• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 802010063 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 802010063 Full text"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA INTERNAL LOCUS OF CONTROL DENGAN KINERJA PADA SALES DISTRIBUSI

Oleh: LUSIANA 80 2010 063

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi

Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRACT:

Performance contributed to the achievement of the each organization’s goals. One of factors that affects the performance is locus of control. There are contradictions where

several studies have shown locus of control correlated with performance, but some researches evidence shows that there’s no such result. Therefore, the purpose of this study is to

reexamine whether there is a positive and significant relationship between internal locus of control with the performance of distribution sales with a quantitative-correlation approach. The sample used in this study were 34 sales of distributor company. The measured locus of

control using I-E scale by Rotter (1966) and the performance using Salesperson Performance scale by Piercy et al, (2004). The results obtained in the form of the correlation coefficient (r)

0.372 with 0.015 (p> 0.05), which prove that there is a positive and significant relationship between internal locus of control and performance among sales persons in distributor

company.

(7)

ABSTRAK :

Kinerja berkontribusi pada pencapaian tujuan setiap organisasi. Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja adalah locus of control. Terdapat kontradiksi dimana beberapa

penelitian menunjukkan locus of control berkorelasi dengan kinerja, sebaliknya beberapa bukti penelitian tidak menunjukkan hasil yang demikian. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menguji kembali apakah terdapat hubungan positif dan signifikan antara

internal locus of control dengan kinerja sales distribusi dengan pendekatan kuantitatif – korelatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 34 orang sales. Skala yang

digunakan untuk mengukur locus of control adalah Skala I-E yang dibuat oleh Rotter (1966) dan

skala yang digunakan untuk mengukur kinerja adalah Skala Salesperson Performance yang

dibuat oleh Piercy et al, (2004). Hasil yang didapatkan berupa koefisien korelasi (r) 0,372 dengan p= 0,015 (p<0,05), dengan ini membuktikan bahwa ada hubungan positif dan

signifikan antara internal locus of control terhadap kinerja pada sales distribusi.

(8)

PENDAHULUAN

Kegagalan kinerja seorang sales dapat mengakibatkan kerugian pada perusahaan distributor, seorang sales merupakan ujung tombak yang dapat menghambat produktifitas perusahaan terutama pada perusahaan yang bergerak dibidang distribusi (Royan,2011). Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja merupakan hal yang sangat penting bagi keberlangsungan perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Husnawati (2006), kinerja merupakan landasan bagi produktivitas dan mempunyai kontribusi bagi pencapaian tujuan organisasi. Penelitian yang ditemukan oleh Wulandari (2006) menemukan akibat dari kinerja sales yang rendah yaitu penurunan jumlah penjualan yang berdampak pada kerugian perusahaan secara finansial.

Pada tanggal 5 maret 2013 penulis melakukan wawancara terhadap salah satu pemilik distributor Sinar Consumer goods (barang konsumsi). Respoden menyatakan bahwa ketika sales melakukan kesalahan dalam bekerja (salah dalam memberikan pemesanan, salah memberikan harga, dan salah menawarkan produk yang diminta oleh konsumen), mengakibatkan barang sering dikembalikan ke perusahaan (return). Bahkan akibat yang lebih buruk adalah perusahaan tidak dapat mencapai target yang ditentukan oleh produsen. Penelitian yang dilakukan oleh Baldauf & Craven (2002) mengatakan bagi tiap-tiap individu tenaga penjualan bertanggung jawab mengimplementasikan strategi-strategi pemasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan karena itu penting bagi tenaga penjualan untuk dapat memberikan kontribusi bagi perusahaan melalui pencapaian volume penjualan, keuntungan bagi perusahaan dan kepuasan pelangan. oleh karena itu kinerja merupakan suatu bagian penting yang harus diperhatikan dalam suatu organisasi dalam mencapai tujuannya.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja adalah motivasi (Lopez, 1981), budaya organisasi (Abduloh, 2006), kepuasan kerja (Brown & Peterson, 1994), locus of control (Boone, Brabander, & Hellemans, 2000) dan self efficacy (Appelbaum, 1996). Sebagaimana disebutkan mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja adalah locus of control. Locus of control merupakan salah satu teori kepribadian yang ditemukan oleh Rotter (1966). Locus of control adalah dimensi kepribadian mengenai kepercayaan mengenai keyakinan seseorang sebagai satu-satunya agen yang bertanggung jawab atas kehidupannya. Lebih jelasnya Rotter mengatakan Locus of control adalah bagaimana seseorang dapat mengambil keputusan atas sikapnya.

(9)

satu individu dengan individu lain, tidaklah sama. Ada individu yang memiliki locus of control internal dan ada individu yang memiliki locus of control eksternal. Individu yang memiliki locus of control internal mampu mengubah kejadian dan menjadi agen utama dalam mengarahkan dan mengatur perilaku nya yang membawa kepada konsekuensi positif. Sedangkan individu dengan locus of control eksternal tidak mampu mengatur perilakunya sehingga diasumsikan memiliki kinerja yang rendah sehingga kurang produktif dan banyak melakukan aktifitas yang sia-sia dan banyak membuang-buang waktu dalam bekerja (Rotter 1966).

Penelitian yang dilakukan oleh Blau (1993) menemukan bahwa locus of control berhubungan dengan dua perbedaan aspek kinerja pada teller bank bahwa orang dengan internal locus of control menunjukan level kerja yang tinggi pada motivasi bekerja ditunjukan pada inisiatifnya saat bekerja. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Boone, Brabander & Hellemans (2000) mengungkapkan bahwa ada hubungan sebab akibat antara kinerja dengan internal locus of control yang menunjukkan bahwa internal locus of control memang merupakan prediktor penting dari kinerja perusahaan kecil. Spector (dalam Guan, Wang, Dong, Liu, Yue, Liu, Zhang, Zhou, & Liu, (2012) menemukan bahwa pekerja dengan internal locus of control memiliki level pada kerja, motivasi yang tinggi dan memperoleh peringkat kerja yang lebih baik dari supervisor atau rekan-rekan dan memiliki kepuasan kerja yang tinggi.

Penelitian Lefcourt (dalam Millet, 2005) menemukan bahwa orang dengan locus of control internal memiliki ketertarikan yang besar terhadap kemampuan kewirausahaan sehingga terlihat menjadi lebih cepat dan lebih mudah menerima petunjuk dari sebuah informasi. Ketertarikan pada kewirausahaan merupakan pembawaan yang baik yang bisa digunakan sebagai karakteristik seorang sales, karena ketertarikan itu akan membuat mereka memiliki semangat yang besar dalam menjual produk mereka. Sebagai ujung tombak pada perusahaan distribusi seorang sales diharapkan memiliki kelebihan dalam menerima petunjuk dari sebuah informasi. Seorang sales dituntut untuk dapat mencapai target dan mencari solusi tiap masalah yang mereka dapat di lapangan, yang memungkinkan dimilikinya kinerja tinggi.

(10)

kinerja auditor. Oleh karena itu, perlu kiranya penelitian ini dilakukan untuk membuktikan hubungan antara internal locus of control dengan kinerja seorang sales pada perusahaan distribusi. Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah adanya hubungan positif dan signifikan anatara internal locus of control pada kinerja sales distribusi CV Abadi.

TINJAUAN PUSTAKA Kinerja

Ford, Cerasoli, Higgins, & Decesare (2011) mendefinisikan kinerja sebagai fungsi dari perilaku seseorang yang akan membantu organisasi untuk mencapai tujuannya. Churchill et al. (dalam Piercy, 2004) mendefinisikan kinerja sebagai penilaian perilaku karyawan yang relatif terhadap kontribusi perilaku terhadap tujuan organisasi. Dalam penelitian ini penulis beracu pada kinerja menurut Churchill et al. (dalam Piercy, 2004).

Dimensi kinerja

Piercy,Low & Cravens (2004) menyatakan bahwa kinerja sales di golongkan menjadi dua dimensi :

a. Kinerja perilaku (behavioral performance): aktivitas dan strategi yang digunakan dalam memenuhi tanggung jawab kerja (presentasi penjualan, strategi penjualan, rencana penjualan).

b. Hasil kinerja (out come performance) : akibat yang diberikan pada sales yang tidak dapat mereka kontrol (potensi pasar, intensitas kompetisi pasar).

Dalam penelitian ini penulis mengacu pada dimensi yang dibuat oleh Piercy et al (2004), dia pada tahun tersebut telah melakukan penelitian atas dasar dimensi tersebut dalam mengamati kinerja sales manager. Oleh sebab itu penelitian ini mengunakan dimensi ini karena sangat tepat mengarah kepada kinerja sales distributor. Penelitian oleh Piercy et al (2004) tersebut juga telah dilakukan oleh Anderson & Oliver ; Behrman & Pereault; Jhon & Weitz ; Spiro & Weitz ; Craven et al (dalam Piercy et al).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

(11)

faktor-faktor yang dikendalikan oleh tenaga penjualan itu sendiri berdasarkan dengan perilaku tenaga penjualan dan hasil yang diperoleh tenaga penjualan. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Brown & Peterson (1993) menyatakan bahwa ada pengaruh positif antara kinerja sales dengan kepuasan kerja yang ditunjukan dari upaya nya sendiri.

Lain halnya penelitian yang dilakukan oleh Bono & Judge (2003) yang menyatakan Self efficacy, locus of control, kestabilan emosi, merupakan kesatuan dengan tipe kepribadian lain yang berhubungan dengan kepuasan kerja dan kinerja.

Pada penelitiannya Abdulloh (2006) menyatakan bahwa budaya organisasi, locus of control dan kepuasan kerja secara langsung mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Faktor-faktor lain yang ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Weitz, Sujan, & Sujan (1986) ada beberapa hal yang mempengaruhi kinerja adalah persepsi peran (role perceptions), motivasi (motivation), kemampuan (ability). Selain itu menurut Van Dyk dan Herholdt (2004), faktor yang mempengaruhi kinerja sebagai akses yang inovatif adalah struktur pemberian upah dan lingkungan kerja yang nyaman.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: kemampuan, motivasi, pengalaman individu, keadaan psikologis faktor organisasi dan lingkungan, juga tipe-tipe yang terkait dengan kepribadian.

Locus of control

Locus of control merupakan persepsi atau keyakinan seseorang terhadap kontrol diri atas peristiwa yang mempengaruhi kehidupannya (Greenberg, 2006). Rotter (1966) mengatakan adanya ekspektasi umum dimana tindakan individu sendiri yang akan menyebabkan munculnya hasil yang diinginkan, dimana individu tersebut meyakini suatu peristiwa bergantung pada perilaku atau karakteristik nya yang diasumsikan dalam berbagai kondisi, keyakinan ini disebut locus of control.

Penelitian ini akan mengacu pada definisi yang dikemukakan oleh Rotter (1966), bahwa locus of control adalah suatu harapan yang digeneralisasikan untuk mempersepsikan penguat sebagai kesatuan dari dirinya sendiri disebut dengan internal locus of control atau sebagai hasil dari kekuatan diluar kendalinya karena adanya suatu kebetulan, nasib atau kekuatan lain disebut eksternal locus of control.

(12)

individu yang meyakini bahwa ada kendali lain diluar dirinya yang ikut berperan dalam kesuksesannya selain dirinya adalah eksternal locus of control.

Dimensi Locus of control

Rotter (1990) membagi locus of control menjadi dua bagian yaitu: internal yaitu orang yang memiliki keyakinan bahwa keberhasilan kehidupannya berasal dari diri nya (usahanya). Sedangkan eksternal yaitu orang yang memiliki keyakinan bahwa kehidupan nya sebagian besar dikendalikan dari lingkungannya.

Levenson, (dalam Lumpkin 1998) mengembangkan pengelompokan tiga orientasi individu yaitu internal control, powerful others,chance. Levenson (1981), mengembangkan skala locus of control yang dibuat oleh Rotter (1990) dari undimensional scale (saling bertautan) menjadi multidimensional (berdiri secara terpisah) scale, dengan tiga sub skala yaitu : internally, powerful other dan chance.

Internal locus of control

Individu yang memiliki locus of control internal cenderung menggunakan tekanan atau mendesak usaha yang lebih besar dibandingkan dengan individu yang memiliki locus of control eksternal ketika diyakini usahanya terlihat nyata atau dengan kata lain ia mengarahkan usahanya kepada reward (Spector, 1982 dalam Hyatt & Prawitt, 2001; Rotter, 1990) Individu dengan Locus of control Internalberkeyakinan bahwa mereka merasa mampu untuk membantu pekerjaan dan lingkungan kerjanya sehingga merasa dapat diandalkan. Ciri-ciri Internal locus of control Menurut Crider (dalam Mahrita, 2010) Karakteristik yang dimiliki oleh seseorang yang memiliki internal locus of control antara lain:

1. Suka berkerja keras

2. Memiliki inisiatif yang tinggi

3. Selalu berusaha menemukan pemecahan masalah 4. Selalu mencoba berfikir seefektif mungkin

5. Selalu memiliki persepsi bahwa usaha harus dilakukan jika ingin mencapai tujuan.

Eksternal locus of control

(13)

keadaan lingkungannya, Orang tersebut yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah hasil dari nasib, kebetulan dan kekuatan eksternal (Phares, 1976). Individu external locus of control menunjukkan sikap seorang yang percaya bahwa ia tidak memiliki kendali atas keadaan. Keyakinan ini yang menyebabkan depresi pada pandangan hidup (Jaffe, Breet et al. 2010). Ciri-ciri eksternal locus of control Menurut Crider (dalam Mahrita, 2010) Karakteristik yang dimiliki oleh seseorang yang memiliki eksternal locus of control antara lain:

1. Kurang memiliki inisiatif

2. Mempunyai harapan bahwa ada sedikit korelasi antara usaha dan kesuksesan karena mereka percaya bahwa faktor luarlah yang mengontrol.

3. Kurang suka berusaha

4. Kurang mencari informasi untuk memecahkan masalah

Hubungan antara internal Locus of control dan Kinerja

(14)

berfokus pada pencapaian hasil atau sasaran tujuan mereka dan mengerjakan tugasnya dengan sebaik mungkin.

Menurut Usman, Hidayat, & Suharli (2009) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa terdapat pengaruh locus of control terhadap kinerja karyawan. Semakin tinggi nilai locus of control yang terdapat dalam individu maka semakin tinggi pula kinerja yang diberikan oleh karyawan. Tingginya nilai locus of control berpengaruh pada pengendalian personal individu tersebut. Dengan adanya pengendalian personal tersebut individu dengan locus of control internal lebih dapat mengontrol dirinya untuk menyelesaikan sebuah tugas yang diberikan oleh perusahaan. Sedangkan menurut Menezes (2008) terdapat perbedaan atas kinerja dimana internal auditor yang memiliki Locus of control internal menunjukkan kinerja yang lebih tinggi dari internal auditor yang memiliki Locus of control eksternal.

Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang dapat diajukan adalah ada hubungan positif dan signifikan antara internal locus of control dan kinerja pada sales perusahaan distributor CV Abadi. Semakin tinggi internal locus of control nya semakin tinggi pula kinerjanya, sebaliknya semakin rendah internal locus of control maka semakin rendah kinerja sales diperusahaan distributor CV Abadi .

METODE

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh sales distributor consumer goods CV Abadi. Sales distributor consumer goods berjumlah 34 orang yang masing berada dicabang Mojosongo 8 orang, Solo baru 14 orang, Klaten 12 orang. Berdasarkan pertimbangan karakteristik dari populasi penelitian, maka penelitian ini menggunakan tehnik sampling jenuh.

Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan penyebaran angket (kuesioner) Kuesioner disusun dengan menggunakan metode skala psikologi, dengan menggunakan dua skala yaitu skala kinerja dan skala locus of control.

(15)

antara 0.65-0.76. Test-retest oleh Jessor (1964) diperoleh nilai antara 0.49-0.83. sedangkan korelasi dengan skala Marlowe-crowne social desirability didapatkan nilai antara -0.12-0.41.

2. Skala kinerja mengacu pada Piercy, et al (2004) dengan membagi kinerja menjadi 2 bagian yaitu kinerja perilaku (behavioral performance), hasil kerja (out come performance). Skala ini disusun dengan dua jenis pernyataan, yaitu favorable dan unfavorable yang menggunakan model Likert yang mempunyai empat macam pilihan jawaban, (S) setuju, (SS) sangat setuju, (TD) tidak setuju, (STD) sangat tidak setuju. Keseluruhan data diperoleh dari skala psikologi yang telah dibagikan kepada subjek. Perhitungan uji seleksi item dan reliabilitas skala kinerja mengacu pada Azwar (2012) yang terdiri dari 26 item, diperoleh item yang valid sebanyak 15 item dengan koefisien korelasi item totalnya bergerak antara 0.219 - 0.560. Sehingga dihasilkan koefisien Alpha pada skala kinerja sebesar 0,846 sehingga skala kinerja reliabel.

Hasil Uji Asumsi

(16)

Tabel 1.

Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Test

Dari hasil tabel di atas, diperoleh bahwa dengan uji normalitas pada setiap pernyataan pada skala penyesuaian diri, diperoleh skor uji normalitas Kolmogorov-Smirnov(a) dengan p>0,05, yang berarti bahwa data berdistribusi normal. Pada skala internal locus of control diperoleh hasil skor sebesar 0,583 dengan probabilitas (p) atau signifikansi sebesar 0,886 (p>0,05). Sedangkan pada skor kinerja memiliki nilai K-S-Z sebesar 0,934 dengan probabilitas (p) atau signifikansi sebesar 0,348. Dengan demikian kedua variabel memiliki distribusi yang normal.

Pengujian linearitas diperlukan untuk mengetahui apakah dua variabel yang sudah ditetapkan dalam hal ini satu variabel independen dan satu variabel dependen memiliki hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Kedua variabel dapat dikatakan linear bila memiliki nilai signifikansi > 0,05. Pengujian linearitas kedua variabel tertera pada tabel di bawah ini.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

int_loc Kinerja

N 34 34

Normal Parametersa,b Mean 4,85 30,18

Std. Deviation 2,337 5,396

Most Extreme Differences

Absolute ,100 ,160

Positive ,084 ,160

Negative -,100 -,139

Kolmogorov-Smirnov Z ,583 ,934

Asymp. Sig. (2-tailed) ,886 ,348

a. Test distribution is Normal.

(17)

Tabel 2 Hasil Uji Linearitas

Hasil uji linearitas diperoleh nilai f beda sebesar 0,738 dengan signifikansi = 0,708 (p>0,05) yang menunjukkan hubungan antara internal locus of control dengan kinerja adalah linear.

Analisis Deskriptif

Tabel 3.

Kriteria Skor Kinerja

No. Interval Kategori Frekuensi Persentase Mean Standar deviasi

Data diatas menunjukan tingkat disiplin kerja dari 34 subjek yang berbeda-beda, mulai dari sangat tinggi dan sangat rendah. Pada kategori rendah didapati sebesar 2.94%, kategori tinggi sebesar 73.53% dan kategori sangat tinggi sebesar 23.53%. mean atau rata-rata yang diperoleh adalah dengan standar deviasi sebesar 5.40. maka secara umum dapat dikatakan bahwa kinerja sales distributor CV Abadi berada pada tingkat tinggi.

Tabel 4.

(18)

Data di atas menunjukkan tingkat locus of control dari 34 subyek yang berbeda dari tingkat tinggi hingga sangat tinggi. Pada kategori tinggi didapati presentase sebesar 58.82%, kategori sangat tinggi sebesar 11.76%. Mean atau rata-rata yang diperoleh adalah 13.38 dengan standar deviasi sebesar 3.13. Maka secara umum dapat dikatakan bahwa internal locus of control yang dimiliki oleh sales distributor CV Abadi, berada pada tingkat tinggi.

Hasil Uji Korelasi

Dari perhitungan uji korelasi antara variable bebas dan terikat, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.

Hasil Uji Korelasi antara Internal locus of control dengan Kinerja

Correlations

int_loc kinerja

int_loc

Pearson Correlation 1 .372*

Sig. (1-tailed) .015

N 34 34

kinerja

Pearson Correlation .372* 1

Sig. (1-tailed) .015

N 34 34

*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).

Hasil koefisien korelasi antara internal locus of control dengan kinerja, sebesar 0,372 dengan signifikansi = 0,015 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara internal locus of control dengan kinerja pada sales distribusi CV Abadi.

Pembahasan

(19)

control berkorelasi positif pada peningkatan kinerja pada sales distribusi CV Abadi. Hasil penelitian ini signifikan dimungkinkan adanya beberapa hal seperti adanya kemungkinan Pertama, setiap karyawan memiliki kesempatan yang sama dalam menyumbangkan inspirasi dan inovasi setiap penjualan perusahaan, Kedua, ada nya dukungan yang diberikan oleh perusahaan pada setiap karyawan nya akan membuat mereka merasa terdukung dan dilibatkan sepenuhnya pada setiap aktifitas perusahaan. Sehingga mereka dapat memberi sumbangan kinerja yang terbaik bagi perusahaan, setiap individu ikut serta dalam setiap perkembangan perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Wang, Dong, Liu, Yue, Liu, Zhang, Zhou, & Liu, (2013) menemukan bahwa pekerja dengan internal locus of control memiliki level pada kerja, motivasi yang tinggi dan memperoleh kerja yang lebih baik dari supervisor atau rekan-rekan dan memiliki kepuasan kerja yang tinggi.

Dari uraian diatas, penulis dapat mengatakan bahwa semakin tinggi internal locus of control yang ada pada diri seorang sales, maka tinggi pula kinerja yang dihasilkan oleh seorang sales. Hal tersebut akan mendungkung tercapainya setiap target yang diberikan oleh perusahaan dan juga akan meningkatkan motivasi dalam bekerja. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Blau (1993) menemukan bahwa locus of control berhubungan dengan dua perbedaan aspek kinerja pada teller bank bahwa orang dengan internal locus of control menunjukan level kerja yang tinggi pada motivasi bekerja ditunjukan pada inisiatifnya saat bekerja. Hal lain yang mendukung pernyataan diatas adalah Spector (dalam Millet, 2005) menegaskan bahwa ada hubungan antara locus of control motivasi dan kinerja pada organisasi yang membuktikan bahwa orang dengan orientasi internal akan menunjukan motivasi kerja yang lebih, saat mereka berlebih tugas dan target. Hal ini membuktikan orang dengan internal locus of control yang tinggi akan termotivasi untuk lebih produktif dalam mencapai target.

(20)

Hasil penelitian ini menolak penelitian yang dilakukan oleh Lautania, (2011) yang menyatakan bahwa Locus of control secara langsung tidak berpengaruh pada kinerja auditor dan perilaku disfungsional audit.

Jika dilihat dari sumbangan efektif yang diberikan terhadap internal locus of control dalam kinerja, internal locus of control memberikan kontribusi sebesar 13% dan sebanyak 87% dipengaruhi faktor lain diluar internal locus of control, seperti motivasi (Lopez, 1981), budaya organisasi (Abduloh, 2006), kepuasan kerja (Brown & Peterson, 1994), locus of control (Boone, Brabander,& Hellemans, 2000) dan self efficacy (Appelbaum, 1996).

(21)

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan antara internal locus of control dengan kinerja pada sales distribusi CV Abadi, diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara kedua variabel dengan nilai koefisien korelasi sebesar (r) 0,372 dengan signifikansi 0,015 (p< 0,05). Besarnya sumbangan efektif internal locus of control sebesar 13%. Hal ini menunjukkan bahwa internal locus of control merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan kinerja. Sebagian besar subjek (58,82%) memiliki tingkat internal locus of control berada pada kategori tinggi dan subjek (73,53%) memiliki tingkat kinerja pada kategori tinggi.

Bagi setiap karyawan disarankan untuk dapat menyumbangkan pemikiran, inisiatif dan memberi usul-usul dalam perbaikan-perbaikan kinerja yang lebih baik untuk meningkatkan kinerja yang aktif. Hal ini juga dapat dilakukan dalam bentuk diskusi kelompok, brifing, ataupun dalam bentuk meeting. Bagi pimpinan perusahaan disarankan melakukan persaingan antara setiap counter untuk berkompetisi dalam mencapai target perusahaan dan memberikan reward bagi counter yang berhasil memenuhi target tersebut. Perusahaan juga diharapkan dapat menjadi wadah yang menampung setiap inspirasi dan aspirasi para karyawannya. Dengan melibatkan aspirasi karyawan, mereka akan memiliki keterkaitan erat pada perkembangan perusahaan dan merasa menjadi bagian dari perusahaan tersebut. Dalam hal ini karyawan dapat terus mengembangkan ide untuk meningkatkan kinerjanya demi kemajuan perusahaannya.

Bagi peneliti selanjutnya, dapat meneliti lebih lanjut penelitian ini dengan mengembangkan variabel-variabel lain yang dapat digunakan, sehingga terungkap faktor-faktor yang memegaruhi kinerja pada karyawan. Selain itu, penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini terdapat kelemahan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis pertama penentuan sampel yang tidak maksimal dengan jumlah populasi yang teralu kecil, sehingga hasil penelitian ini menjadi tidak dapat digeneralisasikan secara luas. Kedua, pengunaan alat ukur kinerja masih bersifat prespektif dari partisipan belum mengunakan penilaian kinerja yang berasal dari perusahaan, bagi peneliti selanjutnya dapat memperdalam hasil kinerja yang lebih konkrit dengan mengunakan penilaian kinerja pada perusahaan tersebut.

(22)

Abdulloh. (2006). Pengaruh Budaya Organisasi Locus of control dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada Kantor Pelayanan Pajak Semarang Barat. Tesis. Program pasca sarjana. Semarang: Universitas Diponegoro.

Appelbaum, S, H,. (1996). Self Efficacy As a Mediator Of Goal Setting And Performance Some Human Resource Application. Journal of manajerial psychology. 11, (3). 33-47.

Azwar, S. (2012). Penyusunan skala psikologi. Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Blau, G. (1993). Testing the Relationship of Locus of Control to Different Performance of Dimensions. Journal of Occupational and Organization Psychology.66, (125)-138. Boone, Christophe,. Brabander, B,. & Hellemans., J. (2000). Research note: CEO locus of

control and small firm performance. Netherland: Egos.

Bono, J. E., & Judge, T. A. (2003). Core Self-evaluation: A Review of The Trait and its role in job satisfaction and job performance. Wiley Interscience. 17, 5-18.

Brown, S, P. & Peterson, R. A. (1994), The Effect of Effort on Sales Performance and Job

Satisfaction. “Journal of marketing”.58, (2), 70.

Ford, M. T,. Cerasoli, C. P,. Higgins, J. A,. and Decesare, A. L,. (2011). Relationship Between Psychological, Physical, and Behavioral Health and Work Performance: A Review and Meta Analysis. Journal of work and stress. USA: roudledge. 25, (3), 185-204.

Greenberg, J., S. (2006). Comprehensive Stress Management: ninth edition. San Francisco : McGrawHill.

Guan, Y., Wang, Z., Dong, Z., Liu, Y., Yue, Y., Liu, H., Zhang, Y., Zhou, W., & Liu, H. (2013). Career locus of control and career success Among Chinese Employees: A multidimensional Approach. Journal of career assessment. 4, (21), 195-258.

Husnawati, A. (2006). Analisis Pengaruh Kualitas kehidupan Kerja terhadap Kinerja Karyawan dengan Komitmendan Kepuasan Kerja Sebagai Intervening Variabel (Studi pada PERUM pegadaian kanwil VI Semarang). Tesis. Program pasca sarjana. Semarang: Universitas Diponegoro.

Lautania, M, F. (2011). Pengaruh time bugdet pressure, Locus Of Control dan Perilaku Disfungsional Audit Terhadap Kinerja Auditor (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Indonesi). Universitas Syiah kuala: Jurnal Telaah & Riset Akutansi. 4, (1). 92 – 113. Levenson, H. (1981). Differentiating among internally,powerful other, and chance. In H.

Lefcourd (ed.), research with the locus of control construct . New York: Academic press, 1. 15-63.

Lopez, M, E. (1981). Increasing intrinsic motivation with performance contingent reward. Journal of psychology. 3. 108, 59-65.

(23)

Scale: Is A Brief Levenson’s Scale Any Better? USA: Psychology repport (university of missisipi). 2. (3).62-68.

Mahrita, D. (2010). Hubungan Internal Locus of control Dan Eksternal Locus Of Control Terhadap Takut Akan Kesuksesan (Fear Of Success). Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga.

Mangkunegara, A.(2000). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung: PT, Remaja Rosdakarya.

Maryati, P. (2005). Analisis Penerimaan Auditor atas Disfungsional Audit Behavior :

Pendekatan Karakteristik Personal Auditor (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jawa). Tesis. Program pasca sarjana akutansi. Semarang: Universitas Diponegoro.

Menezes. (2008). Analisis Dampak Locus of control Terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja Internal Auditor. Tesis. Program pasca sarjana akutansi. Semarang: Universitas Diponegoro.

Millet, P. (2005). Locus of Control and its Relation to Working Life: Studies from the field of Vocational Rehabilitation and Small Firm in Sweden. Doctoral Tesis. Departemen Of Human Work Science, Lulea University Of Technology of Sweden.

Phares, E. J. (1976). Locus of Control in Personality. Morristown, New Jersey: General Learning Press.

Piercy, N. F,. Low. & Cravens, D. W,. (2004). Consequences of Sales Management’s Behavior and Compensation Based on Control Strategies in Developing Countries. Journal of International Marketing. 12, (3), 30-44.

Rotter, J. B. (1966). Generalized Expectancies for Internal Versus Eksternal Control of Reinforcement. Psychological Monograph: General and Applied. 80, (1). 1-28.

Royan, F. (2011). Strategi Mendirikan Perusahaan Distributor baru, Jakarta: PT Gramedia pustaka utama.

Usman, U,. Hidayat, E,. & Suharli,. (2009). Pengaruh Orientasi Profesinal, Locus of control,Konflik Peran dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan: Studi Empiris Pada Karyawan Bank. Journal of bussines. 4. (2) 11-16.

Van Dyk, L. & Herholdt, J. (2004). Transforming your Employment Brand:The ABSA Experience. Randburg, South Africa: Knowres Publishing.

Yudith, N. F. (2005). Analisis Distribusi Selling-in Untuk Meningkatkan Kinerja Pemasaran (Dalam Hubungan Antara PT. Expand Berlian Mulia dengan Outlet-Outletnya di Wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta). Tesis. Progam magister manajemen. Semarang: UNDIP.

(24)

Weitz, B, A. Sujan, H. & Sujan, M. (1986). Knowledge, Motivation, and Adaptive Behavior: A Framework for Improving Selling Effectiveness. Journal of marketing. 50, (4).174-191.

Gambar

Tabel 1.  Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Test
         Tabel 2       Hasil Uji Linearitas
     Tabel 5.   Hasil Uji Korelasi antara Internal locus of control dengan Kinerja

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga, dengan mengetahui persamaan dan perbedaan letak kata keterangan waktu tersebut maka diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat mempermudah orang lain,

Praktik Pengalaman Lapangan ( PPL ) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh semua mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan toeri

Produk yang dihasilkan dalam pengembangan penelitian ini berbentuk LKPD sebagai petunjuk percobaan Materi Cahaya berbasis inkuiri terbimbing untuk peserta didik kelas VIII

To obtain a deeper analysis, the researcher has two problem formulations, (1) Based on the lexical category, what bases receive the suffixes nominalizer suffixes {-er} and

Implementasi public relations atau Humas adalah seluruh pelaksanaan dan penerapan peran humas yang terdapat di dalam sebuah organisasi/instansi/perusahaan yang sudah

Jadi, beban pemasaran berkepentingan untuk menghubungkan suatu produk mulai saat barang atau jasa tersebut selesai diproduksi sampai dengan diubah menjadi pendapatan yang

c.' S eleksi protokorm setelah transform asi, dan d. P em buktian transform an dan transgenik anggrek. M etode transform asi genetik ke tanam an anggrek P. amabilis sesuai klaim 1,

Terdapat 5 faktor yang memengaruhi kesiapan sebuah organisasi untuk berubah, antara lain (1) iklim dan budaya organisasi dimana budaya organisasi terkait sistem