• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Ulang Tataletak Fasilitas Dengan Menggunakan Metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process, Blocplan Dan Corelap Pada PT. Darmasindo Inti Karet

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Ulang Tataletak Fasilitas Dengan Menggunakan Metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process, Blocplan Dan Corelap Pada PT. Darmasindo Inti Karet"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1

Menurut I Made Aryantha (2008) tata letak fasilitas yang baik dan sesuai

dengan keadaan perusahaan merupakan salah satu faktor utama untuk

mengoptimalkan waktu dan biaya produksi. Perencanaan fasilitas mempunyai

pengaruh yang sangat besar dalam proses operasi perusahaan. Masalah utama

dalam produksi ditinjau dari segi kegiatan / proses produksi adalah bergeraknya

material dari satu departemen ke departemen lain, sampai material tersebut

menjadi barang jadi. Hal ini terlihat sejak material diambil dari gudang bahan

baku dan dibawa ke beberapa departemen di bagian produksi untuk diproses

sampai akhirnya dibawa ke gudang barang jadi.

Tata letak fasilitas adalah perencanaan dan integrasi dari aliran

komponen-komponen suatu produk untuk mendapatkan interelasi yang paling

efektif dan ekonomis antara pekerja, peralatan dan pemindahan bahan, mulai dari

bagian penerimaan, produksi sampai ke pengiriman produk. Tata letak pabrik

merupakan landasan utama dalam pengaturan tata letak produksi dan area kerja

yang memanfaatkan luas kerja untuk menempatkan mesin-mesin atau fasilitas

penunjang produksi lainnya serta memperlancar gerakan perpindahan material

sehingga diperoleh suatu aliran bahan dan kondisi kerja yang teratur, aman dan

nyaman sehingga mampu menunjang upaya pencapaian tujuan pokok perusahaan.

1

(2)

PT. Darmasindo Inti Karet merupakan salah satu perusahaan yang

melakukan pengolahan getah karet menjadi crumb rubber. Perusahaan ini sudah

berdiri sejak tahun 1955. Pada awalnya perusahaan ini hanya berproduksi dalam

skala kecil namun kemudian meningkatkan kapasitas produksinya secara berkala.

Tujuan dilakukannya peningkatan kapasitas produksi yaitu untuk memenuhi

permintaan pasar dari dalam dan luar negeri. Namun dalam prakteknya PT.

Darmasindo tidak dapat memenuhi target produksinya.

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat perbandingan antara jumlah dan target

produksi pada existing layout di PT. Darmasindo Inti Karet.

Tabel 1.1. Jumlah Produksi CrumbRubber Tahun 2016

Bulan

Januari 290.123 280.765

Februari 270.788 256.838

Maret 290.293 280.643

April 292.932 288.802

Mei 290.928 283.003

Juni 282.754 272.750

Juli 295.623 270.804

Agustus 280.236 270.057

September 285.320 268.700

Oktober 290.023 279.540

November 283.020 270.476

Desember 252.332 234.733

Total 3.404.372 3.257.111

Sumber : Pengumpulan Data

Pada Tabel 1.1. dapat dilihat bahwa perusahaan gagal dalam mencapai

target produksi. Kegagalan dalam pencapaian target produksi dapat disebabkan

(3)

efisien. Menurut Lukas (2014) layout yang tidak efisien akan menyebabkan jarak

tempuh aliran bahan menjadi semakin panjang.

Layout yang tidak efisien pada PT. Darmasindo Inti Karet disebabkan

karena adanya penambahan dan perluasan departemen. Penambahan dan

perluasan departemen ini dilakukan secara berkala namun tidak didukung dengan

pertimbangan aliran material, peralatan dan operator antara departemen.

Departemen yang ditambah antara lain Laboratorium, Pos Timbang, Kolam IPAL

dan Mess Karyawan. Departemen yang mengalami perluasan antara lain Gudang

Lapangan Bokar, Dek Penjemuran, Bagian Produksi, Gudang Proses Packing,

Gudang Pallet dan Gudang Produk.

Penambahan dan perluasan departemen yang tidak memperhatikan aliran

bahan, peralatan dan operator menimbulkan back tracking dan cross movement.

(4)

Gambar 1.1. Layout PT. Darmasindo Inti Karet

(5)

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat adanya back tracking dan cross

movement pada aliran tersebut. Back tracking terjadi diantara Bagian Produksi

dengan Dek Penjemuran. Cross movement terjadi diantara Bagian Produksi, Dek

Penjemuran, Gudang Packing dan Lapangan Bokar. Menurut Lukas (2014) Back

tracking dan cross movement menyebabkan jarak tempuh aliran bahan menjadi

lebih panjang sehingga aliran bahan menjadi tidak efisien.

Nilai efisiensi aliran bahan dari suatu existing layout dapat dihitung

dengan membandingkan nilai jarak aktual dengan jarak terpendek / jarak

Euclidian (Wulansari, Artika. 2010). Berikut adalah tabel jarak aktual antar

departemen.

Tabel 1.1. Tabel Jarak Antar Departemen Pada LayoutExisting

Departemen Jarak

(Meter) Departemen Awal Departemen Tujuan

Pos Timbangan Gudang Lapangan Bokar 76

Gudang Lapangan Bokar Bagian Produksi 140

Bagian Produksi Dek Penjemuran 15

Dek Penjemuran Bagian Produksi 15

Bagian Produksi Gudang & Proses Packing 86

Gudang & Proses Packing Gudang Produk 101

Sumber : Pengumpulan Data

Jarak aktual dihitung dengan menggunakan metode Aisle dan jarak

terpendek dihitung dengan menggunakan metode Euclidian. Perbandingan

tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.2. Tabel Jarak Aktual dan Terpendek LayoutExisting

Jarak Aktual (Aisle) Jarak Terpendek (Euclidian)

433 meter 276 meter

Sumber : Pengumpulan Data

(6)

Dari hasil perhitungan diatas maka diperoleh bahwa nilai efisiensi dari

alirantersebut sebesar 43,2%. Batas ambang nilai efisiensi aliran yang baik yaitu

diatas 75% dari jarak terpendek aliran tersebut (Sundaresh, 1997). Efisiensi aliran

perlu ditingkatkan agar target produksi dapat tercapai. Menurut Vaidya (2013)

layout yang efisien dapat memberikan kontribusi untuk mengurangi waktu siklus

produksi, waktu menganggur, waktu penanganan material dan dapat

meningkatkan output produksi.

Selain aliran bahan yang tidak efisien, pada saat pengamatan juga

diperoleh bahwa pemanfaatan ruang yang terpakai di area produksi pengolahan

crumb rubber PT. Darmasindo Inti Karet juga belum maksimal. Ruangan yang

terpakai untuk keseluruhan departemen dan fasilitas penunjang lainnya pada saat

ini hanya sebesar 43,33% yaitu 21.419 m2 dari total area yang tersedia sebesar 49.400 m2

Menurut Apple (1990), aliran barang yang direncanakan dengan baik dan

cermat mempunyai beberapa keuntungan, antara lain meningkatkan efisiensi dan

produktivitas, pemanfaatan ruangan pabrik yang lebih efisien, mengurangi waktu

dalam proses serta meminimumkan gerakan balik dan silang (backtracking dan

crossmovement).

(7)

2

Berdasarkan permasalahan tersebut maka diperlukan perancangan ulang

tata letak fasilitas pada PT. Darmasindo Inti Karet.

Penelitian mengenai peningkatan efisiensi waktu, total momen

perpindahan dan biaya terhadap perubahan layout pernah dilakukan di perusahaan

manufaktur yang mengolah logam. Hasil pengamatan yang dilakukan adalah

besarnya jarak yang terdapat antar departemen menyebabkan tingginya waktu,

total pergerakan, dan biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan material handling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perancangan ulang tata letak menghasilkan

tingkat efisiensi biaya material handling menjadi meningkat sebesar 30%, tingkat

efisiensi total momen perpindahan meningkat sebesar 5%, dan tingkat efisiensi

total waktu pergerakan meningkat sebesar 8% dari layout awal.

3

Dalam perancangan tata letak fasilitas perlu memperhatikan tingkat

hubungan antar aktivitas (Activity Relationship Chart). Pembuatan ARC mewakili

rating setiap departemen berdasarkan keambiguan faktor kualitatif atau faktor

kuantitatif. Dweiri (1999) melakukan penelitian untuk menghasilkan Crisp

Activity Relationship Charts menggunakan teori Fuzzy dan perbandingan

berpasangan AHP yang dapat memastikan tingkat konsistensi perancang dengan Perancangan fasilitas akan

menentukan bagaimana aktivitas-aktivitas dari fasilitas-fasilitas produksi pabrik

diatur sedemikian rupa sehingga mampu menunjang upaya pencapaian tujuan

pokok secara efektif dan efisien.

2

Hesti Maheswari, Evaluasi Tata Letak Fasilitas Produksi Untuk Meningkatkan Efisiensi Kerja Pada PT. Nusa Multilaksana, Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis Volume 1, Nomor 2, November 2015.

3

(8)

mempertimbangkan tingkat kepentingan antar faktor yang satu dengan yang

lainnya serta mendapatkan bobot tiap faktor.

4

Bilangan Fuzzy dapat diproses secara matematik Fuzzy sesuai dengan

metode representasi. Defuzzifikasi merupakan suatu proses pengembalian output

Fuzzy ke output yang bernilai tunggal (Crisp). Hasil ini akan menentukan

kedekatan antar departemen yang digambarkan dalam Activity Relationship Chart.

Hasil dari ARC ini akan menjadi input untuk mengerjakan algoritma BLOCPLAN

dan CORELAP.

5

Algoritma BLOCPLAN adalah algoritma yang dikembangkan oleh

Donaghey dan Pire pada tahun 1990 dalam penyusunan tata letak sesuai

dengan lokasi yang tersedia. Input dari BLOCPLAN adalah Activity

Relationship Chart (peta keterkaitan). Algoritma BLOCPLAN akan melakukan

pertukaran secara terus menerus hingga tercapai layout terbaik. Biaya aliran tiap

layout dapat dihitung melalui nilai dari distance-base objective atau adjacency

-basedobjective.

6

4

Dweiri, Fikri, Fuzzy Development of Crisp Activity Relationship Charts for Facilities Layout. Journal of Computers and Industrial Engineering, 1999.

5

James A. Tompkins, Facilities Planning, John Wileym & Sons Inc., 1996, h. 340

6

.Popy Yuliarty, Perancangan Ulang Tata Letak Lantai Produksi Menggunakan Metode Systematic Layout Planning dengan Software BLOCPLAN Pada PT. PINDAD, Jakarta, Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 2014.

Penerapan perancangan tata letak pabrik menggunakan algoritma

BLOCPLAN pernah dilakukan di PT. Pindad (Persero) yang bergerak dalam

pembuatan produk militer dan komersil di Indonesia. Perancangan tata letak

(9)

bahan baku sampai stasiun kerja gudang produk jadi. Dalam penelitian ini dipilih

satu layout usulan dengan hasil R–score tertinggi.

7

Algoritma CORELAP (Computerized Relationship Layout Planning)

adalah algoritma yang mengkonversikan data kualitatif menjadi data kuantitatif

dan data ini digunakan untuk memperoleh departemen apa yang akan menjadi

departemen awal pada layout. Selanjutnya satu per satu departemen lain akan

disusun sesuai dengan tingkat interaksi departemen tersebut dengan

departemen-departemen yang telah ada sebelumnya.

8

Berdasarkan penelitian diatas, dapat dilihat bahwa perancangan ulang tata

letak pabrik dapat menggunakan metode Fuzzy AHP, BLOCPLAN, dan

CORELAP. Penelitian yang dilakukan pada PT. Darmasindo Inti Karet akan

menggabungkan ketiga metode tersebut. Data yang diperoleh dari penyebaran Penerapan perancangan tata letak pabrik menggunakan algoritma

CORELAP pernah dilakukan di salah satu perusahaan farmasi di Indonesia. Area

produksi terdiri dari dua bagian, yaitu Black Area dan Grey Location untuk

pengolahan dan pengemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain ulang tata

letak dengan metode CORELAP (Computerized Relationship Layout Planning).

Data seperti nama proses, urutan proses, dan hubungan antara proses ke dalam

Activity Relationship Chart (ARC) selanjutnya diproses untuk mendapatkan nilai

Total Closeness Rating (TCR) untuk setiap proses iterasi dengan metode

CORELAP.

8

(10)

kuisoner akan diolah menggunakan metode Fuzzy AHP yang kemudian akan

menjadi input pada ARC. Kemudian, ARC akan menjadi input pada software

BLOCPLAN dan algoritma CORELAP. Hasil dari kedua metode dan layout awal

akan dibandingkan dengan melihat nilai Total Closeness Rating (TCR) yang

terbaik. Hasil ini akan diperoleh rancangan tata letak terbaik yang memiliki nilai

TotalClosenessRating (TCR) paling kecil.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka permasalahan

yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah rendahnya efisiensi dari layout

aktual sehingga mengakibatkan tidak tercapainya target produksi di PT.

Darmasindo Inti Karet. Oleh karena itu, diperlukan suatu rancangan ulang tata

letak yang lebih efisien dengan mempertimbangkan faktor derajat kedekatan antar

departemen, aliran pemindahan bahan, aliran tenaga kerja dan peralatan agar

dapat mencapai target produksi yang ditetapkan.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian adalah untuk merancang ulang tata letak

fasilitas dengan menggunakan metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process,

software BLOCPLAN dan algoritma CORELAP (Computerized Relationship

LayoutPlanning)

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk:

(11)

2. Menyusun ARC dengan menggunakan metode Fuzzy AHP

3. Merancang layout usulan menggunakan software BLOCPLAN dan algoritma

CORELAP

4. Menghitung nilai efisiensi tiap layoutdan memilih layout yang memiliki total

nilai efisiensi terbesar.

1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian

Adapun batasan dalam penelitian ini adalah :

1. Perancangan ulang tata letak dilakukan pada PT. Darmasindo Inti Karet

2. Metode yang digunakan untuk ARC adalah Fuzzy Analytical Hierarchy

Process, sedangkan metode yang digunakan untuk perancangan tata letak

adalah BLOCPLAN dan CORELAP.

3. Layout terbaik dipilih berdasarkan nilai efisiensi terkecil

4. Penelitian tidak membahas biaya akibat perubahan layout seperti yang

direncanakan.

Adapun yang menjadi asumsi dalam penelitian yang dilakukan adalah :

1. Tidak terjadi perubahan proses produksi dan penambahan produk baru selama

penelitian berlangsung.

2. Tidak ada penambahan ataupun pengurangan mesin dan peralatan selama

penelitian berlangsung.

3. Tidak ada penambahan ataupun perluasan departemen selama penelitian

(12)

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Peneliti

Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang

diperoleh selama kuliah untuk memecahkan masalah yang terdapat di

lapangan kerja dan menambah keterampilan serta pengalaman dalam

memahami dunia kerja.

2. Bagi Perusahaan

Sebagai masukan bagi pihak perusahaan untuk perbaikan tata letak pabrik.

3. Bagi Departemen Teknik Industri USU

Untuk mempererat hubungan kerja sama antara perusahaan dengan

Departemen Teknik Industri USU dan untuk menambah referensi

perpustakaan Teknik Industri USU.

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Untuk memudahkan penulisan, pembahasan dan penelitian Tugas Akhir

ini maka dalam pembuatannya akan dibagi dalam 7 bab dengan sistematika yang

terdiri atas bab pendahuluan, gambaran umum pabrik, landasan teori, metodologi

penelitian, pengumpulan dan pengolahan data, analisis pembahasan, dan

kesimpulan saran.

Pada bab pendahuluan dijelaskan mengenai latar belakang masalah yang

(13)

manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan, serta sistematika

penulisan Tugas Akhir.

Pada bab gambaran umum perusahaan dijelaskan secara ringkas dan padat

berbagai atribut dari perusahaan yang menjadi objek studi seperti struktur

organisasi dan manajemen perusahaan, jenis produk dan uraian mengenai bahan

baku, bahan tambahan dan bahan penolong, proses produksi serta mesin dan

peralatan yang digunakan dalam menunjang proses produksi.

Pada bab landasan teori akan diuraikan mengenai tinjauan-tinjauan

kepustakaan yang berisi tentang teori-teori dan pemikiran-pemikiran yang

digunakan sebagai landasan dalam pembahasan serta pemesahan permasalahan.

Landasan teori yang digunakan adaah bertujuan untuk menguatkan metode yang

digunakan dalam memecahkan persoalan perusahaan.

Pada bab metodologi penelitian akan dijelaskan mengenai metodologi

yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian meliputi tahapan-tahapan

penelitian dan penjelasan tiap tahapan secara ringkas disertai diagram alirnya.

Pada bab pengumpulan dan pengolahan data akan dijelaskan tentang

jenis-jenis data, baik data primer maupun data sekunder yang perlu dikumpulkan,

lokasi data dan metode pengumpulan data. Data primer pada umumnya

dikumpulkan melalui observasi dan wawancara. Data sekunder dikumpulkan

dengan mencatat data dari laporan yang ada.

Pada bab analisis dan pembahasan akan dijelaskan mengenai analisa

(14)

metode pendekatan serta teori-teori yang dijadikan landasan dalam pemecahan

masalah.

Pada bab kesimpulan dan saran dimuat mengenai kesimpulan dan saran

dari penelitian. Pada bagian kesimpulan berisikan butir-butir penting dari

masing-masing bab, mulai dari rumusan masalah hingga hasil-hasil analisa dan diskusi

secara ringkas dan padat. Pada bagian saran berisikan saran-saran yang

Gambar

Tabel 1.1. Jumlah Produksi Crumb Rubber Tahun 2016
Gambar 1.1. Layout PT. Darmasindo Inti Karet
Tabel 1.1. Tabel Jarak Antar Departemen Pada Layout Existing

Referensi

Dokumen terkait

Dorongan dari dalam diri seseorang untuk memastikan atau mengurangi ketidak pastian khususnya berkaitan dengan penugasan, kualitas dan ketepatan atau ketelitian data

Kadarisman (2012:325) bependapat, terdapat beberapa pihak yang terlibat dalam pemberdayaan guru a) dorongan dari kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan di sekolah tersebut,

Hubungan yang tepat antara proses pembuatannya dengan produknya pada nomor.... Unsur-unsur A, B, dan C terletak pada periode ketiga.Oksida B dalam air mempunyai pH < 7. Unsur

Untuk menganalisis faktor tingkat pendidikan petani, umur petani, lamanya bertani, kinerja penyuluh pertanian dan luas lahan yang mempengaruhi adopsi tatacara penggunaan

Hasil pengujian menjelaskan bahwa t hitung sebesar 5,871 > t tabel sebesar 2,048 maka H 0 ditolak yang artinya artinya terdapat pengaruh yang signifikan variabel

Seorang siswa mereaksikan 5 mL suatu larutan A dengan 5 mL larutan B dalam tabung reaksi dengan menambahkan beberapa tetes asam sulfat pekat dan memanaskannya dalam suatu penangas

JUDUL : DBD-CHIKUNGUNYA LEBIH MEMATIKAN DARI ZIKA. MEDIA :

Konsep yang digunakan dalam perencanaan sistem instalasi plambing air bersih adalah mengacu pada konsep green building dengan adanya pembagian jalur pipa air bersih