• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ekspresi Imunohistokimia Human Epididymis Protein 4 Pada Jaringan Kista Ovarium Benigna Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Ekspresi Imunohistokimia Human Epididymis Protein 4 Pada Jaringan Kista Ovarium Benigna Chapter III V"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan penelitian

Penelitian ini merupakan suatu penelitian observasional analitik dengan rancangan case control. Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan ekspresi imunohistokimia Human Epididymis Protein 4 terhadap blok paraffin jaringan kista ovarium jinak dan ovarium normal.

Dalam penelitian ini, tidak diberikan perlakuan terhadap variabel, namun hanya dilihat hasil pulasan immunohistokimia HE4. Pengukuran variabelnya hanya dilakukan satu kali dan pada satu saat.

3.2. Tempat dan waktu penelitian

`Penelitian ini dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran USU, dan pemeriksaan imunohistokimia dilakukan di Laboratorium Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan. Penelitian ini dilakukan bulan Mei hingga Juni 2017.

3.3. Subjek Penelitian

Objek penelitian kelompok kasus adalah blok paraffin jaringan kista ovarium benigna yang diperoleh dari operasi ginekologi kista ovarium benigna.

(2)

karsinoma endometrium stadium dini, yang memiliki hasil histopatologi ovarium dalam batas normal.

3.4. Besar Sampel Penelitian

Besar sampel penelitian dihitung secara statistik dengan rumus87 :

dimana :

Zα = nilai baku normal dari tabel Z yang besarnya bergantung pada nilai α yang ditentukan. Nilai α=0,10  Zα= 1,64

Zβ= nilai baku normal dari tabel Z yang besarnya bergantung pada nilai β yang ditentukan. Nilai β=0,20  Zβ= 0,84

P2= Proporsi pada kista ovarium benigna = 0,2 25 Q2= 1-P2 = 0,8

P1= Proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan ketetapan peneliti = 0,8

Q1= 1-P1 = 0,2

P1-P2= Selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna= 0,6

P= Proporsi total = = 0,5 Q= 1-P = 0,5

(3)

Maka perhitungan besar sampel penelitian berdasarkan rumus tersebut didapatkan besar sampel minimal untuk masing-masing kelompok adalah n1= n2= 18,63 dibulatkan 19 sampel (jumlah sampel masing-masing kasus dan kontrol), sehingga total besar sampel minimal pada penelitian ini adalah 38 sampel. Namun pada penelitian ini akan dilakukan pemeriksaan imunohistokimia HE4 pada blok paraffin kista ovarium benigna sebanyak 20 sampel, dan blok paraffin jaringan ovarium normal sebanyak 20 sampel, sehingga total akan diperiksa sebanyak 40 sampel.

3.5. Kriteria Penelitian 3.5.1. Kriteria Inklusi 3.5.1.1. Kelompok Kasus

Blok parafin jaringan kista ovarium benigna yang memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut :

1. Wanita dengan kista ovarium benigna

2. Leukosit < 11.000/mm3 , tidak dijumpai fokal infeksi 3. Tidak mempunyai riwayat tumor non ginekologis 4. Tidak mempunyai penyakit ginjal

3.5.1.2. Kelompok Kontrol

(4)

dini, yang memiliki hasil histopatologi ovarium dalam batas normal serta memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut :

1. Wanita yang menjalani pembedahan Total Abdominal Histerektomi – Bisalfingoooforektomi dengan diagnosa non kista ovarium.

2. Tidak mempunyai penyakit ginjal.

3. Tidak mempunyai penyakit tumor non ginekologis lainnya.

3.5.2. Kriteria Eksklusi

Kriteria Eksklusi untuk kelompok kasus dan kontrol adalah :

1. Sediaan tidak dapat dianalisa oleh sebab pembuatan blok paraffin yang tidak baik atau blok paraffin telah rusak.

2. Tidak memenuhi kriteria inklusi 3.6. Etika Penelitian

Penelitian ini diajukan ke Komisi Etika Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara untuk mendapatkan Ethical Clearence, setelah mendapatkan persetujuan dari Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan untuk pemeriksaan sampel blok paraffin di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.

3.7. Cara Kerja Penelitian

(5)

Universitas Sumatera Utara, berupa blok paraffin kista ovarium benigna dan ovarium normal.

2. Dari data histopatologi tersebut, diambil data rekam medik tentang identitas lengkap dan karakteristik pasien.

3. Dilakukan pewarnaan imunohistokimia. Prosedur imunohistokimia dilakukan di Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dengan melakukan pewarnaan imunohistokimia Human HE4 Antibody (R & D system). Dengan prosedur pelaksanaan sebagai berikut :

a. Deparafinisasi slide (dengan Xylol 1, Xylol 2, Xylol 3) masing-masing dikerjakan selama 5 menit

b. Kemudian dilakukan rehidrasi dengan alkohol absolute, alkohol 95%, alkohol 80%, alkohol 70%) selama 4 menit

c. Lalu dicuci dengan air mengalir selama 5 menit

d. Masukkan slide ke dalam PT Link Deko Epitope Retrieval : set up pretreat 65°C, running time 98°C selama 15 menit

e. Pap pen, segera masukkan dalam Tris Buffered Saline (TBS) pH 7,4 selama 9 menit

(6)

Tabel 3.7. Prosedur Pewarnaan

LANGKAH INSTRUKSI PENCUCIAN/

WAKTU

Pretreatment Sesuai dengan petunjuk dari data

sheet antibody primer

3x2 menit

Jaringan Primer Aplikasi reagensia dan inkubasi selama 5 menit pada suhu ruangan

3x2 menit

Parafin Blok Aplikasi reagensia dan inkubasi selama 5 menit pada suhu ruangan Antibodi Primer Sesuai dengan petunjuk dari data

sheet antibody primer

3x2 menit

PolyVue PlusTM Enhancer

Aplikasi reagensia dan inkubasi selama 10 menit pada suhu ruangan

3x2 menit

PolyVue PlusTM HRP

Aplikasi reagensia dan inkubasi selama 10 menit pada suhu ruangan

3x2 menit

DAB/ Plus Aplikasi reagensia dan inkubasi selama 5 menit pada suhu ruangan

3x2 menit

Mayer’s Hematoxylin

Aplikasi reagensia dan inkubasi selama 2 menit pada suhu ruangan lalu dicuci dengan air

3x2 menit

Dehidration/

Clearing/ Mounting

(7)

3.8. Alat, Bahan Penelitian dan Instrumen Penelitian 3.8.1. Alat-alat Penelitian

Alat-alat yang diperlukan untuk penelitian ini adalah : Mikrotom,

waterbath. Hot plate, Freezer, inkubator, staining jar, rak kaca objek, kaca objek, rak inkubasi, Pensil Diamond, Pipet Mikro, timbangan bahan kimia, kertas saring, pengukur waktu, gelas Erlenmeyer, gelas beker, tabung sentrifuge, microwave, thermolyte stirrer, kaca penutup, entelan dan mikroskop cahaya.

3.8.2. Bahan Penelitian

o Blok paraffin yang telah didiagnosa dengan pulasan Hematoksilin Eosin

sebagai jaringan kista ovarium.

o Pulasan immunohistokimia menggunakan metode The EnVision + Dual Link System kit, teknik pulasan IHK 2 langkah. Antibodi primer yang digunakan adalah Mouse monoclonal Hu-antibody HE4 dengan pengenceran 1 : 20.

The Envision + Dual Link System kit terdiri dari :

o 1 Botol Dual endogenous enzyme block ( 15 ml) o 1 Botol Labelled polymer HRP ( 15 ml) o 1 Botol DAB + Substrat Buffer ( 18 ml) o 1 Botol DAB + Chromogen ( 1 ml) o Larutan PBS :

o NaCl 87,5 gr + KH2PO4 1,92 gr dalam aquadest 800 ml

(8)

o Bilas akan digunakan, harus diencerkan 10x. o Larutan Buffer Sitrat :

o Citric acid 2,1 gr dilarutkan dalam 1 liter aquadest. o Ditetesi dengan NaOH 2M sampai tercapai pH 6.

o Larutan DAB + Substrat-kromogen (1 ml larutan cukup untuk 10 jaringan)

:

o Langkah 1 : Masukkan ke aliquot 1 ml Substrat Buffer secukupnya ke

dalam kontainer ( tergantung dari jumlah spesimen yang akan dikerjakan)

o Langkah 2 : Untuk setiap 1 mL buffer, tambahkan setetes (20 μL) cairan

DAB + Kromogen, campurkan segera.

o Larutan DAB + Substrat kromogen ini hanya stabil dalam ± 5 hari bila

disimpan dalam suhu 2-8⁰C

3.8.3. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang akan digunakan adalah hasil pulasan immunohistokimia HE4 terhadap sampel sediaan jaringan kista ovarium benigna. Untuk penelitian terhadap pulasan immunohistokimia HE4 adalah sebagai berikut:

o Kontrol Positif: Jaringan yang telah diketahui positif terhadap HE4

pada penelitian terdahulu (dalam hal ini jaringan fibro adenoma mammae)

o Kontrol negatif : Kista Ovarium dengan antibodi primer

o Positif : Warna coklat yang tampil pada sitoplasma sel epitel maupun

(9)

o Dilakukan interpretasi sediaan tersebut oleh dua orang ahli Patologi

Anatomi. Pemeriksaan Histopatologi dilakukan dengan menggunakan mikroskop cahaya 400x

o Kemudian dilakukan analisis data ekspresi imunohistokimia HE4

masing-masing kelompok penelitian.

o Penilaian imunohistokimia untuk ekspresi HE4 menggunakan skor

Allred karena sistem ini mempunyai sensitifitas dan spesifisitas lebih baik dibandingkan dengan penilaian secara konvensional. Skor ini adalah hasil penjumlahan skor persentase dari sel yang terwarnai atau Proportion Score (PS) dan skor intensitas pewarnaannya atau

Intensity Score (IS).

Tabel 3.8.3.1. Penilaian Proportion Score (PS) dan Intensity Score (IS).88

Observasi PS PS

atau IS

Observasi IS

Tidak ada yang terwarnai 0 Tidak terwarnai

Kurang dari 1% sel terwarnai 1 Intensitas pewarnaan lemah 1 - 10% sel terwarnai 2 Intensitas pewarnaan sedang 11 - 33% sel terwarnai 3 Intensitas pewarnaan kuat 33 - 66% sel terwarnai 4

(10)

Tabel 3.8.3.2. Interpretasi Score Allred88

Score total Interpretasi

0 – 2 Negatif

≥ 3 Positif

IHK HE 4, 40x (+ atau ++) No. slide: O/3926/16

IHK HE 4, 100x (+++) No. slide: O/4374/16

(11)

3.9. Analisis Data

Analisa data dan uji statistik dilakukan secara terkomputerisasi. Hasil penelitian akan disajikan ke dalam tabel distribusi frekuensi. Untuk menganalisa perbedaan akurasi dua observer akan dihitung nilai kappa, dimana jika validitas >75% maka tidak ditemukan perbedaan bermakna antara kedua pengamatan observer. Hubungan antar variabel dilakukan uji statistik Chi square dengan derajat kepercayaan 95% dan p<0,05 dianggap bermakna.

3.10. Definisi Operasional

Tabel 3.10. Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara dan alat ukur Hasil ukur Kategori

Kista Ovarium

Benigna

Kista Ovarium jinak

yang dibuktikan

(12)

hasil histopatologi

Bila terlihat tampilan

pulasan warna coklat

pada sitoplasma sel

epitel ataupun stroma

dengan menggunakan

mikroskop cahaya

pembesaran 400x pada

5 lokasi lapangan

pandang dan pada saat

yang sama kontrol (+)

juga menampilkan

warna yang sama.

Skor intensitas warna

(13)

Usia masa hidup pasien

Paritas jumlah kelahiran yang

pernah dialami

≤12 tahun >12 tahun. Nominal

(14)

3.11. Alur Penelitian

3.

Data Laporan Rekam Medik Diagnosa dan Data Umum

Pasien

Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Sampel Blok Parafin Jaringan Ovarium

Jaringan Kista Ovarium Benigna

Jaringan Ovarium Normal

Pewarnaan Imunohistokimia Human Epididymis Protein 4

Analisa Data

(15)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan subjek penelitian kelompok kasus sebanyak 20 blok paraffin jaringan kista ovarium benigna yang diperoleh dari tindakan operasi ginekologi kasus kista ovarium jinak. Sedangkan subjek penelitian kelompok kontrol sebanyak 20 blok paraffin jaringan ovarium normal yang diperoleh dari tindakan operasi ginekologi kasus non kista ovarium benigna.

Pengamatan hasil pulasan immunohistokimia HE4 dilakukan oleh dua orang observer. Untuk menganalisa perbedaan akurasi dua observer digunakan nilai kappa, dimana didapatkan nilai uji Kappa sebesar 85,5%. Karena tidak ada perbedaan antara kedua observer, maka pada penelitian ini digunakan hasil pemeriksaan dari observer 1.

4.1.1. Karakteristik Subjek Penelitian

(16)

Tabel 4.1.1. Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Usia, Usia Menarche, Paritas, dan Indeks Massa Tubuh.

Karakteristik

Kista Ovarium Jinak Ovarium normal

(n%) (n%) orang (60%) dan lainnya dengan usia 20-50 tahun sebanyak 8 orang (40%).

Dari usia menarche baik kelompok kista ovarium jinak dan ovarium normal, terbanyak dijumpai usia menarche ≤12 tahun masing-masing 17 orang (85%) dan 15 orang (75%).

(17)

Dari indeks massa tubuh baik kelompok kista ovarium jinak dan ovarium normal, terbanyak dengan indeks massa tubuh normoweight masing-masing 14 orang (70%) dan 15 orang (75%).

4.1.2. Distribusi Histopatologi Kista Ovarium Benigna

Gambaran subjek penelitian berdasarkan klasifikasi kista ovarium benigna dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.1.2. Distribusi Histopatologi Kista Ovarium Benigna

Histopatologi Kista Ovarium Benigna Jumlah

N (%)

Epitel

Cystadenoma musinosum 8 40

Cystadenoma serosum 7 35

Kista Endometriosis 2 10

Non Epitel

Kista Dermoid 3 15

Tabel di atas menunjukkan distribusi histopatologi kista ovarium jinak, dimana terbanyak jenis epitel (85%) yaitu Cystadenoma musinosum (40%),

(18)

4.1.3. Ekspresi Immunohistokimia HE4 Pada Jaringan Kista Ovarium Benigna dan Ovarium Normal.

Hasil pengamatan terhadap ekspresi imunohistokimia HE4 pada jaringan kista ovarium benigna dan ovarium normal tampak pada tabel dibawah ini. 4.1.3. Ekspresi Immunohistokimia HE4 Pada Jaringan Kista Ovarium

Jinak dan Ovarium Normal.

Hasil pengamatan terhadap ekspresi imunohistokimia HE4 pada jaringan kista ovarium jinak dan ovarium normal tampak pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1.3. Ekspresi Immunohistokimia HE4 Pada Jaringan Kista Ovarium Jinak dan Ovarium Normal.

Subjek

(19)

0,4 (IK 95% 0,23-0,68) yang berarti bahwa kista ovarium jinak memiliki kemungkinan ekspresi HE4 negatif hanya sekitar 0,4 kali lipat.

4.1.4. Ekspresi Immunohistokimia HE4 Pada Jaringan Kista Ovarium Benigna Berdasarkan Histopatologi.

Hasil pengamatan terhadap ekspresi imunohistokimia HE4 pada jaringan kista ovarium benigna berdasarkan histopatologi tampak pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1.4 Ekspresi imunohistokimia HE4 pada jaringan kista ovarium benigna berdasarkan subtipe histopatologi

Ekspresi HE4

p-value* Positif Negatif

n % N %

Cystadenoma musinosum 2 66,7 1 33,3 0,98

Cystadenoma serosum 5 62,5 3 37,5 0,77

Kista endometriosis 4 57,1 3 42,9 0,89

Kista dermoid 1 50,0 1 50,0 0,71

*Uji Regresi Logistik

(20)

4.2. Pembahasan

Penelitian dilakukan terhadap kelompok kasus 20 blok paraffin jaringan kista ovarium benigna yang diperoleh dari tindakan operasi ginekologi kasus kista ovarium jinak. Sedangkan subjek penelitian kelompok kontrol sebanyak 20 blok paraffin jaringan ovarium normal yang diperoleh dari tindakan operasi ginekologi kasus non kista ovarium benigna.

Hasil yang diperoleh bahwa pada kelompok kista ovarium jinak lebih banyak dengan usia 20-50 tahun sebanyak 14 orang (70%) kemudian dengan usia <20 tahun dan >50 tahun masing-masing 3 orang (15%). Pada kelompok ovarium normal lebih banyak dengan usia >50 tahun sebanyak 12 orang (60%) dan lainnya dengan usia 20-50 tahun sebanyak 8 orang (40%). (tabel 4.1.1)

(21)

Dari usia menarche baik kelompok kista ovarium jinak dan ovarium normal, terbanyak dijumpai usia menarche ≤12 tahun masing-masing 17 orang (85%) dan 15 orang (75%). (Tabel 4.1.1). Hal ini sejalan dengan teori incessant ovulation yang menunjukkan bahwa pada pasien dengan menarche yang dini terjadi peningkatan risiko kista ovarium.43,44

Dari jumlah paritas, pada kelompok kista ovarium jinak terbanyak dengan paritas ≥1 sebanyak 14 orang (70%) sedangkan kelompok ovarium normal seluruhnya dengan paritas ≥1 (100%). (Tabel 4.1.1). Suatu penelitian mendapatkan bahwa wanita nullipara akan memiliki dua kali risiko yang lebih tinggi terkena kista ovarium, tetapi alasan pastinya belum sepenuhnya jelas. Risiko ini akan menurun dengan riwayat melahirkan dan stabil pada wanita yang melahirkan sebanyak enam kali. Risiko akan menurun pada wanita yang melahirkan yang memberikan ASI dimana hal ini mungkin memiliki efek perlindungan dengan memperpanjang periode amenore.31,41,42

Dari indeks massa tubuh baik kelompok kista ovarium jinak dan ovarium normal, terbanyak dengan indeks massa tubuh normoweight masing-masing 14 orang (70%) dan 15 orang (75%). (Tabel 4.1.1). Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas, juga merupakan faktor risiko terjadinya kista ovarium. Diduga stimulasi dari estrogen ekstraovarian khususnya dari jaringan adiposa berperan dalam perkembangan kista ovarium.35

Distribusi histopatologi kista ovarium benigna, dimana terbanyak jenis epitel (85%) yaitu cystadenoma musinosum (40%), Cystadenoma serosum (35%),

(22)

kistadenoma ovarii musinosum, kistadenoma ovarii serosum, kista endometrioid, kista dermoid.22,25

Kelompok kista ovarium jinak memiliki ekspresi HE4 sebagian besar positif yaitu 12 orang (60%) dan negatif sebanyak 8 orang (40%). Sedangkan kelompok ovarium normal seluruhnya memiliki ekspresi HE4 negatif (100%). Secara statistik dijumpai adanya hubungan yang bermakna antara kelompok subjek penelitian dengan ekspresi HE4 dengan nilai p < 0,05, dengan odds ratio untuk kemungkinan ekspresi HE4 negatif sebesar 0,4 (IK 95% 0,23-0,68) yang berarti bahwa kista ovarium jinak memiliki kemungkinan ekspresi HE4 negatif hanya sekitar 0,4 kali lipat. (Tabel 4.1.3)

(23)

Ekspresi dari protein HE4 seperti pada penanda ovarium lainnya dapat diidentifikasi dengan analisa ekspresi gen dan dijumpai pada proses terkait pembentukan kista inklusi kortikal dan metaplasia Mullerian.18

Hasil penelitian ini tampaknya dapat dijawab oleh model dua pathway

dikembangkan oleh Shih dan Kurman (2004) dalam usaha untuk menggabungkan temuan klinis, histopatologis dan genetik molekuler pada kanker ovarium. Mereka juga menemukan perbedaan pada TP53 dan mutasi KRAS yang dijumpai antara tumor serosa borderline (SBT) dan karsinoma serosa. SBT menunjukkan subset tumor ovarium serosa yang non invasif, tampaknya berkembang dari kistadenoma serosa benigna, dan berkembang sangat perlahan menjadi karsinoma serosa derajat rendah. SBT tidak memiliki mutasi TP53 yang merupakan karakteristik karsinoma serosa derajat tinggi. Pengamatan ini menunjukkan formulasi yang mengklasifikasikan seluruh tumor ovarium sebagai tipe I dan tipe II. Tumor tipe I termasuk seluruh histotipe utama (serosa, endometrioid, musinosum, sel jernih, dan transisional), menunjukkan gambaran arsitektural dan inti sel derajat rendah, pertumbuhan yang lambat, dan dapat dihubungkan dengan lesi prekursor ovarium jinak. Alterasi genetik utama diantara tumor tipe I adalah mutasi KRAS dan BRAF, dimana keduanya mengaktivasi jalur sinyal MAPK onkogenik.44

(24)
(25)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

1. Subjek penelitian kelompok kista ovarium jinak terbanyak dengan usia 20-50 tahun, usia menarche ≤12 tahun, paritas ≥1, IMT normal sedangkan kelompok ovarium normal terbanyak dengan usia >50 tahun, usia menarche ≤12 tahun, paritas ≥1, IMT normal.

2. Distribusi histopatologi kista ovarium benigna terbanyak dengan jenis epitel.

3. Ada hubungan yang bermakna antara kista ovarium benigna dengan ekspresi HE4 dengan OR sebesar 0,4.

4. Tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis histopatologi kista ovarium benigna dengan ekspresi HE4.

5.2. Saran

Gambar

Tabel 3.7. Prosedur Pewarnaan
Tabel 3.8.3.1. Penilaian Proportion Score (PS) dan Intensity Score (IS).88
Tabel 3.8.3.2.  Interpretasi Score Allred88
Tabel 3.10. Definisi Operasional
+4

Referensi

Dokumen terkait

Informasi yang diperoleh dari anda sangat berguna bagi peneliti untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan motivasi dan prestasi belajar mahasiswa5. Data yang peneliti

Sub total Dibulatkan.. Sub total

Di proses line packing yang akan menjadi objek studi kasus, dan diharapkan terwujudnya suatu mesin/alat untuk meringankan pekerjaan operator pada proses packing ,

Dengan bergabungnya seluruh personil Departemen bangunan Gedung PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yang berpengalaman mengerjakan proyek-proyek bangunan Gedung milik pemerintah dan

Desain automatic line plastic packing of cake berbasis mikrokontroler Atmega 328 merupakan sebuah perancangan untuk menghasilkan proses pengemasan yang bekerja

Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Jakarta : PT

Data hasil penelitian (analisa

tinggi maka dibutuhkan desain sistem akuntansi manajemen yang semakin baik agar. dapat semakin besar pengaruh dampak positifnya terhadap