• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISL"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

ISLAM DAN KEMISKINAN

Disusun Oleh :

Kelompok 5

1. Muhammad Iqbal Tri Hadiansyah (175120300111045) 2. Nurul Fathiyah Wahab (175120301111036)

3. Pratika Arya Yuliana (175120301111034) 4. Thasya Ananda Putri (175120307111036)

Kelas Psikologi D-1

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Psikologi

Universitas Brawijaya

Malang, Jawa Timur

2017

(2)

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Identifikasi Masalah...1

1.3 Rumusan Masalah...2

1.4 Tujuan Penulisan...2

BAB II KAJIAN PUSTAKA...3

2.1. Pengertian Kemiskinan...3

2.2. Penyebab terjadi kemiskinan...4

2.3. Hubungan kemiskinan dengan psikologi manusia...4

2.4. Kemiskinan menurut pandangan Islam...5

2.5. Upaya pencegahan kemiskinan dalam masyarakat...6

BAB III PENUTUP...9

3.1 Kesimpulan...9

3.2 Saran...9

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kemiskinan saat ini memang merupakan suatu kendala dalam masyarakat ataupun dalam rung lingkup yang lebih luas. Kemiskinan menjadi masalah sosial karena ketika kemiskinan mulai merabah atau bertambah banyak maka angka kriminalitas yang ada akan meningkat. Banyak orang saat ini menerjemahkan kemiskinan sebagai pangkal penyebab masalah sosial dan ekonomi.Kini kemiskinan menjadi masalah sosial ketika stratifikasi dalm masyarakat sudah menciptakan tingkatan atau garis-garis pembatas.sehingga adanya kejanggalan atau batas pemisah dalam interaksi atau komunikasi antara orang yang berada di tingkatan yang dibawah dan di atasnya.

Kemiskinan juga sangat berpengaruh terhadap lingkungan hidup yang akhirnya akan merusak lingkungan itu sendiri. Penduduk miskin yang terdesak akan mencari lahan-lahan kritis atau lahan-lahan konservasi sebagai tempat pemukiman. Lahan-lahan yang seharusnya berfungsi sebagai kawasan penyangga atau mempunyai fungsi konservasi tersebut akan kehilangan fungsi lingkungannya setelah dimanfaatkan untuk kawasan pemukiman. Akibat berikutnya, maka akan menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan lingkungan

Selain itu, penduduk miskin pun akan sulit dalam hal mencari lapangan pekerjaan, penduduk miskin tanpa mata pencaharian akan memanfaatkan lingkungan sekitar, sebagai usaha dalam memenuhi kebutuhannya tanpa mempertimbangkan kaidah-kaidah ekologis yang berlaku. Karena desakan ekonomi, banyak penduduk yang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memasuki kawasan-kawasan yang sebenarnya dilindungi, apabila tidak dicegah dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama menyebabkan kawasan lindung akan berkurang bahkan hilang sama sekali, yang berdampak pada hilangnya fungsi lingkungan (sebagai pemberi jasa lingkungan). Selain itu menyebabkan tindakan kriminal yang menyebabkan permasalahan baru dalam hal masalah sosial.

1.2. Identifikasi Masalah

(4)

1.3. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Kemiskinan? 2. Apa penyebab kemiskinan?

3. Apa hubungan kemiskinan dan psikis? 4. Apa pandangan kemiskinan menurut Islam? 5. Bagaimana Cara mencegah kemiskinan?

6. Bagaimana cara mengatasi kemiskinan?

1.4. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian kemiskinan.

2. Untuk mengetahui penyebab kemiskinan.

3. Untuk mengetahui hubungan kemiskinan dan psikis.

4. Untuk mengetahui cara mencagah kemiskinan.

(5)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan, dll.

Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:

 Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup

kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.

 Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial,

ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. Gambaran kemiskinan jenis ini lebih mudah diatasi daripada dua gambaran yang lainnya.

 Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna

"memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia. Gambaran tentang ini dapat diatasi dengan mencari objek penghasilan di luar profesi secara halal. Perkecualian apabila institusi tempatnya bekerja melarang.

2.2. Penyebab terjadinya kemiskinan

1. Pengangguran

(6)

menjadikan orang biasa menjadi pencuri, perampok, dan pengemis yang akan meresahkan masyarakat sekitar.

2. Tingkat pendidikan yang rendah

Tidak adanya keterampilan, ilmu pengetahuan, dan wawasan yang lebih, masyarakat tidak akan mampu memperbaiki hidupnya menjadi lebih baik. Karena dengan pendidikan masyarakat bisa mengerti dan memahami bagaimana cara untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi kehidupan manusia. Dengan belajar, orang yang semula tidak bisa menjadi bisa, salah menjadi benar, dsb. Maka dengan tingkat pendidikan yang rendah masyarakat akan dekat dengan kemiskinan.

3. Bencana Alam

Banjir, tanah longsor, gunung meletus, dan tsunami menyebabkan gagalnya panen para petani, sehingga tidak ada bahan makanan untuk dikonsumsi dan dijual kepada penadah atau koperasi. Kesulitan bahan makanan dan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tidak dapat terpenuhi.

Banyak ragam pendapat mengenai sebab-sebab kemiskinan. Namun, secara garis besar dapat dikatakan ada tiga penyebab utama kemiskinan. Pertama, kemiskinan alamiah, yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh kondisi alami seseorang. Misalnya cacat mental atau fisik, usia lanjut sehingga tidak dapat bekerja dan lain-lain. Kedua, kemiskinan kultural, yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh rendahnya kualitas SDM akibat kultur masyarakat tertentu. Misalnya rasa malas, tidak produktif, bergantung pada harta warisan dan lain-lain. Ketiga,

kemiskinan struktural, yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh kesalahan sistem yang digunakan negara dalam mengatur urusan rakyat.

Dari ketiga penyebab kemiskinan di masyarakat yang paling besar pengaruhnya adalah kmeiskinan struktural. Sebab, dampak kemiskinan yang ditimbulkan bisa sangat luas dalam masyarakat itu sendiri. Kemiskinan jenis ini yang sedang menggejala di berbagai negara dewasa ini. Tidak hanya negara0negara yang sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju.

2.3. Hubungan kemiskinan dengan psikologis manusia

(7)

yang lebih baik akan memudahkkan munculnya kebiasaan hidup orang dewasa yang kriminal atau pola perilaku destruktif (Kartono, 2000). Ketidakmampuan seorang kepala keluarga untuk melakukan adaptasi secara positif dalam menghadapi kemiskinan akan mengarahkan pada resiko kesehatan mentalnya. Lopez (2009), juga berpendepatan bahwa ada keterkaitan kuat antara kemampuan beradaptasi dalam situasi beresiko seperti kemiskinan, tekanan hidup, stressful life experiences dengan kesehatan mental seseorang.

2.4. Kemiskinan menurut pandangan islam

Salah satu masalah umat islam adalah kemiskinan. kemiskinan merupakan hal yang terjadi dikarenakan berbagai faktor, tidak bisa dijelaskan hanya dari satu sudut pandang saja. Kemiskinan juga bukan "monopoli” umat Islam saja. Hal ini terjadi dimana-mana: dari Afrika Utara yang mayoritas Muslim sampai Amerika Selatan yang didominasi Kristen (Katolik). Kemiskinan juga menimpa sebagian besar umat manusia di planet bumi ini, baik yang beragama maupun tidak beragama. Bagi sebagian sarjana Barat yang dipengaruhi teori-teori modernisasi sejak tahun 1950-an, umat Islam identik dengan kemunduran, keterbelakangan, dan kemiskinan. Kondisi ini menurut asumsi mereka dibentuk oleh "budaya” Islam dan masyarakat Muslim itu sendiri yang anti-kemajuan. Pandangan islam terhadap kemiskinan adalah masalah tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan primer secara menyeluruh. Syariat Islam telah menentukan kebutuhan primer itu (yang menyangkut eksistensi manusia) berupa tiga hal, yaitu sandang, pangan, dan papan. Allah Swt. berfirman:

ىللع

ل ول

ف

ف وررععمللعابف ن

ن هرترولس

ع ك

ف ول ن

ن هرقرزعرف هرلل دفولروعمللعا ىللع

ل ول

“Kewajiban ayah adalah memberikan makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf” (QS al-Baqarah [2]:233).

م

ع ك

ر دفجعور نعمف معترنعكلسل ث

ر يعحل ن

ع مف ن

ن هرونرك

ف س

ع أ

ل

“Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat tinggal, sesuai dengan kemmpuanmu” (QS ath-Thalaaq [65]:6).

Rasulullah saw. bersabda:

(8)

Dari ayat dan hadis di atas dapat di pahami bahwa tiga perkara (yaitu sandang, pangan, dan papan) tergolong pada kebutuhan pokok (primer), yang berkait erat dengan kelangsungan eksistensi dan kehormatan manusia. Apabila kebutuhan pokok (primer) ini tidak terpenuhi, maka dapat berakibat pada kehancuran atau kemunduran (eksistensi) umat manusia. Karena itu, Islam menganggap kemiskinan itu sebagai ancaman yang biasa dihembuskan oleh setan, sebagaimana firman Allah Swt.“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan” (TQS al- Baqarah [2]:268).

2.5. Upaya pencegahan kemiskinan dalam masyarakat

Terdapat empat strategi dasar yang telah ditetapkan dalam melakukan percepatan penanggulangan kemiskinan, yaitu:

 Menyempurnakan program perlindungan sosial

 Peningkatan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar

 Pemberdayaan masyarakat, dan

 Pembangunan yang inklusif

Islam memiliki berbagai prinsip-prinsip terkait kebijakan publik yang dapat dijadikan panduan bagi program pengentasan kemiskinan dan sekaligus penciptaan lapangan kerja.

Pertama, Islam mendorong pertumbuhan ekonomi yang memberi manfaat luas bagi masyarakat (pro-poor growth). Islam mencapai pro-poor growth melalui dua jalur utama: pelarangan riba dan mendorong kegiatan sektor riil. Pelarangan riba secara efektif akan mengendalikan inflasi sehingga daya beli masyarakat terjaga dan stabilitas perekonomian tercipta. Pada saat yang sama, Islam mengarahkan modal pada kegiatan ekonomi produktif melalui kerjasama ekonomi dan bisnis seperti mudharabah, muzara’ah, dan musaqat. Dengan demikian, tercipta keselarasan antara sektor riil dan moneter sehingga pertumbuhan ekonomi dapat berlangsung secara berkesinambungan.

(9)

adalah harta publik sehingga anggaran menjadi sangat responsif terhadap kepentingan orang miskin, seperti menyediakan makanan, membayar biaya penguburan dan utang, memberi pinjaman tanpa bunga untuk tujuan komersial, dan beasiswa bagi yang belajar agama.

Ketiga, Islam mendorong pembangunan infrastruktur yang memberi manfaat luas bagi masyarakat (pro-poor infrastructure). Islam mendorong pembangunan infrastruktur yang memiliki dampak eksternalitas positif dalam rangka meningkatkan kapasitas dan efisiensi perekonomian. Nabi Muhammad SAW membagikan tanah di Madinah kepada masyarakat untuk membangun perumahan, mendirikan pemandian umum d sudut kota, membangun pasar, memperluas jaringan jalan, dan memperhatikan jasa pos. Khalifah Umar bin Khattab membangun kota Kufah dan Basrah dengan memberi perhatian besar pada infrastruktur dan tata ruang kota. Beliau juga memerintahkan Gubernur Mesir, Amr bin Ash, untuk mempergunakan sepertiga penerimaan Mesir untuk pembangunan jembatan, kanal, dan jaringan air bersih.

Keempat, Islam mendorong penyediaan pelayanan publik dasar yang berpihak pada masyarakat luas (pro-poor public services). Terdapat tiga bidang pelayanan publik yang mendapat perhatian Islam secara serius: birokrasi, pendidikan, dan kesehatan. Di dalam Islam, birokrasi adalah amanah untuk melayani publik, bukan untuk kepentingan diri sendiri atau golongan. Khalifah Usman tidak mengambil gaji dari kantor-nya. Khalifah Ali membersihkan birokrasi dengan memecat pejabat-pejabat pubik yang korup. Selain itu, Islam juga mendorong pembangunan pendidikan dan kesehatan sebagai sumber produktivitas untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Nabi Muhammad SAW meminta tebusan bagi tawanan perang dengan mengajarkan baca tulis kepada masyarakat. Nabi Muhammad juga menyuruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan memerintahkan agar orang sakit dikarantina hingga sembuh untuk mencegah penyebaran penyakit.

(10)

memberikan kepada orang lain yang siap mengolah-nya. Dengan penerapan zakat, maka tidak akan ada konsentrasi harta pada sekelompok masyarakat. Zakat juga memastikan bahwa setiap orang akan mendapat jaminan hidup minimum sehingga memiliki peluang untuk keluar dari kemiskinan. Lebih jauh lagi, untuk memastikan bahwa harta tidak hanya beredar di kalangan orang kaya saja, Islam juga sangat mendorong orang kaya untuk memberikan qard, infak, dan wakaf.

(11)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan, dll.

3.2 Saran

(12)

DAFTAR PUSTAKA

https://navalwomengineer.wordpress.com/2013/01/16/makalh-kemiskinan/ https://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan

https://kmmstksbandung.wordpress.com/2010/02/04/kemiskinan-dalam-pandangan-islam/

https://www.tongkronganislami.net/kemiskinan-dalam-perspektif-al-quran/

Referensi

Dokumen terkait

Pertama, pada ranah pendidikan seni secara informal menceritrakan sentuhan seni yang ditanamkan orang tua saya sejak saya masih dalam kandungan.. Kedua (non-formal), adalah

Untuk itu perlu dilakukan penelitian pengaruh pemberian ekstrak teh hijau (sebagai antioksidan) terhadap potensial membran sel telur ikan nila ( Oreochromis Niloticus ) yang

harus diakui bahwa pasar-pasar yang ada di Indonesia khususnya Tanjung Balai Karimun Kecamatan Karimun Kabupaten Karimun masih belom dikelola dengan baik. Seperti

Data digital citra Landsat ETM+ yang digunakan dalam penelitian bukan merupakan data baru (th 2000 – 2001), karena ada kaitannya dengan perolehan data citra

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, pengajaran remedial yang dilaksanakan oleh SMUN 5 Kendari sangat membantu kesuksesan pencapaian ketuntasan

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan guna meningkatkan kinerja kedai mie ayam coba dirasa di Desa Ganting Sidoarjo. 1) Bagi

Untuk mengetahui produksi sampah dan sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di Lingkungan IX Kelurahan Tegal Sari 1 Kecamatan Medan Area Tahun 2014, yaitu dengan

Variasi dari amplitudo terhadap offset ini disebabkan oleh adanya variasi dari koefisien refleksi sebagai akibat dari sudut gelombang datang yang bervariasi juga.. Seperti