• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Konsumsi Susu Dengan Tinggi Badan Dan Prestasi Belajar Pada Siswa I Di Sekolah Dasar Muhammadiyah 02 Kampung Dadap Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Konsumsi Susu Dengan Tinggi Badan Dan Prestasi Belajar Pada Siswa I Di Sekolah Dasar Muhammadiyah 02 Kampung Dadap Medan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar belakang

Pembangunan nasional yang sedang digalakkan pemerintah bertujuan

untuk membangun manusia seutuhnya dan membangun masyarakat Indonesia

seluruhnya sehingga bangsa Indonesia menjadi subjek dan objek pembangunan

nasional. Sumber daya manusia yang berkualitas yaitu sumber daya manusia yang

sehat, cerdas, dan memiliki fisik yang tangguh serta produktif merupakan faktor

utama yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional.

Anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa yang akan menjadi

fondasi kualitas bangsa dalam konteks sumber daya manusia yang akan datang.

Tumbuh kembangnya anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian gizi

dengan kualitas dan kuantitas yang benar. Anak usia sekolah merupakan usia yang

penting dimana pertumbuhan yang sehat menjadi salah satu faktor jaminan

kesehatannya di masa depan.

Anak sekolah menurut definisi WHO (World Health Organization) 2011

yaitu golongan anak yang berusia antara 7-15 tahun, sedangkan di Indonesia anak

yang berusia 7-12 tahun. Anak usia sekolah merupakan merupakan golongan yang

rentan terhadap masalah kesehatan dan gizi. Menurut Aziz (2008) disebutkan

bahwa pertumbuhan anak usia sekolah dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal adalah faktor genetik dan faktor eksternal adalah gizi.

Berbagai masalah gizi kurang sering terjadi di usia sekolah. Hal ini

disebabkan kurangnya asupan sumber gizi yang dibutuhkan anak (Devi, 2012).

(2)

protein, lemak, karbohidrat, dan dapat pula terjadi karena kekurangan zat gizi

mikro seperti vitamin dan mineral.

Gizi kurang juga dapat disebabkan asupan gizi masa lampau pada anak

dapat dilihat dari tinggi badan anak sekarang. Lebih dari sepertiga (36,1%) anak

usia sekolah di Indonesia tergolong pendek ketika memasuki usia sekolah. Ini

merupakan indikator adanya kurang gizi kronis. Prevalensi anak pendek semakin

meningkat dengan bertambahnya usia dan gambaran ini ditemukan pada laki-laki

dan perempuan. Dalam jangka panjang kurang gizi akan mengakibatkan hambatan

pertumbuhan tinggi badan dan akhirnya berdampak buruk bagi perkembangan

mental intelektual individu (Khomsan, 2004).

Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, rata-rata prevalensi status gizi

berdasarkan tinggi badan menurut umur anak usia 5 – 12 tahun di Indonesia yang

memiliki tubuh pendek adalah 30,7% (12,3% sangat pendek dan 18,4% pendek).

Prevalensi anak usia 5 – 12 tahun di provinsi Sumatera Utara yang memiliki tubuh

pendek juga banyak yaitu sebesar 36,9% (17,3% sangat pendek dan 19,6%

pendek).

Kurang gizi pada anak usia sekolah mengakibatkan anak menjadi lemah,

cepat lelah dan sakit-sakitan. Karena anak sering kali absen, serta mengalami

kesulitan untuk mengikuti dan memahami pelajaran. Banyak siswa/i yang

terpaksa mengulang kelas atau meninggalkan sekolah (drop out) sebagai akibat

dari kelaparan dan kurang gizi, sehingga akan menjadi hambatan serius bagi

upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan. Pada saat usia

sekolah anak melakukan aktivitas fisik yang meningkat, sehingga sangat

(3)

pembentukan dan pemeliharaan jaringan baru, sehingga dapat memberi semangat

dan motivasi dalam belajar.

Upaya peningkatan derajat kesehatan adalah perbaikan gizi anak, gizi yang

seimbang dapat meningkatkan ketahanan tubuh, dapat meningkatkan kecerdasan

dan menjadikan pertumbuhan yang normal (Depkes RI, 2004). Gizi merupakan

salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan keserasian

antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Pola makan yang baik akan

membantu terpenuhinya asupan gizi seimbang bagi anak usia sekolah. Hal itu

dapat terjadi bila asupan gizi yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan anak.

Makanan yang dibutuhkan anak usia sekolah memiliki sumber energi yang berasal

dari karbohidrat, protein, dan lemak. Selain itu, zat gizi mikro seperti mineral

khususnya kalsium sangat diperlukan tubuh untuk pertumbuhan tinggi badan anak

usia sekolah.

Asupan gizi tidak hanya diperoleh dari makanan pokok saja, melainkan

juga ditambah dengan asupan pangan lainnya yang bernilai zat gizi tinggi seperti

susu. Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang diperlukan

oleh anak usia sekolah. Susu merupakan minuman yang bergizi tinggi karena

mengandung protein dan kalsium yang bernilai tinggi, sangat tepat untuk

pertumbuhan dan daya tahan tubuh anak sekolah.

Susu merupakan suatu makanan atau minuman bergizi yang banyak

mengandung mineral dan protein (Khomsan, 2010). Menurut Kemenkes RI dalam

Pedoman Gizi Seimbang 2013 dianjurkan mengonsumsi susu 2 gelas sehari dan

(4)

sekolah. Kebutuhan akan protein dan kalsium per hari akan dapat dipenuhi

25-44% hanya dengan mengonsumsi susu 2 gelas sehari.

Susu salah satu sumber protein hewani yang sangat penting bagi tubuh

karena mempunyai kandungan gizi yang lengkap. Susu mengandung aneka zat

gizi seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral (kalsium, fosfor dan zat besi).

Gizi yang terkandung di dalam susu mudah dicerna dalam tubuh sehingga dapat

membantu pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan, perlindungan tubuh,

meningkatkan kepadatan tulang, dan juga membantu meningkatkan kecerdasan

otak anak.

Susu tidak hanya bermanfaat untuk pertumbuhan tulang, melainkan

beberapa penelitian menyebutkan bahwa susu berperan dalam pertumbuhan tinggi

badan. Penelitian dengan studi prospektif yang dilakukan oleh Okada (2004)

mengenai “Effect of cow milk consumption on longitudinal heigh gain in

children”, menjelaskan bahwa ada pengaruh positif antara mengonsumsi susu sapi dengan jumlah yang banyak dengan tinggi badan anak. Penelitian yang dilakukan

oleh Hardinsyah, dkk (2008) mengenai hubungan konsumsi susu dan kalsium

dengan densitas tulang dan tinggi badan remaja menghasilkan hubungan positif

antara tinggi badan dan konsumsi susu.

Konsumsi susu juga dapat mempengaruhi prestasi belajar anak disekolah.

Konsumsi susu dapat mempengaruhi prestasi belajar anak disekolah. Faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar salah satunya yaitu tingkat kecerdasan.

Kecerdasan sangat berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel

otak, dan makanan berpengaruh terhadap perkembangan sel otak. Apabila

(5)

ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama maka akan menyebabkan

perubahan metabolisme otak dan ketidakmampuan otak untuk dapat tumbuh dan

berkembang secara optimal, otak membutuhkan zat-zat gizi yang cukup dan

seimbang.

Susu adalah salah satu sumber protein yang baik untuk mendukung

pertumbuhan dan perkembangan anak. Kaitan protein dengan proses kerja otak,

protein dalam bentuk asam amino seperti glisin, glutamate, tyrosine dan

tryptophan sangat diperlukan untuk membentuk neurotransmitter penghantar

implus saraf dan mempengaruhi perilaku emosi, kontrol diri, dan konsentrasi

(Mariana, 2011). Terpenuhinya asupan zat gizi seperti protein pada anak akan

terjaga daya tahan tubuhnya, tidak mudah terserang penyakit sehingga anak dapat

mempertahankan status gizi normal, anak lebih aktif dalam beraktifitas dan mudah

berkonsentrasi dalam memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru disekolah.

Mengonsumsi susu pada malam hari juga baik untuk pertumbuhan dan

daya tahan tubuh anak usia sekolah. Susu juga mengandung asam amino

tryptophan yang merupakan prekursor melatonin (hormon perangsang tidur).

Melatonin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pineal pada malam hari

yang berfungsi membuat rasa ngantuk dan kemudian tubuh bisa istirahat dengan

baik. Jadi ketika pagi hari anak lebih segar bugar dan dapat membantu

meningkatkan konsentrasi dalam menerima pelajaran di sekolah. Konsentrasi

belajar akan mempengaruhi prestasi belajar anak di sekolah, hal ini dikarenakan

dengan konsentrasi belajar yang baik akan meningkatkan daya tangkap otak.

Peningkatan daya tangkap yang berlangsung dalam jangka waktu lama akan

(6)

Konsumsi susu di Indonesia masih cukup rendah. Berdasarkan data

statistik nasional konsumsi susu negara pada tahun 2012, konsumsi susu di

Indonesia hanya 14,6 liter/kapita/tahun, jika dibandingkan dengan Malaysia dan

Filipina yang mencapai 22,1 liter/kapita/tahun, Thailand 33,7 liter/kapita/tahun,

dan India yang mencapai 42,08 liter/kapita/tahun. Sedangkan hasil South East Asian Nutrition Surveys (SEANUTS) pada tahun 2012 bahwa konsumsi produk susu pada anak usia 5-9 tahun masih sangat rendah dan tak sedikit anak di

Indonesia yang tidak minum susu.

Konsumsi susu berperan penting dalam pertumbuhan tinggi badan anak

karena memberikan asupan kalsium. Rendahnya konsumsi susu di Indonesia dapat

berdampak juga pertumbuhan tinggi badan anak. Oleh karena itu, kenyataannya

sekarang tidak sedikit dari anak Indonesia justru memiliki pertumbuhan fisik yang

tidak optimal. Berbagai penelitian yang pernah dilakukan terhadap anak-anak

sekolah, baik di kota maupun pedesaan di Indonesia, diketahui bahwa tinggi

badan rata-rata anak sekolah dasar berada di bawah ukuran normal.

Berdasarkan survei awal pada 10 siswa/I kelas V di Sekolah Dasar

Muhammadiyah 02 Kampung Dadap Medan dari pengukuran tinggi badan dan

z_socre didapat beberapa siswa/i memiliki tinggi badan tidak sesuai dengan usianya, terdapat 1 orang (10%) sangat pendek, 5 orang (50%) pendek, dan 4

orang (40%) tinggi badan normal. Pengukuran prestasi belajar di Sekolah Dasar

Muhammadiyah 02 Kampung Dadap Medan yaitu nilai rata-rata KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal) 70 yang diambil dari rapor sekolah semester ganjil T.A.

(7)

bawah rata-rata (kurang baik) dan 6 orang (60%) yang mendapatkan nilai rapor

sekolah di atas rata-rata (baik).

Konsumsi susu siswa/i dilihat dari frekuensi konsumsi susu pada 10

siswa/i kelas V di Sekolah Dasar Muhammadiyah 02 Kampung Dadap Medan,

diketahui 2 orang tidak lagi mengonsumsi susu setiap harinya (20%), 3 orang

(30%) yang mengonsumsi susu 1 gelas per hari dan 5 orang (50%) yang

mengonsumsi susu 2 gelas per hari.

Berdasarkan gambaran awal tersebut, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Konsumsi Susu dengan Tinggi

Badan dan Prestasi Belajar pada Siswa/i di Sekolah Dasar Muhammadiyah 02

Kampung Dadap Medan”.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi permasalahan adalah

apakah ada hubungan konsumsi susu dengan tinggi badan dan prestasi belajar

pada siswa/i di Sekolah Dasar Muhammadiyah 02 Kampung Dadap Medan.

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan konsumsi susu dengan tinggi badan dan prestasi

belajar pada siswa di Sekolah Dasar Muhammadiyah 02, Kampung Dadap,

Medan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui pola makan pada siswa/i Sekolah Dasar Muhammadiyah 02,

(8)

2. Mengetahui konsumsi susu pada siswa/i Sekolah Dasar Muhammadiyah

02, Kampung Dadap, Medan.

3. Mengetahui status gizi berdasarkan TB/U pada siswa/i di Sekolah Dasar

Muhammadiyah 02, Kampung Dadap, Medan.

4. Mengetahui prestasi belajar berdasarkan nilai rapor sekolah semester

ganjil T.A. 2016/2017 pada siswa/i di Sekolah Dasar Muhammadiyah 02,

Kampung Dadap, Medan.

1.4Hipotesis

1. Ada hubungan konsumsi susu dengan tinggi badan siswa/i Sekolah Dasar

Muhammadiyah 02, Kampung Dadap, Medan.

2. Ada hubungan konsumsi susu dengan prestasi belajar siswa/i Sekolah

Dasar Muhammadiyah 02, Kampung Dadap, Medan.

1.5Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi mengenai pentingnya menjaga

pola makan dan mengonsumsi susu 2 gelas setiap harinya sehingga dapat

dimanfaatkan untuk meningkatkan tinggi badan siswa/i dan prestasi belajar

siswa/i di Sekolah Dasar Muhammadiyah 02, Kampung Dadap, Medan. Konsumsi

susu secara rutin dapat melengkapi kecukupan zat gizi harian anak sehingga baik

Referensi

Dokumen terkait

alat analog seperti sound synthesizer mulai dikemas dalam bentuk virtual instrumen dengan MIDI sebagai pemicunya, hampir semua suara – suara dan efek – efek dari sound

2) Pada tataran akomodasi mahasiswa meyakini nilai-nilai yang terkandung dalam pernikahan dan berkeluarga sebagai upaya untuk menciptakan masyarakat yang bermartabat.

Dengan metode deskripsi penulis akan menjelaskan tentang motif batik mega mendung dari batik yang di aplikasikan ke desain komunikasi visual dalam bentuk

Sebelum kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) dilaksanakan, mahasiswa terlebih dahulu menempuh kegiatan yaitu pra PPL melalui pembelajaran mikro dan kegiatan

Pancasila telah menjadi kesepakatan nasional bangsa sebagai dasar negara di sepanjang sejarah Negara Republik Indonesia dan juga telah dilakukan berbagai usaha

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA 2016.. Suzuki Indomobil Motor merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang memiliki spesialisasi di

Jumlah minyak atau lemak yang digunakan dalam proses pembuatan sabun harus dibatasi karena berbagai alasan, seperti: kelayakan ekonomi, spesifikasi produk (sabun

Dalam konteks dunia global, kemajuan sesuatu Negara hanya boleh dicapai melalui penggunaan ilmu yang berdaya maju, dan hal ini antara lainnya boleh dilakukan