• Tidak ada hasil yang ditemukan

ATA KESBAGPOLDAGRI 2014 - Kumpulan data - OPEN DATA PROVINSI JAWA TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ATA KESBAGPOLDAGRI 2014 - Kumpulan data - OPEN DATA PROVINSI JAWA TENGAH"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

h a l | 3 0 5 4.1.19 URUSAN WAJIB KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM

NEGERI

4.1.19.1 KONDISI UMUM

Secara demografis kondisi wilayah Kota Semarang pada tahun 2014 memiliki penduduk yang bertempat tinggal tetap sebanyak 1.761.414 jiwa (sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2014), jumlah penduduk tersebut belum termasuk penduduk yang tinggal tidak tetap yang telah berbaur di tengah-tengah masyarakat. Komposisi penduduk tersebut terdiri dari keberagaman suku, agama, ras dan golongan (SARA). Secara suku sebagian besar Kota Semarang dihuni oleh suku Jawa, kemudian disusul Cina, sebagian Sunda, Madura, Batak, Minang, Bugis, Dayak, Maluku, Papua dan suku dari Timor Leste yang memilih menjadi WNI. Secara agama penduduk Kota Semarang sebagian besar beragama Islam kemudian secara berurutan Katholik, Kristen, Budha, Hindu dan Konghucu.

Sedangkan secara geografis wilayah Kota Semarang memiliki luas wilayah 373,70 km2 yang membentuk suatu kota yang memiliki ciri khas kota pegunungan dan kota pantai. Di daerah pegunungan mempunyai ketinggian 90 - 359 meter di atas permukaan laut sedangkan di daerah dataran rendah mempunyai ketinggian 0,75 - 3,5 meter di atas permukaan laut. Kondisi demografis dan geografis tersebut menyimpan potensi kerawanan terhadap disintegrasi/konflik SARA, konflik sosial, gangguan keamanan ketentraman dan ketertiban umum serta bencana alam. Oleh karena itu perlu dikelola sedemikian rupa sehingga tercipta stabilitas wilayah guna menunjang penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta iklim investasi daerah.

(2)

h a l | 3 0 6

Penyelenggaraan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri di Kota Semarang dilaksanakan oleh 3 (tiga) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yaitu Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Satuan Polisi Pamong Praja dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

4.1.19.2 KEBIJAKAN PROGRAM

Penyelenggaraaan Pemerintahan Daerah pada urusan wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri di Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2014, dilaksanakan melalui program penunjang dan program pelaksanaan urusan. Program penunjang sifatnya supporting terhadap program pelaksanaan urusan wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri.

Adapun program penunjang dan arah kebijakan dari masing-masing progam tersebut adalah sebagai berikut :

1. Program pelayanan administrasi perkantoran.

Kebijakan program ini diarahkan pada peningkatan kualitas pelayanan administrasi perkantoran dalam menunjang operasional kegiatan satuan kerja sehingga operasional kegiatan satuan kerja dapat berjalan dengan lancar.

2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur.

Kebijakan program ini diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan, perawatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang diperlukan oleh aparatur satuan kerja untuk menunjang pelaksanaan urusan.

3. Program peningkatan disiplin aparatur.

Kebijakan program ini diarahkan kepada penanaman dan penumbuhan disiplin aparatur sampai dengan timbulnya kesadaran aparatur dalam mematuhi ketentuan-ketentuan peraturan kepegawaian.

4. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur.

Kebijakan program ini diarahkan kepada peningkatan kemampuan atau kapabilitas aparatur satuan kerja, peningkatan kemampuan secara fisik, skill (ketrampilan) dan pengetahuan (knowledge) yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas.

5. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan.

Kebijakan program ini diarahkan untuk mewujudkan akuntabilitas penyusunan rencana kerja anggaran, penggunaan anggaran, administrasi keuangan sesuai standart akuntansi dan pelaporan hasil kerja secara periodik.

Sedangkan program pelaksanaan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri adalah sebagai berikut:

(3)

h a l | 3 0 7

Kebijakan program ini diarahkan kepada terciptanya kondusifitas wilayah, stabilitas sosial politik, ketentraman dan ketertiban umum serta keamanan dan ketertiban masyarakat.

2.Program pengembangan wawasan kebangsaan.

Kebijakan program ini diarahkan kepada pengembangan nilai-nilai kebangsaan dan peningkatan pemahaman Ideologi Pancasila.

3. Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan.

Kebijakan program ini diarahkan kepada kemitraan dengan kelompok masyarakat dalam pengembangan nilai-nilai kebangsaan dan peningkatan pemahaman Ideologi Pancasila.

4. Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan Kebijakan program ini diarahkan kepada peningkatan peran serta masyarakat dalam menjaga kondusifitas wilayah, stabilitas sosial politik, ketentraman dan ketertiban umum serta keamanan dan ketertiban masyarakat.

5.Program pendidikan politik masyarakat.

Kebijakan program ini diarahkan kepada peningkatan pemahaman masyarakat terhadap etika berdemokrasi, hak dan kewajiban sebagai warga negara dalam bidang politik termasuk penyampaian pendapat dimuka umum.

6.Program Penelitian, Pengembangan dan Informatika.

Kebijakan program ini diarahkan kepada pengembangan data base secara elektronik untuk memudahkan penyimpanan, pencarian dan komunikasi data. 7.Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana.

Kebijakan program ini diarahkan kepada perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana dan pengurangan risiko bencana.

4.1.19.3 REALISASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN

4.1.19.3.1 Pendanaan

Anggaran belanja yang dialokasikan untuk pelaksanaan program dan kegiatan dalam urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri pada tahun 2014 adalah sebesar Rp. 20.001.626.250,-. Adapun anggaran dan realisasi pelaksanaan urusan adalah sebagai berikut :

Anggaran Program Penunjang Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam

Negeri

1. Program pelayanan administrasi perkantoran

(4)

h a l | 3 0 8

NO KEGIATAN ANGGARAN

(Rp) REALISASI (Rp) PERSEN TASE (%) SKPD: Badan Kesbangpol

1. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik

29.960.000 9.246.741 30,86

2. Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional

7.000.000 7.000.000 100,00

3. Penyediaan Alat Tulis Kantor 72.294.000 60.724.000 84,00

4. Penyediaan Barang Cetak dan Penggandaan

33.000.000 29.759.850 90,18

5. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor

5.000.000 2.975.000 59,50

6. Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor

19.250.000 1.530.000 7,95

7. Penyediaan Peralatan Rumah Tangga 3.000.000 3.000.000 100,00

8. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan

20.000.000 11.718.800 58,59

9. Penyediaan Makanan dan Minuman 34.570.000 21.004.250 60,76

10. Rapat-Rapat Kordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah

180.000.000 173.896.300 96,61

11. Belanja Jasa Penunjang Administrasi Perkantoran

17.706.000 16.344.000 92,31

JUMLAH SKPD 421.780.000 337.198.941 70,98

SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja 1. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber

Daya Air dan Listrik

283.100.000 239.654.905 84,65

2. Penyediaan jasa kebersihan kantor 33.600.000 33.600.000 100

3. Penyediaan Alat Tulis Kantor 75.000.000 75.000.000 100

4. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan

50.640.000 50.639.810 100

5. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor

11.075.000 11.075.000 100

6. Penyediaan Peralatan Rumah Tangga 12.000.000 12.000.000 100

7. Penyediaan Makanan dan Minuman 30.000.000 30.000.000 100

8. Rapat-Rapat Kordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah

312.400.000 312.400.000 100

9. Penyelesaian Pengelolaan Administrasi kepegawaian

10.000.000 10.000.000 100

10. Penyediaan jasa pengamanan obyek/ tempat vital

720.000.000 720.000.000 100

11. Belanja Jasa Penunjang Administrasi Perkantoran

113.046.000 100.788.000 89,16

JUMLAH SKPD 1.650.861.000 1.596.957.715 96,73

JUMLAH PROGRAM 2.072.641.000 1.932.356.656 93,23

2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :

NO KEGIATAN ANGGARAN

(Rp) REALISASI (Rp) PERSEN TASE (%) SKPD: Badan Kesbangpol

1. Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional 30.000.000 16.500.000 55,00

2. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor 22.000.000 19.500.000 88,64

3. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor 38.900.000 34.550.000 88,82

4. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional

270.000.000 269.999.500 100

5. Pemeliharaan Rutin/Berkala perlengkapan gedung kantor

61.900.000 35.222.500 56,90

JUMLAH SKPD 422.800.000 375.772.000 88,88

SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja

1. Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional 775.000.000 774.783.000 99,97

(5)

h a l | 3 0 9

NO KEGIATAN ANGGARAN

(Rp) REALISASI (Rp) PERSEN TASE (%)

3. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor 146.725.000 144.866.978 98,73

4. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor

104.613.000 104.259.000 99,66

5. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional

1.257.392.000 1.239.168.818 98,55

6. Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor

95.500.000 65.939.100 69,05

7. Pemeliharaan Rutin/Berkala Mebeulair 10.000.000 9.194.000 91,94

8. Operasional Website Satpol PP Kota Semarang

45.500.000 45.500.000 100

9. Pengelolaan SMS Gateway Kota Semarang

5.500.000 5.500.000 100

JUMLAH SKPD 2.512.990.000 2.461.420.896 95,20

JUMLAH PROGRAM 2.936.040.000 2.837.192.896 96,63

3. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :

NO KEGIATAN ANGGARAN

(Rp) REALISASI (Rp) PERSEN TASE (%) SKPD: Badan Kesbangpol

1. Pembinaan Sumber Daya Aparatur 156.450.000 148.749.840 95,08

2. Perubahan Pola Kerja Pegawai Melalui Implementasi Teknologi Informasi

300.000.000 289.656.500 96,55

JUMLAH SKPD 456.450.000 438.406.340 96,05

SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja

1. Pembinaan Fisik Pegawai 120.000.000 118.830.000 99,03

2. Bintek Peningkatan Kemampuan PPNS 30.000.000 29.800.000 99,33

3. Bintek Penegakan Perda 30.000.000 29.700.000 99

4. Pengiriman Peningkatan Kemampuan Khusus SDM Satpol PP

42.830.000 42.830.000 100

5. Kerjasama Peningkatan Ketertiban dan Keamanan Kota Semarang

72.000.000 72.000.000 100

JUMLAH SKPD 294.830.000 293.160.000 99,43

JUMLAH PROGRAM 751.280.000 731.566.340 97,38

4. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :

NO KEGIATAN ANGGARAN

(Rp) REALISASI (Rp) PERSEN TASE (%) SKPD: Badan Kesbangpol

1. Penyusunan Laporan Keuangan Semesteran

2.500.000 2.460.000 98,4

2. Penyusunan pelaporan prognosis realisasi anggaran

2.500.000 2.460.000 98,4

3. Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun

3.500.000 3.500.000 100

4. Penyusunan RKA dan DPA Murni serta Perubahan

9.000.000 9.000.000 100

5. Penunjang Kinerja PA, PPK, Bendahara dan Pembantu

73.720.000 73.030.000 99,06

6. Penyusunan Lakip (Laporan Kinerja Instansi Pemerintah)

(6)

h a l | 3 1 0

NO KEGIATAN ANGGARAN

(Rp) REALISASI (Rp) PERSEN TASE (%) 7. Penyusunan Laporan Renja (Rencana

Kerja)

3.000.000 3.000.000 100

8. Penyusunan LKPJ (Laporan Kinerja Pertanggung Jawaban)

3.500.000 3.000.000 85,71

9. Penyusunan Program Kerja SKPD 3.000.000 3.000.000 100

10. Penyusunan Profil SKPD 3.000.000 3.000.000 100

JUMLAH SKPD 106.720.000 105.450.000 98,81

SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja 1. Penyusunan Laporan Keuangan

Semesteran

4.765.000 4.765.000 100

2. Penyusunan pelaporan prognosis realisasi keuangan

4.765.000 4.765.000 100

3. Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun

9.000.000 9.000.000 100

4. Penyusunan RKA dan DPA 10.955.000 10.955.000 100

5. Penunjang Kinerja PA, PPK, Bendahara dan Pembantu

7.980.000 7.980.000 100

6. Penyusunan RKA perubahan dan DPA perubahan

10.955.000 10.955.000 100

7. Penyusunan Lakip (Laporan Kinerja Instansi Pemerintah)

70.380.000 69.580.000 100

8. Penyusunan LKPJ (Laporan Kinerja Pertanggung Jawaban)

6.535.000 6.535.000 100

9. Penyusunan Laporan Renja (Rencana Kerja)

6.535.000 6.535.000 100

JUMLAH SKPD 131.870.000 131.070.000 100

JUMLAH PROGRAM 238.590.000 236.520.000 99,13

5. Program peningkatan peningkatan disiplin aparatur.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :

NO KEGIATAN ANGGARAN

(Rp) REALISASI (Rp) PERSEN TASE (%) SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja

1. Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya

285.130.000 274.692.775 93,99

JUMLAH PROGRAM 285.130.000 274.692.775 93,99

Anggaran Program Pelaksana UrusanKesatuan Bangsa dan Politik Dalam

Negeri

1. Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :

NO KEGIATAN ANGGARAN

(Rp) REALISASI (Rp) PERSEN TASE (%) SKPD: Badan Kesbangpol

1. Peningkatan Kewaspadaan Kegiatan Tempat Hiburan dan Keramaian Umum

43.350.000 43.350.000 100

2. Penguatan Penghayatan Ideologi Pancasila Bagi Generasi Muda

29.350.000 29.350.000 100

3. Peningkatan Pemantauan Situasi dan Kondisi Daerah thd Potensi Kerawanan Sosial Politik

(7)

h a l | 3 1 1

NO KEGIATAN ANGGARAN

(Rp) REALISASI (Rp) PERSEN TASE (%) 4. Pemantauan / Pengawasan Terhadap

Kepatuhan Norma-norma dan Aturan bagi WNA

83.700.000 76.222.700 91,07

5. Fasilitasi Optimalisasi Stabilitas Keamanan Daerah melalui KOMINDA

394.350.000 375.639.800 95,26

6. Peningkatan Kesadaran Bela Negara 52.360.000 49.995.100 95,48

7. Pengamanan Tertutup Pejabat Negara dan Tamu Negara

168.700.000 26.556.200 15,74

8. Pengamanan Tertutup Hari Jadi Kota Semarang, Hari Besar Nasional dan Event-event lainnya

108.350.000 108.350.000 100

9. Pendidikan Penanganan Konflik Bagi Tokoh Masyarakat

24.350.000 24.200.000 99,38

10. Pemantapan Ideologi dan Wawasan Kebangsaan

29.350.000 28.730.000 97,89

JUMLAH SKPD 1.123.648.000 952.151.800 89,48

SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja

1. Pengerahan Linmas 1.466.600.000 1.462.295.500 99,71

2. Monitoring dan Evaluasi Administrasi Pos Kamling

100.000.000 99.757.800 99,76

3. Fasilitasi Pelatihan Linmas Yang diselenggarakan Provinsi

25.000.000 19.700.000 78,80

4. Posko Kewaspadaan Linmas 682.155.000 677.832.000 99,37

5. Pembinaan dan Peningkatan SDM Linmas 143.500.000 143.169.000 99,77

6. Penyusunan DED Pembangunan Gedung Kantor dan Garasi

50.000.000 49.750.000 99,50

JUMLAH SKPD 2.467.255.000 2.452.504.300 99,40

JUMLAH PROGRAM 3.590.903.000 3.404.758.900 94,82

2. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :

NO KEGIATAN ANGGARAN

(Rp) REALISASI (Rp) PERSEN TASE (%) SKPD: Badan Kesbangpol

1. Peningkatan toleransi dan kerukunan dalam kehidupan beragama

66.700.000 56.697.450 85,00

2. Fasilitasi Kegiatan Paguyuban PETAMAS 120.000.000 118.307.500 98,59

3. Kemah Bhakti Generasi Muda Pembauran 214.000.000 214.000.000 100

4. Pendayagunaan Potensi ormas/LSM 197.240.000 176.785.000 89,63

5. Peningkatan Ketahanan Bangsa Bagi Masyarakat

70.000.000 67.856.750 96,94

6. Sosialisasi perundang-undangan bidang Organisasi Kemasyarakatan

125.000.000 97.490.000 77,99

7. Pendaftaran, Pembinaan, dan pemantauan Ormas/LSM

80.000.000 64.407.000 80,51

8. Peningkatan Pembauran Kebangsaan 89.500.000 88.612.500 99,01

9. Peningkatan Ketahanan Ekonomi Berbasis Kearifan Lokal

69.900.000 68.146.000 97,49

10. Fasilitasi Organisasi Kepemudaan 50.000.000 49.212.500 98,43

JUMLAH SKPD 1.082.340.000 1.001.474.950 92,53

SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja 1. Peningkatan kesadaran masyarakat akan

nilai nilai luhur Budaya Bangsa 150.000.000 150.000.000 100

JUMLAH SKPD 150.000.000 150.000.000 100

JUMLAH PROGRAM 1.232.340.000 1.151.474.950 93,44

(8)

h a l | 3 1 2

Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :

NO KEGIATAN ANGGARAN

(Rp) REALISASI (Rp) PERSEN TASE (%) SKPD: Badan Kesbangpol

1. Pengelolaan Bantuan Hibah untuk organisasi Kemasyarakatan/Lembaga Nirlaba Lainnya

50.000.000 44.394.500 88,79

2. Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Organisasi Kemasyarakatan/Lembaga Nirlaba lainnya

120.000.000 119.636.000 99,70

3. Fasilitasi Kegiatan Forum Komunikasi Ormas/LSM Semarang Bersatu

120.000.000 117.623.750 98,02

4. Fasilitasi Kegiatan Paguyuban Pertempuran Lima Hari Semarang (PPHLS)

30.000.000 29.200.000 97,33

5. Fasilitasi Kegiatan Persatuan

Purnawirawan dan Warakawuri TNI/Polri

50.000.000 49.637.500 99,28

6. Fasilitasi Kegiatan Persatuan Wredhatama Republik Indonesia (PWRI)

50.000.000 49.000.000 98,00

7. Fasilitasi Kegiatan DHC Badan Pembudayaan Kejuangan 45 (DHC 45)

50.000.000 48.815.000 97,63

JUMLAH PROGRAM 470.000.000 458.306.750 97,51

4. Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :

NO KEGIATAN ANGGARAN

(Rp) REALISASI (Rp) PERSEN TASE (%) SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja

1. Peningkatan Kewaspadaan Masyarakat Terhadap Gangguan Trantibmas dan Terjadinya Bencana

320.318.000 319.918.200 99,88

2. HUT Linmas 60.000.000 60.000.000 100

3. Dukungan Sarana dan Prasarana Pemakaman Anggota Linmas Non PNS

53.000.000 53.000.000 100

4. Penegakan Hukum dan HAM 1.604.622.600 1.602.761.400 99,88

5. Pengamanan Kegiatan Penting dan Hari Besar Nasional/Keagamaan

291.810.400 290.938.000 99,7

6. Penyelidikan dan Penyidikan 206.609.000 206.377.550 99,89

JUMLAH PROGRAM 2.536.360.000 2.532.995.150 99,87

5. Program pendidikan politik masyarakat.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :

NO KEGIATAN ANGGARAN

(Rp) REALISASI (Rp) PERSEN TASE (%) SKPD: Badan Kesbangpol

1. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Parpol 75.000.000 70.335.000 93,78

2. Pengelolaan Bantuan Parpol 75.000.000 72.589.600 96,79

3. Pendidikan Politik Bagi Masyarakat 186.322.000 160.265.500 86,02

4. Penguatan Budaya dan Etika Politik Bagi Aparatur dan Elemen Masyarakat

67.200.000 52.578.300 78,24

5. Peningkatan dan Penguatan Peran Politik Ormas/LSM/Toga/Toma

75.000.000 58.084.500 77,45

6. Fasilitasi Sukses Pileg dan Pilpres Tahun 2014

243.600.000 166.612.950 68,40

7. Penertiban Atribut Parpol Peserta Pileg dan Pilpres

(9)

h a l | 3 1 3

NO KEGIATAN ANGGARAN

(Rp) REALISASI (Rp) PERSEN TASE (%)

8. Fasilitasi Atribut Parpol/Baliho Pilpres 100.000.000 94.820.800 94,82

9. Fasilitasi Peraturan Perundang-undangan Bagi Partai Politik

120.000.000 93.252.500 77,71

10. Pengelolaan Dana Hibah Pilwakot 50.000.000 25.997.700 52,00

JUMLAH SKPD 1.231.022.000 994.806.350 80,81

SKPD: Satuan Polisi Pamong Praja 1. PAM TAKSUNG (Perlindungan

Masyarakat)

1.200.000.000 1.185.654.750 72,54

JUMLAH SKPD 1.200.000.000 1.185.654.750 72,54

SKPD:Bagian Otonomi Daerah

1. Fasilitasi dan sinkronisasi hubungan antar lembaga, refleksi hari otda dan hari jadi provi

151.548.250 123.273.000 81,34

JUMLAH SKPD 151.548.250 123.273.000 81,34

JUMLAH PROGRAM 2.582.570.250 2.303.692.100 89,20

6. Program Penelitian, Pengembangan dan Informatika.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :

NO KEGIATAN ANGGARAN

(Rp) REALISASI (Rp) PERSEN TASE (%) SKPD: Badan Kesbangpol

1. Sistem Informasi Organisasi Kemasyarakatan

60.000.000 51.451.629 85,75

JUMLAH PROGRAM 60.000.000 51.451.629 85,75

7. Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini adalah sebagai berikut :

NO KEGIATAN ANGGARAN

(Rp) REALISASI (Rp) PERSEN TASE (%) SKPD: Badan Penanggulangan Bencana Daerah

1. Pemantauan dan penyebarluasan informasi potensi bencana alam

110.688.000 108.138.000 97,70

2. Pengadaan logistik dan obat-obatan bagi penduduk di tempat penampungan sementara

453.890.000 445.684.910 98,19

3. Gladi Lapang Penanganan Bencana 180.000.000 168.350.000 93,53

4. Operasional posko dan penanggulangan bencana kota semarang

630.000.000 626.940.000 99,51

5. Penanggulangan dan evakuasi korban bencana

76.675.000 75.000.000 97,82

6. Pengadaan sarana dan prasarana penanganan bencana

849.685.000 405.321.500 47,70

7. Pengkajian dan verifikasi serta evaluasi rekonstruksi pra, pasca bencana di wilayah rawan

88.605.000 82.605.000 93,23

8. Pengelolaan bantuan korban bencana 28.500.000 22.600.000 79,30

9. Kelurahan siaga bencana 602.729.000 545.229.000 90,46

10. monev bansos 75.000.000 63.375.000 84,50

11. Penguatan Forum Pengurangan Resiko Bencana Kota Semarang

150.000.000 127.125.000 84,75

(10)

h a l | 3 1 4 4.1.19.3.2 HASIL YANG DICAPAI

1. Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan.

Keamanan adalah kebutuhan dasar manusia prioritas kedua berdasarkan kebutuhan fisiologis dalam hirarki Maslow yang harus terpenuhi selama hidupnya, sebab dengan terpenuhinya rasa aman setiap individu dapat berkarya dengan optimal dalam hidupnya. Secara umum keamanan (safety) adalah status seseorang dalam keadaan aman, kondisi yang terlindungi secara fisik, sosial, spiritual, finansial, politik, emosi, pekerjaan, psikologis atau berbagai akibat dari sebuah kegagalan, kerusakan, atau berbagai keadaan yang tidak diinginkan, keamanan akan membuat individu merasa aman dalam aktifitasnya.

Kenyamanan yang dimaksudkan adalah penilaian komprehensif seseorang terhadap hubungan interpersonal dan sosial dalam lingkungannya, terpenuhinya kenyamanan dapat menimbulkan perasaan sejahtera dan hilangnya rasa kekhawatiran

terhadap gangguan fisik maupun sosial yang pada akhirnya dapat menumbuhkan perasaaan “peace of mind”.

Lingkungan yang aman, dan nyaman adalah tempat yang dibutuhkan oleh

masyarakat untuk hidup dan mencari penghidupan, melalui program peningkatan

keamanan dan kenyamanan lingkungan ini Pemerintah Kota Semarang berupaya

mewujudkan keamanan dan kenyamanan lingkungan yang bersifat kolektif di seluruh

wilayah Kota Semarang.

Program ini diselenggarakan oleh Badan Kesbangpol dan Satuan Polisi Pamong Praja, tujuan dari penyelenggaraan program ini adalah untuk menciptakan kondusifitas wilayah, stabilitas sosial politik dan keamanan serta kenyamanan wilayah Kota Semarang. Untuk mewujudkan tujuan tersebut sesuai dengan kewenangan yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Semarang, adalah melaksanakan upaya-upaya preventif yaitu dengan cara mencegah timbulnya instabilitas sosial politik, mencegah timbulnya kerawanan keamanan dan ketidaknyamanan lingkungan secara fisik maupun sosial.

(11)

h a l | 3 1 5

tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin selama satu tahun dan lebih intensif dilaksanakan pada bulan Romadhon pada saat umat Islam menjalankan ibadah puasa dan pada saat peringatan hari-hari besar agama lainnya. Selama tahun 2014 tidak ditemui adanya tempat hiburan dan keramaian umum yang keberadaannya menjadikan sumber kerawanan terhadap gangguan keamanan dan kenyamanan lingkungan.

Salah satu indikator kinerja dalam program ini adalah terpenuhinya petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) yang telah mencakup seluruh wilayah Kota Semarang. Linmas adalah warga masyarakat yang disiapkan dan dibekali pengetahuan serta keterampilan untuk melaksanakan kegiatan penanganan bencana guna mengurangi dan memperkecil akibat bencana, serta ikut memelihara keamanan, ketenteraman dan ketertiban masyarakat, kegiatan sosial kemasyarakatan. Jumlah anggota Linmas sampai dengan tahun 2014 adalah sebanyak 7.470 orang yang tersebar di 177 Kelurahan. Untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan lingkungan selain dari sisi jumlah Linmas, Pemerintah Kota Semarang memberikan fasilitas dan memenuhi kebutuhan anggota Linmas melalui peningkatan pengetahuan (knowledge) dan ketrampilan (skill) anggota Linmas, pemenuhan sarana prasarana dan mengikutsertakan Linmas dalam kegiatan di Tingkat Kota Semarang melalui kegiatan Pengerahan Linmas. Sampai dengan tahun 2014 anggota Linmas yang telah difasilitasi dan dipenuhi kebutuhannya tersebut sebanyak 814 orang. Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) telah diterapkan oleh anggota Linmas untuk mewujudkan keamanan dan kenyamanan lingkungan, dengan sarana pendukung berupa Pos Keamanan Lingkungan (Poskamling) yang tersebar hampir di setiap RW di seluruh Kota Semarang. Untuk mengendalikan operasionalisasi Poskamling tersebut telah dibentuk Pos Komando Kewaspadaan Linmas di Tingkat Kota Semarang.

(12)

h a l | 3 1 6

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, karena pancasila dapat berperan sebagai pedoman hidup bagi bangsa Indonesia.

Pada tahun 2014 telah diberikan penguatan penghayatan Ideologi Pancasila dan penumbuhan kesadaran Bela Negara kepada 350 orang pelajar yang terpilih, kemudian dapat ditularkan kepada komunitas mereka masing-masing. Melalui kegiatan ini juga telah dapat menumbuhkan rasa mencintai tanah air dan bangsa yang diwujudkan dengan semangat patriotisme dan nasionalisme serta mengimplementasikannya dalam kehidupan nyata.

Melalui kegiatan pemantauan situasi dan kondisi daerah terhadap potensi kerawanan sosial politik, Pemerintah Kota Semarang melaksanakan upaya deteksi dini dan cegah dini terhadap ancaman dan gangguan stabilitas Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Agama. Deteksi dini dan cegah diniadalah segala usaha/pekerjaan/kegiatan/tindakan dalam menemukan dan menentukan indikasi kerawanan agar tidak timbul permasalahan secepat atau seawal mungkin. Upaya ini dilaksanakan secara komprehensif dan terpadu oleh Pemerintah Kota Semarang bekerjasama dengan Instansi Vertikal Kementerian/Lembaga Negara yang berada di wilayah Kota Semarang. Keterpaduan upaya deteksi dini dan cegah dini dilaksanakan melalui wadah Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA) yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Walikota Semarang Nomor 200/04/2013 tanggal 2 Januari 2012. KOMINDA terdiri beberapa Intitusi Pemerintah yang menjalankan fungsi intelijen yaitu Badan Kesbangpol, BIN Daerah Jawa Tengah, Polrestabes Semarang, Kejaksaan Negeri Semarang, Kodim 0733/BS Semarang, Kantor Imigrasi Semarang dan Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Semarang.

Melalui usaha sistematis berlanjut dan terus menerus secara terbuka dan tertutup dengan cara mencari, mengumpulkan bahan keterangan dari berbagai sumber, saling tukar menukar informasi dan bahan keterangan mengenai potensi dan gejala gangguan. Kominda telah mampu mengolah dan menganalisa bahan keterangan kemudian disajikan untuk bahan pengambilan keputusan sekaligus memberikan saran cara bertindak sesuai dengan kewengan yang dimiliki oleh masing-masing institusi negara. Dengan adanya kegiatan tersebut selama tahun 2014 Pemerintah Kota Semarang telah mampu mengeliminasi gangguan stabilitas Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Agama sehingga tidak berdampak luas terhadap kehidupan dan penghidupan masyarakat.

(13)

pikiran-h a l | 3 1 7

pikiran atau pendapat-pendapat yang berbeda, termasuk protes-protesnya di muka umum (unjuk rasa) haruslah dihormati, akan tetapi apabila unjuk rasa dilakukan secara anarkis atau pada tingkatan ekskalasi yang tinggi dapat mengganggu stabilitas Politik, Ekonomi dan Sosial. Oleh karena Pemerintah Kota Semarang melakukan upaya-upaya untuk mengeliminir frekuensi unjuk rasa dan menekan jumlah unjuk rasa. Upaya tersebut dilakukan dengan melakukan pendekatan-pendekatan humanis kepada koordinator unjuk rasa.

Selama tahun 2014 unjuk rasa yang terjadi sebanyak 126 kali, baik yang ditujukan kepada Lembaga Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif di level Provinsi maupun level Kota Semarang. Dari sekian banyak kejadian unjuk rasa, yang paling dominan adalah unjuk rasa kelompok buruh dalam menuntut Upah Minimum Kabupaten/Kota disusul kemudian unjuk rasa penolakan kenaikan Bahan Bakar Minyak dimana pada tanggal 18 Nopember 2014 Pemerintah secara resmi menaikan harga Bahan Bakar Minyak bersubsidi sebesar Rp. 2.000,- per liter.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 49 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemantauan Orang Asing dan Organisasi Masyarakat Asing di Daerah, dicantumkan bahwa pemantauan orang asing dan organisasi masyarakat asing merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah. Pemerintah Kota Semarang telah menjalankan tugas tersebut dengan melakukan pendataan dan pemantauan keberadaan Orang Asing di wilayah Kota Semarang, untuk memastikan WNA telah mentaati aturan dan norma-norma yang berlaku. Apabila dalam kegiatan kunjungan WNA menyimpang dari peraturan perundang-undangan maka Pemerintah Kota Semarang merekomendasikan kepada Polrestabes Semarang dan Kantor Ditjen Imigrasi untuk mengambil tindakan sesuai kewenangan.

Pada tahun 2014 telah tercatat sebanyak 764 WNA yang tinggal menetap atau tinggal sementara di Kota Semarang, sebagian besar adalah WNA yang bekerja di berbagai Perusahaan. Pada tahun 2014 dari kegiatan pendataan dan pemantauan keberadaan Orang Asing di wilayah Kota Semarang tidak ditemui adanya pelanggaran ketentuan aktivitas dan keberadaan orang asing.

(14)

h a l | 3 1 8

mengganggu kelancaran kunjungan. Hal ini penting karena apabila terjadi gangguan terhadap keamanan pejabat negara maka akan menjadi preseden buruk bagi citra keamanan wilayah Kota Semarang.

Selama tahun 2014 kunjungan pejabat negara diwilayah Kota Semarang tidak ditemui adanya gangguan dan hambatan serta penolakan dari masyarakat yang berarti.

Untuk mewujudkan keamanan dan kenyamanan lingkungan, Pemerintah Kota Semarang menyelenggarkan Pendidikan Penanganan Konflik Sosial kepada 75 orang tokoh masyarakat. Pendidikan ini meliputi teknik dan taktik dalam pencegahan konflik, identifikasi konflik, resolusi konflik/penghentian konflik dan pemulihan pasca konflik. Hal ini dianggap penting karena perseteruan dan/atau benturan antar kelompok masyarakat dapat menimbulkan konflik sosial yang mengakibatkan terganggunya stabilitas dan terhambatnya pembangunan.

Selama tahun 2014 stabilitas bidang sosial politik tetap terjaga dengan baik dan kondusif, salah satunya dibuktikan dengan penyelenggaraan Pemilihan Umum Legislatif dan Pemilihan Umum Presiden/Wakil Presiden di wilayah Kota Semarang dapat berjalan secara aman dan lancar sesuai dengan tahap – tahap yang direncanakan. Polarisasi masyarakat dalam kelompok pendukung partai politik tertentu atau calon tertentu tidak menjadikan lunturnya persatuan dan kesatuan bangsa, artinya setiap aktivitas dan kegiatan para pendukung partai politik atau calon tertentu tetap menjaga toleransi dengan kepentingan kelompok lain maupun kepentingan masyarakat yang lebih luas.

2. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan

(15)

h a l | 3 1 9

berlandaskan pada nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pengembangan Wawasan Kebangsaan dari sudut agama telah mampu memberikan jaminan kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Pemerintah Kota Semarang juga telah mampu mewujudkan Kerukunan umat beragama yaitu keadaan hubungan sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pemerintah mempunyai tugas untuk memberikan bimbingan dan pelayanan agar setiap penduduk dalam melaksanakan ajaran agamanya dapat berlangsung dengan rukun, lancar, dan tertib. Pemerintah mengatur hubungan interaksi sosial antar umat beragama semata-mata bertujuan untuk mewujudkan kerukunan umat beragama melalui pengembangan sikap toleransi dan saling hormat menghormati antar pemeluk agama.

Hal yang paling menonjol yang perlu mendapat perhatian adalah tentang keberadaan tempat ibadah dan aktivitas-aktivitasnya, pengaturan tentang pendirian tempat ibadah telah dituangkan dalam Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan Nomor 8 tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala DaerahDalam Pemeliharaan KerukunanUmat Beragama, Pemberdayaan ForumKerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat.

Pada tahun 2014 telah diterbitkan sebanyak 2 (dua) buah ijin prinsip pendirian tempat ibadah 2 (buah ijin prisip renovasi tempat ibadah dan 1 (satu) buah pemberian ijin pemanfaatan bangunan gedung bukan rumah ibadah sebagai rumah ibadah. Keberadaan tempat ibadah dan aktivitas atau kegiatannya kadang-kadang masih menimbulkan persoalan bagi warga sekitar atau umatnya sendiri, oleh karena itu peran Pemerintah dibantu tokoh agama telah mampu menyelesaikan persoalan tersebut. Pada tahun 2014 telah menyelesaikan persoalan keberadaan dan aktivitas tempat ibadah sebanyak 3 lokasi yaitu Vihara Mahabodi Jl. Seroja Timur No. 11, Gereja Isa Al Masih Jl. Karangroto dan Kelenteng Grajen Kelurahan Jagalan Kecamatan Semarang Tengah.

(16)

h a l | 3 2 0

yang dibentuk dengan Keputusan Walikota Semarang Nomor 450/197 tahun 2011 tentang Pembentukan Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Semarang Periode 2011 – 2015. Sementara itu untuk menjalin komunikasi antara tokoh agama, tokoh masyarakat dengan pemerintah diwadahi dalam Paguyuban Pemerintah, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat (Petamas), dibentuk berdasarkan Keputusan Walikota Semarang Nomor 200/207 tahun 2011 tentang Pembentukan Paguyuban Petamas Periode tahun 2011 – 2015.

Untuk menyatukan tokoh generasi muda dari 6 (enam) agama, diwadahi dalam FKUB Generasi Muda yang dibentuk dengan Keputusan Ketua FKUB Kota Semarang Nomor 012/FKUB-KS/VIII/2012 tentang Pembentukan Forum Kerukunan Umat Beragama Generasi Muda Kota Semarang periode tahun 2012 – 2015.

Pada tahun 2014 ini FKUB telah melaksanakan dialog lintas agama dan dialog intern agama sebanyak 8 kegiatan, dari hasil intisari dialog tersebut dan berdasarkan musyawarah tokoh-tokoh dari 6 (enam) agama dengan pemerintah, berhasil menyusun Panduan Kerukunan Hidup Umat Beragama yang berisi pasal-pasal yang sifatnya himbauan untuk mengatur hubungan antar umat beragama. Dalam panduan tersebut diatur antara lain tentang Ucapan dan menjawab salam; Penyiaran Agama; Bantuan Sosial Keagamaan; Pendirian Rumah Ibadat; Doa bersama; Perayaan hari-hari besar agama; Busana/pakaian keagamaan; Perkawinan antar umat beragama; Pemakaman/Penguburan; dan Penyelesaian konflik antar umat beragama.

Dalam rangka memberikan penanaman dan penumbuhan karakter kebangsaan kepada generasi muda khususnya para pelajar yang masih terlibat dalam perkelahian pelajar, maka Pemerintah Kota Semarang menyelenggarakan pendidikan wawasan kebangsaan dan melaksanakan pembauran kebangsaan yang dikemas dalam bentuk perkemahan. Kegiatan ini diikuti oleh 200 pelajar yang mewakili unsur suku, agama dan kelompok yang pluralis dari SMA/SMK yang diindikasikan masih terlibat perkelahian pelajar dan SMA/SMK yang mempunyai prestasi untuk dibaurkan dalam suatu wahana perkemahan. Melalui kegiatan ini telah mampu menyadarkan arti pentingnya persatuan dan kesatuan dalam kemajemukan serta mengingatkan karakter asli bangsa Indonesia yaitu kekeluargaan dan kegotong-royongan.

(17)

h a l | 3 2 1

Organisasi, peran dari Pemerintah Kota Semarang adalah mengatur, memberdayakan dan mengawasi agar terwujud Ormas yang keberadaannya bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara dan mengeliminir keberadaan ormas yang meresahkan masyarakat.

Pada tahun 2014 Pemerintah Kota Semarang telah berupaya mengembangkan Kemitraan Pemerintah dengan Ormas sebagai mitra dalam pembangunan, memberikan pelatihan kepemimpinan (leadership development) kepada pengurus Ormas dan mengembangkan kapasitas kelembagaan atau kemampuan manajemen organisasi, kepada 80 organisasi. Dengan kegiatan ini telah memberikan pemahaman kepada pengurus Ormas bahwa untuk meningkatkan peran dan eksistensi Ormas di masyarakat, setiap Ormas diharapkan memiliki produk berupa produk intelektual atau produk jasa yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. Dengan adanya produk ini Ormas dapat memperoleh sumber pendanaan sebagai wujud kemandirian finansial. Ormas yang tidak memiliki produk intelektual atau produk jasa diperkirakan keberadaannya tidak akan bertahan lama dan cenderung kurang mendapat simpati dari masyarakat.

3. Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan

Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2014 telah berhasil mereorganisasi dan merefungsionalisasi Forum Komunikasi Ormas Semarang Bersatu sebagai wadah berhimpun seluruh Ormas di Kota Semarang sebanyak 184 organisasi. Fungsi Forum Komunikasi Ormas Semarang Bersatu antara lain sebagai berikut :

a. Sebagai sarana pembelajaran, komunikasi dan interaksi antar Ormas yang berdomisili dan beraktivitas di Kota Semarang.

b. Sebagai sarana pemberdayaan dan pengembangan seluruh potensi sumber daya Ormas.

c. Sebagai sarana pemelihara dan pengamalan norma, nilai dan etika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

d. Sebagai sarana sinergitas program, kegiatan dan aktivitas seluruh Ormas.

e. Sebagai sarana membangun kemitraan yang harmonis, dinamis dan saling membantu antar Ormas dengan masyarakat dan Pemerintah.

f. Sebagai sarana saling kontrol dan saling mengawasi antar Ormas untuk meningkatkan akuntabilitas Ormas dan menumbuhkembangkan kepercayaan publik

(18)

h a l | 3 2 2

Ormas. Pemberdayaan Ormas yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang dalam tahun 2014 antara lain :

a. Melibatkan secara aktif pengurus dan anggota Ormas dalam kegiatan-kegiatan Pemerintahan yang bersifat sosial kemasyarakatan.

b. Memberikan stimulan berupa dana hibah yang bersumber dari APBD Kota Semarang, untuk tahun 2014 dana hibah yang diberikan oleh Pemerintah Kota Semarang kepada Ormas sebesar Rp. 2.466.000.000,- (dua milyard empat ratus enam puluh enam juta rupiah) kepada 24 Organisasi Kemasyarakatan. Stimulan dana hibah ini diberikan untuk menunjang penyelenggaraan urusan pemerintahan sesuai dengan kompetensi dan peminatan kegiatan Ormas.

c. Mengadakan kegiatan kerjasama antara Pemerintah Kota Semarang dengan Ormas dalam penyelenggaraan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri sebanyak 5 kegiatan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode pengadaan jasa secara swakelola. Kegiatan ini sebagai implementasi dari Permendagri Nomor 44 Tahun 2009 tentang Pedoman Kerjasama Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah Dengan Organisasi Kemasyarakatan dan Lembaga Nirlaba Lainnya Dalam Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri. Kegiatan ini menunjukan bahwa pekerjaan untuk urusan Kebangpoldagri tidak harus dikerjakan oleh penyedia barang/jasa dalam hal ini badan usaha PT/CV/Koperasi akan tetapi dapat dikerjakan oleh Organisasi Kemasyarakatan dengan prinsip kesamaan kedudukan dan non profit oriented.

4. Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan

Keamanan.

(19)

h a l | 3 2 3

Capaian dari program ini adalah meningkatnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban dalam bentuk pemahaman dan mematuhi aturan yang berlaku. Capaian tersebut dilaksanakan melalui kegiatan sosialisasi, patroli wilayah dan pemberian sanksi bagi para pelanggar produk hukum daerah berupa Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota. Penegakan produk-produk hukum daerah dilaksanakan melalui kegiatan Penegakan Hukum dan HAM serta penyelidikan dan penyidikan terdahap pelanggaran Perda yang mengandung sanksi.

Kota Semarang memiliki Perda yang mengandung sanksi sebanyak 54 buah, 25 buah diantaranya telah dilakukan penegakan selama tahun 2014. Penegakan Perda tersebut difokuskan kepada perda dengan jumlah pelanggaran dominan dan bersifat strategis atau berdampak kepada kepentingan umum. Dalam rangka penegakan Perda, unsur utama sebagai pelaksana di lapangan adalah Satuan Polisi Pamong Praja yang memiliki kewenangan sebagaimana diatur dalam pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja, yaitu:

a) Melakukan tindakan penertiban nonyustisial terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau peraturan kepala daerah;

b) Menindak warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang mengganggu ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat;

c) Fasilitasi dan pemberdayaan kapasitas penyelenggaraan perlindungan masyarakat;

d) Melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang diduga melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau peraturan kepala daerah;

e) Melakukan tindakan administratif terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau peraturan kepala daerah.

Personil yang menangani penyelidikan dan penyidikan terhadap pelanggaran Perda adalah Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dari anggota Satpol PP yang telah dididik, dilatih dan sudah memiliki surat keputusan sebagai penyidik. Dari hasil penyelidikan dan penyidikan pelanggaran Perda apabila ditemukan tindak pidana ringan maka PPNS meneruskan kepada penuntut umum untuk dilanjutkan dengan persidangan di Pengadilan atau sidang di tempat kejadian.

(20)

h a l | 3 2 4

kegiatan dibanding tahun 2013. Penyelidikan dan penyidikan pelanggaran Perda yang dilanjutkan dengan persidangan di pengadilan sebanyak 4 kali dan untuk sidang di tempat kejadian sebanyak 8 kali.

5. Program Pendidikan Politik Masyarakat

Kebijakan pendidikan politik kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Semarang diarahkan kepada pendidikan politik dalam arti luas. Pendidikan politik yang diberikan kepada masyarakat bukan hanya memberikan pemahaman tentang seluk belum Pemilihan Umum / Pemilihan Kepala Daerah akan tetapi secara lebih luas memberikan pemahaman tentang konsep-konsep pokok tentang negara, etika berdemokrasi, hak dan kewajiban sebagai warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan politik kepada masyarakat diarahkan juga untuk menguatkan Demokrasi Pancasila agar masyarakat tidak terjebak mengarah kepada Demokrasi Liberal.

Program pendidikan politik masyarakat pada tahun 2014 diwujudkan berupa sosialisasi, penyuluhan, forum diskusi dan seminar dengan sasaran aparatur pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh agama, pelajar sebagai pemilih pemula, pengurus ormas dan pengurus parpol sebanyak 6 kegiatan. Kegiatan tersebut telah dapat memberikan pemahaman secara komprehensif tentang budaya politik bangsa Indonesia dan pentingnya etika berpolitik dengan kebebasan dan keterbukaan yang bertanggungjawab. Selain itu telah dapat memberikan kesadaran dan mengingatkan agar demokrasi yang sedang dijalankan tidak melenceng ke arah Demokrasi liberal karena Bangsa Indonesia telah memiliki ciri khas yaitu demokrasi Pancasila.

Melalui pendidikan politik bagi masyarakat yang dilaksanakan menjelang Pemilihan Umum telah mampu meningkatkan partisipasi masyarakat yang memiliki hak pilih, pada Pemilu Legislatif tahun 2014 tercatat tingkat partisipasi pemilih sebesar 76,81%, lebih tinggi apabila dibandingkan dengan Pemilu Legislatif tahun 2009 sebesar 51,33% dari Daftar Pemilih Tetap (DPT). Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014 tercatat tingkat partisipasi pemilih sebesar 82.72%, meningkat lebih tinggi apabila dibandingkan dengan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2009 sebesar 78,75% dari Daftar Pemilih Tetap (DPT).

(21)

h a l | 3 2 5

memberikan fasilitas untuk suksesnya Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden/Wakil Presiden tahun 2014.

Pemerintah Kota Semarang selama tahun 2014 melaksanakan monitoring keberadaan Partai Politik tingkat Kota Semarang, hal ini penting karena Partai Politik sebagai infrastruktur politik yaitu sebagai bangunan bawah, atau mesin politik informal atau mesin politik masyarakat yang terdiri dari berbagai kelompok yang dibentuk atas dasar kesamaan social, ekonomi, kesamaan tujuan, serta kesamaan lainnya. Keberadaan Partai Politik level Kota Semarang yang termonitor oleh Pemerintah Kota Semarang sebanyak 12 (dua belas) partai, 9 (sembilan) partai politik diantaranya mendapatkan kursi di DPRD Kota Semarang.

Untuk melaksanakan pendidikan politik bagi masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2013 Pemerintah memberikan Bantuan Keuangan kepada Partai Politik yang memiliki kursi di DPRD, 60% dari bantuan keuangan tersebut digunakan untuk pendidikan politik. Pada tahun 2014 menyalurkan bantuan keuangan partai politik dilaksanakan dalam dua tahap, adapun data penyaluran tersebut adalah sebagai berikut :

DAFTAR BANTUAN KEUANGAN PARTAI POLITIK TAHAP I (Periode Januari s.d Juli 2014)

No Partai Politik Besarnya

Bantuan (Rp)

1. DEMOKRAT 152.083.700

2. PDIP 89.018.400

3. PKS 51.204.200

4. PAN 37.855.900

5. GOLKAR 47.738.400

6. GERINDRA 29.524.650

7. PKB 19.371.600

8. HANURA 15.252.750

9. PPP 17.947.900

J U M L A H 459.997.500

Sumber : Badan Kesbangpol tahun 2014

DAFTAR BANTUAN KEUANGAN PARTAI POLITIK TAHAP II (Perioden Agustus s.d Desember 2014)

No Partai Politik Besarnya

Bantuan (Rp)

1. PDIP 129.312.800

2. GERINDRA 53.231.300

3. DEMOKRAT 49.105.600

4. PKS 35.601.100

5. GOLKAR 31.496.400

6. PKB 36.674.900

7. PAN 30.703.600

8. PPP 17.920.100

9. NASDEM 26.061.600

J U M L A H 410.107.400

(22)

h a l | 3 2 6

Pelaksanaan program pendidikan politik masyarakat lainnya adalah kegiatan Pengamanan Tidak Langsung (Pamtaksung) pada penyelenggaraan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2014. Pengamanan dilakukan terhadap personil, tempat, dokumen dan kegiatan pemungutan dan penghitungan suara di TPS serta rekapitulasi penghitungan suara di tingkat Kelurahan, Kecamatan dan tingkat Kota.

Pelaksanaan pengamanan tersebut melibatkan secara aktif anggota Linmas sebanyak 2.210 orang yang ditempatkan di seluruh TPS, Kantor Kelurahan dan Kantor Kecamatan sebagai sekretariat Panitia Pemungutan Suara dan Panitia Pemilihan Kecamatan. Hasil yang dicapai dalam kegiatan Pamtaksung ini adalah telah terwujud keamanan dan kelancaran personil penyelenggara, dokumen, tempat dan kegiatan pemungutan dan penghitungan suara Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden sehingga tidak ditemui adanya gangguan yang menghambat proses pemungutan dan penghitungan suara.

6. Program Penelitian, Pengembangan dan Informatika.

Dinamika perkembangan Organisasi Kemasyaraatan dan perubahan sistem pemerintahan membawa paradigma baru dalam tata kelola Organisasi Kemasyarakatan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pertumbuhan jumlah Ormas, sebaran dan jenis kegiatan Ormas dalam kehidupan demokrasi memberi konsekuensi pentingnya membangun sistem pengelolaan Ormas yang memenuhi kaidah Ormas yang sehat sebagai organisasi nirlaba yang demokratis, profesional, mandiri, transparan, dan akuntabel guna menjalankan peran, fungsi dan tanggung jawab Ormas untuk berpartisipasi dalam upaya mewujudkan cita-cita nasional bangsa. Melalui program ini Pemerintah Kota Semarang berupaya untuk mewujudkan tata kelola tersebut dengan menyusun Sistem Informasi Organisasi Kemasyarakatan. Pada tahun 2014 telah tersusun Sistem Informasi Organisasi Kemasyarakatan berupa data base dan dokumen pendaftaran ormas sebanyak 180 organisasi.

7. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Bencana.

(23)

h a l | 3 2 7

banjir baik yang disebabkan oleh curah hujan atau rob air laut, tanah longsor, angin puting beliung. Sebagian besar wilayah Kota Semarang digunakan untuk area permukiman, industri dan perdagangan yang padat sehingga menyimpan juga potensi kebakaran.

Pada tahun 2014 Pemerintah Kota Semarang telah memetakan daerah rawan bencana atau potensi timbulnya bencana tersebut diatas, prosentase kelurahan yang rawan bencana sebesar 32,76% atau sebanyak 58 kelurahan dari 177 kelurahan yang ada di Kota Semarang. Untuk mengurangi dampak akibat bencana yang akan terjadi telah terbentuk 22 Kelurahan Sadar Bencana (KSB) sebagai tindak lanjut dari Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Nomor 1 tahun 2012 tentang Pedoman Umum Desa / Kelurahan Tanggap Bencana.

Sistem yang digunakan dalam kelurahan sadar bencana ini adalah menerapkan manajemen bencana berbasis komunitas masyarakat yaitu sebuah pendekatan yang mendorong komunitas masyarakat dalam mengelola resiko bencana. Upaya tersebut dilaksanakan dengan melakukan inteprestasi sendiri atas ancaman dan resiko bencana yang dihadapinya, mengurangi serta memantau dan mengevaluasi kinerjanya sendiri dalam upaya pengurangan bencana. Pendekatan ini juga dilaksanakan dengan memaksimalkan penggunaan sumberdaya lokal, termasuk tenaga kerja, material dan organisasi. Praktekmanajemen bencana ini telah berhasil melibatkan kerjasama antara komunitas dengan instansi yang terkait. Komunitas masyarakat telah sadar akan risiko dan peduli untuk melakukan tindakan untuk menghadapi risikonya, namun masyarakat masih memerlukan bantuan tehnis, bantuan materi dan bantuan dalam membangun kemampuannya.

Untuk meningkatkan kemampuan tersebut, telah dilaksanakan pelatihan/simulasi manajemen bencana sebanyak 8 kegiatan di 8 Kelurahan Sadar Bencana. Simulasi melibatkan berbagai unsur baik dari pemerintahan maupun masyarakat, dari unsur pemerintahan selain tim rescuer yang dibentuk oleh Pemerintah Kota Semarang adalah TNI, Polri, Basarnas, Pol PP dan Linmas, Taruna Tanggap Bencana (Tagana) dan PMI. Sedangkan dari unsur masyarakat selaku relawan tergabung dalam organisasi sosial seperti Ubaloka, Semargana, Granat Recue, Bankom dan sebagainya.

4.1.19.4 PERMASALAHAN YANG DIHADAPI

(24)

h a l | 3 2 8

keterbukaan masih tampak pada penyampaian opini, aspirasi atau pendapat dimuka umum oleh sebagian masyarakat yang kurang mengindahkan kaidah-kaidah hukum dan norma sosial yang ada.

2. Berdasarkan hasil dari beberapa kegiatan dialog dengan tokoh masyarakat, dapat disimpulkan bahwa karakter asli Bangsa Indonesia yaitu semangat kekeluargaan dan kegotong-royongan dalam kehidupan bermasyarakat mulai bergeser ke arah individualis yaitu masyarakat yang kehidupan anggotanya lebih mengutamakan kepentingan pribadi, kelompok, atau golongan, serta memperhitungkan untung rugi.

3. Penegakan Perda untuk mewujudkan ketentraman dan ketertiban umum sangat bersinggungan dengan kepentingan masyarakat menengah kebawah, banyaknya aktivitas dan kegiatan masyarakat yang berpotensi dengan pelanggaran, namun pelanggaran itu sendiri tidak dirasakan oleh pelanggarnya, dan bahkan jauh dari itu masyarakat yang melanggar malah meyakini bahwa tindakan yang dilakukan mereka bukan suatu pelanggaran, walau sudah ada aturan yang mengaturnya. Hal ini dapat diartikan sebagai kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam mematuhi Peraturan Daerah atau Peraturan Walikota khususnya bagi masyarakat pendatang atau masyarakat menengah kebawah.

. 4.1.19.4 RENCANA TINDAK LANJUT

1. Perlu dilakukan upaya berupa pendidikan politik kepada masyarakat baik secara langsung maupun melalui media massa. Pendidikan politik difokuskan kepada pengembalian nilai-nilai yang mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan Pancasila.

(25)

h a l | 3 2 9

aktif masyarakat secara kolektif akan mengembalikan semangat kekelurgaan dan kegotong-royongan.

3. Mengoptimalkan layanan penyajian informasi melalui papan/labelisasi tempat rawan pelanggaran, tentang kriteria Pelanggaran Peraturan tingkat Daerah khususnya pelanggaran Perda yang bernilai startegis berdampak terhadap gangguan ketentraman dan ketertiban umum. Kemudian meningkatkan peran serta masyarakat dalam penegakan peraturan daerah, menciptakan ketertiban umum, ketenteraman masyarakat dan perlindungan masyarakat. Kemudian meningkatkan peran serta masyarakat dalam penegakan peraturan daerah, menciptakan ketertiban umum, ketenteraman masyarakat dan perlindungan masyarakat melalui layanan pengaduan dengan SMS Pengaduan masyarakat ke nomor 081215215666, lewat www.satpolpp.semarangkota.go.id serta melalui website www.semarangkota.go.id.

4.1.19.5 PRESTASI DAN PENGHARGAAN

Referensi

Dokumen terkait

Penyedia Barang/Jasa tersebut di atas telah lulus kualiikasi, memenuhi syarat administrasi, teknis dan harga. Demikian Pengumuman ini dibuat untuk

/ Jasa Program Program Pembangunan ahan T.A 2017 serta berdasarkan hasil sebut dalam Berita Acara Nomor : jabat Pengadaan Barang / Jasa Program P.APBD Kabupaten Asahan

yang lebih luas, mampu melintas batas kelompok etnis atau tradisi budaya dan agama kita sehingga kita mampu melihat “kemanusiaan” sebagai sebuah keluarga yang

This indicated that the alternative hypothesis stating that using Realia Media gives effect toward student s’ writing Procedure Text at ninth grade in MTs Islamiyah

Sehubungan dengan telah selesainya masa evaluasi administrasi, teknis dan harga penawaran pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Kopian maka Panitia Pengadaan Barang/Jasa

Jl. Wofier Mongisidi Kel. Wbngurer Borot Kec. Msdidlr Koto tlitung Xp./fax. 156.m0.ffi0,- fSeriafus Lima Puluh Enarn Juta Rupiah). Hasilevaluasi penararan

Selain itu, dalam penelitian yang dilakukan oleh Mursalim juga menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara kepemilikan institusional dengan kebijakan dividen dan berpengaruh

[r]