FAKTOR KESULITAN MAKAN YANG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN BERAT BADAN PADA BALITA
DI WILAYAH PUSKESMAS KOTA MALANG
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
OLEH :
FATMA NI’MATUNISA HAMIDAH NIM. 201110420311162
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat allah SWT, berkat rahmat dan bimbingannya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor Kesulitan Makan yang Mempengaruhi Pertumbuhan Berat Badan pada Balita di Wilayah
Puskesmas Kota Malang”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Bersamaan dengan ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih sebesar- besarnya dengan hati yang tulus kepada:
1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep, Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Ibu Nurul Aini, S.Kep. Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. 3. Ibu Reni Ilmiasih, M.Kep., Sp.Kep.An selaku pembimbing I yang telah
memberikan arahan, motivasi, serta bimbingan dalam proses penyusunan proposal skripsi ini.
4. Ibu Aini Alifatin, S.Kp., M.Kep selaku pembimbing II yang telah memberi dorongan dan arahan yang sangat membangun dalam penyusunan proposal skripsi ini.
5. Bapak Muhammad Muslih, S.Kep, Ns selaku Dosen Wali Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2011 Kelas D yang selalu memberikan motivasi dan dukungan.
7. Teman-teman PSIK 2011 , khususnya kelas D dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu yang turut membantu dalam menyelesaikan proposal skripsi ini.
Penulis hanya mampu berdoa semoga amal kebaikannya mendapat imbalan dan diterima sebagai ibadah oleh ALLAH SWT. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, oleh karena itu ktritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga ALLAH SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua.
Malang, Agustus 2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN & PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRACT ... vi
INTISARI ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. ... 1
1.2 Rumusan Masalah. ... 4
1.3 Tujuan Penelitian. ... 5
1.3.1 Tujuan Umum. ... 5
1.3.2 Tujuan Khusus. ... 5
1.4 Manfaat Penelitian. ... 5
1.5 Keaslian Penelitian. ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Balita. ... 8
2.2 Konsep Tumbuh Kembang. ... 9
2.2.1 Pola Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. ... 10
2.2.2 Pertumbuhan pada Balita. ... 12
2.2.3 Perkembangan pada Balita. ... 17
2.2.4 Ciri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. ... 23
2.2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak. ... 24
2.2.6 Kebutuhan Nutrisi Pada Balita. ... 26
2.2.7 Pemberian Nutrisi Pada Balita. ... 28
2.3. Konsep Makan. ... 29
2.3.1 Definisi Makan. ... 29
2.3.2 Pola Makan pada Balita. ... 30
2.3.3 Pengaturan Makan Pada Balita. ... 32
2.3.4 Penyajian Makanan Pada Balita... ... 33
2.3.5 Kecukupan Gizi yang Dianjurkan. ... 34
2.4 Konsep Kesulitan Makan Pada Anak. ... 35
2.4.1 Pengertian Kesulitan Makan Pada Anak. ... 35
2.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Makan... 36
2.4.3 Dampak Kesulitan Makan. ... 38
2.4.4 Penanganan Kesulitan Makan. ... 39
3.2 Hipotesis Penelitian . ... 42
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian. ... 43
4.2 Kerangka Kerja Penelitian. ... 43
4.3 Populasi, Teknik Sampling dan Sampel. ... 45
4.3.1 Populasi. ... 45
4.3.2 Teknik Sampling. ... 45
4.3.3 Sampel Penelitian. ... 45
4.4 Variabel Penelitian. ... 46
4.4.1 Variabel Independen (Bebas). ... 46
4.4.2 Variabel Dependen (Tergantung). ... 46
4.5 Definisi Operasional. ... 46
4.6 Waktu dan Tempat Penelitian. ... 47
4.7 Instrumen Penelitian. ... 48
4.8 Uji Validitas dan Reliabilitas. ... 49
4.8.1 Uji Validitas . ... 49
4.8.2 Uji Reliabilitas. ... 50
4.9 Prosedur Penelitian. ... 51
4.10 Pengelolaan Data.. ... 53
4.11 Analisa Data ... 54
4.11.1 Analisa Univariat. ... 54
4.11.2 Analisa Bivariat. ... 54
4.12 Etika Penelitian.... ... 57
BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA 5.1 Karakteristik Responden. ... ... ... ... . 58
5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... .. 59
5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... ... .. 59
5.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Berat Badan... .. 60
5.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tinggi Badan... .. 60
5.2 Analisa Data... ... ... ... .. 61
5.2.1 Hasil Pengukuran Faktor Neophobia terhadap Pertumbuhan Berat Badan... ... ... ... ... .. 61
5.2.2 Hasil Pengukuran Faktor Pickiness terhadap Pertumbuhan Berat Badan... ... ... ... ... .. 62
5.2.3 Hasil Pengukuran Faktor Nafsu Makan terhadap Pertumbuhan Berat Badan... ... ... ... ... .. 63
5.3 Analisa Data Multivariat... ... ... ... ... ... .. 65
BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Pengaruh Faktor Neophobia terhadap Pertumbuhan Berat Badan. 67 6.2 Pengaruh Faktor Pickiness terhadap Pertumbuhan Berat Badan.. .. 68
6.3 Pengaruh Faktor Nafsu Makan terhadap Pertumbuhan Berat Badan... ... ... ... ... .. 70
6.4 Faktor-Faktor Kesulitan Makan Lain yang Mempengaruhi Pertumbuhan Berat Badan pada Balita... .. 71
6.4 Keterbatasan Penelitian.... ... ... ... .. 73
BAB VII PENUTUP
7.1 Kesimpulan... ... ... ... ... .. 75
7.2 Saran... ... ... ... ... ... ... ... . 76
7.2.1 Bagi Profesi Keperawatan... ... . 76
7.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan... ... . 76
7.2.3 Bagi Masyarakat... ... . 76
7.2.4 Bagi Peneliti Lain... ... . 76
DAFTAR PUSTAKA... ... 77
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penilaian Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/U, TB/U, BB/TB
Standart Baku Antropometri WHO-NCHS... 16
Tabel 2.2 Penilaian Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks Antropometri (BB/U, TB/U, BB/TB) Standart Baku Antropometri WHO-NCHS... 16
Tabel 2.3 Tahap Perkembangan Balita... ... 22
Tabel 2.4 Kebutuhan Makan Pada Balita... ... ... 34
Tabel 2.5 Tingkat Kecukupan Gizi Rata-Rata Balita (1-5 Tahun)... 35
Tabel 4.1 Definisi Operasional Faktor Kesulitan Makan Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Berat Badan Pada Balita... ... 47
Tabel 4.2 Kisi-Kisi Kuesioner.. ... ... 48
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Kuesioner... ... ... ... ... 50
Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ... ... ... 51
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Balita di Wilayah Puskesmas Kota Malang... ... ... ... 59
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Balita di Wilayah Puskesmas Kota Malang... ... ... ... 59
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Berat Badan Balita di Wilayah Puskesmas Kota Malang... ... ... 60
Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Tinggi Badan Balita di Wilayah Puskesmas Kota Malang... ... ... ... 60
Tabel 5.5 Crosstabulation Faktor Neophobia terhadap Pertumbuhan Berat Badan Pada Balita di Wilayah Puskesmas Kota Malang... 61
Tabel 5.6 Tabulasi Data Pengaruh Faktor Neophobia terhadap Pertumbuhan Berat Badan ... ... ... 62
Tabel 5.7 Crosstabulation Faktor Pickiness terhadap Pertumbuhan Berat Badan Pada Balita di Wilayah Puskesmas Kota Malang... 62
Tabel 5.8 Tabulasi Data Pengaruh Faktor Pickiness terhadap Pertumbuhan Berat Badan ... ... ... ... 63
Tabel 5.9 Crosstabulation Faktor Nafsu Makan terhadap Pertumbuhan Berat Badan Pada Balita di Wilayah Puskesmas Kota Malang... 64
Tabel 5.10 Tabulasi Data Pengaruh Faktor Nafsu Makan terhadap Pertumbuhan Berat Badan ... ... ... 64
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Faktor Kesulitan Makan yang Mempengaruhi Pertumbuhan Berat Badan Pada Balita ... ... 41 Gambar 4.1 Kerangka Penelitian Faktor Kesulitan Makan yang Mempengaruhi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Surat Izin Penelitian. ... 82
Lampiran 2. Lembar Surat Keterangan Penelitian. ... 84
Lampiran 3. Lembar Permohonan Izin Menjadi Responden . ... 85
Lampiran 4. Lembar Persetujuan Menjadi Responden . ... 86
Lampiran 5. Lembar Kuesioner . ... 87
Lampiran 6. Lembar Reliabilitas. ... 89
Lampiran 7. Lembar Excel Skor Kuesioner ... 91
Lampiran 8. Lembar Uji Regresi. ... 95
Lampiran 9. Lembar Konsultasi. ... 107
Lampiran 10. Lembar Dokumentasi. ... 111
DAFTAR PUSTAKA
Adriani. (2012). Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. Jakarta: Prenadamedia.
Affandi, dkk. (2007). Ketrampilan Pemantauan Status Gizi Balita dan Ibu Hamil. Semarang: UNS
Anggraini, A. (2012). Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Yogyakarta: Graha Ilmu. Anwar, S. (2009). Status Gizi dan Faktor yang Mempengaruhi.
http://www.giziku.com/statusgizi. Diperoleh 16 November 2012
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arisman. (2004). Gizi dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: EGC
__________. (2004). Gizi dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi Edisi 2. Jakarta: EGC
Atmarita. (2005). Nutrition problem in Indonesia. Dalam seminar dan workshop “Gaya
Hidup Hubungannya dengan Penyakit”. Yogyakarta: UGM
Azwar, S. (2010). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya.Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bailly, N., Isabelle M., Marion A., Catherine H & Daniel A. (2012). The Dutch
Eating Behaviour Questionnare (DEBQ): Assessment Of Eating Behaviour In An Aging French Population. Appetite. 59(1), 853-858
Barasi, M. E. (2007). At a Glance Ilmu Gizi. Jakarta: Erlangga
Budiman. (2011). Penelitian Kesehatan Buku Pertama. Bandung: Refika Aditama.
Carruth, B. R., Gordon, & Barr SI. (2004). Prevalence of picky eaters among infants
and toddlers and their caregivers‟ decisions about offering a new food.J Am Diet Assoc. 104(1), 57-64.
Claude, A & Bonning. (2006). Feeding Problems Of Infants and Toddlers. Canadian Family Physician. 52(1), 1247-1251.
Daniel, & Jacob, A. (2012). Perception of Picky Eating Among Children in Singapore and Its Impact On Caregivers: A Questionnaire Survey. Asia Pac Fam Med. 11(1), 1-8.
Dewanti. (2012). Dalam seminar “Solutions for Toddler Feeding Problems”. Malang: Brawijaya University.
Dovey, T. M., Paul A.S, Gibson, Halford & Jason C. G. (2008). Food Neophobia
and „Picky/Fussy‟ Eating In Children: A Review. Appatite. 50(1), 181-193.
Dubois, L., AP Farmer, M Girard, & Peterson. (2008). Preschool Children‟s Eating Behaviours Are Related To Dietary Adequacy And Body Weight. Eur J Clin Nutr. 61(7), 846-855.
Ekstein, M. D., Laniado S., Glick D. & Benjamin. (2010). Does Picky Eating Affect Weight-For-Length Measurements In Young Children?. Clinical Pediatrics. 49(3), 217-220.
Emery, E. (2013). Proses Asuhan Gizi. Jakarta: EGC.
Fanu, L. J. (2006). Deteksi Dini Masalah-Masalah Psikologis Anak. Yogyakarta: Think. Febry, A. (2008). Buku Pintar Menu Balita. Jakarta: Wahyu Medika.
Galloway, Amy T., Yoona L., & Leann L.B. (2003). Pedictors And Cosequences Of Food Neophobia And Pickiness In Young Girls. Journal Of The American Dietetic Association. 103(6), 692. Chicago.
Hapsari, C. (2014). Menu Favorit Anak Usia Sekolah. Jakarta: PT Dinamika Media Internasional.
Hawadi. (2011). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: PT Grasindo.
Hidayat, A.A. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba Medika. __________. (2008). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 2. Jakarta: Salemba Medika. __________. (2009). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Bidan. Jakarta:
EGC
Hurlock. (2005). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi V. Jakarta: Erlangga.
Judarwanto, W. (2004). Mengatasi kesulitan makan Anak. Jakarta: Puspaswara Publisher.
__________. (2006). Berat Badan Kurang dan Sulit Makan. Jakarta: PM Book Magazine. __________. (2008). Pengalaman Penatalaksanaan Kesulitan Makan pada Anak di
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta.
__________. (2014). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Khomsan, A. (2003). Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT. Rajagrafindo. __________. (2005). Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT. Rajagrafindo. Khumaidi, M. (2005). Gizi Masyarakat. Jakarta: Penerbit BPK Gunung Mulia. Latief, A. (2005). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FK UI.
__________. (2008). Ilmu Kesehatan Anak Edisi 2. Jakarta: FK UI.
Leung, Alexander KC., Valerie M. & Reginald S. (2012). The „Picky Eater‟: The Toddler Or Preschool Who Does Not Eat. Paediatrics And Child Health. 17(8), 455-457.
Mansur, H. (2009). Psikologi Ibu dan Anak Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika Mascola, Anthony J., Bryson, Agras, & W Stewart. (2010). Picky Eating During
Childhood: A Longitudinal Study To Age 11-years. Eating Behaviors. 11(4), 253-257.
Matondang, M. (2007). Dalam Skripsi: Status Gizi dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Di Yayasan Muslimat R.A Al-Ittibadiyah. Medan: USU.
Narendra, M. S. (2002). Buku Ajar I Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Edisi Pertama IDAI. Jakarta: Sagung Seto.
Nazier, M. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Notoatmojdo, S. (2005). Metodelogi Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. __________. (2012). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Oliveria, Susan A. & Ellison., et al. (2008). Prent-Child Relationship in Nutrient
Intake: The Framingham Children‟s Study. 593-597. www.ajcn.org. Viewed on January 24, 2008.
Perry., Rebecca A., Kimberley M.M., Jasly K., et al. (2015). Food Neophobia And Its Association With Diet Quality And Weight In Children Aged 24 Months: A Cross Sectional Study. International Journal of Behaviour Nutrition and Physical Activity. 12(1), 13-19.
Pieter & Lubis. (2010). Psikologi untuk Kebidanan. Jakarta: Kencana.
Potter, A & Anne G.P. (2010). Fundamental of Nursing. Jakarta: Salemba Medika. Prastisi. (2006). Psikologi Anak Usia Dini. Jakarta: PT INDEKS
__________. (2008). Psikologi Anak Usia Dini, Volume 2. Jakarta: PT INDEKS
Pudjiadi, S. (2003). Ilmu Gizi Klinis pada Anak: Edisi Keempat. Jakarta: Balai Penerbit FK UI
Rigal, N., Claire C., Sylvie I., Monery P. & Sandrine. (2012). Links Between Maternal
Feeding Practices and Children‟s Eating Difficulties. Validation Of French
Tools. Journal Appetite. 58(1), 629-637.
Rochimah, A. (2007). KTI “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita dengan Status Gizi Balita”.
Rusmil, K. (2006). Pedoman Pelaksanaan, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Dasar. Jakarta: Depkes RI.
Santoso, S & Lies A. (2004). Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Rineka Cipta.
Santrock, J.W. (2009). Psikologi Pendidikan, Edisi 3. Jakarta: Salemba Humanika. __________. (2011). Masa Perkembangan Anak: Children, Edisi 11. Jakarta: Salemba
Humanika.
Satari, M. & Firman W. (2011). Konsistensi Penelitian dalam Bidang Kesehatan. Bandung: Refika Aditama.
Setiadi. (2013). Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Silalahi, U. (2012). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Refika Aditama
Siswanto, D. (2010). Pengaruh Kenaikan Berat Badan Rata-Rata Per Minggu Pada Bayi. Berita Kedokteran Masyarakat Vol. 26.
Soedibyo, S. (2008). Masalah Makan pada Bayi dan Anak. www.idai.org
__________. (2009). Kesulitan Makan pada Pasien: Survei di Unit Pediatri Rawat Jalan. 11(2), 79-80.
Sugiyono. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sunaryo. (2009). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
Supariasa, dkk. (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Kedokteran EGC. __________. (2004). Penilaian Status Gizi, Vol. 2. Jakarta: Penerbit Kedokteran EGC. __________. (2005). Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka. Supartini, Y. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC. Sutomo, B. (2010). Menu Sehat Alami untuk Batita & Balita. Jakarta: EGC.
Tasmin, M. R. (2002). Menyiasati Anak Sulit Makan. www.e-psikologi.com, viewed on June 29, 2008.
Tharner, A, et al,. (2014). Toward An Operative Diagnosis Of Fussy/Picky Eating: A Latent Profile Approach In A Population-Based Cohort. Int J Behav Nutr Phys Act. 11(1), 11-14.
Williams. (2005). Nutrition in Infancy, Childhood, and Adolescence. Basic Nutrition and Diet Therapy. 12(1), 205
Wong, D. L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi ke-6 Volume 1. Jakarta: EGC.
__________. (2009). Buku Ajar Keperawatan pediatrik, Volume 2. Jakarta: EGC.
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesulitan makan merupakan gejala ketidakmampuan secara wajar untuk
kebutuhan nutrisi (makan) dan menolak makanan tertentu. Judarwanto (2004),
menyebutkan kesulitan makan adalah jika anak tidak mau atau menolak untuk makan
atau mengalami kesulitan mengkonsumsi makanan atau minuman dengan jenis dan
jumlah sesuai usia. Perilaku memilih-milih makanan (pickiness) meliputi penolakan
terhadap jenis makanan tertentu, menginginkan hanya makanan jenis tertentu saja,
ketidakinginan untuk mencoba makanan baru (neophobia makanan), asupan makanan
yang terbatas dan nafsu makan yang berkurang adalah beberapa ciri anak yang
mengalami kesulitan makan. Pada anak balita ditemukan masalah kesulitan makan
yang lebih besar, hal ini disebabkan karena anak sudah dapat memilih-milih makanan
yang disukainya dan hanya mau makan makanan tertentu, gejalanya berupa
menyembur-nyemburkan makanan yang sudah masuk mulut anak, makan yang
berlama-lama dan memainkan makanan, sama sekali tidak mau memasukkan
makanannya ke dalam mulut, menumpahkan atau memuntahkan makanan, menepis
suapan dari orang tua, tidak mengunyah tetapi langsung menelan makanan, sakit bila
mengunyah atau menelan makanan (Rigal et al., 2012).
Kesulitan makan anak dapat dimungkinkan karena faktor Neophobia makanan
yang dianggap sebagai keengganan untuk makan, atau menghindari makanan baru,
sebaliknya, pilih-pilih makanan (Pickiness) biasanya didefinisikan sebagai anak-anak
yang mengkonsumsi berbagai makanan yang tidak memadai dan menolak sejumlah
2
akan berakibat buruk bagi pertumbuhan dan perkembangan, terutama pertumbuhan
berat badan pada balita (Dovey et al., 2007). Dampak yang terjadi pada balita yang
mengalami kesulitan makan yaitu anak mengalami gangguan gizi, menurunnya daya
intelegensi dan menurunnya daya ketahanan pada anak. Pada balita mempunyai
peluang besar untuk menderita kurang gizi (underweight) karena makanan dikonsumsi
dalam jumlah sedikit sehingga tidak memenuhi kebutuhan nutrisinya (Komsan,
2003). Akibat buruk pada pertumbuhan fisik terlihat dari berat badan dan tinggi
badan yang kurang normal. Akibat buruk pada perkembangan yaitu perkembangan
motorik dan sensorik menjadi terganggu (Judarwanto, 2004). Beberapa anak-anak
dengan penolakan makan dan memilih-milih makanan memiliki berat badan yang
kurang, yang terpenting ialah persepsi orang tua tentang berat badan anak dan
kebiasaan makan anak yang dapat mempengaruhi perkembangan dan gaya hidup
masa depan anak (Daniel et al., 2012).
Penelitian yang dilakukan Ekstein et al. (2010), menunjukkan bahwa anak
yang mengalami kesulitan makan menyebabkan berat badan anak menjadi turun.
Penelitian pada tahun 2004 menunjukkan bahwa 50% dari 3.022 balita di Amerika
mengalami kesulitan makan. Penelitian di Finlandia pada tahun 2004, menunjukkan
30% dari 494 anak balita yg diteliti terdiagnosis mengalami masalah makan (Carruth et
al., 2004). Rigal et al. (2012), menyatakan bahwa Neophobia dan Pickiness adalah faktor
yang paling menyebabkan anak kesulitan makan. Daniel et al. (2012), menyebutkan
antara 20% dan 60% dari orang tua menyatakan bahwa anak-anak mereka tidak dapat
makan secara optimal. Prevalensi kesulitan makan yang terjadi dilaporkan sebagai
berikut: tidak menyukai tekstur makanan tertentu (6,6%), nafsu makan yang sangat
sedikit (9,6%), tidak suka untuk mencoba makanan baru (neophobia) (12,0%) dan takut
3
Diperkirakan 25% anak normal dan 80% anak dengan gangguan
perkembangan mengalami kesulitan makan. Prevalensi kesulitan makan di Indonesia
terjadi pada anak sekitar 20%. Penelitian di Jakarta menunjukkan prevalensi kesulitan
makan pada anak usia 1-5 tahun adalah sebesar 30,0%, dari anak sulit makan 44,5%
mengalami malnutrisi ringan sampai sedang, dan 79,2% dari subjek penelitian telah
mengalami sulit makan lebih dari 3 bulan (Dewanti, 2012).
Kementrian Kesehatan RI (2014), menyebutkan terdapat 19,6% balita
kekurangan gizi yang terdiri dari 5,7% balita dengan gizi buruk dan 13,9% berstatus
gizi kurang. Balita kekurangan gizi tahun 2010 terdiri dari 13,0% balita berstatus gizi
kurang dan 4,9% berstatus gizi buruk. 19 provinsi di Indonesia memiliki prevalensi
balita kekurangan gizi di atas angka prevalensi nasional yaitu berkisar antara 19,7%
sampai dengan 33,1%. Masalah kesehatan masyarakat dianggap serius bila prevalensi
kekurangan gizi pada balita antara 20,0-29,0%, dan dianggap prevalensi sangat tinggi
bila ≥30 persen. Jawa Timur memiliki prevalensi kekurangan gizi sebesar 19,1%.
Angka tersebut masih tergolong tinggi dan menjadi masalah yang cukup serius
(Atmarita, 2005).
Kondisi kurang gizi pada anak ini dapat dipengaruhi oleh konsumsi makanan
yang tidak adekuat mengarah bahwa makanan yang dikonsumsi oleh balita kurang
memenuhi jumlah dan komposisi zat gizi yang memenuhi syarat gizi seimbang.
Penyebab dari tingginya prevalensi gizi kurang adalah adanya asupan gizi yang tidak
sesuai antara yang dikonsumsi dengan kebutuhan tubuh serta adanya penyakit infeksi.
Asupan gizi secara tidak langsung dipengaruhi oleh pola pengasuhan terhadap anak
yang diberikan oleh ibu, dimana pola pengasuhan ini mencakup bagaimana cara ibu
memberikan makan, bagaimana ibu merawat, memelihara kesehatan dan hygiene anak
4
timbulnya masalah gizi pada balita, selain faktor sosial ekonomi keluarga diantaranya
kekurangan gizi dipengaruhi oleh konsumsi makan makanan yang kurang dan adanya
penyakit infeksi sedangkan penyebab mendasar adalah makanan, perawatan (pola
asuh) dan pelayanan kesehatan (Rochimah, 2007).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Juni 2015 di
Kelurahan Dinoyo, dari hasil wawancara terhadap 10 responden ibu yang memiliki
anak balita yang usianya 3-5 tahun, didapatkan 8 responden atau (80%) ibu
mengatakan anak mengalami kesulitan makan, diantaranya 4 atau (40%) ibu
mengatakan bahwa anak lebih suka memilih-milih makanan yang diberikan (Pickiness),
3 atau (30%) anak mempunyai nafsu makan yang buruk, sering
menyembur-nyemburkan makanan dan memainkan makanan di dalam mulut, dan 1 atau (10%)
anak tidak mau mencoba makanan yang baru (Neophobia) diberikan oleh Ibunya. Hasil
pengukuran berat badan didapatkan 6 atau (60%) balita masih memiliki berat badan
dibawah rata-rata normal. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan judul “Faktor kesulitan makan yang mempengaruhi pertumbuhan
berat badan pada balita di wilayah Puskesmas Kota Malang”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai
berikut: “Apakah faktor kesulitan makan yang mempengaruhi pertumbuhan berat
5
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor kesulitan makan yang
mempengaruhi pertumbuhan berat badan pada balita di wilayah Puskesmas Kota
Malang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi pertumbuhan berat badan pada balita di wilayah
Puskesmas Kota Malang.
2. Mengetahui pengaruh faktor Neophobia, Pickiness, dan nafsu makan
terhadap pertumbuhan berat badan pada balita di wilayah Puskesmas
Kota Malang.
3. Mengetahui faktor yang paling dominan terhadap pertumbuhan berat
badan pada balita di wilayah Puskesmas Kota Malang.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Meningkatkan pengetahuan, wawasan dan kemampuan khususnya di
bidang kesehatan pada masyarakat terkait dengan faktor kesulitan makan
yang mempengaruhi pertumbuhan berat badan pada anak balita dan
sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya yang relevan dengan
penelitian ini.
2. Bagi Ibu dan Masyarakat
Penelitian ini dapat digunakan sebagai media penambah informasi bagi
mereka yang memiliki anak balita dalam memperbaiki pola makan dan
kebiasaan makan pada anak yang sulit makan agar berat badan tetap
6
3. Bagi Institusi Keperawatan
Menambah keragaman hasil penelitian dalam dunia kesehatan serta dapat
dijadikan sumber referensi lebih lanjut jika ada penelitian baru yang
berhubungan masalah kesulitan makan pada anak balita.
4. Bagi Dinas Kesehatan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi tambahan tentang
masalah yang terjadi di masyarakat terkait kesulitan makan terhadap
pertumbuhan berat badan yang terjadi pada anak, sehingga masalah
kesehatan pada anak dapat segera teratasi.
1.5 Keaslian Penelitian
1. Penelitian yang dilakukan oleh Galloway et al. (2003) mengenai
konsekuensi dari Neophobia dan pilih-pilih makanan pada anak perempuan
didapatkan bahwa anak perempuan yang Neophobia dan pilih-pilih
makanan lebih sedikit mengkonsumsi sayuran (1,1 ± 0,1), dibandingkan
dengan anak perempuan yang tidak Neophobia atau pilih-pilih makanan
(1,6 ± 0,1). Anak perempuan yang Neophobia makanan lebih cemas
karena memiliki ibu yang juga Neophobia, sedangkan anak perempuan
dengan Pickiness memiliki ibu yang juga sedikit mengkonsumsi sayuran
(r= -0,22). Data analisis menggunakan proses dua langkah. Pertama,
menggunakan analisis dua arah varians untuk menilai apakah anak
perempuan mempunyai skor tinggi atau rendah pada Neophobia makanan
dan Pickiness, kemudian menggunakan analisis regresi ber ganda untuk
7
2. Penelitian yang dilakukan oleh Perry et al. (2015) berjudul Neophobia
makanan dan hubungannya dengan kualitas diet dan berat badan pada
anak usia 24 bulan: studi cross sectional di Australia didapatkan dari
Analisis data sekunder dari 330 orang tua dengan anak yang terdaftar
dalam RCT (kelompok kontrol) pada usia anak 24 bulan. Neophobia
diukur pada anak yang berumur 24 bulan menggunakan Children Food
Neophobia Scale (CFNS). Hubungan antara jumlah skor CFNS dan variasi
buah-buahan dan sayuran, asupan makanan yang masuk dan BMI (Body
Mass Index) Z-score diuji melalui beberapa model regresi; disesuaikan
dengan kovariat yang signifikan. Anak usia 24 bulan, ditemukan lebih
neophobic, memiliki konsumsi buah-buahan yang rendah (β= -0,16, p= 0,003) dan sayuran (β = -0,29, p <0,001), tetapi memiliki proporsi harian
energi makanan yang lebih besar (β = 0,11, p = 0,04). Tidak ada
hubungan yang signifikan antara BMI Z-score dan skor CFNS.
3. Penelitian yang dilakukan Ekstein et al. (2010) berjudul “Apakah kesulitan
makan mempengaruhi pengukuran berat dan tinggi badan pada anak?” di
Jerusalem, Israel didapatkan 7 dari 34 anak (20,6%) pada kelompok anak
sulit makan (picky eaters) dan 9 dari 136 anak (6,6%) pada kelompok
kontrol yang kekurangan berat badan (P = 0,02). Ditemukan anak yang
kekurangan berat badan pada 15 anak (14,2%) atau di bawah 36 bulan
dan 1 anak (1,6%) yang berumur lebih dari 36 bulan (P = 0,002).
Anak-anak dengan kebiasaan pilih-pilih makanan, terutama Anak-anak yang lebih