• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Roi (Return On Investment) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dividen

2.1.1 Pengertian Dividen

Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para

pemegang saham biasa (earning available for common stockholders) yang dibagikan kepada para pemegang saham biasa dalam bentuk tunai. Menurut

Skoesen et al (2001:757), “dividen adalah pendistribusian laba secara

proporsional kepada para pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang

dimilikinya”. Distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah korporasi kepada

pemegang sahamnya disebut sebagai dividen tunai. Biasanya sebuah

korporasi harus memenuhi 3 kondisi terlebih dahulu agar dapat membayar

dividen tunai, yaitu:

a. laba ditahan yang mencukupi,

b. kas yang memadai,

c. tindakan formal dari dewan komisaris.

Intinya sebuah korporasi bisa membayar dividen jika laba korporasi

tersebut cukup untuk operasi tahun berikutnya serta tidak mempunyai kendala

(2)

2.1.2 Jenis Dividen

Ada beberapa jenis dividen yang dibagikan perusahaan kepada

para pemegang saham, jenis dividen menurut Dyckman (2001:439), adalah

sebagai berikut :

a. dividen kas; yaitu distibusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah korporasi kepada pemegang saham,

b. dividen properti; yaitu dividen dalam bentuk aktiva non kas, berupa sekuritas perusahaan lain yang memiliki perseroan, real estate, barang dagang, atau setiap aktiva non kas lainnya,

c. dividen saham; yaitu distribusi proporsional atas tambahan saham biasa atau saham preferen perseroan kepada pemegang saham, d. dividen likuidasi; yaitu pengembalian tambahan modal disetor dan

bukan modal ditahan,

e. dividen skrip atau wesel; yaitu dividen yang diberikan dalam bentuk wesel promes kepada pemegang saham dimana kondisi perseroan mengalami kekurangan kas.

Dari jenis dividen diatas para investor menyukai dividen kas

karena bersifat uang tunai, jika dibandingkan dengan dividen lain seperti

dividen saham yang pembagiannya berjenis saham atau dividen properti yang

pembagiannya berjenis surat berharga atau aktiva non-kas.

2.1.3 Prosedur Pembayaran Dividen

Tanggal yang berkaitan dengan dividen adalah declaration date, date of record, ex-dividend date, dan date of payment.

a. Declaration date, merupakan tanggal dimana dewan direksi mengumumkan dividen. Pada tanggal ini, pembayaram dividen

(3)

b. Date of record, merupakan tanggal dimana pemegang saham berhak untuk menerima dividen.

c. Ex-dividend date, merupakan tanggal dimana hak atas dividen lepas dari saham. Hak atas dividen dari saham sampai 4 hari

sebelum date of record.

d. Date of payment, merupakan tanggal dimana korporasi akan membayar dengan membagikan cheque dividen kepada pemegang saham.

Prosedur pembagian dividen berkaitan erat dengan tanggal atau

waktu dikarenakan perusahaan dan para pemegang saham atau investor sama

– sama telah menentukan jadwal.

2.1.4 Kebijakan Dividen

2.1.4.1 Pengertian Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen merupakan keputusan pembayaran

dividen yang mempertimbangkan maksimalisasi harga saham saat ini

dan periode mendatang. Atmaja (1994:351) menyatakan bahwa:

(4)

2.1.4.2 Kebijakan Dividen bagi Perusahaan

Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba

yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada

pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk

menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan

datang. Menurut Tampubolon (2005:183), “kebijakan dividen korporasi

sangat penting untuk menjaga kepentingan investor dan kepentingan

korporasi dalam hal program keuangan dan capital budgeting korporasi, cash flow perusahaan, dan nilai modal saham perusahaan".

a. Menjaga kepentingan investor sebagai pemegang saham. Investor atau pemegang saham tidak mempunyai opini yang negative tentang korporasi, seandainya dividen dipotong karena keterkaitan antara potongan tersebut dengan persoalan keuangan korporasi. Dengan demikian kebijaksanaan keuangan korporasi dari pihak manajemen harus mampu meyakinkan serta memberi jaminan akan tercapainya tujuan-tujuan bagi pemegang saham.

b. Kebijaksanaan dividen akan mempengaruhi program keuangan dan capital budgeting korporasi tersebut.

c. Kebijakan dividen akan mempengaruhi cash flow korporasi. Suatu korporasi dengan likuiditas rendah akan dipaksa untuk membatasi pembayaran dividen.

d. Kebijakan dividen dapat menurunkan nilai modal saham korporasi karena dividen akan dibayarkan dari laba yang ditahan sehingga akan meningkatkan utang/modal rasio korporasi.

Tampubolon (2005:186) menyatakan bahwa faktor –

faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah sebagai berikut :

a. tingkat pertumbuhan korporasi, b. keterikatan dalam rapat,

c. profitability, d. stabilitas laba, e. kontrol perbaikan,

(5)

Perusahaan dapat menentukan kebijakan mana yang

sesuai untuk mereka gunakan dalam pebagian dividen dengan cara

membandingkan kebijakan dividen dengan faktor – faktor diatas.

2.1.4.3 Jenis Kebijakan Dividen

Menurut Indriyo dan Basri (2002:231), secara umum

kebijakan dividen yang ditempuh perusahaan adalah salah satu dari 3

kebijakan dibawah ini.

a. Stable Dividend policy, pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan selalu stabil dalam jumlah yang tetap, stabil yang makin naik dan stabil yang makin menurun. Jadi, besarnta dividen yang dibayarkan dalam jumlah yang selalu stabil walaupun terjadi fluktuasi dalam net income.

b. Fluctuating Dividend Policy, pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan mendasarkan pada tingkat keuntungan pada setiap akhir periode, apabila tingkat keuntungan tinggi maka besarnya dividen yang akan dibayarkan relatif tinggi, juga sebaliknya.

c. Kombinasi Stable Dividend Policy dan Flactuating Dividend Policy, pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan sebagian ada yang bersifat stabil atau tetap, tetapi sebagian lain bersifat proporsional dengan tingkat keuntungan yang dicapai. Apabila perusahaan tidak mendapatkan laba, para pemegang saham masih mendapatkan dividen tetap dan apabila didapatkan keuntungan dari hasil operasinya maka didapatkan bagian dividen dari keuntungan tersebut.

Semua kebijakan dividen punya kesesuaian masing –

masing tergantung pada perusahaannya. Jadi setiap perusahaan harus

bisa menentukan kebijakan mana yang paling sesuai dengan perusahaan

(6)

2.1.4.4 Teori kebijakan dividen

Ada beberapa teori tentang kebijakan dividen yang

dikemukan oleh Dr. Dermawan Sjahrial, M.M. (2002:312) seperti

dibawah ini.

a. Teori “Dividen Tidak Relevan”

Nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya persentase laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai atau DPR, tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak atau EBIT (Earning Before Interest and Tax) dan kelas resiko perusahaan. Jadi dividen adalah tidak relevan. Pernyataan ini didasarkan pada beberapa asumsi penting yang lemah seperti :

1) pasar modal sempurna dimana semua investor adalah rasional. Prakteknya sulit ditemui pasar modal yang sempurna,

2) tidak ada biaya emisi saham baru. Kenyataannya biaya emisi saham baru (flotation costs) itu pasti ada,

3) tidak ada pajak. Kenyataannya pajak pasti ada,

4) kebijakan investasi perusahaan tidak berubah. Prakteknya kebijakan investasi perusahaan pasti berubah.

b. Teori “The Bird In The Hand

Gordon dan Lintner menyatakan bahwa biaya modal sendiri perusahaan akan naik jika DPR (Dividend Payout Ratio) rendah karena investor lebih suka menerima dividen dibanding capital gains. Menurut mereka, investor memandang dividend yield lebih pasti daripada capital gains yield.

c. Teori Perbedaan Pajak

Suatu teori yang menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap dividen dan capital gains maka para investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak dengan alasan :

1) keuntungan modal dikenakan tarif pajak yang lebih rendah daripada untuk pembagian dividen, karena itu investor yang kaya mungkin lebih suka perusahaan menahan dan menanamkan kembali laba di dalam perusahaan,

2) pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham terjual, Karena adanya nilai efek waktu, satu dolar pajak yang dibayarkan di masa mendatang mempunyai biaya efektif yang lebih rendah daripada satu dolar yang dibayarkan hari ini,

(7)

yang terutang, ahli waras dapat terhindar dari pajak keuntungan modal.

d. Teori “Signaling Hypothesis

Bukti empiris menyebutkan bahwa jika ada kenaikan dividen sering diikuti dengan kenaikan harga saham. Sebaliknya penurunan dividen pada umumnya menyebabkan harga saham turun. Fenomena ini dapat dianggap sebagai bukti bahwa para investor lebih menyukai dividen daripada capital gain. Menurut Modigliani dan Miller, kenaikan dividen biasanya merupakan suatu “signal (tanda)” kepada para investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa mendatang. Sebaliknya suatu penurunan dividen atau kenaikan dividen yang dibawah normal (biasanya) diyakini investor sebagai pertanda (signal) bahwa perusahaan menghadapi masa sulit diwaktu mendatang.

e. Teori “Clientele Effect”.

Teori ini menyatakan bahwa kelompok (Clientele) pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompok pemegang saham yang membutuhkan penghasilan pada saat ini lebih menyukai suatu DPR yang tinggi. Sebaliknya kelompok pemegang saham yang tidak begitu membutuhkan uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan.Jika ada perbedaan pajak bagi individu (misalnya orang lanjut usia dikenakan pajak lebih ringan) karena dapat menunda pembayaran pajak. Kelompok ini lebih senang jika perusahaan membagi dividen yang kecil. Demikian maka kelompok pemegang saham yang dikenakan pajak tinggi lebih menyukai capital gains pula sebaliknya.

2.1.4.5Indikator Kebijakan Dividen

Menurut Warsono (2003:275), “indikator yang digunakan

untuk mengukur kebijakan dividen ada dua, yaitu hasil dividen

(8)

dihasilkan dividen, dengan menambahkan apresiasi harga yang ada.

Beberapa investor menggunakan dividend yield sebagai suatu ukuran resiko dan sebagai suatu penyaring investasi, yaitu mereka akan

berusaha menginvestasikan dananya dalam saham yang menghasilkan

dividend yield yang tinggi. Dividen yield secara matematis diformulasikan sebagai berikut dibawah ini.

Dividend Yield =������� ��� ������ ��ℎ��

ℎ���� ��� ������ ��ℎ��

× 100%

Indikator kedua yang digunakan untuk mengukur kebijakan

dividen adalah rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio). Besar atau kecilnya payout rasio ditentukan oleh kebijakan dividen suatu

perusahaan. Dividend Payout Ratio lebih populer digunakan sebagai indikator kebijakan dividen dibandingkan dengan Dividend Yield. Menurut warsono (2003:275), “Dividend Payout Ratio merupakan rasio hasil perbandingan antara dividen dengan laba yang tersedia bagi para

pemegang saham biasa”.

Dividend Payout Ratio =������� ��� ������ ��ℎ��

���� ��� ������ ��ℎ��

× 100%

2.2 Return On Investment (ROI)

Warsono (2003:37) mengemukakan bahwa “profitabilitas adalah hasil

bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan perusahaan. Rasio keuangan

(9)

rasio profitabilitas (profitability ratio) menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang terhadap hasil operasi”. Return on Investment adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksud untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang

ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan agar

menghasilkan keuntungan.

Sawir (2001:19) menyatakan bahwa “Return on Asset (ROA) sering disamakan sebagai Return on Investment dengan pengertian bahwa rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola aset secara efektif,

mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan”. Berdasarkan

beberapa uraian tersebut maka Return on Investment merupakan salah satu alat pengukur prestasi pusat investasi perusahaan dengan melihat tingkat profitabilitas

perusahaan yang dihasilkan atas pengelolaaan keseluruhan investasi yang telah

ditanamkan.

Syamsudin (2007:74), secara matematis ROI dirumuskan :

ROI = ���� ����� ℎ������ ℎ�����

����� ������

× 100%

2.3 Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan suatu laporan yang menyajikan informasi

aliran arus kas masuk dan keluar bersih pada periode tertentu, misalnya bulanan

atau tahunan. Aliran kas diperlukan terutama untuk mengetahui kemampuan

(10)

dapat diketahui adanya perubahan aktiva lancar dan utang lancar. Laporan arus

kas menjelaskan perubahan jumlah kas atau setara kas dalam periode tertentu.

Dalam laporan arus kas, penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasikan

menurut tiga kategori utama, yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi dan

aktivitas pendanaan.

Kegunaan informasi arus kas adalah untuk memberikan informasi

yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan aktiva bersih

perusahaan, struktur keuangan dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta

waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan dan peluang. Informasi

arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas

dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk

menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari

berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding

pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh

penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksidan peristiwa

yang sama.

Laporan arus kas terdiri dari tiga aktivitas.

2.3.1 Arus kas dari aktivitas operasi

Aktivitas operasi merupakan aktivitas perusahaan yang terkait

dengan laba. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan

perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan

(11)

pembayaran hutang usaha, pembelian barang, dan biaya – biaya lainnya.

Selain pendapatan dan beban yang disajikan dalam laporan laba rugi, aktivitas

operasi juga meliputi arus kas masuk dan keluar bersih yang berasal dari

aktivitas operasi yang terkait, seperti pemberian kredit kepada pelanggan,

investasi dalam persediaan, dan perolehan kredit dari pemasok. Aktivitas

operasi terkait dengan pos – pos laporan laba rugi dan pos – pos operasi

dalam neraca, umumnya pos modal kerja seperti piutang, persediaan,

pembayaran dimuka, utang dan beban akrual. Aktivitas operasi juga meliputi

transaksi dan peristiwa yang tidak cocok dikelompokkan dalam aktivitas

investasi atau pendanaan.

Jumlah arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dihitung dan

dilaporkan dengan menggunakan salah satu dari dua metode, yaitu metode

langsung dan metode tidak langsung. Dalam metode langsung kelompok

utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan,

sedangkan dalam metode tidak langsung, laba atau rugi bersih disesuaikan

dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan atau

akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan

di masa depan, dan juga unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan

arus kas investasi atau pendanaan. Kedua metode tersebut menghasilkan

jumlah yang sama, yaitu jumlah arus kas bersih yang disediakan oleh arus kas

(12)

Ikatan Akuntan Indonesia secara khusus mengatur arus kas dari

bunga dan dividen yang diterima dan dibayarkan. PSAK No. 2 (IAI, 2007)

menyatakan bahwa bunga yang dibayar dan bunga serta dividen yang

diterima oleh lembaga keuangan biasanya diklasifikasikan sebagai arus kas

operasi. Namun demikian, bagi perusahaan lain belum ada kesepakatan

mengenai klasifikasi arus kas ini. Bunga yang dibayarkan dan bunga serta

dividen yang diterima dapat diklasifikasikan sebagai arus kas operasi karena

mempengaruh laba dan rugi bersih. Sebagai alternatif, bunga yang dibayar

dan bunga serta dividen yang diterima dapat diklasifikasi, masing – masing

sebagai arus kas pendanaan, dan arus kas investasi karena merupakan biaya

perolehan sumber daya keuangan atau sebagai hasil investasi (Return On Investment). Dividen yang dibayar dapat diklasifikasikan sebagai arus kas pendanaan karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan.

Sebagai altenatif, dividen yang dibayar dapat diklasifikasikan sebagai

komponen arus kas dari aktivitas operasi dengan maksud membantu para

pengguna laporan arus kas dalam menilai kemampuan perusahaan membayar

dividen dari arus kas operasi.

2.3.2 Arus kas dari Aktivitas Investasi

Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka

panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Dalam aktivitas

ini, kas berasal dari penjualan aktiva tetap atau investasi pada saham atau

(13)

tanah, bangunan, peralatan, dan aktiva lainnya yang tidak dibeli untuk dijual

kembali. Aktivitas investasi juga termasuk pembelian dan penjualan

instrument keuangan yang tidak ditujukan untuk diperdagangkan, seperti

halnya memberi dan menagih pinjaman. Aktivitas – aktivitas tersebut terjadi

secara rutin dan menyebabkan adanya penerimaan dan pengeluaran kas, tetapi

tidak dikelompokkan sebagai aktivitas operasi karena hanya berhubungan

secara tidak langsung dengan aktivitas operasi bisnis yang berjalan.

2.3.3 Arus kas dari Aktivitas Pendanaan

Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan

perubahan dalam jumlah serta kompetisi modal dan pinjaman perusahaan.

Dalam aktivitas ini, kas berasal dari setoran modal, hutang jangka panjang,

laba ditahan yang dikonversi ke dalam modal dan untuk pengembalian modal,

pembayaran dividen, dan pembayaran pokok hutang bank. Termasuk dalam

aktivitas pendanaan adalah transaksi dan kejadian dimana kas diperoleh dari

dan dibayarkan kembali kepada para pemilik (pendanaan dengan ekuitas atau

modal) dan para kreditor (pendanaan dengan utang). Contohnya kas yang

dihasilkan dari penerbitan saham dan obligasi akan diklasifikasikan sebagai

aktivitas pendanaan.

Sifat aktivitas pendanaan adalah sama, apa pun jenis industrinya,

tetapi aktivitas operasi dan aktivitas investasi berbeda untuk masing – masing

(14)

jaringan supermarket sangat berbeda dibandingkan dengan perusahaan

penjual pasir dan batu kerikil. Proses peminjaman uang, penjualan saham,

pembayaran dividen kas, dan pembayaran pinjaman adalah hampir sama bagi

kedua jenis perusahaan tersebut.

2.4 Tinjauan Peneliti Terdahulu

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah

dilakukan oleh para peneliti sebelumnya mengenai kebijakan dividen pada

perusahaan dengan menggunakan beberapa variabel yang ditunjukkan dalam tabel

2.1

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu No Peneliti Variabel

Peneltian

(15)

Dividen Tunai

Secara parsial laba bersih tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio, sedangkan arus kas operasi berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio.

Kedua variabel independen tidak berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio secara bersama-sama, dan secara parsial return on investment tidak berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio, demikian juga halnya dengan arus kas operasi yang tidak berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio.

Ginting (2012) melakukan penelitian dengan objek perusahaan

manufaktur mengenai pengaruh Return On Investment , Investment Oppurtunity Set, dan Arus Kas Operasi terhadap kebijakan dividen. Penelitian ini menunjukkan secara parsial diketahui bahwa variabel ROI, dan arus kas operasi

berpengaruh terhadap DPR, sedangkan variabel IOS tidak berpengaruh terhadap

DPR. Secara simultan menunjukkan bahwa ketiga variabel independen

berpengaruh terhadap DPR.

Suharli (2007) melakukan penelitian Pengaruh Profitabilitas dan

Investment Oppurtunity Set terhadap kebijakan dividen tunai dengan likuiditas

sebagai variabel penguat (Studi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

(16)

penelitian menunjukkan bahwa Return On Equity berpengaruh terhadap dividen tunai perusahaan, Fixed Asset tidak berpengaruh terhadap dividen tunai perusahaan, sedangkan Current Ratio dapat digunakan sebagai variabel penguat karena mempunyai pengaruh yang signifikan.

Manurung (2009) melakukan penelitian mengenai pengaruh laba

bersih dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio) dari perusahaan manufaktur go public sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial laba bersih tidak

berpengaruh terhadap dividend payout ratio, sedangkan arus kas operasi berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio.

Manurung (2010) melakukan penelitian mengenai pengaruh Return On Investment dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa

kedua variabel independen tidak berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio secara bersama-sama, dan secara parsial return on investment tidak berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio, demikian juga halnya dengan arus kas operasi yang tidak berpengaruh positif signifikan terhadap

(17)

2.5Kerangka Konseptual dan Hipotesis

2.5.1 Kerangka Konseptual

Dividen pada prinsipnya adalah keuntungan perusahaan yang

dibagikan kepada para investor. Pembayaran dividen merupakan salah satu

cara untuk mengembalikan keuntungan perusahaan kepada para pemegang

saham. Besarnya nilai dividen yang akan diterima pemegang saham sangat

tergantung pada kebijakan dividen pada perusahaan yang bersangkutan. Oleh

karena itu, investor dan investor potensial memiliki kepentingan untuk

mampu memprediksi berapa besar tingkat pengembalian investasi mereka.

Kebijakan dividen meliputi keputusan untuk membagikan keuntungan atau

menahannya untuk investasi perusahaan. Kebijakan dividen yang optimal

dapat menyebabkan keseimbangan antara pembayaran dividen dan

pertumbuhan perusahaan untuk masa yang akan datang dimana hal tersebut

dilakukan dengan tujuan memaksimalkan nilai perusahaan.

Return On Investment merupakan salah satu ukuran dari kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Laba bersih setelah pajak

yang diperoleh perusahaan sebagian dibagikan kepaga para pemegang saham

sebagai dividen dan sebagian ditahan sebagai laba ditahan. ROI merupakan

ukuran rate of return dari seluruh modal yang dipergunakan. Tingkat rate of return yang dicapai harus lebih besar dari tingkat biaya modal berupa bunga yang harus dibayar, agar memberi kontribusi positif. Perusahaan yang

(18)

yang relatif kecil, karena kebutuhan dana tersebut dapat dipenuhi dari laba

yang ditahan. ROI yang tinggi membawa pengaruh yang positif terhadap laba

ditahan, karena proporsi laba bersih setelah pajak (EAT) untuk laba ditahan

maupun kemampuan membayar dividen menjadi lebih besar. Semakin besar

kemampuan memperoleh laba, maka laba yang tersedia untuk membayar

dividen bagi para pemegang saham juga semakin besar. Semakin besar

dividen yang diterima oleh para pemegang saham maka kemakmuran

pemegang saham akan meningkat, dengan demikian tujuan perusahaan untuk

memakmurkan pemegang saham dapat tercapai. ROI merupakan salah satu

ukuran dari profitabilitas yang mempunyai pengaruh terhadap kebijakan

dividen suatu perusahaan.

Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan

perusahaan. Arus kas operasi oleh perusahaan diharapkan bernilai positif atau

surplus dari tahun ke tahun. Hal ini karena arus kas dari aktifitas operasi yang

surplus dapat menambah dana bagi perusahaaan dan menunjukkan bahwa

perusahaan berupaya meningkatkan operasi dalam usahanya. Surplus arus kas

dari aktifitas operasi ini dapat menyebabkan kinerja perusahaan menjadi lebih

baik karena adanya kemungkinan perusahan akan membagikan dividen yang

cukup besar bagi para pemegang saham.

Suatu kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis

antar variabel penelitian yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Penelitian

(19)

operasi terhadap kebijakan dividen. Dalam memutuskan kebijakan dividen,

perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang secara teori dapat

mempengaruhi kebijakan dividen. Faktor yang akan diteliti dalam penelitian

ini adalah profitabilitas yang akan diukur dengan ROI dan arus kas

perusahaan yang berasal dari aktivitas operasi. Profitabilitas pada dasarnya

merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Profitabilitas

yang tinggi menggambarkan laba perusahaan yang meningkat yang berarti

perusahaan mampu untuk membayar dividen atau bahkan dividen yang akan

dibayarkan juga meningkat. Sebagaimana tertera pada penjelasan

sebelumnya, teori yang mendukung bahwa profitabilitas yang tinggi akan

membayar dividen dalam jumlah yang besar. Demikian juga dengan

tersedianya kas perusahaan melalui operasinya yang berarti juga mampu

menghasilkan kas bagi perusahaan dan kemudian akan dibagikan kepada para

pemegang saham. Oleh karena itu, hubungan antara Return On Investment, arus kas operasi, dan kebijakan dividen dapat digambarkan dalam kerangka di

(20)

H1

H

H

3

2

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Hubungan Return On Investment dengan Kebijakan Dividen (DPR)

ROI adalah ukuran kinerja perusahaan. Perusahaan yang

mempunyai ROI yang tinggi, cenderung untuk menggunakan modal

pinjaman yang relatif kecil, karena kebutuhan dana tersebut dapat dipenuhi

dari laba yang ditahan. ROI yang tinggi membawa pengaruh positif

terhadap laba ditahan, karena proporsi laba bersih setelah pajak (EAT)

untuk laba ditahan maupun kemampuan membayar dividen menjadi lebih

besar. Semakin besar kemampuan perusahaan memperoleh laba, maka

laba yang tersedia untuk membayar dividen para pemegang saham juga

semakin besar. Semakin besar dividen yang dibayarkan maka Dividen Payout Ratio akan semakin besar. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan ROI memiliki pengaruh positif terhadap

Dividen Payout Ratio . �1

Return On Investment

�2

Arus Kas Operasi

Kebijakan Dividen (DPR)

(21)

Hubungan Arus Kas Operasi dengan Kebijakan Dividen (DPR)

Arus kas dari kegiatan operasi adalah arus kas yang berasal

dari transaksi yang mempengaruhi laba bersih. Contohnya transaksi yang

mencakup pembelian dan penjualan barang. Semakin tinggi arus kas

operasi, maka cash inflow nya semakin tinggi dibandingkan cash outflow artinya cash inflow yang semakin tinggi dampak nya yaitu potensi membayar dividen akan semakin tinggi. Pembayaran dividen yang

semakin tinggi maka Dividen Payout Ratio akan semakin tinggi. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan arus

kas operasi memiliki pengaruh positif terhadap Dividen Payout Ratio.

2.5.2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku,

fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi

(Kuncoro, 2003:47). Menurut Sugiyono (2006 : 51), hipotesis merupakan

jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian biasanya disusun

dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang

diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada

fakta – fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis

juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah

penelitian, belum jawaban yang empiris.

Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan teoritis, tinjauan penelitian

(22)

adalah Return On Investment dan arus kas operasi berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap kebijakan dividen pada perusahaan properti

Gambar

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Mount Agung. When he arrived at Mount Agung, Manik Angkeran rang the bell. The dtagon knew him. He rvanted to kill the dragon and stole all its jewelleries. The

Second, the management of the company’s role in the business strategy formulation, based on priorities are decision-taker on the right time, good interpersonal relationship,

Pada industri pemotongan logam, cairan pendingin banyak digunakan untuk. memperoleh umur pahat yang lebih lama, tetapi cairan pendingin

Mengingat pentingnya pelaksanaan discharge planning sesuai tahapannya dan melihat data prevalensi kejadian yang dijelaskan diatas, maka peneliti melakukan penelitian

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rakhmat dan hidayah-Nya, sehingga Laporan Praktek Kerja Lapang tentang Teknik Pembuatan

Penelitian yang berjudul kajian faktor-faktor penyebab perkawinan usia muda dan dampaknya terhadap kondisi sosial ekonomi di Desa Lebakwangi Kecamatan Pagedongan

Didalam microphone ini terdapat kapasitor yang terdiri dari dua keping plat atau piringan yang keduanya mempunyai voltage atau tegangan. Salah satu dari plat