu mengatakan berat plasenta 500 gram, keadaan plasenta tidak

lengkap masih tertinggal selaput plasenta.

h) Jumlah perdarahan

7) Riwayat Keluarga Berencana

Ibu mengatakan sampai saat ini belum pernah menggunakan alat

kontrasepsi jenis apapun.

8) Riwayat Penyakit

a) Riwayat penyakit sekarang

Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit seperti

(58)

b) Riwayat penyakit sistemik

(1) Jantung

Ibu mengatakan tidak merasa berdebar-debar, tidak mudah lelah

saat beraktivitas ringan dan tidak mengeluarkan keringat dingin

pada telapak tangan.

(2) Ginjal

Ibu mengatakan tidak pernah merasa nyeri pada pinggang

sebelah kanan atau kiri, tidak sakit saat BAK.

(3) Asma/TBC

Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas dan batuk sampai

kurang lebih 3 minggu.

(4) Hepatitis

Ibu mengatakan pada kuku, mata dan kulitnya tidak pernah

berwarna kuning.

(5) DM

Ibu mengatakan tidak mudah haus, lapar dan tidak sering BAK

dimalam hari lebih dari 7 kali.

(6) Hipertensi

Ibu mengatakan tidak pernah mengalami tekanan darah tinggi

lebih dari 140/90 mmHg.

(7) Epilepsi

Ibu mengatakan tidak pernah mengalami kejang yang disertai

(59)

(8) Lain-lain

Ibu mengatakan tidak punya penyakit lain seperti malaria,

AIDS dan PMS.

c) Riwayat penyakit Keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun dari keluarga

suaminya tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menular

(seperti epilepsi, TBC, Hepetitis) dan riwayat penyakit menurun

(seperti jantung, asma, DM, Hipertensi).

d) Riwayat keturunan kembar

Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun dari keluarga

suaminya tidak ada yang mempunyai riwayat keturunan kembar.

e) Riwayat Operasi

Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi apapun.

9) Pola kebiasaan sehari-hari

a) Nutrisi

Diet makanan : Ibu mengatakan makan 2 kali sehari dan minum

+7-8 gelas/hari.

Perubahan pola makan

Sebelum nifas : Ibu makan 2 sehari dengan porsi sedang menu

nasi 1 piring, lauk tahu dan 1 potong ikan serta

sayur, minum 7-8 gelas/hari.

Selama nifas : Ibu mengatakan makan 1 kali dengan porsi

sedikit menu nasi 1/2 piring, lauk daging, sayur

(60)

b) Pola Eliminasi

Sebelum nifas : Ibu mengatakan BAB 1 x/hari, BAK 6-7 x/hari.

Selama nifas :Ibu mengatakan belum BAB, setelah melahirkan

baru BAK 1 kali.

d) Keadaan Psikologi : ibu merasa senang dengan kelahiran bayinya.

e) Riwayat sosial budaya

(1) Dukungan kungan keluarga

Ibu mengatakan keluarga sangat mendukung kelahiran bayinya.

(2) Keluarga lain yang tinggal serumah

Ibu mengatakan tinggal bersama suaminya.

(3) Pantangan makanan

Ibu mengatakan tidak ada pantangan makan selama hamil dan

saat ini.

(4) Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan

Ibu mengatakan ada sepasaran bayi.

f) Penggunaan obat obatan/jamu/Rokok

Ibu mengatakan tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan

hanya mengkonsumsi obat yang diberikan oleh bidan, tidak minum

(61)

c. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)

Tanggal 17 Juli 2012 Pukul 09.30 WIB

1) Status Generalis

a) Keadaan Umum : cukup

b) Kesadaran : samnolen

c) TTV : TD : 90/70 mmHg N : 80 x/menit

S : 36,5°C R : 20 x/menit

d) TB : 160 cm

e) BB sebelum hamil : 49 kg

f) BB sekarang : 60 kg

g) LLA : 26 cm.

2) Pemeriksaan Sistematis

a) Kepala

(1) Rambut : Bersih, tidak rontok, tidak berketombe.

(2) Muka : Bersih, tidak ada odema

(3) Mata

(a)Oedema : Tidak ada Odema

(b)Conjungtiva : Warna Merah muda

(c)Sklera : Putih.

(4) Hidung : Bersih, tidak ada benjolan.

(5) Telinga : Bersih, tidak ada serumen.

(6) Mulut/gigi/gusi : Bersih,tidak ada stomatitis, tidak ada caries,

(62)

b) Leher

(1) Jantung : Tidak dilakukan pemeriksaan

(2) Paru : tidak dilakukan pemeriksaan

(3) Mammae

(a) Pembesaran : normal

(b) Tumor : Tidak ada benjolan.

(c) Simetris : simetris kanan dan kiri.

(d) Areola : Hyperpigmentasi.

(e) Puting susu : Menonjol

(f) Kolostrum : Sudah keluar, warma kekuningan-kuningan,

jumlah + 10 cc.

(4) Axilla

(a) Benjolan : Tidak ada benjolan di axilla.

(b) Nyeri : Tidak nyeri tekan.

(5) Ekstremitas

(a) Varices : tidak ada varices.

(b) Oedema : tidak ada oedema.

(c) Reflek patella : positif kanan, kiri

(d) Betis merah/ lembek/ keras : betis dalam keadaan normal.

(63)

3) Pemeriksaan Khusus obstetric (Lokalis)

a) Abdomen

(1) Inspeksi

(a)Pembesaran : normal.

(b)Linea alna/nigra : Linea nigra.

(c)Strie albican/livide : Strie Livide.

(d)Kelainan : Tidak ada

(c) Kemerahan : Ada, vulva merah muda.

(d) Nyeri : Tidak nyeri tekan vulva vagina.

(e) Pengeluaran pervaginam : Darah ± 500 cc.

(a) Haemorhoid : Tidak ada haemorhoid.

(64)

(4) Inspekulo

(a) Vagina : Tidak dilakukan.

(b) Portio : Tidak dilakukan.

d. Pemeriksaan Penunjang

1) Pemeriksaan laboratorium : Hb : 9,5 gr%

2) Pemeriksaan penunjang lain : Tidak dilakukan.

2. Interpretasi Data

1) Ibu mengatakan banyak mengeluarkan darah encer dari vagina

2) Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang pertama pada tanggal

17 Juli 2012, pukul 06.00 WIB, merasakan nyeri pada luka jahitan,

mengeluh lemah.

3) Ibu mengatakan sudah 4-5 kali ganti pembalut.

(65)

5) TFU : setinggi pusat.

6) Plasenta lahir tidak lengkap, masih tertinggal selaput plasenta.

7) Hb : 9, 5 gr%

8) Pengeluaran darah encer + 500 cc.

b. Masalah

Ibu mengatakan merasa lemah, mengantuk, mengigil dan merasa cemas

dengan pengeluaran darah yang banyak dari kemaluannya.

c. Kebutuhan

Memberikan dukungan moril pada ibu, pemenuhan kebutuhan cairan,

penghentian perdarahan dan pengeluaran sisa plasenta.

3. Diagnosa Potensial

Potensial terjadi syok haemorrhage.

4. Antisipasi

a. Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemasang infuse RL drip

oksitosin 20 IU.

b. Lakukan kuretase.

5. Rencana Tindakan

Tanggal 17 Juli 2012 Pukul 09.47 WIB

a. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.

b. berikan dukungan moril.

(66)

d. Lakukan katerisasi.

e. Siapkan alat kuretase dan lakukan kuretase.

f. beri oksigen 2 liter/menit.

g. Kolaborasi dengan dokter, advis dokter :

1) Rehidrasi atau cairan : memasang infuse RL drip ergometrin 0,2 mg

20 tpm.

2) Berikan antibiotika : Amoxilin 500 mg 3x1, Metergin tablet 3x1,

Viliron 2x1

6. Pelaksanaan

Tanggal 17 Juli 2012 Pukul 09.50 WIB

a. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa

perdarahan yang telah dialaminya disebabkan karena masih tertinggalnya

sisa plasenta.

b. Memberikan dukungan moril pada ibu.

c. Meminta keluarga menandatangani inform consend.

d. Melakukan katerisasi.

e. Menyiapkan alat kuretase dan melakukan kuretase.

f. Memberikan oksigen 2 liter/menit.

g. Berkolaborasi dengan dokter, advis dokter untuk :

1) Rehidrasi atau cairan : memasang infuse RL drip ergometrin 0,2 mg

20 tpm.

2) Memberikan antibiotika : Amoxilin 500 mg 3x1, Metergin tablet 3x1,

Gambar

Tabel 2.1 diagnosis perdarahan pasca persalinan

Referensi

Dokumen terkait

(a) Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang; (b) Kabupaten Daerah Tingkat II Kendal; (c) Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang; (d) Kabupaten Daerah Tingkat II Demak; (e)

Dari hasil pengamatan di Madrasah Ibtidaiyah Negri (MIN) Jejeran Bantul yang dilakukan pada empat kelas paralel terhadap guru serta siswa khususnya kelas III, di dalam

Hipotesis ialah bahwa eksplan segmen akar setiap jenis klon bawang putih memberikan respons pertumbuhan yang berbeda pada media yang berbeda baik pada fase induksi kalus

Maksud dari pakaian hitam dan celana hitam adalah untuk disamakan dengan tanah, karena asal manusia dari tanah dan akan kembali menjadi tanah sedangkan iket adalah untuk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dalam pengembangan usaha Masyarakat Miskin di Kabupaten Karanganyar,

Pada kreativitas kelompok sudah tentu akan menjadi lebih baik dari cetusan wawasan dan imajinasi sbagai individu karena kita akan mendapatkan sumber pemikiran yang diciptakan

Menurut Pauli, bahwa terdapat partikel lain yang dipancarkan yang disebut dengan neutrino pada peluruhan beta dan pada jarak tertentu kehilangan energi. Penentuan

Tujuan penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan teknik-teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis di kelas II SLB/C Bakti Siwi Sleman, (2) mendeskripsikan