• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV KONDISI UMUM LOKASI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

4. 1 Letak dan Luas

Kawasan hutan Gunung Simpang ditetapkan sebagai cagar alam berdasarkan Surat Keputusan Mentri Pertanian Nomor: 41/Kpts/Um/1/179 tanggal 11-1-1979 (Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat 2008). Luas Cagar Alam Gunung Simpang adalah ±15.000 ha. Cagar alam ini terletak di dua kabupaten yakni Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat, serta pada koordinat 107º 25' 15" BT – 107º 26' 12" BT dan 7º 20' 21" LS – 7º21' 13" LS (Resort Cagar Alam Gunung Simpang 2010). Kawasan Cagar Alam Gunung Simpang dibagi menjadi 4 resort, yaitu Resort Simpang Barat, Resort Simpang Selatan, Resort Simpang Timur dan Resort Simpang Utara. Kawasan tersebut dikelilingi oleh 12 desa yang secara administrasi termasuk wilayah Kecamatan Naringgul dan Kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur (Puspitaningtyas 2005).

Adapun batas kawasan Cagar Alam Gunung Simpang adalah (Resort Cagar Alam Gunung Simpang 2010):

Sebelah utara : Perkebunan teh Paranggong dan Patuha serta Cagar Alam Gunung Tilu yang secara administrasi pemerintahan termasuk Desa Sugihmukti Kecamatan Pasir Jambu Kabupaten Bandung

Sebelah barat : Kawasan hutan lindung, hutan Perum Perhutani dan tanh milik/lahan pertanian di Desa Balegede, Sukabakti, Naringgul, dan Malati, Kecamatan Naringgul Kabupaten Cianjur

Sebelah timur : Tanah milik/lahan pertanian Desa Mekarjaya, Puncak baru, dan Cibuluh, Kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur

Sebelah selatan : Tanah milik Desa Neglasari, Gelarpawitan, Kecamatan Cidaun dan Desa Wangunsari Kecamatan Naringgul Kabupaten Cianjur

(2)

4. 2 Kondisi Fisik 4.2.1 Topografi

Topografi kawasan Cagar Alam Gunung Simpang bergelombang, berbukit terjal serta bergunung dengan ketinggian tempat berkisar antara 800-1823 mdpl (Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat 2008). Puncak tertinggi adalah Gunung Simpang dengan ketinggian sekitar 1823 mdpl. Kemiringan lereng di punggung gunung hanya berkisar antara 20-300, tetapi di bagian tengah gunung kemiringan dapat mencapai 60-700 (Puspitaningtyas 2005). Pada sisi-sisi lereng tertentu, lerengnya sangat curam dan berbatu cadas sehingga sangat sulit didaki. 4.2.2 Tanah

Spesies tanahnya berupa tanah lempung liat hingga lempung berpasir yang gembur dan berwarna coklat. Ketebalan serasah dan akar-akar pohon cukup tebal sehingga membantu untuk mempertahankan struktur tanah yang gembur. Berdasarkan pengukuran pH meter, derajat kemasaman tanahnya masih tergolong agak asam yaitu berkisar antara 4.5–5.5. Hal tersebut dikarenakan bahan organik di dalam tanah cukup banyak sehingga tanahnya cenderung bersifat asam (Puspitaningtyas 2005).

4.2.3 Hidrologi

Kawasan Gunung Simpang memiliki sumber air yang cukup berlimpah sehingga di sela-sela pegunungan akan tampak beberapa air terjun yang cukup tinggi dan deras. Danau alam di CA Gunung Simpang umumnya kecil, di antaranya Kubang Parigi, Kubang Karet, Kubang Gede, Kubang Citugu dan Situ Kubang Urug yang terbesar luas 5 ha. Secara hidrologis kawasan ini mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia disekitarnya.

Tabel 3 Sungai yang ada di Cagar Alam Gunung Simpang

No. Nama Sungai Lokasi Muara Keterangan

1. Cipandak Simpang Barat Laut Pantai Selatan

2. Cidaun Simpang Barat Sungai Cidamar Pantai Selatan 3. Ciogong Simpang Barat Sungai Cidamar Pantai Selatan

4. Cidamar Simpang Selatan Laut Pantai Selatan

5. Cimaragang Simpang Utara

Simpang Timur Sungai Cidamar Pantai Selatan Sumber: Resort Cagar Alam Gunung Simpang (2010)

(3)

4.2.4 Iklim

Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson iklim kawasan ini termasuk tipe iklim B dengan curah hujan rata-rata per tahun antara 2000-3500 mm. Suhu rata-rata antara 15-25°C dengan kelembaban udara dapat mencapai 80% (Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat 2008). Bulan basah di daerah ini terjadi antara bulan Oktober s/d Februari, sedang bulan kering terjadi pada bulan April s/d September (Resort Cagar Alam Gunung Simpang 2010).

4. 3 Kondisi Biologi

Cagar Alam Gunung Simpang merupakan salah satu kawasan konservasi yang masih memiliki hutan alami yang cukup luas di wilayah Bandung Selatan sampai wilayah Cianjur Selatan. Kawasan ini memiliki tipe hutan dataran rendah sampai pengunungan sangat yang mendukung keberadaan keanekaragaman hayati yang penting. Beberapa spesies flora dan fauna yang terdapat di Cagar Alam Gunung Simpang adalah:

4.3.1 Flora

CA Gunung Simpang memiliki formasi Lauro-Fagaceous yang khas Jawa Barat. Formasi ini didominasi species tumbuhan dari keluarga Lauraceae, seperti Litsea sp. dan Crytocaria sp., bersama spesies tumbuhan dari keluarga Fagaceae seperti kihuru (Quercus sp.) dan saninten (Castanopsis sp.) (HIMAKOVA 2008). Tipe ekosistem Cagar Alam ini termasuk tipe hutan hujan pegunungan yang ditumbuhi juga beberapa spesies liana dan epifit seperti owar (Fagellaria indica), kasungka (Dnetum neglectum), kibarece (Vitis compressa), anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis), kadaka (Drynaria sp.), benalu (Diplazium

esculentum) dan lain-lain (Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat 2008).

4.3.2 Fauna

Spesies-spesies satwa liar yang terdapat di cagar alam ini adalah lutung (Trachypithechus auratus), kijang (Muntiacus muntjak), ayam hutan (Gallus

gallus), kadal (Mabouya sp), bunglon (Conycephalus dilophus), tokek (Gecko gecko) dan lain-lain (Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat 2008).

(4)

4 4 l y s l k M a k S d K 4 p m G p d d p k 4. 4 Ko 4.4.1 Lok Des langsung de yang berbat salah satu d luas sekitar kedusunan Miduana. D alam adalah Seb kabupaten B Simpang dan dengan Des Kecamatan C 4.4.2 Sej Ma pribadi deng menyebutka Gunung Sim penjajahan B dan bersemb dari kata “ny para pekerja kelompok y ndisi Masya kasi Desa B sa Balegede engan Cagar tasan langsu aerah penya 3791 Ha da Babakan, D Dari kelima d Dusun Midu G belah utara Bandung. S n Desa Wan sa Sukabakti Cibinong, ka arah, buday asyarakat De gan pengelol an asal usul mpang (Od Belanda, sej bunyi di ka yimpang” y a paksa tad yang berjalan arakat Desa Balegede e terletak d r Alam Gun ung dengan angga kawas an terbagi k Dusun Pasir dusun ini, d uana. Gambar 2 K desa berbat Sebelah timu ngunsari Kec i. Sebelah b abupaten Cia ya dan agam esa Baleged la cagar alam masyarakat dang 18 Me jumlah oran awasan hutan yang artinya di beristirah n ke arah y a Balegede di Resort S nung Simpa cagar alam, san konserva kedalam 5 ke r Baru, Du dusun yang b Kondisi lokas tasan dengan ur berbatasa camatan Nar barat berbat anjur. ma de merupaka m sekaligus t Desa Baleg ei 2010, k ng yang men n Gunung S mampir. Di hat dan kem yang berbeda

impang Bar ang di bagia

maka Desa asi ini. Desa edusunan, y usun Sindan berbatasan l si penelitian n perkebuna an dengan ringgul. Sebe tasan dengan an Suku Sun tokoh masy gede terkait omunikasi njadi pekerja Simpang. Si i puncang G mudian terb a. Salah satu rat karena an barat. Seb a Balegede m a Balegede m yakni Dusun ng Kasih, d angsung den an teh yang Cagar Alam elah selatan n Desa Wa nda. Hasil k yarakat Desa t dengan sej pribadi). Pa a paksa mel impang send Gunung Simp agi menjadi u kelompok berbatasan bagai desa merupakan mempunyai n Balegede, dan Dusun ngan cagar g termasuk m Gunung berbatasan anasari dan komunikasi a Balegede jarah nama ada jaman larikan diri diri berasal pang inilah i beberapa k kemudian

(5)

pergi ke arah yang sekarang menjadi Desa Balegede dan membuat kelompok masyarakat baru sehingga berkembang menjadi Desa Balegede.

Kebudayaan masyarakat Balegede saat ini memang sudah tidak seperti dulu. Banyak tradisi-tradisi yang sudah tidak dilakukan lagi di masyarakat. Pada jaman dahulu, masih banyak kesenian tradisional yang dipentaskan, baik itu ketika ada upacara pernikahan, upacara panen padi, bahkan pada kegiatan penyambutan pejabat atau orang penting lainnya. Saat ini banyak orang lebih memilih mementaskan dangdut untuk meramaikan acara pernikahan atau acara lainnya.

Saat ini tradisi yang masih dilakukan di masyarakat tidak terlalu mencolok dan tidak semua masyarakat bersedia memberikan informasi mengenai hal tersebut. Dari hasil wawancara akhirnya diketahui bahwa beberapa masyarakat merasa takut jika tradisi yang selama ini mereka laksanakan dipandang menyalahi aturan agama oleh orang luar. Menurut data kependudukan Pemda Kabupaten Cianjur (2007) seluruh masyarakat Desa Balegede adalah pemeluk agama Islam. Karena itulah saat ini tidak semua warga masih menjalankan tradisi, beberapa ada yang sudah sama sekali tidak menjalankannya karena pertimbangan agama. Selain itu ada semacam aturan tidak tertulis bahwa dalam menjalankan tradisi tidak boleh dilakukan setengah setengah, yang artinya jika akan menjalankan maka lakukan sepenuhnya dan jika akan meninggalkan maka tinggalkan sepenuhnya.

4.4.3 Kependudukan

Berdasarkan data kependudukan Desa Balegede tahun 2009 jumlah penduduk Desa Balegede sebanyak 5.542 jiwa yang terdiri atas laki-laki sebanyak 2.765 jiwa dan perempuan sebanyak 2.777 jiwa. Tingkat pendidikan masyarakat kebanyakan adalah SD sebanyak 60,23% (Tabel 4). Mata pencaharian didominasi oleh petani, yakni sebesar 78,74% dari total keseluruhan (Tabel 5).

Tabel 4 Tingkat pendidikan masyarakat Desa Balegede

No Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 Tidak tamat SD 815 23,10 2 SD 2125 60,23 3 Sekolah Agama 85 2,41 4 SMP 416 11,79 5 SMA 56 1,59 6 Perguruan Tinggi 31 0,88

(6)

Tabel 5 Mata pencaharian masyarakat Desa Balegede

No Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 Petani 1415 78,74

2 Pedagang 70 3,89

3 PNS/TNI/POLRI 56 3,12

4 Lain-lain 256 14,25

Sumber: Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (2009)

4.4.4 Penggunaan lahan

Penggunaan lahan di Desa Balegede meliputi sawah, kebun atau ladang, pekarangan, kolam, dan lainnya. Penggunaan lahan lainnya yakni sebagai pemukiman, sejumlah fasilitas umum seperti sekolah, mesjid, serta penggunaan lain yang tidak termasuk kepada kategori yang telah disebutkan. Sebagian besar lahan digunakan untuk lainnya sekitar 51% dari luas keseluruhan (Tabel 6). Tabel 6 Penggunaan lahan di Desa Balegede

No Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)

1 Sawah 497 13,11

2 Kebun/ladang 1.088 28,70

3 Pekarangan 12 0,32

4 Kolam 251,5 6,63

5 Lainnya 1.942,5 51,24

Sumber : Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (2009)

Gambar

Tabel 5  Mata pencaharian masyarakat Desa Balegede

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melakukan perbandingan dari hasil pengukuran didapatkan hasil bahwa sistem GPON dapat mengungguli sistem MSAN dari segi kualitas jaringan, gambar dan

menentukan estimasi parameter, menentuan model terbaik dengan uji statistik dan prediksi untuk data pada waktu yang akan datang[1], dan menurut penelitian lain

Pada proses dekomposisi tandan kosong kelapa sawit, kandungan unsur hara kalium yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan dengan kandungan nitrogen dan phosfor pada

Kegunaan terapi dalam cedera olahraga menurut terapi kedokteran olahraga, ada tujuh macam, (Susan J G yang dialihbahasakan oleh Anton C, W, 2001 : 334-335): (1) pelepasan

Berdasarkan analisis data penelitian yang dilakukan, hasilnya menunjukkan bahwa terjadi peningkatan komitmen afektif karyawan secara signifikan sebelum dan setelah

KUPANG KOTA BEKASI JAKARTA TIMUR LEMBATA JAKARTA PUSAT KOTA BEKASI JAKARTA SELATAN KUPANG KUPANG JAKARTA PUSAT BEKASI KUPANG DEPOK JAKARTA TIMUR KUPANG KUPANG JAWA BARAT KUPANG

Besarnya koefisien pemngembunan dipengaruhi oleh panas laten pengembunan, densitas fluida, perbedaan suhu uap dengan diding dalam, viskositas fluida, medan

Dalam tulisan ini disampaikan hasil penelitian dari analisis, perancangan dan usulan solusi penentuan keputusan penerima beasiswa dengan pohon keputusan.. Aplikasi sistem