VISI
Bank yang berakar
Di Jawa Barat
Khususnya di Bandung
Menjadi Bank yang
Mempunyai reputasi nasional
MISI
Memberikan layanan
Prestasi Bank Himpunan Saudara 1906
Penghargaan dari majalah I nfoBank atas kinerja keuangan tahun 2002 dengan predikat “SANGAT BAGUS”
Penghargaan dari majalah I nfoBank atas kinerja keuangan tahun 2003 dengan predikat “SANGAT BAGUS”
Penghargaan dari majalah I nfoBank atas kinerja keuangan tahun 2004 dengan predikat “SANGAT BAGUS”
Penghargaan dari Museum Rekor I ndonesia (MURI ) sebagai Lembaga Keuangan Swsta Tertua di I ndonesia, 100 tahun (berdiri sejak tahun 1906) diberikan pada bulan April 2006
MI LESTONE 100 TAHUN BANK HI MPUNAN SAUDARA
1906
Himpoenan Soedara berdiri atas prakarsa sepuluh Saudagar Pasar Baru1907
Himpoenan Soedara berdiri atas prakarsa sepuluh Saudagar Pasar Baru1913
Himpoenan Saudara disahkan sebagai badan hukum berstatus Vereeniging (perkumpulan)
1914
Himpoenan Saudara menyewa gedung societat Mardika di Jl. Kebon Jati (sekarang jalan Dulatif) sebagai kantor tetapnya.1919 M. Masdoeki menjadi Ketua Himpoenan Soedara
1923
Kantor Himpoenan Soedara pindah ke Achter-Pasarstraat No. 15 (kini belakang pasar No. 17)1924
Himpoenan Soedara mendirikan gedung sendiri di Moskeeweg No. 15 (sekarang Jl. Dalem Kaum No. 5).1926
Kondisi Himpoenan Soedara berangsur membaik pada era Gubernur Jenderal De Graeff yang menjalankan politik lunak.1927
Himpoenan Soedara mulai menerima anggota luar biasa, yakni anggota yang terhitung belum dewasa.1928
Himpunan Soedara memperluas kantornya dengan membangun petak-petak di Jalan Dalem Kaum No. 1 dan 3 serta di Jalan Otto I skandar Dinata No. 201 dan 2031929
Perekonomian Tanah Air memburuk akibat krisis ekonomi dunia hingga 1935. Pengaruh negatif malaise itu justru tidak menimpa Himpoenan Soedara1936
Ulang tahun Himpoenan Soedara ke-30 dirayakan besar-besaran pada tanggal 18 dan 19 April. Tiga pendiri HS, yakni R.H. Djowaeni, H. Hoetomi dan H. Boekri, mendapat bintang perak bergambar gedung Himpoenan Soedara.
Ketua Himpoenan Soedara, M. Masdoeki dan Bendahara Himpoenan Soedara, R.H. Djowaeni, dianugerahi bintang perak dari pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 13 Agustus.
1938
Himpoenan Soedara dikunjungi Voorzitter Volksraad Mr. H.W. Van Holsdingen dan Wakil Menteri Jajahan dari Belanda, Dr. J. Van derWalls.1940
Himpoenan Soedara disambangi berturut-turut rombongan pelajar Middelbare Handelsschool Jakarta, beberapa pengurus koperasi Sumatera, dan Mr. Toru Sakai, anggota delegasi Kobayashi Jepang, yang disertai pejabat Departemen Ekonomi, R.M. Margono Djojohadikoesoemo. Aset bangunan Himpoenan Soedara bertambah lagi di Jl. Dalem Kaum No. 7 dan 91941
Himpoenan Soedara membuka dana kematian bernama Fonds-kematian Himpoenan Soedara.1942
Pada masa pendudukan Jepang banyakperusahaan dan bank yang gulung tikar. Himpoenan Soedara praktis berjalan tidak optimal.
1946
Penduduk Bandung, termasuk pengurus dan anggota Himpoenan Soedara mengungsi akibat peristiwa Bandung Lautan Api1948
Seusai pengungsian, kantor Himpunan Saudara dibuka mulai 1 April1949
Republik I ndonesia Serikat terbentuk, antara lainmencakup Negara Pasundan.
1950
Tindakan moneter pertama yang dikenal dengan sebutan “Gunting Syarfrudin” . Nilai tabungan Himpunan Sudara yang “Tergunting” sebesar Rp 596 ribu1951
Himpunan Sudara untuk pertama kailnya membatasi anggota, karena jumlah anggota baru melonjak hingga 1.000 orang lebih.Himpunan Sudara membuka dana siswa dengan nama Bekel Pengungsi Harti
1954
Himpunan Sudara menerima Deposito Berjangka waktu 5 tahun1955
Himpunan Sudara diberi izin melakukan usaha Bank Tabungan setelah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 1/ 1995 bahwa usaha pemberian kredit harus berstatus Bank Tabungan1956
Hari Ulang Tahun Himpunan Sudara ke-50 dirayakan sederhana pada 19 dan 20 Mei Himpunan Sudara terlibat perkara denganpemborong pembangunan gedung Himpunan Sudara bertingkat satu. Perkara ini dimenangi Himpunan Sudara
1957
Haji Hoetomi, salah satu pendiri Himpunan Sudara, mendapat tanda penghormatan berupa jam lonceng Westminster1959
Hasil referendum Rapat Anggota Tahunan menetapkan, pengurus dan Dewan Pengawas dipilih lima tahun sekali.Tindakan moneter kedua diberlakukan, jumlah uang Himpunan Sudara yang dibekukan mencapai Rp 1 juta lebih dan kerugian yg diderita sebesar Rp 243 ribu
1962
Kantor Himpunan Sudara, yang sejak 1906 dibuka pukul 14.30 sampai pukul 17.30, tahun ini dibuka pukul 08.30 sampai 14.001965
Kantor Himpunan Sudara di lantai atas diperluas hingga petak bangunan di Jalan Dalem Kaum No. 3Tindakan moneter ketiga terjadi pada masa akhir Orde Lama. Dampak kebijakan ini berpengaruh pada menurunnya jumlah anggota Himpunan Sudara.
M. Masdoeki, yang memimpin Himpunan Sudara selama 46 tahun, meletakan jabatan karena kesehatannya memburuk
1966
Anggaran Dasar Himpunan Sudara untuk keduakalinya diperbaharui dan mulai berlaku pada 1 Januari1967
Rapat Anggota Tahunan menghasilkan peraturan tentang gaji karyawan, formasi karyawan dan dana pensiun.1969
Himpunan Sudara membuka Deposito Berjangka 1 tahun1970
Anggota dan Pengurus Himpunan Sudara keberatan terhadap perubahan status HS menjadi perseroan menyusul dikeluarkannya Undang-Undang 14/ 1967 tentang keharusan bank tabungan swasta berbentuk Koperasi atau Perseroan1973
Kantor Pusat Bank I ndonesia Jakarta mengeluarkan surat peringatan kepada Himpunan Sudara untuk mentaati Undang-Undang No. 14/ 19671974
PT Bank Tabungan Himpunan Saudara 1906 berdiri pada 15 Juni diikuti logo baru. Basoeni ditunjuk sebagai direktur utama. Sebanyak 5.227 tabungan milik anggotaHimpunan Saudara dikonversi menjadi saham PT Bank Himpunan Saudara 1906 dengan total nilai Rp 20 juta.
1975
PT Bank Tabungan Himpunan Saudara 1906 resmi menjadi badan hukum dengan keputusan Menteri Kehakiman tertanggal 30 Juni.Rapat Umum Pemegang Saham pertama PT Bank Himpunan Saudara 1906 digelar pada 27 Juli.
Pada tahun pertama berjalan, Bank Tabungan Himpunan Saudara 1906 memperoleh keuntungan Rp 3.699.860.
1976
Peringatan 70 tahun HS dirayakan di Gedung Merdeka pada 4 April. Pengurus Himpunan Saudara menghadiahkan buku 70 Tahun perkumpulan HS –PT Bank Tabungan Himpunan Saudara 1906 kepada para Pemegang Saham1978
Rapat Umum Pemegang Saham menetapkan peraturan kusus tentang tata cara pemilihan Direksi dan Dewan Komisaris.Meletusnya Gunung Galunggung mempengaruhi perekonomian Jawa Barat dan menjadi salah satu faktor penyebab kerugian yang di alami Bank Tabungan Himpunan Saudara 1906 sebesar Rp 9 juta lebih.
1986
Selama hampir lima tahun Bank Tabungan Himpunan Saudara 1906 mengalami kerugian. Hingga 1986, kerugian yang diderita mencapai Rp 181 juta lebih. Karena mengalami kerugian, peringatan 80tahun Bank Tabungan Himpunan Saudara 1906 tidak dirayakan
1993
Perubahan status dari Bank Tabungan menjadi Bank Umum dengan nama PT Bank Himpunan Saudara 1906 yang di ikuti perubahan logo.1994
Kantor Pusat PT Bank Himpunan Saudara 1906 pindah ke jalan Wastukancana pergantian Direksi baru dengan masuknya Farid Rahman sebagai Direktur Utama dan Yanto M. Purbo sebagai Direktur Kredit. mengadakan pertemuan dengan delapan bank swasta untuk melakukan merger menyusul ketentuan Bank I ndonesia yang mengharuskan bank memiliki modal Rp 1 triliun.1999
Bank Himpunan Saudara 1906 nyaris dilikuidasi oleh Bank I ndonesia.2002
Bank Himpunan Saudara 1906 memperoleh laba yang signifikan setelah lepas dari krisis ekonomi I ndonesia.2004
HS Club, ikatan karyawan Bank Himpunan Saudara 1906, yang didirikan pada 1993, resmi menjadi organisasi berbadan hukum dengan nama Perkumpulan Himpunan Saudara 1906.Dibentuk Yayasan Himpunan Saudara yang bertujuan menghimpun para pemilik saham minoritas.
2005
Kantor Pusat Bank Himpunan Saudara 1906 pindah ke Jl. Buah Batu No. 58, Bandung. Bank Himpunan Saudara 1906 memenuhisetoran Bank I ndonesia sebesar Rp 100 milyar terkait dengan ketentuan Arsitektur perbankan 2010.
2006
Peringatan Seabad Bersaudara ditandai dengan perubahan korporat identitas menjadi Bank Saudara serta peluncuran buku 100 Tahun Bank Saudara pada April. PT Bank Himpunan Saudara 1906 akan
menjadi perusahaan terbuka dengan target meraih dana Rp 150 milyar untuk memenuhi persyaratan sebagai bank devisa.
Menjajaki pembukaan divisi/ unit syariah. Membuka Kantor Cabang di Cirebon dan
SAMBUTAN KOMI SARI S UTAMA
& LAPORAN DI REKTUR UTAMA
Komisaris Utama
Kami panjatkan Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunianya,
sehingga kita dapat melalui tahun buku 2005 dengan baik.
Dari monitoring tugas Dewan Komisaris, selama tahun buku 2005 Direksi telah melaksanakan
tugas-tugasnya dengan baik yang tercermin dari hasil usaha yang telah diraih dan pertumbuhan
usaha yang dicapai di saat-saat kondisi perekonomian khususnya perbankan kurang
menggembirakan yaitu kebijakan Bank Sentral dalam pengetatan keuangan negara (Tight Money
Policy) yang berdampak pada kenaikan tingkat suku bunga dalam upaya menurunkan tingkat
inflasi yang tinggi.
Dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik, kinerja Bank HS 1906 selama
tahun 2005 mampu meraih keuntungan bersih sebesar Rp 8,1 milyar dengan pertumbuhan asset
sebesar Rp 34,65 milyar. Dewan Komisaris menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya
atas jerih payah dan usaha yang telah dilaksanakan Direksi beserta seluruh jajaran karyawan/ ti
Bank HS 1906.
Demikian juga Dewan Komisaris menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak I r. H. Arifin Panigoro yang telah menambah setoran modal sebesar Rp 25 milyar, sehingga
permodalan Bank HS 1906 menunjukan CAR sebesar 17,5 % dalam kondisi sehat.
Kami berharap Neraca dan perhitungan Laba/ Rugi perseroan dapat berkenan di hati masyarakat
dan kami mohon maaf jika dalam tugas kami di tahun 2005 masih terdapat kekurangan.
Direktur Utama
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta Hidayah Nya kepada kita
semua, sehingga tahun buku 2005 dapat dilalui dengan baik.
Tahun 2005 merupakan tahun yang cukup sulit bagi dunia perbankan. Salah satunya yang cukup
memberatkan untuk mengangkat kinerja perbankan secara akibat adanya peraturan-peraturan
dari Bank I ndonesia, antara lain masalah kolektibilitas, harga BBM dalam negeri yang meningkat,
tinggi, Tingkat suku penjaminan/ BI rate yang tinggi, Pasar reksa dana yang terpuruk, Perang
tingkat suku bunga deposito yang tidak sehat, dimana bank-bank skala besar dan bank-bank
asing pun banyak memberikan hadiah/ suku bunga di atas suku bunga penjaminan pemerintah.
Kinerja Bank HS 1906 selama periode 2005 cukup menggembirakan yang mampu meraih
keuntungan Rp 8,1 milyar dengan asset Rp 745,5 milyar serta CAR mencapai 17,59% dan
NPL 0,40% . Hasil usaha masih didominasi oleh konsentrasi perkreditan pada sektor konsumer
mayoritas kepada pensiunan dan pegawai serta UMKM yang sangat selektif.
Dalam kaitan Arsitektur Perbankan I ndonesia (API ) yang secara intensif terus dicanangkan oleh
Bank I ndonesia, pada tahun 2005 pemegang saham pengendali Bank HS 1906 telah menambah
setoran modal sebesar RP 25 milyar sehingga modal disetor menjadi Rp 100 milyar guna
memenuhi modal minimum Rp 100 milyar untuk masuk dalam kategori sebagai Bank dengan
Fokus.
Kinerja Bank HS 1906 yang semakin baik pada tahun 2005 tidak terlepas dari peran yang luar
biasa dari seluruh Karyawan/ wati yang bekerja tanpa lelah untuk memberikan yang terbaik bagi
perusahaan, dukungan Dewan Komisaris yang aktif memberikan arahan dan pengawasan,
pemegang saham pengendali dengan komitmennya yang tinggi serta pembinaan dan
pengawasan dari Bank I ndonesia tentunya.
Selain itu, dukungan serta do’a tetap kami harapkan dari segala pihak agar Bank HS 1906 yang
IKHTISAR KEUANGAN
Financial Highlights
(Jutaan Rupiah)
Laporan Laba rugi 2005 2004 * 2003
Pendapatan Bunga Bersih 74,355 68,994 33,823
Pendapatan selain Bunga 1,820 1,391 1,286
Laba Bersih 8,128 2,710 10,749
Sekilas Neraca Akhir Tahun
Total Aktiva 745,548 553,696 413,476
Total Aktiva Produktif 668,179 519,299 361,643
Total Kredit 569,909 423,628 324,675
Kredit Modal Kerja 22,043 7,417 10,088
Kredit Investasi 21,207 11,075 11,833
Kredit Konsumtif Lainnya 70,034 60,885 53,804
Kredit Umum Pegawai 239,654 179,120 174,542
Kredit Umum Pensiunan 216,971 165,131 74,408
Total Simpanan Nasabah 647,860 473,686 324,675
Total ekuitas 93,494 52,190 31,468
Modal Inti (Tier 1) 88,896 47,953 28,295
Rasio Kinerja tertentu (%)
Marjin Perdapatan Bunga Bersih (NIM) 12.79% 15.10% 9.10%
Imbal Hasil Aktiva (ROA) 1.85% 3.78% 2.25%
Imbal Hasil Ekuitas (ROE) 13.63% 6.91% 22.52%
Kredit Diberikan terhadap Total Dana Masyarakat (LDR) 87.97% 89.43% 92.15%
Kredit Diklasifikasikan Bruto terhadap Total Kredit (NPL Gross) 0.40% 0.46% 2.21%
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (CAR) 17.59% 12.86% 10.36%
Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) 89.40% 79.82% 86.25%
R.H. Gartina Dendadipura SH,
Komisaris Utama.
Lahir tahun 1924, menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi di Universitas Gajah Mada tahun 1953. Karir dibidang Perbankan dimulai sejak tahun 1955 di salah satu Bank Pemerintah sampai tahun 1968 dan menjabat sebagai Direktur Utama Bank Jabar dari tahun 1976 sampai dengan tahun 1988. Bergabung dengan Bank Himpunan Saudara 1906 tahun 1992 sebagai anggota Dewan Komisaris, dan sejak tahun 1996 sampai sekarang menjabat sebagai Komisaris Utama.
Maskan I skandar, SH, Komisaris.
Lahir pada tahun 1946, Menyelesaikan pendidikan tinggi di Universitas Padjadjaran tahun 1973, mengawali karir di dunia perbankan di Bank I ndonesia sejak tahun 1976, pernah menjabat Pemimpin Bank
I ndonesia Bandung periode tahun 2000-2001, dan sejak bulan Mei 2002 bergabung
Farid Rahman, Direktur Utama
Lahir tahun 1958, lulusan Fakultas Ekonomi Universitas I ndonesia dan memperoleh gelar MBA dari Golden Gate University, San Fransisco, USA. Pengalaman kerja mulai tahun 1984 dirintis mulai sebagai Corporate Banking Bank Duta, Chief Executive Officer Duta I nternational Finance Co, ltd (salah satu anak perusahaan Bank Duta yang berkedudukan di Hongkong) dan kemudian sebagai I nternational Banking Division Head Bank Duta kantor Pusat. Dan pada tahun 1994 bergabung dengan Bank Himpunan Saudara 1906 sebagai Direktur Utama.
Yanto M. Purbo, Direktur Operasi dan Bisnis
Lahir tahun 1958, Lulusan Bachelor Degree di NewYork I nstitute of Technology, NewYork USA dan menyelesaikan MBA di Golden Gate University, San Fransisco, USA. Pengalaman perbankan mulai di Chase Manhattan Bank pada tahun 1983, kemudian Bank Duta pada tahun 1984 menangani Corporate Banking dan terakhir ditempatkan sebagai Regional Manager di Jawa Barat, pada tahun 1994 bergabung dengan Bank Himpunan Saudara 1906 sebagai anggota Direksi.
Arief Budiman, Direktur Kepatuhan dan Sumber Daya Manusia
TI NJAUAN KEUANGAN
Financial review
Laba Bersih Konsolidasi
Di tahun 2005, laba bersih sebesar Rp 8,1 milyar. Pertumbuhan pendapatan bunga bersih
sebesar 7 persen menjadi Rp 74,6 miliar merupakan kontributor utama atas prestasi yang diraih
ini, yang terutama berasal dari semakin besarnya selisih antara suku pinjaman dan suku bunga
simpanan serta tentu saja asset liability management yang lebih baik. Pendapatan operasional
lainnya meningkat 30 persen menjadi Rp 1,8 milyar, sedangkan beban operasional lainnya
relative dapat dikendalikan, meningkat sebesar 27 persen dari tahun lalu menjadi Rp 63,7 milyar.
I mbal hasil ekuitas meningkat dari 6,91 persen menjadi 13,63 persen
Pendapatan Bunga
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pendapatan bunga yang naik, menjadi
Rp 102 milyar, antara lain adalah naiknya tingkat suku bunga pasar dibandingkan tahun
sebelumnya, kenaikan signifikan dalam jumlah pinjaman yang diberikan dan terjadinya
perubahan dalam komposisi aktiva. Jumlah pinjaman yang diberikan sebagai persentase dari
jumlah aktiva produktif turun dari 95 persen di tahun 2004 menjadi 93 persen, sedangkan porsi
surat berharga naik dari 3 persen menjadi 6 persen dari total aktiva produktif. Pendapatan provisi
dan komisi dari pinjaman yang diberikan meningkat lebih dari Rp 4,9 milyar di tahun 2004
menjadi Rp 6,8 miliar pada tahun 2005.
Beban Bunga
Kenaikan 39 persen pada beban bunga (dibandingkan tahun 2004) merupakan kombinasi dari
naiknya suku bunga pasar atas pertumbuhan 36 persen pada simpanan Nasabah
Pendapatan Bunga Bersih
Pertumbuhan yang besar atas pinjaman yang diberikan dan kontribusi kenaikan bunga dari
simpanan Nasabah telah menghasilkan peningkatan dalam marjin bunga bersih sebesar 7,8
persen di tahun 2005.
Pendapatan Operasional Lainnya
Penurunan pendapatan operasional lainnya sebesar 81 persen berasal dari pendapatan jasa
broker trading Surat Berharga.
Beban Operasional Lainnya
Kenaikan biaya gaji, biaya umum dan administrasi terjadi seiring dengan pertumbuhan jumlah
karyawan dan jaringan bisnis. Sejumlah outlet baru telah dibuka, jumlah karyawan bertambah
dan ATM baru telah dipasang. Dengan meningkatnya persaingan, maka kegiatan promosi dan
iklan juga mengalami kenaikan.
Cadangan Penghapusan Aktiva Produktif
Sejumlah Rp 6,7 milyar telah disisihkan sebagai cadangan untuk menghadapi kemungkinan
kerugian pada aktiva produktif di tahun 2005. Jumlah ini turun sebesar 11 persen dibandingkan
tahun 2004 sebesar Rp 7,4 milyar, hal ini mencerminkan peningkatan kualitas dari aktiva
produktif. Cadangan lebih besar dari ketentuan yang dipersyaratkan oleh Bank I ndonesia,
mencerminkan cara pendekatan yang konservatif dalam hal penetapan cadangan dan
manajemen risiko
Aktiva
Tahun 2005 ditutup dengan peningkatan berkelanjutan pada posisi keuangan Bank. Total aktiva
meningkat 34 persen menjadi Rp 745, 55 milyar yang didukung oleh kenaikan 34 persen dalam
jumlah kredit yang disalurkan (bruto) dibanding tahun 2004.
Kredit konsumtif lainnya dari Kredit Umum Pegawai tumbuh 34 persen menjadi Rp 239,7 milyar,
sementara Kredit Umum Pensiunan naik 31 persen menjadi Rp 216,9 miliar dibanding tahun
2004. Gabungan kedua kategori ini mewakili 80 persen dari jumlah kredit, yang menunjukkan
diversifikasi risiko dan marjin yang lebih besar, sehingga mendukung tercapainya keuntungan
yang lebih baik.
Kualitas kredit terus mengalami perbaikan, sehingga persentase kredit bermasalah bruto (gross
non performing loans) terhadap total kredit mengalami penurunan dari 0,46 persen di tahun
2004 menjadi 0,40 persen dari jumlah kredit di tahun 2005.
Kew ajiban
Jumlah kewajiban atas penghimpunan dana pihak ketiga meningkat 37 persen menjadi Rp 647,9
Ekuitas
Jumlah ekuitas meningkat 80 persen menjadi Rp 93,9 milyar sebagai hasil dari meningkatnya
pendapatan dan kondisi tersebut didukung oleh adanya penambahan modal dari pemegang
saham lama (Existing Share Holders) sebesar Rp 25 milyar pada tanggal 30 Nopember 2005.
Rasio kecukupan modal per 31 Desember 2005 adalah sebesar 17,59 persen yang melebihi
persyaratan minimum sebesar 8 persen (dengan menggunakan definisi yang lebih konservatif
dalam menghadapi risiko pasar berdasarkan ketentuan baru yang dikeluarkan oleh Bank
A.1. PROGRAM PENDANAAN
Seiring dengan telah dilakukannya kerjasama dengan perusahaan advertising profesional
maka selama tahun 2005 ini telah dilakukan program promosi yang lebih terpadu,
terprogram dan lebih gencar.
Dengan adanya kerjasama tersebut secara kualitatif, maka kegiatan-kegiatan promosi yang
dilakukan lebih terencana dan terarah, pembuatan desain-desain produk seperti brosur, flyer,
leaflet maupun untuk pemasangan iklan dan promosi di media masa terutama dalam bentuk
iklan display menjadi lebih bervariatif dan menarik, pembuatan tema-tema/ slogan untuk
produk ataupun kegiatan-kegiatan lebih mengena pada sasaran.
Adapun program-program Marketing dan promosi yang dilakukan pada tahun 2005 adalah
sebagai berikut:
1. Program peningkatan Corporate I mage
2. I klan konsep Mendampingi dan Memahami
3. I klan advertorial berupa sekilas company profile Bank HS 1906
4. Pengenalan Logo Menjelang 100 tahun Bank HS 1906
5. Talkshow di stasiun TV
6. Sponsorship acara Loper’s Day.
7. Program Pemasaran Produk
8. I klan produk Deposito Sejuta Untung, baik berupa iklan display maupun kuping di Surat
Kabar terkemuka Bandung dan Jakarta
LANGKAH DAN STRATEGI
A. PROGRAM PENDANAAN & PERKREDI TAN
Dengan strategi pemasaran dan promosi yang telah dilakukan pada tahun 2005 telah memberikan hasil
pada peningkatan kredit dan pendanaan dimana kredit
yang diberikan oleh bank meningkat sebesar 34,5%
dari Rp 423,5 milyar di tahun 2004 menjadi
Rp 569,8 milyar pada tahun 2005, begitu pun dengan
sumber dana masyarakat meningkat sebesar 36,8%
dari Rp 473,7 milyar di tahun 2004 menjadi Rp 647,9
9. I klan produk Kredit Pensiunan (Kupen) berupa iklan display.
10. I klan konsep P3K untuk promosi produk Kredit yaitu Kupeg, Kupen dan UMKM.
11. Program pameran, seminar
12. Bazaar I ntermediasi UMKM
13. Pameran “Franchise dan Bussines Opportunities Expo”
A.1.1. Produk Deposito Sejuta Untung
Produk ini merupakan kelanjutan dari Program Deposito Berhadiah pada tahun 2004.
Hasil yang diperoleh sampai dengan akhir Desember 2005 adalah sebagaimana berikut:
Jangka Waktu Penempatan Desember 2004 Desember 2005 % Deposito Berjangka 293,894,775,875 453,130,752,983 54.18%
- 1 BLN 121,746,589,943 247,216,972,898 103.06%
- 3 BLN 41,440,390,030 46,525,805,713 12.27%
- 6 BLN 49,296,387,151 42,670,455,915 -13.44%
- 12 BLN 81,224,908,750 116,007,018,455 42.82%
- 24 BLN 186,500,000 710,500,000 280.97%
DOC 62,817,500,000 65,685,000,000 4.56% Total Simpanan Berjangka 356,712,275,875.56 518,815,752,983.10 45.44%
A.1.2. Produk Tabungan Berjangka
Produk ini merupakan produk yang ada selama ini di Bank HS 1906 serta sekaligus
untuk memberikan tambahan atas keragaman produk yang dapat ditawarkan baik
kepada para customer maupun masyarakat lain pada umumnya.
Pada tahun 2005 persiapan sistem untuk program Tabungan Berjangka Saudara ini
telah selesai sehingga pada bulan Oktober 2005 telah dilakukan Soft Launching
Untuk tahun 2006 akan dilakukan grand launching yaitu pemasaran kepada
masyarakat luas dimana akan dilakukan promosi yang lebih besar, mengenai
keunggulan produk Tabungan Berjangka yang dimana memberikan bunga yang lebih
besar, adanya hadiah langsung dan juga bagi Nasabah Tabungan Berjangka Saudara
akan langsung otomatis terlindungi oleh asuransi jiwa.
A.2. PROGRAM PERKREDI TAN
A.2.1. Pinjaman Yang Diberikan
Portofolio kredit pada Neraca terlihat pencapaiannya diatas anggaran.
Pertumbuhan di Semester-I I tahun 2005 cukup pesat yang ditandai dengan
munculnya beberapa customer base baru yaitu Kredit untuk Pegawai (KUPEG)
ataupun Kredit untuk Pensiunan (KUPEN) beberapa Badan Usaha milik Negara.
TRW 1 TRW 2 TRW 3 TRW 4
PROYEKSI 447,194 492,400 527,000 553,000
REALI SASI 447,194 486,954 539,796 569,808
A.2.2. Kualitas Kredit
Perbaikan kualitas kredit selama tahun 2005 dapat dilihat dari perkembangan
Perkembangan kolektibilitas kredit dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Kualitas kredit mengalami perbaikan yang sangat signifikan yang juga terindikasi
dengan rasio NPL yang rendah yaitu 0,40% pada akhir tahun.
Departemen Pemulihan Kredit telah berhasil mencapai target collection sebesar 93%
yang meliputi collection kredit hapus buku, kredit hapus tagih dan non-performing
loansebesar Rp 3,36 milyar.
2.3. Pendapatan Bunga dan Provisi
Pendapatan dari kredit mengalami peningkatan sejalan dengan pertumbuhan baki
debetnya. Kontribusi yang sangat besar dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya
adalah perolehan provisi kredit. Hal ini tidak terlepas dari kebijakan Bank HS 1906
untuk meningkatkan ekspansi kredit khususnya KUPEN.
Kol TRW I TRW I I TRW I I I TRW I V
L 450.488 491.362 532.004 555.315
DPK 4.922 4.846 4.121 12.476
KL 3.409 677 770 562
DR 4.253 1.203 1.307 432
M 1.470 1.188 1.494 1.024
BDR 1.64% 0.73% 0.72% 0.83%
NPL 1.97% 0.61% 0.66% 0.40%
I TEM TR. I TR. I I TR. I I I TR. I V
Pendpt. Bunga 23,087.00 46,907.70 73,062.00 102,147.89
Pendpt. Provisi 1,349.00 3,042.35 5,092.00 6,801.59
2.4. Komposisi Kredit
Komposisi KUPEG sebesar 48 % dari total portofolio mencerminkan keunggulan produk
ini. Dengan customer base utama sebanyak 15 perusahaan/ instansi seperti PT POS,
TELKOM, UPI , PLN, PT Pindad, PTPN, dan Medco Group produk KUPEG akan tetap
dijadikan produk andalan di masa yang akan datang, disamping banyaknya debitur
instansi baru yang potensial seiring dengan penambahan kantor baru misalnya Kopertis
Wil.I I I ,PJB Muara Tawar dan sebagainya.
Kredit untuk komersil dilakukan secara kolektif. Beberapa Koperasi persusuan yang
masih memiliki potensi besar dibiayai dengan kredit baru/ tambahan dengan tetap
memperhatikan aspek prudential banking. Kerjasama yang telah dilakukan dengan
GKSI Jawa Barat pada pertengahan tahun 2005 membuka jalan pemberian kredit
kepada KUD-KUD di wilayah Jawa Barat (Sukabumi, Tasikmalaya, Ciwidey, dan
Lembang).
Komposisi kredit dan perkembangannya selama tahun 2005 digambarkan melalui tabel
berikut ini (dalam jutaan Rp).
2.5. Usaha Mikro, Kecil, Menengah ( UMKM)
Penyaluran kredit untuk UMKM tetap dilakukan di tahun 2005 dengan ekspansi melalui
jalur existing debitur maupun mencoba penetrasi ceruk pasar yang masih benar-benar
baru. Penandatanganan MOU dengan GKSI Jawa Barat merupakan momen penting di
tahun 2005, yang dapat diartikan sebagai komitmen Bank HS 1906 untuk membantu
para peternak di wilayah Jawa Barat dan sejalan dengan itu berarti juga menambah
portofolio kredit UMKM Bank HS 1906 secara signifikan.
I TEM TR. I TR. I I TR. I I I TR. I V
KOMERSI L/ UMUM
21,118 29,281 36,380 43,249
KUPEG
185,096 198,965 224,275 239,654
KUPEN
franchisor dan calon franchisee untuk mendapatkan kucuran kredit dari
Bank HS 1906.
2.6. Program Customer Rew ards
Program ini dimaksudkan sebagaimana salah satu upaya mempertahankan eksistensi
debitur serta sekaligus untuk mengembalikan sebagian keuntungan yang diperoleh
Bank HS 1906. Dalam pelaksanaan program dilakukan oleh seluruh unit bisnis Bank
HS 1906 atas instansi yang memberikan kontribusi dalam peningkatan jumlah
portofolio perkreditan Bank HS 1906 khususnya atas penyaluran Kredit Pensiunan.
Untuk tahun 2005, realisasi dari program tersebut adalah kepada seluruh Debitur
Kredit Pensiunan (KUPEN) Bank HS 1906 berupa pemberian paket Sembako, dimana
prosesnya dilakukan melalui kerjasama dengan kantor-kantor bayar pensiunan
(Kantor Pos).
3. PERKEMBANGAN SUKU BUNGA KREDI T
Penyesuain suku bunga yang dilakukan pada tahun 2005dilakukan selama 3 kali yaitu pada
bulan Maret-April 2005 melalui review menyeluruh terhadap seluruh kredit paket (KUPEG dan
KUPEN).
Debitur-debitur baru UMKM Bank HS 1906 di
bidang peternakan berlokasi di daerah
Sukabumi, Garut, Banjaran. Lembang
diantaranya adalah KUD Gunung Gede,
Makmur, Mitra Yasa, Pasir Jambu, Puspa
Mekar.
Tahun 2005 juga ditandai dengan
diluncurkannya jenis kredit baru yaitu Kredit
Waralaba. Dengan adanya MOU yang
ditandatangani dengan Asosiasi Franchise
I ndonesia (AFI ), serta keikutsertaan
Bank HS 1906 dalam 2 kali Expo Franchise di
Bandung (Juni 2005) dan Jakarta (November
Adjusment bunga kredit dilakukan dengan pertimbangan perkembangan suku bunga
penempatan (SBI ) kurun waktu terakhir yang berkisar di tingkat 12% s.d 12,25% yang
selayaknya harus diimbangi dengan kenaikan suku bunga kredit. Penyesuaian dilakukan
dengan menambahkan persentase tertentu (range 2 – 2,5% p.a effective rate) untuk existing
facility.
4. PENYI SI HAN PENGHAPUSAN AKTI VA PRODUKTI F ( PPAP)
Posisi PPAP yang telah dibentuk per 31 Desember 2005 telah sesuai dengan kewajiban
penyisihan penghapusan aktiva produktif sebagaimana Peraturan Bank I ndonesia.
5. PRODUK
Kekuatan produk sebagai daya tarik bagi masyarakat dan nasabah di era kompetisi ini
sangatlah penting dan pada tahun 2005 bagi Bank HS 1906 sebagai tahun yang cukup
inovatif dengan melahirkan beberapa produk baik produk lending maupun funding sehingga
melengkapi produk yang sudah ada sebelumnya.
Beberapa produk yang dilaunching pada tahun 2005 adalah sbb:
Tabungan Berjangka Saudara,
Sebuah produk tabungan yang memiliki kelebihan dibanding dengan produk tabungan
yang sudah ada seperti adanya perlindungan asuransi.
Kredit Pekerja (KUJA),
Yaitu produk pemberian kredit kepada para pekerja I ndustri (buruh) untuk membantu
pembiayaan berbagai keperluan (multiguna) khususnya yang bersifat primer.
Kredit Waralaba (Franchise)
Kredit ini adalah pembiayaan modal kerja dan investasi untuk usaha waralaba dengan
tujuan untuk membantu pelaku UKM masyarakat luas dalam menjalankan usaha mandiri
dengan konsep usaha yang telah teruji.
Respon positif dari masyarakat khususnya nasabah dengan diluncurkannya produk-produk
baru tersebut sangatlah baik, sehingga memberi keyakinan bagi Bank Himpunan Saudara
1906 utk tetap inovatif dan mampu melahirkan produk baru yang sesuai dengan keinginan
B. PENGEMBANGAN USAHA / KEMI TRAAN DLL
Menyadari bahwa salah satu faktor penting keberhasilan dalam usaha adalah hubungan
kerja yang saling menunjang dengan mitra usaha baik perusahaan swasta maupun BUMN,
dan tahun 2005 kerjasama yang telah terjalin baik selama ini dicoba untuk terus ditingkatkan
sehingga kualitas kemitraan setiap tahun terus meningkat.
Beberapa BUMN yang telah bermitra dan bekerjasama dengan Bank Himpunan Saudara 1906
antara lain dengan PT Taspen pesero, PT Posindo, PT Telkom, PT Jasindo, PT Pindad, PLN
sedangkan kemitraan yang sudah berjalan dengan organisasi kemasyarakatan seperti
dengan Pepabri, Rumah Zakat DSUQ dll.
Dimasa mendatang kemitraan dengan instansi pemerintah maupun swasta akan terus
ditingkatkan dengan konsep saling menguntungkan.
C. PENERAPAN PRI NSI P MENGENAL NASABAH ( KNOW YOUR
CUSTOMER)
Dalam upaya mencegah bank tidak dimanfaatkan sebagai sarana pencucian uang, untuk
pertama kalinya pada tanggal 18 Juni 2001 Bank I ndonesia sebagai regulator perbankan di
I ndonesia mengeluarkan Peraturan Bank I ndonesia No.3/ 10/ PBI / 2001 tentang Prinsip
Mengenal Nasabah sebagaimana diubah dengan Peraturan Bank I ndonesia No.5/ 21/ PBI / 2003
untuk menyesuaikan dengan Undang-Undang No.25 tahun 2003 tentang perubahan atas
Undang-Undang No.15 tahun 2002 perihal Tindak Pidana Pencucian Uang.
Bank Himpunan Saudara 1906 senantiasa mendukung komitmen upaya penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang. Sebagai perwujudan
komitmen tersebut, maka berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku,
1. PEDOMAN PRI NSI P MENGENAL NASABAH
Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah yang disusun oleh Bank Himpunan Saudara
1906 mencakup kebijakan dan prosedur penerimaan nasabah, identifikasi dan verifikasi data
nasabah, pemantauan rekening nasabah, pemantauan transaksi nasabah, serta pelaporan
transaksi keuangan mencurigakan (suspicious transaction) dan tunai (cash transaction).
Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah atau yang lebih dikenal dengan Know Your Customer
(KYC) didasari dengan pertimbangan bahwa KYC tidak saja penting dalam rangka
pemberantasan praktek pencucian uang, melainkan juga dalam rangka penerapan prudential
banking untuk melindungi bank dari berbagai risiko dalam berhubungan dengan nasabah dan
counterparty.
2. UNI T KERJA PENERAPAN PRI NSI P MENGENAL NASABAH ( UKPN)
Untuk menunjang penerapan Prinsip Mengenal Nasabah, Bank Himpunan Saudara 1906
membentuk Unit Kerja Penerapan prinsip mengenal Nasabah (UKPN) yang bertanggung
jawab langsung kepada Direktur Kepatuhan. Tugas UKPN antara lain adalah memastikan
adanya pengembangan sistem identifikasi nasabah dan transaksi keuangan yang
mencurigakan, memantau proses pengkinian profil nasabah dan profil transaksinya,
melakukan koordinasi dan pemantauan terhadap pelaksanaan Kebijakan Prinsip Mengenal
Nasabah oleh unit-unit kerja terkait serta menerima dan melakukan analisis atas laporan
transaksi keuangan yang disampaikan oleh unit-unit kerja terkait.
3. PELAPORAN
Untuk mempercepat dan mempermudah penyampaian laporan transaksi keuangan ke PPATK,
Bank Himpunan Saudara 1906 telah menggunakan sistem pelaporan secara on-line dengan
PPATK, dan sejalan dengan penerapan Prinsip Mengenal Nasabah, Bank Himpunan Saudara
1906 pun turut berperan aktif dalam melaksanakan pelaporan transaksi keuangan. Tercatat
mulai dari awal kewajiban penyampaian pelaporan sampai dengan akhir desember 2005
telah disampaikan 2 laporan transaksi mencurigakan dan 115 laporan transaksi keuangan
D. TREASURY
Posisi Likuiditas bank pada tahun 2005 relatif dapat diatasi dengan baik dimana dana pihak
ketiga selama tahun 2005 mengalami peningkatan rata-rata sebesar Rp 160,6 milyar dengan
rata-rata DPK pada bulan Desember 2005 sebesar Rp 647,8 milyar.
GWM bisa dipertahankan diatas 5 % dengan rata–rata sebesar 5,64% , sehingga bisa
memenuhi ketentuan dari Bank I ndonesia. COF rata-rata tahun 2005 adalah sebesar 7,86 %
dengan Actual lending rate sebesar 18,05 % .
E. TEKNOLOGI SI STEM I NFORMASI
Divisi SI STEM menjalankan fungsinya sebagai bagian yang bertanggungjawab untuk
penyelenggaraan SI STEM kepada pihak I ntern maupun Ekstern Bank mulai dari penyiapan
infra struktur, instalasi sampai dengan pemantauan berkerjanya sistem yang dapat dilihat
dengan adanya kegiatan :
Penyempurnaan dari sistem Core Banking
Customisasi dari kebutuhan pengguna aplikasi
Pengembangan layanan baru seperti H2H TELKOM ( delivery channel )
Menambah fitur baru ( transfer ) dari dari ATM Bersama
Penyiapan sistem Aplikasi dari Bank I ndonesia
Menyiapkan untuk penambahan aplikasi pendukung dari core banking
Disamping itu divisi SI STEM ini juga melakukan persiapan untuk mengintegrasikan aplikasi di
F. SATUAN KERJA AUDI T I NTERN
Dalam tahun 2005, Satuan Kerja Audit I ntern (SKAI ) Bank Himpunan Saudara 1906 telah
melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai SPFAI B dan I nternal Audit Charter Bank Himpunan
Saudara 1906 serta sesuai dengan yang digariskan dalam Rencana Kerja SKAI tahun 2005.
Lebih lanjut SKAI bekerja berdasarkan program kerja disertai dengan kertas kerja dan bukti
pemeriksaan sebagai pendukung telah dilakukannya pemeriksaan.
Adapun ruang lingkup, tujuan dan pendekatan audit yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Ruang Lingkup pemeriksaan SKAI pada dasarnya meliputi semua kegiatan bagian
Operasi, Treasury, Teknologi Sistem I nformasi (TSI ) dan Perkreditan di seluruh Kantor
Bank Himpunan Saudara 1906 yang mencakup seluruh aspek CAMELS, kepatuhan
terhadap ketentuan, akurasi dan kebenaran laporan, serta Rencana Kerja Tahunan
(RKT) Bank HS 1906.
2. Pendekatan yang dilakukan dalam pemeriksaan adalah melalui manajemen audit,
financial audit dan compliance audit dan pendekatan penerapan pemeriksaan yang
berbasis risiko.
3. Acuan yang digunakan adalah peraturan intern Bank Himpunan Saudara 1906, PBI dan
SE BI serta peraturan pemerintah yang relevan dengan kegiatan perbankan disertai
dengan analisa terhadap laporan keuangan dan anggaran Bank Himpunan Saudara
1906.
Hasil akhir penilaian tingkat kesehatan bank (CAMELS) posisi Desember 2004 dan Desember
2005 tetap pada Peringkat Komposit 2, namun berdasarkan masing-masing peringkat
faktornya, terdapat penurunan untuk Peringkat Faktor rentabilitas dari peringkat 1 menjadi
peringkat 2. Hal tersebut disebabkan oleh menurunnya pencapaian ROA sebesar 1,55% per
Desember 2005, menurun dibandingkan periode yang sama tahun 2004 sebesar 3,67% ,
penurunan tersebut terutama karena adanya kecenderungan peningkatan suku bunga dana
dalam tahun buku 2005 yang cukup signifikan, diikuti meningkatnya BO/ PO dari 80,99%
pada tahun 2004 menjadi 90,83% pada Des 2005 sebagai akibat meningkatnya inflasi yang
mendorong meningkatnya overhead cost. Pada gilirannya menimbulkan adanya tekanan
terhadap menurunnya Net I nterest Margin (NI M) yang turun dari 15,10% per Des 2004
menjadi 12,79% pada Des 2005 meski ada upaya bank untuk meningkatkan Fee Based
G. SUMBER DAYA MANUSI A
Penyempurnaan berkelanjutan atas kualitas sumber daya manusia, dikaitkan dengan
berbagai tantangan dan perubahan yang terus berlangsung dalam industri perbankan tetap
menjadi fokus kerja Divisi Sumber Daya Manusia. Program-program pelatihan karyawan yang
terencana, tersusun dan terlaksana berkesinambungan terus mewarnai aktivitas kerja Divisi
SDM sepanjang tahun 2005. Sebagaimana juga pada tahun-tahun sebelumnya,
penyempurnaan-penyempurnaan antara lain meliputi penyusunan kurikulum dan kalender
pelatihan tahunan merupakan bahagian yang tak terpisahkan dari keseluruhan upaya
pencapaian taget / tujuan tersebut diatas.
Upaya-upaya guna diperolehnya penyelenggaraan proses rekruitmen dan seleksi karyawan
baru yang lebih efektif juga memperoleh perhatian besar pada tahun 2005 lalu. Melengkapi
saluran-saluran proses rekrumen yang telah ada, sesuai perkembangan dan tuntutan zaman
atas penerapan manajemen risiko, Bank HS 1906 juga merintis kerjasama dengan beberapa
pihak seperti JobsDB.com, Karir.com, dll guna kepastian perolehan input calon-calon
karyawan/ wati baru yang kompeten.
Review atas implementasi sistem perekruitan dan seleksi karyawan lainnya terus diupayakan
guna minimal salah satu dari tujuan-tujuan berikut: (a) meningkatkan kualitas output
rekruitmen secara keseluruhan, (b) memperpendek / mempersingkat waktu rekrutmen, (c)
menekan biaya perekrutan pegawai.
Evaluasi proses kerja internal Divisi Sumber Daya Manusia, dinilai juga merupakan bahagian
dari tuntutan yang harus dipenuhi efektivitasnya. Dalam halnya aktivitas remunerasi, pada
tahun 2005, untuk pertama kalinya, melalui business process outsource (BPO), Bank HS 1906
telah mengalihkan seluruh aktivitas remunerasinya pada payroll service yang dilola oleh Bank
Dengan ditempuhnya kebijakan ini, selain daripada proses dan aktivitas remunerasi yang
dapat berjalan lebih efisien, SDM Remunerasi pun dapat lebih mengefektifkan waktu dan
fokus kerjanya.
Kepatuhan dan I ndustrial relation adalah hal lain yang juga mendapatkan perhatian yang
besar di 2005, pada tahun ini Bank Saudara telah mengup-date, mendaftarkan dan
memperoleh pengesahan bagi Peraturan Pokok Perusahaannya yang baru ( periode tahun
2005 sampai dengan 2007 ) dari Depnaker RI .
Last but not least, dalam rangka upaya terus mematutkan diri dengan perkembangan tingkat
harga-harga pada umumnya, meningkatkan efektivitas pengelolaan sumberdaya manusia,
serta guna mengejar dan mencapai skala penggajian yang lebih kompetittif bagi seluruh
karyawannya, Bank HS 1906 juga telah mengambil langkah-langkah penyempurnaah di
tahun 2005 lalu, terkait -paket benefit karyawan seperti; Cost of Living Adjustment (CoLA),
penyesuaian skala gaji pokok, dan juga penyempurnaan-penyempurnaan paket pinjaman
karyawan (PK) perusahaan.
H. JARI NGAN OPERASI ONAL KANTOR
Jaringan kantor yang tersebar memudahkan pelayanan kepada Masyarakat, meskipun saat
ini lokasi kantor pelayanan Bank Himpunan Saudara 1906 masih terpusat di propinsi Jawa
Barat, DKI dan Batam namun upaya untuk memberikan pelayanan yang maksimal senantiasa
diupayakan dengan menambah titik layanan dan kemudahan seperti ATM yang telah
bergabung dengan ATM Bersama dengan menambah 6 titik layanan di lokasi baru serta
pembukaan kantor cabang pembantu kas di lokasi strategis seperti di Gedung Pos
I ndonesia, Pasar Baru Jakarta.
Beberapa lokasi yang telah direncanakan dibuka tahun 2005 realisasinya bergeser menjadi
awal tahun 2006 seperti Kantor Kas di Tangerang dan Cibinong.
Ditahun 2006 telah direncanakan pula pembukaan 2 Kantor Cabang di Cirebon dan Bogor
serta Kantor Kas di Majalengka.
I . COMMUNI TY DEVELOPMENT DAN KEGI ATAN SOSI AL KEMASYARAKAT
Sebagaimana bentuk kepedulian kepada Masyarakat pada tahun 2005 telah dilakukan
kegiatan sosial kemasyarakatan berupa kegiatan sosial yang meliputi kegiatan sebagai
berikut :
Pemberian Bea siswa untuk anak asuh melalui Rumah Zakat I ndonesia
Pelaksanaan Donor Darah di Bandung dan Jakarta bekerja sama dengan PMI
Pelaksanaan Pemeriksaan kesehatan gratis bagi Masyarakat sekitar dan Pensiunan di
Bandung, Cimahi, Sumedang Jakarta.
Pemeriksaan Katarak, Hernia dll
Penyerahan sumbangan prasarana kebersihan lingkungan kepada Rukun Warga sekitar
Pemberian Sembako bagi para pensiunan
Pemberian Sumbangan bagi korban bencana Alam di Aceh, serta kota bencana lainnya.
Pemberian sumbangan kepada panti jompo
J. MANAJEMEN RI SI KO
Dalam rangka mewujudkan terciptanya Tata Kelola Perusahaan yang sehat, penerapan
Manajemen Risiko di Bank Saudara mengacu kepada Peraturan Bank I ndonesia
No.5/ 8/ PBI / 2003 tanggal 19 Mei 2003 dan Surat Edaran Bank I ndonesia No. 5/ 21/ DPNP
Tanggal 29 September 2003 perihal Penerapan manajemen risiko bagi Bank Umum. Proses
Manajemen Risiko yang dilakukan Bank Saudara terdiri dari:
1. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi
Pengawasan aktif khususnya oleh Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank dilakukan dan
direview pada rapat bulanan Komite Manajemen Risiko, Komite ALMA, Komite Legal, dan
Saudara telah menetapkan wewenang dan tanggung jawab yang jelas bagi Dewan
Komisaris dan Direksi yang terkait dengan penerapan manajemen risiko. Selain itu dalam
rangka meningkatkan kualifikasi SDM dalam penerapan manajemen risiko, Komisaris,
seluruh Direksi dan beberapa pejabat eksekutif Bank Saudara telah mengikuti Sertifikasi
Manajemen Risiko Level 1. Secara bertahap persyaratan Sertifikasi Manajemen Risiko
yang diwajibkan di Bank Saudara akan dilakukan hingga 2010.
2. Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit
2.1. Dibuat dan diperbaharui beberapa kebijakan dan ketentuan limit
2.2. Berkaitan dengan proses penerapan manajemen risiko, maka Bank telah melakukan
proses pengujian terhadap Pengelolaan Risiko Produk dan Aktivitas Baru.
3. Proses Pengukuran Risiko
Proses pengukuran risiko digunakan untuk mengukur profil risiko Bank guna memperoleh
gambaran efektifitas penerapan manajemen risiko. Profil risiko pertama kali dilaporkan
kepada Bank I ndonesia pada periode Maret 2005. Proses perolehan data profil risiko
masih dilakukan secara manual. Data yang dipergunakan berupa data kuantitatif dan
data kualitatif.
Bank secara terus menerus akan menyempurnakan perhitungan profil risiko dengan
bantuan sistem informasi yang lebih terintegrasi.
4. Pengendalian I ntern
Berdasarkan kompleksitas usaha dan ukuran size, Bank HS 1906 menggungkan
perhitungan atas dasar metode standard (standard model) dimana dari waktu ke waktu
dilakukan pengukuran risiko guna memperoleh gambaran efektifitas dari penerapan
management risk termasuk didalamnya pengelolaan terhdap operational risk dan market
risk. Dengan demikian setiap keputusan yang diambil selalu mengacu pada hasil
perhitungan tersebut.
K. PELAKSANAAN KEPATUHAN
Bank Saudara telah melakukan Pengujian terhadap Kebijakan, Prosedur dan Limit antara lain
a. Pengujian terhadap Kebijakan, Prosedur dan Limit berkaitan dengan Kegiatan
Operasional sebanyak 15 Pengujian
b. Pengujian terhadap Kebijakan, Prosedur dan Limit berkaitan dengan Kegiatan Kredit
sebanyak 13 Pengujian
c. Pengujian terhadap Kebijakan, Prosedur berkaitan dengan Kegiatan Teknologi Sistem
I nformasi sebanyak 3 Pengujian
d. Pengujian terhadap Limit berkaitan dengan Kegiatan Treasury sebanyak 1 Pengujian
L. KOMPOSI SI MODAL DAN PEMEGANG SAHAM
Sejalan dengan ketentuan dalam Arsitektur Perbankan I ndonesia (API ) dimana Bank
Himpunan Saudara 1906 akan masuk dalam kategori Bank dengan Fokus, dan saat ini secara
bertahap akan dilakukan tambahan setoran modal sebagaimana yang telah dilakukan pada
tahun 2005, Bapak Arifin Panigoro telah melakukan penambahan setoran modal sebesar
Rp 25 milyar sehingga jumlah modal disetor pada tahun 2005 adalah sebesar Rp 100 milyar
dengan komposisi kepemilikan sbb:
No Nama Pemilik Jumlah
Nominal
Jumlah Lembar
Saham
Prosentase
1 I r H.Arifin Panogoro 81.722.045.000 81.722.045 81,72
2 PT Medco I ntidinamika 17.035.800.000 17.035.800 17,04
3 Mohamad Sulaeman Hidayat 94.786.000 94.786 0,09
4 Ny Hj. Cucu Sartika Muhyidin 199.052.000 199.052 0,20
5 Tatang Sundara Kow ara 445.000.000 445.000 0,45
6 Yayasan Himpunan Saudara
1906
129.610.000 129.610 0,13
7 Masyarakat Umum 373.707.000 373.707 0,37
LAPORAN KEUANGAN
Gambaran Keuangan dari kegiatan operasional PT Bank Himpunan Saudara 1906 dalam
tahun 2005, berdasarkan hasil pemeriksaan Kantor Akuntan Publik Andiek Sumaryono &
Rekan yang meliputi sbb :
1. Opini Akuntan Publik
2. Neraca
3. Laporan Komitmen dan Kontijensi
4. Laporan Laba Rugi dan Laba Ditahan
5. Laporan Arus Kas
6. Catatan atas Laporan Keuangan
7. Surat Komentar dari Akuntan
Terlampir kami sampaikan Gambaran selengkapkannya mengenai butir-butir isi laporan
PT. BANK HIMPUNAN SAUDARA 1906
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2005 DAN 2004
( Dalam Rupiah )
1. U M U M
PT Bank Himpunan Bersaudara 1906 (selanjutnya disebut “Bank”) didirikan di Indonesia dengan nama “PT Bank Tabungan HS 1906” berdasarkan Akta Notaris Noezar, S.H. No. 34 tanggal 15 Juli 1974. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. Y.A.5/224/3 tanggal 30 Juli 1975. Selanjutnya berdasarkan Akta RUPS No. 31, tanggal 17 Mei 2004 yang dibuat oleh Rita Novita, S.H. sebagai pengganti dari Notaris Tien Norman Lubis. S.H. telah disetujui perubahan nama perseroan menjadi “PT Bank Himpunan Saudara 1906”.
Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan dimana seluruh perubahan tersebut telah diumumkan dalam Berita Negara Repubilk Indonesia tanggal 5 Maret 1993 No. 19, Tambahan No. 987 dan dalam Berita Negara Repubilk Indonesia tanggal 10 Januari 1995 No. 3, Tambahan No. 283/1995.
Berdasarkan Akta No. 11 tanggal 7 Desember 2005 dari Notaris Tien Nurman Lubis, S.H., modal disetor mengalami kenaikan sebesar 25.000.000 saham atau sebesar Rp 25.000.000.000. Jumlah saham tersebut telah diambil bagian dan disetor penuh dengan uang tunai oleh Tuan H. Arifin Panigoro, sehingga rincian saham yamg telah disetor sampai dengan 31 Desember 2005 sebanyak 100.000.000 saham atau sebesar Rp 100.000.000.000. Hal ini terkait dengan implementasi Arsitektur Perbankan Indonesia, bahwa PT Bank Himpunan Saudara 1906 harus meningkatkan modal disetor minimum menjadi Rp 80.000.000.000 sampai dengan tahun 2007.
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham Perseroan terbatas PT. Bank Himpunan Saudara 1906 No. 40 tanggal 30 Mei 2002 oleh Notaris Tien Norman Lubis, S.H., susunan Dewan Komisaris dan Direksi adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris:
Komisaris Utama : R.H. Gartina Dendadipura, S.H. Komisaris : Maskan Iskandar, S.H.
Dewan Direksi:
Direktur Utama : Farid Rahman, S.E., MBA. Direktur : Yanto M. Purbo, MBA.
Kantor Pusat Bank berkedudukan di Jl. Buah Batu No. 58, Bandung, 40265, dengan jumlah karyawan pada tanggal 31 Desember 2005 dan 31 Desember 2004, masing-masing adalah 366 dan 334 orang.
Sampai dengan 31 Desember 2005, PT Bank Himpunan Saudara 1906 memiliki dua kantor Cabang, yaitu di Bandung dan Jakarta serta mempunyai beberapa Cabang Pembantu yang tersebar di Bandung dan Jakarta, seperti yang tampak pada tabel berikut:
Nama KP-No. Treasury Cabang Capem Jumlah
Bandung 1 - 1 6 8
Jakarta - 1 1 3 5
Total 1 1 2 9 13
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan disajikan dalam mata uang Rupiah (Rp).
Laporan keuangan disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 31 (Revisi 2000) tentang Akuntansi Perbankan yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia serta prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Laporan keuangan disusun berdasarkan nilai historis dan basis akrual, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
Laporan Arus Kas disusun dengan menggunakan metode tidak langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas-aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan.
b. Transaksi Hubungan Istimewa / Pihak Terkait
Bank melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa seperti yang didefinisikan dalam PSAK No. 7 tentang “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
Pihak-pihak yang dianggap mempunyai hubungan istimewa/Pihak terkait:
i. Perusahaan baik langsung maupun yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama dengan bank (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries).
iii. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di bank yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksud dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan bank.
iv. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan bank yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari bank serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan
v. Perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (iii) atau (iv), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang sahan utama dari bank dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan bank.
Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat bunga atau harga, persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga diungkapkan dalam laporan keuangan.
Salah satu transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana disebutkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/14/DPNP
tanggal 18 April 2005 dan Peraturan Bank Indonesia No. 7/3/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 mengenai Batas Maksimum Pemberian Kredit, yang termasuk
Hubungan Istimewa adalah sebagai berikut:
- Pemegang Saham yang memiliki saham 10% (sepuluh per seratus) atau lebih dari modal disetor Bank
- Anggota Dewan Komisaris - Anggota Direksi
- Keluarga dari Pihak tersebut diatas - Pejabat Bank
Perusahaan-perusahaan yang di dalamnya terdapat kepentingan dari pihak-pihak dimaksud di atas, yaitu yang kepemilikannya 25 % (duapuluh lima per seratus) atau lebih
c. Kas dan Setara Kas
d. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain
Penempatan pada Bank Indonesia dinyatakan sebesar saldo penempatan setelah dikurangi bunga diterima di muka. Penempatan pada bank lain dinyatakan sebesar saldonya dikurangi dengan penyisihan penghapusan.
e. Surat Berharga
Surat-surat berharga yang dimiliki terdiri dari surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar uang dan surat-surat berharga yang diperdagangkan di bursa efek.
Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No. 50 tentang “Akuntansi Investasi Efek Tertentu” perlakuan akuntansi untuk surat berharga adalah sebagai berikut:
i. Efek hutang yang dimiliki hingga jatuh tempo dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah ditambah atau dikurangi dengan amortisasi atau diskonto.
ii. Efek hutang dan ekuitas yang dimaksudkan untuk diperdagangkan dinyatakan berdasarkan harga pasar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasikan akibat kenaikan atau penurunan harga pasar disajikan dalam laporan laba-rugi tahun berjalan.
iii. Efek hutang dan ekuitas yang tersedia untuk dijual dinyatakan berdasarkan harga pasar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasikan akibat kenaikan atau penurunan harga pasar disajikan secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas.
Untuk surat-surat berharga yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang terorganisasi, nilai wajar tersebut umumnya ditentukan dengan mengacu pada harga penawaran pasar yang terjadi di bursa efek pada tanggal yang terdekat dengan tanggal neraca, kemudian disesuaikan dengan biaya-biaya yang akan dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tersebut. Untuk surat-surat berharga yang tidak mempunyai harga penawaran pasar, estimasi atas nilai wajar ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya adalah sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aktiva bersih surat berharga tersebut. Penurunan nilai wajar permanen atas surat-surat berharga untuk dimiliki hingga jatuh tempo atau tersedia untuk dijual dibebankan pada laba rugi tahun berjalan.
f. Surat-surat Berharga yang Dibeli/Dijual dengan Janji untuk untuk Dijual/Dibeli Kembali.
Surat-surat berharga yang dijual dengan janji untuk dibeli kembali disajikan sebagai kewajiban sebesar jumlah pembelian kembali tersebut, dikurangi dengan bunga dibayar dimuka yang belum diamortisasi. Selisih antara harga jual dan harga beli kembali diperlakukan sebagai biaya dibayar dimuka dan diakui sebagai beban selama periode sejak surat-surat berharga tersebut dijual hingga dibeli kembali.
Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji untuk dijual kembali disajikan sebagai aktiva dalam neraca sebesar jumlah penjualan kembali tersebut, dikurangi dengan bunga yang belum diamortisasi. Selisih antara harga beli tersebut dan harga jual diperlakukan sebagai pendapatan yang ditangguhkan (belum diamortisasi) dan diakui sebagai pendapatan selama periode sejak surat-surat berharga tersebut dibeli hingga dijual kembali.
g. Kredit yang Diberikan
Saldo kredit yang diberikan disajikan sebesar nilai pokok dikurangi dengan penyisihan penghapusannya.
Kebijakan Restrukturisasi dan Penghapusan Kredit Bermasalah :
Restrukturisasi kredit meliputi modifikasi persyaratan kredit, konversi kredit menjadi saham atau instrumen keuangan lainnya dan atau kombinasi dari keduanya.
Kerugian yang timbul dari restrukturisasi kredit yang berkaitan dengan modifikasi persyaratan kredit hanya diakui bila nilai sekarang dari jumlah penerimaan kas yang akan datang yang telah ditentukan dalam persyaratan kredit yang baru, termasuk penerimaan yang diperuntukkan sebagai bunga maupun pokok, adalah lebih kecil dari nilai kredit yang diberikan yang tercatat sebelum restrukturisasi.
Kredit dihapus buku berdasarkan pertimbangan manajemen bahwa kredit tersebut sudah sulit untuk ditagih kembali, sementara prospek usaha dan kondisi keuangannya sudah tidak layak diberikan perpanjangan jangka waktu kredit atau penambahan fasilitas kredit. Penghapusbukuan kredit dilakukan dengan mendebit rekening Penyisihan Penghapusan sebesar baki debit kredit yang dihapuskan. Penghapusan ini belum menghapuskan hak tagih bank kepada debitor. Bank tetap melakukan penagihan sisa baki debit yang belum tertagih kepada debitor. Baki debit kredit yang telah dihapus buku selanjutnya dicatat ke dalam rekening administratif di luar neraca (off-balance sheet).
Sebagai salah satu bentuk penyelesaian kredit bermasalah adalah bank melakukan pengambil-alihan agunan dari pihak debitor. Agunan yang diambil alih akan didebit sebesar nilai agunan yang telah disepakati antara bank dan nasabah sebagai penyelesaian kredit tersebut, sementara rekening kredit yang diberikan dan pendapatan bunga dikredit masing-masing sebesar baki debit dan pendapatan bunga yang belum tertagih. Laba yang terjadi dari penjualan kembali agunan, oleh pihak bank akan dihapusbukukan sebagai pendapatan. Sedangkan Rugi akan dihapusbukukan sebagai beban non operasional.
h. Penyertaan Saham
Penyertaan saham merupakan investasi jangka panjang pada perusahaan non-publik serta penyertaan sementara pada perusahaan debitur yang timbul akibat konversi kredit yang diberikan.
Penyertaan saham dengan persentase kepemilikan 20% sampai dengan 50%, kecuali untuk penyertaan hasil konversi kredit yang diberikan menjadi saham, dicatat dengan metode ekuitas, yaitu penyertaan dicatat sebesar harga perolehan disesuaikan dengan bagian Bank atas ekuitas perusahaan asosiasi dan dikurangi dengan penerimaan dividen sejak tanggal perolehan.
Penyertaan sementara pada perusahaan debitur hasil dari konversi kredit yang diberikan menjadi saham dicatat dengan metode biaya, tanpa memperhatikan persentase kepemilikan dikurangi dengan penyisihan penghapusan.
Penyertaan saham lainnya dicatat dengan metode biaya, yaitu sebesar harga perolehan dikurangi dengan penyisihan penghapusan.
Penurunan permanen dari nilai wajar suatu penyertaan akan mengurangi nilai tercatat pernyataan dan dibebankan pada laba rugi periode berjalan.
i. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
Aktiva produktif terdiri atas giro pada Bank Indonesia dan Bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, surat-surat berharga, kredit yang diberikan serta kewajiban komitmen dan tagihan kontijensi tertentu yang mempunyai resiko kredit.
Penentuan kualitas aktiva produktif mengacu pada Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/3/DPNP tanggal 31 Januari 2005.
Klasifikasi Presentase
Lancar *) 1%
Dalam Perhatian Khusus 5%
Kurang Lancar 15%
Diragukan 50%
Macet 100%
* ) Tidak termasuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Penempatan pada Bank Indonesia, Obligasi pemerintah.
Persentase penyisihan penghapusan aktiva produktif di atas diterapkan terhadap saldo aktiva produktif setelah dikurangi dengan nilai agunan, kecuali untuk aktiva produktif yang diklasifikasikan sebagai lancar dan dalam perhatian khusus, penyisihan ditetapkan berdasarkan saldonya.
j. Aktiva Tetap dan Penyusutan
Aktiva tetap dinyatakan sebesar Nilai Perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan, kecuali untuk tanah.
Semua aktiva tetap disusutkan dengan metode garis lurus (straight line)
berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomi aktiva tetap yang bersangkutan.
Aktiva Tetap Taksiran Masa Manfaat
Tanah Tidak Disusutkan
Bangunan 20 Tahun
Inventaris Kantor 4-8 Tahun
Inventaris Lainnya 4-8 Tahun
Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan ke Laporan Laba Rugi pada saat terjadinya. Pemugaran dan perbaikan yang meningkatkan produktivitas aktiva tetap dalam jumlah material dikapitalisasi dalam aktiva lain-lain. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau dijual, dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap yang bersangkutan. Laba atau rugi yang diperoleh dilaporkan dalam laporan laba-rugi tahun yang bersangkutan.
k. Agunan yang Diambil Alih
diambil alih dikurangi dengan estimasi biaya untuk menjual agunan yang diambil alih tersebut. Kelebihan saldo kredit yang diberikan yang belum dilunasi peminjam diatas nilai dari agunan yang diambil alih dibebankan terhadap penyisihan penghapusan kredit yang diberikan. Selisih antara nilai bersih yang dapat direalisasi dengan hasil penjualan agunan yang diambil alih diakui sebagai keuntungan/kerugian periode berjalan pada saat dijual.
Beban-beban yang berkaitan dengan pemeliharaan agunan yang diambil alih dibebankan ke laporan laba rugi tahun berjalan pada saat terjadinya. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.
l. Aktiva lain-lain
Aktiva lain-lain termasuk pendapatan bunga, provisi dan komisi yang masih akan diterima, uang muka pajak, beban dibayar dimuka, agunan yang diambil alih, aktiva pajak tangguhan, dan lain-lain.
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode persentase tetap (straight line) dan dilakukan pada bulan yang bersangkutan.
m. Simpanan
Giro merupakan simpanan nasabah di Bank yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat melalui cek, kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM), atau dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah pembayaran lainnya. Giro dinyatakan sebesar nilai kewajiban kepada pemegang giro.
Tabungan merupakan simpanan nasabah di Bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan melalui counter dan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) atau dengan cara pemindahbukuan. Tabungan dinyatakan sebesar nilai kewajiban kepada pemilik tabungan.
Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah di Bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan Bank. Deposito dinyatakan sebesar nilai nominal sesuai dengan perjanjian antara pemegang deposito berjangka dengan Bank.
n. Simpanan dari Bank Lain.
o. Taksiran Pajak Penghasilan
Mulai tahun 2001 Bank menerapkan PSAK No. 46 tentang Akuntansi Pajak Penghasilan dan mengubah metode akuntansi untuk beban pajak dari metode hurang pajak (Tax Payable Method) ke metode yang menggunakan pendekatan aktiva dan kewajiban pajak tangguhan (Asset and Liability Method). Menurut metode kewajiban, kewajiban dan hutang pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer antara nilai aktiva dan kewajiban yang tercatat di neraca dengan dasar pengenaan pajak atas aktiva dan kewajiban tersebut pada setiap tanggal pelaporan. Metode ini juga mensyaratkan adanya pengakuan manfaat pajak di masa datang, seperti rugi menurut pajak yang belum digunakan apabila besar kemungkinan bahwa manfaat tersebut dapat direalisasikan pada masa yang akan datang.
p. Pendapatan dan Beban Bunga
Pendapatan bunga dan beban bunga diakui dengan menggunakan metode akrual. Bank tidak mengakui pendapatan bunga atas kredit yang diberikan dan aktiva lain yang diklasifikasikan sebagai non performing.
Pendapatan bunga atas aktiva non-performing diakui sebagai pendapatan pada saat diterima pembayaran tunai. Pendapatan bunga atas non-performing yang belum diterima dilaporkan dalam laporan komitmen dan kontijensi.
q. Pendapatan Provisi dan Komisi
Pendapatan provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan diperlakukan sebagai pendapatan yang ditangguhkan dan diamortisasi berdasarkan metode persentase tetap (straight line) sesuai dengan jangka waktu kredit.
Pendapatan provisi dan komisi yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan diakui pada saat transaksi dilakukan.
r. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Pembukuan dilaksanakan dalam mata uang rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan yang berkaitan dalam mata uang asing dicatat dalam kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.
s. Manfaat Karyawan
Bank mengakui kebijakan penghargaan terhadap pegawai berdasarkan Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 terutama ketentuan yang mengatur mengenai penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja dan Penetapan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan Ganti Rugi di perusahaan. Undang-undang ini menggantikan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-150/Men/2000 tanggal 20 Juni 2000.. Apabila manfaat pensiun lebih kecil dari manfaat menurut UU No. 13/2003, maka Bank harus membayar kekurangan tersebut.
t. Penyajian Kembali Laporan Keuangan tahun 2004
Laporan keuangan tahun 2004 telah disajikan kembali sehingga laba bersih untuk tahun 2004 menjadi sebesar Rp. 2.709.627.454, sebelum penyajian kembali sebesar Rp. 10.748.718.796, akun aktiva pajak tangguhan per 31 Desember 2004 menjadi sebesar nol (sebelum penyajian kembali sebesar Rp. 8.039.091.342). Penyajian kembali dilakukan sehubungan telah terjadi penurunan aktiva pajak tangguhan yang disebabkan tax benefit (sisa kompensasi kerugian) sejak tahun 2004 tidak dapat dimanfaatkan
Kas KCP Martadinata 291.351.200 597.127.550
Kas KCP Jakarta Timur 238.190.200
Kas KCP Jakarta Pusat 186.293.500
-13.657.500.825 9.972.155.000
(Lihat catatan 2c)
4. GIRO PADA BANK INDONESIA
Saldo Penempatan pada Bank Indonesia per 31 Desember 2005 dan 2004, adalah sebagai berikut Rp 39.638.570.464 dan Rp 24.788.983.713.
Rasio giro wajib minimum (tidak diaudit) untuk rekening Rupiah per 31 Desember 2005 dan 2004, masing-masing adalah 6,19% dan 6,22% (Menurut ketentuan BI sebesar 6% dan 5,22%).
5. GIRO PADA BANK LAIN Terdiri dari:
31-12-2005 31-12-2004
R/K Pd Bank BCA - Buah Batu 787.549.838 887.889.431
R/K Pd Bank BNI - Sumedang 41.743.685 528.413.577
R/K Pd Bank Danamon - Merdeka 16.447.787 16.858.954
R/K Pd Bank Permata – Pusat 1.823.074 2.601.211
R/K Pd Bank BNI - Subang 1.807.720
-R/K Pd Bank Mandiri – Sukarno Hatta 1.088.000
-R/K Pd Bank BCA - Panglima Polim 973.796 453.568
Dikurangi: Penyisihan Penghapusan (39.862.167) (14.362.167) 811.571.733 1.421.854.574
(Lihat catatan 2c,2i,11)
6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN Terdiri dari:
31-12-2005 31-12-2004
Sertifikat Bank Indonesia 50.500.000.000 35.000.000.000
Interbank Call Money - 10.000.000.000
SB yang Dibeli Dijual Kembali/Repo - 20.450.000.000
Kredit yang Diberikan kepada Bank - 100.000.000
Dikurangi: Diskonto Sertifikat BI (66.600.370) (36.894.227) Penyisihan Penghapusan - (305.500.000)
50.433.399.630 65.207.605.773